PERANCANGAN VISUAL BRANDING “PRINCE HOUSE” CAFE DAN RESTO DI SEMARANG Marthian Koesprajoko Putra, Auria farantika Yogananti, Annas Marzuki Sulaiman Desain Komunikasi Visual, Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang (024) 3517261 E-mail:
[email protected],
[email protected]
Abstrak Prince House merupakan sebuah cafe dan restaurant yang ada di Semarang sejak tahun 2008. Perancangan Visual Branding Prince House dilakukan karena belum adanya citra merk, identitas, dan posisi segmentasi yang jelas di benak masyarakat sehingga masyarakat menjadi kurang tertarik untuk mengunjungi Prince House. Perancangan visual branding Prince House menggunakan analisa SWOT untuk mendapatkan visual brand yang sesuai dengan karakter Prince House yang ingin di munculkan. Kegiatan visual branding dilakukan dengan menciptakan identitas merk (warna, bentuk huruf, elemen grafis) dan merubah logo kemudian mengaplikasikan pada media aplikasi (properti perusahaan, media komunikasi visual). Visual branding yang dilakukan ini diharapkan dapat menciptakan citra Prince House yang mewah, nyaman, dan elegan di benak masyarakat khusunya di kota Semarang. Kata Kunci: prince house cafe and resto, visual branding, merk, citra, identitas. Abstract Prince house was a cafe and restaurant in semarang since 2008. Visual design branding prince house done because there is no brand image, identity, segmentation and position clear through to the public so that the community to be are interested less to visit prince house. Visual design branding prince house use training visual analysis to get the brands which suitable to the character in prince house who want to. Visual activities done by creating brands branding identity ( of color, the shape of letters, graphic elements ) and change the logo then apply in a media application ( property company, visual communication ) media. Branding visual done is hoped to create prince lavish house image, comfortable, and elegant through to the community especially in semarang city. . Keyword: prince house cafe and resto, branding visual, brands, image, identity
1.
PENDAHULUAN
Bisnis cafe dan restaurant merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Tak hanya sekadar sebagai area makan, tetapi banyak masyarakat yang menjadikan cafe sebagai tempat untuk berkumpul. Hal itu ditinjau dari gaya hidup masyarakat masa kini yang
cenderung senang bertatap muka, bersantai dan berbincang. Sebagai manusia yang hidup secara berdampingan, bersosialisasi sudah menjadi suatu keseharian bagi masyarakat, dan mereka membutuhkan sarana untuk mewujudkan keinginan mereka. Banyaknya cafe yang bermunculan saat ini membuat para
1
pemilik usaha cafe dan restaurant untuk berpikir lebih kreatif serta menciptakan konsep yang inovatif dan berbeda dari cafe - cafe yang lainya, mulai dari keanekaragaman menu yang di sajikan, lokasi dan tempat yang nyaman, penampilan yang modis, unik serta menarik. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pengunjung. Pada umumnya, suatu cafe ataupun restaurant haruslah memiliki nama maupun brand agar masyarakat mudah mengenalnya. Nama cafe, bentuk logo, dan aktifitas promosi yang bagus, mudah diingat dan menarik menjadi point utama untuk memberikan citra maupun image perusahaan kepada masyarakat, salah satunya dialami oleh Prince House cafe and resto.
sampingnya kompetitor.
