PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh:
Ni Putu Parmini Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Saraswati Tabanan
Abstrak Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan metode bercakap-cakap dalam perkembangan kemampuan berbahasa anak Taman Kanak-Kanak. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan Pendidikan Anak Usia Dini. Taman KanakKanak tergolong bagian dari pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak di masa depan. Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini termasuk TK perlu mendapat perhatian yang serius. Tenaga pengajar, sarana, prasarana dan pembelajaran Anak Usia Dini termasuk TK masih perlu ditingkatkan. Salah satu strategi atau metode yang berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa anak adalah metode bercakap-cakap. Melalui metode bercakap-cakap dapat dikembangkan kemampuan berbahasa secara terpadu, yakni pengembangan dimensi sosial, emosional, kognitif, dan bahasa. Bercakap-cakap juga efektif digunakan dalam penilaian kemampuan berbahasa anak TK terbukti hasil penelitian di TK Prema ñ Ananda School menunjukkan hasil yang memuaskan dengan menerapkan metode bercakap-cakap dalam penilaian kemampuan berbahasa. I.
54
Pendahuluan
Pemerintah telah menunjukkan pembangunan sumber daya manusia sejak dini. Pada Konferensi Pusat I masa Bakti VII Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia telah disepakati pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam konsep pembinaan dan pengembangan anak dihubungkan pembentukan karakter manusia seutuhnya. PAUD merupakan basis penentu atau pembentukan karakter manusia Indonesia di dalam kehidupan berbangsa (Isjoni, 2011: 12). Dengan demikian PAUD sebagai fondamen pembentukan karakter bangsa. PAUD sebaiknya mendapat perhatian yang serius dan profesional dalam dunia pendidikan. Anak yang sudah mendapat pelayanan PAUD umumnya lebih mudah dan lebih siap dalam mengikuti pelajaran pada jenjang usia sekolah. Lebih jauh (Isjoni, 2011: 15) menyatakan semakin banyak anak yang dilayani PAUD, semakin banyak anak yang memiliki kesiapan belajar. Hal itu berdampak positif pada kesiapan anak SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016
pada usia sekolah. Dengan demikian anak menjadi siap untuk mencapai kompetensi yang lebih besar baik akademik maupun non akademik. Tim Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (2008: 1) menyatakan anak usia dini yakni usia Taman Kanak-kanak merupakan usia yang mengandung masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental anak tersebut. Pada masa ini anak sangat sensitif menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya. Anak pada usia ini dapat dianalogikan dengan sepotong karet busa yang menyerap air sepenuhnya dengan tidak mempedulikan apakah air tersebut kotor atau bersih. Oleh sebab itu masa kanak-kanak adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan anak di masa depan. Kesuksesan anak tersebut dalam melampaui masa usia dini menjadi fondasi bagi kesuksesan anak di masa depan. Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka dipandang perlu diadakan sosialisasi tentang upaya membangkitkan PAUD, meningkatkan kualitas tenaga pendidik, sarana, prasarana dan program pembelajarannya. Semuanya itu merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya. Tim PLPG (2011: 2) menyatakan proses pembelajaran akan dapat menarik dan menyenangkan bila guru selalu mengembangkan kreativitas dan inovasi yang tinggi. Dengan cara itu maka tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran tercapai secara optimal adalah dengan jalan meningkatkan strategi dan kreativitas guru dengan mengimplementasikan metode bercakap-cakap. Bercakap-cakap menurut Isjoni (2011: 90) merupakan hal yang vital dalam perkembangan anak TK, karena bercakap-cakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama. Berdasarkan pendapat-pendapat yang dipaparkan di atas dan fakta empirik di lapangan maka dipandang perlu membahas tentang peranan metode bercakapcakap dalam perkembangan kemampuan Berbahasa Anak Taman Kanak-kanak. Masalah yang muncul dari latar belakang di atas adalah bagaimanakah peranan metode bercakap-cakap dalam perkembangan kemampuan Berbahasa Anak Taman Kanakkanak? Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan metode bercakap-cakap dalam perkembangan kemampuan berbahasa anak Taman Kanak-kanak. 55
SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016
II.
