Pengukuran dalam Demografi Demografi (Kependudukan)
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
1
Pengukuran dalam Demografi Ukuran Absolut
Pengukuran Relatif
Awal data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut
Mengukur Struktur Demografi • Perbandingan • Rasio • Proporsi • Persentase
Contoh: bilangan absolut adalah jumlah penduduk
Mengukur Proses Demografi • Mengukur tingkat atau angka (rate) kelahiran, kematian, mobilitas penduduk Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
2
Rasio Rasio merupakan perbandingan dua perangkat dalam suatu satuan tertentu Contoh: Jumlah mahasiswa prodi sosiologi 2014 sesi E sebanyak 30 orang, terdiri dari 19 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Rasio atau perbandingan mahasiswa perempuan dengan laki-laki adalah: 19 : 11 = 1,72 Jadi 1,72 mahasiswa perempuan dibandingkan dengan laki-laki, agar tidak terjadi pecahan desimal angkat ini dikalikan 100, sehingga rasio atau perbandingan jenis kelamin 172 mahasiswa perempuan dibanding dengan 100 laki-laki. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
3
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) = SR Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur = SRi
Rasio
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran = SRB
Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio) = CWP Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) = DR Kepadatan Penduduk (Man Land Ratio) = KP Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
4
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) = SR Rasio Jenis Kelamin merupakan perbandingan dua perangkat berdasarkan jenis kelamin (Laki-laki dan perempuan) atau perbandingan laki-laki dan perempuan yang dikalikan 100
Rumus mencari rasio jenis kelamin a SR = b x k Keterangan: SR : Rasio Jenis Kelamin a : Jumlah Laki-laki b : Jumlah Perempuan k : Konstanta (sama dengan 100) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
5
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) = SR Contoh: Jumlah penduduk Kelurahan Kampung Jua Nan XX tahun 2008 sebanyak 4.646 jiwa, terdiri dari 2.420 laki-laki dan 2.226 perempuan. Rasio Jenis Kelamin penduduk Kelurahan Kampung Jua Nan XX adalah: 2420 SR = 2226 x 100 = 108,72 Jadi, setiap 108 orang penduduk laki-laki sebanding dengan 100 penduduk perempuan Di Kelurahan Kampung Jua Nan XX tahun 2008 kekurangan penduduk perempuan. Hal ini bisa terjadi karena kematian banyak terjadi pada perempuan. Serta jika kita hubungkan dengan perkawinan, akan ada penduduk laki-laki menikah dengan perempuan yang bukan berasal dari Kelurahan Kampung Jua Nan XX Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
6
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) = SR Contoh: Jumlah mahasiswa prodi sosiologi yang mengambil mata kuliah kependudukan (demografi) adalah 50 orang, terdiri dari 22 laki-laki dan 28 orang perempuan 22 SR = 28 x 100 = 78,57 Jadi, setiap 78 orang mahasiswa laki-laki sebanding dengan 100 mahasiswa perempuan
Mahasiswa prodi sosiologi yang mengambil mata kuliah kependudukan (demografi) kekurangan mahasiswa lakilaki. Hal ini bisa saja karena mahasiswa laki-laki prodi sosiologi jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengam mahasiswa perempuan Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
7
Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur = SRi Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur merupakan perbandingan dua perangkat berdasarkan jenis kelamin (Laki-laki dan perempuan) yang kemudian dikelompokkan berdasarkan umur
Rumus mencari rasio jenis kelamin
SRi =
Mi x k Fi
Keterangan: SRi : Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Umur Mi : Jumlah Laki-laki Berdasarkan Umur Fi : Jumlah Perempuan Berdasarkan Umur k : Konstanta (sama dengan 100) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
8
Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur = SRi Jumlah Penduduk Kelurahan Kampung Jua Berdasarkan Umur Tahun 2008
No.
