ANALISIS PENGGUNAAN PERALATAN SAFETY PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN BIDANG OPERASI TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA di DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA DKI JAKARTA 2013 Septia Dewi Aryani Rahmat1) Yuldan Faturahman, SKM., M.Kes dan Sri Maywati, SKM., M.Kes2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja1) Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja2) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi
ABSTRAK
Kecelakaan yang dialami oleh petugas pemadam kebakaran dapat dikarenakan memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak sesuai dengan situasi tempat kerja, cara pemakaian APD yang salah dan APD yang tidak memenuhi standar persyaratan atau disebabkan dari kelalaian petugas itu sendiri. Pada beberapa kasus kebakaran yang terjadi, petugas Damkar yang berusaha melakukan penyelamatan kepada korban yang terjebak di dalam kobaran api pun tidak luput ikut menjadi korban pada kejadian kebakaran tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis hubungan praktek penggunaan APD, kelengkapan penggunaan APD, cara penggunaan APD, perawatan APD dan bahan/material APD terhadap kejadian kecelakaan kerja. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case control. Penelitian ini dilakukan pada pada petugas pemadam kebakaran bidang operasi dengan sampel kasus 35 responden dan sampel kontrol 35 responden dari 185 populasi. Variabel dalam penelitian ini adalah praktek penggunaan APD, kelengkapan penggunaan APD, cara penggunaan APD, perawatan APD dan bahan/material APD sebagai variabel bebas dan kejadian kecelakaan kerja sebagai variabel terikat. Dengan menggunakan instrumen penelitian kuesioner. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan usia termuda responden adalah 21 tahun dan usia tertua 35 tahun. Analisis menggunakan chi-square menunjukan bahwa Ada hubungan antara praktek penggunaan APD (p value = 0,007), kelengkapan penggunaan APD (p value = 0,008), cara penggunaan APD (p value = 0,017), perawatan APD ( p value = 0,017) dan bahan/material APD (p value = 0,004) terhadap kejadian kecelakaan kerja pada α = 0.05. Disarankan kepada Dinas PKPB DKI Jakarta melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap penggunaan APD di tempat kerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kepustakaan Kata Kunci
: 7 (2005 – 2012) : Penggunaan APD, Kecelakaan Kerja, Damkar
1
ANALYSIS OF THE USE OF SAFETY EQUIPMENT FIELD OPERATIONS OFFICER FIRE INCIDENT TO WORK ACCIDENT at DEPARTMENT of PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA DKI JAKARTA 2013 Septia Dewi Aryani Rahmat1) Yuldan Faturahman, SKM., M.Kes dan Sri Maywati, SKM., M.Kes2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja1) Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja2)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRACT
Accidents experienced by firefighters may be due to wear Personal Protective Equipment ( PPE ) that is not in accordance with workplace situations, the wrong way and the use of PPE PPE that does not meet the requirements or standards resulting from negligence of the officers themselves. In some cases the fires, Tackling officer who tried to rescue the victims trapped in the flames did not escape become victims in the fire incident. The aim of this study is to analyze the context practice of the use of PPE, completeness PPE use, how to use PPE, PPE care and substance/material PPE to incidence of workplace accidents. Survey research methods using analytic methods to approach a case control. This study was conducted at the firefighters operating field with 35 case samples and control sample respondents 35 respondents from 185 populations. Variable in this study is the practice of the use of PPE, completeness PPE use, how to use PPE, PPE care and substance/material PPE as independent variables and the incidence of workplace accidents as the dependent variable. By using questionnaire research instruments. The analysis is performed univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using Chi Square test. The results showed the youngest age of respondents was 21 years old and the oldest 35 years of age. Using chi-square analysis shows that There is a relationship between the practice of the use of PPE ( p value = 0.007 ), the complete use of PPE ( p value = 0.008 ), how to use PPE ( p value = 0.017 ), APD treatment ( p value = 0.017 ) and materials/PPE materials ( p value = 0.004 ) on the incidence of accidents at α = 0.05. Recommended to the Department of Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta to supervise and control the use of PPE in the workplace in accordance with established standards. Literature Keywords
: 7 (2005 – 2012) : Use of PPE, Work Accident, Officer Fire
2
1.
