34
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga Dalam Pembentukan Kepribadian Anak
Mus Mulyadi Abstract: family interactions have a very strong influence in shaping the child's personality. Keluraga is the first and primary education. Before the children get an education at another institution, the first child to get an education in the family. Relationships within the family is also something that is integral in forming a happy family, all the components of the family should understand and appreciate their obligations and functions. Likewise, in reaching mawaddah warahmah happy family, religious values should form the foundation of the family. Kata Kunci: Interaksi, Keluarga, Kepribadian Anak A. Pendahuluan Sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya saling berinteraksi antara satu dan lainnya. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya (Ahmadi, 1991: 54). Begitu juga kehidupan dalam keluarga, dimana setiap anggota keluarga saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling mempengaruhi. Adanya hubungan interaksi antara anggota keluarga, terutama interaksi antara orang tua terhadap anaknya akan sangat mempengaruhi sikap, tingkah laku serta pegaulan sosial anak. Menurut garungan keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya1. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak, karena situasi dalam kelauraga merupakan pembelajaran pertama bagi anak sejak ia lahir sampai ia tahap sekolah, apa yang dipelajari anak sejak kecil dan menentukan bagaimana seorang anak dimasa depan. Banyak Hadist yang meriwayatkan pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak, diantaranya hadist yang diriwayatkan oleh Razzag Sa'id bin Mansur, Rasulullah SAW bersabda:
َﺖ َﻣ َﻊ ُﺣ ْﺴ ُﻦ اﳋُﻠُ َﻖ ِﺐ ﳍَُ ْﻢ ﺣ ﱠ ُ َﲡﻠ َُْﻚ و َ ْﻒ َﻋﻠَﻲ أَﻃْﻔَﺎﻟ َ ﺗَـ ْﻌﻠِْﻴ ُﻢ اﻟﻌُﻄ Artinya : "ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan didiklah merekah dengan budi pekerti yang balk" 34
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
35
Dalam Hadist lain :
ِﻛُﻞﱡ ﻣَﻮْﻟُﻮْدٍ ﯾُﻮْﻟَﺪُ ﻋَﻠَﻲ اﻟﻔِﻄْﺮَةِ ﻓَﺄَﺑَﻮَاهُ ﯾُﻬَﻮﱢدَاﻧِﻪِ أَوْ ﯾُﻨَﺼﱢﺮَاﻧِﻪِ أَوْ ُﯾﻤَﺠﱢﺴَﺎﻧِﻪ Artinya : "setiap anak dilahirkan dalamedua orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi yahudi, nasrani atau majusi " (HR. Muslim) Menurut Feist Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-cara yang khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya2. Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaga atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentuk-bentuk yang di terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.3 Orang tua merupakan media interaksi pokok dalam pembentukan kepribadian anak, karena interaksi antara orang tua dan anak mempunyai tingkatan tertinggi dalam kehidupan anak tersebut, ke-otoriteran orang tua dalam mendidik anaknya cenderung dapat membentuk perilaku anak menjadi penurut, akan tetapi anak akan sulit bersosialisasi dan mengemukakan pendapatnya, karena pada awalnya ia di didik untuk mematuhi aturan yang ada dengan mutlak tanpa melihat balk buruknya aturan tersebut, sedangkan apabila diberi kebebasan yang berlebihan, seorang anak akan melawan segala aturan yang dirasa tidak sesuai dengan dirinnya. Allah telah menggambarkan kepribadian manusia dalam Alquran dan keistimewaan yang dimilikinya, serta yang membedakan dari makhluk Allah yang lainnya. Kepribadian seseorang, selain bermodal kapasitas fitrah bawaan se-lak lahir dari warisan genetika orang tuanya, la juga terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya. Proses intemalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Kepribadian dalam psikologi Islam memiliki arti serangkaian prilaku normatif manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk Alquran dan Al-sunnah4. Dalam berinteraksi dan membimbing anaknya, Orang tua harus menerapkan nomia – nonna yang berdasarkan Alquran dan Sunnah agar anak berprilaku terpuji dan tidak melanggar aturan agama. Orang tua wajib memberi nasihat kepada anaknya secara rutin sebagai sarana pengontrol kehidupan anaknya. Interaksi antara orang tua dan anak sangat diperlukan, dan Interaksi tersebut bisa berlangsung bila ada kesediaan
36
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
