PERANCANGAN APLIKASI ALARM ANTI MALING UNTUK HANDPHONE BERBASIS ANDROID
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Muhamad Arif Ar Rijal 11.11.5258
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
PERANCANGAN APLIKASI ALARM ANTI MALING UNTUK HANDPHONE BERBASIS ANDROID Muhamad Arif Ar Rijal1), Andi Sunyoto2), 1)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email :
[email protected]),
penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas, maka dibuatlah aplikasi “Alarm Anti Maling”. Berbeda dengan penelitian [7] dan [8], Aplikasi ini diharapkan dapat mencegah mengatasi modus pencopetan smartphone yang terjadi di angkutan umum [10] maupun modus pencurian smartphone yang terjadi di toko smartphone ataupun tempat lainnya.
Abstract - Stealing in public place is something that no wonder in Indonesia. It can be happen in train, bus, or other public place. One of goods that vulnerable stolen is a smartphone. it is because smartphones are small objects that can easily be hidden in pockets or elsewhere . That’s why we need an application to secure our smartphone from stealing risk. Anti-theft alarm is an application to secure android smartphone from the risk of stealing. It will provide more security by using a pin or pattern that has been set previously. This alarm will turn on when a condition is met. This application is expected can reduce the rate of theft in public places.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Di Indonesia, banyak dijumpai kasus pencurian dan pencopetan di dalam fasilitas umum yang mengincar barang berharga [10]. Smartphone merupakan salah satu contoh barang yang rawan dicuri / dicopet. Kebanyakan korban tidak sadar smartphone mereka telah hilang dari tas / saku ketika mereka berada di tempat umum. 2. Di Indonesia, smartphone yang dicuri biasanya langsung dinonaktifkan dan dilepas SIM cardnya. Hal ini yang membuat aplikasi pada penelitian [7] dan [8] kurang efektif untuk diterapkan di Indonesia. Karena layanan GPS dan SMS hanya akan berfungsi apabila smartphone sedang berfungsi. Maka dari itu diperlukan pengamanan langsung seperti alarm untuk mengamankan smartphone. 3. Kualitas hasil foto dan video pada kamera sebuah smartphone yang berbeda-beda spesifikasinya dirasa kurang memadai. Selain itu, setelah mendapatkan pencuri biasanya segera menyimpan barang curiannya, sehingga penelitian [9] yang mengandalkan hasil foto dan video rasanya kurang efektif untuk mengidentifikasi pencuri.
Keywords – Android, Smartphone, Theft, Alarm, Security 1.
[email protected])
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu contoh nyata pesatnya perkembangan software saat ini dapat kita lihat dengan banyaknya aplikasi dengan beragam fungsi untuk smartphone berbasis android sekarang ini. Salah satu aplikasi yang perlu dipertimbangkan saat ini adalah aplikasi security. Hal ini dikarenakan infrastruktur security yang tersedia di android saat ini kurang berkembang [4] dan banyaknya ancaman keamanan yang mengincar smartphone berbasis android [5] . Setiap aplikasi security mempunyai metode yang berbeda untuk mengamankan smartphone. Ada aplikasi yang berfungsi untuk mengamankan smartphone dari ancaman virus, ada aplikasi yang berfungsi untuk mengamankan data berharga yang terdapat di dalam smartphone, ada pula aplikasi yang berfungsi untuk mengamankan smartphone dari resiko kehilangan/pencurian dengan memanfaatkan metode autentikasi [6].
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah :
Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang aplikasi pengamanan smartphone antara lain penelitian [7] dan [8]. Kedua penelitian ini memanfaatkan layanan SMS sebagai remote access untuk mengamankan smartphone. Penelitian lain tentang aplikasi pengamanan smartphone adalah [9]. Penelitian ini memanfaatkan fitur kamera untuk mengamankan smartphone. Berdasarkan latar belakang dan tiga
1.
2.
1
Merancang aplikasi Alarm Anti Maling untuk android. Alarm ini nantinya akan menyala ketika smartphone dicuri. Dengan begitu diharapkan aplikasi ini dapat mencegah terjadinya pencurian dan pencopetan smartphone yang terjadi. Merubah metode pengamanan dari tiga penelitian sebelumnya yang dirasa kurang efektif. Metode pengamanan yang akan diimplementasikan pada
aplikasi Alarm Anti Maling ini adalah dengan menggunakan pengamanan secara langsung. Alarm akan segera menyala ketika smartphone diambil oleh pencuri. Metode pengamanan secara langsung ini dirasa lebih efektif untuk menangani masalah pencurian smartphone yang terjadi di Indonesia sekarang ini.
digunakan untuk mengamankan android dari resiko kemalingan. Penelitian ini menggunakan metode langsung untuk mengamankan smartphone sehingga alarm akan segera menyala ketika smartphone dicuri. Selain itu, penelitian ini juga menambahkan fitur sim card lock. Sehingga ketika Alarm aktif dan smartphone dimatikan dan diganti sim card, alarm akan tetap aktif ketika smartphone diaktifkan kembali dan pencuri tidak akan bisa masuk ke menu utama.
