PERALATAN ANALISIS DEMOGRAFI Jumlah
Menunjukkan ukuran absolut yang sering digunakan dalam analisis demografi. Misalnya menurut hasil Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia pada tahun 2000 berjumlah 201.241.999 jiwa dan pada pertengahan tahun 2004 menurut UN diperkirakan berjumlah 218.7 juta jiwa.
Rasio
Menunjukkan perbandingan suatu jumlah terhadap jumlah lainnya atau merupakan perbandingan dua bilangan (a/b). Rasio dapat dinyatakan daam persepuluh, perseratus atau perseribu. Misal : rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu. Rasio jenis kelamin di Indonesia tahun 2000 :
Penduduk _ Laki laki 100.934.962 1,01 Penduduk _ Perempaun 100.307.037 atau bila dinyatakan dalam perseratus adalah 101 laki-laki per 100 perempuan. Angka / Tingkat
Jumlah peristiwa atau kejadian dibanding dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko peristiwa tersebut, angka ini merupakan suatu bentuk khusus dari rasio. Misalnya Angka Kelahiran pada tahun pada tahun 2000 adalah 17,35 kelahiran hidup per 1000 penduduk Indonesia. Angka ini memberikan gambaran umum tentang keadaan peristiwa demografis (kelahiran) yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Gambaran perkembangan peristiwa demografis dapat diperoleh manakala terdapat minimal dua angka dari daerah yang sama dengan waktu yang berbeda. Contoh : Angka kelahiran di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebesar 35 per 1000 penduduk. Berarti angka kelahiran pada tahun 2000 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 1980. Ada dua jenis angka : 1. Angka Kasar yaitu angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografis penduduk total, termasuk penduduk yang tidak menanggung risiko peristiwa demografis tersebut. Angka kematian kasar, Angka Kelahiran Kasar dll. 2. Angka Spesifik yaitu angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografis yang tidak menanggung risiko peristiwa demografis. Misalnya Angka Fertilitas menurut Umur dll.
Proporsi
Menyatakan perbandingan suatu peristiwa demografis terhadap penduduk yang menannggung risiko, secara umum merupakan suatu perbandingan antar dua bilangan, dimana pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. a ab Apabila proporsi dinyatakan dalam per seratus, dikenal dengan nama
persen dan jika dalam perseribu dinamakan persil. Misalnya, proporsi penduduk perakotaan pada tahun 2000 :
85.380.627 0,4243 85.380.927 115.861.372 atau 42,43 persen dari penduduk total Indonesia. Konstanta
Konstanta menyatakan bilangan tetap, misalnya 100.000 atau 1.000, dalam rumus-rumus dilambangkan dengan “k”. Bilangan konstanta ini dibutuhkan untuk memperjelas makna dari angka, rasio atau proporsi. Dengan demikian akan mempermudah dalam melakukan analisis demografi. Contoh : Rata-rata banyaknya anak yang pernah dilahirkan hidup per wanita usia 15 -19 tahun adalah 0,07. Apabila angka ini dikalikan dengan suatu konstanta misalnya k=1000 maka akan berarti rata-rata anak yang yang pernah dilahirkan hidup wanita usia 15 -19 tahun adalah 70 diantara 1000 wanita usia 15 -19 tahun.
Kohor
Sekelompok orang yang menjalani peristiwa demografi bersamasama. Contoh : kohor kelahiran, yaitu sekelompok orang yang lahir dalam tahun yang sama. Ukuran kohor adalah ukuran untuk menghitung peristiwa demografi yang terjadi pada kohor tersebut.
Ukuran Periode
Suatu ukuran mengenai peristiwa yang terjadi dari sebagian maupun keseluruhan penduduk selama satu periode tertentu. Misalnya, angka Kematian Bayi 1995 – 2000.
Distribusi Persentase
Seringkali para analis kurang memperhatikan perbedaan antara distribusi persentase dengan persentase dalam menyajikan tabel. Distribusi persentase menunjukkan angka-angka persentase yang terdistribusi menurut suatu variabel tertentu harus terlihat secara jelas dengan jumlah total 100 persen. Sedangkan tabel persentase hanya menyajikan angka persentase suatu variabel tertentu meskipun tidak perlu menunjukkan total 100 persennya.
Rata-rata
Menunjukkan ukuran pemusatan suatu data numerik dengan skala pengukuran rasio atau interval. Rata-rata memiliki sifat yang sensitif terhadap data pencilan atau outlier.
Median
Menunjukkan ukuran pemusatan suatu data numerik yang memiliki skala pengukuran ordinal, rasio atau interval. Median tidak terpengaruh dengan adanya data pencilan atau outlier, karena median mengacu kepada setengah banyaknya data berada dibawah nilai median tersebut.
SUMBER DATA KEPENDUDUKAN Mempelajari keadaan dan perubahan penduduk sautu daerah atau negara, diperlukan berbagai ukuran misalnya angka pertumbuhan penduduk, angka kelahiran, angka kematian ataupun angak migrasi. Ukuran-ukuran tersebut dapat dihitung dari data kependudukan yang meliputi sensus penduduk, survai dan regsitrasi serta dokumen/statistik dari badan-badan resmi. Sensus Penduduk
Sensus Penduduk (SP) atau cacah jiwa merupakan hasil pencacahan terhadap semua orang dalam suatu negara beserta ciri-ciri demografi dan ciri sosial ekonomi orang tersebut. Sensus dilaksanakan pada waktu atau periode tertentu, di Indoensia dilaksanakan 10 tahun sekali. Sensus Penduduk di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 2000. Yang termasuk dalam ciri demografi adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak lahir hidup, dan jumlah anak masih hidup. Ciri sosial meliputi pendidikan, tempat tinggal, bahasa, agama dan leterangan rumah tangga. Sedangkan ciri ekonomi adalah jenis dan lapangan pekerjaan. Karena sifatnya yang menyeluruh dan dilakukan terhadap semua orang maka keterangan yang diperoleh merupakan data yang bersifat representatif. Sayang data sensus ini hanya bersifat dasar, tersedia hanya 10 tahun sekali, karena bianyanya yang mahal.
