perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)
Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi NIM. E0008380 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi) TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)
Oleh : Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi NIM. E0008380
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 09 Januari 2013 Dosen Pembimbing
Bambang Santoso S.H., M.Hum NIP 196202091989031001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi) TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008)
Oleh : Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi NIM. E0008380
Telah diterima dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada : Hari
: Senin
Tanggal : 28 Januari 2013
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DEWAN PENGUJI
1. Kristiyadi S.H., M.H. NIP. 195812251986011001
:
..............................................
:
..............................................
:
..............................................
Ketua 2. Edy Herdyanto S.H., M.H. NIP. 19570629185031002 Sekretaris 3. Bambang Santoso S.H., M.Hum NIP. 196202091989031001 Anggota
Mengetahui Dekan,
Prof. Dr. Hartiwiningsih S.H., M.Hum NIP. 195702031985032001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama : Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi NIM : E0008380
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul : TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX` FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM
MENGAJUKAN
KASASI
TERHADAP
PUTUSAN
BEBAS
(VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/ 2008) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, 09 Januari 2013 Yang membuat pernyataan,
Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi NIM. E0008380
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi, E 0008380. 2013. TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui tentang apakah pengajuan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak) dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur bertentangan dengan ketentuan pada pasal 244 KUHAP dan bagaimana argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan kasasi oleh Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara ini. Penulisan hukum ini termasuk dalam jenis penelitian hukum normatif, dengan sifat penelitian preskriptif, dan menggunakan pendekatan kasus. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan penulis dengan cara membaca dan mempelajari literature-literatur maupun dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisa bahan hukum dalam penulisan hukum ini adalah dengan menggunakan analisis logika deduktif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pengajuan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak) dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur memang bertentangan dengan ketentuan pasal 244 KUHAP, tetapi karena Judex` Factie telah mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban, maka Penuntut Umum dapat mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung asalkan Penuntut Umum dapat membuktikan bahwa Judex` Factie telah salah dalam menerapkan peraturan hukum. Dan argumentasi hukum hakim Mahkamah Agung terhadap dalam menilai permohonan kasasi ini menyatakan bahwa benar Judex` Factie tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya seperti yang tertuang pada Pasal 253 ayat (1) a KUHAP, yaitu mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban. Kata Kunci : Kasasi, Persetubuhan dengan Anak Di bawah Umur, Argumentasi Hakim Mahkamah Agung.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Lioni Aulia Rici Koespermata Dewi, E 0008380. 2013. A STUDY ON JUDEX FACTIE OVERRIDING ON HINT EVIDENCE CONSTITUTING EXAMINATION OFFICIAL DOCUMENT OF VICTIM WITNESS AS THE RATIONALE OF PUBLIC PROSECUTOR TO APPEAL TO THE SUPREME COURT FOR THE FREE SENTENCE (VRIJSPRAAK) IN COPULATION WITH MINOR CASE (A Case Study on the Supreme Sebelas Maret University. This writing aims to find out whether or not the appeal of free sentence (Vrijspraak) to Supreme Court in copulation with minor case is in contradiction with the article 244 of KUHAP and how the legal argumentation of Supreme Prosecutor in this free sentence in this case. This study belonged a normative law research, that is prescriptive in nature, and using case approach. Technique of collecting law material the writer used was to read and to study the literatures and documents relevant to the problem studied. Technique of analyzing the law material in this study was deductive logic analysis. The result obtained from this research was that the appeal of free sentence (vrijspraak) to the Supreme Court in copulation with minor case was in contradiction with the provision of Article 244 of KUHAP, but because Judex Factie had overridden the hint evidence constituting the Examination Official Document of Victim Witness, the Public Prosecutor could appeal to the Supreme Court as long as he/she could prove that Judex Factie had applied the law this appeal to supreme court stated that Judex Factie did not indeed apply the law or applied the law inappropriately as included in the Article 253 clause (1) a of KUHAP, namely overriding the hint evidence constituting the Examination Official Document of victim witness. Keywords: Appeal to Supreme Court, Copulation with Minor, the Judge of
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tuhan tidak meminta kita untuk sukses, DIa hanya meminta kita untuk berusaha. -Mother TheresaSemua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya. -Walt DisneyHidup akan membuat kita terjatuh, tapi kita dapat memilih apakah ingin bangkit atau tidak. -Mr. Han, Karate Kid-
- Tiada doa yang lebih indah selain memohon semoga skripsi ini cepat selesai. - Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya menang!
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Penulisan Hukum ini Penulis persembahkan kepada : Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa Papa, Mama, serta kakakku tercinta yang telah mendukung selama ini Keluarga besar dan saudara-saudara semuanya Sahabat-sahabatku terkasih Almamater Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, berkat, serta karunia-Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis mampu menyelesaikan penulisan hukum dengan judul : Tinjauan Tentang Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk Berupa Berita Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar Penuntut Umum Mengajukan Kasasi Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) Dalam Perkara Persetubuhan Dengan Anak Di Bawah Umur (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung No. 960 K/Pid.Sus/2008). Penulisan hukum ini disusun guna untuk memenuhi dan melengkapi syaratsyarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas segala doa, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, maka Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan karunia-Nya;
2.
Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta;
3.
Bapak Ismunarno, S.H., M.Hum, selaku pembimbing akademik Penulis;
4.
Bapak Edy Herdyanto S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Acara;
5.
Bapak Bambang Santoso S.H., M.Hum., selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membantu untuk memberikan pengarahan dalam proses penyusunan penulisan hukum ini;
6.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala ilmunya yang telah diberikan untuk seluruh mahasiswa termasuk Penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta;
7.
My SuperDad and SuperMom, Bapak Yohanes Bambang Y. dan Ibu MM. Wiwin Dewi K. yang selama ini telah memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan penuh kepada Penulis sehingga penulisan hukum ini terselesaikan dengan baik. I LOVE YOU.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
8.
digilib.uns.ac.id
Kakakku Sebastianus Rakka Jousiand KP. yang telah menyemangati Penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.
9.
Semua dari pihak keluarga dan saudara-saudara yang tidak bisa Penulis sebutkan satu-persatu, yang telah banyak sekali membantu;
10. Sahabatuntuk satu sama lain, mereka semua sudah seperti keluarga sendiri (Kartika Nartya Prila, Kristina Kusumawardhani, Jeelyke Nilaria Suki Putri, Mega Titis Arumdalu, Oktivia Pramita Putri), Om Kece Cuileee Adhiputro Pangarso Wicaksono, Nicko Bayu Pradana, Tri Kartika Purbasari; 11. Sahabat-sahabatku dari SMA URSULIN ada Tante Memey, Cyreng Cemplux, Sofia Sopheg yang selalu memberi dukungan, semangat, dan canda tawa kalian; 12. Teman-teman para Kepoers dan Gosipers yang biasanya menghabiskan waktu tertawa bersama di Lobby FH UNS, ada DaniJuley, IkaPuji, Alilesmana Siwon, DewiAmbar Syahrini membahana, Okky Cimi, dan yang lainnya; 13. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008; 14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan penulisan hukum ini sampai selesai. Semoga Tuhan membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya,
sehingga
kritik
dan
saran
sangat
Penulis
harapkan
guna
kesempurnaan penulisan hukum ini. Akhir kata Penulis berharap semoga hasil dari penulisan hukum ini bisa bermanfaat untuk semua pihak.
Surakarta, 2013
Penulis,
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
DEWAN PENGUJI .........................................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
ABSTRACT .....................................................................................................
vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
6
E. Metode Penelitian...........................................................................
7
F. Sistematika Penulisan Hukum .......................................................
10
TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori......................................................................... 1. Tinjauan Umum Tent
12
...
12
a. Pengertian Upaya Hukum ............................................
12
b. Jenis Upaya Hukum .....................................................
12
c. Upaya Hukum Kasasi ...................................................
13
d. Tujuan Upaya Hukum Kasasi ......................................
13
e. Alasan Pengajuan Permohonan Kasasi ........................
14
f. Tata Cara Pemeriksaan Kasasi .....................................
15
2. Tinjauan Umum Tentang Judex` F
commit to user xii
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Judex` Factie ..............................................
16
b. Judex` Factie dalam Sistem Hukum Pidana .................
17
3.
17
4.
20
5. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Persetubuhan
BAB III
dengan Anak Diba
24
a. Tindak Pidana...............................................................
24
b. Tindak Pidana Persetubuhan ........................................
25
c. Anak Dibawah Umur ...................................................
27
B. Kerangka Pemikiran .................................................................
29
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk Berupa Berita Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar Penuntut Umum Mengajukan Kasasi Terhadap Putusan Bebas dalam Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur Tidak Bertentangan dengan Ketentuan Pasal 244 KUHAP 1. Kasus Posisi .......................................................................
31
2. Identitas Terdakwa .............................................................
32
3. Dakwaan Penuntut Umum .................................................
32
4. Tuntuta
.............................................................
43
5. Amar Putusan Pengadilan Negeri ......................................
44
6. Alasan-alasan Pengajuan Kasasi ........................................
45
7. Amar Putusan Mahkamah Agung ......................................
93
8.
94
...............................................................
B. Argumentasi Hukum Hakim Mahkamah Agung dalam Menilai Permohonan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas dalam Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur 1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung ...........................
95
2. Amar Putusan Mahkamah Agung ......................................
98
3.
99
................................................................
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
digilib.uns.ac.id
PENUTUP a. Simpulan ..................................................................................
101
b.
101
....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................
commit to user xv
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum saat ini terkadang sering tidak disadari oleh masyarakat bahwa tidak selamanya akan membawa dampak yang positif, namun dapat membawa dampak negatif yang berakibat timbulnya suatu tindak kejahatan. Timbulnya suatu kejahatan disebabkan karena adanya niat dari si pelaku dan ada kesempatan. Yang menjadi korban dari tindak kejahatan tersebut tidak hanya pemerintah, instansi swasta, dan masyarakat, akan tetapi anak-anak pun dapat menjadi korbannya, seperti yang sekarang marak terjadi yaitu persetubuhan atau perkosaan, kekerasan, perdagangan, prostitusi, dan lain-lain. Kekerasan seksual atau pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak dimana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan seksual. Yang termasuk bentuk pelecehan seksual terhadap anak antara lain yaitu meminta atau menekan seorang anak untuk melakukan aktivitas seksual, memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak, menampilkan pornografi untuk anak, melakukan hubungan seksual terhadap anak, dan lainnya. Efek yang ditimbulkan dari pelecehan seksual terhadap anak antara lain yaitu depresi, gangguan stres pascatrauma, kegelisahan, kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa, dan cidera fisik bagi si anak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual_terhadap_anak dikases tanggal 20 April 2012 pukul 18.00 WIB). Pada jaman sekarang ini, banyak sekali anak yang menjadi korban pelecehan seksual khususnya perkosaan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak di bawah umur. Faktor yang sangat menonjol sehingga menyebabkan timbulnya pelecehan seksual ini tidak lain adalah kemajuan di bidang teknologi, antara lain akses internet yang sekarang telah berkembang sangat pesat, namun sering pula disalahgunakan oleh sebagian masyarakat pengguna internet. Contoh yang paling sering terjadi adalah internet digunakan untuk membuka situs pornografi, dan itu
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
menimbulkan pengaruh yang sangat negatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini informasi sangat bebas dan mudah diakses, baik di desa maupun di kota. Tidak hanya melalui internet, tetapi juga televisi, koran, dan majalah yang banyak menyajikan informasi seksual atau pornografi. Hal ini dapat memicu meningkatnya kasus kekerasan seksual pada anak. Salah satu persoalan fundamental dalam penanggulangan masalah kekerasan seksual terhadap anak adalah berkaitan dengan steoritipe dan karakter populasi pelaku, sebagaimana dikemukakan oleh David Finkelhor sebagai berikut : One fundamental problem regarding prevention policy in the justice system is that it is based on an overly stereotyped and generally mistaken characterization of the offender population.13 The stereotype typifies child sexual abusers as exclusively adult men who are sexually oriented to prepubescent children (that is, pedophiles) and who thus are strongly motivated to offend. These men are seen as being guileful and skilled in relating to children, likely to prey on children they encounter in public environments, generally resistant to treatment, deterrence, or rehabilitation, and thus highly likely to offend again (David Finkelhor. The Prevention of Childhood Sexual Abuse VOL. 19 / NO. 2 / FALL 2009 169). Dalam Pasal 285 KUHP ditegaskan bahwa barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar pernikahan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara selamalamanya dua belas tahun. Pasal 285 KUHP ini mengatur tentang perkosaan terhadap wanita secara umum (segala umur). Sedangkan perkosaan terhadap anak (wanita dibawah umur) diatur dalam Pasal 287 KUHP yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar pernikahan, padahal
diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak ternyata belum mampu dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun. 2. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan kecuali jika umurnya wanita
belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal tersebut Pasal 291 dan 294. Anak korban kekerasan seksual khususnya pemerkosaan perlu mendapatkan perlindungan, seperti yang dikemukakan oleh Sudaryono sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Perlindungan korban (tentunya termasuk anak) kejahatan (kekerasan) dapat mencakup bentuk perlindungan yang bersifat abstrak (tidak langsung) maupun yang konkret (langsung). Perlindungan yang abstrak pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang hanya bisa dinikmati atau dirasakan secara emosional (psikis), seperti rasa puas. Sementara itu perlindungan yang konkret pada dasarnya merupakan bentuk perlindungan yang dapat dinikmati secara nyata, seperti pemberian yang berupa atau bersifat materi maupun non-materi. (Sudaryono. Kekerasan pada Anak. Jurnal Ilmu Hukum Vol 10 No. 1 Maret 2007 : 87-102). Tindak pidana perkosaan yang dilakukan terhadap anak-anak diatur secara lebih khusus dalam Pasal 81 Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). 2. Ketentuan pidana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Penegakan hukum tidak akan lepas dari proses peradilan yang bersumber dari hukum formil, dimana hukum formil Indonesia bersumber pada Undangundang nomor 8 Tahun 1981 atau KUHAP. KUHAP menganut sistem peradilan pidana terpadu, dimana keseluruhan proses saling berhubungan secara terpadu antara satu sama lain sebagaimana layaknya suatu sistem. Proses peradilan dalam penegakan hukum pidana tidak akan lepas dari proses penyusunan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) dalam proses penyidikan. BAP tersebut berisi keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa dan lain-lain yang kemudian jika BAP tersebut sudah dinyatakan lengkap maka BAP tersebut oleh penyidik akan dilimpahkan ke kejaksaan untuk dilakukan penuntutan terhadap tersangka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Pemeriksaan dipersidangan, khususnya dalam agenda pembuktian atau pemeriksaan alat bukti mengacu pada BAP. Hal-hal yang telah tercantum dalam BAP kemudian dinyatakan kembali dalam persidangan antara lain keterangan saksi, keterangan ahli dan keterangan terdakwa. Hal tersebut dikarenakan keterangan dari saksi, ahli dan terdakwa dinyatakan sah sebagai alat bukti apabila diucapkan dibawah sumpah dan diucapkan dimuka persidangan. Salah satu alat bukti yang disebutkan dalam Pasal 184 KUHAP adalah petunjuk. Petunjuk dibentuk dari keterangan saksi, surat-surat dan keterangan terdakwa. Namun, dalam kasus-kasus tertentu BAP dijadikan alat bukti petunjuk seperti dalam kasus persetubuhan dengan anak di bawah umur yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri yaitu Ngatemin bin Sarimin terhadap anak perempuannya Rinawati binti Ngatemin yang saat ini masih berusia 14 (empat belas tahun). Dalam kasus tersebut alat Bukti petunjuk berupa BAP dikesampingkan oleh Judex` Factie, yang kemudian perkara tersebut diputus oleh majelis hakim. Majelis hakim menyatakan bahwa terdakwa Ngatemin bin Sarimin tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana persetubuhan dengan anak di bawah umur, dalam arti lain terdakwa bebas dari segala dakwaan tersebut. Penuntut Umum yang menangani perkara itu kemudian mengajukan upaya
hukum
kasasi
atas
putusan
Pengadilan
Negeri
Tanjung
Selor
No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr berdasarkan pengesampingan alat bukti petunjuk berupa BAP oleh Judex` Factie. Atas dasar uraian di atas, maka penulis hendak mengkaji lebih dalam tentang pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti berita acara pemeriksaan saksi korban sebagai dasar penuntut umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur ke dalam penulisan hukum yang berjudul : TINJAUAN TENTANG PENGESAMPINGAN JUDEX` FACTIE TERHADAP ALAT BUKTI PETUNJUK BERUPA BERITA ACARA PEMERIKSAAN SAKSI KORBAN SEBAGAI DASAR PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai latar belakang diatas, pokok perumusan masalah yang dapat diangkat dan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah tentang pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 244 KUHAP ? 2. Bagaimanakah argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur ?
C. Tujuan Penelitian Di setiap kegiatan penelitian harus memiliki tujuan yang jelas untuk mencapai suatu target dalam penelitian sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi (tujuan objektif) atau untuk memenuhi kebutuhan perorangan (tujuan subjektif). Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak) dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur; b. Untuk mengetahuin bagaimana argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
2. Tujuan Subjektif a. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman aspek hukum dalam bidang Hukum Acara Pidana khususnya mengenai pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur; b. Untuk melatih kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah penulis ketahui agar dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan masyarakat lainnya; c. Memperoleh data-data sebagai bahan utama dalam penyusunan penulisan hukum
(skripsi)
untuk
melengkapi
persyaratan
akademis
guna
memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian hukum ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri, pembaca, dan pihak-pihak lain yang terkait. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum acara pidana pada khususnya; b. Sebagai bahan masukan dan pengajaran untuk pemahaman, pengkajian, dan penulisan karya ilmiah di bidang hukum khususnya hukum acara pidana. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum acara pidana pada khususnya, yang berkaitan dengan pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Menjadi sebuah tantangan bagi penulis untuk dapat mengembangan kemampuan berpikir dalam menerapkan ilmu hukum yang telah diperoleh penulis; c. Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang baru untuk penulis mengenai permasalahan yang dikaji dalam penelitian hukum ini.
E. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2005 : 35). Penelitian hukum normatif memiliki pengertian yang sama dengan penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu penelitian berdasarkan bahanbahan hukum (library based) yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder (Johnny Ibrahim, 2006:44). 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat preskriptif dan terapan . Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2005:35). Bersifat terapan artinya ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam aturan hukum. Menurut Nomensen Sinamo dalam bukunya yang berjudul ngan penelitian preskriptif yaitu penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
3. Pendekatan Penelitian
dijelaskan bahwa dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan penelitian, yaitu : a. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach); b. Pendekatan Kasus (case approach); c. Pendekatan Historis (historical approach); d. Pendekatan Perbandingan (comparative approach); e. Pendekatan Konseptual (conceptual approach). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah pendekatan kasus (case approach). Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari penerapan dan norma-norma hukum yang dilakukan dalam praktek hukum. 4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum Dalam penelitian hukum ini jenis data yang digunakan adalah bahan hukum primer dan sekunder. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah : a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoratif, artinya mempunyai otoritas atau kekuasaan dalam pelaksanaannya. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan undang-undang, dan putusan hakim. Bahan hukum yang digunakan penulis berupa : 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; 2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; 3) Putusan
Mahkamah
Agung
Nomor
960
K/Pid.Sus/2008
tentang
persetubuhan dengan anak di bawah umur; 4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. b. Bahan Hukum Sekunder
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan hukum primer, seperti : 1) Buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini; 2) Hasil karya ilmiah para sarjana; 3) Hasil penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi atau studi kepustakaan. Pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mencatat buku-buku, literatur, artikel dari media massa maupun internet, makalah, dokumen, serta bahanbahan lain yang berhubungan dengan pokok pembahasan dalam penelitian hukum ini. 6. Teknik Analis Bahan Hukum Analisis
data
adalah
mekanisme
mengorganisasikan
data
dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja yang diterangkan oleh data (Lexi. J Moelong, 2006:280). Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan logika deduktif. Menurut Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapat Philipus M. Hadjon menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis major (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (bersifat khusus), dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion. Akan tetapi di dalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak sesederhana silogisme tradisional (Peter Mahmud Marzuki, 2009:47). Johnny Ibrahim yang mengutip pendapat Bernard Arief Shidarta, logika deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Penalaran deduktif adalah penalaran yang bertolak dari aturan hukum yang berlaku umum pada kasus individual dan konkret yang dihadapi (Johnny Ibrahim, 2006 : 249-250).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
F. Sistematika Penulisan Hukum Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penulisan hukum serta untuk mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini, maka peneliti menjabarkan dalam bentuk sistematika penulisan hukum yang terdiri dari 4 (empat) bab dimana tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini.Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut: BAB I :
PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum (skripsi).
