PERANAN INFORMASI PEMASARAN DI DALAM PENGELOLAAN PERUSAHAAN Oleh : Euis Dasipah Abstrak Informasi pemasaran merupakan elemen kritis dalam pemasaran yang efektif, karena kecenderungan yang semakin meningkat dari pemasaran lukal ke skala nasional dan bahkan ke skala internasional, juga transisi dari kebutuhan pembeli ke keinginan pembeli dan transisi dari persaingan harga ke persaingan non harga. Sistim informasi pemasaran yang direncanakan dengan matang akan terdiri dari 4 subsitem: 1) sistem pelaporan intern yang menyediakan data terakhir mengenai penjualan, biaya, persediaan, arus kas dan utang piutang, 2) sistem intelijen pemasaran
yang menyiapkan bagi
eksekutif pemasaran informasi
harian mengenai
perkembangan dunia pemasaran ekstern, 3) riset pemasaran yang mencakup kegiatan menghimpun informasi yang relevan bagi masalah pemasaran tertentu yang sedang dihadapi oleh perusahaan, 4) sistem pemasarpenentuan policy dan strategian analitis yang terdiri dari prosedur statistik yang sudah mapan dan model untuk mengembangkan penemuan-penemuan yang lebih cermat lagi. Pentingnya informasi pemasaran di dalam mengelola bidan pemasaran suatu perusahaan, maka setiap manajer pemasaran, harus mampu mengelola informasi pemasaran yang dibutuhkannya. Dengan demikian para manajer perusahaan harus mampu memahami konsep dan peranan sistem informasi pemasaran. Pendahuluan Setiap pimpinan perusahaan, selalu dihadap0kan kepada masalah pengambilan keputusan dan penentuan policy serta strategi dari pelaksanaan kegiatan perusahaan, dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang diharapkan. Salah satu bentuk pengambilan keputusan dari penentuan policy dan strategi perusahaan adalah penyusunan rencana perusahaan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan menentukan policy dan strategi yang jitu atau baik, seorang pimpinan perusahaan membutuhkan informasi yang tepat dan lengkap. Informasi yang tepat adalah informasi yang isinya sesuai dengan yang dibutuhkan, penyampaiannya tepat pada waktu atau saat yang dibutuhkan dan disampaikannya tepat pada tempat atau tujuannya, yaitu pimpinan yang membutuhkannya. Informasi yang lengkap adalah informasinya menyeluruh sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan tidak ada yang kurang. Agar informasi yang dibutuhkan dapat tepat dan lengkap serta teratur diterimanya sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh pimpinan perusahaan, maka perlu diatur sistem pengumpulan pengolahan, penyampaian dan penggunaannya. Sistem inilah yang dikenal dalam pemasaran sebagai sistem informasi pemasaran. Dalam sejarah panjang dunia usaha, manajemen mencurahkan sebagian besar perhatiannya untuk mengelola uang (money), bahan (materials), mesin (machine), dan manusia (men). Sekarang manajemen telah mengetahui betapa pentingnya sumber daya kelima: informasi. Tetapi banyak manajer tidak puas dengan informasi yang tersedia. Keluhan mereka mencakup tidak diketahuinya dimana informasi penting dalam perusahaan; memperoleh terlalu banyak informasi yang tidak dapat digunakan dan terlalu sedikit informasi yang benar-benar dibutuhkan; terlambat memperoleh informasi penting; dan meragukan keakuratan informasi. Sering kita dengar pernyataan bahwa terdapat kesulitan di dalam pengambilan keputusan atau penyusunan rencana, karena kurangnya informasi yang dibutuhkan. Semakin pentingnya informasi ini bagi pimpinan, karena para pimpinan selalu dihadapkan kepada masalah risiko, yaitu risiko dari salah atau tidak tepatnya keputusan yang diambil atau risiko dari tidak baik atau kurang keberhasilan dari rencana yang disusun. Oleh karena besarnya risiko tersebut, peranan informasi sangat menentukan bagi berhasilnya keputusan yang diambil. Sebenarnya ada tiga alat memimpin (managerial tools) yaitu informasi alat untuk mengolah menganalisis informasi itu, dan model yang dipergunakan untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian kita melihat bahwa informasi merupakan hal yang penting dalam memimpin perusahaan, karena informasi sebagaiinput bagi pengolahan dan penganalisaan bagi pengambilan keputusan. Peranan ini tercermin pula dalam perkembangan akhir-akhir ini, yang dikenal dengan abad informasi, dalam mana kemampuan mendapatkan dan menggunakan informasi merupakan aktiva yang terbesar. Kemampuan tersebut mempunyai nilai yang besar dalam persaingan yang semakin tajam dan perencanaan pemasaran,sehingga kedua-duanya mempunyai kedudukan yang penting, dalam mana saluran informasi tercakup.