Survai Kependudukan
Survai kependudukan pada umumnya diadakan untuk memperoleh keterangan yang bersifat khusus dengan ketrangan yang lebih rinci. Dilakukan dengan memakai sampel, yaitu sekelompok penduduk yang dipilih untuk diwawancarai yang dianggap mewakili populasi. Survai dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan keperluan dan ketersediaan dana. Karena dilakukan terhadap suatu daerah daerah tertentu saja, maka data yang diperoleh hanya mencerminkan sifat populasi di dserah tersebut. Penggunaan sampel dalam pelaksanaan survai tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan sampel. Namun, survai kependudukan masih sering dilakukan karena adanya keperluan data yang lebih terperinci. Contoh survai kependudukan : a. Survai Sosial Ekonomi Indonesia (SUSENAS) b. Survai Antar Sensus (SUPAS) c. Survai Ketenagakerjaan nasional (Sakernas) d. Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) e. Survai Kesekatan Rumah Tangga Indoneisa (SKRT) f. Survai Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) g. Survai Reproduksi Remaja Sejahtera (RRS 1998, 2001) h. Survai Jaminan Sosial Ekonomi Indonesia (2000), i. Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (IFLS),dll
Point a – e dilakukan dalam skala nasional dan diselenggarakan adalah Badan Pusat Statistik, sedangkan lainnya pernah dilakukan oleh Lembaga Demografi FEUI dengan cakupan beberapa propinsi. Registrasi
Registrasi penduduk merupakan pencatatan secara terus menerus mengenai peristiwa kehidupan seperti lahir, mati, pindah, nikah dan adopsi. Apabila semua peristiwa dilaporkan dan dicatat secara terus menerus, maka akan diperoleh data yang lengkap dan akurat. Pencatatan yang hanya mencakup peristiwa kelahiran, kematian, pernikahan dan perceraian disebut registrasi vital. Di negara maju data registrasi telah berjalan dengan baik, termasuk juga Korea, Taiwan, Thailan. Di Indonesia pelaksanaan registrasi kependudukan masih banyak menjumpai permasalahan. Faktor yang paling penting adalah kurangnya kesadaran penduduk untuk melaporkan peristiwa kehidupan kepada pihak/badan yang berwenang. Kedua adalah perangkat pendukung pihak/badan pencatat yang kurang mendukung untuk pelaksanaan pencatatan. Ketiga, kurangnya kesadaran semua pihak terhadap data. Terlebih lagi dalam kondisi otonomi daerah seperti sekarang ini, setiap pemerintah kabupaten dan kota memiliki kebijakan untuk menentukan prioritasnya sendiri-sendiri dalam melakukan pembangunan. Akhirnya, analisis kependudukan di Indonesia umumnya berdasarkan data sensus dan survai.
KOMPOSISI PENDUDUK Pengelompokkan penduduk dapat diklasifikasikan menurut ciri-ciri yang meliputi ; a. Karakteristik Biologis yang meliputi Umur dan Jenis Kelamin b. Karakteristik Sosial antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dan sebagainya c. Status Ekonomi meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapanga pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan sebagainya d. Kondisi Geografis antara lain meliputi kondisi tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, propinsi, kabupaten dan sebagainya. A. Komposisi Penduduk Biologis Komposisi Biologis yang tediri dari komposisi Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Jumlah dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin mempunyai pengaruh yang penting terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomis. Umur Tunggal
Umur seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang tahun terakhirnya. Misalnya; jika Amir saat ini berumur 15,5 tahun maka dalam pengertian diatas dianggap berumur 15 tahun.
Rasio Jenis Kelamin
Rasio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan disuatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Rumus :
Jumlah Penduduk Laki Laki xk JumlahPendudukPerempuan 100.934.962 x 100 100,626 dibulatkan menjadi 101 100.307.037 Berarti pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 101 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Angka Beban Tanggungan (Dependency Rasio)
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (Umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang produktif (Umur 15-64 Tahun) Rumus :
P0 14 P65 keatas xk Penduduk berumur15 64 tahun
61.250.199 9.118.948 x 100 53,8 130.861.005
Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang yang produktif harus menaggung 54 orang yang tidak produktif. Umur median
Merupakan umur tengah yang ditentukan berdasarkan umur dari penduduk yang lebih tua dan penduduk yang lebih muda. Umur median penduduk Indonesia pada tahun 2000 adalah 23,78 tahun, sedangkan umur median penduduk Amerika Serikat pada tahun 1980 adalah 30,1 tahun. Rumus ;
N fx i Md lMd 2 f Md lMd = Adalah Batas bawah kelompok umur yang mengandung jumlah N/2 N = Jumlah Penduduk fx = Adalah Jumlah penduduk kumulatif sampai dengan sebelum kelompok umur yang mengandung N/2 fMd = Jumlah penduduk pada kelompok umur dimana terdapat nilai N/2 i = Interval kelas umur Penduduk ”Muda” dan Penduduk ”Tua”
Suatu kelompok penduduk dikatakan sebagai penduduk ”muda” jika proporsi penduduk dibawah umur 15 tahun hampir separuh atau jika umur mediannya kurang dari 20 tahun. Sedangkan yang di maksud dengan penduduk ”tua” jika penduduk yang termasuk dalam kelompok umur dibawah 15 tahun kurang atau sama dengan 30 persen. Contoh : Indonesia pada tahun 2000 masih mempunyai ciri penduduk ”muda”, karena penduduk dibawah umur 15 tahun adalah 30,4 persen. Dan pada tahun 2004 Indonesia telah tergolong dalam negara yang memiliki ciri penduduk ”tua”, karena penduduk dibawah umur 15 tahun adalah 30,4 persen. Sedangkan Jepang pada tahun 2004, proporsi penduduk dibawah umur 15 tahun 14 persen.
Piramida Penduduk
Komposisi Umur dan Jenis kelamin suatu penduduk secara geafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dengan melihat proporsi dari penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai sifat karakteristik suatu penduduk. Selain itu, bentuk piramida secara keseluruhan dapat memberikan keterangan tentang keadaan dan perubahan tiap kelompok umur dan jenis kelamin.
Tiga Ciri Penduduk
Berdasarkan komposisi Umur dan Jenis Kelamin maka karakteristik penduduk dari suatu negara dapat dibedakan atas tiga ciri, yaitu : 1. Expansive : Jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda 2. Constrictive : Jika penduduk yang berada dalam kelompok umur termuda jumlahnya sedikit. 3. Stationari : Jika penduduknya dalam tiap kelompok umur hampir sama banyaknya, kecuali pada kelompok umur tertentu.
Perbandingan Penduduk (Comparing Population )
Peristiwa-peristiwa demografis yang terjadi seperti kelahiran, kematian dan perkawinan selalu mengakibatkan perbedaanperbedaan yang cukup berarti pada suatu kondisi penduduk. Memperbandingkan keadan penduduk antara suatu negara dengan negara lain haruslah hati-hati dan tidak cukup dengan menggunakan angka kasar yang dihubungkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan saja, melainkan perlu diperhatikan keadaan komposisi umur dan jenis kelamin dari penduduk yang akan diperbandingkan, agar tidak ”bias”. Untuk itu biasa dipakai perbandingan secara spesifik misalnya menurut umur, status perkawinan dan sebagainya. Atau dengan cara lain yaitu standarisasi (atau penyesuaian umur) penduduk. Contoh: Membandingkan kelahiran dari wanita Indonesia yang berstatus kawin yang berada pada kelompok umur 1544 tahun dengan kelahiran dari wanita Amerika berstatus kawin dan berumur 15-44 tahun. Dalam hal ini sebaiknya tidak hanya dilihat perbandingan untuk keseluruhan penduduk yang menghasilkan angka kasar (crude rates) tetapi juga perlu dilihat untuk kelompok umur tertentu yang menghasilkan angka spesifik (spesifik rate). Misalnya untuk keseluruhan kelompok usia reproduksi 15-44 atau 15-49 tahun, atau kelompok-kelompok yang lebih kecil seperti 15-19; 20-24 dan seterusnya. Cara lain yatu dengan standarisasi atau penyesuaian umur suatu penduduk (age adjusment) yaitu dengan cara menerapkan angka spesifik menurut umur (age specifik rates) dari dua negara atau lebih pada satu struktur umur standar. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku demografi dari negara-negara yang diperbandingkan jika mereka mempunyai struktur umur yang sama.
B. Komposisi Penduduk Sosial Cakupan penduduk menurut klasfikasi sosial ini diantaranya meliputi Kondisi Pendidikan, Kesehatan dan Perkawinan. Kondisi ini akan dibahas pada bagian bab lain.