wak-tu terutama pada orang tua. Interaksi dalam keluarga berbeda-beda antara keluarga yang sate dengan yang lain.5 . Berdasarkan observasi awal yang di lakukan oleh peneliti, peneliti menemukan beberapa fakta yang terjadi pada beberapa anak di desa Lagan Bungin Kecamatan Talang Empat, di desa ini ditemukan beberapa anak usia Sekolah Dasar yang memiliki kepribadian yang jauh melenceng dari alquran dan sunnah. Beberapa anak ditemukan sering mengakses situs-situs porno, berkata tidak sopan kepada orang yang lebih tua. Mata pencaharian tiap keluarga pun beragam, dari petani, pedagang, PNS, dan lain-lain. Dari segi pekerjaan tiap keluarga tentu ikut mempengaruhi waklu kebersamaan anak dan orang tua dalam berinteraksi. Bagi orang tua yang bekerja sebagai petani cenderung lebih sedikit mempunyai waktu memperhatikan anakanak mereka dan ikut serta dalam membantu perkembangan anak mereka ketimbang orang tua yang bekerja sebagai pegawai atau guru. Oleh karena itu tingkat kebersamaan antara orang tua dan anak masih minim. Para orang tua itu percaya bahwa perkembangan anak-anak mereka akan berkembang seiring sejalan waktu seperti yang terjadi pada anak umumnya tanpa keikutsertaan orang tua. Keberhasilan suatu keluarga dalam mendidik anak akan terlihat dari segi kepribadian anak tersebut. Dengan memperhatikan latar belakng di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul "Interaksi Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak di Desa Lagan Bungin Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah". B. Pembahasan Pengertian Interaksi Dalam Keluarga Sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya saling berinteraksi antara satu dan lainnya. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana, kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya6 . Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
37
Kehidupan dalam keluarga, dimana setiap anggota keluarga saling membutuhkan, saling melengkapi dan saling mempengaruhi. Adanya hubungan interaksi antara anggota keluarga, terutama interaksi antara orang tua terhadap anaknya akan sangat mempengaruhi sikap, tingkah laku serta pegaulan sosial. anak. Dalam lingkungan keluargalah anak mulai mengadakan persepsi, baik mengenai halhal yang ada diluar dirinya, maupun mengenai dirinya sendiri. Uraiaan di atas peniliti dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara dua orang atau lebih dalam kehidupan sehari-hari, di mana kelakuan individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Pada masa sekarang masalah ketidaksiapan orang tua dalam membina anakanak sering dianggap sebagai pemicu terjadinya masalahmasalah sosial dan kenakalan pada diri anak, karena orang tua dinilai kurang mampu mernberi perhatian khusus kepada anak. Interaksi dan komunikasi dalam keluarga (orang tua) tercipta secara dinamis. Oleh kareana itu perlu menambahkan pendidikan kepada anak sejak, dim agar anak mampu memahami hakikat kehidupan yang sesuai menurut ajaran agama. Dalam sejarah Amerika modern, cita-cita orang tua bagi anak berusia tiga tahun mencakup kemampuan kognitif, soaial, percaya diri, keteetan dan pengambilan sikap agresif7. Kehadiran seorang anak dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga menjadi lebih penting dan intensitasnya harus semakin meningkat, dalam artian dalam keluarga perlu ada komunikasi yang baik dan sesering mungkin antara orang tua dan anak. Cukup banyak persoalan yang timbul di masyarakat karena tidak adanya komunikasi yang baik dalam keluarganya kiranya hal ini perlu disadari. Khususnya dari pihak orang tua. Hubungan yang terjadi dalam keluarga biasanya dilakukan melalui suatu kontak sosial dan komunikasi. Keduanya hal ini merupakan syarat terjadinya suatu interaksi sosial. Dengan kata lain, interaksi sesungguhnya dapat diperoleh melalui kontak sosial dalam komunikasi. Menurut (Djamarah, 2004: 9) komunikasi berarti hubungan kontak antara manusia, baik individu'maupun kelompok. Terjadinya interaksi dan komunikasi dalam keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan akan saling memberikan stimulus dan respon8. Dengan interaksi anak dan orang tua akan
38
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
membentuk gambaran-gambaran tertentu pada masingmasing pihak sebagai basil dan' komunikasi. Anak akan mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai orang tuannya. Dengan adanya gambaran tersebut sebagai persepsi melalui komunikasi, maka akan terbentuk juga sikap-sikap tertentu dari masing-masing pihak. Konsep Keluarga Keluarga adalah suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainya. Berdasarkan hubungan darah ini keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti.
