PERANAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN ISLAM DI TANGERANG TAHUN 1998-2008 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh: Diah Nur Afifah 1112022000017
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ii
iii
iv
ABSTRAK Skripsi ini meneliti tentang Peran Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan dalam memajukan umat Islam di Tangerang 1998-2008. Dalam merekonstruksi skripsi ini, penulis menggunakan metode analytical history, berupa kajian pustaka, wawancara dan observasi langsung. Temuan studi ini adalah bahwa Habib Jindan telah memberikan peranan yang sangat signifikan dalam memajukan umat Islam di Tangerang, salah satu respon yang di lakukan oleh Habib Jindan dalam memajukan Umat islam Tangerang. diantaranya dengan dakwah, mengasuh anak yatim, membina pesantren, ibnu sabil, majelis taklim, mengaji kitab dan ormas Islam. Dalam keaktifan Habib Jindan baik dalam agama maupun sosial di Tangerang menjadi konstribusi tersendiri bagi umat Islam. Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana peran Habib Jindan dalam memajukan umat Islam di Tangerang
Keyword: Peran, Habib Jindan, Al-Fachriyah
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillah tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ungkapkan selain rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya serta kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Rasa syukur serta tekad yang kuat akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Habib Jindan dalam memajukan umat Islam di Tangerang 1998-2008”. Semoga karya ini dapat menjadi sumbangsih bagi siapa saja yang ingin bergelut pada dunia penelitian, khususnya bagi yang memfokuskan kajian pada peranan ulama lainnya.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis berterima kasih kepada mereka yang telah membantu, membimbing, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini : 1. Kedua orang tua ibunda dan ayah tercinta Bapak H. Hasannudin, dan ibu Fauziah HM, yang telah mendidik, mengasuh, membimbing dengan kasih sayang yang tulus sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan studinya sampai perguruan tinggi. 2. Kepada suami Muhammad Jaelani, yang telah membimbing dan selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. Parlindungan Siregar, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang selalu memberikan nasehat, petunjuk dan bimbingan yang berharga ditengah-tengah kesibukan beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Dr. Saidun Derani M.A, terima kasih banyak karna bapak telah banyak memberi masukan serta kritikan dalam penulisan skripsi saya. dan selalu memberi masukan yang positif bagi penulis. Nurhasan M.A selaku ketua jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syaarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memproses demi kelancaran skripsi ini. Solikatusa’diyah, M. Pd selaku sekertaris Jurusan Sejarah dan kebudayaan Islam yang telah membantu dan memproses skripsi ini. 4. Adik-adik tercinta Ade Nur Hasfah, Muhammad Karang yang selalu menyemangati kaka dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 5. Kepada Ahmad Azhar, terima kasih karna telah mensuport dan selalu mendukung penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lulus dengan tepat waktu. 6. Kepada Muhammad Nur Azami terima kasih banyak telah meminjamkan buku-bukunya, sehingga sangat membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
7. Kepada Muspiroh, terima kasih banyak karena selalu mengingatkan dan menyemangati penulis agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Kepada Agidia Oktaviani, terima kasih banyak atas kritikan, saran dan masukan yang telah disampaikan oleh penulis. sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini dengan baik. 9. Kepada Mardiyah, penulis mengucapkan terima kasih karena sudah banyak membantu penulis dalam mengedit penulisan dan selalu membantu penulis dalam hal apapun. 10. Kepada Mustaqim, terimakasih karena selalu memberi saran dan membantu dalam skripsi ini. 11. Kepada Yayasan Al-Fachriyah yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta seluruh pengurus Yayasan Al-Fachriyah yang telah berkenan memberikan informasi yang penulis butuhkan untuk penulisan skripsi ini. Demikian ucapan terimakasih penulis, semoga amal baik semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendapatkan imbalan dan pahala sebesar-besarnya dari Allah SWT. Jika ada
kesalahan dan kekurangan, penulis
mohon masukan yang konstruktif, sehingga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 19 April 2017
Diah Nur Afifah
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii ABSTRAK ..................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4 C. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7 F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7 G. Kerangka Teori .................................................................................... 8 H. Metode Penelitian ................................................................................ 9 I. Sistematika Penulisan ........................................................................ 11 BAB II KONDISI MASYARAKAT TANGERANG A. Letak Geografis Tangerang ................................................................. 13 B. Kondisi Pendidikan ............................................................................. 15 C. Kondisi Sosial-Keagamaan ................................................................. 18 BAB III RIWAYAT HIDUP HABIB JINDAN BIN NOVEL A. Silsilah Habib Jindan .......................................................................... 22 ix
B. Pendidikan dan karya Habib Jindan .................................................... 23 C. Ekstitensi Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah .............................. 30
BAB IV PERAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN UMAT ISLAM TANGERANG A. Peran dakwah Habib Jindan di Masyarakat Tangerang ...................... 34 B. Pengaruh dakwah Habib Jindan di masyarakat Tangerang ................. 39 C. Respon masyarakat Tangerang terhadap dakwah Habib Jindan ......... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 48 B. Saran .................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50 LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 54
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan merupakan salah satu ulama betawi yang memiliki konstribusi dalam memajukan umat Islam Tangerang.Habib Jindan melakukan beberapa kegiatan untuk memajukan umat Islam Tangerang dengan melakukan dakwah melalui Majelis Taklim, mengaji kitab, membina pesantren dan mengasuh anak yatim. Kegiatan dakwah Habib Jindan difokuskan pada tiga metode yaitu Dakwah bil Lisan, yakni penyampaian dakwah yang dilakukan Habib Jindan melalui ceramah dan mengajar yang dilakukan di Yayasan Al-Fachriyah.Yang kedua Dakwah bil qolam, yakni penyampian dakwah melalui gagasan tertulis melalui buku yang dikarang oleh Habib Jindan seperti Katakan Inilah Jalannku, Risalah Jami’ah Tazkiroh Nafi’ah, dan qosidah-qosidah.Yang ketiga Dakwah bil hal, yaitu dakwah yang ditujukan dengan akhlak atau perbuatan yang santun. Habib Jindan membina Yayasan Al-Fachriyah sebagai salah satu saluran dakwahnya
paska
Habib
Novel
mengamanatkan
yayasan
tersebut
kepadanya.Habib Jindan mendapatkan kepercayaan ayahnya untuk mengelola Yayasan Al-Fachriyah paska pulang dari menuntut ilmu dari Hadramaut, Yaman. Yayasan Al-Fachriyah merupakan yayasan yang didirikan dan diresmikan sekitar tahun 1993 oleh Habib Novel bin Salim bin Jindan, ayah Habib Jindan. Kemudian pada tahun 1998, pengelolaan Yayasan Al-Fachriyah diamanatkan sepenuhnya kepada Habib Jindan.Yayasan ini merupakan salah satu lembaga yang mengedepankan pendidikan syari’at Islam beraliran Ahlu sunnah wal jama’ah yang selalu berpegang teguh dengan al-qur’an dan hadist Nabi Muhammad, ijmak, dan qiyas yamg bermazhabkan Imam Syafi’i.1 Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam mengelola Yayasan Al-Fachriyah.Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel 1
Wawancara pribadi dengan Ustad Deden , Tangerang 18 September 2016.
1
2
lebih condong bergerak pada bidang sosial. Dimana anak-anak yatim yang berada di Yayasan Al-Fachriyah disekolahkan dan difasilitasi untuk menuntut ilmu agama dengan memanggil Ustad, 2 sementara pada saat yayasan dipegang oleh Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain tetap melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada bidang sosial. Dimana Habib Jindan tetap mengasuh, mendidik dan membesarkan anak yatim. Anak yatim piatu yang diasuh Habib Jindan bukan beliau yang mencarinya3 tetapi atas keinginan anak-anak tersebut yang datang ke Yayasan AlFachriyah dan meminta Habib Jindan untuk mengasuh dan mendidiknya. Habib Jindan mendidik mereka agar menjadi pribadi yang selalu menghambakan dirinya kepada Allah dengan sepenuh hati dan dapat menyampaikan ilmunya serta selalu menanamkan sifat kepedulian dalam menyampaikann apa yang telah dipelajari kepada umat. Selain mendidik dan mengasuh anak yatim piatu, kegiatan rutin yang dilakukan oleh Habib Jindan adalah Majelis Taklim. Adapun pengajian yang dibina Habib Jindan di antaranya: 1. Pengajian yang diadakan di Masjid Al-Ikhwan setiap hari minggu malam senin yang dimulai setelah sholat maghrib sampai isya.Adapun kitab yang dikaji ialah kitab fiqih mazhab Syafii. 2. Pengajian yang didakan setiap dua minggu sekali yaitu pada rabu sore di Majelis taklim Darul Mustofa Al-Habib Muhammad al-athos yang diadakan di Condet. 3. Majelis silaturahim yang diadakan pengajian sebulan sekali, pengajian ini berpindah-pindah tempatnya dari masjid ke masjid yang lain secara bergilir adapun kitab yang di baca kitab Tanbihul Mughtarrin karya Imam Sya’rani.4
2
Ustad Deden merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah. Wawancara pribadi dengan Hubbah Faura, Tangerang 30 Maret 2017.Hubbah Faura merupakan Ibu Kandung dari Habib Jindan. 4 http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 Desember 2016, jam 18:02. 3
3
4. Pengajian sore yang dilakukan disore hari bersama santri Al-Fachriyah, pengajian ini diadakan jum’at sore sampai rabu. Adapun kitab yang dikaji adalah kitab tasawuf, diantaranya kitab bidayatul hidayah, kitab silsilah imam haddad seperti kitab nashaihud diniyyah dan adab sulukul murid. 5. Yang terakhir, pengajian rutin yang dilakukan setiap malam jum’at di Yayasan Al-Fachriyah. Kegiatan utama Habib Jindan dalam mengajarkan para santrinya yaitu dengan mengkaji dan mendalami kitab.Habib Jindan dalam mengajarkan kitab menggunakan metode sorogan dan wetonan. Metode sorogan adalah metode di mana guru dalam menyampaikan pelajaran kepada santrinya secara individu melalui komunikasi langsung. Hal ini umumnya dilakukan dalam pembelajaran di masjid atau dirumah-rumah. 5 Habib Jindan menggunakan metode ini dengan mengajar para santri di dalam Masjid.Para santri akanmembuat kelompok belajar yang diajari dan dididik secara langsung oleh Habib Jindan. Selain menggunakan metode sorogan, Habib Jindan juga menggunakan metode wetodan dalam mengajarkan kitab kepada para santrinya. Metode wetonan atau bandongan adalah metode yang paling utama di lingkungan pesantren. 6 Dalam metode ini, Habib Jindan akan membaca, menerjemahkan, menerangkan atau menulis kitab-kitab berbahasa Arab. Ketika pengajaran berlangsung, para santri akan mendengarkan dan memperhatikan kitabnya masing-masing kemudian membuat catatan dari kitab yang tengah dibahas. Habib Jindan menekankan Jihad fi sabilillah dengan mengirim para santrinya untuk berdakwah di berbagai daerah dalam rangka menyiarkan dan
5
Mujamil Qomar, Pesantren dari transformasi metedologi menuju demokrasi institusi. (Jakarta: Erlangga,…) h. 142. 6 Metode Bandongan adalah metode pengajaran yang melibatkan sekelompok murid yang mendengarkan seorang guru sedang membaca, menterjemahkan, menerangkan dan sering kali mengulas kitab salaf dalam bahasa Arab . setiap murid memperhatikan kitabnya sendiri dan membuat catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit. sedangkansoroganadalah metode pengajaran dengan proses santri men-sorog-kan (mengajukan) sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca dihadapan kyai itu. jika ada kesalahan maka kesalahan itu langsung dikoreksi oleh kyai. (lihat Anton Timur Djaelani , 1982: 55 dan Zamkhsyari Dhofier, 1994: 28-29)
4
menyebarluaskan agama Islam.7Selain mengirim para santrinya untuk berdakwah, Habib Jindan juga mengirimkan beberapa santrinya ke Hadramaut untuk menuntut ilmu agama lebih dalam lagi. Diantara mereka ada yang dikirim ke Darul Mustofa yaitu Habib Syafiq bin Ali Ridho bin Syekh abu Bakar bin Salim, Habib Alwi AlHabsyi.Selain ke Darul Mustofa, ada juga santri yang dikirim ke Rubath, Tarim diantaranya Ustad Ruhuddin, Ustad Rifai, Ustad Khodir, Ustad Huda, Ustad Jaelani. Habib Jindan juga tergabung dalam ormas Islamdi antaranya anggota inti Majelis Syura yang dibentuk oleh Habib Umar bin Hafidz, penasihat Majelis silaturahmi ulama dan Habaib Kota Tangerang, dan anggota senior Majelis Alwafa bi Ahdilah. Ketergabungan Habib Jindan dalam beberapa Organisasi Masyarakat lebih kepada kepercayaan dan penghormatan atas wawasan dan keilmuan beliau sehingga diamanatkan sebagai penasihat bagi Ormas tersebut. Habib Jindan sendiri memfokuskan Tangerang sebagai tempat dakwahnya di samping tetap konsisten mengirimkan santrinya untuk berdakwah ke daerah mana saja dan beliau juga kerap berdakwah ke luar Tangerang untuk menyiarkan Islam. Keteguhan Habib Jindan dalam berdakwah di Tangerang dan membuat Tangerang menjadi lebih akrab dan aktif dalam kegiatan agama Islam khususnya Majlis Taklim merupakan salah satu bukti keberhasilan beliau dalam memainkan perannya sebagai pendakwah. Berdasarkan peranannya yang aktif dalam berdakwah di Tangerang, mendasari penulis untuk menelusuri tentang Peran Habib Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang (1998-2008). Untuk melihat lebih jauh, bagaimana Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang.
B. Identifikasi Masalah Yayasan Al-Fachriyah merupakan yayasan yang didirikan dan diresmikan sekitar tahun 1993 oleh Habib Novel bin Salim bin Jindan, ayah Habib Jindan. Kemudian pada tahun 1998, pengelolaan Yayasan Al-Fachriyah diamanatkan 7
Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Jakarta 1 april 2017. Ustad Jaelani merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah.
