Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
81
Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph-Based Construction Ardy Wibisono Lugito*1, Teguh Oktiarso2 Jurusan Teknik Industri, Fak. Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung, Jl. Villa Puncak Tidar N-01, Malang 65651 Telp. (0341) 550171; Fax. (0341) 550175 1,2
e-mail: *
[email protected],
[email protected]
Abstrak Pengembangan usaha bisnis merupakan suatu hal yang penting dalam perusahaan, dalam kondisi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif saat ini membuat perusahaan dituntut harus selalu mengembangkan usaha bisnisnya. Ada banyak contoh pengembangan usaha bisnis, salah satunya yaitu peningkatan kapasitas produksi atau pengembangan lokasi produksi. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan tata letak yang optimal. DPP Garment merupakan perusahaan yang memproduksi kemeja pria, permasalahan yang dialami DPP Garment adalah tidak adanya tata letak usulan optimal yang akan diterapkan pada lokasi baru DPP Garment. Perancangan tata letak tersebut dilakukan menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction, dari kedua metode tersebut didapatkan dua rancangan tata letak usulan yang dapat dibandingkan melalui total momen perpindahan. Tujuan dari penelitian ini adalah didapatkan satu tata letak usulan bagi DPP Garment yang mempunyai total momen perpindahan terkecil. Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan dari tata letak usulan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap memiliki total momen perpindahan sebesar 76,669.45 meter per bulan, sedangkan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction memiliki total momen perpindahan sebesar 75,493.95 meter per bulan. Dari hasil tersebut dipilihlah tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction sebagai tata letak usulan yang optimal bagi DPP Garment. Kata kunci—Tata letak fasilitas, Algoritma Corelap, Metode Graph-Based Construction, Total momen perpindahan
Abstract Business development is a crucial matter in a company. The field of business is growing more competitive nowadays, therefore a company is demanded to always expand their business. There are a lot ways for expanding business, one of them is to increase the production capacity or expanding production sites. This study talks about the optimal layout planning. DPP Garment is a company which produces men’s shirt, this company has problem about the absence of optimal layout suggestion which will be applied to DPP Garment’s new location. The new layout planning will be made using Corelap algorithm and Graph-Based Construction method, there will be two layouts planning from those methods which can be compared using total moment of displacement. The purpose of this research is to get a layout suggestion with the lowest total moment of displacement for DPP Garment. The analysis is done by calculating Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode GraphBased Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)
82
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
total moment of displacement from the suggested layout. Based on the analysis, it is known that the suggested layout using Corelap Algorithm has 76,669.45 meter total moment of displacement per month, meanwhile the suggested layout using Graph-Based Construction method has 75,493.95 meter total moment of displacement per month. From those results, then the suggested layout using Graph-Based Construction is chosen as the optimal layout suggestion for DPP Garment. Keywords— Facility Layout, Corelap Algorithm, Graph-Based Construction method, Total momen for displacement Pada tahun 2013 DPP Garment mengembangkan usahanya dengan 1. PENDAHULUAN membangun lokasi baru yang berada dekat dengan lokasi lama DPP Garment dan juga engembangan usaha bisnis merupakan membangun lini produksi baru. Hal tersebut suatu proses pembentukan nilai jangka dilakukan karena DPP Garment ingin panjang yang akan menguntungkan bagi menambah kapasitas produksi menjadi ±750 sebuah organisasi bisnis (Pollack, 2012). potong baju per harinya, dan juga selain itu Pada umumnya nilai jangka panjang tersebut faktor lokasi lama DPP Garment yang masih berasal dari pelanggan, pasar, dan relasi menjadi satu dengan rumah dari pemilik dengan organisasi lain. Salah satu tujuan menjadi faktor pertimbangan bagi DPP dari setiap usaha bisnis adalah Garment untuk membangun lokasi baru. Hal