ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK TAKAFUL MIKRO SAKINAH (Studi Kasus pada Takmin Working Group, Bogor)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)
Oleh EVA MASRIFAH 105046201712
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam selalu tercurah untuk Nabi kita Muhammad Shalallahu’Alaihi Wa Salam. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengembangan Produk Takaful Mikro Sakinah (Studi Kasus pada Takmin Working Group)” yang berisi tentang hasil analisa produk takaful mikro sakinah dengan menggunakan analisis swot. Penulis mengadakan penelitian di satu tempat yaitu Takmin Working Group sebagai tempat bagi penulis untuk mengadakan analisis pengembangan produk takaful mikro sakinah yang merupakan salah satu produk Takmin Working Group. Untuk itu penulis menucapkan terima kasih kepada berbagai pihak di antaranya : 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Bapak Prof. Dr. Drs. H.M. Amin Suma, SH.,MA.,MM 2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia, MA dan Sekretaris Program Studi Muamalat Bpk H. Ah. Azharudin Latief, M.Ag, MH. yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Dosen Pembimbing Bapak AM, Hasan Ali, MA yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
4. Keluarga besar Takmin Working Group Bapak Ir. Agus Haryadi, AAAIJ, FIIS, ASAI dan Bapak Ali Pangestu yang sudah memberikan data-data yang dibutuhkan kepada penulis. 5. Kedua orang tua penulis yang amat dihormati, masing-masing adalah Dalman dan Sopiah. Terima kasih bapak dan mamah yang selalu memberi dukungan dan tidak berhenti mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini, untuk kakak-kakakku Damhuri dan Hidayat yang tiada henti memberi masukan dan kritikannya kepada penulis serta adikku Dahlia yang lucu kadang buat kesal tapi menjadi tempat hiburan penulis. 6. “In My Spirit” Yan Ibrahim yang selalu memberi semangat, masukan dan kritikan sehingga menjadi inspirasi dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Teman-teman satu angkatan Takaful 2005 salam sukses selalu yang lebih kurang kita lalui hari-hari selama 4 tahun, Rha-rha, Rika, Nana, Bunda, Nova, Puput, Riza, Tety, Tika, Lesta, Candra, Wendy, Patih, Fardan, Zul, Tonton, Humaidi, Putro dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Kepada semua mereka yang disebutkan di atas, maupun yang karena satu dan lain hal tidak disebutkan namanya dalam skripsi ini, lagi-lagi penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, seraya memohon kepadaNya semoga andil dalam proses ini benar-benar menjadi amal shaleh di sisi Allah SWT.
Jakarta, Juli 2010 Penulis iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii ABSTRAK ................................................................................................................ iv DAFTAR ISI............................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR................................................................................................viii DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 5 C. Pembatasan Penelitian........................................................................ 6 D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 F. Metode Penelitian. ............................................................................. 7 G. Review Studi Terdahulu..................................................................... 9 H. Kerangka Teori................................................................................... 10 I. Kerangka Pemikiran........................................................................... 11 J. Sistematika Penulisan ........................................................................ 13
v
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Asuransi ................................................................................ 15 1. Pengertian Asuransi. .................................................................... 15 2. Jenis Asuransi .............................................................................. 18 3. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional. .......... 23 B. Konsep Takaful Mikro Sakinah ......................................................... 24 1. Pengertian Takaful Mikro Sakinah. ............................................. 24 2. Produk Takaful Mikro Sakinah.................................................... 25 3. Strategi Pengembangan Produk ................................................... 26 4. Proses Pengembangan Produk Baru Sequential model................ 28 5. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ................................ 29 6. Lembaga Keuangan Mikro Syariah ............................................. 29
BAB III
GAMBARAN KELEMBAGAAN SECARA UMUM A. Sejarah Takmin Working Group........................................................ 32 B. Visi, Misi dan Nilai-nilai Takmin Working Group............................ 33 C. Lambang Takmin Working Group..................................................... 34 D. Struktur Organisasi Takmin Working Group..................................... 35 E. Model Distribusi ................................................................................ 36 F. Produk Takmin Working Group ....................................................... 38
vi
BAB IV
PEMBAHASAN PENELITIAN A. Analisis Strategi Pengembangan Produk Takaful Mikro Sakinah..... 47 B. Analisis perkembangan premi (tabarru’) LKMS pada produk Takaful Mikro Sakinah dari tahun 2008-2010 ................................... 51
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 58 B. Saran................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran............................................................12 Daftar Gambar 2 Struktur Organisasi Takmin Working Group..................................35 Daftar Gambar 3 Struktur Hubungan dalam Partner Agent Model.............................36 Daftar Gambar 4 Garis Regresi Jumlah Peserta TMS dan Premi Tabarru’................57
viii
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel 1 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional..................................23 Daftar Tabel 2 Krtieria Usaha Mikro, Kecil & Menengah..........................................29 Daftar Tabel 3 Proses Pendaftaran Pemegang Polis....................................................41 Daftar Tabel 4 Proses Administrasi Peserta................................................................43 Daftar Tabel 5 Data Pembayaran Premi TMS Periode 2008-2010.............................51 Daftar Tabel 6 Peningkatan Jumlah Peserta TMS dan Tabarru’.................................53 Daftar Tabel 7 Persamaan Regresi Linear Sederhana.................................................54
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Industri asuransi telah lama berkembang di Indonesia. Industri ini berkaitan dengan pihak penanggung mengaitkan diri pada tertanggung atas risiko-risiko yang mungkin terjadi. 1 Ikatan antara tertanggung dan penanggung terjadi setelah tertanggung menyerahkan premi kepada penanggung sebagai jaminan atas asset yang ditanggungkan. Risiko-risiko yang biasanya terjadi adalah risiko kerugian, kecelakaan dan kematian. Hingga saat ini sebagian besar pengusaha mikro di Indonesia belum banyak yang menerapkan asuransi bagi usahanya. Padahal, risiko usaha mikro sama saja dengan lembaga yang bermodal besar. Rendahnya kesadaran di tingkat pengusaha mikro membuat risiko yang harus ditanggung justru menjadi lebih besar. Selain itu, nasabah juga terkena dampak yang tidak bagus karena tidak adanya kesadaran itu. 2 Salah satu faktor yang menghambat usaha masyarakat miskin dan pengangguran adalah mereka tidak mempunyai akses terhadap lembaga keuangan karena tidak mempunyai jaminan dan prosedur yang belum memihak pada usaha kecil. 1
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h.70 2
Pernyataan Agus Haryadi (Direktur Takmin Working Group), Republika, 17/08/2008.
1
2
Menurut perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), angka kemiskinan tahun 2009 bisa mencapai 33,7 juta orang. Itu terjadi jika ekonomi hanya tumbuh 4,5% dan inflasi meningkat sampai 9%. Tapi, bila pemerintah bisa mengendalikan laju inflasi sebesar 6% maka jumlah orang miskin di negara ini bisa ditekan menjadi 29,9 juta saja. Dari sebanyak 210 juta rakyat Indonesia, lebih dari 40 juta orang bergantung pada berbagai usaha berskala mikro dan kecil dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, sebanyak 3 juta usaha kecil dan mikro di Indonesia, atau sama dengan 96% jumlah unit usaha merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Sehingga layanan keuangan mikro seperti tabungan dan kredit/pembiayaan adalah sangat penting untuk dapat mengembangkan industri-industri tersebut. Sebenarnya dalam Islam sudah ada solusi untuk mengentaskan kemiskinan, karena salah satu pokok ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan. Kemiskinan bisa ditangani dengan cara memberikan kemudahan pinjaman modal yang agunan (jaminannya) dari pihak ketiga. Oleh karena itu, harus ada pihak yang bersedia menolong saudaranya untuk memperoleh modal. Salah satu faktor yang menghambat usaha masyarakat miskin dan pengangguran adalah mereka tidak mempunyai akses terhadap lembaga keuangan karena tidak mempunyai jaminan dan prosedur yang belum memihak pada usaha kecil. Akibatnya mereka sulit keluar dari kemiskinan dan merasa tidak berdaya.
3
Untuk menanggulangi kemiskinan dan melindungi kaum dhuafa dibutuhkan peran semua pihak, mulai dari pemerintah lembaga swasta hingga kelompok masyarakat yang mampu. Keperluan perlindungan menghadapi malapetaka dan bahaya serta kerugian finansial yang berkaitan dengannya yang dihadapi setiap orang terlebih yang dialami oleh kaum dhuafa seharusnya menjadi tanggungjawab bersama, hal ini sesuai dengan firman Allah : ...
⌧ “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”(QS. Al-Maidah : 2) Maka Takmin Working Group- Peramu sebagai LSM yang konsen terhadap masalah diatas, bekerja sama dengan Lembaga Asuransi Syariah (Takaful Indonesia) berupaya membuka akses masyarakat kurang mampu agar dapat saling tolong menolong bila terjadi musibah, dengan mekanisme asuransi syari’ah/takaful. Pemberdayaan masyarakat kurang mampu merupakan suatu tindakan yang bernilai bagi masyarakat itu sendiri dan Allah, dimana kebanyakan orang mampu sekarang ini tidak akan bergerak untuk membantu masyarakat bawah untuk dapat berkembang jika tidak ada suatu organisasi yang mau mengkoordinir bantuan mereka.