C. Komposisi Penduduk Ekonomi Cakupan penduduk menurut klasfikasi Ekonomi ini diantaranya meliputi lapangan pekerjaan, Tingkat partisipasi angkatan kerja, status pekerjaan dan lainnya. Kondisi ini akan dibahas pada bagian bab lain. D. Komposisi Penduduk Geografis Cakupan penduduk menurut klasfikasi Geografis ini diantaranya meliputi Tingkat perumbuhan penduduk perkotaan, perdesaan dan lainnya Kondisi ini akan dibahas pada bagian bab lain.
PERUBAHAN PENDUDUK Perubahan Jumlah Punduduk
Suatu perubahan penduduk meliputi studi tentang perubahan jumlah dan komposisi penduduk. Perubahan jumlah penduduk diakibatkan oleh tiga komponen: fertilitas,mortalitas, dan migrasi. Fertilitas menambah jumlah penduduk, mortalitas mengurangi jumlah penduduk, sedangkan migrasi dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Jumlah penduduk dan hubungan dengan ketiga komponen tadi dapat dinyatakan dalam : P1 + Po + ( B – D ) + ( 1 – 0 ) dengan P1 = jumlah penduduk terakhir pada akhir periode Po = jumlah penduduk pada awal periode. B = jumlah kelahiran dalam periode tersebut . D = jumlah kematian dalam periode tersebut. I = jumlah migran masuk dalam periode tersebut. O = jumlah migran keluar dalam periode tersebut . B-D = jumlah perubahan alamiah I-O = jumlah migran neto
Perubahan Alamiah
Perubahan yang lebih disebabkan oleh kelahiran dan kematian, tanpa menghitungkan migrasi.
Persentase Perubahan Alamiah
Persentasi ini menunjukan persentasi perubahan alamiah terhadap jumlah penduduk dasar Rumus :
B_D x 100 % P dengan B = jumlah kelahiran dalam suatu periode D = jumlah kematian dalam suatu periode P = jumlah penduduk pada pertengahan periode tersebut Persentase Perubahan Penduduk
Persentase ini merupakan persentase perubahan penduduk terhadap jumlah penduduk dasar. Rumus :
B_ DO x 100 % P dengan I = jumlah migran masuk dalam suatu periode O = jumlah migran keluar dalam suatu periode B = jumlah kelahiran dalam suatu periode D = jumlah kematian dalam suatu periode P = jumlah penduduk pada pertengahan periode tersebut.
Angka Perubahan Linear
Perhitungan ini mengasumsikan adanya perubahan jumlah absolut penduduk yang sama dari satu tahun ke tahun lain. Rumus :
r
( Pt Po ) / n P
dengan Pt = jumlah penduduk pada akhir periode Po = jumlah penduduk pada awal periode n = jumlah tahun dalam periode tersebut P = jumlah penduduk pada pertengahan periode r = angka perubahan linier. Bila penduduk Indonesia berjumlah 201,24 juta pada tahun 2000 dan 218,7 pada tahun 2004, maka angka perubahan linier tahunan dapat dihitung sebagai gerikut :
r Angka Perubahan Geografis
( 147 119) / 9 x 100 % 2,34 % (147 119) / 2
Perhitungan ini mengasumsikan adanya angka perubahan jumlah penduduk yang sama dari tahun ke tahun. Rumus : Pt = Po(1 + r )n dengan Pt = jumlah penduduk pada akhir periode Po = jumlah penduduk pada akhir periode n = jumlah tahun dalam periode tersebut r = angka perubahan geometris Dengan data yang sama angka perubahan geometris dapat dihitung sebagai berikut : 218,7 = 201,24 (1 + r) 4 Ln 218,7 - Ln 201,24 = 4 Ln ( 1 + r ) Ln ( 1 + r ) = 0,0208 1 + r = 1,021 r = 0,021 = 2,1 %
Angka perubahan Eksponensial
Perhitungan ini serupa dengan perhitungan angka perubahan geometris, hanya saja di sini interval waktunya amat pendek. Angka ini juga merupakan angka tahunan. Rumus: Pt = Poer n Dengan
atau r =
nP1 np o n
Pt = jumlah penduduk pada akhir periode Pt = jumlah penduduk pada aal periode n = jumlah tahunan dalam periode tersebut r = angka perubahan geometris
Dengan data seperti sebelum ini, maka r dapat dihitung sebagai berikut: r =
n147 n119 = 0,0208 9
r = 2,08 % Waktu Berganda
Waktu berganda adalah waktu yang diperlukan untuk menggandakan suatu jumlah penduduk. Rumus angka perubahan eksponensial dapat digunakan untuk menghitung waktu berganda melalui manipulasi aritmatis, rumus tadi menjadi: n =
70 r
Dengan n = jumlah tahun yang diperlukan untuk menggandakan jumlah penduduk. r = angka perubahan eksponensial (dalam persen) Contoh: Indonesia dengan angka perubahan 2,08 % setahun, membutuhkan : n =
70 = 33,6 tahun 2,34
untuk melipatduakan jumlah penduduknya. Teori Transisi Demografis
Teori ini mencoba menyatakan proses perubahan jumlah penduduk dari angka fertilitas dan mortalitas yang tinggi ke jumlah penduduk dengan angka fertilitas dan mortalitas yang rendah.
Zero Population Growth
Zero Population Growth menunjukkan keadaan suatu penduduk yang tidak mengalami perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu.secara teoritis keadaan ini dapat tercapai apabila penduduk tersebut mengalami suatu pola kelahiran dan pola kematian yang tetap dalam jangka waktu yang cukup panjang. Dalam keadaan ini, struktur umurpenduduk juga tidak terubah. Zero Population Growth biasanya baru tercapai dalam waktu yang relatif lama setelah tercapai keadaan dengan NRR = 1.
FERTILITAS Kelahiran (Fertilitas)
Merupakan hasil reproduksi nyata dari sekelompok wanita, sedangkan dalam pengertian demografi menyatakan banyaknya bayi yang lahir hidup. Besar kecilnya jumlah kelahiran dalam suatu penduduk, tergantung pada beberapa faktor misalnya, struktur umur, tingkat pendidikan, umur pada waktu kawin pertama, banyaknya perkawinan, status pekerjaan wanita, penggunaan alat kontrasepsi dan pendapatan/kekayaan.
Lahir Hidup (Live Birth)
Kelahiran seorang bayi (tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan) dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas, menangis, ada gerakan otot dan lain-lain.
Lahir Mati (Still Birth)
Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Abortus
Kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu
Masa Reproduksi
atau Chilbearing Age menunjukkan masa dimana wanita mampu melahirkan, yang dikenal juga dengan istilah usia subur (15 – 49 tahun)
Angka Kelahiran Kasar
Angka Kelahiran Kasar menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk dalam suatu tahun tertentu. Angka ini diperoleh dengan membagi jumlah kelahiran yang terjadi selama satu tahun dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang bersangkutan. Rumus: CBR =
B xk P
Dengan CBR = Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) B = jumlah kelahiran pada suatu tahun tertentu. P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama k = 1000 di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 17 kelahiran per 1000 penduduk. Angka Fertilitas Umum
Angka Fertilitas Umum menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 perempuan dalam usia reproduksi (15 – 44 atau 15 – 49 tahun) untuk suatu tahun tertentu. Angka Fertilitas Umum ini lebih tepat dari pada Angka Kelahiran Kasar karena hanya memperhitungkan wanita dalam usia reproduksi.