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis memberikan landasan teori atau memberikan penjelasan secara teoritik, yang bersumber pada bahan hukum yang penulis gunakan dan doktrin ilmu hukum yang dianut secara universal, mengenai persoalan
yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang penulis teliti. Landasan teori tersebut meliputi, tinjauan umum tentang upaya hukum kasasi, tinjauan umum tentang Judex` Factie, tinjauan umum tentang Berita Acara Pemeriksaan, tinjauan umum tentang putusan, tinjauan umum tentang tindak pidana persetubuhan dengan anak di bawah umur. Selain itu untuk memudahkan pemahaman alur berfikir, maka dalam bab ini juga disertai kerangka pemikiran. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menyajikan pembahasan berdasarkan rumusan masalah, yaitu: pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur dan argumentasi hukum Hakim Mahkamah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur. BAB IV : PENUTUP Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran terkait dengan permasalahan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum tentang Upaya Hukum Kasasi a. Pengertian Upaya Hukum Menurut Pasal 1 butir (12) KUHAP, upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) dalam hal serta menurut cara yang diatur-dalam undang-undang ini. Tujuan utama dalam suatu proses di muka Pengadilan adalah untuk memperoleh putusan Hakim yang berkekuatan hukum tetap. Akan tetapi, setiap putusan yang dijatuhkan oleh Hakim belum tentu dapat menjamin kebenaran secara yuridis, karena putusan itu tidak lepas dari kekeliruan dan kekhilafan, bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Agar kekeliruan dan kekilafan itu dapat diperbaiki, maka demi tegaknya kebenaran dan keadilan, terhadap putusan Hakim itu dimungkinkan untuk diperiksa ulang. Cara yang tepat untuk dapat mewujudkan kebenaran dan keadilan itu adalah dengan melaksanakan upaya hukum. Jadi, upaya hukum merupakan upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan dalam suatu putusan (Krisna Harahap, 2003 : 114-115). b. Jenis
jenis Upaya Hukum
1) Upaya Hukum Biasa a) Perlawanan; b) Banding; c) Kasasi. 2) Upaya Hukum Luar Biasa a) Peninjauan Kembali (PK);
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
b) Kasasi demi Kepentingan Hukum yang Diajukan oleh Jaksa Agung. c. Upaya Hukum Kasasi
Mahkamah Agung untuk memeriksa kembali putusan-putusan dari pengadilan(J.C.T Simorangkir,dkk,2000:81). Kasasi berarti pembatalan dan hanya dapat dilakukan oleh Mahkamah Agung sebagai pihak yang melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan yang lain. Peradilan kasasi berasal dari hukum Perancis. Menurut ketentuan Pasal 244 KUHAP, Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, Terdakwa atau Penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas. d. Tujuan Upaya Hukum Kasasi Adapun tujuan utama dalam upaya hukum kasasi : 1) Koreksi terhadap
kesalahan
putusan
pengadilan
yang
berada
dibawahnya, memperbaiki dan meluruskan kesalahan penerapan hukum, agar peraturan hukum benar-benar diterapkan sebagaimana mestinya serta apakah cara mengadili perkara benar-benar dilakukan menurut peraturan Undang-Undang. 2) Menciptakan dan membentuk hukum baru, disamping tindakan koreksi yang dilakukan Mahkamah Agung dalam peradilan kasasi ada kalanya tindakan koreksi sekaligus menciptakan kaidah hukum baru dalam bentuk yurisprudensi. Berdasarkan jabatan dan wewenang yang ada padanya dalam bentuk judge making law, Mahkamah Agung menciptakan hukum baru guna mengisi kekosongan hukum, maupun dalam rangka mensejajarkan makna dan jiwa ketentuan UndangUndang sesuai dengan elastisitas pertumbuhan kebutuhan lajunya perkembangan nilai dan kesadaran masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
3) Pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum, dengan adanya putusan kasasi yang menciptakan adanya yurisprudensi, sedikit banyak akan mengarahkan keseragaman pandangan dan titik tolak dalam penerapan hokum e. Alasan Pengajuan Permohonan Kasasi Alasan kasasi adalah dasar atau landasan dari pihak pemohon kasasi terhadap putusan Pengadilan yang dimohonkan kasasinya kepada Mahkamah Agung. Alasan alasan kasasi tersebut oleh pemohon kasasi diuraikan dalam memori kasasi. Ketentuan Pasal 248 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa pemohon kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat alasan permohonan kasasinya, maka sejalan dengan ketentuan tersebut pengajuan memori kasasi harus secara jelas mengemukakan alasan-alasan permohonan kasasinya. Terkabul atau
tidaknya permohonan kasasi disamping
digantungkan pada syarat-syarat formil (tentang tata cara dan tenggang waktu pengajuan permohonan kasasi) juga digantungkan pada syarat material, yaitu tentang alasan-alasan kasasi sebagaimana diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP. Secara
yuridis
dikatakan
bahwa
alasan-alasan
pengajuan
permohonan kasasi tersebut diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP. Berdasarkan ketentuan Pasal 253 (1) KUHAP tersebut, Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak guna menentukan : 1) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya; 2) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang; 3) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya. Alasan-alasan kasasi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP tersebut bersifat limitatif. Oleh karena pemohon kasasi baik pihak terdakwa/kuasa hukumnya maupun pihak jaksa penuntut umum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
yang mengajukan permohonan kasasi harus menggunakan alasan-alasan sebagaimana diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP tersebut, pemohon kasasi tidak dapat mempergunakan alasan-alasan lain selain dari yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang (Harun M. Husein, 1992: 74). Apabila alasan-alasan yang digunakan diluar ketentuan yang diatur dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP atau dengan kata lain pemohon kasasi menggunakan alasan lain selain yang telah ditentukan Undang-Undang maka Mahkamah Agung tidak dapat melakukan pemeriksaan pada tingkat kasasi atas permohonan tersebut karena kewenangan Mahkamah Agung pada pemeriksaan tingkat kasasi hanya terbatas pada masalah-masalah penerapan hukum sebagaimana dimaksud pada Pasal 253 ayat (1) KUHAP. Jika yang demikian itu terjadi maka secara yuridis alasan kasasi tersebut tidak dibenarkan oleh ketentuan Undang-Undang sehingga alasanalasan tersebut akandinyatakan tidak diterima oleh Mahkamah Agung. Alasan-alasan kasasi yang dalam praktik sering digunakan tetapi diluar ketentuan secara yuridis yaitu ketentuan Pasal 253 ayat (1) KUHAP, sehingga permohonan kasasi tersebut ditolak oleh Mahkamah Agung, diantaranya sebagai berikut : 1) Pemohon kasasi keberatan atas penilaian hasil pembuktian yang dilakukan oleh Judex` Factie; 2) Sifat permohonan kasasi adalah pengulangan fakta atau diajukannya suatu bukti baru; 3) Sifat memori kasasi yang tidak menyangkut persoalan atau materi perkara; 4) Memori kasasi terhadap berat ringannya pidana, jenis pidana, dan besar kecilnya jumlah denda. f. Tata Cara Pemeriksaan Kasasi Prosedur dan tata cara pemeriksaan kasasi diatur dalam Pasal 253 ayat (2) KUHAP, tata cara pemeriksaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
1) Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya oleh tiga orang hakim. Dalam praktik tidak jarang dilakukan pemeriksaan tingkat kasasi oleh lebih dari tiga orang hakim dan jika hal ini dilakukan maka disebut dengan Majelis Lengkap; 2) Pemeriksaan kasasi dilakukan atas dasar berkas perkara. Berdasarkan ketentuan Pasal 253 ayat (2) KUHAP, dalam berkas perkara yang diterima oleh Mahkamah Agung terdapat hal sebagai berikut : a) Berita acara pemeriksaan penyidik; b) Berita acara pemeriksaan sidang di Pengadilan Negeri; c) Semua
surat-surat
yang
timbul
dalam
persidangan
yang
berhubungan dengan perkara yang bersangkutan; d) Putusan pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Negeri); e) Putusan tingkat banding (Pengadilan Tinggi) khususnya pada perkara yang diputus dengan pemidanaan (veroordeling); f) Jika dianggap
perlu
Mahkamah
Agung
dapat
melakukan
pemeriksaan tambahan. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 253 ayat (3) KUHAP, pemeriksaan tambahan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) Dilakukan oleh Mahkamah Agung sendiri. (2) Dilakukan oleh Judex` Factie atas perintah dari Mahkamah Agung atas Putusan Sela.
2. Tinjauan Umum tentang Judex` Factie a. Pengertian Judex` Factie Judex` Factie merupakan badan peradilan yang memeriksa faktafakta tentang terjadinya suatu tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa. Judex` Factie dalam memeriksa dan memutus perkara adalah berdasarkan surat dakwaan yang telah disusun sedemikian rupa oleh Penuntut Umum. Dari pemeriksaan perkara tersebut maka akan terungkap fakta-fakta di persidangan yang menjadi penilaian serta pertimbangan hakim untuk memberikan putusan atas tindak pidana yang didakwakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
kepada terdakwa. Hal tersebutlah yang membedakannya dengan judex juris yang memeriksa penerapan hukumnya atau dengan kata lain penerapan hukum Judex` Factie dalam memeriksa dan memutus perkara yang telah menjadi kewenangannya berdasarkan peraturan perundangundangan. b. Judex` Factie Dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia Judex` Factie dalam sistem hukum pidana Indonesia dijalankan oleh pengadilan tingkat pertama dan banding. Pengadilan tingkat pertama adalah Pengadilan Negeri tingkat pertama yang diberikan kewenangan untuk memeriksa dan memutus perkara pidana yang dilimpahkan kepadanya. Sedangkan pengadilan tingkat banding adalah Pengadilan Tinggi Negeri yang diberika kewenangan oleh peraturan perundangundangan untuk memeriksa permohonan banding yang diajukan atas putusan pengadilan tingkat pertama oleh penuntut umum atau terdakwa yang tidak menerima putusan yang bersangkutan. Jadi di Indonesia pemeriksaan Judex` Factie ada 2 (dua) tingkatan, yaitu tingkat pertama yang dijalankan oleh Pengadilan Negeri dan tingkat banding sebagai upaya hukum atas putusan Pengadilan Negeri tingkat pertama yang dijalankan oleh Pengadilan Tinggi.
3. Tinjauan Umum tentang Berita Acara Pemeriksaan Berita Acara Pemeriksaan Tersangka / Saksi yaitu sebuah dokumen catatan atau tulisan yang bersifat otentik, dibuat dalam bentuk tertentu oleh penyidik atau penyidik pembantu atas kekuatan sumpah jabatan, diberi tanggal dan ditandatangani oleh penyidik atau penyidik pembantu dan tersangka, saksi atau keterangan ahli, memuat uraian tindak pidana yang memenuhi unsurunsur tindak pidana yang dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat dan keadaan pada waktu tindak pidana dilakukan, identitas pemeriksa dan yang diperiksa, keterangan yang diperiksa, catatan mengenai akta dan/atau benda serta segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian perkara pidana. (http://rgs-istilah-hukum.blogspot.com/2010/11/berita-acara-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
pemeriksaan-tersangka-atau.html diakses tanggal 12 April 2012 pukul 15.00 WIB) Fungsi berita acara pemeriksaan (BAP) pada tahap penyidikan, merupakan pedoman bagi hakim dalam melakukan pemeriksaan di sidang pengadilan. Dengan demikian, hakim tidak boleh terikat dan tergantung dari BAP penyidik. Hakim harus menggali dan mendalami keterangan saksi dihubungkan dengan segala hal yang terungkap selama persidangan untuk mendapatkan keterangan yang sebenarnya. Apabila saksi mengajukan permintaan dan pernyataan pencabutan BAP saksi di penyidikan, maka hakim akan mengajukan pertanyaan dan meminta saksi memberikan alasan-alasan yang masuk akal dan diterima hakim BAP saksi di penyidikan yang telah dicabut dan diterima hakim, maka keterangan saksi bukan lagi merupakan alat bukti keterangan saksi, tetapi sebagai alat bukti petunjuk setelah Hakim memeriksa keterangan saksi dan alat bukti lainnya dengan cermat, arif dan bijaksana.
(http://bapsaksihakimunila.wordpress.com/2009/06/07/fungsi-
berita-acara-pemeriksaan-bap-saksibagi-hakim-dalam-rangka-pemeriksaanperkara-pidana-pada-tahap-sidang-pengadilan/ diakses tanggal 14 April 2012 pukul 19.00 WIB) Setelah penyidik berpendapat segala sesuatu pemeriksaan yang
membuat berita acara dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam Pasal 121 KUHAP, antara lain : a. Memberi tanggal pada berita acara; b. Memuat tindak pidana yang disangkakan dengan menyebut waktu, tempat, dan keadaan sewaktu tindak pidana dilakukan; c. Nama dan tempat tinggal tersangka dan saksi-saksi; d. Keterangan mengenai tersangka dan saksi (mur, bangsa, agama, dan lainlain); e. Catatan mengenai akta dan benda; f. Serta segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian perkara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Demikian syarat pembuatan berita acara yang ditentukan dalam Pasal 121 KUHAP. Akan tetapi, untuk lengkapnya berita acara harus dihubungkan dengan ketentuan Pasal 75 KUHAP. Hal ini berarti, berita acaranya telah dibuat tersendiri dalam pemeriksaan penyidikan dilampirkan dalam berita acara penyidikan yang dibuat oleh penyidik. Dalam berita acara penyidikan harus terlampir segala sesuatu tindakan penyidik selama dalam pemeriksaan, sepanjang hal itu telah diterangkannya dalam berita acara pemeriksaan. Jadi, dalam berita acara penyidikan yang berupa berkas perkara hasil penyidikan, penyidik melampirkan berita acara (Pasal 75 ayat (1)) antara lain : a. Pemeriksaan tersangka; b. Penangkapan; c. Penahanan; d. Penggeledahan; e. Pemasukan rumah; f. Penyitaan benda; g. Pemeriksaan surat; h. Pemeriksaan saksi; i. Pemeriksaan ditempat kejadian; j. Pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang. Berita acara penyidikan dan lampiran-lampiran yang bersangkutan, dijilid menjadi suatu berkas oleh penyidik. Jilidan berkas berita acara disebut
melakukan tindakan tersebut pada ayat (1) dan dibuat atas kekuatan sumpah jabatan. Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat polisi ditandatangani pula oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut pada ayat (1) di atas. Berita acara yang dimaksud dalam Pasal 75 KUHAP ini diperuntukkan bagi pelaksanaan tugas penyidik dan penuntut umum. Sedangkan berita acara yang menyangkut jalannya persidangan diatur dalam Pasal 202 KUHAP, yang mensyaratkan cukup ditandatangani oleh hakim ketua sidang dan panitera.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Berita acara yang tercantum dalam ayat (1) angka 1 sampai angka 10 adalah menyangkut tugas penyidikan, sesuai dengan tugas penyidikan dalam menjalankan kewajiban (Pasal 121 KUHAP). Tugas penyidik adalah menyiapakan hasil pemeriksaan penyidikan yang berupa berita acara sebagai berkas perkara. Dari hasil pemeriksaan penyidikan tersebut lalu dibuat oleh penyidik suatu kesimpulan yang pada umumnya disebut resume. Dalam resume tersebut diuraikan singkat keterangan-keterangan yang telah diberikan pada pemenuhan unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka sesuai dengan Pasal-Pasal yang disangkakan.
4. Tinjauan Umum tentang Putusan Putusan hakim memiliki peranan penting yang sangat menentukan dalam penegakan hukum dan keadilan. Karena itu didalam menjatuhkan putusannya hakim harus sangat berhati-hati dan penuh dengan pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai suatu putusan penuh dengan kekeliruan yang akibatnya akan menimbulkan rasa tidak puas, ketidakadilan dan dapat menjatuhkan kewibawaan pengadilan. Oleh sebab itu sebelum hakim menjatuhkan putusannya, maka harus dilakukan pertimbangan masak-masak, karena pertimbangan hakim tersebut dapat memberikan pengaruh dalam menjatuhkan putusan. Dalam perumusan pengertian putusan tersebut, telah tergambar tentang tata cara pengucapan putusan dan bentuk-bentuk putusan pengadilan. Putusan pengadilan harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum. Jika tidak dipenuhi ketentuan tersebut maka putusan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 195 KUHAP. Putusan yang tidak memenuhi tata cara tersebut, disamping tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan yang mengikat , dapat dimintakan pembatalannya melalui upaya hukum kasasi. Menurut Pasal 1 butir 11 KUHAP memberikan penjelasan mengenai dang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
segala tuntutan hukum dalam hal serta merta menurut cara yang diatur dalam undangMenurut ketentuan dalam Pasal 182 ayat (4) KUHAP proses pengambilan putusan oleh majelis hakim dilakukan dengan musyawarah yang didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di persidangan. Dalam musyawarah tersebut hakim ketua majelis mengajukan pertanyaan mulai dari hakim yang termuda sampai hakim yang tertua, sedangkan hakim ketua terakhir sekali memberikan pendapatnya. Semua pendapat harus disertai pertimbangan dan alasan-alasannya. Dalam Pasal 182 ayat (6) KUHAP pada asasnya putusan dalam musyawarah majelis merupakan hasil permufakatan bulat, kecuali setelah diusahakan sengan sungguh-sungguh tidak dapat dicapai, maka berlakulah ketentuan : a. Putusan diambil dengan suara terbanyak; b. Jika tidak diperoleh suara terbanyak, maka diambillah pendapat hakim yang paling menguntungkan terdakwa. Putusan pengadilan oleh hakim dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Putusan Yang Menyatakan Tidak Berwenang Mengadili. Dalam Putusan ini dapat berbentuk penetapan atau keputusan. Penetapan dilakukan setelah menerima berkas perkara dari Kejaksaan, kemudian Ketua Pengadilan Negeri segera memeriksa apakah perkara termasuk wewenangnya untuk mengadili (Pasal 17 KUHAP). Jika Ketua Pengadilan Negeri berpendapat bahwa hal tersebut tidak termasuk wewenangnya
maka ia akan membuat putusan berupa Penetapan.