Keluarga juga dikatakan
batu bata
Pembina bagi setlap masyarakat ialah langkah pertama untuk menbina karena itulah, manhaj pendidikan moral dalam Islam harus mulai sejak dini sekali. Menurut Djamarah (2004: 16) keluarga adalah sebuah instuisi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena, pernikahan. Mereka hidup bersama sehidup semati, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, selalu rukun dan damai dengan suatu tekad dan cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera lahir dan batin. Menurut A.Gerungan keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan. kelompoknya. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak, karena situasi dalam kelauraga merupakan pembelajaran pertama bagi anak sejak la lahir sampai ia tahap sekolah, apa yang dipelajari anak sejak kecil dan menentukan bagaimana seorang anak dimasa depan 9. Banyak hadist yang meriwayatkan pentingpya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak, diantaranya hadist yang diriwayatkan oleh Razzag Sa'id bin Mansur, Rasulullah SAW bersabda:
َﺖ َﻣ َﻊ ُﺣ ْﺴ ُﻦ اﳋُﻠُ َﻖ ِﺐ ﳍَُ ْﻢ ﺣ ﱠ ُ َﲡﻠ َُْﻚ و َ ْﻒ َﻋﻠَﻲ أَﻃْﻔَﺎﻟ َ ﺗَـ ْﻌﻠِْﻴ ُﻢ اﻟﻌُﻄ Artinya: "Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan didiklah merekah dengan budi pekerti yang baik". Dalam Hadist lain :
ﺼﺮَاﻧِِﻪ أ َْوﳝَُ ﱢﺠﺴَﺎﻧِِﻪ ُﻛ ﱡﻞ ﻣ َْﻮﻟ ُْﻮٍد ﻳـ ُْﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻲ اﻟ ِﻔﻄَْﺮةِ ﻓَﺄَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُ َﻬ ﱢﻮدَاﻧِِﻪ أ َْو ﻳـُﻨَ ﱢ Artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitra, lalu kedua orang tuanyalah yang mempengarihinya menjadi yahudi, nasrani atau majusi ". (HR. Muslim)
39
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari swami, istri, anak-anak dan dengan yang lainnya berdasarkan hubungan darah. Untuk membangun keluarga yang berkualitas tidak terlepas dari usaha anggota keluarga untuk mengembangkan yang berkualitas yang di arahkan pada wujudnya kualitas keluarga yang berincikan kemandirlan keluarga dan kualitas keluarga. Kehadiran anak disisi orang tua tidak harus membuat orang tua terbuat dengan kebanggaan. Kebanggaan itu mungkin bisa membuat orang tua terlena. Hidup dalam keterlenaan bisa menyebabkan tugas-tugas penting lainya terlupakan. Faktor-Faktor
Interaksi
dalam
Keluarga
terhadap
Perkembangan Anak Kehadiran keluarga sebagai komunitas masyarakat kecil memiliki arti penting dan strategic dalam membangun komunitas masyrakat yang lebih luas. Adanya hubungan interaksi antara anggota keluarga, terutama interaksi antara orang tua terhadap anaknya akan sangat mempengaruhi sikap, tingkah laku serta pegaulan social anak. Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmonic perlu dibangun atas dasar sistem interaksi yang kondusif Persoalanya adalah bagaimana sebenarnya bentukbentuk interaksi dalam keluarga. Islam mengajarkan agar memepergunakan perkataan yang mulia dalam berinteraksi kepada siapapun seperti terdapat dalam ayat Al-Qur'an ; Artinya "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbitat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-ditanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekah-kah janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ueapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia". (QS. AlIsraa: 23) Ada beberapa faktor interaksi dalam keluarga terhadap perkembangan anak yaitu: 1. Perimbangan Perhatian, yang dimaksud dengan perimbangan perhatian adalah perimbangan perhatian orang tua atas tugas-tugasnya. kalau perhatian orang tua terhadap tugas-tugas itu tidak seimbang berarti ada kebutuhan anak untuk berkembang yang belum terpenuhi.