Konsep dan Komponen Sebuah Sistem Informasi Pemasaran Suatu sistem informasi pemasaran terdiri dari orang-orang, peralatan dan prosedurprosedur untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi yang tepat waktu, akurat, dan dibutuhkan kepada pembuat keputusan pemasaran.
Dalam informasi pemasaran ini tercakup data atau fakta mengenai kondisi atau keadaan yang berlaku, baik yang sedang atau telah terjadi. Sedangkan informasi pemasaran adalah keterangan yang baik berupa data atau fakta mapun hasil analisa, pertimbangan atau pandangan dari yang menyampaikannya mengenai kondisi atau hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam bidang pemasaran. Informasi pemasaran adalah hal yang terpenting bagi manajer pemasaran, karena manajer pemasaran menghadapi kebutuhan akan informasi pemasaran. Manajer pemasaran harus mengambil risiko bila informasi pemasarannya tidak lengkap. Hal ini berhubungan dengan tugas-tugasnya dalam pengambilan keputusan, dan masalah ini akan tetap selalu ada. Para manajer ini mungkin menginginkan lebih bayak data yang tersedia, akan tetapi mereka harus memperbandingkan antara biaya untuk mendapatkan informasi itu dengan nilainya seperti terlihat pada gambar berikut ini: MANAJER PEMASARAN
MENILAI KEBUTUHAN INFORMASI
CATATAN INTERNAL
INTELIJEN PEMASARAN
MANAJER PEMASARAN
ANALISIS
ANALISIS
PERENCANAAN
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
PENGENDALIAN
MENYEBARKAN INFORMASI
ANALISIS PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMASARAN
RISET PEMASARAN
PENGENDALIAN
GAMBAR 1. SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Sistem Pencatatan Internal Sistem informasi yang paling dasar digunakan oelh para manajer pemasaran adalah sistem pencatatan internal. Termasuk di dalamnya adalah laporan mengenai pesanan, penjualan, harga, tingkat persediaan, piutang, hutang dan sebagainya. Dengan menganalisis informasi ini, para manajer pemasaran dapat menemukan kesempatan dan masalah yang penting. Dalam banyak perusahaan laporan ini sering datangnya terlambat untuk kepentingan manajemen
pemasaran. Hanya sedikit sekali manajer pemasaran yang dapat mempelajari laporan tersebut diterimanya satu bulan dimuka. Sedangkan apabila laporan itu diterima lebih awal akan memungkinkan manajer mendapatkan informasi apa saja yang telah terjadi dan dapat segera mengambil tindakan perbaikan atau koreksi. Siklus Pesanan sampai Pembayaran Inti dari sistem pencatatan internal adalah siklus pesanan sampai pembayaran. Tenaga penjualan, pedagang perantara, dan konsumen mengirim pesanan ke perusahaan. Departemen pesanan penjualan mempersiapkan faktur penjualan dan mengirim tembusan-tembusannya ke berbagai departemen. Jenis barang yang dikirim disertai dengan dokumen pengiriman yang juga dibuat rangkap dan dikirimkan ke berbagai departemen. Perusahaan-perusahaan masa kini perlu melakukan tahap-tahap ini secara tepat dan cepat. Para konsumen lebih menyukai perusahaan yang dapat mengirim barangnya pada tepat waktu. Sistem Pelaporan Penjualan Para manajer pemasaran membutuhkan laporan yang terbaru mengenai penjualan berjalan mereka. Perusahaan-perusahaan paket barang konsumen dapat menerima laporan dari penjualan eceran setiap 2 bulan. Eksekutif kendaraan bermotor menunggu sekitar 10 hari untuk memperoleh laporan penjualan. Banyak eksekutif pemasaran mengeluhkan