Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
PENYUSUNAN TATA LETAK STASIUN KERJA RESTORAN “X” MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP Agung Prijo Budijono Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik – UNESA
ABSTRAK “Restoran X” dalam perjalanan usahanya mengalami perkembangan cukup pesat sehingga tidak hanya dituntut dapat menyediakan makanan dan minuman saja tapi juga membutuhkan tata ruang yang memadai agar dapat memberikan dukungan pekerja melakukan aktivitasnya secara optimal. Meskipun demikian dalam pengaturan tata letak fasilitas produksi pada “Restoran X” hanya menggunakan pengalaman saja tidak memakai kaidah-kaidah plant layout. Hal tersebut menyebabkan pelayanan tidak optimum. Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai Tata Letak Stasiun Kerja “Restoran X”. Data yang dikumpulkan selama penelitian antara lain luasan total, nama-nama stasiun kerja (divisi), serta hubungan kualitatif antar stasiun kerja. Untuk merancang tata letak restoran, pada penelitian ini menggunakan metode Algoritma Corelap. Dari hasil perhitungan dan penempatan berbagai stasiun kerja maka dihasilkan layout restoran yang baru, yang kemudian dibandingkan dengan layout awal dan dilakukan analisis masing-masing stasiun kerja dengan merujuk pada diagram/tabel hubungan kualitatif . Kata kunci : tata letak restoran, stasiun kerja, Algoritma Corelap,
PENDAHULUAN Perkembangan dunia yang semakin maju dan modern ditambah dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik disertai dengan kian maraknya mobilisasi manusia melakukan aktifitas di luar rumah mengakibatkan semakin suburnya industri jasa restoran dewasa ini. Menurut Surat Keputusan Direktorat Jendral Pariwisata tentang Pelaksanaan ketentuan Usaha dan Penggolongan Restoran No. 94/HK/103/MPPT 91 Restoran didefinisikan sebagai suatu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di seluruh atau sebagian bangunan yang permanen, dilengkapi dengan fasilitas dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyampaian, penyajian serta penjualan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan ini.” Makalah ini mengangkat permasalahan plant layout Restoran X. Pengaturan tata letak fasilitas produksi pada Restoran X hanya menggunakan pengalaman saja tidak memakai kaidah – kaidah plant layout, hal tersebut menyebabkan arus pelayanan menjadi terkesan semrawut, seperti letak kamar mandi yang terlalu jauh dengan ruang tamu, gudang penyimpanan bahan mentah (kering) yang tidak berhubungan langsung dengan dapur.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
METODA Dalam menyelesaikan persoalan penentuan tata letak stasiun kerja pada “Restoran X” ini melibatkan pendekatan secara kualitatif maka dalam menganalisanya menggunakan metode Algoritme CORELAP (Computerized Relatioship Layout Planning). Berikut dibawah ini merupakan bagan alir rancangan penelitian. 1. Algoritme CORELAP (Computerized Relatioship Layout Planning) Algoritme CORELAP merupakan sistem perencanaan layout yang bahan perhitungannya menggunakan data-data hubungan kualitatif antar stasiun kerja (Activity Relationship Chart : ARC). ARC adalah menyatakan hubungan kulitatif antar stasiun kerja/departemen yang menggunakan simbol huruf-huruf, dalam hal ini ARC dirupakan dalam bentuk kuisioner seperti pada Tabel 1 yang telah diberi simbol-simbol sebagai nilai bobot hubungan antar stasiun kerja yang ada. Simbol huruf-huruf tersebut dijelaskan pada Tabel 2. Kuisioner tersebut diberikan kepada Manager restoran untuk mengisi nilai bobot hubungan antar stasiun kerja. Tabel 1. Contoh Kuisioner Hubungan Antar Stasiun Kerja
nama stasiun kerja
score A E I O U
nama stasiun kerja
X
Ruang tamu
Ruang Kasir Ruang Dapur (cooking) Tempat cuci peralatan kotor termasuk tempat sisa makanan Tabel 2. Simbol huruf – huruf ARC (Activity Relationship Chart)
A E I O U X
= = = = = =
Absolutely Important Especially Important Important Ordinary Important Unimportant Undesirable
= = = = = =
10.000 1.000 100 10 0 -10
Positif Contribution to gol
No contribution Negatif Contribution to gol
