PERANCANGAN MODEL BISNIS PRODUK MINUMAN ROSELLA DENGAN LIDAH BUAYA (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor)
AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN F34090134
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015 Ahmad Nashih Abdurrahman NIM F34090134
ABSTRAK AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN. Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor). Dibimbing oleh LIEN HERLINA.
Unit usaha B&G Group Bogor merupakan unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang baru berdiri pada awal tahun 2015. Unit usaha B&G Group Bogor memproduksi minuman rosella dengan lidah buaya sebagai alternatif kebutuhan vitamin dan serat bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bisnis terbaik dalam pengembangan produk minuman rosella dengan lidah buaya. Bussines Model Canvas (BMC) adalah metode penelitian yang tepat dalam upaya mendapatkan pasar dari produk minuman rosella dengan lidah buaya. Pengembangan pasar ini terdiri dari serangkaian tahapan, yakni pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi. Pengujian masalah menunjukkan bahwa sebanyak 58 % responden mengaku tidak melakukan olahraga yang teratur dan merasa membutuhkan asupan tambahan vitamin dan serat sebanyak 78 % responden. Kehadiran produk minuman rosella dengan lidah buaya ini dinilai oleh responden dapat memenuhi kebutuhan konsumsi vitamin dan serat. Segmentasi produk minuman rosella dengan lidah buaya ini adalah pria dan wanita usia produktif (15 64 tahun), kalangan menengah ke atas. Produk diinginkan oleh calon konsumen yang menginginkan tambahan asupan vitamin sebagai antioksidan dari rosella serta serat dari lidah buaya yang terdapat pada produk. Responden utamanya menginginkan produk ini tersedia melalui toko/warung, kemudian tersedia pula di minimarket/supermarket berdasarkan kemudahan akses responden mendapatkan produk ini. Kata kunci: rosella, lidah buaya, antioksidan, serat, bisnis model kanvas
ABSTRACT AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN. Business Model Design of Rosella Beverage Product with Aloe vera (Case Study of UMKM B&G Group Bogor). Supervised by LIEN HERLINA.
B&G Group Bogor is a small and medium business unit which was established in the early of 2015. Business unit B&G Group Bogor produced rosella beverages with Aloe vera as an alternative for completing people’s needs of vitamins
and fibers. The aim of this research is to obtain the best business model in developing rosella beverage product with Aloe vera. Business Model Canvas is a suitable method in order to gain market share from the product. There are several steps to develop the market, starting with hypotheses development, problem testing, solution testing and verification. The problem testing showed that 58 % of respondents admitted to not do regular exercise and 78 % of respondents thought they needed more vitamins and fibers. The presence of rosella beverage product with Aloe vera was considered good to meet the needs of vitamin and fiber consumption. This Aloe vera with rosella beverages segmentation was men and women at productive age (15 – 64 years old), from middle to upper class society. This product was desired by people who wanted additional vitamins as antioxidant from rosella and fiber from Aloe vera which contained in the product. Primary respondents aspired the product to be available in small stores and minimarket or supermarket based on respondents’ ease of access to get the product. Keyword: rosella, Aloe vera, antioxidant, fiber, business model canvas
PERANCANGAN MODEL BISNIS PRODUK MINUMAN ROSELLA DENGAN LIDAH BUAYA (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor)
AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN F34090134
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor) Nama : Ahmad Nashih Abdurrahman NIM : F34090134
Disetujui oleh
Ir Lien Herlina, MSc Dosen Pembimbing Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2015 ini adalah Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor). Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada Ibu Ir. Lien Herlina, M.Sc selaku Dosen Pembimbing atas bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, adik, dan seluruh keluarga, serta temanteman atas segala motivasi, dukungan, doa dan kasih sayangnya. Bogor, Agustus 2015 Ahmad Nashih Abdurrahman
DAFTAR ISI PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Ruang Lingkup Penelitian
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
Rosella
2
Lidah Buaya
3
Bussines Model Canvas (BMC)
4
METODOLOGI PENELITIAN
7
Pengumpulan Data
7
Analisis Data
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Kanvas Model Bisnis Awal
9
Pengujian Masalah
13
Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 1
16
Pengujian Solusi
16
Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2
18
Ukuran Pasar (Market Size)
19
SIMPULAN DAN SARAN
20
Simpulan
20
Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22
DAFTAR TABEL Tabel 1
Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan
17
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Proses customer development (Blank dan Dorf 2012)
2
Gambar 2
9 Elemen business model canvas (Blank dan Dorf 2012)
6
Gambar 3
Tahapan penelitan
7
Gambar 4
Identitas responden, jenis kelamin
14
Gambar 5
Identitas responden, usia
14
Gambar 6
Identitas responden, pendapatan
14
Gambar 7
Hasil identifikasi masalah, aktifitas fisik responden
15
Gambar 8
Hasil identifikasi masalah, kesadaran responden akan
15
pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi Gambar 9
Hasil identifikasi masalah, ketertarikan responden terhadap produk 16 yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis
Gambar 10 Foto produk minuman rosella dengan lidah buaya
18
Gambar 11 Foto alternatif desain produk minuman rosella dengan lidah buaya
18
Gambar 12 Foto desain produk minuman rosella dengan lidah buaya pilihan
19
responden
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Bisnis model kanvas awal
22
Lampiran 2 Panduan wawancara pengujian masalah (test the problem)
23
Lampiran 3 Bisnis model kanvas 1
25
Lampiran 4 Panduan wawancara pengujian solusi (test the solution problem)
26
Lampiran 5 Bisnis model kanvas 2
28
Lampiran 6 Identitas responden
29
Lampiran 7 Analisis Keuangan Minuman Rosella dengan Lidah Buaya
31
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Unit usaha B&G Group Bogor merupakan unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang baru berdiri pada awal tahun 2015. Unit usaha B&G Group Bogor memproduksi minuman rosella dengan lidah buaya sebagai alternatif kebutuhan vitamin dan serat bagi masyarakat. B&G memasok bahan bakunya dari petani lidah buaya di Parung, Bogor sedangkan bahan baku rosella diperoleh dari petani di Kediri, Jawa Timur. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis tingkat kebutuhan dan keinginan konsumen turut berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini berdampak besar terhadap dunia pemasaran, dimana para pemasar berusaha untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk dapat menjangkau pasar sasarannya, setiap unit usaha akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang selektif dan efisien. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan proses customer development (pengembangan konsumen) untuk menemukan kebutuhan atau keinginan konsumen terhadap produk dan jasa yang akan dipasarkan. Menurut Blank dan Dorf (2012), customer development adalah kegiatan mendapatkan model bisnis dengan cara pencarian model (search) dan eksekusi model (execution). Penelitian ini memokuskan pada bagian pencarian model bisnis (search) khususnya aktivitas customer discovery. Kegiatan tersebut dilaksanakan guna mendapatkan model bisnis yang tepat terhadap produk serta mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan konsumen. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bisnis terbaik dalam pengembangan produk minuman rosella dengan lidah buaya. Model bisnis yang dihasilkan diharapkan dapat membantu perkembangan bisnis minuman rosella dengan lidah buaya produksi UMKM B&G Group Bogor. Ruang Lingkup Penelitian Blank dan Dorf (2012) menjelaskan bahwa dalam customer development terdapat empat langkah yang mendukung semua unsur dalam penyusunan startup business. Keempat langkah tersebut adalah customer discovery, customer validation, customer creation, dan customer building. Langkah pertama dan kedua dalam customer development disebut dengan tahapan pencarian, sedangkan untuk langkah ketiga dan keempat disebut dengan langkah mengeksekusi. Proses pengembangan pasar dapat dilihat pada Gambar 1.