4
Oleh karena itu keberadaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah seperti KBMT, BPRS , dan lembaga sejenisnya merupakan suatu jembatan antara masyarakat lemah dan orang yang berlebih atas hartanya. Dalam pemberdayaan masyarakat mustadh’afiin, harus banyak elemen pendukung untuk dapat menopang kegiatan tersebut. Elemen-elemen tersebut harus bersinergi dalam memberdayakan dhuafa. Dimulai dari sumber pendanaannya, kemudian pembinaannya, dan penjaminnya. Yang dimaksud penjamin disini adalah sesuatu yang dapat membantu mereka meminimalisir risiko yang ada ketika terjadi musibah pada mereka, karena seringkali terjadi pada dhuafa yang ikut dalam program pembiayaan, mereka tidak dapat mengembalikan pinjaman yang diberikan dikarenakan meninggal atau ada salah satu keluarganya yang sakit. Oleh karena itu, maka hadirlah Takmin Working Group yang menggagas lahirnya Asuransi Mikro Syariah (Syariah Microinsurance) di Indonesia yang memberikan perlindungan bagi keluarga masyarakat miskin (berpenghasilan rendah) atas risiko keuangan yang menimpa mereka, seperti kematian, kecelakaan, sakit, kehilangan aset dan hari tua. Salah satu program asuransi yang digagas Takmin Working Group adalah produknya Takaful Mikro Sakinah atau dikenal juga dengan asuransi pembiayaan, apabila nasabah LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) mengalami musibah kematian dan mereka masih mempunyai kewajiban yang harus dibayarkan, maka melalui dana tolong menolong (Tabarru’ ) mereka dibebaskan dari hutang diatas.
5
Takmin Working Group sebagai lembaga yang berusaha mewujudkan program asuransi mikro, bekerjasama dengan lembaga asuransi syariah (Takaful), untuk dapat membantu menyediakan asuransi untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang selama ini tidak diperhatikan karena dianggap sebagai potret masyarakat yang tidak mendatangkan keuntungan bagi lembaga. Takmin Working Group berupaya untuk menjadi penghubung antara Takaful dan masyarakat dhuafa dengan jaringan KBMT, BPRS dan UPK yang terdapat di Bogor. Dari latar belakang dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan sebuah skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK TAKAFUL MIKRO SAKINAH (Studi Kasus pada Takmin Working Group, Bogor) ”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan
di
atas,
maka
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
perkembangan
produk
Takaful
Mikro
Sakinah
dengan
menggunakan regresi linear sederhana? 2. Bagaimana perkembangan premi (tabarru’) Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) mitra TAKMIN WORKING GROUP pada produk Takaful Mikro Sakinah dari tahun 2008-2010?
6
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah oleh peneliti dengan maksud agar pembahasan dapat lebih terfokus. Adapun penelitian ini hanya akan membahas mengenai perancangan strategi pengembangan produk Takaful Mikro Sakinah berdasarkan kriteria analisis pengembangan produk dan perkembangan premi tabarru’ produk Takaful Mikro Sakinah pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) sebagai mitra Takmin Working Group.
D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menjelaskan tentang perkembangan produk Takaful Mikro Sakinah dalam melindungi resiko usaha nasabah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS). 2. Untuk menjelaskan perkembangan premi tabarru’ produk Takaful Mikro Sakinah pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS).
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini bisa menambah wawasan tentang khususnya bagi peneliti dan umumnya para pembaca.
Asuransi Syari’ah
7
2. Institusi terkait (Asuransi Takaful Mikro), mudah-mudahan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbangan yang konstruktif, sehingga bisa mengembangkan produk Takaful Mikro Sakinah untuk kesejahteraan masyarakat. 3. Akademisi, diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi acana khasanah ilmu pengetahuan di bidang Ekonomi Islam. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat juga disebut berdasarkan cara pengumpulan datanya. Dalam hal ini penulis menggunakan jenis penelitian sebagai berikut : a. Penelitian
Kepustakaan
(Library
Research),
yakni
dengan
mengumpulkan, membaca dan menganalisa sejumlah buku dan bahanbahan yang ada kaitannya dengan permasalahan ini, khususnya yang berkaitan dengan teori-teori dan konsep yang berhubungan dengan Takaful Mikro Sakinah. Di samping itu, penulis juga menggunakan bahan-bahan dokumen yang ada di Takmin Working Group. b. Penelitian Lapangan (Field Research), yakni penulis terjun langsung ke lokasi penelitian yaitu Takmin Working Group. 2. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian ini menganalisis produk Takaful Mikro Sakinah di Takmin Working Group. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data-data
8
kuantitatif dan kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak pengelola Takmin, serta data sekunder yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. 3 Sumber data dari penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu pengurus dan pengelola Takmin. 3. Tehnik Pengumpulan Data Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui : Wawancara : penulis menggunakan tehnik wawancara untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal-hal mengenai produk Takaful Mikro Sakinah. 4. Tehnik Analisa dan Interpretasi Data Dalam analisa data, penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode deskriptif yaitu dengan memaparkan data-data yang diperoleh di lapangan apa adanya. b. Metode analitis yaitu dimulai dari membaca, menelaah dan mempelajari data-data tersebut secara seksama kemudian dianalisa. 3
Masri Singaribuan dan Sofian Effendi,Metode Penelitian Survai, (Jakarta, LP3ES), h.11.
9
Selanjutnya dari proses analisa tersebut penulis mengambil suatu kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada yang bersifat khusus (deduktif). 5. Tehnik Penulisan Laporan Mengacu atau berpedoman pada tehnik penulisan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007. G. Review Studi Terdahulu 1. Nasuha
(2008)
melakukan
penelitian
mengenai
”Analisis
Strategi
Pengembangan Produk Takaful Mikro Sakinah Bagi Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Studi kasus pada TAKMIN Working Group
dan
Nasabah
LKMS”
mengatakan
bahwa
secara
strategi
pengembangan (tipe produk baru), maka Takaful Mikro Sakinah adalah produk baru bagi dunia, menjadi lini produk baru, terbuka perluasan lini, menjadi penyempurna produk yang telah ada (terhadap konvensional), menjadi repositioning dari asuransi sejenis dan new positioning (bagi asuransi syariah) dengan premi terjangkau dan proses klaim yang cepat sehingga dapat membantu golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam penelitian yang dilakukan, disimpulkan hahwa respon nasabah terhadap produk Takaful Mikro Sakinah memperoleh angka penafsiran 2.75 yang berarti nasabah
10
menilai “setuju” terhadap pengembangan produk Takaful Mikro Sakinah dan produk ini merupakan produk baru di dunia asuransi syariah. 2. Ifdhal Yuri Hendry (2007) melakukan penelitian tentang : “Analisis SWOT pengembangan produk pembiayaan Ijarah Mutahiya Bittamlik (IMBT) pada Bank DKI Syariah (Studi pada Bank DKI Syariah)”. Hasil dari penelitian ini adalah perkembangan produk IMBT Bank DKI Syariah dengan analisis SWOT. Perbedaan dari skripsi yang saya tulis dari kedua skripsi di atas adalah skripsi pertama menjelaskan pengembangan produk disesuaikan dengan respon nasabah, sedangkan skripsi ini menjelaskan dengan perkembangan premi tabarru’. Untuk skripsi kedua menjelaskan perkembangan produk dengan analisis swot, sedangkan skripsi ini menjelaskan perkembangan produk takaful mikro sakinah dengan regresi linear sederhana.
H. Kerangka Teori Takmin Working Group merupakan suatu alternatif untuk mendapatkan keamanan bagi masyarakat kecil dalam skema berbentuk micoinsurance. Dengan menerapkan sistem asuransi berpremi rendah, Takmin Working Group mencoba memberikan pelayanan melalui produk-produk asuransi yang dapat memproteksi dari risiko-risiko yang mereka hadapi. Maka hadir salah satu produk yang menjadi unggulan Takmin Working Group yakni Takaful Mikro Sakinah atau asuransi pembiayaan. Yang bertujuan untuk
11
membebaskan hutang ketika nasabah mengalami musibah meninggal dunia. Takaful Mikro Sakinah berfungsi untuk mengcover pembiayaan yang masih ada ketika nasabah mengalami risiko (misalnya, meninggal dunia). Dengan melihat perkembangan premi tabarru’ pada produk Takaful Mikro Sakinah di LKMS yang menjadi mitra Takmin Working Group. Maka adanya penigkatan yang signifikan dengan menggunakan metode statistik yaitu regresi linear sederhana.
I. Kerangka Pemikiran Program Takaful Mikro Sakinah (Mikrotakaful) adalah produk baru yang memfasilitasi Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) seperti Baytul Maal wat Tamwil (BMT), Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) untuk bersamasama membuka akses bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dengan menjadi nasabah LKMS. PT. Takaful Indonesia bekerja sama dengan Takmin Working Group-Peramu, berupaya membuka akses masyarakat kurang mampu agar dapat saling tolong menolong bila terjadi musibah, dengan mekanisme asuransi syari’ah/takaful. Dengan cara memfasilitasi Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS) seperti BMT, BPRS untuk bersama-sama membuka akses bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dengan menjadi nasabah LKMS. Maka di bawah ini skema (alur) dari kerangka pemikiran yang lebih tepatnya dikatakan miniatur penelitian.
12
PRODUK TAKAFUL MIKRO SAKINAH
LAPORAN DATA DAN PEMBAYARAN TABARRU’ TMS (LKMS, PESERTA, MANFAAT TAKAFUL DAN TABARRU’
PERKEMBANGAN TABARRU’ PERIODE 2008-2010
ANALISA PERKEMBANGAN TABARRU’ PERIODE 2008 - 2010
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
13
J. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan bagian awal dari proposal skripsi ini. Pada bab ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORITIS Bab ini mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori yang digunakan yang sesuai dengan permasalahan. Yang di dalamnya dijelaskan konsep asuransi dan konsep takaful mikro sakinah. BAB III : GAMBARAN KELEMBAGAAN SECARA UMUM Dalam bab ini akan digambarkan gambaran lembaga Takaful Mikro Indonesia (Takmin) secara umum. Yang didalamnya dijelaskan sejarah, visi, misi, logo, struktur serta produk yang ada pada lembaga Takmin. BAB IV : PEMBAHASAN PENELITIAN Bab ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, yang berisi pembahasan penelitian tentang analisis pengembangan produk Takaful
14
Mikro Sakinah melalui perkembangan premi tabarru’ yang dibayar oleh LKMS sebagai mitra Takmin Working Group. BAB V : PENUTUP Bab terakhir dalam penelitian yang selama ini dilakukan pada lembaga Takmin Working Group. Bab penutup ini berisikan kesimpulan dan saran dari pembahasan-pembahasan sebelumnya.