bahwa penjualan tidak cukup tepat dilaporkan dalam perusahaannya. Merancang Sebuah Sistem Laporan yang Berorientasi pada Pemakai Dalam merancang sebuah sistem informasi penjualan yang canggih, perusahaan harus menghindari hambatan-hambatan tertentu, Pertama, adalah mungkin untuk menciptakan sistem yang menghasilkan terlalu banyak informasi. Kedua adalah mungkin untuk menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang terlalu cepat. Sistem informasi pemasaran perusahaan harus mewakili suatu persilangan antara apa yang para manajer pikir, mereka perlukan, dan apa yang benar-benar mereka perlukan dan apa yang secara ekonomis dapat disediakan. Sebuah langkah yang bermanfaat adalah penunjukkan sebuah komite sistem informasi pemasaran internal, yang mewawancarai wakil yang refresentative dari eksekutif pemasaran manajer produk, manajer penjualan, tenaga penjualan dan sebagainya untuk mengungkapkan kebutuhan informasi mereka. Sistem Intelijen Pemasaran
Sistem pencatatan internal memberikan data yang dihasilkan (result data), sedangkan intelijen pemasaran memberikan data yang terjadi (happenings data). Sistem intelijen pemasaran adalah serangkaian prosedur dan sumber yang digunakan para manajer untuk memperoleh informasi harian mengenai perkembangan yang berkaitan dalam lingkungan pemasaran. Para manajer mengamati lingkungan tersebut dengan 4 cara: 1. Pengamatan tidak terarah: Pengungkapan informasi secara umum dimana manajer tidak mempunyai maksud khusus dalam pikiran sebelumnya. 2. Pengamatan bersyarat: Pengungkapan yang diarahkan kepada suatu area atau jenis informasi yang lebih atau kurang diidetifikasi secara jelas, tetapi tidak melibatkan penyelidikan aktif. 3. Penyelidikan informal: Suatu usaha yang relative terbatas dan tidak terstruktur untuk memperoleh informasi tertentu atau informasi untuk maksud tertentu. 4. Penyediaan formal: Suatu usaha yang disengaja biasanya mengikuti suatu rencana, prosedur atau metodologi yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk memperoleh informasi tertentu. Para manajer pemasaran kebanyakan menjalankan intelijen pemasaran melalui dirinya sendiri dengan membaca buku, surat kabar dan publikasi perdagangan, pembicaraan dengan pelanggan, pemasok, distributor, dan pihak luar lainnya; dan pembicaraan dengan manajer dan personil lain dalam perusahaan. Tetapi sistem ini bersifat sambil lalu, dan informasi berharga dapat saja hilang atau terlambat sampai. Para manajer mungkin mengetahui suatu langkah kompetitif, kebutuhan konsumen baru, atau masalah pedagang perantara, tetapi begitu terlambatnya untuk memberikan tanggapan terbaik. Untuk meningkatkan mutu intelijensi pemasaran yang diterima oleh para manajer, suatu perusahaan dapat melakukan beberapa langkah kongkrit. Pertama perusahaan harus melatih dan mendorong tenaga penjual (sales force) agar dapat mengikuti dan melaporkan segala bentuk perkembangan baru. Perwakilan penjualan hendaknya merupakan “mata dan telinga” perusahaan dan hendaklah pula merupakan posisi atau kedudukan utama untuk memilih atau mencari informasi yang lebih lanjut/maju yang tidak terdapat dalam laporan intern biasa dalam kegiatan penjualan perusahaan. Tanggung jawab intelijensi tenaga penjual (sales force) harus ditunjang dengan rancangan laporan kunjungan penjualan (sales call reports) yang mudah untuk diisi.