Sedangkan Keputusan diter
berwenang mengadili apabila setelah persidangan dimulai dan Penuntut Umum telah membacakan Surat Dakwaan dan Terdakwa dan Penasehat Hukumnya mengajukan eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan tersebut tidak berwenang mengadili dan Hakim menerima eksepsi dari Penasehat Hukum tersebut (Pasal 156 ayat 2 KUHAP).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
b. Putusan Yang Menyatakan Bahwa Dakwaan Batal Demi Hukum. Dakwaan batal demi hukum apabila tidak terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut : 1) Hakim tidak melakukan tindakan sehingga mengakibatkan terdakwa atau saksi memberikan jawaban secara tidak bebas. 2) Hakim tidak menyatakan bahwa sidang terbuka untuk umum kecuali dalam perkara kesusilaan yang terdakwanya anak-anak (Pasal 153 ayat 4 KUHAP). c. Putusan Yang Menyatakan Bahwa Dakwaan Tidak Dapat Diterima. Dakwaan tidak dapat diterima pada hakekatnya disebabkan karena kekurangcermatan Penuntut Umum dalam membuat Surat Dakwaan. Hal ini dapat terjadi karena : 1) Tidak adanya pengaduan yang diharuskan bagi penuntutan (delik aduan); 2) Perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa sudah diadili (Nebis in idem); 3) Hak untuk penuntutan telah hilang karena kadaluwarsa. d. Putusan Bebas dari Segala Tuntutan Hukum. Putusan bebas dari segala tuduhan hukum adalah putusan pengadilan yang dijatuhkan kepada terdakwa karena dari hasil pemeriksaan sidang, kesalahan
terdakwa
atas
perbuatan
yang
didakwakan
kepadanya
dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Putusan bebas ini dijelaskan pula dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP, yaitu jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan disidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas. Dakwaan tidak terbukti berarti bahwa apa yang di isyaratkan oleh Pasal 183 KUHAP tidak dipenuhi, karena : 1) Tiadanya sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, yang disebut oleh Pasal 184 KUHAP, misalnya hanya ada satu saksi saja, tanpa diteguhkan dengan bukti lain;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
2) Meskipun terdapat dua alat bukti yang sah, akan tetapi Hakim tidak mempunyai keyakinan atas kesalahan terdakwa, misalnya terdapat dua keterangan saksi, akan tetapi Hakim tidak yakin akan kesalahan terdakwa; 3) Jika salah satu atau lebih unsur tidak terbukti. e. Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum. Putusan pengadilan lepas dari segala tuntutan hukum adalah putusan yang dijatuhkan kepada terdakwa yang setelah melalui pemeriksaan ternyata menurut pendapat Pengadilan perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana. Dasar hukum jenis putusan ini terdapat dalam Pasal 191 ayat (2) KUHAP yang menyebutkan, jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan. Pelepasan dari segala tuntutan hukum dijatuhkan apabila terdapat hal-hal yang menghapuskan pidana yang menyangkut perbuatanya sendiri maupun yang menyangkut diri pelaku perbuatan itu, contohnya : 1) Pasal 44 KUHP, yaitu orang yang sakit jiwa; 2) Pasal 48 KUHP tentang keadaan memaksa (overmacht); 3) Pasal 49 KUHP tentang membela diri ( noodweer); 4) Pasal 51 KUHP melakukan perintah yang diberikan oleh atasan yang sah. Hal-hal yang menghapuskan pidana yang terdapat pada Pasal-Pasal tersebut oleh Soedirjo dikatakan sebagai hal yang bersifat umum. Disamping itu, dikatakan pula terdapat hal-hal yang menghapus pidana secara khusus, yang diatur secara khusus dalam Pasal tertentu dalam undang-undang, misalnya Pasal 116 dan 310 ayat (3) KUHP. Terhadap putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala tuntutan hukum yang menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat, menurut Pasal 67 KUHP tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
dapat dimintakan pemeriksaan tingkat banding. Meskipun Pasal 67 KUHP itu mengatakan demikian, tidak berarti setiap putusan pengadilan tingkat pertama yang mengandung pelepasan dari segala tuntutan hukum terdakwa atau penuntut umum tidak berhak meminta banding ke Pengadilan Tinggi. f. Putusan Yang Mengandung Pemidanaan. Jenis putusan pengadilan ini adalah putusan yang membebankan suatu pidana kepada terdakwa karena perbuatan yang didakwakan terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa terdakwa bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan itu. Apabila
pengadilan
berpendapat
bahwa
terdakwa
bersalah
melakukan tindak pidana yang didakwakan maka pengadilan menjatuhkan pidana (Pasal 193 ayat (1) KUHAP). Berdasarkan Pasal 10 KUHP pidana terdiri atas : 1) Pidana Pokok : pidana mati, pidana kurungan, pidana penjara, dan denda atau ganti rugi. 2) Pidana Tambahan : pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barangbarang tertentu, dan pengumuman putusan pengadilan.
5. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur a. Tindak Pidana Istilah mengenai tindak pidana merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu strafbaarfeit atau delict, namun dalam perkembangan hukum istilah strafbaarfeit atau delict memiliki banyak definisi yang berbeda-beda, sehingga untuk memperoleh pendefinisian tentang tindak pidana secara lebih tepat sangatlah sulit mengingat banyaknya pengertian mengenai tindak pidana itu sendiri. Pengertian tindak pidana menurut Moeljatno yaitu perbuatan pidana sebagai perbuatan yang diancam dengan pidana, barang siapa yang melanggar larangan tersebut (Sudarto, 1990 :43).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
b. Tindak Pidana Persetubuhan Tindak pidana kesusilaan dalam KUHP dibedakan menjadi dua, yaitu tindak pidana pemerkosaan untuk bersetubuh yang diatur dalam Pasal 285 KUHP dan tindak pidana pemerkosaan untuk berbuat cabul yang diatur dalam Pasal 289-296 KUHP.Sedangkan dalam Undangundang Perlindungan Anak tindak pidana kesusilaan yang melibatkan anak didalamnya diatur dalam Pasal 82 dan Pasal 88 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pengertian
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, diancam karena melakukan perkosaan
Yang dimaksud dengan persetubuhan dengan wanita yang belum cukup umur yaitu persetubuhan dengan wanita bukan istrinya yang umurnya belum genap 15 tahun. Berdasarkan Pasal 287 KUHP, jika umur wanita itu belum genap 12 tahun maka termasuk delik biasa dan jika umurnya sudah genap 12 tahun tetapi belum genap 15 tahun maka termasuk delik aduan. Sedangkan yang dimaksud persetubuhan dengan wanita tidak berdaya sebagaimana diuraikan dalam Pasal 286 KUHP ialah persetubuhan dengan wanita bukan istrinya yang keadaan kesehatan jiwanya tidak memungkinkan wanita itu dapat diminta persetujuannya ataupun izinnya. Pelaku pemerkosaan dapat digolongkan ke dalam lima kategori, yaitu : 1) Immature : para pelaku melakukan pemerkosaan disebabkan oleh ketidakmampuan mengidentifikasikan diri mereka dengan peran seksual sebagai orang dewasa. 2) Frustated : para pelaku melakukan kejahatannya sebagai reaksi melawan frustasi seksual yang sifatnya emosional terhadap orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
dewasa. Biasanya pelaku beralih kepada anak-anaknya sendiri, ketika merasa tidak seimbang dengan istrinya. 3) Sociopathic : para pelaku pemerkosaan yang melakukan perbuatannya dengan orang yang sama sekali asing baginya, suatu tindakan yang keluar dari kecenderungan agresif yang terkadang muncul. 4) Pathological : para pelaku pemerkosaan yang tidak mampu mengontrol dorongan seksual sebagai hasil psikosis, lemah mental, kelemahan organ tubuh, atau kemerosotan sebelum waktunya (premature senile deterioration). 5) Miscellaneous : yang tidak termasuk semua kategori tersebut di atas. Persetubuhan sendiri
dibedakan
menjadi dua macam,
yaitu
persetubuhan yang dilakukan secara legal dan persetubuhan yang dilakukan secara tak legal. Persetubuhan terhadap wanita dianggap legal jika wanita itu sudah cukup umur, tidak dalam ikatan perkawinan dengan laki-laki lain dan dilakukan dengan izinnya atau persetujuannya. Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, seorang wanita dianggap cukup umur dalam soal persetubuhan jika ia sudah genap berumur 15 tahun. Pada umur tersebut ia sudah dianggap mampu memahami resikoresikonya dan oleh karenanya ia dapat menentukan sendiri apakah ia akan menyetujui suatu persetubuhan atau tidak. Namun persetubuhan dari seorang wanita yang tidak sehat akalnya tidak dianggap syah, meskipun wanita itu sudah berumur 15 tahun. Ikatan perkawinan dapat dianggap sebagai persetujuan atau izin bagi suami untuk melakukan persetubuhan dengan isterinya. Jika persetubuhan dilakukan dengan tidak mengindahkan prinsip-prinsip di atas maka persetubuhan tersebut dianggap tak legal dan dapat dipidana. Berdasarkan KUHP, persetubuhan tak legal terdiri atas persetubuhan yang dilakukan didalam perkawinan dan persetubuhan yang dilakukan diluar perkawinan. Yang dimaksud persetubuhan tak legal yang dilakukan didalam perkawinan disini adalah persetubuhan yang dilakukan terhadap isterinya sendiri yang belum cukup umur dan persetubuhan tersebut telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
menimbulkan luka-luka. Ancaman hukumannya berdasarkan Pasal 288 KUHP ialah penjara selama-lamanya 4 tahun, jika mengakibatkan luka berat maka ancaman hukumannya 8 tahun dan jika mengakibatkan mati ancaman hukumannya 12 tahun. Sedangkan persetubuhan tak legal yang dilakukan diluar perkawinan adalah persetubuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan wanita yang bukan isterinya. Dengan kata lain antara laki-laki dan wanita yang melakukan persetubuhan itu tidak berada dalam ikatan perkawinan. c. Anak Dibawah Umur Untuk mengetahui apakah seseorang itu termasuk dalam kategori anak-anak atau bukan, maka harus ada batasan-batasan yang mengaturnya. Dalam hal ini ada beberapa peraturan perundang-undangan yang telah mengatur tentang usia yang dikategorikan sebagai anak yang antara lain yaitu : 1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang di kategorikan sebagai anak terdapat dalam Pasal 287 ayat (1) KUHP yang mendefinisikan anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 15 (lima belas) tahun. 2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 3) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin. Dari bunyi Pasal tersebut berarti bahwa anak adalah seseorang yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
berusia dari 8 (delapan) tahun sampai dengan usia 18 (delapan belas) tahun. 4) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Di dalam undang-undang ini pada Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa anak adalah seorang yang belum mencapai batas usia 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin. 5) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam undang-undang ini definisi seorang anak terdapat dalam Pasal 1 ayat (5) yang berbunyi anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 ( delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya. 6) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Di dalam undang-undang ini pengertian anak tidak diartikan secara jelas. Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) yang berisi mengenai pembatasan usia anak di bawah kekuasaan orang tua atau di bawah perwalian sebelum mencapai 18 (delapan belas) tahun, maka dapat disimpulkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun. 7) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Pada pasal 1 ayat (4) yang menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
B. Kerangka Pemikiran Perkara Persetubuhan dengan Anak Dibawah Umur
Pemeriksaan Judex` Factie
Pengesampingan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Alat Bukti Pasal 184 KUHAP
Putusan Bebas
Alasan-alasan pengajuan Kasasi
Pengajuan Kasasi oleh Penuntut Umum
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan : Kerangka pemikiran tersebut menjelaskan alur pemikiran penulis dalam mengangkat, menggambarkan, menelaah dan menjabarkan serta menemukan jawaban atas permasalahan hukum yaitu mengenai pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas (Vrijspraak).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Persetubuhan dengan anak di bawah umur makin marak terjadi. Faktor yang menyebabkan tindak pidana ini terjadi disebabkan karena telah berkembangnya teknologi di jaman sekarang, misalnya saja akses internet yang digunakan untuk membuka situs pornografi. Dari situ dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan pemerkosaan. Dalam kasus ini, Judex` Factie telah mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban, sehingga putusan yang dijatuhkan oleh majelis hakim yaitu terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana persetubuhan dengan anak di bawah umur, dalam arti lain terdakwa bebas dari segala dakwaan. Sehingga untuk selanjutnya, Penuntut Umum mengajukan upaya hukum Kasasi dikarenakan putusan Judex` Factie telah mengesampingkan alat bukti berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengesampingan Judex` Factie Terhadap Alat Bukti Petunjuk Berupa Berita Acara Pemeriksaan Saksi Korban Sebagai Dasar Penuntut Umum Mengajukan Kasasi Terhadap Putusan Bebas dalam Perkara Persetubuhan dengan Anak di Bawah Umur Tidak Bertentangan dengan Ketentuan Pasal 244 KUHAP 1. Kasus Posisi Perkara ini bermula pada tahun 2004, terdakwa Ngatemin bin Sarimin di malam hari ketika korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III, RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu Rinawati bangun malam untuk buang air kecil (kencing), setelah selesai kencing korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun tak lama kemudian terdakwa masuk ke dalam kamar korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau ke leher korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam yang dikenakan. Setelah itu, terdakwa menidurkan korban diatas ranjang, kemudian meraba-raba kemaluan korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan menjadi tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke dalam liat vagina korban hingga merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit, kemudian terdakwa mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina korban dan mengeluarkan spermanya di luar vagina korban. Keesokan harinya, sekitar pukul 13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya kembali di kamar korban Rinawati, namun korban tidak mau
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh korban membuka celananya dan setelah terbuka, korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan itu dilakukannya berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, pada saat itu juga terjadi dirumah terdakwa saat malam hari tiba, ketika korban sedang tertidur, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar korban dan langsung menindih korban dengan berada diatas tubuh korban, kemudian celana dalam korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas korban tidak dibuka. Kemudian terdakwa membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, memasukkan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-gerakkan pantatnya naik turun hingga merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya, lalu mengeluarkan spermanya di luar vagina korban hingga akhirnya korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada Polisi.
2. Identitas Terdakwa Terdakwa bernama lengkap Ngatemin bin Sarimin, lahir di Semarang, umur 55 tahun, jenis kelamin Laki-laki, kebangsaan Indonesia, tempat tinggal di Desa Wonomulyo SP.III RT.06 No.28 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, agama Islam, pekerjaan swasta.
3. Dakwaan Penuntut Umum Terdakwa Ngatemin bin Sarimin diajukan ke Pengadilan Negeri Tanjung Selor oleh Jaksa Penuntut Umum atas dakwaan melakukan perbuatan pidana yang melanggar: a. PRIMAIR : Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut: - Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing, saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam 13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerakgerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum; - Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai anak; - Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
b. SUBSIDAIR Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut: - Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing, saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam 13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerakgerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum; - Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai anak; - Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; c. LEBIH SUBSIDAIR Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut: -
Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing, saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
raba kemaluan saksi korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam 13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerak-gerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
luar vagina saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum -
Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai anak;
-
Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;
d. LEBIH SUBSIDAIR LAGI Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut: - Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing, saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam 13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerakgerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum; - Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai anak; - Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; e. LEBIH-LEBIH SUBSIDAIR Bahwa ia terdakwa Ngatemin bin Sarimin pada suatu waktu antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 bertempat di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak yaitu saksi Rinawati binti Ngatemin (yang saat ini masih berusia 14 tahun) melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain yang mana merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut: - Awal mulanya tahun 2004 di malam hari ketika saksi korban Rinawati yang saat itu masih berusia 11 (sebelas) tahun tinggal serumah dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