16
pembangunan dan kehidupan perekonomian dalam upaya memajukan kesejahteraan umum. Dengan demikian, sudah saatnya kita menengok lagi ke negara Jiran Malaysia, bagaimana negara ini menghidupkan usaha asuransi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Malaysia telah berhasil menerapkan ketentuan hukum tentang usaha asuransi syariah disebut Takaful. Dalam bahasa Arab, Asuransi disebut AttaÂ’min ( ) اﻟﺘﺄﻣﻴﻦyang berasal dari kata ( ) أﻣﻦyang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut, sebagaimana firman Allah SWT Q.S. Quraiys ayat 4
☺ Artinya : “ Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan.”( Q.S. Quraiys ayat 4). M’entaminkan sesuatu, artinya seseorang membayar/menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang. 4 Pengertian dari takaful berasal dari kata takafalayatakafalu yang artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih 4
Majma’ul lughah al-arabiyah Al-Mu’jam Al-Wasit, Mesir 1960, h.27-28
17
perkara seseorang. Dalam Al-Qur'an tidak dijumpai kata takaful, namun ada sejumlah kata yang seakar dengan kata takaful,seperti:
☺ … Artinya : “(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?". (Q.S Thaha ayat 40 ). Konsep asuransi takaful bersendikan gotong-royong dan bekerjasama untuk saling membantu dan saling melindungi dengan penuh rasa tanggungjawab apabila ada pesertanya yang ditimpa musibah, hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Tabarru' pada Asuransi Syari'ah. Rasa tanggungjawab dinyatakan dengan cara setiap orang mengeluarkan dana kebajikan
(tabarru’)
yang
ditujukan
untuk
menanggung
resiko
tersebut.Takaful dengan pengertian seperti ini sesuai dengan dengan firman Allah Q.S. Al-Maidah ayat 2 :
⌧ Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”
18
(Q.S Al-Maidah : 2). Implementasi takaful dalam hadits digambarkan sebagai berikut :
ْﻞ اﻟْ ُﻤﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻓِﻲ َﺗﻮَا ﱢد ِهﻢ ُ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻣ َﺜ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠ ُﻪ َ ل اﻟﱠﻠ ِﻪ ُ ل َرﺳُﻮ َ ل ﻗَﺎ َ ﻦ َﺑﺸِﻴ ٍﺮ ﻗَﺎ ِ ْن ﺑ ِ ﻋﻦْ اﻟ ﱡﻨﻌْﻤَﺎ َ ﺤﻤﱠﻰ ُ ﺴ َﻬ ِﺮ وَا ْﻟ ﺴ ِﺪ ﺑِﺎﻟ ﱠ َﺠ َ ْﻋﻀْﻮٌ َﺗﺪَاﻋَﻰ َﻟ ُﻪ ﺳَﺎ ِﺋ ُﺮ اﻟ ُ ﺴ ِﺪ ِإذَا اﺷْ َﺘﻜَﻰ ِﻣﻨْ ُﻪ َﺠ َ ْﻞ اﻟ ُ ﻃ ِﻔ ِﻬﻢْ َﻣ َﺜ ُ ﺣ ِﻤ ِﻬﻢْ َو َﺗﻌَﺎ ُ َو َﺗﺮَا ()رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ "Dari Nu'man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda, 'Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam." (HR. Muslim) 5 Menurut KUHP Pasal 246 : Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan di derita karena sesuatu yang tak tertentu. 2. Jenis Asuransi Ada dua macam jenis asuransi secara umum yakni : a. Asuransi Jiwa 5
Riyadussholihin. Putra Semarang, h.129
19
Asuransi Jiwa (Life Insurance) adalah produk asuransi yang dikhususkan untuk resiko keuangan sebagai akibat dari kematian orang-orang yang mempertanggungkan jiwanya. 6 Pembayaran santunan dilakukan pada akhir masa kontrak atau kepada ahli warisnya bila kematian terjadi sebelum akhir kontrak. Dalam Asuransi jiwa (yang mengandung saving) penanggung akan tetap mengembalikan jumlah uang yang diperjanjikan, kepada tertanggung, kalau tertanggung meninggal dalam masa berlaku perjanjian atau saat berakhirnya jangka waktu perjanjian keperluannya suka rela. Produk – produk individu dari Asuransi Jiwa yang mengandung unsur tabungan (saving) artinya suatu produk yang diperuntukkan untuk perorangan dan dibuat secara khusus, di mana di dalamnya selain mengandung tabarru’ juga terdapat unsur tabungan yang dapat di ambil kapan saja oleh pemiliknya diantaranya : 1) Takaful Dana investasi 2) Takaful Dana Siswa 3) Takaful Dana Haji 4) Takaful Dana Jabatan 5) Takaful Hasanah 6
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h.174
20
Sedangkan untuk yang tidak mengandung unsur tabungan (saving) adalah produk-produk syariah yang sifatnya individu dan di dalam struktur produknya tidak terdapat unsur atau semuanya bersifat tabarru’ dana tolong-menolong. 7 Produk-produk individu non saving di antaranya : 1) Takaful Kesehatan Individu 2) Takaful Kecelakaan diri Individu 3) Takaful Akhirat Individu Ada pula produk-produk kumpulan yaitu produk banyak di disain untuk dalam jumlah peserta relatif banyak dan dalam struktur produknya ada yang mengandung unsur tabungan dan ada yang tidak mengandung unsur tabungan di mana di akhir masa kontrak tidak ada bagi hasil atau pengambilan nilai tunai karena semuanya bersifat tabarru’. Produkproduknya sebagai berikut : 1) Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan 2) Takaful Kecelakaan Siswa 3) Takaful Wisata dan Perjalanan 4) Takaful Pembiayaan 7
Ibid., h.636-658
21
5) Takaful Majelis Ta’lim 6) Takaful Al-Khairat 7) Takaful Medicare 8) Takaful Al-Khairat + Tabungan Haji (Takaful Iuran Haji) 9) Takaful Perjalanan Haji dan Umrah b. Asuransi Umum / Kerugian Asuransi Umum / Kerugian (General Insurance) adalah produk-produk asuransi yang dikhususkan untuk resiko keuangan sebagai akibat kerugian karena perilaku yang menimpa barang-barang atau kepentingan yang dipertanggungkan. 8 Penanggung
tidak
harus
membayarganti
rugi
kepadatertanggung kalau selama jangka waktu perjanjian obyek pertanggungan
tidak
mengalami
bencana
atau
bahaya
yang
dipertanggungkan. Produk-produk simple risk adalah jenis-jenis produk asuransi umum atau kerugian yang berdasarkan syariah, yang tingkat risiko dan perhitungan secara teknis dalam produk-produknya relatif sederhana (simple) dan risiko standar tanpa perluasan jaminan. Produkproduknya sebagai berikut : 9
8 9
Ibid., h,225 Ibid., h.659-681
22
1) Takaful Kebakaran (Fire Insurance) 2) Takaful Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) 3) Takaful Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) Ada pula produk Takaful Aneka (memberikan perlindungan trhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai akibat risiko-risiko yang tidak dapat ditutup pada polispolis Takaful yang telah ada. Sedangkan produk-produk Mega risk adalah produk-produk kerugian yang berdasarkan syariah, di mana tingkat risikonya sangat tinggi (high risk) sehingga umumnya melebihi kapasitas reasuransi perusahaan dan dalam struktur perhitungan teknisnya cukup rumit (complicated). Beberapa produk Mega Risk di antaranya : 1) Takaful Kebakaran (Industrial Risk) 2) Takaful Rekayasa (Engineering) 3) Takaful Rangka Kapal (Merine Hull) 4) Takaful Pengangkutan (Cargo Insurance) 5) Takaful Surety Bond 6) Takaful Energi (Oil & Gas Insurance) 7) Takaful Tanggung Gugat (Liability Insurance)
23
3. Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional Tabel 1. Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
No. 1.
Asuransi
Asuransi
Takaful
Konvensional
Keterangan Pengawasan
Dewan Ada Dewan Pengawas Tidak Ada
Syari’ah
Syari’ah.
Fungsinya
mengawasi produk yang dipasarkan dan investasi dana. 2.
Akad
Tolong-menolong
Jual-beli (tabaduli)
(takafuli) 3.
Investasi Dana
Investasi berdasarkan
Dana Investasi
dana
syari’ah berdasarkan Bunga
dengan sistem bagi hasil (mudharabah). 4.
Kepemilikan Dana
Dana
yang
dari
Nasabah
terkumpul Dana yang terkumpul (premi) dari Nasabah (premi)
merupakan milik peserta. menjadi Perusahaan sebagai
milik
hanya perusahaan. pemegang Perusahaan
bebas
24
amanah
untuk untuk
mengelolanya. 5.
Pembayaran Klaim
menentukan
investasinya.
Dari rekening tabarru’ Dari rekening dana (dana kebajikan) seluruh perusahaan. peserta. Sejak
awal
sudah
diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolongmenolong
bila
terjadi
musibah. 6.
