PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI “SELFIE DAN MANFAATNYA DIKALANGAN REMAJA” Nadya Arindittha Kusuma Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah Jakarta 11480, Indonesia, telp: (021) 534-5830/ fax: (021) 530-0244,
[email protected] Nadya Arindittha Kusuma, Satya Yudha Azwir, S.Sn., M.Sn
ABSTRACT Selfie is a new lifestyle this age. All of event in public always put selfie be a competition photograph to winning it. But in this era, selfie education not balance with the teenager about plus and minus. Lot in out there, teen use selfie to get more attention and compliment in case with every ways to get it. Ex : inappropriate photos, short skirt, shot pants, kissing with boy/girl friend. In this book that I’ve made, its about warn of all negative of it. The book is an illustration book, by hand drawing. The target about 14 – 16 years old teenager, because all the victim beetwen around they age and it’s good to giving them early education about negative and positive selfie.
Keywords : Selfie, Teenager, Education, Positive and Negative
ABSTRAK Selfie merupakan gaya hidup baru di era sekarang. Banyak dari semua event yang ada di masyarakat menempatkan selfie sebagai contoh luas untuk perlombaan foto. Tapi tidak semuanya baik di jaman sekarang, pengetahuan akan selfie tidak seimbang dengan positif dan negatif selfie yang di lakukan remaja. Masih banyak diluar sana remaja yang mencari perhatian menggunakan selfie dengan tidak baik, misalkan : foto yang tidak pantas, menggunakan rok dan celana pendek, bahkan berciuman dengan pacar laki – laki / perempuan mereka. Di dalam buku yang saya buat, mencakup peringatan negatif tentang hal itu semua. Buku ini adalah buku ilustrasi yang menggunakan gaya gambaran tangan. Di targetkan untuk remaja usia 14 – 16 tahun, karena banyak korban berkisar umur mereka, dan ini bagus untuk memberikan edukasi dini positif dan negatif untuk mereka.
Kata kunci : Selfie, Remaja, Pendidikan, Positif dan Negatif
1
PENDAHULUAN Jaman dahulu, berfoto bersama dilakukan jika ada perayaan penting, atau peristiwa penting, seperti ulang tahun, pernikahan,dll. Foto sendiri dikenang dalam bentuk film atau sudah jadi kertas foto yang lalu di simpan ke dalam album agar tetap terjaga dan orang yang melihatny menjadi nostalgia tesendiri. Namun semakin maju dan pesatnya teknologi, pandangan foto lama kelamaan makin berubah dengan adanya ponsel pintar atau yg kita kenal dangan “smartphone”. Dari smartphone itu munculah berbagai fitur tertutama kamera yang mulai di lirik masyarakat, Selfie.Selfie sendiri adalah, merupakan istilah untuk memotret diri sendiri. Menurut info yang diperoleh dari BBC, Selfie kemungkinan pertama kali dilakukan pada awal tahun 1800-an dengan menggunakan cermin atau self-timer. Namun, kala itu Selfie tidak melibatkan objek tunggal seperti sekarang ini, namun dalam kelompok besar seperti berfoto dengan teman atau keluarga. Dalam dunia modern, istilah Selfie diperkenalkan pertama kali oleh seorang fotografer bernama Jim Krause pada tahun 2005, sehingga kemudian menjadi genre baru dalam dunia fotografi.
Jim Krause
Kini, istilah tersebut makin popular, karena bukan hanya dilakukan oleh masyarakat biasa saja, namun kalangan elite pun seperti selebritis, pejabat, tokoh panutan publik, bahkan presiden juga gemar melakukan Selfie. Peristiwa yang paling heboh adalah Selfie yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat Barrack Obama, bersama PM Denmark Helle Thorning-Schmidt, dan PM Inggris, David Cameron pada saat pemakaman Nelson Mandela. Foto Selfie yang mereka lakukan bahkan menjadi head-line di salah satu koran ternama Inggris. Semakin berkembangnya teknologi, juga semakin memudahkan kita dalam melakukan Selfie. Kini, semakin banyak produk smartphone yang menawarkan kamera depan dengan resolusi tinggi dan beragam fitur kamera yang digunakan, seperti teknologi kamera Samsung NX3000 yang cukup kedipkan mata untuk foto Selfie. Bertambah maraknya sosial media, juga membuat masyarakat semakin gemar memotret diri, dan mengunggahnya ke jejaring sosial. Mau tak mau, Selfie dalam berbagai telaah dan perspektif kemudian mengandung hal yang positif maupun negatif.
