PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON
DWI RETNO HANDAYANI A34203044
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON
DWI RETNO HANDAYANI A34203044
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN DWI RETNO HANDAYANI. Perancangan Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.
Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam berupa pesona keindahan laut dan pantai dapat menjadi daya tarik tersendiri, khususnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia akan rekreasi. Dengan adanya potensi keindahan pantai yang alami dapat dijadikan daya tarik bagi pihak pengelola resort pada khususnya untuk mengembangkan daerah tersebut menjadi suatu tempat yang menarik untuk dikunjungi. PT Natsepa Manise sebagai owner dan pengelola Aston Natsepa Resort dan Spa menawarkan suatu fasilitas peristirahatan yang menarik bagi konsumen. Kehadirannya sebagai tempat peristirahatan menyajikan sesuatu yang eksklusif dan berbeda dengan resort lainnya. PT Tropica Greeneries sebagai kontraktor dan konsultan lanskap memiliki pengalaman yang banyak dalam pengerjaan proyek-proyek lanskap yang di Indonesia. Oleh karena itu kegiatan magang kali ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam proses perancangan serta menjadi bahan perbandingan teori yang didapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan kerja. Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini merupakan salah satu proyek desain lanskap yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries. Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses perancangan lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa pada lingkup kegiatan studio dan lapang di PT Tropica Greeneries. Pelaksanaan magang mengikuti jadwal dari proses perancangan PT Tropica Greeneries. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan studio yang ada di perusahaan sesuai dengan jadwal kegiatan perancangan proyek yang sedang berlangsung, memahami sistem kerja, dan memahami struktur organisasi yang ada di PT Tropica Greeneries. Proses perancangan yang ada di PT Tropica Greeneries terbagi dalam delapan tahap yaitu penerimaan proyek, survai tapak, desain lanskap, meeting dengan owner, pengembangan desain, approval design, pembuatan gambar
konstruksi, dan pembuatan penawaran harga soft material dan hard material. Masing-masing tahap memiliki output yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Tahapan pertama adalah penerimaan proyek melalui proses tender maupun penunjukan langsung. Tahap kedua adalah survai tapak dimana proses pengumpulan data hasil survai lapang dan wawancara didapatkan secara langsung. Pengumpulan data ini sekaligus melihat potensi serta kendala yang ada pada tapak. Hasil pengumpulan data tersebut dianalisis secara konseptual dalam sketsa tangan dan dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan konsep desain. Konsep lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini dibagi menjadi tiga yaitu konsep ruang, konsep pemilihan tanaman, serta konsep pencahayaan. Konsep ruang yang terdiri dari area penerimaan, area pelayanan, area display, area olahraga, dan area hotel. Konsep pemilihan tanaman meliputi penggunaan tanaman dengan ciri khas tanaman lokal, tanaman pantai, tanaman resort, dan tanaman pendukung lainnya. Konsep pencahayaan meliputi fungsi pencahayaan untuk keamanan, kenyamanan, dan estetika. Tahap ketiga berupa pembuatan desain lanskap yang dibuat melalui tahap manual dan menggunakan sistem komputerisasi. Setelah desain lanskap dibuat, tahap selanjutnya adalah presentasi di depan klien dan owner mengenai hasil desain yang telah dibuat untuk selanjutnya sampai pada tahap pengembangan desain dan approval design. Tahap terakhir adalah pembuatan gambar konstruksi dan pembuatan harga penawaran soft material dan hard material.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Nama NRP
: Perancangan Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon : Dwi Retno Handayani : A34203044
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP : 131 578 797
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131 124 019
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 14 Februari 1985 sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara keluarga Bpk. Sumarno dan Ibu Suharni. Pendidikan yang penulis tempuh diawali dengan Taman Kanak-Kanak Islam Tunas Mekar Jakarta yang diselesaikan pada tahun 1991, kemudian lulus dari Sekolah Dasar Negeri 01 Duren Sawit, Jakarta Timur pada tahun 1997. Pada Tahun yang sama penulis masuk ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 27 Jakarta Timur dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2000. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 81 Jakarta sampai pada tahun 2003. Penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Arsitektur Lanskap Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003 melalui program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Selama menjadi mahasiswi di Institut Pertanian Bogor, penulis berperan serta dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap sebagai Anggota Divisi Humas pada periode 2004/2005 dan Anggota Divisi Keprofesian periode 2005/2006. Penulis pernah menjadi Ketua Penyelenggara Acara Pelatihan Terarium ”Bring It On Glass” yang diselenggarakan oleh HIMASKAP periode 2005/2006.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi magang yang berjudul “Perancangan Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon” ini dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan magang yang akan dilaksanakan selama bulan Mei sampai September 2007 ini disusun sebagai tugas akhir masa perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah membantu, diantaranya : 1. Kedua orang tua, kakak dan adikku tercinta atas dukungan dan kasih sayang yang tercurah selama ini. Anugerah terindah yang pernah kumiliki 2. Dr.Ir.Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan koreksi kepada penulis selama dalam pembuatan skripsi. 3. Fitriyah Nurul H.U, ST,MT selaku dosen penguji utama yang telah banyak memberikan komentar dan saran untuk perbaikan skripsi ini 4. Dr. Ir. Alinda F.M.Z, MSi selaku dosen penguji Komdik yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan koreksi, saran , dan kritik untuk perbaikan skripsi ini 5. Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap atas berbagai ilmu yang diberikan. 6. PT. Tropica Greeneries (Ir. Anggia Murni dan Bpk. Asroel Alamsjah beserta semua staff) atas kerjasama yang baik dalam kegiatan magang 7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya laporan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah keilmuan Arsitektur Lanskap di masa mendatang.
Bogor, Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR............................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan Magang ........................................................................................... 2 Kegunaan Magang ...................................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4 Rekreasi....................................................................................................... 4 Resort and Spa ............................................................................................ 4 Lanskap ....................................................................................................... 4 Perancangan Lanskap.................................................................................. 5 Kontraktor dan Konsultan Lanskap ............................................................ 7 METODOLOGI .................................................................................................... 9 Waktu dan Lokasi Magang ......................................................................... 9 Metode Magang ........................................................................................ 10 KONDISI UMUM ............................................................................................... 13 PT. Tropica Greeneries ............................................................................. 13 Sejarah dan Filosofi Perusahaan ..................................................... 13 Data Umum Perusahaan.................................................................. 13 Struktur Organisasi ......................................................................... 15 Klien................................................................................................ 17 Sistem Komunikasi dan Aplikasi Komputer................................... 20 Penghargaan .................................................................................... 21 Pantai Natsepa, Ambon............................................................................. 22 Kondisi Fisik ................................................................................... 22 Kondisi Sosial ................................................................................. 23
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 25 Sistem Kerja Perusahaan........................................................................... 25 Sistem Penyimpanan Data Perusahaan .......................................... 25 Prosedur Pekerjaan Proyek ............................................................ 27 Proses Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa .................... 30 Data dan Analisis ...................................................................................... 32 Deskripsi Proyek ........................................................................... 32 Letak, Luas, dan Keadaan Umum Tapak ..................................... 34 Aksesibilitas .................................................................................. 43 Topografi....................................................................................... 44 Badan Air ...................................................................................... 44 Geologi dan Tanah ........................................................................ 46 Iklim .............................................................................................. 47 Vegetasi dan Satwa ....................................................................... 48 Utilitas, Fasilitas, dan Pengguna ................................................... 49 Konsep Desain ........................................................................................ 50 Deskripsi Konsep .......................................................................... 50 Konsep Pembagian Ruang ............................................................ 51 Konsep Pemilihan Tanaman ......................................................... 52 Konsep Pencahayaan..................................................................... 53 Sirkulasi ........................................................................................ 55 Siteplan................................................................................................... 55 Detail Soft material dan Hard Material ................................................. 65 Rencana Anggaran Biaya....................................................................... 68 Permasalahan Umum Proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa .. 70 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 72 Kesimpulan ............................................................................................ 72 Saran....................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74 LAMPIRAN......................................................................................................... 76
DAFTAR TABEL No.
hal
1. Jadwal Kegiatan Magang .............................................................................. 10 2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ................................................................... 11 3.
Jenis Aplikasi Komputer yang Digunakan PT.Tropica Greeneries .............. 20
4.
Jenis & Jumlah Perangakat Keras yang Digunakan PT. Tropica Greeneries 21
5.
Hasil Analisis Contoh Air ............................................................................ 45
6.
Hasil Analisis Contoh Tanah ....................................................................... 47
7. Jenis Tanaman Eksisting pada Tapak .......................................................... 49
DAFTAR GAMBAR No. Gambar
hal
1. Bagan Hubungan Kontrak untuk Proyek Besar Komersial............................. 8 2. Lokasi Magang di PT. Troica Greeneries ....................................................... 9 3. Lokasi Proyek Aston Ambon Natsepa Resort & Spa ..................................... 9 4. Nursery PT. Tropica Greeneries di BBI Dinas Pertanian Ragunan ................ 14 5. Nursery PT. Tropica Greeneries di BBI Dinas Pertanian Cilangkap.............. 14 6. Bagan Struktur Organisasi PT. Tropica Greeneries........................................ 16 7. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap di PT. Tropica Greeneries............. 29 8. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap Proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ............................................................................................................ 31 9. Bagan Hubungan Kontrak Proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa.... 33 10. Lokasi Tapak Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ................................... 34 11. Jalan Raya Natsepa, Ambon ........................................................................... 36 12. Pintu Masuk dan Keluar Utama AANRS ....................................................... 36 13. Mess 2 & 3 dan Area Parkir Utama AANRS.................................................. 37 14. Area Restoran dan Permainan Olahraga Air AANRS .................................... 38 15. Area Sport Centre AANRS............................................................................. 38 16. Area Rencana Desain Cottage Garden AANRS............................................. 39 17. Area Nursery dan Utilitas AANRS ................................................................. 39 18. Pintu Masuk Hotel AANRS ............................................................................ 40 19. Area Kolam Renang Hotel AANRS ............................................................... 40 20. View ke Arah Laut Area Kolam Renang Hotel AANRS ................................ 41 21. Amphitheatre AANRS .................................................................................... 41 22. View ke Arah Laut Amphitheatre AANRS ..................................................... 41 23. Area Rumput Wing A & B AANRS ............................................................... 42 24. Area Jogging Track AANRS ......................................................................... 42 25. Sungai Wayari, Natsepa, Ambon .................................................................... 43 26. Konsep Pembagian Ruang Desain Lanskap AANRS ..................................... 52 27. Ilustrasi Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon..... 61 28. Site Plan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ........................................... 62 29. Perspektif Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa,Ambon .. 63
30. Tampak Samping Porte Cochere Welcome Area Hotel AANRS, Ambon ..... 64 31. Tampak Depan Porte Cochere Welcome Area Hotel AANRS, Ambon......... 64 32. Water Feature pada Desain Lanskap AANRS................................................ 65 33. Signage dan Floor Patern pada Desain Lanskap AANRS ............................. 66 34. Model Lampu Taman pada Desain Lanskap AANRS .................................... 67 35. Children Playground dan Modul Greenwall desain Lanskap AANRS .......... 68
DAFTAR LAMPIRAN No. Gambar
hal
1. Surat Perintah Kerja Proyek AANRS ........................................................... 77 2. Form Penawaran Disain Lanskap Proyek AANRS........................................ 79 3. Surat Konfirmasi Pihak Konsultan Arsitek ke PT. Tropica Greeneries ....... 80 4. Risalah Rapat Proyek AANRS ....................................................................... 81 5. Hasil Analisis Contoh Tanah Kawasan AANRS ............................................ 84 6. Hasil Analisis Contoh Air Kawasan AANRS................................................. 85 7. Sketsa Konsep Disain Area Lagoon AANRS ................................................. 86 8. Sketsa Revisi Gambar Proyek AANRS .......................................................... 87 9. Sketsa Potongan Area Pool Hotel AANRS..................................................... 88 10. Siteplan Awal AANRS dan Ilustrasi Gambar................................................ 89 11. Planting Plan A (Main Entrance & Mess 1,2) AANRS ................................ 90 12. Planting Plan B (Parking Area) AANRS ...................................................... 91 13. Detail Plan B Entrance Hotel & Cottage Garden AANRS.......................... 92 14. Detail Plan Hotel Pool Area AANRS .......................................................... 93 15. Detail Plan Amphitheatre dan Lawn Wing A&B AANRS............................ 94 16. Lighting Plan AANRS .................................................................................. 95 17. Potongan Tampak Roof Garden Supp A ........................................................ 96 18. Potongan Tampak Roof Garden Supp B ........................................................ 97 19. Detail Porte Cochere Entrance Hotel ............................................................ 98 20. Potongan Tampak Porte Cochere Entrance Hotel......................................... 99 21. Potongan Pool Area Hotel ........................................................................... 100 22. Potongan Tampak Pond Restaurant ............................................................ 101 23. Detail Lampu................................................................................................ 102 24. Detail Motif Lantai & Planter Box .............................................................. 103 25. Detail Jogging Track dan Pergola................................................................ 104 26. Detail Greenwall Restaurant ....................................................................... 105 27. Detail Water Feature Roof Graden Presidential Suite ................................ 106 28. Detail Planter Box & Pottery....................................................................... 107 29. Detail Water Feature Roof Graden Supp A&B............................................ 108 30. Detail Penanaman ........................................................................................ 109
31. RAB Soft Material ....................................................................................... 110 32. RAB Hard Material ..................................................................................... 114 33. Foto Tanaman Desain Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa.................... 118
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang tak ternilai harganya berupa pesona keindahan alam pantai yang memanjang di seluruh jajaran kepulauan negara ini. Pesona keindahan laut dan pantai dapat menjadi daya tarik tersendiri, khususnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia yang tak terbatas, salah satunya
kebutuhan manusia untuk melakukan relaksasi dan
rekreasi. Kegiatan relaksasi dan rekreasi di sekitar pantai dapat ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya keberadaan resort dan hotel. Dengan adanya potensi keindahan pantai yang alami dapat dijadikan daya tarik bagi pihak pengelola resort pada khususnya untuk mengembangkan daerah tersebut menjadi suatu tempat yang menarik untuk dikunjungi. PT. Natsepa Manise sebagai owner dan pengelola Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa menawarkan suatu fasilitas peristirahatan yang menarik bagi konsumen. Kehadirannya sebagai tempat peristirahatan menyajikan sesuatu yang eksklusif dan berbeda dengan resort lainnya. Dalam pengembangannya, Aston Natsepa Resort dan Spa ingin menyediakan sebuah sarana relaksasi dan rekreasi yang dapat dinikmati oleh keluarga dan pengunjung lainnya dari seluruh dunia. Fasilitas yang tersedia diantaranya tempat peristirahatan berupa hotel, gedung spa, fasilitas olahraga dan rekreasi keluarga, serta fasilitas penunjang lainnya. Keberadaan sarana dan prasarana yang ingin dikembangkan sangat ditunjang oleh tatanan lanskap di sekitarnya. Rachman (1984) menyatakan bahwa lanskap adalah wilayah dan karakter lahan atau tapak, bagian muka bumi dengan segala kegiatan kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami, non alami atau keduanya yang merupakan bagian atau tata lingkungan hidup manusia beserta makhluk-makhluk lainnya sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Sedangkan menurut Simonds (1983), lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu, dimana elemen-elemen lanskap dibagi menjadi elemenelemen utama dan elemen penunjang. Untuk mewujudkan suatu tatanan lanskap yang estetis dan fungsional diperlukan suatu proses berupa perancangan/desain pada tapak dengan menggunakan konsep yang sesuai dengan keinginan owner
2
yang disesuaikan nilai estetis dan fungsional agar memberikan nilai keindahan dan manfaat untuk lingkungan disekitarnya. PT Tropica Greeneries sebagai pihak konsultan dan kontraktor lanskap dipercaya oleh pihak kontraktor utama (Antika Architecture and Interior) dan owner (PT. Manise Permai) untuk mendesain lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa yang berlokasi di kawasan Pantai Natsepa, Ambon dan melaksanakan pembangunan desain lanskap tersebut. Sikap profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dapat diwujudkan melalui pemahaman dan aplikasi teori keilmuan dalam praktek di lapang. Salah satu upaya untuk menanamkan sikap profesianalisme di bidang arsitektur lanskap adalah dengan melakukan kegiatan praktek kerja di lapang pada suatu perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Bidang arsitektur lanskap meliputi kegiatan perencanaan dan desain, pelaksanaan, pemeliharaan dan pembibitan. PT. Tropica Greeneries sebagai perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap dengan pengalaman selama bertahun-tahun menjadi pilihan sebagai tempat kegiatan magang kali ini. Tujuan Magang Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh keterampilan kerja secara profesional di bidang arsitektur lanskap melalui kegiatan lapang dan studio serta memahami berbagai permasalahan dan kendala dalam kegiatan perusahaan di bidang lanskap serta mencari kemungkinan solusi terbaik yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan kendala tersebut. Adapun tujuan khusus dari kegiatan magang di PT. Tropica Greeneries ini adalah : 1. Memahami mekanisme kerja di bidang lanskap dalam perusahaan . 2. Memahami kegiatan proses perancangan lanskap resort dalam proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa. 3. Memahami aplikasi penerapan teori dalam kegiatan perancangan lanskap resort. 4. Menganalisis berbagai kendala yang terdapat dalam proyek lanskap untuk diketahui solusinya.
3
Kegunaan Magang Kegunaan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya: 1. Mendapatkan pengalaman, keterampilan dan pengetahuan baru dalam dunia kerja di bidang lanskap. 2. Menerapkan ilmu pengetahuan arsitektur lanskap yang didapat saat belajar di perguruan tinggi pada kondisi dunia kerja yang sesungguhnya. 3. Meningkatkan kemampuan beradaptasi, bersosialisasi, berinteraksi, dan bekerjasama dengan orang lain pada lingkungan kerja di bidang lanskap. 4. Mempersiapkan mahasiswa yang siap kerja dan menguasai bidangnya setelah lulus dari perguruan tinggi
4
TINJAUAN PUSTAKA Rekreasi Rekreasi merupakan penggunaan secara kreatif dari waktu luang, melepaskan
diri
dari
keterikatan
dan
kesempatan
untuk
berkembang
membangkitkan kapasitas serta melepaskan diri dari frustasi dan tekanan sejenisnya. Fasilitas rekreasi terdiri dari tempat bermain, berolahraga, dan sebagainya dan tempat rekreasi pasif yang merupakan tempat maupun taman yang dinikmati secara visual misalnya air mancur, taman disekitar bangunan. Selain itu dinyatakan bahwa sarana rekreasi terbagi atas dua kategori : 1. Rekreasi tertutup (indoor recreation) misal gedung bioskop, gedung kesenian, dan sebagainya 2. Rekreasi terbuka (outdoor recreation) misal taman bermain anak-anak, taman lingkungan, taman kota, kebun binatang, dan sebagainya (Garett Eckbo, 1964). Resort dan Spa Resort merupakan suatu tempat berupa bangunan komersil yang digunakan untuk kegiatan relaksasi dan rekreasi yang dapat menarik pengunjung di seluruh dunia untuk menghabiskan waktu berlibur. Resort tepi pantai adalah suatu tempat peristirahatan yang terletak di pesisir pantai dimana lokasinya diperuntukkan bagi wisatawan. Spa berasal dari istilah Belgia yang diartikan sebagai sebuah tempat berupa pemandian air panas atau mineral yang diyakini memiliki sifat menyehatkan. Sedangkan spa modern merupakan sebuah tempat peristirahatan mewah yang teletak dekat dengan sumber air yang menawarkan pemandian air panas atau fasilitas pijat air panas (Anonim, 2007).