Keuntungan Profit
Dibagi antara perusahaan Seluruhnya
menjadi
dengan peserta (sesuai milik perusahaan. prinsip bagi hasil/ almudharabah. Sumber PT. ASURANSI TAKAFUL
A. Konsep Takaful Mikro Sakinah 1. Pengertian Takaful Mikro Sakinah Keuangan mikro telah menjadi instrumen penting dalam menjangkau dan memberikan pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Kini keuangan mikro mencakup pinjaman, tabungan, asuransi,
25
layanan transfer dan berbagai produk keuangan yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Takaful Mikro adalah perlindungan bagi keluarga masyarakat miskin (berpenghasilan rendah) atas risiko keuangan yang menimpa mereka, seperti kematian, kecelakaan, sakit, kehilangan aset dan hari tua. Takaful mikro adalah perlindungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam bentuk aset dan atau tabarru’ dengan memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Takaful mikro didirikan karena selama ini perusahaan asuransi kesulitan untuk menjangkau kalangan tidak mampu karena sistem distribusi yang memerlukan biaya operasional tinggi, dengan perbandingan pendapatan yang tidak seimbang. Selain itu, perusahaan asuransi juga pada umumnya menemukan kesulitan dalam menentukan premi yang harus dibebankan pada golongan tidak mampu ini, yang secara umum tujuannya adalah: a. Berkontribusi untuk membayarkan hutang atau menjamin/menutup hutang bila terjadi musibah meninggal. b. Memberikan layanan sebagai instrumen untuk membuka akses bagi masyarakat golongan ekonomi lemah. 2. Produk Takaful Mikro Sakinah Takaful mikro adalah lembaga asuransi yang focus produknya untuk kalangan kurang mampu (miskin). Takaful mikro didirikan karena selama ini perusahaan asuransi kesulitan untuk menjangkau kalangan tidak mampu
26
karena sistem distribusi yang memerlukan biaya operasional tinggi, dengan perbandingan pendapatan yang tidak seimbang. Selain itu, perusahaan asuransi pada umumnya menemukan kesulitan dalam menentukan premi yang harus dibebankan pada golongan tidak mampu ini. Produk Takaful Mikro Sakinah merupakan produk pertama yang didesain untuk nasabah mikro. Produk ini didesain sesuai dengan kebutuhan LKMS dan mitra-mitra nasabahnya, dengan tujuan utama adalah membebaskan hutang bila terjadi musibah meninggal dunia. Sebagai selayaknya sebuah sistem, yang lebih dari sekedar produk asuransi Takaful Mikro Sakinah ini terlebih dahuli diuji cobakan di Bogor dan sekitarnya selama setahun ke depan. Untuk memastikan semua bagian sistem yang dirancang telah berjalan dengan baik. Dalam percontohan ini Lembaga-lembaga Keuangan Mikro Syari’ah sebagai wakil dari segenap mitre/nasabahnya menjadi pemegang polis, PT Asurasnsi Takaful Keluarga (ATK) menjadi penyedia jasa asuransi. Sementara “Takmin Working Group” melakukan fungsi mediasi (keagenan) di antara LKMS dan PT. ATK. Pendekatan atau model ini, di dunia asuransi mikro dikenal sebagi Partner Agent Model. 3. Strategi Pengembangan Produk Strategi pengembangan produk (product development strategy) yaitu strategi yang berusaha mengembangkan produk baru untuk pasar yang sudah ada dalam rangka memenuhi perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen; menyamai penawaran kompetitif baru; dan memenuhi segmen pasar.
27
Biasanya strategi ini dilaksanakan dengan jalan mengganti atau memformulasi ulang produk yang sudah ada, atau memperluas lini produk. Pengembangan produk merupakan alternatif yang cocok untuk situasi dimana perubahan kebutuhan dan selera mengakibatkan munculnya segmen baru atau jika ada perubahan persaingan dan teknologi yang memotivasi perusahaan untuk memodifikasi lini produk mereka. Sebelum membahas proses pengembangan produk baru, kita harus ‘mengupas’ konsep produk ‘baru’ terlebih dahulu. Terdapat dua perspektif konsep ‘baru’, yaitu: a. Baru bagi pasar (new to market) yang berarti belum ada perusahaan yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut. b. Baru bagi perusahaan yang bersangkutan (new to the firm), artinya perusahaan-perusahaan lain sudah memasarkan produk tersebut, tetapi perusahaan yang bersangkutan belum memasarkannya. Dengan demikian, istilah ‘baru’ di sini masih mengandung pengertian relatif (a matter of degree). Secara garis besar, aktivitas perkembangan produk baru dapat menghasilkan 6 macam tipe produk baru, yaitu : a. Produk baru bagi dunia (new to the world products) b. Lini produk baru (new product line) c. Lini produk baru (line extension) d. Perluasan lini (Improvement to existing product)
28
e. Repositioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan baru. f. Pengurangan biaya (cost reductions), yaitu versi dari produk yang ada dan yang dapat memberikan kinerja setara tingkat harga yang lebih murah. 4. Proses Pengembangan Produk Baru Sequential model Sebagian besar perusahaan memiliki sistem dan proses formal untuk mengelola program pengembangan produk baru. Sequential model berusaha untuk menekan resiko kegagalan produk dengan jalan melakukan riset pasar ekstensif guna menyeleksi sejumlah besar ide menjadi menjadi beberapa ide yang mungkin dianggap sukses. Secara umum, proses-proses tersebut memiliki kesamaan dalam 6 hal pokok 10 , yang terdiri dari : Tahap I
: Pemunculan Ide
Tahap II
: Penyaringan Ide
Tahap III
: Pengembangan Produk
Tahap IV
: Pengujian Pasar/Produk
Tahap V
: Analisis Bisnis
Tahap VI
: Komersialisasi
Jadi yang dimaksud dengan Analisis Strategi Pengembangan produk menurut peneliti adalah suatu proses perencanaan dengan menganalisa data-data dan informasi yang diperoleh untuk merancang suatu strateg i untuk
10
Gregorius Chandra. Strategi Program Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2002, h.123
29
mengembangkan suatu produk ‘baru’ yang sesuai dengan perubahan kebutuhan dan selera konsumen. 5. Lembaga Keuangan Mikro Syariah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah adalah Bank atau non-Bank yang mengikuti produk Takaful Mikro Sakinah, yang terdiri dari BMT, BPRS. 6. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berbagai versi dan kriteria tentang usaha mikro, kecil, dan menengah beserta sumber hukum dan rumusannya dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : Tabel 2 : Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ORGANISASI
JENIS USAHA
KETERANGAN
UU No.9 tahun 1995 Usaha kecil
Aset < Rp 200 juta di luar
Tentang Usaha Kecil
tanah dan bangunan omzet tahunan < Rp 1 milyar. Dimiliki
oleh
Indonesia, dan
tidak
orang
independen, berafiliasi
dengan usaha menengahbesar.
Boleh
berbadan
hukum, boleh tidak. Badan Pusat Statistik
-Usaha mikro
-Pekerja 5 orang, termasuk tenaga keluarga yang tidak
30
dibayar.
Meneg
Koperasi
UKM
-Usaha kecil
-Pekerja 5-19 orang
-Usaha menengah
-Pekerja 10-99 orang
dan -Usaha
kecil
No.9/1995)
(UU -Aset < Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan omzet tahunan < Rp 1 milyar.
Bank Indonesia
-Usaha Menengah
-Aset Rp 200 juta – 10
(Inpres 10/1999)
milyar.
-Usaha Mikro
-Usaha yang dijalankan
(SK
Dir
BI oleh rakyat miskin atau
No.21/24/KEP/DIR Tgl 5 mendekati Mei 1998).
Dimiliki
miskin. oleh
Sumberdaya teknologi
keluarga. lokal
dan
sederhana.
Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry. -Usaha Kecil
-Aset < Rp 200 juta diluar
UU No.5 tahun 1995
rumah
dan
bangunan.
Omzet tahunan < Rp 1 milyar. -Usaha Menengah
-Aset < Rp 5 milyar untuk
31
SK
Dir.
No. sektor industri. Aset < Rp
BI
30/45/Dir?UK, Januari 1997.
tgl
5 600 juta diluar tanah dan bangunan untuk sektor non industri
manufacturing.
