Tipe-Tipe Rumah Berdasarkan Kebutuhan Penghuninya Amy Marisa R. Lisa Suryani Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Bab I Pendahuluan 1.1 TIPE – TIPE PENGHUNI 1.1.1 Bujangan Muda
Orang-orang dalam kelompok ini cukup puas berkenaan dengan territorial. Cenderung lebih senang berkelompok, berkumpul dengan teman-teman dan mencari interaksi sosial maksimum dengan kelompok seusianya. Berada jauh dari unit-unit selama hari-hari kerja dan tidak banyak memanfaatkan fasilitas orientasi. Mereka mencari keleluasaan pribadi di dalam suatu lingkungan yang meningkatkan interaksi sosial, keleluasaan tersebut terutama di dalam unit tempat tinggal mereka. Identitas umumnya bukan merupakan perhatian awal, umumnya mereka kerap kali berpindahpindah tempat. Ketidaknyamanan umumnya dapat ditolerir mereka jika sewanya rendah, menarik dan tetangga yang baik terdapat disana, mereka kurang memiliki harta benda pribadi. Mereka memerlukan suatu keyakinan keselamatan selama mereka meninggalkan unitnya, mereka memerlukan keamanan dan perlindungan. Bujangan muda paling baik bila disesuaikan ke dalam unit-unit efisiensi atau satu kamar tidur. 1.1.2 Pasangan Muda
Jika keduanya bekerja, uraian dari bujangan muda umumnya dapat diterapkan. Akan tetapi, jika satu orang tinggal di rumah, terdapat suatu kenaikan pada beberapa kebutuhan manusia. Untuk orang yang tinggal di rumah fasilitas-fasilitas berupa orientasi yang baik akan pencahayaan siang hari alami, sinar matahari, dan pemandangan adalah penting. Pentingnya privacy meningkat. Sementara hubungan dengan teman sebaya 1 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
masih sangat penting, pasangan muda memerlukan lebih banyak waktu untuk berada di antar kelompoknya sendiri. Untuk pasangan muda cukup baik bila dimasukkan ke dalam satu unit kamar tidur, dan jika mereka mampu, dapat saja memiliki sebuah unit dengan dua kamar tidur untuk tambahan seperti bila ada tamu atau untuk ruang belajar. Unit dengan satu kamar tidur, yang tidak memerlukan suatu penempatan di lantai bawah memiliki adaptabilitas lokasi yang sama seperti pada unit bujangan muda. Sebuah unit berkamar tidur dua dapat pula memiliki sebuah dapur yang lengkap daripada sebuah dapur kecil. Dan tempatnya bias saja sebuah rumah gandeng, rumah kota atau maisonette yang kecil dengan kamar-kamar tidur di lantai atas. 1.1.3
Pasangan Muda Dengan Anak Kecil
Dengan suatu transisi ke arah sebuah keluarga dua generasi, perhatian dipusatkan pada perkembangan dan keadaan anak-anak kecil tersebut, sehingga penekanan pada kebutuhan-kebutuhan manusia bergeser. Teritorial anak kecil haruslah dibatasi dan direncanakan dengan baik dengan penghalang-penghalang fisik (barrier) sedemikian seperti pagar, pintu, jeruji-jeruji dan lain-lain. Penghalang-penghalang harus dibuat aman dengan alat-alat pengunci dan ruang-ruang dibuat bebas dengan alat-alat pengunci dan ruang-ruang dibuat bebas dari bahaya. Anak-anak kecil secara insting mencari orientasi yang baik, mereka cepat menemukan tempat-tempat yang menyenagkan bagi mereka. Walaupun mereka dipengaruhi oleh dunia persepsinya, mereka belum menilai fasilitas pemandangan ataupun identitas. Anak-anak memerlukan sedikit privacy sejak mereka tinggal dalam suatu “dunia miliknya”. Dengan kemampuan daya gerak terbatas mereka mengalami halhal yang cukup tidak menyenangkan yang semakin bertambah jika mereka harus bergerak dalam sebuah dunia dewasa dimana segalanya terlihat terlalu besar, terlalu tinggi dan terlalu berat. Pasangan dengan anak-anak kecil dapat menjumpai keleluasaan pribadi dan teritorialnya sering terganggu oleh anak-anak sehingga memerlukan sejumlah ruangruang “khusus orang tua”, paling tidak selama jam-jam istirahat sore. Pasangan dengan anak kecil sebaiknya disediakan ruang-ruang yang ditempatkan di bawah dan halaman bermain pribadi di luar rumah. Jika tapaknya memungkinkan suatu perumahan berlantai tunggal, rumah berpekarangan dalam yang dilengkapi dua atau tiga kamar tidur akan ideal untuk menampung keluarga semacam ini. Jika tidak, mereka juga dapat menempati rumah gandeng berukuran menengah ataupun rumah kota, asalkan fasilitas-fasilitas yang ditempatkan di bawah mudah dicapai.