Perwakilan penjualan harus mengetahui manajer mana dalam perusahaannya yang harus menerima informasi tertentu. Kedua, perusahaan harus mendorong distributor, pengecer (retailer) dan usaha perantara lainnya untuk memberikan intelijensi yang penting. Mungkin saja perusahaan mengangkat atau menggaji tenaga ahli sebagai karyawan tetap untuk mengumpulkan intelijensi pemasaran. Ketiga, banyak perusahaan melengkapi kegiatan intelijensi dengan membeli atau membayar informasi dari tenaga ahli di luar perusahaan. Keempat, perusahaan dapat membentuk suatu kantor yang khusus bertanggung jawab untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu dan sirkulasi intelijensi pemasaran. Tenaga hendaklah dapat memberikan beberapa jasa pelayanan (service), dan sebaiknya terdiri dari para manajer dalam penilaian tentang dapat dipercaya tidaknya suatu informasi. Jasa ini sangat berguna di dalam meningkatkan kualitas informasi yang tersedia bagi para manajer pemasaran. Sistem Riset Pemasaran Para manajer pemasaran sering mengadakan studi-studi riset formal mengenai masalahmasalah dan kesempatan-kesempatan yang spesifik. Mereka mungkin memerlukan suatu survey pasar, tes preferensi produk, prakiraan penjualan menurut wilayah atau suatu studi efektivitas ikalan. Para manajer biasanya tidak memiliki keahlian atau waktu untuk memperoleh informasi ini. Mereka perlu mengadakan riset pemasaran formal. Riset pemasaran adalah perancangan, pengumpulan analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data atau penemuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Penyedia Riset Pemasaran Suatu perusahaan dapat memperoleh riset pemasaran melalui berbagai cara. Perusahaanperusahaan kecil dapat menugaskan mahasiswa atau dosen perguruan tinggi setempat untuk merancang dan menjalankan proyek riset atau mereka dapat menyewa suatu perusahaan riset pemasaran. Sebaliknya kebanyakan perusahaan besar mempunyai departemen riset pemasaran tersendiri. Manajer riset pemasaran biasanya melaporkan kepada direktur pemasaran dan bertindak sebagai pengarah penelitian, administrator, konsultan perusahaan dan penasehat. Perusahaan biasanya menganggarkan riset pemasaran sekitar 1 sampai 2 % dari angka penjualan perusahaan. Antara 50 % sampai 80 % dari dana ini dihabiskan langsung oleh departemen riset pemasaran, dan selebihnya digunakan untuk memperoleh jasa pelayanan perusahaan riset pemasaran luar.