Omzet < 3 milyar. Bank Dunia
-Usaha Mikro -Usaha Menengah
Kecil
-Pekerja < 20 pekerja dan -Pekerja 20-150 orang Aset < US$ 500 ribu diluar tanah dan bangunan
Sumber: Harian Kompas, Selasa, 11 Juni 2002, kolom 1 dan 2, hal 21
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Asuransi 1. Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk tertanggung karena kerugian kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di antara tertanggung, yang timbul dari sesuatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan sesuatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (pasal 11 UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian). Undang-undang No.2 Tahun 1992 tentang Perasuransian dimaksudkan untuk meningkatkan gairah masyarakat yaitu dengan cara memanfaatkan jasa asuransi yang sekaligus sebagai sarana bagi mobilisasi dana untuk pembangunan. Mengingat bahwa dalam usaha perasuransian yang sehat merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi resiko yang dihadapi anggota masyarakat dan sekaligus salahsatu lembaga penghimpun dana masyarakat, maka kedudukan usaha perasuransian menjadi strategis dalam 15
33
B. Visi, Misi dan Nilai-nilai Takmin Working Group 1. Visi Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kecil (laki-laki, perempuan dan anak-anak) melalui asuransi mikro syariah 2. Misi a. Meningkatnya pemahaman dan partisipasi semua stakeholder (pemerintah, swasta dan masyarakat sipil) dalam memenuhi hak-hak sosial ekonomi keluarga berpenghasilan rendah, khususnya dalam mendapatkan proteksi terhadap resiko finansial dan usaha serta perencanaan masa depannya. b. Bersinergi dengan dengan berbagai pihak, terutama lembaga-lembaga keuangan mikro syariah dan asuransi untuk menjangkau dan menawarkan layanan asuransi mikro kepada keluarga berpenghasilan rendah c. Mendorong perubahan kebijakan dan praktek pemerintah dalam menyediakan fasilitas dan dana yang lebih memadai untuk melindungi resiko finansial dan usaha serta menjamin masa depan keluarga berpenghasilan rendah 3. Nilai-Nilai a. Shiddiq – jujur, memiliki integritas, dan berakhlaq mulia b. Amanah – bertanggung jawab, akuntabel dan memiliki legitimasi. c. Fathonah – cerdas dan profesional d. Tabligh – komunikatif, transparan
34
C. Lambang Takmin Working Group
Logo takmin menggunakan simbol utama BINTANG SEGI 8 simetris dengan huruf M kapital berukuran besar dan berwarna emas di tengahnya, serta diapit oleh huruf K dan I yang mengikuti bentuk segi delapan. Di bawah TAKMIN terdapat kalimat Takaful Mikro Indonesia menggunakan font Formata Reguler Bold.Bintang segi 8 simetris bermakna TAKMIN bercita-cita menegakkan keadilan dan menebar kasih-sayang ke segala penjuru, untuk semua umat manusia tanpa membedakan ras, gender dan agama. Huruf M kapital berukuran besar dan berwarna emas bermakna TAKMIN berdedikasi untuk pemberdayaan masyarakat kecil, yaitu keluarga berpenghasilan rendah atau keluarga miskin. Huruf K dan I yang mengapit dan mengikuti bentuk segi delapan melambangkan TAKMIN adalah wahana bersama yang dibangun bersama untuk kepentingan bersama, dilandasi oleh ketulusan dan semangat solidaritas. Dan, kalimat ”Takaful Mikro Indonesia” dalam satu baris, di bawah TAKMIN, mengandung makna program TAKMIN ikut mengangkat dan menyangga masyarakat kecil yang telah diberdayakan sehingga tidak jatuh atau kembali terpuruk dalam kemiskinan. Secara keseluruhan, logo TAKMIN menjadi simbol bagi cita-cita bersama untuk menegakan keadilan dan menebar kasih sayang bagi semua ummat manusia, dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat kecil.
35
D. Struktur Organisasi Takmin Working Group Gambar 2. Struktur Organisasi Takmin Working Group Yayasan PERAMU
Manajemen Proyek
Produk & pengembangan
Kelembagaan & Training
Sistem & Keuangan
Keagenan lokal (Bogor)
Agen
Administrasi Pelayanan
Sumber dari Takmin Working Group Dalam tahap pengembangan ini, TAKMIN masih belum memiliki detail struktur yang baku, selain bagian manajemen utama yang (pendiri) yang secara langsung bertanggung jawab pada operasional TAKMIN. Selain yang tersebut dalam lampiran, juga terdapat bagian umum (yang bersifat temporal secara posisi), diantaranya adalah: A. Ali Pangestu (Staf Administrasi) B. Ad. Ilham Wahyudi (Data dan Dokumentasi)
36
C. Maula Nasrifah (Staf Keuangan) D. Baban Subarna (Driver dan Bidang Teknis)
E.
Model Distribusi Model distribusi asuransi mikro yang digunakan adalah model keagenan (partner agent model). Gambar 3 Struktur Hubungan dalam Partner-Agent Model
Keluarga Miskin
¾
Partner adalah perusahaan asuransi yakni Pengelola Resiko yang akan memberikan ganti rugi kepada Peserta atas kerugian yang diderita oleh tertanggung sesuai dengan polis yang diterbitkannya yang berasal dari danadana tabarru’.
37
¾
Agent adalah Keagenan Asuransi yakni perantara yang berperan untuk memasarkan dan melayani produk Takaful Mikro Bagi LKMS
¾
Policyholder adalah LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) yakni lembaga keuangan yang memberikan fasilitas pinjaman, pembiayaan, dan jasa keuangan mikro lainnya, baik lembaga keuangan mikro bank (seperti BPRS) maupun lembaga keuangan mikro bukan bank (seperti Koperasi Baitulmal wal Tamwil (KBMT) atau model Grameen) Lembaga Keagenan menyediakan jasa untuk mempermudah proses kepesertaan
dan pelayanan kepada nasabah, atas perannya itu agen akan memperoleh komisi dari asuransi. Lembaga keagenan juga berperan dan bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan yang menyangkut administrasi dan verifikasi klaim dan meneruskannya ke pihak asuransi. Keuntungan Partner Agent Model Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan model keagenan ini dapat dirasakan oleh semua pihak yang terlibat, diantaranya: ¾ Bagi keluarga miskin yang mungkin selama ini tidak mempunyai akses untuk mengikuti program asuransi, akan mempunyai kesempatan untuk memiliki program asuransi dengan iuran/tabarru' /premi yang terjangkau. ¾ Lembaga keuangan mikro syariah dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi nasabahnya, tidak hanya memberikan pembiayaan saja tapi juga perlindungan keuangan (via asuransi) apabila nasabahnya mengalami musibah
38
dan berpeluang mendapatkan fee base income dari pemasaran Takaful mikro tersebut. ¾ Bagi perusahaan asuransi keuntungan yang diperoleh bagi mereka bahwa hal ini dapat meningkatkan target pemasaran yang lebih luas dan dapat memasuki pasar bawah yang mungkin selama ini sulit untuk dijangkau
E. Produk Takmin Working Group 1.
Asuransi Kesehatan Fulmedicare Asuransi Kesehatan Fulmedicare adalah salah satu produk dari takaful mikro yang dilatar belakangi karena permasalahan pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini, yaitu: baku obat dan peralatan medis sebagian besar masih impor. Penggunaan alat medis yang canggih Swastanisasi pelayanan kesehatan Komersialisasi/persaingan di bidang pelayanan kesehatan Beban inflasi menyebabkan biaya kesehatan menjadi semakin mahal. Keuntungan Mengikuti Program Asuransi Kesehatan: Kerugian finansial akibat ketidakpastian dalam pembiayaan kesehatan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Mengurangi beban biaya administrasi Anggaran kesehatan yang dapat dihitung di muka Meningkatkan loyalitas, dedikasi dan produktivitas secara optimal Memberikan perasaan tentram dan aman.
2. Takaful Mikro Sakinah Produk Takaful Mikro Sakinah, merupakan produk pertama yang didisain untuk nasabah mikro, manfaat utama produk ini adalah membebaskan sisa
39
kewajiban (hutang) peserta pada LKMS Bank ataupun Non-Bank, yang mengikuti program Takaful Mikro Sakinah. Berbeda dengan kebanyakan “credit life insurance”, Takaful Mikro Sakinah didisain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi LKMS dan mitra-mitra/nasabah-nasabahnya, dengan tujuan utama adalah membebaskan hutang bila terjadi musibah meninggal dunia. Premi (tabarru’) dibayarkan oleh LKMS sekaligus pada tanggal 5 (lima) setiap bulan. Untuk pertama kalinya, LKMS yang berpartisipasi dalam proyek percontohan ini terdiri dari 2 BPRS, 5 Koperasi BMT dan sebuah Koperasi Pesantren, dan sebuah Lembaga Keuangan Mikro berbasis Komunitas atau LKMK (model “Grameen Syariah”), masing-masing adalah: a. PT BPRS Insan Cita, Parung, Bogor b. PT BPRS Rifátul Ummah, Ciomas Bogor c. Koperasi BMT Wihdatul Ummah, Gn. Batu Bogor d.
Koperasi BMT Ibaadurrahman, Ciawi, Kab. Bogor
e.
Koperasi BMT Khidmatul Ummah, Cibungbulang, Kabupaten Bogor
f.
Koperasi BMT Tadbiirul Ummah, Darmaga, Kabupaten Bogor
g.
Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Pesantren Darul Muttaqin
h.
Unit Pengelola Keuangan (UPK) Ikhtiar, Bogor.
¾ Kepesertaan Produk Takaful Mikro Sakinah Peserta adalah Nasabah atau pihak lain yang terkait dengan Nasabah yang diajukan oleh Pemegang Polis kepada Perusahaan untuk mengikuti program asuransi ini dan namanya tercantum dalam Daftar Peserta.