Rumus : GFR =
B xk Pf (15 44atau15 49)
GFR =
3.492.259 x 1000 69.887.813
Contoh ;
= 49,97 Di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 49,97 kelahiran per 1000 wanita kelompok 15-49 tahun. Sedangkan menurut laporan UN pada tahun 2004 angka kelahiran kasar paling rendah terjadi di Cina Hongkong dan Macao, yaitu 7 per 1000 penduduk. Angka Fertilitas menurut Umur (ASFR)
Age Specific Fertility Rate atau angka fertilitas menurut menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur tertentu antara 15 – 49 tahun per penduduk wanita pada kelompok umur yang sama. Ukuran ini lebih baik dari kedua ukuran sebelumnya, karena memperhatikan perbedaan fertilitas pada tiap kelompok umur. Rumus :
ASFR
i
bi xk P fi
Dengan : ASFR = Angka Fertilitas Menurut Umur i = kelompok umur wanita (15 – 19; 20 – 24; 25 – 29; 30 – 34; 35 – 39; 40 – 44; 45 – 49) bi = Jumlah kelahiran pada kelompok umur i Pfi = Jumlah wanita pada kelompok umur i pada pertengahan tahun yang sama k = 1000 Contoh : Angka Fertilitas Menurut Umur Jawa Timur, 2000 (per 1000 wanita) 15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
87,8
224,2
213,1
162,2
115,0
42,1
12,5
Sedangkan di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 213 kelahiran per 1000 wanita kelompok 25-29 tahun.
Angka Fertilitas Total
Angka Fertilitas Total adalah rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang wanita selama masa reproduksinya, jika wanita tersebut mengikuti angka fertilitas pada tiap kelompok umur pada tahun yang bersangkutan. Rumus : 45 49
TFR = 5
ASFR
i
i 15 19
dengan: TFR = Angka Fertilitas Total ( Total Fertility Rate ) ASFR = Angka Fertilitas Umur. i = kelompok umur wanita (15 – 19; 20 – 24; 25 – 29; 30 – 34; 35 – 39; 40 – 44; 45 – 49). Umumnya TFR negara-negara yang sedang berkembang tinggi, yaitu 5,0 atau lebih. Sedangkan TFR negara maju rendah, yaitu kurang dari 2,0. Di Indonesia pada tahun 2004 memiliki TFR sebesar 2,6 sedangkan di Singapura sebesar 1,3 dan Macao 0,8. Di benua Afrika umumnya memiliki TFR yang masih tinggi, seperti Nigeria sebesar 8,0 dan Somalia 7,1. Paritas Lengkap
Paritas Lengkap menunjukkan jumlah rata-rata anak lahir hidup yang dilahirkan oleh seorang wanita dari suatu kohor tertentu pada akhir masa reproduksinya.
Angka Reprodukasi Bruto
Angka Reproduksi Bruto menunjukkan rata-rata jumlah anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita selama hayatnya. Angka Reproduksi Bruto hanya memperhitungkan bayi perempuan yang nantinya dapat berfungsi seperti ibunya, melahirkan anak, tetapi belum memperhitungkan kemungkinan bayi tersebut meninggal sebelum mencapai usia melahirkan. Rumus : 45 49
GRR = 5
ASFR
i
i 1519
Dengan : GRR = Angka Reproduksi Bruto (Gross Reproduktion Rate) ASFR = Angka Fertilitas menurut umur (hanya bayi wanita saja). i = kelompok umur Dengan rasio jenis kelamin pada saat dilahirkan sebesar 106 maka GRR Indonesia pada tahun 2000 sebesar ....... per wanita. Angka Reproduksi Neto
Angka Reproduksi Neto menunujukkan rata-rata jumlah anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita selama hayatnya dan akan tetap hidup sampai dapat menggantikan kedudukan ibunya, dengan mengikuti pola fertilitas dan mortalitas yang sama seperti ibunya.
Rumus: 45 49
NRR =
( ASFR i 1519
fi
L1 ) 10
Dengan : NRR = Angka Reproduksi Neto (Net Reproduction Rate) ASFR= Angka FErtilitas Menurut Umur (hanya bayi wanita saja) i = kelompok umur.
Li = Rasio masih hidup sejak lahir hingga kel. umur i tahun. 10 Dengan menggunakan Tabel Kematian Model barat (West) level 19, maka NRR Indonesia pada tahun 2000 sebesar ..... per wanita. Rasio Anak Wanita
Rasio Anak Wanita menunjukkan jumlah anak-anak dibawah umur 5 tahun per 1000 wanita dalam usia reproduksi (15-44 atau 15-49 tahun) dalam suatu waktu tertentu. Meskipun sangat sederhana, angka ini dapat dipergunakan sebagai indikator fertilitas, seandainya data mengenai kelahiran tidak ada. Rumus: CWR =
P0 4 xk Pf (15 44atau15 49)
Dengan : CWR = Rasio Anak Wanita (Child Woman Ratio) P0-4 = jumlah anak-anak di bawah umur 5 tahun Pf (15-44 atau 15-49) = jumlah wanita umur 15-49 tahun. K = 1000 Contoh ; CWR =
P0 4 xk Pf (15 44atau15 49)
Contoh ; Pada tahun 2000 di Indonesia CWR =
20.302.376 x 1000 69.887.813
= 290 berarti, di Indonesia terdapat 290 anak berusia di bawah 5 tahun untuk setiap 1000 wanita berumur 15-49 tahun.
MORTALITAS Mortalitas
Mortalitas merupakan komponen demografi yang berkaitan dengan kematian atau peristiwa kematian. Mati adalah menghilangnya tanda-tanda kehidupan seseorang secara permanen pada setiap saat sesudah terjadinya kelahiran hidup.
Morbiditas
Dalam demografi disamping mortalitas, dikenal pula morbiditas. Morbiditas secara umum dapat diartikan sebagai keadaan yang menyimpang dari keadaan sehat yang normal. Sehat (yang normal) menurut WHO adalah keadaan sejahtera fisik mental sosial dan bukan hanya semata-mata bebas penyakit.
Angka Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar meninjikan jumlah kematian selama satu tahun per 1000 pendudukpasa pertengahan tahun. Rumus : CDR =
D xk P
dengan : CDR = Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate ) D = Jumlah kematian dalam suatu tahun tertentu. P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama . k = 1000 Contoh : Angka kematian di Indonesia pada tahun 2004 tercatat sebesar 6 per 1000 penduduk, sedangkan di Brunei sebesar 3 per 1000 penduduk. Angka Kematian Menurut Umur
Angka Kematian Menurut Umur menunjukan jumlah kematian penduduk pada kelompok umur tertentu selam 1 tahun per jumlah pendudu pada kelompok umur tersebut pada pertengahan tahun yang sama. Rumus : ASDRi =
di x k Pi
dengan : ASDR = Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate) i = Kelompok umur penduduk di = Jumlah kematian pada kelompok umur i, pada suatu tahun tertentu Pi = Jumlah penduduk pada kelompok umur i, pada pertengahan tahun yang sama. k = 1000 Contoh ;
ASDR 0-14 =
do 14 Po 14
x k
Diantara 1000 penduduk pada tahun tertentu yang berumur 0-14 tahun, terdapat x kematian. Lahir Mati
Lahir mati yaitu kelahiran seseorang bayi dari kandungan yang berumur 28 minggu atau lebih tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan.
