perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM ALQARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL)
Penulisan Hukum (Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : Meutika Azizah NIM.E0006173
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Penyayang
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING Penulisan Hukum (Skripsi)
PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM ALQARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL)
Oleh Meutika Azizah NIM.E0006173
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Oktober 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Agus Rianto,SH.,M.Hum
Zeny Lutfiyah, S.Ag.,M.Ag
NIP. 196108131989031002
NIP. 197210112005012001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PENGUJI Penulisan Hukum (Skripsi) PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM ALQARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL) Oleh Meutika Azizah NIM.E0006173 Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada : Hari
: Jum’at
Tanggal
: 29 Oktober 2010 DEWAN PENGUJI
1. Mohammad Adnan S.H.,M.Hum. NIP. 195407121984031002
: .............................................................
Ketua 2. Agus Rianto,SH.,M.Hum NIP. 196108131989031002
: .............................................................
Sekretaris 3. Zeny Lutfiyah, S.Ag.,M.Ag NIP. 197210112005012001
: .............................................................
Anggota Mengetahui Dekan,
Moh. Jamin, S.H.M.Hum NIP. 196109301986011001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Meutika Azizah
NIM
: E0006173
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM ALQARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, Oktober 2010 yang membuat pernyataan
Meutika Azizah NIM.E0006173
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Meutika Azizah, E.0006173.2010. PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL-QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan sistem Al-qardhul hasan pada BMT Harapan Kita Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris atau sosiologis yang bersifat deskriptif. Sumber data penelitian yang digunakan meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan studi kepustakaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dengan interaktif model yaitu komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data, kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari sumber penelitian yang diolah, sehingga pada akhirnya dapat diketahui mengenai keistimewaan dan keutamaan dalam pelaksanaan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita Bantul Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem Al-qardhul hasan memiliki fungsi sosial yang dapat menolong dan meningkatkan derajat orang-orang yang tidak mampu. Jika suatu BMT memiliki Baitul Maal yang kuat maka penerapan Al-qardhul hasan dapat dilaksanakan dengan baik. Ini adalah bentuk kepedulian BMT terutama BMT Harapan Kita terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Pelaksanaan sistem Al-qardhul hasan ini dapat dirasakan oleh orang-orang yang tidak mampu tetapi mempunyai profesi, iktikad baik untuk usaha dan dapat dipercaya. Kata Kunci : BMT , Al-qardhul hasan, Baitul Maal.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Meutika Azizah, E.0006173.2010. APPLICATION OF SOCIAL FUNCTION (CHARITY) BAITUL MAAL WAT TAMWIL ON WAY TO CAPITAL ASSITANCE SYSTEM AL-QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (CASE STUDY IN BMT HARAPAN KITA BANTUL). Faculty of Law Sebelas Maret University Surakarta. This study aims to determine how the implementation of system Al-Qardhul Hasan at BMT Harapan Kita Bantul. This study is an empirical or sociological law which is descriptive. Sources of research include primary legal materials and secondary legal material. Collection techniques of research sources used are interviews and literature study. In this study, the authors use qualitative analysis techniques with interactive components of the model: data reduction and presentation of data is done in conjunction with data collection, then processed and analyzed to answer the problem under study. The last step is to draw conclusions from research sources are processed, which in turn can be known about privilege and primacy in the implementation of the system Al-Qardhul Hasan. The result showed that application of Al-qardhul hasan have a social function that can help and improve the degree of people who can not afford if BMT have a strong Baitul Maal, the application of Al-Qardhul hasan can be performed well. This is especially a concern BMT Harapan Kita on the environment surronding communities. Implementation of the system Al-Qardhul hasan can be felt by people who can not afford but have a profession, in a good faith for the bussiness and can be trusted. Keyword : BMT , Al-qardhul hasan, Baitul Maal.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmatNYA sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penulisan Hukum yang berjudul “ PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM ALQARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL)”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan Hukum atau Skripsi merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa untuk melengkapi syarat memperoleh derajat sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pelaksanaan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita menjadi sangat menarik untuk diteliti karena adanya fungsi sosial yang sangat membantu orangorang yang tidak mampu sehingga dapat meningkatkan derajat mereka untuk terbebas dari jerat kemiskinan. Penerapan sistem Al-qardhul Hasan dalam BMT Harapan Kita dilaksanakan dengan baik dan berlandaskan syariah Islam yang tertuang dalam AlQuran dan Hadits. Penulis menyadari bahwa terselesainya Penulisan Hukum ini tidak terlepas dari bantuan baik moril maupun materiil serta doa dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Mohammad Adnan, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum dan Masyarakat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Agus Rianto, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing I penulisan skripsi yang telah sabar memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi bagi Penulis untuk menyelesaikan penulisan hukum ini.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Ibu Zeny Lutfiyah, S.Ag.,M.Ag., selaku Pembimbing II dalam Penulisan Hukum ini yang bersedia menyediakan waktu, pemikiran dan berbagi ilmu dengan penulis. 5. Bapak Syafrudin Yudo W, S.H.,M.H., selaku pembimbing akademis, atas nasehat yang berguna bagi penulis selama penulis belajar di Fakultas Hukum UNS. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam penulisan skripsi ini. 7. Ketua Bagian PPH Bapak Lego Karjoko S.H., M.Hum., dan Mas Wawan anggota PPH yang banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini. 8. Segenap staf
Perpustakaan Fakultas Hukum UNS, yang telah membantu
menyediakan bahan referensi yang berkaitan dengan topik penulisan hukum. 9. Bapak Ardian Dwi Yoenanto,S.H.,M.Hum selaku Direktur Utama dari BMT Harapan Kita di Bantul yang telah memberikan ijin melakukan penelitian di BMT Harapan Kita. 10. Bapak Izzuddin Yogya selaku Manajer Umum BMT Harapan Kita di Bantul yang telah memberikan banyak nasehat dan ilmu pengetahuan kepada penulis.. 11. Bapak dan Ibu tercinta atas cinta dan kasih sayang, doa, dukungan, semangat dan segala yang telah diberikan yang tidak ternilai harganya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum ini. 12. My Family, Kakak-kakak penulis, Mas topan dan Mbak Ning, Mas Hasnan yang selalu membantu dalam urusan finansial, Mbak Resti, Mas Guva, Mbak Rika dan my little angel Aldhea, terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku dan selalu memberi dukungan. 13. Bapak Gunawan, Bapak Henri karena sudah memberikan kesempatan bekerja sekaligus mengerjakan skripsi dan teman-teman Customer Service Indosat M2 di Solo Grandmall ( Siska, Nila, Amel, Mas Tri dan Sofra). 14. Novan Ismanuadji, terima kasih telah menjadi tempat keluh kesah dan juga tempat bersandar untuk penulis. Terima kasih sudah mengantar ke tempat
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian dengan sabar. Terima kasih karena selalu setia mendampingi penulis. Terima kasih telah menjadi semangat dalam hidupku. 15. Sahabat-sahabat tercintaku, Fina Maryuana yang selalu setia memberikan dukungan dan doa untuk kemajuan walaupun jarak memisahkan, Martina Wulanjari yang setia jadi sahabatku mulai SMP sampai sekarang, teman SMPku yang selalu memberikan support, fajar, baskara, riantika yang setia menjadi sahabatku. 16. Anak-anak genx Rembo, Rani terima kasih sudah memberikan tumpangan menginap selama penelitian di Jogjakarta, Puri terima kasih karena sudah memberikan koneksi untuk melakukan penelitian, terima kasih sudah setia mendengar curhatanku, terima kasih sudah membantu dalam proses penulisan, Linda terima kasih telah memberikan support agar penulis segera menyelesaikan skripsi, Ade terima kasih buat motivatornya selama ini, buat dukungan sms dan telepon untuk mengingatkan agar tidak bermalas-malasan dalam mengerjakan skripsi, Niko
terima kasih karena sering mengingatkan agar jangan terlalu
mementingkan pekerjaanku, Anis terima kasih sudah menjadi teman baik, menjadi motivator pada penulis. 17. Teman-teman kuliah di Fakultas Hukum UNS angkatan ’06. 18. Teman-teman kecilku, Asti Yuniar, Elisabeth Dyah Listiningrum, Septi Nurlitasari, yang selalu setia dari kecil sampai dewasa ini, terima kasih buat persahabatan kita. Demikian semoga penulisan hukum ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, baik untuk akademisi, praktisi maupun masyarakat umum.
Surakarta,
Oktober 2010
Penulis
Meutika Azizah
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Perumusan Masalah.................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
7
E. Metode Penelitian ...................................................................
8
F. Sistematika Penulisan Hukum ................................................
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori .......................................................................
16
1. Tinjauan Umum Mengenai Baitul Maal Wat Tamwil a. Sejarah Perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil........
16
b. Konsep Dasar Operasional BMT ........................... ....
19
c. Tujuan dan Ciri-ciri BMT ...........................................
21
d. Prinsip dan Produk BMT ............................................
24
2. Tinjauan Umum Mengenai Al-Qardhul Hasan a. Pengertian Al-Qardhul Hasan .....................................
commit to user xi
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Dasar Hukum Al-Qardhul Hasan ...............................
35
c. Manfaat Al-Qardhul Hasan.................................... ....
36
B. Kerangka Pemikiran ................................................................
38
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.
Keutamaan dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul......................
2.
40
Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul...................................................
42
B. Pembahasan 1.
Keutamaan dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul......................
2.
52
Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul...................................................
56
BAB IV PENUTUP A. Simpulan ................................................................................
70
B. Saran.......................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Analisis Interaktif..........................................................
14
Gambar 2. Kerangka Pemikiran...................................................................