40
Pemegang Polis adalah badan usaha atau lembaga atau perorangan yang mengadakan perjanjian asuransi dengan Perusahaan sebagaimana yang dicantumkan dalam keterangan Polis Nasabah adalah perorangan atau badan usaha atau lembaga yang berbadan hukum yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Pemegang Polis. ¾ Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap calon Peserta Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi oleh setiap calon Peserta untuk dapat diterima menjadi Peserta adalah sebagai berikut : a. Usia calon Peserta pada saat didaftarkan tidak boleh melebihi usia 65 tahun; b. Usia calon Peserta pada saat didaftarkan ditambah dengan Masa Perjanjian Asuransi tidak boleh melebihi 66 tahun. c. Setiap calon Peserta pada saat didaftarkan tidak sedang menjalani pengobatan dari dokter untuk jangka waktu yang lama, baik secara terus menerus atau tidak, dan atau tidak sedang menjalani rawat inap di rumah sakit/ klinik/ puskesmas ; d. Telah memenuhi ketentuan seleksi risiko dan ketentuan penutupan asuransi yang ditetapkan oleh Perusahaan sebagaimana yang ditetapkan dalam Polis. e. Kepesertaan asuransi seorang peserta adalah sah bila namanya tercantum dalam Daftar/Data Peserta berdasarkan Daftar/Data yang dikirim Pemegang Polis pada setiap tanggal yang telah ditentukan
¾ Proses Pendaftaran Pemegang Polis
41
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa asuransi mikro ini menggunakan distribusi model berupa partner-agent-model, maka untuk proses pendaftaran pemegang polis ini, melibatkan tiga lembaga yakni LKMS, keagenan (TAKMIN Working Group) dan operator asuransi (Takaful Indonesia). Tabel 3. Proses Pendaftaran Pemegang Polis LKMS
OPERATOR ASURANSI
(TAKMIN) KEAGENAN
1. Pendaftaran
Calon
Pemegang Polis
1. Menerima
Formulir
1. Menerima berkas data
Pendaftaran dan syarat
Calon Pemegang Polis
Adminstrasi dari calon Pemegang Polis (LKMS) 2. Pengambilan Formulir di Keagenan Takmin 3. Mempelajari
2. Memverifikasi
Data
Calon Pemegang Polis
Syarat
3. Mengirim
Data
dan Ketentuan yang
Pemegang
berlaku (Manfaat dan
Operator Takaful
Polis
Proses
Underwriting
Calon
3. Jika belum memenuhi
Ke
syarat kepesertaan , proses
kembali
langkah 1
Ketentuan lain) 4. Pengisian Formulir
4. Membuat
File
Pendaftaran Pemegang Polis 5. Melengkapi
2. Melakukan
syarat
atas Calon
4. Jika telah memenuhi syarat
maka
polis
diterbitkan 5. Polis
dikirim
ke
42
Administrasi 6. Mengirim
Pemegang Polis formulir
6. Copy
Polis
akan
pendaftaran dan syarat
dikirim ke Keagenan
adminstrasi
TAKMIN
ke
keagenan Takmin 7. Membuat
File
atas
Pendaftaran
Calon
Pemegang Polis 8. Menerima Polis dari Operator Takaful 9. Meneliti
data
5. Menerima copy polis dari Operator Takaful
yang
tercantum di Polis
6. Jika
terjadi
ketidaksesuain
data
di
Polis, maka Keagenan membantu untuk proses Perbaikan 10 Jika
terjadi
7. Jika data Polis sudah
ketidaksesuaian data di
sesuai dengan data yang
Polis,
benar,
segera
konfirmasikan Operator Takaful
ke
simpan
sebagai Perjanjian
Polis
Dokumen
43
11. Memberitahukaun ke Keagenan TAKMIN atas
ketidaksesuaian
data di Polis 12. Jika data Polis sudah sesaui dengan data yang benar, simpan Polis
sebagai
Dokumen Perjanjian Sumber dari Takmin Working Group ¾
Proses Administrasi Kepesertaan Pada tabel berikut adalah proses administrasi yang dilakukan oleh tiga
lembaga yang bersangkutan (LKMS, Keagenan dan Operator Asuransi) untuk mendukung kelancaran aktivitas mereka. Tabel 4. Proses Administrasi Peserta LKMS
1. Melakukan
TAKMIN
OPERATOR
(KEAGENAN)
ASURANSI
Proses 1. Menerima
persetujuan Pembiayaan
data
dari
1. Menerima
data
LKMS yang dikirim lewat
Pembiayaan
email
Keagenan TAKMIN
(data
pembiayaan
pencairan dan
saldo
dari
44
pembiayaan) 2. Melakukan
Pencairan 2. Menerima
Pembiayaan
pembayaran
copy premi
dari
LKMS 3. Melakukan dan
Mutasi
Pembayaran
Premi
dari LKMS
Pencatatan 3. Melakukan Verifikasi data
Pengadminstrasian
2. Menerima
Pembiayaan
3. Mengolah
data
Pembiayaan
Melakukan
Pengolahan
data
Pembiayaan
yang
diterima dari LKMS 4. Membuat Laporan Saldo 4. Membuat Pembiayaan (Periodik)
Pencairan
Laporan Pembiayaan
periodik
4. Melakukan Rekonsiliasi Pembiayan
data dengan
Pembayaran Premi 5. Migirim Data Pencairan 5. Mengiriman Pembiayaan
(bulanan)
ke Keagenan TAKMIN 6. Migirim
Data
Pembiayaan
5. Melakukan
Pembiayaan ke Operator
pencatatan
Takaful
Pembayaran premi
Saldo 6. Mengadmintrasikan
(bulanan)
ke Keagenan TAKMIN 7. Pengiriman
data
Pembayaran Premi LKMS ke Operator Takaful
Data 7. Melakukan
Rekonsiliasi
Proses
45
dilakukan setiap tanggal
pembayaran premi dengan
yang telah ditentukan
data yang dikirim
8. Melakukan Pembayaran Premi
Ke
Rekening
Operator
Takaful
dengan
menuliskan
nomor Polis di bukti pembayaran
(untuk
kemudahan identifikasi dan
rekonsiliasi
pembayaran) 9. mengirim
copy
bukti
pembayaran premi ke keagenan Takmin Sumber dari Takmin Working Group ¾
Pengumpulan Premi dan Tabarru’
Premi Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Mekanisme pengumpulan premi
46
Pembayaran Premi dikumpulkan secara kas dari nasabah kepada LKMS (selaku Pemegang Polis). Hal ini bisa dilakukan dengan dua pilihan yakni: 1)
Pembayaran dilakukan pada saat pencairan pembiayaan/transaksi terjadi secara sekaligus
2)
Pembayaran dilakukan dengan cicilan pertahun dibayar di muka. Adapun besarnya premi yang dibayarkan tergantung kesepakatan lamanya waktu kontrak pembiyaan dengan LKMS Sedangkan LKMS membayarkan premi kepada perusahaan asuransi berupa cicilan perbulan, dimana besarnya premi yang dibayarkan tergantung kepada outstanding pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penghitungan manfaat takaful yang akan diterima oleh nasabah pada saat proses klaim. Dengan demikian terhindar manfaat klaim lebih kecil dari outstanding.
BAB III GAMBARAN KELEMBAGAAN SECARA UMUM
A. Sejarah Takmin Working Group TAKMIN singkatan dari Takaful Mikro Indonesia, didirikan oleh tim yang dibentuk oleh Peramu (disebut Working Group) pada tanggal 10 Oktober 2005 untuk melaksanakan program asuransi mikro syariah berbasis keagenan (partner agent model). Tim Takmin Working Group terdiri dari Ir. Agus Haryadi dengan profesionalitasnya sebagai Ahli Asuransi Syariah, Amin Musa, SE sebagai Ahli Keuangan Syariah dan Ir. Andi Ihsan Arkam sebagai Ahli Keuangan Mikro Syariah. Pendirian TAKMIN dilatarbelakangi oleh keinginan para aktivis LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang begitu kuat untuk senantiasa memproteksi kaum mustadh’afin dari berbagai resiko atas musibah yang menimpa mereka melalui skim Asuransi. Alasan utama yang mendasarinya disebabkan selama ini masyarakat bawah tidak pernah mendapatkan proteksi yang layak. Padahal resiko meninggal, sakit, kecelakaan, kebakaran, dan musibah yang lain akan datang ke siapa saja, tanpa memandang status. Jadi tidak hanya orang kaya saja yang membutuhkan proteksi, tapi para masyarakat berpenghasilan rendah pun membutuhkannya.
Kehadiran
TAKMIN menjadi impian berbagai pihak, terutama bagi masyarakat miskin. Dengan premi yang begitu rendah, takmin mencoba memberikan pelayanan proteksi sosial secara mudah, cepat dan terjangkau.
32
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK TAKAFUL MIKRO SAKINAH
A. Analisis Pengembangan Produk Takaful Mikro Sakinah Dalam analisis pengembangan produk takaful mikro sakinah memaparkan sekilas swot (strenght, weakness, opportunity, threat) dalam pandangan umum, penulis melakukan wawancara langsung dengan Direktur Takmin Working Group, Bapak Agus Haryadi, AAAIJ,FIIS, ASAI. Di bawah ini beberapa pertanyaan dan jawaban dari hasil wawancara :
1. Menurut Bapak, apa yang di maksud takaful mikro sakinah (TMS) baik
Dalam arti sempit, Takaful mikro sakinah adalan nama produk asuransi jiwa kredit syariah (credit life) atau biasa disebut asuransi pembiayaan, dengan manfaat untuk pelunasan hutang peserta atas pembiayaannya di lembaga keuangan mikro syariah seperti KBMT, BPRS dan Lainnya. Dalam arti luas, Takaful Mikro Sakinah, sesuai dengan namanya Sakinah yang artinya ketenangan, diharapkan Peserta, Lembaga Keuangan Mikro Syariah dan Ahli Waris merasakan ketenangan, apabila salah satu peserta 47
48
meninggal
dunia,
tidak
meninggalkan
hutang
sehingga
tidak
menyusahkan ahli waris untuk membayar hutangnya, maupun LKMS tidak harus susah menagih hutangnya ke ahli waris, khusus untuk peserta yang meninggal tidak meninggalkan hutang yang menyebabkan dia tidak bisa masuk surga.
2. Kapan TMS diluncurkan sebagai salah satu produk TAKMIN? a.
TMS di desain selama hampir 6 bulan (Juli 2006 sd Desember 2006), melibatkan LKMS, Asuransi TAkaful Keluarga, Takmin WG dan Konsultan Ahli Asuransi Mikro dari belanda.
b.
SoftLaunching TMS dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2006 di Puncak Bogor dia acara Rapat Kerja Asuransi Takaful Keluarga.
c.