2
Search
Customer Discovery
Execute
Customer Validation
Customer Creation
Company Building
Gambar 1 Proses customer development (Blank dan Dorf 2012) Pada penelitian ini, langkah customer discovery dalam tahap pencarian merupakan fokus penelitian. Tahapan tersebut meliputi penyusunan model bisnis awal, pengujian permasalahan (test the problem), pengujian solusi (test the solution) dan verifikasi model bisnis. Perancangan model bisnis dilakukan sebagai pelengkap untuk menciptakan sebuah startup business yang layak (feasible) untuk dijalankan.
TINJAUAN PUSTAKA Rosella Rosella mempunyai nama ilmiah Hibiscus sadbariffa Linn, merupakan anggota family Malvaceae. Rosella dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun, sekarang tanaman ini telah tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Hal itu menyebabkan jika tanaman ini mempunyai nama umum yang berbeda-beda di berbagai Negara (Maryani dan Kristiana 2005). Dari segi kesehatan, ternyata rosela mempunyai manfaat untuk pencegahan penyakit. Menurut DepKes RI No SPP 1065/35.15/05, setiap 100 gram kelopak bunga rosela mempunyai kandungan gizi sebagai berikut: protein 1.145 g, lemak 2.61 g, serat 12 g, kalsium 1.263 g, fosfor 273.2 mg, zat besi 8.98 mg, malic acid 3.31 %, fruktosa 0.82 %, sukrosa 0.24 %, Karoten 0.029 %, tiamin 0.117 mg, niasin 3.765 mg, dan vitamin C 244.4 mg. Kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A, C, D, B1, dan B2. Kandungan vitamin C-nya (asam askorbat) diketahui 7 kali dari buah belimbing (35 mg), 3 kali dari jambu biji (86 mg), dan 3 kali dari jeruk (87 mg) (Depkes, 1972). Vitamin C merupakan salah satu antioksidan penting. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kandungan antioksidan pada teh rosella sebanyak 1.7 mmol/prolox (Widyanto dan Nelistya 2008). Menurut Rahmawati (2012), kelopak bunga Rosella mempunyai efek antihipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Rosella mengurangi efek alkohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan batu ginjal, dan memperlambat pertumbuhan
3
jamur/bakteri/parasit penyebab demam tinggi. Kelopak bunga Rosella juga diketahui membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organik, poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Rosella sebagai farmakologi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah kelopak bunga Rosella mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit. Secara tradisional, ekstrak kelopak Rosella berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedative (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang dalam Rahmawati (2012), konsumsi Rosella digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Tanaman ini secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, Rosella juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini juga menunjukan bahwa Rosella bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk membantu melancarkan buang air besar. Lidah buaya (Aloe vera) Lidah buaya tergolong tanaman hortikultura yang berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika Utara. Tanaman ini merupakan tanarnan dengan batang yang pendek, dengan tinggi sekitar 50 cm. Batang ini dikelilingi oleh daundaun tebal berbentuk pedang dengan ujung-ujung runcing yang mengarah ke atas. Meskipun penampakannya seperti kaktus, tanaman ini tergolong tanaman sukulen, yaitu tanaman yang berdaun dan bergetah dari suku Liliaceae. (Wahjono dan Koesnandar 2002). Lidah buaya selama ini dikenal sebagai tanaman yang digunakan untuk perawatan rambut, temyata dapat diolah menjadi berbagai jenis pangan baru baik dalarn bentuk makanan maupun minuman. Tanaman ini mudah tumbuh di pekarangan rumah, tahan musim kering, tahan hama dan penyakit serta kaya zat gizi. Dalam daging lidah buaya terkandung berrnacam-macam mineral, asam amino, serat, enzim, vitamin, serta berbagai zat bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Lidah buaya juga dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik karena lendir atau gel pada lidah buaya mengandung barbaloin dan iso barbaloin (Wahid 2000). Beberapa bahan kimia lain yang terkandung dalam tanaman ini adalah aloe-imodin, aloenin dan aloesin yang mengandung antibiotik. Efek farmakologis lidah buaya diantaranya adalah obat luka bakar, pencahar (laxative), parasiticide dan memperbaiki pankreas. Lidah buaya jenis Aloe Vera tidak menimbulkan keracunan
4
baik pada manusia maupun hewan. Tanaman ini dapat dijadikan sebagai obat sakit kepala, pusing, sembelit (constipation), kejang pada anak, kurang gizi (malnutrition), batuk rejan (pertussis), muntah darah, kencing manis, wasir, meluruhkan haid, obat pencahar yang baik dan membantu fungsi usus besar. Selain itu lidah buaya dapat dijadikan sebagai obat alamiah untuk penderita HIV/AIDS karena kandungan polisakarida dan acelated mannose (Jatnika, 2009). Bussines Model Canvas (BMC) Model bisnis kanvas merupakan salah satu model bisnis yang populer digunakan saat ini. Model bisnis kanvas digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Sembilan blok ini mencakup empat bidang utama bisnis yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan. Dalam buku berjudul “The Startup Owner Manual” yang ditulis oleh Steve Blank dan Bob Dorf (2012) dijelaskan kesembilan elemen dalam model bisnis kanvas (customer segment, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure) sebagai berikut: Customer Segments Dalam menjalankan roda bisnisnya, pertama-tama organisasi harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain dalam model bisnis. Blok/elemen customer segment ini menjelaskan siapa saja yang akan menjadi target pasar dari produk atau jasa yang kita tawarkan. Dalam menentukan target konsumen bisa dilakukan melalui pemahaman lima komponen dasar yaitu: customer problem or need for passion, customer types, customer archetypes, a day in the life of customer, organizational map and customer influence map. Blank dan Dorf (2012) membagi pasar yang akan menjadi target dari produk perusahaan kedalam empat tipe, yaitu pasar tebuka (existing market), pasar segmentasi (resegmented market/niche market), pasar baru (new market), dan pasar tiruan (clone market). Value propositions Value Proposition adalah manfaat atau nilai yang ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani. Penawaran nilai ini juga yang menjadi alasan kenapa pelanggan harus membeli produk/jasa yang ditawarkan. Perwujudan dari value propositions bisa berupa penyelesaian masalah ataupun memberikan keuntungan kepada konsumen. Blank dan Dorf (2012) menegaskan bahwa setidaknya value proposition memiliki MVP (Minimum Viable Product). MPV adalah fitur minimum yang harus dimiliki oleh produk yang memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan atau memberikan kepuasan kepada konsumen.
