1
PERAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENGKAMPANYEKAN VISIT INDONESIA 2008
SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA 1 ( S1 ) ILMU KOMUNIKASI
Disusun Oleh : ELSA OKTAVIA 44205010024
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA PUBLIC RELATIONS JAKARTA 2009
2
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Elsa Oktavia
NIM
: 44205010024
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relations
Judul
: Peran Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Dalam mengkampanyekan Visit Indonesia 2008.
Jakarta, Agustus 2009 Mengetahui Pembimbing
(Farid Hamid, S.Sos, M.Si)
3
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Elsa Oktavia
NIM
: 44205010024
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relations
Judul
: Peran Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Dalam mengkampanyekan Visit Indonesia 2008.
Jakarta, Agustus 2009 1. Ketua Sidang Nama
: Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si.
(.....................................................................................) 2. Penguji Ahli Nama : Nurprapti W. Widyastuti, S.Sos, M.Si.
(.....................................................................................) 3. Pembimbing Nama : Farid Hamid, S.Sos, M.Si.
(.....................................................................................)
4
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN REVISI SKRIPSI
Nama
: Elsa Oktavia
NIM
: 44205010024
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relations
Judul
: Peran Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Dalam mengkampanyekan Visit Indonesia 2008. Jakarta, Agustus 2009 Di setujui dan diterima oleh : Pembimbing
(Farid Hamid, S.Sos, M.Si)
Mengetahui, Dekan Fikom
(Dra. Diah Wardhani, M.si)
Ketua Bidang Studi
(Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si)
5
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI
NAMA NIM JUDUL SKRIPSI
: : :
BIBLIOGRAFI
:
Elsa Oktavia 44205010024 PERAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENGKAMPANYEKAN VISIT INDONESIA 2008 21 Buku ( 1978-2007 )
Humas tentunya tidak lepas dari bagaimana bisa menciptakan reputasi serta image yang baik dimata stakeholdernya. Semua itu dapat dilakukan dengan cara mengkampanyekan program-program humas. Kampanye itu sendiri merupakan salah satu bentuk media kehumasan yang sering digunakan oleh suatu organisasi untuk meluncurkan inovasi baru atau jasa memberikan informasi lebih mendalam kepada khalayak. Tahun kunjungan wisata telah dicanangkan yang bertajuk Visit indonesia 2008. Visit Indonesia Year diterjemahkan atau dikategorikan sebagai wilayah kerja pariwisata. Filosofi yang mendasari kampanye program Visit Indonesia 2008 adalah memikat orang luar sebanyak mungkin untuk datang ke Indonesia. Namun yang melakukan fungsi humas dalam mengkampanyekan program visit indonesia ini adalah Direktorat Jenderal Pemasaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Peran Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengkampanyekan visit Indonesia 2008. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif . Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam yang diproleh langsung dari objek penelitian dan mencocokkan dengan data yang telah dikumpulkan yaitu melalui wawancara, observasi,dan kepustakaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berbeda dengan Humas yang melakukan Kampanye Visit Indonesia. Divisi yang melakukan kampanye mengenai Visit adalah Direktorat Jenderal Pemasaran. Peran Dirjen Pemasaran Dalam Kampanye Visit Indonesia 2008 yaitu membuat program kampanye Visit daerah, dan mempublikasikan Visit Indonesia melalui media massa maupun elektronik. Peneliti memberikan saran agar peran Direktorat Jenderal Pemasaran lebih ditingkatkan lagi dalam menjalankan program kampanye Visit Indonesia 2008
6
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobil’alamin puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah di berikan, yaitu berupa ilmu yang di peroleh selama di bangku perkuliahan sehingga dengan berbekal ilmu tersebut penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang di angkat oleh peneliti dalam skripsi ini adalah mengenai Peran Humas Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Mengkampanyekan Visit Indonesia 2008. Dalam proses pembuatan skripsi ini, tidak sedikit halangan dan rintangan yang di hadapi oleh peneliti. Akan tetapi, tidak sedikit pula kemudahan dan kelancaran yang di dapat. Dengan demikian peneliti ingin sekali mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari banyak pihak, yaitu kepada : 1. Farid Hamid, S.sos, M.Si selaku dosen pembimbing, terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing dan memberikan pengarahan, ilmu, Support dan masukan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Dra. Diah Wardhani, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Marhaeni Fajar Kurniawati, S.sos, M.si selaku Ketua sidang dan Ketua Jurusan Public Relation. 4. Nurprapti W. Widyastuti, S.sos, M.Si selaku Penguji Ahli terima kasih atas waktu yang telah diberikan.
7
5. Bapak Surya Dharma Selaku Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang telah memberikan waktunya untuk wawancara dan memberikan informasi. 6. Bapak Sapta Nirwandar selaku Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang telah memberikan waktunya untuk wawancara dan memberikan informasi. 7. Bapak Sapto Haryono selaku Kasubdit Cetak Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang telah memberikan waktunya untuk wawancara dan memberikan informasi. 8. Staf Pengajar Khususnya Public Relations Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmunya. 9. Keluarga Besarku, khususnya (Alm) Bapak, mama, kakak-kakakku ( Restu, Yayuk, Galih ) terima kasih atas kasih sayang, doa dan support nya baik materil maupun moril, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. d- Gstring ( Dwi, Desbry, Rini ) thanks for all, you are my best friend. 11. Teman-teman Ekonomi Akuntansi 2005 ( Aldillah, Natia, Enggi, Risma, Aliyanti ) thanks for all, you are my best friend. 12. Teman-teman PR angkatan 2005 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, thanks for all. 13. Teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu terima kasih sudah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Cinta nya Baby, thanks for love and support.
8
Dalam penelitian kali ini peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan dari peneliti. Untuk itu penulis tidak menutup kemungkinan adanya kritik serta masukan demi kesempurnaan dari skripsi ini. Semoga peneliti ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekanrekan pembaca pada umumnya. Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Agustus 2009
Elsa Oktavia
9
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Skripsi…………………………………………………………….i Lembar Tanda Lulus Sidang Skripsi………………………………...………...………ii Lembar Pengesahan Revisi Skripisi..........................................................................iii Abstraksi........................................................................................................................iv Kata Pengantar................................................................................................................v Daftar isi ……………………………………………………………………...……..viii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….......…….......1 1.1
Latar Belakang Masalah ……………………………………………….1
1.2
Perumusan Masalah ………………………………………………….10
1.3
Tujuan Penelitian …………………………………………………….10
1.4
Manfaat Penelitian …………………………………………………...10 1.4.1 Manfaat Akademis …………………………………………...10 1.4.2 Manfaat Praktis ………………………………………………10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………..11 2.1
Komunikasi …………………………………………………………..11
2.2
Humas ( Hubungan Masyarakat ) ……………………………………12 2.2.1 Pengertian Humas ……………………………………………12 2.2.2 Peran Humas …………………………………………………14 2.2.3 Fungsi Humas ………………………………………………..18
10
2.2.4 Humas Pemerintah ………………………………………….21 2.3
Humas Swasta ………………………………………………………23
2.4
Kampanye.................................................................................23
2.5
Marketing Public Relations ( MPR )............................................35
2.6
Special Events ………………………………………………………39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….43
3.1
Tipe Penelitian ………………………………………………………43
3.2
Metode Penelitian …………………………………………………..44
3.3
Teknik Pengumpulan Data ………………………………….………45
3.4
Key Informan ( Nara Sumber ) ……………………………………..46
3.5
Definisi Konsep dan Penelitian ……………………………………..46 3.5.1 Definisi Konsep ……………………………………………..46 3.5.2 Fokus Penelitian …………………………………………….48
3.6
Teknik Analisa Data ……………………………………………..….49
3.7
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ……………………………….50
BAB IV 4.1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………...…52 Gambaran Umum Departemen Kebudayaan dan Pariwisata .……….52 4.1.1 Sejarah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata …………...52 4.1.2 Tugas dan Funsi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ....53 4.1.3 Visi dan Misi ……………………………………………........54 4.1.4 Kebijakan dan Strategi …………………………...…………..56 4.1.5 Logo Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.......................57
11
4.1.6 Logo Visit Indonesia 2008....................................................58 4.1.7 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Umum dan Hubungan Masyarakat……………………………………………………59 4.1.8 Tugas pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Pemasaran …….60 4.1.9 Program Kampanye Visit Indonesia 2008.................................61 4.2
Hasil Penelitian .........................……………………………………..62 4.2.1 Tujuan Pelaksanaan Kampanye Visit Indonesia 2008..............63 4.2.2 Peran Direktorat Jenderal Pemasaran dan Humas Dalam Program Visit Indonesia 2008...............................................66 4.2.3 Kegiatan Kampanye Visit Indonesia 2008..............................69 4.2.4 Hambatan Dalam Kegiatan Kampanye Visit Indonesia 2008...71
4.3 BAB V
Pembahasan …………………………...……………………………...74 KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………77
5.1
Kesimpulan ……………………………...…………………………...77
5.2
Saran ………………………………………………………………….79
Daftar Pustaka Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Biodata
12
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan penting dalam kehidupan manusia. Hampir
semua kegiatan manusia dihabiskan untuk melakukan komunikasi. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi atau pesan. Aktifitas hubungan masyarakat ( humas ) adalah menyelenggarakan komunikasi dua arah antara suatu perusahaan atau lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan suatu tujuan tertentu demi kemajuan perusahaan atau lembaga yang bersangkutan. Humas berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan berpartisipasi yang bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan atau lembaga dengan publiknya melalui suatu proses komunikasi guna menciptakan citra positif di dalam perusahaan atau lembaga. Humas adalah pembantu utama dalam bidang komunikasi dan informasi. Seorang humas harus dapat mengkomunikasikan suatu informasi kepada masyarakat. Selain berada di lingkunagn perusahaan swasta, humas juga terdapat di instansi pemerintah.
Humas
pemerintah
dibentuk
untuk
mempublikasikan
atau
mengkampanyekan kebijakan atau suatu program. Biasanya humas pemerintah
13
ditangani oleh suatu unit kerja. Tugasnya memberikan informasi dan penjelasan kepada khalayak atau publik mengenai kebijakan dan langkah-langkah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah dan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah dimana humas itu berada. 1 Istilah humas tampaknya lebih popular di lingkungan pemerintahan. Bahkan organisasi yang membawahi humas pemerintah Indonesia dinamakan Bakohumas. Sebuah asosiasi bernama Bakohumas telah dibentuk untuk menaungi seluruh kegiatan dan keberadaan humas – humas di instansi pemerintah. 2 Kehidupan seorang humas tentunya tidak lepas dari bagaimana bisa menciptakan reputasi serta image yang baik dimata stakeholdernya. Semua itu dapat dilakukan dengan cara mengkampanyekan program-program humas. Kampanye itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat. Kampanye itu sendiri merupakan salah satu bentuk media kehumasan yang sering digunakan oleh suatu organisasi untun meluncurkan inovasi baru atau jasa memberikan
informasi
lebih
mendalam
kepada
khalayak
atau
customer,
mendemonstrasikan komitmennya pada publik, serta dapat juga memperbaiki dan menjaga hubungan baik dengan customer. Setiap pengunjung yang mendatangi kampanye pasti tidak hanya merasakan pelayanan atau fasilitas tetapi juga ingin 1 2
www.google.com, jenjang karier PR. www.blogspot.com, praktik pr di instansi dan perusahaan.html
14
mendapatkan informasi lainnya. Melalui kampanye, calon customer dapat berinteraksi langsung dengan pengelola kampanye tersebut, sehingga kepuasan akan informasi yang didapat akan dirasakan. Pada dasarnya kampanye dilakukan untuk melakukan pendekatan guna mempengaruhi perubahan sikap orang yang menerima pesan kampanye tersebut. Karena pada kenyataannya kegiatan kampanye dibanding kegiatan kehumasan lainnya mempunyai pendekatan yang baik terhadap sasarannya. Kampanye selalu bermula dari gagasan, ide dasar atas setiap penyelenggaraan. Kampanye yang dilakukan untuk menciptakan pesan-pesan kampanye yang menarik. Kampanye selalu didahului oleh munculnya gagasan tertentu atau dalam kondisi labil yang sifatnya mendadak atau bahkan memang terlaksana karena hanya untuk mendapatkan kinerja perusahaan atau organisasi yang baik.3 Public Relations tidak sama dengan sekedar menjalin hubungan tapi sudah berkembang dan berkaitan dengan bidang pemasaran produk atau jasa. Banyak pengelola Marketing menerapkan Public Relations sebagai pendukung. Begitu erat dan pentingnya kerjasama antara bidang Marketing dan Public Relations sehingga ada istilah untuk menggabungkan aktivitas keduanya. Hal tersebut menyebabkan adanya keterpaduan antara fungsi Public Relations dengan pemasaran untuk membangun citra merek dan loyalitas merek. Adanya keterpaduan dua aktivitas tersebut melahirkan suatu bidang baru yang dikenal dengan istilah Marketing Public Relations (MPR).
3
Scoot M.Cutlif, Effective Public Relations, New Jersey. 1978. hal 58-61
15
Pendekatan baru dengan memanfaatkan kekuatan Public Relations untuk pemasaran inilah yang kemudian dikenal dengan Marketing Public Relations (MPR). Istilah MPR mulai terkenal sejak tahun 1990-an. Pencetus pertama konsep MPR adalah Thomas L. Harris yang menyatakan bahwa, agar sukses dalam persaingan keras 90-an, para pemasar tidak akan dapat lagi bergantung pada periklanan masa untuk meraup uang konsumen. Disinilah Marketing Public Relations masuk atau berada. Sebuah ilmu yang berbeda, Marketing Public Relations menggunakan kekuatan berita, kegiatan, program komunikasi dan bentuk lain komunikasi untuk menarik perhatian terhadap produk, jasa maupun ide. 4 Tahun kunjungan wisata telah dicanangkan yang bertajuk Visit indonesia 2008. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengkampanyekan program ini dengan baik. Visit Indonesia 2008 adalah sebuah program besar bagi bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam budaya dan adat istiadat. Sebagai sebuah lokasi kunjungan, secara otomatis seluruh anak bangsa menjadi tuan rumah bagi setiap tamu dari mancanegara yang datang. Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya ramah serta murah senyum. Budaya senyum ini merupakan keahlian masyarakat Indonesia. Ini merupakan bekal awal untuk melakukan pendekatan, bersosialisasi, dan kreatif untuk menciptakan suasana yang menyenangkan tamu kunjungan Indonesia. Disadari atau tidak melalui kunjungan ke indonesia, setiap gaung promisi wisata indonesia akan mulai terkuak satu per satu. Hal-hal yang selama ini merupakan 4 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003. Hal. 12.