pengembangan usaha, terutama pada usaha tersebut membuat pemilik DPP Garment bisnis yang ingin terus bersaing di dunia mempunyai rencana untuk memindahkan perindustrian. Adapun contoh dari semua fasilitas produksi ke lokasi baru pengembangan usaha bisnis adalah tersebut. Akan tetapi rencana pemindahan penambahan kapasitas produksi dan tersebut mengalami masalah yang perluasan area produksi. Pengembangan dikarenakan tidak adanya rancangan tata usaha tersebut pada umumnya tidak dapat letak optimal di lokasi baru. Oleh sebab itu dilakukan dengan sembarangan, hal tersebut perlu dirancangkan sebuah tata letak yang dikarenakan pengembangan usaha yang optimal bagi DPP Garment khususnya lokasi dilakukan secara sembarangan akan dapat baru. menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Perancangan tata letak usulan bagi Tata letak fasilitas merupakan salah satu DPP Garment akan dirancang menggunakan aspek penting yang harus diperhatikan dua metode, yaitu algoritma Corelap dan sebelum sebuah unit bisnis mengembangkan metode Graph-Based Construction. usaha bisnisnya. Penelitian sebelumnya mengenai Dwi Putra Perkasa Garment penggunaan algoritma Corelap pernah merupakan salah satu usaha bisnis yang dilakukan oleh Renata Maywanto S, Danci bergerak di bidang garment khususnya Sukatendel, dan Ukurta Tarigan. Tiga produk kemeja pria. Dwi Putra Perkasa peneliti tersebut meneliti mengenai tata letak Garment atau disebut juga DPP Garment fasilitas produksi yang diterapkan pada PT. didirikan oleh Bapak Mujiyanto pada tahun XYZ, algoritma Corelap dan BLOCPLAN 1989. Pada awalnya DPP Garment hanya digunakan untuk mengurangi momen memiliki tujuh mesin jahit dan berlokasi di perpindahan yang dilakukan oleh PT. XYZ. Jalan Manggar Atas No. 31 A. Seiring Sedangkan penelitian yang menggunakan berjalannya waktu, usaha yang dirintis oleh metode Graph-Based Construction pernah Bapak Mujiyanto mengalami peningkatan dilakukan oleh Ruth Helena Sirait, per tahunnya, terhitung pada saat ini jumlah penelitian ini dilakukan pada PT. Morawa tenaga kerja DPP Garment mencapai 100 Electric Transbuana. Penelitian tersebut pekerja yang terdiri dari tenaga kerja harian dilakukan untuk meneliti mengenai tata letak dan tenaga kerja borongan. yang tidak efisien dari perusahaan dengan menggunakan metode Graph-Based
P
ISSN: 9772356441035
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
Construction serta metode Travel Chart. Peneliti ini bertujuan untuk membuat tata letak yang lebih efektif serta jarak perpindahan bahan yang lebih efektif.
2. METODE PENELITIAN 2.1 Pengumpulan Data I Proses pengumpulan data pertama dilakukan untuk mencari data yang akan mendukung proses perhitungan waktu standar dan output standard. Data yang diperlukan adalah data mengenai operation process chart, data waktu siklus tiap proses produksi, dan data mengenai performance rating dan allowance. Proses pengumpulan data waktu siklus dilakukan dengan menggunakan snapback timing method, dan data mengenai performance rating serta allowance dikumpulkan dengan teknik wawancara dengan manajer produksi DPP Garment yang lebih mengetahui kondisi fisik di lapangan dan kondisi pekerja. 2.2 Pengolahan Data I Pengolahan data pertama dilakukan dengan cara mengolah data yang telah dikumpulkan pada proses pengumpulan data pertama, pengolahan data yang dilakukan ada beberapa proses antara lain adalah proses uji kenormalan data, uji keseragaman data waktu siklus, uji kecukupan data, dan perhitungan tingkat ketelitian. Dari keempat proses tersebut akan didapatkan data yang telah seragam dan mencukupi, setelah proses tersebut maka dapat dilakukan proses perhitungan waktu standar yang diikuti dengan perhitungan line balancing. Dari hasil perhitungan line balancing dapat dihitung kebutuhan mesin dan tenaga kerja pada proses produksi baru DPP Garment. Pengolahan data yang terakhir dilakukan adalah pengelompokan ruangan yang didasarkan pada stasiun kerja yang dihasilkan dari proses line balancing, dan nantinya akan dihitung kebutuhan luas baru. 2.3 Pengumpulan Data II Pengumpulan data kedua dilakukan untuk merancang tata letak lokasi baru DPP
83