orang tua kandungnya yaitu terdakwa dan ibu tirinya serta kakak tirinya di sebuah rumah di Desa Wonomulyo SP.III RT.06, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Ketika itu saksi korban bangun malam untuk buang air kecil (kencing) ke kamar mandi dan setelah selesai kencing, saksi korban masuk ke dalam kamarnya hendak tidur kembali, namun tak lama kemudian terdakwa yang juga orang tua kandung saksi korban masuk ke dalam kamar saksi korban dan tiba-tiba terdakwa langsung menempelkan pisau ke leher saksi korban dengan mengancam akan dibunuh kalau tidak mau diajak bersetubuh sehingga saksi korban ketakutan dan pasrah ketika terdakwa melepas celana dan celana dalam yang dikenakan saksi korban. Setelah itu, terdakwa menidurkan saksi korban di atas ranjang, kemudian terdakwa meraba-raba kemaluan saksi korban dengan tangan kirinya hingga terdakwa merasa terangsang dan kemaluan terdakwa tegang. Selanjutnya terdakwa memasukkannya ke dalam liang vagina saksi korban hingga saksi korban merasa kesakitan, namun terdakwa tetap memasukkannya dan kemudian menaik turunkan pantatnya sampai terdakwa berkeringat hingga sekitar 30 menit terdakwa merasa nikmat, kemudian mencabut kemaluannya dari dalam liang vagina saksi korban dan selanjutnya mengeluarkan spermanya di luar vagina saksi korban. Selanjutnya keesokan harinya, sekira jam 13.00 WITA, terdakwa mengulangi perbuatannya menyetubuhi saksi korban di kamar saksi korban, namun saksi korban tidak mau tetapi terdakwa memaksa dan menyuruh saksi korban membuka celananya dan setelah terbuka, kemudian saksi korban ditarik, dipaksa dan disetubuhi oleh terdakwa. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa berulang kali hingga tak terhitung sampai dengan bulan Juli 2007 saksi korban telah menginjak usia 14 (empat belas) tahun, yang mana saat itu juga terjadi di rumah terdakwa atau juga di tempat tinggal saksi korban di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, di waktu malam hari ketika saksi korban sedang tidur di kamarnya, tiba-tiba terdakwa datang masuk ke dalam kamar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
saksi korban dan langsung menindih saksi korban dengan berada di atas tubuh saksi korban, kemudian celana dalam saksi korban langsung dibuka oleh terdakwa, namun pakaian atas yang dikenakan saksi korban tidak dibuka oleh terdakwa. Kemudian terdakwa dengan membuka celananya sendiri hingga penisnya menjulur keluar, kemudian terdakwa memasukan penis atau alat kelaminnya tersebut ke dalam vagina atau lubang kemaluan saksi korban, yang selanjutnya terdakwa menggerakgerakkan pantatnya naik turun hingga terdakwa merasa nikmat dan kemudian terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina atau kemaluan saksi korban, lalu mengeluarkan air maninya di luar vagina saksi korban hingga akhirnya saksi korban melaporkan perbuatan terdakwa kepada polisi untuk diproses hukum; - Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Rinawati binti Ngatemin merasa trauma dan berdasarkan Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2007 tanggal 07 Agustus 2007 atas nama Rinawati binti Ngatemin yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menerangkan hasil pemeriksaan menemukan adanya liang senggama dari seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai anak; - Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP;
4. Tuntutan Pidana Tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Selor tanggal 16 Januari 2008 sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin terbukti secara sah menurut
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya yang dilakukan berulang kali yang mana perbuatan itu merupakan perbarengan beberapa perbuatan yang harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Undang-undang No.23 Tahun 2002 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP; b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ngatemin bin Sarimin dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dan pidana denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) Subsidair 5 (lima bulan kurungan); c. Menetapkan agar terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);
5. Amar Putusan Pengadilan Negeri Amar
putusan
Pengadilan
Negeri
Tanjung
Selor
No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008 sebagai berikut: a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut diatas tidak terbukti secara
sah
dan
meyakinkan
bersalah
melakukan
tindak
pidana
sebagaimana tersebut dalam dakwaan Primair, dakwaan Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair Lagi, dan dakwaan Lebih-Lebih Subsidair; b. Membebaskan terdakwa tersebut oleh karena itu dari segala dakwaan tersebut; c. Memerintahkan supaya terdakwa dibebaskan dari tahanan; d. Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya; e. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara;
6. Alasan
alasan Pengajuan Kasasi
Alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Penuntut Umum pada pokoknya adalah: a. Bahwa Judex` Factie telah keliru dan salah menerapkan hukum, karena menetapkan fakta-fakta hukum yang tidak pernah ada di persidangan sebagaimana diuraikan dalam putusan a quo sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
-
Di dalam keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin dimuat kira 1 (satu) jam berhenti diperjalanan saat pak Jamal turun untuk memeriksa kayu, kemudian pak Jamal naik lagi ke truk dan menyarankan saksi melapor ke polisi jika saksi merasa diperkosa oleh Bapak saksi, lalu mobil diputar kembali ke Tanjung Selor singgah kembali ke gudang, lalu saksi diantar ke rumah Pak Jamal dan
-
Di dalam keterangan saksi Rinawati binti
Ngatemin dimuat
-kira 1 (satu) jam saat truk berhenti, saudara Yanto dan Aris tersebut mengajarkan kepada saksi sebagaimana saksi harus menjawab pertanyaan jika ditanya oleh orang lain termasuk Pak Jamal dan Polisi yaitu tepatnya saat di dalam mobil
-
Di dalam keterangan saksi Widayanto bin Pirah dimuat keterangan rgi lagi naik truk itu, bersama Aris yang menyetir truk, Rinawati di tengah, Pak Jamal di kiri dan saksi di belakang, ditengah jalan truk berhenti selama kurang lebih 1 (satu) jam karena Pak Jamal turun untuk memeriksa kayu sementara saksi, Rinawati, dan Aris tetap berada di atas truk kemudian Rinawati menangis tidak mau pulang, lalu truk diputar balik kembali ke gudang
Widayanto membenarkan ada suatu peristiwa yaitu berhenti di tengah perjalanan dari gudang Jelarai ke SP.III mereka bersama Aris di atas truk selama kurang lebih 1 (satu) jam, sementara saksi Jamal turun
-
Di dalam keterangan saksi Jamal bin Nursit dimuat keterangan yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Bahwa fakta persidangan yang sebenarnya adalah ketika saksi Rinawati bersama aris dan saksi widayanto tiba di gudang Pak Jamal di Tanjung Selor sekira jam 21.00 WITA, tidak lama kemudian datang Pak
orang malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau pulangin ga saksi rinawati langsung diantar pulang kerumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama aris dan saksi widayanto dengan naik truk dengan posisi yaitu duduk di bagian depan adalah aris sebagai sopir truknya, bersama saksi rinawati dan Pak Jamal, sedangkan saksi widayanto duduk di bak truk. Yang mana jarak tempuh antara Tanjung Selor menuju SP.III Desa Wonomulyo memerlukan waktu selama kurang lebih 1 (satu) jam. Saat di perjalanan, di dalam mobil truk rinawati menangis meminta kepada saksi Jamal untuk tidak mengantarnya pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena rinawati takut dengan bapaknya (terdakwa) yang mana bapaknya tersebut telah memperkosa rinawati sejak kelas IV SD sampai dengan sekarang dan saat itu Pak Jamal merasa tidak yakin kalau bapaknya rinawati (terdakwa) memperkosa anaknya sendiri, maka saksi Jamal menanyakan kembali kepada rinawati mengenai cerita rinawati tersebut tetapi rinawati tetap bersikukuh dengan keterangannya bahwa terdakwa telah memperkosa rinawati dari kelas IV SD sampai dengan SMP sehingga perjalanan menuju ke SP.III tidak dilanjutkan tetapi kembali ke Tanjung Selor dan saksi rinawati menginap dirumah saksi Jamal di Jalan Langsat Tanjung Selor dan tidur di dalam kamar bersama anak perempuan saksi Jamal. Hal ini berdasarkan keterangan dari saksi Rinawati binti Ngatemin, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Jurianto alias Boyni, dan saksi Darsono bin Sardi yang menerangkan di persidangan bahwa jarak tempuh antara Tanjung Selor menuju SP.III Desa Wonomulyo adalah memerlukan waktu kurang lebih 1 (satu) jam. Dan terhadap putusan a quo tersebut yang sebenarnya saksi Jamal bin Nursit menerangkan di persidangan bahwa Rinawati bercerita kepada saksi kalau ibu tirinya juga sering melihat perbuatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Terdakwa menyetubuhi Rinawati tetapi tidak berani dan saat Rinawati berada di rumah saksi, saksi pernah bertanya kepada ibu tiri Rinawati ketika Ibu Tiri Saudari Rinawati datang ke rumah saksi untuk menjemput Rinawati, apakah benar Ibu Tiri Saudari Rinawati sering melihat Terdakwa menyetubuhi Rinawati. Saat itu reaksi Ibu Tiri Saudari Rinawati terlihat diam, kayaknya ia memang pernah melihat; Judex` Factie menetapkan fakta - fakta hukum khususnya sebagaimana tersebut dalam putusan a quo hanya mempertimbangkan sebagian keterangan saksi Rinawati (saksi korban) dan keterangan saksi a de charge yaitu saksi Abd. Saad B, saksi Yusran, saksi Nasib, saksi Husin (yang merupakan saksi testimonium de auditu dan memberikan keterangan dengan tidak disumpah) dan saksi Edi Pranoto (anak Terdakwa berumur 12 tahun), alat bukti surat berupa laporan Polisi dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Rinawati tertanggal 06 Nopember 2007, sehingga Judex` Factie mengabaikan dan tidak mempertimbangkan secara cermat keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Hardilan, saksi Ali mustofa, (yang diberikan di bawah sumpah), yang terungkap di persidangan dan alat bukti surat berupa Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal 07 Agustus atas nama Rinawati binti Ngatemin yang dibuat dan di tandatangani oleh Dr. Fadlun, selaku dokter pemeriksa pada RSUD Dr. H. Soemarno sosroatmodjo, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi Rinawati tertanggal 07 Agustus 2007 dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tertanggal 09 Agustus 2007. Dan juga tidak mempertimbangkan alat bukti petunjuk yang dapat diperoleh keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Hardilan, saksi Ali Mustofa, saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi ade charge Husin, alat bukti surat berupa Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal 07 Agustus 2007, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi Rinawati tertanggal 07 dan 09
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Agustus 2007, serta Keterangan Terdakwa, di mana satu dengan yang lainnya saling bersesuaian dan saling mendukung adanya perbuatan Terdakwa melakukan persetubuhan terhadap anak kandungnya yaitu saksi Rinawati binti Ngatemin; Adapun keterangan saksi, keterangan Terdakwa dan alat bukti petunjuk yang tidak dipertimbangkan oleh Judex` Factie, antara lain: 1) Keterangan saksi: a) Keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin (dimintai keterangan di persidangan sebanyak 2 (dua) kali yaitu tanggal 28 Nopember 2007 dan tanggal 10 Desember 2007); - Bahwa, ketakutan saksi tersebut sejak dari rumah saksi di daerah SP.III sebelum diajak pergi Aris, karena saksi diancam oleh Aris sebanyak satu kali yaitu akan dipukul dan dibunuh jika saksi tidak melaporkan bapak saksi (Terdakwa) ke Polisi; - Bahwa rumah saksi di Sajau SP.III, dindingnya terbuat dari batu (tembok) yaitu sejak tahun 2005 dan sebelumnya dindingnya kayu; - Bahwa dinding rumah tersebut diganti menjadi dinding batu, oleh karena yang lama sudah jabuk (lapuk); - Bahwa, saksi pernah tidur di kamar orang tuanya dengan Bapak saksi (Terdakwa) dan juga dengan adik dan tdak pernah jika jika dengan bapak hanya berdua; Fakta/ keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin yang tidak dimuat dalam putusan adalah: - Bahwa benar, semua keterangan yang ada dalam Berita Acara Pemeriksaan di hadapan Penyidik Polisi adalah keterangan yang berasal dari mulut saksi sendiri tetapi isi materi tidak benar seperti yang dialami oleh saksi; - Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tentang pemeriksaan
di
Kantor
Polisi
adalah
pencabulan terhadap saksi adalah Terdakwa;
commit to user
yang
melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
- Bahwa benar, mulanya pada tanggal 06 Agustus 2007 saksi di jemput oleh Aris dan Yanto di rumah saksi di Desa Wonomulyo SP.III RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten
mau ikut saya kah, besok bapakmu datang, kamu akan
dengan Yanto menuju Tanjung Selor yaitu ke gudang milik Pak Jamal sekira jam 21.00 WITA; - Bahwa benar ketika saksi bersama Aris dan Yanto tiba di gudang Pak Jamal di Tanjung Selor sekira jam 21.00 WITA, tidak lama kemudian datang Pak Jamal melihat keberadaan saksi di gudangnya bersama Aris dan Yanto maka Pak Jamal langsung
malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau
diantar pulang ke rumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama Aris dan Yanto dengan naik truk dengan Posisi yaitu duduk bagian depan adalah Aris sebagai supir truknya, bersama saksi dan Pak Jamal, sedangkan Yanto duduk di bak truk. Di dalam mobil Aris bilang ke Pak Jamal bahwa Rinawati habis diperkosa Bapaknya, sehingga tidak jadi ke SP.III tetapi kembali ke Tanjung Selor dan saksi menginap di rumah Pak Jamal di Jalan Langsat Tanjung Selor ; - Bahwa benar, saksi selama kenal dengan Aris, saksi tidak pernah dipukul; - Bahwa benar, pada malam tanggal 06 Agustus 2007 saksi menginap di rumah Pak Jamal dan melapor ke kantor Polisi pada pagi harinya tanggal 07 Agustus 2007 jam 08.00 pagi dengan diantar Pak Jamal;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
- Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi, yang memeriksa saksi adalah 2 (dua) orang Polisi dan ketika diperiksa oleh Polisi, saksi hanya sendirian; - Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi untuk melapor, tidak ada Aris. Di dalam ruangan pemeriksaan Polisi, hanya saksi sendirian bersama dengan Polisi yang memeriksa; - Bahwa benar, semua pertanyaan Polisi di jawab oleh saksi dengan lancar dan berasal dari mulut saksi sendiri; - Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bukan karangan Polisi karena isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah jawaban dari mulut saksi sendiri; - Bahwa benar, saksi pacaran dengan Aris dan cara pacaran saksi dengan Aris hanya sebatas ciuman bibir, pipi dan gandengan tangan; - Bahwa benar, Aris pernah mengajak bersetubuh sekali, tetapi saksi tidak mau; - Bahwa benar, Pak Jamal tidak pernah mengajari saksi untuk berceritaita sesuai dengan keterangan saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi; - Bahwa benar, Ibu Tiri saksi memiliki anak sebanyak 7 (tujuh) orang ketika sebelum menikah dengan Bapak kandung saksi (Terdakwa), sedangkan anak ibu tiri hasil perkawinan dengan Bapak kandung saksi (Terdakwa) memiliki 1 (satu) orang anak laki - laki; - Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi) bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo; - Bahwa benar, saksi sering tidur dengan bapak kandung saksi (Terdakwa); - Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud, Jarik (kakak tiri); - Bahwa benar, Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur; - Bahwa benar, sebelum tahun 2005, rumah tinggal saksi di Jalan Lisa Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur terbuat dari papan yaitu rumah transmigrasi, dan tahun 2005 sampai sekarang rumah tempat tinggal saksi terbuat dari tembok; - Bahwa benar, sejak saksi melaporkan Terdakwa ke Polisi, saksi tinggal di rumah Pak Jamal selama kurang lebih 2 (dua) minggu; - Bahwa benar, selama 2 minggu saksi tinggal di rumah Pak Jamal, saksi tidak pernah mendapat ancaman fisik maupun ancaman lainnya, bahkan saksi mendapat perlakuan yang baik dari Pak Jamal dan isterinya serta anak- anaknya; - Bahwa benar, Pak Jamal dan isterinya tidak pernah mengancam maupun memaksa saksi untuk tinggal di rumahnya; - Bahwa benar, ketika tinggal di rumah Pak Jamal, saksi tidur bersama anak Pak Jamal yang semuanya juga perempuan di kamar tidur dan saksi juga diberi makan oleh Pak Jamal; - Bahwa benar, saksi tahu dan bisa membayangkan akibat laporan saksi terhadap Terdakwa ke Polisi yaitu Terdakwa di tahan dalam penjara; - Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud, Jarik (kakak tiri); - Bahwa benar, Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur; - Bahwa benar, saksi telah melaporkan Aris kepada Polisi pada tanggal 06 Nopember 2007 sejak Terdakwa memiliki atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
didampingi oleh Penasehat Hukum Pak Manurung,SH. dan saksi melaporkan Aris ke Polisi diantar dan didampingi oleh Penasehat Hukum Pak Manurung,SH.; - Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi) bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo; - Bahwa benar, saksi sering tidur dengan Bapak kandung saksi (Terdakwa); - Bahwa benar, ketika saksi tinggal di rumah Pak Jamal, saksi selalu diperhatikan oleh Pak Jamal dan isterinya; - Bahwa benar, saksi pernah diancam Aris mau ditinggalin atau diputus pacaran ketika di rumah SP.III, sehari sebelum saksi melaporkan Terdakwa ke Polisi; - Terhadap jawaban saksi yang mengatakan selama tinggal di rumah Pak Jamal selalu diawasi oleh Pak Jamal dan isterinya, Penuntut Umum menanyakan, bagaimana dengan keterangan saksi terdahulu pada tanggal 28 Nopember 2007 yang mengatakan pernah diperkosa oleh Aris sebanyak 3 (tiga) kali di rumah Pak Jamal? Saksi menjawab bahwa diperkosa Aris selama 3 (tiga) hari berturut - turut di rumah Pak Jamal; - Bahwa benar, Penuntut Umum menanyakan atas jawaban saksi di atas, bagaimana cara Aris memperkosa saksi di rumah Pak Jamal? Saksi tidak memberi jawaban; - Bahwa benar, ketika saksi melapor ke Polisi, saksi hanya sendirian dalam ruangan pemeriksaan Polisi bersama dengan Polisi. Namun setelah selesai dari pemeriksaan Polisi, saksi di jemput oleh Aris dan diantar ke rumah Pak Jamal; - Bahwa benar, ketika Aris menjemput saksi dari kantor Polisi, Aris tidak pernah bertanya kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan saksi di Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto tidak pernah menanyakan saksi mengenai hasil pemeriksaan atau laporan saksi di Polisi;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
- Bahwa benar, Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun Ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi untuk berceritaita kepada Polisi sesuai dengan keterangan saksi di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi; - Bahwa benar, setelah saksi melaporkan Terdakwa ke Polisi, saksi di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari Kantor Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan saksi di Polisi dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi ke Polisi; - Bahwa benar, pada pemeriksaan saksi yang kedua oleh Polisi, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi; - Bahwa benar, Pak Jamal tidak pernah mengajari atau mendikte saksi untuk bercerita begini atau begitu kepada Polisi; Begitu juga fakta persidangan dalam acara konfrontir antara saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar dan saksi Mimi Yarti, dengan saksi Rinawati yang tidak dimuat dalam putusan a quo yaitu: - Apakah benar Rinawati pernah berceritaita tentang perbuatan persetubuhan Bapak Rinawati yaitu Terdakwa kepada Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi Yarti seperti yang telah diceritakan oleh Ibu
benar, Rinawati pernah cerita kepada Ibu Siti Hajar (bu Jamal) da - Apakah cerita kedua ibu tersebut pernah dialami oleh Rinawati?