16
informasi positif dan yang indah-indah dari media akan terbukti secara langsung. Untuk itu hal terpenting selain promosi adalah mempersiapkan diri untuk menerima kunjungan. Visit indonesia adalah suatu kekayaan budaya yang indonesia miliki. Indonesia memiliki berbagai macam seni dan budaya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Kita sebagai warga negara indonesia seharusnya bangga dengan ragam budaya yang indonesia miliki. Indonesia memiliki bermacam-macam provinsi, bermacammacam bahasa daerah, meskipun bahasa yang wajib digunakan adalah bahasa indonesia. Itu merupakan suatu ciri khas dari bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Visit Indonesia Year diterjemahkan atau dikategorikan sebagai wilayah kerja pariwisata. Filosofi yang mendasari kampanye program Visit Indonesia 2008 adalah memikat orang luar sebanyak mungkin untuk datang ke Indonesia berbagai kegiatan dan promosi pun dilakukan. Program kampanye tersebut diluncurkan untuk tahun 2008 yang memanfaatkan momentum peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional. Diharapkan semangat kebangkitan pada momen tersebut akan juga mendorong bangkitnya kepariwisataan nasional dari berbagai krisis selama beberapa tahun terakhir. Secara keseluruhan Visit Indonesia 2008 diarahkan untuk meraih target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 7 juta di akhir tahun 2008 dengan target penerimaan devisa sebanyak US.$ 6,7 milyar dari 12 pasar utama (Singapura,
17
Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Korea, Amerika Serikat, China, Thailand, India, Eropa, dan Timur Tengah). 5 Demi menyukseskan program Visit Indonesia 2008 ada beberapa langkah penting yang akan dilakukan oleh pihak departemen kebudayaan dan pariwisata Seperti, bekerjasama dengan instansi terkait dan juga Garuda Indonesia selaku maskapai penerbangan nasional dan intensifikasi program kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona di kalangan masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik. Pemerintah bekerja sama dengan departemen kebudayaan dan pariwisata membuat sebuah logo yang akan menjadi symbol dari Visit Indonesia 2008. Logo visit Indonesia 2008 sendiri mengambil konsep garuda pancasila yang diolah melalui lima garis warna yang berbeda sebagai simbol dari keberagaman Indonesia. Bentuk dan warna dibuat dinamis untuk mewujudkan dinamika Indonesia yang tengah berkembang dan huruf yang dipilih diambil dari elemen otentik Indonesia yang telah disempurnakan. 6 Seperti yang kita tahu, banyaknya seni dan budaya yang Indonesia miliki ini merupakan salah satu devisa terbesar bagi Indonesia. Mengapa demikian, karena dengan seni dan budaya Indonesia dapat dikenal oleh Negara lain. Dan para wisatawan asing pun mengunjungi Indonesia untuk bisa mengetahui lebih dalam mengenai budaya tersebut. Memang sudah sepantasnya pariwisata Indonesia dipromosikan. Tentunya dengan kesadran kita sendiri untuk memelihara apa yang ada di sekitar kita. Dengan didukung oleh departemen pariwisata, program mengkampanyekan visit 5 6
www.setneg.go.id, news jurnal negarawan, google.com Ibid
18
Indonesia ini diharapkan dapat menarik perhatian para wisatawan asing untuk datang dan mengenal seni dan budaya Indonesia. 7 Pariwisata yang maju dan dinamis mengandung pengertian bahwa tumbuh dan berkembangnya pariwisata Indonesia akan mampu menempatkan citra dan posisis Indonesia sebagai daerah tujuan wisata utama dalam peta kepariwisataan dunia, mampu membangun kualitas produk pariwisata Indonesia yang handal sehingga memiliki keunggulan. Pariwisata yang maju dan dinamis menegaskan perkembangan pariwisata Indonesia yang memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berperan secara signifikan dalam pembangunan bangsa dan Negara. Peran tersebut dapat diwujudkan baik dalam kerangka pembangunan perekonomian indonesia melalui kontribusinya seagai salah satu penghasil devisa utama, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, meningkatkan pembangunan wilayah serta meningkatkan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam maupun budaya melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan. Selain memberikan income bagi Indonesia, visit Indonesia itu sendiri sangat berpengaruh besar bagi negara kita. Dengan mengkampanyekan visit Indonesia ke khalayak baik luar maupun dalam negeri, kita berharap seni dan budaya Indonesia dapat dikenal oleh negara-negara lainnya. Namun dengan berkembangnya jaman dan mulai masuknya budaya asing di Indonesia, semakin lama seni dan budaya Indonesia ditinggalkan.
Disinilah
peran
humas
dibutuhkan
untuk
mengkampanyekan,
mengembangkan, mempromosikan, dan memperkenalkan informasi untuk pariwisata
7
Visit Indonesia 2008 baru dimulai,www.google.com
19
dan kebudayaan Indonesia kepada khalayak dalam maupun luar negeri dengan membuat program-program baru. Peran humas departemen kebudayaan dan pariwisata itu sendiri tidak secara langsung mengkampanyekan mengenai Visit Indonesia 2008, tetapi humas departemen kebudayaan dan pariwisata berperan dalam mempublikasikan tentang visit indonesia 2008 ini melalui media baik elektronik maupun median massa. yang bertugas mengkampanyekan mengenai Visit indonesia 2008 adalah divisi Direktorat Jenderal Pemasaran. Divisi inilah yang bertugas mengkampanyekan mengenai Visit Indonesia 2008 secara menyeluruh. Dari membuat iklan yang akan tayang di televisi, membuat buku tentang kebudayaan indonesia yang akan di terbitkan dan diedarkan. Pada dasarnya Semua divisi yang terdapat di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sangat berperan dalam program visit ini. Tetapi disini Direktorat Jenderal Pemasaran merupakan ujung tombak dari program visit indonesia 2008 ini. Karena fungsi pokok dari Direktorat Jenderal Pemasaran yaitu melaksanakan kebijakan di bidang promosi suatu program. Kampanye Visit Indonesia 2008 ini terbagi atas beberapa program diantaranya program kampanye dalam negeri yang meliputi semua daerah atau wilayah dan budaya Indonesia dan program kampanye luar negeri yang bertujuan ingin memperkenalkan budaya indonesia kepada masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Namun ada salah satu kelemahan yang mendasar dalam mengkampanyekan visit indonesia yang sampai sekarang terjadi adalah indonesia tenggelam dari pusat kesadaran global. Kampanye ini tidak terealisasi dengan baik di luar negeri.
20
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana pemerintah, yang dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Dalam melaksanakan tugas, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata memiliki fungsi sebagai perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Peneliti memilih topik tentang Peran Humas dan Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengkampanyekan visit indonesia 2008, karena program Kampanye Visit Indonesia 2008 kurang ter publish dengan baik, sehingga peneliti ingin mengetahui apa penyebab gaung Visit Indonesia 2008 kurang ter publish dan kampanye tentang visit ini sangat menarik. Humas departemen kebudayaan dan pariwisata berbeda dengan humas yang melakukan kampanye visit itu sendiri. Ternyata program kampanye visit indonesia 2008 ini memiliki humas yang khusus dalam menjalankan program kampanye visit yaitu Direktorat Jenderal Pemasaran. Penulis juga ingin mengetahui program-program kampanye yang dibuat oleh departemen kebudayaan dan pariwisata dan peneliti dapat mengetahui tentang seberapa jauh kampanye visit indonesia 2008 melalui peran yang dilakukan Humas dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan humas dalam program kampanye visit indonesia.
21
1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian kali ini permasalahan yang akan diteliti yaitu : Bagaimana Peran Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengkampanyekan visit Indonesia 2008?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Peran Direktorat Jenderal
Pemasaran
Departemen
Kebudayaan
dan
Pariwisata
dalam
mengkampanyekan visit Indonesia 2008.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Manfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi universitas mercu buana khususnya pada jurusan public relations adalah sebagai pengembangan dari ilmu komunikasi yang nantinya dapat dipergunakan untuk kemajuan ilmu tentang public relations khususnya konsep tentang peran humas suatu program kampanye Visit Indonesia.
1.4.2 Manfaat Praktis Sebagai pengembangan praktek atau referensi bagi humas departemen pariwisata dalam upaya mengkampanyekan Visit Indonesia 2008, dan bagi instansi sejenis pada umumnya.
22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata
latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama makna. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku. 8 Komunikasi itu bisa terjadi bila ada dua orang atau lebih terlibat suatu percakapan dan memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Suatu percakapan dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Komunikasi dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, baik secara verbal ( dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan ) ataupun non verbal ( tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya sikap dan tingkah laku ). Komunikasi efektif dipandang
8
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal 1.10
23
sebagai suatu hal yang penting dan kompleks dan dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat. Komunikasi efektif juga dipandang kompleks karena komunikasi efektif tidak serta merta berlaku untuk semua bentuk proses komunikasi. Komunikasi melibatkan tiga unsur : pengirim ( sender), media komunikasi dan penerima ( receiver ). Keefektifan komunikasi bergantung pada tiga unsur ini. Jika pengirim tidak berkompeten atau pesan yang disampaikan tidak jelas, maka penerima pesan tidak akan memahami makna dari tanda-tanda yang diberikan dan proses komunikasi itupun gagal. 9
2.2
Humas ( Hubungan Masyarakat )
2.2.1
Pengertian Humas Istilah hubungan masyarakat yang disingkat humas sebagai terjemahan
istilah public relations. Pengertian public dalam public relations adalah sekelompok orang yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi. Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana baik itu kedalam maupun keluar antara organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.10 Humas pada hakikatnya merupakan bagian dari teknik kegiatan berkomunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya. Seorang humas 9
Frazier Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005. hal 88 Frank Jefkins, Public Relation, edisi empat,1995.
10
24
menganalisa pesan atau informasi untuk mengetahui efek dan feedback nya. Seorang humas juga harus mahir dalam berkomunikasi agar tujuan dapat dicapai secara efisien efektivitas komunikasinya dengan sasaran khalayak dapat menjamin opini publik dengan baik. Humas merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapai. Humas adalah aktivitas komunikasi dua arah dengan publik atau perusahaan atau organisasi yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu. 11 Humas juga harus mampu menghadapi iklim kompetitif yang cukup tajam. Humas telah menjadi suatu lembaga yang keberadaannya merupakan keharusan pada setiap organisasi atau perusahaan. Humas ditafsirkan sangat elastis, karena profesi ini dapat menyangkut setiap bentuk hubungan. Humas adalah fungsi manejemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasinya dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian penerimaan dan kerja sama melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menaggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
11
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, PT. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2004. hal 10
25
mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Ada empat unsur dalam humas. Pertama, humas merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial. Kedua, humas adalah suatu pernyataan tentang filsafat tersebut dalam keputusan kebijaksanaan. Ketiga, humas adalah tindakan akibat kebijakan tersebut. Keempat, humas merupakan komunikasi dua rah yang menunjang ke arah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan, atau mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik. 12
2.2.2
Peran Humas Peranan humas mencakup bidang yang luas menyangkut hubungan dengan
berbagai pihak dan tidak hanya sekeda berbentuk relations arti sempit, karena personal relations memiliki peranan yang cukup besar dalam melakukan kampanye PR. Peran pokok atau tanggung jawab PR adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kejujuran dalam menyampaikan pesan atau informasi yang positif kepada khalayak yang didukung dengan kiat dan taktik serta teknik dalam berkampanye untuk memperoleh citra. Seorang humas juga harus proaktif, dinamis, kreatif, dan antisipatif dalam mengahadapi perubahan yang terjadi dengan cepat. Peran humas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu peran
12
H.Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005. hal 6
26
managerial dan peran teknis. Peran managerial diuraikan menjadi empat diantaranya :13 a. Expert preciber communication ( Penasehat Ahli) Public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. b. Problem solving process fasilitator ( Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ) Peran humas disini adalah sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. PR melibatkan diri dalam setiap terjadinya krisis dan dituntut untuk menjadi leader dalam penanganan suatu krisis. Seorang PR juga membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam megatasi persoalan atau krisis yang tengah menghadapi secara rasional dan professional. c. Communication facilitator ( Fasilitator Komunikasi ) Peran PR sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Baik publik internal maupun publik eksternal. Atau sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan organisasi bila terjadi miss communication. Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dan dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada
13
Rosady Roslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada, 2005. hal 20-21
27
publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbale balik tersebut dapat tercipta saling penertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. d. Technician communication ( Teknisi Komunikasi ) Peran PR sebagai pelaksana teknis komunikasi. PR menyediakan layanan dibidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi yang digunakan bukan merupakan keputusan PR melainkan keputusan manajemen yang melaksanakannya. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi, seperti menangani program-program public relations yaitu membuat press release, mengedit majalah internal, dan mendesain halaman Web. Peran utama humas adalah sebagai berikut :14 a. Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. Proses komunikasi ini berlangsung dalam dua arah atau timbal balik. Dalam hal ini, disatu pihak melakukan fungsi komunikasi merupakan bentuk informasi, dilain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini publik. b. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan public eksternal.
