Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 11- 19
MODEL BANGKITAN AKTIVITAS BERSAMA BERDASARKAN TIPE RUMAH TANGGA Dessy Amalia Farina1, Renni Anggraini 2, Sofyan M. Saleh 3, 1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
email:
[email protected]
Abstract: The activity based approach allows for more detailed assessment to be made the basis of a policy in transportation, especially in the context of household level decision making to determine the level of demand for transportation facilities and infrastructure required. The aims of this study to get a model with the demand of the movement activity by identifying the factors that influence the occurrence of movement and get the level of influence of these factors on seizure joint activity by household members. There are household types, which is household without children, households with less than two children and households that have more than two children. Type of households with children divided according to the age level of the child in households that have children under 12 years old and who have children over 12 years. Primary surveys conducted through questionnaires in 1650 families who resides in the city of Banda Aceh. The results of the questionnaire were then analyzed by CHAID and modeling by Decisions Tree. From the analysis obtained for the type of households without children with the greatest activity is the percentage of shopping activity by 45.4%. Type of households with 1-2 children and still have a child under 12 years old is the most dominant service-related activity at 54.0%, while for households who do not have children under 12 at 36.4%. For the type of households that have more than two children and still have a child under 12 years old service-related activity was also dominant at 60.2% and for households that do not have a 12-year-old children of 38.2%. Keyword : Joint Activity Generations, Household types, Decisions Tree, CHAID
Abstrak: Pendekatan berbasis aktivitas lebih memungkinkan adanya penilaian yang lebih rinci untuk menjadi dasar membuat suatu kebijakan dalam bidang transportasi, khususnya dalam konteks pengambilan keputusan tingkat rumah tangga untuk mengetahui tingkat kebutuhan sarana dan prasarana transportasi yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model kebutuhan pergerakan aktivitas bersama dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergerakan tersebut serta mendapatkan tingkatan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap bangkitan aktivitas yang dilakukan secara bersama antara anggotakeluarga. Tipe rumah tangga tersebut yaitu rumah tangga tanpa anak, rumah tangga dengan kurang dari dua anak yang dan rumah tangga yang mempunyai anak lebih dari dua. Tipe rumah tangga yang mempunyai anak dibagi lagi menurut tingkat usia anak yaitu rumah tangga yang mempunyai anak dibawah 12 tahun dan yang mempunyai anak diatas 12 tahun. Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 1650 kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di kota Banda Aceh yang kemudian dianalisis dengan metode Chi-Square Automatic Interaction Detector (CHAID) dan dimodelkan menggunakan Decisions Tree. Dari analisis yang diperoleh untuk tipe rumah tangga tanpa anak aktivitas bersama yang paling besar presentasenya adalah aktivitas berbelanja sebesar 45,4%. Tipe rumah tangga dengan 1-2 anak dan masih memiliki anak berumur dibawah 12 tahun aktivitas yang paling dominan adalah antar jemput sebesar 54,0% sedangkan untuk rumah tangga yang tidak memiliki anak berumur dibawah 12 sebesar 36,4%. Untuk tipe rumah tangga yang memiliki anak lebih dari dua orang dan masih memiliki anak berumur dibawah 12 tahun aktivitas antar jemput juga yang paling dominan sebesar 60,2% dan untuk rumah tangga yang tidak memiliki anak berumur 12 tahun sebesar 38,2%..
Kata kunci : bangkitan berbasis aktivitas, tipe rumah tangga, Decisions Tree, CHAID
11 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala merupakan zona yang menghasilkan prilaku
PENDAHULUAN Pendekatan
berbasis
aktivitas
lebih
pergerakan, sedangkan tujuan adalah zona yang
memungkinkan adanya penilaian yang lebih
menarik pelaku melakukan kegiatan (Tamin,
rinci untuk menjadi dasar membuat suatu
2008).
kebijakan dalam bidang transportasi, khususnya
Pendekatan Berbasis Aktivitas (Activity – Based
dalam konteks pengambilan keputusan tingkat
Approach)
rumah tangga.
