perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
DESTINATION BRANDING KAMPUNG SATE DESA AMBAL RESMI KABUPATEN KEBUMEN SEBAGAI TUJUAN WISATA KULINER
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual
Oleh: Anindita Fitria Dewi C0705003
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2009 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Konsep karya Tugas Akhir dengan judul Destination Branding Kampung Sate Desa Ambal Resmi Kabupaten Kebumen Sebagai Tujuan Wisata Kuliner disetujui untuk dipertahankan dihadapan penguji
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Andreas Slamet W, S.Sn NIP.19751201200112
Hermansyah Muttaqin, S.Sn NIP. 19711115 200604 1 001
Mengetahui Koordinator TA,
Arief Iman Santoso, S.Sn commit to user NIP. 19790327 200501 1 002 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Konsep Karya Tugas Akhir DESTINATION BRANDING KAMPUNG SATE DESA AMBAL RESMI KABUPATEN KEBUMEN SEBAGAI TUJUAN WISATA KULINER Oleh ANINDITA FITRIA DEWI C0705003 Dinyatakan Lulus Ujian Tugas Akhir oleh Tim Penguji dalam Sidang Ujian Tugas Akhir Pada hari ___________ Tim Penguji, Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir ( Drs. Edi Wahyono H, M.Sn NIP. 19510713 198203 1 001
)
Sekretaris Sidang Ujian Tugas Akhir Drs. M.Suharto NIP.195612201986031003
(
)
Pembimbing I Tugas Akhir Andreas Slamet W, S.Sn NIP. 19751201200112
(
)
Pembimbing II Tugas Akhir Hermansyah Muttaqin, S.Sn NIP. 19711115 200604 1 001
(
)
Mengetahui,
Dekan Fakultas
Ketua Jurusan
Sastra dan Seni Rupa
Desain Komunikasi Visual
Drs.Sudarno, M.A
Drs. Edi Wahyono H, M.Sn
NIP. 19530314 198506 1 001
NIP. 19510713 198203 1 001 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dedicated to my family and everyone whose love and care about me…
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Bimbang dan hanya terus memikirkan bukan cara untuk menyelesaikan masalah” (Anindita)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb…. Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan bimbingan serta ridho yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini dengan lancar. Pada kesempatan ini pula tak lupa penulis ucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik materiil maupun spiritual kepada : 1. Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. 2. Drs. Edi Wahyono H, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual dan selaku ketua sidang. 3. Arif Iman Santoso, S.Sn selaku koordinator Tugas Akhir dan Pembimbing Akademis. 4. Andreas Slamet W, S.Sn selaku pembimbing I. 5. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku pembimbing II. 6. Bambang Purwoko, S.IP selaku staf bidang akademik jurusan Desain Komunikasi Visual. 7. Solikhin selaku Ketua Paguyuban Pedangang Sate Ambal desa Ambal Resmi Kebumen. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Konsep Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan banyak hal yang harus penulis pelajari. Oleh karena itu penulis sangat mengharap adanya saran dan kritik yang membangun dan dapat membuat lebih baik. Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun dapat member manfaat yang baik bagi siapa saja yang membaca. Wassalamu’alaikum Wr.Wb…. Sukoharjo, Oktober 2009 Penulis,
commit to user
vi
Anindita Fitria Dewi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
HALAMAN PERSTEJUAN……………………………………………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..
iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………………..
v
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………
vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………...
x
DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………….
xi
ABSTRAK…………………………………………………………………
xii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….
1
B. Perumusan Masalah…………………………………………
3
C. Tujuan ………………………………………………………
3
D. Target Market dan Target Audience………………………..
4
E. Metode Penelitian dan Perancangan………………………..
5
1. Metode Survey………………………………………….
5
2. Metode Wawancara……………………………………..
5
3. Kuisioner………………………………………………...
5
4. Kepustakaan……………………………………………..
6
KAJIAN PUSTAKA…………………………………………...
7
A. Destination Branding………………………………………..
7
B. Tinjauan tentang Pariwisata…………………………………
13
1. Arti Istilah Pariwisata……………………………………
15
2. Jenis-jenis Pariwisata…………………………………….
17
3. Wisatawan……………………………………………….
21
4. Desa Wisata……………………………………………...
22
5. Wisata Kuliner…………………………………………... commit to user C. Gambaran Umum tentang Sate………………………………
23
BAB II
vii
24
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
digilib.uns.ac.id
1. Pengertian Sate…………………………………………..
24
2. Sejarah Sate………………………………………………
24
D. Pemasaran…………………………………………………….
25
1. Promosi…………………………………………………...
26
2. Periklanan…………………………………………………
29
3. Publisitas dalam Pariwisata……………………………….
35
4. Media……………………………………………………..
36
IDENTIFIKASI DATA…………………………………………
40
A. Sekilas Kabupaten Kebumen…………………………………
40
1. Lambang dan Slogan……………………………………..
40
2. Sejarah Singkat……………………………………………
41
3. Visi dan Misi……………………………………………..
44
4. Geografis…………………………………………………
45
5. Pemerintahan……………………………………………..
46
6. Kependudukan…………………………………………...
48
7. Potensi……………………………………………………
48
8. Transportasi………………………………………………
49
B. Desa Ambal Resmi…………………………………………..
50
1. Sekilas Desa Ambal Resmi………………………………
50
2. Sejarah Sate Ambal………………………………………
53
3. Data Fisik………………………………………………..
55
C. Kompetitor…………………………………………………..
56
1. Kampung Ayam Panggang Desa Gandu Magetan………
56
2. Sentra Bebek Goreng Kartasura…………………………
57
D. Analisa Riset…………………………………………………
58
E. Analisa SWOT……………………………………………….
63
F. Positioning……………………………………………………
64
G. USP…………………………………………………………..
64
KONSEP PERANCANGAN…………………………………..
66
A. Metode Perancangan…………………………………………
66
B. Konsep Kreatif……………………………………………….
67
C. Standar Visual……………………………………………….. commit to user 1. Logo………………………………………………………
68
2. Maskot……………………………………………………
73
viii
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Slogan…………………………………………………….
73
4. Ilustrasi……………………………………………………
74
5. Warna……………………………………………………..
74
6. Tipografi…………………………………………………..
75
7. Teks……………………………………………………….
77
8. Layout…………………………………………………….
77
D. Pemilihan Media……………………………………………...
79
1. Media Luar Ruang………………………………………..
79
2. Media Elektronik…………………………………………
80
3. Media Cetak……………………………………………...
81
4. Media Lini Bawah………………………………………..
82
E. Media Placement……………………………………………...
86
F. Prediksi Biaya…………………………………………………
89
BAB V
VISUALISASI KARYA………………………………………...
92
BAB VI
PENUTUP……………………………………………………….
126
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
128
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
129
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Profil Jenis-jenis Media Utama…………………………………………….
38
Daftar Bupati Kebumen……………………………………………………
46
Analisa SWOT……………………………………………………………..
63
Prediksi Biaya……………………………………………………………...
89
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
Analisa Riset……………………………………………………………….
commit to user
xi
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkunjung ke suatu daerah tidak lengkap jika belum mencicipi makanan khas daerah tersebut. Tidak hanya menikmati hiburan pada tempat wisata, kini masyarakat mulai menggemari kegiatan wisata kuliner. Bahkan tak jarang orang rela menempuh jarak cukup jauh untuk sekedar menikmati sajian kuliner. Salah satu makanan khas daerah adalah sate. Masyarakat Indonesia mengenal beragam jenis sate dari berbagai daerah. Mulai dari sate Madura yang sangat tersohor, sate Ponorogo, sate Padang, sate sapi Semarang, sate Blora, sate kelinci, sate bebek, sate kambing, hingga sate kere dari Solo. Tapi tahukah mereka sate Ambal dari Kabupaten Kebumen? Mungkin bagi masyarakat luar daerah Kebumen agak asing dengan menu ini. Tetapi bagi penduduk asli Kebumen makanan ini begitu melekat di hati. Meski namanya sama, tapi tiap daerah memiliki ciri khas sendiri dalam mengolah daging tusuk ini. Begitu pula dengan sate Ambal, menu ini memiliki keunikan tersendiri. Daging ayam yang akan dibakar dimasak terlebih dahulu dengan cara dibacem, sehingga rasanya manis. Selain itu yang paling membedakan adalah sambal pelengkapnya menggunakan bahan dasar tempe kedelai. Disebut sate Ambal karena berasal dari desa Ambal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah sebuah desa di Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah sekitar 12Km dari pusat kota bernama Desa Ambal Resmi yang menjadi cikal-bakal sate Ambal. Penduduknya secara turun – temurun berjualan sate. Hal ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, dan sekarang makin banyak penduduk berjualan sate di rumahnya. Dahulu desa ini sepi, tak banyak orang yang melintas karena kondisi jalan dan sarana pendukung yang kurang memadai. Namun sejak dibukanya jalur alternatif Selatan antara Kab. Bantul – Kab.Cilacap yang melintasi desa ini serta dialihkannya jalur bus pariwisata dan kendaraan umum jurusan Bandung atau Jakarta ke jalur ini membuat Desa Ambal Resmi mulai ramai, kendaraan pribadi pun mulai melirik jalur ini karena mempersingkat waktu perjalanan. Ramainya jalur alternatif ini ternyata tidak membawa dampak berarti bagi omset penjualan sate Ambal. Pada waktu lebaran warung – warung sate di sana selalu dipenuhi oleh penduduk Kebumen yang tiba dari perantauan. Permintaan sate pun terbilang fantastis, bahkan di salah satu warung mampu menghabiskan lebih dari 200 ekor ayam per hari. Tapi di hari-hari biasa warung – warung sate ini sepi pengunjung. Permintaan hanya sebatas dari penduduk lokal atau instansi-instansi yang membutuhkan menu ini untuk jamuan makan. Kondisi lokasi yang masih asri dan alami seharusnya dapat menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke sana. Ditambah lokasinya yang dilewati beberapa muara pantai menambah indah pemandangan saat perjalanan. Namun nampaknya pemerintah kabupaten setempat melupakan potensi yang dimiliki desa Ambal Resmi sebagai aset wisata kuliner yang dapat melengkapi perjalanan wisatawan saat berkunjung ke Kab. Kebumen. Tak ada promosi untuk kampung sate ini, sehingga bagi masyarakat luar daerah kurang tertarik untuk mampir mencicipi hidangan ini karena kurangnya informasi. Sehingga wilayah ini seolah berlalu begitu saja ketika wisatawan melewatinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Melihat kondisi yang demikian penulis mencoba merancang konsep untuk mengenalkan Desa Ambal Resmi kepada masyarakat yang diharapkan mampu menambah khazanah wisata kuliner Kabupaten Kebumen. Penulis membuat perancangan berupa destination branding Desa Ambal Resmi sebagai Kampung Sate. Menyadari bahwa cakupan dalam destination branding sangat luas maka penulis membatasi masalah berupa perancangan material promosi untuk mendukung kegiatan destination branding tersebut sesuai bidang akademik Desain Komunikasi Visual.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana merancang promosi untuk mendukung destination branding Desa Ambal Resmi sebagai kampung sate agar dikenal? 2. Apa saja media promosi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan destination branding Desa Ambal Resmi sebagai kampung sate? 3. Bagaimana memilih penempatan media yang tepat untuk mengaplikasikan media promosi yang dibuat?
C. Tujuan
1. Merancang promosi untuk mendukung destination branding Desa Ambal Resmi sebagai kampung sate agar dikenal dengan cara menguatkan image melalui logo, icon, tagline, yang dipadukan dengan pengolahan desain sebagai sarana komunikasi visual yang tepat dan menarik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Merancang media promosi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan destination branding Desa Ambal Resmi sebagai kampung sate berupa perancangan promosi media luar ruang seperti billboard, spanduk, road sign, welcome gate, papan nama.Media elektronik seperti plasma ad dan website. Below the line media seperti merchandise dan perlengkapan warung. 3. Memilih media penempatan yang tepat untuk mengaplikasikan media promosi yang telah dibuat berupa media luar ruang, media elektronik, maupun media iklan dalam ruang.