14
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, 1997. hal 10-11
28
c. Peranan
back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan. d. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi. Menciptakan citra perusahaan merupakan tujuan akhir dari suatu aktivitas program kampanye PR. Peran ideal yang harus dimiliki praktisi PR dalam suatu organisasi antara lain : 15 a. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik apabila PR bersangkutanlebih memahami atau meyakini pesan atau informasi yang akan disampaikan. b. Bertindak sebagai radar tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan publiknya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh publiknya. c. PR harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi aktual dan faktual yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya. Aktivitas humas sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara perusahaan atau lembaga dengan pihak publik yang bertujuan menciptakan saling pengertian dan dukungan demi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa, dan sebagainya,
15
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, 1997
29
demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi perusahaan atau lembaga yang bersangkutan.
2.2.3
Fungsi Humas Humas berusaha mencari informasi sebanyak mungkin mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan lembaga atau oorganisasi yang diwakilinya, atau membantu organisasi tersebut untuk memperoleh dukungan. Seorang humas juga harus bisa memberikan penjelasan atas suatu masalah kepada masyarakat secara memadai dan harus aktik dan agresif dalam mengetahui dan mendapatkan informasi. Fungsi humas ketika menjalankan tugas dan operasionalnya baik sebagai komunikator atau mediator adalah sebagai berikut :16 a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi b. Membuna hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal. c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. e. Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah
16
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations, 1997. hal .9-10
30
terjadinya rintangan psikologis baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak lainnya. Terdapat tiga fungsi humas, yaitu :17 a. Memberikan penerangan kepada masyarakat b. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. c. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Berdasarkan ciri khas kegiatan humas, PR dapat dirumuskan sebagai berikut :18 a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama b. Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. c. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan organisasi yang diwakilinya. d. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. e. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan organisasi ke publiknya. Kalau dipaparkan secara rinci tiga fungsi public relations tersebut adalah :19
17
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, jakarta, 1998. 18 Ibid, hal 23 19 Ibid, hal 10
31
a. Bertindak sebagai komunikator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi perusahaan, prosesnya berlangsung pada dua arah timbal balik. Dalam hal ini, disatu pihak melakukan fungsi komunikasi merupakan bentuk penyebaran informasi, dilain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini publik. b. Membangun atau membina hubungan yang positif dan baik dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan publik eksternal khususnya dalam menciptakan saling mempercayaidan saling memperoleh manfaat bersama antara lembaga atau perusahaan dan publiknya. c. Peranan memback up management, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Ciri-ciri fungsi humas adalah sebagai berikut : a. Menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi, untuk menciptakan citra dan kepercayaan. b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya baik publik eksternal maupun internal. c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, yaitu menyebarluaskan informasi melalui berbagai macam program acara dari organisasi kepada publik, dan menyalirkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani keinginan publiknya, dan mampu memberikan pandangan kepada pemimpin organisasi demi tercapainya tujuan kebaikan bersama.
32
2.2.4
Humas Pemerintah
Dalam pemerintahan humas sering disebut sebagai sekretaris pers, information officer, public affair specialist atau communications specialist, bertugas menginformasikan pada publik mengenai aktivitas yang dilakukan pemerintah. Organisasi yang membawahi humas pemerintah Indonesia dinamakan Bakohumas. Bakohumas telah dibentuk untuk menaungi seluruh kegiatan dan keberadaan humas-humas di instansi pemerintah. Humas juga berurusan dengan publisitas institusi, serta berurusan dengan semua aspek pekerjaan. Humas akan menghubungi orang-orang, merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material untuk distribusi. Humas juga mengurus pekerjaan advertising atau promosi untuk mendukung kegiatan sosialisasi kebijakan pemerintah. Pemberdayaan humas pemerintah dalam suatu pusat informasi juga menjadi kunci dalam revitalisasi humas. Sumber daya manusia, sarana dan prasarana dibawah landasan hukum yang kokoh dalam manajemen yang terintegrasi akan menciptakan sinergi dalam berkarya dengan lebih profesional.
Humas menyampaikan informasi pada publik, mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi dari suatu instansi. Tugas tersebut juga berhubungan dengan mengupayakan pihak manajemen supaya tetap sadar terhadap tingkah laku publik. dengan siapa mereka biasa berhubungan. Humas menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di media, yang sekiranya dapat menerbitkan atau
33
menyiarkan materi dan informasi terkait dengan instansi dimana humas tersebut bernaung. Martabat suatu instansi sebenarnya tergantung bagaimana seorang pejabat humas dapat menterjemahkan apa yang harus diinformasikan kepada masyarakat tanpa menghilangkan wibawa instansi yang bersangkutan. 20
Fungsi manajerial adalah nadi seorang pejabat humas. Humas menata sistem sekaligus menata lini tempurnya secara terstruktur dalam menjalankan fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan masyarakat luas. Dalam hubungannya dengan pemerintah, humas mengurus kampanye politik, representasi pemerintah dengan parlemen, sebagai conflict-mediation, atau mengurus hubungan antara instansi dengan perwakilan negara asing dan organisasi-organisasi internasional. Seorang pejabat humas tidak bertugas untuk menjadi pajangan, tapi juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan memperhatikan media, pegawai dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. Untuk meningkatkan komunikasi, humas juga membangun dan memelihara hubungan yang kooperatif dengan wakil-wakil komunitas, masyarakat, pegawai dan public interest group, juga dengan perwakilan dari media cetak dan broadcast. 21
Reputasi bahkan eksistensi suatu instansi atau lembaga dapat bergantung dari keberhasilan humas menafsirkan target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari instansi yang bersangkutan. Martabat suatu instansi tergantung 20 21
majalah.depkumham.go.id, www.google.com majalah.depkumham.go.id, www.google.com
34
bagaimana seorang humas dapat menerjemahkan apa yang harus diinformasikan kepada masyarakat tanpa menghilangkan wibawa instansi yang bersangkutan. Humas harus dapat menguasai dinamika masyarakat sekaligus memahami simbol dan kesan yang akan ditimbulkan. 22
2.3
Humas Swasta
Humas telah menjadi suatu unit yang menduduki posisi yang sangat vital. Pada perusahaan-perusahaan swasta humas atau lebih dikenal dengan istilah publik relation (PR) sudah berfungsi dengan baik dalam menjalankan tugasnya bahkan mampu membuat perusahaan berkembang menjadi sebuah perusahaan yang bonavide di mata masyarakat. Untuk itulah perusahaan-perusahaan swasta begitu menghargai kedudukan seorang pejabat humas.
2.4
Kampanye Kampanye secara teoritis adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.23 Pesan-pesan kampanye juga terbuka, keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Kampanye adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara
22 23
www. google.com,
[email protected] Antar Venus, Manajemen Kampanye. 2004. hal 7
35
terlembaga. Penyelenggara kampanye umumnya bukanlah individu melainkan lembaga atau organisasi. Terdapat tiga jenis kampanye, diantaranya yaitu :24 a. Product-oriented campaigns ( kampanye yang berorintasi pada produk ) Umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk yang melipatgandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. b. Candidate-oriented campaigns ( kampanye yang berorientasi pada kandidat ) Umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Tujuannya untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan politik yang diperebutkan. c. Ideologically or cause oriented campaigns ( kampanye yang berorientasi pada tujuan yang bersifat khusus ) Kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Kampanye secara praktis lebih kepada bagaimana merencanakan suatu kegiatan kampanye. Karena perencanaan merupakan tahap yang harus dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Titik tolak untuk merancang kampanye adalah dengan membuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan pesan juga merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam perencanaan
24
Ibid . hal 11
36
kampanye. Pesan kampanye merupakan sarana yang akan membawa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye, yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan kampanye. Agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan maka pesan harus disusun berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Kampanye adalah salah satu kegiatan public relations yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara citra perusahaan atau organisasi dalam berbagai kondisi baik pada keadaan stabil atau sebaliknya. Kampanye juga digunakan public relations karena dapat mendukung berbagai program yaitu untuk memperkenalkan pelayanan atau fasilitas baru kepada khalayak. Kampanye PR memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan motivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. Kampanye bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Kampanye menggunakan interaksi simbolis, artinya pengoperan simbol-simbol atau lambang komunikasi yang mempunyai makna tertentu dalam berkampanye. Lambang komunikasi itu sendiri bisa berbentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan,
37
tanda, gambar-gambar, isyarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sekaligus pengaruh terhadap pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek.25 Program kampanye PR akan berhasil tentu dengan perencanaan sebelumnya. Untuk mengkampanyekan program PR agar mendapat hal yang maksimal tentunya diperlukan usaha yang maksimal agar apa yang menjadi tujuan PR sesuai dengan tujuan organisasi yang diwakilinya. Pada
dasarnya perencanaan dalam
mengkampanyekan suatu program PR itu harus memberikan gambaran lebih jauh dan
dapat
memperhitungkan
tindakan
yang
akan
diambil.
Sebelum
mengkampanyekan program PR, seorang humas harus menentukan sasarannya terlebih dahulu. Ada beberapa sasaran yang harus dipertimbangkan oleh seorang PR dalam perencanaan program, meliputi :26 a. Tentukan tujuan yang akan dicapai b. Tentukan sasaran kampanye c. Tentukan ruang lingkup kampanye d. Tentukan jangka waktunya e. Tentukan public sasarannya f. Tentukan tema, topik atau isu dari kampanye tersebut g. Tentukan efek yang akan diinginkan dalam suatu kampanye h. Tentukan fasilitas, perlengkapan atau sarana yang akan menunjang suatu kampanye 25 26
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations edisi revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2002. 59 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, 1997. hal 80-81
38
i.
Pembentukan tim kerja yang solid dan professional.
Menurut Anne Gregory public relations practice adalah : Public relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between organizations and its publics. 27
(public
relation
merencanakan
dan
berusaha
untuk
mendirikan
dan
mempertahankan kinerja yang baik dan pengertian bersama antara organisasi dan publiknya) Kampanye PR dilakukan secara berencana dan sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang serta kontinu. Kampanye tidak terlepas dari komunikasi yang bersifat membujuk dan mendidik, yaitu berupaya untuk mengubah perilaku hingga membentuk opini publik yang positif. Komunikator merupakan tokoh sentral dalam suatu proses kampanye secara efektif dan efisien karena komunikator harus memahami proses secara seksama mengenai berbagai hal yang terkait dengan komunikasi dalam penyampaian pesannya kepada publik. Komunikator dalam menyampaikan pesan diharapkan dapat memperoleh efek atau dampak yang positif baik terhadap lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Aktivitas kampanye dalam perusahaan yang dipelopori oleh seorang humas sangat dirasakan manfaatnya untuk menarik perhatian publik atas jati diri perusahaan yang diwakili oleh seorang PR. Dengan adanya program kampanye yang dirancang secara baik oleh humas maka akan
27
Anne Gregory, Planning and Managing a Public Relations Campaign, hal 14
39
terlihat seberapa besar peranan kampanye bagi kemajuan perusahaan pada suatu organisasi perusahaan. Proses komunikasi dalam kampanye public relations tersebut melalui dua cara yaitu :28 a. Proses kampanye yang berlangsung singkat b. Proses kampanye yang berlangsung dalam waktu lama dan terus Tidak semua komunikasi dalam melakukan kampanye itu bisa berlangsung secara mulus tanpa rintangan tetapi ada batasan sebagai berikut :29 a. Gangguan teknik dan mekanisme komunikasi b. Gangguan bahasa c. Gangguan suara d. Kecurigaan e. Kurang kesiapan dalam kampanye f. Sudah ada pendapat yang matang Kampanye sangat erat secara fungsional terhadap setiap komponen komunikasi, dimana proses komunikasi yang dimulai dari mengatakan apa, kepada siapa, melalui apa, dan berdampak apa, secara tidak langsung telah mewakilkan pesan dalam kampanye itu sendiri. Kegiatan kampanye tidak terlepas dari sifat komunikasi yang bersifat membujuk dan mendidik, yaitu berupaya untuk mengubah perilaku, sikap bertindak, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini publik yang positis dan mendukung serta menguntungkan.
28 29
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, 1997. hal 89 Ibid, hal 90
40
Kampanye public relations dalam arti sempit bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Kampanye
public relations dalam arti luas atau umum yaitu kampanye
tersebut memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. 30 Kegiatan kampanye dapat berhasil melalui beberapa teknik agar dalam penyampaian pesan kepada audiensinya cukup efektif, ada beberapa teknik kampanye yang lazim digunakan dalam kegiatan kampanye public relations, yaitu sebagai berikut :31 a. Partisipai ( participasing ) Teknik yang mengikutsertakan atau peran serta komunikasi yang memancing minat atau perhatian yang sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerjasama, dan toleransi. b. Assosoasi ( association ) 30 31
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations edisi revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2002. 60 ibid. hal 65
41
Menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau obyek yang tengah ramai dibicarakan agar dapat memancing perhatian masyarakat. c. Teknik integratif ( integrative ) Tenik bagaimana menyatukan diri ( komunikator ) kepada khalayak secara komunikatif, yang artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan komunikator bukan utuk kepentingan dirinya atau perusahaannya, tetapi mengambil manfaat secara bersama dan demi kepentingan bersama. d. Teknik ganjaran ( pay off technique ) Teknik ganjaran bermaksud untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran atau menjajikan sesuatu dengan ”iming-iming” , bisa berupa benefit atau manfaat, atau juga bisa berupa ancaman atau kekhawatiran. e. Teknik penetaan patung es ( icing technique ) Suatu upaya dalam menyampaikan pesan suatu kampanye sehingga terlihat indah dilihat dan dirasakan. f. Memperoleh empati ( empathy ) Teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam posisi komunikan, ikut merasakan dan peduli terhadap situasi dan kondisi pihak komunikan. g. Tenik koersi atau paksaan ( coersion technique ) Teknik kampanye yang lebih menekankan suatu paksaan yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran bagi pihak komunikan melalui suatu ancaman tertentu.