5
sepenuhnya kepada Habib Jindan. Yayasan ini merupakan salah satu lembaga yang mengedepankan pendidikan syari’at Islam beraliran Ahlu sunnah wal jama’ah yang selalu berpegang teguh dengan al-qur’an dan hadist Nabi Muhammad, ijmak, dan qiyas yamg bermazhabkan Imam Syafi’i.8 Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam mengelola Yayasan Al-Fachriyah.Yayasan Al-Fachriyah pada masa Habib Novel lebih condong bergerak pada bidang sosial. Dimana anak-anak yatim yang berada di Yayasan Al-Fachriyah disekolahkan dan difasilitasi untuk menuntut ilmu agama dengan memanggil Ustad. 9 Sementara pada saat yayasan dipegang oleh Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain tetap melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada bidang sosial. Dimana Habib Jindan tetap mengasuh, mendidik dan membesarkan anak yatim. Dalam kegiatan dakwahnya, Habib Jindan memfokuskan pada dakwah internal dan eksternal. Dakwah internal yaitu dengan fokus mengajari para santrinya bekal keagamaan yang mumpuni untuk bekal mendakwahkan ke masyarakat yang lebih luas. Selain itu, Habib Jindan juga mengirim beberapa santri yang ilmu agamanya sudah baik ke Hadramaut untuk lebih memperdalam khazanah keilmuannya. Sementara dakwah eksternal yaitu dakwah yang difokuskan kepada masyarakat untuk lebih mengenalkan dan memudahkan masyarakat untuk lebih mengenal agama Islam. Baik dakwah internal maupun dakwah eksternal, Habib Jindan menekankan akhlakul karimah karena itulah umat menyegani dakwahnya. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor tersiarnya Islam dengan baik di Tangerang. Habib Jindan dalam berdakwah menjadikan Yayasan Al-Fachriyah sebagai saluran utama dakwahnya.Yayasan ini mengakomodir konsep dakwah Habib Jindan dari segi keilmuwan dan keagamaan juga sosial. Dari segi keilmuwan dan keagamaan dengan mengadakan Majelis Taklim yang rutin. Majelis taklim ini selain sebagai kegiatan menyiarkan ajaran agama juga sarana keilmuwan untuk 8
Wawancara pribadi dengan Ustad Deden , Tangerang 18 September 2016. Ustad Deden merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah.
9
6
mengkaji ilmu agama Islam langsung melalui kitab-kitab. Hal ini tentunya sangat baik karena belakangan kajian Habib hanya maulid semata dan tradisi pengkajian kitab yang dahulu umum dilakukan.
10
Pada bidang sosial, Habib Jindan
memfasilitasi, mendidik dan mengayomi anak yatim piatu dan membelaki dengan ilmu agama yang mumpuni. Keaktifan Habib Jindan baik dalam bidang agama maupun sosial di Tangerang menjadi kontribusi tersendiri bagi umat Islam. Untuk itu, dalam penelitian ini penulis berhasil megidentifikasi beberapa masalah, di antaranya: 1. Peran Habib Jindan dalam mengembangkan Islam bagi masyarakat Tangerang. 2. Pengaruh dakwah Habib Jindan bagi masyarakat Tangerang. 3. Hambatan dakwah Habib Jindan 4. Perkembangan Yayasan Al-Fachriyah
C. Batasan dan Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka pertanyaan pokok studi (big question) ini adalah Bagaimana konstribusi Habib Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang 1998-2008? Adapun sub pertanyaan studi ini adalah: 1. Bagaimana peran Habib Jindan dalam mengembangkan Islam di Tangerang? 2. Mengapa Habib Jindan berpengaruh bagi perkembangan Islam di Tangerang?
D. Tujuan Penelitian Adapun Tujuan utama skripsi ini adalah untuk mengetahui hal berikut: 1. Untuk lebih memahami peranan Habib Jindan dalam mengembangkan Islam di Tangerang.
10
Rahmat Zailani Kiki dalam acaraNgaji Sejarah dengan tema “Jaringan Intelektual Ulama Betawi: Sinergi Habaib-Ulama”, 6 April 2017 di Wisma Usaha UIN Syarif Hidayatullah.
7
2. Untuk lebih melihat sejauh mana Habib Jindan berpengaruh untuk perkembangan Islam di Tangerang. 3. Menambah khazanah tentang Ulama di Tangerang.
E. Manfaat Penelitian Sedangkan Manfaat Penelitian ini yaitu : 1. Menambah
informasi
perihal
peranan
Habib
Jindan
dalam
mengembangkan Islam di Tangerang. 2. Memberikan sumbangan hasil karya penelitian untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya dan khususnya untuk Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI), Fakultas Adab dan Humaniora. 3. Melengkapi khazanah keilmuan perihal Ulama di Tangerang.
F.
Tinjauan Pustaka Kajian tentang peranan Habib Jindan secara spesifik belum banyak
ditemukan, sejauh pencarian penulis. Padahal Habib Jindan merupakan tokoh yang sangat berpengaruh bagi masyarakat tangerang. Untuk itu penulis akan menggali lebih jauh perihal peranan Habib Jindan dalam perkembangan Islam di Tangerang. Adapun beberapa tulisan yang penulis temui berkaitan dengan peranan Habib dalam dakwahnya, di antaranya: Peranan Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi di Masjid AlRiyadh Kwitang tahun 1993-2009, karya Muhammad Ramadhan Nugraha, jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Skripsi ini menjelaskan dengan adanya peranan Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi di Masjid Al-Riyadh Kwitang ini dapat membantu memperbaiki akhlak dan juga moral bagi generasi-generasi Islam demi terciptanya generasi yang memiliki akhaqul karimah dan juga budi pekerti yang baik. Perbedaan skripsi penulis ingin mengetahui bagaimana peran Habib Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang. Salah satu cara Habib Jindan
8
memajukan umat Islam dengan mengajak masyarakat sekitar Tangerang untuk mengikuti Majelis yang dilakukan Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah. Peranan KH. Umay M. Djafar Siddiq, MA Dalam mengembangkan Islam di Jampangkulon, Sukabumi, karya Khoerudin, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Skripsi ini menjelaskan bahwa KH. Umay merupakan salah satu ulama yang sangat konsen dalam hal pendidikan, dengan kegigihan beliau maka ia mendirikan beberapa Yayasan agar dapat
memajukan umat Islam di
Jampangkulon. Sedangkan skripsi penulis, bahwasannya Habib Jindan merupakan salah satu tokoh ulama yang sangat terkenal dan juga dikagumi oleh masyarakat Tangerang dan sekitarnya.Habib Jindan juga memiliki keinginan yang sangat besar untuk dapat mengembangkan umat Islam di Tangerang dan sekitarnya.
G. Kerangka Teori Arnold J. Toynbee mengemukakan teori challenge and response, Teori ini menyatakan bahwaasannya peradaban muncul apabila manusia menghadapi situasi sulit yang menantang hingga tumbuhlah kegiatan-kegiatan kreatif untuk melakukan usaha-usaha yang tak terduga.11 Menurut Muhammad Julijanto, teori challenge and response teori ini merupakan perkembangan sejarah terjadi karena adanya tantangan dan respon atas tantangan tersebut. Semakin besar tantangan suatu bangsa, makin besar respon yang diberikan. Interaksi terus-menerus antara tantangan dan respon memproduksi karya-karya peadaban baik di bidang sosial, politik, budaya, maupun ilmu pengetahuan serta teknologi.12 Berdasarkan teori yang diungkapkan diatas, maka penulis akan menggunakannya sebagai panduan tulisan. Bahwa perkembangan zaman yang
11
Mudji Sutrisno&Hendar Putranto, Teori-teori kebudayaan, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), h. 70. 12 Muhammad Julijanto, Agama dan agenda demokrasi&perubahan sosial, (deepublish: 2015), h. 10
9
semakin modern menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat Islam dalam mempertahankan Islam sebagai pegangan hidupnya. Oleh karena itu, kehadiran Habib Jindan di Tangerang sebagai bentuk respon dari kondisi yang terjadi. Habib Jindan dengan beberapa kegiatannya berusaha untuk tetap mempertahankan Islam sebagai pegangan hidup masyarakat khususnya di Tangerang. Peran yang dimainkan Habib Jindan ini, kemudian mendapat sambutan dari masyarakat dengan menjalankan dan meramaikan kegiatan yang dilakukan oleh Habib Jindan.
H. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat analitical history,13sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah pada umumnya, yakni, heuristik atau pengumpulan data, kritik sumber baik intern, interpretasi atau penafsiran, dan data yang terakhir adalah tahap historiografi atau penulisan.14 Dalam proses heuristik penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dan yang terakhir dokumentasi. Pertama, menggunakan metode obeservasi
(pengamatan)
15
merupakan
pengumpulan
data
dengan
cara
mengadakan sebuah penelitian dan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan cara mendatangi Yayasan Al-Fachriyah. Selain sumber primer berupa dokumen, penulis juga memanfaatkan sumber primer berupa foto-foto.Sumber-sumber tersebut, baik primer berupa dokumen, maupun foto, kesemuanya penulis dapatkan dari situs resmi www.alfachriyah.org. Observasi sendiri merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian, tujuan obeservasi sendiri untuk lebih menggambarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek yang akan dikaji, dan mengambil sebuah kesimpulan yang disusun menjadi sebuah laporan.
13
Analitical History merupakan jenis penelitian sejarah yang memanfaatkan teori dan metedologi. Lihat: M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi, ilmu Sejarah sebuah pengantar, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 218. 14 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995), h.89. 15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek h.143
10
Kedua, menggunakan metode wawancara.16 Merupakan suatu proses tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung, pewawancara disebut sebagai interviewer dan orang yang diwawancara disebut sebagai interviewee. Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam proses kualitatif, disini penulis melakukan tahap wawancara untuk dapat mengetahi informasi yang lebih jelas dan lengkap dengan mewawancari pihak Yayasan Al-Fachriyah dan masyarakat sekitar yang berada di Tangerang Dalam melakukan wawancara ini, ada beberapa interviewee, yaitu, Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, Syekh Ahmad al-khotib, Habib Alwi bin Syahab, Mustofa Ismail, Ka minah, Ustad Deden, Ustad Jaelani, Ustad Khodir, Ustad Yunnihar, Ustad Yunus, Hubabah Faura, Ustazah Aliyah Jindan, dan ibu Halimah. Ketiga, menggunakan metode dokumentasi. 17 Dokumentasi merupakan mengumpulkan data dengan cara mengambil pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan dengan mengakses beberapa sumber-sumber tertulis berupa Buku, jurnal serta situs internet. Penulis dalam menggunakan metode kepustakaan mendapatkan buku-buku dari perpustakaan pribadi milik Muhammad Nur Azami, Muhammad Jaelani, perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Selain itu juga berupa, laporan dan foto, serta otobiografi Habib Jindan dari website Yayasan Al-Fachriyah. Dalam tahap dokumentasi harus diuji melalui kritik yang bersifat internaldan eksternal.18Kritik internalpeneliti untuk dapat menilai kelayakan dan keaslian sumber atau menguji lebih jauh dokumen tersebut, artinya peneliti ingin menguji seberapa jauh dapat dipercaya kebenaran dari informasi yang diberikan.Dalam kritik intern ditujukan untuk dapat memahami sebuah teks.Tahap selanjutnya kritik ekternal dilakukan untuk mengetahui atau menguji keaslihan suatu sumber.Usaha dalam mendapatkan bukti sumber otentik dengan melakukan
16
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktek, h. 160-161. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek h. 175. 18 M. Dien Madjid, Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet 1, h. 223-224. 17
11
penelitian terhadap sebuah sumber. Dalam kritik eksternal berfungsi sebagai berikut: 1. Apakah sumber tersebut merupakan salah satu sumber yang kita butuhkan. 2. Apakah itu merupakan salah satu sumber yang asli. 3. Apakah sumber tersebut masih ada atau sudah mengalami suatu perubahan. Setelah melakukan kritik intern dan ekstern, tahap selanjutnya yaitu interpretasi atau penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah penulis himpun untuk memperoleh fakta-fakta terkait permasalahan yang menjadi fokus menjadi kajian penulis. Dalam tahap ini penulis menggunakan metode analisis dan sintesis. Dalam proses analisis atau penguraian, penulis memperoleh beberapa fakta dari sumber-sumber yang telah penulis baca baik sumber primer maupun sekunder, seperti adanya perubahan arah pengembangan yayasan Al-Fachriyah dari arah sosial ke arah keilmuan. selain itu pesantren dan pengajian menjadi sarana dakwah yang digunakan oleh Habib Jindan. Tahap terakhir yakni historiografi, dalam tahap ini penulis menguraikan fakta-fakta yang sudah didapat ke dalam penulisan sejarah, dan kemudian menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan pokok yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini.
I.
Sistematika Penulisan Sebuah peristiwa sejarah yang diteliti dengan metodologi dan pembagian
babakan, harus dibagi sesuai sistematika serta kaidah dalam penelitian sejarah. Pembabakan tahapan pembahasan cerita peristiwa sejarah, dapat dibagi dalam beberapa bab dan sub-bab, yang sifatnya tidak mengikat dan tidak dibatasi jumlahnya. Pada penelitian sejarah, sebuah peristiwa sejarah selalu didasarkan pada kaidah dasar, yaitu awal, saat dan akhir peristiwa.19 Secara keseluruhan skripsi ini terbagi ke dalam lima bab. adapun bagian pebahasannya yaitu:
19
Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, h. 69.
12
Bab I adalah pendahuluan, diantaranya latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan, Bab II adalah kondisi masyarakat Islam di Tangerang. Pada bagian ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu Letak geografis Tangerang, Kondisi pendidikan dan Kondisi sosial-keagamaan. Bab III adalah riwayat hidup Habib Jindan. pada bagian ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu silsilah Habib Jindan, pendidikan dan karya Habib Jindan, dan ekstitensi Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah. Bab IV merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya, membahas tentang Peran Habib Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang. adapun pembahasannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu peran dakwah Habib Jindan di masyarakat Tangerang, pengaruh dakwah Habib Jindan di masyarakat Tangerang, dan terakhir respon masyarakat tangerang terhadap dakwah Habib Jindan. Bab V adalah akhir dari seluruh proses penelitian ini, di dalamnya berisi tentang analisa dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan proses penelitian ini. Bagian inilah yang menjadi akhir dari seluruh rangkaian penelitian, tentang pembahasan suatu tema dari sebuah peristiwa sejarah.