Pendekatan
Banyak kasus, tidak hanya individu yang berpengaruh
dalam
membuat
keputusan
ini
mencerminkan
adanya
interaksi yang kompleks antara aktivitas dan perilaku
perjalanan.
Daya
tarik
konseptual
melainkan keterkaitan antara anggota keluarga.
pendekatan ini berasal dari kesadaran bahwa
Karena pada umumnya kegiatan selain bekerja
kebutuhan dan keinginan untuk berpartisipasi dalam
dilakukan secara bersama antara anggota
kegiatan yang lebih mendasar daripada berbasis
keluarga, seperti melakukan kegiatan sosial,
perjalanan yang beberapa mungkin memerlukan
rekreasi, dan lain sebagainya. Selain itu, tingkat
partisipasi. Dengan menempatkan penekanan utama
usia anak dalam rumah tangga juga sangat
pada partisipasi dalam kegiatan dan fokus pada
mempengaruhi kegitan yang dilakukan secara
urutan atau pola perilaku aktivitas (menggunakan
bersama, karena semakin dewasa seorang anak
sepanjang hari atau waktu yang cukup lama sebagai
maka
unit analisis) (Mc.Nally, et. al, 2007).
kemungkinan
melakukan
aktivitas
bersama orang tua akan semakin kecil.
Pendekatan berbasis aktivitas ini sangat
Kajian ini dilakukan pada sebagian
besar pengaruh dan keuntungannya terhadap
rumah di kecamatan Banda dengan cara
pencerminan individu dengan pembahasan yang
menggunakan kuesioner dan wawancara pada
signifikan yang tidak hanya bertumpu pada
sejumlah anggota keluarga.
pendekatan aktivitas tapi juga keseluruhan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model
kebutuhan
aktivitas dengan pemahaman yang cukup dalam
pergerakan
dengan
faktor–faktor
yang
keragaman teori, metodologi dan pendekatan
serta
empiris yang digunakan. Kerangka konseptual
mendapatkan tingkatan pengaruh dari faktor-faktor
holistic biasanya digunakan untuk mengurangi
tersebut
yang
metodologi serta menambah sedikit tentang apa
dilakukan secara bersama antara anggota keluarga
yang menjadi pertimbangan tentang sebuah
berdasarkan tipe rumah tangga.
teori permintaan aktivitas (Mc.Nally, et. al,
mengindentifikasi mempengaruhi
terjadinya
terhadap
pergerakan
bangkitan
aktivitas
secara
bahasa. Keraguan
ini
dikarenakan
2007). KAJIAN KEPUSTAKAAN Setiap
suatu
kegiatan
pergerakan
mempunyai zona asal dan tujuan, dimana asal
Partisipasi kegiatan bersama Partisipasi
bersama
dalam
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
berbagai - 12
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kegiatan mewakili dari sebagian besar aktivitas
CHAID
non berkerja, hal ini merupakan hal yang sangat
diagram pohon. Decision tree digunakan untuk
penting dalam melakukan perjalanan terutama
data yang lebih banyak dan kompleks serta
dalam menentukan lama waktu yang diperlukan
sangat sulit untuk di analisis.
serta
mempengaruhi
jadwal
kegiatan
per
akan
ditampilkan
dalam
sebuah
Decision tree merupakan salah satu
indivudu. Partisipasi bersama dalam kegiatan
metode
rutin dan mengisi waktu luang serta tersedianya
representasi struktur pohon (tree) dimana setiap
sarana transportasi menjadi batasan dalam
node mempresentasikan atribut, cabangnya
pilihan keputusan per individu dan variasi
mempresentasikan nilai dari atribut, dan daun
kegiatan
mempresentasikan kelas. Node yang paling atas
yang
secara
umum
juga
klasifikasi
yang
menggunakan
mempengaruhi kebutuhan biaya perjalanan
dari decision tree disebut sebagai root.
rumah tangga. (Anggraini, 2009).