5
Channels Channels merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan Value Proposition kepada Customer Segment yang dilayani. Channels adalah saluran untuk berhubungan dengan para pelanggan. Komunikasi, distribusi, dan jaringan penjual atau sales merupakan salah satu usaha perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Channels memainkan peranan yang penting dalam pengalaman pelanggan. Blank dan Dorf (2012) membagi channels menjadi dua macam yaitu Physical channels dan Web/mobile channels. Beberapa alternatif yang termasuk dalam physical channels adalah direct sales, independent sales-rep firms, system integrators/value-added resellers (VARs), distributors/resellers, dealers, mass merchandisers, dan original equipment manufacture. Sedangkan alternatif distribusi yang termasuk kedalam web/mobile channels antara lain dedicates ecommerce, two-step e-distributions, aggregators, mobile-app commerce, social commerce, dan flash sales. Customer relationships Customer relationships adalah cara bagaimana perusahaan menjalin hubungan baik dengan pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer relationship ini yaitu Get, Keep, dan Grow. Get yang dimaksudkan disini adalah Getting customers, yaitu upaya mengarahkan konsumen pada chanel penjualan produk perusahaan. Tahapan berikutnya adalah Keep (Keeping customers), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa yang kita tawarkan. Kemudian yang ketiga yaitu Grow (Growing customers), adalah upaya memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Upaya pengembangan customer relationships ini bisa dilaksanakan melalui physical channels dan web/mobile channels. Revenue streams Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masingmasing segmen pasar atau dengan kata lain revenue streams adalah pemasukan yang biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Jika kepuasan pelanggan adalah jantung dari sebuah model bisnis, maka revenue streams adalah pembuluh arterinya. Key resources Key resources merupakan sumber daya utama yang harus dimiliki perusahaan untuk menjalankan bisnis. Umumnya sumber daya yang dibutuhkan berupa sumber daya manusia, teknologi, finansial dan sumber daya fisik (bahan baku dan row materials lainnya).
6
Key activities Key activities adalah aktifitas utama yang harus dikuasai perusahaan untuk menjalankan bisnis. Dalam industri manufaktur (manufacture industries) komponen aktifitas terbagi menjadi tiga bagian yaitu pengadaan bahan baku, proses, dan pemasaran. Key partner Key Partners merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pemanfaatan Key Partners oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint venture, joint operation, atau aliansi strategis. Cost structure Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan bisnis dalam mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Cost Structure menjelaskan mengenai struktur-struktur biaya yang terlibat dalam bisnis, baik itu fixed and variable cost, maintenance cost, operational cost, dan lain sebagainya.
Gambar 2 Sembilan Elemen business model canvas (Blank dan Dorf 2012)
7
METODOLOGI PENELITIAN Diagram tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Tahapan penelitan Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada sejumlah responden yang merupakan pelanggan potensial. Proses wawancara dilakukan dari tanggal 17 Mei - 12 Juni 2015 di wilayah Bogor. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif dan kuantatif yang mendukung penelitian. Mekanisme wawancara terbagi atas dua tahap yaitu tahap wawancara pengujian masalah dan tahap pengujian solusi. Jenis pertanyaan yang digunakan pada tahap pengujian
8
masalah adalah pertanyaan terbuka sedangkan untuk tahap pengujian solusi adalah pertanyaan kombinasi. Tahap pengumpulan data pertama adalah tahapan pengujian permasalahan. Tahapan ini bertujuan untuk menguji kebenaran dari bisnis model kanvas awal yang dibuat mengenai permasalahan yang terjadi terhadap produk. Tahapan ini juga berguna untuk menangkap pengetahuan pelanggan terhadap produk seperti mengapa orang membeli produk yang ditawarkan, bagaimana mereka menanggapi produk atau persepsi terhadap produk. Responden yang diwawancarai sejumlah 50 orang yang akan dikategorisasikan menjadi pelanggan potensial dan tidak potensial. Tahapan kedua adalah pengujian solusi. Pengujian solusi bertujuan untuk menguji solusi yang diberikan kepada responden potensial terhadap permasalahan yang dialami selama mengkonsumsi produk. Jumlah responden yang diwawancarai adalah 50 responden. Responden tersebut merupakan pelanggan potensial pada pengujian tahap pertama yang ditambah sampai 50 responden yang memiliki karakteristik sama. Menurut Blank dan Dorf (2012), setidaknya 50 responden merupakan jumlah yang sudah memadai. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik reduksi dan kategorisasi. Menurut Miles dan Huberman (1992), teknik reduksi data adalah pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Teknik ini mempermudah dalam menentukan masalah apa yang benar-benar dialami oleh masyarakat kemudian solusi seperti apa yang mereka inginkan. Teknik kategorisasi digunakan untuk menggolongkan jawaban dan pernyataan dari responden yang merupakan calon konsumen dari produk yang dikembangkan. Hasil analisis data dan informasi yang didapatkan akan menentukan pada tahap penelitian berikutnya. Jika hasil analisis data dan informasi tidak sesuai dengan model bisnis, dilakukan pivot. Pivot adalah pengulangan atau pengujian kembali model bisnis kanvas sampai didapatkan model bisnis yang sesuai.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN Kanvas Model Bisnis Awal Osterwalder dan Pigneur (2012) membuat suatu kerangka model bisnis yang berbentuk kanvas dan terdiri dari sembilan kotak yang berisikan elemen-elemen yang saling berikatan. Osterwalder dan Pigneur menambahkan bahwa kanvas model bisnis merupakan sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan menciptakan, menyerahkan dan menangkap nilai. Kanvas model bisnis digambarkan melalui sembilan kotak bangunan dasar yang menunjukkan logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Terdapat sembilan kotak dalam model bisnis kanvas yaitu customer segment, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Pada tahap awal dalam sebuah bisnis model adalah menentukan bisnis model kanvas awal. Kanvas model bisnis awal dapat dilihat pada Lampiran 1. 