BAB II KONDISI MASYARAKAT TANGERANG A. Letak Geografis Tangerang Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Provinsi Banten pada koordinat 106°20’-106°43’ bujur timur dan 6°00’-6°20’ lintang selatan. Luas wilayah kabupaten Tangerang 1.110,38 km atau 12,62% dari seluruh luas wilayah provinsi Banten dengan batas wilayah dari sebelah utara wilayah ini berbatasan dengan laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan kota Tangerang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Serang dan Lebak.1 Secara topografi, Kabupaten Tangerang berada pada wilayah dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah sebagian besar berada di wilayah Utara yaitu kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kranjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada di wilayah bagian tengah kearah selatan. Larangan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Tangerang, Banten, Indonesia, Kecamatan Larangan sendiri terletak dibagian Tangerang. Kota Tangerang yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan dan juga Kota Tangerang Selatan. Wilayah ini merupakan salah satu pemekaran dari Kecamatan Ciledug. Luas dan batas wilayah Di Tangerang berada disebelah utara Kelurahan Gaga, dan berada disebelah Selatan Jurtim dan Jurbar, disebelah barat berada di Peninggilan dan sebelah timur berada di Cipadu Jaya.2 Di Tangerang sendiri memiliki luas 8, 61 km dan di Tangerang memiliki jumlah penduduk 114.575 jiwa dengan kepadatan penduduk 13.307 jiwa/km dan memiliki 8 kelurahan diantaranya : 1. Kelurahan Kreo Selatan 2. Kelurahan Kreo 3. Kelurahan Larangan Utara 1 2
Monografi Kelurahan Tangerang 2014 Data statistic kelurahan Tangerang
13
14
4. Kelurahan Larangan Indah\ 5. Kelurahan Tangerang 6. Kelurahan Cipadu 7. Kelurahan Cipadu Jaya 8. Kelurahan Gaga Keadaan penduduk Di Tangerang menurut agama, yang berada di Provinsi Banten Kabupaten kota Tangerang yang berada dikecamatan Larangan. Jumlah laki-laki ada sekitar 9.003, sedangkan jumlah perempuan sekitar 8.792. sedangkan keadaan penduduk menurut agama : Islam ada 16.972, agama Kristen berjumlah 500, Katolik tidak ada, Hindhu berjumlah 33, Budha berjumlah 41. Sedangkan total jumlah keluarga (KK) ada 5.890 sedangkan jumlah penduduk jiwa ada 17.795.3 Jenis
Agama
Kelamin Desa/Kel urahan
Larangan Selatan
Laki
Pere
-laki
mpua
(lk)
n (pr)
9.003
8.792
Isla
Kri
Khat
Hin
Bu
m
sten
olik
du
dha
500
0
33
41
16.9 72
Kelu
Pend
arga
uduk
nny (KK)
(jiwa)
Lai
a 2
5.890
17.79 5
Tabel 1. Data Statistik Kec. Larangan 2013 Keadaan penduduk Di Tangerang menurut status perkawinan dan potensial penduduk, yang berada di provinsi Banten Kabupaten kota Tangerang yang berada diKecamatan Larangan. Jumlah laki-laki 9.003, jumlah perempuan 8.792. Sedangkan menurut status perkawinan, yang belum menikah 8.770, yang sudah menikah 8.509, yang sudah cerai hidup 81, yang terakhir cerai mati 435. Total jumlah keluarga (KK) 5.890, penduduk jiwa 17.795 sedangkan potensial pemilih 11.536.
3
Data statistic kelurahan Di Tangerang
15
Jumlah Penduduk Menurut Status Perkawinan dan Potensial Pemilih Provinsi
: Banten
Kab./Kota
: Kota Tangerang
Kecamatan
: Larangan Jenis
Status Perkwinan
Kelamin
Poten
La Desa/Kelu
ki-
rahan
La ki (Lk
Perem puan (Pr)
Bel
Cer
Ce
um
Ka
ai
rai
Ka
win
Hid
Ma
up
ti
81
435
win
Kelua
Pendu
rga
duk
(KK)
(Jiwa)
sial Pemil ih (Jiwa )
) Larangan
9
Selatan
003
8 792
8 770
8 509
5 890
17 795 11536
Tabel 2. Data Statistik Kec. Larangan 2013
B. Kondisi Pendidikan Keadaan penduduk di Tangerang menurut usia sekolah dan jenis kelamin yang berada di provinsi Banten Kabupaten kota Tangerang yang berada dikecamatan Larangan. Jumlah laki-laki 9.003, jumlah perempuan 8.792. sedangkan rasio jumlah kelamin laki-laki dan perempuan dikali 100 berjumlah 102. Sedangkan menurut usia sekolah dan jenis kelamin, 0-6 (pra sekolah) laki-laki berjumlah 713, 0-6 (pra sekolah) perempuan berjumlah 672. Sedangkan menurut sekolah dasar sederajat, 7-12 (sekolah dasar/sederajat) laki-laki berjumlah 998, 7-12 (sekolah dasar/sederajat) perempuan 956. Sedangkan menurut tingkat SLTP/ sederajat, 13-15 (SLTP/ sederajat) laki-laki berjumlah 499, 13-15(SLTP/ sederajat) perempuan 475. Sedangkan tigkat SLTA/sederajat, 16-18 (tigkat SLTA/sederajat) laki-laki 441, 16-18 (tigkat SLTA/sederajat) perempuan 450. Yang terakhir menurut perguruan tinggi, >18 (perguruan tinggi) laki-laki berjumlah 6352, sedangkan perempuan berjumlah 6239. Jumlah keluarga (KK) 5.890 dan jumlah penduduk 17.795.
16
Ket
:
Kelompok Usia Sekolah
0-6
:
pra sekolah
7-12
:
sekolah dasar/sederajat
13-18 :
SLTP/sederajat
16-18 :
SLTA/sederajat
>18
perguruan tinggi
:
Laki-laki Jenis Kelamin
(Lk) Perempuan (Pr)
Desa/
Larangan
Kelurahan
Selatan
9.003
8.792
I
2.829
II
1.999
III
1.675
IV
2.413
Pendidikan
V
691
Terakhir
VI
137
VII
850
VIII
1.440
IX
115
X
15
Keluarga (KK) Penduduk (Jiwa)
5.890 17.795
Tabel. 3 statistik kelurahan Larangan Selatan Keadaan penduduk Di Tangerang menurut pendidikan terakhir yang berada di Provinsi Banten Kabupaten kota Tangerang yang berada dikecamatan Larangan. Jumlah laki-laki 9.003, jumlah perempuan 8.792. yang belum bersekolah berjumlah 2.829, tidak tamat SD/sederajat berjumlah 1.999, tamat SD/sederajat berjumlah 1.675, SLTP/ sederajat berjumlah 2.314, SLTA/sederajat berjumlah 6.691, diploma berjumlah 137, akademis diploma/sarjana muda
17
berjumlah 580, diploma IV/strata I berjumlah 1.440, strata II berjumlah 115, strata III berjumlah 15. Jumlah keluarga (KK) 5.890 dan jumlah penduduk 17.795. Ket
:
Pendidikan Terakhir
I
:
tidak/belum sekolah
II
:
tidak tamat SD/ sederajat
III
:
tamat SD/ sederajat
IV
:
SLTP/ sederajat
V
:
SLTA/ sederajat
VI
:
diploma I/II
VII
:
akademi/ diploma III sarjana muda
VIII
:
diploma IV/strata I
IX
:
strata II
X
:
strata III Laki-laki Jenis Kelamin
(Lk) Perempuan (Pr)
Desa/
Larangan
Kelurahan
Selatan
9.003
8.792
I
2.829
II
1.999
III
1.675
IV
2.413
Pendidikan
V
691
Terakhir
VI
137
VII
850
VIII
1.440
IX
115
X
15
Keluarga (KK) Penduduk (Jiwa) Tabel. 4 statistik kelurahan Larangan Selatan
5.890 17.795
18
C. Kondisi Sosial-Keagamaan Sebagian besar masyarakat Tangerang mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Tangerang yang sangat religius, mulai dari tata kehidupan pribadi mereka sampai tata cara bermasyarakat, dalam kegiatan keagamaan. Kehidupan beragama di tengah masyarakat sangat penting karena agama merupakan salah satu unsur dalam mencapai keadaan masyarakat yang aman, tentram dan juga nyaman dalam membina masyarakkat dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas masyarakat Tangerang penduduknya beragama Islam dan beraqidahkan As’ariyah wal maturidiyah yaitu aqidah yang dikenal dengan sebutan Ahlusunnah Wal’jamaah, yang bermazhab Syafi’I karena lebih cocok dengan adat istiadat dan kultur mereka. kerukunan umat beragama diupayakan agar senantiasa terbina dengan baik demi terlaksananya pembangunan dan kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. hal ini merupakan salah satu usaha yang membentengi diri tehadap dampak negatif atas modernisasi dan globalisasi.4 Dalam kegiatan umat Tangerang semakin semarak dan berjalan sebagaimana mestinya, hal ini menunjukkan adanya sebuah peningkatan, penghayatan dan pengajaran agama. Kegiatan agama ini sangat didukung oleh kehadiran seorang Habib yaitu Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan kehadiran ia sangat membawa dampak perubahan bagi masyarakat setempat. Habib Salim bin Jindan merupakan salah satu sosok yang bisa dikatakan sebagai salah satu ulama terbesar di Indonesia,5 Habib Salim bin Jindan juga merupakan ulama terbesar nusantara di masanya dalam berdakwah. Ketika Habib Salim dikenal sebagai sosok singa podium yang sangat tegas dan mengebu-gebu dalam berdakwah, dalam berdakwah Habib Salim bin Jindan lebih menekankan kepada masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang berada di Tangerang dan
4
Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia, (Jakarta: Menara kudus: 2000), h. 1-2. 5 wawancara pribadi dengan Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, Tangerang 13 April 2017. Habib Jindan merupakan penerus Yayasan Al-Fachriyah.
19
di luar Tangerang untuk dapat lebih mengenal dan dapat memahami tentang keagamaan. Hadirnya sebuah Yayasan Al-Fachriyah, yang didirikan oleh Habib Novel yang merupakan putra dari Habib Salim bin Jindan, sejak dulu Habib Novel sangat memperhatikan masyarakat sekitar khususnya masyarakat di Tangerang. Sehingga ketika Habib Novel diberi hadiah sebidang tanah oleh bapak lurah, Pada tahun 1993 Yayasan Al-Fachriyah diresmikan.6 Semenjak Habib Novel merintis Yayasan Al-Fachriyah, Habib Novel mulai bersosialisasi kepada masyarakat sekitar dan Habib Novel juga mengadakan sebuah Majelis Taklim. Dengan adanya Majelis Taklim, masyarakat sekitar mulai mengenal dan mulai memahami tradisi yang dilakukan oleh Habib Novel. Habib Novel sendiri sangat memperhatikan masyarakat sekitar agar dapat mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Sosok Habib Novel sangat memperhatikan masyarakat sekitar khususnya bagi masyarakat Tangerang, Arah kepemimpinan Habib Novel lebih condong kearah sosial, sosok Habib Novel sangat baik terhadap masyarakat apalagi dalam hal mengayomi para tamu yang datang untuk menemui Habib Novel bahkan Habib Novel mengajak para tamu tersebut untuk bersantap makanan bersama keluarga besar Habib Novel.7 Dengan kebaikan beliau banyak masyarakat sekitar yang senang dengan kebaikan serta keramahan Habib Novel.8 Ketika Habib Novel memimpin Yayasan Al-Fachriyah, masyarakat sekitar sangat antusias untuk menghadiri pengajian atau majelis taklim yang dilakukan oleh Habib Novel, sejak dulu pengajian yang dilakukan oleh Habib Novel sudah ramai di kunjungi oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat sekitar Tangerang bahkan diluar daerah sampai luar kota. Cara Habib Novel menarik para masyarakat untuk dapat menghadiri pengajian, Habib Novel sering sekali di undang oleh masyarakat sekitar untuk 6
http://www.alfachriyah.org/menu/tentang-kami/sejarah-berdiri-al-fachriyah/,
diakses 15 april 2017, jam 16:02 7 Wawancra pribadidengan Ibu Halimah, merupakan salah satu masyarakat yang
berada di Tangerang, Tangerang 15 April 2017. 8 Wawancra pribadidengan Ibu Halimah, Tangerang 15 April 2017.