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.2 Landasan Teori
1.4.1 Kajian Pustaka Aplikasi pengamanan smartphone memang bukan merupakan sebuah hal yang baru di dalam dunia penelitian. Sudah banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang hal ini. Salah satu diantaranya adalah [7] yang meneliti tentang perancangan aplikasi pengamanan dan remote access smartphone menggunakan layanan SMS (short message service). Dengan adanya aplikasi ini, pengguna smartphone tidak perlu khawatir apabila smartphone mereka tertinggal di rumah, kantor, atau tempat lainnya karena mereka dapat melakukan akses langsung pada smartphone mereka mulai dari mengaktifkan GPS, menelepon nomor tertentu, hingga menghapus semua data yang ada di dalam smartphone hanya dengan menggunakan SMS. Penelitian lain tentang aplikasi anti maling adalah [9]. Penelitian ini fokus pada perancangan aplikasi alarm anti maling berbasis Android dengan memanfaatkan camera hardware yang terdapat pada smartphone. Ketika aplikasi telah dipasang, system akan menyimpan ID SIM card ke dalam variable tertentu. Ketika SIM card dirubah, secara diam-diam, system akan mengambil foto dan video pencuri dengan menggunakan kamera smartphone dan mengirimkannya melalui layanan MMS (Multimedia Message). Penelitian ketiga yang membahas tentang system anti maling untuk smartphone berbasis Android adalah penelitian [8]. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian [7]. Melalui perintah SMS, user dapat mengunci smartphone, mengaktifkan alarm, menghapus data yang terdapat di smartphone, dan sebagainya. Penelitian ini menambahkan inovasi berupa fitur tracking dengan memanfaatkan GPS. Dengan perintah tertentu, user dapat meminta system untuk mengirimkan lokasi latitude dan longitude dari smartphone. Berdasarkan ketiga penelitian diatas, maka dibuatlah sebuah system alarm anti maling untuk smartphone berbasis Android. tidak seperti penelitian [7] dan [8] yang mengamankan smartphone dengan cara melakukan remote access terhadap smartphone, system ini akan melakukan pengamanan langsung dengan cara membunyikan ringtone alarm ketika pencuri berusaha mengambil smartphone tersebut. Alarm akan berbunyi ketika smartphone yang sedang dicharger kehilangan daya ataupun ketika smartphone bergoyang. User juga dapat mengatur kunci pengamanan pada aplikasi ini dengan menggunakan kunci PIN maupun dengan menggunakan pattern. Perbedaan antara penelitian ini dan beberapa penelitian sebelumnya terdapat pada metode yang
1.4.2.1 Android Android [2] adalah platform perangkat mobile open source berbasis Linux kernel versi 2.6 yang dipelopori oleh Google dan dikelola oleh Open Handset Alliance, sekelompok operator, perangkat mobile dan produsen komponen, dan vendor perangkat lunak. Android [11] adalah sebuah platform open source yang berlisensi dibawah Apache / MIT. Karena sifatnya yang open source, semua orang berhak menggunakan dan mengembangkannya secara bebas untuk berbagai keperluan. Android juga menawarkan semua tools dan frameworks untuk mengembangkan aplikasi mobile secara mudah dan cepat. Anda hanya memerlukan Android SDK untuk mulai mengembangkan aplikasi android tanpa perlu mempunyai smartphone android. Android [11] juga merupakan system operasi smartphone yang didesain untuk dapat berjalan di segala jenis smartphone. Android tidak membuat asumsi tentang ukuran layar, resolusi, chipset, maupun sebagainya karena android dirancang untuk bekerja secara portabel. 1.4.2.2 Arsitektur Android Sebagai pengamanan dan juga analisis lebih lanjut, sangat diperlukan adanya pemahaman yang mendalam tentang arsitektur dari system operasi Android. Android [2] sebenarnya dibuat berdasarkan kernel Linux 2.6 yang menyediakan software dasar yang diperlukan untuk melakukan proses booting dan mengatur baik perangkat keras maupun aplikasi di dalam system operasi Android. Secara garis besar, arsitektur Android dapat kita jelaskan dan gambarkan sebagai berikut [12] :
Gambar 1. Arsitektur Android
2
a.