38
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Terjadinya krisis ekonomi di kawasan Asia Tenggara berawal dari terjadinya devaluasi bath (mata uang Thailand) pada bulan Juli 1997. Krisis ini tidak hanya membawa kehancuran perekonomian di kawasan Asia Tenggara, namun juga mempengaruhi pasar saham besar di dunia seperti Hongkong, Eropa, dan Jepang. Permasalahan mendasar dari krisis keuangan yang berdampak pada krisis ekonomi ini terutama diakibatkan oleh buruknya kualitas lembaga-lembaga keuangan yang menerapkan suku bunga sehingga berpotensi melahirkan 3 macam krisis yaitu krisis keuangan dan moneter, krisis pasar saham dan krisis perbankan yang semuanya berpengaruh negatif terhadap kehidupan sektor riil (Nurul Huda dkk, 2008:234). Pengaruh dari krisis ekonomi ini juga dirasakan di Indonesia. Perekonomian Indonesia memburuk yang berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan negatif, kecuali sektor pertanian dan agrobisnis walaupun hanya mengalami pertumbuhan yang sedikit, itupun karena pengaruh dari negara kita yang agraris. Krisis yang berawal dari krisis nilai tukar kemudian diperparah dengan kebijakan moneter seperti penaikkan suku bunga. Akibatnya banyak pekerja yang di PHK karena perusahaan bangkrut sehingga menciptakan pengganguran dimana-mana. Masyarakat dihadapkan pada kelaparan dan kemiskinan. Peranan sektor perbankan sangat diperlukan untuk membangkitkan kembali kegiatan ekonomi. Perbankan syariah merupakan alternatif ditengah-tengah munculnya koreksi perbankan konvensional yang diakibatkan krisis ekonomi. Oleh karena itu hukum transaksi Islam harus mampu membuktikan diri untuk mengantarkan perbankan syariah benar-benar sebagai perbankan alternatif. Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
hanya semangat untuk terbebas dari krisis tetapi harus selalu mendasarkan kepada Al Qur’an dan Hadist yang dapat beradaptasi sesuai dengan dunia perekonomian modern sekarang ini. Perkembangan ekonomi syariah menjadi salah satu yang membuat perekonomian berbasis Islam menjadi sorotan dunia terutama di tengah-tengah berbagai skandal finansial yang terjadi di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri, penggunaan ekonomi syariah telah timbul sebagai salah satu ekonomi alternatif terutama paska krisis moneter yang menghantam Indonesia satu dekade yang lalu (Bismar Nasution, ”Hukum Ekonomi Syariah Dalam Regulasi Nasional”. Suara Uldilang. Vol.3, No. XII) Fenomena penerapan prinsip syariah dalam lembaga keuangan semakin berkembang pesat, tidak hanya di perbankan tetapi juga lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Di sektor lembaga keuangan bank dikenal dengan perbankan syariah, sedanagkan pada lembaga keuangan bukan bank dengan mengacu pada penjelasan Pasal 49 huruf i Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, terdiri atas lembaga keuangan mikro syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah, reksadana syariah, obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dana pensiun lembaga keuangan syariah, dan bisnis syariah. Baitul Maal Wat Tanwil (BMT) tercangkup dalam istilah lembaga keuangan mikro syariah. Keberadaan BMT ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pengembangan sektor ekonomi riil, terlebih bagi kegiatan usaha yang belum memenuhi segala persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan dari lembaga perbankan syariah (Khotibul Umam, 2009:42). Belakangan ini Baitul Mal wat tamwil (BMT) mulai popular di perbincangkan oleh insan perekonomian terutama dalam perekonomian Islam. Sejak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, BMT telah mulai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
tumbuh menjadi altrenatif pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia. Istilahistilah itu biasanya dipakai oleh sebuah lembaga khusus (dalam sebuah perusahaan atau instansi) yang bertugas menghimpun dan menyalurkan ZIS (zakat, infaq, shadaqah) dari para pegawai atau karyawannya. Kadang istilah tersebut dipakai pula untuk sebuah lembaga ekonomi berbentuk koperasi serba usaha yang bergerak di berbagai lini kegiatan ekonomi umat, yakni dalam kegiatan sosial, keuangan (simpan-pinjam), dan usaha pada sektor riil (http://kiamifsifeui.wordpress.com/2008/04/18/essay-1-perkembangan-danprospek-bmt tanggal 13 Agustus 2010). Dalam realitasnya, operasional bank syariah belum dapat secara optimal menjangkau sektor ekonomi riil di tingkat akar rumput (gross root). Hal demikian karena ternyata bank syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan dalam menjalankan
fungsinya
menyalurkan
dana
kepada
masyarakat
berupa
memberikan pembiayaan masih mensyaratkan adanya jaminan yang itu sebenarnya tidak mudah dipenuhi oleh nasabah, khususnya nasabah kecil. Di sisi lain fakta menunjukkan bahwa operasional bank syariah juga terbatas di wilayah perkotaan, sedangkan pelaku sektor ekonomi riil sebagian besar berada di desadesa. Dengan demikian layanan yang diberikan oleh bank syariah belum dapat menjangkau sektor ekonomi riil secara optimal. Kondisi tersebut menjadi latar belakang munculnya lembaga-lembaga keuangan mikro yang sudah menjangkau hingga pedesaan, yang dikenal dengan sebutan BMT (Khotibul Umam, 2009:43). BMT is an Islamic micro finance institution, established by individual or group initiatives to help micro and medium entrepreneurs, especially in villages or traditional markets, operationally based on Shariah principles and cooperation. BMT is an unique Islamic micro finance institution established by Indonesian moslems to abolish ceti or rentenir in Indonesian moslem societies by providing many financing schemes for helping micro and medium entrepreneurs yang artinya BMT adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
individu atau kelompok untuk membantu pengusaha mikro atau pengusaha menengah, khususnya di desa-desa atau di pasar tradisional dengan landasan operasional berdasarkan prinsip syariah. BMT adalah lembaga keuangan mikro Islam yang unik, yang didirikan oleh umat Islam Indonesia untuk menghapus rentenir pada masyrakat muslim Indonesia dengan menyediakan skema pembiayaan yang dapat membantu pengusaha mikro dan menengah ( Journal International of Islamic Economic Journal, published by Islamic Economic Department FIAI UII, No.1, Vol.1, 2007) Kemiskinan adalah permasalahan yang dihadapi pemerintah dan sampai sekarang masih dapat kita rasakan. Departemen sosial mencatat penduduk yang termasuk miskin berjumlah 76 juta KK (Kepala Keluarga) dan di bawah miskin berjumlah 20 KK (Kepala Keluarga). Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa kemiskinan itu mendekati kekufuran jadi harus diperangi. Maka dengan adanya BMT, usaha untuk memerangi kemiskinan juga termasuk dalam salah satu produk penyaluran dana yang disebut Al-qardhul hasan. Mengoptimalkan dana Al-qardhul Hasan mempunyai fungsi sosial (socio economical benefits). Pada Baitul Maal Wat Tanwil terdapat jenis pembiayaan yang dinamakan qardhul hasan (benevolent loan/pinjaman kebajikan), yaitu pembiayaan yang disalurkan tanpa imbalan apapun. Dana qardhul hasan bersumber dari pendapatan non halal (seperti bunga), denda, zakat, infaq dan shadaqah. Pembiayaan Al-qardhul hasan berupa fasilitas pembiayaan yang diberikan atas dasar kewajiban untuk tujuan saling tolong-menolong dimana pihak peminjam hanya dituntut untuk mengembalikan pokok pinjaman, tanpa dikenakan tambahan maupun margin keuntungan, terkecuali peminjam sukarela melebihkan pembayarannya. Dana ini bisa digunakan untuk membiayai peningkatan ekonomi dhuafa berupa modal kerja. Terutama pada para nasabah sektor menengah ke bawah yang masih sulit untuk mendapatkan bantuan dan pinjaman dari bank karena dianggap tidak bankable, seperti modal dagang kecil-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
kecilan, jual sayur keliling, servis sepatu dan kegiatan sejenisnya. Apabila hal ini bisa dikelola dengan baik, maka akan menciptakan efek pada skala makro ekonomi. Pemberdayaan ekonomi umat skala kecil dengan konsep community empowerment (pemberdayaan masyarakat) merupakan solusi tepat mengatasi kemiskinan di masyarakat. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa Baitul Maal Wat Tanwil memiliki prinsip filosofis dan basis operasional yang terintegrasi dengan nilai-nilai sosial dan aktifitas ekonomi. Hampir semua tokoh-tokoh pemerhati sosial kemasyarakatan sepakat bahwa kemiskinan yang meningkat berdampak pada peningkatan angka kriminalitas, semakin rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, dapat melahirkan radikalisasi atas kebijakan negara dan bahkan dapat menciptakan fundamentalisme dalam bergama. Pemerintah harus punya komitmen yang kuat untuk segera mengatasi maslah kemiskinan bangsa ini. Marilah pemerintah untuk mulai menghadirkan bank syariah sebagai salah
satu
kunci
utama
pemecah
masalah
ini
(http://www.karimsyah.com/imagescontent/article/20050923150928, diakses 10 Januari 2010). Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah dengan Judul Skripsi: “PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL SISTEM AL-QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL)”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang penting di dalam suatu penelitian. Bertitik tolak dari uraian latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan suatu permasalahan yang disusun secara sistematis, agar sasaran yang hendak dicapai menjadi jelas, tegas, terarah, dan memudahkan pemahaman terhadap masalah yang diteliti sehingga penelitian ini mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apa keutamaan dan keistimewaan dari sistem Alqardhul Hasan (Benevolent Loan) yang diterapkan pada BMT Harapan Kita Di Bantul? 2. Bagaimana bentuk penerapan Alqardhul Hasan (Benevolent Loan) pada BMT Harapan Kita Di Bantul?
C. Tujuan Penelitian Penelitian harus mempunyai tujuhan yang jelas sehinngga dapat memberikan arah dalam penelitian tersebut. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui keutamaan dan keistimewaan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita sehingga bersifat membantu atau menolong umat muslim. b. Untuk mengetahui bentuk penerapan sistem Al-qardhul Hasan di BMT Harapan Kita. 2. Tujuan Subyektif a. Untuk memberikan jawaban atas masalah yang diteliti dan menambah pengetahuan penulis tentang penerapan sistem Al-qardhul Hasan di BMT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Harapan Kita. b. Untuk memperoleh data-data sebagai bahan penulisan hukum guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam jurusan Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. c. Sebagai cara untuk menerapkan serta mendalami teori dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Dalam setiap penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan sehubungan dengan penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran dan suatu gambaran yang lebih nyata mengenai penerapan sistem Al-qardhul Hasan pada Baitul Maal Wat Tamwil di BMT Harapan Kita. b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan serta pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya serta ilmu hukum dan masyarakat pada khususnya mengenai penerapan sistem Al-qardhul Hasan pada Baitul Maal Wat Tamwil terutama di BMT Harapan Kita. c. Hasil penelitian ini akan bermanfaat pada pengembangan hukum dan masyarakat, khususnya dalam hukum transaksi keuangan Islam. d. Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai teaching materials pada mata kuliah hukum transaksi keuangan Islam, serta mata kuliah lain yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
terkait serta memberikan kegunaan untuk pengembangan ilmu hukum. 2. Manfaat Praktis a. Untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir penulis sehingga dapat mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang diperoleh. b. Meningkatkan wawasan dalam pengembangan pengetahuan bagi peneliti akan permasalahan yang diteliti, dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat pada hal yang sama. c. Untuk melatih penulis dalam mengungkapkan permasalahan tertentu secara sistematis dan berusaha memecahkan permasalahan yang ada tersebut dengan metode ilmiah. d. Memberikan masukan serta pengetahuan bagi para pihak yang berkompeten dan terkait langsung dengan penelitian ini.
E. Metode Penelitian Suatu penelitian haruslah menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Sedangkan dalam penentuan metode mana yang akan dipergunakan, penulis harus cermat agar metode nanti tepat dan sesuai, sehingga untuk mendapatkan hasil dengan kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan dapat tercapai. Peran dari metode penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut: 1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap. 2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal- hal yang belum diketahui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk melakukan penelitian interdisipliner. 4. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan pengetahuan mengenai masyarakat. Dengan demikian maka metodologi penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada di dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (Soerjono Soekanto, 2008: 7). Berdasarkan hal tersebut, penulis dalam penelitian menggunakan metode penulisan antara lain sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Mengacu pada perumusan masalah dan ditinjau dari tujuan penelitian hukum, dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian empiris. Penelitian hukum empiris adalah penelitian yang menggunakan data primer sebagai data utama, dimana penulis langsung terjun ke lokasi. Dalam hal ini penulis ingin mengkaji mengenai penerapan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita yang beralamat di Jalan Srandakan, km 6, Mangiran, Trimurti, Srandakan Yogyakarta. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atas gejala- gejala lain. Maksud penelitian bersifat deskriptif adalah untuk mempertegas hipotesa- hipotesa agar dapat membantu dalam memperkuat teori atau dalam kerangka menyusun teori baru (Soerjono Soekanto, 2006:10). Dalam penelitian ini penulis menggambarkan penerapan Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
3. Pendekatan penelitian. Sehubungan dengan tipe penulisan yang digunakan yakni penelitian empiris, maka di dalam penelitian hukum terdapat pendekatan yang penulis gunakan yaitu kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang digunakan oleh penulis dengan mendasarkan data-data yang digunakan responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh (Soerjono Soekanto, 2006:250). Pendekatan kualitatif ini penulis gunakan karena beberapa pertimbangan, antara lain: a. Metode ini mampu menyesuaikan secara lebih mudah untuk berhadapan dengan kenyataan. b. Metode ini lebih peka dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan banyak penajaman dengan pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J.Moleong, 2007:9-10). 4. Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ditetapkan dengan tujuan agar ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti lebih sempit dan terfokus, sehingga penelitian yang dilakukan lebih terarah. Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitian pada BMT Harapan Kita di Jalan Srandakan km 6, Mangiran, Trimurti, Srandakan, Bantul Yogyakarta. 5. Jenis Data. Data adalah hasil dari penelitian baik berupa fakta-fakta atau angkaangka yang dapat dijadikan bahan untuk dijadikan suatu sumber informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Jenis data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer adalah data yang diperoleh atau keterangan yang diperoleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
secara langsung dari lapangan yang menjadi obyek penelitian atau diperoleh secara langsung dari responden-responden berupa keterangan atau fakta-fakta (Soerjono Soekanto,2006:12). Yaitu berupa hasil wawancara dengan pihak yang berkompeten di BMT Harapan Kita. b. Data Sekunder adalah data yang didapat dari keterangan-keterangan yang diperoleh secara tidak langsung melalui studi-studi kepustakaan, dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berujud laporan, buku harian dan sumber-sumber tertulis lainnya (Soerjono Soekanto, 2006 : 12). 6. Sumber Data. Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dimana data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh. Sumber data adalah tempat diketemukan data. Adapun data dari penelitian diperoleh dari dua sumber yaitu: a. Sumber data primer, merupakan sumber data yang berupa keterangan dari pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan permasalahan yang diteliti (Soerjono Soekanto,2006:12). Dalam hal ini, sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dari pihak yang berwenang dalam memberikan keterangan secara langsung mengenai permasalahan yang diteliti. Yang menjadi sumber data primer dari
penelitian
ini
adalah
pegawai
BMT
Harapan
Kita
yang
bertanggungjawab terhadap operasional di BMT tersebut. b. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang secara tidak langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer. Dalam hal ini dapat diperoleh melalui bahan dokumen, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah dan literatur-literatur yang mendukung (Soerjono Soekanto, 2006:12). Sumber data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
a) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 1 April 2000 b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 13 April 2000 c) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSN-MUI/MUI/IV/2000, tanggal 13 April 2000 d) Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. e) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. f) Peraturan Perundang-undangan Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. g) Peraturan Menteri Negara Koperasi Nomor 35 Tahun 2007 Tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah. h) Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang berisi penjelasan mengenai bahan hukum primer, yang terdiri dari buku, artikel, karya ilmiah, majalah, makalah, koran, dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan teknik untuk mengumpulkan data dari salah satu atau beberapa sumber data yang ditentukan. Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan relevan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara, merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan tanya jawab secara mendalam dengan sumber data primer, yaitu pihakpihak yang berkompeten di BMT Harapan Kita dan para nasabah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
b. Studi Kepustakaan, adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen, buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. 8. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian
menjadi
suatu
laporan.