Lanskap Rachman (1984) menyatakan bahwa lanskap adalah wilayah dan karakter lahan atau tapak, bagian muka bumi dengan segala kegiatan kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami, non alami atau keduanya yang merupakan bagian atau tata lingkungan hidup manusia beserta makhluk-makhluk
5
lainnya sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Perancangan Lanskap Laurie (1986) menyatakan bahwa desain lanskap merupakan sebuah perluasan dari perencanaan tapak. Perencanaan merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan (Nurisjah dan Pramukanto, 1995). Secara ringkas dikatakan bahwa perencanaan adalah proses pemikiran dari suatu ide ke arah suatu bentuk nyata. Lebih lanjut diungkapkan bahwa dalam bidang arsitektur lanskap, merencana merupakan suatu tindakan menata dan menyatukan berbagai penggunaan lahan berdasarkan pengetahuan teknis lahan dan kualitas estetiknya guna mendukung fungsi yang akan dikembangkan diatas/pada lahan tersebut. De Chiara dan Koppelman (1997) menyatakan bahwa proses perencanaan tapak dimulai dengan pengumpulan data dasar yang berkaitan secara khusus dengan tapak tersebut dan daerah sekitarnya. Data ini harus meliputi hal – hal seperti rencana induk dan penelaahannya, peraturan penzonaan, peta dasar dan udara, survai, data topografi, informasi geologi, hidrologi dari daerah tersebut, tipe tanah, vegetasi, dan ruang terbuka yang ada. Setelah semua informasi yang ada diperoleh, maka informasi tersebut harus diperiksa dan dianalisis untuk menetapkan keunggulan serta keterbatasan tapak. Selanjutnya, desain lanskap merupakan proses pemberian kualitas spesifik kepada ruang diagramatik rencana tapak dan merupakan level lain dimana arsitektur
lanskap
didiskusikan
atau
dikritik.
Selain
itu,
yang
harus
dipertimbangkan dalam perancangan adalah dimensi suatu obyek desain agar mempermudah dalam pemeliharaan. Rachman dalam Nugraha (1998) menyatakan bahwa perancangan merupakan ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan massa sehingga tercapai keharmonisan yang secara fungsional berdaya guna dan secara estetis indah. Pada proses perancangan detil dilakukan penataan komposisi vertikal-horisontal, tata bentuk, tata warna, tata aroma, dan tata gerak, pengaturan tata fungsi, tata bahan, penggambaran dan perhitungan konstruksi, biaya, spesifikasi dan uraian teknis, pemilihan bahan tanaman dan bangunan. Selain itu dinyatakan pula bahwa
6
batasan perancangan adalah ruang, waktu dan sumber daya. Simonds (1983) menyatakan bahwa perancangan lanskap menuntut kemampuan merancang yang imajinatif untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang inovatif dan kreatif berdasarkan hasil analisis. Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahaptahap sebagai berikut : 1. Penerimaan proyek 2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara dengan pemilik (client) d. Pembentukan program 3. Desain a. Diagram fungsi ideal b. Diagram fungsi keterhubungan tapak c. Concept plan (rencana konsep) d. Studi tentang komposisi bentuk e. Desain awal f. Desain skematik g. Master plan (rencana utama) h. Pembuatan desain 4. Gambar-gambar konstruksi a. Layout plan (rencana tata ruang) b. Grading plan (rencana pembentukan lahan) c. Planting plan (rencana penanaman) d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan 6. Evaluasi setelah konstruksi 7. Pemeliharaan Selain itu Booth (1983) menyatakan pula bahwa tahapan-tahapan pada proses desain menggambarkan peristiwa yang terangkai secara ideal. Beberapa tahapan tersebut dapat melengkapi satu dengan lainnya sehingga kerapihan pada
7
gambar sedikit teelihat jelas dan nyata. Selanjutnya, beberapa tahapan dapat serupa/sejajar satu dengan lainnya dalam hal waktu, dan muncul secara bersamaan. Dengan kata lain, tidak ada satupun tahapan dari proses desain yang muncul secara terpisah dari lainnya. Kontraktor dan Konsultan Lanskap Ingels (1997) menyatakan bahwa kontrak merupakan suatu perjanjian secara tertulis yang terikat secara sah menurut hukum, biasanya antara dua pihak, yang mendeskripsikan beberapa pekerjaan dan atau bahan-bahan yang akan dilengkapi dengan penetapan keuntungan pembayaran atau nilai kompensasi lainnya. Beberapa pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan atau proyek dalam kontak diantaranya klien (pemilik), kontraktor, dan subkontraktor. Klien adalah seseorang atau organisasi/badan usaha yang memiliki dan menyediakan biaya untuk suatu proyek. Dana tersebut berasal dari dana pribadi klien ataupun dari sumber lain. Kontraktor adalah sebuah lembaga atau kelompok yang memiliki perjanjian dengan klien atau perwakilan klien dalam kontrak pekerjaan. Kontraktor terbagi menjadi kontraktor utama (prime contractor/main contractor) dan sub kontraktor (subcontractor). Kontraktor utama merupakan perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada klien untuk pembangunan suatu proyek. Sedangkan sub kontraktor merupakan perusahaan yang tercantum dalam kontrak kerja dan bertanggung jawab kepada kontraktor utama bukan kepada klien. Subkontraktor dapat mengerjakan pekerjaan listrik, pemipaan, konstruksi kolam, bangunan, atau pekerjaan konstrksi khusus yang tidak bisa dilakukan oleh kontraktor utama (Ingels, 1997). Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam proyek konstruksi yang besar tanggung jawab pelaksanaan proyek melibatkan tim profesional dari berbagai disiplin kerja. Salah satunya adalah kontraktor lanskap yang dapat menjadi salah satu bagian yang melakukan pekerjaan desain dan pelaksaanan. Hubungan kerja antar berbagai disiplin ilmu dalam proyek besar komersial dapat dilihat pada Gambar 1.
8
Klien (Owner) Sipil
Arsitek
Arsitek Lanskap
Kontraktor Utama
Kontraktor Bangunan
Sub 1
Sub 2
Grading dan Perkerasan Sub 3
Kontraktor Lanskap Sub 1
Sub 2
Sub 3
Gambar 1. Bagan Hubungan Kontrak untuk Proyek Besar Komersial. (Sumber : Landscaping Principles and Practices, 1997)
Sharky (1994) menyatakan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek. Contoh servis yang diberikan oleh konsultan lanskap meliputi: 1. Memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi tapak tertentu 2. Memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis 3. Mempersiapkan program pemeliharaan lanskap 4. Memberikan pendapat dari seorang ahli 5. Mempersiapkan rekomendasi (perbaikan) anggaran biaya dan modal 6. Memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek.
9
METODOLOGI Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang berlangsung selama empat bulan, dimulai sejak 3 Mei- 3 September 2007. Kegiatan magang dilakukan di PT Tropica Greeneries yang berlokasi di Jln. Betung IX No.345, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sedangkan lokasi tapak terletak di Pantai Natsepa, Ambon, Propinsi Maluku.
Gambar 2. Lokasi Magang di PT. Tropica Greeneries (Sumber : www.google.com)
Kabupaten Maluku Tengah
Kepualaun Maluku
Pulau Ambon, Pantai Natsepa Gambar 3. Lokasi Proyek Aston Ambon Natsepa Resort & Spa ( Sumber : www.googleearth.com )
10
Metode Magang Metode magang yang digunakan yaitu : 1. Mengikuti mekanisme kerja dalam kegiatan studio dan lapang di PT. Tropica Greeneries. 2. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan perancangan proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa 3. Membandingkan teori yang dipelajari di perkuliahan dengan praktek di lapang dalam hal perancangan lanskap. 4. Mengamati permasalah yang muncul dalam proses perancangan lanskap dan memberikan kemungkinan solusi terbaik yang dapat digunakan. Pengambilan data primer melalui pengamatan langsung (survai lapang) dalam bentuk foto-foto kondisi tapak dan wawancara staf kantor untuk mengetahui sistem kerja perusahaan dan diskusi dengan pihak pemilik (owner) dan konsultan lain yang terlibat dalam proyek. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka yang berkaitan dengan kegiatan perancangan lanskap. Kegiatan magang mengikuti prosedur dan jadwal kerja yang telah berlangsung. Jadwal kegiatan magang dapat dilihat dalam Tabel 1. Sedangkan tabel jenis, sumber dan cara pengambilan data yang tersusun dalam Tabel 2. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang Kegiatan studi
April 2007
1 2 Persiapan Studi -
Penyusunan Usulan magang
-
Pembuatan Proposal
-
Perijinan
Pelaksanaan Magang : Survai lapang, Pengumpulan Data & Analisis Penyusunan Laporan
3 4
Mei 2007
1 2
Juni 2007
3 4 1
2 3
Juli 2007
4 1
2 3
Agustus
September 2007 –
2007
Februari 2008
4 1 2
3 4
1
2
3
4
11
Tabel 2. Jenis, bentuk dan Sumber Data No 1
2.
Jenis Data
Bentuk Data
Sumber Data
PROFIL PERUSAHAAN Sejarah dan filosofi perusahaan
Deskripsi
PT.Tropica Greeneries
Data umum perusahaan
Deskripsi, foto
PT.Tropica Greeneries
Struktur organisasi
Deskripsi, bagan
PT.Tropica Greeneries
Sistem Kerja
Deskripsi
PT.Tropica Greeneries
PROSES PERANCANGAN ASPEK BIOFISIK
a.
Vegetasi eksisting & potensial
Foto, deskripsi
PT.Tropica Greeneries
b.
Satwa
Deskripsi
PT.Tropica Greeneries
c.
Iklim dan Kenyamanan
Deskripsi
BMG (Internet)
d.
Orientasi, batas, letak, dan luas Deskripsi
PT.Tropica Greeneries
tapak e.
Aksesibilitas
Deskripsi
PT.Tropica Greeneries
f.
View
Deskripsi, foto
PT.Tropica Greeneries
g.
Topografi dan Jenis Tanah
Deskripsi
PT. Tropica Greeneries Bappeda Maluku Tengah (Internet)
h.
Tata Guna Lahan
Deskripsi, foto
PT. Tropica Greeneries
i.
Badan Air
Deskripsi, foto
PT. Tropica Greeneries
ASPEK SOSIAL BUDAYA Demografi Kepadatan Penduduk,
dan
Jumlah Deskripsi
Pendidikan,
dan
Bappeda
Kabupaten
Maluku Tengah (Internet)
Mata Pencaharian
Dalam kegiatan perancangan lanskap menggunakan metode perancangan yang mendekati metode perancangan menurut Booth (1990) yang terdiri dari : 1. Penerimaan proyek 2. Survai tapak (mengunjungi tapak) a. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) b. Wawancara dengan pemilik (client)
12
3. Desain a. Pembuatan konsep lanskap b. Desain awal (Ilustrasi foto) c. Pengembangan desain (Revisi gambar) d. Desain akhir 4. Gambar-gambar konstruksi a. Planting plan (rencana penanaman) b. Lighting Plan (rencana pencahayaan) c. Detail konstruksi d. Gambar Potongan e. Gambar Perspektif 5. Penawaran Harga Rencana Anggaran Biaya
13
KONDISI UMUM PT. TROPICA GREENERIES Sejarah dan Filosofi Perusahaan PT. Tropica Greeneries didirikan pada tanggal 2 Agustus 2002 di bawah pimpinan seorang direktur dan seorang komisaris. Pada awal sebelum didirikannya perusahaan, kegiatan usaha yang dilakukan oleh pemilik (komisaris dan direktur) bergerak dibidang perdagangan ekspor dan impor tanaman hias. Selain itu, kegiatan usaha lain yang dilakukan berupa pengadaan tanaman lanskap untuk kebutuhan proyek lanskap di dalam negeri. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tanaman dari costumer terus menigkat dan stok tanaman yang ada kian lama makin bertambah baik dari segi jumlah maupun dari keragaman jenis tanaman. Karena kemampuan dan daya dukung tersebut maka dibentuklah suatu badan usaha yang bergerak dalam pengadaan barang dan jasa di bidang profesi arsitektur lanskap. Perusahaan kontraktor lanskap yang dahulu bernama Pinus Hijau Lestari ini diberi nama PT. Tropica Greeneries dan berlokasi di Jl. Betung IX No. 345, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Indonesia. Perusahaan ini memiliki dua nurseri yang berada di wilayah Balai Benih Induk Dinas Pertanian Ragunan dan Cilangkap. Setelah resmi menjadi badan usaha yang sah menurut hukum, kegiatan usaha yang dilakukan terus mengalami perkembangan selain dalam hal pengadaan barang dan jasa yaitu menyewakan koleksi tanaman hias yang unik dan menarik untuk indoor (rental indoor plants). Nama Tropica Greeneries diyakini mampu membawa citra yang baik, mudah dikenal dan dimengerti oleh semua pihak baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Tropica berarti tanaman tropis dan Greeeneries yang berarti segala sesuatu yang hijau atau hijauan memiliki makna bahwa perusahaan kontraktor ini berorientasi pada kegiatan ekspor dan pengadaan barang dan jasa seperti pengadaan tanaman khususnya tanaman tropis, jasa pemeliharaan dan konsultasi desain lanskap.
14
Data Umum Perusahaan Data ini merupakan data yang informasinya dibuka secara umum untuk kemudian di daftarkan ke pemerintah agar tercatat secara sah menurut hukum. Data tersebut diantaranya : Nama perusahaan
: PT. Tropica Greeneries
Asal negara
: Indonesia
Tanggal pembentukan : 8 Agustus 2002 Alamat
: Jl.Betung IX #345, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Nursery
: - Balai Benih Induk Dinas Pertanian Ragunan - Balai Benih Induk Dinas Pertanian Cilangkap
Email / website
:
[email protected] /www.tropicagreeneries.com
Jumlah karyawan
: 6 orang karyawan tetap, 2 orang karyawan tidak tetap dan 45 orang pekerja lapang
Gambar 4. Nursery PT. Tropica Greeneries di Balai Benih Induk Dinas Pertanian Ragunan (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Gambar 5. Nursery PT. Tropica Greeneries di Balai Benih Induk Dinas Pertanian Cilangkap. (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
15
PT. Tropica Greeneries merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar hasil pertanian/perkebunan yang berhubungan dengan bidang profesi arsitektur lanskap. PT. Tropica Greeneries memiliki banyak pengalaman selama bertahun-tahun mengenai pengembangan tanaman, pembibitan tanaman, ekspor produk tanaman berupa bibit dan tanaman lainnya dan juga memiliki pengetahuan yang secara mendalam mengenai tanaman lokal dan tanaman asing lainnya. Perusahaan ini telah merancang dan menangani rancangan lanskap pada lahan-lahan komersial, residen, kantor, dan bermacam proyek lainnya termasuk lapangan golf, perlabuhan udara, dan pameran asing internasional. Perusahaan ini melakukan upaya kegiatan ekspor dan impor tanaman hias, diantaranya dengan mengadakan pameran dagang luar negeri maupun secara langsung menjual hasil produk ke negara luar melalui katalog, brosur, leaflet, dan website tersendiri. Selain bergerak dalam pengadaan barang, perusahaan ini juga mengerjakan pekerjaan pemeliharaan dan jasa konsultasi desain. Pekerjaan pemeliharaan dilakukan pada kediaman pribadi dan gedung – gedung perkantoran. Struktur Organisasi Struktur organisasi memegang peranan penting dalam kinerja suatu perusahaan. Struktur organisasi suatu perusahaan berperan dalam mengatur sistem dan hubungan kerja termasuk efisiensi kerja dan pengelolaannya sehingga tatanan kegiatan usaha dapat berkembang. Dengan adanya struktur organisasi yang berjalan dengan baik dan sistematis diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan dalam perusahaan. Hal ini menjadi salah satu modal penting dalam pelaksanaan kegiatan usaha khususnya perusahaan yang sedang berkembang. PT. Tropica Greeneries memiliki struktur organisasi yang sederhana untuk kapasitas perusahaan yang cenderung memiliki ruang lingkup bisinis yang cukup besar. Dengan struktur yang sudah berjalan sampai saat ini, perusahaan tersebut cukup mampu menjalankan kegiatan usahanya dengan baik. PT. Tropica Greeneries dipimpin oleh seorang direktur yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan. Beberapa divisi yang tergabung didalam struktur organisasi tersebut diantaranya Divisi administrasi dan keuangan, Divisi Lanskap, dan Divisi Nurseri. Struktur Organisasi PT. Tropica Greeneries dapat dilihat dalam Gambar 5.
16
Direktur (Ir. Anggia Murni, IALI)
Adm & Keuangan (Asroel Alamsjah) (Miftah Khoiriah) (Budi)
Lanskap
Nurseri
(Liza Umami, SP) (Agus Santoso)
Ekspor
Impor
Proyek (Liza Umami, SP) (Ir. Imam Susanto)
Rental tanaman indoor (Asroel Alamsjah) (Agus Santoso)
Gambar 6. Bagan Struktur Organisasi PT. Tropica Greeneries (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Direktur perusahaan sebagai pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan yang sejajar dengan komisaris bertanggung jawab untuk mengontrol semua kegiatan usaha dan kinerja karyawan dari tiap-tiap divisi. Selain itu, fungsinya sebagai pemimpin perusahaan bertanggung jawab untuk mengelola koordinasi dalam hal pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang kepada masing-masing anggota divisi. Dalam hal ini, direktur perusahaan memiliki kewenangan penuh dalam membuat kebijaksanaan dan keputusan. Divisi Administrasi dan Keuangan ditangani oleh tiga orang karyawan tetap yang mengatur sistem administrasi dan keuangan perusahaan seperti pembayaran upah dan gaji karyawan, pendapatan dan pengeluaran perusahaan, pengurusan pajak perusahaan, administrasi kantor dan hal – hal lain yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan keuangan. Divisi Lanskap terbagi menjadi dua subdivisi yaitu subdivisi proyek lanskap dan subdivisi tanaman indoor. Divisi ini ditangani oleh satu orang karyawan tetap berlatar belakang pendidikan bidang arsitektur lanskap yang di monitor langsung oleh direktur dan dua orang freelance (karyawan lepas) untuk proyek lanskap tertentu.
