LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya oleh suatu sistem kimia sebagai fungsi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari suatu unsur atau senyawa. Konsentrasi unsur atau senyawa dapat dihitung dengan menggunakan kurva standar yang diukur pada panjang gelombang absorban tersebut, yaitu panjang gelombang yang diperoleh dari hasil nilai absorbansi yang tertinggi.spektrum absorban selain bergantung pada sifat dasar kimia, juga bergantung pada faktorfaktor lain. Perubahan pelarut sering menghasilkan pergesaran dari pta absorbansi. Larutan pembanding dalam spektrofotometri pada umumnya adalah pelarut murni atau suatu larutan blanko yang mengandung sedikit zat yang akan ditetapkan atau tidak sama sekali (Day & Underwood 1994). Spektrofotometri
dikenal
menjadi
dua
kelompok
utama,
yaitu
spektofotometri atom dan spektrofotometri molekular. Dasar dari spektrofotometri atom adalah tingkat energi elektron valensi suatu atom atau unsur. Dasar spektrofotometri molekul adalah tingkat molekul yang melibatkan energi elektronik,
energi
vibrasi,
dan energi
rotasi.
Spektra absorbansi dari
spektrofotometri atom lebih sederhana daripada spektra molekulnya karena keadaan energi elektronik tidak mempunyai sub tingkatan vibrasi-rotasi. Jadi, spektra absorbansi atom terdiri dari garis-garis yang jauh lebih tajam daripada pita-pita yang diamati dalam spektroskopi molekuler (Harjadi 1993). Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a. Sumber Cahaya, pada spektrofotometer sumber cahaya haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm). b. Monokromator, adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu c. Cuvet spektrofotometer, adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible). d. Detektor, Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
b. Tujuan Tujuan dari praktikum ini ialah dapat memahami dan mengoperasikan spektrofotometri untuk pengukuran sampel suatu larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
II. BAHAN DAN METODE Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
Bahan : Sampel larutan minuman botol(fruit tea) aquades Alat : Spektrofotometer dengan merek TURNER SP-870 Sebelum melakukan pengukuran, sampel larutan minuman botol (fruit tea) diencerkan dengan aquades sebanyak sepuluh kali, delapan kali, empat kali, dua kali. dengan perbandingan 1 : 10 sampel tersebut diencerkan. Panjang gelombang yang digunakan 540µm. Cara kerja : 1. hubungkan alat dengan stavolt 220 V lalu tekan tombol power, muncul keterangan ***model 870*** calibration***, biarkan alat menyala 30 menit sampai muncul keterangan λ.... dan reading....T 2. tekan tombol λnm kemudian ketik panjang gelombang yang diinginkan. 3. tunggu sampai muncul keterangan ”WAITING BLANK” . 4. masukkan sampel yang sudah diencerkan. 5. tekan tanda 100%T/0A dan tekan tombol A untuk baca absorbansi. 6. tunggu beberapa saat sampai λ menunjukkan panjang gelombang yang diinginkan dan reading 0.00 7. baca absorbansi sampel dengan memasukkan kuvet tanpa menekan tombol apapun. Dicatat nilai absorbansi pada sampel. 8. alat dimatikan dengan menekan tombol power.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur
transmitan /
absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal. Komponen utama dari spektrofotometer dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Diagram komponen utama spektrofotometer Spektrofotometer
bekerja
berdasarkan
pada
prinsip
penyerapan
gelombang cahaya (radiasi) yang dilewatkan pada suatu larutan. Spektrofotometer yang digunakan adalah visible atau menggunakan cahaya tampak, yang panjang gelombang terukurnya berkisar antara 340 nm – 1000 nm. Panjang gelombang maksimum dicari untuk mengetahui seberapa besar energi cahaya tertinggi yang diserap oleh suatu larutan. Jenis-jenis spektrofotometer terbagi menjadi Spektrofotometer UVVisible, Spektrofotometer Infra merah, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), Spektrofotometer
Resonansi
Magnetik
(NMR),
Spektrofotometer
Pendar
Molecular (pendar fluor/pendar fosfor) dan Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya ( nefelometer, turbidimeter dan spektrofotometer Raman). Metode spektrofotometer dapat digunakan dengan pengukuran kuntitatif, yaitu besarnya energy yang diserap oleh larutan sebanding dengan konsentrasi dan tebal larutan. Hubungan ini dapat dituliskan pada persamaan berdasarkan pada hukum Lambert-Beer: A= ab c dengan A merupakan absorbansi, a adalah koefisien absorpsi (absorpsivitas), b ialah ketebalan sampel dan c adalah konsentrasi molekul sampel (larutan) .
Pengenceran Hasil Absorbasi 2x 0.036 4x 0.027 8x 0.012 10 x 0.007 Tabel 1. hasil absorbansi sampel yag sudah diecerkan Dari data diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsetrasi dari larutan maka semakin tinggi juga nilai absorbansiya. Kesimpulan Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa sampel yang dimasukkan dengan konsetrasi rendah atau dengan pengeceran yang terlalu banyak menghasilkan nilai absorbansi yang rendah begitu juga sebaliknya apabila konsetrasi dari larutan tinggi maka nilai absorbansi dari larutan tersebut tinggi pula.
Daftar pustaka Day. R. A, Jr & Underwood. A. L. 1994. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi ke6.Soendoro
R,
W
Widiningsih,
Rhajeng
Sri,
penerjemah.
Jakarta:
Erlangga.Terjemahan dari: Quantaive Analysis, 6th Edition. [Depdikbud]
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Pusat
PenelitianUniversitas Andalas. 1988. Kimia dan Lingkungan. Theresia Sita Kusuma,penyunting. Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PusatPenelitian Universitas Andalas Harjadi,W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia. Anonim.
2010.
http://wikipedia.id [18 desember 2010]
Spektrofotometri.