Proses Riset Pemasaran Riset pemasaran yang efektif melibatkan lima langkah: MENEMUKAN MASALAH DAN SASARAN RISET
MENGEMBANGKAN RENCANA RISET
MENGUMPULKAN INFORMASI
MENGANALISIS INFORMASI
MENYAJIKAN HASIL PERTEMUAN
Gambar 2. PROSES RISET PEMASARAN
Menentukan Masalah dan Sasaran Riset Langkah pertama yang harus dilakukan manajer pemasaran dan peneliti pemasaran untuk menyatakan masalah dengan hati-hati dan menentukan sasaran riset. Manajemen harus mengarahkan agar jangan sampai menyatakan masalah terlalu luas atau terlalu sempit. Mengembangkan Rencana Riset Tahap riset pemasaran yang kedua mengharuskan pengembangan rencana yang paling efisien untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran sebaliknya memiliki cukup pengetahuan mengenai riset pemasaran untuk mengevaluasi rencana riset dan temuan-temuannya. Manajer pemasaran perlu mengetahui biaya dari rencana riset sebelum menyetujuinya. Sumber Data
Data Sekunder Merupakan suatu titik tolak untuk riset dan memberikan keunggulan dalam hal biaya yang rendah ketersediaannya. Sebaliknya, data yang diperlukan oleh peneliti mungkin tidak tersedia, atau data yang tersedia sudah ketinggalan zaman, tidak akurat, tidak lengkap atau tidak dapat diandalkan. Dalam kasus ini, peneliti harus mengumpulkan data primer dengan biaya yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama tetapi kemungkinan dengan relevansi dan keakuratan yang lebih tinggi.
Kebanyakan proyek riset pemasaran melibatkan pengumpulan sejumlah data primer. Prosedur normalnya adalah mengadakan wawancara sejumlah orang secara individual dan atau dalam kelompok untuk memperoleh pengertian tentang bagaimana perasaan orang tentang perusahaan dan jasa pelayanan, dan kemudian
mengembangkan
suatu
instrument
riset
formal,
menyempurnakannya
dan
menjalankan dalam lapangan. Data primer dapat dikumpulkan dengan cara 4 cara: observasi, kelompok terfokus, survey, dan eksperimen. Instrumen Riset Para peneliti pemasaran memiliki 2 pilihan instrument riset dalam mengumpulkan data primer . 1. Kuesioner Adalah instrument yang sering dipakai dalam pengumpulan data primer. Sebuah kuesioner terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner bersifat fleksibel karena terdapat berbagai cara dalam mengajukan
pertanyaan.
Kuesioner
harus
dikembangkan,
diuji,
dan
disempurnakan dengan teliti sebelum diterapkan dalam skala besar. 2. Instrumen mekanis. Instrumen mekanis lebih jarang digunakan dalam riset pemasaran. Mengumpulkan Informasi Peneliti sekarang harus mengumpulkan data. Tahap ini umumnya bersifat paling mahal dan paling mungkin terjadi kesalahan. Menganalisis Informasi Langkah berikutnya dalam proses riset pemasaran adalah untuk menyaring temuantemuan yang berguna dari data. Peneliti mentabulasi data dan membentuk distribusi frekuensi satu arah dan dua arah. Rata-rata ukuran disperse dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti akan menerapkan sejumlah teknik-teknik statistik model keputusan modern dengan harapan dapat memperoleh hasil penemuan tambahan. Menyajikan Hasil Penemuan Peneliti tidak boleh membanjiri manajemen dengan banyak angka dan teknik-teknik statistik yang canggih. Hal ini akan membingungkan mereka peneliti sebaiknya menyajikan hasil penemuan penting yang relevan dengan keputusan pemasaran utama yang dihadapi manajemen. Studi ini berguna apabila dapat mengurangi ketidakpastian manajemen yang berkaitan dengan langkah tepat yang akan dibuat. Karakteristik Riset Pemasaran yang Baik