Garment. Data-data yang dibutuhkan adalah data-data mengenai data mengenai denah tata letak perusahaan, activity relationship chart, dan from to chart. Data-data yang diperlukan dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian berdasarkan sumber data yang digunakan. Berikut ini merupakan jenis data yang dibutuhkan: - Data primer Data primer adalah data yang didapatkan dari tempat aktual atau tempat kejadian (Sekaran, 2006). Data primer yang dibutuhkan adalah data jumlah departemen, data ukuran setiap departemen, dan jarak antar departemen. - Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber-sumber yang melalui media perantara (Sekaran, 2006). Data sekunder yang diperlukan adalah data mengenai pengiriman barang jadi DPP Garment, kapasitas produksi dari Dwi Putra Perkasa Garment, data luas perusahaan, dan data jumlah tenaga kerja 2.4 Pengolahan Data II Pada tahap pengolahan data ada tiga tahapan yang dilakukan, tiga tahapan tersebut adalah pembuatan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap, pembuatan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction, dan perhitungan jarak antar departemen. Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan pengolahan data: 2.4.1 Pembuatan Tata Letak Usulan Menggunakan Algoritma Corelap Langkah-langkah dalam pembuatan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah sebagai berikut (Diaz dan Smith, 2008): 1. Pembuatan Activity Relationship Chart dari tiap departemen. 2. Perhitungan TCR (Total Closeness Rating) dari tiap departemen. Perhitungan TCR menggunakan ketentuan sebagai berikut: Tabel 1 Ketentuan Perhitungan TCR Kode ARC Nilai Kuantitatif
Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode GraphBased Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)
84
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
A E I O U X
6 5 4 3 2 1
Dari ketentuan tersebut maka akan didapatkan nilai dari TCR dari setiap departemen, nilai TCR tersebut akan berguna untuk penyusunan tata letak usulan. 3. Pengalokasian departemen berdasarkan nilai TCR, dilakukan sampai semua departemen teralokasi, dan dilakukan berdasarkan nilai kedekatan. 2.4.2 Pembuatan Tata Letak Usulan Menggunakan Metode Graph-Based Construction Langkah-langkah pembuatan tata letak usulan menggunakan metode GraphBased Construction adalah dengan mencari pasangan dari departemen yang mempunyai bobot terbesar. Dari departemen yang mempunyai bobot terbesar akan dibuat segitiga planar, langkah selanjutnya adalah mencari departemen yang memiliki bobot terbesar dengan segitiga planar tersebut. Setelah terpilih maka departemen tersebut diletakkan di dalam segitiga planar, langkah yang sama dilakukan sampai semua departemen masuk dalam segitiga planar. Apabila semua departemen sudah masuk maka langkah selanjutnya adalah membuat block layout usulan dari metode GraphBased Construction (Jawin, 2011). 2.4.3 Perhitungan Jarak Setelah block layout dibuat maka dapat dihitung titik berat dari setiap bagian yang ada pada block layout menggunakan rumus (Purnomo, 2004): (1) Setelah titik berat telah dilakukan maka perhitungan jarak antar departemen dapat dilakukan, perhitungan tersebut menggunakan metode rectilinear dengan rumus. | | | | (2)
2.5 Analisis Hasil Pengolahan Data Tahapan ini dilakukan dengan tujuan membandingkan dua tata letak usulan berdasarkan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction. Perbandingan yang dilakukan adalah dengan melihat total momen perpindahan dari kedua tata letak fasilitas tersebut. Setelah membandingkan total momen perpindahan akan diberikan masukan tata letak yang mempunyai nilai total momen perpindahan material terkecil. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Proses Produksi DPP Garment Proses produksi yang dilakukan dalam mengerjakan satu kemeja terdiri dari 31 buah operasi. Operasi tersebut pada perhitungan akan dijadikan kode O-1 sampai O-31. O-1 merupakan proses pengerjaan dari kain kemeja yang harus digambar sesuai pattern dan O-31 merupakan operasi packaging. 3.2 Perhitungan Waktu Kerja Perhitungan waktu kerja dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah pengambilan data dengan menggunakan metode snap back timming method, dari data yang diperoleh akan diuji kenormalan data, keseragaman data, kecukupan data, dan juga akan dihitung tingkat ketelitiannya. Jumlah data yang diambil untuk satu operasi adalah 30 data. Setelah data terkumpul maka data akan diuji kenormalan menggunakan bantuan software SPSS v.20, dari hasil SPSS v.20 didapatkan bahwa data yang diambil telah terdistribusi normal. Setelah melakukan pengujian kenormalan data maka dilakukan pengujian keseragaman data, uji keseragaman data dilakukan menggunakan bantuan peta kontrol. Apabila data keluar dari Batas Kendali Atas dan juga Batas Kendali Bawah maka data akan dibuang karena akan membuat data tidak seragam. Dari hasil tersebut didapatkan rata-rata baru dari setiap operasi. Berikut ini merupakan hasil dari uji keseragaman data yang dilakukan. Tabel 2 Data Akhir Perhitungan Waktu ISSN: 9772356441035