Analisis
data
adalah
proses
pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar , sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J. Moeleong, 1993). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dengan model interaktif yaitu komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data, kemudian setelah data terkumpul maka tiga komponen tersebut berinteraksi dan bila kesimpulan dirasakan kurang, maka perlu ada verifikasi dan penelitian kembali mengumpulkan data lapangan (H.B. Sutopo, 2002: 95). Menurut H.B. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah: a. Reduksi Data Merupakan proses seleksi, penyederhanaan, dan abstraksi dari data (fieldnote). b. Penyajian Data Merupakan suatu realita organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan, sajian data dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan juga tabel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
c. Kesimpulan atau Verifikasi Dalam pengumpulan data peneliti harus sudah memahami arti berbagai hal yang ditemui, dengan melakukan pencatatan-pencatatan, peraturanperaturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai preposisi kesimpulan yang diverifikasi. Teknik analisis kualitatif model interaktif dapat digambarkan dalam bentuk rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas (reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasinya) sebagai berikut:
Gambar 1. Model Analisis Interaktif Ketiga komponen tersebut (proses analisis interaktif) dimulai pada waktu pengumpulan data penelitian, peneliti membuat reduksi data dan sajian data. Setelah pengumpulan data selesai, tahap selanjutnya peneliti mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan memverifikasikan berdasarkan apa yang terdapat dalam sajian data. Aktivitas yang dilakukan dengan siklus antara komponen-komponen tersebut akan didapat data yang benar-benar mewakili dan sesuai dengan masalah yang diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
F. Sistematika Penulisan Hukum Untuk mempermudah pemahaman dan memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penulisan hukum, maka penulis menjabarkannya dalam sistematika penulisan hukum sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai kerangka teori yang terdiri dari tinjauan umum tentang Baitul Maal Wat Tanwil, tinjauan umum tentang AlQardhul Hasan; serta kerangka pemikiran.
BAB III
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai bentuk penerapan Al-qardhul Hasan (Benevolent Loan) pada
BMT Harapan Kita di Bantul; serta
keutamaan dan keistimewaan dari sistem Al-qardhul Hasan (Benevolent Loan) yang diterapkan pada BMT Harapan Kita di Bantul. BAB IV
: PENUTUP Bab ini terbagi dalam dua bagian, yaitu simpulan dan saran terkait dengan permasalahan yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Mengenai Baitul Maal Wat Tamwil. a. Sejarah Perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil. Jika kita menengok sejarah BMT, sebenarnya di masa Rasulullah dan sahabat tidak dikenal istilah BMT, yang diketahui saat itu adalah Baitul Maal, yakni lembaga keuangan dan kekayaan negara yang dibentuk dan dijalankan oleh Pemerintahan Islam waktu itu. Baitul Maal berfungsi sebagaimana Departemen Keuangan saat ini yaitu menjadi petugas pemungut pajak dan pendapatan negara lainnya. Di masa Rasulullah dan sahabat sampai pemerintahan khilafah islamiyah, penerimaan pendapatan negara sangat beragam, antara lain kharaj, jizyah, dam, ghanimah, dan termasuk zakat, infaq dan shodaqoh. Pada masa Rasulullah SAW, Baitul Mal lebih mempunyai pengertian sebagai pihak (al-jihat) yang menangani setiap harta benda kaum muslimin, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran. Saat itu Baitul Mal belum mempunyai tempat khusus untuk menyimpan harta, karena saat itu harta yang diperoleh belum begitu banyak. Kalaupun ada, harta yang diperoleh hampir selalu habis dibagi bagikan kepada kaum muslimin serta dibelanjakan untuk pemeliharaan urusan mereka. Rasulullah SAW senantiasa membagikan ghanimah dan seperlima bagian darinya (al-akhmas) setelah usainya peperangan, tanpa menunda-nundanya
lagi.
Dengan
kata
lain,
beliau
menginfakkannya sesuai peruntukannya masing-masing.
commit to user 16
segera
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Masa Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq, Abu Bakar dikenal sebagai Khalifah yang sangat wara’ (hati-hati) dalam masalah harta. Bahkan pada hari kedua setelah beliau dibai’at sebagai Khalifah, beliau tetap berdagang dan tidak mau mengambil harta umat dari Baitul Mal untuk keperluan diri dan keluarganya. Diriwayatkan oleh lbnu Sa’ad (w. 230 H/844 M), penulis biografi para tokoh muslim, bahwa Abu Bakar yang sebelumnya berprofesi sebagai pedagang membawa barang-barang dagangannya yang berupa bahan pakaian di pundaknya dan pergi ke pasar untuk menjualnya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Umar bin Khaththab. Umar bertanya, “Anda mau kemana, hai Khalifah?” Abu Bakar menjawab, “Ke pasar.” Umar berkata, “Bagaimana mungkin Anda melakukannya, padahal Anda telah memegang jabatan sebagai pemimpin kaum muslimin?” Abu Bakar menjawab, “Lalu dari mana aku akan memberikan nafkah untuk keluargaku?” Umar berkata, “Pergilah kepada Abu Ubaidah (pengelola Baitul Maal), agar ia menetapkan sesuatu untukmu.” Keduanya pun pergi menemui Abu Ubaidah, yang segera menetapkan santunan (ta’widh) yang cukup untuk Khalifah Abu Bakar, sesuai dengan kebutuhan seseorang secara sederhana, yakni 4000 dirham setahun yang diambil dan Baitul Mal. Pada Masa Khalifah Umar bin Khathab, selama memerintah Umar bin Khathab tetap memelihara Baitul Mal secara hati-hati, menerima pemasukan dan sesuatu yang halal sesuai dengan aturan syariat dan mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya. Dalam salah satu pidatonya, yang dicatat oleh lbnu Kasir (700-774 H/1300-1373 M), penulis sejarah dan musafir, tentang hak seorang Khalifah dalam Baitul Mal, Umar berkata, “Tidak dihalalkan bagiku dari harta milik Allah ini melainkan dua potong pakaian musim panas dan sepotong pakaian musim dingin serta uang yang cukup untuk kehidupan sehari-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
hari seseorang di antara orang-orang Quraisy biasa, dan aku adalah seorang biasa seperti kebanyakan kaum muslimin. Kondisi yang sama juga berlaku pada masa Utsman bin Affan. Namun, karena pengaruh yang besar dan keluarganya, tindakan Usman banyak mendapatkan protes dari umat dalam pengelolaan Baitul Mal. Dalam hal ini, lbnu Sa’ad menukilkan ucapan Ibnu Syihab Az Zuhri (51-123 H/670-742 M), seorang yang sangat besar jasanya dalam mengumpulkan hadis, yang menyatakan, “Usman telah mengangkat sanak kerabat dan keluarganya dalam jabatan-jabatan tertentu pada enam tahun terakhir dari masa pemerintahannya. Ia memberikan khumus (seperlima ghanimah) kepada Marwan yang kelak menjadi Khalifah ke-4 Bani Umayyah, memerintah antara 684685 M dari penghasilan Mesir serta memberikan harta yang banyak sekali kepada kerabatnya dan ia (Usman) menafsirkan tindakannya itu sebagai suatu bentuk silaturahmi yang diperintahkan oleh Allah SWT. Ia juga menggunakan harta dan meminjamnya dari Baitul Mal sambil berkata, ‘Abu Bakar dan Umar tidak mengambil hak mereka dari Baitul Mal, sedangkan aku telah mengambilnya dan membagibagikannya kepada sementara sanak kerabatku.’ Itulah sebab rakyat memprotesnya. Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, kondisi Baitul Mal ditempatkan kembali pada posisi yang sebelumnya. Ali, yang juga mendapat santunan dari Baitul Mal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir, mendapatkan jatah pakaian yang hanya bisa menutupi tubuh sampai separo kakinya, dan sering bajunya itu penuh dengan tambalan. Ketika Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan Khalifah Bani Umayyah, kondisi Baitul Mal berubah. Al Maududi menyebutkan, jika pada masa sebelumnya Baitul Mal dikelola dengan penuh kehati-hatian sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
amanat Allah SWT dan amanat rakyat, maka pada masa pemerintahan Bani Umayyah Baitul Mal berada sepenuhnya di bawah kekuasaan Khalifah tanpa dapat dipertanyakan atau dikritik oleh rakyat. Sejarah BMT ada di Indonesia, dimulai tahun 1984 dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil. Kemudian BMT lebih di berdayakan oleh ICMI sebagai sebuah gerakan yang secara operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan
dengan
prinsip
bagi
hasil
(syari’ah),
menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi : Baitul Tamwil (Bait = Rumah, at Tamwil = Pengembangan Harta) – melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) – menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan amanahnya
distribusinya
sesuai
dengan
pertaturan
dan
(http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com,
diakses tanggal 13 Agustus 2010). b. Konsep Dasar Operasional Baitul Maal Wat Tamwil. Munculnya
banyak
lembaga
keunagan
yang
beroperasi
berdasarkan prinsip syariah termasuk BMT dalam tiga tahun terakhir, merupakan fenomena aktual yang menarik untuk dicermati. Ini bisa dijadikan awal yang baik untuk diterimanya sistem ekonomi yang berlandaskan syariah di tengah masyarakat dengan tingkat peradaban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
yang sudah maju seperti sekarang ini. Fenomena tersebut sekaligus menjawab atas keraguan sementara pihak terhadap otentitas ajaran Islam yang tercermin dalam ayat-ayat Alquran yang telah selesai diwahyukan Allah SWT. Islam dalam menentukan suatu larangan terhadap aktivitas duniawiyah tentunya mempunyai hikmah tersendiri di dalamnya, dimana hikmah itu akan memberikan kemaslahatan, ketenangan dan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Namun demikian, Islam tidak melarang begitu saja kecuali di sisi lain ada alternatif konseptional maupun operasional diberikannya, misalnya saja larangan terhadap riba. Alternatif yang diberikan Islam dalam rangka menghapuskan riba dalam praktik muamalah yang dilakukan manusia melalui dua jalan. Jalan pertama dalam bentuk shadaqah atau Alqardhul hasan (pinjaman kebaikan) yang merupakan solusi bagi siapa saja yang melakukan aktifitas riba untuk keperluan biaya hidup ataupun usaha dalam skala mikro. Sedangkan jalan kedua sistem perbankan Islam yang di dalamnya menyangkut penghimpunan dana melalui tabungan mudharabah, deposito (musyarakah), dan giro (wadiah) yang kemudian disalurkan malalui pinjaman dengan prinsip bagi hasil (Qordhowi, 1989:25) BMT berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berlandaskan
syariah
kekeluargaan/koperasi,
Islam,
keimanan,
kebersamaan,
keterpaduan kemandirian,
(kaffah), dan
profesionalisme. Secara Hukum BMT berpayung pada koperasi tetapi sistem operasionalnya tidak jauh berbeda dengan Bank Syari’ah. Oleh karena berbadan hukum koperasi, maka BMT harus tunduk pada Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pemrintah Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi Nomor 35 Tahun 2007 tentang Koperasi Jasa keuangan syari’ah. Undang-undang tersebut sebagai payung berdirinya BMT/ Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (http://hendrakholid.net diakses tanggal 9 Agustus 2010) c. Tujuan Dan Ciri-ciri Baitul Maal Wat Tamwil. Sistem operasional dari BMT tidak jauh beda dengan Bank Syariah, maka tujuan dibentuknya BMT juga sama dengan
Bank Syariah,
yaitu: 1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha/ perdgangan lain yang mengandung gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi umat. 2) Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal (orang kaya) dengan pihak yang membutuhkn dana (orang miskin). 3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berusaha. 4) Untuk membantu menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan progam utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti progam pembinaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
pengusaha,
pembinaan
pedagang
perantara,
program
pengembangan modal kerja dan program usaha bersama ( Warkum Sumitra, 2004:22) 5) Menumbuhsuburkan dakwah Islam untuk menyadarkan umat bahwa sistem ekonomi yang berlandaskan syariah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam yang harus diwujudkan dalam operasional nyata di lapangan sebagai salah satu bentuk ibadah yang memiliki derajat dan tanggungjawab yang seimbang dengan ibadah-ibadah lainnya. 6) Mengerahkan pengumpulan dan pengalokasian dana ZIS dan simpanan-simpanan secara efisien sesuai dengan karakteristik penyaluran kedua sumber dana tersebut atas dasar Syariah dan dukungan manajemen modern ( Jamal Lulail Yunus, 2009:120) Baitul Maal Wat Tamwil yang beroperasi berdasarkan prinsipprinsip syariah menurut ketentuan Al Qur’an dan Al Hadits, memiliki ciri-ciri itu antara lain: 1) Berorientasi pemanfaatan
bisnis,
mencari
ekonomi
paling
laba
bersama,
banyak
untuk
meningkatkan anggota
dan
lingkungannya. 2) Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindarkan, karena presentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir. Sistem persentase memungkinkan beban bunga semakin tinggi, yang apabila nasabah terlambat membayar beban bunga menjadi berlipat ganda. Lebih-lebih apabila nasabah tidak mampu mengembalikan pinjaman itu karena sesuatu hal, secara terus menerus nasabah terbebani bunga yang pada akhirnya bisa terjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
jumlah bunga jauh lebih besar daripada jumlah pokok pinjaman. Akibat penerapan bunga berdasarkan persentase seperti ini jelas mempunyai
maksud
yang
sama
dengan
bunga
berbunga
(compound interest), karena setiap bunga yang sudah jatuh temponya dan nasabah tidak mampu lagi membayar akan tetapi diperhitungakan sebagai bagian utang yang otomatis dan secara terus menerus dikenakan bunga. Hal ini sangat menjerat peminjam yang pada umumnya posisi ekonominya lebih lemah. 3) Bukan
lembaga
sosial,
tetapi
dapat
dimanfaatkan
untuk
mengefektifkan penggunaan zakat, infaq dan sadaqah bagi kesejahteraan orang banyak. 4) Milik bersama masyarakat kecil bawah dan dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang. 5) BMT mengadakan kegiatan keagamaan (pengajian) rutin secara berkala yang waktu dan tempatnya ditentukan (biasanya madrasah, mushalla atau masjid). Setelah kegiatan keagamaan biasanya dilanjutkan dengan perbincangan bisnis dari anggota atau nasabah BMT. 6) Manajemen BMT adalah profesional dan agamis: Manajer BMT berpendidikan minimal D3, dilatih pertama kali 2 minggu oleh Pusdiklat PINBUK Administrasi pembukuan dan prosedur ditata dengan sistem manajemen keuangan yang rapi dan sesuai standar (ilmiah).