PENDAHULUAN Setiap
tahun
ribuan
kecelakaan
terjadi di
tempat
kerja
yang
menimbulkan korban jiwa, kerusakan materi dan gangguan produksi. Pada tahun 2009 menurut Jamsostek tercatat 54.398 kasus kecelakaan kerja. Jika diasumsikan 264 hari kerja dalam setahun, maka rata-rata ada 17 tenaga kerja mengalami cacat fungsi akibat kecelakaan kerja setiap hari dan faktor utama penyebab kecelakaan kerja adalah perilaku dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman (Jamsostek, 2010). Kecelakaan bukan terjadi, tetapi disebabkan oleh kelemahan di sisi majikan, pekerja atau keduanya. Akibat yang ditimbulkannya dapat memunculkan trauma bagi keduanya (Ridley, 2006: 113). Kecelakaan kerja tidak harus dilihat sebagai takdir, karena kecelakaan itu tidaklah terjadi begitu saja. Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kecelakaan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Di dalam produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama, yaitu Kuantitas, kualitas, dan keselamatan (Suardi, 2005:1). Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka bumi, secara tidak sadar mereka telah mengenal aspek kesehatan untuk mengantisipasi berbagai bahaya di sekitar lingkungan hidupnya (Ramli, 2009: 6). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir dari metode pengendalian kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Meskipun demikian, penggunaan APD akan menjadi sangat penting apabila pengendalian secara teknis dan administratif telah dilakukan secara maksimal namun potensi risiko masih tergolong tinggi. (Wibowo, 2010:6). Penggunaan APD yang efektif harus sesuai dengan bahaya yang dihadapi, terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut, cocok bagi orang yang akan menggunakannya, tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas, memiliki kontruksi yang sangat kuat, tidak mengganggu APD lain yang dipakai secara bersamaan dan tidak meningkatkan risiko terhadap pemakainya (Ridley, 2006: 142). DKI Jakarta merupakan ibukota Indonesia yang memiliki penduduk kurang lebih 14,5 juta jiwa. Semakin padatnya kota Jakarta, semakin terlihat bahwa bangunan yang ada disetiap wilayahnya tidak tertata dengan baik serta kabel-kabel listrik disejumlah tempat semakin mengganggu pemandangan kota Jakarta. Kepadatan pemukiman yang ada di DKI Jakarta merupakan pokok utama permasalahan maraknya peristiwa kebakaran (Tomagola, 2012). Berdasarkan
3
data yang diperoleh dari Dinas PKPB DKI Jakarta, Kebakaran yang terjadi di wilayah DKI Jakarta sebanyak 60% diakibatkan oleh korsleting arus pendek listrik. Pada beberapa kasus kebakaran yang terjadi, petugas Damkar yang berusaha melakukan penyelamatan kepada korban yang terjebak didalam kobaran api pun tidak luput ikut menjadi korban pada kejadian kebakaran tersebut. Jumlah kasus pada tahun 2006 – 2012 terdapat 35 kasus kecelakaan kerja, yang terdiri dari luka ringan dan luka berat pada petugas pemadam kebakaran (Data Laporan Dinas PKPB tahun 2010). Kecelakaan yang dialami oleh petugas damkar dapat dikarenakan memakai APD yang tidak sesuai dengan situasi tempat kerja, cara pemakaian APD yang salah dan APD yang tidak memenuhi standar persyaratan atau disebabkan dari kelalaian petugas itu sendiri. APD yang seharusnya digunakan oleh petugas damkar adalah Safety Helmet, Fire Jacket, Fire Throusers, Gloves, Respirator dan Safety Shoes. 2.
Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan praktek penggunaan APD, kelengkapan APD, cara penggunaan APD, perawatan APD dan bahan/material APD terhadap kejadian kecelakaan kerja.