Kelompok Umur
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16
0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 + Jumlah
Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (SRi) 250 153 163 301 255 118 297 239 132 229 224 102 243 185 131 163 203 80 160 167 95 153 162 94 146 190 76 154 128 120 124 140 88 83 66 125 45 34 132 19 32 59 22 15 146 31 33 93 2420 2226 108 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
Jumlah
403 556 536 453 428 366 327 315 336 282 264 149 79 51 37 64 4646 9
Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur = SRi Grafik Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur (SRi) Kelurahan Kampung Jua Berdasarkan Umur Tahun 2008
Rasio Jenis Kelamin 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
10
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth) = SRB
Digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran bayi lakilaki dan perempuan (Jika hanya diketahui angka kelahiran total)
Rumus mencari rasio jenis kelamin kelahiran BM SRB = BF x k Keterangan: SRB : Rasio Jenis Kelamin Kelahiran BM : Jumlah Bayi Laki-laki yang Lahir BF : Jumlah Bayi Perempuan yang Lahir k : Konstanta (sama dengan 100)
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
11
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth) = SRB
Misalnya: Dikota Bukittinggi pada tahun 2011, jumlah kelahiran bayi laki-laki sebanyak 154 dan jumlah bayi perempuan yang lahir sebanyak 146, berapakah rasio menurut jenis kelamin kalahiran? Rumus mencari rasio jenis kelamin kelahiran BM SRB = BF x k 154 146
= x 100 = 105 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
12
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth) = SRB
Misalnya: Jumlah kelahiran total di Kota Padang tahun 2011 adalah 300 bayi, dan mempunyai Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran sebesar 105, Berapa jumlah masing-masing kelahiran bayi laki-laki dan perempuan?
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
13
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth) = SRB SRB k J. Kelahiran Total Ingin diketahui
= 105 = 100 (Konstanta) = 300 = BF dan BM?
k
BF = SRB:k x J. Kelahiran Total 100 x 300 105:100 100 = 205 x 300
BF =
= 146 BM = J. Kelahiran Total – BF = 300 – 146 = 154 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
14
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth) = SRB
Memakai persamaan dalam Matematika BM SRB = BF x k (300 ;BF) BF
105 = x 100 105 BF = 30000 – 100BF 105 BF + 100 BF = 30000 30000 BF = 205 BF = 146 BM = 300 - 146 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
15
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth) = SRB Contoh lain: SRB = 120 Total Kelahiran= 400 Berapa = BM? BF? 𝑘
BF = 𝑆𝑅𝐵:𝑘 x Total kelahiran =
100 x 120:100 100 x 400 220
400
= = 182 𝑆𝑅𝐵 BM= 𝑆𝑅𝐵:𝑘 x Total kelahiran =
120 x 400 120:100 120 x 400 220
= = 218
𝑘
BF = 𝑆𝑅𝐵:𝑘 x Total kelahiran 100
= 120:100 x 400 Atau
100
= 220 x 400 = 182 BM= Total kelahiran – BF = 400 – 182 = 218
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
16
Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio) = CWR
Ratio Anak Perempuan merupakan perbandingan antara anak usia di bawah lima tahun (Balita) dengan perempuan usia subur (Perempuan usia 15 - 49) Ketika rasio anak perempuan besar, memberi gambaran semakin tinggi tingkat kelahiran
Rumus mencari rasio anak perempuan P(0−4)
CWR = P
(15 −49)
xk
Keterangan: CWR : Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio) P(0;4) : Jumlah anak perempuan usia bawah lima tahun (Balita) P(15;49) : Jumlah perempuan usia subur (15-49 tahun) k : Angka Konstanta dalam rumus ini bernilai 1000 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
17
Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio) = CWR
Jumlah balita perempuan (umur 0 - 4 tahun) tahun 2008 di Kelurahan Kampung Jua Nan XX adalah 153 orang, sedangkan jumlah perempuan usia subur (umur 15 - 49) adalah 1259 orang, berapakah rasio anak perempuan di kelurahan tersebut? P(0−4)