1. Customer segments Elemen customer segments (segmen pelanggan) menjelaskan siapa saja yang akan menjadi target pasar dari produk atau jasa yang ditawarkan. Pelanggan merupakan inti dari semua model bisnis, tanpa pelanggan tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku, atau atribut lain. Berdasarkan jenis pasar menurut Blank dan Dorf (2012), pengembangan model bisnis produk minuman lidah buaya tergolong pasar terbuka (existing market). Hal tersebut dikarenakan produk minuman lidah buaya sebelumnya sudah terkenal tetapi diperlukan keunggulan atau kelebihan produk yang lebih baik agar dapat bersaing di pasaran. Segmen konsumen yang dipilih pada model bisnis kanvas awal adalah remaja akhir (pria dan wanita) ekonomi menengah ke atas usia 17-25 tahun. Segmen ini dipilih dengan asumsi bahwa masyarakat golongan ini memiliki kesibukan belajar yang padat dan memiliki kecenderungan untuk malas berolahraga. Masyarakat menengah ke bawah tidak dipilih karena kategori tersebut lebih cenderung membeli produk dengan harga yang murah dan tidak mempedulikan manfaat dari produk tersebut, sehingga dipilih masyarakat ekonomi kelas menengah ke atas. Remaja akhir ekonomi menengah ke atas juga termasuk golongan yang paling rentan dipengaruhi oleh gaya hidup modern. Santoso et al (2004) menjelaskan bahwa gaya hidup modern yang tidak tepat seperti kurang minum air putih, kurang gerak, mengonsumsi makanan yang
10
berkalori tinggi, kebiasaan istirahat yang tidak teratur dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi kesehatan. 2. Value propositions Elemen value propositions (nilai tambah) adalah manfaat atau nilai yang ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani. Osterwalder dan Pigneur (2012) menegaskan bahwa value propositions merupakan nilai tambah suatu produk maupun jasa yang menjadi alasan pelanggan untuk mau menggunakannya. Value proposition mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan. Ada beberapa atribut yang berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan, yaitu: kebaruan, kinerja, penyesuaian, desain, merek, harga, pengurangan biaya, pengurangan risiko, dan kenyamanan. Minuman rosella dengan lidah buaya dalam pengembangan bisnisnya dapat didasarkan atas penambahan nilai produk. Penambahan nilai produk tersebut dapat menjadi daya tarik baru terhadap konsumen sekaligus menjawab permasalahan konsumen. Value propositions dalam model bisnis kanvas awal dari model bisnis minuman rosella dengan lidah buaya adalah sebagai berikut : - Sehat, produk yang ditawarkan mengandung tinggi serat dan antioksidan. Serat baik untuk memelihara pencernaan tubuh. Hal ini diharapkan dapat membantu kesimbangan kebutuhan vitamin dan serat masyarakat dengan gaya hidup modern yang cenderung kurang memperhatikan pola makan yang sehat, terutama konsumsi serat harian. Antioksidan dari rosella didalam produk bermanfaat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga mencegah tubuh dari infeksi virus dan bakteri. - Praktis, pengembangan produk minuman rosella dengan lidah buaya didisain untuk memberikan kepraktisan kepada konsumen sehingga menjawab permasalahan yang terjadi. Pesaing produk minuman lidah buaya lainnya memiliki kendala kepraktisan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Kemasan didisain berupa botol pulpy dengan potongan lidah buaya yang disesuaikan sehingga praktis untuk dikonsumsi. - Kemasan yang menarik merupakan salah satu value propositions awal yang diunggulkan. Hal ini dapat menjadi daya tarik konsumen karena dengan penampilan yang menarik, minat konsumen terhadap produk juga meningkat serta dapat meninggalkan produk sejenis sebelumnya. - Kebersihan (higienis) merupakan kelebihan produk untuk menjawab kekurangan produk minuman lidah buaya yang masih tradisional. Kebersihan produk minuman lidah buaya yang masih tradisional diragukan karena dalam proses pembuatannya tidak menjaga kebersihan dan produk kontaminan dengan udara sekitar.
11
3. Channels Elemen channels (saluran) merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan value proposition kepada customer segment yang dilayani. Channels adalah saluran untuk berhubungan dengan para pelanggan. Komunikasi, distribusi, dan jaringan penjual atau sales merupakan salah satu usaha perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Pada model bisnis kanvas awal yang dibuat, channels yang diperlukan antara lain berupa penjualan langsung (direct selling), supermarket, minimarket, distributor makanan/minuman, dan hotel. Pemilihan channels ini didasarkan pada kebiasaan tempat membeli produk-produk sejenis oleh konsumen pada segmen pasar yang ditargetkan. 4. Customer relationships Elemen customer relationships (Hubungan pelanggan) menjelaskan langkahlangkah perusahaan menjalin hubungan baik dengan pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer relationships menurut Blank dan Dorf (2012) yaitu Get, Keep, dan Grow. Get yang dimaksudkan adalah getting customers, yaitu upaya mengarahkan konsumen pada saluran penjualan produk perusahaan. Tahapan berikutnya adalah Keep (keeping customers), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa yang kita tawarkan. Kemudian yang ketiga yaitu Grow (growing customers), adalah upaya memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Get Perusahaan harus melakukan berbagai macam kegiatan untuk mendapatkan konsumen, yakni kegiatan promosi. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai media, baik itu media sosial ataupun kegiatan pameran bazar di beberapa lokasi strategis. Penyediaan stand di kegiatan bazar, perusahaan dapat memberikan contoh produk secara gratis sebagai salah satu cara mempromosikan produk. Keep Perusahaan selanjutnya diharuskan untuk mempertahankan konsumen agar setia terhadap produk yang ditawarkan. Beberapa cara untuk mempertahankan konsumen ialah dengan mempertahankan kualitas dan cita rasa dari produk karena produk minuman ciri khas rasa merupakan kekuatan produk itu sendiri. Grow Upaya perusahaan dalam memperbesar jumlah pelanggan dapat dilakukan dengan cara melakukan inovasi dalam mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta menjadi sponsor dalam berbagai kegiatan. Hubungan antara penyebaran promosi, memberikan loyalitas terhadap konsumen, serta melakukan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat memperbesar jumlah konsumen karena dapat menarik konsumen pasar lain. Dalam membangun hubungan dengan pelanggan hal terpenting bagi minuman rosella dengan lidah buaya adalah kemampuan dalam menyelesaikan pesanan tepat waktu sesuai yang telah dijanjikan, menjaga kualitas dari proses
12
