PERANCANGAN PUBLIKASI BUKU EDUKASI BERTAHAN HIDUP
Alan Purnama Widjajapradja Jl.AUP No.38 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520 +62812 230 230 69,
[email protected] Alan Purnama Widjajapradja, Bpk. Lintang Widyokusumo, Ibu Hanny Wijaya
ABSTRAK
TUJUAN PENELITIAN, adalah untuk menciptakan sebuah Publikasi Edukasi bagaimana cara bertahan hidup teknik dan pesan yang akan di sampaikan sedemikian rupa agar dapat diterima dengan baik. METODE PENELITIAN, antara lain dengan mengadakan survei ke narasumber yang tepat, menggambungkan informasi yang penting dari berbagai buku, pencarian data melalui internet, buku referensi. HASIL YANG DICAPAI, menciptakan sebuah Publikasi / Buku Edukasi Teknik Bertahan yang dapat memberikan edukasi dan menjadi pegangang ketika sedang berpetualang, sehingga audience mempunyai basic teknik untuk bertahan dan mengurangin kecelakaan atau musibah yang di dapat dalam bertahan hidup. KESIMPULAN, dari Tugas Akhir ini adalah untuk menggabungkan informasi penting dan tepat untuk di sampaikan dan dikemas menjadi satu buku yang di butuhkan para petualang dan dapat menjadikan edukasi kepada orang awam akan cara bertahan hidup. Dapat dijadikan buku pegangan wajib ketika berpergian dan berpetualang. Kata Kunci : Eksplorasi, Hutan, Flora, dan Alam
ABSTRACT RESEARCH GOAL, is to create an Educational Publications how survival techniques and messages that will be conveyed in such a way as to be well received. RESEARCH METHODS, among others, by conducting a survey to the appropriate sources, menggambungkan important information from a variety of books, searching the data through the internet, reference books.
RESULTS ACHIEVED, creating a Publications / Books Education Defensive Techniques that can provide education and become pegangang while being adventurous, so the audience has a basic technique to survive and mengurangin accident or disaster in the can to survive. CONCLUSION, of this final project is to combine essential and appropriate information to be conveyed and packaged into a single book in the adventurous and the need to make education for the layman will to survive. Handbook may be required when traveling and adventure.
Keywords: Exploration, Forest, Flora, and Nature
PENDAHULUAN Latar Belakang Melihat dari kebiasaan sebagaian besar manusia yang suka berjalan jalan dan bertualang, Mencoba menjelajahi suatu tempat atau liburan ke gunung dan laut, tanpa berfikir keamanan dan bagaimana ketika terjadi kecelakaan atau bencana alam dan kurangnya edukasi atau informasi bagi mereka yang sedang menjelajahi suatu tempat sendiri tanpa kelompok atau organisasi. Dari sekian banyak buku bertualang (adventure, hiking, diving dan sebagainya) terasa jelas kurang adanya buku edukasi mengenai bagaimana cara bertahan hidup, sehingga kurangnya bagi para petualang mempunyai edukasi dan informasi yang tepat, untuk membuat mereka siap dan waspada ketika mereka mempunyai keadaan yang dimana diharuskannya diri mereka untuk bertahan hidup. Dari hasil riset yang sudah dilakukan, ada beberapa buku yang memberikan informasi mengenai cara bertahan hidup, namun informasi yang diberikan begitu kompleks sehingga sulit dimengerti, dan juga kurangnya informasi yang jelas untuk keadaan tertentu. Karena kecelakaan atau bencana alam yang memaksa kita untuk bertahan hidup tidak memilih tempat, waktu dan persiapan. Oleh karena itu, maka hal yang sangat dibutuhkan adalah edukasi dan kesiapan diri bagaimana cara bertahan hidup yang sudah di tanamkan dan di pelajari. Sehingga apabila terjadi hal yang tidak di inginkan mereka akan tetap dapat bertahan hidup, menyatu dan bergantung dengan alam. Edukasi ini sangat dibutuhkan, karena tidak hanya ditujukan bagi orang yang sedang berpetualang, namun dapat diperuntukan bagi semua orang. Dapat menjadi
informasi atau edukasi yang sangat baik apalagi ketika mereka mengalamin kejadian yang tidak diinginkan seperti bencana alam dan kecelakaan yang memaksanya bertahan hidup sendiri tanpa bantuan siapa pun dan hanya alam yang dapat diandalkan. Dari beberapa buku yang sudah di publikasi, informasi yang disampaikan kurang dapat di mengerti pembaca, apalagi kepada orang awam yang ingin tahu. Dari sebagian buku hanya membahas cara mengikat tali saja tanpa ada penjelasan bagaimana ketika tali itu tidak ada. Kebanyakan buku terlalu banyak memaparkan tulisan dan kurangnya visual membuat pembaca sukar untuk mengerti. Tanpa disadari tren berpetualang sudah mendarah daging di masyarakat muda maupun tua. Namun bagaimana ketika mereka tidak memiliki dan tidak faham bagaimana cara bertahan hidup tanpa bantuan alat atau benda, dan hanya bergantung pada alam. Yang sering terjadi adalah kejadian dimana orang tersesat di hutan dan kehabisan makanan sehingga esok harinya dia ditemukan tidak bernyawa. Banyak cerita atau kisah tersebut tidak lebih dikarenakan kurangnya edukasi atau buku yang memberi informasi tentang bagaimana cara bertahan hidup. Seperti kisah dalam film “in to the wild”, kisah nyata dari seorang petualang bernama Christopher McCandles, dia mencoba berpetualang di alam bebas tanpa mempunyai atau berbekalan edukasi dan informasi bagaimana cara bertahan hidup yang baik. Sampai pada suatu saat dia melakukan kesalahan dalam memakan tumbuhan dan tidak mengerti bagaimana cara menyimpan makanan untuk waktu lama. Dikeadaan itu kondisi tubuhnya mulai turun dan akhirnya dia ditemukan tidak bernyawa oleh warga gunung Everest. Dengan kisah nyata tersebut, maka mendorong desainer membuat buku bertahan hidup secara berkala atau serial, yang dimulai dengan buku bertahan hidup di hutan. Dengan informasi lengkap dan mengutamakan visual yang baik agar pembaca dapat dengan mudah mengerti dan paham.