- Kenapa Rinawati berceritaita kepada orang- orang termasuk kepada kedua Ibu tersebut yaitu Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Yarti bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah memperkosa atau menyetubuhi Rinawati padahal Terdakwa adalah orang tua kandung Rinawati? Kenapa Rinawati tidak menceritakan tentang persetubuhan Rinawati dengan orang lain selain dengan orang tuanya sendiri tetapi malah menceritakan telah disetubuhi oleh orang tua sendiri yaitu Terdakwa? Terhadap pertanyaan tersebut (meskipun diulang-ulang dengan bahasa lain tetapi inti pertanyaannya sama), Rinawati hanya diam saja, tidak bisa menjawab dan memberi alasan apapun sehingga Judex` Factie melanjutkan persidangan untuk mendengarkan keterangan saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan; Oleh karena itu Rinawati tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, maka Judex` Factie menyampaikan kepada Rinawati akan menanyakan kembali setelah pemeriksaan saksi dari Polisi yaitu saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan; Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan, maka saksi korban Rinawati kembali dikonfrontir dengan keterangan saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar, Mimi Yarti, Ali Mustofa, Hardilan yaitu : - Apakah benar, keterangan yang diberikan Polisi bernama Ali Mustofa dan Hardilan didepan persidangan? Di jawab oleh
- Apakah pada saat Rnawati memberikan keterangan di hadapan Polisi atas Aris, Yanto, Pak Jamal atau orang lain yang membuat Rinawati merasa tidak aman atau terancam atau tidak bebas
Jamal dan Yanto juga tidak ada, Rinawati memberikan
- Kalau ketika Rinawati memberikan keterangan pada Polisi hanya sendirian, berarti Rinawati merasa aman dan tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
tertekan atau terancam oleh Aris, Yanto atau siapapun? Di
- Kalau Rinawati tidak merasa tertekan atau terancam ketika di kantor Polisi, berarti Rinawati memberikan keterangan kepada Polisi dengan sebenarnya? Terhadap pertanyaan ini, Rinawati hanya diam, tidak menjawab; - Majelis
Hakim
menanyakan
kembali
pertanyaan
yang
sebelumnya yang tidak bisa dijawab oleh Rinawati yaitu kenapa Rinawati berceritaita kepada orang- orang yaitu kepada Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi Yarti serta bapak - bapak Polisi yaitu saksi Ali Mustofa dan saksi - Hardilan bahwa Bapak Rinawati
yaitu Terdakwa telah
memperkosa atau menyetubuhi Rinawati padahal Terdakwa adalah orang tua kandung Rinawati? Kenapa Rinawati menceritakan sesuatu yaitu perse tubuhan yang di l akukan Terdakwa terhadap Rinawati yang menurut keterangan Rinawati sendiri tidak pernah dialami oleh Rinawati tetapi justru malah menceritakan kepada Ibu Siti Hajar dan Ibu Mimi Yarti serta bapak- bapak Polisi yaitu saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan bahwa Bapak Rinawati yaitu Terdakwa telah memperkosa atau menyetubuhi Rinawati? Kenapa Rinawati tidak menceritakan tentang persetubuhan Rinawati dengan orang lain selain dengan orang tuanya sendiri tetapi malah menceritakan telah disetubuhi oleh orang tua sendiri yaitu Terdakwa? Terhadap pertanyaan tersebut (meskipun diulang- ulang dengan bahasa lain tetapi inti pertanyaannya tetap sama hingga lamanya 1 jam), Rinawati hanya diam saja, tidak memberikan jawaban apapun sehingga Penuntut Umum memohon kepada Judex` Factie bahwa oleh karena saksi korban Rinawati memiliki hubungan psikologis atau kejiwaan dengan Terdakwa, dikhawatirkan Rinawati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
merasa takut dengan keberadaan Terdakwa sehingga Rinawati tidak bebas memberikan keterangan maka sesuai dengan Pasal 173 KUHAP Penuntut Umum mohon kepada Judex` Factie agar Terdakwa dikeluarkan dari ruang persidangan. Atas permohonan Penuntut
Umum,
Judex`
Factie
mengabulkan
dengan
mengeluarkan Terdakwa dan semua saksi yaitu saksi Jurianto alias Boyni bin Jaiman, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, dan saksi Hardilan dari
ruang
persidangan
pertanyaannya Rinawati
kembali
menceritakan
dan
Judex`
kepada sesuatu
Factie mengulangi
Rinawati
bahwa
(perbuatan
kenapa
Terdakwa
menyetubuhi Rinawati) yang diakui oleh Rinawati tidak pernah dialami Rinawati dalam hidupnya kepada orang-orang tersebut? Rinawati tidak memberikan jawaban apapun hingga akhirnya Judex` Factie menutup persidangan; b) Keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah: - Bahwa saksi pernah mengetahui dan melihat sendiri Terdakwa memerkosa anaknya yaitu saksi Rinawati sekira tahun 2004 waktu subuh di rumah Terdakwa di Sajau SP.III; - Bahwa saksi mengintip kamar Terdakwa tersebut karena kakaknya Rinawati yaitu Saudara Husin pernah mengatakan
saksi menginap di rumah Husin untuk mencoba mengintip dan ternyata benar pak Min (Terdakwa) sedang dalam posisi menindih Rinawati di lantai kamar Terdakwa di mana saat itu
- Bahwa saksi meyakinkan jika itu Rinawati, bukan isterinya Terdakwa karena saksi tahu isteri Terdakwa sedang memasak didapur untuk memberi makan orang yang kerja menggesek kayu;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
- Bahwa saksi pernah menginap di rumah Terdakwa di Sajau, sewaktu ada Husin tepatnya di kamarnya Husin; Fakta/ keterangan saksi Widayanto Alias Yanto bin Pirah yang tidak dimuat dalam putusan adalah: - Bahwa benar, saksi tahu ada perkosaan karena saksi melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Saudari Rinawati; - Bahwa benar, saksi sering pergi ke rumah Terdakwa untuk nonton TV dan bertemu dengan Husin, anak tiri Terdakwa dan saksi sering tidur di rumah Terdakwa dan saat kejadian saksi tidur ke rumah Terdakwa yang mana saat itu saksi berada di kamar sebelah kamar Terdakwa dan saksi mengintip perbuatan Terdakwa menyetubuhi anak kandungnya sendiri yaitu Rinawati melalui lubang celah-celah dinding yang terbuat dari papan; - Bahwa benar, saat saksi mengintip perbuatan Terdakwa menyetubuhi anak kandungnya yang bernama Rinawati, di kamar Terdakwa hanya ada 3 (tiga) orang yaitu Terdakwa, Rinawati dan Edi sedangkan isteri Terdakwa sedang memasak di dapur untuk mempersiapkan makanan orang-orang yang bekerja gesek kayu (anak buah Terdakwa); - Bahwa benar, saat mengintip, saksi melihat dengan jelas Terdakwa sedang menyetubuhi Rinawati di kamar Terdakwa dan perbuatan persetubuhan itu dilakukan Terdakwa di lantai kamar; - Bahwa benar, saksi melihat dengan jelas bahwa Rinawati disetubuhi Terdakwa dan saat itu Terdakwa pada posisi di atas tubuh Rinawati; - Bahwa benar, saat Terdakwa menyetubuhi Rinawati, Rinawati memakai baju dan rok yang dikenakan Rinawati disingkap atau dinaikan ke atas oleh Terdakwa; - Bahwa benar, saksi tidak bercerita kepada orang lain, cukup membuktikan penasaran apa yang dikatakan Saudara Husin dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
saksi takut cerita kepada orang lain karena isteri Terdakwa sendiri juga tahu perbuatan Terdakwa tersebut tetapi tidak berani ngomong, hal ini saksi ketahui dari Husin bahwa kalau ibunya juga takut; - Bahwa benar, saksi hadir di persidangan menjadi saksi yang melihat perbuatan Terdakwa atas kemauan diri sendiri untuk menjadi saksi, tidak ada paksaan atau suruhan dari orang lain. Karena saksi memang melihat sendiri dengan mata kepala saksi sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati, anak kandung Terdakwa sendiri; - Bahwa benar, pada hari lupa, bulan lupa, tahun 2004 sekitar jam 05.00 WITA pada saat itu saksi tidur di rumah Terdakwa yaitu tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya Terdakwa, ketika saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui celahcelah dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah bangun dan sedang masak didapur yang tidak jauh dari kamar tidur. Ketika saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi melihat Terdakwa melepas celana dalam Rinawati sedangkan roknya disingkap ke atas dan Terdakwa menaikkan sarung yang dikenakannya ke atas, kemudian Terdakwa menindih tubuh Rinawati kemudian saksi melihat pantat Terdakwa digerakkan naik turun hingga saksi tidak tahan melihatnya kemudian saksi kembali tidur; - Bahwa benar, pada waktu mengintip, saksi hanya berdua dengan Husin di kamar Husin, sedangkan Saudara Husin yang lain tinggal di Baratan; - Bahwa benar, saksi memiliki pekerjaan tidak tetap sebagai tukang muat kayu; - Bahwa benar, Terdakwa sebagai Bos Kayu, Terdakwa punya tukang gesek;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
- Bahwa benar, saksi tidak salah melihat bahwa Terdakwa benar benar menyetubuhi Rinawati, saat itu Terdakwa lagi menindis (menindih/ Terdakwa berada di atas tubuh Rinawati) dan posisi Rinawati telentang dan saksi melihat Terdakwa dari kepala sampai kaki, yang mana saat itu Terdakwa memakai sarung yang
dinaikkan
keatas,
(saksi
didepan
persidangan
memperagakan posisi Terdakwa yang berada diatas tubuh Rinawati dengan gerakan pantat naik turun, sedangkan posisi Rinawati berada dibawah tubuh Terdakwa dalam keadaan telentang); - Bahwa benar, saat kejadian Terdakwa menyetubuhi Rinawati, yang berada di rumah Terdakwa adalah Terdakwa, isteri Terdakwa, Edi, Rinawati, Husin dan saksi; - Bahwa benar, lampu kamar yang di tempati Terdakwa adalah lampu bulat berwarna kuning (lampu pijar); - Bahwa benar, pada tanggal 06 Agusutus 2007 malam hari, Aris bersama saksi membawa Rinawati menuju Tanjung Selor yaitu ke tempat Gudang Pak Jamal namun tidak lama datang Pak Jamal mengetahui keberadaan Rinawati yang dibawa Aris maka Pak Jamal marah kepada Aris, dan menyuruh Aris untuk memulangkan
Rinawati
ke
rumahnya
di
SP.III
Desa
Wonomulyo. Sehingga malam itu langsung berangkat menuju SP.III dengan posisi Aris yang menyopir truk, Rinawati duduk di tengah dan Pak Jamal dipinggir, sedangkan saksi berada di bak truk (belakang mobil), namun di tengah jalan mobil truk sempat
berhenti,
saksi
dibelakang
mendengar
Rinawati
menangis dan mengadu ke Pak Jamal kalau tidak mau pulang ke rumah karena takut sama bapaknya (Terdakwa) yang sering menyetubuhi Rinawati;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
- Bahwa benar, saksi pernah diperiksa Penyidik di kantor Polisi dan menandatangani Berita Acara Pemer iksaan (BAP) dan saksi memberikan keterangan tidak ada paksaan sedikitpun; - Bahwa benar, saksi tidak ada permasalahan apapun dengan Terdakwa. saksi bersaksi sesuai dengan apa yang saksi lihat dan ketahui sendiri tentang perbuatan Terdakwa terhadap anaknya yang bernama Rinawati; c) Keterangan saksi Jamal bin Nursit: - Bahwa, saat di gudang Rinawati bercerita jika dia telah disetubuhi Terdakwa dan diancam mau dibunuh; - Bahwa, yang bercerita tersebut adalah Rinawati sendiri, katanya dia disetubuhi sejak kelas IV SD; - Bahwa, setelah selesai Rinawati bercerita, saksi akan mengantar pulang tapi di jalan sejak SP.6 Rinawati menangis terus dan tidak mau pulang, jadi saksi suruh menginap di rumah, tidur dengan anak saksi; Fakta/ keterangan saksi Jamal bin Nursit yang tidak dimuat dalam putusan adalah: - Bahwa benar, saksi mendengar cerita dari Rinawati di jambujambu atau di Gudang milik saksi yang mana saat itu di waktu malam hari ada Aris, Yanto dan Rinawati; - Bahwa benar, mulanya saksi tahu Rinawati disetubuhi oleh Bapaknya sendiri (Terdakwa) berasal dari Rinawati sendiri yang bercerita kepada saksi yaitu pada tanggal 6 Agustus 2007 malam hari sekira jam 21.00 WITA saksi pergi ke gudang kayu milik saksi yang berada di jambujambu, dekat kantor Bupati. Sesampai di gudang, saksi mendapat Aris, Yanto dan Rinawati maka saksi marah dengan Aris karena bukannya membawa kayu tetapi
membawa
anak
perempuannya
orang
dan
saksi
memerintahkan kepada Aris untuk memulangkan Rinawati ke rumah orang tuanya di SP.III Desa Wonomulyo, dan malam itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
juga Rinawati langsung diantar dengan naik truk yang disopiri oleh Aris, Rinawati duduk di tengah dan saksi dipinggir sedangkan Yanto duduk di bak mobil truk bagian belakang menuju SP.III Desa Wonomulyo tetapi di tengah jalan di daerah Km. 9 Rinawati menangis meminta kepada saksi untuk tidak mengantarnya pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena Rinawati takut dengan Bapaknya (Terdakwa) yang mana bapaknya tersebut telah memperkosa Rinawati sejak Rinawati kelas IV SD sampai dengan sekarang sehingga saksi menyuruh Aris untuk kembali ke Tanjung Selor dan Rinawati dia jak saksi kerumah saksi di Jalan Langsat dan Rinawati langsung disuruh saksi untuk beristirahat di kamar bersama anak- anak saksi yang juga perempuan semua; - Bahwa benar, saat mendengar cerita Rinawati, saksi merasa tidak yakin kalau Bapaknya Rinawati (Terdakwa) memperkosa anaknya (Rinawati), maka saksi menanyakan kembali kepada Rinawati mengenai cerita Rinawati tersebut tetapi Rinawati tetap bersikukuh dengan keterangannya bahwa Terdakwa telah memperkosa Rinawati dari kelas IV SD sampai dengan SMP; - Bahwa benar, ketika Rinawati datang ke rumah saksi dalam keadaan menangis meminta perlindungan kepada saksi, lalu saksi mengatakan kalau minta perlindungan jangan kepada saksi tetapi
kepada
Polisi,
lalu
saksi
tanya
kepada
telah diperkosa oleh orang tuanya dan diancam kalau tidak mau diajak bersetubuh akan disakiti, lalu saksi beritahu apa benar yang Rinawati sampaikan karena itu orang tua Rinawati sendiri,
begitu besok Rinawati laporkan ke Polisi res Bulungan tentang perbuatan orang tua Rinawati. Kemudian besok pagi tanggal 7 Agusutus 2007 saksi mengantar Rinawati ke Polisi res Bulungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
untuk lapor, setelah sampai di Polisi res Bulungan saksi meninggalkan Rinawati karena saksi masih ada urusan kerja; - Bahwa benar, Rinawati datang kepada saksi dalam keadaan sedih dan bingung justru Aris yang menangis meminta gaji kepada saksi untuk membantu Rinawati, (dikonfrontir dengan Rinawati, dan Rinawati membenarkan keterangan saksi); - Bahwa benar, saksi melihat keadaan Rinawati biasa saja tidak ada kelainan dalam dirinya dan katanya juga tidak hamil, bahkan saksi memarahi Aris yang mengajak Rinawati ke tempatnya karena Rinawati anak orang lain, lalu di jawab oleh Rinawati kalau dirinya yang mengajak
untuk meminta
perlindungan kepada saksi yang dianggap kenal dari pada orang lain; - Bahwa benar, kata Rinawati bahwa Rinawati setiap hari disetubuhi oleh orang tuanya (Terdakwa) kecuali Bapaknya (Tedakwa) kecapekan atau terkena giliran ronda atau jaga; - Bahwa benar, sebelum saksi mengantar Rinawati ke Polisi res Bulungan untuk melaporkan perbuatan Terdakwa, saksi telah mengingatkan kembali kepada Rinawati apa benar yang diceritakan Rinawati kepada saksi dan saksi memberitahu kepada Rinawati akibat laporan Rinawati kepada Polisi bahwa Bapaknya (Terdakwa) akan dihukum berat yaitu dipenjara lama karena perbuatannya menyetubuhi anak dan dijawab oleh Rinawat
-
- Bahwa benar, sejak Rinawati lapor ke Polisi , Rinawati tinggal di rumah saksi selama kurang lebih 2 (dua) minggu sampai Rinawati di jemput oleh Ibu Tirinya berkali - kali; - Bahwa benar, saksi pernah menanyakan Rinawati apa tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
- Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, Rinawati tidur bersama anak anak saksi yang juga perempuan semuanya di dalam kamar tidur dan saksi juga memberi makan dan bahkan saksi berniat menyekolahkan Rinawati kalau Rinawati tidak mau pulang ke rumah orang tuanya; - Bahawa benar, saksi tidak pernah memaksa ataupun mengancam Rinawati untuk tinggal di rumah saksi karena saksi tidak mempunyai kepentingan apa- apa; - Bahwa benar, saksi memiliki hubungan baik dengan Terdakwa, malah dengan di tahannya Terdakwa oleh Polisi, bisnis kayu saksi dengan Terdakwa jadi rugi karena saksi tidak mendapat suplai kayu dari Terdakwa; - Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi kalau ibu tirinya sering melihat perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati tetapi tidak berani dan saat Rinawati berada di rumah saksi, saksi pernah bertanya kepada Ibu Tiri Rinawati ketika Ibu Tiri Saudari Rinawati datang ke rumah saksi untuk menjemput Rinawati, apakah benar Ibu Tiri Saudari Rinawati sering melihat Terdakwa menyetubuhi Rinawati. Saat itu reaksi Ibu Tiri Saudari Rinawati terlihat diam, kayaknya ia pernah melihat; - Bahwa benar, Aris bertempat tinggal di gudang penampungan kayu di Jambu-jambu dekat kantor Bupati dan Aris tidak pernah tidur di rumah saksi karena saksi mempunyai anak perempuan; - Bahwa benar, selama Rinawati ada di rumah saksi, saksi tidak pernah melihat Rinawati berduaan dengan Aris karena Rinawati selalu bersama dengan isteri dan anak- anak saksi; d) Keterangan saksi Siti Hajar: - Bahwa, Rinawati bercerita kepada saksi sewaktu Rinawati tinggal di rumah bersama saksi;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
- Bahwa, Rinawati bercerita saat bersama saksi duduk sambil menonton TV, kemudian Rinawati mengatakan jika dia disetubuhi sejak SD kelas 4 sampai SMP oleh bapaknya; - Bahwa, Rinawati di rumah saksi dibawa oleh suami saksi yaitu Saudara Jamal, lalu saksi menyuruh Rinawati untuk sekamar dengan anak perempuan saksi yang masih bersekolah di SMA, kebetulan anak saksi perempuan semua; - Bahwa, saksi kenal dengan Aris, karena Aris adalah sopir suami saksi, tetapi dia tinggal di gudang Jelarai, tidak pernah tidur di rumah saksi, kadang ke rumah saksi hanya untuk makan dan nonton TV; - Bahwa,
saat
Rinawati
bercerita
kepada
saksi
tentang
pemerkosaan, roman wajahnya Rinawati sedih; - Bahwa, saat Rinawati cerita, saat diperkosa sperma bapaknya dikeluarkan disarung, kayanya supaya tidak hamil; - Bahwa, Rinawati pernah bercerita soal ancaman sewaktu disetubuhi oleh Bapaknya, dia bilang dia diancam pisau supaya mau bersetubuh, begitu juga supaya tidak cerita ke orang lain; Fakta/ keterangan saksi Siti Hajar yang tidak dimuat dalam putusan adalah: - Bahwa benar, saksi tau perbuatan persetubuhan Terdakwa terhadap Rinawati karena Rinawati telah bercerita kepada saksi; - Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi tentang perbuatan Terdakwa memperkosa Rinawati ketika Rinawati tinggal di rumah saksi bahwa Rinawati diperkosa oleh Bapak kandungnya yaitu Terdakwa sejak kelas 4 SD sampai Rinawati lapor Polisi, teteknya Rinawati digigit oleh Bapaknya (Terdakwa) dan Terdakwa
menyetubuhi
Rinawati
hingga
Terdakwa
mengeluarkan air mani; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa) memperkosa Rinawati berulang kali sejak kelas 4 SD sampai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
dengan SMP (tahun 2007), tetek Rinawati digigit oleh Bapaknya ketika menyetubuhi Rinawati dan Rinawati pernah membawa silet untuk melawan perbuatan bejat Bapaknya (Terdakwa) tetapi Rinawati tidak berani sama Bapaknya (Terdakwa) dan Rinawati pernah mau meracuni Bapaknya (Terdakwa) melalui minuman teh tetapi minuman teh tersebut tidak di minum oleh Bapaknya; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati diperkosa setiap hari kecuali saat Bapaknya (Terdakwa) pergi; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa) di saat ibunya berada di luar kamar sedang Rinawati berada di kamar bersama adiknya yang baru tidur; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap diperkosa Bapaknya (Terdakwa) selalu mengancam dengan pisau sehingga Rinawati tidak dapat melawan; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Rinawati pernah diancam akan dibunuh apabila cerita dengan orang lain; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa ibu tirinya mengetahui perbuatan Bapaknya (Terdakwa) namun ibu tirinya mengatakan,
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa sudah tidak tahan digauli oleh Bapaknya (Terdakwa); - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap disetubuhi, Bapaknya (Terdakwa) selalu membuang air maninya di luar (sarung) dengan alasan takut apabila saksi (Rinawati) hamil dan Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa) mengatakan apabila saksi (Rinawati) hamil, maka Bapaknya (Terdakwa) tidak mungkin mengawini anaknya (Rinawati);
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
- Bahwa benar, Rinawati pernah meminta perlindungan terhadap suami saksi dan saat itu suami saksi menyarankan agar meminta perlindungan kepada Polisi; - Bahwa benar, saksi pernah menyarankan agar Rinawati pulang