bagi
perusahaan
2.1 Metode Pengumpulan Data Prince House cafe and resto pertama kali di rintis pada tahun 2008 oleh Bp. Bambang, segala resep masakan pada menu-menu di Prince House di buat sendiri oleh Bp.Joko. Pada awalnya Prince House cafe hanyalah sebuah restauran yang menyajikan menu-menu masakan barat saja, namun berkat kreatifitas dan inovasi dari Bp. Joko pada tahun 2009 awal Prince House cafe dan resto menjadi lebih berkembang, menu-menu lebih beragam dan lebih banyak.. Lokasi perusahaan berada pada: Prince House Jl. Letnan Jendral MT Haryono no. 678, Semarang Telp : 024 9134427 2.2 Metode Penelitian
Gambar 1: Logo Karma Kreatif
2. METODE Perancangan Visual Branding Prince House membutuhkan data dari perusahaan untuk menganalisa permasalahan yang dialami oleh perusahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif dimana penulis melakukan observasi dan wawancara langsung kepada beberapa orang baik karyawan dan pemilik Prince House. Perancangan dimulai dengan melakukan penelitian terhadap data yang telah diperoleh dari perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Strengths Weakness Opportunities and Threats (SWOT). Dimana visual brand Prince House dibandingkan dengan kompetitornya untuk melihat bagaimana imbasnya pada audience dan apa efek
SWOT Prince House : 1. Strength a. Prince House cafe and resto sangat mengutamakan kualitas, cita rasa yang terbaik dan inovatif. b. Prince House cafe and resto juga mengutamakan pelayanan dan kenyamanan yang terbaik bagi customernya. c. Prince House cafe dan resto menyajikan hidangan dengan platting yang berkelas. d. Prince House cafe dan resto menyajikan menu bervariasi dengan harga yang murah serta terjangkau untuk kalangan pelajar.
2
2. Weakness a. Identitas yang dimiliki belum dapat mencerminkan Prince House cafe dan resto. b. Banyak masyarakat yang belum mengenal Prince House cafe dan resto. c. Kurangnya pemasaran yang di lakukan oleh Prince House cafe and resto. d. Kurangnya media aplikasi yang digunakan sebagai sarana promosi maupun mencitrakan karakteristik Prince House. e. Segala properti yang di gunakan mulai dari seragam pegawai, buku menu dll belum menunjukan tentang identitas Prince House yang menunjukan kualitas terbaiknya. f. Penampilan luar pada Prince House tidak menarik. 3. Opportunities a. Gaya hidup masyarakat yang suka berkumpul, bertatap muka dengan suasana dan tempat yang nyaman merupakan suatu peluang untuk masyarakat memilih prince house sebagai pilihan untuk di kunjungi. b. Persaingan harga di pasaran dapat menjadikan prince house sebagai pilihan yang baik, karena harga yang di tawarkan tergolong lebih murah dari kompetitor serta
penampilan sajian yang tidak kalah baik. c. Prince House cafe dan restaurant yang masih belum memiliki cabang perusahaan berpotensi menjadi lebih exclusive dan di cari oleh masyarakat kota Semarang maupun Di luar kota Semarang. 4.Threats a. Kompetitor yang semakin banyak bermunculan dengan menggunakan konsep yang sama dan lebih bergaya dibanding dengan Prince House. b. Kompetitor lebih dikenal Masyarakat (Awarness), dan memiliki pangsa pasar yang lebih luas di banding Prince House. c. Secara keseluruhan visual brand yang digunakan oleh kompetitor lebih mengena di benak konsumen, sehingga konsumen langsung mengenalinya.
SWOT D’Bims cafe dan resto : 1. Strength a. D’Bims cafe sudah cukup dikenal dan familiar di masyarakat khususnya anak muda di Semarang. b. D’Bims cafe sudah memiliki anak cabang. c. Secara penampilan D’bims lebih modis, bergaya dan menarik.
