1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indoneasia Nomor: 27/M-IND/PER/3/2007 tentang Bantuan dalam rangka pembelian mesin/peralatan industri tekstil dan produk tekstil menyatakan bahwa industri tekstil merupakan salah satu industri prioritas nasional yang potensial untuk dikembangkan. Akan tetapi, kondisi permesinan industri tekstil nasional saat ini sudah relatif tua dan tidak efisien untuk digunakan, sehingga perlu dilakukan peremajaan untuk mendukung peningkatan daya saing. Berbagai permasalahan
tersebut menyebabkan industri tekstil Indonesia berjalan dengan kondisi yang kurang sehat. Biaya operasional menjadi relatif mahal, namun dengan produktivitas yang relatif rendah. Pertumbuhan ekspor tekstil ke depan dirasa masih potensial. Pasalnya, hasil industri tekstil mulai dari serat hingga garmen masih banyak dibutuhkan konsumen. Penghapusan bea masuk produk-produk Cina terkait dengan ASEANChina Free Trade Area (ACFTA) mulai 1 Januari 2010 telah memicu keresahan para pengusaha tekstil di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Permasalahan lain yang cukup serius adalah maraknya tekstil impor ilegal yang masuk ke pasar domestik. Oleh karena itu, persaingan pun akan terjadi dalam industri tekstil. Untuk menghadapi persaingan, tidak hanya dibutuhkan penanganan dari sisi eksternal saja melainkan dari sisi internal yaitu dengan cara memanfaatkan peluang yang ada, meningkatkan sumber daya manusia, serta meningkatkan kinerja perusahaan dengan baik. Salah satu pencapaian
2
kinerja perusahaan yang baik adalah dengan adanya pengelolaan modal kerja yang efisien. Kondisi finansial perusahaan yang sehat akan mencerminkan efisiensi modal kerja perusahaan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain sebagainya, sehingga dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang berasal dari penjualan produk tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Situasi usaha saat ini telah mengharuskan seorang manajer keuangan pada perusahaan tekstil turut aktif menentukan pengelolaan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan dalam arti luas. Manajer keuangan selain menetukan jumlah dana yang dibutuhkan dan cara memperoleh dana tersebut, juga harus menentukan pengalokasian pada berbagai jenis aset. Selanjutnya, mengawasi pelaksanaan kegiatan atau usaha pencarian (pembelanjaan pasif) dan pengalokasian dana (pembelanjaan aktif) sehingga diperoleh suatu kombinasi sumber serta penggunaan dana atau modal yang seimbang dan efisien. Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan tekstil dalam jangka panjang.
Apabila
perusahaan
kekurangan
modal
kerja
maka
besar
kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi
3
tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas, sedangkan pemenuhan kebutuhan modal kerja apabila melebihi yang diperlukan perusahaan, sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yaitu pemborosan dalam pengeluaran modal kerja. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu, (Indriyo, 1994:5). Apabila modal kerja tersedia dengan cukup maka operasional kegiatan perusahaan akan berjalan lancar dan baik. Selain itu setiap perusahaan atau badan usaha berharap dan berusaha agar penggunaan modal kerja dapat dialokasikan atau dijalankan secara ekonomis, tepat sasaran, efektif dan efisien. Efisiensi modal kerja melibatkan perencanaan dan pengendalian aset lancar
dan
kewajiban
lancar
dengan
cara
menghilangkan
resiko
ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek di satu sisi dan menghindari investasi yang berlebihan (Eljelly, 2004). Oleh karena itu manajemen modal kerja perusahaan merupakan hal yang sangat sensitif di bidang manajemen keuangan. Modal kerja merupakan determinasi besar dalam kebanyakan investasi total perusahaan, dan usaha mengelola tingkat investasi perusahaan yang berdampak cukup besar dalam profitabilitas keseluruhan perusahaan. Modal kerja juga sebagai investasi perusahaan dalam aset lancar termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaan dan biaya dibayar dimuka.
4
Dalam suatu perusahaan pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain sebagainya. Dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan. dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan. Industri tekstil harus bisa menghadapi kondisi dunia bisnis yang semakin kompetitif dan dituntut untuk mengarahkan segala sumber dayanya secara maksimal. Salah satu upaya untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan menetapkan pengeluaran modal (capital expenditure). Pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan pengeluaran kas untuk membiayai investasi modal yang diharapkan mendatangkan keuntungan arus kas dimasa yang akan datang. Hal ini sangat penting karena suatu investasi modal yang baik akan meningkatkan kas masuk dan mengurangi pengeluaran kas di masa yang akan datang selama periode yang diproyeksikan. Pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage (Weston dan Copeland, 1997:35). Tingkat pertumbuhan penjualan diwaktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana laba per lembar saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
5
preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1996). Dalam Hermeindito Kaaro (2003:430) pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan dengan horison waktu yang lebih panjang dari profitabilitas tetapi lebih pendek dari pertumbuhan total aktiva. Pertama, pertumbuhan penjualan mencerminkan tingkat produktifitas terpasang siap operasi, kedua mencerminkan kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan daya saing perusahaan dalam pasar. Peningkatan penjualan mencerminkan peningkatan penerimaan, sehingga hal ini paralel dengan pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal yang sama-sama memiliki pengaruh negatif. Berbagai permasalahan telah menyebabkan industri tekstil Indonesia berjalan dengan kondisi yang kurang sehat. Pengeluaran operasional menjadi sangat mahal, namun dengan pertumbuhannya yang relatif rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul ”Pengaruh pengeluaran modal dan pertumbuhan penjualan terhadap efisiensi modal kerja pada perusahaan tekstil yang terdaftar d Bursa Efek Indonesia”.
B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat efisiensi modal kerja pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009?
6
2. Apakah pengeluaran modal dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap efisiensi modal kerja pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menggambarkan tingkat efisiensi modal kerja pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009? 2. Membuktikan apakah pengeluaran modal dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap efisiensi manajemen modal kerja pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktisi yaitu sebagi berikut : 1.
Teoritis a.
Penambahan pembendaharaan khasanah keilmuan dalam bidang manajemen keuangan, khususnya efisiensi modal kerja.
b.
Menambah khasanah ilmiah yang nantinya dikembangkan lagi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan.
c.
Merupakan sarana aplikasi berfikir dalam manajemen modal kerja perusahaan, khususnya perusahaan tekstil.
2.
Praktis Sebagai bahan informasi bagi perusahaan dalam mengelola working
capital secara efisien sehingga tujuan perusahaan dalam memperoleh laba dan
7
peningkatan perkembangan perusahaan dapat tercapai. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia.
D. Batasan Penelitian Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengeluaran modal (capital expenditure), pertumbuhan penjualan (sales growth) dan efisiensi modal kerja pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009. Peneliti tidak membahas diluar masalah tersebut.