42
Dalam suatu kegiatan kampanye, komunikator merupakan tokoh sentral karena harus memahami proses secara seksama mengenai berbagai hal yang terkait dengan komunikasi dalam penyampaian pesan kepada publik. Dalam menyampaikan pesan diharapkan dapat memperoleh efek atau dampak yang positif, baik terhadap lembaga atau institusi dan perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya dengan memanfaatkan saran berbagai media sebagai alat untuk berkomunikasi. Disamping itu komunikator harus mengetahui ( wissen ) segala sesuatu yang mungkin terjadi di masyarakat dan juga harus bisa memahami ( verstehen ) yang artinya memiliki pengertian yang mendalam dari berbagai aspek kehidupan yang ada. Komunikator harus terampil dalam membaca dan mendengar aspirasi yang muncul dari masyarakat. Sikap komunikator harus proaktif, dinamis, kreatif, dan inovatif. Kampanye merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu kampanye yang secara sadar menunjang dan meningkatkan proses pelaksana yang terencana pada periode tertentu bertujuan untuk mempengaruhi khalayak sasaran. Kampanye public relations dilakukan secara berencana, sistematis, memotivasi, psikologis dan dilakukan berulang-ulang secara kontinyu. Sebaliknya, jika kampanye tersebut secara insidentil atau hanya dilakukan sekali, tertentu dan terbatas, maka hal ini jelas tidak bermamfaat atau kurang berhasil untuk menggolkan suatu tema, materi, dan tujuan kampanye. Kampanye tidak terlepas dari komunikasi yang bersifat membujuk (persuasive) dan mendidik (edukatif), yaitu
43
berupaya untuk mengubah prilaku, sikap bertindak, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini public yang positif. Dalam kampanye Public Relations yang menjadi khalayak sasaran ( target audience ) secara umum dikelompokkan sebagai berikut :32 1. Kelompok yang berkepentingan seperti pemerintah ( government relations ), baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 2. Masyarakat sekitar atau tertentu ( community relations ), seperti lingkunagn sosial, pendidikan, keagamaan, politik dan sebagainya. 3. Badan Lembaga Swadaya Masyarakat ( consumen bodies ) 4. Kelompok sebagai penekan ( pressure group ), eksekutif serta legislatif yang banyak memberikan pengaruh yang sifatnya sebagai control suatu organisasi atau perusahaan. 5. Kelompok pemakai produk atau pelanggan ( custumer relations ) 6. Kelompok pemuka agama dan masyarakat ( opinion leader ) 7. Asosiasi perdagangan ( trade association ) dan profesi yang merupakan partner dari organisasi, perusahaan, lembaga, atau instansi dalam menjalankan operasional dan usaha. 8. Kelompok bussines relations, yang lebih banyak memberikan kepercayaan dalam menjalankan kerja sama.
32
Ibid, hal 32
44
9. Internal relations, yang merupakan kelompok pendukung dan sekaligus menentukan maju atau tidaknya sebuah organisasi, perusahaan, lembaga atau instansi pemerintah. Sasaran ( target audience ) dalam kampanye Public relations ditentukan oleh :33 1. Pendekatan kependudukan ( demografics approach ), yakni dari tingkat social dan ekonomi, usia rata-rata dan tingkat pendidikan. 2. Pendekatan psikologis ( psycologics approach ), yakni sasaran dari kelompok yang sama, kecenderungan pilihan, preferensi, keinginan, cita rasa, gaya hidup, system nilai atau pola yang dianut hingga masalah-masalah pribadi. Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaiakan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Beberapa alat dijadikan sebagai media untuk kampanye. Media kampanye humas tersebut digolongkan sebagai berikut : 1. Media umum, seperti surat menyurat, telepon, faximile dan telegraf 2. Media massa, seperti media cetak, surat kabar, majalah, tabloid, dan media elektronik, televise, radio, dan film 3. Media khusus, seperti media cetak, logo dan nama perusahaan atau produk yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersil yang efektif 4. Media internal, yaitu media yang digunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan non komersil serta lazim digunakan dalam aktivitas humas
33
Antar Venus, Manajemen Kampanye. 2004. hal 7
45
Media ini terdiri dari beberapa jenis antara lain :34 1. House jurnal, seperti inhouse magazine, company profile, annual report dan prospectus 2. Printed materials, seperti booklet, pamflet dan leaflet 3. Spoken and visual, audio visual 4. Media pertemuan, seperti gambar, rapat, presentasi, diskusi, dan special events Media massa sangat berperan penting dalam suatu kegiatan kampanye yang dilakukan oleh seorang humas, baik itu media cetak maupun media elektronik. Sedangkan kegiatan penyampaian dan pelayanan informasi kepada masyarakat lewat media komunikasi dilakukan melalui proses sebagai berikut :35 1. Pengumpulan, pengolahan, penyusunan atau perumusan pesan yang akan disampaikan kepda masyarakat. 2. Pesan kemudian disampaikan melalui media komunikasi baik media tatap muka, media cetak, maupun media elektronik 3. Melalui media komunikasi, pesan atau informasi disampaikan kepada khalayak masyarakat yang menjadi target sasaran 4. Demi efektifitasnya komunikasi yang dilakukan perlu diadakan evaluasi sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya komunikasi tersebut
34 35
26
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations edisi revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2002. 29-31 F. Rachmadi. Public Relations dalam Teori dan Praktek Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan. Hal
46
2.5
Marketing Public Relations ( MPR ) Marketing Public Relations merupakan perpaduan antara pelaksanaan
program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja humas dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumen. Bila dalam pemasaran kita mengenal 4p yakni : product, price, place, promotion, maka MPR adalah opsi promosional yang menambah nilai terhadap kampanye iklan. Walaupun MPR tidak dapat menggantikan iklan, MPR dapat membuat pesan iklan yang lebih efektif dan efisien dalam penyebaran informasi atau pesan, selain mempunyai kemampuan dalam hal membujuk dan sekaligus dapat mendidik masyarakat atau publiknya dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. Hunt & Grunig menyatakan sebagai berikut : komunikasi merupakan sebuah bagian integral dari Public Relations dan pemasaran. Bukan merupakan hal yang mengejutkan jika para praktisi Public Relations sering disuruh untuk memenuhi strategi komunikasi dan teknik-teknik untuk mendukung pemasaran. 36 Kekuatan Public Relations untuk pemasaran inilah yang kemudian dikenal dengan Marketing Public Relations (MPR). Marketing Public Relations menggunakan kekuatan berita, kegiatan, program komunikasi dan bentuk lain komunikasi untuk menarik perhatian terhadap produk, jasa maupun ide.37 Bentuk komunikasi dari Marketing Public Relations adalah komunikasi yang berkaitan dengan nilai tambah mengenai produk mulai dari keunikan, kepercayaan, 36
Grunig JE. Hunt T, Managing Public Relations, Harcourth Brace Jovanovich, New York, 1994. Hal. 361 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003. Hal. 12.
37
47
dan pesan-pesan atas produk yang disampaikan. Marketing Public Relations akan menghasilkan dampak positif yaitu daya yang lebih kuat dalam menyakinkan manfaat suatu produk kepada masyarakat, sebagai target khalayak, sehingga dapat berkiprah dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang makin ketat di kalangan dunia usaha (bisnis). 38 Marketing Public Relations (MPR) adalah proses yang terdiri atas perencanaan, pengimplementasian, dan evaluasi program yang merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang dapat dipercaya dan menarik minat, khususnya dari perusahaan yang memenuhi kebutuhan, keinginan, kehendak dan perhatian konsumen.39 Berikut adalah faktor-faktor yang dibutuhkan dalam Marketing Public Relations : 1. Meningkatkan biaya promosi yang seimbang dengan perolehan hasil penjualan produknya. 2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. 3. Adanya persaingan konsumen terhadap suatu produk. 4. Selera konsumen yang cepat berubah. 5. Semakin kurangnya minat konsumen terhadap tayangan iklan di media televisi. 6. Adanya pesan yang berlebihan dan membosankan.
38
Ibid, Hal. 9 ABA. M, Marketing Public Relations upaya memenangkan persaingan melalui pemasaran yang komunikatif, Abadi Saka, bandung, 2004. Hal 21
39
48
7. Mendorong artuisme salesforce dalam memberikan informasi produknya kepada konsumen agar terjadi closing the sales. 40 Bila dalam pemasaran kita mengenal istilah Marketing Mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari 4p tetapi sekarang sudah menjadi 6p (product, price, place, promotions, people, power, dan public relations).41 Ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations meliputi beberapa hal, diantaranya adalah : 1. Membangun kepercayaan konsumen 2. Memperkenalkan produk 3. Memperluas jangkauan iklan 4. Menyebarkan berita sebelum iklan 5. Mempromosikan perusahaan sebagai leader atau expert.42 Alat atau media yang digunakan dalam aktivitas Marketing Public Relations dalam penelitian ini adalah : 1. Push Strategy a. Pameran Pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan konsumen tertarik dan kemudian membelinya. Efektifnya pameran adalah pada sasaran komunikasi itu. Publik dapat menyaksikan peragaan proses produksi 40
Rosady Ruslan, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. 1998. Hal.8 Elvinaro Ardiyanto, Public Relations, Suatu Pendekatan Praktis, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2004. Hal. 53 42 41
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003. Hal. 13
49
barang atau benda tertentu. Konsumen juga dapat bertanya sepuas hati mereka bahkan mungkin mencobanya. b. Publisitas Untuk pengenalan (awareness), mencari publisitas hingga melakukan kegiatan kampanye yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik dilakukan melalui media massa. Bahkan upaya untuk menetralisir suatu berita negative atau masalah tertentu lainnya yang perlu diketahui atau diungkapkan secara terbuka kepada publiknya juga dilakukan melalui media massa.
2. Pull strategy a. Konferensi pers Untuk memberikan suatu informasi, berita, publikasi dan promosi, dan aktivitas Humas yang dianggap penting untuk diketahui secara luas oleh publik sasarannya, yaitu yang menonjolkan segi pengenalan. Menjelaskan suatu peristiwa yang mungkin atau telah terjadi, diharapkan penjelasan melalui media massa tersebut akan muncul saling pengertian dan saling menghargai dimasyarakat terhadap peristiwa tersebut. Dapat juga untuk “meluruskan” atau sekaligus untuk membantah tentang suatu berita negative yang telah tersiar di media massa. b. Special events Untuk
memberikan
informasi
secara
langsung
(bertatap
muka)
dan
mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui
50
program kerja atau acara ajang khusus yang sengaja dirancang dan dikaitkan dengan event (peristiwa khusus) dalam kegiatan dan program kerja kehumasan tertentu, dan juga sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan publikasi, dan pada akhirnya media massa atau publik sebagai target sasarannya akan mempromosikan pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam dan diharapkan dari acara khusus tersebut dapat menciptakan citra positif terhadap perusahaan atau produk yang diwakilinya.43 Marketing Public Relations yang merupakan penggunaan teknik-teknik public relations untuk mendukung pemasaran, mengungkapkan bahwa Marketing Public Relations terdiri atas teknik-teknik yang di desain atau dibuat untuk menempatkan material/bahan-bahan di media massa, untuk mendapatkan perhatian media atau untuk melayani media. Sebagian besar praktisi juga mempertimbangkan penggunaan keahlian jurnalistik untuk mendukung pemasaran seperti penulisan dan produksi siaran pers, laporan-laporan, atau brosur-brosur untuk menjadi Marketing Public Relations.
2.6
Special Event Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special
event) yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini publik. Teknik merancang program kampanye PR salah satunya adalah menyusun acara atau peristiwa khusus yang biasa disebut juga
43
Rosady Ruslan, Op.cit, Hal. 225-232
51
special event yang merupakan pengembangan lebih canggih dari kegiatan PR yang bekerjasama dengan pihak pers untuk merekayasa opini publik dan pada akhirnya memperoleh publisitas tinggi. Kegiatan special event diharapkan mampu memuaskan pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan serta dalam suatu kesempatanpada acara khusus baik untuk meningkatkan pengetahuan, pengenalan, maupun upaya pemenuhan selera dan meraik simpati atau empati. Sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak dan pada akhirnya dapat menciptakan citra (image) positif dari masyarakat atau publik sebagai targetnya. Salah satu kiat keberhasilan dalam kegiatan public relations untuk proses publikasi hingga menciptakan citra positif adalah melakukan komunikasi dua arah timbal balik yang dilakukan melalui suatu program kerja PR. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi secara langsung yang dapat dikemas dalam suatu media PR pada acara khusus dan menarik atau dikenal dengan special events PR programme. Acara tersebut dilakukan baik untuk mewakili perusahaan maupun tentang pengenalan dan pengetahuan produk atau mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada pihak masyarakat sebagai khalayak sasarannya. Menurut Macnamara special event adalah : A special events is an event of which usually produce to gain favourable attention in media for your client, your company or your product. It may also be designed to convey a specific message about your company.44
44
Macnamara, 1996. hal 154
52
(special events adalah sebuah event yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian pada media untuk klien, perusahaan atau produk anda.event tersebut juga dapat didisain untuk mentransferkan pesan yang spesifik tentang perusahaan anda). Tujuan dari special event tersebut berkaitan dengan kepentingan tertentu, misalnya sebagai berikut :45 a. Pengenalan (awareness) mendapat dukungan public atau media pers, dan meningkatkan pengetahuan terhadap perusahaan atau produk yang akan ditampilkan. b. Suatu proses publikasi melalui komunikasi timbal balik yang pada akhirnya memperoleh publisitas yang positif. c. Memperlihatkan itikad baik dari perusahaan atau produk yang diwakilinya dan sekaligus memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat sebagai publik sasarannya. d. Upaya mempertahankan penerimaan masyarakat. e. Memperolah rekanan baru melalui acara special event yang dirancang secara menarik, inovasi, dan kreatif. Ada lima karakteristik yang efektif pada special event :46
45
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, jakarta, 1998. hal 63 46 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, jakarta, 1998. hal 69
53
a. Event atau isu yang dikaitkan dengan suatu produk harus mengandung publitas tinggi. Biasanya perlu perekayasaan atau nilai berita tinggi dan daya tarik cerita yang istimewa untuk memperoleh liputan pers. b. Audience adalah orang yang tertarik pada program atau pengguna produk yang dikampanyekan dalam special event tersebut. c. Program tersebut harus memiliki hubungan antara produk dan event. Event itu sendiri dapat dihubungkan dengan hasil dari penggunaan produk dan bisa disosialisasikan dengan cakupan pada titik perhatian. d. Even program dan produk yang diluncurkan harus menjadi kenyataan dan bukan hanya sekedar dorongan yang tidak membawakan hasil. e. Program kampanye promosi yang bersamaan mesti didukung berbagai upaya penunjang, sebagian perusahaan menggunakan pendekatan tim pemasaran.