20
menghadiri majelis taklim. Dari sanalah Habib Novel melakukan sosialisasi dengan mengajak dan mengundang para jamaah atau masyarakat sekitar untuk dapat menghadiri majelis yang dilakukan didalam Yayasan Al-Fachriyah. Dengan keramahan dan kegigihan Habib Novel untuk mengajak masyarakat sekitar untuk mengikuti pengajian, akhirnya masyarakat sekitar banyak berdatangan untuk mengikuti pengajian bersama Habib Novel. Bahkan anak yatim piatu yang berada didalam Yayasan Al-Fachriyah sekitar kurang lebih 300 anak yatim piatu, dalam mengasuh yatim piatu Habib Novel membiayai mereka sekolah di luar Yayasan Al-Fachriyah dan Habib Novel juga setiap bulannya memberi sembako seperti beras, minyak, gula dan lainnya kepada orang tua dari anak yatim piatu tersebut. Dengan adanya anak yatim piatu dan kebaikan Habib Novel sangat membawa berkah, dengan kehadiran anak anak tersebut banyak yang membantu Habib Novel dalam hal memberikan makanan, sembako, ada juga yang memberi beras setiap bulannya dan berasnya sebanyak 1 Ton dan keperluan lainnya untuk anak-anak yang berada didalam Yayasan AlFachriyah. Habib Novel juga memberikan uang dan sembako bagi orang yang tidak mampu, kebanyakan orang yang tidak mampu itu berasal dari luar Tangerang. Perbedaan Habib Novel dengan Habib Jindan, Habib Jindan juga memiliki sifat yang baik dan ramah, sedangkan Habib Novel itu sangat memperhatikan orang-orang yang berada di lingkungan sekitar bahkan lebih mengenal dengan orang-orang kecil dan Habib Novel juga sangat memperhatikan anak-anak yang berada di Yayasan Al-Fachriyah. Hingga dari sejak saat itu, bahkan dari sebelum berdiri Yayasan Al Fachriyah hingga saat ini sudah sangat banyak murid-murid dan masyarakat sekitar yang mengetahui kegiatan majelis taklim yang dilakukan oleh Habib Novel dan kemudian dapat memberikan manfaat besar untuk umat dan masyarakat Tangerang. Ketika Habib Novel meninggal akhirnya yang meneruskan perjuangan Habib Novel yaitu anaknya yang bernama Habib Jindan. Setelah Habib Jindan pulang dari Hadramaut Habib Jindan memulai dakwahnya, awal Habib Jindan
21
memulai dakwahnya belum begitu banyak jamaah atau masyarakat sekitar yang mengenal Habib Jindan. Dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan pada umumnya tidak jauh dengan para pendakwah lainya, dakwah Habib Jindan seakan mempunyai daya tarik tersendiri untuk menarik para jamaahnya. Suara
yang lantang ketika
berceramah menggugah para pendengarnya untuk berpegang teguh dengan kuat untuk menjalankan syariat agama dan sunah-sunah Rasulullah SAW, akhlaknya yang anggun dalam berdakwah juga membuat para jamaah dan masyarakat sekitar untuk menirunya. Dalam berdakwah Habib Jindan mempunyai tiga sasaran dalam berdakwah, tujuan yang ingin capai dalam berdakwah, yaitu:9 Yang pertama adalah
menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat dan menanamkan rasa
takdzim atau penghormatan terhadap syiar-syiar agama di hati umat manusia. Yang ke dua adalah at-tazkiyah yakni pensucian jiwa terhadap jamaah beliau khususnya dan terhadap umat manusia umumnya dan menghiasinya dengan akhlak-akhlak yang mulia dan indah, sasaran yang kedua ini sangat terkenal dalam lisan manusia dengan sebutan at-tasawuf. Dan yang ketiga adalah menanamkan dalam jiwa jamaahnya pada khususnya dan dalam jiwa manusia pada umumnya untuk mau berdakwah, berjuang untuk menyebarkan syariat agama Islam. Dengan tiga sasaran berdakwah inilah yang memotifasi beliau untuk selalu bersemangat, bersabar dan istiqomah dalam berdakwah, mengajak manusia pada jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.10
9
Wawancra pribadi dengan Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan. Adik kandung Habib Jindan, Tangerang 17 September 2016 10 Wawancara pribadi dengan Habib Ahmad, Tangerang 17 September 2016
BAB III RIWAYAT HIDUP HABIB JINDAN BIN NOVEL
A. Silsilah Habib Jindan 1. Nasab dari Pihak Ayah Al- Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Husen bin Sholeh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Jindan bin Syaikhan bin Syekh Abu bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Syekh Abdurrahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi Al- Ghoyur bin Imam Muhammad Al- Faqih Al- Muqoddam bin Ali bin Muhammad Shohibul Mirbat bin Ali Kholi Qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Al- Imam AlMuhajjirila Allah Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja‟far As-Shodiq bin Muhammad Al- Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husen As- Shibti bin Ali bin Abi Tholib dan Fatimah Az-Zahra‟ binti Sayyidina Muhammad SAW.1Ini adalah silsilah nasab beliau yang bersambung dengan Nabi Muhammad SAW, sehingga kita dapat mengetahui bahwasannya beliau merupakan cucu dari baginda Nabi Muhammad SAW. 2. Nasab dari Pihak Ibu Al- Habib Jindan bin Hubabah Faurani binti Muhammad bin Ali bin Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husen bin Abdurrahman bin Husen bin Abdurrahman bin Hadi bin Ahmad Al- Habsyi Sohibus Si‟ib bin Muhammad bin Alwi bin Abu Bakar Al Habsyi bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadullah bin Hasan At- Turabi bin Ali bin Al-Imam Muhammad Al- Faqih Al- Muqoddam dan seterusnya sampai kepada Rasulullah SAW.2
1
Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan, Biografi Al Habib Salim bin Ahmad bin Husein bin Jindan Ibn Syeikh Abu Bakar bin Salim, ( Tangerang : Al-Fachriyah 2016). h 4 2 Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan, Biografi Al Habib Salim bin Ahmad bin Husein bin Jindan Ibn Syeikh Abu Bakar bin Salim, ( Tangerang : Al-Fachriyah 2016). h 4-5
22
23
3. Marga Bin Jindan Sudah tidak menjadi hal asing bagi umat muslimin bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW yang berada di Indonesia ini sangat banyak. Dan mereka para keturunan Nabi Muhammad SAW mempunyai marga-marga yang sangat banyak, diantaranya: As-Seqaf, Al- Aidrus, Al- Habsyi, AlHaddad, Al- Kaff, Al- Attas, bin Agil, bin Syahab, bin Jindan dan lain sebagainya. Dan Bin Jindan merupakan suatu julukan tertentu untuk cucu Nabi Muhammad SAW dari keturunan Ali bin Muhammad bin Husen bin Syekh Abu Bakar bin Salim, dan Jindan adalah nama dari kakek mereka yang mencapai derajat yang tinggi disisi Allah SWT. Sehingga anak keturunan Jindan inilah dijuluki dengan bin Jindan.3
B. Pendidikan dan karya Habib Jindan Habib Jindan dilahirkan di Sukabumi pada hari Rabu, 10 Muharram 1398 H atau 21 Desember 1977 M.4 Habib Jindan dilahirkan dari keluarga yang sangat perhatian dalam ajaran agama serta tekun dan istiqomah dalam beribadah, ayahnya Habib Novel merupakan seorang ulama besar putra dari seorang ulama besar dan pendakwah yang kondang juga yaitu Habib Salim bin Ahmad bin jindan yang dijuliki sebagai singa podium5dan ibundanya adalah seorang wanita yang sholeha yang nasabnya bersambung dengan seorang ulama besar yang masyhur di Indonesia bahkan di manca negara yaitu Al- Habib Ali bin Abdurrahman AlHabsyi Kwitang, pendiri Majelis Taklim Kwitang di Jakarta Pusat. Dari sinilah Habib Jindan pertama kali mengambil pendidikan dan pelajaran sehingga kelak beliau menjadi seorang ulama besar yang diakui keilmuannya. Dalam wawancara Habib Jindan dengan Al- kisah6beliau menceritakan “waktu kecil saya sering diajak ke berbagai Majelis Taklim di Jakarta oleh abah
3
Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy syathiri, Al Mu’jamul latif, (Jeddah : 1406 H/ 1986 M) cet 1. h 74 4 http://www.alfachriyah.org diakses pada tanggal 23 september 2016, jam 16: 02 5 Singa Podium merupakan istilah bagai seorang da‟i yang pandai berbicara dalam segala hal, yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Sebagaimana singa merupakan raja hutan beliau adalah rajanya para da‟i ila Allah 6 https://pondokhabib.wordpress.com/ diakses tanggal 3 Agustus 2016, jam 4: 39
24
saya Habib Novel, dari sanalah saya mendapatkan banyak manfaat diantaranya berkah dari beberapa Ulama dan Habaib yang termasyhur”.7 Ketika tempat tinggal orang tua Habib Jindan pindah dari Sukabumi ke Jakarta tepatnya didaerah Bungur Jakarta Pusat. Habib Jindan memulai pendidikan formalnya di SD Islam Maranti. Selain itu Habib Jindan juga belajar di Madrasah Diniyyah yang diasuh oleh Ustad Nur Baiti. Setelah lulus dari SD Meranti kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Jami‟at Kheir yang didirikan oleh Sayyid Abu Bakar bin Ali bin Syahab di daerah Pekojan Jakarta Barat, Habib Jindan juga belajar di Jami‟at Kheir mulai dari Tsanawiyah sampai ke Aliyah tetapi pada saat itu Habib Jindan tidak dapat menyelesaikan pendidikan Aliyahnya karana Habib Jindan harus melanjutkan pendidiknnya di Hadramaut Yaman dibawah asuhan Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz. Disanalah Habib Jindan benar–benar mempelajari dan sungguh-sungguh untuk mendalami berbagai cabang ilmu agama, dan memperluas wawasannya tentang bagaimana cara untuk berdakwah. Sehingga dalam waktu yang singkat yaitu kurang lebih selama 4 tahun, mulai dari tahun 1993 sampai 1998 M telah menjadikan ia sebagai seorang ulama besar yang diakui keilmuwannya oleh para kyai, habaib dan tokoh masyarakat. Sebelum ke Hadramaut, Habib Jindan juga selalu menghadiri pengajian dan beberapa Majelis Taklim yang berada didaerah Jakarta, seperti pengajian di Madrasah Tsaqafah Islamiyah yang diasuh oleh Al- Habib Abdurrahman bin Ahmad As- Segaf, di Bukit Duri Jakarta Selatan dan Majelis Taklim Kwitang yang diasuh oleh kakek Habib Jindan Al- Habib Muhammad bin Ali Al- Habsyi dan mengikuti rouha 8bersama Al- Habib Muhammad Al- Habsyi setiap sore hari.9 Sebenarnya Habib jindan sudah pernah berangkat ke Hadramaut untuk belajar, namun sayang Habib Bagir bin Muhammad bin salim Al Attas Kebon Nanas telah meninggal sebelum Habib Jindan berangkat ke Yaman Hadramaut. Pernah juga ia mau berangkat dengan saudara Habib Bagir Al Attas , tapi 7
www.almahbubin.com di akses tanggal 23 september 2016 jam 16:44 Rouha merupakan pelajaran yang dilakukan di sore hari 9 www.almuhibbin.com di akses 23 september 2016 jam 16.30 8
25
sayangnya saudaranya jatuh sakit dan akhirnya gagal untuk berangkat kedua kalinya. Tapi dengan izin Allah SWT. Pada tahun 1993 saat Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz seorang ulama besar dari kota Hadramaut Yaman berdakwah di Indonesia dan berkunjung ke Jakarta Habib Jindan sering melihat dakwahnya. Diantaranya Habib Jindan melihat Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz di Majelis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi di Kwitang, kemudian ia bertemu kembali dengan Habib umar saat Habib Umar berkunjung ke Madrasah Jami‟at Al- Khoir tempat beliau belajar. Uniknya satu-satunya kelas yang dimasuki oleh Habib Umar adalah kelas beliau padahal saat itu ada belasan kelas di Madrasah Jamiat kheir. Kemudian Ustad Hadi As-Seggaf memperkenalkan ia dengan Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz. Pada saat itu Ustadz Hadi mengatakan kepada Habib umar bahwa beliau adalah keturunan Syekh Abu Bakar bin Salim yang berarti bahwa kakek Habib Umar dan Habib Jindan adalah sama, Mendengar itu Habib Umar tersenyum kepadanya. Dari beberapa pertemuan Habib Jindan dengan Habib umar di beberapa Majelis inilah yang membuat Habib Jindan sangat ingin untuk belajar dan menimba ilmu di kota Hadramaut Yaman khususnya kepada Habib Umar Bin Muhammad bin salim Bin Hafidz. Selang beberapa hari Habib Abdul Qodir bin Ahmad Al Haddad salah satu ulama besar di kota Jakarta yang tinggal di Condet sekaligus teman Habib Novel ayah Habib Jindan dalam berdakwah datang kerumah beliau untuk mengabarkan bahwa Habib Umar bin Hafidz telah menerimanya sebagai murid apabila Habib jindan mau belajar ke Hadramaut Yaman. Akhirnya Habib Jindan pun berangkat ke hadramaut untuk belajar dengan para sahabatnya yang mau belajar di hadramaut. Jumlah rombongan ini ada 30 orang diantaranya: Habib Mundzir bin Fuad Al Musyawa, Habib Quraisy Baharun, Habib Shodik bin Hasan Baharun, Habib Abdullah bin Hasan Al Haddad, Habib Jaa‟far bin Bagir Al Attas dan lain-lain.10
10
www.almuhibbin.com di akses 23 sebtember 2016 jam 17.00
26
Ketika Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya berangkat ke Hadramaut Yaman untuk belajar kepada Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz11 mereka tinggal di Rubat Sihr,12 yaitu suatu Pesantren yang berada di kota Sihr Hadramaut Yaman, Pesantren ini didirikan oleh Habib Abdullah bin Abdurrahman bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Yang waktu itu Habib Umar bin Hafidz adalah salah satu pengajar di Pesantren tersebut. Selama di rubat sihr Habib Jindan selain belajar dengan Habib Umar beliau juga belajar dengan ulama‟ yang berada di kota Sihr, diantaranya:13 Mufti sihr Syekh Abdul Karim Al Mallakhi, Syekh Salim Hablil, Syekh Jum‟ah Ath Thai‟, Setelah kurang lebih satu tahun tinggal di Sihr kemudian Habib Umar bersama Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya pindah kekota Tarim14. Kota Tarim sangat terkenal dengan kentalnya budaya Islam dan ilmunya, penduduk kota Tarim adalah orang-orang yang sangat menjaga kebudayaan Islam yang dilakukan leluhurnya, kebudayaan dan kegiatan agama yang dirintis oleh leluhur mereka itu terus lestari sampai sekarang, diantara kebudayaan tersebut adalah hizib15 Al-Quran yang dibaca dengan hafalan para pesertanya, hizib ini dilakukan di Masjid Seqaf setiap hari setelah solat magrib dan sebelum solat subuh, kegiatan ini sudah dilakukan oleh mereka lebih dari seribu tahun yang lalu. Kota Tarim ini di juluki sebagai kotanya para wali sebagaimana Mesir yang mempunyai julukan kotanya para Nabi, sebutan ini dikerenakan banyaknya para wali yang bermunculan di kota tersebut, Syekh Abdur Rahman As Seqaf berkata: “Lebih dari sepuluh ribu auliya‟ al akbar, delapan puluh wali qutub dari keluarga alwiyyin dimakamkan di Zanbal”.16 Sebagian pakar sejarah Islam mengatakan bahwa Tarim adalah kota leluhurnya wali songo yang menyebarkan agama Islam di negeri Indonesia. Habib Salim bin Abdullah bin Umar Asy-Syatiri mengatakan Para wali songo yang 11