3.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survey analitik dengan menggunakan pendekatan Case Control. Populasi pada penelitian ini adalah semua petugas pemadam kebakaran bidang operasi yaitu sebanyak 185 orang. Sampel kasus dari penelitian ini adalah petugas yang pernah mengalami kecelakaan kerja yaitu 35 responden dan sampel kontrol adalah petugas yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja yaitu 35 responden, total sampel 70 responden. Instrumen penelitian menggunakan Kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil yang diperoleh pada analisis Chi-Square dengan menggunakan program SPSS 16 yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan 0,05
4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dari seluruh sampel yang berjumlah 70 orang responden dinyatakan memenuhi kriteria. Jumlah responden tersebut berasal dari Petugas Bidang Operasi Dinas Pemadam Kebakaran dan
4
Penanggulangan Bencana DKI Jakarta. Responden yang berumur paling muda adalah 21 tahun sebanyak 1 orang responden (1,4%), responden yang berumur paling tua adalah 35 tahun sebanyak 1 orang (1,4%), sedangkan jumlah umur terbanyak dari responden ada pada umur 29 tahun yaitu sebanyak 10 orang (14,3%). Untuk distribusi frekuensi responden menurut umur, dapat dilihat pada Tabel 6.1. a.
Analisis Univariat Tabel 4.1 Hasil Univariat Distribusi Frekuensi Responden Petugas Bidang Operasi Dinas PKPB DKI Jakarta Tahun 2013 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Variabel Praktek penggunaan APD a. Tidak pernah b. Kadang-Kadang c. Selalu Total Kelengkapan penggunaan APD a. Tidak lengkap b. Lengkap Total Cara Penggunaan APD a. Tidak Sesuai b. Sesuai Total Perawatan APD a. Tidak Sesuai b. Sesuai Total Bahan/Material APD a. Tidak Memenuhi Syarat b. Memenuhi Syarat Total Kejadian Kecelakaan Kerja/Hampir Celaka a. Pernah b. Tidak Pernah Total
Frekuensi N (%) 0 28 42 70
0 40 60 100
32 38 70
45,7 54,3 100
35 35 70
50 50 100
37 33 70
52,9 47,1 100
37 33 70
52,9 47,1 100
35 35 70
50 50 100
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa responden selalu menggunakan APD pada saat bekerja sebanyak 42 responden (60%). responden kadang-kadang menggunakan APD pada saat bekerja sebanyak 28 responden (40%) dan tidak ada responden yang tidak pernah menggunakan APD pada saat bekerja. Kelengkapan penggunaan APD dengan kategori lengkap sebanyak 38 orang (54,3%) dan kategori tidak lengkap sebanyak 32 responden (45,7%). Cara penggunaan APD dengan kategori sesuai sebanyak 35 orang (50%) dan kategori tidak sesuai sebanyak 35 responden (50%). Perawatan APD dengan kategori
5
sesuai sebanyak 33 responden (47,1%) dan kategori tidak sesuai sebanyak 37 responden (52%). Bahan/material
APD dengan kategori memenuhi syarat
sebanyak 33 orang (47,1%) dan kategori tidak memenuhi syarat sebanyak 37 responden (52,9%). Responden yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 35 orang (50%) dan kategori yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 35 responden (50%). b.
Analisis Bivariat Tabel 4.2 Hubungan Praktek Penggunaan Alat Pelindung diri (APD) Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Petugas Bidang Operasi Dinas PKPB DKI Jakarta Tahun 2013
No 1. 2.