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif yaitu merupakan pemaparan suatu peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan menentukan dan melaporkan keadaan yang apa adanya sesuai dengan kenyataan. Penelitian deskriptif relatif sederhana, karena tidak memerlukan landasan teoritis pengujian tertentu. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. 47 Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan,
47
ardhana12.wordpress.com, "Tentang Penulis", google.com
55
dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif ( menggunakan penafsiran ) yang melibatkan banyak metode dalam menelaah masalah penelitiannya. Penggunaan berbagai metode ini sering disebut triangulasi, dimaksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif ( holistik) mengenai fenomena yang diteliti. Peniliti kualitatif lazim menelaah hal-hal yang berbeda dalam lingkungan alamiahnya, berusaha memahami, atau menafsirkan fenomena berdasarkan maknamakna yang orang berikan kepada hal-hal tersebut. Metodologi kualitatif cenderung diasosiasikan dengan keinginan peneliti untuk menelaah makna, konteks, dan suatu pendekatan holistik terhadap fenomena. 48 Deskriptif kualitatif, adalah suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian macam ini landasan teori mulai diperlukan tetapi bukan digunakan sebagai landasan untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap gejala yang diamati dan akan diukur.
48
Deddy Mulyana, Solatun. Metode Penelitian Komunikasi contoh-contoh Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Prakis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2007. hal 5
56
3.3 Teknik Pengumpulan Data Secara metodologis ada dua macam teknik pengumpulan data, diantaranya :49 1. Data Primer a. Wawancara Mendalam Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi dengan menggunakan teknik wawancara. Karena Teknik pengumpulan data ini melalui proses Tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. b. Observasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. 2. Data Sekunder Memperoleh data dalam bentuk yang sudah tersedia atau sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan. a. Studi Pustaka Peneliti melakukan pengumpulan data perpustakaan. Yakni dengan membaca atau mempelajari sumber referensi seperti buku perpustakaan serta sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah penelitian.
49
Roslan Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 2006. hal 29-30
57
3.4 Key Informan Orang-orang yang saya percaya untuk mendapatkan informasi tentang visit indonesia 2008 ini dalah sebagai berikut : a. Surya Darma, menjabat
sebagai Kepala Pusat Informasi dan Humas
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata b. Sapta Nirwandar, menjabat sebagai Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. c. Sapto Haryono, menjabat di Bagian Sarana Informasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Alasan saya memilih apa yang tertera di atas untuk mencari informasi tentang visit indonesia dan tentang departemen pariwisata adalah karena beliau mengetahui segala seluk beluk, peran dan fungsi humas di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Dan memang salah satu tugas humas adalah memberikan informasi kepada masyarakat.
3.5 Definisi Konsep dan Fokus Penelitian 3.5.1 Definisi Konsep a. Peran Humas Peran humas adalah sebagai manajerial (managerial skill) dan memiliki kemampuan teknis (communication technician). Kemampuan manajerial maksudnya adalah membuat suatu proses perencanaan yang matang dan cara melaksanakan dengan sukses, melaksanakan rencana tersebut melalui kerja
58
sama dari berbagai pihak yang berkepentingan dan merencanakan dan mengelola program-program public relations, memberikan saran untuk manajemen, membuat keputusan tentang kebijakan komunikasi. Sedangkan kemampuan teknis maksudnya adalah menyediakan layanan dibidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi yang digunakan bukan merupakan keputusan PR melainkan keputusan manajemen yang melaksanakannya. b. Kampanye Kampanye adalah salah satu kegiatan public relations yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara citra perusahaan atau organisasi dalam berbagai kondisi baik pada keadaan stabil atau sebaliknya. Kampanye juga digunakan public relations karena dapat mendukung berbagai program yaitu untuk memperkenalkan pelayanan atau fasilitas baru kepada khalayak. Kampanye PR dilakukan secara berencana dan sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang serta kontinu. Kampanye tidak terlepas dari komunikasi yang bersifat membujuk dan mendidik, yaitu berupaya untuk mengubah perilaku hingga membentuk opini publik yang positif. c. Visit Indonesia 2008 Visit indonesia 2008 adalah program nasional yang dicanangkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada tanggal 26 Desember 2007. Program tersebut diluncurkan untuk tahun 2008 adalah memanfaatkan momentum peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional. Diharapkan semangat
59
kebangkitan pada momen tersebut akan juga mendorong bangkitnya kepariwisataan nasional dari berbagai krisis selama beberapa tahun terakhir. Secara keseluruhan Visit Indonesia 2008 diarahkan untuk meraih target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 7 juta di akhir tahun 2008. upaya mensukseskan Visit Indonesia 2008 itupun tidak lepas dari berbagai tantangan baik secara internal maupun eksternal. Salah satunya secara internal adalah tantangan bagaimana menggalang dukungan seluruh stakeholders, seperti : pemda, industri, instansi terkait, pemuka masyarakat dsb.
3.5.2 Fokus Penelitian Peran humas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu peran managerial dan teknis. Peran managerial dibedakan lagi menjadi empat, yaitu :50 1. Expert preciber communication ( Penasehat Ahli) Disini humas dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. 2. Problem solving process fasilitator ( Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ) a. Leader dalam penenganan suatu krisis b. Mengambil tindakan eksekusi ( keputusan ) 3. Communication facilitator ( Fasilitator Komunikasi )
50
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada, 2005. hal 20-21
60
Peran PR sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Baik publik internal maupun publik eksternal. Atau sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan organisasi bila terjadi miss communication. 4. Technician communication ( Teknisi Komunikasi ) Peran PR sebagai pelaksana teknis komunikasi. PR menyediakan layanan dibidang teknis. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi, seperti menangani program-program public relations yaitu membuat press release, mengedit majalah internal, dan mendesain halaman Web.
3.6 Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian deskriptif kualitatif ini didapat dari data-data yang berhasil dikumpulkan dari wawancara mendalam ( indepth interview ) dan dianalisa secara kualitatif. adapun analisa data yang dilakukan terhadap data-data yang berhasil dikumpulkan dari hasil penelitian dengan beberapa orang yang mewakili, kemudian akan dianalisa secara kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka. 51 Analisa data kualitatif mengambil kesimpulan data yang telah disusun, kesimpulan yang dimaksud mengenai peran humas departemen kebudayaan dan pariwisata dalam mengkampanyekan visit indonesia 2008. dalam penelitian kali ini
51
Lexy.J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remeja Rosdakarya, 1991.hal 298
61
peneliti menggunakan teknik analisis data secara kualitatif, dimana penelitian bertitik tolak dari paradigma .
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data ini menggunakan triangulasi data yaitu dengan memeriksa kebenaran data yang diperoleh dari humas departemen kebudayaan dan pariwisata. Menurut patton triangulasi denagn sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berada dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut melalui jalan : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti menggunakan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Hal ini sebagai pembanding apakah hasil pengamatan dengan data hasil wawancara tersebut memang benar atau tidak.
62
Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian atau hubungan dari berbagai pandangan. Dengan triangulasi, peneliti dapat mengecek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber.52
52
Lexy.J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remeja Rosdakarya, 1991.hal 332
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Departemen kebudayaan dan Pariwisata
4.1.1
Sejarah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan, dan menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan kepariwisataan, pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugasnya, dan penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Presiden.
Di
samping
itu
Depbudpar
bertugas
pula
untuk
mengkoordinasikan kegiatan pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata baik di tingkat pusat maupun daerah. Hal ini diimplementasikan dalam bentuk fasilitasi dan pembinaan terhadap instansi pemerintah dan masyarakat di bidang pengembangan kebudayaan dan pariwisata. Sejak bergulirnya agenda reformasi, telah tercatat sudah beberapa kali adanya perubahan nama dalam kelembagaan pemerintah yang menangani kepariwisataan, yaitu : Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi berubah
64
menjadi Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya ( Depparsenibud) pada tahun 1998. Depparsenibud berubah menjadi Kantor Menteri Negara dan Kesenian, lalu berubah lagi menjadi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ( depbudpar ) pada tahun 2000. Dengan berubahnya Kantor Menteri Negara Pariwisata dan Kesenian enjadi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, maka fungsi dan tugas dalam pengembangan
kebudayaan
dan
pariwisata
mengalami
perubahan
dan
penyesuaian. Surat Menteri PAN No. B/768/M.PAN/4/2005 tanggal 27 April 2005, menyetujui Struktur Organisasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Kemudian disahkan melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.17/HK.001/MKP-2005, tanggal 27 Mei 2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
4.1.2 Tugas dan fungsi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Kedudukan, tugas, fungsi, dan kewenangan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu : 1. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana pemerintah, dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 2. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan.
65
3. Dalam melaksanakan tugas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan kepariwisataan b. pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya c. pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawabnya d. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya e. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
4.1.3
Visi dan Misi Visi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata adalah ”
Terwujudnya
kebudayaan dan pariwisata yang maju, dinamis dan berwawasan lingkungan yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan peradaban dan persahabatan antar bangsa ”. Misi dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata adalah : 1. peningkatan pengembangan kebudayaan dan pariwisata di daerah dengan tetap mengacu pada bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan sasaran terciptanya kebudayaan bangsa. 2. peningkatan peneliti dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata
66
nasional. 3. pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kebudayaan dan pariwisata nasional. 4. pembudayaan, sosialisasi dan penegakan hukum di bidang kebudayaan dan pariwisata. 5. pembinaan
dan
pengembangan
kebudayaan
sebagai
upaya
memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa. 6. perlindungan kebudayaan sebagai melestarikan warisan udaya bangsa. 7. pemanfaatan
kebudayaan
untuk
kepentingan
pendidikan,
ilmu
pengetahuan, persatuan dan kesatuan, dan peradaban antar bangsa. 8. pengembangan produk pariwisata berwawasan lingkungan, bertumpu pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam lokal yang bernilai dan berdaya saing lokal. 9. mewujudkan industri budaya dan pariwisata sebagai salah satu andalan penghasil devisa. 10. menjadikan kebudayaan dan pariwisata sebagai wahana pemberdayaan ekonomi rakyat, menciptakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja khususnya bagi industri kecil dan menengah. 11. pengembangan kualitas dan kuantitas insan kebudayaan dan pariwisata yang profesional agar mampu berkiprah di arena internasional.
67
12. peningkatan transparansi dan akuntabilitas aparatur negara dalam penyelenggaraan pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional. 13. peningkatan upaya keberpihakan kepada pengusaha kecil dan menengah di bidang kebudayaan dan pariwisata. 14. peningkatan peran dan kualitas sektor kebudayaan dan periwisata dalam
upaya
mendorong
pemerataan
pembangunan
sehingga
mengurangi kesenjangan antara kawasan indonesia barat dengan kawasan timur. 15. peningkatan pemanfaatan IPTEK dan seni dalam mengembangkan industri kebudayaan dan pariwisata nasional.
4.1.4 Kebijakan dan Strategi Kegiatan dan strategi di bidang kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang bersifat fisik ( tangible) dan non fisik ( intangible ). Dalam kaitan ini pola pikir yang digunakan dalam pembangunan fisik dan ekonomi perlu disandingkan secara seimbang dengan konsep pembangunan diarahkan pada peningkatan peran kebudayaan sebagai wahana persatuan bangsa melalui visualisasi kebudayaan di media massa, pembinaan ketahanan budaya bangsa seperti dialog udaya, perlindungan dan pemanfaatan kebudayaan, penanaman nilai-nilai budaya bangsa melalui jalur keluarga, sekolah, masyarakat dan media massa, pengembangan kebudayaan indonesia di dalam dan luar negeri.
68
4.1.5 Logo Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Logo Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ini digunakan sejak tahun 2002. Makna yang terkandung didalamnya sebagai berikut.53
1.
Candi merupakan hasil karya budaya nenek moyang yang sudah lama dikenal
di Indonesia. Candi ini merupakan stilisasi dari Gapura Bajang
Ratu yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur.
2.
Atap candi berjumlah tujuh melambangkan Sapta Pesona, yaitu :
a. aman, b. tertib, c. bersih, d. sejuk , e. indah, f. ramah-tamah, dan
53
Arsip Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
69
g. kenangan.
3. Pintu candi menunjukkan lambang senantiasa terbuka bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia sekaligus menggambarkan keterbukaan hati dan keramahtamahan masyarakat Indonesia.
4. Anak tangga berjumlah lima, melambangkan dasar negara Pancasila sebagai landasan dalam membangun kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia.
5. Candi dilingkari dengan dunia yang sedang bergerak melambangkan bahwa kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia selalu dinamis mengikuti perkembangan global tetapi tetap menjaga identitas budaya bangsa Indonesia.