pembuatan produk dan memberikan pelayanan dengan baik. Cara lain yang dilakukan minuman rosella dengan lidah buaya untuk menjaga agar pelanggan tetap loyal dan setia adalah dengan memberikan perhatian seperti mengingat tanggal ulang tahun pelanggannya, mendengarkan kritik dan saran dari pelanggan, serta terus melakukan perbaikan. 5. Revenue streams Elemen revenue streams (aliran pendapatan) adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen pasar. Revenue streams biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Dalam bisnis model kanvas awal yang dibuat, revenue streams perusahaan diperoleh dari penjualan produk yang bersifat langsung (direct selling). Penentuan harga jual produk didasarkan pada harga-harga minuman di minimarket dan supermarket karena fitur produk yang ingin dibuat yaitu berbentuk minuman ready to drink. Kapasitas produksi produk minuman rosella dengan lidah buaya UMKM B&G Group saat ini ialah 11.000 botol perbulan, dengan harga jual yang ditawarkan adalah Rp 6 000 per kemasan botol 250 ml. 6. Key resources Elemen key resources (sumber daya kunci) yang diperlukan mencakup empat kategori sumber yaitu bahan baku produksi, teknologi, sumber daya modal, dan sumber daya manusia. Sumber daya bahan baku meliputi lidah buaya, bunga rosella, gula, air, dan bahan tambahan makanan lainnya. Sumber daya teknologi adalah ilmu pembuatan produk dan peralatan yang digunakan. Sumber daya modal adalah sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan untuk menjalankan aktivitas industri. Sumber daya modal diperoleh dari modal pribadi dan investor dengan sistem pembagian saham. Sumber daya manusia yang dibutuhkan meliputi bagian produksi, bagian research and development dan bagian pemasaran. 7. Key activities Elemen key activities (aktivitas kunci) adalah aktivitas utama yang harus dikuasai perusahaan untuk menjalankan bisnis. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas kunci diperlukan untuk menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Aktivitas-aktivitas kunci dapat dikategorikan sebagai berikut: proses produksi, pemecahan masalah, dan jaringan atau platform. Kegiatan utama yang dilakukan sama seperti industri lain pada umumnya, yaitu proses produksi, penelitian dan pengembangan produk, dan kegiatan promosi, sosialisasi, dan edukasi untuk calon konsumen tentang manfaat dari lidah buaya dan bunga rosella supaya calon konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan. 8. Key partners
13
Elemen key partners (kemitraan) merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut. Partner yang dimaksudkan dalam bisnis model adalah sosok perantara yang bukan miliki perusahaan namun berperan dalam mengubah produk/nilai menjadi uang. Menurut Blank dan Dorf (2012), secara umum ada empat jenis hubungan kerjasama dalam bisnis yang harus dimiliki perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pada kondisi tertentu yaitu strategic alliance, joint new business development effort, coopetition, key supplier relationships. Partner dari bisnis ini antara lain: a. Supplier lidah buaya. Lidah buaya diperoleh dari supplier yang berada di Parung, Bogor. b. Supplier bunga rosella. Bunga rosella diperoleh dari supplier yang berada di Kediri, Jawa Timur. c. Supplier bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan diperoleh dari Jakarta yang memiliki sertifikasi halal. d. Supplier kemasan. Kemasan diperoleh dari supplier yang berada di Kota Bogor. e. Kerjasama dengan pemilik usaha retail. Kerjasama dengan supermarket, minimarket, hotel, dan distributor minuman. 9. Cost structure Elemen cost structure (struktur biaya) adalah bagian dalam elemen kanvas model bisnis yang menjelaskan biaya yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Pada penelitian ini, analisis biaya menggunakan metode full-costing untuk menghitung seluruh komponen biaya yang ada dalam pengoperasian bisnis. Dalam metode ini terdapat dua komponen utama yaitu biaya produksi (production cost) dan biaya non produksi (non production cost). Biaya yang dikeluarkan untuk model bisnis ini terdiri atas biaya bahan baku langsung (lidah buaya, rosella, gula, bahan tambahan makanan dan kemasan), biaya alat-alat produksi, distribusi dan transportasi, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Pengujian Masalah Pengujian permasalahan dilakukan sebanyak 50 responden. Daftar responden tercantum dalam Lampiran 6. Dari pengujian yang dilakukan langsung melalui proses wawancara kepada responden, dapat diidentifikasi beberapa informasi sebagai berikut:
14
1. Identitas responden a. Jenis kelamin
22 Laki-laki 28
Perempuan
Gambar 4 Identitas responden, jenis kelamin Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 4, didapat bahwa presentase perempuan lebih dominan yakni 28 orang (56 %), sedangkan presentase laki-laki yakni 22 orang (44 %). b. Usia 2
2
9
17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun
37
Gambar 5 Identitas responden, usia Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 5, didapat bahwa jumlah usia remaja akhir (17-25 tahun) lebih dominan yakni 37 orang, sedangkan jumlah usia dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 9 orang, jumlah usia dewasa awal (36-45 tahun) sebanyak 2 orang dan jumlah usia lansia awal (46-55 tahun) sebanyak 2 orang. c. Pendapatan
7
1 < Rp 2.500.000 24
Rp 2.500.001 - Rp 5000.000 Rp 5.000.001 - Rp 10.000.000
18
> Rp 10.000.000
Gambar 6 Identitas responden, pendapatan
15
Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 6, didapat bahwa jumlah responden dengan pendapatan Rp 2,5 juta - Rp 5 juta lebih dominan yakni 24 orang, sedangkan jumlah responden dengan pendapatan kurang dari Rp 2,5 juta sebanyak 18 orang, responden dengan pendapatan Rp 5 juta - Rp 10 juta sebanyak 7 orang dan responden dengan pendapatan lebih dari Rp 10 juta sebanyak 1 orang. 2. Identifikasi permasalahan a. Responden pada umumnya jarang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga
21 Olahraga teratur Tidak olahraga teratur
29
Gambar 7 Hasil identifikasi masalah, aktifitas fisik responden Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 7, didapat bahwa presentase responden yang tidak berolahraga secara teratur lebih dominan yakni 29 orang (58 %), sedangkan presentase responden yang berolahraga secara teratur sebanyak 21 orang (42 %). b. Responden sebagian besar menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi bagi tubuh 5
Ya Tidak
45
Gambar 8 Hasil identifikasi masalah, kesadaran responden akan pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 8, didapat bahwa mayoritas responden menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi yakni sebanyak 45 orang (90 %).