Kejadian Kecelakaan Kerja Pernah Tidak Pernah N (%) N (%) Kadang-kadang 20 71,4 8 28,6 Selalu 15 35,7 27 64,3 Total 35 50 35 50 OR = 4,500 CI = 1,599 – 12,664 Praktek Penggunaan APD
Total N
(%)
28 42 70
100 100 100
P Value
0,007
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan hasil penelitian menunjukkan, responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan praktek penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kategori kadang-kadang (71,4%) dibandingkan dengan yang kategori selalu (35,7%). Sedangkan responden yang tidak pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan praktek penggunaan APD dengan kategori selalu (64,3%) dibandingkan yang kategori kadang-kadang (28,6%). Hasil uji Chi Square antara Praktek Penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan Kerja di dapat nilai p value= 0,007 lebih kecil dari p value= 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara Praktek Penggunaan APD terhadap kejadian kecelakaan kerja. Dengan OR= 4,500 (95% CI= 1,599 – 12,664). Berarti responden dengan praktek penggunaan APD kategori kadangkadang berisiko 4,500 kali lebih besar untuk mengalami kejadian kecelakaan kerja dibandingkan dengan responden yang praktek penggunaan APD kategori selalu. Penggunaan APD akan menjadi sangat penting apabila pengendalian secara teknis dan administratif telah dilakukan secara maksimal namun potensi risiko masih tergolong tinggi. Pada kenyataannya masi banyak juga pekerja
6
yang tidak menggunakannya, walaupun telah diketahui besarnya manfaat alat ini dan perusahaan sudah menyediakan APD. Hal tersebut disebabkan karena banyak
faktor
yang
mempengaruhi
perilaku
pekerja
sehingga
tidak
menggunakan APD tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan Astriana (2013) tentang hubungan antara pengetahuan, persepsi dan praktik perlindungan diri terhadap risiko bahaya kimia pada karyawan percetakan dikota Makassar tahun 2013 menunjukkan bahwa penggunaan APD mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja. Tabel 4.3 Hubungan Kelengkapan Penggunaan Alat Pelindung diri (APD) Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Petugas Bidang Operasi Dinas PKPB DKI Jakarta Tahun 2013
No 1. 2.
Kejadian Kecelakaan Total Kerja Pernah Tidak N (%) N (%) N (%) 32 100 Tidak Lengkap 22 68,8 10 31,2 38 100 Lengkap 13 34,2 25 65,8 Total 35 50 35 50 70 100 OR = 4,231 CI = 1,550 – 11,546 Kelengkapan Penggunaan APD
P Value
0,008
Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan hasil penelitian menunjukkan, responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan kelengkapan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kategori tidak lengkap (68,8%) dibandingkan dengan yang kategori lengkap
(34,2%). Sedangkan responden yang tidak pernah
mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan kelengkapan penggunaan APD dengan kategori lengkap (65,8%) dibandingkan yang kategori tidak lengkap (31,2%). Hasil uji Chi Square antara Kelengkapan Penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan Kerja di dapat nilai p value= 0,008 lebih kecil dari p value= 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara Kelengkapan Penggunaan APD terhadap kejadian kecelakaan kerja. Dengan OR= 4,231 (95% CI= 1,550 – 11,546). Berarti responden dengan kelengkapan penggunaan APD kategori tidak lengkap berisiko 4,231 kali lebih besar untuk mengalami kejadian kecelakaan
kerja
dibandingkan
dengan
penggunaan APD kategori lengkap.
7
responden
yang
kelengkapan
Banyak pekerja belum menyadari bahwa pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini masih terlihat dari banyaknya pekerja yang tidak menggunakan APD dengan lengkap, walaupun APD bukan satu-satunya sarana untuk menghindari kecelakaan kerja, namun merupakan alternatif terakhir untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut. Kecelakaan kerja dapat menimpa setiap orang dalam melakukan pekerjaan, karena kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses dalam suatu pekerjaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman, dkk (2012) tentang Status Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Brick Kiln Industri di Hatter Industrial
Estate
Haripur,
Pakistan
menunjukkan
bahwa
kelengkapan
penggunaan APD merupakan faktor pemicu untuk mengurangi resiko kejadian kecelakaan kerja. Tabel 4.4 Hubungan Cara Penggunaan Alat Pelindung diri (APD) Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Petugas Bidang Operasi Dinas PKPB DKI Jakarta Tahun 2013
No 1. 2.