40
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
Misalnya : orang tua dalam hal ini ayah, ibu memusatkan perhatiannya pada tugas yang satu, yang bekerja keras mencari uang demi menstabilkan rumah tangga. Hasil daripada tugas ini memang dibutuhkan oleh anak untuk berkembang. Sebab tanpa rumah tangga yang stabi anak tidak berkembangan secara wajar. Tetapi keluarga yang stabil ini bukan satu-satunya kebutuhan anak. Masih ada kebutuhan lain yang dituntut oleh anak misalnya pendidikan. Kalau demikian nanti akan terjadi bahwa orang tua mampu menyediakan kebutuhan material anak tetapi kebutuhan pendidikan tidak terpenuhi. Orang tua berbuat demikian mungkin: ((a). Karena tidak tahu, yaitu tidak tahu bagaiman mendidik anaknya. (b). Tahu tetapi situasi memaksa berbuat demikian, mungkin karena, terlalu sibuk. Oleh karena itu untuk menjadi orang tua dituntut syarat-syarat tertentu agar anak-anaknya berkembang dengan wajar. Orang tua harus mampu membagi perhatiannya kepada semua obyek didalam rumah tangga. Sebab di dalam keluargalah terjadi interaksi orang tua terhadap anak. 2. Keutuhan keluarga, keluarga yang utuh adalah keluarga yang dilengkapi dengan anggota-anggota keluarga ialah: Ayah, ibu dan anak-anak. K eluarga yang utuh tidak sekedar utuh dalam arti berkumpulnya ayah dan ibu tetapi utuh dalam arti yang sebenar-benarnya yaitu disamping utuh dalam fisik juga utuh dalam psikis. Keluarga yang utuh memiliki perhatian yang penuh atas tugas-tugasnya sebagai orang tua. Seabliknya keluarga yang pecah atau broken home terjadi dimana tidak hadirnya salah satu orang tua karena kematian atau perceraian, atau tidak hadirnya keduaduanya. Keluarga yang pecah atau broken home perhatian terhadap anaknya kurang. Broken home memiliki pengaruh yang negative Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa anak nakal berasal dari keluarga yang pecah. Didalam keluarga anak membutuhkan perimbangan perhatian, kasih sayang dari orang tuanya. 1. Status Sosial, yang dimaksud dengan status sosial ialah kedudukan orang dalam kelompoknya. Status sosial orang tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan pengaaman anak-anaknya. Secara sederhana didalam masyarakat Indonesia terdapat empat status sosial ialah (a). Petani : mereka yang hidup dari pengusahaan sawah didesa yang suasana kehidupan dalam masyarakat ditandai oleh sifat kekeluargaan.(b). Pegawai: mereka yang menrima gaji dari pemerintah
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
41
tiap bulan secara menentu dan keri anya juga menentu.(c) Angkatan bersenjata: anggota salah satu keempat angkatan, angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara dan anggota kepolisian. Mereka menerima gaji dari pemerintah menrima secara menentu. 4. Pedagang: mereka yang hidup dari keuntungan, yang diperoleh dari pekerjaan jual beli. Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berlainan dengan keluraga lain, sehingga perkembangan anaknya pun juga berlainan. Didalam hal ini status orang tua memegang peranan penting. Kebiasaan sehari-hari yang terdapat didalam keluarga banyak dipengaruhi atau terbawa oleh status sosial orang tua. Maka tidak mengherankan bila kiuta lihat anak kecil membawa tas dan memakai kacamata ayahnya, hal ini dilakukan seolaholah ia adalah ayahnya yang baru pulang dari kantor. 5. Besar kecilnya keluarga., besar kecilnya keluarga mempengaruhi perkembanagn sosial anak, keluarga yang besar memiliki beberapa anak sedangkan keluarga kecil anggota keluarganya juga sedikit. Jadi, yang dimaksud dengan keluarga besar ialah kelurga yang terdiri atas suami, istri, clan lebih dari tiga orang anak. Sedangkan keluarga kecil ialah kelurga yang terdiri atas suami, istri dan tiga anak atau kurang. Besar kecilnya keluarga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pada keluarga besar anak sudah biasa bergaul dengan orang lain, sudah biasa memperlakukan dan diperlakukan orang lain. sikap toleransi. berkembang sejak kecil. Pada keluarga yang kecil, dalam hal ini anak tunggal dibutuhkan perhatian yang besar dari para orang tua agar perkembangannya menjadi wajar. Memanjakan anak tidak menguntungkan bagi dirinya. Oleh karena itu dituntut perhatian yang lebih dari orang tua untuk mendidik anak tunggal dari pada anak yang banyak saudara. 