85
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
Mean Jumlah Akhir (s) Data O-1 5.7303 30 O-2 49.9433 30 O-3 12.5157 28 O-4 11.2764 28 O-5 1.4557 30 O-6 4.0323 30 O-7 1.4983 30 Tabel 2 Data Akhir Perhitungan Waktu (Lanjutan) Mean Jumlah Operasi Ke Akhir (s) Data O-8 1.6033 30 O-9 130.1714 28 O-10 42.4428 29 O-11 130.8007 30 O-12 173.2283 29 O-13 216.9264 28 O-14 174.165 30 O-15 83.2943 29 O-16 129.3629 28 O-17 130.3627 30 O-18 128.5903 30 O-19 84.979 29 O-20 85.7717 29 O-21 171.6541 29 O-22 130.036 30 O-23 85.1776 29 O-24 172.6579 29 O-25 129.8934 29 O-26 172.3076 28 O-27 217.7455 28 O-28 86.7668 28 O-29 347.1042 29 O-30 173.5393 29 O-31 37.2324 29 Operasi Ke
Dari data di atas maka dilakukan uji kecukupan data, hasil dari uji kecukupan data yang dilakukan didapati bahwa tidak ada kekurangan data pada setiap operasi. Dikarenakan data tidak ada yang kurang, maka langkah perhitungan waktu standar dapat dilakukan. Perhitungan waktu standar dilakukan dengan mengalikan waktu mean baru pada tabel 2 dengan nilai performance rating serta dikalikan dengan nilai allowance (Apfd) + 1. Nilai performance rating (PR) ditentukan menggunakan
metode westing house. Berikut ini merupakan perhitungan waktu standar dari semua operasi. Tabel 3 Perhitungan Waktu Standar (Tstd) Tobs Operasi PR Apfd Tstd (s) (s) 5.73 20% 7.289 O-1 49.94 20% 63.524 O-2 1.06 12.52 20% 15.925 O-3 11.28 20% 14.348 O-4 1.46 20% 1.822 O-5 4.03 20% 5.029 O-6 1.04 1.5 20% 1.872 O-7 1.6 20% 1.997 O-8 130.17 1.1 20% 171.824 O-9 42.44 1.03 20% 52.456 O-10 130.8 1.06 20% 166.378 O-11 173.23 1.03 20% 214.112 O-12 216.93 1 20% 260.316 O-13 174.17 1.08 20% 225.724 O-14 83.29 1.08 20% 107.944 O-15 129.36 1.08 20% 167.651 O-16 130.36 1.09 20% 170.511 O-17 128.59 1.08 20% 166.653 O-18 84.98 1.08 20% 110.134 O-19 85.77 1.03 20% 106.012 O-20 171.65 1.11 20% 228.638 O-21 130.04 1.08 20% 168.532 O-22 85.18 1.04 20% 106.305 O-23 172.66 1.07 20% 221.695 O-24 129.89 1.09 20% 169.896 O-25 172.31 1.03 20% 212.975 O-26 217.75 1.09 20% 284.817 O-27 86.77 1.08 20% 112.454 O-28 O-29 & 347.1 1.05 20% 437.346 I-1 173.54 1.06 20% 220.743 O-30 37.23 1.1 20% 49.144 O-31 Nilai PR dari O-1 hingga O-4 digabung dikarenakan operasi tersebut dilakukan oleh satu tenaga kerja. Hal demikian juga diterapkan pada O-5 hingga O-8. Data tersebut akan digunakan sebagai data awalan dalam menentukan keseimbangan lini. 3.3 Keseimbangan Lini
Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode GraphBased Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)
86
Keseimbangan lini dilakukan dengan menggunakan metode RPW (Ranked Positional Weights). Dalam pengerjaannya metode ini membutuhkan waktu standar dan precedence diagram dari aktivitas. Setelah mengetahui tersebut nantinya akan dihitung nilai RPW dari setiap operasi, perhitungan tersebut dilakukan dengan cara menghitung waktu standar dari operasi tersebut ditambah waktu standar dari operasi yang dilalui setelah operasi itu sendiri. Data waktu standar harus mempunyai besaran yang sama, hal tersebut menyebabkan waktu standar O-9, 10, 15, 18, dan 23 harus dikalikan dua karena waktu standar operasi tersebut merupakan waktu standar pengerjaan setengah bagian kemeja. Setelah menghitung RPW maka langkah selanjutnya adalah menempatkan stasiun. Berikut ini hasil dari keseimbangan lini. Tabel 4 Hasil Keseimbangan Lini Stasiun Waktu Operasi Tstd Ke Stasiun O-1 7.289 O-2 63.524 O-3 15.925 O-4 14.348 O-5 1.822 O-6 5.029 O-7 1.872 O-8 1.997 1 1761.714 O-13 260.316 O-14 225.724 O-15 215.888 O-16 167.651 O-17 170.511 O-18 333.306 O-19 110.134 O-11 166.378 O-20 106.012 O-9 343.648 O-21 228.638 O-12 214.112 2 O-22 168.532 1770.055 O-10 104.912 O-23 212.610 O-24 221.695 O-25 169.896 3 O-26 212.975 1317.479
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
O-27 O-28 O-29 & I-1 O-30 O-31
284.817 112.454 437.346 220.743 49.144