Angka Kematian Ibu
Menunjukan banyaknya wanita yang meninggal pada masa kehamilan, persalinan atau masa nifas selama satu tahun per 100.000 kelahiran dalam tahun ini. Kematian ini disebabkan karena komplikasi kehamilan atau kelahiran. Rumus :
Jumlah kematian Ibu Jumlah Kelahiran Angka Kematian Neonatal
x 100.000
Yaitu banyaknya kematian bayi dibawah umur 1 bulan atau dibawah 28 hari sselama satu tahun per 1000 kelahiran dalam tahun yang sama. Rumus :
Banyaknya KematianUmur 1bulan Banyaknya Kelahiran Angka Kematian Pasca Neonatal
x 1000
Yaitu kematian bayi yang berumur antar 1 bulan sampai dengan 1 tahun selama satu tahun per 1000 kelahiran pada tahun yang sama. Rumus : Banyaknya Kematian Bayi Umur
1 bulan s / d
1 tahun
Banyaknya kelahiran Angka Kematian Bayi
x 1000
Angka Kematian Bayi menunjukan banyaknya kematian bayi selama satu tahun per 1000 kelahiran tahun yang sama. Rumus : IMR dengan :
=
D0 B
x k
IMR D0 B k Angka Kematian menurut Penyebab
= = = =
Angka Kematian Bayi ( Infant Mmortality Rate ) Jumlah kematian bayi selama satu tahun. Jumlah kelahiran dalam tahun yang sama. 1000
Angka Kematian Menurut Penyebab menunjukan jumlah kematian yang disebabkan oleh suatu penyebab tertentu per 100.000 penduduk. Rumus :
Dc P
xk
Dc = jumlah kematianyang disebabkan suatu penyebab tertentu dalam suatu tahun tertentu. P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama. Contoh :
Jumlah Kematian Kan ker Jumlah Penduduk Harapan Hidup Rata-rata Saat Umur Tertentu
x k
Harapan hidup rata-rata saat umur tertentu merupakan suatu perkiraan rata-rata lama tahan hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk setelah mencapai umur tertentu. Ukuran ini dapat dijadikan indikator keadaan kesehatan. Umur harapan hidup rata-rata saat umur tertentu yang sering digunakan adalah umur harapan hidup waktu lahir. Di negara-negara yang sedang berkembang ditemukan umur harapan hidup waktu lahir yang rendah.
MIGRASI Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik melewati batas politis negara maupun batas adminictrasi atau batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan untuk menetap. Mereka yang berpindahnya bersifat sementara seperti pedagang, pengunjung atau turis tidak termasuk migrasi. Di Indonesia dianggap migran jika dia telah bertempat tinggal di daerah tujuan paling sedikait 6 bulan dengan unit daerah atau wilayah perpindahan adalah propinsi, atau kurang dari 6 bulan jika memang bertujuan untuk menetap.
Migrasi Internasional
Adalah migrasi dari suatu negara ke negara lain. Migrasi masuk ke suatu negara disebut Imigrasi, sedangkan jika migrasi keluar dari suatu negara kenegara lain disebut Emigrasi.
Angka Imigrasi
Angka yang menunjukan banyaknya imigrasi per 1000 penduduk. Rumus :
Jumlah Im igran Jumlah Penduduk Daerah Tujuan Angka Emigran
x k
Angka yang menunjukan banyaknya emigran 1000 penduduk. Rumus :
Jumlah Emigran x Jumlah Penduduk Tempat Asal pada pertengahan tahun
k
Migrasi Internal
Perpundahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu negara. Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal disebut migrasi keluar sedangkan masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan di sebut migrasi masuk.
Migrasi Bruto
Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dalam suatu daerah atau negara.
Angka Migrasi
Angka yang menunjukan banyaknya migran masuk dan migran keluar selama satu tahun dibagi penduduk pada pertengahan tahun. Rumus :
Jumlah migran masuk Jumlah migran keluar Jumlah penduduk pertengahan tahun
x k
Migrasi Neto
Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Migrasi neto positif apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar. Sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya.
Angka Migrasi Neto
Angka yang menunjukan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun dibagi penduduk pertengahan tahun. Rumus :
Jumlah Migran Masuk Jumlah Migran Keluar Jumlah Penduduk pertengahan Tahun
x k
Migrasi Semasa Hidup
Migarasi semasa hidup adalah penduduk yang tempat tinggal saat pencacahan berbeda dengan tempat kelahiran.
Arus Migrasi
Sekelompok migran yang berasal dari satu daerah asal tertentu kedaerah tujuan yang sama.
Mobilitas
secara demografi berarti perpindahan penduduk secara geografis. Perpindahan untuk maksud menetap disebut migrasi, sedangkan perpindahan tidak untuk menetap disebut mobilitas sirkuler (tinggal sementara) dan Commuter (ulang pergi atau tidak menginap).
PERKAWINAN Menurut Undang-undang perkawinan RI No. 1 tahun 1974 : Perkawinan merupakan suatu ikatan batin antara seorang pria dengan seorang dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Legalitas dari ikatan ini dapat diberikan oleh pemerintah, agama, melalui undang-undang adat dan lain-lainnya. Angka Perkawinan Kasar
Menunjukkan banyaknya perkawinan selama tahun tertentu per 1000 penduduk pada tahun yang sama. Angka perkawinan kasar bukan merupakan ukuran yang tepat untuk membandingkan pengalaman dua kelompok penduduk yang mempunyai komposisi menurut umur dan jenis kelamin yang berbeda. Rumus : Banyaknya Perkawinan x k Jumlah Penduduk Contoh :
Umur Perkawinan Pertama Umur Median Perkawinan Pertama Angka Perceraian Kasar
Menunjukkan umur saat seseorang melakukan perkawinan pertama. Biasanya umur perkawinan pertama untuk laki-laki tidak sama dengan wanita. Menunjukkan separuh dari penduduk yang pernah kawin pada kohor tertentu melakukan perkawinan pertama sebelum umur median tersebut. Di Indonesia pada tahun 2003, umur median perkawina pertama untuk wanita kelompok umur 20 - 24 tahun adalah …………………. Menunjukkan banyaknya perceraian yang terjadi selama tahun tertentu per 1000 penduduk pada tahun yang sama. Rumus : Banyaknya Perceraian x k Jumlah Penduduk Contoh :
Angka Perkawinan Ulang
Menunjukkan banyaknya perkawinan penduduk yang berstatus janda/duda selama tahun tertentu per 1000 penduduk yang berstatus janda/duda dan caerai pada uisa tertentu dalam tahun yang sama. Rumus :
Banyaknya Kawin Ulang x k Penduduk (janda/duda + cerai) Contoh :
Angka Perkawinan Umum (Mu)
Menunjukkan banyaknya perkawinan selama tahun tertentu per 1000 penduduk usia 15 keatas pada tahun yang sama Rumus : Banyaknya Perkawinan x k Jumlah Penduduk 15 th keatas
Angka Perceraian Umum (du)
Menunjukkan banyaknya perceraian selama tahun tertentu per 1000 penduduk usia 15 tahun keatas. Rumus : Banyaknya Perceraian x k Jumlah Penduduk 15 th keatas
URBANISASI DAN TRANSMIGRASI Urbanisasi
Adalah berpindahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota.
Pretumbuhan Kota
Adalah pertumbuhan besaran kota yang terdiri dari tiga komponen yaitu, pertambahan penduduk alamiah, migrasi serta reklasifikasi.