Pada Bulan Januari 2007 di ujicobakan di 6 LKMS
1. BPRS Insan Cita
BPRS
Bogor
Januari
2. KSP Darul Muttaqien
KBMT - Pesantren
Bogor
Januari
3. KBMT Wihdatul Ummah
KBMT
Bogor
Januari
4. KBMT Khidmatul Ummah KBMT
Bogor
Januari
5. UPK Ikhtiar
Grameen Model
Bogor
Januari
6. KBMT Ibaadurahman
KBMT
Bogor
Januari
49
3. Siapakah pencetus / perancang dari TMS tersebut dan apakah ada MOU dengan lembaga lain yang sejenis? Karena Produk ini merupakan produk yang didesain bersama-sama antara LKMS, Takmin WG, Asuransi Takaful dan Konsultan. Produk ini adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang khusus dipasarkan oleh Takmin WG sebagai agen perorangan dari takaful.
4. Bagaimana respon masyarakat / nasabah yang menggunakan produk TMS ini? Secara Umum peserta menerima produk ini karena belum ada yang menolak, ketika diwajibkan oleh LKMS, kemudian Ahli Waris merasakan manfaatnya. ( untuk hasil yang lebih objektif perlu dibuat survey kepada peserta ttg hal tersebut diatas)
5. Apakah TMS sudah digunakan oleh semua anggota binaan TAKMIN? TMS akan digunakan oleh peserta dari suatu LKMS bila, LKMS tersebut menjadi pemegang polis TMS.
6. Bagaimana analisis swot dari TMS di TAKMIN? Kekuatan :
50
1. produknya simple, satu rate untuk usia (18 sd 65). 2. Memungkinkan hutang lunas, bla peserta meninggal walaupun peserta menunggak. 3. Paper less, cukup kirim data via email. Kelemahan 1. Rate terasa besar untuk Pembiayaan diatas 20 juta. Peluang 1. Banyak LKMS yang belum memiliki Polis Ausransi. Hambatan 1. Masih banyak LKMS yang belum Memahami pentingnya TMS, baik untuk kepentingan LKMS sendiri, Peserta maupun Ahli Waris. 2. Sosialisasi yang memerlukan dana.
7. Apa yang menjadi strategi pengembangan TMS di TAKMIN? 1. Bekerja sama dengan IT Provider untuk dapat dimasukkan kedalam aplikasi (Software) atau jaringan mereka yang sudah di pakai oleh LKMS.
51
2. Bekersa sama dengan Lembaga yang peduli terhadap pengembangan LKMS dalam rangka sosialisasi. B. Analisis Perkembangan Premi Tabarru’ pada produk Takaful Mikro Sakinah dengan menggunakan Regresi Linear Sederhana Tabel 5. Data Pembayaran Premi Takaful Mikro Sakinah Periode 2008-2010 DATA PEMBAYARAN PREMI LKMS TAHUN 2008 MANFAAT TAKAFUL
TABARRU'
5.397
6.679.046.650
3.771.484
13
5.722
8.594.075.787
4.313.089
Maret
15
6.041
8.804.841.964
4.561.360
4
April
18
5.844
7.944.509.161
4.290.102
5
Mei
19
6.630
9.391.600.402
5.154.663
6
Juni
20
6.168
9.197.798.043
5.462.687
7
Juli
22
7.126
10.940.784.453
5.612.128
8
Agustus
23
7.407
12.475.934.715
6.378.910
9
September
24
7.923
13.325.120.369
6.679.368
10
Oktober
25
7.426
13.161.771.775
6.541.296
11
November
26
7.514
13.567.706.453
6.756.271
12
Desember
26
8.968
13.739.863.562
7.014.555
244
82.166
127.823.053.334
66.535.913
NO.
BULAN
1
Januari
13
2
Februari
3
TOTAL
JUMLAH LKMS
PESERTA
52
DATA PEMBAYARAN PREMI LKMS TAHUN 2009 MANFAAT TAKAFUL
TABARRU'
8.748
15.524.980.408
7.797.417
28
9.777
15.844.857.782
7.983.653
Maret
28
10.980
17.592.115.592
8.982.529
4
April
28
9.258
17.929.445.500
9.038.860
5
Mei
28
9.430
19.479.180.476
9.776.238
6 7
Juni Juli
29 31
9.999 11.112
19.968.756.091 19.756.752.433
9.867.008 10.003.528
8
Agustus
32
11.741
19.749.573.955
10.020.281
9
September
40
8.308
17.045.708.614
9.879.783
10
Oktober
39
12.556
16.818.414.217
9.284.845
11
November
37
12.910
19.503.258.748
9.931.944
12
Desember
37
12.226
20.072.410.853
9.923.093
383
127.045
219.285.454.669
112.489.179
MANFAAT TAKAFUL
TABARRU'
NO.
BULAN
1
Januari
26
2
Februari
3
TOTAL
JUMLAH LKMS
PESERTA
DATA PEMBAYARAN PREMI LKMS TAHUN 2010 NO.
BULAN
1
Januari
32
11.379
20.613.698.178
10.577.167
2
Februari
32
10.644
46.188.478.197
10.597.547
3
Maret
32
11.036
22.469.444.950
11.194.988
4
April
32
12.111
22.234.331.329
11.797.706
5
Mei
32
12.027
22.299.041.097
11.766.100
160
57.197
133.804.993.751
55.933.508
TOTAL
JUMLAH LKMS
PESERTA
Sumber dari Takmin Working Group
53
Tabel 6 PENINGKATAN JUMLAH PESERTA DAN PENINGKATAN TABARRU' NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
JUMLAH PESERTA
TABARRU' 5.397
3.771.484
5.722
4.313.089
6.041
4.561.360
5.844
4.290.102
6.630
5.154.663
6.168
5.462.687
7.126
5.612.128
7.407
6.378.910
7.923
6.679.368
7.426
6.541.296
7.514
6.756.271
8.968
7.014.555
8.748
7.797.417
9.777
7.983.653
10.980
8.982.529
9.258
9.038.860
9.430
9.776.238
9.999
9.867.008
11.112
10.003.528
11.741
10.020.281
8.308
9.879.783
12.556
9.284.845
12.910
9.931.944
12.226
9.923.093
11.379
10.577.167
10.644
10.597.547
11.036
11.194.988
12.111
11.797.706
12.027
11.766.100
Sumber dari data olahan tahun 2010
54
TABEL 7 PERSAMAAN REGRESI LINEAR SEDERHANA NO. X
Y
X1Y1
X ²
Y ²
1
5.397
3.771.484
20.354.699.148
29.127.609
1,42241E+13
2
5.722
4.313.089
24.679.495.258
32.741.284
1,86027E+13
3
6.041
4.561.360
27.555.175.760
36.493.681
2,0806E+13
4
5.844
4.290.102
25.071.356.088
34.152.336
1,8405E+13
5
6.630
5.154.663
34.175.415.690
43.956.900
2,65706E+13
6
6.168
5.462.687
33.693.853.416
38.044.224
2,98409E+13
7
7.126
5.612.128
39.992.024.128
50.779.876
3,1496E+13
8
7.407
6.378.910
47.248.586.370
54.863.649
4,06905E+13
9
7.923
6.679.368
52.920.632.664
62.773.929
4,4614E+13
10
7.426
6.541.296
48.575.664.096
55.145.476
4,27886E+13
11
7.514
6.756.271
50.766.620.294
56.460.196
4,56472E+13
12
8.968
7.014.555
62.906.529.240
80.425.024
4,9204E+13
13
8.748
7.797.417
68.211.803.916
76.527.504
6,07997E+13
14
9.777
7.983.653
78.056.175.381
95.589.729
6,37387E+13
15
10.980
8.982.529
98.628.168.420
120.560.400
8,06858E+13
16
9.258
9.038.860
83.681.765.880
85.710.564
8,1701E+13
17
9.430
9.776.238
92.189.924.340
88.924.900
9,55748E+13
18
9.999
9.867.008
98.660.212.992
99.980.001
9,73578E+13
19 20
11.112
10.003.528
111.159.203.136
123.476.544 137.851.081
1,00071E+14
55
11.741
10.020.281
117.648.119.221
1,00406E+14
21
8.308
9.879.783
82.081.237.164
69.022.864
9,76101E+13
22
12.556
9.284.845
116.580.513.820
157.653.136
8,62083E+13
23
12.910
9.931.944
128.221.397.040
166.668.100
9,86435E+13
24
12.226
9.923.093
121.319.735.018
149.475.076
9,84678E+13
25
11.379
10.577.167
120.357.583.293
129.481.641
1,11876E+14
26
10.644
10.597.547
112.800.290.268
113.294.736
1,12308E+14
27
11.036
11.194.988
123.547.887.568
121.793.296
1,25328E+14
28
12.111
11.797.706
142.882.017.366
146.676.321
1,39186E+14
29
12.027
11.766.100
141.510.884.700
144.648.729
1,38441E+14
∑X= 266.408
∑Y= 234.958.600
2.305.476.971.675
2.602.298.806
2,07129E+15
17.761
15.663.907
Sumber dari data olahan tahun 2010 Untuk menentukan harga a dan b dapat di cari dengan rumus berikut : a = (∑Y )(∑X ²) – (∑X )(∑X Y ) n.∑X ² - (∑X )² b = n.∑X Y
- (∑X )(∑Y )
n.∑X ² - (∑X )²
Menghitung harga a dan b dengan rumus dibawah ini : a = (234.958.600)(2.602.298.806) – (266.408)(2.305.476.971.675) = -3,69
56
(29).(2.602.298.806) – (266.408)²
b = (29).(2.305.476.971.675) – (266.408)(234.958.600) = 56, 51 (29).(2.602.298.806) – (266.408)²
Setelah a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear sederhana dapat di susun. Persamaan regresi jumlah peserta dan jumlah premi tabarru’ adalah sebagai berikut : Ỹ = -3,69 + 56,51X Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk melakuka prediksi (ramalan) bagaimana individu dalam variabel dependen akan terjadi bila individu dalam variabel independen ditetapkan. Misalnya jumlah peserta = 12.911, maka jumlah peserta adalah : Ỹ = -3,69 + 56,51.12.911 = 729.596,92 Jadi diperkirakan jumlah peserta dan premi tabarru’ sebesar 729.596,92. Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa, bila jumlah peserta bertambah 1 maka jumlah premi tabarru’ akan bertambah 56,51 atau jumlah peserta bertambah 10 maka jumlah premi tabarru’ akan bertambah sebesar 565,1. Garis Regresi Garis regresi dapat digambarkan berdasarkan persamaan yang telah ditemukan adalah
57
Gambar 4. Garis Regresi Jumlah Peserta dan Jumlah Premi Tabarru’
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Lembaga seperti TAKMIN WORKING GROUP sangat dibutuhkan dalam membantu masyarakat miskin. Sudah seharusnya menjadi sebuah kewajiban bagi Asuransi Syariah yang lain untuk dapat memikirkan dan mulai terjun langsung ke lapangan (masyarakat bawah) sehingga mereka dapat merasakan kegunaan asuransi. Kerja sama yang baik antara asuransi yang ada denga lembaga keuangan mikro merupakan prasyarat agar asuransi dapat masuk ke lapisan bawah dengan mudah, tepat sasaran dan terpercaya. Manfaat yang diberikan oleh TAKMIN WORKING GROUP dapat dirasakan oleh LKMS itu sendiri dan nasabahnya. Untuk LKMSnya dapat dirasakan perubahan yang berkaitan dengan sistem administrasi yang ada di LKMS itu sendiri, sebagai contoh pencantuman umur untuk setiap peserta yang tergabung dalam asuransi ini. TAKMIN
WORKING
GROUP
merupakan
suatu
alternatif
untuk
mendapatkan keamanan bagi masyarakat kecil dalam skema berbentuk microinsurance. Dengan menerapkan sistem asuransi berpremi rendah, TAKMIN WORKING GROUP mencoba memberikan pelayanan melalui produk-produk asuransi yang dapat memproteksi dari resiko-resiko yang mereka hadapi.