Kajian Pustaka
1. Teori Desain Komunikasi Visual Komunikasi visual adalah komunikasi yang terjadi melalui indera penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses dalam penyampaian pesan atau maksud tertentu kepada pihak lain, dengan menggunakan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.
2. Teori Ilustrasi
Ilustrasi berasal dari kata illustrate yang berarti menghias, mengiringi, mendukung. Berdasarkan artikel FX Widyatmoko dalam Jurnal Seni Imagi Universitas Kristen Maranatha Bandung vol 2 no 1 Agustus 2006, ilustrasi berguna sebagai proses pemahaman terhadap suatu objek, sebagai fasilitas berbagai macam orang dengan berbagai macam latar belakang dalam rangka merespon sebuah gambar. Sebuah unsur verbal yang divisualkan dalam sebuah bentuk (form) berarti memunculkan sebuah kesan dan makna tersendiri (content/meaning). Dalam suatu bentuk veral, non fiksi, ilustrasi disajikan lebih terbatas dalam penyampaiannya agar tidak terjadi salah persepsi
3. Teori warna Terdapat beberapa hal mengenai warna yang dijelaskan oleh Karen Triedman dan Cheryl Dangel pada bukunya yang berjudul Color Graphic : The Power of Color in Graphic Design, yaitu : Warna sebagai pembangkit emosi : Kehidupan yang penuh warna dalam keseharian manusia berpengaruh pada
emosi,
perasaan dan hal semacamnya. Untuk memperkuat desain diperlukan satu pemahaman atas respon seseorang terhadap warna dan pengertian terhadap target market yang dituju. Faktor sosiologis, historis, politis, geografis, psikologis dan budaya juga menentukan respon target terhadap warna.
4. Teori Publikasi Teori ini adalah kegiatan pemasaran sesuatu hal, barang, atau sebagainya (khususnya media cetak untuk dijual). Secara tidak sadar kita dikelilingi oleh publikasi. Dari Koran, majalah hingga dunia maya. Di toko buku, rak-rak dipenuhi oleh media cetak dalam berbagai bentuk tidak hanya buku. Kenapa? Because in today’s society, communication is all-important, and the power of print has never been stronger. Pada saat ini tidak cukup berbekal kepada konsep baru saja. Desainer publikasi harus bekerja lebih keras dan mengembangkan kreatifitas untuk memuaskan dan berkomunikasi dengan para pembaca dalam hal estetika dan tingkat emosional. Dalam publikasi terdapat “six appeal” 6 bagian yang menentukan dalam penyelesaian suatu desain. Antara lain : a. format b. grid c. typography d. color e. cover or masthead f.
use of imagery
Rumusan Masalah •
Bagaimana buku ini membutuhkan visualisasi yang relevan dengan konsep yang baik, sehingga dapat di mengerti dan mudah di pahami pembaca. Dan juga membutuhkan desain yang baik sehingga membuat buku ini menarik ketika di publikasi.
Tujuan Desain •
Maka, tujuan desainnya adalah memberikan informasi dan mengedukasi target dengan visual yang baik, sehingga buku ini dapat menjadi kebutuhan utama bagi para petualang sebagai persiapan dan perencanaan dan juga sangat menarik ketika di publish.
METODE PENELITIAN 2.1 Data Dan Literatur Data informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu : •
Data buku atau artikel berupa data elektronik maupun non-elektronik yang berasal dari website dan buku. Observasi atau pengamatan langsung ke lapangan.
•
Wawancara dan survey langsung dengan organisasi yang melatih cara bertahan hidup “Tim SAR Indonesia”.