Pada decision tree terdapat 3 jenis node, yaitu; a) Root Node b) Internal Node
Konsep Metode CHAID CHAID digunakan untuk membentuk
c) Leaf node atau terminal node
segmentasi yang membagi sebuah sampel
Secara
umum
diagram
pohon
dari
menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda
CHAID dapat dilihat pada gambar 1. dibawah
berdasarkan sebuah kriteria tertentu. Hal ini
ini:
kemudian
diteruskan
kelompok-kelompok kelompok
yang
variabel-variabel
dengan
membagi
tersebut
menjadi
lebih
kecil
independen
berdasarkan yang
lain
(Gallagher, 2000).
Prosesnya
berlanjut
sampai
tidak
ditemukan lagi variabel independen yang signifikan secara statistik. Segmen-segmen yang dihasilkan akan bersifat saling lepas yang secara statistik akan memenuhi kriteria pokok segmentasi dasar (Bagozzi, 1994). Hasilnya peringkat
pada
juga
akan
variabel
yang
memberikan merupakan
Gambar 1.
Diagram Pohon dari CHAID (Lehmann dan Eherler, 2001)
variabel independen paling signifikan sampai yang tidak signifikan.
METODE PENELITIAN
Konsep metode Decision Tree Hasil 13 -
pembentukan
segmen
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Dalam dalam
mempengaruhi
penelitian bangkitan
ini
faktor
yang
aktivitas
yang
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dilakukan bersama dapat diketahui tingkatan
pajak dan
pengaruhnya
melibatkan kedua pihak dari awal hingga akhir
terhadap
masing-masing
tipe
lain sebagainya.
rumah tangga. Tipe rumah tangga tersebut
dari kegiatan tersebut.
yaitu:
3.
1. keluarga tanpa anak,
Kegiatan Sosial Kegiatan sosial dalam penelitian ini
2. keluarga dengan 2 orang anak dan
Layanan ini
seperti mengunjungi orang sakit, meninggal,
keluarga yang mempunyai anak di
atau sekedar silahturahmi dengan keluarga.
bawah usia 12 tahun
4.
keluarga yang tidak mempunyai anak di bawah usia 12 tahun
Rekreasi Melakukan
perjalanan
bersama
menggunakan kendaraan, bersepeda, berjalan
3. Keluarga yang mempunyai anak 3 orang
kaki atau melakukan kegiatan olahraga lainnya
atau lebih.
secara bersama dan lain-lain. Rekreasi seperti
keluarga yang mempunyai anak di
menonton, jalan ke museum, pustaka dan
bawah usia 12 tahun
melakukan kegiatan di luar rumah untuk tujuan
keluarga yang tidak mempunyai anak di
hiburan. Rekreasi ini merupakan aktivitas yang
bawah 12 tahun
lebih singkat daripada wisata.
Variabel dependen yang digunakan dalam
5.
Wisata
penelitian ini adalah jenis aktivitas yang
Kegiatan untuk mengisi liburan yang
dilakukan bersama antar anggota keluarga.
dilakukan secara bersama diluar rumah. Seperti
Variabel ini dibedakan menjadi lima kategori,
liburan ke pantai, melakukan touring ketempat-
yaitu:
tempat wisata dan lain-lain. Pada umumnya
1.
Berbelanja
kegiatan wisata ini dilakukan jauh dari rumah
Selain berbelanja ke pasar, berbelanja
dengan
yang dimaksudkan dalam studi kasus ini yaitu
waktu
yang
lebih
panjang
dan
melibatkan lebih banyak anggota keluarga.
berbelanja di berbagai macam toko, seperti berbelanja di mall atau supermarket besar yang menyediakan
berbagai
macam
kebutuhan
seperti bahan pokok makanan, sandang dan kebutuhan
tersier
lainnya.
Berbelanja
ini
membutuhkan waktu yang lama dan dilakukan tidak hanya di satu toko saja. 2.
