MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN HASIL REKAYASA MESIN/PERALATAN TEKNOLOGI INDUSTRI
Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I
: BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI (BPKIMI)
Program
: Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
Hasil
: -
Unit Eselon II/Satker
: Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda
Kegiatan
: Riset dan Standardisasi Industri
Indikator Kinerja Kegiatan
: Terselenggaranya Riset dan Standardisasi Bidang Industri
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran: Unit dan Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri Volume
A.
: 2 (Dua) Unit
Latar Belakang 1. Dasar Hukum Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi industri di bidang bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk, serta penanggulangan pencemaran industri. 2. Gambaran Umum Singkat Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi penyiapan teknologi bahan proses dan serta standardisasi. Baristand melakukan berbagai riset teknologi dan perekayasaan alat. Hasil riset ini diharapkan dapat menghasilkan teknologi yang dapat membantu industri khususnya dalam peningkatan daya saing melalui efisiensi dan inovasi teknologi. Kalimantan Timur yang telah ditetapkan sebagai klaster industry oleo chemical, dan industri yang berbasis kondensat yang tidak terlepas dari acuan tema-tema yang akan diteliti. Untuk tahun 2014 Baristand Industri Samarinda, menetapkan 2 judul Penelitian Rekayasa Alat.
REKAYASA ALAT YANG AKAN DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2015 No 011 A
Judul Kegiatan
Latar Belakang
Tujuan
Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting bagi Indonesia dengan luas areal 3.334.314 ha, disamping kakao, kopi, lada, dan vanilla. Komoditi ini telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan bangsa Indonesia baik di tinjau dari aspek ekonomi maupun aspek social. Selain Indonesia, Negara lain penghasil kelapa terbesar di dunia adala Filipina dengan luas areal seluas 3.112.000 ha, India 1.509.500 ha, Srilangka 419.000 ha, Thailand 397.000 ha, Malasia 32.476 ha, Papua Nuguni 260.000 ha, Vietnam 333.000 ha, Vanuatu 96.000 ha, Kepulauan Salomon 58.938 ha, Western Samoa 47.000 ha. (Rony, 2001). Tanaman kelapa merupakan komoditi tradisional Kalimantan Timur, tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas. Usaha perkebunan kelapa rakyat dalam hamparan yang luas terdapat di Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Sangkulirang, Sandaran dan Kaliorang), Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Samboja, Muara Jawa dan Kota Bangun), Kabupaten Paser (Kecamatan Tanah Grogot, Paser Belengkong dan Long Kali), Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Sepaku), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran), Kota Balikpapan (Kecamatan Balikpapan Timur dan Utara). Disamping itu di beberapa daerah lainnya tanaman kelapa juga banyak diusahakan namun dalam ukuran yang masih terbatas. Luas areal kelapa rakyat di Kalimantan Timur tahun 2013 tercatat sebanyak 29.927 Ha dengan jumlah produksi sebanyak 13.712 ton. Produksi dari tanaman kelapa rakyat tersebut diatas seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kelapa segar masyarakat di dalam daerah.
untuk merancang alat pemeras santan kelapa, pemanas santan kelapa, penyerut kelapa yang mekanis sehingga dapat mengefisiensika n waktu pembuatan minyak kelapa dan dapat meningkatkan jumlah produksi minyak kelapa
Keluaran
Tahapan
Perekayasaan Produk/Teknik Produksi
Rancang Bangun Alat Pembuat Minyak Kelapa Secara Mekanis Dengan Kapasitas 500 Butir / hari.
