PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU SILEK HARIMAU MINANGKABAU Rizky Radian NIM: 1100019632 Telp: 08126820706 Email:
[email protected] Alamat: Jl.Btahin Betuah No.1A Duri, Riau Dosen Pembiming: Hagung Kuntjara SW, Drs. : D2739
ABSTRAK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Jurusan New Media, Tugas Akhir Sarjana Desain Komunikasi Visual, Semester (Ganjil) tahun 2012 Perancangan Komunikasi Visual Buku Silek Harimau Minangkabau Rizky Radian (1100019632) (08PAU) Abstrak TUJUAN PENELITIAN, Mencari data yang akurat mengenai subyek yang dibahas dalam Tugas Akhir dengan diperkuat landasan teori dari berbagai literatur. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah wawancara langsung dengan pihak terkait, observasi terhadap linkungan yang terkait serta melalui pustaka. HASIL YANG DICAPAI Data-data yang telah diperoleh sangat akurat. KESIMPULAN Pihak yang terkait adalah yayasan yang mewadahi para pencinta seni beladiri Silek Harimau Minangkabau agar seni beladiri asli dari Indonesia ini tidak punah. Seni beladiri ini juga sering ditampilkan dalam event – event Minangkabau di Jakarta dan sudah disebarkah ke seluruh dunia seperti Austria, Jerman, Amerika dll. Silek Harimau Minangkabau juga pernah tampil di festival beladiri Bercy di Perancis. Sehingga publikasi buku ini akan menjadi sesuatu yang sangat ditunggu oleh banyak pencinta seni beladiri. Kata Kunci : Seni, Pertarungan, Alam
1
2 ABSTRACT BINA NUSANTARA UNIVERSITY
Department of New Media Final Bachelor of Visual Communication Design Semester (Odd) of 2012
Visual Communication Design Silek Harimau Minangkabau Book
Rizky Radian (1100019632) (08PAU) abstract RESEARCH OBJECTIVES Finding accurate data about the subjects discussed in the Final Project with a strengthened theoretical basis of the literature. METHODS The method is research conducted direct interviews with stakeholders, observations related to the environment as well as through the library. THE RESULTS ACHIEVED The data have been obtained very accurately. CONCLUSION Stakeholders is the foundation that embodies the lovers of martial arts Silek Harimau Minangkabau to the original martial arts of Indonesia and far from extinction. This martial art is often displayed at the Minangkabau events in Jakarta and had spreaded into the world like Austria, Germany, USA etc.. Silek Harimau Minangkabau has also appeared in Bercy martial arts festival in France. So the publication of this book will be something that is awaited by many lovers of martial arts. Keywords: Art, Battle, Nature
PENDAHULUAN Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan kebudayaan dan kesenian adat tradisional. Terdapat banyak ras dan suku tradisional di Indonesia, dan masing – masingnya mempunyai berbagai macam adat istiadat dimulai dari bahasa, tarian, makanan, pakaian, kerajinan dan lain – lain. Oleh sebab itu Indonesia disebut sebagai Negara yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Tetapi karena kurangnya masyarakat Indonesia sendiri atas kekayaan budaya adat tersebut tidak sedikit warisan nenek moyang kita yang hilang karena tidak ada penerus ataupun di klaim bangsa lain sebagai budaya asli mereka. Budaya adat seni beladiri juga banyak diwariskan dari nenek moyang kita, salah satunya Silek Minangkabau, diambil dari bahasa Minangkabau yang artinya silat minangkabau. Silat Minangkabau
3 juga mempunyai beberapa aliran utama antara lain Silek Tuo (Silat Tua), Silek Harimau (Silat Harimau), Silek Lintau (silat Lintau), Silek Sitaralak (Silat Sitalarak), Silek Pauah (Silat Pauh), Silek Sungai Patai (Silat Sungai Patai), Silek Luncua (Silat Luncur), Silek Gulo – Gulo Tareh ( Silat Gulo – Gulo Tareh), Silek Baruah (Silat Baruah), Silek Kumango (Silat Kumango) dan Silek Ulu Ambek (Silat Ulu Ambek). Dan saat ini Silek Minangkabau yang paling terkenal adalah Silek Harimau. Silek Harimau Minangkabau kembali menjadi perhatian masyarakat ketika diangkat ke layar lebar tahun 2009 oleh sutradara asal Inggris, Gareth Evans, dalam filmnya yang berjudul “Merantau”. Dibintangi oleh Iko Uwais, film ini bercerita tentang seorang pendekar Silek Harimau handal dari Sumatera Barat yang memutuskan untuk pergi merantau ke Jakarta.