METODE PENELITIAN Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : -
Media cetak : buku dan artikel. Media elektronik : internet, website, facebook dan twitter Wawancara dengan narasumber, Kimmy dan Geraldine, murid di SMP Notre Dame
2
Berikut adalah hasil penilitian berupa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) dari majalah Girls : Analisa SWOT a. Strength (kekuatan)
: - Selfie sudah dikenal dimasyarakat. - Banyak peminatnya. - Mudah diketahui/mengetahui.
b. Weakness (kelemahan)
: - Problem Social yang berakibat bullying disekolah maupun di sosial media karena foto yang seronok dan kurang sopan dalam bertingkah laku.
c. Opportunity (kesempatan)
: - Tidak ada edukasi buku ilustrasi mengenai selfie. Ini menjadikan peluang baik untuk memulai karya baru yang memberikan dampak positif.
d. Threat (ancaman)
:
- Remaja yang malas untuk membaca, dan salah tanggap atau salah pengertian terhadap selfie.
HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN Konsep Visual Visual Berdasarkan hasil penelitian dari penulis, keyword konsep dan image dari keseluruhan produk adalah Solusi, Asik, Praktis, Narsis. Dimana visual dari buku ilustrasi ini didasarkan dari penerapan keyword tersebut yaitu dibuat dengan penuh solusi terhadap selfie yang negatif, serta asik untuk di baca, praktis di dapatkan dan tentu saja masi bisa narsis buat selfie. Tipografi Typeface yang digunakan untuk judul adalah Orange Juice 2.0, font Bite and Bullet untuk tag line, dan font jenis tulisan tangan dengan menggunakan font Handeer untuk mengisi body text, font Irish Spagetti untuk Bab dan Sub-Bab, Hasil Visual Hasil visual untuk Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Buku Ilustrasi Selfie dan Manfaatnya di Kalangan Remaja, antara lain :
3
1. Cover Buku
gambar 1.1 Cover buku Gambar diatas merupakan contoh dari cover buku Selfie dan Manfaatnya di Kalangan remaja. Pada cover terdapat seorang perempuan yang sedang memegang hp yang menyamai wajahnya, hal ini memiliki pesan yaitu, segala sesuatu yang kamu foto dan masuk ke hp kamu, dan nantinya akan di unduh ke media sosial, itu adalah bagian dari dirimu yang tidak bisa terpisah oleh factor apapun, karena setiap hal yang kamu tangkap entah itu baik atau buruk, tetap saja itu merupakan cerminan diri kamu. Gambar ini melambangkan dari big idea sendiri yaitu Selfie is Me. 2.Halaman Isi Buku Berikut ini adalah beberapa contoh isi buku yang menggunakan 4 – grid :
4
Gambar 2.1(1)Daftar isi
(2)halaman Temukan sisi Positifnya
5
gambar 2.2 halaman restoran
gambar 2.3 halaman the Duck Face
6
3. Media Pendukung Berikut adalah beberapa media pendukung : 3.1 Desain Pembatas Buku
Gambar 3.1.1 pembatas buku
3.2 Desain Poster
Gambar 3.2.1 poster 1 7
Gambar 3.2.2 poster 2
3.3 Desain Pin dan Mug
Gambar 3.3.1 desain pin
8
Gambar 3.3.2 desain mug
3.4 Desain Notes
9
Gambar 3.4.1 tampan depan ( kiri ), tampak belakang ( kanan )
10
3.5 Desain X-Banner
Gambar 3.5.1 desain x-banner
11
3.6 Desain Flag dan Handphone Case ( by stiker )
Gambar 3.6.1 flag 1 ( kiri ), flag 2 ( kanan ) 3.7 Desain Kaos
Gambar 3.7.1 desain kaos
12
3.8 Desain Stiker
Gambar 3.8 desain stiker
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari semua pembahasan, diharapkan Publikasi Visual Buku Ilustrasi Selfie ini dapat di terima dengan semua konsep dan maksud tujuannya, yang menginginkan semua remaja Indonesia dapat menempatkan harkat dan bartabatnya sebagai wanita dengan sopan dan bangga di kemudian harinya. Serta menjadi salah satu buku yang dapat membimbing anak Indonesia menjadi lebih baik. Proyek Tugas Akhir ini merupakan persyaratan yang ditempuh mahasiswa dan mahasiswi jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara. Dan pada