Cara Penggunaan APD Tidak Sesuai Sesuai Total
Kejadian Kecelakaan Total Kerja Pernah Tidak N (%) N (%) N (%) 35 100 23 65,7 12 34,3 35 100 12 34,3 23 65,7 35 50 35 50 70 100 OR = 3,674 CI = 1,369 – 9,858
P Value
0,017
Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan hasil penelitian menunjukkan, responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan cara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kategori tidak sesuai (65,7%) dibandingkan dengan yang kategori sesuai (34,3%). Sedangkan responden yang tidak pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan cara penggunaan APD dengan kategori sesuai (65,7%) dibandingkan yang kategori tidak sesuai (34,3%). Hasil uji Chi Square antara Cara Penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan Kerja di dapat nilai p value= 0,017 lebih kecil dari p value= 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara Cara Penggunaan APD terhadap
8
kejadian kecelakaan kerja. Dengan OR= 3,674 (95% CI= 1,369 – 9,858). Berarti responden dengan cara penggunaan APD kategori tidak sesuai berisiko 3,674 kali lebih besar untuk mengalami kejadian kecelakaan kerja dibandingkan dengan responden yang cara penggunaan APD kategori sesuai. APD yang akan digunakan harus benar-benar sesuai dengan dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja dan tenaga kerja sendiri agar benar-benar dapat memberikan perlindungan yang maksimal pada tenaga kerja. Adapun untuk memberikan perlindungan yang maksimum pada tenaga kerja, maka ukuran APD harus tepat. Ukuran yang tidak tepat akan menimbulkan gangguan pada pemakainya. APD yang disediakan oleh instansi, alat-alat ini tidak akan memberikan manfaat yang maksimal bila cara memakainya tidak benar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Idoro di Nigeria (2011) tentang menunjukkan bahwa petunjuk cara penggunaan APD sangat berkaitan dengan dengan bahaya risiko kecelakaan kerja. Penelitian ini mendapatkan kebenaran bahwa keberhasilan total dalam keselamatan apabila penggunaan APD secara benar.
Tabel 4.5 Hubungan Perawatan Alat Pelindung diri (APD) Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Petugas Bidang Operasi Dinas PKPB DKI Jakarta Tahun 2013
No 1. 2.
Perawatan APD Tidak Sesuai Sesuai Total
Kejadian Kecelakaan Total Kerja Pernah Tidak N (%) N (%) N (%) 37 100 24 64,9 13 35,1 33 100 11 33,3 22 66,7 35 50 35 50 70 100 OR = 3,692 CI = 1,372 – 9,933
P Value
0,017
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan hasil penelitian menunjukkan, responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan Perawatan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kategori tidak sesuai (64,9%) dibandingkan dengan yang kategori sesuai (33,3%). Sedangkan responden yang tidak pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan perawatan APD dengan kategori sesuai (66,7%) dibandingkan yang kategori tidak sesuai (35,1%).
9
Hasil uji Chi Square antara Perawatan APD dengan kejadian kecelakaan Kerja di dapat nilai p value= 0,017 lebih kecil dari p value= 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara Perawatan APD terhadap kejadian kecelakaan kerja. Dengan OR= 3,692 (95% CI= 1,372 – 9,933). Berarti responden dengan Perawatan APD kategori tidak sesuai berisiko 3,692 kali lebih besar untuk mengalami kejadian kecelakaan kerja dibandingkan dengan responden yang perawatan APD kategori sesuai. Perawatan
APD
harus
dipelihara
dengan
baik
agar
tidak
menimbulkan kerusakan ataupun penurunan mutu pada saat digunakan, sehingga dapat menurunkan risiko kejadian kecelakaan kerja. Dalam hal ini yang paling banyak mempengaruhi
perawatan APD dengan kategori tidak
sesuai banyak ditemukan pada perawatan safety helmet sebanyak 13 responden (18,6%), ditemukan pada responden yang tidak ada pemeriksaan rutin oleh petugas. Maka sangat jelas secara teoritis semakin baik seseorang merawat APD maka semakin besar kemungkinan tidak mengalami risiko kejadian kecelakaan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anugrah (2009) tentang Gambaran Persepsi Bahaya Psikososial Karyawan Departemen Operational PT. Repex menunjukkan bahwa perawatan APD sangat penting untuk mengurangi resiko kejadian kecelakaan kerja. Tabel 4.6 Hubungan Bahan/Material Alat Pelindung diri (APD) Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Petugas Bidang Operasi Dinas PKPB DKI Jakarta Tahun 2013
No 1. 2.