D. Target Market dan Target Audience
1.Target Market Target market disegmentasikan berdasar : a. Demografis 1) Kelompok umur
: 20 – 40 tahun
2) Jenis Kelamin
: laki-laki dan perempuan
3) Pendidikan
: semua latar belakang pendidikan
4) Golongan
: menengah ke atas
5) Agama
: semua agama dan kepercayaan
b. Geografis Masyarakat di sekitar Kabupaten Kebumen dan wisatawan baik domestik maupun asing yang berkunjung ke Kab. Kebumen. 2.Target Audience Secara psikografis Khalayak sasaran yang dituju adalah kelompok masyarakat yang menyukai hal-hal baru (experimentalist) terutama wisata kuliner berupa sate. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Metode Penelitian & Perancangan
Dalam mengadakan penelitian dan membuat perancangan ini penulis menggunakan 4 metode, yaitu: 1. Metode Survei Pada metode ini penulis datang langsung ke lokasi, yaitu sentra sate ambal di Desa Ambal Resmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen untuk mengamati keadaan di lapangan secara langsung. 2. Metode Wawancara Wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara mendalam (in depth interview) kepada pihak-pihak terkait dalam suasana yang rormal-non formal, suasana akrab, dan pertanyaan yang penulis ajukan bersifat lentur sehingga sumber data dapat menjelaskan secara gamblang atas pertanyaan yang penulis ajukan. 3. Kuisioner Kuisioner ini diberikan pada pengunjung di lokasi serta para target market dan target audience yang menjadi sasaran untuk mengetahui data-data yang diperlukan untuk membuat perancangan ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Kepustakaan Pada metode ini penulis menggunakan sumber-sumber pustaka yang mendukung sebagai tambahan yang memperkuat hasil analisa seperti buku, forum-forum di internet serta situs resmi Pemkab Kebumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Destination Branding
Branding (pembentukan merek) merupakan suatu proses pembentukan dan pemeliharaan seperangkat atribut dan nilai-nilai produk yang saling berhubungan secara logis, tepat, khusus, serta dapat menarik konsumen. (Dick Samsurizal, 1992:15) Branding merupakan istilah umum tentang pembentukan nama merek, tanda-tanda ataupun merek dagang bagi suatu produk. Suatu merek yang berhasil adalah merek yang dapat memotivasi seorang pelanggan untuk memilih mereknya dibanding yang lain. Penetapan merek dapat mengubah persepsi pelanggan dari ketertarikan menuju kesetiaan dan pada akhirnya menjadi pendukung. Penetapan sebuah merek tidak sesederhana dengan hanya memunculkan satu logo dan satu slogan saja namun juga harus dapat menentukan persepsi pelanggannya. “Branding merupakan aktivitas menentukan citra yang ingin dibentuk dan upaya pembentukan citra tersebut melalui berbagai macam kegiatan promosi
(advertising,
publisitas,dll) maupun pembenahan fitur dan fasilitas publik (yang disesuaikan dengan citra yang ingin dibentuk).” ( Majalah MIX,2005) Seiring perkembangannya, branding memiliki banyak jenis tergantung dari topik yang diangkat. Salah satu dari jenis branding yang sekarang sedang banyak dibicarakan adalah userdestination branding. branding daerah tujuan wisata yang disebut commit dengan to istilah
perpustakaan.uns.ac.id
“Destination branding
digilib.uns.ac.id
merupakan sebuah konsep branding sebuah daerah tujuan
(destination), dapat negara ataupun daerah, tetapi kebanyakan konsep ini digunakan dalam industri pariwisata.” (Majalah BRANDNA, Juni 2008) Destination Branding berawal dari City Branding yang mulai dikenal di Eropa pada tahun 90-an. Hal ini bermula ketika mulai dikenalnya konsep selling location tempat peristirahatan musim panas di pantai Inggris dan Perancis dengan cara beriklan untuk maningkatkan jumlah turis yang berkunjung. Konsep “menjual lokasi” ini berkembang menjadi “memasarkan lokasi”. Kini konsep tersebut berkembang menjadi “destination branding”. Destination branding berarti merancang suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan target market. Lebih penting lagi, destination branding adalah mengenai bagaimana konsumen menilai terhadap suatu tempat dalam benak mereka. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya membangun kepercayaan terhadap suatu lokasi dan menghubungkan lokasi tersebut dengan asosiasi yang diinginkan. Dalam situs wikipedia.com disebutkan bahwa “Destination Branding merupakan sebuah konsep sebuah daerah tujuan (destination), bisa itu negara maupun daerah.” Namun kebanyakan, konsep ini digunakan untuk tujuan industri pariwisata. Sebagian besar program destination branding yang dilakukan hanya menyentuh bagian dasar dari branding, seperti pengembangan nama dan logo, dilanjutkan dengan iklan besar-besaran. Padahal, banyak faktor lain yang berhubungan dan menentukan keberhasilan dari destination branding yang selama ini kerap terabaikan. Terutama faktor infrastruktur yang secara tidak langsung mempengaruhi keberhasilan program ini. Seperti jalan yang masih rusak, transportasi umum, kemudahan mencari penginapan dan berbagai hal terkait lainnya.(www.wikipedia.com)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Pengertian destination branding selalu mengalami perkembangan. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya riset mengenai destination branding.” (Majalah BRANDNA, Juni 2008) Menurut Ritchie. J. R and Ritchie J. B (1998), destination brand adalah nama, simbol, logo atau bentuk grafik lainnya yang mengidentifikasi dan membedakan daerah tujuan (destination): memberi janji akan sebuah perjalanan yang tak terlupakan secara unik diasosiasikan dengan daerah tujuan tersebut; juga untuk mengkonsolidasi dan mendorong terciptanya sebuah memori menyenangkan sebagai sebuah destination experience. (Majalah BRANDNA, 2008:21) Sedangkan Cai (2002) mendefinisikan destination branding
sebagai proses seleksi
elemen campuran yang konsisten untuk mengidentifikasi dan membedakannya melalui proses pembangunan image positif dengan tujuan untuk menciptakan values daerah tujuan tersebut melalui serangkaian brand image yang dibangun untuk mengidentifikasi asosiasi yang paling relevan dan terhubung satu sama lain serta saling memperkuat brand itu sendiri. (Majalah BRANDNA, 2008:21) Kotler mengungkapkan bahwa branding dalam industri pariwisata sebagai cara mudah bagi konsumen dalam melakukan identifikasi, membangun persepsi dan nilai, menetapkan kualitas dan standar yang mudah dikelola, menigkatkan permintaan terhadap produk lokal yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat sekitar dan meningkatkan skala ekonomis.(Kotler et al,2003) Destination branding dibangun dengan menciptakan nilai daerah tujuan tersebut melalui serangkaian brand image untuk mengidentifikasi asosiasi yang paling relevan dan terhubung satu sama lain serta saling memperkuat brand itu sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam sebuah situs di internet Arief Budiman, Ketua Perhimpunan Perusahaan Periklanan Indonesia cabang Bali yang sekarang bekerja di Matamera Communication menjelaskan mengenai destination branding dan elemen pembentuknya sebagai berikut: Pengertian destination branding atau place branding seyogianya dipahami juga oleh kita secara utuh karena ia adalah sebuah strategi yang akan menghabiskan biaya dan waktu. Jika kurang tepat dan cermat mengeksekusinya maka kita akan kehilangan biaya dan waktu dengan sia-sia. Pijakan branding sebuah tempat atau destination branding juga dilakukan tidak hanya untuk atau melalui pariwisata saja. Dalam strategi destination branding di banyak tempat setidaknya ada enam elemen penting pembentuk destination branding atau prasyarat terciptanya destinasi yang baik. Pariwisata adalah salah satu komponennya selain people, governance, export, investment / immigration, culture and heritage. (www.google.com) Sebuah konsep destination branding, didasari oleh passion dan identitas menarik yang saling berhubungan dengan berbagai hal untuk memudahkan orang memiliki asosiasi dengan tempat tersebut. Destination branding harus memiliki kekuatan untuk mengubah presepsi dan cara pandang seseorang terhadap suatu tempat, termasuk melihat perbedaan sebuah tempat dengan tempat lainnya untuk dipilih sebagai tujuan. Ooi (2004) mengungkapkan 4 fungsi dari destination branding, yaitu: Membentuk persepsi publik terhadap tempat tersebut, mengemas tempat tersebut secara selektif dan estetik, membuat daerah atau tempat tujuan tersebut berdiri tegak di tengah persaingan pasar pariwisata global sehingga dapat bersaing dengan yang lain, dan membentuk pengalaman pariwisata. (Majalah BRANDNA, 2008:22) Clarke (2000) mengidentifikasi 6 keuntungan destination branding, yaitu: 1. Produk pariwisata masuk dalam ‘high involvment product’ , dengan branding mampu mengurangi pilihan. 2. Branding mampu mengurangi dampah intangibility. 3. Branding menunjukkan sebuah konsistensi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Branding mampu mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan mengenai liburan. 5. Branding mampu memfasilitasi segmentasi. 6. Branding membantu meningkatkan fokus dan mengintegrasikan rencana dan mendorong orang untuk bekerjasama dengan tujuan yang sama.(Majalah BRANDNA, 2008:22) Sebagai salah satu wujud brand, destination branding memiliki anatomi yang serupa dengan brand pada umumnya. Brand name yang digunakan adalah nama sebenarnya dari lokasi tersebut. Dalam melakukan destination branding setidaknya ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Mind Identity Ini adalah aspek utama dan yang paling penting karena dalam pelaksanaan destination branding pemeran utamanya adalah masyarakat itu sendiri. Apabila ingin konsep ini berhasil, maka yang pertama harus diolah adalah masyarakat. Masyarakat yang merupakan pemeran utama dalam sebuah destination branding harus mengerti dan sadar akan tujuan pelaksanaannya. 2. Behavior Identity Bila masyarakat sudah ditanamkan nilai-nilai luhur seperti ramah, suka menolong, hidup bersih, behavior identity adalah cerminan dari itu semua. Dengan masyarakat yang baik, maka segala tingkah laku dan perbuatannya pun akah berimbas baik. Hasilnya pada wilayah yang dibranding- kan tersebut akan tercipta rasa aman dan damai. 3. Visual Identity Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah mempromosikan daerah tersebut. Dalam tahapan inilah mulai dibuat logo/brand name, slogan/brand line, iklan, dll yang merupakan bentuk promosi baik above the line maupun below the line. Jadi, nantinya bila ada pengunjung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang datang karena tertarik dengan iklan yang ditawarkan, mereka tidak akan kecewa dan akan merasa betah untuk tinggal dan berinvestasi disana. Dalam industri jasa yang keberhasilannya sangat dipengaruhi harapan dan kenyataan yang dialami oleh konsumen, sebuah strategi tidaklah mudah dilaksanakan, walaupun ada standarisasi, setiap konsumen akan merasakan hal berbeda dari tiap pemberi jasa. Sama halnya dengan destination branding ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi. Morgen et.al(2002) menyebutkan tantangan terbesar destination branding adalah produk destination yang secara alami tidak terbentuk, adanya unsur politik dan terbatasnya sumber daya yang dialokasikan untuk menjalankan strategi yang telah dirancang. (Majalah BRANDNA,2008:23) Sedagkan Cai (2002) menuturkan bahwa destination branding tidak seperti product maupun service branding, ia relatif tetap sesuai dengan geografik daerah tersebut. Tantangan terbesar adalah kompleksitas pengambilan keputusan yang dihadapi pengunjung sebelum memutuskan untuk mengunjungi daerah tertentu, sebagaimana nilai intangible dan resiko alam yang ada pada daerah tersebut. (Majalah BRANDNA,2008:23) Membangun brand sebuah destination tidak dapat hanya dilakukan dalam waktu satu tahun atau bahkan lima tahun. Dibutuhkan waktu yang tidak cepat untuk membuat sebuah image yang sesuai dengan image yang ingin dibangun. Membangun image sebuah destination bukan pekerjaan yang mudah, brand experience yang dirasakan pengunjung ketika mengunjungi sebuah destination sedikit banyak akan tuirut serta dalam membangun brand image destination tersebut, walaupun brand image yang terbentuk bisa saja tidak sama dengan apa yang ingin dibentuk pengelola destination. (Majalah BRANDNA,2008:40)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Tinjauan Tentang Pariwisata
Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapat perjalanan baru. (Robinson,1976; Murphy,1985) “Pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, ditandai oleh adanya pergerakan manusia yang melakukan ziarah dan perjalanan agama lainnya.” (Prof.Dr.I Gde Pitana,Msi , Ir.Putu G.Gayatri,M.si,2005:40) Kepariwisataan di Indonesia berkembang sejak dikeluarkannya KEPRES XV/1983 dimana pada Pasal I Ayat 1 berisi tentang kebebasan memiliki visa bagi wisatawan (29 negara) yang berlaku untuk dua bulan. Pasal ini sangat berpengaruh positif bagi perkembangan industri pariwisata seperti penerbangan, perhotelan, transportasi, obyek-obyek atraksi wisata, restaurant/tempat makan, dll. Perkembangan tersebut semakin meningkat tahun demi tahun apalagi sejak tahun 1989 dicanangkan sebagai tahun sadar wisata yang dikenal dengan sapta pesonanya. Sapta pesona tersebut meliputi keamanan, ketertiban, kesejukan, keindahan, kebersihan, keramah-tamahan, dan kenangan. (Buku panduan mahasiswa, IHS Surakarta,2005) Kegiatan ini berlanjut dengan dimulainya program Visit Indonesia Year pada tahun 1991 hingga sekarang yang mempromosikan pariwisata di Indonesia. Dengan adanya program ini, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat walaupun sempat berada dalam kondisi terpuruk akibat krisis moneter tahun 1997 lalu. Program ini tak hanya bertujuan untuk mendatangkan wisatawan asing saja, namun juga wisatawan dalam negeri yang tentunya juga ingin menikmati pariwisata di negaranya sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kepariwisataan Indonesia juga diatur dalam undang-undang yaitu pada UU RI No. 9 Th 1990 dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa : 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha sarana wisata ,dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. 4. Kepariwisatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. 5. Usaha kepariwisataan adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan tujuan pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek pariwisata dan daya tariknya,usaha sarana wisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. 6. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sarana wisata. 7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. 8. Menteri pariwisata adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan. (Nyoman S. Pendit, 2006:16) Industri pariwisata adalah sesungguhnya berasal dari mancanegara yang masuk ke Indonesia pada tahun limapuluhan. Pada pengertian tourism yang dijelaskan oleh organisasi pariwisata tingkat internasional yang membahas kepariwisataan secara ilmiah sebelum WTO (World Tourism Organization), AIEST (Association of International Expert on Scientific tourism) menjelaskan bahwa :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Tourism is the some of phenomenon and relationship arising from the travel, and stay of non residence, in so far they do not lead to a permanent residence, and is not connecting with earning activities” (Drs. Frans Groemang – Penataran pimpinan BPV Tingkat nasional 1986) 1. Arti Istilah Pariwisata Di Indonesia istilah pariwisata baru dimulai pada awal tahun 1960-an. Istilah pariwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan Presiden Soekarno kepada Sri sultan Hamengku Buwono IX selaku ketua DTI (Dewan Toerisme Indonesia) di tahun 1960-an itu. Secara terpisah dua orang budayawan Indonesia waktu itu dimohon pertimbangannya, yaitu Prof.Mr.Moh. Yamin dan Prof.Dr.Prijono, yang memberi istilah pariwisata untuk mengganti istilah toerism atau travel, yang konotasinya bisa terkait dengan selera rasa pleasure, excitement, entertainment, adventure dan sejenisnya. (Nyoman S. Pendit,2006:3) “Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari: Pari (penuh, lengkap, berkeliling), Wis(man) (rumah, properti, kampung, komunitas), ata (pergi terus menerus, mengembara) yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata.” (Nyoman S.Pendit,2006:3) Ada beberapa pendapat dari berbagai pihak tentang pengertian pariwisata, antara lain sebagai berikut: a.
Institute of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatankegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk
berbagai
maksud,
termasuk
kunjungan
seharian
atau
darmawisata/ekskursi.(Nyoman S.Pendit,2006:33) b. Robert McIntosh dan Shashikant Gupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan , bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya. (Robert McIntosh & Shashikant Gupta,1980:8) c. F.W Ogilvie Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua, bahwa sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut. (Nyoman S.Pendit,2006:35) d. Prof. Hunziker dan Prof.Krapft (bapak ilmu pariwisata) Sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal atau usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh. (Hunziker,Prof.W. dan Krapft,Prof,K ,1942) e. W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia Pariwisata: perpelancongan (turisme) f. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pariwisata: yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi;
perpelancongan;
turisme. 2. Jenis-jenis Pariwisata Menurut Nyoman S.Pendit dalam bukunya “Ilmu Pariwisata” membagi jenis pariwisata dalam 15 jenis, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Wisata Budaya Perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. b. Wisata Kesehatan Perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara yang menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya. c. Wisata Olahraga Wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti Asean Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup,dll. d. Wisata Komersial Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang sifatnya komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. e. Wisata Industri Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa , atau orangorang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian. f.
Wisata Politik Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti misalnya peringatan ulang tahun suatu negara, ulang tahun perayaan 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, penobatan Ratu Inggris di London dan sebagainya dimana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan atraksi aneka warna diadakan secara megah dan meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.
g. Wisata Konvensi Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat bersidang bagi peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. h. Wisata Sosial Pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya kaum buruh, pemuda,pelajar atau mahasiswa, petani dan sebagainya. i.
Wisata Pertanian Pengorganisasian
perjalanan
yang
dilakukan
ke
proyek-proyek
pertanian,
perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayuran dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungui. j.
Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan olahraga air, lebih-lebih danau, bengawan, pantai, teluk atau laut lepas sepertui memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat taman laut denganh pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negara maritim.
k. Wisata Cagar Alam Jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. l.
Wisata Buru Banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
m. Wisata Pilgrim Jenis wisata ini dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
n. Wisata Bulan Madu Suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka. o. Wisata Petualangan Dikenal dengan Adventure Tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi (Of the beaten track) penuh binatang buas, mendaki tebing teramat terjal, terjun kedalam sungai yang sangat curam, anak-anak muda remaja “mengemudi tank-tank raksasa” bekas Perang Dunia II ke pedalaman Rusia, bungy jumping, arung jeram di sungai-sungai yang arusnya liar, masuk goa penuh misteri,dll. 3. Wisatawan Menurut R.G Soekadijo, wisatawan adalah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang didatanginya, atau dengan singkat: pengunjung, orang-orang yang mengadakan kunjungan. A Hari Karyono membagi jenis wisatawan menjadi sebagai berikut: a. Wisatawan Asing (foreign Tourist) Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan Negara dimana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau wisman. b. Domestic Foreign Tourist Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu Negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah Negara dimana ia tinggal. Misal: staf Kedutaan Belanda di Indonesia yang sedang melakukan perjalanan wisata di Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Wisatawan Domestik (Domestic Tourist) Seorang warga suatu Negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Wisatawan ini juga disebut wisatawan dalam negeri atau wisatawan nusantara (wisnu). d. Indigenous Foreign Tourist Seorang warga negara suatu negara tertentu yang karena tugas atau jabatannya berada di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. e. Transit Tourist Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu negara tertentu yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri. f.