2.2 Data Umum - DARI BUKU -
“Survival Tips” 150 ways to survive emergency situations, Clive Johnson
Gambar 2.0 Buku Survival Tips
-
“Need to know? Knots” all the techniques, ideas equipment you need to tie safe and secure knots, Collins
-
“Practical Camping Handbook”, Peter G. Drake
Gambar 2.1 Buku Practical Camping
- DATA DARI INTERNET PENGERTIAN JUNGLE SURVIVAL
Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup (kelangsungan hidup). Survival adalah mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapat pertolongan. Sedangkan menurut pengertian lain, survival adalah suatu kondisi dimana seseorang/kelompok orang dari kehidupan normal baik tiba-tiba atau tidak disadari masuk ke dalam situasi tidak normal.survival merupakan “seni mempertahankan hidup” the art of staying alive (Wiseman 1986). Hal ini mengandung pergertian bahwa dalam kondisi survive kita harus dapat memanfaatkan segala sesuatu dari alam dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pada kondisi minim (buruk dan kritis). Faktor utama dari hal diatas adalah berimprovisasi dan bersemangat. Survivor adalah Orang yang melakukan survival. Survival yang biasa dilakukan yaitu di hutan/alam bebas sehingga disebut jungle survival. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa, atau kondisi lainnya. Survival Sendiri Berasal Dari Kata Survive Yang Dapat Diartikan Sebagai Upaya Untuk Mempertahankan Hidup
Pentingnya mempertahankan hidup (survival) berkaitan dengan munculnya kondisi
kritis. Yang dapat dipertanyakan disini: Apa yang menyebabkan kondisi kritis itu muncul atau dengan perkataan lain, aspek apa yang akan kita hadapi dalam situasi survival? secara umum, aspek-aspek ini dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Aspek psikologis yang merupakan masalah mental. Contoh: takut, cemas, panik, bosan, kesepian, tertekan dan putus asa, dll. 2. Aspek fisiologis yang berkaitan dengan masalag fisik. Contoh: lapar, haus, lelah, mengantuk dan sakit. dll 3. Aspek lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor. Contoh: panas, dingin, hujan, angin, hewan berbahaya, hutan lebat dan medan berbahaya, dll
Ketiga aspek tersebut akan saling mempengaruhi. Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut. Seseorang yang biasa hidup dengan berbagai fasilitas akan sulit menghadapinya apabila tidak pernah berlatih dan tidak ditunjang dengan pengetahuan survival. S: Size up the situation - Ukur situasi(Posisi) - Apakah cidera ? - First Aid apa yang di perlukan - Lokasi - Konsumsi bahaya yang mengancam - Apa yang dapat dimaanfaatkan dari lingkungan sekitar - Cuaca U: Undue haste makes waste - Tenang jangan tergesa-gesa v- Energi lebih penting daripada waktu, - Rencakan kegiatan fisik yang jelas, - Kegiatan yang tak berguna bias membuat anda putus asa dan panik.
R: Remember where you are - Ingat lokasi - Buat tanda jejak kalau meninggalkan lokasi.
- Perhatikan tanda topografi disekitar anda. - Kenali alam sekitar akan membuat rasa aman.
V: Vanguish fear and panic - Jangan panik dan takut - Sebelum menjadi panik, alihkan rasa takut anda - Panik akan menimbulkan respon destruktif dan menghambat rasio. - Penuhilah pikiran anda dengan analisa positif terhadap situasi yang dihadapi
I: Improve - Berimprovisasilah pasti ada sesuatu yang dapat dimanfaatkan - Semakin kreatif dan inventif, maka alam akan semakin ramah terhadap anda.
V: Value living - Hargai nyawa, jangan nekad - Hindari hal-hal yang riskan - Tanpa keinginan untuk hidup, seluruh kemampuan anda tidak ada gunanya.
A: Act like native - Hargai tradisi penduduk asli - Ingat adanya persepsi tertentu terhadap orang lain.
L: Learn basic skill - Latihlah sebanyak mungkin kemampuan/pengetahuan tentang survival.
Tindakan pada saat Jungle Survival Tahap awal sebelum melakukan tindakan adalah survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada, sehingga tindakan yang diambil berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang tidak beguna.
- Tindakan Umum Dalam menghadapi situasi yang sulit
berusahalah untuk tenang, istirahat yang
cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP.
S-Stop
= berhenti dan beristirahat
T-Thinking = berfikirlah sadari masalah yang dihadapi O-Observe = amati keadaan sekeliling P-Planning = buat rencana mengenai tindakan atau usaha yang akan di yang akan dilakukan problem atau masalah yang dihadapi
Jangan bertindak sendiri-sendiri jika seorang survivor labih dari satu orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat menghemat waktu dan tenaga demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi. Timbuhkan rasa kebersamaan kelompok dan toleransi antar individu. Pilih seorang yang dianggap mampu untuk jadi pemimpin. Buatlah rencana dan ambil keputusan berdasarkan musyawarah. - Tindakan Saat Musibah a. Beberapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk tetap tinggal dilokasi dan menunggu pertolongan SAR. * Survivor mengetahui bahwa telah diketahuai hubungan radio atau rute perjalanan ada yang mengetahui. * Cari daerah yang terbuka untuk memudahkan tim SAR menemukan atau mengetahui dan bisa melakukan komunikasi lapangan * Cari lokasi yang terdapat sumber air dan makanan * Menangani survivor yang menderita Tindakan yang dilakukan : - Rawat survivor yang sakit atau menderita - Membuat tempat berlindung dari cuaca buruk dan hewan berbahaya - Hemat pesediaan makanan yang ada dan beruasaha mencari tambahan makanan di sekitar lokasi. - Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik maupun dengan tanda lainnya seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap dari membakar sampah, dll
b. Tindakan bila meninggalkan lokasi : * Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat dibawa dalam perjalanan * Tentukan arah yang dituju berdasarkan kompas, matahari atau alat petunjuk lainnya
* Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan bahan yang dibawa, serta arah yang dituju. * Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan * Ikutilah punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada di daerah pegunungan * Carilah makanan dan air sebelum persediaan yang dibawa habis * Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan jangan melakukan perjalanan malam * Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan untuk melindungi diri dari serangga dan hewan berbahaya.
TEKNIK JUNGLE SURVIVAL
A. Menentukan Arah Dan Lintasan Pada keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan, kemudian memilih lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat tercapai.