proyek Tugas Akhir kali ini penulis memilih topik “Selfie dan Manfaatnya di Kalangan Remaja” untuk memberikan pengertian dari sisi positif tentang selfie, dan menjauhkan sisi negatif dari selfie yang merugikan para remaja. Untuk memberikan pengertian lebih kepada remaja bahwa berperilaku di kamera itu memerlukan kesopanan dan tata cara yang baik. Karena berfoto selfie merupakan cerminan diri sendiri, apapun bentuk dari foto yang sudah di dapatkan, hal itu merupakan bagian dari sendiri. Selfie adalah dirimu sendiri. Sehingga keluarga, teman, dan masyarakat dapat lebih menghargai kita ( pelaku
selfie ) dengan memberikan selfie positif dan memberikan manfaat. Saran Dengan Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Buku Ilustrasi Selfie dan Manfaatnya di Kalangan Remaja, diharapkan value dari semua ini dapat membentuk karakter yang lebih mengutamakan tata cara kesopanan dalam berfoto dan di unduh ke media sosial. Di harapkan juga remaja 14-16 dapat menerima semua yang diberikan didalam buku dengan sisi dan sikap positif , dan bisa memberikan contoh yang baik untuk semua orang. Dan apabila semua informasi yang telah saya tulis dan gambar ini memiliki kekurangan, dari sisi narasumber maupun beberapa faktor selfie postitif ataupun negatif, saya berharap dapat di lengkapi dan 13
di sempurnakan di karya ilmiah selanjutnya. Jika ada beberapa kesalahan dan kekurangan maupun hasil yang terlalu menyinggung atau tidak seutuhnya benar, semoga tidak di ulangi kesalahan saya dengan cara menunjukkan kesalahan dalam karya ilmiah yang akan datang. Selain itu di sarankan kedepannya, jika ada karya ilmiah yang setipe dengan karya saya yaitu selfie akan lebih menarik lagi jika karya tersebut di buat secara komik dengan 2 pelaku yang menunjukkan positif dan negatifnya, sehingga lebih jelas dalam penerimaan informasi dan lebih menarik untuk di baca.
REFERENSI Dameria, Anne. (2007). Color Basic Panduan Dasar Warna untuk Desainer & Industri Grafika. Edisi pertama. Jakarta : Link Match Graphic Darmawan, Ferry. 2010. Fotografi dengan Kamera Ponsel. Dari https://imajiplus.wordpress.com/teknik-technic/tips-trick/fotografi-dengan-kamera-ponsel/ . Diperoleh tanggal 8 Juni 2015. Dr. Pamela Rutledge. 2014 Apa Kata Psikolog Soal Foto “Narsis” di Jejaring Sosial. Dari http://berita.republik-ti.web.id/2014/01/apa-kata-psikolog-soal-foto-narsis-di.html. Diperoleh tanggal 2 September 2015. Fahfahfah’s, 2015. Ilustrasi fahfahfah’s. https://instagram.com/fahfahfahs/?hl=en. Diperoleh tanggal 25 Maret 2015
Dari
Lieberman, J. Ben. (1967). Types of Typefaces and How to Recognize Them. New York : Sterling Publishing. Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar dan Penerapannya. Edisi baru. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. TIMES. 2014 Tiga Kota di Indonesia Masuk Rangking Kota Paling "Selfie" di Dunia. Dari http://www.suara.com/tekno/2014/03/11/212134/tiga-kota-di-indonesia-masukrangking-kota-paling-selfie-di-dunia. Diperoleh tanggal 28 Agustus 2015. Thouars, Tara De. 2014. Dear Me!. Jakarta : Lintas Kata Mukrima, Syifa S. 2013. Layout ( Tata Letan ). Dari http://www.slideshare.net/SyifaMukrimaa/tata-letak-manop-kelompok-3, tanggal 7 Juni 2015. W Keith Campbell. 2015 Psikolog Ungkap Bahaya Terlalu Banyak 'Selfie', Dari http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/15/06/15/npy0e5-psikolog-ungkapbahaya-terlalu-banyak-selfie. Diperoleh tanggal 2 September 2015.
RIWAYAT PENULIS Nadya Arindittha Kusuma lahir di Balikpapan pada bulan 29 September tahun 1993, menamatkan SD di SD Tarakanita Jogjakarta, SMP di SMP Santa Maria Banjarmasin, SMA di SMA Stella Duce 1 Jogjakarta, dan terakhir S1 di Universitas Bina Nusantara Jurusan New Media.
14
15