Business Tourist Orang yang melakukan perjalanan
untuk tujuan bisnis, bukan wisata, tetapi
perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuanya yang utama selesai. Jadi wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan utama/primer yaitu bisnis telah dilakukan. 4. Desa Wisata “Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sestem pemerintahan sendiri ; kelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991) Sedangkan menurut Bintarto dalam bukunya yang berjudul “Interaksi Desa-Kota” menjelaskan arti desa dilihat dari segi geografis adalah “Desa merupakan hasil perpaduan kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya, hasil perpaduan itu adalah wujud atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur tersebut dan dalam hubungan dengan daerah-daerah lain.” (Bintarto,1983:11) Menurut UU No.9 Th 1990 tentang Kepariwisataan menegaskan bahwa wisata adalah “Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela, bersifat sementara waktu untuk menikmati obkek dan daya tarik wisata.” Berdasar pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desa wisata adalah desa sebagai hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dalam suatu unit pemusatan penduduk yang bercorak agraris yang memiliki daya tarik sebagai dareah tujuan bagi kegiatan perjalanan wisata untuk menikmati objek wisata dan daya tarik wisata. 5. Wisata Kuliner Industri pariwisata telah berkembang sangat pesat. Dari segi pilihan, kini tersedia beragam jenis wisata. Dari wisata budaya (cultural tourism), wisata kuliner (culinary tourism), wisata bencana (disaster tourism), wisata alam sampai bentuk-bentuknya yang paling baru seperti wisata ekologi (eco-tourism), wisata berobat (medical tourism), wisata pendidikan (educational tourism), bahkan wisata hantu (dark tourism). (www.wikipedia.com) Dalam situs resmi harian Bisnis Indonesia pada tanggal 12 Maret 2008 terdapat sedikit ulasan mengenai wisata kuliner yang dipaparkan oleh Bondan Winarno. Berikut ini adalah kutipan dari artikel tersebut: Balai Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) meminta pemerintah dan DPR memasukkan industri kuliner dalam draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Pariwisata. Alasannya, kata Bondan Winarno, anggota Dewan Pimpinan BPPI, agar ada tindakan serius dari pemerintah dan kalangan industri terkait untuk menjadikan industri ini sebagai potensi dan destinasi wisata nasional. "Pemerintah selama ini hanya memikirkan unsur pariwisata bendawi dan belum menempatkan kuliner sebagai bagian penting dari pariwisata, padahal kuliner itu ada di mana-mana. Setiap orang pasti perlu makan. Industri kuliner kita masih berjalan sendiri tanpa bantuan mereka." Regulasi yang mengatur soal pariwisata saat ini mengacu pada UU No 10/1990. RUU Pariwisata itu tengah digodok pemerintah bersama komisi X DPR. Menurut tokoh yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga pendiri komunitas pecinta kuliner Jalansutra itu, industri kuliner di Tanah Air memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan mancanegara karena keragaman makanan dan minuman khas yang ada di setiap daerah. Selain itu, dari sisi harga, makanan dan minuman yang ada di negeri ini lebih terjangkau dibandingkan dengan di luar negeri. "Sayangnya, selain belum dimasukkan ke dalam RUU Pariwisata, Depbudpar juga tidak memasukkan kuliner dalam promosi Visit Indonesia 2008, berbeda dari negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Singapura." Akibat tidak ada dukungan promosi dari Depbudpar, lanjut Bondan, wisatawan asal Indonesia justru lebih mengenal industri kuliner negeri jiran tersebut daripada yang ada di Indonesia. "Orang Indonesia rela jauh-jauh berwisata ke negeri tetangga karena wisata kuliner mereka." Menurut Asosiasi Pariwisata Kuliner Internasional (International Culinary Tourism Association/ICTA), wisata kuliner merupakan kegiatan makan dan minum yang unik dilakukan oleh setiap pelancong yang berwisata.
C. Gambaran Umum tentang Sate
1. Pengertian Sate Menurut wikipedia.com “Sate atau kadangkala ditulis satay atau satai adalah makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu.”(wikipedia.com) 2. Sejarah Sate “Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa sekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari Arab ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab.”(wikipedia.com) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, tetapi sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Versi Jepang disebut yakitori. Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masingmasing daerah. Hampir segala jenis daging bisa dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya.Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa sambal kecap, sambal kacang, atau yang lainnya.
D. Pemasaran
“Lembaga pemasaran terkemuka di Inggris, BCIM mendefinisikan istilah pemasaran sebagai: proses manajemen yang bertanggung jawab terhadap identifikasi, antisipasi, serta pemenuhan kebutuhan konsumen, dan dalam waktu bersamaan menciptakan keuntungan bagi perusahaan.” (Frank Jefkins,1995:4) Pemasaran merupakan tindak lanjut dari proses produksi. Dalam hal ini promosi adalah satah satu mata rantai dari pemasaran. Dapat diartikan promosi memegang peranan penting dalam pemasaran, karena dalam sebuah promosi sebuah produk dikenalkan kepada khalayak. (Philip Kotler,1985:37) Pemasaran pada hakekatnya bertumpu pada konsep pokok atas kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai dan kepuasan, pertukaran, pasar serta pemasaran dan pemasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam sebuah pemasaran ada 9 (sembilan) elemen pemasaran yang penting untuk dapat mengungguli sebuah pesaing. Sembilan elemen pemasaran itu adalah: segmentasi, targetting, positioning, differetiation, marketing mix, selling, brand, service, dan process. “Bauran pemasaran (marketing mix) atau strategi pemasaran merupakan kombinasi dari berbagai tahapan atau elemen yang diperlukan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan eksekusi atau pelaksanaan keseluruhan operasi pemasaran.” (Frank Jefkinns, 1995 :8) Bauran pemasaran memiliki konsep dasar yang dikenal dengan konsep 4P, yaitu Product, Place, Price,dan Promotion. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh E.Jeromne McCarthy dan dikembangkan oleh Philip Kotler. Dalam perkembangannya saat ini 4P tersebut ditambah menjadi berbagai P, namun semua P tersebut tidak harus digunakan seluruhnya, tetapi dapat ditambah, dikurangi, dimodifikasi sehingga sesuai dengan strategi marketing yang disusun untuk mencapai tujuan marketing yang diinginkan(Freddy Rangkuti). Bauran pemasaran untuk pariwisata digunakan konsep 10P, yaitu Product, Price, Promotion, Place, Packaging, Programmig, People Partnership, Policy, Power (Presentasi pemasaran pariwisata, 2008) 1. Promosi “Salah satu faktor yang memengaruhi permintaan produk adalah promosi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen” (Surachman S.A.,2008:179) “Promosi adalah proses komunikasi oleh pemasar yang menginformasikan, memengaruhi, dan mengingatkan kepada calon pembeli potensial akan produk-produknya dalam rangka memengruhi opnini dan tanggapan dari calon pembeli.” (Surachman S.A.,2008:182) Kata “promosi” berasal dari bahasa latin, yaitu Promovera (Promotion) yang dalam Bahasa Inggris diterjemahkan : to move forward advance, dimana terjemahan secara fungsional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sasaran promosi adalah merangsang pembelian di tempat (immediately stimulating purchase, berdasar kata tersebut pertama kali digunakan oleh Daniel Stratch. (Renald Khasali, 1995:10) Pengertian promosi yang kita gunakan disini adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix), yaitu suatu perpaduan antara periklanan, penjualan personal, dan publisitas.(Renald Khasali,1992:10-11) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, promosi adalah kegiatan komunikasi untuk menigkatkan volume penjualan dengan pameran, periklanan, demonstrasi, dan usaha lain yang bersifat persuasif. Adapun tujuan promosi adalah: a. Memajukan citra perusahaan yang bersangkutan. b. Memperbesar volume penjualan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. (Gene Reichet,1998:32) Ada dua tipe promosi, yaitu : a. Bersifat personal, merupakan upaya yang dilakukan langsung dari
penjual kepada
pembeli. b. Bersifat non personal yang mencakup pengiklanan, publisitas, desain kemasan, display pada tempat penjualan, pameran-pameran ( exhibits). Tugas-tugas pokok dalam hal mengembangkan suatu upaya promosional terdiri dari tindakan: memilih media komunikasi, dan kemudian menyatukannya ke dalam sebuah program yang efektif. Biasanya suatu perusahaan jarang sekali mengandalkan diri pada satu tipe tunggal aktivitas promosional. Kombinasi metode-metode yang digunakan dalam hal berkomunikasi dengan para pembeli dinamakan suatu ramuan promosi (Promotion Blend). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi promosi, yaitu: audiensi/sasaran, tujuan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pesan yang ingin disampaikan, saluran yang digunakan, anggaran, bauran promosi, dan pengukuran efektivitas promosi. Promosi menurut Edward L. Brink dan William T. Kelly terdiri atas upaya-upaya yang diinisiasi oleh penjual secara terkoordinasi guna membentuk saluran-saluran informasi dan persuasi guna memajukan barang atau jasa tertentu, atau penerimaan ide atau pandanganpandangan tertentu. Ada 4 macam jenis promosi yang juga dikenal dengan Promotion Mix (bauran promosi), yaitu: a.
Pengiklanan (advertising), yaitu bentuk presentasi non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta jasa-jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dapat diidentifikasi, yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut.
b.
Penjualan tatap muka (personal selling), yaitu suatu presentasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan seorang calon pembeli ( atau lebih) dengan tujuan untuk menjual produk atau jasa tertentu.
c.
Promosi penjualan (sales promotion), terdiri atas aktivitas-aktivitas pemasaran di luar penjualan tatap muka, pengiklanan serta publisitas yang menstimulasi pembelian pihak konsumen dan efektifitas penjual. Di dalamnya tercakup aktivitas-aktivitas intermiten seperti: pertandingan-pertandingan (contests), hadiah-hadiah (premiums), display, show, pameran-pameran (exhibition), demonstrasi, dan beberapa penjualan yang tiodak bersifat rutin.
d.
Publisitas atau humas (purel, public relation), merupakan stimulasi permintaan secara non personal, produki, servis, atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mencantumkan berita-berita penting tentangnya melalui radio, televisi, atau sandiwara yang tidak dibiayai oleh pihak sponsor. (Edwadr L Brink ,William T Kelly,1998:11) Banyak kampanye promosional dilaksaknakan berdasarkan landasan keempat macam
aktivitas pokok yang telah dikemukakan. Setiap sektor usaha pasti membutuhkan promosi untuk kelancaran usahanya. Oleh karenanya banyak orang beranggapan bahwa promosi memiliki peran dan fungsi yang penting. Menurut Fandy Tjiptono dalam buku “Strategi Pemasaran” secara terperinci menjelaskan tujuan utama promosi adalah: a.
Menginformasikan, dapat berupa: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Menginformasikan pasar mengenai produk 2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru suatu produk 3) Menyampaikan perubahan harga terhadap pasar 4) Menjelaskan cara kerja produk 5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan 6) Memutuskan kesan yang salah 7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli 8) Membangun citra perusahaan b.
Membujuk pelanggan sasaran untuk: 1) Membentuk pilihan merek 2) Mengalihkan pikiran ke merek lain 3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk 4) Mendorong pembeli untuk bekerja saat itu juga 5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan konsumen
c.
Mengingat, dapat terdiri atas: 1) Mengingatkan pembelian akan tempat-tempat menjual produk perusahaan 2) Mengingatkan pembelian bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat. 3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. 4) Menjaga agar ingatan pertama jatuh pada produk perusahaan.
Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang bisa mengenal produk
perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap menyukai, yakin, akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Periklanan “Merek tidak dapat dipisahkan dari iklan,demikian pula sebaliknya. Iklan tanpa merek seperti orang buta, merek tanpa iklan seperti orang tuli. Produk yang memiliki merek tidak dapat dikenal oleh masyarakat tanpa ditawarkan melalui program komunikasi yang tepat.” (Surachman S.A.,2008:209) “Iklan adalah berita pesan yang bertujuan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai tentang benda atau jasa ditawarkan.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991) “Menurut Institut Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.” (Frank Jefkins,1995:5) a.
Jenis-jenis Iklan “Secara garis besar iklan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori pokok, yakni iklan konsumen, iklan bisnis ke bisnis atau iklan antarbisnis, iklan perdagangan,iklan eceran, iklan keuangan, iklan langsung, iklan lowongan kerja.” (Frank Jefkins,1995:39) “....Jenis iklan menurut tujuannya dibagi menjadi tiga, yaitu periklanan informatif, periklanan persuasif, dan iklan pengingat….”(Surachman S.A.,2008:194)
b.
Fungsi Iklan Fungsi iklan adalah sebagai media komunikasi pemasaran, antara lain: 1) Menjadi metode promosional yang efisien karena iklan dapat menjangkau sejumlah besar orang. 2) Memungkinkan pihak yang mengiklankan untuk mengulangi pesan berulang. 3) Memberikan pengaruh baik atas citra umum perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Tujuan Periklanan 1) Menciptakan kesadaran atas nama merek. 2) Mengingatkan kembali para pembeli agar menggunakan atau membeli lagi. 3) Mengubah sikap terhadap penggunaan produk. 4) Mengubah persepsi terhadap derajat kepentingan atribut merek dengan cara mengiklankan USP. 5) Mengubah keyakinan terhadap merek. 6) Memperkuat sikap pelanggan. 7) Membangun citra korporat dan lini produk.
d.
Elemen Iklan 1) Tema Tema atau pokok pembicaraan harus diperlukan terlebih dahulu sebelum menyusun iklan. 2) Naskah iklan ( copy iklan) Naskah iklan memiliki tujuh unsur, yaitu: a) Headline “Di masa lalu, biasanya headline merupakan rangkaian kalimat atau katakata pendek, dan headline seringkali berupa slogan. Sekarang ini, headline seringkali berupa pertanyaan yang terdiri dari satu kalimat atau dua kalimat, dan ditampilkan secara menyolok bahkan hedaline ini lebih mudah dilihat daripada dibaca.”(Frank Jefkins,1995:233)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b)
digilib.uns.ac.id
Subjudul Digunakan untuk memancing pembaca dengan memperluas judul secara menggugah, karena pembaca selalu ingin tahu tentang tulisan yang dibaca.
c)
Teks iklan (bodycopy) Terdiri atas isi iklan atau kalimat utama copy atau naskah iklan yang dicetak dengan menggunakan huruf yang lebih kecil dari pada baris display yang dicetak tebal guna menonjolkan teks dan untuk mendorong orang untuk membaca.
d)
Harga “Orang biasanya sangat peka terhadap harga, dan mungkin akan dijengkelkan oleh suatu iklan yang tidak mencantumkan harga, paling tidak mencantumkan harga terendah.” (Frank Jefkins,1995:237)
e)
Nama dan Alamat Hal ini bertujuan agar pembaca dapat mengenali mereka dengan jelas. Pencantuman nama dan alamat biasanya ditulis pada akhir iklan.
f)
Kupon (kalau ada) Hal terpenting dalam penulisan kupon adalah membuat tulisan dalam kupon dengan jelas sehingga pembaca memahami apa yang diminta dan pengiklan pun dapat memberikan pelayanan secara memuaskan.
g)
Signature Slogan atau Strapline “Ini adalah baris kalimat penutup (the pay-off line), dan hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra perusahaan.” (Frank Jefkins,1995:238) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
e.
digilib.uns.ac.id
Penyusunan Anggaran Periklanan Ada empat pokok dalam merancang anggaran periklanan agar tercapai target yang diiginkan yaitu: 1) Menetapkan anggaran dasar. 2) Memperkirakan kebutuhan biaya, biaya sangat dipengaruhi oleh besarnya pasar sasaran, ukuran, durasi, frekuensi iklan. 3) Melakukan eksperimen untuk mendapatkan dampak dari program periklanan. 4) Merevisi anggaran. Dalam membuat program periklanan harus dimulai dengan mengidentifikasi pangsa pasar
dan motif pembelian, untuk itu perlu dilakukan keputusan dalam pengambilan langkah dengan menggunakan metode 5M : a. Mission (misi), tentang tujuan dan sasaran periklanan yang dituju. b. Money (uang), mengenai berapa anggaran iklan yang akan dikeluarkan. c. Message (pesan), mengenai pesan apa yang harus disampaikan dan tinjauan tanggung jawab sosial. d. Media (media), tentang media yang akan digunakan, jangkauan frekuensi yang diterima konsumen, kapan pesan akan disampaikan dan seberapa sering. e. Measurement (pengukuran), mengenai
tinjauan keberhasilan iklan, dampak iklan
terhadap penjualan, dan dampak komunikasi. Iklan adalah suatu cara untuk berpromosi barang dan jasa juga mempunyai kelemahan yaitu, iklan jarang mendapatkan feedback cepat. Sulit untuk mengukur efek iklan terhadap volume penjualan, untuk itu dalam pembuatan iklan perlu diperhatikan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal dengan AIDCA yang terdiri atas: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Attention (perhatian) Iklan harus menarik sasaran, baik pembaca, pendengar, pemirsa. Untuk itu iklan memerlukan bantuan antara lain ukuran, warna, tata letak, jenis huruf, dan naskah iklan. Perhatian yang diciptakan dapat dibentuk melalui: 1) Menggunakan headline yang mengarahkan 2) Menggunakan slogan yang mudah diingat 3) Menonjolkan atau menebalkan huruf 4) Menonjolkan selling point (keunggulan produk) pada suatu produk 5) Menggunakan huruf tebal untuk memonjolkan kata-kata yang menjual 6) Menggunakan sub-sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa paragraf b. Interest (menimbulkan minat) Setelah perhatian dapat direbut, yang harus dilakukan adalah menarik calon konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Untuk itu konsumen perlu dirangsang agar mau membaca pesan-pesan yang disampaikan dalam iklan. c. Desire (kebutuhan/keinginan) Iklan harus berhasil menggerakkan keinginan konsumen untuk memiliki atau menikmati produk yang diiklankan. d. Cogniviction (rasa percaya diri) Untuk menimbulkan rasa percaya diri pada calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang berbagai kegiatan seperti testimonial, membagikan contoh gratis,dll.