Penyusunan layout melalui Algoritme Corelap adalah suatu rancangan layout baru yang tidak tergantung/tidak memerlukan layout awal. Dalam menentukan pemilihan penempatan stasiun kerja Algoritme Corelap menggunakan peringkat nilai hubungan kedekatan antar stasiun kerja, TCR ( Total Closeness Rating). Secara matematis : m TCR (i) rij , i 1, 2,3...m Z j 1; j i dimana : m = jumlah departement dalam rancangan rij = nilai hubungan kedekatan dari stasiun kerja I terhadap stasiun kerja j
ISBN : 979-99735-1-1 A-16-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
2. Langkah-langkah algoritma CORELAP secara manual a. Penentuan Urutan Pengalokasian 1. Pilih salah satu departemen dengan TCR maksimum. Jika terdapat lebih dari 1 pilih sembarang maka departemen terpilih akan dialokasikan pertama kali. 2. Departemen yang dialokasikan kedua, pilih departemen yang mempunyai hubungan A dengan departemen yang telah terpilih - Jika terdapat beberapa maka pilih yang mempunyai TCR terbesar. - Jika TCRnya sama maka pilih sembarang. Jika tidak ada yang mempunyai hubungan A, pilih departemen yang mempunyai hubungan E dengan departemen yang terpilih. 3. Ulangi proses kedua, sampai semua departemen terpilih. Jika tidak ada departemen yang mempunyai hubungan A atau E dengan departemen yang terpilih (semua) maka lanjutkan dengan hubungan I atau O, serta U atau X. b. Cara Pengalokasian Menggunakan metode sisi barat (western-edge).Departemen yang terpilih pertama kali (urutan pertama) dialokasikan di pusat dari diagram kotak berikut. 8 7 1 PUSAT 2 3 Ket. gambar : 1 s/d 8 = stasiun kerja
6 5 4
Gambar 1. Diagram penempatan stasiun kerja
Nomor 2 dalam kotak merupakan lokasi yang disediakan. Nomor 1 : selalu untuk lokasi (kotak) pada sisi terbarat dari departemen – departemen yang telah dialokasikan. Kotak tepat bersebelahan dengan departemen yang telah dialokasikan dalam arah vertikal/horisontal mempunyai bobot 1. Kotak yang tepat bersebelahan dengan departemen yang telah dialokasikan dalam arah diagonal mempunyai bobot 0,5. Bobot x Nilai hubungan dari departemen yang telah dialokasikan terhadap departemen yang akan dialokasikan. Contoh pada Tabel 3. Tabel 3. Alokasi TCR Stasiun kerja I II III IV
I A E E
II A U E
III E U E
IV E E E -
TCR 12000 11000 2000 3000
Berdasarkan TCR, yang dialokasikan pertama kali adalah stasiun kerja I - Stasiun kerja I mempunyai hubungan A dengan stasiun kerja II Stasiun kerja II dialokasikan kedua. Stasiun kerja I mempunyai hubungan E dengan stasiun kerja III dan IV Stasiun kerja II mempunyai hubungan E dengan stasiun kerja IV Pilih stasiun kerja IV TCR lebih besar dari stasiun kerja III Stasiun kerja III dialokasikan terakhir sehingga urutannya sebagai berikut : I II IV III, kemudian masing ditempatkan dalam kotak/cell seperti pada gambar 2.
ISBN : 979-99735-1-1 A-16-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
8 1 2
7 I 3
6 5 4
Gambar. 2. Diagram penempatan stasiun kerja I
Jika stasiun kerja II di : lokasi 1, bernilai = 1 x 10000 = 10000 lokasi 2, bernilai = 0,5 x 10000 = 5000 lokasi 3, bernilai = 1 x 10000 = 10000 dan seterusnya Lokasi 1 adalah lokasi terbaik untuk stasiun kerja II karena mempunyai nilai penempatan terbesar (jika dibandingkan lokasi 2, 4, 6, 8) dan nomor lokasi terkecil diantara nilai-nilai penempatan yang sama (jika dibandingkan dengan lokasi 3,5,7 ). 10 1 2
9 II 3
8 I 4
7 6 5
Gambar. 3. Diagram penempatan stasiun kerja II
Jika stasiun kerja IV di : lokasi 1, bernilai = ( 1x1000 ) + ( 0 x 1000 ) = 1000 lokasi 2, bernilai = ( 0,5 x 1000 ) + ( 0 x 1000 ) = 500 lokasi 3, bernilai = ( 1 x 1000 ) + ( 0,5 x 1000 ) = 1500 lokasi 4, bernilai = ( 0,5 x 1000 ) + ( 1 x 1000 ) = 1500 dan seterusnya Lokasi terbaik untuk stasiun kerja IV lokasi 3 12 1 2 3
11 II IV 4
10 I 6 5
9 8 7
Gambar. 4. Diagram penempatan stasiun kerja IV
Jika stasiun kerja III di : lokasi 1, bernilai = ( 0 x 1000 ) + ( 1 x 0 ) + ( 0,5 x 1000 ) = 500 lokasi 2, bernilai = ( 0 x 1000 ) + ( 0,5 x 0 ) + ( 1 x 1000 ) = 1000 lokasi 3, bernilai = ( 0 x 1000 ) + ( 0 x 0 ) + ( 0,5 x 1000 ) = 500 lokasi 6, bernilai = ( 1 x 1000 ) + ( 0,5 x 0 ) + ( 1 x 1000 ) = 2000 dan seterusnya. Lokasi terbaik untuk stasiun kerja III lokasi 6 FINAL LAY OUT II IV
I III
Gambar. 5. Diagram penempatan stasiun kerja III
Penempatan disesuaikan dengan luasan dan bentuk masing-masing stasiun kerja dimana akan dialokasikan.