Daerah Kota
Definisi ”kota” berbeda-beda antara suatu negarA dengan negara lain, tetapi biasanya pengertianya berhubungan dengan kotakota atau daerah-daerah pemukiman lain yang padat. Kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu daerah termasuk kota atau bukan merupakan kombinasintara indikator, kepadatan penduduk, kegiatan ekonomi dan fasilitas kota. Di Indonesia secara administratif umumnya ada dua katagori utama mengenai kota yaitu ibukota propinsi atau ”Kotaraya” sebagai Daerah Tingkat I dan Ibukota Kabupaten atau ”Kotamadya” sebagat Daerah Tingkat II.
Persentasi Penduduk Kota
Banyaknya penduduk yang tinggal di daerah kota dapat dinyatakan dengan persentase dari jumlah seluruh penduduk. Rumus :
Jumlah Penduduk Di Daerah Kota Jumlah Penduduk
x k
Contoh : Penduduk Jawa Barat pada tahun 2000 tercatat yang tinggal di daerah kota 32.845.769 jiwa.
85.380.627 201.241.999
x 100 % 42,43 %
Berarti pada tahun 2000 terdapat 42 penduduk kota per 100 penduduk Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk berhubungan dengan pola pemukiman di suatu negara atau daearh – daerah lain. Faktor – faktor yang mempengaruhi persebarab penduduk antara lain : iklim, letak dan bentukdataran/tanah, kesuburan tanah, sumber alam, sosial budaya dan tehnologi.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan pendumeduk rupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah. Ada dua ukuran yaitu pertama dengan perbandingan jumlah penduduk dengan luas seluruh daerah yang ada. Kedua, perbandingan jumlah penduduk dengan luas tanah yang secara sosial ekonomi yang dapat ditempati atau ditanami. Kepadatan penduduk disuatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati acapkali dinyatakan dengan banyaknya penduduk per km persegi.
Rumus :
Jumlah Penduduk Luas daerah ( km 2 ) Transmigrasi
Dalam GBHN 1983 dikemukakan bahwa transmigrasi untuk penyebaran penduduk dan tenaga kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi baru, terutama daerah pertanian, dalam rangka pembangunan daerah, khususnya di luar pulau Jawa dan Bali, yang padat menjamin peningkatan taraf hidup transmigrasi dan masyarakat di sekitarnya. Pelaksanaan transmigrasi sekaligus merupakan uasaha penataan kembali penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah baik di daerah asal maupun di daearh tujuan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No, 3 tahun 1972, yang dimaksud dengan Transmigrasi adalah pemindahan dan/atau kepindahan penduduk dari satu daerah untuk menetap ke daearh lain yang di tetapkan di daerah wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Transmigrasi dapat berupa : a. Transmigrasi Umum b. B. Transmigrasi Spontan/Swakarsa.
Transmigrasi Umum
Transmigrasi yang biaya pelaksanaannya ditanggung oleh pemerintah.
Transmigrasi Swakarsa
Transmigrasi yang biaya pelaksanaannya ditanggung oleh transmigran bersangkutan atau oleh pihak lain bukan pemerintah. Bantuan pemerintah untuk pelaksanaan transmigrasi swakarsa terutama dalam pembangunan prasarana ekonomi dan sosial yang memang menjadi tugas pemerintah. Sedangkan bantuan kepada perorangan hanya pada hal-hal yang sangat essensial dan hal-hal yang bersifat administratif.
Pelaksanaan Transmigrasi
Transmigrasi dilaksanakan oleh instansi Pemerintah atau Badan/ Swasta atau gabungan/kerja sama antara Instansi Pemerintah dan Badan/Swasta.
ANGKATAN KERJA Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau penduduk usia kerja adalah jumlah seluruh penduduk yang secara potensial dapat memproduksi barang atau jasa. Biasanya yang termasuk dalam tenaga kerja adalah penduduk berusia 15 tahun atau 15 – 64 tahun. Menurut data Sensus Penduduk 2000 banyaknya tenaga kerja (10 tahun keatas) di Indonesia ……… persen dari seluruh penduduk. Tenaga kerja terdiri dari : a. Angkatan Kerja b. Bukan Angkatan Kerja
Angkatan Kerja
Angkatan Kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan proses produksi (yaitu memproduksi barang dan jasa) untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan. Angkatan Kerja di Indonesia pada tahun 2000 tercatat sebanyak ……… juta atau ……… persen dari seluruh penduduk.
Penduduk yang Bekerja
Adalah bagian dari angkatan kerja yang sesungguhnya melakukan pekerjaan untuk memproduksi barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan. Menurut Sensus Penduduk 2000 selain definisi tersebut di atas juga termasuk mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam, tetapi mereka adalah pekerja tetap, petani, dokter, tukang cukur, tukang pijat dan sebagainya. Jumlah Penduduk yang bekerja diIndonesia tahun 2000 adalah . …… juta atau …… persen dari angkatan kerja.
Pengangguran
Bagian angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan atau dikenal dengan pengangguran terbuka. Menurut Sensus Penduduk 2000, penganggur di Indonesia tercatat ….. juta atau … persen dari angkatan kerja.
Pengangguran Setengah Terbuka
Jumlah orang yang bekerja dalam bidang pekerjaan yang diluar kemampuannya tidak sesuai dengan yang diinginkan, maupun orang yang bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya. Ada dua jenis pengangguran setengah terbuka : a. Setengah menganggur yang kentara : Seseorang yang bekerja diluae keinginannya sendiri atau bekerja dalam
waktu yang lebih pendek dari biasanya. b. Setengah Menganggur yang tidak kentara : seseorang yang bekerja secara penuh waktu (full time) tetapi pekerjaannya dianggap tidak mencukupi, karena pendapatan yang terlalu renadah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya. Pengangguran Tak Kentara
Dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka penganggur jika dilihat dari sisi produktivitasnya. Dengan kata lain mereka tidak memiliki produktivitas dalam pekerjaannya. Misalnya : ada 4 orang yang bersama-sama mengerjakan sesuatu, namun sesungguhnya pekerjaan tersebut dapat diselesaikan oleh 3 orang, sehingga satu orang merupakan pengangguran tak kentara.
Pekerja tak dibayar Angka Partisipasi Angkatan Kerja
Orang yang membantu usaha yang dilakukan oleh seseorang tanpa mendapat upah atau imbalan sesuatu. Biasanya pekerja tak dibayar ini umumnya merupakan pekerja keluarga. Menunjukkan perbandingan antara banyaknya angkatan kerja tehadap banyaknya tenaga kerja (10 th keatas). Rumus : Banyaknya Angkatan Kerja X k Banyaknya Tenaga Kerja
Jenis Pekerjaan
Lapangan Pekerjaan
Macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oelh orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis Pekerjaan ini menurut ISCO (International Standard Classification of Occupation) di bagi dalam 8 golongan, yaitu : a. Professional, ahli tehnik dan sejenisnya b. Kepemimpinan dan ketatalaksanaan c. Administrasi, tata usaha dan lain-lain d. Penjualan e. Jasa f. Petani g. Produksi dan sejenis dan operator alat-alat pengangkutan h. Lain-lain Aladah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/industri tempat seseorang bekerja atau pernah bekerja. Lapangan pekerjaan menurut ISIC (International Standard for Iondustrial Classification) terdiri dari : a. Pertanian, Perburuhan, Kehutanan dan Perikanan b. Pertambangan dan Penggalian c. Industri Pengolahan d. Listrik, gas dan air e. Bangunan
f. g. h. i. j. Status Pekerjaan
Perdagangan, rumah makan, dan hotel Angkutan, penyimpanan dan Komunikasi Keuangan, asuransi dan perdagangan benda tak bergerak Jasa Kemasyarakatan, sosial dan pribadi Kegiatan yang tidak/belum jelas.