Prototype
Alat Pembuat Minyak Kelapa
Studi literatur, survei dan studi banding, pengadaan bahan, rancangan pelaksanaan, pelaksanaan penelitian, pengujian produk,tabelisasi dan analisis, penyusunan laporan
No
Judul Kegiatan
Latar Belakang
Tujuan
Keluaran
Tahapan
B
Modifikasi Alat Pencetak Krupuk Rengginang
Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia. Krupuk rengginang merupakan krupuk camilan yang terbuat dari beras ketan dan memiliki citarasa yang gurih serta renyah. Krupuk ini banyak dijumpai pada saat acara hajatan dan pesta.Krupuk rengginang sendiri banyak diproduksi oleh home industri yang ada di pedesaan sebagai suatu produk unggulan dengan income tinggi, manis dan renyahnya krupuk rengginag sangat di minati oleh banyak kalangan. Bahan krupuk renggingang ini adalah beras ketan, garam, gula, air dan minyak goreng ditambah bumbu. Proses pembuatan krupuk rengginang yaitu beras ketan dicuci, direndam selama 4 jam dan ditiriskan, lalu dikukus selama 30 menit. Kemudian campurkan bumbu yang telah dihaluskan sehingga tercampur rata. Kukus lagi ketan yang telah tercampur bumbu selama 30 menit. Setalah itu proses pencetakan dan penjemuran (dapat menggunakan alat pengering atau sinar matahari). Setelah kering, panaskan minyak goreng kemudian goreng krupuk rengginang tersebut. Kendala yang dihadapi oleh salah satu UKM krupuk rengginang yang ada di Samarinda adalah alat pencetak krupuk rengginang yang mereka miliki hanya berkapasitas 1 krupuk saja sekali cetak. Pencetak terbuat dari teflon dan paralon yang ditekan menggunakan tangan melalui tuas penekan. Oleh karena itu pemilik UKM krupuk renggingang ingin meningkatkan kapasitas alat pencetak krupuk renggingan tersebut dengan memodifikasi alat pencetak yang dimiliki oleh UKM tersebut menjadi 9 cetakan sekali proses.
meningkatkan kapasitas alat pencetak krupuk renggingan tersebut dengan memodifikasi alat pencetak yang dimiliki oleh UKM tersebut menjadi 9 cetakan sekali proses.
Alat Pencetak Krupuk Rengginang
Studi literatur, survei dan studi banding, pengadaan bahan, rancangan pelaksanaan, pelaksanaan penelitian, pengujian produk,tabelisasi dan analisis, penyusunan laporan
Gambar alat pencetak kerupu karangginang
Rancangan alat pencetak krupuk Rengginang Tua s
Wadah cetaka n Gambar 2. Desain Modifikasi Alat Pencetak KrupukRengginang
Gambar 3. Pola Pencetak Krupuk Rengginang
Cara kerja alat 1. Letakkankrupuk rengginang ke wadah cetakan. 2. Tekan tuas alat pencetak krupuk rengginang. 3. Selesai.
REKAYASA ALAT YANG SEDANG DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2014 No
Judul Kegiatan
011
Perekayasaan Produk/Teknik Produksi Rancang Bangun Prototype Alat Pemotong Kerupuk Secara Mekanis Untuk Mengefisiensikan Waktu Pemotongan
A
Latar Belakang
Tujuan
Keluaran
Tahapan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami peningkatan yang sangat pesat. Keadaan ini berimbas pada semua bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah bidang industri. Berbagai macam industri berkembang pesat seiring dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian maju baik industri berat maupun industri ringan. Pada industri rumah tangga (home industry) diperlukan suatu sistem produksi yang lebih canggih agar dapat memaksimalkan hasil produksi. Saat ini banyak dijumpai industri kerupuk (home industry) baik di kota maupun di desa. Perkembangan kerupuk pun semakin beragam mulai dari kerupuk udang, kerupuk sayur, kerupuk bawang, kerupuk ikan, kerupuk tempe dll. Akan tetapi dalam proses pembuatannya masih menggunakan cara manual (dipotong tangan) dan di kerjakan di rumah mereka masingmasing. Di Kalimantan Timur khususnya daerah kota Bangun Kabupaten Kutai Timur banyak industri kerupuk dimana bahan baku kerupuk tersebut adalah tepung terigu, daging ikan, dan bahan-bahan rempah lainnya. Proses pembuatan kerupuk adalah diadon kemudian dimasukkan kedalam cetakan dengan diameter 11 cm, panjang cetakan 16 cm, kemudian dilakukan proses perebusan selama 1 jam 30 menit. Selanjutnya dilakukan proses pemotongan atau pengirisan dengan cara manual. Karena sifat adonan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekayasa alat pemotong kerupuk yang mekanis sehingga dapat mengefisiensikan waktu pemotongan dan dapat meningkatkan jumlah produksi, serta mengurangi biaya produksi.
