PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
1
KERANGKA MATERI 1.Situasi dan Tantangan Pembagunan Sosial di Indonesia 2.Pensasaran Rumah Tangga/Keluarga Prioritas 3.Pensasaran Wilayah Prioritas 4.Kesimpulan Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
1
SITUASI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN SOSIAL DI INDONESIA
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
TANTANGAN PERLINDUNGAN SOSIAL
PENINGKATAN KETIMPANGAN & PELAMBATAN PENURUNAN KEMISKINAN 41
Ketimpangan 33
32
36 33
32
37
41
41
38
35
33
• Pengangguran juga mengalami kecenderungan penurunan mulai tahun 2006
Kemiskinan 18.40 18.20
17.40 16.70
17.80 16.00
16.60
15.40
14.20
13.30 12.50
11.96 11.37 10.45 10.26 9.90 9.75 9.10 9.60 8.46 8.14 8.10 7.41 6.80 6.32 5.92
Pengangguran
Pertumbuhan Ekonomi 3.6
4.5
4.8
5.0
5.7
5.5
6.3
6.0
4.6
6.2
6.5
6.2
5.6
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Percapita Income (USD) 772
922 1,098 1,186 1,318 1,663 1,938 2,238 2,346 3,003 3,540 3,606
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
• Tren pertumbuhan ekonomi positif setelah krisis ekonomi 1990 dan krisis keuangan global 2008-2009
-
• Tingkat kemiskinan terus mengalami penurunan walau sempat meningkat di tahun 2006 • Indeks Gini mencapai posisi tertingginya dalam kurun waktu 50 tahun terakhir
Annual
4.0 2.0
APA YANG MENJELASKAN PENINGKATAN KETIMPANGAN? 0.0
15 29 43 PERTUMBUHAN YANG TIMPANG ANTAR KELOMPOK 1PENDAPATAN
57
71
85
Percentiles
Growth of Per capita Expenditures, 2008-2012
2008-2012 growth
Growth in mean
Annual growth rate %
10.0
+Rp 250.000/kap/bl 12%
8.0
6.0
+Rp 370.000/kap/bl 40%
+Rp750.000/kap/bl
29
57
80%
4.87
4.0 2.0 0.0 1
15
43
71
85
99
Percentiles
Miskin
29 juta
Rentan growth 2008-2012
70 juta
Poverty & Social Assistance, Alleviation Social Protection Sumber: BPS & TNP2K Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Kelas Growth Menengah in mean
100 juta Social Protection, Business Climate & Market Access
Kaya
50 juta Busines Climate
99
TINGKAT KERENTANAN KEMISKINAN YANG MASIH TINGGI MEREKA YANG RENTAN MUDAH KELUAR MASUK KEMISKINAN
Frekuensi RT Mengalami Kemiskinan di 2008-10
Distribusi Pengeluaran riil/Kapita, 2012 Orang (‘000)
GK: 12% di bawah
12000
1.2xGK: 23% di bawah 1.5xGK: 38% Di bawah 55,6%
4,1% 7,4%
80
14,6%
60
%
10000
100
8000
40 6000
73,9%
44,4%
20 4000
0 2000
Frekuensi Pernah Miskin 2008-10
0 0
100
200
300
400
500
600
700
Pengeluaran per kapita/bulan (Rp 000) Sumber: Susenas dan perhitungan Bank Dunia
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
800
900
Tidak Pernah Miskin
Miskin Satu Kali
Miskin Dua Kali
Miskin Tiga Kali
Situasi Pendidikan yang Kurang Merata Indeks Komposit Pendidikan
• Indeks Komposit dibentuk dengan weights: ketersediaan fasdik: 50 %, Kualifikasi guru: 20 %, karakteristik fasilitas: 30 %
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Situasi Kesehatan tidak berbeda jauh…. Indeks Komposit Kesehatan
• Indeks Komposite dibentuk dengan weights: Ketersediaan Faskes: 60 %, karakteristik faskes: 20%, ketersediaan dan karakteristik personnel: 20 %
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
BDT DAN PENSASARAN PROGRAM BERBASIS RUMAH TANGGA /KELUARGA/INDIVIDU
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Perbedaan Data Kemiskinan Agregat (SUSENAS) dan Basis Data Terpadu (BDT) Agregat (Susenas) •
•
• •
Susenas digunakan untuk mendapatkan • angka/tingkat kemiskinan proporsi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dalam total penduduk. Perhitungan kemiskinan yang digunakan adalah pendekatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). • Garis kemiskinan dihitung berdasarkan kebutuhan makanan dan bukan makanan. Dari perhitungan ini dapat didefinisikan penduduk sangat miskin (di bawah 0,8xGK), miskin (di bawah GK), dan hampir miskin (antara 1-1,2xGK).