e. Action (tindakan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan harapan agar calon pembeli segera pergi membeli produk yang ditawarkan atau setidaknya menyimpan dalam ingatan mereka untuk membelinya kelak. 3. Publisitas dalam Pariwisata “Bila dikatakan secara gampang, tujuan publisitas pariwisata adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan bagi suatu daerah tujuan wisata yang dijadikan objek kunjungan.” (Nyoman S.Pendit,2006:270) Masih menurut Nyoman S.Pendit (2006), tujuan utama publisitas pariwisata adalah membangkitkan perhatian. Ini kemudian diikuti oleh informasi. Informasi ini harus dikawinkan dengan sugesti, dan sugesti + informasi = unsur utama dalam publikasi yang memanifestasikan dirinya pada konsep. Konsep-konsep inilah harus dituangkan ke dalam media, yang akhirnya dapat memberi efek. Bila diurutkan adalah sebagai berikut: perhatian perhatian + informasi informasi + sugesti perhatian + informasi+ sugesti konsep dalam media “Dalam publisitas pariwisata, alat yang efektif adalah yang dsapat memberi efek visual dan auditif yang dijelmakan dalam bentuk ilustrasi, kalimat-kalimat tercetak, dan kata-kata terucapkan, yang penjelmaannya dituangkan ke dalam media. Ilustrasi ini penting sekali artinya dalam publisitas pariwisata, karena ia memberi efek yang emosional, terbuka bagi interpretasi tiap orang yang memproyeksikan perasaan dan imajinasinya sendiri dan memberi kebebasan yang luas kepada orang yang memandangnya, menurut penglihatannya dan perasaannya sendiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara berbeda-beda. Ilustrasi dapat berupa grafik, lukisan, foto berwarna atau hitam putih, dan sebagainya tergantung harmonisasinya.”(Nyoman S.Pendit,2006:270) “Kalimat tercetak sebagai alat dalam promosi publikasi pariwisata mengutamakan keaslian dalam pengucapan ekspresi suatu cita rasa. Ia harus kuat dan mempunyai daya magnet untuk menarik, ditulis dengan perhitungan untuk dibaca orang dalam masyarakat luas yang memiliki bermacammacam mentalitas, dan dalam sifatnya harus menonjol. Kalimat-kalimat ini tidak saja menonjol dalam pengucapannya, tetapi
juga dalam bentuk, warna, gaya bahasa, dan huruf-
hurufnya.”(Nyoman S.Pendit,2006:270) 4. Media Media merupakan sarana atau alat. Pada konteks ini media yang dimaksud adalah sarana atau alat bantu dari komunikator ke komunikan. Di dalam dunia industri atau bisnis media merupakan jembatan efektif yang menghubungkan produsen dengan pasar atau konsumen, Dalam hal ini media dibagi menjadi dua, yaitu media lini atas dan media lini bawah. “Istilah above-the-line dan below-the-line itu, meskipun sering dipakai untuk membedakan pekerjaan biro iklan dan biro non iklan sebenarnya diciptakan oleh Procter & Gambler untuk memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam memasarkan produk-produknya.” (Frank Jefkins,1995:86) “Media periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesanpesan penjualan kepada para calon pembeli.” (Frank Jefkins, 1995:84) a. Media Lini Atas (above the line media) “Media lini atas adalah jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada biro iklan, contohnya adalah tayangan iklan di media cetak, televisi, radio, bioskop, billboard, dan sebagainya.”(Frank Jefkins, 1995 : 28) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Media lini atas terdiri atas : 1) Media cetak, yaitu media yang penyebarannya melalui teknik cetak, antara lain: surat kabar, tabloid, majalah, jurnal, buku, katalog, annual report, dan sebagainya. 2) Media elektronik, yaitu sebuah media yang penyelenggaraannya melalui peralatan elektronik, yang termasuk di dalamnya adalah televisi, bioskop, radio, internet. 3)
Media luar ruang, yaitu media yang sosialisasinya secara fisik berada di luar ruangan, antara lain: bollboard, baliho, mobile ad, spanduk. “Media luar ruang adalah bentuk iklan yang paling tua. Bukti-bukti penggunaannya pertama kali telah ditemukan pada reruntuhan peninggalan bangsa Yunani dan Romawi.” (Frank Jefkins,1995:130)
b.
Media Lini Bawah (below the line media) “Media lini bawah yakni jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi seperti iklan pada pameran, brosur, lembar informasi, dan sebagainya.” (Frank Jefkins,1995:29) Terdiri dari seluruh media selain yang disebutkan di atas, sebagai contoh: direct mail, promosi penjualan, sponsor, pameran, iklan di udara, point of sale display material, kalender, agenda, dan souvenir,dll. Setiap jenis media baik lini atas maupun lini bawah memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Gambaran Profil Jenis-Jenis Media Utama
Media Surat kabar
Keunggulan Fleksibilitas, ketetapan waktu, Jangka
Keterbatasan waktu
pendek,
mutu
liputan pasar lokal yang baik, reproduksi buruk, “penerusan” ke commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerimaan yang luas, sangat audiensi berikutnya kecil. dipercaya. Televisi
Menggabungkan gambar suara Biaya
absolut
tinggi,
dan gerak, merangsang indera, pengelompokan tinggi, paparan perhatian
yang
tinggi, bergerak cepat sehingga sulit
jagkauan luas.
dilihat, audiensi dipilih secara kurang baik.
Surat langsung
Audiensi
terpilih, Biaya relatif tinggi, citra “surat
flkeksibilitas,
tidak
ada sampah”
persaingan iklan dalam media yang
dipilih,
personalisasi
sama. Radio
Penggunaan
masal,
geografis
dan
pilihan Hanya penyajian suara, perhatian
demografi lebih rendah daripada televisi,
tinggi, biaya rendah.
struktur harga tidak standar, tidak ada jaminan posisi.
Majalah
Pilihan
geografis
dan Tenggang waktu atas manfaat
demografis tinggi, kredibilitas dari pembelian iklan panjang, ada dan gengsi, mutu reproduksi peredaran yang sia-sia, tidak ada tinggi, jangka waktu panjang, jaminan posisi produk. penerusan pembacaan baik. Ruang terbuka
Fleksibilitas,
pengulangan Tidak
(out door)
paparan tinggi, biaya rendah, kreativitas terbatas.
ada
pilihan
audiensi,
persaingan rendah. Halaman kuning
Liputan lokal yang unggul, Persaingan
pada buku
sangat
telepon
pesan, jangkauan luas, biaya pembelian
mudah
meneruskan waktu
rendah.
atau
tinggi,
tenggang
manfaat iklan
dari
panjang,
kreativisat terbatas.
Leaflet atau
Selektivitas
brosur
sangat
sangat
terkontrol,
tinggi, Biaya rendah namun efektivitas peluang diragukan.
interaktif, biaya relatif rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Telepon
digilib.uns.ac.id
Memiliki banyak pengguna Biaya relatif tinggi kecuali jika peluang untuk memberikan digunakan sukarelawan. sentuhan pribadi.
Internet
Selektivitas
tinggi, Media yang relatif baru dengan
kemungkinan interaktif, biaya jumlah pengguna yang rendah di rendah.
beberapa terbatas.
Sumber: Surachman S.A.,2008:201
commit to user
negara.
Jangkauan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III IDENTIFIKASI DATA
A. Sekilas Kabupaten Kebumen
1. Lambang dan Slogan Lambang Kabupaten Kebumen:
Slogan “BERIMAN” (Bersih, Indah, Aman, Nyaman) Selain lambang dan slogan, Kabupaten Kebumen juga mempunyai ikon yang khas, yaitu burung walet. Ikon ini di representasikan pada sebuah tugu di pusat kota yang disebut Tugu Lawet (walet).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sejarah Singkat Sejarah awal mulanya adanya, Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa yang ada dan dialami Mataram membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen yang masih didalam lingkup kerajaan Mataram. Di dalam Struktur kekuasaan Mataram lokasi kebumen termasuk di daerah Manca Negara Kulon ( wilayah Kademangan Karanglo ) dan masih dibawah Mataram. Berdasarkan Perda Kab. Kebumen nomor 1 tahun 1990 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten kebumen dan beberapa sumber lainnya dapat diketahui latar belakang berdirinya Kabupaten kebumen antara lain ada beberapa versi yaitu : a. Versi I Versi Pertama asal mula lahirnya Kebumen dilacak dari berdirinya Panjer. Menurut sejarahnya, Panjer berasal dari tokoh bernama Ki Bagus Bodronolo. Sewaktu Sultan Agung menyerbu ke Batavia ia membantu menjadi prajurit pengawal pangan dan kemudian diangkat menjadi senopati. Ketika Panjer dijadikan menjadi kabupaten dengan bupatinya Ki Suwarno(dari Mataram), Ki Bodronolo diangkat menjadi Ki Gede di Panjer Lembah (Panjer Roma) dengan gelar Ki Gede Panjer Roma I, Pengangakatan tersebut berkat jasanya menangkal serangan Belanda yang akan mendarat di Pantai Petanahan sedangkan anaknya Ki Kertosuto sebagai patihnya Bupati Suwarno.Demang Panjer Gunung, Adiknya Ki Hastrosuto membantu ayahnya di Panjer Roma, kemudian menyerahkan jabatannya kepada Ki Hastrosuto dan bergelar Ki Panjer Roma II. Tokoh ini sangat berjasa karena memberi tanah kepada Pangeran Bumidirja. yang terletak di utara Kelokan sungai Lukulo dan kemudian dijadikan padepokan yang amat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terkenal. Kedatangan Kyai P.Bumidirja menyebabkan kekhawatiran dan prasangka, maka dari itu beliau menyingkir ke desa Lundong sedang Ki panjer Roma II bersama Tumenggung Wongsonegoro Panjer gunung menghindar dari kejaran pihak Mataram. Ki Kertowongso dipaksa untuk taat kepada Mataram dan diserahi Penguasa dua Panjer, sebagai Ki Gede Panjer III yang kemudian bergelar Tumenggung Kolopaking I (karena berjasa memberi kelapa aking pada Sunan Amangkurat I). dari Versi I dapat disimpulkan bahwa lahirnya Kebumen mulai dari Panjer yaitu tanggal 26 Juni 1677. b. Versi II Sejarah Kabupaten Kebumen dimulai sejak Tumenggung Arung Binang I yang masa mudanya bernama JAKA SANGKRIP yang berdarah Mataram dan dititipkan pada pamannya Demang Kutawinangun. Setelah dewasa ia mencari ayahnya ke keraton Mataram. Setelah terbukti keturunan Raja ia diangkat menjadi Mantri Gladag, kemudian sampai Bupati Nayaka dengan Gelar Hanggawangsa. setelah diambil menantu oleh Patih Surakarta, diangkat menjadi Tumenggung Arung Binang I sampai dengan keturunannya yang Ke III sedangkan Arung Binang IV sampai ke VIII secara resmi menjadi Bupati Kebumen. c. Versi III Asal mula nama Kebumen adalah tokoh KYAI. PANGERAN BUMIDIRJA. Beliau adalah bangsawan ulama dari Mataram, adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Ia dikenal sebagai penasihat raja, yang berani menyampaikan apa yang benar itu benar dan apa yang salah itu salah. Ia sering memperingatkan raja bila sudah melanggar batas-batas keadilan dan kebenaran. Ia berpegang pada prinsip : agar raja adil dan bijaksana. Disamping itu ia sangat kasih dan sayang kepada rakyat kecil. Kyai P.Bumidirjo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberanikan diri memperingatkan keponakannya, Sunan Amangkurat I karena sudah melanggar paugeran keadilan dan bertindak keras dan kejam. Bahkan berkompromi dengan VOC (Belanda) dan memusuhi bangsawan ,ulama dan rakyatnya. Peringatan tersebut membuat kemarahan Sunan Amangkurat I dan direncanakan akan dibunuh, Karena menghalangi hukum qishos terhadap Kyai P. Pekik dan keluarganya (mertuanya sendiri). Untuk menghadapinya, Kyai P.Bumidirjo lebih baik pergi meloloskan diri dari kungkungan sunan Amangkurat I. Dalam perjalanan ia tidak memakai nama bangsawan , namun Kyai Bumi saja. Kyai Bumi sampai ke Panjer dan mendapat hadiah tanah di sebelah utara kelok sungai Lukulo , pada tahun 1670. Pada tahun itu juga dibangun padepokan/pondok yang kemudian dikenal dengan nama daerah Ki bumi atau Ki-BumiAn, menjadi KEBUMEN. Oleh karena itu bila lahirnya Kebumen diambil dari segi nama, maka versi Kyai Bumidirjo yang dapat dipakai dan mengingat latar belakang peristiwanya tanggal 26 Juni 1677. Berdasarkan bukti-bukti sejarah bahwa Kebumen berasal dari kata Bumi, nama sebutan bagi P. Kyai Bumidirjo , mendapat awalan Ke- dan akhiran -an yang menyatakan tempat. Hal itu berarti Kebumen mula - mula adalah tempat tinggal P.Bumidirjo. Di dalam perjalanan sejarah Indonesia pada saat dipegang Pemerintah Hindia Belanda telah terjadi pasang surut dalam pengadaan dan pelaksanaan belanja negara , keadaan demikian memuncak sampai klimaksnya sekitar tahun 1930. Salah satu perwujudan pengetatan anggaran belanja negara itu adalah penyederhanaan tata pemerintahan dengan penggabungan daerah-daerah Kabupaten (regentschaap) .Demikian pula halnya dengan Kabupaten Karanganyar dan Kebupaten Kebumen telah mengalami penggabungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjadi satu daerah Kabupaten menjadi Kabupaten Kebumen. Surat keputusan tentang penggabungan kedua daerah ini tercatat dalam lembaran negara Hindia Belanda tahun 1935 nomor 629. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka Surat Keputusan terdahulu tanggal 21 juli 1929 nomor 253 artikel nomor 121 yang berisi penetapan daerah kabupaten Kebumen dinyatakan dicabut atau tidak berlaku lagi. Ketetapan baru tersebut telah mendapat persetujuan Majelis Hindia Belanda dan Perwakilan Rakyat (Volksraad). Sebagai akibat ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka luas wilayah Kabupaten Kebumen yang baru yaitu : Kutowingun , Ambal , Karanganyar dan Kebumen. Dengan demikian Surat Keputusan Gubernur Jendral De Jonge Nomor 3 tertanggal 31 Desember 1935 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1936 dan sampai saat ini tidak berubah .Sampai sekarang Kabupaten Kebumen telah memiliki Tumenggung/Adipati/Bupati sudah sampai 30 kali. 3. Visi & Misi a. Visi : Dengan dukungan masyarakat yang agamis dan berkualitas, untuk mewujudkan perekonomian Kebumen yang mandiri dan berdaya saing tinggi. b. Misi: 1) Pengembangan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat, pendidikan, keterampilan serta profesionalisme. 2) Perwujudan demokratisasi, penyaluran aspirasi masyarakat,pemberian perlindungan hak-hak azasi manusia serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, dan dinamis. Mengedepankan prinsip good governance.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup dalam pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efektif dan efisien. 4) Pengembangan perekonomian yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, pariwisata, perdagangan, industri dan dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat serta penciptaan lapangan kerja. 5) Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah, terutama pengusaha kecil menengah dan koperasi, membangun mekanisme pasar serta mampu membuka pasar baru dan memiliki daya saing tinggi. 4. Georgafis a. Letak Geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' LS dan 109°22' - 109°50' BT. Bagian Selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian Utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.
b. Luas Wilayah Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.111,50 ha atau 1.281,11 Km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun sebagian besar merupakan dataran rendah. c. Batas Wilayah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Utara
: Kabupaten Banjarnegara
Selatan
: Samudra Hindia
Barat
: Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap
Timur
: Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo
5. Pemerintahan Terdiri atas 26 Kecamatan, yang terbagi atas sejumlah 449 Desa dan 11 Kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.877 dan Rukun Tetangga (RT) sebanyak 6.755. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen. Kabupaten Kebumen di pimpin oleh seorang bupati. Berikut adalah nama-nama yang pernah menjabat sebagai bupati Kebumen : Tabel 2 Daftar Bupati Kebumen No
Nama
Tahun
Nama Daerah
1
Panembahan Bodronolo
1642-1657
Panjer
2
Hastrosuto
1657-1677
Panjer
3
Kalapaking I
1677-1710
Panjer
4
KRT.Kalapaking II
1710-1751
Panjer
5
KRT.Kalapaking III
1751-1790
Panjer
6
KRT.Kalapaking IV
1790-1833
Panjer
7
KRT. Arungbinang IV
1833-1861
Panjer
8
KRT. Arungbinang IV
1861-1890
Kebumen
9
KRT. Arungbinang IV
1890-1908
Kebumen
10
KRT. Arungbinang IV
1908-1934
Kebumen
11
KRT. Arungbinang IV
1934-1942 commit to user
Kebumen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
R. Prawotosoedibyo S.
1942-1945
Kebumen
13
KRT. Said Prawirosastro
1945-1947
Kebumen
14
RM. Soedjono
1947-1948
Kebumen
15
R.M. Istikno Sosrobusono
1948-1951
Kebumen
16
R.M. Slamet Projorahardjo
1951-1956
Kebumen
17
R. Projosudarto
1956-1961
Kebumen
18
R. Sudarmo Sumohardjo
1961-1963
Kebumen
19
R.M. Suharjo Notoprojo
1963-1964
Kebumen
20
DRS. R. Soetarjo Kolopaking
1964-1966
Kebumen
21
R. Suyitno
1966-1968
Kebumen
22
Mashud Mertosugondo
1968-1974
Kebumen
23
R. Soepeno Soerjodiprodjo
1974-1979
Kebumen
24
Drs. H. Dadiyono Yudoprayitno
1979-1984
Kebumen
25
Drs. Iswarto
1984-1985
Kebumen
26
H. M.C. Tohir
1985-1990
Kebumen
27
H.M. Amin Soedibyo
1990-1995
Kebumen
28
H.M. Amin Soedibyo
1995-2000
Kebumen
29
Dra. Rustriningih, M.Si.