Application dan Widgets Applications dan Widget ini adalah layer dimana kita berhubungan dengan aplikasi saja, dimana biasanya kita download aplikasi kemudian kita lakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut.
1.
b.
Application Framework Android adalah “Open Development Platform” yaitu Android menawarkan kepada pengembang atau memberi kemampuan kepada pengembang untuk membangun aplikasi yang bagus dan inovatif. Pengembang bebas untuk mengakses perangkat keras, akses informasi recources, menjalankan service background, mengatur alarm, dan menambah status notifications, dan sebagainya. Pengembang memiliki akses penuh menuju API framework seperti yang dilakukan oleh aplikasi kategori inti. Arsitektur aplikasi dirancang supaya kita dengan mudah dapat menggunakan kembali komponen yang sudah digunakan (reuse). Sehingga bisa kita simpulkan Application Framework ini adalah layer dimanapun para membuat aplikasi melakukan pengembangan aplikasi yang akan dijalankan di sistem operasi android, karena pada layer inilah aplikasi dapatdirancang dan dibuat, seperti content-providers yang berupa sms dan panggilan telepon. Komponen-komponen yang termasuk di dalam Application Frameworks adalah sebagai berikut: 1. Views 2. Content provider 3. Resources Manager 4. Notification Manager 5. Activity manager
2.
c.
2.
Core Libraries: Aplikasi Android dibangun dalam bahasa java, sementara Dalvik sebagai virtual mesinnya bukan Virtual Machine Java, sehingga diperlukan sebuah libraries yang berfungsi untuk menterjemahkan bahasa java yang ditangani oleh Core Libraries. Dalvik Virtual Machine: Mesin virtual berbasis register yang dioptimalkan untuk menjalankan fungsi-fungsi secara efisien, dimana merupakan pengembangan yang mampu membuat linux kernel melakukan threading dan manajemen tingkat rendah. Dalvik Virtual Machine didesain dan ditulis oleh Dan Bornsten dan beberapa programmer Google lainnya.
e.
Linux Kernel Linux kernel adalah layer di mana inti dari sistem operasi dari Android itu berada. Berisi file-file sistem yang mengatur sistem processing, memory, resource, driver, dan sistem-sistem operasi android lainnya. Linux kernel yang digunakan Android adalah linux kernel release 2.6. 1.4.2.3 Sensor Android Smartphone berbasis Android merupakan sebuah ponsel pintar yang memiliki sensor-sensor di dalamnya guna menunjang dan menjalankan beberapa fitur-fitur yang terdapat di dalam smartphone. Berikut merupakan beberapa jenis sensor yang terdapat di dalam smartphone berbasis Android [13] : 1.
Libraries Libraries ini adalah layer dimana fitur-fitur Android berada, biasanya para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya. Berjalan diatas kernel, layer ini meliputi berbagai library C/C++ inti seperti Libc dan SSL, serta: 1. Libraries media untuk pemutaran media audio dan video. 2. Libraries untuk manajemen tampilan. 3. Libraries Graphics mencangkup SGL dan OpenGL untuk 2D dan 3D. 4. Libraries SQLite untuk database. 5. Libraries SSL dan WebKit terintegrasi dengan web browser dan security. 6. Libraries LiveWebcore mencangkup modern web browser dengan engine embedded web view.
3.
4. 5. 6.
7.
2.
d.
Android Run Time Layer yang membuat aplikasi android dapat dijalankan dimana dalam prosesnya menggunakan implementasi Linux, Dalvik Virtual Machine (DVM) merupakan mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi android. Di dalam Android Runtime dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Sensor lokasi : sensor ini digunakan untuk menentukan lokasi sebuah perangkat dengan menggunakan beberapa variasi sensor termasuk sensor GPS. Sensor fisik : sensor ini mendeteksi keterangan spesifik dari sebuah perangkat seperti orientasi, akselerasi, dan keterangan rotasi serta lingkungan seperti cahaya, medan magnet, dan tekanan udara. NFC scanner : mendeteksi tag near field communication (NFC) dan berbagi data dengan perangkat Android lain memiliki fitur NFC. Kamera : menyimpan gambar visual. Mikrofon : merekam suara. Speech recognition : mengubah suara menjadi tulisan menggunakan kombinasi rekaman suara dari mikrofon dan algoritma pengenalan suara. Sensor eksternal : beberapa sensor lain yang terkoneksi lewat mekanisme Android Open Accessory (AOA). Pembahasan
2.1 Analisis Kebutuhan Sistem 2.1.1 Analisis Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dari sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Aplikasi dapat mengamankan smartphone dengan menggunakan pin maupun pattern lock.