6. Keluarga Kaya/Miskin, Keluarga yang kayamampu menyediakan keperluan materiil bagi anak-anaknya. Dari alat-alat permainan sampai kea lat-alat sekolah dan pakaian yang mahal-mahal. Disamping itu ia tidak pernah merasakan bagaimana sulitnya orang-orang yang kekurangan. Hal ini belum berarti bahwa anak-anak berkembang dengan wajar. Masih ada faktor-faktor lain misalnya, perhatian orang tuanya, keutuhan eluarga dan sebagainya. Semua kebutuhan materil terpenuhi tetapi kebutuhan akan perhatian orang tua yang berupa kasih saying tidak terpenuhi akan menimbulkan
42
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
ketidakseimbangan. Mungkin anak akan lari kepergaulan bebas sebagai protes atas kurangnya kasih sayang. Hal ini terjadi misalnya bila kedua orang tua terlalu sibuk sehingga tidak sempat mengurus anak-anaknya. Jadi keluarga kaya belum menjamin perkembangan yang wajar bagi anak-anaknya. Sebaliknya anak yang lahir dalam keluarga yang miskin kebutuhan-kebutuhan yang bersifat materiil tidak terpenuhi, kalaupun terpenuhi hanya secara. minimal. Kedua orang tuanya bekeda keras agar kebutuhan keluarga. terpenuhi. Bahkan anakanak membantu pekerjaan orang tuanya. Orang tua (ayah dan Ibu) karena terlalu sibuk mencari nafkah perhatian terhadap anaknya akan berkurang. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan anak yaitu anak kurang mendapatkan perhatian dan perawatan. Jadi ternyata miskin atau kaya suatu kelurgamempunyai pengaruh yang besar daam perkembangan anak. Masing-masing memiliki segi-segi positif dan negatif10 Dalam berinteraksi dan membimbing anaknya, Orang tua harus menerapkan norma – norma yang berdasarkan Alquran dan Sunnah agar anak berprilaku terpuji dan tidak melanggar aturan agama. Islam mengajarkan agar menggunakan komunikasi yang lemah lembut kepada siapapun. Dalam keluarga orang tua sebaiknya berkomunikasi pada anak dengan cara lemah lembut, jauh dari kekerasan dan permusuhan. Dengan menggunakan komunikasi yang lemah lembut, selain ada perasaan bersahabat yang menyusup ke dalam relung hati anak. la juga berusaha menjadi pendengar yang baik, perintah menggunakan perkataan yang lemah lembut ini terdapat dalam Al-Qur'an yang berbunyi Artinya: "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Thaahaa: 44) Orang tua wajib memberi nasihat kepada anaknya secara rutin sebagai sarana pengontrol kehidupan anaknya. Hak dan Kewajiban Orang Tua dalam Mendidik Anak Memiliki kepribadian 'yang mantap dalam nuansa moralitas bagi orang tua (ayah dan ibu) dalam suatu rumah tangga, tampaknya bukan suatu hal yang mudah. Nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip kemerdekaan, persamaan dan saling terima tidak gampang diterapkan dalam cara berfikir dan bertindak pada suatu keluarga. Tidak jarang seorang swami tidak mampu melakukan hal tersebut kepada istrinya atau
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
43
sebaliknya, seorang istri tidak mampu melakukan hal tersebut kepada suaminya. Apalagi orang tua (ayah atau ibu) kepada anaknya. Kesulitan ini timbul bukan hanya karena secara fakta mereka berbeda posisi, rasa tanggung jawab, fungsi dan tugasnya berbeda. Akan tetapi, juga karena secara empiris orang tua dalam suatu rumah tanggah tanpaknya sudah memilki suatu kepribadian sendiri-sendiri yang relative berbeda diantara mereka. Perbedaan tersebut terjadi karena bawaan dan latar belakang pendidikan serta latar keluarganya masing-masing11 Seseorang itu tumbuh besar sesuai dengan kebiasaannya, siapa yang mendidik anaknya di waktu kecil, maka anak akan senang diwaktu dewasa. Apabila sewaktu masi kecil orang tua mendidik, mengajarkan, dan membimbing anaknya pada jalan istigamah, ia akan tumbuh menjadi orang yang berakhlak baik, berjiwa muliah, menjunjung tinggi keutamaan, dan berpegang teguh pada tali peteunjuk Allah. Sebaliknya, jika anak dibiarkan saja tanpa ada yang mengurus sehingga tidak mendapat pendidikan dan pengajaran yang layak, lalu tidak ada yang menuntun pada jalan kebenaran, niscaya ia akan tumbuh menjadi orang