CWR = P
(15 −49)
xk
153 1259
CWR = x 1000 = 121,52 = 122 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
18
Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio) = CWR
Contoh lain: P(0;4) = 400 P(15;49) = 1900 Berapa CWR? P(0−4)
CWR = P
(15 −49)
xk
400 1900
CWR = x 1000 = 210,5 = 211 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
19
Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) = DR Klasifikasi produktifitas penduduk berdasarkan ekonomi: • Penduduk usia 0 – 14 tahun Belum Produktif • Penduduk usia 15 – 64 tahun Produktif • Penduduk usia 65 tahun keatas tidak lagi produktif Rumus mencari rasio beban tanggungan
DR =
P(0−14) :P(65+) P(15 −64)
xk
Keterangan: DR : Rasio beban tanggungan (Dependency ratio) P(0;14) : Jumlah penduduk belum produktif P(15;64) : Jumlah penduduk produktif P(65:) : Jumlah Penduduk tidak lagi produktif k : Angka Konstanta dalam rumus ini bernilai 100 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
20
Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) = DR Contoh: Tahun 2008 penduduk Kelurahan Kampung Jua Nan XX belum produktif (umur 0-14) sebesar 1495 orang, usia produktif (umur 15-64) sebesar 2999 orang, dan usia tidak lagi produktif (umur 65 lebih) sebanyak 152 orang, berapakah rasio beban tanggungan di Kelurahan Tersebut? P(0−14) :P 65+ DR = P x (15−64) 1495:152 DR = x 100 2999 1647 = 2999 x 100
= 54,91
k
Artinya: Setiap 100 kelompok orang produktif, harus menanggung 54,91 orang kelompok tidak produktif Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
21
Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) = DR
Jika angka rasio beban tanggungan tinggi: • Akan menghambat pembangunan ekonomi • Pendapatan yang diperoleh oleh golongan produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif dan tidak lagi produktif • Negara berkembang cenderung mempunyai rasio beban tanggungan yang tinggi, seiring dengan tingginya angka fertilitas Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
22
Kepadatan Penduduk (Man Land Ratio) = KP
Kepadatan Penduduk (KP) adalah: Jumlah penduduk per satuan unit wilayah (Jumlah penduduk dibagi luas wilayah)
Rumus mencari Kepadatan Penduduk: KP =
Jumlah Penduduk suatu Wilayah Luas Wilayah
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
23
Kepadatan Penduduk (Man Land Ratio) = KP
Berapa Kepadatan penduduk, jika jumlah penduduk suatu wilayah adalah 4646 dan luas wilayahnya 3,09 km² KP =
Jumlah Penduduk suatu Wilayah Luas Wilayah 4646 3090
KP = KP = 1,5 orang per m²
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
24
Kepadatan Penduduk Kasar/ Arifmatika (Crude Density of Population)
Kepadatan Penduduk Fisiologis (Physiological Density) Kepadatan Penduduk (Man Land Ratio) = KP Kepadatan Penduduk Agraris (Agricultural Density)
Kepadatan Penduduk Ekonomi (Economical Density) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
25
Kepadatan Penduduk Kasar/ Arifmatika (Crude Density of Population)
Kepadatan Penduduk Kasar adalah: • Banyak penduduk per satuan luas Kenapa disebut kepadatan penduduk kasar? • Kepadatan penduduk, tanpa membedakan daerah yang tandus dan daerah subur Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
26
Kepadatan Penduduk Fisiologis (Physiological Density)
Kepadatan penduduk fisiologis adalah: Jumlah penduduk suatu wilayah berbanding dengan luas lahan pertanian Rumus mencari Kepadatan Penduduk fisiologis:
Kepadatan Penduduk Fisiologis =
Jumlah Penduduk Suatu Wilayah Luas Lahan Pertanian
Berapa kepadatan penduduk fisiologis, jika jumlah penduduk suatu wilayah 4646 orang, sedangkan luas lahan pertanian adalah 1000 km²? 4646 Kepadatan Penduduk Fisiologi = 1000 = 4,6 orang per km² Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
27
Kepadatan Penduduk Agraris (Agricultural Density)