3
d. Memiliki banyak media aplikasi yang digunakan sebagai identitas. e. Target pasar yang dituju sudah sesuai yaitu remaja, anak muda. 2. Weakness a. Pegawai belum berseragam sehingga mengurangi estetika D’bims cafe dan resto. b. Sajian menu dan hidangannya kurang menarik. c. Tidak memiliki seorang chef. 3. Opportunities a. Lokasi D’bims pusat yang berada di lingkungan kampus menjadikan D’bims berpeluang untuk dikunjungi banyak para pelajar yang mayoritas remaja, dan anak-anak muda sesuai dengan target pasar D’bims. b. Dengan memiliki anak cabang menjadikan pangsa pasar D’bims lebih luas dan lebih dikenal juga oleh masyarakat (awareness). 4.Threats a. Kompetitor semakin banyak bermunculan. b. Konsep, penampilan serta brand yang di miliki kompetitor lebih menarik. c. Promosi merupakan sarana memperluas pangsa pasar yang sangat kompetitif pada persaingan pasar dunia
usaha cafe dan kuliner serupa Tabel 1: Matriks SWOT Prince House Prince House cafe dan resto
Opportuni ties
Threats
1. Gaya hidup masyar akat yang suka berku mpul, bertata p muka dengan suasan a dan tempat yang nyama n merup akan suatu peluan g untuk masyar akat memili h prince house sebaga i pilihan untuk di kunjun gi. 2. Persain gan harga di pasara n dapat menjad
1. Komp etitor yang semaki n banya k bermu nculan denga n mengg unaka n konsep yang sama dan lebih bergay a diband ing denga n Prince House. 2. Komp etitor lebih dikena l Masya rakat (Awar ness), dan memili ki pangsa pasar yang lebih luas di
4
ikan prince house sebaga i 3. pilihan yang baik, karena harga yang di tawark an tergolo ng lebih murah dari kompe titor serta penam pilan sajian yang tidak kalah baik. 3. Prince House 1) cafe dan restaur ant yang masih belum memili ki cabang perusa haan berpot ensi menjad i lebih exclusi ve dan di cari oleh masyar akat
bandin g Prince House. Secara keselu ruhan visual brand yang diguna kan oleh kompe titor lebih menge na di benak konsu men, sehing ga konsu men langsu ng menge naliny a.
kota Semar ang maupu n Di luar kota Semar ang. 1)
Strength
S-O Stratiegies
1. Prince House cafe and resto sangat menguta makan kualitas, cita rasa yang terbaik dan hygienis dengan resep – resep andalan chef Bamban g. 2. Prince House cafe and resto juga menguta makan pelayan an dan kenyam anan yang terbaik bagi custome rnya. 3. Prince House
1. Mencip
S-T Strategies
1. Melak takan ukan penamp promo ilan si dan dengan meng kesan emasn mewah ya dan secara exclusi menar ve ik sebagai agar citra muda perusah h di aan. terima (S1,O3) , 1) Memunc diinga ulkan t, dan kesan memb kenyama uat nan, calon kesatuan, konsu dan men tampilan tertari yang k.(S4, menarik T1) pada 1) Penamp setiap ilan media yang aplikasi menarik yang dan akan sesuai digunaka meliputi n.(S2,O1) warna, logo dan sebagai nya dapat
5
cafe dan resto menyaji kan hidanga n dengan platting yang berkelas . 4. Prince House cafe dan resto menyaji kan menu bervaria si dengan harga yang murah serta terjangk au untuk kalanga n pelajar.
menjadi ciri khas tersendi ri bagi prince House.( S2,T3)
1)
Weakness
W-O Strategies
W-T Strategies
1. Identitas yang di miliki belum mencer minkan Prince House cafe dan resto 2. Banyak masyara kat yang belum mengen al Prince House cafe dan resto.