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Basis Data Terpadu Basis Data Terpadu/ PPLS merupakan data mikro yang diperoleh melalui sensus untuk memperoleh data berdasarkan nama dan alamat dari 40% penduduk dengan status kesejahteraan terendah dan bukanlah basis data kemiskinan. Sebagai contoh Garis Kemiskinan tahun 2011 adalah 11,9% berarti seluruh Rumah Tangga pada desil 1 atau 10% adalah masuk kelompok Rumah Tangga sangat miskin dan miskin. Sementara sebagian desil 2 atau 20% masuk kedalam kelompok rumah tangga hampir miskin. | 10
Efektivitas Penargetan Rumah Tangga/ Individu Prioritas Program Perlindungan Sosial
Persentase penerima bantuan
Hanya sekitar 30% penduduk miskin yang menerima ketiga program perlindungan sosial (Raskin, BLT, Jamkesmas)
Basis Data Terpadu akan meningkatkan efektivitas penargetan
Desil konsumsi rumah tangga Sumber: Susenas 2009 Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Perbaikan Metode Pengumpulan Data PPLS
2011
Miskin
Tidak miskin
Menerima bantuan
Tujuan: menurunkan inclusion dan exclusion error
Tidak menerima bantuan
Penyusunan Daftar Awal Rumah Tangga Pre-List Rumah Tangga (Berdasarkan peta kemiskinan yang berasal dari data Sensus Penduduk 2010)
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
+
Data individual dari program lain
+
Konsultasi dengan Rumah Tangga Miskin
+
Penyisiran
Daftar awal Rumah Tangga Disurvei pada PPLS 2011
| 12
Mekanisme
Pemutakhiran Basis Data Terpadu 2015 DAFTAR AWAL PPLS11 PPLS11
Distribusi daftar rumah tangga sementara ~28.1 Juta
Daftar RT sementara
Perubahan Data FormPBI Rekap Pengganti Raskin (2012-2014) Data MIS-PKH
DESA
Pengesahan oleh Bupati/ Walikota
Forum Konsultasi Publik daftar rumah tangga sementara DAFTAR FINAL PPLS11 PPLS11
(2007-2014)
Basis Data Terpadu
Pengganti KPS (2013)
Daftar rumah tangga yang telah disahkan oleh Bupati/Walikota Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Daftar RT hasil konsultasi publik yang telah disahkan Bupati/Walikota
(ODK)*
Pengolahan dan perangkingan
Pendataan
|2
Peran Penting Forum Konsultasi Publik (FKP) Dalam Pemutakhiran BDT 1
Mengakomodasi usulan masyarakat untuk menyempurnakan ketepatan sasaran BDT
2
Meningkatkan peran serta dan keterlibatan pemerintah daerah
3
Menyempurnakan ketepatan sasaran BDT melalui peningkatan cakupan pendataan dan perangkingan
Konsultasi publik telah diuji oleh TNP2K dengan hasil: • Pemerintah daerah dan masyarakat antusias berpartisipasi • Pemutakhiran daftar awal menjadi kunci dalam peningkatan kualitas PBDT, terutama: Penjangkauan rumah tangga miskin yang belum terdaftar (Exclusion Error) Penandaan rumah tangga kaya yang terdaftar (Inclusion Error) Kriteria tetap dan mudah dipahami dalam usulan penambahan (exclusion error): “ usulan tambahan rumah tangga diprioritaskan kepada rumah tangga miskin yang memiliki anggota rumah tangga: keterbatasan fisik/mental; berpenyakit kronis; beban ketergantungan tinggi”
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Produk dan Layanan Data Basis Data Terpadu Data Agregat/Distribusi tingkat Kecamatan
Data Individu TANPA Nama & Alamat
Data Individu DENGAN Nama & Alamat
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
• Untuk keperluan perencanaan program • Pengguna: pemerintah pusat maupun daerah • Dapat diakses melalui website TNP2K http://bdt.tnp2k.go.id/ • Untuk tujuan analisis atau perencanaan • Pengguna: instansi pemerintah pusat dan daerah, lembaga penelitian, NGO, dll • Dibutuhkan surat permohonan dari pengguna (+proposal penelitian bila untuk penelitian) http://
[email protected] • Digunakan hanya untuk program-program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial • Pengguna: kementerian/lembaga dan instansi pelaksana program, baik di pusat maupun daerah • Dibutuhkan surat permohonan dari pengguna yang berisi deskripsi dan sasaran program + Pernyataan Integritas Penggunaan Data (untuk ikut menjaga integritas data)
Pemanfaatan dan Pengelolaan Basis Data Terpadu Ditetapkan oleh K/L atau Pemerintah Daerah penyelenggara Program
Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial
Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial
Jamkesmas
Subsidi Siswa Miskin
Program Keluarga Harapan
Kriteria diterapkan kepada Basis Data Terpadu
Raskin
Daftar nama dan alamat individu/ keluarga/ rumah tangga SASARAN masing-masing program
Program Perlindungan Sosial lainnya Dengan Sasaran Individu/Keluarga/Rumah Tangga Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
10
Persentase Penduduk Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi yang Hampir Sama 60% Exclusion Error
Hampir Miskin/Rentan
40%
BASIS DATA TERPADU Mencakup 24,7 juta rumah tangga atau 96,7 juta jiwa
35%
PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) JKN Mencakup 21,8 juta rumah tangga atau 86,4 juta jiwa
25%
PENERIMA KPS/KKS Mencakup 15,5 juta rumah tangga atau 65,6 juta jiwa Inclusion Error
Miskin
10,96%
8%
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
GARIS KEMISKINAN (Sep 2014) Mencakup 5,5 juta rumah tangga atau 27,73 juta jiwa PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Mencakup 3 juta rumah tangga
| 17
Pemanfaatan Basis Data Terpadu (BDT)
Daftar nama dan alamat
56
Masyarakat luas
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Permintaan dari 21 Kementerian dan Lembaga
65
513
Permintaan dari Permintaan dari 31 Provinsi 308 Kabupaten/Kota
Data tidak untuk kepentingan politik dan komersial
Rumah Tangga Mana yang Lebih Berhak Menerima Program?