16
c. Responden sebagian besar tertarik bila ada produk yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis 22% Ya, saya tertarik Tidak, saya tidak tertarik 78%
Gambar 9 Hasil identifikasi masalah, ketertarikan responden terhadap produk yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 9, didapat bahwa mayoritas responden tertarik akan produk sebagai tambahan vitamin dan serat yang praktis yakni sebanyak 39 orang (78 %). Dari pengujian yang dilakukan langsung melalui proses wawancara kepada responden, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Responden pada umumnya jarang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. b. Responden sebagian besar menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi bagi tubuh. c. Responden sebagian besar tertarik bila ada produk yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 1 Pengujian permasalahan ini menghendaki adanya perubahan model bisnis pada elemen customer segment dari yang semula semua memposisikan produk ke segmen pria dan wanita usia 17 - 25 tahun menjadi segmen pria dan wanita usia produktif (15 - 64 tahun). Segmentasi tetap pada kalangan menengah ke atas karena produk memiliki selling point atau nilai jual pada manfaat produk yang sehat dimana golongan tersebut merupakan sumber calon konsumen potensial. Perubahan kanvas model bisnis pertama selengkapnya disajikan dalam Lampiran 3. Pengujian Solusi Pengujian solusi dilakukan dengan menggunakan responden sebelumnya pada pengujian masalah. Pada uji solusi ini peneliti mengembangkan produk minuman rosella dengan lidah buaya. Produk ini dipilih sebagai solusi karena unik, berkhasiat dan diharapkan dapat menarik perhatian konsumen.
17
Tabel 1. Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan Masalah Konsumen Solusi yang Ditawarkan - Kurang aktivitas fisik, jarang - Produk minuman rosella olahraga lidah buaya - Menginginkan tambahan - Sehat (tinggi vitamin dan vitamin dan serat serat) - Praktis - Kemasan menarik - Higienis Hasil pengujian nilai tambah produk menunjukkan hasil yang positif, yaitu segmen pasar yang di targetkan memang tertarik bila ada produk asupan vitamin dan serat tambahan yang praktis dalam bentuk kemasan siap minum. Pada pengujian solusi juga diketahui bahwa responden lebih memilih toko/warung sebagai saluran pembelian utama dimana mereka bisa mengakses produk minuman rosella dengan lidah buaya ini, lalu disusul minimarket/supermarket. Sementara untuk hotel kurang diminati. Sedangkan pada channels, jalur penjualan hotel, direct selling dihapuskan karena memakan biaya dan tenaga sementara tidak terdapat pelanggan potensial. Perubahan kanvas model bisnis kedua selengkapnya disajikan dalam Lampiran 5. Selanjutnya produk minuman rosella dengan lidah buaya ini diujikan kepada responden sehingga dapat dilakukan verifikasi ulang terhadap hasil wawancara. Hasil wawancara adalah sebagai berikut: a. Konsumen menyukai rosella karena khasiat yang terkandung didalamnya, serta rasa asam khas rosella menambah kesegaran Konsumen menyukai fitur serat dari lidah buaya yang ditambahkan pada b. produk, tektur kerasnya pas menurut konsumen b. Konsumen menyukai bahwa produk minuman rosella dengan lidah buaya higienis dalam proses produksinya, sudah memiliki izin P-IRT c. Desain kemasan kurang menarik terutama desain label yang digunakan Dengan adanya pendapat dari responden mengenai kemasan, maka akan dilakukan perbaikan pada kemasan dan label kemasan produk minuman rosella dengan lidah buaya. Contoh produk minuman rosella dengan lidah buaya dapat dilihat pada Gambar 10.
18
Gambar 10 Foto produk minuman rosella dengan lidah buaya Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2 Hasil verifikasi tahap dua menyatakan kesembilan elemen model bisnis sudah sesuai dan layak untuk dijadikan sebagai model bisnis. Berdasarkan data wawancara yang dilakukan, sebagian besar konsumen ingin membeli produk minuman rosella dengan lidah buaya ini sebanyak 1 kali dalam seminggu untuk pemenuhan serat harian mereka. Harga yang diharapkan per kemasan botol 250 ml adalah Rp 6 000. Pengujian desain kemasan produk minuman rosella lidah buaya dilakuan dengan memberikan tiga alternatif desain baru (Gambar 11). Dari 50 responden yang diwawancarai, 40 responden (80 %) menyukai desain nomor dua. Mayoritas responden menyukai desain tersebut karena menarik, cocok dengan warna produk serta cerah. Kelengkapan desain pilihan responden terdapat pada Gambar 12.
2 3 1 Gambar 11 Foto alternatif desain produk minuman rosella dengan lidah buaya
19
Gambar 12 Foto desain produk minuman rosella dengan lidah buaya pilihan responden Ukuran Pasar (Market Size) Ukuran pasar (market size) merupakan sebuah gambaran pasar dari sebuah usaha yang dimana mengukur seberapa besar kemampuan produk atau jasa dalam menguasai pasar. Dalam langkah awal membentuk bisnis diperlukan hipotesis ukuran pasar. Menurut Blank dan Dorf (2012), Hipotesis ukuran pasar dapat membantu produsen dalam mengukur peluang pasar yang tersedia. Hipotesis pasar pada penelitian ini tanpa memperhitungkan kondisi pasar yang ada serta produk pesaing lainnya. 1. Total addressable market (TAM) Total addressable market merupakan keseluruhan potensi pasar yang berpeluang untuk menjadi konsumen dari produk/jasa sejenis yang ditawarkan. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), pada tahun 2015 proyeksi jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255 461 700 jiwa, dan usia produktif yakni usia 15 - 64 tahun adalah sebanyak 171 925 700 jiwa. Sementara menurut Wakil Menteri Perdagangan yang dikutip dari www.tempo.co.id masyarakat kalangan atas di Indonesia adalah sebanyak 20 % dari jumlah penduduk. Dengan demikian jumlah potensi pasar bisa diperkirakan sebesar 34 385 140 jiwa. Data wawancara penelitian menunjukkan bahwa konsumen ingin membeli produk sebanyak 1 kali dalam seminggu. Dengan demikian total addressable market dapat diasumsikan sebesar 4 912 162 kemasan botol per hari. 2. Served available market (SAM) Served available market merupakan bagian potensi pasar yang memiliki kencenderungan untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Berdasarkan hasil wawancara penelitian diperoleh bahwa sebanyak 86 % responden ingin
20
mengkonsumsi produk rosella siap minum. Sementara 91 % dari responden tersebut ingin mengkonsumsi dengan tambahan serat dari lidah buaya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pangsa pasar yang benar-benar menginginkan value dari produk adalah sebesar 78 %. Sehingga served available market diperkirakan sebesar 3 831 486 botol per hari. 3. Target market (TM) Target market merupakan bagian dari pangsa pasar yang benar-benar menjadi pengguna dari produk/jasa perusahaan. Target market diasumsikan sebesar 1 % dari keseluruhan SAM yaitu sebesar 38 314 botol produk per hari.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bussines Model Canvas (BMC) adalah metode penelitian yang tepat dalam upaya mendapatkan pasar dari produk minuman rosella dengan lidah buaya. Pengembangan pasar ini terdiri dari serangkaian tahapan, yakni pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi. Pengujian masalah menunjukkan bahwa sebanyak 58% responden mengaku tidak melakukan olahraga yang teratur dan merasa membutuhkan asupan tambahan vitamin dan serat sebanyak 84 % responden. Kehadiran produk minuman rosella dengan lidah buaya ini dinilai oleh responden dapat memenuhi kebutuhan konsumsi vitamin dan serat. Segmentasi produk minuman rosella dengan lidah buaya ini adalah pria dan wanita usia produktif (15 - 64 tahun), kalangan menengah ke atas. Produk ini diinginkan oleh calon konsumen yang menginginkan tambahan asupan gizi dari vitamin sebagai antioksidan dari rosella serta serat dari lidah buaya yang terdapat pada produk. Responden utamanya menginginkan produk ini tersedia melalui toko/warung, kemudian tersedia pula diminimarket/supermarket bersadarkan kemudahan akses responden mendapatkan produk ini. Saran Tahapan customer validation pada dasarnya terdapat empat sub tahapan yaitu persiapan penjualan, penjualan, product posisioning, dan validasi model bisnis. Namun pada penelitian ini tahapan customer validation hanya dilakukan dua sub tahapan saja yaitu persiapan penjualan (roadmap sales distribution) dan product positioning. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika tahapan customer validation ini dilakukan secara menyeluruh supaya model bisnis yang dihasilkan menjadi lebih tervalidasi secara maksimal. Pada penelitian ini, pengujian model bisnis belum mencakup seluruh komponen dalam kanvas model. Diperlukan pengujian lebih lanjut untuk mendapatkan model bisnis yang terverifikasi sempurna.