- Bahwa benar, saksi tidak pernah memaksa Rinawati untuk tinggal di rumah saksi dan saksi tidak pernah mengancam Rinawati dalam bentuk apapun sehubungan perbuatan Terdakwa terhadap Rinawati; - Bahwa benar, Ibu (orang tua Rinawati) pernah datang ke rumah saksi sebanyak 2 (dua) kali untuk mengajak Rinawati pulang namun Rinawati menolaknya; - Bahwa benar, ketika Ibu (orang tua Rinawati) datang ketiga kalinya akhirnya Rinawati mau diajak pulang; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa selama diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa) saksi merasa tidak enak; - Bahwa benar, saksi menyarankan agar Rinawati pulang namun Rinawati menolak; - Bahwa benar, Aris tidak pernah tinggal atau tidur di rumah saksi yang berada di Jalan Salak RT.04 No.1 Tanjung Selor; - Bahwa benar, Rinawati curhat dengan saksi sehingga saksi tahu apa yang dialami oleh Rinawati seperti yang diceritakan Rinawati kepada saksi; - Bahwa benar, Rinawati pernah bercerita bahwa Rinawati pernah mau melapor ke Polisi tetapi takut; - Bahwa benar, suami saksi bilang kepada Rinawati bahwa kalau kamu mau minta perlindungan bukan disini tempatnya, kamu lapor sama Polisi dan Rinawati lapor ke Polisi esok pagi; - Bahwa benar, Rinawati mengatakan kepada saksi bahwa Rinawati setiap hari diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa), kalau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Bapaknya (Terdakwa) ke luar rumah, baru Rinawati tidak disetubuhi; - Bahwa benar, Rinawati tidak pernah cerita kepada saksi kalau Rinawati diancam oleh Aris dan Yanto; - Bahwa benar, Rinawati tidak pernah cerita kepada saksi bahwa Rinawati pernah berhubungan badan dengan orang lain selain diperkosa Bapaknya (Terdakwa); - Bahwa benar, Rinawati datang ke rumah saksi dengan membawa baju dan tas seperti orang mau berpergian; - Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, saksi mencoba menghibur hati Rinawati karena Rinawati terlihat seperti orang stress, terkadang saksi mengajak Rinawati jalan jalan ke Pujasera dan sesekali mampir ke rumah Saudari Mimi Yarti; - Bahwa benar, ketika di rumah Saudari Mimi Yarti, Rinawati ada cerita mengenai perbuatan Terdakwa memperkosa Rinawati sejak kelas 4 SD sampai Rinawati lapor Polisi, teteknya Rinawati digigit oleh Bapaknya (Terdakwa) dan Terdakwa menyetubuhi Rinawati hingga Terdakwa mengeluarkan air mani yang dikeluarkan di luar kemaluan Rinawati dan Rinawati cerita kenapa air mani Terdakwa dikeluarkan di luar kemaluan Rinawati karena kata Terdakwa agar Rinawati tidak hamil; - Bahwa benar, selama Rinawati tinggal di rumah saksi, Rinawati selalu bersama dengan saksi atau berada didekat saksi, (keterangan saksi tersebut dikonfrontir dengan Rinawati dan oleh Rinawati membenarkannya); - Bahwa benar, saksi tahu persis keberadaan Rinawati selama Rinawati tinggal di rumah saksi sehingga tidak mungkin Rinawati melakukan persetubuhan dengan Aris karena Aris tidak pernah tinggal atau tidur di rumah saksi dan lagian saksi memiliki anak- anak yang juga perempuan semuanya;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
e) Keterangan saksi Mimi Yarti: - Bahwa saksi mengetahui kejadian yang diceritakan oleh Rinawati
kalau
dia
pernah
diperkosa
oleh
Bapaknya
(Terdakwa); - Bahwa, isi cerita Rinawati yaitu dia diperkosa waktu subuh, saat itu ibunya telah terbangun, lalu Rinawati juga bangun tetapi lalu Rinawati disuruh ke kamar lagi oleh Terdakwa saat itulah dia diperkosa; - Bahwa menurut Rinawati, sudah sejak kelas 4 SD dia diperkosa; Fakta/ keterangan saksi Mimi Yarti yang tidak dimuat dalam putusan adalah: - Bahwa benar, sebenarnya saksi tidak ingin mendengar cerita dari Rinawati karena merasa jijik, tetapi Rinawati curhat, ya saksi dengarkan curhatnya Rinawati tersebut; - Bahwa benar, Rinawati bercerita kepada saksi tentang perbuatan Terdakwa memperkosa Rinawati yaitu Rinawati diperkosa oleh Bapak kandungnya yaitu Terdakwa sejak kelas 4 SD sampai Rinawati lapor Polisi, teteknya Rinawati digigit oleh Bapaknya (Terdakwa) dan Terdakwa menyetubuhi Rinawati hingga Terdakwa mengeluarkan air mani; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa) memperkosa Rinawati berulang kali sejak kelas 4 SD sampai dengan SMP (tahun 2007), pada waktu subuh; - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa pada setiap subuh saksi bangun bersama ibu tirinya, namun ibunya menyuruh Rinawati untuk kembali tidur di kamar, dan pada saat itu Rinawati diperkosa dan teteknya digigit oleh Bapaknya (Terdakwa); - Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa setiap pulang sekolah Rinawati harus langsung pulang dan tidak boleh menceritakan kepada temannya;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
- Bahwa benar, Rinawati bercerita bahwa Bapaknya (Terdakwa) marah jika Rinawati teriak; - Bahwa benar, saksi melihat keadaan saksi Rinawati pada saat itu sering melamun, menangis, diam dan terlihat depresi; f) Keterangan saksi Ali Mustofa: - Bahwa saksi membuat keterangan Rinawati dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), berdasarkan cerita Rinawati; - Bahwa, saksi tidak pernah melakukan penekanan atau ancaman kepada Rinawati selama membuat laporan di Polisi; - Bahwa, saksi sebagai penyidik hanya memanggil Saudara Widayanto untuk diperiksa dengan alasan pada saat pemeriksaan Rinawati menyebutkan nama Widayanto, yang mana hanya dia yang mengetahui kejadiannya dan tidak ada orang lain lagi; Fakta/ keterangan saksi Ali Mustofa yang tidak dimuat dalam putusan adalah: - Bahwa benar, pada saat dilakukan pemeriksaan saksi hanya berdua dengan korban Rinawati, sedangkan Jamal tidak ikut masuk; - Bahwa benar, korban Rinawati bercerita bahwa tidak ada yang menyetubuhi korban selain Bapaknya (Terdakwa); - Bahwa benar, keterangan korban Rinawati dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat tanggal 07 Agustus 2007 adalah benar keterangan dari Rinawati sendiri yang diberikan secara lancar yaitu Rinawati bercerita mengenai perbuatan Terdakwa menyetubuhi diri Rinawati sejak kelas 4 SD sampai dengan terakhir bulan Juli 2007 yang diceritakan dengan jelas dan lancar, tidak seperti orang yang sedang mengarang cerita sehingga harus mikir dahulu; - Bahwa benar, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat pada tanggal 7 Agustus 2007 adalah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh saksi berdasarkan keterangan Rinawati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
kepada saksi dan benar tandatangan yang tertera dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah tandatangan Rinawati dan tandatangan saksi sendiri selaku pemeriksa; g) Keterangan saksi Hardilan: - Bahwa menurut saksi keterangan Rinawati sebagai saksi korban saat itu adalah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Rinawati, bahkan Rinawati berani diangkat sumpah tetapi oleh karena anak- anak saja maka saksi tidak disumpahnya; - Bahwa, saat pemeriksaan/ interogasi tidak ada tekanan dari saksi; - Bahwa, isi Berita Acara Pemeriksaan tersebut diperoleh dari Rinawati sendiri, pertanyaanya juga hasil dari pengembangan atas jawaban dari Rinawati; - Bahwa, saat dimuat surat pencabutan tersebut, yang ada di hadapan saksi sebagai pembuat surat tersebut adalah Rinawati, Saudara Saad dan Bu Ngatemin; Fakta/ keterangan saksi Hardilan yang tidak dimuat dalam putusan adalah: - Bahwa benar, pada saat itu di depan saksi, korban Rinawati mengaku telah diperkosa oleh Bapaknya (Terdakwa); - Bahwa benar, pada saat itu saksi korban Rinawati mengatakan telah diperkosa oleh bapaknya (Terdakwa) berkali-kali dan dikuatkan dengan mengatakan sumpah berdasarkan keyakinan korban; - Bahwa benar, saksi korban Rinawati pada saat menyampaikan keterangan di depan saksi atas kehendak sendiri dengan lancar dalam keadaan sehat, tidak dalam keadaan takut, tertekan dan paksaan; - Bahwa benar, saksi korban bercerita bahwa tidak ada yang menyetubuhi korban selain bapaknya (Terdakwa);
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
- Bahwa benar, saksi tidak pernah mengarahkan pertanyaan kepada saksi korban Rinawati mengenai persetubuhan Terdakwa terhadap Rinawati tetapi Rinawati sendiri yang menerangkan tentang perbuatan Terdakwa kepada saksi selaku pemeriksa; - Bahwa benar, ada sura t pencabutan dari Rinawati dan yang menget i k adalah saksi sendiri karena dimintai tolong untuk mengetikan tetapi isi materi surat pencabutan berasal dari keluarga saksi korban Rinawati yaitu Pak Saad; - Bahwa benar, yang menghadap kepada saksi untuk membuat pencabutan laporan adalah Saudara Saad dan Ibu Ngatemin (isteri Terdakwa) dan meminta untuk diketikan surat pencabutan laporan dengan isi materi bahwa permasalahan antara Ngatemin dan anaknya telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak ada lagi tuntutan hukum; - Bahwa benar, adanya surat pencabutan laporan dari Rinawati setelah Terdakwa di tahan di Rutan Polisi res selama kurang lebih 2 (dua) mingguan; - Bahwa
benar,
saksi
pernah
melihat
isteri
Terdakwa
mengunjungi Terdakwa dalam tahanan dengan membawa Rinawati, yang kemudian tidak lama setelah itu isteri Terdakwa bersama Saudara Saad datang kepada saksi untuk meminta diketikan surat pencabutan laporan; 2) Keterangan Terdakwa: -
Bahwa sewaktu menikah lagi, Terdakwa tinggal bersama dengan Fatimah isteri Terdakwa, Husin dan Rinawati;
-
Bahwa menurut Terdakwa, rumah Terdakwa di Sajau adalah rumah yang di dapat dari jatah transmigrasi yang terbuat dari kayu;
-
Bahwa selama tinggal, rumah Terdakwa di Sajau tersebut tidak ada yang di rubah, hanya tambah teras dan ruang tamu;
-
Bahwa rumah kayu dahulu terdiri dari 3 (tiga) kamar, paling depan kamar Terdakwa, di tengah kamar untuk simpan beras sekaligus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
kamar Husin, sedangkan yang paling belakang adalah kamarnya Rinawati; -
Bahwa Yanto sering datang ke rumah Terdakwa, apalagi kalau Husin datang, tapi hanya duduk- duduk saja;
3) Alat Bukti Petunjuk: Bahwa terhadap keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin (saksi
korban)
di
persidangan
dengan
menerangkan
bahwa
keterangannya yang diberikan di hadapan penyidik Polisi adalah benar dari mulut saksi Rinawati sendiri, tetapi isi materi yang diberikan adalah tidak benar karena saksi Rinawati menceritakan isi materi dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah cerita berasal dari saksi Widayanto alias Yanto yang mengajarinya di malam harinya sebelum melapor dan saksi Rinawati diancam oleh Aris untuk melaporkan Bapaknya (Terdakwa) ke Polisi adalah memiliki kejanggalan dan ketidaklogisan . Bilamana benar saksi Rinawati diancam oleh Aris dan saksi Rinawati dipaksa oleh Aris untuk melaporkan Bapaknya (Terdakwa) atas perbuatan persetubuhannya dengan saksi Rinawati, tetapi kenapa di persidangan saksi Rinawati menerangkan bahwa pada saat saksi Rinawati melapor ke Polisi diantar oleh saksi Jamal, tetapi ketika di kantor Polisi, saksi Rinawati hanya sendirian dalam ruangan pemeriksaan Polisi bersama dengan Polisi sedangkan saksi Jamal pergi karena ada urusan kerja. Dan setelah selesai dari pemeriksaan Polisi, saat itu, saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah saksi Jamal dan selama perjalanan dari Kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasi pemeriksaan saksi Rinawati di Polisi seperti apa yang telah dilaporkan atau apa keterangan saksi Rinawati kepada Polisi? dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati kepada Polisi. Padahal pemeriksaan saksi Rinawati oleh Polisi yang kedua, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Rinawati dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi Rinawati. Hal ini sangat tidak logis, karena apabila benar bahwa Aris melakukan ancaman kepada saksi Rinawati untuk melaporkan Terdakwa ke Polisi, berarti Aris memiliki kepentingan dan semestinya pada setiap kesempatan, Aris akan selalu menanyakan kepada saksi Rinawati mengenai laporan saksi Rinawati kepada Polisi baik mengenai materi laporannya maupun perkembangan laporannya (apakah sudah sesuai atau tidak dengan yang diinginkan Aris). Tetapi saksi Rinawati sendiri di persidangan secara tegas telah menerangkan bahwa setelah selesai dari pemeriksaan Polisi, saat itu, saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah saksi Jamal dan selama perjalanan dari Kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasil pemer iksaan saksi Rinawati di Polisi seperti apa yang telah dilaporkan atau apa keterangan saksi Rinawati kepada Polisi? Dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati kepada Polisi. Pada pemer iksaan saksi Rinawati oleh Polisi yang kedua, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi Rinawati dan Terhadap saksi Widayanyo alias Yanto, saksi Jamal, saksi Siti Hajar (Isteri Pak Jamal) maupun Ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi Rinawati untuk bercerita kepada Polisi sesuai dengan keterangan saksi Rinawati di Berita Acara Pemer iksaan (BAP) Polisi. Dengan demikian keterangan saksi Rinawati di persidangan yang menyatakan bahwa keteranganya yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Penyidik adalah tidak benar isi materinya karena yang melakukan persetubuhan dengan saksi Rinawati bukan Terdakwa,
melainkan
Aris
adalah
sangat
di ragukan
kebenarannya. Hal ini juga mengingat kemungkinan adanya keadaan psikologis saksi Rinawati di persidangan yang memiliki hubungan batin dengan Terdakwa sebagai anak kandung, sehingga keterangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
saksi Rinawati dalam Berita Acara Pemer iksaan (BAP) memiliki kebenaran; Bahwa keterangan para saksi, alat bukti Surat sebagaimana tersebut di atas, yang menunjukan bahwa saksi Widayanto alias Yanto yang menerangkan di bawah sumpah di persidangan telah melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya (saksi Rinawati ) yaitu pada hari lupa, bulan lupa tahun 2004 sekitar jam 05.00 WITA pada saat itu saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah tidur di rumah Terdakwa yaitu tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya Terdakwa, ketika saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui celah-celah dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah bangun dan sedang masak di dapur yang tidak jauh dari kamar tidur. Ketika saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi melihat Terdakwa melepas celana dalam Rinawati sedangkan roknya disingkap keatas dan Terdakwa menaikkan sarung yang dikenakannya keatas, kemudian Terdakwa menindih tubuh Rinawati kemudian saksi melihat pantat Terdakwa digerakkan naik turun hingga saksi tidak tahan melihatnya kemudian saksi kembali tidur; Bahwa keterangan saksi Widayanto alias Yanto tersebut, tidak berdiri sendiri karena keterangan tersebut didukung dengan keterangan saksi yang lain yaitu keterangan saksi Rinawati sendiri di persidangan telah menerangkan: -
Bahwa, dinding rumah tersebut diganti menjadi dinding batu, oleh karena yang lama sudah jabuk (lapuk);
-
Bahwa, saksi pernah tidur di kamar orang tuanya dengan Bapak saksi (Terdakwa) dan juga dengan adik dan tidak pernah jika dengan bapak hanya berdua;
-
Bahwa Yanto pernah tidur di rumah saksi di Jalan Lisa Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur.
-
Bahwa benar, saksi sering tidur dengan Bapak kandung saksi (Terdakwa).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
-
Bahwa benar, rumah saksi pada tahun 2004 yang terbuat dari dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud, Jarik (kakak tiri); Dan berdasarkan keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti
Hajar, saksi Mimi Yarti di persidangan telah menerangkan di bawah sumpah bahwa saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti telah mendengarkan langsung dari saksi Rinawati yang menceritakan sendiri kepada para saksi mengenai perbuatan bapaknya (Terdakwa) yang telah menyetubuhi atau memperkosa saksi Rinawati sejak kelas IV SD ( tahun 2004) sampai dengan tahun 2007 dan keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti di persidangan tersebut, telah dibenarkan oleh saksi Rinawati ketika dikonfrontir; Dan berdasarkan keterangan saksi verba lisan yaitu saksi Ali Mustofa dan saksi Hardilan di persidangan juga telah menerangkan di bawah sumpah yaitu pada waktu pemeriksaan saksi Rinawati di kantor Polisi, saksi Rinawati tidak didampingi oleh siapapun di ruang pemeriksaan dan saksi Rinawati memberi keterangan di hadapan Polisi dengan lancar ketika menceritakan perbuatan Bapaknya (Terdakwa) yang menyetubuhi saksi Rinawati dan bagaimana cara Terdakwa melakukan perbuatan persetubuhan tersebut dapat diceritakan dan dijelaskan oleh saksi Rinawati dengan lancar dan tidak ada paksaan maupun tekanan dari pihak lain. Dan saksi Hardilan juga telah menerangkan sekitar 2 (dua) minggu kemudian setelah Terdakwa di tahan yaitu tanggal 22 Agustus 2007 datang Saudara Saad dan Ibu Ngatemin/ isteri Terdakwa (adalah paman tiri dan ibu tiri dari saksi Rinawati) menghadap kepada saksi Hardilan untuk membuat pencabutan laporan dan meminta untuk diketikan surat pencabutan laporan dengan isi materi bahwa permasalahan antara Ngatemin dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
anaknya telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak ada lagi tuntutan hukum. Bahwa isi materi surat pencabutan berasal dari keluarga saksi korban Rinawati yaitu Pak Saad. Kemudian saksi Rinawati hanya menandatanganinya saja; Berdasarkan keterangan saksi a de charge Husin di persidangan telah menerangkan dengan tidak di bawah sumpah yaitu: -
Bahwa benar, saksi kenal dengan Yanto dan Yanto pernah ke rumah saksi di SP.III Desa Wonomulyo dengan tujuan mencari saksi kalau kebetulan saksi berada di rumah;
-
Bahwa benar, Yanto pernah berkerja dengan bapak saksi (Terdakwa) dan yang menanggung makannya Yanto adalah Terdakwa, sedangkan yang memasakkan makanannya adalah Ibu saksi bersama Rinawati pada pagi
-
pagi hari;
Bahwa benar, saksi masih ingat ketika rumah saksi di SP.III Desa Wonomulyo masih dinding terbuat dari papan yang memiliki 3 (tiga) kamar tidur dengan ukuran 3x3 meter (saksi menggambarkan sketsa rumahnya di persidangan);
-
Bahwa benar antara kamar yang satu dengan kamar yang lainnya berjajar dari depan ke belakang, dengan batas dinding terbuat dari papan yang disusun bertumpuk miring; Serta berdasarkan keterangan Terdakwa sendiri di persidangan
juga telah menerangkan bahwa: Dan berdasarkan alat bukti surat berupa Visum Et Repertum Nomor: 81/RHS/RM-RSU/2006 tanggal 07 Agustus 2007 yang dibuat dan di tandatangani oleh Dr. Fadlum selaku Dokter Pemeriksa pada RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo yang telah melakukan pemeriksaan terhadap seorang wanita bernama Rinawati
binti
Ngatemin
dengan
hasil
pemeriksaan
yang
menyimpulkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan luar terhadap seorang perempuan, berumur empat belas tahun, suku bangsa Jawa Indonesia, pada pemeriksaan ditemukan adanya liang senggama dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
seorang perempuan yang sering bersetubuh tetapi belum mempunyai anak; Dengan demikian keterangan saksi Widayanto alias Yanto tersebut memiliki persesuaian dengan keterangan saksi Rinawati, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan, saksi Husin dan keterangan Terdakwa serta alat bukti surat, sehingga diperoleh alat bukti petunjuk bahwa benar Terdakwa telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anaknya yaitu Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan berulang kali dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, maka diperoleh fakta-fakta yang saling bersesuaian dan berkesinambungan sehingga seharusnya diperoleh fakta hukum sebagai berikut: -
Bahwa sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2006 Terdakwa tinggal di rumah jatah Transmigrasi yang dindingnya terbuat dari papan dan Terdakwa tidak pernah merenovasi bangunan rumah trans tersebut, hanya menambah ruang teras saja;
-
Bahwa rumah Terdakwa yamg masih berbentuk jatah transmigrasi memiliki 2 (dua) kamar yang terbuat dari papan meranti yang disusun bertumpuk sama dengan rumah yang dimiliki warga transmigrasi lainnya termasuk milik saksi Jurian to alias Boyni bin Jaiman;
-
Bahwa sejak Terdakwa menikah dengan isteri kedua yaitu Fatimah pada tahun 1994, Terdakwa tinggal di rumah Trans di SP.III Desa Wonomulyo bersama-sama isteri (Fatimah), Rinawati dan Husin, sedangkan 5 (lima) orang anak dari Fatimah (isteri kedua Terdakwa) bertempat tinggal di Baratan dan kelima orang anak dari Fatimah tersebut tidak pernah tinggal dengan Terdakwa di SP.III Desa Wonomulyo;
-
Bahwa yang tinggal serumah dengan Terdakwa di SP.III Desa Wonomulyo adalah Ibu Tiri dari Saudari Rinawati (isteri Terdakwa), Husin (anak tiri Terdakwa), Edi Pranoto dan Rinawati,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
selain itu anak tiri Terdakwa yang lain tidak pernah tinggal dengan Terdakwa dan Terdakwa sehari-hari tinggal di rumahnya yang berada di Desa Wonomulyo, baik siang maupun malam hari, ya Terdakwa tinggal di rumah tersebut sampai Terdakwa di tahan di Polisi (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati, saksi Jurianto alias Boyni, saksi Darsono bin Sardi, dan keterangan Terdakwa); -