Bahan/Material APD Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Total
Kejadian Kecelakaan Kerja Pernah Tidak N (%) N (%) 25 67,6 12 32,4
Total P Value N
(%)
37
100
33 10 30,3 23 69,7 35 50 35 50 70 OR = 4,792 CI = 1,741 – 13,188
100 100
0,004
Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan hasil penelitian menunjukkan, responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan Bahan/Material Alat Pelindung Diri (APD) dengan kategori tidak memenuhi syarat (67,6%) dibandingkan dengan yang kategori memenuhi syarat (30,3%). Sedangkan responden yang tidak pernah 10
mengalami kejadian kecelakaan kerja didapatkan lebih banyak pada responden dengan bahan/material APD dengan kategori memenuhi syarat (69,7%) dibandingkan yang kategori tidak memenuhi syarat (32,4%). Hasil uji Chi Square antara bahan/material APD dengan kejadian kecelakaan Kerja di dapat nilai p value= 0,004 lebih kecil dari p value= 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara bahan/material APD terhadap kejadian kecelakaan kerja. Dengan OR= 4,792 (95% CI= 1,741 – 13,188). Berarti responden dengan bahan/material APD kategori tidak memenuhi syarat berisiko 4,792 kali lebih besar untuk mengalami kejadian kecelakaan kerja dibandingkan dengan responden yang bahan/material APD kategori memenuhi syarat. Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat diutamakan. Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan : enak dipakai, tidak mengganggu pekerjaan, memberi perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya dan telah lulus uji laboraturium. APD harus memenuhi standar yang telah ditentukan untuk menjamin bahwa APD akan memberikan perlindungan sesuai dengan yang diharapkan. Semua APD sebelum dipasarkan harus diuji lebih dahulu mutunya. Mutu APD akan menentukan tingkat keparahan dan suatu kecelakaan yang menimbulkan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Hasil penelitian yang dilakukan Joel di Nigeria (2007) perangkat pelindung dirancang untuk menempatkan penghalang yang efektif antara bahaya dengan lingkungan. Simpulan 1.
Responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja sebanyak 35 orang responden (50%), sedangkan responden yang tidak pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja sebanyak 35 orang responden (50%).
2.
Ada hubungan antara praktek penggunaan APD (p value = 0,007), kelengkapan penggunaan APD (p value = 0,008), cara penggunaan APD (p value = 0,017), perawatan APD ( p value = 0,017) dan bahan/material APD (p value = 0,004) terhadap kejadian kecelakaan kerja pada α = 0.05.
11
Saran 1.
Kepada
Instansi
sebaiknya
mengusahakan
agar
petugas
mendapatkan
penyuluhan tentang penggunaan APD dan kecelakaan kerja. 2.
Melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap penggunaan APD di tempat kerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3.
Memberikan ruangan untuk tempat menyimpan APD di tempat yang bersih dan mudah dijangkau.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta. 2010. Rekapitulasi Data Petugas/Anggota Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Yang mengalami Musibah/Kecelakaan Kerja Saat Melaksanakan Tugas. Jamsostek, Data Kecelakaan Kerja, http://www.jamsostek.co.id/content/news.php ?id=1031 akses 06 Desember 2012. Ramli, Soehatman. Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS 18001 edisi pertama, Jakarta: Dian Rakyat, 2010. Ridley, john. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga, 2006.
Suardi, Rudi. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM, 2005.
VoA, Data Kebakaran DKI Jakarta, 2012, Http://www.VOA.com.data kebakaran dki jakarta.html akses 06 Desember 2012
Wibowo,
Arianto. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Areal Pertambangan PT. Antam Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2010. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
12