58
59
Dalam analisis pengembangan produk takaful mikro sakinah dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, melalui persamaan regresinya yakni Ỹ = -3,69 + 56,51X maka dapat disimpulkan terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara jumlah peserta dan jumlah premi tabarru’. B. Saran Microinsurance memang istilah yang masih asing di Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Bangladesh, India, Iganda dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam perkembangan Takmin Working Group selanjutnya diperlukan : 1. Mengembangkan produk-produk yang lebih variatif yang dibutuhkan masyarakat kalangan bawah. 2. Memperluas jaringan LKMS sebagai agen Takmin Working Group. 3. Membuat suatu sistem informasi yang memudahkan LKMS dalam memberikan data-data yang dibutuhkan Takmin Working Group. 4. Melakukan studi banding dengan microinsurer sejenis yang telah maju dan berkembang. 5. Menjalin MOU / kerja sama dengan pemerintah daerah sebagai upaya otonomi daerah dalam usaha mengentaskan kemiskinan. 6. SOP dalam penentuan besar premi dengan range pembiayaan dan jangka waktu. 7. Pengakuan keanggotaan seperti dibuat sertifikat sebagai bukti anggota Takmin Working Group.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2007. Nudjaman, Progo. dkk. Metode Penelitian Sosisal: Terapan dan Kebijaksanaan. Jakarta: BPP DEPDAGRI RI, 2000. Sarkaniputra, Murasa. “Bina Rohani: Ada Pada Kuadran yang Mana Saya?”. Jakarta: Makalah Bina Rohani, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN, 2006. Natanirawan. Matematika Ekonomi. Denpasar: Keraratmas, 2003. Suhendi, Hendi dan Yusup, Deni K. Asuransi Takaful: Dari Teoritis ke Praktik. Bandung: Mimbar Pustaka, 2005. Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani, 2004. Hisan, Husain Hamid. Asuransi dalam Hukum Islam: Tinjauan atas Riba, Maisir, dan Gharar. Jakarta: CV Firdaus Jakarta, 1996. Janwari, Yadi. Asuransi Syariah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005. Hosen, Muhammad Nadratuzzaman. dkk. Materi Dakwah Ekonomi Syariah. Jakarta: PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah), 2008. A Partanto, Pius, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 2004. J. Fabozzi, Frank, Franco Meddigliani, Michael G. Ferri. Pasar & Lembaga Keuangan. Jakarta : PT. Salemba Empat, 1999. Mannan, M. Abdul. Teori & Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta : PT Bana Bhakti Prima Yasa, 1997. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta : III-T Indonesia bekerja sama dengan Karim Bisnis Konsultan, 2003.
Majma’ul lughah al-arabiyah Al-Mu’jam Al-Wasit, Mesir 1960 Riyadussholihin. Putra Semarang Chandra, Gregorius. Strategi Program Pemasaran, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2002. Literature Skripsi : Ifdhal Yuri Hendry, Analisis SWOT dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) pada Bank DKI Syariah, Jakarta : Perbankan Syariah, 2008. Literature Situs & Website www.mikrotakaful.org literature Media Massa Republika, 17 Agustus 2008.
HASIL WAWANCARA
Nama
: Ir. Agus Haryadi, AAAIJ, FIIS, ASAI (Direktur TAKMIN WORKING GROUP)
Waktu
: Pukul 16.00 – 17.00 WIB
Hari/Tanggal : Jum’at / 28 Mei 2010 Tempat
: TAKMIN WORKING GROUP, Bogor
1. Menurut Bapak, apa yang di maksud takaful mikro sakinah (TMS) baik dalam arti sempit dan arti luas
Dalam arti sempit, Takaful mikro sakinah adalan nama produk asuransi jiwa kredit syariah (credit life) atau biasa disebut asuransi pembiayaan, dengan manfaat untuk pelunasan hutang peserta atas pembiayaannya di lembaga keuangan mikro syariah seperti KBMT, BPRS dan Lainnya. Dalam arti luas, Takaful Mikro Sakinah, sesuai dengan namanya Sakinah yang artinya ketenangan, diharapkan Peserta, Lembaga Keuangan Mikro Syariah dan Ahli Waris merasakan ketenangan, apabila salah satu peserta meninggal dunia, tidak meninggalkan hutang sehingga tidak menyusahkan ahli waris untuk membayar hutangnya, maupun LKMS tidak harus susah menagih hutangnya ke ahli waris, khusus untuk peserta yang meninggal tidak meninggalkan hutang yang menyebabkan dia tidak bisa masuk surga.
2. Kapan TMS diluncurkan sebagai salah satu produk TAKMIN?
•
TMS di desain selama hampir 6 bulan (Juli 2006 sd Desember 2006), melibatkan LKMS, Asuransi TAkaful Keluarga, Takmin WG dan Konsultan Ahli Asuransi Mikro dari belanda.
•
SoftLaunching TMS dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2006 di Puncak Bogor dia acara Rapat Kerja Asuransi Takaful Keluarga.
•
Pada Bulan Januari 2007 di ujicobakan di 6 LKMS
1. BPRS Insan Cita
BPRS
Bogor
Januari
2. KSP Darul Muttaqien
KBMT - Pesantren
Bogor
Januari
3. KBMT Wihdatul Ummah
KBMT
Bogor
Januari
4. KBMT Khidmatul Ummah KBMT
Bogor
Januari
5. UPK Ikhtiar
Grameen Model
Bogor
Januari
6. KBMT Ibaadurahman
KBMT
Bogor
Januari
3. Peluncuran TMS dilaksanakan dimana?
Puncak Bogor,
4. Siapakah pencetus / perancang dari TMS tersebut dan apakah ada MOU dengan lembaga lain yang sejenis?
Karena Produk ini merupakan produk yang didesain bersama-sama antara LKMS, Takmin WG, Asuransi Takaful dan Konsultan. Produk ini adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang khusus dipasarkan oleh Takmin WG sebagai agen perorangan dari takaful.
5. Bagaimana respon masyarakat / nasabah yang menggunakan produk TMS ini?
Secara Umum peserta menerima produk ini karena belum ada yang menolak, ketika diwajibkan oleh LKMS, kemudian Ahli Waris merasakan manfaatnya. ( untuk hasil yang lebih objektif perlu dibuat survey kepada peserta ttg hal tersebut diatas)
6. Apakah TMS sudah digunakan oleh semua anggota binaan TAKMIN?
TMS akan digunakan oleh peserta dari suatu LKMS bila, LKMS tersebut menjadi pemegang polis TMS.
7. Bagaimana analisis swot dari TMS di TAKMIN?
Kekuatan : 1. produknya simple, satu rate untuk usia (18 sd 65). 2. Memungkinkan hutang lunas, bla peserta meninggal walaupun peserta menunggak. 3. Paper less, cukup kirim data via email. Kelemahan 1. Rate terasa besar untuk Pembiayaan diatas 20 juta. Peluang 1. Banyak LKMS yang belum memiliki Polis Ausransi. Hambatan
1. Masih banyak LKMS yang belum Memahami pentingnya TMS, baik untuk kepentingan LKMS sendiri, Peserta maupun Ahli Waris. 2. Sosialisasi yang memerlukan dana.
8. Apa yang menjadi strategi pengembangan TMS di TAKMIN?
1. Bekerja sama dengan IT Provider untuk dapat dimasukkan kedalam aplikasi (Software) atau jaringan mereka yang sudah di pakai oleh LKMS. 2. Bekersa sama dengan Lembaga yang peduli terhadap pengembangan LKMS dalam rangka sosialisasi.
Jakarta,
Mei 2010,
Ir. Agus Haryadi, AAAIJ, FIIS, ASAI Direktur TAKMIN WORKING GROUP