Teknik
penarikan
sampel
yang
dipergunakan adalah proportional sample atau sampel proporsi atau sampel imbangan. Untuk keseluruhan pengambilan sampel pada seluruh kecamatan dikota Banda aceh dapat dilihat pada Tabel 1. yaitu:
Layanan pengantar Layanan pengantar yang dimaksudkan
disini seperti ikut serta dalam pengurusan di suati instansi seperti bank, kantor pos, kantor Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 14
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 1.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan
Data Jumlah Pengambilan Sampel Kota
dibagi menjadi lima aktivitas yang biasanya
Banda Aceh
dilakukan bersama yaitu aktivitas berbelanja,
Jumlah Populasi
Meuraxa Jaya Baru Banda Raya Baiturrahman Lueng Bata Kuta Alam Kuta Raja Syiah Kuala Ulee Kareng JUMLAH
16,861 22,535 21,369 31,073 24,132 43,184 10,672 35,648 23,088 228,562
Jumlah Sampel Jumlah Sampel Responden KK 720.59 180.15 728.42 182.10 727.14 181.78 734.94 183.73 729.98 182.49 739.84 184.96 703.19 175.80 737.17 184.29 728.98 182.25 6,550.25 1,637.56
antar jemput, kegiatan sosial, rekreasi dan wisata. Aktivitas ini menjadi variabel terikat terbentuk yaitu : Y1= Pergerakan aktivitas berbelanja, Y2= Pergerakan aktivitas antar jemput , Y3=Pergerakan aktivitas sosial,
Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang didapat dari populasi kota Banda Aceh yaitu sebanyak
6550,25
orang
dengan
Y4= Pergerakan aktivitas rekreasi, Y5=Pergerakan aktivitas wisata, Sedangkan untuk variabel bebas yaitu :
mengasumsikan jumlah dari setiap 4 responden
X1=Jumlah anggota keluarga (orang)
= 1 kepala keluarga (KK) sehingga sampel
X2=Umur orang tua (tahun)
dibulatkan menjadi 1650 kepala keluarga (KK).
X3=Jenis pekerjaan orang tua
Metode analisis data dalam pemodelan
X4=Jumlah pendapatan (rupiah)
bangkitan pergerakan, menggunakan metode
X5=Tingkat pendidikan orang tua
Chi-Square Automatic Interaction Detector
X6=Jumlah kepemilikan mobil (unit)
(CHAID). Hasil dari analisis CHAID akan
X7=Jumlah kepemilikan sepeda motor (unit)
ditampilkan dalam diagram pohon. Dimana
X8=Jarak tempuh ke lokasi (kegiatan)
diagram ini sering digunakan untuk permodelan pergerakan berbasis aktivitas hasil dari model yang dibangun mudah dipahami.
Variable bebas dan variabel terikat dalam Decision Tree diklasifikasikan dalam beberapa kategori untuk memudahkan pengelompokan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
dan diberikan simbol-simbol untuk setiap
kuesioner
yang
klasifikasi.
diperoleh dari sembilan kecamatan menujukkan bahwa
setiap
anggota
keluarga
memiliki
aktivitas yang berbeda-beda dan lebih dari satu
Pergerakan aktivitas bersama untuk rumah tangga tanpa anak
aktivitas sehingga dalam menganalisa data
Rumah tangga tanpa anak hanya terdiri
kebutuhan pergerakan berdasarkan aktivitas
dari suami dan istri dalam satu KK tanpa
dipilih aktivitas yang merupakan aktivitas
adanya
prioritas yang dilakukan oleh masing-masing
menggunakan
KK.
bangkitan aktivitas bersama dalam rumah Pemodelan bangkitan aktivitas bersama
15 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
anak.
Dari
hasil
Decisions
analisa
data
Treediperoleh
tangga tanpa anak didominasi dengan aktivitas
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berbelanja sebesar 45,4% selanjutnya aktivitas
Rumah
sosial sebesar 29,8% dan aktivitas antar jemput
Dibawah 12 tahun
Tangga
Yang
Memiliki
Anak
atau pelayanan rumah tangga sebesar 18,8%.