METODE PENELTIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah wawancara langsung dengan pihak terkait, observasi terhadap linkungan yang terkait serta melalui pustaka.
HASIL DAN BAHASAN Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau adalah teknik bela diri tradisional yang berasal dari Minangkabau (Sumatera Barat), salah satu bagian/provinsi dari Indonesia. Seperti namanya “Silek Harimau” atau “Silat Harimau”, sebagian gerakan Silek Harimau diadaptasi dari filosofi dan gerakan Harimau dan memiliki banyak gerakan seperti tendangan, serangan, kuncian, serangan balik (counter), pertempuran dalam posisi tidur (ground) dan penggunaan senjata. Salah satu karakteristik yang mencolok pada Silek Harimau adalah teknik – teknik dengan tangan terbuka yang meniru cakar harimau, dengan tehnik itu memungkinkan mereka untuk mengambil (grab), mengunci (lock) lawan mereka dan membuat lawan mereka terjatuh ke tanah. Silek Harimau menjunjung tinggi metode tradisional. Namun terus tumbuh dan berkembah untuk beradaptasi pada perkembangan zaman serta mempunyai kegunaan untuk pertahanan diri, kebugaran badan, pertumbuhan badan dan yang paling penting untuk melestarikan warisan budaya tradisional Indonesia. Sejarah Silek Harimau Minangkabau Silek atau silat (bahasa Indonesia) adalah seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Disamping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar. Wilayah Minangkabau di bagian tengah Sumatera sebagaimana daerah di kawasan Nusantara lainnya adalah daerah yang subur dan produsen rempah-rempah penting sejak abad pertama masehi, oleh sebab itu, tentu saja ancaman-ancaman keamanan bisa saja datang dari pihak pendatang ke kawasan Nusantara ini. Jadi secara fungsinya silat dapat dibedakan menjadi dua yakni sebagai; • •
panjago diri (pembelaan diri dari serangan musuh), dan parik paga dalam nagari (sistim pertahanan negeri).
Faktor Pendukung •
Topik Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau ini sangat menarik dan belum ada buku yang membahas lebih dalam.
4 • • •
Adanya komunitas dan perguruan Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau ini. Adanya film yang mengangkat Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau sebagai pembahasan utama dalam film tersebut. Didukung oleh Persatuan Silat Nasional.
Faktor Penghambat • • •
Banyaknya Seni Beladiri Silat yang lain di Indonesia Generasi muda jaman sekarang lebih suka beladiri dari luar seperti Muaythai, Krav Maga dan lain lain Banyak masyarakat yang beranggapan silat di Indonesia itu sepenuhnya bersifat mistis dan tidak logis
Faktor S.W.O.T Strength • Memiliki konten yang lebih lengkap dan spesifik, dengan visualisai yang baik dibandingan dengan buku yang sudah beredar di pasaran. Weakness • Kurangnya apresisasi masyarakat terhadap budaya minang, khususnya Silek Harimau. Opportunity • Silek harimau minang kabau makin dikenal karena adanya film garapan Gareth Evans yaitu merantau • Banyak pecinta silat yang ingin mempelajari berbagai macam beladiri indonesia • Salah satu aset budaya yang dimiliki indonesia Threat Silek Harimau Minangkabau ini hanya diperuntukkan untuk saudara sekeluarga orang yang menguasai ilmu Silek Harimau Minangkabau ini.
Target Audiens • Geografis Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar Indonesia. • Demografis Jenis Kelamin
:
Pria
Usia
:
25 - 45 tahun
Kelas sosial
:
A-B
• Psikologi Senang akan sesuatu yang baru, suka menghadapi tantangan, memiliki ketertarikan dengan seni beladiri dan budaya terutama seni beladiri.
Identifikasi Masalah • • •
Kurangnya minat masyarakat Indonesia jaman sekarang untuk belajar lebih jauh tentang budaya Indonesia sendiri. Masyarakat jaman sekarang mau yang serba cepat dan instan, mereka kebanyakan tidak bisa rutin dan mengikuti dalam waktu yang cukup lama. Sedikitnya guru Silek Harimau Minangkabau dan tempat – tempat berlatih dan belajar cuma berada pada kota kota besar.
5 •
Besar minat masyarakat mempelajari Silek Harimau Minangkabau saat ini, sehingga dibutuhkannya buku ini sebagai dasar pengetahuan.