Bahwa Terdakwa menempati kamar tidur di depan sedangkan kamar tidur tengah adalah tempat beras tetapi juga ada ranjang tidur kecil yang biasanya di tempati tidur oleh Husin, kamar tidur belakang di tempati oleh Rinawati (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi a de charge Husin, dan keterangan Terdakwa);
-
Bahwa Terdakwa kenal dengan Saudara Yanto karena dia tinggal di depan rumah Terdakwa dan Yanto sering ke rumah Terdakwa kalau ada Husin yang datang dari Baratan. (ada persesuaian dengan keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi a de charge Husin, saksi a de charge Edi Pranoto dan keterangan Terdakwa);
-
Bahwa saksi Jurianto alias Boyni yang merupakan tetangga bersebelahan rumah dengan Terdakwa sering mendengar Rinawati dimarahi Terdakwa dan pernah melihat Rinawati dipukuli Terdakwa dan saksi juga pernah mendengar tangisan Rinawati kemudian saksi memberi makan lewat jendela karena rumahnya dikunci oleh Bapaknya (Terdakwa) yang mana kejadian tersebut ketika Rinawati masih sekolah kelas 5 SD;
-
Bahwa benar, pada tahun 2004 Saudara Husin (kakak tiri saksi) bertempat tinggal di rumah Jalan Lisa Desa Wonomulyo;
-
Bahwa saksi Rinawati mengaku sering tidur dengan Bapak kandung saksi (Terdakwa) (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati);
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
-
Bahwa rumah saksi Rinawati pada tahun 2004 yang terbuat dari dinding papan memiliki 2 (dua) kamar yaitu 1 (satu) kamar di tempati oleh Terdakwa, Ibu tiri, adik kecil (Edi Pranoto) dan saksi, sedangkan 1 (satu) kamar lainnya di tempati oleh Husin, Mahmud, Jarik (kakak tiri), (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati );
-
Bahwa saksi Rinawati di persidangan mengaku bahwa Yanto pernah tidur di rumah saksi Rinawati di Jalan Lisa Desa Wonomulyo Kecamatan Tanjung Palas Timur (sesuai dengan keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto);
-
Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah tahu ada perkosan karena saksi melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Saudari Rinawati;
-
Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah melihat kejadian perkosaan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saudari Rinawati terjadi pada tahun 2004 pada waktu subuh (pagi hari) di rumah Terdakwa di Jalan Lisa Desa Wonomulyo RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan;
-
Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah mengetahui perbuatan Terdakwa menyetubuhi Saudari Rinawati, berawal dari rasa penasaran saksi karena Husin (anak tiri Terdakwa) pernah bercerita kepada saksi bahwa Terdakwa pernah menyetubuhi anaknya
yaitu
Saudari
Rinawati
sehingga
saksi
ingin
membuktikannya hingga saksi melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati; -
Bahwa pada saat saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah melihat perbuatan Terdakwa menyetubuhi Rinawati, keadaan rumah Terdakwa masih terbuat dari papan yaitu rumah transmigrasi;
-
Bahwa saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah sering pergi ke rumah Terdakwa untuk nonton TV dan bertemu dengan Husin, anak tiri Terdakwa dan saksi sering tidur di rumah Terdakwa yang mana saat itu saksi berada di kamar sebelah kamar Terdakwa dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
saksi
mengintip
perbuatan
Terdakwa
menyetubuhi
anak
kandungnya sendiri yaitu Rinawati melalui lubang celah-celah dinding yang terbuat dari papan (sesuai dengan keterangan saksi Widayanto alias Yanto dan didukung dengan keterangan saksi Rinawati); -
Bahwa saat saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah mengintip perbuatan Terdakwa menyetubuhi anak kandungnya yang bernama Rinawati, di kamar Terdakwa hanya ada 3 (tiga) orang yaitu Terdakwa, Rinawati dan Edi, sedangkan isteri Terdakwa sedang memasak di dapur untuk mempersiapkan makanan orang-orang yang berkerja gesek kayu (anak buah Terdakwa);
-
Bahwa saat mengintip, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah melihat dengan jelas Terdakwa sedang menyetubuhi Rinawati di kamar Terdakwa dan perbuatan persetubuhan itu di l akukan Terdakwa di lantai kamar dan saat itu Terdakwa pada posisi di atas tubuh Rinawati;
-
Bahwa benar, pada hari lupa, bulan lupa, tahun 2004 sekitar jam 05.00 WITA pada saat itu saksi tidur di rumah Terdakwa yaitu tidur di kamar bersama Husin sebelah kamarnya Terdakwa, ketika saksi terbangun kemudian saksi mengintip melalui celah-celah dinding papan kamar tidur, saat itu isteri Terdakwa sudah bangun dan sedang masak di dapur yang tidak jauh dari kamar tidur. Ketika saksi mengintip ke kamar tidur Terdakwa, saksi melihat Terdakwa melepas celana dalam Rinawati sedangkan roknya disingkap ke atas dan Terdakwa menaikkan sarung yang dikenakannya ke atas, kemudian Terdakwa menindih tubuh Rinawati kemudian saksi melihat pantat Terdakwa digerakkan naik turun hingga saksi tidak tahan melihatnya kemudian saksi kembali tidur;
-
Bahwa saksi Rinawati selama kenal dengan Aris, saksi tidak pernah dipukul;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
-
Bahwa saksi Rinawati pacaran dengan Aris dan cara pacaran saksi dengan Aris hanya sebatas ciuman bibir, pipi, dan gandengan tangan;
-
Bahwa pada tanggal 6 Agustus 2007 saksi di jemput oleh Aris dan Yanto di rumah saksi di Desa Wonomulyo SP.III RT.06 Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, yang mana
ajakan Aris dengan naik truk bersama dengan Yanto menuju Tanjung Selor yaitu ke gudang milik Pak Jamal sekira jam 21.00 WITA dan tidak lama kemudian datang Pak Jamal melihat keberadaan saksi di gudangnya bersama Aris dan Yanto maka Pak Jamal langsung marah malam-malam, kutampar kau. Ini anak orang, cepat kau pulangin
ke rumahnya di SP.III oleh Pak Jamal bersama Aris dan Yanto dengan naik truk dengan Posisi yaitu duduk bagian depan adalah Aris sebagai supir truknya, bersama saksi dan Pak Jamal, sedangkan Yanto duduk dibak truk. Namun di tengah jalan menuju SP.III, Rinawati menangis meminta kepada saksi Jamal untuk tidak mengantarnya pulang ke SP.III Desa Wonomulyo karena Rinawati takut dengan Bapaknya (Terdakwa) yang mana bapaknya tersebut telah memperkosa Rinawati sejak Rinawati kelas IV SD sampai dengan sekarang dan saat itu Pak Jamal merasa tidak yakin kalau Bapaknya Rinawati (Terdakwa) memperkosa anaknya (Rinawati) sendiri, maka saksi Jamal menanyakan kembali kepada Rinawati mengenai cerita Rinawati tersebut tetapi Rinawati tetap bersikukuh dengan keterangannya
bahwa Terdakwa telah memperkosa
Rinawati dari kelas IV SD sampai dengan SMP sehingga perjalanan menuju ke SP.III tidak dilanjutkan tetapi kembali ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Tanjung Selor dan saksi Rinawati menginap di rumah saksi Jamal di Jalan Langsat Tanjung Selor; -
Bahwa pada malam tanggal 06 Agustus 2007 saksi Rinawati menginap di rumah Pak Jamal dan melapor ke Kantor Polisi pada pagi harinya tanggal 07 Agustus 2007 jam 08.00 pagi dengan diantar Pak Jamal;
-
Bahwa ketika Rinawati datang ke rumah atau tempat saksi Jamal dalam keadaan menangis meminta perlindungan kepada saksi, lalu saksi mengatakan kalau minta perlindungan jangan kepada saksi
orang tuanya dan diancam kalau tidak mau diajak bersetubuh akan disakiti, lalu saksi bertanya apa benar yang Rinawati sampaikan
ke Polres Bulungan tentang perbuatan orang tua Rinawati. Kemudian besok pagi tanggal 7 Agustus 2007 saksi mengantar Rinawati ke Polres Bulungan untuk lapor, setelah sampai di Polres Bulungan saksi meninggalkan Rinawati karena saksi masih ada urusan kerja; -
Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi, yang memeriksa saksi adalah 2 (dua) orang Polisi dan ketika diperiksa oleh Polisi, saksi hanya sendirian;
-
Bahwa benar, pada saat di kantor Polisi untuk melapor, tidak ada Aris. Didalam ruangan pemeriksaan Polisi, hanya saksi sendirian bersama dengan Polisi yang memeriksa;
-
Bahwa benar, semua pertanyaan Polisi di jawab oleh saksi dengan lancar dan berasal dari mulut saksi sendiri;
-
Bahwa benar, isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bukan karangan Polisi karena isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah jawaban dari mulut saksi sendiri;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
-
Bahwa Rinawati setiap hari disetubuhi oleh orang tuanya (Terdakwa) kecuali bapaknya (Terdakwa) kecapekan atau terkena giliran ronda atau jaga;
-
Bahwa sebelum saksi mengantar Rinawati ke Polres Bulungan untuk melaporkan perbuatan Terdakwa, saksi telah mengingatkan kembali kepada Rinawati apa benar yang diceritakan Rinawati kepada saksi dan saksi memberitahu kepada Rinawati akibat laporan Rinawati kepada Polisi bahwa Bapaknya (Terdakwa) akan dihukum
berat
yaitu
dipenjara
lama karena perbuatannya saja, sekalian
mati juga gak apa-
Bahwa benar, sejak Rinawati lapor ke Polisi, Rinawati tinggal di rumah saksi selama kurang lebih 2 (dua) minggu sampai Rinawati di jemput oleh ibu tirinya berkali - kali;
-
Bahwa ketika Aris menjemput saksi dari kantor Polisi, Aris tidak pernah ber tanya kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan saksi di Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto tidak pernah menanyakan saksi mengenai hasil pemeriksaan atau laporan saksi di Polisi;
-
Bahwa setelah saksi Rinawati melaporkan Terdakwa ke Polisi, saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari kantor Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasil pemeriksaan saksi Rinawati di Polisi dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati yang diberikan kepada Polisi;
-
Bahwa pada pemeriksaan saksi Rinawati yang kedua oleh Polisi pada tanggal 09 Agustus 2007, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi Rinawati dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi Rinawati;
-
Bahwa saksi Rinawati menyatakan dengan tegas di persidangan bahwa Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun Ibu Mimi Yarti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
tidak pernah mengancam saksi Rinawati untuk bercerita kepada Polisi sesuai dengan keterangan saksi Rinawati di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi; -
Bahwa Pak Jamal tidak pernah mengajari atau mendikte saksi untuk bercerita begini atau begitu kepada Polisi;
-
Bahwa benar, saksi Jamal pernah menanyakan Rinawati apa tidak
-
Bahwa selama Rinawati tinggal di rumah saksi Jamal, Rinawati tidur bersama anak- anak saksi yang juga perempuan semuanya di dalam kamar tidur dan saksi juga memberi makan dan bahkan saksi Jamal berniat menyekolahkan Rinawati kalau Rinawati tidak mau pulang ke orang tuanya;
-
Bahwa saksi Jamal tidak pernah memaksa ataupun mengancam Rinawati untuk tinggal di rumah saksi karena saksi tidak punya kepentingan apa- apa;
-
Bahwa Aris bertempat tinggal di gudang penampungan kayu milik saksi Jamal di Jambu-jambu dekat Kantor Bupati dan Aris tidak pernah tidur di rumah saksi Jamal karena saksi Jamal mempunyai anak perempuan;
-
Bahwa selama Rinawati ada di rumah saksi Jamal, saksi Jamal tidak pernah melihat Rinawati berduaan dengan Aris karena Rinawati selalu bersama dengan Isteri dan anak- anak saksi; Bilamana
Judex`
Factie
memuat
lengkap
dan
mempertimbangkan secara cermat keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan keterangan Terdakwa di atas memperoleh
keyakinan
dalam putusannya, maka akan
bahwa
benar
Terdakwa
melakukan
persetubuhan terhadap Rinawati (anaknya) sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 seperti yang diterangkan oleh Rinawati kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Penyidik dalam
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena di
persidangan saksi korban Rinawati yang mengakui di persidangan bahwa
ketika
menerangkan
peristiwa
perbuatan
Terdakwa
menyetubuhi saksi korban Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan di hadapan Penyidik dengan tidak ada paksaan, tekanan atau ancaman dan begitu juga ketika saksi Rinawati bercerita kepada saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti dan yang lainnya dilakukan dengan kesadaran diri yang penuh, tanpa ada paksaan maupun ancaman dan saksi korban Rinawati mengakui tidak pernah diajari oleh saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti untuk mengarang cerita persetubuhan yang dilakukan Terdakwa adalah suatu fakta hukum dan saksi Widayanto alias Yanto tidak pernah mengajari saksi korban Rinawati untuk bercerita perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi korban Rinawati sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, hal ini terlihat di persidangan pada tanggal 10 Desember 2007 saksi korban Rinawati telah menerangkan bahwa setelah saksi Rinawati melaporkan Terdakwa ke Polisi, saksi di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah Pak Jamal dan selama perjalanan dari Kantor Polisi menuju rumah Pak Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan saksi di Polisi dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi ke Polisi. Aris tidak pernah bertanya kepada saksi mengenai hasil pemeriksaan saksi di Polisi kepada saksi, begitu juga Yanto tidak pernah menanyakan saksi mengenai hasil pemeriksaan atau laporan saksi di Polisi. Terhadap Yanto, Pak Jamal, Isteri Pak Jamal maupun Ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi untuk bercerita kepada Polisi sesuai dengan keterangan saksi di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi. Dan pada pemeriksaan saksi Rinawati yang kedua oleh Polisi, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi. Sehingga keterangan saksi korban Rinawati yang telah dinyatakan dalam Berita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Acara Pemeriksaan dihadapan penyidik pada tanggal 07 Agustus 2007 dan tanggal 09 Agustus 2007 yang dinyatakan oleh saksi korban Rinawati di persidangan adalah benar keterangan saksi korban Rinawati sendiri yang berasal dari mulut saksi sendiri, dan bersesuaian dengan keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah yang telah melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya yaitu saksi Rinawati dengan cara mengintip disela-sela dinding kamar ketika saksi Widayanto menginap di rumah Terdakwa dan tidur bersama Husin dengan posisi kamar bersebelahan dengan kamar Terdakwa dan keadaan rumah Terdakwa saat itu dindingnya masih terbuat dari papan tersusun miring ( rumah jatah tranmigrasi). Hal ini juga diterangkan oleh Rinawati bahwa saksi Widayanto alias Yanto pernah menginap di rumahnya (rumah Terdakwa) adalah saling berhubungan dan sangat bersesuaian dengan keterangan saksi-saksi yang lain maupun alat bukti surat serta alat bukti petunjuk. Sehingga diperoleh fakta hukum bahwa Terdakwa telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anak yaitu Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan berulang kali dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007; Bahwa Judex` Factie tidak memuat secara lengkap fakta-fakta yang dapat dijadikan alat pembuktian yang berasal dari keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan
dan
keterangan
Terdakwa
dan
kemudian
tidak
mempertimbangkan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan sidang secara cermat di dalam putusannya serta mengabaikan adanya alat bukti petunjuk yang diperoleh dari alat bukti yang sah dan diperoleh persesuaian dan saling melengkapi antara keterangan saksi-saksi dan alat bukti surat tersebut maka Judex` Factie tidak menerangkan sebagaimana mestinya Pasal 1 butir 27, Pasal 163, Pasal 185 ayat (6), Pasal Judex` Factie tidak menerapkan hukum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
pembuktian secara tepat/ benar yaitu pengadilan tidak memuat keterangan saksi-saksi secara lengkap dan tidak menggunakannya sebagai dasar di dalam pertimbangan putusannya serta tidak menggunakan alat bukti petunjuk sehingga membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan Penuntut Umum yaitu dakwaan Primair, dakwaan Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair, dakwaan Lebih Subsidair Lagi, dan dakwaan Lebih - Lebih Subsidair, karena keterangan saksi korban dan saksi-saksi lainnya juga keterangan Terdakwa tesebut maka Judex` Factie tidak akan membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan Penuntut Umum yaitu dakwaan Primair, dakwaan Subsidair, dakwaan Lebih subsidair, dakwaan lebih subsidair lagi, dan dakwaan lebih-lebih subsidair. Dan sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. No.1295 K/Pid /1985, Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. No.275 K/Pid /1983 tanggal 15 Desember 1983 dan Yurisprudensi No.1 K/Pid /2000 tanggal 22 September 2000, beralasan bagi Pemohon Kasasi/ Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Selor mengajukan kasasi atas putusan bebas yang tidak murni tersebut;
b. Bahwa Judex` Factie telah keliru dan salah menerapkan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya, yakni sesuai dengan ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP, Surat Putusan
mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di persidangan yang menjadi dasar penentuan kesalahan Judex` Factie dalam putusannya a quo tidak menerapkan ketentuan hukum Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP sebagaimana mestinya yaitu tidak memasukkan atau memuat secara benar fakta-fakta dan keadaan yaitu segala apa yang ada dan apa yang diketemukan di persidangan Pengadilan, antara lain alat bukti keterangan saksi dan surat, karena Judex` Factie di dalam putusan a quo hanya mengambil sebagian fakta-fakta persidangan sebagai bahan pertimbangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
dalam memutuskan perkara Terdakwa. Dan tidak memuat secara lengkap fakta-fakta yang dapat dijadikan alat pembuktian yang berasal dari keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi
Hardilan
dan
keterangan
Terdakwa
kemudian
tidak
mempertimbangkan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di persidangan secara cermat di dalam putusannya serta mengabaikan adanya alat bukti petunjuk yang diperoleh dari alat bukti yang sah dan diperoleh persesuaian dan saling melengkapi antara keterangan saksi-saksi dan alat bukti surat di atas dalam putusannya, sebagaimana tersebut dalam pertimbangannya di persidangan, maka akan memperoleh keyakinan bahwa benar Terdakwa melakukan persetubuhan terhadap Rinawati (anaknya) sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 seperti yang diterangkan oleh Rinawati kepada penyidik dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena di persidangan saksi korban Rinawati yang mengakui bahwa ketika menerangkan peristiwa perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi korban Rinawati dengan kekerasan atau ancaman kekerasan di hadapan penyidik dengan tidak ada paksaan, tekanan atau ancaman dan begitu juga ketika bercerita kepada saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti dan yang lainnya dilakukan dengan kesadaran diri yang penuh, tanpa ada paksaan maupun ancaman dan saksi korban Rinawati mengakui tidak pernah diajari oleh saksi Jamal bin Nursit, Siti Hajar, Mimi Yarti untuk mengarang cerita persetubuhan yang dilakukan Terdakwa adalah suatu fakta hukum dan saksi Widayanto alias Yanto tidak pernah mengajari saksi korban Rinawati untuk bercerita perbuatan Terdakwa menyetubuhi saksi korban Rinawati sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 yang hanya dalam waktu semalam secara detail; Dengan demikian Judex` Factie telah salah melakukan yaitu tidak menerapkan atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya, yakni dalam hal:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
1) Tidak
memperhatikan
dan
tidak
mempertimbangkan
seluruh
keterangan saksi Rinawati binti Ngatemin yang telah diberikan di persidangan dan keterangan yang diberikan dalam acara konfrontir maupun keterangan saksi Rinawati yang diterangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tanggal 7 dan 9 Agustus 2007 sebagaimana dimaksud dengan Pasal 163 jo Pasal 185 ayat (6) KUHAP; 2) Tidak
memperhatikan
dan
tidak
mempertimbangkan
seluruh
keterangan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah yang melihat sendiri perbuatan Terdakwa menyetubuhi anaknya (Rinawati), saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan yang telah diberikan di persidangan dengan di bawah sumpah yang
mengetahui
perbuatan
Terdakwa
menyetubuhi
anaknya