1. Menentukan Arah a. Berpedoman pada arah matahari, matahari selalu terbit dari timur dan terbenam arah barat b. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang salib, garis diagonalnya bila ditarik sampai kekaki langit, menunjukkan arah selatan c. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka, cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat sedangkan yang tipis arah timur. Petunjuk ini tidak berlaku untuk daerah lereng atau lembah atau hutan lebat
2. Memilih Lintasan a. Melakukan perjalanan di dataran rendah: Pertama tentukan arah yang dituju, hal ini dimaksudkan untuk menghindari lintasan
yang tidak menentu atau berputar-putar di sekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yang besar dan sulit di sebrangi maka ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival, karena kemungkinan akan melewati perkampungan penduduk b. Melakukan perjalanan dipegunungan: Tentukan arah dan ikuti punggungan gunung. Jangan berjalan di lembah atau pada aliran sungai, karena sungai dipegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun B. Jejak Pada kawasan hutan banyak ditemui jejak yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentu ini perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang melintas daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan SURVIVOR. 1. Jejak hewan berupa telapak kaki, kotoran dan sibakan tumbuhan, dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan, pola dan tingkah laku. Sehingga dapat diambil tindakan membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya. 2. Jejak manusia berupa telapak kaki, sepatu atau sandal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah. Sehingga dapat menunjukkan aktivitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor. 3. Membuat jejak usaha survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat membuat membuat jejak yang jelas agar Tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat dibuat sesuai dengan alat atau barang yang dibawa atau tanpa alat.
- Menggunakan alat atau
barang
a. Potongan tali yang diikatkan pada batang pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai medan b. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon c. Sampah, potongan kain dan barang lain terutama yang berwarna mencolok, diletakkan pada jarak tertentu sepanjang jalur yang dilalui - Tanpa menggunakan alat a. Menyibakan atau mematahkan tumbuhan b. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuan semak yang berwarna
mencolok c. Menyusun batu atau ranting membentuk panah d. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gembur
C. Mencari Air Air merupakan kebuutuhan pokok manusia. Dalam survive, penggunaan air harus dihemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Ketersediaan air dihutan cukup banyak dan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, air diperoleh perlu dimurnikan dahulu, ada pula yang langsung dapat diminum. 1. Air yang dimurnikan air ini perlu diendapkan atau dimasak karena kemungkinan keruh, mengandung cacing dan mikroorganisme yang berbahaya. Air ini adalah sebagai berikut: a. Air yang berasal dari sungai yang besar b. Air genangan c. Air dari perasan lumut d. Air dari tebasan pohon pisang e. Air dari bunga kantung semar f. Air dari hasi menggali pasir dari sungai kering g. Air sungai pegunungan, walaupun dapat diminum langsung, alangkah baiknya bila dimasak dulu
2. Air yang dapat langsung diminum a. Air hujan yang ditampung pada daun lebar, ponco dan alat lainnya b. Air berasal dari mata air c. Air embun pada daun d. Air dari tebasan rotan dan akar gantung atau liana e. Air pada ruas bambu f. Air dari tebasan dari bunga (manggar) aren, nipah atau jenis palem lainnya g. Air hasil pengembunan dengan cara menyelubungi ranting pohon berdaun lebat dengan plastik besar
3. Menahan air dalam tubuh Untuk menahan air dalam tubuh kita atau agar tidak cepat kehilangan kadar air dalam tubuh (dehidrasi) perlu diingat ; a Hindari pergerakan yang berlebihan b Untuk orang yang suka
merokok, jangan terlalu banyak merokok.
c Berteduh di tempat yang
teduh
d Jangan minum alkohol e Bernapas melalui hidung, sedikit mungkin melalui mulut.
Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya; 1. Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER) yaitu air yang mengandung racun, unsur kimia biologi, radiology (kibira) atau jasad renik yang dapat menimbulkan sakit. 2. Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER) yaitu air yang mengandung bahan sampah, lumpur atau limbah. Tak bisa dipakai karena tidak memenuhi syarat fisik. 3. Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER) yaitu air yang bebas racun dan organisme. Walau rasa kurang enak, sesudah dimasak bisa diminum 4. Air nyaman (PALATABLE WATER) yaitu air yang enak dan segar diminum.
Gambar 2.2 Di pohon (dengan slayer/kain)
Gambar 2.3 Di tanah(dengan slayer/kain)
D. Tempat berlindung (shelter/bivak)
Kendala survivor saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi lingkungan dilokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat diperlukan untuk menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan, sehingga kebutuhan istirahat terbutuhi secara aman. Membuat tempat berlindung harus disesuaikan dengan jumlah survivor, alat atau perlengkapan yang ada, sarana yang disediakan oleh alam dan Berapa lama survivor pada lokasi tesebut. Macam-macam tempat berlindung 1. Gua atau cekungan 2. Pohon tumbang 3. Lubang besar pada pohon 4. Bivak yang dibuat dari rangka batang dan susunan daun lebar
5. Bivak dengan bahan ponco, plastik, parasut dan bahan lebar lainnya 6. Didaerah rawa dapat dilakukan dengan membuat para-para, dengan jaring (hammock) dan duduk pada cabang dengan tubuh di ditambat tali kepohon Pergerakan malam dihutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum matahari terbenam
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivak : 1. Pilih lokasi yang datar 2. Bivak tidak bocor dan tegenang air saat hujan 3. Tidak pada aliran air Kering, atau bila hujan tidak tergenang 4. Terlindung dari terpaan angin 5. Tidak didasar lembah atau dekat lereng terjal 6. Tidak pada lintasan binatang buas 7. Tidak berada dibawah pohon lapuk/kering. 8. Lokasi dekat dengan sumber air jika survivor tidak berpindah-pindah Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak sebaiknya diberi alas dengan daun-daun kering atau dengan alat yang dibawa agar tubuh tudak kehilangan panas akibat kontak langsung dengan tanah.