17
Subdivisi proyek lanskap menangani setiap proyek lanskap yang sudah lama berjalan dan proyek lanskap baru yang mengikuti tahap tender maupun tidak. Subdivisi tanaman indoor sejajar dengan sub divisi proyek lanskap dan ditangani oleh dua orang karyawan tetap dan dimonitor langsung oleh direktur. Sub divisi tanaman indoor bertugas mengelola setiap tanaman yang dipergunakan untuk disewakan pada gedung-gedung hotel, cafe, dan perkantoran di Jakarta. Tanaman yang digunakan untuk jasa penyewaan tanaman hias ini berasal dari koleksi tanaman hias yang unik milik PT. Tropica Greeneries. Dalam pelaksanaannya, subdivisi tanaman indoor mengkoordinasikan tugas dan kewajiban beberapa tenaga lapang untuk melakukan pergantian tanaman tiap periode tertentu di tiap-tiap lokasi yang telah ditentukan. Divisi nurseri ditangani oleh beberapa tenaga lapang dan kegiatannya mendapat kontrol langsung dari direktur. Divisi ini dikendalikan oleh seorang supervisi lapang untuk mengelola nurseri setiap harinya. Fungsi divisi ini dipersiapkan untuk kegiatan pemenuhan kebutuhan pengadaan tanaman untuk proyek lanskap dan kegiatan impor dan ekspor koleksi tanaman hias PT. Tropica Greeneries ke negara lain seperti Jepang, Belanda, Amerika, Singapore, Spanyol, Dubai, Italia, Korea, Miami, Lebanon, dan Cyprus. Klien Sejak awal berdirinya perusahaan, PT. Tropica Greeneries memiliki jalinan hubungan profesional yang baik dengan beberapa pihak baik secara individu maupun kelembagaan. Hubungan profesional dengan beberapa individu dalam ruang lingkup perancangan dan pelaksanaan lanskap taman rumah, vila, dan hunian lainnya. Hubungan profesional dengan lembaga terkait juga terjalin dalam ruang lingkup perancangan dan pelaksanaan proyek lanskap serta kegiatan pameran nasional dan internasional. Dalam memenuhi kebutuhan klien, PT. Tropica Greeneries melakukan pertemuan konsultasi dan pertemuan informal untuk membahas batas dan prosedur pekerjaan lanskap yang akan dilakukan. Selain itu, fokus perusahaan terhadap klien adalah memberikan kepuasan dengan mempertahankan kualitas dari produk lanskap yang dihasilkan. Berbagai aktivitas dan prestasi dalam lingkup pekerjaan lanskap yang dilakukan oleh PT. Tropica Greeneries sejak awal berdirinya pada tahun 2002 hingga sekarang, diantaranya :
18
1. Bertugas sebagai dekorator lanskap untuk Stand Indonesia dalam Pameran Hortikultura di Gedung Pameran RAI Amsterdam, Belanda pada bulan November 2002 2. Sebagai perwakilan pemerintah Indonesia yang ditunjuk oleh Departemen Pertanian dalam Pameran Hortikulutura di Haarlemermeer, Belanda. Pameran yang berlangsung sejak April-Oktober 2002 ini diadakan selama enam bulan setiap tahunnya. PT. Tropica Greeneries meraih dua medali emas untuk desain lanskap indoor dan outdoor paviliun 3. Menjadi desainer lanskap dan kontraktor pelaksana vila Bukit Sentul seluas ± 5000 m² milik Bob Sadino 4. Desainer dekorasi untuk beberapa pameran lokal seperti Pameran Produksi Indonesia yang diselenggarakan oleh Departemen Industri dan Perdagangan pada bulan April 2003, Pameran Produk Ekspor di JHCC (Jakarta Hilton Convention Centre) pada bulan Juli 2003 5. Mengerjakan Proyek lanskap di Jalan Lingkar Luar Jakarta, Jakarta Timur dan Proyek Lanskap Jalan Tol di Semanggi, Jakarta 6. Desainer dekorasi yang ditunjuk oleh Departemen Industri dan Perdagangan untuk INDONESIA SOLO EXHIBITION di Sharjah, Uni Emirat Arab dan bekerjasama dengan Dessert Landscape Nursery, Dubai pada bulan September 2003 7. Sebagai kontraktor lanskap dalam pengerjaan proyek lanskap seluas 20 Ha di Akademi Kepolisian Semarang, dan kediaman Mike Twomey di Jalan Raden Patah, Kebayoran 8. Tergabung dalam Panitia Pemerintahan Indonesia untuk IGA Rostock 2003 (Pameran Hortikultura di Rostock, Jerman) sebagai tim dekorasi paviliun Indonesia pada bulan April-Oktober 2003 9. Pengerjaan penanaman dan pemeliharaan untuk Istana Presiden di Cipanas (koleksi tanaman baru, preservasi air, taman kupu-kupu), Istana Batu Tulis Bogor, Istana Kepresidenan di Tampaksiring, Bali, dan kediaman pribadi Presiden (Megawati)
19
10. Penyewaan tanaman indoor untuk Gedung Kantor Pemasaran Sony, Gedung baru Badan Perdagangan Ekspor Nasional, Hotel Ritz Carlton Jakarta, dan Mega Executive Club Bank Mega, Trans Coffee, dll 11. Ekspor tanaman hias untuk Kontraktor Lanskap terbesar di Dubai, Uni Emirat Arab dalam proyek Hotel Medinat Jumairah 12. Pelaksana proyek lanskap mulai dari desain, pelaksanaan, sampai pemeliharaan kediaman pemilik Teh Sari Wangi di Bogor Lake side, dan PBSI Cipayung, kediaman Maria-Sherry di Pantai Mutiara, dan kediaman Cahyadi Kumala yang menggunakan tanaman langka seperti tanaman kamboja Bali yang berumur ± 300 tahun 13. Kontraktor pelaksana desain lanskap Karl Princic pada kediaman Trihatma, pemilik Agung Podomoro Group, kediaman Bpk Harry Tanoesoedibyo (Dirut RCTI), dan kediaman Bpk. Ari Wibowo 14. Pengimpor jenis tanaman lanskap spesies langka seperti Palem besar Washingtonia robusta dan Phoenix untuk proyek besar Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, dan untuk pelaksanaan desain lanskap kediaman Bapak Chairul Tanjung (pemilik Trans TV dan Bank Mega) pada tahun 2004, serta Phoenix dactylifera untuk kediaman Tony Permata di Pantai Indah Kapuk 15. Pemenang ke tiga dalam Pameran Flora Internasional di Jakarta yang diselenggarakan oleh Yayasan Bunga Nusantara. 16. Pemenang ke tiga desain lanskap untuk Paviliun Indonesia pada AICHI, World Expo di Jepang yang diselenggarakan sejak Maret-September 2005. Proyek ini berada dibawah tanggungjawab Departemen Ekonomi dan Pembangunan 17. Pelaksana pekerjaan desain lanskap Karl Princic Design untuk Menara Bank Mega di Jl. Tendean Jakarta. Dalam proyek ini menggunakan palem Washingtonia robusta batang ganda yang diimpor dari Amerika. 18. Peserta Pameran Internasional Hortikultura 2005 di Amsterdam, Belanda atas nama Departemen Pertanian Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 2-5 November 2005 19. Salah satu tim dalam proyek Peremajaan Kota Tua Jakarta – Museum Fatahillah yang bekerjasama dengan Budi Lim.
20
20. Desainer dan kontraktor lanskap dalam proyek Aston Ambon Natsepa Resort and Spa yang bekerja sama dengan ANTIKA Architecture and Interior dan PT. Manise Permai sebagai Owner. 21. Kontraktor lanskap untuk proyek Tangguh LNG Papua yang bekerjasama dengan Adhi Karya dan KJP. Sistem Komunikasi dan Aplikasi Komputer Komunikasi merupakan salah satu sarana penting yang menjembatani hubungan perusahaan dengan pihak luar dalam kegiatan usaha. Bentuk komunikasi yang digunakan PT. Tropica Greeneries dapat secara langsung maupun melalui media/perantara. Komunikasi secara langsung dengan klien dilakukan dengan mengadakan pertemuan (meeting) secara terjadwal. Komunikasi secara tidak langsung difasilitasi dengan sarana komunikasi berupa surat, email, fax, dan telepon. Selain itu, untuk meningkatkan pemasaran produk, PT. Tropica Greeneries memiliki website tersendiri yang dapat di akses oleh berbagai jenis kalangan di seluruh dunia. Website tersebut memberikan bermacam informasi mengenai perusahaan, ruang lingkup pekerjaan, dan pemasaran hasil produk lanskap PT. Tropica Greeneries selama beberapa tahun. Dalam pekerjaan proyek-proyek lanskap menggunakan beberapa aplikasi komputer untuk memberikan kemudahan dan mengefisiensikan waktu dan biaya. PT. Tropica Greneeries menggunakan beberapa software yang umumnya digunakan seperti data yang tertera pada tabel 3. Tabel 3. Jenis Aplikasi Komputer yang Digunakan PT. Tropica Greeneries No Nama Perangkat Lunak Ruang Lingkup 1.
Auto CAD
Gambar produk
2.
Adobe Photoshop
Rendering, Layout, modifikasi foto
3.
Adobe Acrobat
Publikasi dokumen
4.
File Maker Pro
Administrasi
5.
Accurate, Microsoft Excel
Keuangan
6.
Microsoft Office
Dokumentasi, Administrasi, Keuangan
7.
Outlook Express
E-mail
8.
AVG Antivirus, Spyware
Anti virus
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
21
Selain itu, PT. Tropica Greeneris memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan secara optimal. Fasilitas penunjang tersebut diantaranya dapat terlihat pada tabel.4. Tabel 4. Jenis & Jumlah Perangkat Keras yang Digunakan PT. Tropica Greeneries. No Nama Perangkat Keras Jumlah 1.
Server (Komputer)
1
2.
Komputer
3
3.
Laptop
2
4.
Printer laser jet
1
5.
Printer warna
1
6.
CD-ROM Writer/Re-Writer
3
7.
Kamera Digital
2
8.
Scanner A4
1
9.
Modem
1
10.
Kabel data dan Card Reader
2
11.
Telepon
6
12.
Fax
1
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Penghargaan Eksistensi PT. Tropica Greeneries sejak awal berdirinya perusahaan ditandai dengan berbagai macam prestasi penghargaan yang diperolehnya. Penghargaan-penghargaan tersebut diantaranya sebagai partisipan dalam : 1. Fair EXPO De Niort tahun 2006 yang bekerjasama dengan Dirjen PPHP, Departemen Pertanian RI 2. Jakarta Fashion and Food Festival tahun 2005 dengan penyelenggara Direktorat Tanaman Hias, Dirjen Bina Produksi Hortikultura 3. Indonesian International Beautiful Smart Aid tahun 2003 dalam Rantai Expo International 4. Musyawarah Nasional I AKLANI tahun 2003 5. Apresiasi Tindakan Karantina Tumbuhan tahun 2003 dengan penyelenggara Departemen Pertanian Badan Karantina Pertanian 6. Specialist softscape Pameran Lanskap Internasional IGA 2003 Rostock tahun 2003 yang bekerjasama dengan Departemen Pertanian RI
22
Pantai Natsepa, Ambon Kondisi Fisik Keanekaragaman batu karang di Indonesia paling banyak tersebar di sebelah timur kepulauan Indonesia terutama di sekitar Kepulauan Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan karakteristik geologis Kepulauan Maluku, batuan karang yang terhampar sepanjang perairan/pantai Maluku diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu : 1. The Banda innner-arc coral reefs, termasuk di Kepulauan Banda, Gunung Api, Manuk, Serua, Nila, Teun, Damar, Wetar, dan Lucipara. 2. The Banda outter-arc coral reefs, yang terbentang dari Pulau Buru, Seram, Pulau Gorong dan Wambela, Pulau Kai, Pulau Tanimbar dan Bahar, Pulau Leti dan Kisar. 3. The Sahul Shelf coral reefs, yang merupakan kelompok terkecil batu karang dan hanya terdapat di Pulau Aru. 4. The Indo-Pacific coral reefs, yang termasuk didalamnyan Pulau Obi, Bacan, Halmahera,dan Morotai. Karang pinggiran terdapat di beberapa area di sepanjang Pantai Ambon, Eri, Liliboi, Hative Besar, Kota Jawa, Air Salobar, Batu Capeu, dan Silale. Setidaknya ada sekitar 85 jenis karang yang ditemukan di Pantai Ambon. Pantai Ambon memiliki jenis karang dalam jumlah terendah. Dilaporkan bahwa, erosi tanah menjadi penyebab tingginya sedimentasi di Pantai Ambon yang mengakibatkan keanekaragaman karang di sana menjadi berkurang. (Monk, Kathryn A,Yance de Fretes, Gayatri Reksodihardjo-Lily, 1997) Pantai Natsepa yang terletak di Pulau Ambon merupakan pantai yang berada di atas batu kumpulan karang berwarna ungu, coklat berbintik hitam yang terpencar. Selain itu, berbagai biota laut seperti berbagai jenis ikan hias besar dan kecil, siput, kerang, dan tumbuh–tumbuhan laut juga menjadi potensi dan daya tarik kawasan ini. Di sepanjang utara Semenanjung Ambon tersebar vegetasi dalam formasi pes-caprae dan hutan pantai yang didalamnya terdapat beberapa jenis tanaman diantaranya Ipomea pes-caprae, Wedelia biflora, Canavalia maritima, Vigna marina
(formasi
pes-caprae),
Terminalia
catappa,
Hibiscus
tiliaceus,
23
Calophyllum inophyllum, Erythrina variegata, Pongamia pinnata, Barringtoinia racemosa, dan Pandanus sp (formasi hutan pantai). (Monk, Kathryn A,Yance de Fretes, Gayatri Reksodihardjo-Lily, 1997) Tanaman yang tumbuh di sepanjang Pantai Natsepa, Ambon, bervariasi dalam hal jenis, bentuk, dan ketinggian. Jenis tanaman seperti pohon kelapa, ketapang, pulai, sagu, dan berbagai jenis lainnya banyak ditemukan di daerah ini. Sedangkan jenis tanaman tertentu seperti puring memiliki jenis dengan bentuk, warna, dan corak yang berbeda, unik, dan variatif dari jenis puring yang ditemukan di daerah lain pada umumnya sehingga keanekaragaman hayati tersebut dapat dijadikan suatu potensi yang patut untuk dikembangkan. Kabupaten Maluku Tengah terdiri atas 19 kecamatan yang meliputi 299 desa dan enam kelurahan. Pantai Natsepa terletak di desa Suli, Kecamatan Salahutu pada bagian selatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah dengan ibukota Masohi yang berada di Pulau Seram. Pantai dengan luas wilayah mencapai 1300 Ha ini berhadapan langsung dengan Teluk Ambon Baguala. Pantai Natsepa yang melandai dan berpasir putih memiliki karakteristik topografi yang cukup terjal, banyak bebatuan, dan berada di atas hamparan batu karang. Kabupaten Maluku Tengah beriklim tropis dan iklim musim dengan curah hujan rata-rata lebih dari 2000-3000 mm/tahun. Kondisi cuaca pantai pada bulan Mei – Agustus bergelombang, sedangkan musim teduh keadaan laut tenang dan air manjadi jernih terjadi pada bulan Oktober – Maret. Kondisi Sosial Menurut
informasi
Bappeda
Maluku
Tengah
dalam
situsnya
(www.malteng.go.id), daerah ini berpenduduk sekitar 7.933 jiwa yang terdiri dari 3.860 orang penduduk pria dan 4.073 orang penduduk wanita. Kawasan Pantai Natsepa banyak dikunjungi oleh wisatawan karena memiliki daya tarik berupa pantai yang melandai dengan pasir putihnya. Sebagai kawasan wisata, daerah ini memiliki prasarana penunjang seperti pos pelayanan kesehatan, restaurant, toko souvenir, dan hotel. Hal ini didukung oleh pemerintah dengan penetapan standar pelayanan minimal diantaranya dalam bidang kelautan, penataan ruang, lingkungan hidup, dan keamanan. Kawasan ini dapat dicapai dengan menempuh
24
jarak 14 km dari kota Ambon melalui kendaraan umum (bis dan taksi) dan kendaraan pribadi. Dalam bidang kelautan diantaranya melakukan penataan pengelolaan perairan di wilayah laut kabupaten/kota, mengeksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah kabupaten/kota, konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokal serta suaka perikanan di wilayah laut kewenangan kabupaten/kota, serta memberikan pelayanan izin usaha di bidang perikanan serta pengawasan pemanfaatannya. Selanjutnya dalam penataan ruang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara propinsi dan kabupaten/kota dan dilakukan pengawasan atas pelaksanaan tata ruang. Dalam bidang lingkungan hidup dilakukan pengendalian, pengaturan, pengamanan dan pengawasan lingkungan hidup lintas kabupaten/kota, penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi kegiatan-kegiatan yang potensial berdampak negative pada masyarakat luas, serta penetapan baku mutu lingkungan hidup. Selain itu pada bidang keamanan dilakukan pemulihan keamanan daerah dengan menciptakan suasana kondusif bagi tercerminnya keamanan dan ketertiban masyarakat.
25
HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Kerja Perusahaan PT. Tropica Greeneries mempunyai alur kerja yang sistematis apabila ditinjau dari segi administrasi. Sistem ini berfungsi untuk mempermudah pekerjaan sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien. Sistem kerja perusahaan yang ada diantaranya sistem penyimpanan data perusahaan dan prosedur pekerjaan proyek. Sistem Penyimpanan Data Perusahaan Dalam melakukan aktivitas usaha, PT. Tropica Greeneris memiliki standar pengelompokan file atau data yang berhubungan dengan proyek yang sedang dikerjakan. Data perusahaan yang keluar dan masuk perusahaan disimpan dalam data server yang dikelompokkan ke dalam folder-folder khusus dalam komputer selain didokumentasikan dalam bentuk berkas tersendiri. Dalam satu folder proyek berisikan : - Folder Calculation yang menyimpan data perhitungan proyek - Folder Quotation yang berisikan dokumen penawaran harga perusahaan untuk klien - Folder Invoices yang berisikan surat tagihan pembayaran untuk pihak yang terlibat dan berkaitan dengan proyek lanskap - Folder Letters in yang menyimpan surat – surat pemberitahuan, undangan, dan surat keterangan lain yang ditujukan untuk perusahaan - Folder Letters out surat keluar yang berisikan dokumen-dokumen perusahaan yang ditujukan untuk pihak luar - Folder Pictures yang berisi foto-foto yang berhubungan dengan proyek yang sedang dikerjakan - Folder Drawings yang berisikan gambar kerja yang berhubungan dengan proyek yang sedang dan akan dikerjakan. - Folder Email yang berisikan informasi mengenai dokumen proyek yang dikirim maupun yang diterima oleh perusahaan Data server berisikan folder yang memuat berbagai dokumentasi perusahaan diantarannya folder yang berisikan data ekspor, data impor, proyek pemeliharaan (maintenance), tender, proyek yang sedang dikerjakan, proyek
26
indoor plant, data administrasi dan keuangan, data supplier, file presentasi dan makalah, serta data penunjang lainnya. Penamaan folder untuk tender dan proyek yang sedang berjalan menggunakan nama lokasi proyek yang bersangkutan. Misalnya untuk perancangan resort Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini berada dalam Tropica Data Server – 05 Project – Ambon. Seluruh data yang berkaitan dengan proyek seperti gambar kerja, foto survai lapang dan kelengkapan foto lainnya, perhitungan harga penawaran, surat perintah kerja sampai dengan surat kontrak berada dalam sub-sub folder sesuai standar yang telah ditetapkan. Belum adanya standardisasi penomoran gambar untuk proyek desain dan build karena sistem penomoran data perusahaan hanya sebatas penomoran dokumentasi surat-surat yang ditujukan untuk pihak luar. Penomoran gambar untuk proyek pelaksanaan mengikuti penomoran pada gambar kerja yang telah ada. Penomoran gambar kerja untuk proyek desain dan build seperti proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini baru ditetapkan pada saat mahasiswa melakukan kegiatan magang. Dalam hal ini, penomoran gambar yang digunakan menginformasikan nama perusahaan, kode proyek, dan nomor gambar yaitu List Drawing/Inisial Nama Perusahaan/Kode proyek/ - nomor gambar, seperti contoh LD/TG/AAN – 001 merupakan penomoran untuk site plan proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa. Layout pada gambar kerja pada umumnya memuat informasi gambar sebagai berikut : 1. Judul Proyek 2. Pemilik (Pemberi Tugas) 3. Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek ( Arsitek, ME, Struktural, Arsitek Lanskap, dll) 4. Keterangan gambar 5. Tanggal Revisi 6. Judul Gambar 7. Skala dan orientasi 8. Tanggal dan Nomor Gambar 9. Informasi Gambar (Design by, drawn by, Approved) 10. Hak Cipta Perusahaan.