21
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2013. Blank, Steve dan Dorf, Bob. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for Building a Great Company. United State of America: K&S Ranch, Inc. Publisher Jatnika, Ajat. 2009. Manfaat Lidah Buaya. http://www.bbpplembang.deptan.go.id. (diakses 26 Maret 2015). Maryani Herti dan Lusi Kristiana. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. Surabaya: PT AgroMedia Pustaka Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta: UI Press Osterwalder A, Pigneur Y. 2012. Membangun Model Bisnis. Srihandrini NR, penerjemah. Jakarta (ID): PT. Elex Media Komputindo. Terjemahan dari: Business Model Generation. Rahmawati, Reni. 2012. Budidaya Rosella. Yogyakarta, pustaka baru press Santoso S, Ranti, dan Lies A. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Wahid, P. 2000. Peluang Pengembangan Lidah Buaya (Aloe vera). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Puslitbang Tanaman Perkebunan. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Wahjono, E. dan Koesnandar. 2002. Mengebunkan Lidah Buaya Secara Intensif. Jakarta: PT Agromedia Pustaka Widyanto, Poppy S dan Anne Nelistya. 2008. Rosella Aneka Olahan, Khasiat dan Ramuan. Jakarta, Penebar Swadaya
1
Lampiran 1. Bisnis Model Kanvas Awal
- Supplier lidah buaya - Supplier bunga rosella - Supplier bahan tambahan makanan - Supplier kemasan - Pemilik usaha retail
- Pengadaan bahan baku produksi - Proses produksi (teknologi) - Sistem dan strategi pemasaran
- Sumber daya bahan baku produksi - Sumber daya teknologi - Sumber daya keuangan - Sumber daya manusia
- Biaya bahan baku produksi - Biaya alat-alat produksi - Biaya distribusi - Biaya transportasi - Biaya tenaga kerja - Biaya overhead
- Sehat - Praktis - Kemasan yang menarik - Higienis
- Sosial media, website - Mengisi pameran - Sampel produk gratis - Customer service (menerima kritik dan saran)
- Remaja akhir (pria dan wanita) usia 17-25 tahun - Masyarakat menengah ke atas
- Penjualan langsung - Supermarket - Minimarket - Distributor minuman, toko, warung - Hotel
- Penjualan produk kepada konsumen
22
23
Lampiran 2. Panduan wawancara pengujian masalah (test the problem) A. Identitas Responden Nama : Jenis kelamin
:
Usia
:
Profesi
:
Penghasilan rata-rata/bulan
: Rp
tahun
B.
Pertanyaan Umum
1.
Mengetahui aktivitas/kesibukan terhadap kepedulian menjaga kesehatan. Apakah Anda berolahraga setidaknya 30 menit 3x seminggu? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
2.
Mengetahui pandangan konsumen terhadap makanan/minuman kesehatan. Apakah Anda sadar bahwa makanan dan minuman yang Anda konsumsi berpengaruh untuk kesehatan? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
3.
Mengetahui pandangan konsumen terhadap vitamin dan serat. Apakah Anda sadar bahwa vitamin dan serat merupakan asupan gizi yang penting bagi tubuh? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
4.
Mengetahui kesadaran responden terhadap konsumsi makanan/minuman yang sehat mengandung vitamin dan serat. Apakah Anda mengkonsumsi buah dan sayur sehari-hari? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
24
5.
Mengetahui minat responden terhadap konsumsi makanan/minuman kesehatan yang mengandung tinggi vitamin dan serat. Apakah Anda tertarik konsumsi vitamin dan serat tambahan dalam bentuk yang praktis ? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
1
Lampiran 3. Bisnis Model Kanvas 1
- Supplier lidah buaya - Supplier bunga rosella - Supplier bahan tambahan makanan - Supplier kemasan - Pemilik usaha retail
- Pengadaan bahan baku produksi - Proses produksi (teknologi) - Sistem dan strategi pemasaran
- Sumber daya bahan baku produksi - Sumber daya teknologi - Sumber daya keuangan - Sumber daya manusia
- Biaya bahan baku produksi - Biaya alat-alat produksi - Biaya distribusi - Biaya transportasi - Biaya tenaga kerja - Biaya overhead
- Sehat - Praktis - Kemasan yang menarik - Higienis
- Sosial media, website - Mengisi pameran - Sampel produk gratis - Customer service (menerima kritik dan saran)
- Pria dan wanita usia produktif (15-64 tahun) - Kalangan menengah ke atas
- Penjualan langsung - Supermarket - Minimarket - Distributor minuman, toko, warung - Hotel
- Penjualan produk kepada konsumen
25
26
Lampiran 4. Panduan wawancara pengujian solusi (test the solution) A. Identitas Responden Nama : Jenis kelamin
:
Usia
:
Profesi
:
Penghasilan rata-rata/bulan
: Rp
tahun
B.
Pertanyaan Umum
1.
Apakah Anda mengetahui mengenai teh Rosella? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
2.