Status/kedudukan pekerjaan terdiri dari : a. Berusaha sendiri b. Berusa dibantu ART atau buruh tak dibayar c. Berusaha dibantu buruh tetap d. Pegawai/Buruh/Karyawan e. Pekerja Keluarga
PENDIDIKAN Pendidikan
Penduduk Usia Sekolah
Penduduk Masih Bersekolah
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Titik berat pembangunan pendidikan diletakan pada peningkatan mutu dan perluasan pendidikan dasr dalam rangka mewujudkan dan memantapkan pelaksanaan wajib belajar, serta meningkatankan perluasan kesempatan belajar pada tingkat pendidikan menengah (GBHN TAP. No. II/MOR/1983). Penduduk pada usia sekolah yang normal sesuai dengan tingkatan pendidikan. Misalnya : Penduduk Usia SD : 7 - 12 tahun Penduduk Usia SMTP : 13 - 15 tahun Penduduk Usia SMTA : 16 - 18 tahun Yaitu mereka yang sedang mengikuti pendidikan di tingkat pendidikan tertentu.
Terdaftar Bersekolah
Penduduk yang tredaftar pada suatu tingkat pendidikan selama jangka waktu tertentu. Kendati kedua istilah di atas sering diartikan sama, ternyata dalam Sensus Penduduk digunakan istilah ”masih sekolah”.
Angka Terdaftar Bersekolah Menurut Umur
Angka yang menunjukan banyaknya yang terdaftar bersekolah pada tingkat pendidikan tertentu terhadap banyaknya penduduk pada usia yang sama. Rumus :
Jumlah murid SD Umur 7 12 Tahun Yang Terdaftar Penduduk Umur 7 12 Tahun
Angka Masih Bersekolah
xk
Angka yang menunjukan banyaknya penduduk masih bersekolah pada tingkat pendidikan tertentu terhadap banyaknya penduduk pada usia yang sama. Rumus :
Jumlah Murid SD Umur 7 12 Tahun Yang Msh bersekolah x k Penduduk Umur 7 12 Tahun
Contoh :
Angka Masih Bersekolah SD (7 – 12 tahun) Tahun 1980 :
20.007.426 24.116.695. Putus Sekolah
x 100 82,96 % atau 83,0 %
Mereka yang tak dapat menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Rumus :
Jumlah Putus Sekolah 7 12 Tahun x k Jumlah Penduduk Pernah Sekolah 7 12 Tahun Dapat Membaca dan Menulis
Buta Huruf
Angka Buta Huruf
Yang dimaksud dengan dapat membaca dan menulis adalah mereka tang dapat membaca dan menulis surat/kalimat sederhana dengan suatu huruf apapun. Yaitu mereka yang tidak dapatmembaca dan menulis sesuatu huruf atau mereka yang dapat membaca saja tidak dapat menulis. Yaitu angka yang menunjukan banyaknya penduduk yang buta huruf per 100 penduduk berumur 10 tahun ke atas. Angka Buta Huruf di Indonesia pada tahun 1980 adalah 28,8 %. Rumus :
Banyaknya Penduduk Yang Buta Huruf x k Banyaknya Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Angka Buta Huruf Menurut Umur
Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya penduduk yang buta huruf menurut umur. Rumus :
Banyaknya Penduduk Yang berumur a Tahun Yang Buta Huruf Banyaknya Penduduk Umur a Tahun
x
k
KESEHATAN Tujuan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pengertian sehat mencakup jasmani, rohani serta soail dan bukan hanya terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Tujuan utama program kesehatan di Indonesia diarahkan pada pemeliharaan kesehatan individu yang pada kelanjutannya akan menunbuhkan pembinaan kesehatan masyarakat. Jal ini diperlukan agar supaya derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tujuan utama diatas dapat dicapai.
Derajat Kesehatan
Menggambarkan tingkat kesehatan dan kemampuan masyarakat dalam mengusahakan diri dan lingkungannya untuk menjadi sehat. Derajat kesehatan mempunyai dua komponen yaitu status kesehatan dan status lingkungan. Status kesehatan menggambarkan tingkat sehat, sakit dan matinya penduduk, sedangkan status lingkungan menggambarkan kondisi lingkungan sosial budaya, fisik dan biologis yang memberikan pengaruh terhadap status kesehatan penduduk.
Upaya Kesehatan
Mencakup upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabiltatif) yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh masyarakat. Upaya ini dilakukan dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hsil pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan bertujuan untuk menekan tingginya angka kesakitan dan angka kematian,yang diprioritaskan kepda masyarakat berpenghasilan rendah.
Agka Kesakitan
Angka kesakitan ditujukkan dengan tingkat insiden dan tingkat prevalen. Menunjukkan banyaknya jumlah kasus baru yang ditemukan untuk setiap penduduk pada pertengahan tahun.
Angka Insiden
Rumus : # kasus baru yang ditemukan X k Jumlah Penduduk Tengah Tahun Angka Prevalensi Status Gizi
Angka prevalen Merupakan indikator positif tentang keadaan kesehatan, seperti : a. Berat Badan waktu lahir dan usia 3 tahun b. Rata-rata berat badan dan tinggi badan menurut umur c. Masukan kalori/protein per orang.
Kebersihan Lingkunan
Rasio Immaturitas (Immaturity Rasio) Angka Serangan Kedua (Secondary Attack Rate)
Indikator yang menunjukkan kebersihan lingkungan, seperti : a. persentase penduduk yang memiliki tempat sampah memadai b. Frekwensi pengangkutan sampah, minimum sekali setiap hari
PENDUDUK DAN LINGKUNGAN Sistem Ekosistem Daya Dukung Alam Eksternalitas
PROYEKSI PENDUDUK Proyeksi pada awalnya dipergunakan untuk keperluan pajak dan mengetahui kekuatan suatu Negara. Pada perkembangannya dipergunakan untuk semua rencana pembangunan di segala bidang dan dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan Jenis dan Definisi Perkiraan Penduduk
•
Antar Sensus (Intercensal) Suatu perkiraan mengenai keadaan diantara dua sensus Rumus Perhitungan :
penduduk
Pm = Po + m/n (Pn - Po), Dimana : Pm = Jumlah Penduduk pd th estimasi Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal Pn = Jumlah Penduduk pada tahun n M = Selisih th yg dicari dg th awal N = Selisih th dr 2 sensus yg diketahui
•
Sesudah Sensus (Postcensal) Perkiraan Penduduk Sesudah Sensu Rumus Perhitungan : Pm = Po + [(n+m)/n] (Pn - Po),
Dimana : Pm = Jumlah Penduduk pd th estimasi Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal Pn = Jumlah Penduduk pada tahun n M = Selisih th yg dicari dg th n n = Selisih th dr 2 sensus yg diketahui
•
Proyeksi (Projection) Perkiraan Penduduk Sesudah atau sebelum, tetapi tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus bisa lebih dari beberapa puluh sesudah sensus Mathematical methode Pada perthitungan ini digunakan kalau tidak diketahui data komponen pertumbuhan penduduk, jadi hanya menggunakan data penduduk keseluruhan
Component Methode Menggunakan data komponen pertumbuhan penduduk yaitu fertilitas, Mortalitas dan migrasi
Mathematical methode
Linier - Arithmetic ; Pn = Po (1 + rn) - Geometric ; Pn = Po (1 + r)n Eksponensial Pn = Poern Dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan n = Periode waku dalam tahun e = Bilangan log natural 2,7182818
Component Methode
Data pendukung metode ini adalah ; • Penduduk Dasar Adalah jumlah penduduk yang dipergunakan data dasar untuk memulai proyeksi yang dibagi dalam jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur. • Angka Kelahiran (Fertilitas) Adalah hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita ata sekelompok wanita • Angka Kematian (Mortalitas) Mati adalah keadaan menghilangnya semua tandatanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat • Angka Migrasai (Migration Rate) Tingginya mobilitas menyebabkan sulitnya memeroleh data mengenai angka migrasi ini, sehingga banyak sekali asumsi yang dipergunakan untuk mencari kondisi migrasi ini. Ada dua ukuran yang sering digunakan untuk angka migrasi ini yaitu migrasi seumur hidup (perbedaan tempat kelahiran dengan tempat yang ditinggali sekarang) dan migrasi risen (Perbedaan tempta tinggal lima tahun lalu dengan saat ini).