Bin Hafidz adalah salah satu marga atau julukan tertentu dari keturunan Rasulullah SAW Rubat Sihr merupakan salah satu nama kota di Hadramaut, Yaman 13 Syekh Ahmad Al Khatib merupakan salah satu muruid Habib Jindan dan termasuk sodara kandung. 14 Wawancara pribadi dengan Syekh Ahmad Al Khatib, Tangerang 28 September 2016 15 Hizib, adalah pembacaan al quran secara berkelompok dan bergiliran bacaannya, karena yang satu baca yang lain mendengarkan. 16 Zanbal, adalah salah satu pemakaman di kota tarim selain furaid dan akdar 12
27
menyebarkan dakwah Islam di Indonesia mereka merupakan para alawiyyin yang datang dari Hadramaut, mereka merupakan keturunan Rasulullah yang silsilah nasabnya bersambung kepada Al-Imam Ahmad Al- Muhajjir. Silsilah wali songo sampai kepada As- Sayyid Alwi Ammul Faqih Al- Muqodam yang makamnya berada di Zanbal Tarim.17 Pertama.18 ketika Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya berada ke kota Tarim, mereka tinggal di Masjid At Taqwa, suatu Masjid yang berada didekat rumah Habib Umar bin Hafidz, walaupun mereka tinggal di masjid kegiatan belajar mengajar tetap terus berjalan seperti di Rubat, setelah tinggal beberapa bulan di Masjid kemudian mereka di tempatkan di sebuah rumah yang diberi nama dengan Darus Stana. Selama tinggal di Darus Stana Habib Umar mulai membangun Pondok Pesantren yang beliau memberi nama dengan Darul Mustofa.19 Sebelum Habib Umar membangun Darul Mustofa di kota Tarim tidak ada Pesantren kecuali satu yaitu Rubat Tarim yang didirikan oleh Habib Abdullah bin Umar Asy Syathiri. Dalam wawancara Habib Jindan dengan Al kisah Habib Jindan mengatakan “ketika itu (waktu Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya baru pindah ke Tarim) Habib Umar bin Hafidz belum mendirikan Pesantren Darul Mustofa. Yang ada hanya Ribat Tarim kita tinggal dirumah Habib Umar”20 Selama belajar di Hadramaut Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya harus banyak bersabar, karena baru tinggal dua minggu di Hadramaut perang saudara pun terjadi di Yaman, walaupun perang yang terjadi tidak terasa di lingkungan Pondok namun dampak perang ini mengakibatkan listrik mati, bensin minim dan sandang pangan menjadi mahal dan langka, akhirnya mereka masak pun harus memakai kayu bakar. Keadaan yang seperti itu tidak mengurangi semangat Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya untuk terus belajar dan belajar, begitu juga sang
17
https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Dakwah_Walisongo . diakses 23 september 2016, jam
17:15 18
Syekh Ahmad Al Khatib merupakan salah satu muruid Habib Jindan dan termasuk sodara kandung. 19 Wawancara pribadi dengan syekh ahmad al khatib. Tangerang 28 september 2016 20 https://www.google.co.id/#q=MY-Je_blog:habib+jindan+bin+novel+bin+jindan Di akses 23 september 2016 . jam 17: 15
28
guru Al Habib Umar tidak pernah absen untuk mengajar, Habib Umar selalu menanamkan dalam jiwa mereka untuk selalu disiplin dan istiqomah dalam dakwah dan belajar dalam situasi apapun. Selama belajar di Hadramaut Habib Jindan sangat bersungguh-sungguh dalam belajar, salah satu teman dekat Ia yaitu Syekh Ahmad Al Khatib mengatakan21 “Bahwa dahulu Habib Jindan ketika belajar di Hadramaut ia sangat sungguh-sungguh dalam belajar, ia sedikit berbicara, suka menyendiri, dan selalu bermusyawarah dengan Habib Umar dalam semua urusannya”. Habib Jindan juga suka berziarah kemakam Syekh Faqih muqaddam di Zanbal, dan datang ke tempat-tempat yang barokah sehingga ia membeli motor untuk kemudahan dalam ziarah.22 Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya selain belajar dengan Habib Umar bin Hafidz, mereka juga belajar juga dengan para ulama‟ besar di kota tersebut, diantarnya: Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz kakak Habib Umar bin Hafidz, Habib Hasan Asy Syathiri, Habib Salim Asy Syathiri, Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Syahab, dan lain sebagainya. Selain belajar di Pesantren Darul Musthafa mereka juga sering menghadiri beberapa Majelis Taklim yang biasa digelar di Tarim, diantaranya: di Rubat Tarim, Baitul Faqih, Zawiuyah Syekh Ali, Masjid Ba‟alawi, di qubbah Al-Aidrus dan lain sebagainya. Adapun kitab-kitab yang mereka kaji diantaranya adalah: Kitab Shahih Bukhari, kitab shahih muslim, Ihya „ulumuddin, kitab-kitab tafsir dan fiqih, dan berbagai macam cabang ilmu lainnya. Selain harus belajar ilmu dengan tekun dan sungguh-sungguh mereka juga diajarkan dan ditekankan untuk berakhlak
yang mulia, mengamalkan ilmu yang mereka pelajari dan
menyampaikannya kepada orang lain. Di antara guru-guru yang mendidik Habib Jindan, diantaranya : 1. Al-Qutb Al- Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin As-Seggaf. 2. Al-Walid Al-Habib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan. 21
Syekh Ahmad Al Khatib merupakan salah satu muruid Habib Jindan dan termasuk sodara kandung. 22
Wawancara pribadi dengan syekh ahmad al khatib, Tangerang 28 Septeber 2016
29
3. Al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurahman Al-Habsyi. 4. Al-Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syatiry. 5. Al-Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Syahab. 6. Al-Habib hasan bin Abdullah bin Umar Asy syathiri. 7. Al-Habib salim bin Abdullah bin Umar Asy syathiri. 8. Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith. 9. As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. 10. Al-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. 11. Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. 12. Al-Habib Muhammad bin Husein Ba‟abud. 13. Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Ba‟abud. 14. Al-Habib Syeikh bin Ahmad bin As-Syeikh Abi bakar bin Salim. 15. Al-Habib Abdul Qodir bin Abu Bakar Almashur. 16. Al-Habib Muhammad bin Hamid Baalawi imam masjid Baalawi tarim. 17. Al-Habib Muhammad Saad bin Alwi Al-Idrus. 18. Mufti Huraidhoh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Salim Al-Attas. 19. Al-Habib Abdullah Syami Al-Attas. 20. Al Habib fuad bin syeikhan Al Qadri. 21. As-Syeikh Fadhel bin Abdurrahman Bafadhel. 22. Asy-Syeikh Muhammad Ali Baudhon. 23. Ustad Nur Baiti. Habib Jindan juga memiliki beberapa karya yang ditulis diantaranya Katakan inilah jalanku. Buku ini menjelaskan tentang nasihat untuk membuka hati kita akan kekurangan dan kelemahan diri kita. menyadari betapa jauh perbedaan antara kita dengan salaf atau orang-orang terdahulu kita dari segi ilmu, akhlak, amal, keuletan dan istiqomah. nasihat ini melainkan sebagai bahan renungan bagi kita sehinnga dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam beramal Karya yang kedua Kitab ta’liqot risalatul jamiah, kitab ini sangat membantu bagi mereka yang mempelajari kitab risalatul jamiah karangan Habib Ahmad bin Zen Al- Habsyi.Karya yang ketiga Syair-syair nasehat, syair ini menjelaskan tentang nasehat utuk anak akhir zaman.
30
C. Ekstitensi Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah Yayasan Al-Fachriyah merupakan yayasan yang didirikan dan diresmikan sekitar tahun 1993 oleh Habib Novel bin Salim bin Jindan, ayah Habib Jindan. Kemudian pada tahun 1998, pengelolaan Yayasan Al-Fachriyah diamanatkan sepenuhnya kepada Habib Jindan.Yayasan ini merupakan salah satu lembaga yang mengedepankan pendidikan syari‟at Islam beraliran Ahlu sunnah wal jama’ah yang selalu berpegang teguh dengan al-qur‟an dan hadist Nabi Muhammad, ijmak, dan qiyas yang bermazhabkan Imam Syafi‟i.23 Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam mengelola Yayasan Al-Fachriyah.Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel lebih condong bergerak pada bidang sosial. Di mana anak-anak yatim yang berada di Yayasan Al-Fachriyah disekolahkan dan difasilitasi untuk menuntut ilmu agama dengan memanggil Ustad,24 sementara pada saat yayasan dipegang oleh Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain tetap melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada bidang sosial.Di mana Habib Jindan tetap mengasuh, mendidik dan membesarkan anak yatim. Terdapat beberapa kegiatan Majelis dan jadwal rutin yang dilakukan oleh Habib Jindan binNovel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, diantaranya :25 1. Setiap malam sabtu sampai malam kamis ba‟da magrib mengajar anak santri di Yayasan Al- Fachriyah. Adapun kitab yang diajarkan adalah kitab-kitab fiqih madzhab syafi‟i. diantara adalah: kitab dzahiratul musyarafah karangan guru beliau Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz, kitab risalah jamiah karangan Habib Ahmad bin Zen Al- Habsyi, kitab safinatun najah karangan Syekh Salim bin Abdullah bin Semir, mukhtashor latif karangan Syekh Abdurrahman bin Abdullah ba Fadhal, nadzam zubad karangan Syekh Ahmad bin Ruslan, yaqutun nafis karangan Habib Ahmab bin Umar Asy-Syathiri dan lain sebagainya. 23
Wawancara pribadi dengan Ustad Deden , Tangerang 18 September 2016. Ustad Deden merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah. 25 http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 september 2016, jam 18 : 02 24
31
2. Pengajian yang diadakan di Masjid Al-Ikhwan setiap hari minggu malam senin, pengajian ini dimulai setelah sholat magrib berjamaah sampai adzan isya‟. Adapun kitab juga kitab-kitab fiqih madzhab syafi‟i. 3. Pengajian sebulan sekali yang diadakan oleh Majelis Silaturrahim, pengajian ini berpindah pindah tempatnya, dari Masjid ke Masjid secara bergilir yang berada di Larangan Selatan. Adapun kitab yag dibaca adalah kitab Tanbihul Mugtarrin karangan Imam Sya‟rani. Pengajian ini diadakan pada hari jum‟at pertama setiap bulan. 4. Rauha atau pengajian sore hari bersama anak-anak santri Al- Fachriyah setiap selesai solat ashar, pengajian ini diadakan pada hari jumat sore sampai hari rabu, dan biasanya berlangsung selama satu jam. Adapun kitab-kitab yang di baca adalah kitab tasawuf. Diantara kitab yang dibaca adalah kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam Ghazali, kitab silsilah Imam Haddad seperti kitab Nashaihud diniyyah, adab sulukul murid 5. Pengajian yang diadakan setiap dua minggu sekali yaitu pada hari rabu sore jam 16.30-17.30 di Majelis Taklim Darul Mustofa Al-Habib Muhammad AlAtthos yang diadakan di daerah Condet. 6. Pengajian yang diadakan setiap malam juma‟at yang dimulai pukul 18.0020.30 di Yayasan Al-Fachriyah Larangan Selatan khusus untuk laki-laki dan perempuan dan live audio streaming. 7. Beliau juga mengisi rubrik majalah al kisah setiap bulannya. Kegiatan pendidikan syari‟at agama Islam di Yayasan Al-Fachriyah, diantaranya : 1. Ilmu Fiqih mazhab Imam Syafi‟i. 2. Ilmu Aqidah 3. Ilmu Tasawuf 4. Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Al-Qur‟an 5. Ilmu Hadist 6. Ilmu Mustholahul Hadist 7. Ilmu Siroh ( sejarah Islam ) 8. Ilmu Bahasa Arab
32
9. Ilmu Nahwu dan Shorof Yayasan Al-Fachriyah di bawah pimpinan Habib Jindan juga memiliki beberapa program, diantaranya : 1. Mempelajari kitab-kitab salaf. Progam ini adalah kegiatan paling penting di Yayasan Al-Fachriyah yang harus diikuti oleh semua anak santri yang berada di Yayasan AlFachriyah, kegiatan ini untuk melatih mereka untuk memahami, mempelajari dan menghafalkan kitab-kitab yang berisi tentang bahasa arab. Kitab kitab tersbut pada umumnya menerangkan tentang ilmu tafsir, hadist, fiqih madzhab syafi‟I dan lain sebagainya. 2. Tahfidz Al-Qur‟an Progam ini adalah salah satu dari kegiatan Yayasan Al-Fachriyah juga, tapi progam ini tidak diwajibkan bagi setiap santri, hanya mereka yang mempunyai kemauan dan kesungguhan yang kuat untuk menghafal Al- Qur‟an yang diperbolehkan untuk mengikutinya. 3. Pengkaderan Da‟i Progam ini adalah tujuan dari keberadaan Majelis Taklim yang berada di Yayasan Al-Fachriyah, progam ini adalah progam yang diajarkan kepada semua anak santri agar menjadi seorang Da‟i yang kuat imannya, luas ilmunya dan istiqomah dalam amalnya.Progam ini adalah pembekalan kepada santri bagaimana mereka harus berdakwah terhadap masyarakat sekitarnya. 4. Mengadakan acara Daurah, seminar, Pesantren kilat, Majelis, pengajian dan juga perkumpulan dzikir Progam ini semua pada umumnya diperuntukkan jamaah pengajan yang tinggal di luar asrama Yayasan Al-Fachriyah.sebagai pembekalan mereka terhadap ilmu agama, pensucian jiwa mereka dan penanaman rasa tanggung jawab kepada mereka untuk berdakwah. 5. Menjalin hubungan erat dengan para ulama dan juga kaum sholihin Yayasan bukan hanya lapangan dakwah Habib Jindan, tapi juga lapangan dakwah untuk para Ulama, Habaib, Kiai dan Ustad. Karena Majelis Taklim di Al-Fachriyah selain dari Habib Jindan yang mengisi ceramah, beliau
33
minta dari pada kalangan Ulama, Habaib, Kiai atau Ustad yang hadir dalam Majelis Taklim tersebut untuk memberikan ceramahnya. Sehingga Yayasan AlFachriyah adalah sebagai tempat silaturrahim dan tempat untuk menjalin hubungan yang baik dengan para Alim Ulama. 6. Mengirim para da‟i kepelosok Progam ini adalah progam untuk anak santri yang belajar dan tinggal di Pondok Pesantren Yayasan Al-Fachriyah.progam ini adalah pelatihan santri secara langsung untuk berdakwah dalam suatu masyarakat. Progam ini di khususkan bagi santri yang sudah dianggap mampu untuk berdakwah, maka santri tersebut akan dikirim oleh Habib Jindan untuk berdakwah di tempattempat yang masih belum ramai keberadaan Majelis Taklimnya dan Pondok Pesantrennya.