27
Prosedur Pekerjaan Proyek Proyek lanskap yang dikerjakan PT. Tropica Greeneries dilaksanakan sesuai dengan surat kontrak yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Sebagai perusahaan kontraktor lanskap, umumnya pekerjaan lanskap yang diterima diperoleh melalui tahap penunjukkan langsung maupun mengikuti proses tender. Tahap pekerjaan lanskap yang dikerjakan PT. Tropica Greenerie berupa pekerjaan
desain
dan
pelaksanaan,
pekerjaan
pelaksanaan,
pekerjaan
pemeliharaan, pekerjaan ekspor dan impor tanaman lanskap, serta pekerjaan penyewaan tanaman indoor. Proyek desain dan pelaksanaan lanskap, proyek pelaksanaan lanskap, dan proyek pemeliharaan diperoleh melalui dua cara yaitu melalui penunjukkan langsung dan melalui tender. Dalam sistem penunjukkan langsung, perusahaan mendapatkan pekerjaan tanpa harus mengikuti proses tender. Dalam hal ini owner memberikan pekerjaan langsung pada perusahaan dan pekerjaan dilaksanakan setelah terjadi kesepakatan dalam kontrak antara kedua belah pihak. Surat kontrak yang dibuat berisikan pokok perjanjian dengan uraian jelas mengenai jenis pengadaan barang / jasa dan jumlahnya, harga tetap dan syarat pembayaran, spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci, jangka waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan yang disertai dengan jadwal pelaksanaan dengan syarat-syarat penyerahan serta jaminan teknis atau hasil pekerjaan yang dilaksanakan, cara penyelesaian perselisihan, status hukum, serta hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam kontrak. Pelaksanaan pekerjaan dimulai dan diakhiri sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) yang berlaku. Surat Perintah Kerja (SPK) ini mencakup beberapa hal penting diantaranya : a. Penandatanganan oleh pihak pemilik selaku pemberi pekerjaan dan pihak kontraktor selaku penerima pekerjaan diatas materai b. Pokok – pokok pekerjaan yang disepakati dalam perjanjian c. Harga yang tetap, tata cara, dan syarat-syarat pembayaran d. Persyaratan dan spesifikasi teknis e. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan f. Sanksi apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.
28
Setelah pelaksanaan pekerjaan dilakukan, lalu beralih ke masa retensi berupa pekerjaan pemeliharaan selama 3–6 bulan. Serah terima pekerjaan dilakukan apabila masa retensi sudah habis dan dilakukan pengecekan ulang (opname), disetujui dan disepakati bersama dan dilakukan penandatanganan oleh kedua belah pihak dalam berita acara. Dalam form opname berisi laporan dari pihak kontraktor yang berkaitan dengan hasil opname terhadap suatu tahap pekerjaan lanskap seperti jumlah pengadaan barang berupa softscape maupun hardscape. Pelaksanaan opname berada di bawah pengawasan pihak teknik dan didasarkan pada SPK (Surat Perintah Kerja) dan BQ (Bill of Quatity) sebagai standar kontrak untuk sejumlah barang yang digunakan. Dalam hasil laporan opname dapat terlihat ada tidaknya penambahan atau pengurangan pekerjaan. Prosedur pekerjaan proyek dengan proses tender diawali dengan pemberian undangan tender kepada peserta tender untuk pegambilan dokumen tender dan penjelasan pekerjaan (aanwijzing). Proses penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dilakukan biasanya dua hari setelah dokumen tender diberikan oleh calon peserta tender. Setelah itu, proses selanjutnya adalah penyampaian dokumen penawaran berupa rincian biaya dan syarat lainnya untuk proyek yang akan dikerjakan. Pemasukan dokumen penawaran tender ini dapat melalui tahap satu sampul ataupun dua sampul yang selanjutnya akan diseleksi melalui tahap pascakualifikasi. Pengumuman pemenang akan diinformasikan langsung ke peserta tender. Apabila terpilih menjadi pemenang, langkah selanjutnya adalah penandatanganan kontrak kerja dan pemberian surat perintah kerja. Pelaksanaan pekerjaan akan dimulai dan diakhiri sesuai dengan kesepakatan yang tertulis di dalam surat perintah kerja. Pekerjaan akan dinilai selesai apabila telah melewati masa retensi dan dilakukan pengecekan ulang (opname) dan selanjutnya dilakukan serah terima pekerjaan. Proses perancangan di perusahaan ini menggunakan sistem manual dan sistem komputerisasi. Sistem manual dengan menggunakan sketsa tangan pada tahap analisis dan sintesis, konsep desain, potongan, dan perspektif. Pada tahap ini, sketsa tangan dilakukan oleh arsitek lanskap senior yang berpengalaman. Setelah itu, pada tahap pengembangan desain, sketsa yang telah dibuat diterjemahkan ke dalam sistem komputerisasi melalui penggunaan software
29
desain (Auto CAD, Adobe Photoshop) oleh staf divisi lanskap. Produk desain yang dikeluarkan berupa site plan yang dilengkapi dengan foto ilustrasi, foto tanaman yang digunakan, dan altenatif harga desain dan pelaksanaannya. Pembuatan perspektif tiga dimensi dan gambar kerja detail biasanya menggunakan tenaga ahli di luar staf karena belum adanya tenaga kerja spesialis di bidang ini. Pekerjaan desain lanskap dimulai melalui tahap sebagai berikut : Penerimaan Proyek
Survai Tapak
Desain Lanskap
Meeting dengan owner
Penunjukan Langsung/ Tender
- Inventarisasi tapak (minimal satu kali) - Wawancara dengan klien - Pembuatan konsep (sket tangan) - Desain awal (site plan, ilustrasi foto) Presentasi desain
Pengembangan Desain
Revisi gambar
Meeting dengan owner
Desain akhir (Approval Design)
Gambar – gambar Konstruksi
Penawaran Harga Building Construction
- Planting plan, lighting plan - Detail konstruksi - Gambar potongan - Gambar perspektif (3 D) Penawaran Harga soft material Penawaran Harga hard material
Gambar 7. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap di PT, Tropica Greeneries
Banyaknya pekerjaan lanskap yang tengah dijalani sampai saat ini belum diimbangi dengan kapasitas sumberdaya tenaga ahli yang ada. Akibatnya, dalam pembagian tugas kerja dan tanggungjawab pekerjaan seringkali melebihi kapasitas
30
kerja karyawan. Hal ini dapat memicu hasil kerja yang kurang optimal khususnya hal-hal yang berkaitan dengan desain lanskap. Untuk mengantisipasi hal ini, perusahaan berusaha untuk menambah jumlah karyawan yang berlatar belakang sarjana bidang keilmuan arsitektur lanskap disamping tetap menggunakan jasa ahli desain yang berpengalaman dan profesional. Proses Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa Proyek Aston Natsepa Resort dan Spa diperoleh dari penunjukan langsung melalui rekomendasi pihak arsitek kepada owner. Proses perancangan proyek ini dimulai dengan melakukan kegiatan survai lapang untuk melihat kondisi tapak yang sesungguhnya. Hasil survai lapang digunakan sebagai acuan untuk membuat tahapan analisis dan sintesis sampai konsep desain dengan menggunakan sketsa tangan oleh arsitek lanskap senior yang berpengalaman. Setelah itu, pada tahap pengembangan desain, sketsa yang telah dibuat diterjemahkan ke dalam sistem komputerisasi melalui penggunaan software desain (Auto CAD, Adobe Photoshop) oleh mahasiswa magang. Produk desain awal yang dikeluarkan berupa site plan yang dilengkapi dengan foto ilustrasi, foto tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk presentasi didepan owner. Pengembangan desain selanjutnya dilakukan untuk melengkapi hal-hal lain berdasarkan masukan dari owner dan pihak arsitek. Proses pengembangan desain dalam proyek ini sering mengalami perubahan oleh senior lanskap untuk menciptakan desain yang lebih menarik. Desain yang dibuat mengacu pada kebutuhan klien dan memprioritaskan biaya pelaksanaan nantinya. Setelah proses pengembangan desain dilakukan, hasil revisi site plan kembali dipresentasikan di depan owner untuk mendapatkan approval desain yaitu desain akhir yang telah disetujui pihak owner. Tahap selanjutnya berupa pembuatan gambar konstruksi/gambar kerja detail untuk softmaterial dan hardmaterial, planting plan, serta gambar potongan oleh mahasiswa magang dibantu oleh arsitek lanskap senior. Pembuatan perspektif tiga dimensi dan gambar kerja detail biasanya menggunakan tenaga ahli di luar staf karena belum adanya tenaga kerja spesialis di bidang ini. Tahap pekerjaan desain lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa dapat dilihat pada gambar 7.
31
Pembuatan rencana anggaran biaya untuk desain proyek ini dibedakan menjadi dua yaitu penawaran harga soft material dan penawaran harga hard material. Penawaran harga soft material dan hard material pelaksanaan proyek ini dibuat berdasarkan jumlah kebutuhan desain untuk kawasan resor tersebut mengacu pada biaya estimasi yang dikeluarkan oleh owner di luar harga penawaran desain yang sebelumnya diajukan. Pada tahap ini, mahasiswa magang dibantu oleh arsitek lanskap senior dan staf lanskap lainnya dalam mempelajari cara pembuatan penawaran harga untuk sebuah proyek. Penerimaan Proyek
Survai Tapak
Desain Lanskap
Meeting dengan owner
Penunjukan Langsung
- Inventarisasi tapak - Wawancara dengan klien
- Pembuatan konsep (sket tangan) - Desain awal (site plan, ilustrasi foto)
Presentasi desain
Pengembangan Desain
Revisi gambar
Meeting dengan owner
Desain akhir (Approval Design)
Gambar – gambar Konstruksi
Penawaran Harga Building Construction
- Planting plan - Detail konstruksi - Gambar potongan - Gambar perspektif (3 D) Penawaran Harga soft material Penawaran Harga hard material
Gambar 8. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap Proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
32
Tahap pekerjaan desain lanskap di PT. Tropica Greeneries secara umum mendekati tahapan proses perancangan yang dikeluarkan oleh N.K.Booth (1990). Namun pada pelaksanaannya, tidak semua teori dalam proses perancangan ini diterapkan karena proses perancangan yang dilakukan untuk proyek ini disesuaikan berdasarkan Surat Perintah Kerja dan harga penawaran desain (design fee) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Beberapa aplikasi teori proses perancangan yang diterapkan perusahaan pada proyek ini adalah pada tahap riset dan analisis yang dilakukan oleh perusahaan hanya sebatas kunjungan lapang dan wawancara/diskusi langsung dengan klien dan owner. Hasil survai dan wawancara dianalisis secara verbal dan langsung dituangkan ke dalam konsep desain melalui sketsa tangan. Proses selanjutnya adalah pembuatan desain awal dengan hasil desain yang keluarkan berupa site plan yang dilengkapi dengan rencana penanaman (planting plan) dan detail konstruksi. Pada saat mahasiswa magang belum sampai pada tahap pelaksanaan pekerjaan building construction. Terjadi pergeseran antara teori dan praktek di lapang ini karena ada penyesuaian antara kebutuhan dan efisiensi biaya dalam pengerjaan sebuah proyek lanskap. Semakin banyak produk desain yang dikeluarkan maka semakin besar biaya yang akan dikeluarkan. Tidak semua tahap dalam proses perancangan diajukan dalam penawaran harga desain. Pengerjaan produk desain disesuaikan dengan besarnya budget biaya yang dikeluarkan dalam harga penawaran. Data dan Analisis Deskripsi Proyek Aston Ambon Natsepa Resort & Spa (AANRS) merupakan sebuah kawasan resor dan hotel berbintang lima yang termasuk dalam cabang hotel Aston Internasional Indonesia. Aston Internasional Indonesia sendiri merupakan perusahaan manajemen dan pemasaran dari Hawaii yang mengelola 11 hotel di Indonesia. Pembangunan proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini merupakan salah satu upaya pihak Aston Internasional Indonesia untuk mengembangkan sistem manajemen, pemasaran, dan teknik pelayanan hotel di kota-kota besar dan daerah tujuan wisata di seluruh Indonesia.
33
Ambon Aston Natsepa Resort dimiliki oleh seorang pengusaha yang berasal dari Kepulauan Maluku, Ambon. Proyek ini melibatkan beberapa pihak diantaranya PT. Antika Architecture and Interior sebagai konsultan arsitek, PT Sentra Reka Struktur sebagai konsultan struktural, PT. Gradian Mitrakarsa sebagai konsultan mekanikal dan elektrikal, dan PT. Tropica Greeneries sebagai konsultan dan kontraktor pelaksana lanskap. Hubungan kontrak dan alur supervisi kerja proyek ini dapat dilihat melalui bagan dibawah ini : PT. Natsepa Manise (Owner)
Antika Architecture & Interior (Konsultan Arsitek)
PT. Sentra Reka Struktur (Konsultan Sipil) Ket :
PT. Gradian Mitrakarsa (Konsultan M&E)
PT. Tropica Greeneries ( Konsultan Lanskap)
PT. Karya Adya Utama ( Kosultan Spesialis Kolam)
alur supervisi / monitoring alur kontrak Gambar 9. Bagan Hubungan Kontrak Proyek Aston Ambon Natsepa Resort & Spa
Tahap persiapan proyek ini dimulai pada tahun 2005 dan pelaksanaan pembangunan asrama dan hotel sudah dimulai sejak tahun 2006. Rencana pembukaan dan peresmian hotel ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2008. Sampai saat ini, pembangunan masih berlangsung dan hasil pembangunan belum mencapai target yang diharapkan. Bangunan yang sedang dilaksanakan diantaranya pembangunan mess 1, 2, dan 3 yang belum sampai pada tahap penyelesaian (finishing), pembangunan area kolam renang umum dan olahraga air yang baru mencapai tahap pembuatan pondasi dasar bangunan (cor beton), dan pembangunan hotel serta amphitheatre yang baru mencapai tahap pembuatan pondasi dasar bangunan meskipun sudah sampai pada tingkat tertinggi.
34
Dalam hal monitoring schedule pelaksanaan proyek ini, Antika Architecture and Interior sebagai konsultan arsitek memegang tugas dan kewajiban untuk memantau kinerja tiap-tiap sub-kon agar tahap-tahap pelaksanaan proyek ini dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. PT. Tropica Greeneries selaku sub-kon lanskap yang mengerjakan desain dan pelaksanaan lanskap proyek ini sudah melaksanakan kewajibannya untuk membuat suatu rancangan resor sesuai konsep yang diajukan dan disetujui oleh pihak owner. Namun dalam pelaksanaan di lapang, pelaksanaan proyek ini sedikit terhambat karena lambatnya kinerja dari salah satu sub kontraktor lokal yang mengerjakan pembangunan gedung. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumberdaya pekerja lapang yang digunakan pihak kontraktor dan pekerja yang dilibatkan kurang produktif dan kurang maksimal dalam pemanfaatan waktu kerja sehingga target penyelesaian pembangunan menjadi terhambat. Letak, Luas, dan Keadaan Umum Tapak Proyek Ambon Aston Natsepa Resort and Spa ini terletak di Pantai Natsepa, desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku. Tapak ini memiliki luas lahan sebesar ± 5.9 Ha dengan status lahan kepemilikan milik PT. Manise Permai. Batas tapak proyek ini diantaranya : Utara
: pemukiman penduduk
Timur
: pemukiman penduduk
Selatan : Teluk Baguala Barat
: Sungai Wayari
Gambar 10. Lokasi Tapak Aston Ambon Natsepa Resort and Spa, Ambon.
35
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa kondisi tapak dibagi dalam beberapa area diantaranya : 1. Zona A yang terdiri dari jalan raya Natsepa dan pintu masuk dan keluar utama (Gambar 11 dan 12) 2. zona B yang didalamnya terdapat mess, area parkir utama, dan area display patung (Gambar 13) 3. zona C yang terdiri dari area restoran dan area permainan olahraga air (Gambar 14) 4. zona D yang terdiri dari cottage garden, sport centre, nursery, dan area utilitas (Gambar 15, 16, 17) 5. zona E yang terdiri dari pintu masuk hotel (Gambar 18) 6. zona F yang terdiri dari area kolam renang hotel, amphiteater, padang rumput wing A&B (Gambar 19, 21, dan 23) 7. zona G yang didalamnya terdapat jogging track dan sungai Wayari (Gambar 24,dan 25). Keadaan umum tapak dapat dilihat pada gambar berikut: 1. Zona A ( Jalan Raya Natsepa, Ambon dan Pintu Masuk & Keluar Utama) Jalan raya selebar delapan meter ini berada di sebelah timur laut tapak dan merupakan akses langsung menuju tapak dari Bandara Pattimura, Ambon. Kondisi jalan yang cukup baik dengan intensitas kendaraan yang tidak terlalu ramai ini memberikan kemudahan dan kelancaran berkendara bagi pengguna kendaraan bermotor yang menuju ke tapak. Di sepanjang jalan raya ini ditumbuhi vegetasi lokal berupa pohon kelapa, ketapang, dan pulai yang tersebar di sepanjang jalan menuju tapak. Prasarana ini belum dilengkapi dengan penerangan jalan sehingga intensitas kendaraan yang melaju pada malam hari tergolong rendah dan diperlukan kewaspadaan dalam berkendara pada malam hari. Oleh karena itu, perlu adanya sistem penerangan jalan di malam hari untuk mengantisipasi kendala tersebut.
36
Gambar 11. Jalan Raya Natsepa, Ambon (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Pintu masuk utama AANRS berada tepat di depan jalan raya Natsepa dan menyerupai segitiga yang mengarah ke timur laut. Pintu masuk ini merupakan area penerimaan kawasan resor yang dirancang memanjang sejauh 38 meter untuk akses dua arah. Kondisi awal terlihat adanya penanaman pohon glodokan yang ditata sejajar dengan tembok pembatas tapak. Penanaman pohon ini difungsikan sebagai tanaman pengarah. Karena tidak adanya pemeliharaan menyebabkan bentuk tajuk dan kondisi tanaman menjadi tidak teratur. Pada saat hujan, kondisi tanah di area ini mudah tergenang oleh air. Area penerimaan ini melebar pada bagian depan dan menyempit pada bagian ujung. Akses dua arah pada area ini mengambil sebagian besar lahan sehingga sisa lahan untuk penggunaan taman menjadi sedikit. Dengan demikian perlu optimalisasi pemanfaatan ruang untuk taman agar tampak lebih menarik dan berkesan megah meskipun luasan lahan yang digunakan terbatas.
Gambar 12. Pintu Masuk dan Keluar Utama Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (AANRS) (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
37
2. Zona B ( Mess, Area Perkir Utama, dan Area Display Patung) Zona seluas ± 1424 m² ini mencakup area privat dan area pelayanan yang terdiri dari mess 1, 2, dan 3, lahan parkir utama, dan area display patung. Area yang relatif datar ini merupakan ruang dengan bukaan yang lebar. Kondisi tapak yang cukup panas membuat area ini terasa gersang dan kering di siang hari karena tidak adanya penghalang yang mampu menyerap panas. Dengan memanfaatkan potensi angin dan penggunaan tanaman bertajuk lebar pada area ini diperkirakan dapat mengurangi panas terik sinar matahari langsung dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.
Gambar 13. Mess 2 &3 dan Area Parkir Utama Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
3. Zona C ( Restoran dan Area Permainan Olahraga Air) Area yang berada di sebelah tenggara ini merupakan salah satu area penunjang kawasan resor berupa restoran berbentuk bulat dan area permainan olahraga air yang diperuntukkan bagi pengunjung kawasan resor. View ke arah laut yang bagus memberikan nilai tambah bagi restoran dan area permainan ini.
38
Gambar 14. Area Restoran dan Permainan Olahraga Air Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
4. Zona D (sport centre, cottage garden, nursery dan area utilitas) Area sport centre merupakan area olahraga yang didukung melalui pengadaan fasilitas lapangan tenis luar dan lapangan badminton dalam ruangan. Area seluas ± 2880 m² ini berada disamping area mess 1 dengan posisi di sebelah timur laut kawasan resor.