1. Metode Ilmiah Riset pemasaran yang efektif menggunakan prinsip-prinsip metode ilmiah: pengamatannya teliti, perumusan hipotesa, prediksi dan pengujian. 2. Banyak Metode Para peneliti pemasaran yang kompeten menghindari untuk terlalu tergantung pada satu metode saja, dan lebih suka mengadaptasikan metode dengan masalahnya daripada sebaliknya. Mereka juga mengenal keinginan untuk mengumpulkan informasi dari banyak sumber untuk memberikan keyakinan yang tinggi.. 3. Interdependensi dari Model dan Data Para peneliti pemasaran yang kompeten mengetahui bahwa fakta ditentukan artinyamelalui model permasalahan. Model-model ini memberikan pedoman atas jenis informasi yang dicari dan dengan demikian harus dinyatakan seeksplisit mungkin. 4. Nilai dan Biaya dari Informasi Para peneliti
pemasaran
yang kompeten
menunjukkan perhatian
pada
pengestimasian nilai informasi dan biayanya. Estimasi nilai/biaya membantu departemen riset pemasaran dalam menentukan proyek riset mana yang akan dijalankan,
rancangan
riset
mana
yang
digunakan
dan
apakah
akan
mengumpulkan lebih banyak informasi setelah hasil awal diperoleh. Biaya dari riset biasanya mudah untuk dikuantifisir, sementara nilai riset agak sulit diantisipasi. Nilai ini tergantung pada keandalan dan keabsahan hasil penemuan riset dan kesudian manajemen untuk menerima dan bertindak berdasarkan hasil penemuan ini. 5. Skeptisme yang Sehat Para peneliti pemasaran yang kompeten akan menunjukkan sikap skeptisme yang sehat terhadap asumsi-asumsi yang tidak jujur yang dibuat para manajer mengenai bagaimana pasar bekerja. 6. Pemasaran yang Etis Kebanyakan
riset
pemasaran
menguntungkan
baik
perusahaan
yang
mensponsorinya dan konsumennya. Melalui riset pemasaran, perusahaan
mempelajari lebih banyak mengenai kebutuhan konsumen, dan mampu untuk menyediakan produk dan jasa yang lebih memuaskan. Namun demikian, penyalahgunaan riset pemasaran dapat juga mengganggu atau menjengkelkan konsumen. Pemanfaatan Riset Pemasaran oleh Manajemen Walaupun riset pemasaran tumbuh pesat, banyak perusahaan masih gagal untuk memanfaatkannya dengan cukup atau tepat. Beberapa factor menghalangi pemanfaatnanya yang lebih besar.
Konsepsi riset pemasaran yang sempit Banyak manajer memandang riset pemasaran hanya sebagai operasi pencarian fakta, peneliti pemasaran diharapkan untuk merancang suatu kuesioner, memilih sampel, melakukan wawancara dan melaporkan hasilnya, sering tanpa disertai dengandefinisi masalah yang hati-hati atau alternative keputusan yang dihadapi manajemen. Sebagai akhirnya, beberapa hasil penemuan fakta menjadi tidak berguna. Ini menambah pandangan manajemen keterbatasan manfaat dari sebagian riset pemasaran
Kualitas peneliti pemasaran yang tidak merata Sebagian manajer memandang riset pemasaran hanya sedikit lebih tinggi daripada kegiatan administrasi dan menghargainya seperti demikian. Peneliti pemasaran yang agak kurang mampu dipekerjakan dan menerima yang lemah dengan kreatifitas mereka yang kurang menyebabkan hasil yang kurang mengesankan. Hasil yang mengecewakan menambah prasangka buruk manajemen untuk tidak mengharapkan terlalu banyak dari hasil riset pemasaran. Manajemen terus menerus membayar gaji rendah, memperpanjang kesulitan dasar ini.
Hasil penemuan riset pemasaran yang terlambat dan kadang-kadang salah Para manajer menginginkan hasil yang cepat dan bersifat akurat dan meyakinkan. Tetapi, riset pemasaran yang baik memerlukan waktu dan dana. Para manajer menjadi kecewa, dan mereka menurunkan pendapatan mereka mengenai nilai riset pemasaran.