Apakah Anda pernah mengkonsumsi teh Rosella? (Jika jawabannya “ya”, lanjut ke pertanyaan berikutnya, bila “tidak” berikan alasannya dan berhenti dipertanyaan ini) ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
3.
Apakah yang pertama kali Anda rasakan saat mengkonsumsi teh Rosella? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
4.
Apakah sampai sekarang Anda masih mengkonsumsi teh Rosella? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
5.
Berapa kali Anda mengkonsumsi teh Rosella dalam seminggu? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
6.
Dimana atau dari mana Anda membeli atau mendapatkan teh Rosella tersebut? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
27
C.
Pertanyaan Khusus
7.
Bagaimana pendapat Anda mengenai produk minuman Rosella yang kami tawarkan saat ini, yakni kemasan ready to drink atau siap minum? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
8.
Bagaimana pendapat Anda mengenai produk minuman Rosella yang kami tawarkan saat ini, yakni mengandung serat tambahan dari lidah buaya? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
9.
Bagaimana pendapat Anda mengenai produk minuman Rosella yang kami tawarkan saat ini? Yakni higienis dalam proses produksinya, sudah mendapatkan sertifikat P.IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
10.
Dari ketiga desain kemasan yang kami tawarkan, manakah diantara ketiganya yang paling menarik bagi Anda? Mengapa? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
11.
Berapa harga yang pantas bagi Anda dari produk minuman Rosella yang kami tawarkan, yakni kemasan siap minum ukuran 250ml? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
1
Lampiran 5. Bisnis Model Kanvas 2
- Supplier lidah buaya - Supplier bunga rosella - Supplier bahan tambahan makanan - Supplier kemasan - Pemilik usaha retail
- Pengadaan bahan baku produksi - Proses produksi (teknologi) - Sistem dan strategi pemasaran
- Sumber daya bahan baku produksi - Sumber daya teknologi - Sumber daya keuangan - Sumber daya manusia
- Biaya bahan baku produksi - Biaya alat-alat produksi - Biaya distribusi - Biaya transportasi - Biaya tenaga kerja - Biaya overhead
- Sehat - Praktis - Kemasan yang menarik - Higienis
- Sosial media, website - Mengisi pameran - Sampel produk gratis - Customer service (menerima kritik dan saran)
Pria dan wanita usia produktif (15-64 tahun) - Kalangan menengah ke atas
- Supermarket - Minimarket - Distributor minuman, toko, warung
- Penjualan produk kepada konsumen
28
29
Lampiran 6. Identitas Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Jamiludin Dodik Nuzulul Anastasya Fajar Ardissa Kokom Fauji Lina Umi Fahmi Abdul Juhrotul Annafi Rizal Aldyanza Rei Arnis Fadila Duwi Hasbi Rosita Hafizah Satria Lianitha Rubitiyo Titi Agatha Teguh Rahmi Ardhi Athin Rini Luthfa Aang Citra
Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan
Usia 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 26 - 35 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 46 - 55 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 46 - 55 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 17 - 25 tahun
Profesi Pelajar/mahasiswa Pelajar/mahasiswa Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta freelancer Pelajar/mahasiswa Pelajar/mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta Pelajar/mahasiswa Wiraswasta Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Wiraswasta Wiraswasta Pelajar/mahasiswa Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta bumn Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Karyawan swasta PNS Karyawan swasta Karyawan swasta
30
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Niwayan Novi Fuad Ramiza Syarifah Alfian Setyo Rahmat Putra Vela Muhammad Elfara Arum Maika
Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan
17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 36 - 45 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 36 - 45 tahun 17 - 25 tahun 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun
Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Karyawan swasta Karyawan swasta Dosen swasta mahasiswa dan guru Dosen non-pns PNS Pelajar/mahasiswa Karyawan swasta Pelajar/mahasiswa
31
Lampiran 7. Analisis Keuangan Minuman Rosella dengan Lidah Buaya A. Biaya pokok produksi No 1.
2.
3.
Item Direct Material A. Isi produk a. Bunga rosella b. Lidah buaya c. Gula d. BTM e. Air B. Kemasan f. Kemasan g. Label h. Kardus Direct Labor a. Produksi b. Administrasi c. RnD d. Pemasaran e. Manajer Overhead a. Biaya listrik dan air b. Biaya gas c. Biaya pemeliharaan bangunan c. Biaya penyusutan bangunan d. Biaya transportasi e. Biaya pemeliharaan mesin f. Biaya penyusutan alat g. Biaya komunikasi h. Biaya kebersihan i. Biaya kesehatan j. Biaya konsumsi k. Biaya training dan kesejahteraan
Satuan
Kuantitas
Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Rp/L
848 127.165 29.209 462 186.509
70.000 4.000 10.500 800.000 700
59.343.632 508.659.704 306.698.681 369.934.330 130.555.991
Rp/Pcs Rp/Pcs Rp/Pcs
842.908 842.908 35.121
800 500 1.500
674.326.400 421.454.000 52.682.214
Rp Rp Rp Rp Rp
37 3 2 4 3
2.700.000 2.700.000 5.000.000 5.000.000 8.000.000
100.283.403 7.521.255 9.285.500 18.571.001 22.285.201
Rp/Dus
37.824
Rp/org Rp/org Rp/org
52 52 52
3.295.457.562 842.908 3.910
Keterangan: Hari kerja Jam kerja Skala produksi
Jumlah
Rp
B. Harga pokok produksi Biaya pokok produksi Jumlah produk HPP / botol 250 ml
Harga
22 8 38.314
hari/bulan jam/hari botol/hari
5.000
300.000 440.000 300.000
191.730.000 25.000.000 25.000.000 189.120.000 21.308.750 42.617.500 15.000.000 50.000.000 15.600.000 22.880.000 15.600.000 3.295.457.562
32
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta, pada tanggal 5 Juli 1991 dari pasangan Ganis Lusiawan dan Endah Wuryani. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Adik laki-laki bernama Ikrimah Abdurrozaq dan Hussaini Alfarouq, adik perempuan bernama Istiqomah Nurul Syahidah. Penulis memiliki ibu kedua bernama Ani Satriani dan ibu ketiga bernama Retno Harjanti serta saudara tiri bernama Claudia Khairunnisa dan Aldian Muhammad. Penulis memulai pendidikan (19972003) di sekolah SDIT Al-Khairaat, SMP Azhari (2003-2006), dan SMA Islam PB Soedirman (2006-2009). Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB melalui jalur SNMPTN. Saat menempuh pendidikan di IPB, penulis menerima beasiswa Etos dan BUMN. Penulis juga aktif pada organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FATETA, Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (HIMALOGIN), dan Forum Bina Islami (FBI) FATETA.