Gambar 15. Area Sport Centre Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Area cottage garden merupakan lahan terbuka yang berada disebelah utara tapak. Level tanah area ini berada pada (-0.5) yaitu 0.2 m diatas permukaan jalan. Disebelah utara area ini berbatasan dengan lahan milik penduduk sekitar sehingga area ini harus dibatasi oleh vegetasi penghalang untuk memanipulasi pemandangan disekitarnya. Dengan kontur yang relatif datar, lahan terbuka ini berpotensi untuk dijadikan sebagai area taman terbuka untuk umum yang sekaligus dapat dinikmati keindahannya dari dalam gedung hotel karena posisi taman yang terletak tepat di depan pintu masuk hotel.
39
Dengan lebar taman yang membentang sepanjang 62 m ini dapat memberikan kesan meluas pada taman.
Gambar 16. Area Rencana Desain Cottage Garden Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Area nurseri dan utilitas berada di samping cottage garden. Area nurseri ini merupakan area yang dikelola untuk memenuhi kebutuhan pembibitan tanaman semak dan tanaman indoor hotel. Di samping itu, fungsi lain dari area ini sebagai zona hijau penyangga kawasan resor. Area utilitas berada di sebelah barat laut kawasan resor. Area seluas 5950 m² ini merupakan area privat utilitas untuk genset, ruang mesin, ruang pompa, laundry, dan utilitas lainnya.
Gambar 17. Area Nursery dan Utilitas Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
5. Zona E (Pintu Masuk Hotel) Posisi area penerimaan hotel menghadap ke arah utara kawasan, sejajar dengan cottage garden. Area ini berada pada level (+2.97) dengan ketinggian 3.67 m dari permukaan jalan. Area penerimaan hotel ini berupa lahan yang level tanahnya akan ditinggikan sesuai dengan kemiringan portecochere sehingga perlu penyesuaian pada kontur lahan untuk area taman di depan pintu masuk hotel. Kondisi eksisting tapak masih relatif datar sehingga perlu
40
dilakukan pengurugan tanah untuk menciptakan kontur yang lebih bervariasi. Penggunaan
vegetasi
aromatik
dan
penambahan
elemen
air
dapat
menghadirkan suasana tenang dan rileks ketika memasuki area penerimaan ini.
Sedangkan
untuk
kenyamanan
disekitar
tempat
parkir
dengan
pemanfaatan vegetasi peneduh sebagai penyerap panas disekitar tapak.
Gambar 18. Pintu Masuk Hotel Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
6. Zona F (Area Kolam Renang Hotel, Amphitheatre, Lawn Wing A & B) Area kolam renang hotel berada di sebelah selatan kawasan resor dan mengahadap ke arah laut. View ke arah laut dimanfaatkan secara optimal karena potensi tersebut merupakan salah satu nilai jual resor. Penggunaan pada area ini dibatasi karena kolam renang hotel merupakan area semi privat yang diperuntukkan bagi pengguna hotel. Untuk menjaga privasi pengguna, area ini perlu didesain dengan penggunaan tanaman penghalang (barrier) karena
letaknya
yang
bersebelahan
dengan
area
rekreasi
publik
(amphitheatre). Penggunaan tanaman penghalang pada area ini sebatas pada penggunaan semak tinggi yang mampu menghalangi pandangan dari arah amphitheatre.
Gambar 19. Area Kolam Renang Hotel Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
41
Gambar 20. View ke Arah Laut Area Kolam Renang Hotel Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Area amphitheatre berada di sebelah area kolam renang hotel dan menghadap ke arah laut. View ke arah laut dimanfaatkan secara optimal karena potensi tersebut merupakan salah satu nilai jual resor. Area ini merupakan area dengan bukaan yang cukup lebar dengan intensitas cahaya matahari yang cukup besar sehingga potensi angin dapat dimanfaatkan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna yang berada didalamnya. Area ini dapat difungsikan sebagai area rekreasi publik karena bentuk lahan yang relatif datar.
Gambar 21. Amphiteater Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber:PT. Tropica Greeneries)
Gambar 22. View ke Arah Laut pada Amphiteater Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
42
Area Lawn Wing A&B merupakan lahan kosong dengan bentukan tanah yang agak cekung dibagian tengah. Area ini juga merupakan bukaan lebar yang mengarah ke laut dan berada di sebelah amphiteater. Area yang cukup luas ini dapat difungsikan sebagai area rekreasi publik yang berhubungan dengan area amphitheatre sehingga kedua area ini memiliki hubungan antar ruang sebagai area rekreasi publik khusus pengguna dan pengunjung hotel. Pemanfaatan potensi angin untuk area ini berguna untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna.
Gambar 23. Area Rumput Wing A&B Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
7. Zona G (Area Jogging Track dan Sungai Wayari) Area jogging track merupakan area servis hotel yang diperuntukkan khusus bagi pengguna hotel. Pemanfaatan lahan di sebelah barat laut hotel ini dapat memberikan alternatif kegiatan rekreasi dan olahraga bagi pengguna. Bentukan lahan pada area ini relatif datar sehingga memungkinkan untuk dijadikan sebagai jalur jogging. Dengan kondisi tapak berupa ruang terbuka memerlukan penggunaan vegetasi peneduh untuk menciptakan suasana nyaman disekitar tapak.
Gambar 24. Area Jogging Track Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
43
Sungai Wayari merupakan salah satu badan air yang berada dekat dengan kawasan hotel. Posisi sungai yang terletak memanjang dari barat ke utara ini merupakan sungai terbuka yang kemudian ditimbun. Keberadaan badan air ini dapat digunakan sebagai salah satu sarana penyedia kebutuhan air untuk kawasan resor. Penggunaan tanaman penyangga disekitar sungai ini dapat memberikan manfaat ekologis bagi sungai dan lingkungan di sekitarnya.
Gambar 25. Sungai Wayari, Natsepa, Ambon (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Aksesibilitas Lokasi tapak dapat ditempuh dalam lama perjalanan sekitar
3.5 jam
melalui penerbangan domestik dari bandara Soekarno-Hatta kemudian dilanjutkan selama 20 – 25 menit dari Bandara Pattimura dengan menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, kawasan ini dapat dicapai dengan menempuh jarak ±14 km dari kota Ambon melalui kendaraan umum (bis dan taksi) dan kendaraan pribadi. Akses menuju tapak melalui jalur darat berada dalam kondisi yang baik. Sirkulasi kendaraan dalam akses ini tergolong sedang pada pagi sampai dengan siang hari dan tergolong sangat rendah pada malam hari. Hal ini disebabkan karena prasarana berupa jalan utama ini menuju tapak dan sekitarnya ini tidak dilengkapi penerangan pada malam hari. Penerangan pada jalan hanya terdapat di pusat kota Ambon, sedangkan untuk daerah yang menjauhi pusat kota belum dipasang lampu penerangan jalan. Kondisi malam hari tanpa penerangan ini cenderung menjadi salah satu kendala dalam aksesibilitas menuju tapak. Oleh karena itu, akses menuju kawasan ini perlu ditata lebih lanjut khususnya penataan untuk sistem penerangan lampu jalan.
44
Topografi Menurut data lapang melalui pengamatan dari pihak kontraktor utama, lahan eksisting pada tapak berupa rawa dengan dasar karang. Beberapa daerah disekitar tapak merupakan daerah empang atau tambak ikan, dan rawa-rawa dengan kedalaman 1-2 meter dengan dasar karang yang selanjutnya dilakukan penimbunan setinggi 1-1.5 m dengan bahan dominan pasir dan batu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kathrine A .Monk et all dalam Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku bahwa pada Kepulauan Maluku memiliki keanekaraaman batu karang yang terhampar sepanjang pantai. Karang dalam topografi tapak merupakan karang pinggiran Pantai Ambon dengan jenis dan jumlah yang terendah. Level (0,0) pada tapak berada pada talud yang berada di sebelah selatan tapak. Posisi talud berada pada ketinggian 70 cm dari jalan utama dalam tapak. Titik tertinggi berada pada talud dan titik terendah berada di area kolam renang hotel pada level (-1.30) dari talud. Secara keseluruhan tapak berada pada ketinggian 0.8 m diatas permukaan laut. Dengan kondisi topografi eksisting yang bervariasi, desain lanskap yang dibuat lebih dikembangkan pada daerah bukaan dengan mengoptimalkan kontur pada tapak yang lebih bervariatif. Pada bagian yang relatif curam dilakukan proses cut and fill untuk mempermudah sirkulasi pada desain dan retensi terhadap bangunan. Badan Air Di sekitar tapak terdapat badan air berupa laut, sungai bawah tanah (tertutup) dan tiga titik sumur cukup dalam yang diyakini mengandung air bersih dan sebagian dikelola menjadi sumur dalam. Sungai tersebut pada awalnya merupakan sungai terbuka yang kemudian ditimbun. Penimbunan sungai ini dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mendapatkan sumber air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Secara ekologis penimbunan sungai ini dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan sekitar. Penimbunan sungai ini menyebabkan air tidak mengalir secara alami ke bagian hilir. Apabila musim hujan datang dan curah hujan turun dengan intensitas yang tinggi, dapat diperkirakan air sungai ini akan meluap karena aliran air yang terhalang. Oleh karena itu, perlu penataaan tata hijau untuk daerah aliran sungai ini. Salah satunya dengan penanaman vegetasi penahan air seperti pohon bambu di sekitar sempadan
45
sungai setebal 2-3 meter untuk mengantisipasi hal tersebut. Berdasarkan hasil analisis air yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah Bogor disebutkan bahwa contoh air yang terdapat pada tapak mengandung pH 7-7.9 dan hasil selengkapnya disajikan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Contoh Air (Lokasi : Natsepa, Ambon). 1 0,687 7 0 0,02 5,26 0,51 1,61 0,00 0,00 0,00 7,40 0,02 0,00 0,66 1,94 4,6 0,00 10,93
2 0,989 7,9 0 0,04 4,70 1,71 3,84 0,00 0,00 0,00 10,29 0,28 0,01 3,8 2,13 4,71 0,00 7,22
26 0,18 0,00 0,00 0,01
59 0,24 0,00 0,00 0,01
0,04 (Sumber : Tropica Greeneries, 2007)
0,00
mg/l air bebas lumpur
m.e/l air bebas lumpur
Nomor Contoh Air DHL 25°C dS/m pH NH4 K Ca Mg Kation Na Fe Al Mn Jumlah Kation NO3 PO4 SO4 Anion Cl HCO3 CO3 Jumlah Anion Kadar Lumpur (mg/l) B Pb Cd Co Cr
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Balai Penelitian Tanah Bogor menyebutkan bahwa air pada sumur-1 dan sumur-2 terdapat CaCO3 bebas terutama Ca dan Mg karena memiliki pH mendekati 8. Kandungan kapur yang sangat tinggi di dalam air tersebut menyebabkan evaporasi pada tanaman lebih rendah dibandingkan dengan air mineral meskipun tanaman berada di daerah kering. Tingginya kandungan Ca dan Mg dalam air menyebabkan tidak adanya kandungan Al, Mn dan Fe dalam air tersebut. Oleh karena itu, air disekitar tapak hanya digunakan untuk tanaman dan kebutuhan lainnya dan air tersebut tidak digunakan untuk minum.
46
Geologi dan Tanah Hasil analisis terhadap tiga contoh tanah pada tapak yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah Bogor disajikan pada tabel 6. Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dilakukan Balitanah Bogor dapat dijelaskan bahwa tanah-1, tanah-2 dan tanah-3 bermuatan negatif sehingga memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang dapat mengikat dan mempertukarkan kation di dalam tanah. Ketiga tanah tersebut, memiliki kejenuhan basa yang ratarata lebih dari 100 %. Hal ini disebabkan karena adanya basa-basa pada larutan tanah dan terdapat jenis-jenis mineral tertentu yang larut dengan ammonium asetat (NH 4OAc) sehingga dapat meningkatkan basa-basa. Apabila dilihat dari jumlah basa, ketiga jenis tanah tersebut berada di daerah kering dengan struktur tanah yang porous. Tanah-1 memiliki KTK yang tinggi dibandingkan dengan tanah-2 dan tanah-3 karena pada tanah-1 memiliki kadar liat yang tinggi. Pada tanah-2 memiliki kadar pasir yang dominan dan tanah-3 yang dominan memiliki kadar pasir paling tinggi diantara kedua tanah tersebut sehingga KTK-nya pun paling kecil. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar liatnya maka semakin tinggi KTK-nya dan begitu pula sebaliknya. Tekstur yang ada pada tanah-1 tergolong pada tekstur liat berdebu, pada tanah-2 teksturnya lempung berpasir dan tanah-3 teksturnya pasir. Ketiga tanah tersebut memiliki C-org yang rendah karena terdapat di daerah yang kering dan tanahnya kurang subur sehingga perlu pengelolaan yang baik karena terdapat akumulasi Fe dan S yang tinggi yang dapat menurunkan produksi. Untuk mencukupi kebutuhan tanah maka perlu penambahan tanah subur pada proses pelaksanaan penanaman nantinya.
47
Ekstrak 1:5
Tekstur
Tabel 6. Hasil Analisis Contoh Tanah (Lokasi : Natsepa, Ambon) Keterangan Pasir Debu
1
51 11
92 38
47
38
4
H2O
5,7
7,6
6,9
KCl
4,6
7,0
6,0
0,641
0,111
0,003
1,94 0,23 8 80 45 63 163 20,84 2,35 0,30 0,10 23,59 25,92 91 0,00 0,02 477 415 49847
1,67 0,21 8 71 8 31 64 14,85 0,71 0,12 0,09 15,77 10,35 >100 0,00 0,00 207 367 49694
0,05 0,01 10 18 7 8 69 1,66 0,3 0,14 0,07 2,17 2,13 > 100 0,00 0,00 1063 145 2505
DHL
Walkley&Black C Bahan Kjedahl N Organik C/N P2O5 HCl 25% K2O Olsen P2O5 Bray 1 P2O5 Morgan K2O Ca Mg Nilai tukar K kation (NH4Na Acetat 1N, Jumlah ph7) KTK KB* Al 3+ KCl 1N H+ Na Total (HNO3 + S HClO4) Fe (Sumber : Tropica Greeneries, 2007) Terhadap contoh kering 105 0C
Satuan
3
12 41
Liat pH
No 2
%
dS/m % mg/100g
ppm
cmol(+)/kg
% cmol(+)/kg
ppm
Iklim Keadaan iklim pada tapak mengikuti iklim meso dimana iklim kabupaten Maluku Tengah memiliki curah hujan rata – rata lebih dari 2000-3000 mm/tahun. Kondisi cuaca pantai pada bulan Mei – Agustus bergelombang, sedangkan musim teduh dimana keadaan laut tenang dan air menjadi jernih terjadi pada bulan Oktober – Maret. Menurut Prakiraan Musim Kemarau tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa anomali suhu muka laut
48
selama musim kemarau di wilayah perairan Indonesia bagian timur (Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) berada pada kisaran -0.5°C sampai +0.5°C. Selain itu, menurut hasil Badan Meteorologi dan Geofisika pada tahun 2005 disebutkan bahwa daerah Ambon memiliki kisaran suhu maksimum 31.36°C dan suhu minimum 24.05°C dengan tekanan udara maksimum 1011 dan minimum 1007. Kelembaban udara daerah Ambon sebesar maksimum 95.18% dan minimum 66.64%. Arah angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan maksimum 9.59 knot serta memiliki curah hujan rata-rata 11.5 mm/hari. Dapat
diperkirakan
bahwa
jumlah
pengunjung
akan
mengalami
peningkatan pada musim teduh karena kondisi laut pada saat itu cenderung jernih dan tenang sehingga kondisi iklim yag seperti ini bisa dimanfaatkan untuk menarik pengujung dan wisatawan ke dalam tapak melalui berbagai kegiatan atraktif yang bisa dilakukan di darat (pantai) maupun di laut.
Vegetasi dan Satwa Keanekaragaman vegetasi pada tapak diantaranya beanekaragam semak, pohon peneduh dan tanaman pantai. Salah satu jenis semak yang menjadi ciri khas daerah di sekitar Pantai Natsepa adalah puring (Codiaeum variegatum). Puring di daerah ini memiliki berbagai bentuk dan warna daun yang berbeda, unik dan menarik yang tidak banyak dijumpai di daerah lainnya. Pohon peneduh yang banyak dijumpai di sekitar tapak diantaranya pohon ketapang dengan daunnya yang merah mencolok memberikan kesan visual yang menarik, pohon pulai, pohon pala, tanaman pantai seperti pohon kelapa dan bakau, serta vegetasi alami lainnya. Pada tapak tidak banyak dijumpai satwa yang khas. Satwa yang ada di sekitar tapak diantaranya burung laut, serangga, dan biota laut lainnya. Vegetasi eksisting yang terdapat di tapak dapat dilihat pada tabel 7.
49
Tabel 7. Jenis Tanaman Eksisting Pada Tapak
NO
Nama Latin
Nama Lokal
1.
Alstonia scholaris
Pulai
2.
Axonophus compressus
Rumput
3.
Cocos nucifera
Kelapa
4.
Ipomea pes-caprae
Ipomea
5.
Polyalthia longifolia
Glodokan
6.
Terminalia catappa
Ketapang
Jenis tanaman yang cukup beraragam ini bisa dijadikan sebagai potensi untuk memberikan nilai tambah berupa pemanfaatan tanaman lokal sebagai ciri khas dari resor ini sehingga desain lanskap pada resor ini dapat mengangkat nilai tanaman lokal itu sendiri. Utilitas , Fasilitas, Dan Pengguna Aston Ambon Natsepa Resort and Spa merupakan kawasan resort berkelas dunia yang menawarkan suatu tempat peristirahatan dan hotel berbintang lima yang nyaman bertaraf international. Fasilitas yang akan ditawarkan pihak pengelola diantaranya pengadaan tiga mess (asrama) yang diperuntukkan bagi karyawan, lapangan parkir yang cukup luas untuk pengunjung dan tamu hotel, sarana hiburan dan rekreasi untuk keluarga berupa hotel, restoran, kolam renang umum dan sarana olah raga air, dan fasilitas olahraga tenis dan bulutangkis. Dalam pengembangannya akan dibuka club house pada tahap perencanaan selanjutnya. Fasilitas penunjang hotel untuk kenyamanan pengguna (tamu hotel) diantaranya berupa gedung spa, toko souvenir dan perhiasan, restoran dan lobby, dan tempat bermain anak yang semuanya berada di dalam kawasan hotel. Sedangkan fasilitas hotel yang berada diluar ruangan berupa kolam renang utama dan anak-anak, amphitheatre untuk kegiatan atraksi dan kebudayaan, serta padang rumput luas dengan arena bermain anak, serta pengadaan jogging track khusus untuk tamu hotel. Selain itu kawasan ini juga dilengkapi dengan sistem pengamanan dan keamanan yang terjamin, pengadaan ruang mesin dan pembangkit tenaga listrik, serta pengadaan nurseri untuk kebutuhan supply tanaman bagi interior dan eksterior hotel dan tempat-tempat tertentu.
50
Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa merupakan kawasan yang ditujukan untuk kegiatan rekreasi dan wisata bagi pengunjung dalam dan luar negeri. Pengguna kawasan ini diantaranya pengelola resort dan hotel, pengunjung arena rekreasi kolam renang umum dan sarana olahraga air, olahraga tenis, dan bulutangkis, serta tamu hotel. Pengunjung kawasan ini dibedakan menjadi dua yaitu pengunjung dalam negeri dan pengunjung luar negeri. Pengunjung dari dalam negeri sendiri pun nantinya ada yang berasal dari wilayah sekitar maupun berasal dari wilayah lain yang masih dalam satu teritori wilayah RI. Dengan adanya kawasan resor ini, jenis pengunjung tidak dibatasi. Hanya saja, pembatasan jumlah pengunjung dikhususkan untuk pengguna hotel sesuai dengan kapasitas dan daya dukung yang ada.