Prototype Alat pemotong kerupuk mekanis dan laporan hasil Penelitian.
Studi literatur, survei dan studi banding, pengadaan bahan, rancangan pelaksanaan, pelaksanaan penelitian, pengujian produk,tabelisasi dan analisis, penyusunan laporan
No
Judul Kegiatan
Latar Belakang
Tujuan
Keluaran
Tahapan
kenyal maka pengirisan atau pemotongan dilakukan pada saat adonan masih basah agar hasil irisan utuh atau tidak patah. Penelitian ini mengambil sasaran pada industri kecil yang sedang berkembang khususnya di bidang pembuatan kerupuk yang berada di Kota Bangun, Kabupaten Kutai Timur. Kerupuk ini umumnya memiliki dimensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan proses pengerjaannya masih menggunakan alat bantu satu buah pisau dengan tenaga manusia (manual) sehingga memakan banyak waktu dan kurang efisien dalam peningkatan produksi yang dihasilkan. Pemotongan adonan hanya mampu dilakukan sebanyak 8 adonan/orang/hari dengan biaya Rp.800,-/adonan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut maka penelitian membuat suatu alat Rancang Bangun Prototype Alat Pemotong Kerupuk Secara Mekanis Untuk Mengefisiensikan Waktu Pemotongan dinilai sangat perlu. Dengan adanya alat ini diharapkan mampu membantu industri kecil dalam meningkatkan produksi baik secara kualitas maupun kwantitas. Merekayasa alat pemotong kerupuk yang mekanis sehingga dapat mengefisiensikan waktu pemotongan dan dapat meningkatkan jumlah produksi, serta mengurangi biaya produksi. B
Pemurnian Biogas Dengan Menggunakan Reaktor Modifikasi Water Scrubbe
Biogas dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber bahan baku. Kotoran Menurunkan hewan/ternak merupakan bahan baku utama yang banyak dipakai dalam kandungan aplikasi produksi biogas diberbagai Negara. Bahan baku lainnya terutama CO2 dan H2S yang berupa bahan baku limbah padatan seperti bahan limbah pada produk pertanian/pangan merupakan bahan baku yang sangat menjanjikan biogas sebagai bahan baku penghasil biogas. Heryadi, 2009) mengutarakan Memurnikan bahwa sampah pertanian memiliki hasil yang besar dan sangat menjanjikan kandunganbiog sebagai energi alternative diIndonesia karena memiliki potensi yang sangat as untuk besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan menggunakan meningkatkan metode anaerobik digester sampah pertanian seperti ampas kelapa dan nilai kalori dari kulit selongsong jagung dapat memproduksi energy sebesar 4,94 dan 3,13 biogas kWh/KgVS. Begitu juga limbah cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit potensi Membuat dan 3 biogas yang dihasilkan dari 600-700 kg dapat diproduksi sekitar 20 m mengevaluasi 3 biogas dan setiap m gas methane dapat diubah menjadi energi sebesar reaktor 4.700 – 6.000 kkal atau 20-24 MJ. pemurnian Kandungan dari biogas meliputi 45-75 % metan, dan 25-55 % karbon biogas dengan dioksida serta kandungan gas lain seperti hydrogen sulfide (H 2S), air dan trace compound dalam persentase yang kecil.
Biogas
Studi literatur, survei dan studi banding, pengadaan bahan, rancangan pelaksanaan, pelaksanaan penelitian, pengujian produk,tabelisasi dan analisis, penyusunan laporan
No
Judul Kegiatan
Latar Belakang Metan merupakan gas rumah kaca (GRK) yang sangat kuat, 21 kali lebih berbahaya dari pada gas karbon dioksida. Metan dapat dipergunakan sebagai energy alternatif pengganti minyak bumi sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Permasalahan utama dari biogas adalah kandungan gas lain yang terkandung didalamnya. Jika digunakan sebagai bahan bakar, gas karbondioksida akan menurunkan nilai kalori dari pembakaran. Hydrogen sulfida akan menyebabkan korosif pada peralatan yang berakibat besarnya nilai maintenance pada pengaplikasian peralatan tersebut.