6. Warna ungu melambangkan kekuatan jiwa dalam membangun kebudayaan dan kapariwisataan Indonesia.
4.1.6 Logo Visit Indonesia 2008
70
Makna Logo Visit Indonesia :54 1. Bentuk logo mengambil konsep Garuda Pancasila, karena Garuda Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia. 2. Lima sila yang ada di Pancasila, digambarkan berupa lima garis warna yang berbeda. Ini merupakan simbol dari Indonesia yang penuh dengan keragaman. 3. Logo bentuk dan warna yang dinamis merupakan perwujudan dari dinamika Indonesia yang sedang berkembang. 4. Huruf dari logo mengambil dari elemeno tentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan modern.
4.1.7
Tugas Pokok dan Fungsi Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Melaksanakan urusan tata usaha pimpinan, rumah tangga, dan perlengkapan,
serta
kehumasan
di
lingkungan
Departemen.
Dalam melaksanakan tugas Biro Umum dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan keprotokolan b. Pelaksanaan hubungan dan kerjasama antar lembaga c. Pelaksanaan hubungan dan kerjasama dengan media massa d. Pelaksanaan penyebaran informasi, pemberitaan dan publikasi e. Pelaksanaan urusan perlengkapan 54
Arsip Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
71
f. Pelaksanaan urusan kehumasan. Pada bagian Humas Departemen Kebudayaan dan pariwisata terdiri dari : 1. Sub bagian antar lembaga, yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan hubungan dan kerjasama dengan lembaga pemerintah, lembaga legislatif, dan lembaga non pemeritah. 2. Sub bagian Hubungan Media Massa, mempunyai tugas melakukan persiapan bahan pelaksanaan hubungan dan kerjasama dengan media massa, keterangan pers, konferensi pers dan peliputan media massa, serta hubungan internal departemen. 3. Sub bagian publikasi, mempunyai tugas melakukan urusan penerbitan, publikasi, dan dokumentasi kegiatan hubungan masyarakat.
4.1.8
Tugas Pokok dan Fungsi Direktur Jenderal Pemasaran (Dirjen Pemasaran)
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemasaran. Dalam melaksanakan tugas Dirjen Pemasaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang pemasaran
72
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku c. penyusunan
standar,
norma,
kriteria,
dan
prosedur
di
bidang
pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
4.1.9 Program Kampanye Visit Indonesia Tahun kunjungan wisata telah dicanangkan yang bertajuk Visit indonesia 2008. Filosofi yang mendasari kampanye program Visit Indonesia 2008 adalah memikat orang luar sebanyak mungkin untuk datang ke Indonesia. Disadari atau tidak melalui kunjungan ke indonesia, setiap gaung promisi wisata indonesia akan mulai terkuak satu per satu. Hal-hal yang selama ini merupakan informasi positif dan yang indah-indah dari media akan terbukti secara
langsung.
Untuk
itu
hal
terpenting
selain
promosi
adalah
mempersiapkan diri untuk menerima kunjungan. Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata
telah
mempersiapkan
beberapa program kegiatan kampanye atau promosi yang akan dilakukan baik
73
ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Program yang telah dijalankan dan yang akan dijalankan seperti, visit daerah. Visit daerah ini bertujuan untuk mempromosikan budaya dan tempat wisata yang ada di tiap masing-masing daerah kepada wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. seperti visit Lombok untuk tahun 2013, visit Jambi untuk tahun depan, di Kendari Sulawesi Tengggara dipromosikan Wakatobi yang merupakan pesona bawah laut, di Papua dengan membuat gelar budaya Papua dan menyelenggarakan festival seni kreasi, visit Palembang yang mencanangkan Palembang sebagai kota wisata air. Adapun program visit luar negeri yang sedang berjalan yaitu mempromosikan indonesia ke negara Jepang dengan melakukan pemaparan program Visit Indonesia Year kepada belasan biro perjalanan wisata Jepang di Tokyo.
4.2
Hasil Penelitian Humas memang sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan atau instansi pemerintah. Karena suatu perusahaan atau instansi pemerintah harus menjaga citra dan reputasinya sehingga bisa menjadi perusahaan atau instansi pemerintah yang memiliki akuntabilitas dan kredibilitas yang baik dimata stakeholdernya. Fungsi salah satu humas adalah baik dalam berkomunikasi dengan baik, sehingga kebijakan yang sudah di keluarkan dapat didukung sepenuhnya oleh stakeholder dan juga bisa me manage isu yang berkembang di masyarakat.
74
Divisi yang mempromosikan program ini adalah Direktorat Jenderal Pemasaran. Disini yang memiliki fungsi humas untuk melakukan kegiatan kampanye, mempromosikan, adalah Direktorat Jenderal Pemasaran. Karena Direktorat Jenderal Pemasaran merupakan ujung tombak dari program kampanye visit indonesia. Dalam penelitian ini, guna mendapatkan hasil yang relevan, data dan informasi yang terkait dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peran humas departemen kebudayaan dan pariwisata dalam mengkampanyekan visit indonesia 2008. Maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara ( dept interview ) kepada pihak- pihak yang terkait dengan masalah tersebut, yaitu : Kepala Pusat Infomasi dan Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yakni bapak Surya Darma, Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Sapta Nirwandar selaku Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Sapto Haryono sebagai Kasubdit Cetak Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti di Gedung Sapta Pesona JL. Merdeka Barat no 17, Jakarta Pusat. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif dan diuraikan secara deskriptif, sebagai berikut :
4.2.1
Tujuan Pelaksanaan Kampanye Visit Indonesia 2008 Kampanye itu sendiri merupakan salah satu bentuk media kehumasan
yang sering digunakan oleh suatu organisasi untun meluncurkan inovasi baru
75
atau jasa memberikan informasi lebih mendalam kepada khalayak. Tahun kunjungan wisata telah dicanangkan yang bertajuk Visit indonesia 2008. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengkampanyekan program ini dengan baik. Visit Indonesia 2008 adalah sebuah program besar bagi bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam budaya dan adat istiadat. Visit Indonesia Year diterjemahkan atau dikategorikan sebagai wilayah kerja pariwisata. Filosofi yang mendasari kampanye program Visit Indonesia 2008 adalah memikat orang luar baik dari luar negeri maupun dalam negeri sebanyak mungkin untuk datang ke Indonesia. Seperti yang dikatakan Bapak Sapto Haryono : ” Program visit ini kenapa perlu di canangkan itu adalah yang pertama, untuk meningkatkan kunjungan arus wisatawan baik itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, karena apa bahwa dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke indonesia, ini untuk wisman. Yang kedua untuk wisnus ( wisatawan nusantara) adalah mendorong orang melakukan perjalanan wisata, dari desa ke kota, kota ke desa, kabupaten ke propinsi, dan dari propinsi ke propinsi lainnya, dengan pergerakan para wisatawan mengeluarkan uang untuk menikmati fasilitas seperti membeli oleholeh, dengan demikian maka perekonomian masyarakat sekitar akan jalan atau membaik. Sekali lagi kenapa pariwisata perlu dicangakan atau dilanjutkan karena pariwisata mempunyai dampak ganda atau multiplayer effect, maksudnya disini seperti ada hotel pasti ada penginapannya, dan hotel itu pasti butuh bahan bangunan, dan sebagainya yang jelas semua itu adalah menyerap tenaga kerja”.55
Tahun ini kembali dicanangkan sebagai tahun kunjungan indonesia, yang disebut Visit Indonesia Year. Sebuah acara besar bagi bangsa kepulauan 55
hasil wawancara dengan bapak sapto haryono pada hari selasa 9 juni 2009 di ruangan sarana informasi lantai 10 gedung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
76
Indonesia yang terdiri atas beragam budaya dan adat istiadat. Sebuah lokasi kunjungan, secara otomatis pula seluruh anak bangsa menjadi tuan rumah bagi setiap tamu dari mancanegara yang datang. ” Program visit indonesia year ini memiliki dampak multiplayer effect ( dampak ganda ). Multiplayer effectnya seperti misalnya uang yang wisatawan keluarkan dapat diputar kembali oleh masyarakat yang membuat usaha. Lalu sebagai tuan rumah etika sangat diperlukan. Misalnya memperlakukan tamu dengan baik, dan membuat tamu merasa nyaman berada di indonesia. Seolaholah seperti di rumah sendiri. Pada tataran akhirnya, kenapa program visit ini dilakukan adalah untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat sekitar. Dengan wisnus dan wisman yang datang ke indonesia otomatis perekonomian masyarakat akan jalan ”.56 Program kampanye visit indonesia 2008 ini dimaksudkan untuk menarik para wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik untuk berkunjung ke indonesia dan untuk bisa mengetahui lebih dalam mengenai budaya tersebut. ” target dari program visit indonesian ini yaitu wisatawan, baik itu wisatawan mancanegara atau wisatawan domestik. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata juga mempunyai target tujuh juta wisatawan mancanegara selain menambah devisa, kunjungan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan imbasnya terhadap kesempatan kerja ”.57 Secara keseluruhan Visit Indonesia 2008 diarahkan untuk meraih target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 7 juta di akhir tahun 2008 dengan target penerimaan devisa sebanyak US.$ 6,7 milyar dari 12 pasar utama (Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Korea, Amerika
56
hasil wawancara dengan bapak sapto haryono pada hari selasa 9 juni 2009 di ruangan sarana informasi lantai 10 gedung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 57 Ibid
77
Serikat, China, Thailand, India, Eropa, dan Timur Tengah). Program visit indonesia 2008 ini sudah terealisasi dengan baik atau tidak : ” Saya rasa sudah terealisasi dengan baik, dengan diikuti program visit daerah seperti visit lombok untuk tahun 2013, visit jambi untuk tahun depan, dan visit jogja dan lainnya. Ini adalah sebagai respon dari daerahdaerah, mereka merasakan dengan adanya program visit memiliki dampak yang baik. Dengan adanya program visit ini diharapkan wisatawan dapat menyebar keseluruh propinsi, dan setiap propinsi memiliki dampak dari kedatangan mereka. Yang pertama adalah para wisatawan mengeluarkan uangnya, yang kedua adalah mendorong daerah mereka melakukan pembangunan, seperti menbangun jalanan, memperbaiki fasilitas yang ada di tiap daerahnya ”.58 Potensi indonesia memang tidak bisa diremehkan, jika terus diolah dan dipromosikan dengan optimal, potensi wisata sangat menjanjikan untuk kemajuan suatu daerah. Namun, upaya gelar promosi bukan pekerjaan yang mudah. ” Secara nyata gencaranya melakukan promosi untuk bisa menarik banyak turis ke indonesia sekarang, dan kegiatan promosi ini harus dilakukan secara berkelanjutan ”. 59
4.2.2 Peran Direktorat Jenderal Pemasaran dan Humas dalam Program Visit Indonesia 2008
Kehidupan seorang humas tentunya tidak lepas dari bagaimana bisa menciptakan reputasi serta image yang baik dimata stakeholdernya. Semua itu dapat dilakukan dengan cara mengkampanyekan program-program humas. 58
hasil wawancara dengan bapak sapto haryono pada hari selasa 9 juni 2009 di ruangan sarana informasi lantai 10 gedung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 59 ibid
78
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata membuat program yang bertajuk Visit Indonesia 2008. Visit Indonesia 2008 adalah sebuah program besar bagi bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam budaya dan adat istiadat. Peran humas dalam program kampanye visit indonesia 2008 adalah mempublikasikan hasil kegiatan kampanye melalui media massa, baik itu media internal mauoun media eksternal dan media elektronik. Sementara Direktorat Jenderal Pemasaran memang memiliki peran dan fungsi yang sama dengan humas di Departemen Kebudayaan dan periwisata. Namun dalam hal kegiatan kampanye visit indonesia 2008 Direktorat Jenderal Pemasaran yang memiliki peran besar dalam menjalankan program visit, dan promosi visit indonesia ke dalam maupun keluar negeri. Peran Direktorat Jenderal dalam program kampanye adalah : a. Promosi Direktorat Jenderal Pemasaran melakukan promosi dengan membuat iklan yang ditangkan di televisi kabel, membuat iklan yang di tampilkan melalui media massa maupun elektronik, bekerja sama dengan maskapai penerbangan garuda indonesia, membuat situs yang berisikan mengenai program visit indonesia 2008. b. Membuat program Membuat program kampanye atau promosi visit indonesia yang berisi tentang program visit daerah.