Konsep Desain Deskripsi Konsep Perancangan lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan SPA memiliki konsep tropis minimalis dan modern yang mengedepankan ciri khas Ambon sebagai wilayah kepulauan dengan kekayaan laut dan kekayaan darat yang khas. Pengembangan konsep ini dibagi ke dalam tiga konsep utama diantaranya konsep ruang, konsep pemilihan tanaman, dan konsep pencahayaan. Konsep minimalis yang diterapkan pada desain lanskap mencirikan sesuatu yang praktis, dinamis, ringkas, efektif, dan efisien. Konsep minimalis barat cenderung rasional fungsional dan lebih menekankan pada optimalisasi ruang serta ekspresi kejujuran (material polos). Sedangkan konsep minimalis timur dipengaruhi oleh paham Zen-Buddhisme yang sangat filosofis, yakni menemukan isi di dalam kekosongan duniawi (nilai spiritual) yang jernih, polos, bening, dan merasakan kenikmatan dalam keterbatasan, kesederhanaan, keselarasan, efisien, dan efektif, dan menyimbolkan kekosongan dan keheningan (nilai spiritual) agar setiap ruang yang tercipta jernih, polos, dan bening. Selain itu, konsep minimalis menggunakan bahan yang hemat, efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan. Desain lanskap minimalis mensyaratkan pemeliharaan yang mudah, ringkas, dan praktis (Nirwono Joga, 2005).
51
Taman minimalis biasanya bercirikan bersih, murni, sederhana, rapi, halus, kontras, berunsur geometris primitif, dan mudah dalam hal pemeliharaan. Desain taman minimalis biasanya memakai sedikit jenis tanaman. Desain taman minimalis juga melibatkan elemen-elemen simbolik seperti batu dan air. Unsur air sering dipakai untuk dikontraskan terhadap elemen taman lain yang keras dan berbentuk kaku. Selain itu, taman minimalis dapat menonjolkan aksen natural dengan menyelaraskan desainnya terhadap kondisi alam dan permukaan / kontur tanah yang sudah ada, misalkan gunung, lembah, sungai, jalan setapak, kontur tanah yang tidak rata, dan ragam tanaman yang tumbuh di habitatnya (Endi. C.F, 2008) Konsep Pembagian Ruang Dalam hasil wawancara dengan pihak arsitek, konsep arsitektur bangunan secara garis besar adalah konsep modern dengan pendekatan ekletik. Gaya ekletik sendiri dihasilkan melalui perpaduan dua gaya atau lebih yang menghasilkan gaya baru. Pendekatan ekletik ini dilakukan dengan memadukan unsur tradisional ke dalam gaya modern. Pada dasarnya konsep ini ingin menyajikan suasana resort bernuansa tropis seperti di Bali dengan keindahan panorama alam khas daerah Ambon. Dalam perencanaan arsitektur hotel, seringkali memasukkan unsur lokal sebagai unsur khas daerah Ambon berupa kekayaan budaya lokal dan juga menampilkan unsur etnik dalam interior yanga akan digunakan. Hal tersebut dapat menjadi nilai jual bagi pihak owner. Konsep tropis yang terlihat pada bangunan dan lanskap dicirikan dengan bukaan lebar pada ruang-ruang tertentu sehingga potensi angin pada tapak dapat dimanfaatkan secara optimal. Konsep minimalis pada desain lanskap mengarah pada penyederhanaan dalam konsep tata ruang (optimalisasi fungsi-fungsi ruang), bentuk-bentuk geometris, ornamen polos, bahan asli, dan detail-detail pekerjaan yang rapi. Pembagian ruang sangat efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya, tidak ada ruang mati. Sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan berurut. Bentuk geometris, garis-garis bidang lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-titik pertemuan menyudut, proporsional, tetap sangat menonjolkan bentuk dasar arsitektur yang tegas, penggunaan warna netral, dan alami yang dapat memebrikan kesan lega dan lapang, warna murni (primer), representasi alam (tanaman, bentuk kontur, unsur
52
air), material mentah tanpa finishing yang berlebihan (kesan tenang, lembut, murni, suci, polos), tekstur, dan kontras (Nirwono Joga, 2005). Konsep ruang dalam perancangan lanskap ini membagi tapak ke dalam beberapa ruang diantaranya area penerimaan, area pelayanan, area display, area olahraga, dan area hotel. Area penerimaan mencakup pintu masuk utama kawasan resor. Area pelayanan terdiri dari area parkir utama, mess 1,2,dan 3, serta nurseri dan utilitas. Area display meliputi area display patung dan cottage garden. Area Olahraga meliputi area permainan olahraga air dan area olahraga indoor & outdoor (badminton dan tenis). Sedangkan area hotel meliputi roof garden, area terbuka hijau, amphitheatre, area kolam renang utama, dan jogging track.
Gambar 26. Konsep Pembagian Ruang Desain Lanskap AANRS
Konsep Pemilihan Tanaman Konsep pemilihan tanaman disesuaikan dengan konsep arsitektural yang telah ada. Namun, agar tetap memiliki nilai khas dari daerah Ambon pada tapak, konsultan lanskap menawarkan konsep lanskap dengan mengangkat unsur lokal daerah yang memiliki kebesaran nama sebagai pulau yang terkenal dengan rempah-rempah. Pemilihan tanaman yang digunakan dalam merancang resort ini memanfaatkan potensi dan keanekaragaman tumbuhan yang adaptif di wilayah Maluku, khususnya di sekitar Pantai Natsepa, Ambon. Secara umum, komposisi
53
tanaman yang digunakan terdiri dari tegakan pohon, semak, tanaman merambat, tanaman penutup tanah (ground cover), tanaman air, dan rumput. Tanaman yang digunakan terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan ciri khas, diantaranya: 1. Tanaman sebagai ciri khas tanaman lokal Penggunaan tanaman ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tanaman lokal. Tanaman tersebut diantaranya pohon cengkeh (Euginia aromatica), pala (Myristica fragrans), puring (Codiaeum variegatum), dan pulai (Alstonia scholaris) 2. Tanaman sebagai ciri khas tanaman pantai Penggunaan tanaman ini berfungsi sebagai tanaman pelindung pantai. Tanaman yang digunakan diantaranya pohon keben (Baringtonia asiatica) dan anggur laut (Coccoloba uvifera). Pohon anggur laut digunakan dengan tujuan untuk mengenalkan jenis tanaman baru pada pengunjung di wilayah Maluku, Ambon. 3. Tanaman sebagai ciri khas tanaman resort Tanaman yang digunakan didominasi oleh pohon kelapa yang tersebar di sepanjang kawasan resort dan pohon kamboja yang penyebarannya hanya berada di sekitar kawasan hotel. Selain itu, tanaman pendukung lainnya juga dipergunakan untuk menambah keserasian dan keharmonisan komposisi tanaman dalam rancangan yang dibuat. Konsep Pencahayaan Terbatasnya supplai listrik di wilayah Ambon menyebabkan supplai listrik untuk tapak cenderung dibatasi untuk penggunaan pencahayaan pada area lanskap. Maksimal penggunaan daya listrik yang diijinkan pihak pengelola untuk kebutuhan pencahayaan lanskap sebesar 30.000 watt. Batasan tersebut menjadi acuan untuk membuat konsep pencahayaan yang seefisien mungkin tanpa mengurangi tujuan dari konsep pencahayaan itu sendiri. Pencahayan mempunyai kemampuan untuk menciptakan bentuk, ragam emosi, bahkan sebuah kenyataan baru pada ruang-ruang umum melalui peggunaan komposisi. Pencahayaan akan membentuk bagaimana suatu ruangan terlihat. Hal ini secara visual dapat memperluas atau membatasi ketajaman mata pada suatu ruang berdasarkan kaitannya dengan kegemilangan antara suatu objek atau area
54
dengan yang lain. Selain itu, pencahayaan juga mengenalkan kualitas emosional pada suatu ruang seperti : suasana romantis, misteri, drama, dan kesenangan. Pencahayaan lanskap memiliki tiga tujuan dasar yaitu menyediakan keselamatan / keamanan, kenyamanan, dan estetika (safety, security, dan aesthetics). Ketiga tujuan ini menempatkan masalah spesifik dalam lingkungan pada malam hari. Selain itu, pencahayaan dalam proses perancangan harus memiliki hubungan atau keterkaitan elemen – elemen yang akan ditonjolkan dengan pemandangan di sekitarnya. Fungsi
keamanan
(safety)
dalam
pencahayaan
digunakan
untuk
menghindari kecelakaan pada pengguna tapak. Dalam hal ini, pencahayaan pada lanskap harus menyediakan pandangan yang jelas dari setiap kemungkinan – kemungkinan rintangan/halangan pada suatu lingkungan seperti pada jalan setapak, peralihan antara darat dan air, dan sebagainya. Fungsi ini ditekankan khususnya pada area parkir dan batas – batas tapak. Fungsi kenyamanan (security) digunakan untuk menghindari gangguan dari berbagai kejahatan yang secara psikologis menambah rasa aman atau terlindungi bagi para pengguna. Fungsi ini digunakan pada rancangan tapak diantaranya untuk pencahayaan pada footpath (sirkulasi pejalan kaki), anak tangga, kolam renang, dan semak. Fungsi estetika dalam pencahayaan dapat membawa keindahan dalam suatu lingkungan. Nilai estetika yang ditonjolkan pada pencahayaan harus mampu menciptakan kesatuan ruang antara ruang interior dan eksterior sehingga keindahan pada ruang outdoor dapat terlihat dari dalam (indoor). Selain itu, fungsi estetika dalam pencahayaan dapat menciptakan kesan luas apabila melihat pemandangan ke arah luar, memberikan efek dinamis, dan mengurangi kesan menakutkan di malam hari. Dalam rancangan tapak, penerapan fungsi tersebut dititik beratkan diantaranya pada area publik seperti area kolam renang utama, dan juga pada pohon – pohon besar yang dapat menimbulkan kesan menakutkan di malam hari. Penggunaan tipe – tipe lampu taman untuk kawasan resor ini diantaranya : a. Lampu sorot (spot light), untuk pencahayaan pada pohon dengan karakterisik morfologi tanaman yang unik pada area display taman.
55
b. Lampu tanam (burried light), untuk pencahayaan pada pohon dan tanaman rambat area display tertentu serta pencahayaan hard material c. Lampu taman (bollard), untuk pencahayaan didalam area lanskap untuk menambah nilai estetis dan fungsi keamanan. d. Lampu Jalan (pole light), untuk pencahayaan pada area sirkulasi dan area servis di kawasan resor.
Sirkulasi Sirkulasi pada tapak terbagi menjadi tiga yaitu sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi kendaraan bermotor, dan sirkulasi pelayanan untuk pengelola. Sirkulasi pejalan kaki berupa jalur pedestrian selebar 1.5 m disamping badan jalan dengan menggunakan konstruksi paving blok. Area sirkulasi pengunjung untuk kegiatan rekreasi dibatasi hanya sampai pada area restoran yang letaknya disamping area rekreasi dan olahraga air. Sedangkan sirkulasi untuk pengguna dan pengunjung hotel lebih luas yaitu pada seluruh area kawasan resor. Pada tapak terdapat dua akses masuk yaitu pada pintu masuk utama yang berdekatan dengan jalan raya Natsepa dan akses masuk melalui dermaga disebelah utara kawasan untuk pintu masuk eksklusif pengunjung hotel. Pintu masuk utama yang berdekatan dengan jalan raya diperuntukan bagi pengunjung dan pengguna kawasan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa termasuk pengunjung hotel. Site Plan Setelah dilakukan proses pematangan konsep desain, tahapan selanjutnya adalah pembuatan site plan sesuai dengan tema konsep yang akan diangkat. Tahap pembuatan site plan ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan sketsa tangan terlebih dahulu kemudian diubah ke dalam format AutoCAD. Perubahan desain pada tapak dilakukan sesuai dengan hasil rapat dengan pihak owner dan konsultan arsitek. Hasil tersebut kemudian dijadikan sebagai referensi untuk melakukan revisi pada gambar desain. Konsep tatanan lanskap yang digunakan dalan desain kawasan resor ini adalah mengangkat tema lanskap tropis minimalis modern yang dipadupadankan
56
dengan nuansa keindahan panorama pantai Ambon. Proses pembuatan desain pada tapak dibagi ke dalam beberapa titik area diantarannya : 1.
Pintu Masuk dan Keluar Utama Kawasan Resor Konsep desain pada area ini adalah mengoptimalkan ruang yang kecil menjadi ruang yang lebih menonjol untuk memaksimalkan fungsi ruang sebagai area penerimaan. Kondisi ruang yang tidak terlalu besar ini dirancang dengan peletakan tanaman yang tidak biasa dijumpai di daerah Ambon untuk menarik perhatian pengunjung yang datang dari berbagai arah. Ruangan ini didesain dengan menggunakan kombinasi pohon kelapa dan pohon ketapang kencana sebagai aksen, serta kombinasi rumput dan semak pendek dan berbunga seperti agave dan bougenvil.
2.
Area Mess 1, 2, dan 3 Mess difungsikan sebagai bangunan asrama untuk pihak pengelola kawasan resor. Bangunan ini terdiri dari tiga gedung yang terletak pada dua area. Mess 1 berada di sebelah barat laut kawasan resor sedangkan mess 2 dan 3 berada disebelah timur dan tenggara kawasan. Desain yang gunakan pada area mess ini menggunakan tanaman yang berfungsi sebagai screen sekaligus menjadi buffer. Penggunaan semak dan pohon sebagai ciri khas tanaman lokal seperti pohon cengkeh, pala, dan puring mendominasi area ini dengan sedikit penambahan tanaman khas pantai, semak berbunga, palem-paleman, dan penutup tanah seperti pohon kelapa, bougenvil, palem kuning, bakung, kembang sepatu, serta rumput gajah pada area mess 1. Desain ini difungsikan untuk menghalangi pandangan ke arah mess 1 yang merupakan area privat bagi pengelola kawasan resor sehingga daerah tersebut dapat terisolir dari pengunjung. Pada area mess 2 dan 3 terdapat lahan parkir mobil dan motor. Desain lanskap pada area ini menggunakan kombinasi tanaman peneduh seperti pohon cengkeh, trembesi, ketapang, dan flamboyan. Lahan parkir mess 2 dan 3 menggunakan pohon peneduh dan pelindung yaitu pohon flamboyan pada tempat parkir motor berkapasitas 15 kendaraan dan pohon ketapang pada tempat parkir mobil berkapasitas 10 kendaraan.
57
3.
Area Parkir Area parkir yang didesain oleh arsitek direncanakan untuk lahan parkir mobil berkapasitas 108 kendaraan dan lahan parkir motor berkapasitas 66 kendaraan. Desain lanskap pada area ini mengoptimalkan penggunaan pohon peneduh seperti pohon ketapang, pohon flamboyan, dan pohon trembesi untuk menciptakan ruang yang teduh dan nyaman sehingga panas dari ruang yang cukup terbuka ini dapat diserap oleh pepohonan. Dengan penambahan sedikit pohon kelapa dan kombinasi tanaman semak serta penutup tanah seperti puring, palem kuning, taiwan beauty, dan rumput gajah. Penggunaan semak sedang pada area parkir seperti palem kuning, puring, dan bougenvil difungsikan untuk menghalangi pandangan ke arah mess 2 dan 3 yang dikhususkan sebagai area privat untuk pengelola. Material perkerasan pada area parkir direncanakan dengan menggunakan grass block sebagai material yang ramah terhadap lingkungan.