Rumusan Masalah Bagaimana merancang visualisasi buku Silek Harimau Minangkabau yang bisa mewakili sebagian besar unsur – unsur seni dan pengetahuannya untuk dipublikasikan ke masyarakat dunia khususnya Indonesia sehingga kelestarian-nya terjaga dan yang paling penting dikenal sebagai kebudayaan asli Indonesia. Tujuan Desain Membuat buku tentang Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau yang memiliki perpaduan estetika desain grafis dan ilmu pengetahuan dengan kemasan menarik pula yang membuat buku ini menjadi menarik untuk dibaca, dimiliki dan buku yang wajib dimiliki oleh pecinta budaya Indonesia serta pecinta seni beladiri.
Strategi Visual Unsur-unsur desain yang dipih dalam pembuatan buku Silek Harimau Minangkabau ini adalah : Warna Warna-warna yang dipilih dalam pembuatan buku ini adalah warna tua seperti merah tua, hitam, agar memberikan kesan kokoh dan ekspresif yang dicampur dengan warna-warna terang seperti merah, kuning, dan abu-abu. Percampuran ini juga agar memberikan kesan tradisional dan menunjukkan belang harimau. Tipografi Tipografi yang digunakan adalah typeface serif untuk keperluan body teks. Serif dan sans serif untuk elemen visual dan display, tipografi yang digunakan adalah yang memiliki karakteristik kontemporer dan tradisional. Ilustrasi Gaya ilustrasi yang diberikan untuk buku ini adalah gaya ilustrasi manual dengan pendekatan realis dan di mix dengan komputerisasi digital, untuk memberikan kesan tradisional tetapi tetap tidak ketinggalan zaman dan juga digabungkan dengan display visual dari tipografi. 4.3.2.4 Fotografi Fotografi yang ditampilkan adalah dokumentasi asli beberapa pihak seperti dari dokumen Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam, serta dokumentasi asli milik pribadi. Dan ada pula beberapa foto yang diambil dari beberapa artikel yang memuat tentang Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau ini. Foto – foto akan ditampilkan dengan warna yang sedikit gelap sehingga didapatkan kesan menakutkan dan misterius. Dan akan digabungkan dengan display visual dari tipografi.
6
SIMPULAN DAN SARAN Dengan perancangan visual buku Silek Harimau minangkabau dapat membuat target audience menjadi lebih tau tentang seni beladiri yang berasal dari Sumatera Barat ini dan dapat melestarikan budaya asli Indonesia sampai kapanpun dan bisa dipakai sampai turun temurun sehingga orang tidak lagi kesulitan dalam mencari informasi tentang Silek Harimau Minangkabau ini sendiri sekalipun tidak ada lagi narasumber profesional yang bisa ditanyai langsung. Dengan buku ini juga akan menambah daya tarik seni beladiri Minangkabau sehingga banyak yang tertarik untuk belajar lebih dalam. Distribusi dari buku ini harus memiliki strategi dan sistem yang baik agar dapat dinikmati sedemikian rupa oleh lapisan masyarakat khususnya khususnya yang menyukai seni beladiri dan budaya tradisional.
REFERENSI Anwar, M. Hariadi (2007). Silat Harimau with Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam. 1st edition. Jakarta: Yayasan Paguyuban Ikhlas. Republika. 22 Juni, 2009. Tradisi Silat Harimau, Filosofi Islam dan Kepunahan. (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/09/05/23/51885-tradisi-silat-harimaufilosofi-islam-dan-kepunahan) Anonymous. 13 Januari, 2012. Tinggal 7 Persen, Harimau Sumatera Terancam Punah! (http://www.harimausumatra.com/2012/01/tinggal-7-persen-harimau-sumatera.html) Indriasari, L., Yudono, J. 16 September, 2011. Kerusakan Hutan Ancam Budaya Masyarakat. Kompas (http://sains.kompas.com/read/2011/09/16/23012932/Kerusakan.Hutan.Ancam.Budaya.Masyarakat.) Adriansyah, F., Barano., T. 22 April, 2012. Saving Sumatra’s forests: World heritage in danger. The Jakarta Post. (http://www.thejakartapost.com/news/2012/04/22/saving-sumatra-s-forests-worldheritage-danger.html) Haslam, A. (2006). Book Design. 1st edition. London: Laurence King. Sala, M. (2007). Pages / Editorial Design. 1st edition. Barcelona: IndexBook.
RIWAYAT PENULIS Rizky Radian lahir di kota Pekanbaru pada tanggal 5 Desember 1987. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2012.