Proaktif
bersilaturrahmi
“menjemput
beranjangsana dan berinisiatif dalam prakarsa.
commit to user
bola”,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
d. Prinsip dan Produk Baitul Maal Wat Tamwil. Baitul Maal wat Tamwil sebenarnya merupakan dua kelembagaan yang menjadi satu, yaitu lembaga Baitul Maal dan lembaga Baitul Tamwil. Prinsip dari Baitul Maal adalah : 1) Produk Penghimpun Dana Dalam produk penghimpunan dana ini, Baitul Maal menerima dan mencari dana berupa zakat, infaq, dan shadaqah. Baitul Maal juga menerima dana berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf serta dana yang bersifat sosial. 2) Produk Penyaluran Dana Penyaluran dana-dana yang bersumber dari dana-dana Baitul Maal harus bersifat spesifik, terutama dana yang bersumber dari zakat, karena dana zakat ini sarana penyalurannya sudah ditetapkan secara tegas dalam Al-Qur’an, yaitu kepada faqir, miskin, amilin,mua’laf, fisabilillah, ghorimin, hamba sahaya dan mushafir. Sedangkan dana di luar zakat digunakan untuk pengembangan usaha orang-orang miskin, pembangunan lembaga pendidikan, masjid maupun biaya-biaya operasional kegiatan sosial lainnya. Baitul Tamwil tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip yang digunakan oleh Bank Islam. Ada 3 prinsip yang dapat dilaksanakan oleh BMT dalam fungsinya sebagai Baitul Tamwil yaitu prinsip bagi hasil, prinsip jual beli dengan mark-up (keuntungan) dan prinsip non profit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Adapun mengenai produk inti dari BMT (sebagai Baitul Tanwil) adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana. Produk-produknya adalah : 1) Al-Wadiah Salah satu prinsip yang digunakan dalam penghimpunan dana dengan prinsip titipan. Yaitu perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dengan penyimpan (termasuk bank) di mana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang atau uang yang dititipkan kepadanya. Jadi alwadiah itu merupakan titipan murni yang dipercayakan oleh pemiliknya dan setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Dasar Hukum al-wadiah adalah a) Al-Qur’an “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan),
kepada yang berhak menerimanya.”(QS.
An-Nisa’:58) “Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanat (utangnya), hendaklah ia bertakwa kepada Tuhannya.” (QS. Al-Baqarah 283) b) Al-Hadits Dari Ibnu Umar berkata, bahwasanya Rasulullah SAW, telah bersabda: “Tiada kesempurnaan iman bagi orang yang tidak beramanah, tiada shalat bagi yang tak bersuci.” (HR. Thabrani)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Berkata Rasulullah
SAW:
“Sampaikanlah (tunaikanlah)
amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas
dengan
khianat
kepada
orang
yang
telah
menghianatimu.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) Terdapat dua jenis al-wadiah : a) Al-wadiah Amanah. Pihak penyimpan tidak bertanggungjawab terhadap kerusakan atau kehilangan barang yang disimpan, yang tidak diakibatkan oleh perbuatan atau kelalaian penyimpan. Jenis ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) Harta atau benda yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima titipan. (2) Penerimaan titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan tanpa mengambil manfaat. (3) Sebagai konpensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya (fee) kepada yang menitipkan (Gemala Dewi, 2004:83). b) Al-wadiah Dhamanah. Pihak penyimpan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang yang dititipkan dan bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan barang yang disimpan. Semua manfaat dan keberuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut menjadi hak penyimpan (Warkum Sumitra, 2004:32). Ciri-ciri nya sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
(1) Harta atau benda yang dititipkan diperbolehkan untuk dimanfaatkan penyimpan. (2) Apabila ada hasil dari pemanfaatan benda titipan, maka hasil tersebut akan menjadi hak daripenyimpan. Tidak ada kewajiban dari penyimpan untuk memberikan hasil tersebut kepada penitip debgai pemilik benda. 2) Al-Mudharabah Akad yang sesuai dengan prinsip investasi. Yaitu perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha. Dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek/usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai perjanjian. Pemilik modal sebagai deposan di BMT berperan sebagai investor murni. Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengeloalaan usaha, tetapi diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal, kecuali kerugian terjadi karena penyelewengan atau penyalahgunaan pengusaha (Warkum Sumitra, 2004:34). “Mudharabah is a very potent tool for removing interest from society by providing in interest free tool for skill utilization and ecspecially can helping mobilizing resources of society by employing them as mudarib while Bank will provide the finance and lso bear the chances to profit and loss, which is absent in interest based financing for venture capital” yang artinya mudharabah adalah alat yang ampuh untuk menghapus bunga dari pandangan masyarakat, sebagai alat untuk membantu dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
memobilisasi sumber daya alam, dengan cara memperkerjakan mereka sebagai mudarib sedangkan bank (dalam hal ini BMT) akan menyediakan pembiayaan dan menanggung laba rugi (Journal International of Islamic Banking Of Economic, Islamic Law and Law World Paper No. 07-05) Dasar hukum Al-Mudharabah adalah a) Al-Qur’an ”Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT.”(QS. AlMuzamil:20) ”Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” (QS. Al-Jum’ah 10) ”Tidak ada dosa (halangan) bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu.” (QS. Al-Baqarah 198) b) Al-Hadits Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya ”Sayyidina Abbas jikalau
memberikan
dana
ke
mitra
usahanya
secara
mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-paru basah, jika menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut ke Rasulullah Saw, dan dia pun memperkenankannya.” (Hadis dikutip oleh Imam Alfasi dalam majma azzawaid)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Dari Suhaib r.a bahwa Rasulullah SAW, bersabda: ”tiga perkara didalamnya terdapat keberkatan, yaitu menjual dengan pembayaran secara kredit, muqaradhah (nama lain dari Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan untuk dijual”. (HR.Ibnu Majah) Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: a) Mudharabah Muthlaqah (General Investment). Dalam prinsip ini hal utama yang menjadi cirinya adalah pemilik dana (Shahibul Mall) tidak memberikan batasanbatasan atas dana yang diinvestasikannya atau dengan kata lain. Pengelola dana/pengusaha/mudharib diberi wewenang penuh mengelola tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha dan jenis pelayanannya. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini adalah tabungan dan deposito berjangka. b) Mudharabah Muqayyadah. Pada jenis akad ini, pemilik modal memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya. Pengusaha hanya bisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan jenis usaha, tempat dan waktu tertentu saja. 3) Al-Musyarakah Yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik modal (uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha. Keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan antara pihak-pihak tersebut, yang tidak harus sama dengan pangsa modal masing-masing pihak. Dalam hal ini terjadi kerugian, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
pembagian kerugian dilakukan sesuai pangsa modal masingmasing. Al-Musyarakah adalah bentuk pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 13 April 2000). Al-Musyarakah
lebih
dikenal
dengan
sebutan
syarikat
merupakan gabungan pemegang saham untuk membiayai suatu proyek, keuntungan dari proyek tersebut dibagi menurut presentase yang disetujui, dan seandainya proyek tersebut mengalami kerugian, maka beban kerugian tersebut ditanggung bersama oleh pemegang saham secara proposional. "Musyarakah is encourages partnership with a recognized party. Most of unkown profit of business will be determined accurately, and major share of profit will go to bank and finally to its depositors unlike interest based banking when only determined interest rate goes to bank and its creditors. All this activity will help in removing the black economy and idle resources to use and shared with small savers of economy, reducing level of population below poverty line" yang artinya Musyarakah adalah mendorong kemitraan dengan pihak yang diakui. Sebagian besar keuntungan usaha akan ditentukan secara akurat, dan bagian utama dari keuntungan akan digunakan oleh bank dan akhirnya ke penabung tidak seperti perbankan berbasis bunga ketika hanya tingkat suku bunga ditentukan oleh bank. Semua kegiatan ini akan membantu dalam menghilangkan keburukan dalam perekonomian sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
dapat berbagi dengan nasabah dengan tingkat ekonomi rendah dan mengurangi tingkat penduduk di bawah garis kemiskinan (Journal International of Islamic Banking Of Economic, Islamic Law and Law World Paper No. 07-05). Dasar hukum Al-musyarakah: a) Al-Qur’an ”Jikalau saudara-saudara itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam sepertiga itu.” (Al-Nisa’:12) ”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berkongsi itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh.” (QS. Shad 24) b) Al-Hadist Dalam hadis kudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw, telah bersabda: “Allah Swt telah berfirman Aku menyukai dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu dari keduanya tidak menghianati yang lain, seandainya berkhianat maka Aku keluar dari penyertaan tersebut.” (HR. Abu Daud). 4) Al-Murabahah Yaitu persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama dengan pembayaran ditangguhkan satu bulan sampai satu tahun. Persetujuhan tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Murabahah akan sangat berguna sekali bagi seseorang yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana, pada saat itu ia dianggap kekurangan likuiditas. Ia meminta pada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat diterima. Harga jual pada pemesan adalah harga beli pokok plus margin keuntungan yang telah disepakati. Dasar hukum Al-Murabahah: a) Al-Qur’an “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.” (QS. Al-Nisa:29) “Dan Allah SWT, telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah:275) b) Al-Hadits Dari Abu Said al-Hudri bahwa Rasulullah Saw, bersabda: “sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan dengan dasar suka sama suka.” (HR. Al-Baihagi, Ibnu Majah,dan Sahih menurut Ibnu Hiban). 5) Al-Bai’u Bithaman Ajil Yaitu persetujuhan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuhan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran. Dasar hukum dalam Al-Qur’an dan AlHadits sama dengan dasar hukum Al-Murabahah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
6) Al-Ijarah Yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuhan kedua belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka barang akan dikembalikan kepada pemiliknya. Ijarah adalah perjanjian yang tetap untuk memanfaatkan sesuatu dalam waktu tertentu dengan harga yang telah disepakati. Ijarah juga diterapkan dalam sebagai akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri (Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSNMUI/IV/2000, tanggal 13 April 2000). 7) Al-Ta’jiri Yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuhan kedua belah pihak. Setelah berakhir masa sewa, maka pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa dengana harga yang disetujui kedua belah pihak. Dasar hukum Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri adalah a) Al-Qur’an ”Salah seorang dari kedua wanita itu berkata wahai bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja dengan kita karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
bekerja adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. Al-Qashas:26) b) Al-Hadits Dari
Ibnu
Umar
”Berikanlah
ra.bahwa
upah/sewa
Rasulullah
buruh
itu
telah sebelum
bersabda kering
keringatnya.” (HR. Ibnu Majah) 8) Al-qardhul Hasan Al-qardhul Hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fikih klasik, qardh dikategorikan dalam akad tathawwui atau akad saling mmbantu bukan transaksi komersial. Sedangkan aplikasinya dapat berupa Al-qardhul hasan sebagai bentuk sumbangsih kepada dunia usaha kecil. Pada prinsipnya Al-qardhul Hasan merupakan pinjaman dengan tujuhan kebajikan, dimana peminjam hanya perlu membayar jumlah uang yang dipinjamkan tanpa membayar tambahan (Gemala Dewi, 2004:96). 2. Tinjauan Umum Mengenai Al-Qardhul Hasan a. Pengertian Al-qardhul Hasan Dalam Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, qard menurut arti kata bermakana pinjaman. Sedangkan hasan berarti baik. Maka qard al hasan adalah merupakan suatu akad perjanjian qard yang berorientasi sosial untuk membantu meringankan beban seseorang yang membutuhkan pertolongan. Al-Qard Hasan adalah suatu akad perjanjian pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban semata, dengan dasar ta’awun (tolong menolong) kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
mereka yang tergolong lemah ekonominya, dimana sipemijam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman (Habib Nazir. 2004: 541) Al-qardhul
hasan,
pinjaman
kebaikan.