Hasil tersebut menunjukkan bahwa DPP Garment dalam lokasi baru membutuhkan tiga stasiun dengan persebaran tiap stasiun seperti di tabel 4 agar lini produksi DPP Garment seimbang. Dari hasil tersebut waktu stasiun akan dijadikan sebagai acuan dari perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam stasiun kerja satu adalah sebanyak 49 tenaga kerja, stasiun kerja dua sebanyak 49 tenaga kerja, dan stasiun kerja tiga sebanyak 47 tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja tersebut digunakan sebagai acuan dalam perancangan tata letak menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction. 3.4 Perancangan Tata Letak Usulan Perancangan tata letak usulan dilakukan terhadap setiap stasiun kerja terlebih dahulu, kemudian setelah setiap stasiun telah dirancangkan tata letak usulan menggunakan dua metode tersebut maka dilakukan terhadap bagian nun produksi DPP Garment. Bagian nun produksi DPP Garment antara lain adalah gudang bahan baku, gudang benang dan aksesori, kantor, parkiran. Berikut ini merupakan penjelasan proses perancangan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction. 3.4.1 Perancangan Tata Letak Usulan Algoritma Corelap Contoh perancangan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah perancangan terhadap stasiun kerja 3. Data activity relationship chart stasiun 3 adalah sebagai berikut. Tabel 5 Activity Relationtship Chart Stasiun Kerja 3
ISSN: 9772356441035
87
I O U U
E U U
U O E O O
O-31
O I
O-29 & I-1
I
O-30
I O U U U
O-28
O-26 O-27 O-28 O-29 & I-1 O-30 O-31
O-27
O-26
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
U U U O
U U U O A
dan kotak nomor 2, 4, 5, 7 mempunyai bobot 2.5. Hal tersebut dikarenakan Operasi 28 dan O-29 & I-1 mempunyai hubungan E sehingga nilai hubungannya 5. Dari hasil tersebut O-29 & I-1 diletakkan pada kotak nomor 5 karena mempunyai nilai bobot tertinggi dan dipilih secara acak.
1
2
3
4
A
Dari kode kedekatan tersebut dikonversikan dengan ketentuan pada tabel 1 sehingga didapatkan nilai TCR dari setiap operasi adalah sebagai berikut:
5
7
Operasi Operasi 28 29 & I-1
8
9
6
10
Gambar 2 Iterasi Kedua Algoritma Corelap Tabel 6 TCR dan Urutan Pengalokasian Stasiun Kerja 3 TCR URUTAN 13 4 O-26 15 3 O-27 16 1 O-28 16 2 O-29 & I-1 15 5 O-30 15 6 O-31 Urutan dari pengalokasian setiap operasi tidak menggunakan nilai TCR, akan tetapi menggunakan hubungan tertinggi sampai terendah setiap operasi dengan operasi dengan nilai TCR tertinggi.
1
2
3
4
Operasi 28
5
6
7
8
Iterasi kedua dan selanjutnya menggunakan cara perhitungan yang sama dengan iterasi pertama. Apabila setiap stasiun telah didapatkan rancangan tata letaknya, maka dilanjutkan dengan perancangan tata letak DPP Garment secara total dengan menggunakan cara yang sama. Hasil akhir dari perancangan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah block layout dari setiap lantai DPP Garment. Berikut ini merupakan block layout dari perancangan tata letak menggunakan algoritma Corelap DPP Garment pada lokasi baru.
Gambar 1 Iterasi Pertama Algoritma Corelap Dari hasil iterasi pertama maka kotak 1-8 dapat dihitung dengan menggunakan algoritma Corelap. Perhitungan tersebut didapatkan bahwa kotak nomor 1, 3, 6, 8 mempunyai bobot 5 Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode GraphBased Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)
88
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
T1L1
33
32
E9
31
30
E10
29
28
E8
27
E5
26
E7
24
E3
E4
25
E6
23
22
21
T2L1
20
B
19
E2
18
E1
17
16
15
14
13
12
D
11
T3L1
10
9
A
8
7
C
6
5
3.4.2 Perancangan Tata Letak Usulan Metode Graph-Based Construction Perancangan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction dilakukan dengan cara membuat peta dari ke bagian yang akan dirancang tata letak usulannya, setelah itu dipilih nilai terbesar yang ada pada peta dari ke. Peta dari ke tersebut dapat berupa nilai dari derajat kedekatan setiap operasi. Setelah memilih satu pasang operasi yang mempunyai nilai bobot terbesar maka langkah selanjutnya memilih operasi yang mempunyai bobot terbesar dengan dua operasi yang telah terpilih sebelumnya. Berikut ini merupakan contoh pengerjaan dari perancangan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction.
4
3
2
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Gambar 3 Block Layout Lantai 1 Tata Letak Usulan Algoritma Corelap 33
T1L2
32
F7
31
Tabel 7 From To Chart Stasiun 3 O- O- O- O- O26 27 28 29 30 4 3 2 2 O-26 4 3 2 O-27 5 2 O-28 3 O-29 & I-1 O-30 O-31
30
29
F4
F3
28
27
F8
F9
26
25
F5
24
F2
23
G1
F6
22
20
T2L2
21
F1
G2
19
18
G3
17
O31 2 2 2 3 6
16
G4
15
14
13
T3L2
12
11
10
Dari tabel 7 di atas dipilihlah O-30 dan O-31, hal tersebut dikarenakan mempunyai bobot terbesar yaitu 6. O-30 dan O-31 dimasukkan ke dalam iterasi pertama.