2000-2005
Kebumen
30
Dra. Rustriningsih, M.Si.
2005-2008
Kebumen
31
K. H. Nashiruddin Al Mansyur
2008-...
Kebumen
6. Kependudukan a. Jumlah penduduk
: 1.212.809 jiwa (sensus tahun 2005) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b. Jumlah penduduk laki-laki
digilib.uns.ac.id
: 612.467 jiwa
c. Jumlah penduduk perempuan : 600.342 jiwa d. Sex Ratio
: 102
e. Jumlah KK
: 293.373 KK dengan rata-rata 4 jiwa/KK
f. Kepadatan penduduk
: 947 jiwa/km²
g. Usia < 15 th
: 30,45 % atau 369.329 jiwa
h. Usia 15 – 65 th (produktif)
: 61,91 % atau 750.880 jiwa
i. Usia > 65 th
: 7,64 % atau 92.600 jiwa
Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,94%, dan paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen. 7. Potensi Potensi di Kebumen cukup beragam. Misalnya di pantai selatan ada kekayaan sarang burung walet di Gua Karangbolong, Karangduwur, dan Pasir. Tiga gua milik Pemerintah Kabupaten itu rata-rata menyumbangkan 100 kg sarang burung per tahun, senilai Rp 500 juta. Bahkan tahun ini nilai jualnya Rp 787 juta. Selain itu masih ada potensi pariwisata baik wisata alam/gua, pantai, maupun waduk yakni Gua Jatijajar, Gua Petruk, Pantai Ayah, Pantai Pedalen, Pantai Karangbolong, Pantai Pasir, Arung Jeram Padegolan, Pantai Tanjung Bata, Pantai Menganti, Waduk Sempor, Waduk Wadaslintang, Air Hangat Krakal, dan Pantai Petanahan. Objek baru yang mulai diminati adalah benteng pertahanan militer Van der Wicjk di Gombong. Namun yang paling besarkontribusinya ke kas daerah adalah Gua Jatijajar dan Pantai Pedalen di Kecamatan Ayah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kebumen memiliki potensi kerajinan anyaman pandan di Desa Grenggeng, konfeksi di Desa Roworejo, peci di Desa Bandung, dan keset dari sabut kelapa di Buluspesantren. Selain itu yang tak kalah terkenal adalah kerajinan genting soka di Kecamatan Pejagoan, Sruweng, Petanahan, dan Adimulyo. Industri makanan di daerah pantai selatan. Misalnya emping melinjo, gula merah, dan makanan ringan seperti lanting Karanganyar, sale pisang, dan keripik ketela yang memiliki bahan mentah cukup banyak. Kualitas emping melinjo Kebumen diakui bagus karena banyak dipasok ke kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Di Ambal masih ada makanan khas sate ayam dengan sambal tempe, dan di Petanahan ada soto ayam kampung yang khas pula. Terkait dengan industri jasa rumah makan dan hotel, sebagai salah satu ukuran tingkat pelayanan dan fasilitas daerah, sebenarnya berkembang lumayan. Misalnya jumlah rumah makan di sepanjang jalan raya jalur selatan tiap tahun bertambah. Hotel juga bertambah. Namun belum ada hotel kelas berbintang di Kebumen. Paling banyak hotel kelas melati, seperti di Gombong dan Karanganyar. Selama ini memang menjadi kendala bagi Kebumen karena sebagai daerah wisata masih sulit menjaring turis mancanegara. Itu semua menjadi tantangan bagi investor untuk melengkapi infrastruktur menuju ke otonomi daerah yang mandiri. 8. Transportasi Kebumen berada di jalur lintas selatan Pulau Jawa. Angkutan umum antarkota dilayani oleh bus dan kereta api. Stasiun Kebumen adalah yang terbesar, di samping stasiun kecil lainnya seperti Prembun, Karanganyar, Soka, Kutowinangun, dan Gombong. Di antara kereta api yang melintasi Kebumen adalah Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta Pasar Senen-Yogyakarta), commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng), Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Kutojaya (Kutoarjo-Jakarta).
B. Desa Ambal Resmi
1. Sekilas Desa Ambal Resmi Desa Ambal Resmi terletak di Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Letaknya sekitar 11Km ke arah Selatan dari pusat kota. Desa ini berada di jalur alternatif Salatan santara Kabupaten Bantul – Kabupaten Cilacap yang oleh masyarakat sekitar dikenal dengan Jalur Daendles. Batas wilayah sebelah Selatan adalah Samudera Hindia, sedangkan sebelas Utara adalah Pegunungan Merapi. Berpenduduk 3.500 KK yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai pedagang sate. Selain itu, banyak pula warga yang bekerja sebagai petani melinjo (daerah ini juga dikenal sebagai penghasil emping melinjo), pembuat gula jawa, dan sebagian lagi bercocok tanam sebagai petani semangka dan palawija. Desa ini seberannya adalah wilayah yang sangat subur, hal ini terbukti dari hasil panen yang selalu melimpah. Tidak hanya menanam padi, warga juga menanam palawija dan buah secara bergiliran. Selain itu kemakmuran warga juga nampak pada hewan sapi yang ada di hampir setiap halaman rumah para warganya. Namun pada jaman dahulu desa ini cukup rawan kejahatan, baik menimpa warga sekitar maupun orang yang sedang melintas. Oleh karena itu daerah ini sangat sepi. Apalagi jika sudah menjelang malam, karena orang-orang takut untuk melintas karena sering terjadi tindakan kejahatan seperti pemalakan dan penodongan. Warga sekitar pun tak luput dari aksi kejahatan karena sering ada hewan ternak yang hilang dicuri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seiring perkembangan jaman dan dibukanya jalur alternatif Selatan, keadaan mulai berubah. Tindakan kejahatan berangsur-angsur hilang terutama yang menimpa pengguna jalan. Kondisi jalan pun sudah mulai diperbaiki walaupun di beberapa titik masih kurang nyaman untuk dilewati, kurangnya penerangan jalan juga menyebabkan kenyamanan sedikit terganggu terutama jika lewat pada malam hari. Pembukaan jalur alternatif tersebut ternyata membawa dampak yang cukup baik. Sekarang desa ini mulai ramai karena kendaraan pribadi maupun angkutan umum seperti bus pariwisata dan travel yang akan menuju Jakarta memilih untuk melewati jalur ini. Selain kondisi jalan yang lurus dan tanpa hambatan yang mempercepat waktu dan jarak tempuh. Jika melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Yogjakarta melewati jalur ini, maka akan menghemat 25-35 Km dan waktu sekitar 1 jam karena tidak perlu melewati kota-kota yang padat lalu lintasnya. Selain itu, kendaraan pun dapat dipacu hingga 120-140 Km/jam karena kondisi jalan yang halus dan lurus. Kondisi alam yang masih asri juga menambah daya tarik sendiri bagi pengguna jalan yang ingin sekaligus refreshing. Di bebepara titik pengguna jalan akan melewati jembatan-jembatan yang merupakan muara sungai dengan pemandangan laut lepas, suatu keunikan tersendiri yang tidak didapat di daerah lain. Selain itu di sisi kiri dan kanan jalan masih banyak terdapat lahan persawahan yang ditanami padi, palawija seperti jagung dan kacang tanah, hingga sayuran dan buah-buahan. Sungguh potensi yang sang sangat baik jika dapat mengembangkannya. Hal yang paling khas di desa ini adalah sate ayam. Begitu masuk di daerah Ambal, akan dijumpai puluhan penjual sate ayam, yang selalu menuliskan "KHAS AMBAL". Sepintas, sate ini tak beda dengan sate ayam biasa. Tapi begitu daging menyentuh lidah, segera terasa bedanya. Tanpa diolesi bumbu, daging-daging yang tergiling di sela-sela gigi sudah terasa manis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menggilingnya juga tak perlu dengan susah payah, karena rasanya sangat empuk. Satu tusuk sate, biasanya terdiri dari empat potong, tiga berisi daging dan satu kerat lagi adalah kulit ayam. Bila kita memesan satu porsi tanpa embel-embel khusus, penjual akan menyuguhi kita dengan sate daging ayam plus sate ati. Ampela tidak disertakan. Hal yang membuat lidah benar-benar bergoyang adalah bumbunya. Menggunakan bahan baku kedelai, rasa bumbu ini sangat gurih. Berbeda dengan bumbu sate ayam yang umumnya manis. Namun begitu dipadu dengan sate yang terasa manis, paduan gurih dan manis ini menimbulkan sensasi sendiri di mulut. Banyak sekali warga di sepanjang jalan utama desa ini yang berjualan sate ayam dengan citarasa yang sangat khas dirumahnya. Sate Ayam buatan masyarakat Desa Ambal Resmi, selain cita rasanya yang khas juga unik karena bumbunya menggunakan campuran tempe kedelai. Karena yang membuat masyarakat Ambal secara turuntemurun maka sate ayam ini populer dengan sebutan Sate Ambal. Berkat kekhasan dan keunikan itulah tidak kepalang tanggung pada saat kunjungan kerja Presiden Megawati Soekarnoputri ke Kab. Kebumen, salah satu menu utamanya adalah sate ayam Ambal. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto (sekarang Mendagri) pun menyempatkan diri berkunjung ke salah seorang pedagang sate ayam langsung di Desa Ambal Resmi untuk bersantap di tempat itu. Tidak sedikit pejabat yang singgah ke warung-warung sate ayam Ambal di Desa Ambal Resmi ini. Akibat banyaknya pedagang sate ayam di sepanjang jalan tersebut, aroma asap pembakaran daging ayam yang menggugah selera mudah tercium bagi mereka yang melintas Desa Ambal. Papan-papan nama warung sate Ambal juga banyak terpampang di tepian jalan sehingga menjadi semacam penanda bahwa Ambal merupakan “desa sate”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tidak seperti sate Madura atau satai Ponorogo yang bumbunya ditaburkan di atas sate, bumbu tempe kedelai pada sate Ambal ditempatkan dalam mangkuk terpisah sehingga mereka yang menyantap sate ayam Ambal dapat menikmati cita rasa bumbu-bumbu pada daging ayam bakar tersebut. Dalam sehari setiap pedagang biasanya dapat memotong sekitar 30-40 ekor ayam. Setiap ekor ayam berbobot 2-3kg menghasilkan 150 tusuk. Konsumen sate Ambal berasal dari berbagai daerah, terutama di seputar Kebumen. Bahkan, banyak instansi dan masyarakat yang memesan Sate Ambal untuk keperluan jamuan resepsi, santapan rapat, dan lain-lain. Ketika hari raya atau musim liburan banyak diparkir mobil-mobil bernomor polisi luar daerah seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Para pengendara dari Yogyakarta-Jakarta atau sebaliknya yang memilih jalur selatan yang sepi menyempatkan berhenti untuk sekadar melepas lelah. Dengan didukung dengan sikap khas masyarakat pedesaan yang ramah, menjadikan pengujung bertambah betah. Meskipun sate ayam Ambal dengan keunikan dan cita rasanya yang khas telah melewati sejarah panjang agaknya masyarakat Desa Ambal sendiri belum banyak yang berniat mengembangkannya di luar daerah (hanya ada beberapa daerah di Jalan lintas selatan di dekat Pasar Tlogo Mirit, Pasar Bendo dan Pasar Kutowinangun Kab Kebumen). 2. Sejarah Sate Ambal Berbicara sejarah sate ambal tentunya tak lepas dari sejarah Desa Ambal itu sendiri. Dahulu pada jaman Kerajaan Mataram desa ini adalah sebuah kabupaten. Pada suatu hari, anakanak ksatria Desa Ambal diutus oleh Sultan Agung untuk menebas berandalan dari Alas Urut Sewu. Setelah berhasil ia diangkat menjadi Bupati Ambal, karena pemerintah tidak membuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kota administrasi akhirnya bergabung ikut Kabupaten Kebumen. Setelah itu Desa Ambal berubah menjadi Desa Ambal Resmi (Desa Ambal yang sudah resmi). Sejak jaman dahulu buyut dari punggawa Kerajaan Mataram yang tinggal di desa ini sudah memiliki budaya memasak sate ambal(sate ayam), sate kambing, sayur lodeh, dan gudeg. Namun seiring perkembagan jaman, yang tersisa hanyalah sate ambal yang tidak dapat ditiru oleh daerah lain. Sedangkan makanan yang lain ikut hijrah ke Yogjakarta dan Surakarta. Disebut sate ambal karena sate ini berasal dari daerah Ambal. Pada sekitar tahun 1893 ada seorang Demung tentara P. Diponegoro yang bernama Sabar Wiryo Taruno. Beliau inilah yang pertama kali berjualan sate ambal. Namun pada waktu itu karena kondisi wilayah yang masih sepi dan berupa hutan, ia berjualan secara keliling dengan angkring pikulan. Wilayah tempat menjajakan sate tidak hanya di sekitar desa, tapi juga sampai ke kota. Baru pada tahun 1987 para keturunan trah Wiryo Taruno memulai berjualan di rumah mereka. Kian hari jumlah pedangan semakin banyak, mereka adalah para keturunan dari Wiryo Taruno. Saat ini para pedagang menjual sate dengan membuka warung dirumahnya, mulai dari warung kecil hingga warung yang berkapasitas 50 orang. Namun jika ingin menjumpai penjual yang menggunakan angkring pikulan, dapat menjumpainya di depan Pasar Kutowinangun. Kekhasan sate ini terletak pada cara membuat dan bumbu pelengkapnya. Sebelum dibakar, daging ayam yang sudah ditusuki direndam ke dalam bumbu rempah-rempah yang dicampur dengan gula jawa selama 1 jam agar bumbu meresap, setelah itu sate dibakar. Sate Ambal tidak menggunakan kecap sebagai pemanis, tetapi menggunakan gula jawa. Bumbu pelengkapnya pun unik, yaitu berbahan dasar tempe kedelai. Cara penyajiannya pun tak seperti sate pada umumnya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sate diletakkan di sebuah piring, sedangkan bumbu dan ketupat ditaruh di wadah yang berlainan pula. 3. Data Fisik a.