BAB IV PERAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN UMAT ISLAM TANGERANG
A. Metode Dakwah Habib Jindan di Masyarakat Tangerang Dakwah dalam Islam mempunyai istilah yang sangat banyak diantaranya: tablig, nasehat, amar ma’ruf nahi munkar, tabsyir dan tandzir, khotbah, tarbiyah dan ta’lim. Tapi semua itu mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menyebar luaskan ajaran agama Islam. Dari istilah dakwahh yang berbeda-beda para ahli dalam bidang dakwah mempunyai definisi yanag berbeda-beda pula. Di antaranya:1 1. Dakwah menurut Abu Zakaria adalah “usaha para ulama’ dan orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang agama Islam untuk memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan. 2. Syekh Ali bin Shalih Al Mursyid mengatakan dakwah adalah: “sistem yang berfungsi menjelasjkan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk agama sekaligus menguak berbagai kebatilan beserta media dan metodenya melalui berbagai tehnik, metode dan media yang lain. 3. Syekh Adam Abdullah Al Aluri, dakwah adalah: “mengarahkan pandangan manusia dan akal mereka kepada kepercayaan yang bergunadan kebaikan yang bermanfaat, dakwah juga suatu gerakan untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan yang hampir menjatuhkannya atau dari kemaksiatan yang mengelilinginya”. 4. Toha Yahya Omar, dakwah Islam adalah : “mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan akherat” Kata dakwah juga sering digunakan dalam sehari-hari. Dakwah itu sendiri berasal dari Da’a, Yad’u, Da’watan yang berarti memanggil, menyeru dan 1
Moh. Ali aziz, ilmu dakwah, (Jakarta: kencana) h. 11-17
34
35
mengajak. Sedangkan pengertian dakwah secara istilah ada juga beberapa pendapat yang berbeda yang banyak didefinisikan oleh para ahli. Namun ada definisi yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda diantaranya : 2 1. Menurut Prof. Toha Yahya Oemar dakwah merupakan suatu ajakan kepada umat utuk berada dijalan yang benar yang mana ajaran tersebut sesuai dengan perintah Allah untuk kepentingan dunia juga akhirat. 2. Menurut Syaikh Ali Makhfudz, dakwah merupakan suatu ajakan dalam mendorong umat manusia untuk berbuat kebaikan dan menjahui keburukan agar mereka mendapat kebahagian dunia dan akhirat. 3. Menurut Syeikh Abdullah Ba’alawi, dakwah merupakan seruan untuk mengajak manusia yang mana orang tersebut dulnya tidak mengerti agama dan menyuruh mereka untuk berada dijalan Allah. Dari beberapa definisi dakwah tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa dakwah adalah suatu gerakan untuk menyebarkan Agama Islam dan mengokohkan keimanan, menunjukkan manusia kepada jalan yang hak, menyelamatkan mereka dari kesesatan dan kemaksiatan, dengan cara yang indah, metode yang menarik dan bijaksana. Agar ajaran Islam terus menyebar luas, diamalkan dan diikuti oleh semua manusia. Bahwa pengertian dakwah untuk menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia kejalan Allah agar dapat melaksanakan segala perintahnya dan juga menjahui segala larangannta untuk dapat mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Dakwah Habib Jindan ini pada umumnya mengikuti jalan dakwah para Habaib dan Kiai-Kiai zaman dahulu. Baik dari segi penyampaiannya, ceramahnya, pengajarannya dan lain sebagainya. Karena pada awalnya Habib Jindan itu mengambil ilmu dan cara berdakwah dari mereka para habaib dan kiai. Dengan jalan itulah Habib Jindan bisa dikatakan sebagai seorang da’i yang berhasil dalam dakwahnya. Selain itu dalam diri Habib Jindan terdapat bakat untuk berdakwah yang beliau warisi dari ayah, ibu dan kakek-kakek Habib Jindan. Tetapi bukan hanya bakat yang dimiliki oleh Habib Jindan dalam berdakwah yang menjadikan Habib 2
Wahidin Saputra, Pengantar ilmu dakwah, (Jakarta: Rajawali pres, 2011) h. 1-3
36
Jindan sebagai da’i kondang, semangat yang kuat dan istiqomahnya yang menjadikan Habib Jindan sebagai da’i hebat, atau orator ulung dalam berdakwah, luasnya ilmu yang Habib Jindan miliki juga membuat para jamaah untuk tidak bosan mendengarkan ceramahnya. Ucapannya yang sangat santun dan penyampaiannya yang tegas membuat para pendengar itu mantap dengan kebenaran yang ia sampaikan. Mengenai semangat Habib Jindan untuk berdakwah Ustad Yunus salah satu muhibbin 3 ia mengatakan: 4 “Dulu ketika awal Habib Jindan baru datang dari Hadramaut, hampir setiap hari ia mengajak saya untuk keliling ke masjid-masjid untuk kuliah subuh atau sekedar silaturrahim dengan nadzir masjid” dari sini kita melihat bagaimana usaha Habib Jindan untuk mengenali keadaan obyek dakwahnya sekaligus mengenalkan kepada mereka siapa Habib Jindan dan apa yang beliau bawa untuk mereka.5Cara dakwah yang dilakukan memang sangat baik ibaratnya Habib Jindan ini selalu mencari bola tidak menunggu bola datang.Artinya dalam berdakwah Habib Jindan selalu mencari peluang untuk keberhasilan
dakwahnya,
tidak
menunggu
peluang
atau
keberhasilan
menghampirinya, karena segala sesuatu kalau kita cari maka peluang keberhasilanya sangat banyak sebaliknya kalau sesuatu itu kita tunggu maka peluang keberhasilannya sangat sedikit. Maka dari itu seorang pendakwah harus mengetahui bagaimana keadaan masyarakat sekitarnya dan juga masyarakat agar tahu siapa dia dan bagaimana kemampuannya sehingga antara da’i dan masyarakat itu saling mengenal, akrab ,dekat dan terjalin hubungan yang baik antara ke duanya. Karena hubungan yang baik antara da’i dan masyarakat adalah kunci dari keberhasilan suatu dakwah. Ilmu Habib Jindan sangat luas, kedaan itu terliat dari bagaimana ceramah yang Habib Jindan sampaikan, ayat-ayat suci Al- Qur’an, Hadist- Hadist Nabi dan ucapan para Ulama Habib Jindan sampaikan dengan lancar lewat hafalannya. Begitu juga syair-syair Arab yang berisi tentang nasehat sangat menguasainya, 3
Muhibbin merupakan orang yang mencintai seseorang. Ustad Yunus merupakan salah satu murid Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan. 5 wawancara pribadi dengan Ustad Yunus, Jakarta 28 september 2016. 4
37
khususnya syair-syair Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad, hampir disetiap ceramahnya tak lepas dari syair-syair tersebut. Selain itu keluasan ilmu Habib Jindansangat terlihat bagaiman cara Habib Jindan menjawab pertanyaan jamaahnya. Jawaban yang Habib Jindan berikan kepada seseorang yang bertanya penuh dengan hikmah dan sangat rasional sehingga para jamaah itu senang untuk bertanya atau musyawarah dalam suatu permasalahan, tentunya keadaan seperti ini membuat para jamaah betah dan suka dengannya. Selain ilmu yang luas Habib Jindan juga mempunyai akhlak yang mulia yang membuat para jamaah dan masyarakat sekitarnya mencintai dan menghormatinya, begitu juga Habib Jindan sangat menghormati orang-orang tua atau orang-orang yang seumuran dengannya, dan menyayangi anak-anak muda yang umurnya dibawahnya, Habib Jindan sangat perhatian terhadap jamaahnya, Habib Jindan juga menjenguk jamaahnya yang sakit, dan membantu jamaahnya yang membutuhkan, Habib Jindan santunin anak-anak yatim dan anak-anak santri yang belajar di pesantrennya. Ini adalah sedikit dari akhlaknya yang mulia yang membuat para jamaahnya semakin dekat dengan ia dan mencintainya. Peran ulama, bagaimanapun sangat penting dan juga menentukan dalam sebuah perjalanan sejarah Islam, bahkan dapat dikatakan maju mundurnya sebuah perkembangan umat Islam sangat tergantung dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. 6 Termasuk peran Habib Jindan sangat signifikan dalam memajukan umat Islam di Tangerang,dalam memajukan Umat Islam Tangerang Habib Jindan melakukan beberapa kegiatan diantaranya
dengan melakukan
dakwah melalui Majelis Taklim. Dalam kegiatan dakwahnya Habib Jindan menggunakan tiga cara yaitu yaitu: 7 Dakwah bil Lisan, yakni penyampaian dakwah yang dilakukan Habib Jindan melalui ceramah dan mengajar yang dilakukan di Yayasan Al-Fachriyah.
6
Hamzah, Peran K.H Ahmad Jayadi Muhajir Dalam Mengembangkan Dakwah di Klender Jakarta Timur, (Jakarta: Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2007). h. 44 7 Rubiyanah, MA, Ade Masturi, MA. Pengantar Ilmu Dakwah. (Jakarta, Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010), h. 42-60
38
Yang kedua Dakwah bil qolam, yakni penyampian dakwah melalui gagasan tertulis melalui buku yang dikarang oleh Habib Jindan seperti Katakan Inilah JalannkuBuku ini menjelaskan tentang nasihat untuk membuka hati kita akan kekurangan dan kelemahan diri kita. menyadari betapa jauh perbedaan antara kita dengan salaf atau orang-orang terdahulu kita dari segi ilmu, akhlak, amal, keuletan dan istiqomah. nasihat ini melainkan sebagai bahan renungan bagi kita sehinnga dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam beramal. Risalah Jami’ah Tazkiroh Nafi’ah menjelaskaan tentang ilu tauhid, fiqih dan tasawuf, dan qosidah-qosidah.Yang ketiga Dakwah bil hal, yaitu dakwah yang ditujukan dengan akhlak atau perbuatan yang santun. Selain itu Habib Jindan juga membina Yayasan yang bernama Yayasaan Al-Fachriyah yang menjadi salah satu saluran dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan.Habib Novel mengamanatkan Yayasan tersebut kepada Habib Jindan.Yayasan Al-Fachriyah merupakan salah satu lembaga yang memiliki lembaga pendidikan syariat Islam yang memiliki aliran Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan juga Hadist Nabi Muhammad SAW, ijmak, dan qiyas yang bermazhab kepada imam Syafi’i. Tujuan didirikan Yayasan Al-Fachriyah ini adalah agar dapat mencetak pribadi yang selalu menghambakan dirinya kepada Allah SWT. Dengan sepenuh hati dan dapat menyampaikan ilmunya dalam syari’at Islam, benar, dan jelas dengan selalu menanamkan sifat kepedulian dalam menyampaikan apa yang telah dipelajari kepada umat dengan jelas dan tepat. Kegiatan utama Habib Jindan dalam mengajarkan para santrinya yaitu dengan mengkaji dan mendalami kitab.Habib Jindan dalam mengajarkan kitab menggunakan metode sorogan dan wetonan. Habib Jindan mengajarkan para santri didalam Masjid kemudian Para santri tersebut akan membuat kelompok belajar yang diajari dan dididik secara langsung oleh Habib Jindan. Habib Jindan juga mengirim beberapa santrinya ke Hadramaut untuk menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu agama mereaka lebih dalam lagi. Di antara mereka ada yang dikirim ke Darul Mustofa yaitu Habib Syafiq bin Ali
39
Ridho bin Syekh abu Bakar bin Salim, Habib Alwi Al-Habsyi.8 Selain ke Darul Mustofa, ada juga santri yang dikirim ke Rubath, Tarim diantaranya Ustad Ruhuddin, Ustad Rifai, Ustad Khodir, Ustad Huda, Ustad Jaelani. 9 Ada juga diantara para santrri yang dikirim oleh Habib Jindan ke plosok-plosok daerah yang tujuannya untuk dapat menyebarkan agama Islam dengan baik dan benar. Habib Jindan juga tergabung dalam ormas Islam, tetapi Habib Jindan hanya menjadi penasihat Majelis silaturahmi Ulama dan Habaib Kota Tangerang, dan anggota senior Majelis Alwafa bi Ahdilah.Ketergabungan Habib Jindan dalam beberapa Organisasi Masyarakat lebih kepada kepercayaan dan penghormatan atas wawasan dan keilmuan Habib Jindan sehingga diamanatkan sebagai penasihat bagi Ormas tersebut. Habib Jindan sendiri memfokuskan Tangerang sebagai tempat dakwahnya di samping tetap konsisten mengirimkan santrinya untuk berdakwah ke daerah mana saja dan beliau juga kerap berdakwah ke luar Tangerang untuk menyiarkan Islam.Keteguhan Habib Jindan dalam berdakwah di Tangerang dan membuat masyarakat Tangerang menjadi lebih akrab dan aktif dalam kegiatan agama Islam khususnya Majlis Taklim merupakan salah satu bukti keberhasilan beliau dalam memainkan perannya sebagai pendakwah.Berdasarkan peranannya yang aktif dalam berdakwah di Tangerang B. Pengaruh dakwah Habib Jindan di maysrakat Tangerang Tujuan dakwah seseorang tidak lain adalah untuk menjadikan orang yang jauh dari Allah swt menjadi dekat dengan Allah SWT, orang yang bermaksiat berubah menjadi orang yang taat kepada Allah SWT. Dari tujuan tersebut maka terlihat bahwa dakwah Habib Jindan membawa pengaruh yang besar bagi kaum muslimin yang ada di Indonesia khusunya bagi masyarakat di kotatanggerang. Dengan Yayasan
yang Habib Jindan asuh banyak dari mereka yang
dulunya jauh dari ajaran agama islam menjadi dekat dengan Allah SWT dan lebih mengetahui tentang ajaran islam, syiar-syiar Islam sangat menonjol di daerahnya, sunah-sunah Rasulullah SAW banyak yang menghidupkannya, 8
Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Ustad Jaelani merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah, Jakarta 15 April 2017. 9 Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Jakarta 15 April 2017.