(Rinawati) dari keterangan saksi Rinawati sendiri yang mana keterangan satu sama lain adalah sama dan sesuai dengan keterangan saksi Rinawati dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dan juga keterangan Terdakwa di persidangan yang mengindikasikan dan memberikan petunjuk akan kebenaran perbuatan Terdakwa tersebut; 3) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Judex` Factie dengan tidak sungguh-sunggguh memperhatikan ketentuan Pasal 185 ayat (6) KUHAP yakni: a) Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain: Judex` Factie tidak mempertimbangkan persesuaian dan yang saling berkesinambungan antara keterangan saksi Widayanto Alias Yanto bin Pirah dengan keterangan saksi Jamal bin Nursit, saksi Jurianto alias Boyni, saksi Darsono bin Sardi, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan saksi Rinawati; b) Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain: Judex` Factie tidak mempertimbangkan di dalam putusannya antara keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan keterangan Terdakwa; c) Alasan
yang
dipergunakan
oleh
saksi
untuk
memberikan
keterangan yang tertentu; Terhadap keterangan saksi Rinawati yang menerangkan isi materi dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) penyidikan adalah tidak benar, dengan alasan keterangan tersebut diberikan oleh saksi Rinawati berasal dari ajaran saksi Widayanto, yang telah mengajarinya di malam hari sebelum lapor ke Polisi dan saksi Rinawati mendapat ancaman dari Aris untuk melaporkan Terdakwa dengan tuduhan menyetubuhi saksi Rinawati. Keterangan tesebut tersanggah, dalam pemeriksaan saksi Widayanto alias Yanto bin Pirah di persidangan dan di bawah sumpah telah menerangkan saksi Widayanto tidak pernah mengajari Rinawati dan saksi Widayanto
pernah
melihat
sendiri
perbuatan
Terdakwa
menyetubuhi anaknya sendiri (Rinawati) ketika saksi Widayanto menginap di rumah Terdakwa dan tidur di kamar sebelah kamar Terdakwa bersama Husin. Hal ini juga diperkuat dengan keterangan saksi Rinawati sendiri bahwa setelah selesai dari pemeriksaan Polisi, saat itu saksi Rinawati di jemput oleh Aris dengan menggunakan truk dan diantar menuju rumah saksi Jamal dan selama perjalanan dari kantor Polisi menuju rumah saksi Jamal tidak ada percakapan dan tidak ada pertanyaan dari Aris kepada saksi Rinawati mengenai hasil pemeriksaan saksi Rinawati di Polisi seperti apa yang telah dilaporkan atau apa keterangan saksi Rinawati kepada Polisi? Dan tidak ada kekhawatiran tentang cerita saksi Rinawati kepada Polisi. Pada pemeriksaan saksi Rinawati oleh Polisi yang kedua, Aris juga mengetahuinya tetapi Aris tidak pernah menanyakan kepada saksi Rinawati dan tidak pernah mengancam lagi kepada saksi Rinawati dan terhadap saksi Widayanto alias Yanto, saksi Jamal, saksi Siti Hajar (isteri Pak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Jamal) maupun ibu Mimi Yarti tidak pernah mengancam saksi Rinawati untuk bercerita kepada Polisi sesuai dengan keterangan saksi Rinawati di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi. Hal ini sangat tidak logis dan tidak wajar, karena apabila benar bahwa Aris melakukan ancaman kepada saksi Rinawati untuk melaporkan Terdakwa ke Polisi, berarti Aris memiliki kepentingan dan semestinya pada setiap kesempatan, Aris akan selalu menanyakan kepada saksi Rinawati mengenai laporan saksi Rinawati kepada Polisi baik mengenai materi laporannya maupun perkembangan laporannya (apakah sudah sesuai atau tidak dengan yang diinginkan Aris). Judex` Factie seharusnya mempertimbangkan alasan tersebut dan menilainya dengan cermat berdasarkan ketentuan Pasal 163 KUHP dan bukannya menerima mentahmentah dan justru lebih mempertimbangkan keterangan saksi yang tidak di bawah sumpah; d) Cara hidup dan kesusilaan serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya; Bahwa saksi Rinawati binti Ngatemin adalah anak kandung dari Terdakwa dan ketika isteri pertama Terdakwa yang bernama Rusmini (ibu kandung saksi korban Rinawati) meninggal dunia tahun 1994, Terdakwa yang telah memiliki seorang anak (yaitu saksi korban Rinawati) menikah lagi dengan seorang janda bernama Fatimah (ibu tiri saksi korban Rinawati sekarang) yang telah memiliki 6 (enam) orang anak. Hal ini bisa dilihat, pernikahan ibu tiri saksi korban Rinawati dengan Terdakwa tersebut lebih di titik beratkan pada pertimbangan ekonomi. Dan saat ini saksi korban Rinawati adalah sebatang kara, atau seorang diri, tidak tahu mengenai sanak keluarganya yang memiliki hubungan atau bertalian darah dengannya baik kakek-nenek, paman tante maupun sepupunya tidak diketahui jati dirinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
maupun keberadaannya. Dan sekarang ini, saksi korban Rinawati tinggal bersama ibu tirinya bernama Fatimah dan Paman tirinya bernama Sdr. Abdul Saad B. di daerah Baratan setelah ibu tiri tersebut berhasil membawa saksi korban Rinawati dari rumah saksi Jamal hingga sekarang ini baik langsung maupun tidak langsung masih dalam pengaruh tekanan psikologis Terdakwa; Judex` Factie tidak menggali, menilai secara arif dan bijaksana untuk mempertimbangkan alat bukti petunjuk yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Jaksa/ Penuntut Umum atau hasil penggaliannya sendiri yang diperoleh dari keterangan saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan, saksi a de charge Husin dan keterangan Terdakwa serta alat bukti surat, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 188 KUHAP; Judex`
Factie
membuat
pertimbangan
sebagai
dasar
putusannya berdasarkan fakta yang tidak pernah ada di persidangan dan tidak berdasarkan dari seluruh fakta yang terungkap di persidangan, keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang sebagai dasar penentuan kesalahan Terdakwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1) huruf
saksi Rinawati, saksi Widayanto alias Yanto, saksi Jamal bin Nursit, saksi Siti Hajar, saksi Mimi Yarti, saksi Ali Mustofa, saksi Hardilan dan keterangan Terdakwa dan alat bukti petunjuk seperti tersebut di atas; Bahwa Judex` Factie yang berkesimpulan bahwa perbuatan melawan hukum Terdakwa tidak terbukti adalah karena Judex` Factie memer iksa dan mengadili Terdakwa tidak menerapkan ketentuan Pasal 163, Pasal 185 ayat (6), Pasal 188, Pasal 197 ayat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh atau terungkap di persidangan maka putusan Judex` Factie tidak memenuhi keten
197 ayat (2) maka mengakibatkan putusan Judex` Factie batal demi hukum;
7. Amar Putusan Kasasi Mahkamah Agung Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008 MENGADILI Mengabulkan
permohonan
kasasi
dari
Pemohon
Kasasi:
JAKSA/
PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TANJUNG SELOR tersebut; Membatalkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Tanjung
Selor
No.152/Pid.B/2007/PN/Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008; MENGADILI SENDIRI a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut terbukti dengan sah
SENGAJA
MELAKUKAN
KEKERASAN
ATAU
ANCAMAN
KEKERASAN MEMAKSA ANAK MELAKUKAN PESETUBUHAN DENGANNYA YANG DILAKUKAN BERULANG KALI YANG MANA
PERBUATAN
ITU
MERUPAKAN
PERBARENGAN
BEBERAPA PERBUATAN YANG HARUS DIPANDANG SEBAGAI PERBUATAN YANG BERDIRI SENDIRI SEHINGGA MERUPAKAN
b. Menghukum oleh karena itu Terdakwa dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dan denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 5 (lima) bulan; c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
d. Menetapkan Terdakwa segera ditahan; Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat pengadilan kepada Termohon Kasasi/ Terdakwa yang dalam tingkat Kasasi ini ditetapkan sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
8. Pembahasan Sebelum membahas tentang pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa BAP saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas, penulis akan menjelaskan sedikit mengenai putusan bebas. Putusan bebas diatur dalam Pasal 191 ayat (1)
pemeriksaan di siding, kesalahan terdakwa atau perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa
putusan bebas, yaitu putusan bebas murni yang artinya putusan akhir dimana hakim mempunyai keyakinan mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa adalah tidak terbukti, dan putusan bebas tidak murni yang artinya putusan dalam hal batalnya dakwaan secara terselubung atau
ketidakterbuktiannya apa yang dimuat dalam surat tuduhan. Di dalam peradilan pidana terhadap pihak-pihak yang tidak puas dapat dilakukan upaya hukum, baik itu upaya hukum biasa maupun upaya hukum luar biasa sebagaimana diatur dalam Bab XVII dan XVIII UU No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Untuk putusan bebas sesungguhnya tidak dapat dilakukan upaya hukum apapun, ketentuan ini
perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain dari pada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap
mengajukan permohonan kasasi pada Mahkamah Agung. Di dalam pasal 253
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
ayat (1) KUHAP dimuat alasan-alasan untuk mengajukan permohonan kasasi yang isinya sebagai berikut : a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan sebagaimana mestinya ; b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang; c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya. Alasan yang diajukan oleh Jaksa/ Penuntut Umum mengajukan kasasi adalah
dikarenakan
Hakim
pada Pengadilan Negeri Tanjung Selor
mengesampingkan keterangan para saksi yang sebenarnya dapat menjadi alat bukti yang kuat, sehingga terdakwa dalam kasus persetubuhan anak di bawah umur yaitu Ngatemin bin Sarimin ini seharusnya dinyatakan bersalah dan terbukti secara sah telah melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anak kandungnya sendiri yaitu Rinawati binti Ngatemin, dan dijatuhi hukuman pidana.
B. Argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur
1. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat: Mengenai alasan-alasan ke- 1 dan ke- 2 : Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Judex` Factie salah menerapkan hukum dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Bahwa meskipun korban yang merupakan anak kandung Terdakwa mengaku diperkosa Aris namun dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ia ketika pertama kali diperiksa menyatakan diperkosa Bapaknya/Terdakwa. Keterangan tersebut yang diberikan tanpa tekanan atau paksaan sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
merupakan petunjuk atas kebenarannya, bersesuaian dengan keteranganketerangan saksi-saksi yang didengar di bawah sumpah: 1) Widayanto bin Pirah yang melihat dengan mata kepalanya sendiri Terdakwa memperkosa anaknya Rinawati di rumah Terdakwa; 2) Bahwa saksi ketika itu melihat dengan cara mengintip kamar Terdakwa yang saksi lihat Terdakwa dalam posisi menindih Rinawati di lantai kamar Terdakwa; 3) Jamal bin Nursit menerangkan Rinawati bercerita padanya bahwa Rinawati diperkosa bapaknya dan sudah sejak kelas IV disetubuhi bapaknya dan diancam akan dibunuh, karena sudah tidak tahan Rinawati akhirnya menginap di rumah saksi tetapi akhirnya di jemput lagi oleh ibu tirinya, meskipun Rinawati tidak mau diajak pulang; 4) Meskipun keterangan saksi Jamal berasal dari keterangan korban Rinawati hal itu bersesuaian dengan keterangan yang diberikan Rinawati kepada saksi Siti Hajar ketika Rinawati menginap di rumahnya, bahwa Rinawati diperkosa oleh Terdakwa, bapaknya, keterangan tersebut diperkuat oleh keterangan saksi Mimi Yarti yang menerangkan hal yang sama yaitu bahwa Rinawati telah diperkosa oleh Bapaknya sendiri; 5) Apa yang di terangkan oleh korban Rinawati kepada para saksi di atas dibuktikan kebenarannya berdasarkan laporan korban Rinawati sendiri kepada Polres Bulungan pada tanggal 7 Agustus 2007 yang di terima Ali Mustofa Anggota Polri yang menerima laporan korban, yang kemudian saksi membawa Rinawati untuk di visum, kemudian saksi membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) berdasarkan keterangan Rinawati sendiri bahwa ia telah diperkosa oleh Terdakwa Ngatemin, Bapaknya sendiri; b. Bahwa meskipun korban kemudian mencabut laporannya dan kemudian merubah keterangannya bahwa ia tidak diperkosa oleh Terdakwa namun dipaksa Aris pacarnya, namun keterangan tersebut dan pencabutan laporan pengaduannya adalah atas pengaruh dan tekanan Terdakwa dan ibunya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
karena saksi korban masih tinggal bersama mereka ataupun berada di bawah pengaruh mereka; Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Mahkamah Agung berpendapat permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/ Jaksa/Penuntut Umum dapat dikabulkan karena perbuatan Terdakwa memenuhi unsur Pasal 81 ayat (1) Undang- Undang No.23 Tahun 2002 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP, oleh karena itu Terdakwa terbukti Melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Primair sehingga Terdakwa harus dipidana; Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung akan mempertimbangkan hal - hal yang memberatkan dan yang meringankan; Hal-hal yang memberatkan: a. Terdakwa sebagai orang tua kandung dari saksi korban Rinawati, seharusnya memberikan pengayoman dan perlindungan terhadap anak kandung Terdakwa yaitu saksi korban Rinawati tetapi Terdakwa malah berbuat sebaliknya dengan menyetubuhi saksi korban Rinawati; b. Perbuatan Terdakwa mengakibatkan saksi korban Rinawati binti Ngatemin mengalami trauma psikis; c. Terdakwa telah mempersulit jalannya persidangan dengan memberikan keterangan yang berbelit-belit; Hal-hal yang meringankan: a. Terdakwa belum pernah dihukum; b. Terdakwa bersikap sopan di persidangan; Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di atas Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008 tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, seperti tertera di bawah ini;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Jaksa/ Penuntut Umum dikabulkan dan Terdakwa dinyatakan bersalah serta di jatuhi pidana, maka biaya perkara pada semua tingkat peradilan dibebankan kepada Terdakwa; Memperhatikan Undang-Undang No.4 Tahun 2004, UndangUndang No.8 Tahun 1981 dan Undang- Undang No.14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang- Undang No.5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang No.3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
2. Amar Putusan Mahkamah Agung Putusan Mahkamah Agung Nomor 960 K/Pid.Sus/2008 MENGADILI Mengabulkan
permohonan
PENUNTUT UMUM
kasasi
dari
Pemohon
PADA KEJAKSAAN
Kasasi:
JAKSA/
NEGERI TANJUNG
SELOR tersebut; Membatalkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Tanjung
Selor
No.152/Pid.B/2007/PN/Tg.Slr. tanggal 14 Pebruari 2008; MENGADILI SENDIRI a. Menyatakan terdakwa Ngatemin bin Sarimin tersebut terbukti dengan sah dan meyakinkan telah SENGAJA
MELAKUKAN
KEKERASAN
ATAU
ANCAMAN
KEKERASAN MEMAKSA ANAK MELAKUKAN PESETUBUHAN DENGANNYA YANG DILAKUKAN BERULANG KALI YANG MANA
PERBUATAN
ITU
MERUPAKAN
PERBARENGAN
BEBERAPA PERBUATAN YANG HARUS DIPANDANG SEBAGAI PERBUATAN YANG BERDIRI SENDIRI SEHINGGA MERUPAKAN
b. Menghukum oleh karena itu Terdakwa dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dan denda sebesar Rp 60.000.000,- (enam puluh juta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 5 (lima) bulan; c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; d. Menetapkan Terdakwa segera ditahan; Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat pengadilan kepada Termohon Kasasi/ Terdakwa yang dalam tingkat Kasasi ini ditetapkan sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
3. Pembahasan Penulis dapat menyimpulkan bahwa argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan pengajuan kasasi diatas sependapat dengan Penuntut Umum, yang menyatakan bahwa benar Judex Factie` tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya seperti yang tertuang dalam Pasal 253 ayat (1) a KUHAP, yaitu mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa BAP saksi korban. Terhadap alasan-alasan permohonan kasasi yang diajukan oleh Penuntut Umum, Hakim Mahkamah Agung telah membenarkan alasan-alasan tersebut, oleh karena Judex` Factie telah salah dalam menerapkan hukum. Alasan-alasan yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung antara lain adalah : a. Bahwa benar korban yang merupakan anak kandung Terdakwa mengaku diperkosa Aris namun dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ia ketika pertama kali diperiksa menyatakan diperkosa Bapaknya/Terdakwa. Keterangan tersebut yang diberikan tanpa tekanan atau paksaan sehingga merupakan petunjuk atas kebenarannya, bersesuaian dengan keteranganketerangan saksi-saksi yang didengar di bawah sumpah: 1) Widayanto bin Pirah yang melihat dengan mata kepalanya sendiri Terdakwa memperkosa anaknya Rinawati di rumah Terdakwa;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
2) Bahwa saksi ketika itu melihat dengan cara mengintip kamar Terdakwa yang saksi lihat Terdakwa dalam posisi menindih Rinawati di lantai kamar Terdakwa; 3) Jamal bin Nursit menerangkan Rinawati bercerita padanya bahwa Rinawati diperkosa bapaknya dan sudah sejak kelas IV disetubuhi bapaknya dan diancam akan dibunuh, karena sudah tidak tahan Rinawati akhirnya menginap di rumah saksi tetapi akhirnya di jemput lagi oleh ibu tirinya, meskipun Rinawati tidak mau diajak pulang; 4) Meskipun keterangan saksi Jamal berasal dari keterangan korban Rinawati hal itu bersesuaian dengan keterangan yang diberikan Rinawati kepada saksi Siti Hajar ketika Rinawati menginap di rumahnya, bahwa Rinawati diperkosa oleh Terdakwa, bapaknya, keterangan tersebut diperkuat oleh keterangan saksi Mimi Yarti yang menerangkan hal yang sama yaitu bahwa Rinawati telah diperkosa oleh Bapaknya sendiri; 5) Apa yang di terangkan oleh korban Rinawati kepada para saksi di atas dibuktikan kebenarannya berdasarkan laporan korban Rinawati sendiri kepada Polres Bulungan pada tanggal 7 Agustus 2007 yang di terima Ali Mustofa Anggota Polri yang menerima laporan korban, yang kemudian saksi membawa Rinawati untuk di visum, kemudian saksi membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) berdasarkan keterangan Rinawati sendiri bahwa ia telah diperkosa oleh Terdakwa Ngatemin, Bapaknya sendiri; b. Bahwa benar korban kemudian mencabut laporannya dan kemudian merubah keterangannya bahwa ia tidak diperkosa oleh Terdakwa namun dipaksa Aris pacarnya, namun keterangan tersebut dan pencabutan laporan pengaduannya adalah atas pengaruh dan tekanan Terdakwa dan ibunya karena saksi korban masih tinggal bersama mereka ataupun berada di bawah pengaruh mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan di dalam hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengesampingan Judex` Factie terhadap alat bukti petunjuk berupa Berita Acara Pemeriksaan saksi korban sebagai dasar Penuntut Umum mengajukan kasasi terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur bertentangan dengan ketentuan Pasal 244 KUHAP. Dalam Pasal 244 KUHAP menerangkan bahwa terhadap putusan bebas tidak dapat diajukan upaya hukum apapun, namun demi keadilan maka dapat diajukan upaya hukum Kasasi apabila Jaksa/ Penuntut Umum dapat membuktikan bahwa Judex` Factie telah keliru dalam menerapkan aturan hukum, sehingga Mahkamah Agung yang berwenang untuk memutus perkara ini. 2. Argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam menilai permohonan kasasi Penuntut Umum terhadap putusan bebas dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur yang terjadi di Desa Wonomulyo oleh tersangka Ngatemin bin Sarimin berpendapat sama dengan Jaksa/ Penuntut Umum yang telah mengajukan permohonan kasasi, bahwa dinilai Judex` Factie telah salah dalam menerapkan peraturan hukum atau tidak sebagaimana mestinya dalam menerapkan peraturan hukum. Dalam putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor No.152/Pid.B/2007/PN.Tg.Slr Judex` Factie mengesampingkan alat bukti petunjuk berupa berita acara pemeriksaan saksi korban, sehingga tersangka Ngatemin bin Sarimin dinyatakan tidak bersalah dan bebas atas tuduhan yang didakwakan oleh Jaksa/ Penuntut Umum.
B. SARAN 1. Dalam perkara ini si korban masih merupakan anak di bawah umur, maka pada saat proses persidangan berlangsung anak harus mendapat pendampingan dari orang tua atau dari walinya supaya perasaan anak tidak menjadi tertekan
commit to user 101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
karena berhadapan dengan hukum, proses persidangan bisa berjalan dengan lancar, dan anak dapat memberi keterangan dengan jelas dan benar. 2. Perlunya peranan dari lembaga psikologis atau bimbingan anak untuk memberikan bantuan kepada korban supaya tidak mengalami trauma berkepanjangan atau malu terhadap dirinya sendiri. 3. Diperlukannya penyuluhan hukum oleh aparat yang terkait tentang masalah kekerasan terhadap anak khususnya pemerkosaan yang marak terjadi, supaya setiap warga lebih berhati- hati dalam menjaga dan mendidik anak-anaknya dari usia dini, dan dapat mengurangi tingginya tingkat tindak pidana pemerkosaan pada anak. 4. Diharapkan kepada masyarakat terutama orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan dan kontrol sosial terhadap anaknya dalam lingkungan dan pergaulan sekitar.
commit to user