9
G6
8
G5
7
O-30
6
O-31
5
Gambar 5 Iterasi 1 Metode Graph-Based Construction
4
3
2
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Gambar 4 Block Layout Lantai 2 Tata Letak Usulan Algoritma Corelap
Tabel 8 Iterasi 1 Penentuan Operasi Selanjutnya O-30 O-31 Total Nilai 2 2 O-26 4
ISSN: 9772356441035
89
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
2 2 3
O-27 O-28 O-29 & I-1
2 2 3
4 4 6
Gambar 7 Block Layout Lantai 1 Tata Letak Usulan Metode Graph-Based Construction 33
T1L2
F9
32
O-29 & I-1 mempunyai nilai bobot terbesar sehingga O-29 & I-1 masuk ke formasi metode Graph-Based Construction seperti berikut:
31
F8
30
29
F5
F4
28
F3
26
25
G2
F1
24
O-29 & I-1
G1
F6
27
23
F7
22
20
F2
T2L2
21
G3
19
18
17
G4
B
16
15
14
O-30
O-31
13
T3L2
12
Gambar 6 Iterasi 2 Metode Graph-Based Construction
11
10
9
G6
8
G5
7
Langkah yang sama dilakukan terhadap semua operasi dan setiap stasiun kerja DPP Garment, setelah melakukan perancangan terhadap stasiun kerja maka dilakukan terhadap empat bagian tambahan DPP Garment ditambah stasiun kerja. Setelah dilakukan terhadap semuanya maka didapatkan block layout seperti berikut: T1L1
33
32
31
30
29
E7
E9
28
E8
27
26
24
E6
E4
E5
E10
25
6
5
4
3
2
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Gambar 8 Block Layout Lantai 2 Tata Letak Usulan Metode Graph-Based Construction 3.5 Analisis Tata Letak Usulan Langkah pertama dalam analisis adalah perhitungan titik berat yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan jarak. Perhitungan dari titik berat menggunakan rumus (1), berikut ini merupakan hasil dari perhitungan titik berat yang dilakukan.
23
22
21
T2L1
A
20
19
E1
18
17
16
15
14
E2
13
12
D
11
T3L1
10
9
8
C
7
E3
6
5
4
3
2
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Tabel 9 Titik Berat Block Layout Algoritma Corelap Lantai 1 Titik Berat Kode X Y 9.50 8.00 A 1.50 19.50 B 16.50 7.50 C 6.00 11.25 D 12.00 17.00 E1 18.00 18.50 E2 17.00 25.00 E3 12.14 25.18 E4 8.00 27.00 E5 7.00 24.00 E6
Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode GraphBased Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)
90
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
2.00 24.00 2.60 27.15 3.00 30.75 7.00 30.75 18.50 32.00 1.00 21.50 18.00 10.50 Lantai 2 Titik Berat Kode X Y 5.00 20.25 F1 1.86 23.68 F2 2.00 27.75 F3 5.33 28.25 F4 6.00 24.00 F5 8.60 22.35 F6 3.00 31.50 F7 11.00 28.75 F8 9.00 27.75 F9 14.00 23.25 G1 15.50 21.00 G2 17.00 17.25 G3 13.00 15.00 G4 15.50 7.50 G5 7.50 8.25 G6 18.00 32.50 T1L2 0.50 20.00 T2L2 18.50 11.00 T3L3 Tabel 10 Titik Berat Block Layout Metode Graph-Based Construction Lantai 1 Titik Berat Kode X Y 3.40 19.80 A 10.50 7.50 C 6.00 11.25 D 12.50 18.00 E1 10.50 13.00 E2 14.50 7.00 E3 15.86 26.68 E4 8.00 25.50 E5 13.00 27.00 E6 10.00 29.25 E7 6.20 28.65 E8 1.89 28.92 E9 3.00 24.75 E10 18.50 32.00 T1L1 1.00 21.50 T2L1 18.00 10.50 T3L1 Lantai 2 E7 E8 E9 E10 T1L1 T2L1 T3L1
Kode B F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 G1 G2 G3 G4 G5 G6 T1L2 T2L2 T3L3
Titik Berat X Y 6.00 16.50 9.75 24.00 8.04 22.00 5.63 25.50 6.75 29.00 10.50 30.00 12.75 28.00 4.50 22.00 2.25 30.00 6.75 32.00 17.00 29.25 17.00 24.00 16.00 20.25 15.17 16.61 15.50 7.50 7.50 8.25 18.00 32.50 0.50 20.00 18.50 11.00
Dari hasil perhitungan titik berat, dapat digunakan sebagai perhitungan jarak menggunakan rumus (2). Setelah mengetahui jarak antar bagian yang saling berinteraksi maka dapat dikalikan dengan frekuensi perpindahan sehingga menjadi momen perpindahan. Frekuensi yang digunakan merupakan frekuensi dalam satu bulan kerja. Berikut ini merupakan asumsiasumsi yang digunakan dalam penentuan frekuensi. - Dari D menuju A, jumlah kain rol yang datang adalah 180 buah kain kemeja dan 5 buah kain keras. Diasumsikan bahwa pengangkatan kain tersebut dilakukan oleh pekerja dan satu kali mengangkat pekerja dapat mengangkat satu buah kain rol. - Dari A menuju E1, jumlah kain yang akan dipotong adalah 180 kain kemeja sehingga diasumsikan pengangkatan dilakukan sebanyak 180 kali. - Dari A menuju E2, jumlah kain keras yang harus dipotong dalam satu bulan yaitu lima buah kain rol. - Dari B menuju bagian yang membutuhkan benang dan aksesori, asumsi yang digunakan adalah setiap bagian mengambil benang sendiri-sendiri