yang berakhlak buruk, berjiwa kotor, kehilangan cita-cita, sutra akan kejahatan, membenci kebaikan dan menjadi beban keluarga serta masyarakat. Ali bin Abu Thalib mengatakan, ada tiga hal utama yang sangat untuk diwariskan orang tua pada anaknya, yaitu "pujian yang bagus, adap yang baik, dan kawan yang bisa dipercaya". Anak merupakan amanat yang harus di pertanggung jawabkan dihadapan Allah nanti. Orang tua ikut menangngung dosa anaknya, apabia la tidak mau mendidik, mengajarkan, dan menbimbingnya kejalan yang baik dihadapan Allah kelak ia harus mempertanggung jawabkannya. Oleh karenanya didiklah akhlak mereka, cerdaskan akal mereka dan ajarkan pada mereka soal-soal dunia maupun agama yang mereka butuhkan. Tanamkan pada hati mereka rasa cinta pada agama dan adab-adabnya, supaya mereka mau mengamalkan hokum dan syariatnya. Biasakan mereka pada akhla-akhlak yang baik, dan hindarkan mereka dari akhlak-akhlak yang buruk.
ُُْﺴ ُﻦ آ َدﺑَﻪ ِ ُْﺴ ُﻦ ﻣ َْﻮ ِﺿ َﻌﻪُ وَﳛ ِ ُْﺴ َﻦ إِﲰَْﻪُ وَﳛ ِ َﺣ ﱠﻖ اﻟ َﻮﻟَ ِﺪ َﻋﻠَﻲ اﻟﻮَاﻟِ ِﺪﻩِ أَ ْن ﳛ Artinya: "Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik, memberi tempat tinggal yang baik, dan mengajari sopan santun."
44
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
Orang tua mempunyai kewajiban dan tanggung jawab besar dalam membesarkan anaknya. Tanggung jawab orang tua tidak hanya membesarkan tetapi juga harus dapat menjadikan anak tersebut menjadi insan kamil. Tetapi kebanyakan orang tua tidak tabu menahu tanggung jawab tersebut. Kepribadian Kepribadian dalam psikologi islam memiliki arti serangkaian prilaku normatif manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, yang normanya diturunkan dari ajaran Islam, yang bersumber dari Alquran dan Alsunnah12. Menurut Syarkawi Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaga atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari pembentukan-pembentukan yang diterima dari pembentukan-pembentukan, misalnya keadaan keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seorang anak sejak lahir13. Sedangkan Hutagalung menyatakan epribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system fisofik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan14. Dari pendapat di atas jelaslah kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatu, tidak terpecah dalam fungsifungsi memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self, atau memahami manusia seutuhnya. Kepribadian juga menunjuk kepada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang lain. Dari uraian di atas maka peneliti menyimpul bahwa kepribadian adalah ciri atau karakteristik dari seseorang dalam jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan dan bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang lain. Melihat dari uraian diatas, maka dapat dikatakan kepribadian itu mengandung jangkauan pengertian yang luas meliputi hubungan individu dengan individu dan individu dengan lingkunganya. Sehubungan dengan itu, maka kepribadian anak yang peneliti maksud ini yaitu sikap dan tingkah laku dapat mencerminkan atau menggambarkan dalam keadaan kepribadian sesorang. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokan dalam dua faktor, antara, lain. a) Faktor Internal, faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam din' orang itu sendiri Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetif (gen) atau bawaan.b)
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
45
Faktor Eksternal faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan kecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga sampai dengan pengaruh dari berbagai media.15 Perkembangan Kepribadian Sebagaimana telah dijelaskan diatas, kepribadian manusia selalu berkembang dan berubah. Manusia dalam hidupnya mempunyai dua keeenderungan atau arah perkembangan, yaitu takwa, sifat positif (beriman dan beramal shaleh) dan yang jujur, sifat negatif (musyrik, kufur, dan berbuat ma'syiat/jahat/buruk/dzalim). Dua kutub kekuatan ini, saling mempengaruhi. Kutub pertama mendorong individu untuk berperilaku yang normatif (merujuk nilai-nilai kebenaran), dan Kutub lain mendorong individu untuk berperilaku secara