Kepadatan penduduk agraris adalah Jumlah penduduk petani tiap-tiap km² lahan pertanian Rumus mencari Kepadatan Penduduk Agraris: Kepadatan Penduduk Agraris =
Jumlah Penduduk petani di Suatu Wilayah Luas Lahan Pertanian
Berapa kepadatan penduduk agraris, jika jumlah penduduk yang bermata pencarian sebagai petani di suatu wilayah 4050 orang, sedangkan luas lahan pertanian adalah 2000 km²? 4050 Kepadatan Penduduk Fisiologi = 2000 = 2,025 orang per km² Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
28
Kepadatan Penduduk Ekonomi (Economical Density of Population)
Kepadatan penduduk ekonomi ialah: besarnya jumlah penduduk pada suatu wilayah, didasarkan atas kemampuan ekonomi wilayah tersebut Rumus mencari Kepadatan Ekonomi: Kepadatan Ekonomi =
Jumlah Penduduk suatu Wilayah Indeks produksi
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
x 100
29
Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian
Perbandingan jumlah petani dengan sedikitnya ketersediaan lahan pertanian disuatu wilayah, bukan menjadi persoalan, karena ada faktor lain yang menentukan kualitas lahan pertanian, yaitu: K = Standar hidup yang layak L = Penggunaan lahan T = Teknologi H = Kandungan hara pada tanah I = Intensitas (tingkat keseringan) tanaman E = Nilai Ekonomi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
30
Tingkat (Angka = Rate) Tingkat atau Rate digunakan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa demografis dalam kurun waktu tertentu (Palmote) Untuk mengukur tingkat suatu peristiwa atau fenomena digunakan rumus: Rate peristiwa =
Jumlah peristiwa terjadi (dalam suatu jangka waktu) Jumlah penduduk yang mempunyai resiko (𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑒𝑥𝑝𝑜𝑠𝑒𝑑 𝑡𝑜 𝑟𝑖𝑠𝑘), dalam peristiwa tersebut dalam jangka waktu yang sama
x 1000
NB: Misalnya kita ingin mengetahui tingkat kematian pada tahun 2010. Penduduk yang mempunyai resiko (oxposed to risk) adalah orang yang hidup sepanjang tahun 2010 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
31
Tingkat (Angka = Rate)
Mana orang yang tidak mempunyai resiko kematian untuk seluruh tahun? • Penduduk meninggal sebelum akhir tahun 2010 • Penduduk yang lahir pertengahan atau sebelum tahun 2010 • Penduduk yang migrasi ke wilayah tersebut sebelum akhir tahun 2010 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
32
Tingkat (Angka = Rate) Contoh: Berapakah Rate kematian di Desa A, jika terjadi 100 peristiwa kematian dan jumlah penduduk yang mempunyai resiko kematian sepanjang tahun adalah 5600 orang? 100 Rate Kematian Desa A = x 1000 5600 = 17,8 Jadi tingkat kematian kasar Desa A adalah 17,8 (Tiap 1000 penduduk terdapat 17,8 peristiwa kematian) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
33
Tingkat (Angka = Rate) Misalnya mengukur tingkat (Rate) kelahiran: Jumlah kelahiran di Kota Padang pada tahun 2010 sebesar 8.810 bayi, sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun sebesar 899.100 jiwa, berapa tingkat kelahiran pada tahun 2010 tersebut 8810 Tingkat kelahiran = 899100 x 1000 = 9,7 Jadi tiap 1000 penduduk yang ada di Kota Padang terdapat 9,7 kelahiran bayi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
34
Pengukuran Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan Penduduk dipengaruhi oleh: • Kelahiran (Birth) B • Kematian (Death) D • Migrasi Masuk (In Migration) IM • Migrasi Keluar (Out Migration) OM Penduduk akan bertambah jika: • Kelahiran (Birth) B Meningkat • Kematian (Death) D Penduduk akan berkurang jika: • Migrasi Masuk (In Migration) IM • Migrasi Keluar (Out Migration) OM Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
Meningkat 35
Pengukuran Pertumbuhan Penduduk Persamaan Berimbang (The Balancing Equation)
Pengukuran Pertumbuhan Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk Geometris LPPG (Geometric Growth) Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial LPPE (Exponential Growth)
Laju Pertumbuhan Penduduk di Daerah Perkotaan