Tujuan menggunakan bahan yang sederhana
Keluaran
Tahapan
REKAYASA ALAT YANG TELAH DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2013 No
Judul Kegiatan
011
Perekayasaan Produk/Teknik Produksi Rekayasa alat proses sterilisasi media tumbuh jamur tiram putih (baglog)
A
Latar Belakang
Tujuan
Keluaran
Tahapan
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Ada beberapa proses dalam pembibitan jamur tiram, Proses yang pertama adalah pengambilan spora langsung dari indukan jamur tiram / jamur tiram dewasa. Suatu Jamur Tiram Putih dewasa mempunyai bilahbilah atau sekat-sekat yang jumlahnya banyak. Di dalam bilah-bilah tersebut terdapat bagian yang disebut Basidia. Di ujung Basidia terdapat kantung yang berisi banyak spora atau disebut juga Basidiospore. Fungsi Spora adalah untuk berkembang biak. Media yang biasa digunakan untuk menghasilkan kultur murni jamur konsumsi adalah Potatoes Dextrose Agar (PDA) yang dapat dibeli dalam bentuk siap pakai. Dari bibit jamur tersebut bisa digunakan untuk pembibitan pada media tanam (baglog). Media yang umum digunakan oleh para petani jamur biasa disebut baglog , yaitu media yang dimasukkan ke dalam plastik dan dibentuk menyerupai potongan kayu gelondongan. Komposisi/bahan media tanam yang digunakan biasanya ampas kayu gergaji, bekatul, kapur, tepung jagung dan tepung tapioka. Komposisi/bahan ini antara satu daerah dengan daerah lain mungkin akan berbeda tergantung dengan kemudahan cara mendapatkannya. Dalam komposisi ini kayu gergajian dapat diganti dengan ampas tebu, Jerami, atau bahan lain yang mengandung Lignoselulosa. Cara membuat media tanam adalah dengan mencampur semua bahan, kemuadian ditambah air hingga kandungan airnya 60% dan dimasukan kedalam baglag, Sambil dilalukan pemadatan pada media. Setelah selesai membuat baglog (media tanam), langkah yang harus kita lakukan selanjutnya adalah sterilisasi baglog. Sterilisasi sangat penting dalam pembudidayaan jamur tiram . Baglog yang selesai kita buat biasanya masih menganduk banyak mikroba khususnya jamur-jamur liar. Kegagalan panen
Mendapatkan proses teknologi sterilisasi baglog yang lebih sempurna, baik efisien waktu dan capaian suhu yang dipersyaratkan serta kapasitas media tanam yang diinginkan sehingga diperoleh media tanam(baglog) yang lebih baik
Tabung sterilisasi Baglog yang dapat menghasilka n proses sterilisasi yang lebih optimal dan laporan hasil Penelitian.
Studi pustaka, persiapan bahan, survey, studi banding dan pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, pengujian, evaluasi, penyusunan laporan
No
Judul Kegiatan
Latar Belakang
Tujuan
Keluaran
Untuk menciptakan alat pencetak dan pemotong amplang secara mekanis yang dapat mengatasi kendala – kendala yang dihadapi oleh UKM yang ada di Kalimantan Timur yaitu untuk cetakan dan pemotongan
Satu unit alat pencetak dan pemotong amplang yang mekanis
Tahapan
banyak disebabkan karena proses sterilisasi baglog kurang sempurna. Jamur - jamur liar yang masih ada dalam baglog akan tumbuh subur dan menghambat pertumbuhan jamur utama. Mengingat proses dari sterilisasi baglog sangat penting dalam pembudidayaan jamur tiram maka untuk mengetahui tingkat kesempurnaan alat sterilisasi tersebut perlu diadakan perbaikan secara teknis menyangkut suhu dan tekanan dan bahan baku yang dibutuhkan untuk menyempurnakan teknologi yang ada. Untuk mendapatkan proses sterilisasi yang sempurna sebelum diadakan uji coba pembuatan alat dan uji coba contoh perlu diadakan studi banding (perbandingan) dengan sentra industri kecil dan menengan (IKM) yang ada di pulau jawa seperti di sentral IKM Jamur Tiram di Kota Malang dan Di Daerah Istimewa Jogyakarta. 012 A
Perekayasaan In House Training Rekayasa Alat Pencetak dan pemotong Amplang Secara Mekanis