inpulsif (dorongan naluriah, instinktif, hawa nafsu). Dengan demikian, mmanusia dalam hidupnya senantiasa dihadapkan pada situasi konflik antara benar-salah atau baik-buruk. Adapun perkembangan kepribadian itu menurut Hutagalung. ada tiga fase : a). masa bayi Pada waktu lahir seseorang bayi telah dibekali dengan fotensifotensi fisik dan terperamen tertentu, namun pemenuhanya masih menunggu proses pertumbuhan dan pematangan. Bayi mampu menberikan respon dengan berbagai reflek yang sangat spesifik, akhirnya mengisap dan menelan, terhadap macam-macam, stimulasi yang diterima. Disini peranan orang tua untuk memperkenalkan nilai dari norma kehidapan pada bayi adalah sangat berpengaruh bagi perkembangan pola kepribadian selanjutnya. b). Masa Anak-Anak, perkembangan dari masa bayi menunggu masa kanakkanak melewati garis-garis rintangan yang dihadapi. Manusia adalah organisms yang pada waktu lahir adalah mahluk biologis, akan berubah atau berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang. Prinsip ini menjelaskansuatu yang awalnya sekedar merupakan atau untuk mencapai suatu tujuan biologis dapat menjadj motif otonom yang mengarahkan tingkah laku dengan daya atau kekuatan seperti yang dimiliki oleh dorongan yang dibawah sejak lahir.
46
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
c). Masa Dewasa, dalam diri individu dewasa ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya ditentukan oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dengan. baik dan harmonis. Individu mengetahui apa yang dikerjakan dan mengapa itu harus dikerjakan. Pada masa dewasa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang adalah kesadaranya akan tujuan dan makna untuk kehidupan selanjutnya. Pada masa ini, pribadi dewasa tidak lagi selalu terikat dengan pengaruh orang tua maupun lingkunganya. Pribadi dewasa akan berfikir secara invidulistis tentang hal yang baik dan tidak baik dilakukan bagi kehidupanya16. Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor hereditas dan lingkungan. Faktor hereditas yang mempengaruhi kepribadian antara lain : lingkungan rumah, masyarakat dan sekolah. Disamping itu, meskipun keprbadian seseorang itu relative konstan, tetapi kenyataan sering ditemukan perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor fisik maupun lingkungan. Keluarga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan insan (manusiawi). Terutama bagi pengembangan kepribadian dan pengembangan rasa manusia, melaui perlakuan dan perawatan yang baik dari orang tua, maka dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan biologis, maupun kebutuhan sosiopsikologisnya. Apabila dapat memenuhi kebutuhab-kebutuhan dasarnya, maka anak cendrung berkembang menjadi pribadi yang hebat. Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilainiai kehidupan yang diberikan kepada anak, baik nilai agama maupun nilai sosial budaya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat. Faktor Menghambat Perkembangan Kepribadian Menurut Hutagalung Perkembangan kepribadian akan terhambat karena oleh dua factor yaitu a. Faktor Internal Diri, Perkembangan kepribadian akan mengalami hambatan yang berasal dari dalam individu sendiri, hal ini disebabkan oleh: 1) Individu tidak
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
47
memiliki tujuan hidup yang jelas 2) Individu kurang termotivasi dalam hidup 3) Individu tidak mau mengembangkan diri b. Faktor Usia, Jika kita lihat tiga faktor penghambat di atas, jelas terlihat bahwa individu terbelenggu pada masa kanak-kanaknya dan tidak menjadi pribadi yang dewasa. Pada kondisi ini, individu bukan lah pribadi yang bebas yang mempunyai tujuan hidup dan berupaya merealisasikan tujuan hidupnya. c. Faktor Eksternal Diri, Hambatan perkembangan kepribadian individu secara eksternal teriadi di antaranya :1). Faktor Tradisi Budaya, ada setiap budaya, seorang mengalami tekanan untuk mengembangkan satu pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya. Kelompok menetapakan budaya sebagai model untuk pola kepribadian yang setujui dan menekankan individu yang tergabung didilamnya untuk prilaku sesuai dengan norma budaya kelompok yang bersangkutan. Karena tekanan tersebut, individu akhirnya menyesuaikan m.engikuti pola prilaku yang telah ditetpakn kelompok, dan pada akhirnya prilaku tersebut menetap menjadi kecendruangan pola prilaku individu.