3
2. 3.
4. 5.
Aplikasi dapat mengaktifkan alarm dengan dua pilihan pengamanan. Aplikasi dapat mendeteksi getaran pada device android dengan memanfaatkan sensor accelerometer yang ada. Aplikasi ini dapat mendeteksi perubahan sim card pada smartphone. Aplikasi ini dapat aktif kembali secara otomatis ketika alarm menyala dan smartphone direstart.
2.1.2.3 Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia 1.
2.
2.1.2 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional Kebutuhan non fungsional antara lain adalah sebagai berikut :
2.2 Perancangan Sistem 2.2.1 Perancangan Use Case Diagram Berikut adalah use case dari aplikasi ini :
2.1.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras Adapun spesifikasi hardware yang dibutuhkan oleh sistem adalah : 1. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk membangun aplikasi Alarm Anti Maling adalah : a. HP Pavilion g4-1016tx b. Processor : Intel Core i3-2310M 2.1 GHz c. RAM : 4096 MB d. Harddisk : 500 GB e. VGA : AMD Radeon HD 6470M (1 GB DDR3) 2. Perangkat keras smartphone yang digunakan untuk penerapan aplikasi Alarm Anti Maling sebagai berikut : a. Xiaomi Redmi 1S b. RAM : 1 GB c. Proccessor : Quad-core 1.6 GHz Cortex-A7 d. OS : Android OS, v4.3 (Jelly Bean)
Gambar 2. Use Case Diagram Alarm Anti Maling
2.2.2 Perancangan Class Diagram Perancangan class diagram untuk sistem ini dapat digambarkan sebagai berikut :
2.1.2.2 Analisis Perangkat Lunak spesifikasi minimal perangkat lunak yang dibutuhkan dalam analisis kebutuhan perangkat lunak sebagai berikut : 1. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi Alarm Anti Maling adalah: a. b. c. d. 2.
Programmer : pengembang aplikasi yang bertanggung jawab mengimplementasikan perancangan dari analisis kedalam bentuk program dan aplikasi secara keseluruhan. Pengguna : user yang menggunakan aplikasi yaitu para pengguna device android yang ingin mencegah device androidnya dari resiko kehilangan.
Sistem Operasi Microsoft Windows 7 64 bit Android Studio Java Development Kit (JDK) Android Software Development Kit (Android SDK)
Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi Alarm Anti Maling adalah smartphone dengan sistem operasi Android API 15 (Ice Cream Sandwich) dan versi sistem operasi Android diatasnya. Gambar 3. Class Diagram Alarm Anti Maling
4
2.2.3 Perancangan Antarmuka (Interface)
2.3.2 Hasil Dari Perancangan Pemilihan Metode Keamanan
2.2.3.1 Menu Utama
Gambar 8. Implementasi Antarmuka Menu Pemilihan Metode Keamanan
Gambar 4. Perancangan Tampilan Menu Utama
2.3.3 Hasil Dari Perancangan Setting Pin 2.2.3.2 Menu Pemilihan Metode Keamanan
Gambar 9. Implementasi Antarmuka Menu Setting PIN
2.4 Uji Coba Metode pengujian yang digunalan untuk menguji aplikasi ini adalah black box.Yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengatahui apakah program aplikasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya. Berikut hasil pengujian black box :
Gambar 5. Perancangan Tampilan Pemilihan Metode Keamanan
2.2.3.3 Menu Setting Pin
No 1 2
Aspek Pengujian Menentukan Metode Pengamanan Mengatur PIN
3
Mengatur Pattern
4
Mengatur Sensitivitas Sensor Getar Mengatur Volume Nada Alarm Memilih Nada
Gambar 6. Perancangan Tampilan Setting PIN
2.3 Implementasi 5
2.3.1 Hasil Dari Perancangan Menu Utama
6 7
Gambar 7. Implementasi Antarmuka Menu Utama
5
8
Pengamanan tombol “Aktifkan Alarm Aktifkan Alarm
9
Nonaktifkan Alarm
10
Menu Bantuan
Keterangan Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik
11
Menu Tentang
12
Meminta PIN
[2]
Berjalan Dengan Baik Berjalan Dengan Baik
[3]
Tabel 1. Black- Box Testing Aplikasi
3.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang talah dilakukan penulis maka dapat disimpulkan: 1. Aplikasi berbasis android ini di bangun melalui tahap analisis yaitu dengan menggunakan analisis kebutuhan dan analisis kelayakan, setelah itu dilanjutkan tahap perancangan antarmuka. 2. Aplikasi ini mampu bekerja menjalankan sistem sehingga dapat mengaktifkan alarm dengan menggunakan beberapa setting yang telah ditentukan sebelumnya oleh user. 3. Aplikasi ini dibangun untuk mempermudah user dalam mengamankan smartphone mereka terhadap resiko kehilangan akibat pencurian maupun pencopetan. 4. Aplikasi ini mampu mengurangi resiko pencurian / pencopetan smartphone yang terjadi di tempat umum karena aplikasi ini melakukan pengamanan secara langsung melalui alarm. 5. Aplikasi ini mampu menutupi kekurangan penelitian [7] dan [8] karena aplikasi ini melakukan pengamanan secara langsung.