Alamat
:Desa Ambal Resmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
b. Jumlah pedagang
:40 orang (jika musiman mencapai ratusan, namun tidak membuka warung)
c. Harga
: 10 tusuk Rp 8.000,-
d. Jumlah per porsi
: 25 tusuk
e. Rata-rata penjualan
: hari biasa 30 – 40 ekor / warung/hari hari raya/libur 150 ekor / warung/hari
f. Ayam yang digunakan: ayam kampung dan ayam ras dengan bobot @ 2-3 kg g. Suplier ayam
: Jogja dan Muntilan
h. Hasil 1 ekor ayam
: 150 tusuk
i. Jam buka
: setiap hari pukul 06.00 – 21.00 WIB
j. Promosi
: belum pernah
k. Peghargaan
: 1997 “Simposium Internasional Makanan Ala Tempe” di Bali
dan mendapat dana pembinaan sebesar 23 Juta. l. Lain-lain
: mengikuti pameran produk se Jawa Tengah tiap tahun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kompetitor
1. Kampung Ayam Panggang Desa Gandu Magetan Bersentra di Desa Gandu, Karangrejo, 20 kilometer arah timur Kota Magetan, menyajikan hidangan ayam panggang yang dimasak dan diproses secara tradisional. Menu tersedia dengan sajian citarasa khas ala kampung dengan harga yang relatif terjangkau. Rumah makan ayam panggang Bu Setu Jalan Cokroaminoto 165 misalnya. Merupakan satu di antara banyaknya penjual ayam panggang khas Desa Gandu. Di rumah makan yang buka mulai pukul 07.30 hingga 21.30 WIB itu, pembeli dapat menikmati ayam kampung panggang dengan variatif pilihan menu. Pembeli dapat makan sambil lesehan di dalam rumah sang pemilik rumah makan. Seakan menikmati makan bersama keluarga di rumah sendiri. Belum lagi bagi pembeli yang makan di teras rumah, seakan terbuai dengan sepoi angin dari pohon bambu di sekitar rumah-rumah di kampung tersebut. Keunikan lainnya adalah pembeli dapat melihat ayam-ayam kampung masih dalam kandangnya, serta proses proses pemotongan, hingga pemanggangannya dari kayu bakar di beberapa tungku yang ada di dapur belakang rumah. Semua serba tradisional didukung pesona aroma khas perkampungan sebuah pedesaan. Untuk sajian menu rumah makan Bu Setu menyediakan dua pilihan, bumbu rujak pedas dan bumbu bawang gurih. Setiap satu porsi ayam panggang tersaji lengkap dengan sambal, urapurapan dan lalapan. Data fisik mengenai kampung ayam panggang ini adalah: a. Alamat
: Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Jumlah pedagang
: 14 orang dengan system warung lesehan
c. Rata-rata penjualan
: hari biasa 100 ekor/hari/warung hari libur mencapai 500 ekor/hari/warung
d. Harga
: Rp 30.000,- / ekor
e. Jam buka
: setiap hari pukul 07.30 – 21.30 WIB
f. Promosi
: belum pernah
2. Sentra Bebek Goreng Kartasura Di daerah Kartasura sudah sejak lama terkenal dengan sentra penjual makanan bebek goreng. Walaupun letaknya cukup jauh dari pusat kota tak menghalangi 15 pedagang untuk terus melestarikan warung-warung tersebut. Namun sayangnya, di beberapa warung turut menjajakan ayam goreng, sehingga mengurangi citra wilayah tersebut sebagai sentra bebek goreng. Data fisik sentra bebek goreng Kartasura adalah sebagai berikut: a. Alamat
: Kartasura
b. Jumlah pedagang
: 15 warung modern
d. Harga
: Rp 15.000,- / porsi
e. Jam buka
: setiap hari pukul 10.00 – 21.00 WIB
f. Promosi
: hanya berupa banner papan nama yang disponsori oleh produk
minuman, tapi tidak semua warung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Analisa Riiset Daari riset yan ng telah dilakukan paada tanggal 9-10 Mei 2009 2 kepadaa konsumenn dan masyarakkat yang men njadi target market m dan target t audiennce, dapat diisimpulkan sebagai s berikkut:
1. 40% masyarakat taahu akan Deesa Ambal Resmi.
60 50 40 Tahu
30
Tidak Tahu
20 10 0
2. 30% reesponden peernah menguunjungi Desaa Ambal Ressmi. 70 60 50 40 30 20 10 0
Pernah
Belum pernah
3. 20% reesponden peernah menguunjungi Desaa Ambal lebiih dari lima kali. 50 40
Pertama kali
30 20
Kurang dari 5 ka ali
10 Lebih dari 5 kalii
0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. 40% reesponden meengetahui lookasi dari sauudara / temann. 50
Tem man atau Saudarra
40 Kebetulan lewat
30 20
Tah hu sendiri
10 0
Laiinnya
5. 80% reesponden biaasanya datanng bersama keluarga. k 80 70 60 50
Teman
40
Keluarga
30 20
Pasangan
10 0
6. 80% reesponden meengaku inginn datang kem mbali setelahh kunjungan pertama.
80 70 60 50 40 30
Ya Tidak
20 10 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. 75% reesponden daatang ke temppat ini saat pulang kamppung. 80 70 60
Jam makan m siang
50 40
Libura an
30
Kebetulan lewat
20
Pulang g kampung
10 0
8. 50% reesponden biaasanya makaan ditempat sekaligus membawa m pullang.
50 40 Makan dii tempat
30 Dibawa pulang p
20 10
Makan & dibawa pulang
0
9. 75% reesponden meengatakan bahwa keunikkan sate ambbal ada pada bumbu/rasaanya. 80 70 60 50
Rasa/bumbu u
40
Penyajian
30 20
Lainnya
10 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wisata. 10.55% responden beerpendapat bahwa lokasi ini berpoteensi untuk dijjadikan pariw 60 50 40 30 20
Ya Tidak Ragu-ragu
10 0
11.60% responden r mengatakan m a objek meenarik disekiitar Desa Am ada mbal. 60 50 40
Ada
30
Tidak ada
20
Tidak tahu
10 0
12.25% responden r peernah merekkomendasikaan pada teman/saudara untuk datangg.
80 70 60 50 40 30
Ya Tidak
20 10 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mbal untuk olleh-oleh ke luar kota. 13.30% responden peernah membbawa sate am
70 60 50 40 30
Pernah Tidak pernah
20 10 0
14.60% responden r seering pergi ke k Kabupatenn Kebumen
60 50 40 30 20
Ya Tidak
10 0
15.65% responden r ju uga suka berkkunjung ke daerah-daera d ah sekitar Kaabupaten Keebumen
70 60 50 40
Ya
30
Tidak
20 10 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Analisa SWOT
Kampung Sate Ambal Strength (Kekuatan)
• •
• • •
Weakness (Kelemahan)
• •
•
Kampung Ayam Sentra Bebek Panggang Desa Goreng Gandu Kartasura Cikal bakal sate • Satu-satunya • Sudah terkenal ambal sentra ayam sebagai sentra panggang di bebek goreng Jarang sekali Magetan (hampir tidak • Warungnya ada) di jual di sudah modern • Variasi rasa luar kota unik Cita rasa unik, • Tidak dijual di tidak terdapat di tempat lain daerah lain Lokasi yang masih alami Banyak objek wisata lain disekitarnya Cukup jauh daru pusat kota Sarana dan prasarana lingkungan yang kurang memadai terutama malam hari Sudah banyak yang berjualan di pusat kota
•
Cukup jauh • dari pusat kota •
• • • •
Opportunity
•
Dapat menjadi
• Dapat menjadi commit to user
Jauh dari pusat kota Tidak ada kendaraan umum yang lewat hingga malam Belum dikenal masyarakat luar daerah Jarak warung berjauhan Tidak hanya jual bebek goreng Tidak ada ke khas-an menu -
perpustakaan.uns.ac.id
(Kesempatan) • Threat (Ancaman)
•
digilib.uns.ac.id
ikon Kabupaten Kebumen Menjadi daerah • tujuan wisata Akan dibangun jalan di pinggir pantai sebagai jalur tol Selatan yang memungkinkan para pengguna jalan beralih ke jalur itu.
ikon Kabupaten Magetan Menjadi daerah tujuan wisata •
•
Pedagang yang cukup sukses justru membuka cabang di tempat lain Sudah banyak penjual bebek goreng di setiap daerah
F. Positioning
Pada perancangan promosi ini dibuat strategi positioning untuk pangsa sasarannya adalah terciptanya image tentang Desa Ambal Resmi sebagai pelopor pembuat Sate Ambal yang merupakan salah satu budaya Kabupaten Kebumen yang memiliki keunikan tersendiri dan pantas dikunjungi sebagai daerah tujuan wisata.
G. Unique Selling Prepotition
Berdasarkan definisi tersebut USP adalah sesuatu yang menjadi ciri khas dari produk ataupun tempat yang memiliki nilai jual serta memiliki sifat menarik, yang tidak dimiliki oleh produk lain. Hal yang menjadi USP pada Desa Ambal Resmi adalah tempat asal sate Ambal dan mayoritas penduduknya yang bermata pencaharian commit tosebagai user penjual Sate Ambal sejak ratusan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahun yang lalu dimana sate ambal adalah salah satu makanan khas dari Kabupaten Kebumen yang memiliki keunikan tersendiri dibanding sate pada umumnya.Hal yang paling penting adalah, sate Ambal tidak dijual di luar kota Kebumen, meskipun ada rasanya tidak seperti di tempat asalnya. Jadi bagi yang ingin mencicipi, harus datang ke Kebumen. Selain itu kondisi alam sekitar Desa Ambal Resmi yang masih alami juga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan disamping berbagai objek wisata lain di sekitar Desa Ambal Resmi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KONSEP PERANCANGAN
A. Metode Perancangan
Dalam proses membuat perancangan destination branding diperlukan adanya visual identity melalui media Desain Komunikasi Visual. Visual identity pada konsep destination branding adalah tahap ketika daerah yang akan dipromosikan dibuatkan semacam identitas khusus agar lebih dikenal oleh target market. Visual identity yang dibuat dapat diterapkan pada berbagai meterial promosi yang dibuat untuk mempromosikan daerah tersebut. Segmentasi pasar yang dipilih sangat menentukan corak periklanan yang akan dibuat serta media apa saja yang tepat karena segmentasi pasar adalah inti dari strategi promosi dan periklanan. Setelah mengetahui segmentasi pasar yang dituju, hal yang harus dilakukan adalah pengumpulan data selengkap mungkin baik dari daerah yang akan dipromosikan maupun dari kompetitor agar promosi yang akan dibuat dapat efektif dan efisien. Tahap selanjutnya adalah membuat rancangan visual berdasar data yang telah terkumpul sebelumnya serta menentukan anggaran yang harus dikeluarkan. Setelah rancangan disetujui, tahap berikutnya adalah proses produksi material promosi yang dilanjutkan dengan eksekusi ke media placement yang telah dipilih. Hal terakhir yang harus dilakukan adalah evaluasi hasil dari promosi yang dilakukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Konsep Kreatif Pada industri desain, konsep kreatif merupakan awal dari sebuah pengerjaan proyek desain. Hal ini menentukan mengenai bentuk pesan yang akan disampaikan maupun gaya desain yang akan digunakan sehingga menghasilkan suatu rancangan yang baik, komunikatif, dan efektif. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang. Rancangan awal pada suatu material promosi adalah sketsa, lay out,desain dan sebagainya. Sedangkan untuk pesan dapat disampaikan dengan beberapa pendekatan komunikasi, seperti pendekatan emosional, rasional, artistik, dan kreatif. Pendekatan emosional dapat dilakukan melalui kalimat / bahasa yang menarik sehingga membangkitkan rasa penasaran untuk menetahui lebih lanjut. Pendekatan artistik dapat dilakukan dengan cara penampilan visual yang menarik. Pesan yang ingin disampaikan pada perancangan ini adalah memberikan alternatif wisata kuliner dengan mengunjungi suatu tempat yang memiliki makanan khas daerah berupa sate yang lokasinya berada di pesisir pantai. Visualisasi yang akan digunakan meliputi garis, ilustrasi, warna, dan tipografi. Perancangan material promosi yang akan dilakukan lebih mengarah ke corak modern namun masih mengangkat nuansa tradisional dan alami karena disesuaikan dengan kondisi di lokasi yang berupa pedesaan dengan suasana yang masih asri dan hijau. Selain itu karena target audience pada konsep ini adalah masyarakat kalangan menengah ke atas dengan gaya hidup modern yang merindukan tempat yang memiliki keindahan alam yang masih asli sebagai daerah tujuan wisata yang saat ini sedang digemari. Jadi perancangan yang dibuat akan lebih menonjolkan unsur tradisional yang dimiliki Desa Ambal Resmi serta elemen pendukung disekitarnya. Namun sebuah perancangan desain harus bersifat dinamis dan mengikuti trend yang sedang berlangsung baik dari segi desain maupun media penempatannya. Hal ini tak lepas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari target market dan taget audience yang menjadi sasaran karena perancangan yang tepat akan menentukan keberhasilan konsep yang dibuat. Media yang dipilih berupa media cetak dan elektronik karena keduanya saling melengkapi. Bentuk pesan yang akan disampaikan pada promosi ini adalah : 1. Pesan Verbal Terdiri dari judul (headline) merupakan keutamaan dari iklan yang ingin disampaikan berupa kalimat persuasif, bodycopy yang tidak bertele-tele, jelas, sesuai fakta serta gaya bahasa yang mudah dipahami. 2. Pesan Non Verbal Merupakan pendukung dari pesan, dapat berupa ilustrasi yang berfungsi untuk memperjelas atau menerangkan teks atau pesan sekaligus sebagai penghias serta daya tarik. Tipografi, warna, dan tata letak yang baik mampu menciptakan daya persuasi yang baik.
C. Standar Visual
1. Logo Sebuah logo yang baik adalah logo yang dapat menciterakan produk yang ditawarkan tanpa harus berfikir berulang kali. Selain itu suatu logo juga harus dapat diaplikasikan ke berbagai material promosi yang akan dibuat. Oleh karena itu, dalam pembuatan suatu logo harus melalui pertimbangan yang matang. Filosofi yang mendasari terciptanya logo pada perancangan ini adalah pemilihan warna, ornamen, dan tipografi. Warna yang digunakan pada logo ini adalah hijau dan cokelat. Warna hijau dipilih karena merupakan warna khas daerah setempat, selain itu warna hijau memberi kesan alami, pandangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang enak. Warna cokelat dipilih karena memberi kesan tradisional, mengingat produk yang diunggulkan adalah makanan tradisional, warna cokelat juga melambangkan bumi, nyaman, dapat dipercaya, dan bertahan. Dari warna yang digunakan dapat diartikan bahwa Desa Ambal Resmi sebagai Kampoeng Sate memiliki karakter yang alami karena terletak di pedesaan yang masih memiliki keindahan pemandangan alam yang memberikan kenyamanan pada pengunjung yang datang. Selain itu juga menaruh harapan pada pengunjung yang datang bahwa desa ini dengan produk satenya dapat dipercaya karena mampu bertahan sekian lama sebagai sentra sate ambal. Pada logo ini juga terdapat ornamen berupa siluet angkring sate dengan penjualnya yang sedang mengipasi sate. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi nilai histori kepada pengunjung bahwa pada awal mulanya sate ambal dijajakan secara berkeliling dengan menggunakan angkring yang dipikul, sebelum akhirnya membuka warung permanen. Siluet angkringnya menggunakan garis-garis lengkung yang memberi kesan lemah lembut dengan maksud memberikan kenyamanan pengunjung saat berkunjung, baik dari tempat maupun pelayanannya. Font yang digunakan untuk logo ini adalah Baker signet yang berkesan dinamis pada sudut-sudut yang tidak terlalu patah namun masih terlihat memiliki kekuatan, enak dilihat, mudah dibaca, dan dapat diaplikasikan ke dalam material-material promosi yang akan dibuat. Sedangkan untuk tagline menggunakan font PR 8 Charade yang berkesan santai dan luwes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Logo utuh
b. Tipografi logo
c. Grid Logo
d. Skala logo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Color Guide
C:43 M:0 Y:100 K:56 f. Konfigurasi logo 1) Logo utuh
2) Logo tanpa tagline
3) Logotype dibawah logo simbol
4) Log type
5) Logo dicetak diatas background hitam
commit to user
C:50 M:91 Y:98
K:9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Maskot Maskot untuk Kampoeng Sate Ambal ini berupa manusia sate sesuai dengan produk yang ditawarkan oleh Desa Ambal Resmi yaitu sate. Maskot ini bermakna bahwa sate ambal itu lezat yang direpresentasikan dengan acungan jempol. Sedangkan gambaran orang tersenyum bermakna bahwa masyarakat Desa Ambal Resmi ramah dan terbuka terhadap kedatangan pengunjung. Maskot ini dibuat untuk membentuk identitas bagi Kampoeng Sate Ambal, jadi ketika orang melihat bentuk maskot ini, akan langsug teringat dengan Kampoeng Sate Ambal.