Al-qardhul
hasan
digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah. Dalam perjanjiannya, suatu BMT sebagai kreditor memberikan pinjaman kepada pihak (nasabah) dengan ketentuan penerimaan pinjaman akan mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian akad dengan jumlah pengembalian yang sama ketika pinjaman itu diberikan. Pada dasarnya Al-qardhul hasan merupakan pinjaman sosial yang diberikan secara benevolent tanpa ada pengenaan biaya apapun keculi modal asalnya. Namun sejalan dengan perkembangan dunia ekonomi keuangan dan perbankan, pinjaman sosial ini tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya administrasi seperti: biaya materai, notaris, dan lain-lain, sehingga biaya tersebut menjadi tak terhindar. Biaya-biaya administrasi tersebut merupakan faktor penunjang, dimana tidak tercantum dalam nash. Oleh karenanya para ulama mengambil intrespestasi dari Al-Qur’an dan Al Hadits. Yaitu apabila suatu kewajiban tidak sempurna kecuali setelah pemenuhan faktor tertentu, maka pemenuhan faktor tersebut wajib adanya. b. Dasar Hukum Al-qardhul Hasan Landasan hukum, akad ini adalah merupakan tawaran dari Allah, bahwa bagi siapa yang berkehendak membantu meringankan beban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
orang dengan memberi pinjaman yang baik, maka Allah-lah yang melipatgandakan pengembaliannya. Hal ini tersurat dalam Al-Qur’an: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah SWT, pinjaman yang baik maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (QS. Al Baqarah:245). Yang dimaksud memberikan pinjaman yang baik kepada Allah adalah memberikan pinjaman kepada yang sangat membutuhkan bantuan dengan cara yang baik dengan dasar niat ikhlas karena Allah. Tawaran yang serupa terulang dengan berupa suruhan langsung dari Allah setelah suruhan mendirikan shalat dan menunaikan zakat. “Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah SWT, berupa pinjaman yang baik. ”(QS. Al Muzamil:20). Kemudian ditambahkan dengan penegasan Rasulullah SAW, dalam sabdanya: Dari Ibnu Ma’sud bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Tidaklah seorang muslim meminjamkan dua kali kecuali sama baginya dengan memberi sekali.” (Hadis terdapat dalam Shahih Ibnu Hibban). Begitu pula ditegaskan dalam hadis riwayat Imam Muslim sebagi berikut: ”Barangsiapa telah memebantu saudaranya yang kesulitan / lemah di dunia, maka Allah akan membantunya di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah SWT senantiasa membantu seorang hamba, selama hamba tersebut membantu saudaranya.” (HR. Muslim) c. Manfaat Al-qardhul Hasan Manfaat Al-qardhul hasan antara lain: 1) Al-qardhul hasan merupakan fasilitas kredit kebaikan yang diberikan secara cuma-cuma. Nasabah hanya berkewajiban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
menanggung biaya materai, biaya notaris dan biaya studi kelayakan. Besarnya tingkat kepedulian BMT terhadap nasabah tanpa memandang tingkat ekonominya. BMT memperlakukan nasabah sebagai mitra usaha yang tidak hanya pertimbanganpertimbangan
bisnis
semata,
tetapi
juga
pertimbangan
kemanusiaan. 2) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapatkan talangan jangka pendek. 3) Adanya misi sosial kemasyarakatan akan meningkatkan citra baik dalam meningkatkan loyalitas terhadap masyarakat. 4) Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi lemah dan tertindas melalui bantuan hibah yang diarahkan secara produktif. Dananya bisa diperoleh dari pinjaman lunak tanpa bunga yaitu al-qardhul hasan yang dananya diperoleh dari zakat (Warkum Sumitra, 2004:35).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
B. Kerangka Pemikiran
Baitul Mal Wat Tamwil
Sistem Al-Qardhul Hasan
Penerapan Di BMT
Keutamaan Sistem Al-Qardhul Hasan
Bentuk Penerapan Di BMT Harapan Kita Bantul
Memberantas Kemiskinan Gambar 2. Bagan Kerangka Berfikir
Keterangan : Semakin berkembangnya kemajuan perekonomian, membuat lembaga keuangan menjadi dominan. Lembaga keuangan menjadi salah sau faktor penggerak dalam membantu kelancaran pembangunan nasional. Bukan hanya lembaga keuangan perbankan tetapi juga lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank ini banyak dipilih masyarakat sebagai alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
penghimpun dana yang dapat menunjang segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Lembaga Keuangan non Bank yang saat ini berkembang adalah BMT. BMT sanagat dekat dengan masyrakat terutama masyarakat dengan ekonomi kecil, yang merakyat sehingga masyarakatpun menyambut baik dengan keberadan BMT. BMT juga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat karena sesuai dengan prinsip dasar hukum Islam atau prinsip hukum Islam dimana prinsip hukum Islam sangat menghargai usaha. Produk dari BMT pun bermacam-macam, terutama produk dari Baitul Tamwilnya. Salah satunya adalah Al-qardhul hasan yaitu pinjaman lunak yang nantinya pengembalian jumlahnya sama dengan jumlah ketika meminjam dan tidak dibebankan biaya apapun. Sehingga dalam penerapan Alqardhul hasan diharapkan dapat membantu kaum miskin yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk usaha sehingga meningkatkan penghasilan, kelayakan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Keutamaan dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Bantul Dalam aspek syariah, qardh hukum nya mubah/ boleh. Yang didasarkan atas asas saling tolong menolong dalam kebaikan yakni dengan mencari rezeki yang halal. Seperti hadits riwayat Bukhari : “Barangsiapa yamg mengambil harta orang lain (berhutang) dengan maksud akan membayarkan (membantunya) dan barangsiapa yang mengambil (berhutang) dengan maksud merusaknya (tidak mengembalikan), maka Allah akan merusaknya.” Dari Abu Hurairah ra : “Barangsiapa yang telah melepaskan saudaranya yang muslim satu dari kesusahan-kesusahan di dunia. Maka Allah SWT akan melepaskan daripada satu kesusahan di hari akhir.” Sifat BMT Harapan Kita adalah bersifat sosial dengan pengelolaan dana masyarakat mikro yang berlandaskan syariah sesuai kesepakatan kedua belah pihak dituangkan dalam akad perjanjian. BMT juga bersifat bisnis yang berorientasi pada keuangan terbuka dan terpadu untuk kesejahteraan Anggota dan masyrakat. BMT Harapan Kita memiliki kantor kas di 3 Kecamatan sebagai bentuk pengembangan kewilayahan. Kantor kas yang pertama bertempat di Jalan Srandakan KM 6,5 Desa Sapuangin, Kelurahan Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor kas kedua bertempat di Jalan Panjangan KM 1 Desa Bergan, Kelurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor kas ketiga bertempat di Jalan Samas KM 21 Desa Kergen, Kelurahan Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan dengan Bapak Izzuddn Yogya selaku Direktur BMT Harapan Kita yang hari Selasa, tanggal 31 Agustus 2010, pukul 11.00 sampai dengan selesai, keutamaan dan keistemawaan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita : 1. Al-qardhul hasan merupakan pinjaman kebaikan yang bertujuan untuk membantu meringankan beban orang yang membutuhkan, dalam hal ini penerapan di BMT Harapan Kita dengan keistimewaan fungsi sosialnya ditujukan kepada : a. Untuk Orang Sakit Pemberian pinjaman Al-qardhul hasan kepada orang yang sakit, memang berdasarkan/ sesuai dengan tujuan Al-qardhul hasan. Orang sakit yang tidak mampu membayar pengobatan sangat membutuhkan bantuan dan sifatnya mendesak. Karena saat itu juga uang digunakan untuk pengobatan dan proses kesembuhan sehingga pinjaman Alqardhul hasan dapat diproses lebih cepat. b. Untuk Orang Yang Ingin Membangun Rumah. Gempa pada tanggal 27 Mei 2006 yang menguncang Daerah Istimewa Yogyakarta, dan daerah Bantul yang paling parah kerusakannya. Ini juga salah satu faktor pemberian pinjaman Alqardhul hasan yang dilakukan BMT Harapan Kita kepada orang yang ingin membangun rumah. Dengan
niat
ingin
membantu
orang-orang
yang
sangat
membutuhkan, yangn menjadi korban gempa di Bantul,tujuan Alqardhul hasan dapat terpenuhi.Dan juga dapat menjadi sumbangsih besar terhadap bangkitnya orang-orang dari bencana gempa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
c. Untuk Orang-orang Yang Melakukan Usaha Kecil Salah satu keutamaan dari akad Al-qardhul hasan, pinjaman ini memang ditujukan orang yang tidak mampu tetapi memang mempunyai profesi, baik itu berdagang, atau usaha kecil lainnya. Dalam penerapan di BMT Harapan Kita, peminjam adalah orang yang tadinya sudah meminjam dana dari BMT Harapan Kita dalam akad yang berbeda, misalnya Murabahah. Tetapi dalam kenyataannya, usaha kecil peminjam mengalami pailit jadi jenis akad diubah menjadi Al-qardhul hasan, dengan tujuan dapat meringankan beban yang ditanggung oleh peminjam. Pihak BMT Harapan Kita melakukan survey, untuk mengetahui keadaan dari nasabah, sehingga tahu keadaan sebenarnya bahwa usahanya mengalami pailit. 2. Dalam akad pembiayaan Al-Qardhul hasan yang diterapkan pada BMT Harapan Kita, jika nasabah mengalami kesulitan pembayaran sehingga pembayaran melebihi jatuh tempo maka tidak dikenakan denda sedikitpun pada nasabah. Karena sistem ini bertujuan membantu, BMT pun yakin ada iktikad baik dari nasabah untuk mengembalikan walaupun melebihi waktu yang ditentukan. 2. Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul. a. Gambaran Mengenai BMT Harapan Kita. 1) Menurut Peraturan Menteri Nomor 35 Tahun 2007 bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
2) Kelembagaan BMT Harapan Kita. b) Identitas Lembaga (1)
Nama
: KSPS BMT HARAPAN KITA
(2)
Badan Hukum
: No. 063/ BH/ XV.I/ VII/ 2008
(3)
NPWP
: 02.780.672.8-543.000
(4)
HO
: 660/ DP/ S/ 0182/ II/ 2009
(5)
TDP
: 504/ DP/ PO/ 074/ II/ 2009
(6)
Alamat
: Jalan Srandakan KM 6, Sapuangin,
Trimurti, Srandakan, Bantul (7)
No.Telp
: 0274 6634774
c) Dewan Pengawas Syariah (1)
Ketua
:Ardhian Dwi Yoenanto, SH, M.Hum
(2)
Anggota
: Izzuddin Yogya, S.T.
d) Dewan Pengawas Manajemen (1)
Ketua
: Fajarita Anggraeni, SE
(2)
Anggota
: Is Endri Akhsan
(1)
Ketua
: Sujito
(2)
Sekretaris
: Sigit Wahyudi, S.P.d dan Sumarti
(3)
Bendahara
: Eko Susanti dan Hartono
e) Pengurus
f) Pengelolaan (1)
Manajer Umum
: Izzudin Yogya, S.T
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
(2)
Marketing
: Sucipto Pribadi
(3)
Teller
: Richa Pribadi
(4)
Accounting
: Siti Anisah, A.Md
g) Keanggotaan dalam BMT Harapan Kita adalah : (1)
Anggota Biasa adalah setiap warga Negara Indonesia yang berdomisili di wilayah Kabupaten Bantul yang telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk menjadi anggota dan telah melunasi simpanan pokok anggota.
(2)
Angota Luar Biasa adalah setiap Warga Negara Indonesia atau koperasi lain yang tinggal di wilayah Republik Indonesia yang telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk menjadi anggota dan membayar simpanan anggota
(3)
Calon Anggota adalah warga masyrakat yang menyatakan kesanggupan menjadi anggota tetapi belum memberikan simpanan pokok namun mendapat pelayanan dari koperasi.