Gambar 2.4 Bivak buatan
Gambar 2.5 Ponco tent
Gambar 2.6 bivak alam
E. Perapian Api sangat diperlukan untuk memasak, menghangatkan tubuh pada cuaca dingin dan mengusir serangga. Beberapa hewan tidak akan mendekat apabila ada perapian. Asap dari hasil pembakaran dapat dijadikan tanda dari darat ke udara sehingga memudahkan Tim SAR untuk mengetahui posisi survivor berada. Untuk membuat perapian dibutuhkan 3 unsur yaitu : bahan bakar, udara dan sumber panas
Gambar 2.7 Contoh menyalakan Api
1). Bahan bakar kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan kayu dan ranting, kemudian potong dan dibelah. Jika hanya menemukan kayu lembab, maka buanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan. Getah damar yang mengandung terpetin dapat digunakan sabagai bahan bakar pemicu, demikian pula kalau ada lilin, kain atau bahan lain yang mudah terbakar.
2). Udara Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayu jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup. Susunan ini dapat membentuk piramida atau kerucut.
3). Sumber panas a. Berasal dari korek api b. Sinar matahari yang difokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar c. Gesekan bambu dengan bambu d. Gesekan busur dengan gurdi e. Benturan golok atau pisau baja pada batu f. Dari alat lain seperti: batu pematik atau fire starter yang ada pada survival kit.
Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi yang aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang ditimbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api saat membuat perapian tanpa korek api sangat sulit membuat api, jagalah api yang sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi.
F. Makanan Manusia sangat membutuhkan makanan untuk kelangsungan proses metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu diperhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat, hindarilah makanan kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila ketersediaan air terbatas. Dalam keadaan survive, tenaga yang dimiliki sangat tergantung dari makanan, oleh karena itu jangan gelisah dan menghambur-hamburkan tenaga secara percuma sebab kebutuhan makanan dan air akan meningkat. Usahakan mengelola atau memasak bahan makanan yang didapat, hal ini penting untuk mensterilkan bahan makanan dan dapat untuk mempermudah kerja pada alat pencernaan. “FLORA DAN FAUNA YANG BERMANFAAT DAN BERBAHAYA“ Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia cukup tinggi sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat dimakan dan sebagai obat, perlu diketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian pula apabila memakan satu jenis hewan atau tumbuhan, tidak semua bagian dapat dimakan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi ada pula bagian dari tumbuhan atau hewan yang mengandung racun.
1. Tumbuhan Hutan Sebagai Sumber Makanan Yang perlu diperlu diperhatikan dalam memilih makanan yang bersumber dari sekian banyak tumbuhan hutan adalah : 1. Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan 2. Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter) 3. Tumbuhan tersebut tidak berwarna menyolok, tidak bergetah susu dan berbau kurang sedap 4. Jangan memakan jenis tumbuhan yang terasa gatak atau panas pada kulit, bibir dan lidah 5. Jangan memakan satu jenis tumbuhan saja 6. Sebaiknya dimasak dulu sebelum dimakan Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi cukup adalah umbi kemudian buah, daun muda dan umbut atau batang muda. Adapula beberapa jenis tumbuhan yang dapat dimank bunganya Jenis tumbuhan yang dapat dimakan antara lain :
1. Umbi talas (Colocasia sp), rumput teki (Cyperus rotundus), uwi atau gadung (Dioscorea hispida) dan ganyong (Canna hybrida) 2. Buah senggani atau herendong (Malastoma polyantum), arbei hutan (Rubus sp), markisa atau konyal (Passiflora quadrangularis) dan ceplukan (Physalis angilata) 3. Biji muda sengon (Albizia lophanta) dan kaliandra (Caliandra cathartica)
4. Daun muda paku tiang (Alsophia glauca), rasamala (Altingia excelsa), selada air (Nasturtium officinale), poh-pohan atau banyon (Pileamelastomoides), sintrong (Gynura arrantiaca), dan antanan atau gagan atau kaki kuda (Cantella asiatica) 5. Umbut paku tiang, batang muda ketebon (Genostegia hirta), umbut palem muda (Fam palmae), batang daun begonia
(Begonia sp) dan rebung bamboo
(Bambosa sp) 6. Bunga honje dan kecombrang (Nicolaria sp), bunga turi (Sesbania glandiflora), pisang hutan (Musa sp) yang dapat dimakan yaitu: buah, jantung, batang bagian dalamk dan bongkol pisang muda. 7. Jenis jamur yang bisa dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu jamur kuping (Aircularia judae) dan jamur tiram (Pleuretus ostratus). Hati-hatilah bila memakan jamur, karena banyak yang beracundan bila tidak mengenali lebih baik menghindar.
Manfaat Lain dari Tumbuhan Hutan Dalam keadaan survival dimana seorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat memanfaatkan tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat berlindung dan tempat mencari air.
- Sebagai Tumbuhan Obat Tumbuhan obat atau simplisia nabati banyak terdapat di Indonesia tetapi masih kurang dikenal dan diketahui khasiatnya oleh umum. Adapula jenis-jenis tumbuhan obat yang ditanam di selasela hutan produksi dan disebut empon-empon. Pengenalan dan pemanfaatan obat masih secara tradisional dan disampaikan secara turun-temurun pada masyarakat Indonesia. Beberapa jenis tumbuhan obat yang ditemui di hutan yaitu : 1. Lumut hati, bila dinamakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit hati)
2. Antanan atau gagan atau kaki kuda daunnya bila dimakan atau dilalap, dapat sebagai obat sakit perut, batuk, asma dan sariawan 3. Kaliandra, dau dan biji mudanya dapat sebagai obat sariawan 4. Sembung manis, jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut 5. Kiurat, daunnya untuk obat luar, seperti luka dan salah urat(keseleo) 6. Numpong, daunnya dihaluskan untuk obat lika 7. Getah kamboja, untuk menghilangkan bengkak Masih banyak jenis tumbuhan obat yang berasal dari hutan, tetapi untuk penggunaannya harus dicampur dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga menjadi jamu untuk mengobati sakit tertentu.