4. Area Display Patung Area display patung merupakan area memanjang yang difungsikan sebagai area display sekaligus tempat rekreasi bagi pengunjung. Pada area ini
direncanakan
penempatan
patung
burung
rajawali
yang
dikombinasikan dengan permainan ritmik air mancur berbentuk kabut dimana seolah-olah tampak burung tersebut sedang melayang terbang di angkasa. Desain lanskap pada area ini bergaya formal dengan pola geometris dengan peletakan posisi tanaman dan pot-pot yang searah memanjang menuju patung display. Tanaman yang dipergunakan adalah Bucida buceras (ketapang kencana) berjumlah 18 pohon dengan porsi yang seimbang disebelah kiri dan kanan. Penggunaan pohon ini bertujuan untuk mengenalkan jenis tanaman baru ke dalam kawasan resor agar tampilan desain pada area dispaly ini terlihat berbeda dan menrik perhatian pengunjung. Selain itu, tanaman pendukung lain yang digunakan adalah Alstonia scholaris (pulai) sebanyak delapan buah, Axonophus compressus (rumput gajah), Bougainvillea spectabilis (Bougenvil) yang
58
ditanam dalam pot, dan Pelthoporum inerme (Flamboyan) yang ditanam sebagai pohon penyangga. 5. Area Restoran dan Permainan Olahraga Air, dan Sport Centre Area ini merupakan area yang didesain dengan memperbanyak penanaman pohon kelapa (Cocos nucifera) dan pohon ketapang (Terminalia catappa) pada area parkir. Penggunaan tanaman peneduh Pelthoporum inerme difungsikan untuk menyerap panas di sekitar area permainan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna. 6. Area Hotel dan Cottage Garden Area ini mencakup area display taman dan area lanskap didalam hotel yaitu area kolam renang hotel, amphitheatre, dan lawn di depan bangunan hotel wing A dan B. Pada area cottage garden didesain dengan pola dan penempatan tanaman semak dan penutup tanah yang menyebar di sekitarnya. Latar belakang taman ini dihalang dengan menggunakan pohon Casuarina equisetifolia sebagai tanaman penghalang. Ditengah –tengah taman dibuat ornamen batu-batuan melingkar menyerupai pola zein berbentuk kerang. Begitu pula dengan jalan setapak yang dibuat dengan menggunakan motif lantai berpola kerang dan binatang laut. Area hotel dicirikan dengan penanaman pohon kamboja (Plumeria sp.) yang menyebar di sekitar area hotel. Pada area penerimaan pintu masuk depan hotel ditanam kombinasi pohon kelapa dengan pohon kamboja kuning berpola simetris dipadukan dengan penambahan semak Calathea lutea pada pilar di depan lobby hotel. Desain pada area penerimaan ini berupa taman berbentuk oval dengan permainan kontur pada lahannya yang dikombinasikan dengan peletakan elemen air berupa water feature untuk menghadirkan nuansa gemericik air yang menenangkan. Area parkir hotel menggunakan variasi pohon ketapang dengan pohon pala. Desain lanskap pada area kolam renang hotel mendirikan kesan minimalis dengan pengaturan letak pohon kelapa secara simetris yang ditanam dalam pool deck dengan variasi nat rumput dan pohon bougenvil dalam pot. Kolam renang utama di area ini merupakan kolam renang
59
overflow yang didesain agar permukaan air kolam sejajar dengan permukaan air laut sehingga memberikan kesan meluas dan menyatu dengan laut. Desain lanskap pada area ini tidak menghalangi view ke arah laut sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, area ini juga dilengkapi dengan toilet outdoor dan kolam untuk anakanak berbentuk pola dinamis menyerupai tokoh kartun Disney. Kombinasi taman disekitar area kolam renang hotel ini menggunakan tanaman Coccoloba uvifera, Rhapis excelsa, Baringtonia asiatica,dan Calathea luthea. Taman disebelah barat kolam renang didesain menghalangi akses dan arah pandangan ke amphitheatre dengan penggunaan semak tinggi berdaun indah. Di area juga ini terdapat lagoon yaitu kolam renang yang khusus dipergunakan oleh tamu hotel kelas eksklusif. Kolam renang ini berada tepat di depan kamar tamu hotel. Fasilitas ini diberikan khusus untuk tamu hotel yang menginginkan privasi dalam melakukan kegiatan renang. Desain pada amphitheater dan lawn wing A&B yang dibuat memiliki keterkaitan antar ruang dengan pemanfaatan pohon kamboja dan flamboyan sebagai tanaman peneduh dalam area rekreasi publik. Area ini difungsikan sebagai area yang memfasilitasi kegiatan-kegiatan/program yang dibuat oleh pihak pengelola. Pada lawn wing A&B didesain untuk menciptakan kenyamanan rekreasi keluarga dengan pemanfaatan ruang terbuka dan dilengkapi dengan pengadaan childrenplayground diatas petakan kombinasi nat koral dan rumput. 7. Roof Garden (Supp A, Supp B, dan Presidential Suite) Roof garden terbagi menjadi tiga area yaitu roof garden supp A yang berada di atas gedung wing B, roof garden supp B yang berada di atas gedung wing C, serta roof garden presidential suite yang dibuat khusus untuk pemilik hotel. Desain pada roof garden supp A dan B menggunakan kombinasi pohon kamboja yang ditanam diatas planter box tunggal dan planter box yang dilengkapi dengan bangku taman serta adanya penambahan semak seperti palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) dan puring (Codiaeum variegatum) diatas hamparan rumput (Axonophus
60
compressus). Selain itu, pada tapak didesain peletakan water feature diantara ruang servis (drug store, pearl shop, dan handicraft&gift shop) pada supp A dan diantara ruang servis (drug store, money changer, dan airline office) pada supp B dan untuk membangkitkan suasana kenyamanan dalam pelayanan dengan memanfaatkan suara gemericik air. Railing pagar pada roof garden ini ditanami dengan Ipomea pes-caprae sebagai penambah nilai keindahan dan berfungsi sebagai tanaman penghalang. Desain pada roof garden supp B dilengkapi dengan pola penanaman
rumput
bertingkat
penggunaan gazebo
dan children
playground diatas bak pasir. Roof garden presidential suite juga didesain dengan konsep minimalis yaitu dengan peletakan empat buah tanaman kamboja diatas planter box dan dipadankan dengan pola lantai simetris yang disilangkan dengan penambahan rumput dan nat koral sikat. Pada area ini juga menggunakan gazebo kecil yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk menikmati panorama laut serta keindahan taman pada roof garden. Peletakkan water feature tepat di depan pintu kamar memberikan keindahan dan suasana rileks yang dapat dinikmati dari dalam maupun luar ruangan. 8. Area Utilitas dan Nursery Area ini didesain dengan kombinasi penggunaan pohon kelapa (Cocos nucifera), flamboyan (Pelthoporum inerme), gandaria (Bouea macrophylla), bambu (Bambusa vulgaris) dan rumput (Axonophus compressus). Penggunaan tanaman ini berfungsi sebagai tanaman penyangga dan penghalang ke arah area utilitas. Dengan penanaman pohon berjarak rapat bertujuan untuk mengalihkan pandangan pengguna tapak yang melewati area ini. Selain itu, pada area ini didesain nurseri yang nantinya akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan stok tanaman untuk kebutuhan indoor. 9. Area Jogging Track Area ini merupakan salah satu fasilitas penunjang hotel Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa yang didesain untuk pengguna hotel yang
61
ingin melakukan kegiatan olahraga jogging maupun jalan santai. Desain jogging track ini berbentuk garis perpaduan lengkung dan linear yang dikombinasikan dengan kuldesak pada ujung dan pangkalnya dan beberapa titik tertentu dijalur ini menggunakan batu refleksi. Selain itu, jalur jogging track ini juga dilengkapi dengan pergola sepanjang 15 meter. Desain pada area ini menggunakan kombinasi pohon pelindung, semak berbunga dan berdaun unik. Ilustrasi site plan proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 27. Ilustrasi Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon
62
63
Gambar 29. Perspektif Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
64
Gambar 30. Tampak Samping Porte Cochere Welcome Area Hotel Aston Ambon Natsepa Reort dan Spa, Ambon
Gambar 31. Tampak Depan Porte Cochere Welcome Area Hotel Aston Ambon Natsepa Reort dan Spa, Ambon
65
Detail Softmaterial dan Hardmeterial Softmaterial yang digunakan berupa tanaman lanskap yang didesain berdasarkan permintaan dari owner dan jumlah stok koleksi yang ada di nuseri sehingga anggaran biaya building construction untuk proyek ini dapat tekan. Penggunaan tanaman dikelompokkan ke dalam tujuh jenis tanaman yaitu palem, pohon, semak, tanaman rambat, tanaman air, tanaman penutup tanah, dan rumput. Kisaran tinggi pohon yang digunakan mencapai 3 – 5 m sesuai dengan spek tinggi yang digunakan yaitu meter batang ataupun tinggi keselurahan (overall). Untuk semak, tanaman rambat, tanaman air, dan penutup tanah menggunakan spek tinggi keseluruhan dengan kisaran 0.2 – 1 m . Penggunaan hardmaterial pada desain ini baru sebatas pada penggunaan site furniture yang melengkapi desain tapak seperti penggunaan water feature, signage, lantai bermotif kerang laut (floor patern), planter box, jogging track dan pergola, lighting, bollard, pottery, children playground, serta greenwall. Water feature yang digunakan ada tiga macam sesuai dengan peletakkannya yaitu water feature yang diletakkan di lobby, roof garden supp A dan B, serta roof garden pada presidential suite. Water feature pada lobby menggunakan bahan fiberglass berwarna biru berbentuk bulat dengan ketinggian 0.5 m sesuai gambar ilustrasi (Gambar 32). Water feature pada roof garden menggunakan bahan terazzo hitam dengan ketinggian 0.85 dan 1.25 m sesuai gambar ilustrasi (Gambar 32). Water feature pada roof garden presidential suite menggunakan bahan terazzo batu alam sesuai gambar ilustrasi (Gambar 32).
Lobby
Roof garden
Roof Garden Presidential Suite
Gambar 32. Water Feature pada Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
66
Signage didesain sebagai petunjuk arah yang diletakkan pada area hotel dan gedung spa. Bentuk desain yang minimalis ini terbuat dari bahan terazzo putih dengan tinggi hampir mencapai 2 m sesuai dengan gambar 33. Floor patern didesain 4 x 4 m dengan penambahan motif kerang dan binatang laut dan terbuat dari bahan batu palimanan putih sesuai dengan gambar 33.
Signage
Floor Patern
Gambar 33. Signange & Floor Patern pada Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort & Spa (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Planter box yang digunakan pada terbagi dalam dua jenis, planter box tunggal dan planter box dengan penambahan bangku taman sesuai dengan ukuran pada gambar kerja. Jogging track selebar 1.5 m didesain dengan perkerasan beton dan dikombinasikan dengan batu refleksi pada titik-titik tertentu. Selain itu, pergola sepanjang empat meter pada jogging track didesain dengan menggunakan bahan kayu sesuai dengan ukuran pada gambar kerja. Pencahayaan untuk area luar ditujukan untuk dua kepentingan yaitu kepentingan fungsional dan dekorasi. Pencahayaan dekoratif dibagi menjadi dua yaitu downlighting dan upper lighting. Downlighting adalah metode pencahayaan dimana cahaya yang dikeluarkan mengarah ke bawah. Bias cahaya yang dihasilkan berkesan alami karena terlihat seperti pancaran sinar matahari/bulan dari atas. Sedangkan upperlighting adalah metode pencahayaan dimana cahaya yang dikeluarkan mengarah ke atas. Pencahayaan ini biasa digunakan untuk menciptakan bayangan halus, memperjelas figur objek, membuat siluet, dan menghadirkan focal point di taman. Konektivitas yang terjalin antar dua ruang dapat menciptakan suasana yang nyaman dan berpengaruh positif terhadap pengaruh emosinya. Oleh karena itu, hubungan keduanya harus dibuat semengalir
67
mungkin agar tercipta harmonisasi energi yang seimbang dengan pengaturan posisi bangunan (Imelda Akmal, 2007). Pencahayaan pada desain lanskap menggunakan spesifikasi tipe-tipe lampu taman sebagai berikut : 1. Lampu sorot (spot light) yang bisa ditancap ke tanah maupun di sekrup ke batang pohon (Disano Dafne PAR 38/80-120 W, hitam) 2. Lampu tanam (burried light) yang dapat dimodifikasi dengan lensa warna (coloured filter) (Disano Floor JM-TS 70, Graphite) 3. Lampu tiang taman (garden light) (Disano FARO 4 – High Version, FLC 1 x 26 T, Graphite) setinggi 1 m 4. Lampu jalan/parkir (pole light) (Disano Iris, SAP-T70 W, Silver), khusus untuk lampu jenis ini disarankan menggunakan tambahan besi penyangga pada tiang sebagai tempat untuk publikasi kawasan resor.
Lampu tanam
Lampu tiang / Bollard
Lampu sorot
Lampu parkir dan Lampu jalan
Gambar 34. Model Lampu Taman pada Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber : PT Tropica Greeneries)
Pottery merupakan pot dengan variasi ukuran yang digunakan dalam desain ini. Pot ini didesain dengan motif kerang dan bintang laut dan
68
menggunakan bahan GRC (Glasfibre Reinforced Cement). Pot ini terbagi dalam tiga jenis sesuai ukuran gambar kerja yaitu : 1. Tipe 1 ( tinggi = 0.8 m, lebar = 0.6 m) 2. Tipe 2 ( tinggi = 0.6 m, lebar = 0.8 m) 3. Tipe 3 ( tinggi = 0.6 m, lebar = 1 m) Ketiga tipe pot ini tersebar di beberapa titik area desain yaitu di area display patung (pot tipe 2), area penerimaan hotel (pot tipe 1 dan 2), kolam restoran yang menghadap ke arah laut (pot tipe 2), area kolam renang hotel (pot tipe 2 dan 3), area amphitheater (pot tipe 3), dan area lawn wing A & B (pot tipe 3). Tipe pot untuk area penerimaan hotel dimodifikasi dengan penambahan lampu dalam pedestal pot. Children playground merupakan fasilitas bermain untuk anak yang diletakkan pada area lawn wing A & B. Material ini terbuat dari bahan kayu dengan struktur dan ukuran sesuai dengan gambar 35. Greenwall digunakan pada desain restoran hotel.Greenwall didesain berukuran 5 x 3.5 m disesuaikan dengan modul yang ada sesuai dengan gambar 35.
Children playground
Contoh modul greenwall
Gambar 35. Childrenplayground dan Modul Greenwall Desain Lanskap AANRS (Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Rencana Anggaran Biaya Pembuatan rencana biaya desain disesuaikan dengan SPK dan hasil desain yang telah dicapai. Pada tahap ini, biaya desain ditentukan berdasarkan tahap pengerjaan desain yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Rencana anggaran biaya pelaksanaan untuk proyek ini dibagi menjadi dua anggaran yaitu rencana anggaran biaya untuk soft material dan rencana anggaran biaya untuk
69
hard material. Hasil rencana anggaran biaya untuk desain lanskap ini dapat dilihat pada lampiran. Biaya untuk soft material dan hard material memperhitungkan harga dasar, keuntungan, biaya transportasi, jumlah tenaga kerja yang digunakan, biaya pemeliharaan, dan masa retensi. Harga penawaran untuk biaya soft material dan hard material dihitung belum termasuk pajak. Namun, harga penawaran tersebut sudah termasuk biaya penanaman, pemeliharaan selama tiga bulan dan masa retensi selama enam bulan. Untuk beberapa jenis tanaman seperti kelapa (Cocos nucifera), pulai (Alstonia scholaris), keben (Baringtonia asiatica), gandaria (Bouea macrophylla), pala (Myristica fragrans), jarak (Jathropa sp.), dan rumput (Axonophus compressus) diadakan dari supplier lokal di sekitar Ambon sehingga harga penawaran untuk beberapa jenis tanaman ini tidak terlalu memakan biaya yang lebih tinggi. Hal ini dapat menekan biaya untuk pengadaan soft material sehingga harga penawaran yang dikeluarkan tidak melebihi estimasi biaya dari owner. Namun pengadaan untuk beberapa jenis tanaman lain dan hardscape yang tidak ditemukan di sekitar Pulau Ambon dilakukan melaui kerjasama dengan supplier yang sering bekerjasama dengan PT. Tropica Greeneries yang berasal dari daerah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Lokasi tapak yang cukup jauh dengan sumber pengadaan barang menyebabkan tanaman dan hardscape harus dikenakan biaya yang lebih tinggi karena tingginya biaya transportasi untuk pengiriman barang-barang tersebut. Hal ini untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan seperti rusaknya barang atau matinya beberapa jenis tanaman sebelum penanaman dilakukan. Pada saat kegiatan magang berlangsung, perhitungan harga penawaran untuk soft material baru mencapai tahap perhitungan biaya untuk tanaman saja, sedangkan harga tersebut belum memperhitungkan penggunaan top soil, pupuk, dan biaya pemeliharaan. Harga peanawaran untuk soft material mencapai angka Rp. 1.041.272.800,00. Sedangkan perhitungan harga penawaran untuk hardscape belum dilakukan perhitungan. Tahap pengerjaan baru mencapai perincian beberapa jenis pekerjaan lanskap untuk pengadaaan hardscape yang meliputi perhitungan spek, jumlah dan unit.
70
Permasalahan Umum Proyek Aston Natsepa Resort & Spa Proyek yang sudah berjalan hampir dua tahun ini memiliki banyak kendala terutama dalam proses pembangunan. Secara umum, kendala mahasiswa magang dalam proyek ini antara lain kurangnya tenaga terampil yang dilibatkan dalam proyek yang cukup besar ini sehingga hasil kerja dirasa belum optimal. Belum adanya standardisasi dalam penomoran gambar sehingga menyulitkan dalam penyusunan hasil gambar kerja. Selain itu kurang efektifnya komunikasi antar pihak yang terlibat dalam proyek terkadang menyebabkan pekerjaan yang berhubungan dengan desain proyek tersebut. Sering berubahnya masukan untuk desain dari tenaga ahli senior dalam menyesuaikan permintaan dari owner menyebabkan sering terjadinya perubahan desain lanskap dalam lingkup jenis dan jumlah tanaman yang digunakan. Kendala yang terjadi di lapang pada saat proyek tersebut berjalan yaitu kurangnya displin dalam penerapan jadwal kerja dari pihak kontraktor pelaksana konstruksi bangunan lokal yang ditunjuk langsung oleh pemilik. Dalam pelaksanaannya, perkerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan target dan jadwal kerja yang telah disepakati bersama. Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah produktivitas dan tenaga kerja lapang. Tenaga kerja lapang memakai sumber daya lokal yaitu penduduk sekitar tapak, namun untuk supervisi menggunakan sumber daya yang berasal dari luar daerah Ambon. Salah satu alasan menggunakan jasa kontraktor lokal karena untuk mengefisiensikan waktu dan biaya karena kontraktor tersebut merupakan satu – satunya kontraktor kepercayaan pemilik yang mampu mensuplai bahan dasar bangunan (split) terbanyak di Ambon. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemilik berupaya untuk memberikan solusi berupa pengadaan seleksi untuk pekerjaan pembagunan lainnya khususnya pada area kolam renang utama hotel. Setelah dilakukan tahap penyeleksian, akhirnya pemilik menunjuk PT. Karya Adhya Utama sebagai sub kontraktor pelaksana kolam renang utama dan perkolaman lainnya. Selain itu, pihak arsitektur sebagai konsultan arsitek berupaya selalu mengontrol jadwal dan target pelaksanaan pekerjaan pembangunan untuk tahap selanjutnya. Segala permasalahan yang timbul dan solusi yang diberikan disepakati dalam setiap rapat antara pihak pemilik dengan pihak yang terkait seperti konsultan arsitek,
71
konsultan dan kontraktor lanksap, konsultan mekanikal dan elektrikal, dan pihak lainnya. Pada pelaksanaan proyek tersebut mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan dilapang diantaranya ketidaksesuaian jadwal kerja pihak kontraktor sehingga penyeleseaian tahap pembangunan di lapang tersendat dan tidak sesuai dengan target yang diinginkan oleh pemilik. Hambatan tersebut disebabkan karena kurangnya produktivitas dan jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh pihak kontraktor pelaksana bangunan.
Untuk
mengatasi keterlambatan ini pihak kontraktor pelaksana membuat surat pernyataan yang disebut dengan addendum untuk pengajuan perpanjangan waktu, pengajuan pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dengan alasan-alasan yang benar. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan dalam suatu pelaksanaan proyek bukan merupakan hal yang asing. Untuk meminimalkan keterlambatan tersebut, diperlukan pengawasan yang lebih teratur dan koordinasi antara pihak kontraktor pelaksana dengan pihak konsultan arsitek selaku pengawas dan juga koordinasi antara tenaga ahli dan pekerja lapang didalam proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa yang melibatkan berbagai pihak. Hal ini akan sangat membantu kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga target peyelesaian pekerjaan dapat dicapai oleh semua pihak.
72
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di PT. Tropica Greeneries dalam Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa berjalan dengan baik. Selama pelaksanaan magang banyak manfaat yang diperoleh melalui pengalaman kerja dan menambah wawasan di bidang Arsitektur Lanskap, khususnya dibidang perancangan dan pelaksanaan proyek. Mahasiswa mendapat banyak keterampilan yang dibutuhkan dalam perancangan dan pelaksanaan proyek, mengenal berbagai macam alat dan bahan, serta dapat mempelajari sistem kerja di perusahaan yang bergerak di bidang lanskap khususnya di PT. Tropica Greeneries. Secara umum proses perancangan Proyek Aston Natsepa Resort dan Spa sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari proses perancangan yang dilakukan secara bertahap mulai dari survai lapang, analisis dan sintesis, pembuatan konsep desain lanskap, sampai dengan pembuatan rencana anggaran biaya. Proses desain yang dilakukan di perusahaan ini secara garis besar sesuai dengan teori proses desain oleh Booth, namun pada pelaksanaanya tidak semua tahap dalam proses desain dilaksanakan. Proses desain yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan anggaran biaya yang disepakati oleh kedua belah pihak melalui pewaran harga desain. Selama pelaksanaan proyek konsultasi lanskap pada PT. Tropica Greeneries ditemukan beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut dipecahkan melalui pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan lanskap dapat diwujudkan melalui kerjasama yang baik antara pihak konsultan lanskap, sub kontraktor, arsitek, klien, dan konsultan lain yang terlibat. Pada pelaksanaan pekerjaan lanskap di PT. Tropica Greeneries sangat memprioritaskan biaya serta kualitas pekerjaan untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal.
73
Saran Perlu adanya suatu sistem dan mekanisme kerja yang baik dalam proyek dan dalam kinerja perusahaan untuk mendapatkan hasil dan target yang diinginkan. Pencapaian target tersebut harus didukung oleh sumberdaya yang memadai baik dalam kapasitas dan jumlah tenaga kerja untuk pengerjaan suatu proyek agar pekerjaan yang dihasilkan tepat waktu dan berkualitas. Hal tersebut diantaranya : 1. Sistem manajemen PT. Tropica Greeneries harus diterapkan lebih baik agar efisiensi dan efektifitas kegiatan dalam perusahaan tercapai 2. Memperjelas struktur organisasi perusahaan dengan menambah karyawan dan pembagian tugas kerja yang jelas sesuai dengan kebutuhan proyek dan kapasitas kerja karyawan agar proyek dapat ditangani dengan baik 3. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pihak lain agar tidak terjadi mis-komunikasi pada saat pelaksanaan pekerjaan lanskap baik dalam kegiatan studio maupun kegiatan lapang. 4. Menjalin kerjasama yang baik antara Departemen Arsitektur Lanskap dengan PT. Tropica Greeneries. Selain itu, saran yang dapat penulis berikan untuk proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa diantaranya : 1. Membuat suatu perencanaan lebih lanjut untuk tata hijau di sekitar daerah aliran sungai untuk keberlangsungan fungsi ekologis dikawasan resor 2. Melakukan
berbagai
pendekatan
teknis
untuk
perlindungan
dan
pengamanan daerah pantai dikawasan resor seperti pembuatan tembok laut, pembuatan krib tegak lurus pantai, pembuatan bangunan pemecah gelombang sejajar pantai, ata dengan penambahan supplai sedimen pada pantai yang tererosi. 3. Bekerjasama dengan pemda setempat dalam pengadaan sistem penerangan jalan di sekitar jalan raya Natsepa sebagai akses utama menuju kawasan resor.