1. Memb
1. Meng
uat iklan promos i yang tepat untuk mening kataka n awaren ess masyar akat terhada p prince House. (W2,O
aplika sikan Brand Princ e house pada setiap media aplika si utama agar meng ena dan menja di
3. Kurangn ya pemasar an yang di lakukan oleh Prince House cafe and resto. 4. Kurangn ya media aplikasi yang digunak an sebagai sarana promosi maupun mencitra kan karakter istik Prince House. 5. Segala properti yang di gunakan mulai dari seragam pegawai , buku menu dll belum menunju kan tentang identitas Prince House yang menunju kan kualitas terbaikn ya. 6. Penampi lan luar
3) 1) Membr anding segala propert i maupu n media aplikas i yang diguna kan untuk menun jang identit as Prince House dengan meman faatkan sensasi gaya hidup masyar akat yang suka dengan suasan a nyama n dan elegan .(W5, O1)
suatu kesat uan perus ahaan sebag ai visual brand ing Princ e Hous e agar dapat di kenal di benak konsu men.( W4,T 3) 2. Menc iptaka n identi tas princ e house yang baik dan sesuai agar masy arakat juga meng etahui tentan g princ e house .(W1, T3) 1)
6
pada Prince House tidak menarik. 1)
2.3 Perancangan Berdasarkan hasil SWOT di atas, maka strategi yang digunakan adalah : 1. Menciptakan identitas brand prince house yang baik dan sesuai agar masyarakat juga mengetahui tentang prince house. 2. Identitas brand yang menarik dan sesuai meliputi warna, logo dan sebagainya dapat menjadi ciri khas tersendiri bagi prince House. 3. Mengaplikasikan Brand Prince house pada setiap media aplikasi utama agar mengena dan menjadi suatu kesatuan perusahaan sebagai visual branding Prince House agar dapat di kenal di benak konsumen. Tujuan dari visual branding ini adalah untuk membuat identitas brand Prince House cafe dan resto serta memperbaiki image secara visual yang lebih menarik, simple, terlihat mewah, dan lebih serius untuk di komunikasikan kepada masyarakat kota Semarang, sehingga masyarakat mengetahui keberadaan Prince House yang tidak kalah dengan cafe dan restaurant yang lainnya. 1. Strategi Perancangan Strategi perancangan merupakan keputusan desain yang diambil untuk mencapai tujuan perancangan. Adapun bagian yang terdapat dalam strategi perancangan ini, yaitu: a. Bentuk Visual Konsep desain logo prince house akan di buat ulang sesuai dengan karakter
Prince House yang menggambarkan kesatuan dan timbal balik antara Prince House dan customer nya. Susunan huruf rapi dan rata tengah dengan garis melengkung yang mengesankan seperti lingkaran yang dapat diartikan sebuah tempat, piring, wadah bagi customer Prince House. b. Warna Warna yang digunakan adalah dominasi warna merah dan putih yang mengandung unsur masa muda, bersih, damai, simple, gairah, kuat, energy, api, cinta, roman, harapan, kegembiraan, modern, simple, mewah, dan elegan. Warna background menggunakan warna Putih untuk menunjukan kebersihan, damai, nyaman, simple, elegan, exclusive yang akan menjadi citra maupun image bagi Prince House cafe and resto. c. Tipe Huruf Pemilihan typografi menggunakan font yang simetris mudah dibaca dan berkesan mewah yaitu Optimus Princeps yang diterapkan pada penulisan nama Prince House pada logonya. 2. Kriteria Perancangan a. Kriteria Umum Kriteria umum visual branding Prince House cafe and resto nantinya dapat menciptakan kesan kesatuan, kenyamanan, serta keharmonisan pada Prince House sehingga lebih baik dan dapat menarik perhatian masyarakat juga membuat calon konsumennya lebih merasa nyaman serta elegan. b. Kriteria Khusus Kriteria khusus pada visual branding Prince House yaitu membuat Prince House cafe and resto memiliki positioning serta brand yang kuat dan dapat menunjukan karakter Prince House yang berkelas, elegan dan berbeda dari kompetitornya. 3. Rencana Aplikasi a. Logo
7
b. Plikasi brand property Seragam, apron, piring, gelas, cangkir, mangkuk, coaster, nomor meja, nota, buku menu, plate mat, kain serbet. c. Aplikasi komunikasi Kartu nama, poster, X-banner d. Graphic standart manual 3. HASIL PENELITIAN Perancangan visual branding ini adalah untuk, memberikan image brand, citra , meningkatkan awareness, dan memperluas pangsa pasar Prince House cafe and resto. Perancangan visual branding Prince House cafe and resto, meliputi redisain logo lama, mengaplikasikan pada media serta promosi yang dapat memberikan image mewah, kenyamanan, jiwa muda, kasih sayang, sederhana, lebih dewasa, kebahagiaan, simple, dan modern. Tidak seperti yang sebelumnya yang terkesan kurang serius dan kekanakkanakan, dan hal itu diharapkan dapat menjadikan masyarakat lebih tertarik dan memilih Prince House dari pada kompetitornya. 3.1 Studi Visual a. Typografi Jenis Tulisan memiliki kepribadian dan menunjukan fungsi tertentu. Penggunaan yang konsisten dari jenis tulisan tertentu membuat audience akan mudah mengenali logo. Tipografi dalam perancangan ini menggunakan jenis huruf Optimus princeps dari keluarga trajan dan Mixolydian tilting dari keluarga sans serif. Kedua jenis huruf ini memiliki kesan mewah, kuat, dan elegan karena memiliki bentuk yang ramping, jelas dan bergaya eropa dimana eropa terkenal dengan segala kemewahanya, dan keagungannya, hal ini dapat menunjukan image dari Prince House kepada target audiencenya. b.