Amplang merupakan salah satu produk andalan Kalimantan Timur yang cukup berkembang pesat. Amplang salah suatu jenis makanan ringan dan merupakan oleh-oleh khas Kalimantan Timur khusunya Kota Samarinda. Amplang diproduksi dalam skala Industri Kecil dan Menengah (IKM). Proses pencetakan dan pemotongan amplang masih dilakukan secara manual oleh semua UKM yang ada di Kalimantan Timur, sehingga produksi amplang terbatas dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk proses pencetakan dan pemotongan amplang. Rekayasa alat pencetakan amplang sebelumnya telah dilakukan di Baristand Industri dimana sistim yang dipergunakan adalah sistim tekan dan sistim dorong, dimana hasil yang diharapkan tidak tercapai yaitu amplang yang digoreng bantad. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan di rekayasa alat cetakan amplang yang mekanis dengan sistim kerja alat ulir, sehingga amplang yang dicetak dan dipotong tidak bantad pada saat digoreng
- Rancangan alat - Pembuatan alat - Uji coba alat pencetak dan pemotong amplang - Maintenance
REKAYASA ALAT YANG DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2012 No
Judul Kegiatan
011 A
Perekayasaan Proses Pengolahan Air Limbah PMKS Dengan Reaktor Up-Flow Anaerobik Sludge Blangket (Uasb) Menjadi Boimethane
Latar Belakang
Tujuan
Keluaran
Tahapan
Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) merupakan industri yang sarat dengan residu pengolahan. Proses produksinya menghasilkan produk utama berupa CPO sekitar 25-30 % dan 5-7 % inti sawit, sementara sisanya sebanyak 7075 % adalah residu hasil pengolahan berupa limbah cair maupun limbah padat.Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat. Limbah industri dapat digolongkan kedalam 3 (tiga) golongan yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas yang dapat mencemari lingkungan.Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh PMKS berkisar antara 600-800 liter/ton tandan buah segar (TBS), limbah ini mengandung senyawa organik dan anorganik.Limbah yang mengandung senyawa organik dapat dirombak oleh mikroba dan dapat dikendalikan secara biologis. Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan proses aerob dan anaerob. Pada Saat ini pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) cendrung mengolah limbahnya secara anaerobik yang menggunakan bakteri untuk menguraikan zat organik (COD dan BOD) menjadi gas methane (CH4) dan karbon dioksida (CO 2). Proses penguraian zat organik oleh bakteri terjadi dalam 2 tahapan yaitu asetogenesis dan metanogenesis.Pada penelitian terdahulu telah diaplikasikan anaerobik fixed bed reactor untuk mengolah limbah cair PMKS dan menghasilkan biomethane. Jenis reactor ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain mudah untuk diaplikasikan dan cendrung tahan terhadap variasi beban organik (OLR) namun jenis reactor ini kurang efektif apabila diaplikasikan pada limbah cair dengan kandungan organik yang tinggi (High Strength Wastewater) seperti limbah cair kelapa sawit dengan COD > 10000 mg/l.UASB (Up-flow Anaerobik Sludge Blangket) adalah perkembangan dari teknologi pengolahan secara anaerobic yang ditemukan pada tahun 1970 an di Belanda. Teknologi ini memiliki ketahanan terhadap limbah dengan beban organik tinggi ( COD > 10000 mg/l). Hal ini dikarenakan UASB memiliki kandungan konsentrasi mikroorganisme tinggi didalam reactor.
untuk merancang alat teknologi REAKTOR UPFLOW ANAEROBIK SLUDGE BLANGKET (UASB ) dalam menghasilkan sumber energi terbaru yang berupa gas metane dari limbah industri minyak sawit dan mempromosikan kegiatan industri minyak sawit yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
REAKTOR UP-FLOW ANAEROBIK SLUDGE BLANGKET (UASB ) dan buangan limbah cair industri minyak sawit yang memenuhi baku mutu
Survei potensi limbah cair industri minyak sawit di Kaltim yang akan dijadikan bahan riset, merancang alat REAKTOR UP-FLOW ANAEROBIK SLUDGE BLANGKET (UASB), finalisasi rancangan teknis reaktor, operasional reaktor dan demontrasi serta pelaporan.