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
36
Persamaan Berimbang
Persamaan berimbang merupakan metode sederhana menghitung perubahan penduduk dari tahun ke tahun. Rumus: Pt = Po+(B-D)+(IM-OM) Keterangan: Pt : Banyaknya penduduk pada tahun akhir Po : Banyaknya penduduk pada tahun awal B : Banyaknya kelahiran D : Banyaknya kematian IM : Banyaknya migran masuk OM : Banyaknya migran keluar (B-D) : Pertumbuhan penduduk alamiah (rate of natural increase) IM-OM : Migrasi neto (bersih) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
37
Persamaan Berimbang Misal: Januari 2010 jumlah penduduk Kecamatan Lubuk Begalung sebesar 910.000 orang, jumlah kelahiran sebesar 7.025 orang dan jumlah kematian sebesar 2.887 orang. Pada tahun ini jumlah migrasi masuk sebesar 700 dan migrasi keluar sebanyak 97 orang. Berapa jumlah penduduk bulan januari 2011? Jawab: Pt = Po + (B-D) + (IM-OM) = 910000 + (7025 - 2887) + (700 - 97) = 910000 + 4138 + 603 = 914741 Jadi pada bulan Januari 2011 jumlah penduduk Kecamatan Lubuk Begalung besarnya 914.714 Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
38
Persamaan Berimbang
Misal: Po = 60439 B = 38 D = 10 IM = 12 OM = 30 Jawab: Pt = Po + (B-D) + (IM-OM) = 60439 + (38 - 10) + (12 - 30) = 60439 + 28 - 18 = 60449
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
39
Laju Pertumbuhan Penduduk Geometris Tingkat pertumbuhan penduduk geometris adalah: Pertumbuhan penduduk bertahap (discreate), dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode (disebut juga pertumbuhan bunga berganda) Turunan rumus: Pada tahun 2005, jumlah penduduk sebesar Po dan rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun sebesar r persen. Tahun 2006 (1 tahun kemudian) P1 P1 = Po + Po.r Po (1+r) Tahun 2007 (2 tahun kemudian) P2 = P1 + P1 .r P1 1 + r → Po (1+r) (1+r) Po (1+r)² Tahun 2008 (3 tahun kemudian) P3 = P2 + P2 .r P2 1 + r → Po (1+r)² (1+r) Po (1+r)³ Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
40
Laju Pertumbuhan Penduduk Geometris
Rumus:
Pt =Po (𝟏 + 𝐫)𝐭
Keterangan: Pt : Banyaknya penduduk pada tahun akhir perhitungan Po : Banyaknya penduduk pada tahun awal perhitungan r : Angka pertumbuhan penduduk pertahun t : Jangka waktu (dalam banyak tahun)
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
41
Laju Pertumbuhan Penduduk Geometris Misal: Jumlah penduduk Kota Bukittinggi tahun 2000 sebesar 1.805.000 orang, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 2.050.000 orang. Berapakah besarnya laju pertumbuhan penduduk per tahun (r,persen) pada periode tahun 2000 – 2010 Jawab: Pt = Po(1 + r)t 2.050.000 = 1.805.000 (1 + r)10 2.050.000 10 = 1+r 1.805.000 10
1,1357340 = 1+r 1,01280 – 1 =r 0,0128 =r r = 0,0128 Jadikan persen r = 0,0128 x 100% = 1,28% Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
42
Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah: pertumbuah penduduk yang berlangsung terus menerus (continuous) Rumus:
Pt = Po.𝒆𝒓𝒕
Keterangan: Pt : Banyaknya penduduk pada tahun akhir Po : Banyaknya penduduk pada tahun awal r : Banyaknya pertumbuhan penduduk t : Jangka Waktu e : Angka eksponensial (2,718282)
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
43
Laju Pertumbuhan Penduduk di Daerah Perkotaan
Pertumbuhan penduduk di pedesaan dipengaruhi oleh: • Pertumbuhan penduduk alami (Kelahiran atau B dikurangi Kematian atau D) • Migrasi Neto (IM - OM) Pertumbuhan penduduk di perkotaan dipengaruhi oleh reklasifikasi perubahan status suatu wilayah dari pedesaan ke perkotaan Misal (Padang, Surabaya): Banyak desa yang berubah jadi kota setelah beberapa tahun kemudian, dengan ciri-ciri: • Kepadatan penduduk tinggi (±5000orang/km persegi) • 75% aktivitas penduduk dibidang non pertanian • Terdapat fasilitas kola (Jalan beraspal, listrik, rumah sakit, supermarket, gedung bioskop dll) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
44
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
45