- Tumbuhan untuk bahan bakar Kayu dan ranting kering, getah damar dan getah pinus yang mengandung terpetin.
- Tumbuhan Untuk membuat atap bivak Daun anggrek tanah atau congkok, daun honje, daun pisang, daun pandan hutan, daun palem hutan, daun aren dan daun paku sarang burung yang biasa menempel pada hutan besar
- Tumbuhan untuk Penimpan air Tumbuhan palem, bambu, rotan dan tali air atau liana yang biasa menggantung dari pohon ke pohon, Tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat peralatan dan dijadikan arah pergerakan survivor.
Tumbuhan Yang Berbahaya Dan Beracun Beberapa jenis tumbuhan dapat berpengaruh buruk terhadap manusia jika dimakan maupun melalui kontak langsung dengan kulit. Jenis ini kebanyakan mempunyai karekteristik tersendiri terlihat dari bentuk mofologisnya Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung dengan kulit : 1. Rengas atau ingas, getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat merusak jaringan kulit 2. Kemadu atau pulus, bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal dan panas 3. Rarawean atau raweh, kelopak polongnya mempunyai rambut yang membuat kulit gatal 4. Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal
Jenis tumbuhan beracun jika dimakan yaitu : 1. Jarak, racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan kepala pusing 2. Pangi atau picung, seluruh pohonnya mengandung asam sianida yang sangat beracun 3. Kecubung, daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan halusinasi 4. Jamur amannita verna, mengandung meskarin yang dapat mematikan hewan maupun manusia 5. Jamur Psilocybe sp, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi 6. Jamur jenis lain yang mengandung racun : Amanita muscaria, Corprinus sp, Hygrophorus miniatus, Gomphus bonarii, Microglossum rufum
2. Hewan Sebagai Sumber Makanan Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari hewan yaitu : 1.
Jenis hewan tersebut
2.
Tempat hidup atau habitat nya
3.
Ukuran tubuhnya
4.
Makanannya
5.
Pola tingkah laku hewan tersebut
Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival, tetapi karena sifat hewan yang mobile. Maka mendapatkannya lebih sulit dibanding tumbuhan. Situasi dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku hewan tersebut. Ada hewan yang keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari makan pada malam hari (noctural), sehingga siang hari sulit ditemukan, adapula yang keluar siang hari saja (diurnal). Hampir semua jenis hewan dapat dimakan tetapi dalam menagkap hewan tersebut harus hati-hati karena ada beberapa jenis hewan yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan keterampilan untuk untuk menangkap atau menjerat hewan tersebut. Untuk mengetahui jenis, ukuran tubuh dan populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat langsung juga bisa dengan melihat kotoran dan jejak kaki hewan tersebut.
Hewan yang dapat dimakan antara lain : *Mollusca
Yang termasuk kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang. Siput umumnya hidup di semak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya hidup di saluran-saluran air atau terbenam dalam lumpur *Annelida Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing dan lintah. Cacing dapat diperoleh dengan cara menggali tanah atau disarang burung pada pohon. Cacing yang mempunyai ukuran yang cukup besar adalah cacing Sonari. Jika akan dimanfaatkan, isi perutnya perlu dibersihkan dahulu. *Insecta (berbagai macam serangga) Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena mudah dijumpai didaerah berumput. Dibeberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang mengandung protein tinggi, seperti ulat sagu dan ulat jati. *Crutascea Yang termasuk jenis hewan ini adalah kepiting dan udang. Hewan ini dapat dijumpai pada aliran air yang mengalir dipegunungan, terutama di daerah pinggiran sungai yang berbatu *Pisces Sama hal nya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di pegunungan, sungai dan danau, karena air merupakan habitat ikan *Amphibia (berbagai jenis katak) Banyak dijumpai dekat aliran air dihutan terutama pada malam hari, karena katak bersifat noctural. Katak yang bisa dimakan jenis (rana sp). Di hutan Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi banyak ditemukan jenis (rana macrodont) yang merupakan jenis katak beukuran besar yang bisa dimakan. *Reptilia (berbagai jenis hewan melata) Yang termasuk kelompok ini adalah ular, kadal, cicak dan sebagainya. Didaerah hutan merupakan hunian ular besar seperti ular sanca. Disamping berbahaya karena lilitannya yang kuat, ular sanca tidak berbisa dan dapat dimakan. Daging dari jenis ular berbisa dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi perutnya harus dibuang karena dikepala terdapat kelenjar bisa
*Mamalia (berbagai jenis hewan menyusui) Yang termasuk kelompok hewan ini adalah kelinci, rusa, tikus dan sebagainya. Untuk mendapatkan hewan ini cukup sulit karena gerakannya yang lincah sehingga dibutuhkan jerat untuk menangkapnya
*Aves (berbagai jenis burung) Yang termasuk kelompok ini adalah ayam hutan, yang dapat dijerat, seadangkan jenis burung lainnya sulit didapat karena kemampuan terbangnya.