3) Modal dan Produk BMT Harapan Kita. a) Permodalan KSPS BMT Harapan Kita berasal dari : (1) Simpanan Pokok dan Sukarela Anggota (2) Simpanan Wajib (3) Modal Penyertaan b) Produk BMT Harapan Kita (1) Produk Simpanan : (a) Simpanan Mudhorobah (b) Simpanan Pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
(c) Simpanan Qurban (d) Simpanan Haji (e) Simpanan Walimah/ pernikahan Sesuai kemampuan serta pendapatan BMT, pada setiap jenis simpanan akan diberikan Athoya (Bonus) yang akan langsung dimasukkan
ke
dalam
rekening
anggota/mitra
dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku. (2) Produk Pembiayaan. Sebagai salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas usaha kecil dan menengah maupun masyarakat yang mengalami kesulitan dalam keuangan/permodalan, BMT
Harapan Kita
mempunyai beberapa produk pembiayaan serbagai berikut : (a) Pembiayaan Mudhorobah (b) Pembiayaan Murobahah (c) Pembiayaan Ijaroh (d) Pembiayaan Musyarokah (e) Pembiayaan Al-Qardhul Hasan (3) Progam Kerjasama. Untuk meningkatkan kualitas baik dari segi liquiditas maupun kelancaran dalam pengelolaan produk-produk BMT, BMT Harapan Kita telah membangun kerjasama baik dengan lembaga keuangan yang lain maupun lembaga sosial pemerintah/swasta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
(4) Progam Umum / Sosial. Sebagai lembaga Baitul Maal, BMT Harapan Kita berusaha untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan/mendukung kesejahteraan, dengan cara : (a) Memberikan santunan pendidikan kepada siswa yatim piatu yang duduk di jenjang SD dan SMP. (b) Memberikan sumbangan kepada LSM untuk kegiatan sosial kemasyarakatan. (c) Menyalurkan zakat, shadaqah dari para donatur kepada warga masyarakat yang membutuhkan. 4) Program Kerja Dari BMT Harapan Kita. a) Organisasi (1) Melaksanakan RAT tutup buku selambat-lambatnya pada bualan Maret 2010 (2) Rapat pengurus secara rutin (3) Koordinasi antara pengurus dengan managemen (4) Koordinasi dan evaluasi bersama pengurus, pengawas, dan management. (5) Pembenahan dan pelengkapan sarana dan prasarana. (6) Pengelolaan Administrasi dan kearsipan (7) Pembuatan laporan keuangan bulanan. Realisasi (1) RAT dilaksanakan tanggal 07 Maret 2010, bertempat di Aula Balai Desa Trimurti, Srandakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
(2) Rapat pengurus dilaksanakan secara berkala sedikitnya dua kali dalam satu semester. (3) Dilakukan secara berkala setiap satu bulan sekali. (4) Dilaksanakan secara berkala setiap 3 bulan sekali. (5) Dilaksanakan setelah adanya ksesepakatan pada saat diadakan pertemuan berkala. (6) Dilaksanakan setiap hari pada hari dan jam kerja. (7) Laporan keuangan bulanan dilaksanakan setiap satu bulan sekali, laporan keuangan 3 bulanan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, laporan keuangan tahunan dilaksanakan setiap 1 tahun sekali. b) Pendidikan (1) Meningkatkan pemahaman tentang syariah kepada anggota, mitra, pengurus, serta management. (2) Memberikan dukungan kepada anggota dan mitra untuk meningkatkan kemampuan enterpreneurship. (3) Mengadakan tilawah/ kultum (4) Mengikutsertakan management dan pengurus dalam pelatihanpelatihan tentang perkoperasian. Realisasi (1) Diadakan pada saat briefing maupun acara khusus pendalaman tentang ekonomi syariah oleh Bapak Ardhian Dwi Yoenanto, SH, M. Hum di Kantor BMT Harapan Kita. (2) Dilaksanakan dengan memberikan arahan dan training sesuai kemampuan dan potensi masing-masing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
(3) Setiap hari sebelum jam kerja dimulai (4) Telah terlaksana didikuti 1 orang yang bertempat di Bandung. c) Permodalan (1) Meningkatkan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. (2) Mengadakan kerjasama permodalan dengan lembaga lain. (3) Meningkatkan simpanan sukarela. (4) Modal penyertaan. Realisasi (1) Membagikan
brosur
kepada
anggota
dan
masyarakat,
memebrikan reward, penawaran kerjasama simpanan sukarela. (2) Corporate pada PT.BPRS BAROKAH DANA SEJAHTERA, jalan Karangkajen, Yogyakarta dan corporate pada PT.BPRS HIDAYATULLAH, Jalan Ngasem 52 A, Yogyakarta. (3) Menyakinkan mitra untuk dapat memberikan kepercayaan dalam penyimpanan hartanya (uang) kepada BMT Harapan Kita. (4) Permodalan dari Deposan dan pihak Komisaris. d) Usaha (1) Tamwil (untuk bidang bisnis dari BMT Harapan Kita). (a) Monitoring perkembangan pembiayaan (b) Pendataan dan pendampingan wilayah binaan. (c) Penyelesaian kredit bermasalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Realisasi (a) Musyawarah
dan
survey
nasabah/mitra
termasuk
klarifikasi dimana dia tinggal. (b) Pemantauan secara berkala pada mitra kelompok kambing Dayu dan Patihan baik dari kesehatan ternak dan perkembangannya sampai penjualan. (c) Untuk penyelesaian kredit bermasalah dilakukan dengan cara : pertama dengan mengirimkan Surat Peringatan ( SP 1)
kepada
nasabah/mitra,
cara
kedua
melakukan
musyawarah kepada nasabah terhadap permasalahan kepada BMT, cara terakhir dengan penarikan jaminan sesuai yang dijaminkan dalam akad/persetujuan. (2) Maal (untuk bidang sosial dari BMT Harapan Kita) (a) Santunan anak yatim secara berkala dan pemebrian sumbangan kepada LSM (b) Melakukan kerjasama dengan lembaga lain. (c) Kesiapan dalam pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah. (d) Mengadakan pengajian dengan anak yatim beserta keluarganya. Realisasi (a) Dilaksanakan santunan terhadap anak asuh jenjang SD dan SMP diberikan setiap 3 bulan sekali dan pemebrian santunan dikosentrasikan untuk biaya pendidikan. (b) Kerjasama dengan BMT Artha Sejahtera, BMT Mitrama, BMT Arta Amanah, BMT Rizki barokah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
(c) Penerimaan untuk menyalurkan santunan dari perorangan atau lembaga kepada manak asuh/yatim piatu. (d) Penyelenggaraan secara kerjasama minimal 2 kali dalam 1 tahun. e) Program Kesejahteraan (1) Memberikan asuransi kepada jajaran management. (2) Mengupayakan dana pensiun bagi jajaran management. (3) Memberikan
gaji
bulanan
serta
beras
kepada
jajaran
management yang sudah berkeluarga. (4) Mengadakan rekreasi untuk jajaran management beserta keluarganya masing-masing. (5) Memberikan bingkisan hari raya kepada anggota, pengurus, dan jajaran management. (6) Memberikan santunan kepada anggota yang sakit dan meninggal dunia. Realisasi. (1) Pemberian asuransi belum dapat direalisasikan. (2) Dana pensiun belum dapat terealisaikan. (3) Pemberian gaji bulanan kepada setiap karyawan pada akhir bulan dan sekaligus pemberian beras untuk kesejahteraan karyawan yang sudah berkeluarga. (4) Telah dilaksanakan agenda Family Gathering di obyek wisata Kyai Langgeng dan Borobudur pada tanggal 10 januari 2010. Pada tahun sebelumnya juga terlaksana rekreasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
(5) Bingkisan diberikan setiap hari raya idhul Fitri tahun 1430 dan tahun 1431. b. Penerapan Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita Bantul. Dalam pembiayaan sistem Al-qardhul hasan, syarat paling utama untuk dapat memenuhi akad ini adalah jika nasabah/mitra itu mempunyai profesi dan dapat dipercaya, maka akad Al-qardhul hasan dapat segera dilaksanakan. Harus mempunyai profesi karena nantinya dana Al-qardhul hasan dikembangkan untuk usaha, sehingga tidak hanya bertujuan membantu tetapi juga meningkatkan derajat dari peminjam. Syarat lain, dapat dipercaya yaitu dengan maksud bahwa nasabah nantinya dapat berusaha untuk mengembalikan jumlah dana yang dipinjam sehingga dana yang dikembalikan itu dapat dihunakan untuk membantu lagi orang-orang yang membutuhkan. Jadi dana Al-qardhul hasan dapat digunakan untuk meratakan bentuk fungsi sosial dari dana Al-qardhul hasan ( hasil wawancara dengan Bapak Izzuddin Yogya selaku direktur BMT Harapan Kita pada tanggal 31 Agustus 2010 pukul 11.00 ). Jika suatu BMT sudah mempunyai Baitul Maal yang kuat maka sudah dapat dipastikan akan mempunyai salah satu produk sosial yang dinamakan Al-qardhul hasan yang penggunaan memang untuk kegiatankegiatan yang membantu meringankan beban orang yang membutuhkan terutama orang yang tidak mampu. Di BMT Harapan kita, sumber dana Al-qardhul hasan dari Baitul Maal itu sendiri dan juga mengambil kekayaan dari BMT. Baitul Maal terdiri dari zakat, infaq, dan shadaqah yang di percayakan kepada BMT Harapan Kita, sehingga dana itu dapat digunakan dalam bentuk Al-qardhul hasan. Proses pengembalian dana dari sistem Al-qardhul hasan yang diterapkan di BMT Harapan Kita berjalan dengan baik. Tidak ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
permasalahan dalam proses pengembalian, misalnya saja nasabah tidak mengembalikan dana itu. Sejauh ini, jika nasabah mengalami keberatan dalam pengembalian, pihak BMT Harapan kita melakukan survey sejauh mana dana itu digunakan. Jika nasabah telat dalam melakukan pembayaran angsuran, dalam akad Al-qardhul hasan ini BMT Harapan Kita tidak memungut denda, bila benar-benar nasabah tidak ada uang tetapi berniat membayar maka denda tidak perlu diterapkan. Ini menjadi salah satu kebaikan dari produk Al-qardhul hasan yang diterapkan di BMT Harapan Kita.
B. Pembahasan 1. Keutamaan Dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul. a. Keitimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul. 1) Fungsi Sosial Pada Penerapan Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita. Adanya fungsi sosial pada penerapan Al-qardhul hasan adalah salah satu keistimewaan dari produk ini dibandingkan dengan produk yang lain. Fungsi sosial ini dapat dijadikan sarana untuk membantu rakyat yang tidak mampu dalam mengentaskan kemiskinan. Fungsi sosial pada penerapan al-qardhul hasan pada BMT Harapan Kita Bantul yaitu apabila dalam proses pembiayaan Alqardhul hasan, nasabah tidak mampu mengembalikan uang yang dipinjam,
maka
nantinya
nasabah
dibolehkan
untuk
tidak
mengembalikan. Pihak BMTpun melakukan survey lebih detail lagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
mengenai keberadaan dari nasabah itu sendiri, sehingga ada alasan yang jelas yang memperkuat nasabah untuk tidak mengembalikan. 2) Keistimewaan Sistem Al-qardhul hasan Al-qardhul hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam aplikasinya bahwa produk Al-qardhul hasan merupakan bentuk sumbangsih kepada masyarakat tidak mampu dan dunia usaha kecil. Kata qardh ini kemudian diadopsi menjadi credo (romawi), credit (Inggris), dan kredit (Indonesia). Objek dari pinjaman qardh biasanya uang atau alat tukar ainnya, yang merupakan transaksi pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan uang tunai dari pemilik dana (dalam hal ini BMT) dan hanya mengembalikan pokok utang pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Peminjam dalam prakarsa sendiri dapat mengembalikan lebih besar sebagai ucapcan terima kasih ( Acarya, 2007: 38). Menurut pendapat penulis atau analisis penulis, keistimewaan dari produk Al-qardhul hasan yang diterapkan pada BMT Harapan Kita Bantul adalah sebagai berikut : a) Produk Al-Qardhul Hasan adalah pinjaman yang ditujukan untuk orang yang tidak mampu/ orang yang membutuhkan, yang diterapkan
dalam
suatu
akad/
persetujuan
untuk
dikembangkan/untuk usaha dan nantinya dikembalikan dengan jumlah yang sama, sesuai pengembalian yang ditentukan dalam jangka
waktu
tertentu
(sesuai
dengan
pembayaran dengan angsur atau tunai.