No
Judul Kegiatan
Latar Belakang
Tujuan
Keluaran
Tahapan
B
Penyempurnaan Alat Pembuatan Kacang Goyang Untuk Peningkatan Kualitas dan Efesiensi waktu Pengolahan
Kacang goyang merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara dan terkenal sampai keluar daerah Sulawesi Utara. Di Kalimantan Timur pun ada yang mengusahakannya. Kacang goyang dibuat dari biji kacang tanah yang dilapisi gula pasir dengan atau tanpa penggunaan zat warna makanan, berbentuk khas ( berduri/bergerigi ) yang diperoleh melalui proses tertentu. Diproses dengan teknologi yang sederhana, mulai dari persiapan bahan, proses produksi sampai dengan pengemasan produk. Pada proses produksi, sebagai wadah/alat pemasakan serta pembentuk kacang goyang digunakan nyiru/tampah dari kulit bambu. Sebagai sumber panas digunakan kompor minyak tanah. Kompor tersebut pada bagian atasnya yaitu nyala api, dilapisi seng untuk mencegah api kontak langsung dengan nyiru/tampah. Kacang yang telah dikupas dimasukkan ke dalam sebuah nyiru yang digantung ( diikat kedua sisinya pada rangka kayu ). Bagian atas dari tampah terdapat air gula yang dimasukkan dalam botol plastik atau batok kelapa yang dilubangi pada bagian bawahnya, sehingga air gula tersebut menetes terus menerus selama penyangraian. Air gula tersebut diberi pewarna. Pada tahun 2010 Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda berhasil membuat alat pembuatan kacang goyang dengan kapasitas 7,5 kg dengan waktu 1,5 jam. Pada tahun 2012 ini Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda ingin mencoba menurunkan waktu pembuatan kacang goyang ini dengan menambah tempat air gula serta penambahan rak pasir dan tempat kompor gas.
Merekayasa tempat air gula pada alat pembuatan kacang goyang.Mengeta hui pengaruh penambahan tempat air gula terhadap penurunan waktu pembuatan kacang goyang
Satu unit tempat air gula pembuatan kacang goyang, tempat pasir dan kompor gas serta laporan penelitian.
Desian alat, Pembuatan alat dan Pengujian alat
MATRIK REKAYASA TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 No. 1
2
1
Judul Rekayasa Penelitian Tahun 2010 Rekayasa Alat Pembuatan Kacang Goyang
Rekayasa Alat Pengolahan Rumput Laut Untuk Usaha Tepung Karaginan
Rekayasa Tahun 2011 Rekayasa Alat Anaerobik Digester Untuk Proses Pengolahan Limbah Industri Minyak Sawit Menjadi Biomethane
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup
Keluaran
Biaya
Kacang Goyang Mulanya Dibuat Di Daerah Sulawesi, Terus Berkembang Di Samarinda Kalimantan Timur. Kacang Goyang Diproduksi Dengan Alat Sederhana (Tradisional) Yaitu Dalam Proses Pengupasan, Pencampuran Gula Dan Alat Yang Digunakan. Hal Yang Menjadi Kendala Dalam Produksi Adalah Jumah Produksi Yang Lamban Karena Menggunakan Alat Sederhana Sementara Permintaan Terus Meningkat. Untuk Mengatasi Permasalah Yang Dihadapi Industri Tersebut Dilakukan Rekayasa Alat Pembuatan Kacang Goyang. Usaha Peningkatan Pemanfaatan Rumput Laut Menjadi Tepung Keraginan Akan Dilakukan Agar Dapat Digunakan Untuk Berbagai Proses Industri Yang Selama Ini Hanya Di Jual Kering Tanpa Pengolahan, Yaitu Sebatas Pembuatan Permen Dan Dodol. Peralatan Yang Digunakan Antara Lain Ekstraksi, Pencucian, Pemekat, Pemisahan, Pengendapan, Pengering, Grinder Dan Pengepakan.