79
Beda peran humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dengan peran Direktorat Jenderal Pemasaran yaitu : ” Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata itu hanya mempublikasikan seluruh aktivitas yang ada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ini. Menginformasikan, dan salah satunya adalah mempublikasikan visit indonesia 2008. Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan corong dari Depbudpar. Tetapi kalau Dirjen Pemasaran yaitu mempromosikan atau mengkampanyekan visit ini dengan kunjungan ke luar negeri dengan membawa travel-travel agen ke sana, mempertemukan shareholder dan buyer, dengan kata lain kalau kita jualan langsung, kita mempromosikan atau mengkampanyekan budaya indonesia ke luar negeri dan dalam negeri, itu salah satu tugas kita ”. 60 Pada dasarnya semua divisi yang terdapat di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ikut terlibat dalam menjalankan program kampanye visit ini. Namun di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata peran atau fungsi humas dalam program kampanye visit indonesia adalah salah satu divisi yang ada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu divisi Direktorat Jenderal Pemasaran. Mengapa demikian karena tugas atau peran Direktorat Jenderal Pemasaran adalah memiliki kebijakan di bidang pemasaran atau promosi dan memiliki kebijakan dalam mengembangkan promosi luar negeri maupun dalam negeri. ” Semua yang ada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sangat berperan dalam program visit ini, hanya saja kalau di humas itu hanya mem PR kan tentang apa yang sudah dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ini, baik yang dilakukan oleh dirjen pemasaran, dirjen destinasi, itu tugas humas untuk menginformasikan kepada masyarakat. Humas juga mem PR kan mengenai visit tetapi lebih fokus pada mem PR kan seluruh
60
hasil wawancara dengan bapak Surya Dharma pada tanggal 26 juni 2009 lantai 2 di bagian Humas Departemen Kebudayaan dan pariwisata
80
aktivitas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata karena kegiatan di Departemen Pariwisata tidak hanya visit indonesia saja”. 61
4.2.3 Kegiatan Kampanye Visit Indonesia 2008
Kegiatan promosi kebudayaan indonesia sejak tahun 2005 perlahan namun pasti telah berkontribusi dalam memperbaiki citra indonesia di mata dunia internasional. Lalu upaya yang sudah dilakukan adalah : ” Dengan program visit indonesia year, kita tingkatkan aktivitas pariwisata melalui promosi, peningkatan image, misi dagang, ciptakan eventevent tahunan secara rutin, ini yang penting, dan di seluruh dengan demikian bisa melihat daerah indonesia secara utuh. Hasilnya mulai kelihatan, kita dipercaya untuk menyelenggarakan konferensi perubahan iklim, 12.000 orang. Dan 4.000 nya memilih tetap di bali untuk merayakan tahun baru. Bukti nyata kita serius tangani keamanan ”.62 Demi menyukseskan program Visit Indonesia 2008 ada beberapa langkah penting yang akan dilakukan oleh pihak departemen kebudayaan dan pariwisata Seperti, bekerjasama dengan instansi terkait dan juga Garuda Indonesia selaku maskapai penerbangan nasional dan intensifikasi program kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona di kalangan masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik. Selain memberikan income bagi Indonesia, visit Indonesia itu sendiri sangat berpengaruh besar bagi negara kita. Dengan mengkampanyekan visit Indonesia ke khalayak baik luar maupun dalam negeri, kita berharap seni dan budaya Indonesia dapat dikenal oleh negara61
hasil wawancara dengan bapak Surya Dharma pada tanggal 26 juni 2009 lantai 2 di bagian Humas Departemen Kebudayaan dan pariwisata 62 hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar pada tanggal 9 juni 2009 lantai 10 di Direktorat Jenderal Pemesaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
81
negara lainnya. Namun dengan berkembangnya jaman dan mulai masuknya budaya asing di Indonesia, semakin lama seni dan budaya Indonesia ditinggalkan. Disinilah peran humas dibutuhkan untuk mengkampanyekan, mengembangkan, mempromosikan, dan memperkenalkan informasi untuk pariwisata dan kebudayaan Indonesia kepada khalayak dalam maupun luar negeri dengan membuat program-program baru. Lalu pakah program visit ini di promisikan ke luar negeri : “ ya tentu saja, dengan cara promosi langsung ke Negara-negra yang dituju dengan membuat iklan yang akan disiarkan melalui televisi kabel, media cetak, melakukan kegiatan promosi langsung ke Negara yang akan menjadi tujuan promosi, bekerjasama dengan instansi terkait dan juga Garuda Indonesia selaku maskapai penerbangan nasional ”.63 Dalam dunia pariwisata keindahan alam, keamanan bukan satu-satunya tolok ukur sebuah tujuan wisata menjadi primadona. Akan tetapi banyak faktor lain yang juga mempengaruhi hal tersebut. Sebenarnya sejauh mana kesiapan pemerintah dalam menyukseskan program visit indonesia ini : ” Sejak tahun lalu kita sudah ada 15 pintu utama yang bisa dikatakan siap, semisal Yogya, Bali, Batam, Nusa Tenggara Barat, Sulut, Padang. Ini yang dikatakan relatif sudah siap. Dan ini tentunya akan terus dikembangkan melalui proses program dan koordinasi yang baik. Mudah-mudahan pemerintah daerah juga punya visi yang sama. Maksunya, awalnya setiap daerah tidak punya nama ( tidak dikenal ). Bali baru di bangun pada awal tahun 1950-an. Mulai gencar diperkenalkan sejak tahun 60-an. Banyak potensi wisata daerah lain, semisal Sulawesi Utara. Dulu kita kenal sebagai tempat kopra, cengkeh, dan hasil pertanian. Sekarang mereka memperkenalkan juga satu sisi potensi bidang wisata. Kebetulan, alam laut mereka juga indah dan fauna yang unik. Ini kan potensi wisata. Mereka sendiri yang perkenalkan, kita juga bantu promosi agar wisatawan mancanegara juga kesana. Yang penting ada visi pemerintah daerah ke arah sana. Tentu hal itu bukan hanya tanggung 63
hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar pada tanggal 9 juni 2009 lantai 10 di Direktorat Jenderal Pemesaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
82
jawab pemerintah pusat saja. Jika pemerintah daerah sudah menganggap pariwisata adalah bagian penting perekonomian dan kesejahteraan masyaraka, tentu hasilnya akan lain. Kalau tidak punya visi ke arah sana, tentu mereka tidak akan bangun akses. Sebab, sarana pariwisata tidak hanya untuk di jual ke mancanegara saja, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat sendiri”. 64
4.2.4 Hambatan Dalam Kegiatan Kamoanye Visit Indonesia 2008
Kegiatan
kampanye
merupakan
aktivitas
komunikasi
yang
terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu kampanye yang secara sadar menunjang dan meningkatkan proses pelaksana yang terencana pada periode tertentu bertujuan untuk mempengaruhi khalayak sasaran. Kampanye public relations dilakukan secara berencana, sistematis, memotivasi, psikologis dan dilakukan berulang-ulang secara kontinyu. Sebaliknya, jika kampanye tersebut secara insidentil atau hanya dilakukan sekali, tertentu dan terbatas, maka hal ini jelas tidak bermamfaat atau kurang berhasil untuk menggolkan suatu tema, materi, dan tujuan kampanye. Kampanye public relations dalam arti luas atau umum yaitu kampanye tersebut memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. Kegiatan kampanye dapat berhasil 64
hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar pada tanggal 9 juni 2009 lantai 10 di Direktorat Jenderal Pemesaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
83
melalui beberapa teknik agar dalam penyampaian pesan kepada audiensinya cukup efektif. Pariwisata yang maju dan dinamis mengandung pengertian bahwa tumbuh dan berkembangnya pariwisata Indonesia akan mampu menempatkan citra dan posisis Indonesia sebagai daerah tujuan wisata utama dalam peta kepariwisataan dunia, mampu membangun kualitas produk pariwisata Indonesia yang handal sehingga memiliki keunggulan. Pariwisata yang maju dan dinamis menegaskan perkembangan pariwisata Indonesia yang memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berperan secara signifikan dalam pembangunan bangsa dan Negara. Peran tersebut dapat diwujudkan baik dalam kerangka pembangunan perekonomian indonesia melalui kontribusinya seagai salah satu penghasil devisa utama, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, meningkatkan
pembangunan
wilayah
serta
meningkatkan
kelestarian
lingkungan dan sumber daya alam maupun budaya melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan. Selain memberikan income bagi Indonesia, visit Indonesia itu sendiri sangat berpengaruh besar bagi negara kita. Dengan mengkampanyekan visit Indonesia ke khalayak baik luar maupun dalam negeri, kita berharap seni dan budaya Indonesia dapat dikenal oleh negara-negara lainnya. Namun tidak semua komunikasi dalam melakukan kampanye itu bisa berlangsung atau berjalan secara mulus tanpa rintangan. Dalam suatu kegiatan
84
kampanye ada saja hambatan atau rintangan yang akan dihadapi. Seperti yang dikatakan Bapak Sapta Nirwandar : “ Hambatan yang pertama, bila dibandingkan dengan Malaysia yaitu dana promosi, karena kita tidak bisa terus menerus campaign melalui mediamedia yang ada di luar negeri, kalau Malaysia lebih segala-galanya dari kita, contohnya kita tidak memasang billboard, baliho-baliho, ke luar negeri, karena dana yang kita miliki terbagi-bagi, oleh karena itu dana promosi kita hanya terfokus pada promosi pasar, jadi tidak seluruh negara kita promisikan, tetapi Negara yang menjadi target yaitu Negara asia. Yang kedua kita tidak memiliki direct flight langsung, seperti garuda tidak ada yang langsung terbang ke eropa, namun Negara-negara pesaing kita memiliki itu semua, pesawat mereka dapat langsung terbang ke Negara-negara sepaerti jepang, korea, cina ”. 65 Pariwisata yang maju dan dinamis mengandung pengertian bahwa tumbuh dan berkembangnya pariwisata Indonesia akan mampu menempatkan citra dan posisis Indonesia sebagai daerah tujuan wisata utama dalam peta kepariwisataan dunia, mampu membangun kualitas produk pariwisata Indonesia yang handal sehingga memiliki keunggulan. Indonesia memang memiliki banyak daerah potensi wisata. Sebut saja bali, tetapi mengapa hanya bali saja yang lebih ditonjolkan : ” oh tidak, malah bali tidak dipromosikanpun semua orang sudah tahu kok. Kita mempromosikan bukan hanya bali saja, tetapi bali beyondnya, yaitu pulau atau daerah wisata yang ada di sekitar pulau bali. Seperti Lombok, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Yogyakarta, Surabaya, Sulawesi dan lokasi lain yang menjual ”. 66
65 66
hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar pada tanggal 9 juni 2009 lantai 10 di Direktorat Jenderal Pemesaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
ibid
85
4.3 Pembahasan Pada tahap pembahasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada konsep mengenai peran humas dalam melakukan kegiatan program kampanye. Program kampanye yang dimaksud disini adalah tentang bagaimana mengkampanyekan, mempromosikan tentang budaya indonesia. Karena mengkampanyekan suatu program adalah salah satu peran humas. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada beberapa nara sumber yang berada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yaitu, Kepala Pusat Infomasi dan Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yakni bapak Surya Darma, Bapak Sapta Nirwandar selaku Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Sapto Haryono sebagai Kasubdit Cetak Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan wawancara ini dilakukan oleh peneliti di Gedung Sapta Pesona JL. Merdeka Barat no 17, Jakarta Pusat. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data. Karena dalam hal ini peneliti bertujuan untuk mengetahui tentang seberapa besar peran Direktorat Jenderal Pemasaran dalam mengkampanyekan atau mempromosikan program mengenai visit indonesia year 2008 ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa Departemen Kebudayaan dan Pariwisata terdapat divisi yang memiliki peran dan fungsi yang sama dengan humas, yaitu Direktorat Jenderal Pemasaran. Karena tugas pokok atau peran Direktorat Jenderal Pemasaran adalah memiliki
86
kebijakan di bidang pemasaran atau promosi dan memiliki kebijakan dalam mengembangkan promosi luar negeri maupun dalam negeri. Humas di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata memang tidak sepenuhnya mengkampanyekan atau mempromosikan mengenai visit ini kepada masyarakat. Dengan di bantu oleh bagian Direktorat Jenderal Pemasaran dan sarana Informasi maka program kampanye visit ini telah di promosikan dengan baik. Semua bagian yang ada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bertugas mengkampanyekan atau mempromosikan mengenai visit indonesia year 2008 ini. Humas di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan corong dari Depbudpar. Maksudnya humas mempunyai fungsi mem PR kan seluruh aktivitas yang telah atau akan di lakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan
Menginformasikan atau mengkomunikasikan informasi
mengenai seluruh aktivitas yang dilakukan kepada publik baik internal maupun eksternal. Salah satunya adalah mempublikasikan visit indonesia 2008 kepada masyarakat. Direktorat Jenderal Pemasaran di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan ujung tombak dari kegiatan kampanye atau promosi program visit indonesia 2008. karena tugas pokok atau peran
Direktorat
Jenderal Pemasaran adalah memiliki kebijakan di bidang pemasaran atau promosi dan memiliki kebijakan dalam mengembangkan promosi luar negeri maupun dalam negeri. Maksudnya bahwa yang melakukan promosi mengenai
87
visit indonesia secara langsung kepada calon wisatawan mancanegara atau wisatawan nusantara adalah divisi ini. Humas pemerintah menyampaikan informasi pada publik, mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi dari suatu instansi yang terkait. Seorang pejabat humas tidak bertugas untuk menjadi pajangan, tapi juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan memperhatikan media, pegawai dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan swasta humas atau lebih dikenal dengan istilah publik relation (PR) sudah berfungsi dengan baik dalam menjalankan tugasnya bahkan mampu membuat perusahaan berkembang menjadi sebuah perusahaan yang bonavide di mata masyarakat.
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang akan diuraikan akan memberikan suatu pemahaman mengenai seberapa besar peran Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengkampanyekan visit Indonesia 2008. maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut, bahwa : 1. Direktorat Jenderal Pemasaran di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata memiliki fungsi dan peran yang setara atau sama dengan Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2. Divisi yang menjalankan program kampanye visit indonesia 2008 adalah Direktorat Jenderal Pemasaran. Karena divisi ini memiliki fungsi atau peran memiliki kebijakan di bidang pemasaran atau promosi dan memiliki kebijakan dalam mengembangkan promosi luar negeri maupun dalam negeri berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku. 3. Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berbeda dengan Humas yag menjalankan program kampanye Visit Indonesia. Bahwa Humas Departemen
89
Kebudayaan dan Pariwisata memiliki peran untuk menyampaikan informasi serta
mempublikasikan
seluruh aktivitas yang ada di Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, mem PR kan tentang apa yang sudah dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, baik yang dilakukan oleh setiap divisi yang ada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata kepada masyarakat. 4. Humas
Departemen
Kebudayaan
dan
Pariwisata
termasuk
pada
Communications Facilitator ( fasilitator komunikasi ) karena Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi mem PR kan seluruh aktivitas yang telah atau akan di lakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan Menginformasikan atau mengkomunikasikan informasi mengenai seluruh aktivitas yang dilakukan kepada publik baik internal maupun eksternal. Salah satunya adalah mempublikasikan visit indonesia 2008 kepada masyarakat. 5. Peran Direktorat Jenderal Pemasaran dalam kegiatan Program Kampanye visit indonesia 2008 adalah : a. Promosi Direktorat Jenderal Pemasaran melakukan promosi dengan membuat iklan yang ditangkan di televisi kabel, membuat iklan yang di tampilkan melalui media massa, bekerja sama dengan maskapai penerbangan garuda indonesia, membuat situs yang berisikan mengenai program visit indonesia 2008 dan membuat program kampanye atau promosi visit indonesia yang berisi tentang program visit daerah.