56
Pembahasan
2.1 Memupuk Kecerdasan Sejak Usia Dini Sujiono (2007: 6.11-6.27) menyatakan ada delapan kecerdasan manusia yang seharusnya dipupuk sejak usia dini. Delapan kecerdasan tersebut mencakup kecerdasan sebagai berikut. 1. Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata atau kemampuan menggunakan kata baik secara lisan maupun tertulis. Menurut Depdikbud (1995: 596) linguistik berarti ilmu tentang bahasa. 2. Kecerdasan logika-matematika adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. 3. Kecerdasan fisik adalah kecerdasan menggunakan atau melakukan gerakan-gerakan yang bagus, berlari, menari, membangun sesuatu seni dan hasil karya. 4. Kecerdasan visual spasial adalah kecerdasan yang berhubungan erat dengan gambar di dalam pikiran seseorang. 5. Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk berpikir secara reflektif. 6. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. 7. Kecerdasan musikal adalah kecerdasan menangani bentukbentuk musikal. 8. Kecerdasan natural adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies (flora, fauna) di lingkungan sekitar, mengenali eksistensi suatu spesies, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies. Secara rasional kedelapan kecerdasan yang dipaparkan di atas tidak luput dari kemampuan bercakap-cakap. Bagaimana bisa mencapai suatu tujuan tanpa adanya komunikasi. Komunikasi dapat terjadi jika ada kemampuan bercakap-cakap. Husen, dkk (1998) menyatakan kemampuan bercakap-cakap atau berkomunikasi itu amat penting karena pada dasarnya semua ilmu dapat ditangkap melalui komunikasi. Tanpa kemampuan bahasa sulit berkomunikasi. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Hal itu sejalan dengan hakikat kecerdasan linguistik yang diungkap oleh Sujiono, dkk (2007: 6.12-6.15) bahwa orang yang cerdas dalam bidang linguistik akan dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar sesuatu dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Pada hakikatnya pengembangan kecerdasan linguistik bertujuan agar anak mampu berkomunikasi baik lisan maupun tertulis, kemampuan berbahasa untuk meyakinkan orang lain, mengingat dan menghafal informasi, memberi penjelasan dan membahas bahasa.
SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016
2.2 Metode Bercakap-cakap dalam Kecerdasan Linguistik Kecerdasan linguistik diperlukan dalam upaya mencapai tujuan pengembangan pembiasaan yang dikemukakan oleh Depdiknas(2007: 2) yang menyatakan bahwa tujuan pengembangan pembiasaan adalah memfasilitasi anak untuk menampilan totalitas pemahaman ke dalam kehidupan sehari-hari baik TK maupun di lingkungan yang lebih luas (keluarga, kawan, masyarakat). Bidang pengembangan pembiasaan meliputi aspek perkembangan moral dan nilai-nilai agama serta perkembangan sosial, emosional, dan kemandirian. Tanpa kemampuan bercakapcakap yang merupakan salah satu unsur dari kecerdasan linguistik maka tujuan-tujuan yang diungkap pada uraian di atas sulit tercapai. Kecerdasan linguistik yakni sub kemampuan bercakap-cakap memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pengembangan pembiasaan yang dinyatakan oleh Depdiknas tersebut. Depdiknas (2009: 2) menyatakan perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat pada tahap selanjutnya. Walaupun perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun diharapkan perkembangan anak tetap mengikuti pola umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal dibutuhkan keterlibatan orang tua untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu secara bersistem melalui pembiasaan. Untuk mencapai perkembangan anak yang optimal tersebut guru dituntut untuk mencari kiat-kiat baru dan strategi inovatif dalam pembelajaran. Dalam pengembangan pembiasaan sosial dan emosional anak, diperlukan kemampuan anak bergaul/berkomunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik anak dilatih untuk bercakap-cakap. Sujiono, dkk (2008: 9.5) mengemukakan dalam pengembangan kreativitas anak diperlukan langkah-langkah yakni (1) menghadapkan anak dengan sesuatu yang dipikirkan; (2) mendorong pemikiran anak dengan penjelasan-penjelasan; (3) memberikan alternatif, dan (4) memberikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan ide atau pendapat-pendapatnya. Pengembangan kreativitas anak dalam mengungkapkan ideide tersebut diperlukan latihan bercakap-cakap sehingga apa yang diungkapkan oleh anak dapat diterima oleh lawan bicaranya sesuai dengan ide yang dimaksud oleh anak/pembicara. Latihan bercakap-cakap hendaknya dilakukan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan situasi sehingga anak-anak mampu berkomunikasi dengan baik. Melalui komunikasi yang baik dan efektif akan memudahkan upaya untuk meningkatkan kecerdasan.
SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016
57
2.3 Metode Bercakap-cakap dalam Perkembangan Bahasa Anak Secara Terpadu Bercakap-cakap dapat diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif dalam suatu situasi (Gordon dan Bbrowne, idem dalam Isjoni, 2011: 89). Selanjutnya Isjoni (2011) menyatakan bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK, karena bercakapcakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama. Juga meningkatkan perasaan, serta menyatakan gagasan atau pendapat secara verbal. Penggunaan metode bercakap-cakap yang efektif bagi anak TK akan membantu secara terpadu perkembangan dimensi sosial, emosional, kognitif, dan terutama bahasa. Perkembangan dimensi sosial dapat dibantu melalui metode bercakap-cakap dengan jalan memberikan kesempatan bercakapcakap kepada anak dengan teman sebaya, dan guru, selanjutnya siswa dibimbing dan secara terpadu diarahkan dalam bercakapcakap oleh guru. Perkembangan emosional dibantu melalui metode bercakap-cakap dengan jalan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan perasaannya ataupun pengalaman pribadinya. Perkembangan kognitif dapat dibantu melalui metode bercakap-cakap dengan jalan mengajak anak tanya jawab tentang ilmu pengetahuan yang harus dikuasai anak sesuai dengan tuntutan kurikulum. Perkembangan bahasa dapat dibantu melalui metode bercakap-cakap dengan jalan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi karena pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Anak diberikan kesempatan untuk berdialog dengan teman sebanyanya atau mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang menarik bagi anak. Dengan demikian dalam satu kali pembelajaran dengan metode bercakap-cakap dapat dikembangkan beberapa dimensi secara terpadu.
58
2.4 Metode Bercakap-Cakap dalam Menilai Kemampuan Anak Berbahasa Yus (2011: 118) menyatakan melalui percakapan akan dapat diketahui bagaimana kemampuan anak berbahasa. Percakapan meliputi penggunaan kata tanya apa, mengapa, di mana, berapa dan bagaimana. Guru terlebih dahulu menyusun pertanyaan yang menggunakan kata tanya sesuai dengan tema. Setelah itu guru menetapkan kriteria penilaian untuk menetapkan apakah anak dinyatakan berhasil atau belum berhasil. Suatu ketika guru dapat mengajak anak ke luar kelas untuk menirukan gerakan tumbuhan dan hewan. Setelah kegiatan ini selesai, anak diajak ke kelas selanjutnya kegiatan belajar dilakukan dengan bercakap-cakap. Guru memulainya dengan mengatakan; “kita baru saja ke luar kelas”, “senang berada di luar tadi?” selanjutnya bertanya “apa yang kalian rasakan?” pertanyaan SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016
juga dapat dirancang seperti “Apa yang kalian rasakan ketika angin bertiup?” “mengapa pohon-pohon bergoyang-goyang?” “pohon apa saja ada di halaman tadi?” “berapa banyak ada pohon di halaman tadi?” “siapa pernah menanam pohon?” Untuk memberikan penilaian keberhasilan pembelajaran maka guru dapat menetapkan misalnya tiga dari lima pertanyaan terjawab maka anak-anak dinyatakan berhasil, jika semua pertanyaan terjawab dinyatakan baik sekali sedangkan kemampuan menjawab di bawah 3 pertanyaan dinyatakan belum berhasil. Senada dengan cara Yus tersebut, metode bercakapcakap dapat juga dilakukan dengan cara menunjukkan gambar kepada anak, misalnya gambar tentang bermain atau gambargambar yang sesuai dengan selera anak. Selanjutnya siswa disuruh menatap tentang gambar. Setelah itu guru menceritakan gambar. Lanjut anak diajak tanya jawab sehubungan dengan gambar. Misalnya gambar tentang bermain bola. Hal-hal yang ditanyakan: “Siapa senang main bola di rumahnya?” “Siapa punya bola di rumahnya?” “Bagaimana kalau bola ke luar lapangan?” “Bagaimana kalau bola masuk gawang?” “Bagaimana perasaan kalian bila menonton sepak bola?” Metode bercakap-cakap dapat juga dilakukan senada dengan yang dikemukakan Yus (2011: 119) yakni dengan membawa gambar binatang seperti gambar anjing ke dalam kelas. Selanjutnya anak diajak bercerita tentang anjing. Setelah masuk ke cerita tentang anjing mulailah siswa disuruh bercakap-cakap dengan temannya tentang anjing. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan tentang gambar anjing. “Siapa punya anjing di rumahnya?” “Senang dengan anjing?” “Apa makanannya anjing?” “Bagaimana perasaan kalian melihat anjing?” “Bagaimana bunyinya anjing?” “Berapa jumlah anjing dalam gambar?” “Coba dihitung!” “Bagaimana warna anjing dalam gambar?” Penilaian keberhasilan ditentukan jika seratus persen anak mampu menjawab enam pertanyaan atau lebih maka pembelajaran dikategorikan berhasil. Jika seratus persen anak mampu menjawab di bawah enam pertanyaan maka pembelajaran yang dilakukan dengan metode bercakap-cakap dapat dikategorikan belum berhasil. Berdasarkan data empirik di TK Prema ñ Ananda School di Ubud metode bercakap-cakap ini menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Hal itu terbukti dari 25 anak pada Juni 2016 yang diajak ke lapangan sepak bola Ubud yang lokasinya di sebelah SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016
59
utara TK. Anak-anak disuruh mengamati mobil, motor, dan orang yang lewat di pinggir lapangan. Selanjutnya anak diajak masuk ke aula (lantai dua) Balai Banjar Ubud Kelod. Selanjutnya anak disuruh bercakap-cakap dan tanya jawab di bawah bimbingan guru tentang mobil, motor, dan orang yang lewat sesuai dengan pengamatan anak. Setelah bercakap-cakap dan tanya jawab secara acak yang dibimbing oleh guru dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa. Butir pertanyaannya sebagai berikut. “Bagaimana perasaan kalian melihat mobil lewat di pinggir jalan tadi?” “Bagaimana bunyinya sepeda motor yang sedang berjalan tadi?” “Berapa jumlah orang lewat jalan kaki di pinggir lapangan tadi?” “Bagaimana perasaan kalian di lapangan tadi ketika angin bertiup?” Dari empat pertanyaan ternyata tiga pertanyaan dijawab benar oleh siswa secara berkelompok dengan jumlah siswa 10 orang. Semua pertanyaan dijawab benar oleh 15 orang siswa. Dengan demikian implementasi metode bercakap-cakap tergolong berhasil. Metode bercakap-cakap juga melatih daya nalar siswa disamping meningkatkan kemampuan berbahasa. Metode bercakap-cakap juga efektif untuk meningkatkan pengembangan kreatifitas siswa yang sesuai dengan prinsip pembelajaran terpadu yakni tuntutan pembelajaran TK tahun 2007. Direktorat PAUD (2007) menyatakan pembelajaran terpadu membantu anak mengembangkan kemampuannya secara lebih kompleks secara bersamaan. III. Penutup
60
3.1 Simpulan Metode bercakap-cakap memegang peranan penting dalam perkembangan kemampuan anak Taman Kanak-kanak. Melalui metode bercakap-cakap dapat membantu meningkatkan kecerdasan linguistik karena bercakap-cakap sebagai unsur kegiatan linguistik atau berbahasa. Metode bercakap-cakap dapat membantu perkembangan dimensi sosial dengan memberikan kesempatan kepada anak bercakap-cakap dengan teman sebaya dan gurunya. Membantu perkembangan emosional dengan jalan memberikan kesempatan kepada anak mengungkapkan pengalaman pribadinya. Membantu perkembangan aspek kognitif dengan cara mengadakan tanya jawab tentang ilmu pengetahuan kepada anak. Metode bercakap-cakap juga berperan dalam menentukan keberhasilan anak belajar bahasa yang terintegrasi secara internal dan eksternal. Hal itu terbukti dari data penilaian terintegrasi yang dilakukan di TK Prema ñ Ananda School Ubud pada Juni 2016 yang dilakukan melalui bercakap-cakap ternyata SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016
diperoleh hasil yang sangat memuaskan dengan kemampuan siswa menjawab dengan kategori keberhasilan 100%. 3.2
Saran Disarankan kepada guru untuk mengimplementasikan metode bercakap-cakap dalam upaya memberikan kesempatan dan membuka jalan pikiran anak serta melatih mental anak. Daftar Pustaka Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2007. Pedoman Teknik Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta: Direktorat PAUD. Husen, Akhlan dkk. 1998. Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Isjoni, H. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Sujiono, Bambang, dkk. 2008. Pendidikan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Tim Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. 2008. Pembelajaran Inovatif. Panitia Sertifikasi Guru Rayon XI Universitas Negeri Semarang. Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenanda Media.
61
SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016