3. Hewan Yang Berbahaya Dan Berbisa Beberapa jenis hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia salah satu sebabnya karena terganggu dan dengan alat pembelaan dirinya maka hewan tesebut menyerang. Ada pula jenis hewan, terutama hewan penghisap darah dan hewan carnivora besar yang memanfaatkan kehadiran manusia sebagai sumber makanannya. Jenis hewan yang berbahaya dan berbisa antara lain adalah : * Nyamuk malaria. Nyamuk ini merupakan vector dari bakteri Plasmodium malariae * Agas Sejenis nyamuk yang hidupnya bergerombol di hutan atau rawa. Gigitan hewan ini dapat menyebabkan gatal dan panas * Semut api Hewan ini hidupnya diatas permukaan tanah merayap diantara guguran daun. Gigitan semut ini menyebabkan panas dan perih pada kulit * Tawon atau Lebah Sengatan hewan ini bisa menyababkan bengkak, sakit dan menimbulkan demam bagi penderita * Kelabang Sengatannya menyebabkan bengkak dan sakit sekali * Kalajengking Sengatan kalajengking menyebabkan bengkak dan sakit sekali. Hewan ini mempunyai capit, akan tetapi yang berbahaya adalah ekornya (talson)
* Pacet dan Lintah Kedua jenis hewan ini mempunyai alat penghisap darah yang mengandung zat anti pembeku darah * Harimau dan Macan Kumbang Kedua jenis hewan ini masih terdapat di hutan (Luar hutan Manado)
* Buaya Terdapat dimuara sungai dan rawa Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya * Ular Beberapa jenis ular berbisa seperti ular cobra, ular belang, ular tanah, ular hijau, ular cabe dan ular pucuk, masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.
Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa : - Tidak semua ular berbisa kepalanya berbentuk segitiga, tetapi ular yang kepalanya bebentuk segitiga adalah ular berbisa. Sisik dibawah cloaca ular berbisa membentuk lempengan tunggal, sedangkan pada ular tidak berbisa membentuk lempengan membelah - Pada bagian punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang kepala sampai ekor - Mempunyai kelenjar pada kepala
Gigitan ular berbisa dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Hindarilah jika berjumpa ular berbisa, apabila terpaksa unatuk memanfaatkannya sebagai bahan makanan, maka langsung saja dibunuh menggunakan alat dan jangan berusaha menangkapnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan buruk akibat ular tersebut. •
http://www.catatansitusku.com/2012/05/cara-bertahan-hidup-jika-tersesat-di.html
•
http://journalight.wordpress.com/2010/06/08/cara-bertahan-hidup-di-hutan-survival/
•
http://adhyblacksoul.blogspot.com/2012/09/how-to-survive-in-jungle-cara-bertahan.html
2.2 Analisa kasus Dari data-data diatas, data edukasi dan informasi akan disaring dan di pilih yang tepat dan penting untuk dimasukan ke dalam buku ini, hingga informasi dan edukasi yang akan dipaparkan dalam buku ini baik dan tepat sasaran. Buku ini akan dibuat dengan illustrasi dan juga desain yang baik dan menarik, ditambah dengan conten yang jelas, sehingga dapat dengan mudah dimengerti bagaimana cara yang baik dalam bertahan hidup di hutan. Dan di rancang sebagai buku dalam persiapan sebelum berpetualang.
2.3 Format Buku Berukuran 21 x 13.5 cm , (100 halaman)
Softcover jahit -
Cover
-
Daftar isi
-
Bab 1. Pendahuluan &pengetahuan
-
Bab 2. Alat-alat atau perlengkapan yang harus dibawa
-
Bab 3. Flora yang bisa di makan
-
Bab 4. Bertahan hidup
-
Bab 5. Cara dan bagaimana dengan alam
-
Bab 6. Alamat alamat organisasi atau pelatihan survival
-
backcover
2.4 Data Publisher
R&W publikasi di temukan di Jakarta pada tahun 2004, dengan nama di ambil dari bendera Indonesia. Biasa mempublikasi cover arts, photography, design, architecture, culture, music, fashion. Merah dan putih (Red And White) biasa mempublikasi kualitas desain, konten, desain dan produksi
2.5 Data Kompetitor
Gambar 2.8 Buku Kompetitor
Gambar 2.9 Isi buku Survival kompititor
2.6 Target Audience 2.6.1 Target Primer Target primer dalam buku cara bertahan hidup di hutan (”How to Survive?”) ini adalah usia 19-35 tahun, dengan strata sosial menengah keatas, baik pria dan wanita, pelajar, mahasiswa atau orang yang bekerja dalam bidang yang membutuhkan buku ini.
2.6.2 Target Sekunder Berusia sekitar 15-50 tahun, unisex, bermata pencaharian seputar dunia pendidikan, entertain, berpetualang dan seni. Warga negara Indonesia atau asing yang berbahasa inggris pasif, masyarakat umum, kolektor hobi buku referensi visual, desain, dan seni di Indonesia. Tingkat kemampuan ekonomi B hingga A. Psikografi
•
Anak muda yang suka berpetualang dan menjelajah suatu tempat (gunung, hutan, laut, pantai, goa, dsb)
2.7 Analisa SWOT Strengh •
Hal atau edukasi paling penting dalam kehidupan tanpa disadari bagaimana cara kita bertahan hidup di alam.
•
Sehingga edukasi buku ini akan sangat dibutuhkan terpusat kepada orang-orang yang senang berpetualang atau mendaki gunung dan hutan.
Weaknesess •
Buku ini kurang dapat dijadikan panduan utama, dikarenakan perbedaan situasi, medan, dan cuaca.