Untuk tipe rumah tangga yang memiliki
Aktivitas wisata memperoleh sebesar 5,5%
1-2 orang anak dan ada anak yang berumur
sedangkan
dibawah 12 tahun aktivitas bersama yang lebih
untuk
aktivitas
olahraga
atau
rekreasi sangat sedikit hanya sebesar 0,5%.
cenderung dilakukan yaitu antar jemput untuk parent node medapat hingga lebih dari 50% yaitu sebesar 54,6% lalu aktivitas berbelanja sebesar 23,9%. Untuk aktivitas sosial sebesar 11,1% dan aktivitas wisata sebesar 9,6%. Aktivitas yang paling sedikit yaitu rekreasi sebesar 0,8%. Klasifikasi
tersebut
mempunyai
3
kedalaman, dimana variabel jarak tempuh membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1 dan variabel jumlah keluarga pada kedalaman ke-2 dan jenis pekerjaan pada kedalaman ke-3.
Gambar 2.
Diagram Tree Untuk Rumah Tangga Tanpa Anak
Klasifikasi
tersebut
mempunyai
2
kedalaman, dimana variabel jenis pekerjaan membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1 dan
variable
tingkat
penghasilan
pada
kedalaman ke-2.
Rumah Tangga Yang Memiliki 1-2 Anak Untuk tipe rumah tangga yang memiliki 1-2 orang anak dibedakan menjadi tipe rumah tangga yang memiliki anak berusia dibawah 12 tahun dan yang tidak memiliki anak yang Gambar 3.
berusia dibawah12 tahun.
Diagram Tree Untuk Rumah Tangga Dengan 1-2 Anak dan Masih Memiliki Anak Umur 12 tahun
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 16
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Rumah Tangga Yang Memiliki Anak Diatas
anak yang berumur dibawah 12 tahun dan yang
12 tahun
tidak memiliki anak berumur 12 tahun kebawah.
Untuk tipe rumah tangga yang memiliki 1-2 orang anak dan tidak ada anak yang
Rumah
berumur dibawah 12 tahun aktivitas bersama
Dibawah 12 tahun
Tangga
Yang
Memiliki
Anak
yang lebih cenderung dilakukan yaitu antar
Untuk tipe rumah tangga dengan lebih
jemput untuk parent node sebesar 36,4%
dari dua orang anak dan tidak ada anak yang
selanjutnya aktivitas berbelanja sebesar 31,4%.
berumur dibawah 12 tahun pada rumah tangga
Untuk aktivitas sosial sebesar 21,5% sedangkan
tersebut aktivitas yang lebih banyak dilakukan
untuk aktivitas rekreasi dan wisata sebesar
bersama yaitu antar jemput yang mencapai
3,1% dan 7,6%.
60,2%
Klasifikasi
tersebut
mempunyai
pada
parent
node
lalu
aktivitas
1
berbelanja sebesar 14,3% dan aktivitas sosial
kedalaman, dimana variabel jenis pekerjaan
sebesar 10,0%. Untuk aktivitas wisata sebesar
membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1.
10,8% Sedangkan yang paling kecil pada aktivitas rekreasi sebesar 4,8% Klasifikasi
tersebut
mempunyai
2
kedalaman, dimana variabel tingkat penghasilan membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1. Dan jenis pekerjaan pada kedalaman ke-2.
Gambar 4.
Diagram Tree Untuk Rumah Tangga Dengan 1-2 Anak dan Tidak Memiliki Anak Umur 12 tahun
Pergerakan aktivitas bersama untuk rumah tangga yang memiliki lebih dari dua anak Untuk tipe rumah tangga yang memiliki lebih dari dua orang anak juga dibedakan menjadi dua tipe rumah tangga dimana terdapat 17 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Gambar 5.