90
5.2
Saran Setelah menganalisa dan menyimpulkan, maka peneliti ingin memberikan saran yang kiranya bermanfaat bagi humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut : a. Direktorat Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata agar lebih mengimplementasikan ilmu-ilmu kehumasan dengan efektif. Seperti membuat program kampanye, melakukan promosi mengenai visit indonesia b. Peran dan fungsi humas di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata lebih ditingkatkan lagi dalam pelaksanaan kegiatan program kampanye visit Indonesia 2008 ini. Karena kampanye itu sendiri merupakan salah satu bentuk media kehumasan yang sering digunakan oleh suatu organisasi untuk meluncurkan inovasi baru. c. Untuk program kampanye, khususnya dalam mempromosikan visit Indonesia 2008 ke luar negeri maupun ke dalam negeri harus lebih di tingkatkan lagi. Dari segi promosi, agar khalayak sasaran tertarik dengan promosi yang di tawarkan dan program kampanye ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. d. Promosi dalam bentuk iklan agar lebih diperbanyak baik iklan di media massa maupun di media elektronik. Dalam jam penayangan iklan di televise harus di perbanyak agar masyarakat mengetahui lebih jelas mengenai visit Indonesia,
91
lalu iklan yang di tayangkan jangan hanya melalui televis kabel saja karena tidak semua masyarakat memiliki televise kabel.
92
DAFTAR PUSTAKA
Moore, H. Frazier. 2005. Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rosady. 1999. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. _____________. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. _____________. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. _____________. 2007. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations ( Edisi Revisi ). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. _____________. 2002. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi ( Edisi Revisi ). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Scoot, M. Cultip. 1978. Effective Public Relations. New Jersey. Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana. Jefkins, Frank. 1995. Public Relations Edisi Empat. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2001. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Gregory, Anne. 2004. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations ( Edisi Kedua ). Jakarta : Erlangga. Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye ; Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Mulyana, Deddy. 2007. Metode Penelitian Komunikasi Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
93
Moleong, Lexy. L. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Kusumastuti, Frida. 2004. Dasar-Dasar Humas. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia. Abdurrahman, Oemi. 1995. Dasar- Dasar Public Relations. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Effendy, Uchyana Onong. 1999. Humas Suatu studi Komunikologis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
94
Transkrip Wawancara
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada pihak-pihak terkait yang berada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu : Bapak Surya Darma yang menjabat sebagai Kepala Pusat Informasi dan Humas di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Surman Siagian selaku Kepala Bagian Humas di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Sapta Nirwandar selaku Direktur Jenderal Pemasaran Depatemen Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Sapto Haryono menjabat di Bagian Sarana Informasi dan Ibu Ratna Suranti yang menjabat di bagian elaktronik di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
T:
Apakah Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berperan dalam program visit Indonesia year 2008 ini ?
J:
” Semua yang ada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sangat berperan dalam program visit ini, hanya saja kalau di humas itu hanya mem PR kan tentang apa yang sudah dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ini, baik yang dilakukan oleh dirjen pemasaran, dirjen destinasi, itu tugas humas untuk menginformasikan kepada masyarakat. Humas juga mem PR kan mengenai visit tetapi lebih fokus pada mem PR kan seluruh aktivitas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata karena kegiatan di Departemen Pariwisata tidak hanya visit indonesia saja”. 67
67
Hasil wawancara dengan bapak Surya Darma yang menjabat sebagai Kepala Pusat dan Informasi dan Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
95
T:
Apa beda tugas Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dengan Direktorat Jenderal Pemasaran dalam program visit ini ?
J:
” Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata itu hanya mempublikasikan seluruh aktivitas yang ada di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ini. Menginformasikan, dan salah satunya adalah mempublikasikan visit indonesia 2008. Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan corong dari Depbudpar. Tetapi kalau Dirjen Pemasaran yaitu mempromosikan atau mengkampanyekan visit ini dengan kunjungan ke luar negeri dengan membawa travel-travel agen ke sana, mempertemukan shareholder dan buyer, dengan kata lain kalau kita jualan langsung, kita mempromosikan atau mengkampanyekan budaya indonesia ke luar negeri dan dalam negeri, itu salah satu tugas kita ”. 68
T:
Apa tujuan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencanangkan program visit indonesia 2008 ?
J:
” Program visit ini kenapa perlu di canangkan itu adalah yang pertama, untuk meningkatkan kunjungan arus wisatawan baik itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, karena apa bahwa dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke indonesia, ini untuk wisman. Yang kedua untuk wisnus ( wisatawan nusantara) adalah mendorong orang melakukan perjalanan wisata, dari desa ke kota, kota ke desa, kabupaten ke propinsi, dan dari propinsi ke propinsi lainnya, dengan pergerakan para wisatawan mengeluarkan uang untuk menikmati fasilitas seperti membeli oleh-oleh, dengan demikian maka perekonomian masyarakat sekitar akan jalan atau membaik. Sekali lagi kenapa pariwisata perlu dicangakan atau dilanjutkan karena pariwisata mempunyai dampak ganda atau multiplayer effect, maksudnya disini seperti
68
hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar selaku direktur jenderal pemasaran departemen kebudayaan dan pariwisata
96
ada hotel pasti ada penginapannya, dan hotel itu pasti butuh bahan bangunan, dan sebagainya yang jelas semua itu adalah menyerap tenaga kerja”. 69
T:
Lalu apakah program ini sudah terealisasi dengan baik ?
J:
” Saya rasa sudah terealisasi dengan baik, dengan diikuti program visit daerah seperti visit lombok untuk tahun 2013, visit jambi untuk tahun depan, dan visit jogja dan lainnya. Ini adalah sebagai respon dari daerah-daerah, mereka merasakan dengan adanya program visit memiliki dampak yang baik. Dengan adanya program visit ini diharapkan wisatawan dapat menyebar keseluruh propinsi, dan setiap propinsi memiliki dampak dari kedatangan mereka. Yang pertama adalah para wisatawan mengeluarkan uangnya, yang kedua adalah mendorong daerah mereka melakukan pembangunan, seperti menbangun jalanan, memperbaiki fasilitas yang ada di tiap daerahnya ”.70
T:
Siapa saja target sasaran dari program visit ini?
J:
” target dari program visit indonesian ini yaitu wisatawan, baik itu wisatawan mancanegara atau wisatawan domestik. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata juga mempunyai target tujuh juta wisatawan mancanegara selain menambah devisa, kunjungan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan imbasnya terhadap kesempatan kerja ”.71
T:
69
Adakah hambatan selama program visit ini berjalan ?
hasil wawancara dengan bapak sapto haryono yang menjabat di bagian sarana informasi departemen kebudayaan dan pariwisata 70 hasil wawancara dengan bapak sapto haryono yang menjabat di bagian sarana informasi departemen kebudayaan dan pariwisata 71 hasil wawancara dengan bapak sapto haryono yang menjabat di bagian sarana informasi departemen kebudayaan dan pariwisata
97
J:
” Hambatan yang pertama, bila dibandingkan dengan Malaysia yaitu dana promosi, karena kita tidak bisa terus menerus campaign melalui media-media yang ada di luar negeri, kalau Malaysia lebih segala-galanya dari kita, contohnya kita tidak memasang billboard, baliho-baliho, ke luar negeri, karena dana yang kita miliki terbagi-bagi, oleh karena itu dana promosi kita hanya terfokus pada promosi pasar, jadi tidak seluruh negara kita promisikan, tetapi Negara yang menjadi target yaitu Negara asia. Yang kedua kita tidak memiliki direct flight langsung, seperti garuda tidak ada yang langsung terbang ke eropa, namun Negara-negara pesaing kita memiliki itu semua, pesawat mereka dapat langsung terbang ke Negara-negara sepaerti jepang, korea, cina ”. 72
T:
Apakah program visit ini memberi dampak bagi masyarakat sekitar ?
J:
” Program visit indonesia year ini memiliki dampak multiplayer effect ( dampak ganda ). Multiplayer effectnya seperti misalnya uang yang wisatawan keluarkan dapat diputar kembali oleh masyarakat yang membuat usaha. Lalu sebagai tuan rumah etika sangat diperlukan. Misalnya memperlakukan tamu dengan baik, dan membuat tamu merasa nyaman berada di indonesia. Seolaholah seperti di rumah sendiri. Pada tataran akhirnya, kenapa program visit ini dilakukan adalah untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat sekitar. Dengan wisnus dan wisman yang datang ke indonesia otomatis perekonomian masyarakat akan jalan ”.73
T:
Lalu apakah program visit ini di promosikan ke luar negeri juga ?
J:
” ya tentu saja, dengan cara promosi langsung ke Negara-negra yang dituju dengan membuat iklan yang akan disiarkan melalui televisi kabel, media cetak, melakukan kegiatan promosi langsung ke Negara yang akan menjadi
72
hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar selaku direktur jenderal pemasaran departemen kebudayaan dan pariwisata hasil wawancara dengan bapak sapto haryono yang menjabat di bagian sarana informasi departemen kebudayaan dan pariwisata 73
98
tujuan promosi, bekerjasama dengan instansi terkait dan juga Garuda Indonesia selaku maskapai penerbangan nasional ”.74
T:
Sebenarnya sejauh mana kesiapan pemerintah dalam menyukseskan program visit indonesia ini ?
J:
” Sejak tahun lalu kita sudah ada 15 pintu utama yang bisa dikatakan siap, semisal Yogya, Bali, Batam, Nusa Tenggara Barat, Sulut, Padang. Ini yang dikatakan relatif sudah siap. Dan ini tentunya akan terus dikembangkan melalui proses program dan koordinasi yang baik. Mudah-mudahan pemerintah daerah juga punya visi yang sama. Maksunya, awalnya setiap daerah tidak punya nama ( tidak dikenal ). Bali baru di bangun pada awal tahun 1950-an. Mulai gencar diperkenalkan sejak tahun 60-an. Banyak potensi wisata daerah lain, semisal Sulawesi Utara. Dulu kita kenal sebagai tempat kopra, cengkeh, dan hasil pertanian. Sekarang mereka memperkenalkan juga satu sisi potensi bidang wisata. Kebetulan, alam laut mereka juga indah dan fauna yang unik. Ini kan potensi wisata. Mereka sendiri yang perkenalkan, kita juga bantu promosi agar wisatawan mancanegara juga kesana. Yang penting ada visi pemerintah daerah ke arah sana. Tentu hal itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat saja. Jika pemerintah daerah sudah menganggap pariwisata
adalah
bagian
penting
perekonomian
dan
kesejahteraan
masyaraka, tentu hasilnya akan lain. Kalau tidak punya visi ke arah sana, tentu mereka tidak akan bangun akses. Sebab, sarana pariwisata tidak hanya untuk di jual ke mancanegara saja, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat sendiri”. 75
T:
74 75
Apa saja upaya untuk memperbaiki citra ndonesia ?
hasil wawancara dengan Ibu Ratna Suranti yang menjabat di bagian media elektronik Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar selaku direktur jenderal pemasaran departemen kebudayaan dan pariwisat
99
J:
” Dengan program visit indonesia year, kita tingkatkan aktivitas pariwisata melalui promosi, peningkatan image, misi dagang, ciptakan event-event tahunan secara rutin, ini yang penting, dan di seluruh dengan demikian bisa melihat daerah indonesia secara utuh. Hasilnya mulai kelihatan, kita dipercaya untuk menyelenggarakan konferensi perubahan iklim, 12.000 orang. Dan 4.000 nya memilih tetap di bali untuk merayakan tahun baru. Bukti nyata kita serius tangani keamanan ”.76
T:
Indonesia memang memiliki banyak daerah potensi wisata. Sebut saja bali, tetapi mengapa hanya bali saja yang lebih ditonjolkan ?
J:
” oh tidak, malah bali tidak dipromosikanpun semua orang sudah tahu kok. Kita mempromosikan bukan hanya bali saja, tetapi bali beyondnya, yaitu pulau atau daerah wisata yang ada di sekitar pulau bali. Seperti Lombok, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Yogyakarta, Surabaya, Sulawesi dan lokasi lain yang menjual ”. 77
T:
Apakah jika terus diolah dan dipromosikan dengan optimal, potensi wisata sangat menjanjikan untuk kemajuan suatu daerah ?
J:
” Secara nyata gencaranya melakukan promosi untuk bisa menarik banyak turis ke indonesia sekarang, dan kegiatan promosi ini harus dilakukan secara berkelanjutan ”. 78
76
hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar 78 hasil wawancara dengan bapak Sapta Nirwandar 77
100
CURRUCULUM VITAE
PERSONAL DATA Name
: Elsa Oktavia
Place, Date of Birth
: Jakarta, 23 October 1986
Sex
: Female
Status
: Single
Religion
: Moslem
Nationality
: Indonesia
Address
: Jl. Kemanggisan Raya gg.H.Talip no.3 Slipi, Jakarta Barat 11480
FORMAL EDUCATION 1992-1993
Graduated from TK Bhakti, Jakarta
1993-1999
Graduated from SD Sumbansih, Jakarta
1999-2002
Graduated from SLTPN 111, Jakarta
2002-2005
Graduated from SMU Yadika 1, Jakarta
2005-2009
S1 from Communications Faculty Public Relations at Mercu Buana University, Jakarta