40
banyak dari anak didiknya yang membantu perjuangannya baik di daerah tangerang atau di daerah yang lain, para ulama, pejabat dan masyarakat disitu terlihat harmonis bersatu berusaha untuk kemajuan islam. Dalam kegiatan keagamaan Dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan di Tangerang pada umumnya tidak jauh dengan para pendakwah lainya, seperti ceramah agama, membuka Majelis Taklim dan mengasuh Pesantren. Hanya saja dakwah Habib Jindan seakan mempunyai daya tarik tersendiri untuk menarik para jamaahnya. Suara
yang lantang ketika berceramah menggugah para
pendengarnya untuk berpegang teguh dengan kuat untuk menjalankan syariat agama dan sunah-sunah Rasulullah SAW, akhlaknya yang anggun dalam berdakwah juga membuat para jamaah dan masyarakat sekitar untuk menirunya. Dalam berdakwah Habib Jindan mempunyai tiga sasaran dalam berdakwah, tujuan yang ingin capai dalam berdakwah, yaitu: 10 Yang pertama adalah menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat dan menanamkan rasa takdzim atau penghormatan terhadap syiar-syiar agama di hati umat manusia. Yang ke dua adalah at-tazkiyah yakni pensucian jiwa terhadap jamaah beliau khususnya dan terhadap umat manusia umumnya dan menghiasinya dengan akhlak-akhlak yang mulia dan indah, sasaran yang kedua ini sangat terkenal dalam lisan manusia dengan sebutan at-tasawuf.Dan yang ketiga adalah menanamkan dalam jiwa jamaahnya pada khususnya dan dalam jiwa manusia pada umumnya untuk mau berdakwah, berjuang untuk menyebarkan syariat agama Islam.Dengan tiga sasaran berdakwah inilah yang memotifasi beliau untuk selalu bersemangat, bersabar dan istiqomah dalam berdakwah, mengajak manusia pada jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.11 Habib Jindan sangat membawa pengaruh bagi masyarakat Tangerang. Selain sebagai penerus pemimpin Yayasan Al-Fachriyah dan juga tokoh agama yang bersosialisasi dengan baik kepada masyarakatnya.Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam mengelola Yayasan AlFachriyah. 10
Wawancra pribadi dengan Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan. Adik kandung Habib Jindan, Tangerang 17 September 2016 11 Wawancara pribadi dengan Habib Ahmad, Tangerang 17 September 2016
41
Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel lebih condong bergerak pada bidang sosial. Habib Novel lebih dekat dengan masyarakat sekitar bahkan setiap bulannya Habib Novel memberikan santunan kepada anak yatim piatu yang berada didalam Yayasan maupun anak yatim yang berada di luar Yayasan.Habib Novel juga memberikan sembako kepada warga yang kurang mampu, karena kebaikan Habib Novel masyarakat Tangerang sangat senang dengan kebaikan dan keramahan Habib Novel dimasanya itu. Habib Novel juga memfasilitasi anak-anak tersebut dalam hal pendidikan, Habib Novel menyekolahkan mereka di luar Yayasan tujuannya agar mereka dapat menuntut ilmu dengan baik dan menjadi anak yang berguna untuk kedepannya nanti. Sementara pada saat itu ketika yayasan dipegang oleh Habib Jindan, Habib Jindan lebih fokus dalam bidang keagamaan selain tetap melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya.Mulainya ada sebuah perubahan dari konsep yang Habib Jindan terapkan seperti halnya anak-anak yang dulu disekolakan oleh Habib Novel diluar Yayasan kemudian anak-anak tersebut sudah tidak diperbolehkan sekolah diluar Yayasan tetapi Habib Jindan lebih mengarahkan para anak-anak tersebut untuk belajar didalam Yayasan. Tujuan Habib Jindan agar anak-anak tersebut belajar didalam Yayasan, agar mereka lebih dapat belajar mengenai agama, Habib Jindan juga mengajarkan mereka untuk dapat mengajarkan sunnah-sunnah yang dijalankan oleh Rasulullah.Dalam dakwahnya yang dilakukan di Tangerang sangat membawa perubahan bagi msyarakat sekitar maupun di luar Tangerang. Seperti halnya Habib Jindan membawa perubahan dalam memahami dan mengamalkan agama Islam, Habib Jindan menekankan agar umat Islam dan masyarakat Tangerang untuk mengamalkan sunah-sunah cara berpakaian, ibadah, dan mu’amalah antara manusia dan tidak meremehkan sunnah, dan Habib Jindan juga menekankan kepada umat Islam untuk mempelajari imu dan belajar kepada ulama. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Habib Jindan. Hubungan Habib Jindan dengan masyarakat sekitar Tangerang sangat di hormati
42
dan menjadi sebuah panutan bagi para jamaahnya dan pengikutnya. Dengan hadirnya Habib Jindan ditengah masyarakat Tangerang sangat membawa perubahan yang sangat signifikan, seperti halnya masyarakat sekitar sudah terbiasa dalam hal sunnah-sunnah yang dijalankan oleh Rasulullah dan masyarakat sekitar juga lebih sering menghadiri pengajain yang dilakukan oleh Habib Jindan yang dilakukan didalam Yayasan Al-Fachriyah. Dalam Hal ini sangat terlihat Habib Jindan sangat berpengaruh dan Habib Jindan berusaha mengembangkan Islam khususnya Habib Jindan berusaha mengembangkan umat Islam di Tangerang.
C. Respon masyarakat Tangerang terhadap dakwah Habib Jindan Dakwah Habib Jindan di Tangerang direspon dengan bagus oleh masyarakatnya, baik kalangan awam, tokoh mayarakat, Habaib, para Kiai bahkan para pejabat pemerintahan.Semua golongan masyarakat di Tangerang hampir semua kenal siapa Habib Jindan, dan hampir dari mereka semua menyukai dakwah Habib Jindan, hanya sebagian kecil dari masyarakat Tangerang yang tidak menyukai dakwah Habib Jindan. Karena sudah biasadalam berdakwah pasti siapapun dia, dan dimanapun dia, respon masyarakat pasti berbeda-beda, ada yang suka ada yang tidak, ada yang mau menerima dan ada yang menolak, begitu juga dakwah Habib Jindan di Tangerang.12walaupun ada diantara mereka yang tidak suka dengan Habib Jindan, dalam hal ini Habib Jindan tidak pernah menyalahkan mereaka akan tetapi Habib Jindan hanya berdoa buat umatnya yang tidak suka dengan Habib Jindan.13 Respon masyarakat yang baik ini dapat dilihat dari beberpa hal, diantaranya: banyaknya jamaah yang menghadiri Majelis Taklim Habib Jindan yang diadakan setiap malam jum’at ba’da magrib di Yayasan Al-Fachriyah, jamaah yang hadir di Majelis ini tidak kurang setiap jumatnya dari 700 orang laki-laki dan perempuan.
12
Ustazah Aliyah Jindan merupakan Istri dari Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan. 13 Wawancara Pribadi dengan Ustazah Aliyah Jindan, Tangerang 3 April 2017.
43
Yang kedua, Habib Jindan juga mengisi ceramah agama didaerah Tangerang, diantara: Masjid Al- Ikhwan, Masjid Al- Ikhlas, Pondok Pesantren Nahdlotul Wathon yang di pimpin oleh Kiai Muhammad Tamrin, Pondok Pesantren Darul Mustofa Al Mukhtar yang di pimpin oleh KH. Ubaidillah Hamdan, Mushola At-Tawazum, Mushola Ar-Rahman. Majelis Silaturrahim Baina Ulama Kiai Wal Asatidz, Majelis Burdah yang dipimpin oleh Ustad Deden dan lain sebagainya, baik acara mingguan, bulanan, bahkan acara tahunan. Habib Jindan juga sering mengisi ceramah dalam acara sosial seperti acara tasyakuran hari kemerdekaan Indonesia yang diadakan oleh warga Tangerang. Dalam berdakwah Habib Jindan bisa dikatakan sebagai pendakwah yang berhasil, 14 karena banyak dari anak didik Habib Jindan yang meneruskan perjuangannya dalam berdakwah setelah mereka pulang kekampung halamannya masing-masing diantaranya :15 1. Habib Syafiq bin Ali Ridho bin Syekh Abu Bakar bin Salim asal Palembang pemimpin Majelis Riyadhul Jannah Jakarta. 2. Habib Alwi Al Habsyi pemimpin Majelis Taklim Zawiyatur Rosul di Srengseng Jakarta. 3. Habib Bagir Al Habsyi Bogor pemimpin Majelis Jalsatul Mustofa di Bogor. 4. Ustad Hamdun Sukabumi. 5. Ustad Misbah yang asalnya dari Sukabumi sekarang berdakwah di Tangerang. 6. Habib Ahmad Hamzah Al-Habsyi pengurus Pondok Pesantren Darrur Rasul di Sentul Bogor. 7. Ustad Darmawan Palembang. 8. Ustad Kasmai Palembang 9. Ustad Ma’ruf Palembang pengajar diPonok Pesantren Al Fath Palembang. 10. Ustad Rojai Palembang. 11. Ustad Syaeful Huda pengasuh Yayasan Sultan Fatah di Wonosari-Semarang. 12. Ustad Ainun Naim pengajar di Yayasan Sultan Fattah Semarang. 13. Ustad Ahmad Mubarok pengajar Masjid di gubug Purwodadi. 14 15
Ustad Jaelani merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah . Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Jakarta 24 september 2016.
44
14. Ustad Asrori berdakwah di Klaten dan masih banyak lainnya. Dakwah Habib Jindan di Tangerang sangat diterima baik oleh masyarakat setempat baik dalam kalangan Habaib, Kiai, pemerintahan, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Beliau juga sangat dihormati dan dicintai oleh mereka, diantara komentar warga setempat tentang dakwah Habib Jindan: 1. Habib Syafiq bin Ali Ridho pimpinan Majelis Riyadhul Jannah Jakarta: “Habib Jindan adalah sosok da’i yang dicintai, dihormati, dan disegani di kalangan para Habaib, Kiai, dan semua kalangan, karena dakwah Habib Jindan yang wasathiyyah atau moderat.Habib Jindan merupakan salah satu Habib muda yang dihormati dan disegani oleh para sesepuh dari kalangan Habaib dan Kiai karena sebaliknya Habib Jindan juga mencintai dan menghormati mereka.Dalam segi ilmu Habib Jindan adalah da’i yang luas ilmunya, dalam segi amal Habib Jindan merupakan orang yang istiqomah dalam beramal”. 2. Habib Alwi bin Ahmad bin Syahab:16 Dakwah Habib Jindan yang beliau lakukan dengan cara moderat itu sangat diterima di kalangan pemerintahan, kalangan eksekutif, legislatif, kalangan ulama’, orang-orang awam bahkan kalangan non muslim sekalipun karena cara dakwah Habib Jindan itu diambil dari cara bagaimana guru-guru Habib Jindan berdakwah dengan cara yang indah yang bersambung sampai Rasulullah SAW.17 3. Ustad Yunus, Nadhir Masjid Al- Ikhwan Kampung Gaga, Larangan Selatan berkata:18 Dakwah Habib Jindan sangat membawa perubahan dalam memahami dan mengamalkan agama Islam, beliau menekankan agar umat Islam untuk mengamalkan sunah-sunah cara berpakaian, ibadah, dan mu’amalah antara manusia dan jangan meremehkan sunah, dan beliau menekankan kepada umat
16
Habib Alwi bin Ahmad bin Syahab salah satu murid Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan. 17 Wawancara pribadi dengan Habib Alwi bin Ahmad bin Syahab, Tangerang 29 september 2016. 18 Ustad Yunus merupakan Nadhir Masjid Al-Ikhwan
45
Islam untuk mempelajari imu dan belajar kepada ulama yang benar yang mempunyai sanad keilmuwan yang bersambung dengan Rasulullah SAW. Habib Jindan juga mengajarkan untuk memuliakan ulama dan guruguru yang mengajarkan agama baik guru-guru yang ada di kampung-kampung karena Habib Jindan yang menjadikan umat mengenal agama, Habib Jindan juga melarang umat Islam untuk mencaci para ulama dan umat Islam, dan Habib Jindan juga selalu memenuhi undangan dari siapapun, baik pejabat atau bukan. Habib Jindan juga selalu memenuhi undangan murid-murid beliau ataupun tetangga dalam acara kecil, seperti tahlilan, selamatan dan lain lain, dalam berdakwah beliau keliling dari Masjid ke Masjid, Pesantren, Majelis taklim bahkan dari rumah ke rumah.19 Singkatnya dakwah Habib Jindan menjadi inspirasi dan qudwah untuk kalangan Habaib, Kiai, Asyatidz dan masyarakat, sehingga Habib Jindan dekat dengan semua kalangan, sehingga sekarang umat Islam yang berada di Tangerang dan sekitarnya sudah terbiasa dengan sunah-sunah Rasulullah SAW, seperti sarungan kofiah, baju koko, gamis, burqo atau cadar, hijab, siwak minyak wangi dan sunah-sunah lainnya. Sehingga Habib Jindanmenjadi rujukan para Habaib, Kiai, Asatidz dan umat Islam di Tangerang dan sekitarnya. 4. Ustad Yunihar berpendapat mengenai dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan20 “Bahwasannya dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan khususnya didaerah Larangan Selatan dan sekitarnya dalam berdakwah Habib Jindan sangat berkesan dari cara Habib Jindan berbicara dan juga isi tausiah yang sangat menyentuh kehidupan yang dialami oleh masyarakat dari tingkatan apapun khususnya di Tangerang dan sekitarnya. Habib Jindan juga sangat akrab dengan para jama’ah nya bahkan
19 20
Wawancara pribadi dengan Ustad Yunus, Jakarta 25 september 2016 Wawancara pribadi dengan Ustad Yunihar, Tangerang 25 september 2016
46
perhatian Habib Jindan kepada para jama’ah yang baru atau yang lama baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 5. Ustad Mustofa Ismail, pimpinan Majelis Silaturahim.21 Menurut beliau tentang dakwah Habib Jindan “ Habib Jindan merupakan
salah
satu
sososk
yang
sangat
bersahaja,
dan
juga
karismatik. 22 Dakwah Habib Jindan sangat diterimma oleh berbagai jenis kalangan, dari segi akhlak dan juga penyampaian dakwahnya sudah tidak diragukan lagi bahkan dakwah Habib Jindan sangat banyak diterima oleh para Kiai, Asatidz baik yang berada di sekitar Tangerang maupun yang berada di luar Tangerang. Muda tapi dituakan dan buah yang dihasilka dalam dakwahnya adalah banyak para Kiai, Asatidz yang di luar Tangerang dan sekitarnya banyak dari mereka yang bergabung kedalam Majelis Silaturahim, karena sanad ilmu Habib Jindan dan sanad masyaikh Habib Jindanyang tersambung kepada Rasulullah. Cara dakwah Habib Jindan yang bagus dan indah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perubahan masyarakat Tangerang pada khususnya, dan warga Indonesia pada umumnya, bahkan kesegaran dakwah Habib Jindan dapat di rasakan oleh warga Negara Asing seperti Malaysia dan Singapura. Dengan dakwah yang lakukan di Tangerang pada khususnya, di Kecamatan Larangan Selatan ini banyak bermunculan Ustad-Ustad yang dulunya mereka itu berguru dengan Habib Jindan, begitu juga tunbuhnya Majelis-Majelis Taklim di Larangan Selatan yang dulunya dirintis sendiri atau yang dididirikan oleh murid-muridnya. Karena dakwah Habib Jindan masyarakat yang tinggal di Tangerang menjadi terbiasa dengan sunah-sunah Rasulullah SAW yang hampir sudah di tinggalkan oleh masyarakat pada umumnya, sunah-sunah tersebut seperti memakai sarung, baju koko, peci, gamis, jubah, sorban, cadar, siwak, minyak wangi dan lain sebagainya. Bukan hanya para orang-orang tua yang 21
Ustad Mustofa Ismail merupakan pimpinan Majelis Silaturahim, Jakarta 25 september
22
Wawancara pribadi dengan Ustad Mustofa Ismail, Jakarta 25 september 2016
2016
47
mengamalkan sunah-sunah tersebut para remaja bahkan anak-anak kecil sekalipun sudah di ajarkan dan mengamalkan sunah-sunah Nabi SAW. Sebagai contoh salah satu jamaah Habib Jindan yang bernama Hasan mengatakan:23 “Anak saya yang baru berumur 4 tahun dia selalu ingin di ajak ke Majelis Taklim Al-Fachriyah setiap malam jum’at. Dan anak saya sudah terbiasa pakai peci bahkan kalau ia mau ke Majelis Taklim atau ke sekolah TPA ia minta dipakaikan peci”.Dakwah Habib Jindan memang sangat bagus dan di terima oleh semua kalangan masyarakat yang mengenalnya dengan baik.24
23
Hasan merupakan jama’ah Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan Wawancara pribadi dengan Hasan, Jakarta 25 september 2016.