Diagram Tree Untuk Rumah Tangga Dengan >2 Anak dan Masih Memiliki Anak Umur 12 tahun
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Rumah Tangga Yang Memiliki Anak Diatas
KESIMPULAN DAN SARAN
12 tahun
Kesimpulan
Untuk tipe rumah tangga dengan lebih
Berdasarkan dari hasil analisis data
dari dua orang anak dan tidak ada anak yang
responden Kota Banda Aceh, maka dapat
berumur dibawah 12 tahun pada rumah tangga
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
tersebut aktivitas yang lebih banyak dilakukan
1.
bersama
yaitu
layanan
yang
sembilan kecamatan di kota Banda Aceh
mencapai 38,2% lalu aktivitas berbelanja
jenis rumah tangga yang paling dominan
sebesar
sosial
di kota Banda Aceh yaitu rumah tangga
9,3%
dengan 1-2 orang anak.
26,5%.
sebesar20,6%
dan
Untuk
pengantar
Dari hasil 1650 kuesioner yang disebar di
aktivitas
aktivitas
wisata
sedangkan aktivitas rekreasi yang paling kecil sebesar 5,4%.
2.
Untuk tiap tipe rumah tangga jenis aktivitas yang dominan yaitu: a. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga tanpa anak aktivitas yang paling dominan yaitu berbelanja sebesar 45,4% yang
dipengaruhi
oleh faktor
jenis
pekerjaan kepala keluarga. b. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga dengan 1-2 orang anak dan masih memiliki anak dibawah 12 tahun maka aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 54,6% yang dipengaruhi oleh faktor jarak dan faktor jumlah keluarga. c. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga dengan 1-2 orang anak dan tidak memiliki anak dibawah 12 tahun maka Gambar 6.
Diagram Tree Untuk Rumah Tangga Dengan >2 Anak dan Tidak Memiliki
aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 36,4% yang dipengaruhi
Anak Umur 12 tahun
oleh faktor jenis pekerjaan. 1
d. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah
kedalaman, dimana variabel jenis pekerjaan
tangga dengan >2 orang anak dan masih
membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1.
memiliki anak dibawah 12 tahun maka
Klasifikasi
tersebut
mempunyai
aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 60,2% yang dipengaruhi Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 18
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala oleh faktor penghasilan dan faktor jenis pekerjaan. e. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga dengan >2 orang anak dan tidak memiliki anak dibawah 12 tahun maka aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 38,2% yang dipengaruhi oleh faktor jenis pekerjaan. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah : 1.
Perlu adanya peninjauan ulang dengan menambahkan faktor-faktor lain yang berpengaruh
sehingga
menghasilkan
model yang lebih baik lagi dan memiliki alokasi keputusan yang tinggi terhadap kebutuhan pergerakan sebagai variabel yang ditinjau dari kota Banda Aceh seperti faktor hari dan lain-lain. 2.
Untuk aktivitas refreshing sebaiknya dilakukan wawancara pada hari sabtu, minggu atau hari libur agar memperoleh hasil yang signifikan terhadap bangkitan aktivitas rekreasi atau wisata.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Anggraini R, 2009. Household activity-travel behavior (implementation of withinhousehold interactions), PhD thesis, Eindhoven University of Technology. Bagozzi, R.P, 1994. Advanced methods of marketing research. Blackwell Publishers Ltd, Oxford. Gallagher, C.A, 2000. An iterative approach tp classification analysis. www.casact.org/pubs/dpp/dpp90/90dpp237. pdf. Tanggal akses : 18 Juli 2013. Lehmann, T. dan Eherler, D. 2001. Responder profiling with CHAID and dependency analysis. www.informatik.uni-freiburg.de/-
19 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
ml/ecmlpkdd/WSproceeding/w10/lehmann.pdf. Tanggal akses: 20 Juni 2013 McNally, M. G. and Craig R. Rindt (2007). The activity-based approach, Department of Civil and Environmental Engineering and Institute of Transportation Studies University of California. Tamin. O.Z. 2008. Perencanaan dan pemodelan transportasi, Penerbit ITB, Bandung.