Perbedaan intelektual
Perbedaan intelektual antara gaya mental manajer lini dan peneliti pemasaran sering menghambat hubungan yang produktif. Laporan peneliti pemasaran mungkin dipandang bersifat abstrak, kompleks dan sementara. Sementara manajer lini menginginkan kenyataan kesederhanaan dan kepastian, sehingga dalam perusahaan yang lebih progresif, para peneliti pemasaran secara meningkat termasuk dalam anggota tim manajemen produk, dan pengaruh mereka atas strategi pemasaran tumbuh. Suatu sistem analisa pemasaran terdiri dari dua set peralatan yaitu statistical bank dan model bank. Statistikal bank adalah suatu kumpulan prosedur statistic yang maju untuk dapat lebih baik mempelajari tentang hubungan antara sekumpulan data dan statistical reabilitinya. Model bank merupakan suatu kumpulan model yang akan membantu para manajer pemasaran dalam mengembangkan keputusan pemasaran yang lebih baik. Setiap model terdiri dari sekumpulan variabel yang saling berhubungan yang menggambarkan suatu hasil, proses dan sistim yang riil. Model ini dimaksudkan untuk membantu para manajer pemasaran dalam menetapkan keputusan yang baik terutama dalam penetapan harga, perancangan wilayah penjualan, rencana kunjungan tenaga penjual, pemilihan site retail outlets, pengembangan media advertensi yang optimal, pengembangan dalam penyusunan anggaran advertensi yang optimal dan peramalan penjualan produk baru. Sistem analisa pemasaran seperti tersebut diatas seperti gambar berikut ini. SISTEM ANALISA PEMASARAN
INFORMASI PEMASARAN
STATISTICAL BANK
MODEL BANK
ANALISA REGRESI ANALISA KORELASI ANALISA FAKTOR ANALISA DISCRIMINANT ANALISA CHUSTER
OPTIMAL PRODUCT FEATURES MODEL PRICING MODEL SITE COLLECTION MODEL MEDIA MIX MODEL ADVERTISING BUDGET MODEL
Gambar 3. SISTEM ANALISA PEMASARAN
EVALUASI PEMASARAN
Dengan demikian model ini dimaksudkan, untuk membantu para manajer pemasaran dalam menetapkan keputusan yang baik dan benar.
Kesimpulan
Pada akhir-akhir ini peranan informasi semakin penting didalam pengelolaan suatu perusahaan. Setiap pimpinan perusahaan selalu membutuhkan informasi untuk dasar analisa yang dilakukannya di dalam pengambilan keputusan. Dalam mengelola bidang pemasaran, seorang manajer pemasaran selalu dihadapkan kepada masalah-masalah pengambilan keputusan, terutama untuk menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran dalam usaha untuk mencapai tujuan di bidang pemasaran. Keputusan yang tidak tepat menimbulkan risiko, sedangkan untuk keputusan pemasaran yang baik membutuhkan informasi yang lengkap dan tepat. Oleh karena pentingnya informasi pemasaran di dalam mengelola bidang pemasaran suatu perusahaan, maka setiap manajer pemasaran harus mampu mengelola informasi pemasaran yang dibutuhkannya. Dalam rangka inilah para manajer pemasaran harus mampu memahami konsep dan peranan sistem informasi pemasaran. Sistem informasi pemasaran menekankan adanya unsur atau komponen yang berhubungan dan berinteraksi di dalam suatu kesatuan usaha untuk memberikan informasi yang lengkap dan tepat, baik ketepatan isi (dapat dipercaya), ketepatan waktu, dan ketepatan tujuannya. Baik masukan (input) maupun unsur atau komponen dan keluara (output) informasi yang akan dihasilkan, hendaklah dilihat dalam suatu kerangka yang satu dan menyeluruh, agar dapat memberikan hasil yang efektif dan efisien di dalam pengelolaannya. Daftar Pustaka Cravens David W. 1996. Pemasaran Strategis. Penerbit Erlangga (Anggota IKAPI) Jakarta.
Kotler Philip. 2004. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi, dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
Soekartawi. 1996. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian Teori dan Aplikasi. Penerbit Rajawali Pers Jakarta. Sofjan Assauri, SE., MBA. 1996. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.