3. Slogan Untuk memperkuat suatu logo, diperlukan slogan yang masih berkaitan dengan produk yang ditawarkan. Hal ini berguna agar orang lebih mudah mengingat sekaligus sebagai pembeda dengan yang lain. Pada perancangan ini digunakan slogan “Keaslian Khas Kebumen”, hal ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dimaksudkan bahwa kampoeng sate ambal menawarkan produk yang asli berasal dari Kebumen, sedangkan kata khas bermakna bahwa sate ambal memiliki citarasa yang khas dari bumbunya, selain itu khas juga mermakna bahwa suasana kampoeng sate ambal memiliki kekhasan tersendiri, yaitu berada di desa pesisir pantai yang memberi nuansa tersendiri. 4. Ilustrasi Dalam perancangan desain juga diperlukan unsur ilustrasi pendukung untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Gambar adalah hal yang paling mudah ditangkap oleh panca indera manusia. Oleh karena itu perancangan ini menggunakan ilustrasi pendukung berupa gambar yang menarik target untuk berkunjung. Karena konsep yang dibuat adalah daerah tujuan wisata, maka ilustrasi yang menarik adalah berupa foto-foto keadaan di lokasi yang sesungguhnya seperti foto produk maupun foto-foto saat proses pembuatan. Selain itu digunakan pula ilustrasi berupa bidang geometris dan garis-garis lengkung untuk memberikan kesan dinamis. 5. Warna Pemilihan warna yang tepat akan membuat material promosi terlihat lebih menarik. Warnawarna yang digunakan dalam perancangan ini adalah nuansa hijau dan kuning sebagai representasi dari warna yang digunakan oleh Desa Ambal Resmi, selain itu warna ini merupakan simbol alam yang ingin ditampilkan. Sesuai konsep perancangan yang ingin menonjolkan kesan alami-tradisional dan produk sate digunakan pula warna cokelat. Perpaduan warna tersebut adalah:
C:43 M:0 Y:100 K:56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C:45 M:0 Y:100 K:24
C:34 M:0 Y:100 K:60
C:50 M:91 Y:98
C:2 M:22 Y:96
K:9
K:0
C:0
M:0 Y:100 K:0
C:2
M:2 Y:23
K:0
C:0
M:0 Y:0
K:0
C:0 M:0 Y:0
K:100
6. Tipografi Tipografi atau jenis huruf yang digunakan disesuaikan dengan konsep dunia pariwisata yang berkesan luwes, ringan, dinamis namun tetap sesuai dengan konsep perancangan. a. Nama tipografi :
Baker Signet Bentuk visual :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Aa
Bb
Ll Ww
Cc
digilib.uns.ac.id
Dd
Ee
Ff
Gg
Hh
Ii
Jj
Kk
Mm Nn
Oo
Pp
Qq
Rr
Ss
Tt
Uu
Vv
Xx
Zz
Yy
Alasan memilih tipografi : Serif nya yang tidak terlalu tebal dan kaku terlihat santai namun tetap memiliki wibawa, mudah dibaca, cocok untuk bidang pariwisata.
b. Nama tipografi :
PR 8 Charade Bentuk visual Aa
Bb
Cc
Dd
Ee
Ff
Gg
Hh
Ii
Jj
Kk
Ll
Mm
Nn
Oo
Pp
Qq
Rr
Ss
Tt
Uu
Vv
Ww
Xx
Yy
Zz
Alasan memilih tipografi : Merupakan jenis dekoratif untuk mengesankan sisi tradisional. c. Nama tipografi :
Maiandra GD Bentuk visual Aa
Bb
Cc
Dd
Ee
Ff
Gg
Hh
Ii
Jj
Kk
Ll
Mm
Nn
Oo
Pp
Qq
Rr
Ss
Tt
Uu
Vv
Ww
Xx
Yy
Zz
Alasan memilih tipografi : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terkesan santai dan luwes sesuai dengan karakter produk, mudah dibaca. d. Nama tipografi :
Calibri Bentuk visual : Aa
Bb
Cc
Dd
Ee
Ff
Gg
Hh
Ii
Jj
Kk
Ll
Mm
Nn
Oo
Pp
Qq
Rr
Ss
Tt
Uu
Vv
Ww
Xx
Yy
Zz
Alasan memilih tipografi : Terlihat jelas untuk teks-teks yang berukuran kecil dan banyak karakter, terkesan luwes. 7. Teks Sebuah promosi berupa gambar saja tidak cukup untuk menarik minat masyarakat, perlu adanya dukungan teks berupa kalimat-kalimat yang menarik. Teks yang ada pada sebuah material promosi berupa slogan, headline, sub headline,dan body copy. Sebuah slogan harus mencerminkan keadaan asli pada lokasi yang akan dipromosikan. Slogan yang akan dibuat berupa kalimat yang singkat, bermakna jelas, dan mudah diingat. Sedang headline harus berupa kalimat yang menarik untuk dibaca karena ini adalah ujung tombak sebuah iklan/berita. Sub headline adalah kalimat penjelas bila headline dirasa belum cukup jelas untuk mewakili pesan yang akan disampaikan. Sedangkan body copy atau naskah iklan adalah pesan yang ingin disampaikan. Untuk menunjang sebuah teks agar lebih menarik diperlukan pemilihan typografi yang tepat. Pada perancangan ini tipografi yang akan digunakan adalah jenis huruf dekoratif yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencerminkan unsur tradisional untuk slogan dan headline. Sedangkan untuk sub headline dan naskah iklan digunakan huruf yang simple agar lebih mudah dibaca. 8. Lay Out Menyusun lay out harus memperhatikan karakter produk, media, dan sasarannya. Salah satu unsur dari lay out adalah visualisasi. Visualisasi diharapkan mampu membangun dan menciptakan keterikatan emosi dengan target sasaran sehingga mampu menciptakan komunikasi yang baik. Jenis lay out yang akan digunakan pada perancangan ini adalah: a. Mondarian Layout Penyajian materi promosi yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/potrait. Masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian serta memuat gambar yang saling berpadu sehingga membentuk komposisi yang konseptual. b. Multipanel Layout Satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama. c. Silhoutte Layout Sajian berupa gambar ilustrasi yang menonjolkan bayangan. Penyajian dapat berupa text wrap/ warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan teknik fotografi. d. Sircus Layout Penyajian iklan / materi promosi yang tidak baku, komposisi gambar visual, teks, dan susunannya tidak beraturan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Bleed Layout Sajian iklan yang sekeliling bidangnya menggunakan frame.
D. Pemilihan Media
Pemilihan media harus tepat sasaran sehingga dapat menunjang keberhasilan promosi ini. Selain itu, masih diperlukan pula material promosi lain yang mendukung berhasilnya konsep destination branding tersebut. Berdasarkan kebutuhan akan pemilihan media yang informatif, kreatif, praktis, dan komunikatif maka media yang dipilih meliputi : 1. Media Luar Ruang a. Billboard Media promosi yang sangat baik karena berukuran sangat besar dan dipasang dalam jangka waktu yang lama sehingga mudah dilihat siapa saja yang lewat. b. Road sign Keberadaan penunjuk jalan sangat berguna bagi calon pengunjung yang belum pernah datang ke lokasi. c. Street banner/ spanduk Street banner atau juga disebut spanduk dapat membuat orang tertarik berkunjung pada suatu lokasi atau sebuah acara karena membaca informasi yang ditampilkan, penambahan ilustrasi berupa foto juga menambah daya tarik. Dipasang pada tempat terbuka memungkinkan banyak orang yang melihat. d. Papan nama warung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan elemen yang wajib dibuat karena keberadaannya sangat penting sebagai identitas dari masing-masing warung sate. Selain itu pembuat papan nama yang seragam akan membuat suasana lebih menarik. e. Lampu penerangan jalan Keberadaan lampu penerangan jalan sangatlah penting, karena kendala yang dihadapi selama ini adalah kondisi jalan yang cukup gelap di malam hari, sehinga membuat pengunjung kurang nyaman. f. Welcome gate Dibuat sebagai penanda telah sampai pada lokasi yang dituju dan menjadi simbol eksistensi daerah tersebut. 2. Media Elektronik a. Website Website dirasa penting keberadaannya karena menampilkan informasi yang lengkap tentang lokasi yang di romosikan, selain itu dapat dilengkapi foto-foto yang membuat lebih menarik minat pengunjung. Hal penting yang juga dapat ditampilkan dalam media ini adalah peta lokasi. b. Banner ad Penggunaan internet yang kian merebak memunculkan banyak blog atau situs komunitas yang memiliki hobi dan minat yang sama termasuk yang memiliki hobi wisata khususnya wisata kuliner.Oleh karena itu media banner ad dirasa tepat karena biayanya tidak terlalu mahal, namun jangkauan luas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Plasma ad Kemajuan teknologi telah membuat sarana media promosi berkembang pesat dan beragam, termasuk pula plasma ad. Media ini dirasa cukup efektif, karena berada pada fasilitas umum yang dapat dilihat orang banyak. d. Iklan Facebook Akhir-akhir ini jejaring sosial Facebook sangat ramai dibicarakan dan sedang menjadi trend di semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu media ini sangat pas digunakan untuk sarana berpromosi apa saja karena pada situs ini berkumpul berbagai karakter manusia. 3. Media Cetak a. Stiker Merupakan media yang sudah sejak lama digunakan untuk berpromosi. Selain murah, penempatan stiker sangat fleksibel karena dapat ditempel di barang bergerak seperti kendaraan bermotor sehingga menimbulkan keingin tahuan bagi siapapun yang membaca. b. Penutup kaca mobil Kondisi lokasi yang berada di daerah pesisir pantai, membuat cuaca cukup panas di siang hari. Oleh karena itu penutup kaca mobil merupakan elemen penting yang dibuat karena keberadaannya yang sangat fungsional dan untuk kenyamanan pengunjung. c. Penutup jok motor Sama halnya dengan penutup kaca mobil, penutup jok motor juga sangat fungsional. d. Kartu parkir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Benda ini digunakan sebagai bukti parkir di lokasi, sengaja dibuat dengan bahan acrylic karena lebih tahan lama dan tidak sekali pakai. e. Packaging untuk take away Salah satu sarana promosi yang baik karena ketika membawa pulang sate untuk buah tangan akan tampak lebih menarik dan membuat orang yang diberi ingin mencoba untuk datang mencicipi langsung di tempatnya. Packaging juga dapat meningkatkan nilai jual dari suatu produk.
4. Media Lini Bawah a. Merchandise Merchandise dapat menjadi sarana berpromosi karena benda-benda ini bersifat reminder, secara tidak langsung ketika orang menyimpan atau memakai barang tersebut sudah dapat membantu dalam mempromosikan suatu produk. Merchandise ini akan diberikan pad saat acara peresmian lokasi. Acara ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan dan mengukuhkan Desa Ambal Resmi sebagai Kampoeng Sate Ambal. Pada acara tersebut hadir tamu-tamu penting mengingat acara ini diselenggarakan oleh institusi pemerintah Oleh karena itu sangatlah wajar jika memberikan souvenir kepada para tamu undangan berupa satu paket goodie bag yang berisi berbagai macam cindera mata yang berkaitan erat dengan Kampoeng Sate Ambal. Merchandise yang akan dibuat adalah : 1) Vandel Vandel merupakan souvenir yang lazim diberikan kepada tamu-tamu penting yang berkunjunga ke suatu tempat. Kampoeng Sate Ambal memiliki produk khas daerah yang sering digunakan untuk menjamu tamu-tamu penting yang berkunjung ke commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kabupaten Kebumen, bahkan menjadi menu wajib. Oleh karena itu vandel merupakan asalah satu media promosi yang tepat karena dapat disimpan untuk waktu yang lama sehingga bagi penerima akan terus mengingatnya. 2) Kaos Kaos sangat lazim digunakan sebagai merchandise karena banyak orang yang membeli kaos khas dari tempat-tempat wisata sebagai buah tangan maupun dipakai sendiri. Kaos merupakan media yang efektif karena melekat pada tubuh orang yang memakai sehingga dapat dilihat oleh siapapun. 3) Payung Payung memiliki fungsi ganda, yaitu melindungi dari panas dan hujan sehingga keberadaan promosi pada sebuah payung cukup efektif karena paying dipakai di luar ruangan dimana banyak orang lalu lalang disekitarnya. 4) Kassa bag Kassa bag ini digunakan sebagai tempat paket goodie bag. Selain itu, gaya hidup yang peduli lingkungan menjadikan sebagian orang beralih dari plastik ke kassa bag untuk berbelanja maupun membawa sesuatu. Selain lebih ramah lingkungan, kassa bag juga terlihat lebih menarik dan tahan lama. 5) Magnet kulkas Sesuai produk utama yang ditawarkan, yaitu sate, maka magnet kulkas dirasa merupakan media yang tepat karena masih berhubungan dengan bidang kuliner, dimana kulkas adalah tempat untuk menyimpan makanan. Selain itu magnet kulkas juga dapat digunakan untuk menjepit pesan pada pintu kulkas, jadi memungkinkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk orang selalu melihat benda ini ketika akan membuka kulkas atau membaca pesan. 6) Korek api Korek api memiliki banyak fungsi di dalam rumah, tak hanya melulu untuk menyalakan rokok, korek api juga dapat berfungsi untuk kegiatan yang lain. Selain itu, tak jarang orang mengumpulkan korek api untuk dikoleksi. 7) Asbak Asbak juga memiliki fungsi penting di sebuah rumah. Penempatannya pun dapat di mana saja termasuk di meja ruang tamu, sehingga jika ada tamu yang datang dapat membaca pesan yang tertera. Selain itu ada pula yang gemar untuk mengkoleksinya. 8) Kipas Kipas adalah suatu benda yang erat kaitannya dengan produk sate, selain itu kipas memiliki nilai fungsional ketika cuaca terasa panas. 9) Mug Sebagai alat minum, mug adalah sarana promosi yang baik karena dapat digunakan setiap hari dan bersifat tahan lama yang dapat membuat orang yang memakainya selalu ingat. b. Perlengkapan warung 1) Piring Merupakan peralatan makan pokok yang digunakan sehingga akan digunakan oleh siapa saja yang berkunjung. Oleh karena itu diperlukan keseragaman untuk satu identitas. 2) Mangkok commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain piring, mangkok merupakan elemen penting dalam penyajian produk yang ditawarkan, yang juga merupakan cirri khas tersendiri. Selain itu sebagai keselarasan dengan peralatan makan yang lain. 3) Gelas Digunakan oleh setiap pengunjung warung, sehingga perlu adanya satu identitas. 4) Tempat tissue sekaligus tusuk gigi Dalam dunia kuliner tissue makan dan tusuk gigi merupakan peralatan pendamping makan yang keberadaannya cukup penting. Penggabungan keduanya di satu wadah merupakan efisiensi namun fungsional. 5) Celemek Celemek merupakan benda yang sangat akrab dengan dunia kuliner, selain karena fungsinya, media ini dipilih juga untuk keseragaman pegawai yang bertugas untuk membakar sate. 6) Asbak Merokok di tempat umum memang tidak dianjurkan, namun bagi sebagian orang yang sudah terbiasa akan sulit untuk berhenti. Rokok menimbulkan sampah berupa puntung rokok. Oleh karena itu perlu adanya asbak untuk menampung sampah yang ada. Selain itu asbak juga dapat menampung sampah-sampah kecil yang dibawa pengunjung. 7) Jam dinding Jam dinding mempunyai fungsi yang penting sebagai penunjuk waktu baik untuk penjual maupun pembeli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8) Nota Nota adalah hal penting bagi penjual produk barang maupun jasa. Selain sebagai bukti pembayaran, nota juga dapat sekaligus untuk mencatat pesananan dari konsumen sehingga tidak perlu dua kali kerja. 9) Nomor meja Pada usaha kuliner dengan konsep restaurant yang menyediakan menu untuk makan ditempat (dine in) keberadaan nomor meja sangat penting agar tidak keliru dalam mengantar pesanan dari pengujung. 10) Kartu nama Merupakan keperluan utama di setiap warung sate ambal, oleh karena itu termasuk item penting yang harus dibuat agar terlihat seragam.