Opportunity •
Belum banyaknya buku sejenis
•
Perbedaan cara mengemas edukasi ini kedalam buku
•
Menjadi kebutuhan dan edukasi penting bagi mereka yang suka berpetualang.
•
Maka buku ini dapat dikonsumsi baik lokal maupun mancanegara.
•
Sudah banyaknya pelatihan-pelatihan untuk bertahan hidup (Survival training, life
Threat
guard lisence) membuat buku ini kurang dibutuhkan. •
Buku jenis ini kurang populer disbanding jenis buku lain ( komik, cerpen dan sebagainya)
4.4
Format Teknis Buku
4.4.1
Jenis Cover
Jenis cover yang digunakan pada buku “Teknik Bertahan Hidup” ini adalah hardcover guna menjaga pesan kuat dan kokoh dalam segi binding. Shape segitiga pada cover buku akan di finishing dengan glow in the dark guna memberikan kemudahan pencarian buku jika gelap serta memberikan aksen pada cover buku.
4.4.2
Ukuran Buku
Ukuran buku adalah 15x20cm, format ini dipilih agar buku pas di genggaman tanpa terasa terlalu besar, praktis, fungsional, serta terasa mudah dibawa kemanapun.
4.4.3
Material
Buku “Teknik Bertahan Hidup” akan dicetak menggunakan fancy paper yang diharapkan bersifat anti air, agar diharapkan dan menjaga keawetan buku ini.
4.4.4
Binding
Buku “Teknik Bertahan Hidup” akan dijilid menggunakan empat buah ring besi berukuran besar, agar buku dapat dibalik luas sehingga dapat di genggam dengan satu tangan, guna untuk membaca sekaligus mempraktikan teknik bertahan hidup, buku bisa kuat tidak mudah rusak.
4.5
Desain Bukiu
4.5.1
Sistem Grid
Gambar 4.0 Sistem grid
4.5.2
Cover Buku
Gambar 4.1 Cover luar dan dalam buku
Ada beberapa elemen grafis yang digunakan pada cover buku “Teknik Bertahan Hidup” antara lain shape pohon yang melambangkan kehidupan dikarenakan buku seri ini membahas tentang teknik teknik bertahan hidup di hutan, sehingga disesuaikan pada tema buku seri tersebut. Shape segitiga yang di ambil dari warning sign untuk elemen grafis pada buku ini, serta bentuk segitiga juga tersinspirasi dari bentuk gunung yang menjulang tinggi pada satu titik keatas. Bentuk orang sedang duduk melambangkan seseorang yang harus bertahan hidup di keadaan darurat.
4.5.3
Visual dan Ilustrasi
Gambar 4.2 isi buku
4.6
Tipografi
4.6.1
Walkway Rounded
4.6.2
Bebas
4.6.3
KG Secong Chances Solid
Berdasarkan pertimbangan estetika maupun teknis, telah ditetapkan satu font dari Walkway rounded yang akan digunakan diseluruh body text pada buku ini, dikarenakan font ini memiliki bentuk yang tegas namun tidak kaku. Ada juga font pendukung yaitu Bebas untuk headline sebagai pendukung yang memiliki struktur yang tegas dan kokoh. Font yang digunakan sebagai judul pada cover buku “Teknik Bertahan Hidup” adalah KG Second Chances Solid, memiliki shape yang kuat, tegas, kokoh dan pas untuk digunakan untuk cover buku.
4.7
Warna
Gambar 4.3 Daftar warna
Warna yang digunakan adalah warna yang natural, fun, vivid, eye catchy, bright. Warna- warna ini juga dapat mewaliki warna-warna yang ada di alam sekitar.
SIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
Buku ini dirancang untuk memberikan edukasi dan informasi pada petualang dan juga memberikan edukasi kepada orang awan untuk persiapan bertahan hidup pada kondisi darurat. Buku yang diciptakan dengan memikirkan sisi fungsional nya sehingga buku ini dapat membantu pembaca mendapatkan informasi dan edukasi yang jelas dalam persiapan. Dalam proses perancangan buku “Teknik Bertahan Hidup”, saya mendapatkan banyak hal yang bisa saya pelajari.
SARAN
Jenis cover yang digunakan untuk buku ini adalah hardcover untuk menjaga kesan kuat dan kokoh dalam segi binding. Finishing pada cover buku ini akan memakai bahan anti air dan bertekstur agar diharapkan dapat menjaga buku lebih lama, shape segita di beri warna glow in the dark pada cover buku juga berguna agar buku mudah di temukan dalam kondisi gelap dan eye catchy.
REFERENSI Johnson,Clive.2002.“Survival Tips” 150 ways to survive emergency situations.California:The Lyon Press Budworth,Geoffrey.2005.“Need to know? Knots” all the techniques, ideas equipment you need to tie safe and secure knots. United Kingdom:Collins Drake, Peter G.2009. “Practical Camping Handbook”.SouthWater Cullen, C Dangel.2005.Breaking Designer’s Block:502 Graphic Design Solution for Type, Color, and Materials.Rockport Publishers:First Edition http://www.catatansitusku.com/2012/05/cara-bertahan-hidup-jika-tersesat-di.html http://journalight.wordpress.com/2010/06/08/cara-bertahan-hidup-di-hutan-survival/ http://adhyblacksoul.blogspot.com/2012/09/how-to-survive-in-jungle-cara-bertahan.html
RIWAYAT PENULIS Alan Purnama Widjajapradja, lahir di Jakarta, 13 juni 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang DKV newmed pada tahun 2013.