commit to user
kesepakatan)
baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
b) Fungsi sosial menjadi hal yang terpenting dalam keutamaan penerapan Al-qardhul Hasan, karena ditujukan memang untuk orang yang tidak mampu yang nantinya dapat berguna untuk menolong sehingga dapat meningkatkan derajat orang yang tidak mampu setelah diberikannya bantuan modal dengan sistem Alqardhul hasan. c) Sumber dana diperoleh dari Baitul Maal, yang memang dana digunakan untuk kepentingan sosial. Dana pada baitul Maal berasal dari dana nasabah lain berupa zakat, infaq dan shadaqah yang memang dipercayakan kepada BMT untuk kepentingan sosial dan BMT Harapan Kita menggunakan sebagai dana Al-Qardhul hasan dan dana itu juga harus ada persetujuan dari nasabah untuk menggunakannya. Dana lain berasal dari 5% keuntungan BMT Harapan Kita yang memang dana itu ditujukan untuk kepentingan sosial. b. Keutamaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul yaitu : 1) Produk Al-qardhul hasan mempunyai fungsi sosial, bukan berarti dana itu seenaknya digunakan ataupun tidak dikembalikan sama sekali. Sesuai dengan akad sudah ada perjanjian pengembalian dalam jangka waktu tertentu baik angsur atau tunai. Tujuan dari proses pengembalian ini adalah : a) Agar nasabah/ mitra yang meminjam mempunyai tanggungjawab sehingga ada iktikad baik untuk mengembalikan dana yang dipinjam sesuai persetujuan yang dituangkan dalam akad. b) Tujuan lain yaitu agar dana dapat bergulir dengan baik. Jika nasabah mempunyai tanggungjawab untuk mengembalikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
secara tidak langsung dapat membantu nasabah lain yang membutuhkan dana al-qardhul hasan. Dana yang dikembalikan tadi juga berguna untuk kepentingan sosial lain misalnya untuk menyantuni anak yatim, dan untuk membantu masyarakat lain yang membutuhkan. c) Diharapkan dengan pengembalian dana Al-qardhul hasan, orang yang dipinjami/nasabah/mitra dapat menggunakan dana itu dengan baik. Semula tujuannya untuk usaha berdagang, ya harus digunakan sesuai tujuan awal, tidak berpindah tujuan misalnya untuk makan. BMT Harapan Kita juga melakukan pengawasan dalam penggunaan dana Al-qardhul hasan karena sebagai wujud tanggungjawab BMT kepada masyarakat dan tuntunan syariat Islam. 2) Dengan adanya akad Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita, maka keutamaan yang lain seperti : a) Dari sisi BMT sendiri, lewat dana Al-qardhul hasan menjadi salah satu sarana meningkatkan ibadah/memperbanyak pahala untuk mencapai ridho Allah SWT. b) Manfaat dana Al-qardhul hasan dapat lebih terasa karena adanya kerjasama
yang
baik
antara
BMT
Harapan
Kita
dan
nasabah/mitra. c) Penerapan fungsi sosial dapat dilaksanakan dengan baik dengan cara bantuan modal dengan dana Al-qardhul hasan, karena dapat dirasakan oleh orang-orang yang tidak mampu tetapi mempunyai profesi, iktikad untuk usaha dan dapat dipercaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
2. Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul. a. Aspek Teknis. 1) Rukun Pembiayaan Al-Qardhul Hasan : a) Peminjam/ Nasabah (1) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman Alqardhul hasan pada waktu yang disepakati. (2) Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan suka rela kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad. (3) Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas. (4) Adanya harapan dari BMT Harapan Kita bahwa nasabah mempunyai peluang untuk mengembalikan dana pinjamannya. (5) BMT Harapan Kita tidak diperbolehkan mempersyaratkan b) Pemberi Pinjaman/BMT Harapan Kita. a) BMT Harapan Kita memberikan pinjaman Al-qardhul hasan untuk kepentingan nasabah berdasarkan kesepakatan. b) BMT Harapan Kita dapat membebankan biaya administrasi sehubungan dengan pemberian Al-qardhul hasan. Biaya administrasi sangat kecil, hampir tidak ada yang memang tanpa terkait dengan jumlah dan jangka waktu peminjaman. c) BMT Harapan Kita dapat memperpanjang jangka waktu penegembalian
atau
menghapus
buku
sebagian/seluruh
pinjaman nasabah apabila nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian/seluruhnya
kewajiban
disepakati.
commit to user
pada waktu
yang telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
c) Jumlah Dana. Jumlah Dana pada pembiayaan Al-qardhul hasan tidak dibatasi berapapun. Jangka waktu pengembalianpun sesuai dengan kesepakatan pihak BMT Harapan Kita dengan nasabah. Jadi lebih bersifat
fleksibel,
yang
penting
kesepakatan
yang
tidak
memberatkan dan sesuai kemampuan nasabah. d) Ijab Qabul. 2) Syarat Pembiayaan Al-Qardhul Hasan. a) Kerelaan 2 pihak untuk melakukan akad, yaitu antara BMT Harapan Kita dengan nasabah. b) Dana yanga akan digunakan ada manfaat dan halal. c) Nasabah mempunyai profesi. d) Adanya kepercayaan. 3) Tujuan Pembiayaan. Inti dari tujuan pembiayaan Al-qardhul hasan adalah dana Al-qardhul hasan itu ditujukan untuk kegiatan membantu/menolong meringankan beban orang lain yang membutuhkan. 4) Akad. a) Tujuan pemberian fasilitas Al-qardhul hasan harus jelas dan sangat diharapkan tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaannya serta sesuai dengan kondisi real/tidak dibuat-buat. b) Masa pinjaman dan sistem pengembaliannya harus dicantumkan dalam akad yang jelas serta adanya penetapan cara pembayaran angsur/tunai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
b. Aspek Administrasi. 1) Sumber dana. Dalam negara Islam, Baitul Maal terbagi menjadi empat : a) Baitul Maal khusus untuk zakat. Di sini disimpan semua penghasilan zakat. Baitul Maal ini mempunyai sistem kerja sendiri. Ia bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat kepada beberapa sektor yang sudah dibatasi sesuai dengan tingkat kebutuhan. b) Baitul Maal khusus untuk menghimpun hasil jizyah (upeti) dan kharaj (pajak hasil bumi) yang diambil dari kalangan non muslim yang hidup berdampingan dengan umat Islam. Imbalannya, mereka diperlakukan seperti warga muslim biasa. Baik jizyah maupun kharaj dipungut dari mereka sebagai padanan zakat dan berbagai shadaqah yang dipungut umat Islam, seperti zakat fitrah. Atas zakat yang dikeluarkan kaum muslimin wajib menjaga dan mengayomi mereka tanpa membebaninya dengan wajib militer. c) Baitul Maal khusus untuk hasil rampasan perang dan barang temuan. Kebijaksanaan ini diterapkan bagi mereka yang berpendapat bahwa kedua hal ini tidak dikenai zakat dan tidak pula wajib dibagikan kepada mereka yang berhak. d) Baitul Maal khusus untuk barang-barang tidak bertuan, yaitu harta benda yang tidak jelas pemiliknya. Termasuk juga ke dalam harta yang tidak ada ahli warisnya (Makhalul Ilmi, 2002:66). Baitu Maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan
utamanya menampung serta menyalurkan harta
masyarakat berupa zakat, infaq dan shadaqah berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Alqur’an dan Hadits. Karena berorientasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
sosial keagamaan, ia tidak dapat dimanipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba. Dalam kerangka manajemen BMT, secara fungsional Baitul Maal berperan dalam beberapa hal yaitu pertama, membantu Baitul Tamwil dalam menyediakan kas untuk alokasi pembiayaan non komersial Alqardhul hasan. Kedua, menyediakan cadangan penyisihan penghapusan pembiayaan macet akibat kebangkrutan usaha nasabah. Ketiga, dengan kiprahnya
yang
nyata
dalam
usaha-usaha
peningkatan
bidang
kesejahteraan sosial seperti pemberian bea siswa, santunan kesehatan, sumbangan pembangunan sarana umum dan dapat membantu Baitul Tamwil
dalam
mensukseskan
kegiatan
promosi
produk-produk
penghimpunan dana (funding) dan penyalurannya kepada masyarakat. Sumber dana Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita adalah dari Baitul Maal dan 5% keuntungan dari BMT Harapan Kita. Baitul Maal diperoleh dari zakat, infaq dan shadaqah yang dipercayakan nasabah kepada BMT Harapan Kita. 2) Pencairan. Dana pembiayaan al-qardhul hasan akan dicairkan setelah akad perjanjian ditendatangani. Pencairan tersebut dapat diterima langsung oleh nasabah. 3) Kewajiban Nasabah. a) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. b) Dalam penggunaan dana oleh nasabah, nasabah diharapkan mau dibina dalam hal pengelolaan dana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
c. Proses Pembiayaann Al-Qardhul Hasan Di BMT Harapan Kita. 1) Pengisian Formulir. Formulir sudah disediakan dari BMT Harapan Kita dan nasabah juga harus melampirkan : a) Fotokopi KTP suami dan istri. b) Fotokopi Kartu Keluarga. c) Fotokopi Kartu Nikah. d) Fotokopi rekening listrik. 2) Survey. Dalam melakukan survey diharapkan BMT Harapan Kita mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya dari nasabah sehingga nanti proses penggunaan dan pengembalian dana Al-qardhul hasan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam survey ini nantinya yang menentukan iya dan tidaknya pencairan dana Al-qardhul hasan dapat dilaksanakan. Tahapan dari survey yaitu : a) Character Survey mengenai karakter nasabah sangat diperlukan, apakah nasabah itu jujur,apakah nasabah itu dapat dipercaya, apakah nasabah termasuk orang yang baik. Nantinya karakter ini yang menentukan dalam penggunaan dana Al-qardhul hasan dan tanggungjawab dalam penggunaan dan pengembalian. b) Capital Kemampuan untuk membayar juga sangat penting dalam proses pembiayaan Al-qardhul hasan. Survey dilakukan untuk mengetahui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
apakah nasabah nantinya memiliki iktikad baik untuk mengembalikan dan juga kemampuan untuk mengembalikan dana Al-qardhul hasan. c) Condition Survey mengenai kondisi ini adalah mengenai kondisi nasabah yang sebenarnya. Melihat dari kondisi rumahnya, keluarga, kemudian bagaimana
usahanya,
penghasilan
perbulan
berapa,
kondisi
lingkungan. Pihak BMT Hapan Kita juga meminta informasi dari lingkungan sekitar sehingga dapat memperkuat data yang diperoleh. 3) Rapat. Setelah dilakukan survey mengenai karakter, kemampuan nasabah dan juga kondisi sebenarnya nasabah, langkah selanjutnya adalah hasil survey itu di musyawarahkan dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Direktur BMT Harapan Kita. Rapat ini bertujuan untuk menentukan disepakati atau tidak disepakati proses pembiaayaan Alqardhul hasan. Dalam penerapan di BMT Harapan Kita, dalam tahap rapat ini biasanya sudah terlihat disepakati atau tidaknya dari proses survey yang telah dilakukan. Biasanya dalam survey sudah ada kesepakatan kecil antara BMT Harapan Kita dan nasabah, yang selanjutnya ditindaklanjuti dalam rapat. Untuk proses pembiayaan Al-qardhul hasan dalam penerapan di BMT Harapan Kita. 4) Akad. Survey sudah dilaksanakan dan sudah ada kesepakatan dari rapat maka tahap selanjutnya adalah pembuatan akad. Kesepaktankesepakatan antara BMT Harapan Kita dan nasabah dituangkan secara tertulis dalam akad. Sehingga lebih jelas proses pembiayaan Al-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
qardhul hasan dan pengembalian. Ketentuan-ketentuan dalam akad yang nantinya harus dilaksankan nasabah dan menjadi tanggungjawab nasabah untuk melaksanakan dengan baik. 5) Pencairan pinjaman. Proses yang terakhir adalah pencairan dana. Jika dana Al-qardhul hasan digunakan untuk keperluan orang sakit, maka proses pencairan dana akan lebih cepat dari proses biasanya karena untuk orang sakit, dana digunakan secara mendesak dan tidak mungkin ditunda. Untuk dana Al-qardhul hasan yang lain seperti untuk membangun rumah, untuk
usaha
kecil.
Biasanya
proses
pencairan
dana
hanya
membuntuhkan waktu kurang lebih satu Minggu. d. Contoh Akad Pembiayaan Al-Qardhul Hasan Di BMT Harapan Kita. 1) Contoh Akad Al-qardhul Hasan. AQAD Qardhul Hasan NOMOR : I. 3.09.00539/BMT-HK/ QRH-HSN /III/2009 Bismillahirrohmanirrohim “ Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” (AlBaqarah : 275) (dalam hadits qudsi) “Aku adalah pihak ketiga bagi dua orang yang melakukan syirkah, selama seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada kawan syarikatnya, apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka(tidak melindungi)” HR Imam Daruquthni dari Abu Hurairah ra. Pada hari ini Senin, tanggal 30 (tiga puluh) Maret 2009 (dua ribu sembilan), kami yang bertanda tangan di bawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
1. IZZUDDIN YOGYA, S.T Manager BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya berdasarkan Surat Keputusan No. I/BMT HK/IX/2008 tertanggal 03 (tiga) September 2008 (dua ribu delapan), sebagai Penerima Kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama HARTONO. Bendahara Pengurus KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA serta sah mewakili KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA 2. Nama
: ANANG JUNAIDI, SH
Umur/ tempat/ tgl lahir
: Bantul, 18 Mei 1972
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat KTP
: Caturharjo,Pandak, Bantul
Alamat Rumah
:Caturharjo, Pandak, Bantul.
Nomor KTP
: 340206.180572.0001
No Telp/ Hp
: (0274) 7878079
Dalam hal ini didampingi, dibantu dan telah mendapatkan persetujuan dari : Nama
: SRI MULYATI
Tempat/ tgl lahir
: Bantul, 20 Januari 1982
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat KTP
: Caturharjo, Pandak, Bantul.