ISSN: 9772356441035
91
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
serta dalam satu minggu diasumsikan benang dan aksesori diambil lima kali, hal tersebut dikarenakan dalam hari Jumat dan Sabtu jam kerja dikurangi satu jam. Sehingga pada umumnya dalam satu minggu hanya lima kali. Dalam satu bulan terdapat perpindahan material sebanyak 20 kali. - Dari E1 menuju E4, serta dari E2 menuju E3. Asumsi yang digunakan adalah hasil dari E1 sudah dibagi menjadi bagianbagian besar. Satu bagian besar terdiri dari 30 potong kemeja, kebutuhan dalam satu hari yaitu 750 kemeja, sehingga dalam satu hari terdapat 25 kali aliran material dan dalam satu bulan terdapat 600 kali perpindahan material. Hal tersebut dilakukan untuk semua bagian E, F, dan G. Hal tersebut dikarenakan dalam pengerjaannya DPP Garment mengerjakan sesuai dengan bagian besar hasil dari E1. - Dari E3 menuju F7, dari operasi press kerah akan dilanjutkan proses bikin kerah. Akan tetapi terdapat perbedaan lantai antara bagian tersebut, di mana E3 berada pada lantai satu dan F7 berada pada lantai dua apabila menggunakan block layout algoritma Corelap. Asumsi yang digunakan adalah proses pemindahan material dari E3 menuju F7 harus melalui tangga terdekat terlebih dahulu. Hal tersebut digunakan juga sebagai asumsi pada proses yang saling berhubungan akan tetapi beda lantai. Dari asumsi tersebut didapatkan data untuk dapat menghitung total momen perpindahan. Berikut hasil dari perhitungan momen perpindahan. Tabel 11 Total Momen Perpindahan Block Layout Algoritma Corelap Dari Ke Jarak F Momen A E1 11.50 180 2070.00 A E2 19.00 5 95.00 B E5 14.00 20 280.00 B E6 10.00 20 200.00 B E7 5.00 20 100.00 B E8 8.75 20 175.00 B E10 16.75 20 335.00 B T2L1 2.50 220 550.00
D D E1 E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 G1 G2 G3 G4 G5 G6 T3L1 T1L2 T1L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2 T2L2
A 6.75 B 12.75 E4 8.32 T2L1 15.50 E3 7.50 T1L1 8.50 E5 5.96 E6 4.00 E7 5.00 E8 3.75 E9 4.00 E10 4.00 T1L1 12.75 F2 6.57 F3 4.21 F4 3.83 F5 4.91 F6 4.25 G1 6.30 F3 4.75 F9 3.00 F4 4.17 G2 3.75 G3 5.25 G4 6.25 G5 10.00 G6 8.75 T3L2 13.80 D 12.80 F1 25.30 F7 16.00 F1 4.75 F2 5.04 F3 9.25 F4 13.08 F5 9.50 F6 10.50 F7 14.00 F8 19.30 G2 16.00 G3 19.30 G6 18.80 Total Momen
185 1 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 20 20 20 20 20 20 20 620 20 20 20
1248.75 12.75 4992.00 9300.00 4500.00 5100.00 3576.00 2400.00 3000.00 2250.00 2400.00 2400.00 7650.00 3942.00 2526.00 2298.00 2946.00 2550.00 3780.00 2850.00 1800.00 2502.00 2250.00 3150.00 3750.00 6000.00 5250.00 8280.00 7680.00 15180.00 9600.00 95.00 100.80 185.00 261.60 190.00 210.00 280.00 11966.00 320.00 386.00 376.00 153338.90
Total momen perpindahan dari tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap total momen perpindahannya adalah 153338.90 satuan jarak dari block layout atau dengan kata lain total momen
Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode GraphBased Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)
92