Estimasi Component Methode
Beberapa metode tidak langsung yang biasanya dipergunakan untuk estimasi masing data komponen yaitu ; • Fertilitas - Metode Own Children - Metode Last Live Birth - Metode Palmore dan Rele - Metode Gunasekaran-Palmore • Mortalitas - Metode Sulivan - Metode Feeney
Metode Own Children
Metode Last Live Birth
Metode Palmore
- Metode Brass - Metode Trussel • Migrasi - Life Time Survival Ratio (LTSR) Ukuran fertilitas yang dihasilkan adalah angka kelahiran menurut umur wanita (Age Specific Fertility Rate atau ASFR). Untuk itu diperlukan matriks tabulasi silang menurut umur anak terhadap ibu kandung. Ibu yang dimaksud adalah wanita usia 15 hingga 55 tahun dan ank usia 0 hingga 15 tahun (UN, 1983) Metode ini dapat dikategorikan sebagai suatu cara yang berada di antara cara langsung dan tidak langsung dalam memperkirakan kelahiran dan kematian. Keterangan yang digunakan adalah tentang kelahiran terakhir atau tanggal lahir dan kelangsungan hidup. Istilah kelahiran terakhir perlu dibedakan dari pengertian anak yang hidup terakhir. Kelahiran terakhir adalah jumlah kelahiran yang terjadi baik lahir hidup maupun lahir mati, sedangkan anak yang lahir hidup terakhir adalah jumlah kelahiran hidup dan tidak termasuk lahir mati
• –
Persamaannya adalah sebagai berikut TFR = 12,0405 + 13,5277 + 11, 1042 CWR – 176,4889 CP – 6,4698PEM
Dimana ; TFR adalah tingkat kelahiran total per 1.000 wanita IMR adalah tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup CP adalah persentase anak berusia kurang dari lima tahun PEM adalah persentase wanita pernah kawin usia 20-24. Metode Gunasekaran_Palmore
•
•
Metode ini menitikberatkan cara penghitungan TFR pada hubungan antara kelahiran, kematian, dan sebaran umur penduduk. Dimensi penting dalam hubungan ini adalah pengaruh/efek dominan fertilitas terhadap struktur umur penduduk dan pengaruh marginal mortalitas terhadap hal serupa. Pendekatan Gunasekaran-Palmore dalam estimasi fertilitas juga didasarkan pada teori statistik yang menunjukkan bahwa dua momen pertama (mean dan varian) peka terhadap perubahan yang terjadi dalam frekuensi sebaran. Adapun ukuran kemencengan dan kelancipan (momen ke-3 dan ke-4) menunjukkan konsentrasi relatip dan letak bilangan dalam suatu sebaran penduduk.
Metode Sulivan
•
Pengemangkan metode Brass dengan perbedaan pada faktor pengali yang didapat dari persamaan regresi. Model regresi cara Sullivan ini terdiri dari empat model life table Coale-Demeny yaitu: West, South, East, dan North. Pada saat ini para peneliti biasa memakai West Model untuk memperkirakan AKB karena pola mortalitas di Indonesia mendekati model tersebut. Dalam memperkirakan kematian anak, Sullivan hanya memakai rasio P2/P3
Metode Feeney
•
Dalam penghitungan kematian anak, Feeney menyediakan tabel khusus yang dikembangkan dari model kurva fertilitas polinomial (Brass, 1975 dan Feeney, 1976). Rasio paritas yang dipakai adalah P1/P2, P2/P3, dan P3/P4. Dari setiap nilai rasio paritas dapat diperkirakan umur rata-rata melahirkan dari seluruh penduduk wanita usia subur. Perkiraan angka kematian anak beserta waktu rujukannya dihitung berdasarkan nilai proporsi anak mati dan nilai umur rata-rata melahirkan. Feeney juga menyediakan tabel konversi waktu rujukan ke kalender masehi
Metode Brass
•
Metode Brass (UN, 1967) menghitung rasio kematian anak dengan mengalikan data proporsi anak yang masih hidup dan proporsi anak yang sudah meninggal menurut umur ibu (dalam lima tahunan) dengan suatu faktor pengali. Penghitungan ini menghasilkan suatu ukuran kematian anak yang diartikan sebagai banyaknya anak yang meninggal per 1.000 kelahiran sebelum anak tersebut mencapai usia 1, 2, 3, 5, 10, 15, dan 20 tahun
Metode Trussel
•
Tidak jauh berbeda dengan Sullivan, Trussel (UN, 1983) juga mengadakan pendekatan dengan cara regresi untuk memperoleh faktor pengalinya. Trussel memakai rasio P1/P2 dan P2/P3 sekaligus yang kemudian dikalikan dengan koefisien tertentu untuk mendapatkan faktor pengalinya. Trussel menyediakan satu set koefisien berdasarkan empat model tabel kematian Coale-Demeny. Selain itu terdapat pula satu set koefisien untuk penghitungan waktu rujukan yang diperkirakan berdsarkan rasio paritas di atas, yang selanjutnya dikonversikan ke kalender masehi
Contoh Asumsi yang sering dipergunakan Dalam Fertilitas
1. LD FEUI - TFRt = 1.6 - (1.6 - TFR0) x Exp (rt), r <0 - TFRt = TFR0 x Exp (rt), r <0 - Rata - rata diantra keduanya 2. BPS - Y = L + k/(1 + beat) 3. UGM - TK(t) = A.e (-B.t) - TK(t) = A + Bt
Contoh Asumsi yang sering dipergunakan Dalam Mortalitas
1. LD FEUI - IMRt = 4.45 - (4.45 - IMR0) x Exp (rt), r<0 (Female) - IMRt = 7.11 - (7.11 - IMR0) x Exp (rt), r<0 (Male) - LMt = 25 - (25 - LM0) x Exp (-rt), r>0 2. BPS - Y = L + k/(1 + beat) 3. UGM - IMRt = IMRo(-B.t) - e0(t) = e0(t) . Ln (Bt)
Contoh Asumsi yang sering dipergunakan Dalam Migrasis
1. LD FEUI - Trend 1975 - 1980 - Trend 1985 - 1990 - Rata-rata Keduanya - Diabaikan 2. BPS - Diabaikan 3. UGM - Diabaikan