74
DAFTAR PUSTAKA Akmal, Imelda. 2007. Pencahayaan dalam Simple Garden. Edisi 1/II. hal 38-41. Anonim. 2007. http://www.malteng.go.id [12 Mei 2007] Anonim. 2007. Natsepa.http://radiobakubae.com/informasiwisata [16 Mei 2007] Anonim. 2007. Objek Wisata. http://dinaspariwisatapropinsimaluku.go.id [16 Mei 2007] Anonim. 2007.Resort. http://www.wikipedia.com/resort [30 Mei 2007] Anonim. 2007. Spa. http://www.wikipedia.com/spa [30 Mei 2007] Anonim.2007.Iklim. http://www.bmg.go.id/prakiraan/balaiwilayah/pusat iklim Regional IV Makassar (13 September 2007) Anonim. 2007. Iklim. http//www.bmg.go.id/prakiraan musim kemarau 2007 [13 September 2007] Anonim. 2007. Pantai Natsepa. http://www.googleearth.com/natsepa Ambon [29 Desember 2007] Booth, Norman K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. USA : Waveland Press, Inc.315p. Eckbo, G.1964. Urban Lanscape Design. New York: McGraw - Hill Book Co.248p. De Chiara J and L. E. Koppelman 1997. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan). Hakim J, penerjemah, Jakarta: Penerbit Airlangga. Terjemahan dari Site Planning Standards.380 p F, Endi C. 2008. Taman Minimalis. http://www.targ3d.com/tamanminimalis [ 24 Januari 2008] Ingels, Jack. E. 1997. Landscaping : Principles and Practices.5th edition. Delmar Publisher. New York. 419 p. Joga, N. 2005. Taman Minimalis. http://www.kompas.com/tamanminimalis. [ 24 Januari 2008] Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan terbitan kedua. Bandung : Intermatra.133p Monk. Katherine A, Yance de Fretes, dan Gayatri Reksodihardjo.1997. The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku.Singapore : Periplus Editions.699p.
75
Nurisjah, S. dan Q. Pramukanto. 1995. Penuntun Perencanaan Lanskap Jurusan Budidaya Pertanian Institut Pertanian Bogor.tidak dipublikasikan. Rachman, Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lanskap.Makalah Diskusi dalam Festival Tanaman VI. Bogor. Tidak dipublikasikan. Sharky, Bruce. G.1994.Ready, Set, Practice Elements of Landscape Architecture Professional Practice. New York : John Wiey & Sons, Inc.263p Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture a manual of Site Planning and Design. New York : McGraw-Hill, Inc.330p.
76
LAMPIRAN
77
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja Proyek AANRS
78
Lampiran 1. Lanjutan
Lembar 2/2
79
Lsampiran 2. Form Penawaran Desain Lanskap Proyek AANRS
80
Lampiran 3. Surat Konfirmasi Pihak Konsultan Arsitek ke PT. Tropica Greeneries
81
Lampiran 4. Risalah Rapat Proyek AANRS
82
Lampiran 4. Lanjutan
Lembar 2/3
83
Lampiran 4. Lanjutan
Lembar 3/3
84
Lampiran 5. Hasil Analisis Contoh Tanah Kawasan AANRS
85
Lampiran 6. Hasil Analisis Contoh Air Kawasan AANRS
86
Lampiran 7. Sketsa Konsep Desain Area Lagoon AANRS
87
Lampiran 8. Sketsa Revisi Gambar Proyek AANRS
88
Lampiran 9. Sketsa Potongan Area Pool Hotel AANRS
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
Lampiran 31. RAB Soft Material PT TROPICA GREENERIES SOFTSCAPE PACKAGE ASTON AMBON NATSEPA RESORT AND SPA PROJECT
ITEM
JENIS PEKERJAAN LANSKAP
I A 1 2
PENANAMAN PALM Chrysalidocarpus lutescens (Palem Kuning) Cocos nucifera (Kelapa)*
3 4
Phoenix (Phoenix roebelenii) Rhapis exelsa (Palem Waregu)
SATUAN
HEIGHT
UNIT PRICE
300 67 67 67 5 200
pohon pohon pohon pohon pohon plb
1 md 3 ht 4 ht 5 ht 1,25 m
Rp60,000 Rp750,000 Rp750,000 Rp750,000 Rp750,000 Rp85,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
18,000,000 50,250,000 50,250,000 50,250,000 3,750,000 17,000,000 189,500,000
2 8 25 21 18 10 31 17 9 20 32
pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon
6 m ov 2,5 m ov 2.5 m ov 3 m ov 3 m ov 3 m ov
Rp1,350,000 Rp450,000 Rp120,000 Rp300,000 Rp1,200,000 Rp300,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,700,000 3,600,000 3,000,000 6,300,000 21,600,000 3,000,000
2 m ov 4 m ov 3 m ov 3 m ov
Rp450,000 Rp450,000 Rp450,000 Rp450,000
Rp Rp Rp Rp
7,650,000 4,050,000 9,000,000 14,400,000
Sub Total B 1
TREES Alstonia scholaris (Pulai)*
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bambusa sp. (Bambu) Baringtonia asiatica (Keben)* Bucida buceras (Ketapang Kencana) Bouea macrophylla (Gandaria)* Casuarina equisetifolia (Cemara) Coccoloba uvifera (Anggur Laut) Erythrina chrystagali (Dadap merah) Myristica fragrans (Pala)* Pelthoporum inerme (Flamboyan Kuning)
QUOTATION TOTAL PRICE
QTY
Remark
ambon
Sudah rimbun
ambon ambon/jakarta ambon
ambon
111
11 12 13 14 15 16
Plumeria sp. (Kamboja Kecap/Merah) Plumeria alba (Kamboja) Plumeria rubra (Kamboja Pink) Plumeria sp. (Kamboja Kuning) Samanea saman (Trembesi) Terminalia catappa (Ketapang) Sub Total
2 25 30 2 6 70 741
pohon pohon pohon pohon pohon pohon
3.5 m ov 3 m ov 3 m ov 3 m ov 3 m ov 3 m ov
Rp3,750,000 Rp450,000 Rp450,000 Rp3,750,000 Rp450,000 Rp150,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7,500,000 11,250,000 13,500,000 7,500,000 2,700,000 10,500,000 128,250,000
C 1 2 3 4 5
SHRUBS Agave americana (Agave) Agave attenuata (Agave) Alamanda sunnee (Alamanda) Angelonia salicariaefolia (Angelonia) Calathea luthea (Calathea)
50 20 30 2166 100
plb plb plb plb plb
Rp60,000 Rp40,000 Rp12,000 Rp8,000 Rp40,000
Rp Rp Rp Rp Rp
3,000,000 800,000 360,000 17,328,000 4,000,000
6 7
Calliandra haematocepala Catharantus rosea (Vinca)*
350 500
plb plb
Rp70,000 Rp20,000
Rp Rp
24,500,000 10,000,000
8 9
Codiaeum variegatum (Puring) Gardenia carinata alba (Gardenia)
2000 604
plb plb
0.5 m 0.3 m 0.25 m 0.3 m ov 1m 0.6-0.8 m 0.15 m 0.5 - 1.5 m 0.5 m ov
Rp20,000 Rp18,000
Rp Rp
40,000,000 10,872,000
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Gardenia carinata yellow (Gardenia) Heliconia sp. (Heliconia) Hymenocallis speciosa (Bakung) Hibiscus rosasinensis (Kembang Sepatu) Jathropa curcas (Jarak Hijau)* Jathropa gossypifolia (Jarak Merah)* Jathropa pandurifolia (Jathropa) Murraya paniculata (Kemuning) Musa sumatrana (Pisang bercak Merah)
100 2000 5152 2500 50 50 672 500 50
plb plb plb plb pohon pohon plb plb plb
0.2 m ov 0.8 m 0.3 m ov 0.5 m ov 1 m ov 1 m ov 0.5 m ov 0.5 m ov 1m
Rp120,000 Rp5,000 Rp2,400 Rp20,000 Rp40,000 Rp40,000 Rp14,000 Rp10,000 Rp60,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
12,000,000 10,000,000 12,364,800 50,000,000 2,000,000 2,000,000 9,408,000 5,000,000 750,000
fragrance, tan baru
ambon ambon
112
19 20 21 22 23 24
Neomarica gracilis (Iris) Penicetum setaceum (Penicetum red) Penicetum setaceum (Penicetum white) Pleomele reflexa (Song of Jamaica) Polycias sp Sansevieria trifasciata (Pedang - pedangan) Sub Total
2500 270 840 15 2 400 20921
plb plb plb plb pohon plb
0.3 m ov 0.4 m ov 0.4 m ov 1.5 m ov 2.5 m ov 0.5 m ov
Rp2,400 Rp4,000 Rp4,000 Rp450,000 Rp450,000 Rp8,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
6,000,000 1,080,000 3,360,000 6,750,000 900,000 3,200,000 235,672,800
D 1 2 3
CLIMBER Bougainvillea spectabilis (Bougenville) Ipomea pes-caprae (Morning Glory) Lonicera japonica (Lonicera) Sub Total
2500 40 50 2540
pohon pohon pohon
0.5 m 0.5 m 0.2 m
Rp12,000 Rp40,000 Rp12,000
Rp Rp Rp Rp
30,000,000 1,600,000 600,000 32,200,000
E 1 2
WATER PLANT Nelumbo nucifera (Lotus) Nymphaea sp. (teratai)
40 30 70
pohon plb
0.8 m
Rp80,000
Rp
800,000
1800 1200
plb plb
Sub Total F 1 2 3 G
Groundcover Cuphea hysopilla (Taiwan Beauty) Lantana sp (Lantana Yellow) Catharanthus roseus (Vinca) Sub Total TURF
1
Axonophus compressus (Rumput Gajah)* Sub Total
III
SOIL
Rp
0.1 m ov 0.1 m ov
Rp4,000 Rp4,000
3000
17834
m²
Rp25,000
Rp Rp
800,000
1,800,000 7,200,000
Rp
9,000,000
Rp Rp
445,850,000 445,850,000
tanpa asrama, ambon
113
1
Tanah subur
2
Manure (pupuk)
m³ m³ Sub Total
V
MAINTENANCE GRAND TOTAL NOTE:
Rp
1,041,272,800 price is excluding PPN
1 Water for watering the plants and with enough pressure must be available from the beginning of planting and is provided by the owner 2 Termite control by owner 3 Electricity provided by owner 4 Price INCLUDING planting media, maintenance for 3 month and a guaranty peroid of 6 month
114
Lampiran 32. RAB Hard Material PT. TROPICA GREENERIES HARDSCAPE PACKAGE ASTON AMBON NATSEPA RESORT AND SPA PROJECT
ITEM I 1 2 3
II 1
2
3 4 5 6 7 8
JENIS PEKERJAAN LANSKAP
SPEC
SCULPTURE AREA Floor pattern Bollard Pottery type 2 (dia. 0.8 m) Semen+pasir+rangka besi Tekstur gris + bintang laut Cat cream + batu alam Sub Total ROOF GARDEN Water feature Supp A (100 x 200 cm) Bak air + cawan + Mesin pompa + Install Lighting (lampu sorot) Water feature Supp B (100 x 200 cm) Bak air + cawan + Mesin pompa + Install Lighting (lampu sorot) Sign for Spa Building Lighting (lampu sorot) Loose pebbles Planter Box Planter Box + bangku Planter Box Panjang Planter box koridor
QTY
SATUAN
258 10 8
m² unit unit
QUOTATION UNIT TOTAL PRICE PRICE
Rp
50 watt
50 watt 50 watt 100 x 100 x100 cm 1125 x 127 x 100 cm 385 x 80 x 70 cm 385 x 100 x 100 cm
1 3
unit unit
1 3 1 2 15 11 1 1 1
unit unit unit unit m² unit unit unit unit
Remark
-
115
9
Gazebo modern
1
unit
Sub Total III 1 2 3 4 6 7 IV 1 2 3 4 5
RESTAURANT & LOBBY Planter box restaurant Planter box restaurant Loose pebbles/ Batu Alor Batu alam indoor garden Water fountain pot keramik/ porselain Pot Teratai (Type 2 (dia.0.8 m)) Green wall Sub Total COTTAGE GARDEN Zen Pattern Floor pattern Tempat sampah Bangku taman Batu alam besar Sub Total
V 1 2 3
LAWN WING A & B Type 3 (dia. 1 m) Children playground (wooden type) Nat + Pebbles
VI 1 2 3 4
GARDEN LIGHTING Lampu jalan Lampu Parkir Lampu Mercury Lampu sorot
120 x 120 x 70 cm 100 x 100 x 70 cm
t = 60 cm 440 x 378.2 cm
2 2 167 41 2 6
47.715 133.621 8 11
Rp
-
Rp
-
Rp
-
unit unit m² unit unit unit unit
m² m² unit unit unit
Rp
t = 60 cm
5 1 180.325
unit unit m²
40 watt 50 watt 250 watt 150 watt
59 32 7 106
unit unit unit unit
-
116
5 6 7 8 VII 1 2 3
4
VIII IX
X 1 2 3
Lampu sorot tanam Lampu sorot gantung Bollard Lampu pedestal pot type 2 POTTERY Type 1 ( dia. 0.6 m) Type 2 (dia.0.8 m) Type 3 (dia. 1 m) Semen+pasir+rangka besi Tekstur gris + bintang laut Cat cream + batu alam Type 4 (pot + lampu) Semen+pasir+rangka besi+ rumah lampu Tekstur gris + bintang laut Cat cream + batu alam Sub Total PERGOLA JOGGING TRACK Floor patern NURSERY SYSTEM Survai dan Marking/ Survaiing and marking grade Pembersihan dan pembentukan lahan/ Land clearing and grading Soil mix :
150 watt 150 watt 50 watt 50 watt
14 3 112 23
unit unit unit unit
t = 80 cm t = 60 cm t = 60 cm
4 22 19
unit unit unit
13
unit
16 x 1.5 m2
40
m²
l = 1.5 m
513.77
m²
Rp
m2 m2
-
117
4 5 6 7 8 9
10
a. top soil (depth 20 cm) b. Pasir pasang c. pupuk kandang (1krg@50 kg) d. Humus Dolomit ( 1 krg @ 50 krg) Organic Soil Treatment (OST) Hydrogell Steger for tress ( dolken tripod fin cat) Biaya langsir tanah Persemaian / Nursery for plantation : a. rangka kayu b. jaring penutup c.Suplai air bersih/ Water supply point ( supplied by owner) Plantation transport with reef container (rental price) Sub Total NOTE:
Water for watering and with enough pressure must be available from the 1 beginning and is provided by the owner 2 Electricity provided by owner
m3 m3 krg krg krg kg kg set m3 m2 m2 lot
unit Rp
price is excluding PPN
118
Lampiran 33. Foto Tanaman Desain Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa A. Palem
Chrysalidocarpus lutescens
Cocos nucifera
Phoenix roebelenii
Rhapis excelsa
Palem kuning
Kelapa pantai
Phoenix
Palem wregu
T : 1 m daun
T : 3 -5 m batang
T : 1.5 m overall
T : .1.25 m overall
B. Pohon
Alstonia scholaris
Bambusa vulgaris
Baringtonia asiatica
Bucida buceras
Bouea macrophylla
Pulai
Bambu kuning
Keben
Ketapang kencana
Gandaria
T : 2,5 dan 6 m overall
T : 2.5 m overall
T : 3 m overall
T : 3 m overall
T : 3 m overall
119
Lampiran 33. Lanjutan
Casuarina equisetifolia
Lembar 2/5
Coccoloba uvifera
Erythrina chrystagali
Myristica fragrans
Pelthoporum inerme
Cemara
Anggur laut
Dadap merah
Pala
Flamboyan kuning
T : m overall
T : 2 m overall
T : 4 m overall
T : 3 m overall
T : 3 m overall
Plumeria sp.
Plumeria alba
Plumeria rubra
Plumeria sp.
Samanea saman
Kamboja kecap/merah
Kamboja putih
Kamboja pink
Kamboja kuning
Trembesi
T : 3 m overall
T : 3 m overall
T : 3 m overall
T : 3 m overall
T : 3 m overall
120
Lampiran 33. Lanjutan
Lembar 3/5
Terminalia catappa Ketapang T : 3 m overall
C. Semak
Agave americana
Agave attenuata
Alamanda sunnee
Alocasia machoriza
Angelonia salicariaefolia
Agave
Siklok
Alamanda
Alokasia / cente
Angelonia
T : 0.5 m overall
T :0.3 m overall
T : 0.25 m overall
T : 1 m overall
T : 0.3 m overall
121
Lampiran 33. Lanjutan
Calathea lutea
Lembar 3/5
Calliandra haematocepala
Catharantus rosea
Codiaeum variegatum
Cordyline fruticosa
Kalatea
Kaliandra
Tapak dara
Puring
Hanjuang merah
T : 1 m overall
T : 0.6 – 0.8 m overall
T : 0.5 m overall
T : 0.5 – 1.5 m overall
T : 0.5 – 1.5 m overall
Gardenia carinata alba
Gardenia carinata yellow
Heliconia sp.
Hymenocallis littoralis
Hybiscus rosasinensis
Gardenia putih
Gardenia kuning
Heliconia
Bakung daun kecil
Kembang sepatu
T : 0.5 m overall
T : 0.5 m overall
T : 0.8 m overall
T : 0.3 m overall
T : 0.5 m overall
122
Lampiran 33. Lanjutan
Jathropa sp.
Lembar 4/5
Jathropa pandurifolia
Murraya paniculata
Musa sumatrana
Neomarica gracilis
Jarak
Jathropa
Kemuning
Pisang bercak merah
Iris kuning
T : 1 m overall
T : 0.5 m overall
T : 0.5 m overall
T : 1 m overall
T : 0.3 m overall
Penicetum setaceum
Pleomele reflexa
Polycias sp.
Sansevieria trifasciata
Spathiphyllum cannaefolium
Kalatea
Song of Jamaica
Polycias
Pedang-pedangan
Spathypilum
T : 0.4 m overall
T : 1.5 m overall
T : 2.5 m overall
T : 0.5 m overall
T : 0.3 m overall
123
Lampiran 33. Lanjutan
Lembar 5/5
D. Tanaman Rambat
Bougainvillea spectabilis
E. Tanaman Air
Ipomea pes-caprae
Lonicera japonica
Nelumbo nucifera
Nymphaea sp.
Bougenvil
Morning glory
Lonicera
Lotus
Teratai
T : 0.5 m overall
T : 0.5 m overall
T : 0.2 m overall
T : 0.8 m overall
T:
F. Tanaman Penutup Tanah
Cuphea hysopilla
G. Rumput
Lantana sp.
Taiwan beauty
Lantana kuning
T : 0.1 m overall
T : 0.1 m overall
Axonophus compressus Rumput gajah