perpindahan dari tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah 153338.90 dikalikan dengan 50 cm, didapatkan 7,666,945.00 cm atau 76,669.45 meter per bulan. Tabel 12 Total Momen Perpindahan Block Layout Metode Graph-Based Construction Dari Ke Jarak F Momen A E1 10.90 180 1962.00 A E2 13.90 5 69.50 B F1 11.25 20 225.00 B F2 7.54 20 150.80 B F3 9.38 20 187.60 B F4 13.25 20 265.00 B F5 18.00 20 360.00 B F6 18.25 20 365.00 B F7 7.00 20 140.00 B F8 17.25 20 345.00 B G2 18.50 20 370.00 B G3 13.75 20 275.00 B G6 9.75 20 195.00 B T2L2 9.00 100 900.00 D A 11.15 185 2062.75 D T2L1 15.25 1 15.25 E1 E4 12.04 600 7224.00 E1 T2L1 15.00 600 9000.00 E2 E3 10.00 600 6000.00 E3 T3L1 7.00 600 4200.00 E4 E5 9.04 600 5424.00 E5 E6 6.50 600 3900.00 E6 E7 5.25 600 3150.00 E7 E8 4.40 600 2640.00 E8 E9 4.58 600 2748.00 E9 E10 5.28 600 3168.00 Tabel 12 Total Momen Perpindahan Block Layout Metode Graph-Based Construction (Lanjutan) Dari Ke Jarak F Momen E10 T2L1 5.25 600 3150.00 F1 F2 3.71 600 2226.00 F2 F3 5.91 600 3546.00 F3 F4 4.63 600 2778.00 F4 F5 4.75 600 2850.00 F5 F6 4.25 600 2550.00 F6 G1 5.50 600 3300.00 F7 F3 4.63 600 2778.00 F8 F9 6.50 600 3900.00 F9 F4 3.00 600 1800.00 G1 G2 5.25 600 3150.00
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
G2 G3 4.75 600 G3 G4 4.48 600 G4 G5 9.44 600 G5 G6 8.75 600 G6 T3L2 13.75 600 T2L1 E5 11.00 20 T2L1 E6 17.50 20 T2L1 E7 16.75 20 T2L1 E8 12.35 20 T2L1 E10 5.25 20 T3L1 D 12.75 600 T2L2 B 9.00 1 T2L2 F1 13.25 600 T2L2 F8 11.75 600 T3L2 F7 25.00 600 Total Momen Perpindahan
2850.00 2688.00 5664.00 5250.00 8250.00 220.00 350.00 335.00 247.00 105.00 7650.00 9.00 7950.00 7050.00 15000.00 150987.90
Total momen perpindahan dari tata letak usulan menggunakan metode GraphBased Construction adalah sebesar 150987.90 satuan jarak block layout atau dapat dijadikan meter dengan mengalikan dengan 50 cm. Didapatkan hasil sebesar 7,549,395.00 cm atau dengan kata lain 75,493.95 meter per bulan. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction lebih efektif dan efisien apabila dibandingkan dengan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap dari segi total momen perpindahan per bulan. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan bahwa tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction mempunyai total momen perpindahan lebih kecil dibandingkan dengan total momen perpindahan tata letak usulan dengan menggunakan algoritma Corelap. Perbandingan tersebut adalah tata letak usulan yang dirancang dengan menggunakan metode Graph-Based Construction mempunyai total momen perpindahan sebesar 75,493.95 meter per bulan, sedangkan tata letak usulan yang dirancang dengan menggunakan algoritma Corelap mempunyai total momen perpindahan sebesar 76,669.45 meter per bulan.
ISSN: 9772356441035
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
93
5. SARAN Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat diberikan metode-metode pembanding lebih dari dua metode, sehingga didapatkan tata letak usulan yang lebih dari dua sehingga analisis dan pembahasan lebih tepercaya. DAFTAR PUSTAKA Diaz, A. G., dan Smith, J. M., 2008, Facilities Planning and Design, Pearson Prantice Hall, New Jersey.
Jawin, E., 2011, Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas dengan Metode Grafik dan Algoritma Craft pada PT. Prima Indah Saniton, Tugas Sarjana, Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Pollack, S, 2012, What, Exactly, Is Business Development?, http://www.forbes.com/sites/scottpollack/ 2012/03/21/what-exactly-is-businessdevelopment/, diakses 10 Maret 2014. Purnomo, H., 2004, Perencanaan & Perancangan Fasilitas, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sekaran, U., 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Ed.4, Salemba Empat, Jakarta.
Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode GraphBased Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)
94
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
ISSN: 9772356441035