Secara kasat mata terlihat lebih berhak menerima KPS
Lebih berhak menerima KPS karena kondisi anggota keluarga lain tidak bekerja, memiliki jumlah tanggungan lebih banyak, dan kondisi pasangan tidak bekerja. Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Pengalaman Internasional Terkait Dengan Tingkat Akurasi Pentargetan Rumah Tangga Akurasi Pentargetan 40% penduduk dengan status sosial ekonomi terbawah di beberapa Negara
83%
SUF cash transfer (Chile)
80.9%
RPS conditional cash transfer (Nikaragua)
75-85%
79.5% 62.4%
PRAF Cash transfer Progresa conditional BLSM cash transfer (Honduras) cash transfer andKartu KPS (Indonesia) Perlindungan (Mexico) Sosial - KPS (Indonesia)
Sumber: Coady et al. 2004 & TNP2K 2014 Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Penargetan Prioritas Rumah Tangga Desil 1 di Indonesia
21
SEBARAN 100 KABUPATEN WILAYAH PRIORITAS Berdasarkan Jumlah 40% Penduduk dengan Kesejahteraan Terendah dalam BDT
50 Kabupaten/Kota Prioritas Pertama 50 Kabupaten/Kota Prioritas Kedua Bukan Kabupaten/Kota Prioritas
22
PEMANFAATAN DATA UNTUK PENSASARAN BERBASIS WILAYAH
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
PENAJAMAN UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1. Salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan adalah dengan melakukan penargetan wilayah prioritas pada kantong-kantong kemiskinan (Geographic Targeting of Poverty Alleviation Programs) 2. Penargetan wilayah kantong kemiskinan bukan hal baru dalam program penanggulangan kemiskinan: IDT dan PNPM. 3. Pensasaran wilayah mensasar program didasarkan atas karakteristik/kondisi suatu wilayah –misalnya menyangkut tingkat kemiskinan, akses/transportasi, jumlah faskes/fasdik, dan lainnya 4. Kriteria pemilihan kantong kemiskinan memperhatikan ciri multidimensi dari masalah kemiskinan Bukan hanya konsumsi/pengeluaran tetapi juga karakteristik wilayah seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perumahan dan ketenagakerjaan. Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Mengapa Pensasaran Wilayah? 1. Kemiskinan yang terkonsentrasi
Masyarakat miskin dapat terkonsentrasi dan merata tinggal dalam suatu wilayah tertentu kriteria pensasaran jumlah/persentase orang miskin atau pemegang KKS/KPS
2. Mengatasi ketertinggalan, keterisolasian wilayah
Permasalahan kemiskinan sangat terkait dengan minimnya akses pada layanan dasar dan infrastruktur kriteria dapat berupa ketersediaan layanan dasar/infrastruktur atau jarak untuk mencapainya
3. Mainstreaming penanggulangan kemiskinan dalam pembangunan sektoral dan wilayah
Pembangunan sektoral atau wilayah seringkali hanya mengutamakan pertimbangan ekonomi, mainstreaming dapat dilakukan untuk makin mendorong sinergi kebijakan/program untuk penanggulangan kemiskinan
4. Ketiadaan data pensasaran berbasis rumah tangga Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
Penargetan Wilayah Prioritas Persentase Rumah Tangga Miskin yang Menggunakan Akses pada Air Bersih di Indonesia
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
26
Pensasaran Wilayah dengan Keberadaan Bidan
•Tingkat terendah keberadaan bidan adalah wilayah perdesaan Sulawesi Utara (61%), Maluku (54%), Kalimantan Timur (51%), Maluku Utara (50%), Papua (30%) dan Papua Barat (27%).
27
KESIMPULAN 1. Upaya penanggulangan kemiskinan membutuhkan sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat/swasta 2. Pensasaran program diperlukan agar program/intervensi: • Diterima rumah tangga/keluarga yang berhak dalam jumlah yang tepat • Wilayah miskin/tertinggal memperoleh intervensi/dukungan yang tepat
3. Basis Data Terpadu Bisa dan sumber data yang relevan dapat dimanfatkan untuk (1) Mengidentifikasi sumber permasalahan kemiskinan, (2) Menentukan prioritas intervensi program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, (3) Pengalokasian anggaran untuk program penanggulangan kemiskinan daerah, dan (4) Menentukan penerima manfaat (siapa, lokasi, dll).
Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015
TERIMA KASIH