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
4.
A. Hoog, Android Forensics: Investigation, Analysis and Mobile Security for Google Android. Elsevier, 2011. M. Höst and A. Oručević-Alagić, “A systematic review of research on open source software in commercial software product development,” Inf. Softw. Technol., vol. 53, no. 6, pp. 616–624, 2011. M. Ongtang, S. McLaughlin, W. Enck, and P. McDaniel, “Semantically rich application-centric security in Android,” Secur. Commun. Netw., vol. 5, no. 6, pp. 658–673, 2012. W. Enck, D. Octeau, P. McDaniel, and S. Chaudhuri, “A Study of Android Application Security.,” in USENIX security symposium, 2011, vol. 2, p. 2. A. Dmitrienko, C. Liebchen, C. Rossow, and A.R. Sadeghi, “On the (In)Security of Mobile TwoFactor Authentication,” in Financial Cryptography and Data Security, N. Christin and R. Safavi-Naini, Eds. Springer Berlin Heidelberg, 2014, pp. 365–383. K. S. Kuppusamy, S. R, and G. Aghila, “A Model for Remote Access and Protection of Smartphones using Short Message Service,” CoRR, vol. abs/1203.3431, 2012. H. A. Yosi Kristian, “Utilizing GPS and SMS for Tracking and Security Lock Application on Android Based Phone,” Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 57, pp. 299–305, 2012. M. N. Q. Azeem Ush Shan Khan, “Anti-theft application for android based devices,” pp. 365– 369, 2014. S. Steviana, “Pendukungan masyarakat terhadap warganya yang berprofesi sebagai pencopet di KRL JABODETABEK (studi kasus Kampung X),” Universitas Indonesia, 2012. M. Gargenta, Learning Android: Building Applications for the Android Market. O’Reilly Media, 2011. N. Safaat H, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. Bandung: Informatika, 2011. G. Milette and A. Stroud, Professional Android Sensor Programming. John Wiley & Sons, 2012. M. Alabdulhafith and S. Sampalli, “NFC-based Framework for Checking the Five Rights of Medication Administration,” Procedia Comput. Sci., vol. 37, pp. 434–438, 2014.
Saran Penulis menyadari bahwasanya aplikasi Alarm Anti Maling ini masih jauh dari sempurna. Demikian beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk pengembangan aplikasi pada penelitian selanjutnya. 1. Aplikasi ini membutuhkan pengembangan lebih lanjut agar aplikasi semakin sempurna dan terhindar dari berbagai macam bug dan error. 2. Aplikasi ini dapat dipadukan dengan fitur tracking sehingga dapat memperkaya fitur dari aplikasi ini. 3. Aplikasi ini dapat ditambahkan fitur kunci alarm dengan face recognition dan voice recognition 4. Aplikasi ini dapat ditambahi dengan fitur autentikasi user, sehingga hanya user tertentu yang dapat menggunakan aplikasi ini. 5. Aplikasi ini dapat ditambahi fitur nomor handphone pemilik. Sehingga ketika handphone hilang, orang yang menemukan dapat menghubungi pemilik handphone dengan nomor yang sudah tersedia. 6. Aplikasi ini dapat ditambahi fitur jeda waktu alarm aktif, sehingga ketika alarm aktif, ada jeda waktu bagi user untuk mematikan alarm.
[9]
Daftar Pustaka
Andi Sunyoto, M.Kom, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi di STMIK AMIKOM Yogyakarta dan memperoleh gelar Magister Komputer di Fakultas MIPA jurusan Ilmu Komputer di UGM Yogyakarta. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta
[1]
[10]
[11]
[12]
[13] [14]
Biodata Penulis Muhamad Arif Ar Rijal, Menempuh pendidikan strata 1 Jurusan Teknik Informatika di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Saat ini bekerja sebagai IM.
C. Kratzke and C. Cox, “Smartphone Technology and Apps: Rapidly Changing Health Promotion,” Glob. J. Health Educ. Promot., vol. 15, no. 1, Jan. 2012.
6
7