24
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Habib Jindan merupakan salah satu tokoh ulama yang sangat terkenal dan juga dikagumi oleh masyarakat Tangerang dan sekitarnya. Habib Jindan juga memiliki keinginan yang sangat besar untuk dapat mengembangkan umat Islam di Tangerang dan sekitarnya. Habib Jindan juga melanjutkan perjuangan ayahnya yaitu Habib Novel dengan menggantikannya mengajar dan juga berdakwah yang telah dibentuk olehnya. Peran Habib Jindan sangat signifikan dalam memajukan umat Islam di Tangerang, dalam memajukan Umat Islam Tangerang Habib Jindan, Seperti halnya Habib Jindan membawa perubahan dalam memahami dan mengamalkan agama Islam, Habib Jindan menekankan agar umat Islam dan masyarakat Tangerang untuk mengamalkan sunah-sunah cara berpakaian, ibadah, dan mu’amalah antara manusia dan tidak meremehkan sunnah, dan Habib Jindan juga menekankan kepada umat Islam untuk mempelajari ilmu dan belajar kepada ulama. Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam mengelolaYayasan Al-Fachriyah. Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel lebih condong bergerak pada bidang sosial. Sementara pada saat yayasan dipegang oleh Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain tetap melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada bidang sosial. Perbedaan Habib Novel dengan Habib Jindan, Habib Jindan juga memiliki sifat yang baik dan ramah, sedangkan Habib Novel itu sangat memperhatikan orang-orang yang berada di lingkungan sekitar bahkan lebih mengenal dengan orang-orang kecil dan Habib Novel juga sangat memperhatikan anak-anak yang berada di Yayasan Al-Fachriyah. Habib Jindan sangat membawa pengaruh bagi masyarakat Tangerang. Selain sebagai penerus pemimpinYayasan Al-Fachriyah dan juga tokoh agama
48
49
yang bersosialisasi dengan baik kepada masyarakatnya, hal ini dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Habib Jindan. Hubungan Habib Jindan dengan masyarakat sekitar Tangerang sangat di hormati dan menjadi sebuah panutan bagi para jamaahnya dan pengikutnya.
B. Saran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata layak, apalagi sempurna. maka penulis akan memberikan saran atau kritikan agar peneliti selanjutnya dapat lebih baik lagi, diantaranya: 1. Bagi para pendakwah, hendaknya ia dapat melakukan dakwah tersebut dengan istiqomah dan sabar dan disertai niat yang ikhlas karena Allah SWT. 2. Seorang pendakwah harus berusaha untuk selalu meningkatkan iman dan ketakwaannya, dan juga dapat menambah ilmu serta wawasannya terhadap Agama Islam. 3. Bagi pengurus Yayasan hendaknya lebih meningkatkan sarana dan prasarana Yayasan Al-Fachriyah. 4. Bagi para pendakwah agar selalu berpegang teguh kepada ahlusunnah waljama’ah dan berusaha untuk menjalankan sunnnah-sunnah yang dijalankan nabi. 5. Seorang pendakwah ia tidak boleh merasa lebih baik dari pada objeknya. 6. Kepada semua muslimin dan muslimat hendaknya mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang besar untuk berdakwah menegakkan syariat agama islam, baik dakwah bil lisan, bil qolam atau bil hal. 7. Kepada pemerintah khususnya untuk selalu membantu dan memudahkan
jalannya dakwah, baik dalam segi perizinan atau yang lainnya. 8. Kepada peneliti yang hendak melakukan penelitian mengenaiYayasan AlFachriyah ataupun Habib Jindan sebaiknya lebih memfokuskan penulisan terhadap perubahan kegiatan Yayasan Al-Fachriyah dari masa Habib Novel hingga ke HabibJindan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999. Asysyathiri, Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar, Al Mu’jamul Latif, Jeddah : 1406 H/ 1986. Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana. 2004. Gunawan,Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek, Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Hamzah, Peran K.H Ahmad Jayadi Muhajir Dalam Mengembangkan Dakwah di Klender Jakarta Timur, Jakarta: Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2007. Jindan, Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin, Biografi Al Habib Salim bin Ahmad bin Husein bin Jindan Ibn Syeikh Abu Bakar bin Salim, Tangerang : Al-Fachriyah 2016. Julijanto, Muhammad, Agama Dan Agenda Demokrasi & Perubahan Sosial, deepublish: 2015. Kuntowijoyo, Pengantar IlmuSejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995. Madjid, M. Diendan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, Jakarta: Kencana, 2014. Qomar,Mujamil Pesantren Dari Transformasi Metedologi Menuju Demokrasi Institusi. Jakarta: Erlangga 2012 Rahmat Zailani Kiki dalam acara Ngaji Sejarah dengan tema “Jaringan Intelektual Ulama Betawi: Sinergi Habaib-Ulama”, 6 April 2017 di Wisma Usaha UIN Syarif Hidayatullah.
50
51
Rubiyanah, Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta, Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali Pres, 2011. Setiadi, Elly M, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2008. Sutrisno, Mudji & Hendar Putranto, Teori-Teori Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanisius, 2005. Tjandrasasmita,Uka, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia, Jakarta: Menara kudus: 2000. Wawancara: Ahmad, Habib bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan interview. “interview mengenai yayasan Al-Fachriyah”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ahmad, Habib bin Novel bin Salim bin Jindan.“ interview biografi Habib Jindan dan tentang Yayasan Al-Fachriyah”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ahmad, Syekh Al Khatib. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Alwi Habib, bin Ahmad bin Syahab. “interview tanggapan mengenai dakwah Habib Jindan terhadap Larangan Selatan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Hubabah Faura. “interview mengenai awal mula Habib jindan berdakwah”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Tangerang. 2017. Ibu Halimah. “interview mengenai perbedaan Habib Jindan dan ayahnya Habib Novel serta tanggapan mengenai dakwah mereka”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Tangerang 2017.
52
Ismail, Mustofa. “interview tanggapan dakwah Habib Jindan Bagi masyarakat Larangan Selatan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ka minah. “interview mengenai Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ustad Deden. “interview mengenai saat berdirinyaYayasan Al-Fachriyah ”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ustad Jaelani. “interview tanggapan mengenai dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ustad Khodir. “interviewdakwahHabibJindan ”. Jl. Prof. Dr. HamkaLarangan Selatan. Jakarta. 2016. Ustad Yunihar. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ustad Yunus. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ustad Yunus. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016. Ustazah Aliyah Jindan. “interview mengenai karya Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Tangerang. 2017 Website: http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 Desember 2016, jam 18:02. http://www.alfachriyah.org/menu/tentang-kami/sejarah-berdiri-al-fachriyah/
15
april 2017, jam 16:02 https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Dakwah_Walisongo . diakses 23 september 2016, jam 17:15
53
https://pondokhabib.wordpress.com/ diakses tanggal 3Agustus 2016, jam 4: 39 https://www.google.co.id/#q=MY-Je_blog:habib+jindan+bin+novel+bin+jindan Di akses 23 september2016 .jam 17: 15 http://www.alfachriyah.org diakses pada tanggal 23 september 2016, jam 16: 02 www.almahbubin.com di akses tanggal 23 september 2016 jam 16:44 http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 september 2016, jam 18 : 02
LAMPIRAN FOTO-FOTO PENGAJAR DI YAYASAN AL-FACHRIYAH
(HabibSalim bin Ahmad bin Jindan)
(Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz)
54
55
(HabibJindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan)
(Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan)
56
(Muhammad Syafiq bin Ali Ridho BSA)
(KH.Ruhudin)
57
(Ahmad KhodirRidwan Al Jawi)
(Alwi bin Ahmad bin Alwi bin Shahab, ST)
Lampiran1 :Gambar/ fotoYayasan Al-Fachriyah Sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi h=665&tbm=isch&imgil=D-2VXUujYBwDM%253A%253BFmlmdJ46Z0CIZM%253Bhttp%25253A%25252F%25252 Fwww.alfachriyah.org%25252Fevent%25252Ftarawih-kajian-ramadhan-di-alfachriyah-18%25252F&source=iu&pf=m&fir=D-2VXUujYBwDM%253A%252CFmlmdJ46Z0CIZM%252C_&usg=__g_aLXcaBqIbMgRun PkxUPnAeRuQ%3D&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAhVFrY8KHSdiBiIQyjcIMg &ei=DtdTWKDsDMXavgSnxJmQAg#imgrc=D-2VXUujYB-wDM%3A. (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
58
59
Lampiran2 :Gambar/fotoHabib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+dakwah+habib+jindan+bin+novel&bi w=1366&bih=665&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi74vrw0vjQ AhVLQo8KHaY5AjIQ_AUIBigB#imgrc=Zn14vILCdajoqM%3A. (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran3 :Gambar/fotoHabib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan sumber :DokumentasiYayasan Al-Fachriyah.
60
Lampiran4 :Gambar/Foto Sumber :DokumentasiYayasan Al-Fachriyah
Lampiran5 :Gambar/Foto Sumber :DokumentasiYayasan Al-Fachriyah
61
Lampiran6 :Gambar/FotoHabibJindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+dakwah+habib+jindan+bin+novel&bi w=1366&bih=665&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi74vrw0vjQ AhVLQo8KHaY5AjIQ_AUIBigB#imgrc=kUK_unDl0yKMPM%3A. (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran7 :Gambar/FotoHabibJindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
62
sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi h=665&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAh VFrY8KHSdiBiIQ7AkIMw#imgrc=N02NV-1YYqU05M%3A. (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran8 :Gambar/FotoHabibJindansaatberdakwah di Yayasan Al-Fachriyah sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi h=665&tbm=isch&imgil=wfKZQkV1SI9USM%253A%253BMNIPmk21aWEan M%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fwww.alfachriyah.org%25252Fevent %25252Fsilaturahmi-akbar-di-yayasan-alfachriyah%25252F&source=iu&pf=m&fir=wfKZQkV1SI9USM%253A%252C MNIPmk21aWEanM%252C_&usg=__N9VtF6TGqeoSXKcAa8vDTRdsZ4%3D&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAhVFrY8K HSdiBiIQyjcIMg&ei=DtdTWKDsDMXavgSnxJmQAg#imgrc=wfKZQkV1SI9U SM%3A. (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
63
Lampiran9 :Gambar/FotoHabibJindansaatberdakwah sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi h=665&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAh VFrY8KHSdiBiIQ7AkIMw#imgrc=Eo4DJFe9urb9oM%3A . (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran10 :Gambar/FotoKegiatanMajelis di Yayasan Al-Fachriyah, Larangan Selatan
64
sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi h=665&tbm=isch&imgil=gnlEkW6_1zNZM%253A%253BT3ii0UaNsMca4M%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fw ww.alhabibahmadnoveljindan.org%25252Fevent%25252Ftarawih-kubrakhotm-al-quran-al-fachriyah-habib-novel-salimjindan%25252F&source=iu&pf=m&fir=gnlEkW6_1zNZM%253A%252CT3ii0UaNsMca4M%252C_&usg=__VBGTnQw0k_tRvWAd ODbKy6UcLOE%3D&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAhVFrY8KHSdiBiIQyjcIMg &ei=DtdTWKDsDMXavgSnxJmQAg#imgrc=gnlEkW6_1zN-ZM%3A . (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran11 :Gambar/FotoKegiatanMajelisbersamaHabibJindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, Larangan Selatan sumber :https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi h=665&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAh VFrY8KHSdiBiIQ7AkIMw#imgrc=4yeS-QpGe68BNM%3A . (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)