Merekayasa Alat Kacang Goyang
Mendesain, Membuat Dan Ujicoba Alat.
Alat
78.162.000,-
Mendapatkan Alat Teknologi Tepat Guna Untuk Mengeringkan Olahan Rumput Laut.
Mendesain, Membuat Dan Ujicoba Alat.
Alat
64.700.000,-
Penelitian dan diseminasi teknologi anaerobic digester dalam bentuk pilot plant untuk meyakinkan berbagai kalangan terutama industri minyak sawit bahwa penerapan teknologi ini dapat menjadikannya penghasil energi terbarukan yang handal, lebih ramah lingkungan dan dalam jangka panjang
Merekayasa alat Anaerobik digester untuk prose pengolahan limbah industri minyak sawit menjadi biomethan
Studi Literatur, pengumpulan bahan dan peralatan yang digunakan, aplikasi skala laboratorium, pengujian pengolahan data, analisa data, pembahasan dan
Gas Methan
228.495.000,-
No. 2
Judul Rekayasa Rekayasa Alat Pasca Panen Rumput Laut
Latar Belakang lebih ekonomis. Penanganan pascapanen merupakan kegiatan atau proses yang dimulai sejak tanaman rumput laut dipanen. Penanganan pasca panen meliputi pencucian, pengeringan / penjemuran, pembersihan kotoran / garam (sortasi), pengepakan, penyimpanan / penggudangan. Proses pencucian selama ini yang dilakukan oleh petani masih manual, dimana hasil ruput laut yang dipanen di celupkan kedalam air. Pengeringan atau penjemuran biasanya dilakukan dengan sistim hamparan, dimana rumput laut yang sudah bersih dijemur di atas para-para bambu, terpal, lantai semen. Pengeringan dengan menggunakan alat tersebut untuk menghindari rumput laut yang dikeringkan terkontaminasi dengan tanah atau pasir.
Tujuan Terciptanya alat pencucian dan pengayakan rumput laut.
Ruang Lingkup kesimpulan Kegiatan survey lapangan meliputi tentang banyaknya petani rumput laut, jumlah produksi rumput laut, daerah – daerah penghasil rumput laut di Kalimantan Timur, penyiapan bahan penelitian, rancangan alat penaganan pasca panen rumput laut.
Keluaran Terciptanya alat penanganan pasca panen rumput laut untuk pencucian dan pengayakan
Biaya 99.044.000,-
B. Penerima Manfaat
Industri pangan C. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan : melalui anggaran DIPA 2015 dalam bentuk UP / GUP dan LS 2. Tahapan dan waktu Pelaksanaan : Tahap pelaksanaan kegiatan: •
Setelah mendapatkan pagu tetap dan DIPA Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda seluruh pejabat dan staf merumuskan tindak lanjut realisasi dan pelaksanaan rencana kegiatan / program melalui rapat awal tahun;
•
Menyusun jadwal penarikan / realisasi anggaran
•
Merumuskan
kebijakan-kebijakan
alternatif
terhadap
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan; •
Penetapan pelaksana kegiatan dalam bentuk Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Baristand Industri Samarinda penetapan SK Penunjukan tim penelitian.
Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Bulan Ke No. Kegiatan 2 3 4 5 6 7 8 011 Perekayasan Produk/Proses v v v v v v v Produksi 1. Studi Literatur v v v v v v v 2. Survei dan Studi Banding v v 3. Rancangan dan Pelaksanaan v v v v Penelitian 4. Evaluasi/Pengujian 5. Tabulasi dan Analisis Data 6. Pembuatan Laporan v
Ket. 9 v
10 v
11 v
v
v
v
v
v v v
12
v
v
v
V
Perkiraan total biaya untuk pelaksanaan Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri sebesar Rp. 71.951.000 ,- (Tujuh Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Lima Satu Ribu Rupiah). D. Waktu Pencapaian Keluaran Kegiatan persiapan ini akan dilaksanakan bulan Pebruari dan Desember 2015. E. Biaya yang Diperlukan Rincian biaya tersebut dapat dilihat pada lampiran Rencana Anggaran Biaya (RAB) Samarinda 16 September 2014 Kepala
Drs. Sri Widodo, MM NIP. 19660725 199203 1 002