Nomor KTP
: 340206.600182.0002
Selanjutnya di sebut sebagai PIHAK KEDUA Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya di sebut para pihak yang bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan terlebih dahulu halhal sebagai berikut: (1) Perjanjian ini dilandaskan pada ketaqwaan kepada Allah SWT, saling percaya, ukhuwah islamiyah, dan rasa tanggung jawab. (2) Berdasarkan formulir pengajuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan pada tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Pertama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
(3) Berdasar Surat persetujuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Kedua. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas para pihak bersepakat untuk mengadakan akad pembiayaan Murabahah dengan ketentuan dan syaratsyarat sebagai berikut. 2) Analisis Contoh Akad Pembiayaan Al-qardhul Hasan Di BMT Harapan Kita. (1) Dalam contoh akad ini sudah sesuai dengan rukun akad pembiayaan Al-qardhul hasan, yaitu : (a) Peminjam yaitu sebagai pihak kedua bernama ANANG JUNAIDI, SH telah mendapatkan persetujuan dari SRI MULYATI. Tertuang dalam akad sebagai berikut : Pada hari ini Senin, tanggal 30 (tiga puluh) Maret 2009 (dua ribu sembilan), kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. IZZUDDIN YOGYA, S.T Manager BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya berdasarkan Surat Keputusan No. I/BMT HK/IX/2008 tertanggal 03 (tiga) September 2008 (dua ribu delapan), sebagai Penerima Kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama HARTONO. Bendahara Pengurus KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA serta sah mewakili KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA 2. Nama
: ANANG JUNAIDI, SH
Umur/ tempat/ tgl lahir
: Bantul, 18 Mei 1972
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat KTP
: Caturharjo,Pandak, Bantul
Alamat Rumah
:Caturharjo, Pandak, Bantul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Nomor KTP
: 340206.180572.0001
No Telp/ Hp
: (0274) 7878079
Dalam hal ini didampingi, dibantu dan telah mendapatkan persetujuan dari : Nama
: SRI MULYATI
Tempat/ tgl lahir
: Bantul, 20 Januari 1982
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat KTP
: Caturharjo, Pandak, Bantul.
Nomor KTP
: 340206.600182.0002
Selanjutnya di sebut sebagai PIHAK KEDUA Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya di sebut para pihak yang bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: (1)
Perjanjian ini dilandaskan pada ketaqwaan kepada Allah SWT, saling percaya, ukhuwah islamiyah, dan rasa tanggung jawab.
(2)
Berdasarkan formulir pengajuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan pada tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Pertama.
(3)
Berdasar Surat persetujuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Kedua
(b) Pemberi Pinjaman sebagai pihak pertama BMT Harapan Kita yang diwakilkan oleh IZZUDIN YOGYA, S.T sebagai Manager BMT Harapan Kita. (c) Jumlah Dana juga sudah tertera jelas di contoh akad sebesar Rp.3.000.000 (tiga juta ribu rupiah).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Tertuang pada Akad Pasal 2 sebagai berikut : Pasal 2 Jumlah Pembiayaan dan Penggunaan Pembiayaan (1) Berdasarkan prinsip Qardhul Hasan pihak pertama telah memberi kuasa kepada pihak kedua untuk memanfatkan pinjaman secara jelas sebagai berikut : a. Penggunaan Pembiayaan Rumah Sakit.
:
Pembayaran
Biaya
b. Jumlah Kebutuhan juta rupiah)
: Rp. 3.000.000,00 (tiga
(2) Pihak Kedua wajib melunasi pembiayaan tersebut sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta ribu rupiah). Barang pada ayat (1) tersebut dipergunakan pihak kedua untuk keperluan PEMBAYARAN BIAYA RUMAH SAKIT. (d) Ijab Qabul sudah dituangkan dalam akad. (2) Sudah sesuai dengan syarat-syarat akad Al-qardhul hasan yaitu (a) Adanya kerelaan 2 pihak yang dituangkan dalam akad antara Anang Juanidi, SH sebagai nasabah dengan Izzuddin Yogya, S.T sebagai pihak BMT Harapan Kita. (b) Dana yang akan digunakan ada manfaat dan halal, dalam akad ini sudah dijelaskan tujuan dari pengunnaan dana yaitu untuk pembayaran biaya rumah sakit (yang tertuang pada pasal 2). (3) Pada pasal 5 dijelaskan tentang jangka waktu pembayaran selama 4 bulan dihitung dari ditandatangani akad, jadi tiap bulan pihak pertama melakukan pembayaran sebesar Rp. 750.000,- selama 4 bulan sampai pelunasan tanggal 30 Juli 2009, sesuai yang disepakati.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Tertuang dalam Akad pada Pasal 5 sebagai berikut : Pasal 5 Jangka Waktu Pembiayaan Pihak kedua wajib melunasi total pembiayaan yang telah diberikan pihak pertama untuk pembelian barang dalam jangka waktu 04 (empat) bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya akad ini, dan wajib dilunasi selambat-lambatnya pada tanggal 30 (tiga puluh) Juli 2009 (dua ribu sembian). (4) Pada pasal 6 penjelasan mengenai pembayaran angsuran dan denda. Penerapan denda tidak bertujuan untuk memberatkan tetapi untuk tanggungjawab dari nasabah. Dalam penerapan di BMT Harapan Kita terutama pada akad Al-qardhul hasan, hampir tidak ada pemungutan denda asalkan ada iktikad baik, niat untuk membayar dari nasabah. Tertuang dalam Akad pada Pasal 6 sebagai berikut : Pasal 6 Pembayaran Angsuran dan Denda (1) Pihak kedua wajib melunasi pembiayaan tersebut secara tempo setiap bulan sejumlah Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). (2) Pihak Kedua wajib membayar semua pinjaman tersebut paling lambat tanggal 30 (tiga puluh) Juli 2009 (dua ribu sembilan). Apabila karena suatu hal, BMT terpaksa melakukan penagihan ke tempat pihak kedua, maka akan dikenakan biaya tagih Rp. 5,000.00 (Lima ribu rupiah) setiap kali penagihan. (3) Apabila pihak kedua karena kelalaiannya terlambat melakukan pembayaran angsuran maka dikenakan denda sebesar Rp. 10,000.00 (dua puluh ribu rupiah) yang bersifat final dan wajib dibayarkan kepada pihak pertama untuk dimasukkan ke dana Baitul Maal BMT Harapan Kita. (5) Pasal 7 menjelaskan biaya-biaya
yang dibebankan kepada
nasabah. Biaya-biaya administrasi tersebut merupakan faktor penunjang, dimana tidak dicantumkan dalam Al-Qur'an, akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
tetapi akad tersebut tidak akan ada tanpa adanya unsur-unsur tersebut. Sehingga biaya administrasi dalam Al-qardhul hasan merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi untuk dapat
dilaksanakan kontrak. Hal ini untuk menjaga kelestarian lembaga keuangan Islam dan agar tidak susut nilainya akibat inflasi. Dalam penerapan biaya ini di BMT Harapan Kita, diminimalkan agar tidak memberatkan nasabah dan sesuai kesepakatan dari BMT Harapan Kita dan nasabah. Bahkan dalam penerapan sebenarnya, nasabahlah yang berinisiatif untuk menambahkan biaya-biaya lain ini sebagai wujud tanda terima kasih karena proses pembiayaan Alqardhul hasan dapat berjalan dengan baik. Tertuang pada Pasal 7 dalam Akad sebagai berikut : Pasal 7 Biaya–Biaya Biaya administrasi, biaya materai, biaya notaris dan biaya-biaya lain yang timbul sehubungan dengan pemberian pembiayaan ini merupakan beban dan harus dibayar oleh Pihak Kedua, yang terdiri dari: a. Biaya Administrasi
Rp
b. Biaya Materai
Rp
0,00 (nol rupiah)
c. Biaya Provisi rupiah)
Rp
20.000,00 (dua puluh
d. Biaya Institusional Fee
Rp
10.000,00
Jumlah Biaya
Rp
10.000,00(sepuluh rupiah)
+
40.000,00(empat puluh ribu rupiah)
(6) Menurut pasal 8 pada contoh akad Al-qardhul hasan ini menjelaskan tentang jaminan. Pada penerapan di BMT Harapan Kita, jaminan hanya ditujukan pada akad-akad selain akad Alqardhul hasan. Pelaksanaan akad Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita tidak ada jaminan untuk proses ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Tertuang dalam Akad pada Pasal 8 : Pasal 8 Jaminan Guna menjamin pembayaran kembali pembiayaan ini dan segala biaya lainnya yang dibebankan oleh Pihak pertama kepada Pihak Kedua, dan sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dari akad ini, maka Pihak Kedua dengan ini memberikan atau menyerahkan jaminan kepada Pihak Pertama sebagaimana tersebut di bawah ini berupa : - (tidak ada) Sedang asli dokumen tersebut statusnya berada dalam kekuasaan Pihak Pertama, sedang pihak Kedua menyatakan selama kewajiban Pihak Kedua belum selesai, maka Pihak Kedua tidak boleh dan tidak berhak untuk memindahtangankan barang jaminan tersebut. (7) Untuk memenuhi ketentuan suatu akad maka contoh akad Alqardhul hasan yang diterapkan di BMT Harapan Kita, sudah memenuhi ketentuan suatu akad yaitu dengana adanya : a) Tujuan pemberian fasilitas Al-qardhul hasan harus jelas dan sangat
diharapkan
tidak
terjadi
penyimpangan
dalam
penggunaannya serta sesuai dengan kondisi real. Dalam contoh akad
ini
sudah
dijelaskan
tujuan
pengguanaan
untuk
penegembaliannya
harus
pembayaran biaya rumah sakit. b) Masa
pinjaman
dan
sistem
dicantumkan dalam akad yang jelas serta adanya penetapan cara pembayaran dengan angsuran atau tunai. ini juga sudah diterangkan dalan contoh akad sesuai dengan pasal 5 dan pasal 6. Sesuai dengan proses pembiayaan pada akad Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita, bahwa pihak pertama sudah memenuhi prosedur dengan mengajukan formulir pembiayaan Al-qardhul hasan yang tercantum pada contoh akad Al-qardhul hasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dan hasil analisis yang di lakukan maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Keutamaan dan keistimewaan dari sistem Al-qardhul hasan yang diterapkan pada BMT Harapan Kita Bantul. Bahwa suatu BMT jika mempunyai Baitul Maal yang kuat pasti akan menerapkan sistem Al-qardhul hasan pada proses pembiayaan BMT tersebut. BMT Harapan Kita salah satu dari BMT yang mempunyai sumber dana dari Baitul Maal yang kuat. Sehingga penerapan Al- qardhul hasan dapat dilakukan dengan baik. Sumber dana memang diambilkan dari Baitul Maal yang memang berfungsi untuk kepentingan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Dengan penyaluran dana dalam bentuk akad Al-qardhul hasan yaitu pinjaman yang ditujukan untuk orang tidak mampu/orang yang membutuhkan, dengan jumlah pengembalian sama dengan jumlah yang dipinjam. Keistimewaan dari produk Al-qardhul hasan yang diterapkan di BMT Harapan Kita adalah produk ini memang sasaran terhadap orang yang tidak mampu, tetapi juga harus yang mempunyai profesi dan dapat dipercaya. Jadi nantinya dalam dana Al-qardhul hasan dapat digunakan untuk usaha sehingga meningkatkan derajat bagi si peminjam. Keutamaan dari sistem Al-qardhul hasan ini adalah sebagai wujud kepedulian BMT Harapan Kita terhadap masyarakat sekitar. Karena dana diambilkan dari Baitul Maal yang memang berorientasi untuk sosial. Dan diharapkan dengan bantuan modal dengan sistem Al-qardhul hasan dapat
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
meringankan beban orang yang membutuhkan dan menjadi ladang amal/pahala bagi BMT Harapan Kita yang memang mempunyai niat tulus untuk menolong. 2. Penerapan sistem Al-qardhul hasan pada BMT Harapan Kita Dalam penerapan proses pembiayaan Al-qardhul hasan melalui 5 tahap yaitu : a. Pengisian formulir dengan melampirkan fotokopi KTP suami dan istri, Fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi rekening listrik. b. Adanya survey yang dilakukan oleh pihak BMT Harapan Kita yaitu survey mengenai karakter nasabah (carakter), kemampuan nasabah dalam pengembalian dana (capital) dan kondisi/keadaan sebenarnya dari nasabah (condition). c. Tahap selanjutnya adalah rapat. Setelah survey dilakukan, penentuan disepakati atau tidak terletak pada rapat yang dipimpin langsung oleh direktur BMT Harapan Kita. d. Tahap Keempat adalah akad. Setelah adanya kesepakatan maka kesepakatan itu dituangkan dalam akad. e. Tahap terakhir adalah pencairan dana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
B. Saran.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat disampaikan saran sebagai berikut: 1. Melakukan peningkatan survey terhadap nasabah, tidak hanya nasabah dalam proses pembiaayan Al-qardhul hasan tetapi juga semua produk pembiayaan di BMT Harapan Kita, jadi nantinya dana yang digunakan bisa tepat pada niat pertama penggunaan/ tidak terjadi penyimpangan karena ini juga menjadi tanggungjawab BMT. 2. Agar meningkatkan penyaluran dana Al-qardhul hasan sehingga dapat meratakan bantuan modal terhadap oarng yang tidak mampu dan juga meningkatkan progam-progam sosial agar BMT dapat lebih berguna untuk masyarakat dan sebagai orientasi ibadah baik dari sisi hubungan manusia (habluminnaas) dan hubungan dengan Allah (habluminaAllah).
commit to user