Warna yang dipilih membangun perhatian dari audience dengan logo. Warna dasar utama adalah merah yang didukung dengan putih apabila logo berada pada background gelap dan sebaliknya, dalam pemilihan warna ini menggunakan warna khusus yaitu pantone colour. Warna merah yang di pakai melambangkan Perayaan, kekayaan, nasib baik (Cina), suci, tulus, gairah, kuat, energy, cinta, roman, gembira, pemimpin, maskulin, tenaga, menonjol, revolusi, sosialisme. Warna Putih dikategorikan sebagai warna netral. Putih melambangkan Rendah hati, suci, netral, masa muda, bersih, cahaya, penghormatan, kebenaran, damai, simpel, harapan, lembut. c. Layout Logo utama Prince House cafe and resto merupakan logo dengan jenis Logotype yang di komposisikan secara seimbang agar nantinya dapat diterapkan pada media yang akan digunakan. 3.2 Penjaringan Ide Visual Gambar diatas merupakan ide visual perancangan branding Prince House. Logo Prince House sebelumnya terlihat tidak serius dan kekanak-kanakan, kemudian dengan tidak menghilangkan konten restaurant dan cafe yang di simbolkan yaitu peralatan makan piring, sendok, dan garpu. Logo akan di buat agar terkesan lebih rapi, tegas, serius, dan mengandung unsur kesatuan, yang dapat membuat image atau citra Prince House cafe and resto lebih elegan, mewah, modern, simple. 3.3 Pengembangan Ide bentuk Logo
Warna
8
3.7 Studi Penerapan Warna Gambar 4: pengembangan bentuk logo
3.4 Sintesis
Gambar 5: Sintesis
3.5 Evaluasi
Gambar 8: Penerapan warna logo merah dan putih pada background
Gambar 6: Evaluasi Logo
3.6 Pembuatan Terpilih
Artwork
Gambar 7: Pembuatan logo terpilih
Logo
3.8 Final Artwork Penerapan Final Artwork logo Prince House cafe and resto dengan menyederhanakan bentuk dari logo sebelumnya, dimaksudkan untuk menanamkan citra dan image Prince House menjadi lebih serius sehingga terlihat lebih mewah, berkelas, modern, kuat sesuai dengan pencitraan yang ingin di munculkan Prince House cafe and resto. Warna dasar yang digunakan pada logo Prince House adalah warna merah dan putih. Penerapan logo pada media yang berwarna dasar putih maka logo menggunakan warna merah, dan sebaliknya jika warna dasar merah maka logotype akan menggunakan
9
warna putih. Penerapan logo pada background berwarna tidak akan memberikan kendala yang berarti seperti pada gambar diatas. Prince House merupakan sebuah cafe dan restoran di semarang, nama Prince House memiliki arti rumah pangeran dengan kata lain, apabila berada di Prince House maka pengunjung diharapkan akan merasa bagaikan seorang pangeran dan di jamu dengan hidangan-hidangan yang lezat, tempat yang nyaman, dan pelayanan yang terbaik dari Prince House. 4. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Visual Branding Prince House cafe and resto ini di rancang dengan harapan dapat menjadikan sebagai identitas perusahaan, positioning, memunculkan dan menanamkan image juga citra perusahaan terhadap masyarakat maupun calon konsumen dapat memperluas pangsa pasar dan menambah tingkat awareness di masyarakat. Visual Branding masih membutuhkan pengenalan serta penanaman brand pada masyarakat dan harus disesuaikan dengan media media yang sesuai dengan yang akan di komunikasikan kepada target audience sehingga kegiatan visual branding yang dilakukan itu cukup efektif. Pada media-media yang dipakai haruslah terkandung makna atau kesan dan pesan yang ingin disampaikan, dimana mediamedia yang dipakai saling menunjukan tema, image maupun citra dari produk/jasa tersebut dapat melekat kuat di benak target audience. DAFTAR PUSTAKA Alma, B. (2005). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. CV. Alfabeta. Badri, M. (2014, juni 4). Visual Branding Dalam Periklanan. Dipetik
September 23, 2014, dari Scripta Manent Verba Chiaravalle, B., & Schenck, B. F. (2007). Branding For Dummies. Indianapolis, canada: Wiley Publishing, Inc. Fadheli, C. (2013, juni 28). Definisi Tentang Kuliner. Dipetik September 23, 2014, dari Rumahreview.com: http://www.rumahreview.com/gloss ary/definisi-tentang-kuliner.html Haryanto, S. (2012, mei 28). Metode Penelitian Kualitatif. Dipetik juni 16, 2015, dari belajarpsikoligi.com: http://belajarpsikologi.com/metodepenelitian-kualitatif/ Hendroyono, H. (2012). Brand Gardener. Jakarta Selatan: Lentera Hati. Husein, U. (2000). Data Primer dan Sekunder. Dalam Metodologi Penelitian (hal. 84). Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. INFOSKY. (2008, mei 27). Dipetik january 27, 2015, dari wordpress.com: https://infosky.wordpress.com/2008 /04/11/strategi-pemasaran-4p3p/ Jefkins, F. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga. K.J, C., & Shulman, R. (1991). Membidik Pasar Indonesia. The Marketing Revolution, 375. Kartajaya, H. (2000). Positioning Differentiation Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kartajaya, H. (2004). Hermawan Kartajaya On Positioning. Dalam H. Kartajaya, Seri 9 Elemen Marketing. Jakarta: Mizan Pustaka. Kasali, R. (1995). Manajemen Periklanan. Dalam Manajemen Periklanan Cetakan Keempat. Jakarta: PT.Anem Kosong. Keller, L. (1993). How to manage brand equity. Jakarta: Gramedia Pustaka. Kotler, P. (1997). Manajemen Periklanan. Dalam Manajemen Periklanan Jilid I. Jakarta: PT. Prenhallindo.
10
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran. Dalam Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhalindo. Kusmiati, A., S, P., & Suptandar, P. (1999). Teori Desain Komunikasi Visual. jakarta: Djambatan. Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Dalam Andi, Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jogjakarta: Andi Yogya. Rustan, S. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Andi Publisher. Wijanarko, L. (2009, agustus 30). Tipografi Sebuah Ilmu Tentang Huruf. Dipetik mei 07, 2015, dari Ahli Desain: http://www.ahlidesain.com/tipograf i-sebuah-ilmu-tentang-huruf.html communicationista.wordpress.com. (2009, july 03). Dipetik juni 08, 2015, dari Wordpress.com: https://communicationista.wordp ress.com/2009/07/03/brandingstrategy/ INFOSKY. (2008, mei 27). Dipetik january 27, 2015, dari wordpress.com: https://infosky.wordpress.com/2 008/04/11/strategi-pemasaran4p3p/
11