E. Media Placement
Penempatan media promosi adalah faktor yang sangat penting untuk keberhasilan suatu kegiatan promosi. Pada perancangan promosi ini, media placement yang dipilih adalah : 1. Media Luar Ruang a. Billboard Dipasang pada sudut-sudut jalan yang strategis yang memungkinkan banyak orang melihat dan memperhatikan. Pemasangannya pun sesuai dengan target market. Pada perancangan ini billboard akan dipasang di daerah Yogyakarta (Jalan Solo, arah menuju ke kawasan Malioboro, dekat tugu Yogya). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Road sign Media ini akan di tempatkan di beberapa titik sepanjang jalan alternatif Selatan dan di jalan-jalan masuk yang dapat menembus ke lokasi (daerah Jalur Selatan di Kab. Purworejo, Temon, Kutowinangun, Jalan tembus jalur alternatif di Kec. Karanganyar Kebumen. c. Street banner/ spanduk Dipasang di jalur alternatif
Selatan di Kab. Purworejo, Candi Prambanan, Jl. Solo
(pertigaan IAIN Sunan Kalijaga Yogya), Depan tugu wallet Kebumen, Sekitar obyek wisata Benteng Van Der Wijk Kebumen. d. Papan nama warung Papan nama warung ditempatkan di depan masing-masing warung sate yang ada di lokasi. e. Lampu penerangan jalan Dipasang pada sepanjang Kampoeng Sate Ambal. f. Welcome gate Dipasang pada pintu masuk Desa Ambal Resmi. 2.
Media Elektronik a. Website Merupakan website resmi dari Kampoeng Sate Ambal yang dapat diakses kapan saja, web ini bersifat fleksibel, jika ada informasi baru akan segera di update. Pengunjung web ini juga dapat meninggalkan testimoni mengenai Kampoeng Sate Ambal. b. Banner ad
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dipasang pada situs pariwisata Yogyakarta, milis pecinta kuliner, dan situs resmi Pemkab Kebumen. c. Plasma ad Dipasang pada kereta api eksekutif Argo Lawu (Solo – Jakarta).Waktu pemasangannya adalah pada saat musim liburan terutama libur sekolah, hari raya Idul fitri, dan libur akhir tahun. d. Iklan Facebook Dipasang pada wall facebook. 3. Media Cetak a. Stiker Diberikan secara gratis pada pengunjung untuk ditempel pada mobil yang sedang parkir di lokasi. b. Penutup kaca mobil Dipasang pada kaca depan mobil pengunjung ketika parkir. c. Penutup jok motor Dipasang pada jok motor pengunjung ketika parkir. d. Kartu parkir Diberikan kepada pengunjung di lokasi sebagai alat tanda parkir. e. Packaging untuk take away Dipergunakan oleh masing-masing warung jika ada pengujung yang meminta kemasan khusus untuk sate yang akan di bawa pulang. 4. Media Lini Bawah a. Perlengkapan Warung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendistribusian perlengkapan warung adalah disetiap warung sate yang ada di Kampoeng Sate Ambal sebagai keseragaman identitas, namun juga masih tetap dapat mempromosikan warungnya masing-masing. b. Merchandise Paket souvenir ini akan diberikan cuma- cuma kepada tamu undangan yang hadir pada saat acara peresmian.
F. Prediksi Biaya
Biaya menjadi sesuatu yang sangat sensitif pada setiap kegiatan, karena tanpa biaya yang cukup sebuah kegiatan tidak dapat berjalan sesuai harapan. Kegiatan promosi apalagi promosi tempat membutuhkan biaya yang tidak sedikit mengingat banyaknya item yang harus dibuat. Namun biaya besar tidaklah berarti berat jika promosi yang dilakukan berhasil sesuai harapan. Oleh karena dana yang dibutuhkan tidak sedikit, maka dalam perencanaan promosi harus benar-benar memilih media yang tepat, efektif, dan efisien. Oleh karena prediksi dana untuk kegiatan destination branding ini tidak sedikit, maka perlu diadakan kerjasama dengan para pengusaha dan investor. Berikut prediksi biaya yang diperlukan: Tabel 4 Prediksi Biaya No 1
Jenis media Billboard
Ukuran
Produksi
6mx7m
1 buah
Biaya 7.000.000 (produksi+pajak)
2
Road sign
3 m x 0,8 m
5 buah
commit to user
1.500.000 Produksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.500.000 Pajak 3
Street banner
4x1m
5 buah
300.000 Produksi 1.500.000 Pajak
4
Papan nama warung
3 m x 0,8 m
40 buah
12.000.000
5
Lampu penerangan jalan
4 m x 1,5 m
40 buah
20.000.000
6
Welcome gate
2 m x 3,8 m
1 buah
3.000.000
7
Website
800 x 976 px
1 buah
5.000.000
8
Banner ad
800 x 200 px
1 buah
500.000
9
Plasma ad
Standar
1 buah
4.500.000
10
Iklan facebook
110 x 80 px
1 buah
1.000.000
11
Stiker
20 cm x 4 cm
1000 buah
2.000.000
12
Penutup kaca mobil
150 cm x 80 cm
200 buah
3.600.000
13
Penutup jok motor
60 cm x 45 cm
200 buah
810.000
14
Kartu parkir
8 cm x 6 cm
800 buah
1.600.000
15
Packaging
20 x 15 x 8 cm
1000 buah
1.000.000
16
Gelas
Diameter 8 cm
960 buah
4.800.000
17
Piring
Diameter 21 cm
960 buah
4.800.000
18
Mangkok
Diameter 12,5 cm
960 buah
4.800.000
19
Tempat tisue & tusuk gigi
12 x 14 x 3 cm
240 buah
2.400.000
20
Celemek
Standar
80 buah
1.600.000
21
Asbak
Diameter 8 cm
240 buah
1.200.000
22
Jam dinding
Diameter 20 cm
40 buah
600.000
23
Nota
A5
20 rim
1.500.000
24
Nomor meja
20 x 8 cm
240 buah
2.400.000
25
Kartu nama
6 x 9 cm
40 pak
1.000.000
26
Vandel
14 x 11,5 cm
100 buah
5.000.000
27
Kassa bag
30 x 25 cm
100 buah
500.000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Asbak
Diameter 8 cm
100 buah
500.000
29
Korek api
8 cm x 2,5 cm
100 buah
200.000
30
Magnet kulkas
6 x 4 cm
100 buah
150.000
31
Payung
Standar
100 buah
1.500.000
32
Mug
Diameter 8 cm
100 buah
900.000
33
Kaos
All size
100 buah
3.000.000
34
Kipas
27 cm x 13 cm
100 buah
300.000
Total
Rp
105.960.000
Sumber : SDC, Jl. Dr. Rajiman 424 Laweyan, telp. 0271-728942 (26 Oktober 2009) Chempored, Jl.Kalilarangan 54 Solo, telp. 0271 – 642511 (26 Okt 2009) Printworld, Jl. Honggowongso 2A, telp. 0271-655857(27 Oktober 2009) Percetakan Sebelas, Jl. Veteran Solo, telp. 0271-654498 (20 Oktober 2009) Solo Pro Jl. Adi Sucipto 190 Solo, telp. 0271-724811 (20 Oktober 2009) Ian Sablon Kaos Cemani, telp. 0271-7021323 (27 Oktober 2009) www.pusatbelanjaonline.com (27 Oktober 2009, pukul 19.00) www.facebook.com (27 Oktober 2009, pukul 19.00)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V VISUALISASI KARYA
1. Baliho
Bahan
: MMT 260 gr
Ukuran
:6mx7m
Penempatan media
: Jalan Solo, arah menuju kawasan Malioboro Yogyakarta (Dekat tugu Yogya)
Ilustrasi
: Logo, foto, dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & adobe Photosop CS3
Realisasi
commit to user : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Roadsign
Bahan
: Plat Seng 20mm, tiang besi diameter 8 cm, pondasi semen
Ukuran
: 3 m x 0,8 m
Distribusi media
: Daerah Jalur Selatan di Kab. Purworejo, Temon, Kutowinangun, Desa Mirit, Jalan tembus jalur alternatif di Kec. Karanganyar Kebumen.
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Dasar air brush, Gambar Sticker Scotlight commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Spanduk / street banner
Bahan
: MMT 260 gr
Ukuran
: 4m x 1m
Distribusi media
: Jalur alternatif
Selatan di Kab. Purworejo, Candi
Prambanan, Jl. Solo (pertigaan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Depan tugu wallet Kebumen, Sekitar obyek wisata Benteng Van Der Wijk Kebumen. Ilustrasi
: Logo, foto, teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photosop CS3
Realisasi
: Digital Printing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Papan nama warung
Bahan
: Plat seng 20mm, tiang besi diameter 8 cm
Ukuran
: 3 m x 0,8 m
Penempatan media
: Di depan tiap warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Teks
Tipografi
: Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Air Brush commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Lampu penerangan
Bahan
: Pondasi semen, tiang besi diameter 15 cm bawah, tiang besi atas diameter 10cm, ukiran besi 10mm, kap lampu kaca 10 mm
Ukuran
: 4 m x 1,5 m
Penempatan media
: Sepanjang Jalan Kampoeng Sate Ambal
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Las
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Welcome gate
Bahan
: Neon box, Pondasi semen
Ukuran
: 2 m x 3,8 m
Penempatan media
: Pintu masuk Desa Ambal Resmi
Ilustrasi
: Logo , garis, teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Air Brush commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Website
Ukuran
: 800 x 976 pixel
Penempatan media
: Internet
Ilustrasi
: Logo,maskot, foto,garis, dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Dreamweaver
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Banner ad
Ukuran
: 800 x 200 pixel
Penempatan media
: Situs resmi kab. Kebumen, situs pariwisata Yogyakarta, Milis pecinta kuliner
Ilustrasi
: Logo, foto, dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Macromedia Flash
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Plasma ad
Penempatan media
: Kereta Api Argo Lawu
Ilustrasi
: Logo, foto, dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Adobe After Effect CS3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Iklan Facebook
Ukuran
: 110 x 80 pixel
Penempatan media
: Internet (situs www.facebook.com)
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Stiker
Bahan
: Stiker Cutting
Ukuran
: 20 cm x 3,5 cm
Distribusi media
: Ditempel di mobil pengunjung (gratis)
Ilustrasi
: Logo tanpa ornamen dan website
Tipografi
: Baker Signet, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Printing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Penutup kaca mobil
Bahan
: MMT 260 gr
Ukuran
: 150 cm x 80 cm
Penempatan media
: Kaca depan mobil ketika parkir di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo. foto, teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Photoshop CS3
Realisasi
: Digital Printing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Penutup jok motor
Bahan
: MMT 260 gr
Ukuran
: 60 cm x 45 cm
Penempatan media
: Jok motor ketika parkir di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Digital Printing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14. Kartu parkir
Bahan
: Acrilic 5 mm
Ukuran
: 8 cm x 6 cm
Distribusi media
:Diberikan kepada pengemudi kendaraan yang berkunjung ke Kampoeng Sate Ambal sebagai tanda parkir
Ilustrasi
: Logo, maskot, teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15. Packaging
Bahan
: Art Karton 210 gram , bagian dalam dilaminasi plastik
Ukuran
: 25 x 15 x 8 cm
Distribusi media
: Pemilik warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo, foto, teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Cetak Offset commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16. Gelas
Bahan
: Keramik
Ukuran
: 8 cm x 13 cm
Distribusi media
: Pemilik warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17. Piring
Bahan
: Keramik
Ukuran
: 21 x 21 cm
Distribusi media
: Pemilik warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18. Mangkok
Bahan
: Keramik
Ukuran
: 12,5 x 12,5 cm
Distribusi media
: Pemilik warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19. Tempat tisue sekaligus tusuk gigi
Bahan
: Acrilic 5 mm
Ukuran
: 12 x 14 x 3 cm
Distribusi media
: Meja makan warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20. Celemek
Bahan
: Kain katun teterton
Ukuran
: Standar
Distribusi media
: Tiap warung untuk yang membakar sate
Ilustrasi
: Logo tanpa tagline
Tipografi
: Baker Signet, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21. Asbak
Bahan
: Keramik
Ukuran
: Diameter 8 cm
Distribusi media
: Meja makan warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22. Jam dinding
Bahan
: Plastik
Ukuran
: Diameter 20 cm
Distribusi media
: Semua warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23. Nota
Bahan
: HVS 60gr
Ukuran
: A5
Distribusi media
: Pemilik warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo tanpa tagline, maskot, teks
Tipografi
: Baker Signet, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Cetak offset
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24. Nomor meja
Bahan
: Acrilic 5 mm
Ukuran
: 20 cm x 8 cm
Distribusi media
: Meja makan di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo, foto, teks, garis
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Air Brush
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25. Kartu nama
Bahan
: Art Karton 210 gram
Ukuran
: 6 cm x 9 cm
Distribusi media
: Pemilik warung sate di Kampoeng Sate Ambal
Ilustrasi
: Logo, garis, teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Cetak Offset
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26. Vandel
Bahan
: Resin dan kayu
Ukuran
: 14 cm x 11,5 cm
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD,Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Air Brush
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27. Kassa bag
Bahan
: Kain Spunbond
Ukuran
: 30 cm x 25 cm
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo type
Tipografi
: Baker Signet
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28. Asbak
Bahan
: Keramik
Ukuran
: Diameter 8cm
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29. Korek api
Bahan
: Korek gas plastik
Ukuran
: 8 cm x 2,5
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30. Magnet kulkas
Bahan
: Acrilic 5 mm
Ukuran
: 6 cm x 4 cm
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31. Payung
Bahan
: Parasit
Ukuran
: Standar
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32. Mug
Bahan
: Keramik
Ukuran
: Diameter 8 cm
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33. Kaos
Bahan
: Kain katun carded
Ukuran
: All size
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo, maskot, dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD
Visualisasi
: Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34. Kipas
Bahan
: Plastik
Ukuran
: 27 cm x 13 cm
Distribusi media
: Souvenir
Ilustrasi
: Logo, foto, dan teks
Tipografi
: Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD. Calibri
Visualisasi
: Corel Draw 11
Realisasi
: Sablon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari konsep karya yang telah dibuat penulis menyimpulkan bahwa perancangan visual identity Desa Ambal Resmi sebagai Kampoeng Sate Ambal seperti logo, tagline, dan sangat diperlukan untuk membentuk identitas dari objek yang di branding agar menjadi ciri khas tersendiri. Hal ini bertujuan untuk membuat orang mudah mengingat akan objek yang ditawarkan karena bentuk visual akan lebih mudah diingat. Selain itu pemilihan serta penempatan media yang tepat untuk material promosi yang akan dibuat juga merupakan faktor penting untuk keberhasilan promosi yang dilakukan. Bentuk desain, baik layout, ilustrasi, maupun teks yang digunakan juga merupakan faktor yang mempengaruhi ketertarikan seseorang akan suatu produk yang dipromosikan. Satu hal yang juga perlu diperhatikan dari konsep yang telah dibuat ini adalah bahwa suatu tradisi yang terus menerus dilestarikan tidak akan pernah luntur ditelan jaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Saran
1. Perlu adanya perancangan visual identity untuk membentuk identitas bagi Kampoeng Sate Ambal serta perencanaan material promosi yang akan dibuat agar hasilnya maksimal. 2. Perlu adanya perencanaan dalam menentukan media placement seperti penempatan baliho, spanduk, banner ad, plasma ad, website, road sign, serta material promosi yang lain agar promosi yang dilakukan dapat efektif.
commit to user