ISBN : 979-99735-1-1 A-16-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
HASIL DAN DISKUSI Setelah melalui pengambilan nilai bobot hubungan antar stasiun kerja di restoran selanjutnya direkap dalam suatu diagram sebagaimana Gambar 6. Hasil pembobotan diolah dengan metoda Algoritma Corelap sehingga menghasilkan final layout seperti pada Gambar 7.
Gambar 6. Diagram Kualitatif Antar Stasiun Kerja Layout
FINAL LAYOUT
Tabel 4. Keterangan Nomer, Nama Stasiun Kerja
VIII
XI
X
IV
III
I
II
VII
VI
V
IX
Gambar 7. Final layout
ISBN : 979-99735-1-1 A-16-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Gambar 8. Layout Restoran Hasil Susunan Metode Algoritma Corelap
ISBN : 979-99735-1-1 A-16-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Gambar 9. Layout awal Restoran
ISBN : 979-99735-1-1 A-16-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Analisa Perbandingan Perbedaan Layout Analisa layout berdasarkan perbedaan penempatan stasiun kerja pada layout awal dan layout hasil susunan dengan metode Algoritma Corelap. Selanjutnya dirujukan pada diagram hubungan kulitatif antar departemen hasil dari kuisoner (Gambar 6), sehingga dapat diuraikan pada Tabel 5. sebagai berikut : Tabel 5. Analisa Perbedaan Penempatan Stasiun Kerja Nama Stasiun Kerja Storage soft drink
Gudang bahan baku kering
Ruang ganti baju karyawan (transit)
Toilet
Layout Restoran Awal (gambar 9) Pada ruang ini jika dilihat dari gambar 6 mempunyai hubungan kualitatif yang paling besar dengan ruang pengolahan minuman sehingga sebaiknya dekat dengan pengolahan minuman. Dari gambar 6 mempunyai hubungan kualitatif yang paling besar dengan ruang dapur, namun pada penempatannya terputus dengan dapur. Pada gambar 6 mempunyai hubungan kualitatif yang paling besar dengan ruang dapur namun diletakkan relatif terputus dengan dapur, meskipun sebenarnya untuk masuk kedapur bisa melalui jalan depan toilet, hal ini kurang disukai. kalau penempatan toilet dibelakang tidak sesuai dengan kaidah layout yang mempunyai hubungan kualitatif paling besar dengan ruang tamu.
Layout Restoran Algoritma Corelap (gambar 8) Pada layout ini Storage soft drink ditempatkan berhimpitan dengan pengolahan minuman, sesuai dengan hubungan kualitatif gambar 6 bahwa hubungannya Mutlak Penting (A) . Gudang bahan baku kering terletak masih dalam satu lingkungan dengan dapur serta mempunyai akses yang sangat mudah untuk proses produksi. Bila ditinjau dari gambar 6 mempunyai hubungan kualitatif yang paling besar dengan ruang dapur, maka penempatan ruang ganti baju karyawan (transit) masih dalam satu lingkungan dengan dapur dan tanpa melewati jalan didepan toilet. Pada layout ini toilet terletak antara ruang tamu dan dapur sehingga mudah diakses dari berbagai stasiun kerja, hal ini sangat sesuai dengan hubungan kualitatif antar departemen pada gambar 6.
KESIMPULAN Dari hasil penyusunan layout maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Rancangan layout restoran masih mengacu pada layout awal (tidak merubah posisi tangga dan tempat parkir atau disesuaikan dengan lokasi sesungguhnya) 2. Analisa layout berdasarkan perbedaan penempatan stasiun kerja pada layout awal dan layout hasil susunan dengan metode Algoritma Corelap, selanjutnya dirujukan pada diagram hubungan kulitatif antar departemen hasil dari kuisoner (gambar 6). DAFTAR PUSTAKA Soekresno ( 2001 ). Manajemen Food & Beverage Service Hotel. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Sunderes Heragu, (1997). Facilites Design , PWS Publishing Company, 20 Park Plaza, Boston, MA 02116-4324 Kazarian, Edward A ( 1989 ). Foodservice Facilities Planning, USA, Van Nostrand Reinhold. Khan, Mahmood A ( 1987 ). Foodservice Operation. AVI Publishing Company, Inc. Wespoint Connecticut. Kotschevar,Lendal H and Terrell, Margaret.E (1977). Foodservice Planning : layout and equipment 2nd Edition . John Wiley & Sons. Inc, Canada
ISBN : 979-99735-1-1 A-16-8