(2. Penerimaan Masyarakat atau Sosial Penerimaan masyarakat atau lingkungan sosial juga mempengaruhi keinginan individu untuk mengembangkan kepribadiannya. Penerimaan sosial yang tinggi menimbulakan rasa percaya diri yang tinggi dan berpengaruh terhadap peningkatan konsep diri positif, sedangkan penerimaan masyarakat sosial yang rendah akan menjadi seseorang menjadi rendah diri, menarik diri dari kontak sosial, dan terjadi kecendrungan menutup diri yang akan berpengaruh pada pengambangan konsep diri negativ. Karekteristik Kepribadian Salah satu kata kunci dari definisi kepribadian adalah menyesuaikan diartikan sebagai suatu respons individu baik yang bersifat behavorial maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan,kebutuhan dan dalam diri, emosional, frustasi dan konflik dengan tuntunan (norma) lingkungan17. Ada beberapa karakteristik penyesuaian yang sehat sebagai berikut a. Mampu melihat diri secara realistic b. Mampu menilai situasi secara realistic c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistic d. Kemandirian e. Menerima tanggung jawab f. Dapat mengontrol emosi g. Berorientasi tujuan h. Berorientasi keluar i. Penerimaan social J. Memiliki filsafat hidup k. Berbahagia
48
At-Ta’lim, Vol. 13, No. 1, Januari 2015
Adapun kepribadian yang tidak sehat menurut ditandai dengan karakteristik seperti berikut a. Mudah marah (tersinggung) b. Menunjukan kekhawatiran dan kecemasan c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi) C. Penutup Interkasi keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Keluraga merupakan pendidikan pertama dan utama. Sebelum anak mendapatkan pendidikan pada lembaga yang lain, terlebih dahulu anak mendapatkan pendidikan dalam keluarga. Hubungan dalam keluarga juga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dalam membentuk keluarga yang bahagia, semua komponen keluarga harus memahami dan mengerti kewajiban dan fungsi masing. Begitu juga dalam menggapai keluarga sakinah mawaddah warahmah, nilai-nilai agama harus mejadi fondasi dalam kelurga. Penulis: Musmulyadi, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Psikolgi Sosial jakarta : Rineka Cipta, 1991. Ahmadi Abu, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Feis Jes dan Gergory, Teori Keperibadian, jakarta : Selemba Humaika, 2010. Garungan, Psikolgi Sosial Jakarta : Raja Grafindo, 2010. Handry Handry, Perkembangan daqn Keperibadian Anak jakarta : Erlangga, 1984 Hutagalung, Inge, Pengembangan Kepribadian, Jakarta : Indeks, 2007 Jamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar Jakarta : Rineka Cipta, 2008. Mujib Abdul Kepribadian Dalam Psikologi Islam, jakarta : Raja Grafindo, 2006 Syarkawi, Pembentukan Keperibadian Anak, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Suhendri, Peranan Orang Tua Dalam (Http:/www.Sabd.org/e.3, 2013/2014.
Pembentukan
kepribadian
Anak,
Mus Mulyadi, Pentingnya Interaksi Dalam Keluarga
49
Garungan, Psikolgi Sosial (Jakarta : Raja Grafindo, 2010). h. 195. Feis Jes dan Gergory, Teori Keperibadian, (jakarta : Selemba Humaika, 2010), h. 3. 3 Ibid, h. 5. 4 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (jakarta : Raja Grafindo, 2006), h. 1 2
274.
5Suhendri, Peranan Orang Tua Dalam Pembentukan kepribadian Anak, (Http:/www.Sabd.org/e.3, 2013/2014. 6Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), h. 54. 7Mussen Handry, Perkembangan daqn Keperibadian Anak (jakarta : Erlangga, 1984), h.151. 8Syaiful Bahri jamara, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 16. 9Garungan, Op. Cit, h. 195. 10Abu Ahmadi, Psikolgi Sosial (jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.247. 11 Syarkawi, Pembentukan Keperibadian Anak (jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 234. 12 Abdul Mujib, Op. Cit, h. 274 13 Syarkawi, Op. Cit, h. 11. 14 Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian, 2007), h. 7. 15 Syarkawi, Op. Cit, h. 19. 16 Hutagalung, Op. Cit, h. 7-9. 17 Ibid, h. 10.