2 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
1.1.4 Pasangan Paruh Baya Dengan Anak Usia Remaja
Perbedaan antara pasangan dengan anak-anak kecil dan anak-anak usia remaja biasanya terletak pada jumlah kamar tidur yang diperlukan. Sebuah kamar tidur untuk setiap anak yang usia remaja akan lebih baik lagi: memungkinkan keleluasaan pribadi untuk seluruh anggota keluarga. Persyaratan-persyaratan ruang lainnya meningkat sebanding dengan jumlah dan ukuran anggotanya: contohnya, kelompok ruang-ruang seperti ruang makan dan ruang tamu haruslah memungkinkan untuk penambahan lebih banyak kursi, meja yang lebih besar dan lain sebagainya. Sebagai jawaban untuk memenuhi kebutuhan akan ruang-ruang yang berbeda untuk mensosialisasikan sebuah ruangan baru, sebuah ruang bermain ataupun ruang keluarga harus ditambahkan. Unit-unit tersebut mungkin saja dapat memerlukan sebanyak empat kamar tidur, sebuah kamar makan yang terpisah, sebuah ruang untuk bermain atau ruang keluarga, sebuah ruang serbaguna dan kemungkinan sebuah garasi untuk dua mobil. Rumah gandeng, rumah kota, dan rumah berpekarangan dalam haruslah cukup luas untuk menampung begitu banyak ruangan. Jika lahannya agak sempit, rumah berpekarangan dalam barangkali harus dihindari dan menyusun variasi-variasi dari rumah gandeng dan rumah kota. Dan, karena keluarga berada pada ukuran terbesarnya lebih banyak ruang luar rumah pribadi diperlukan. 1.1.5 Pasangan Paruh Baya Dengan Anak-anak Beranjak Dewasa
Usia paruh baya dan agak lanjut dianggap oleh kebanyakan orang sebagai waktu hidup yang paling baik. Anak-anak sudah tidak tinggal di rumah, pekerjaan rumah dan biaya hidup berkurang dan waktu senggang lebih banyak tersedia dan umumnya masih aktif secara fisik. Sejak teritorial tidak lagi harus di bagi bersama anak-anak, pasangan tersebut dapat lebih leluasa dan memiliki lebih banyak privacy. Kemudahan-kemudahan dikehendaki sehingga waktu senggang dapat lebih dinikmati. Sebagian besar tipe-tipe rumah dapat cocok bagi mereka. Dua kamar tidur cukup tepat, satu untuk tidur dan satu lagi untuk kamar tidur/studi. Sedangkan penambahan kamar satu lagi dapat dilakukan untuk tamu-tamu yang menginap. Sebuah ruang makan terpisah adalah penting karena orang-orang dalam kelompok rumah tangga ini cenderung untuk mengadakan perjamuan. Rumah kota adalah pilihan yang paling efisien, tetapi tipe-tipe rumah gandeng, maisonette, ataupun rumah teras juga akan sesuai. 3 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
1.1.6 Pasangan Berusia Lanjut Dan Bujangan Berusia Lanjut
Kelompok ini berada pada saat kehidupan ketika suatu gaya hidup yang lebih terisi oleh masa istirahat dan kegiatan pasif lebih dapat dinikmati. Privacy menjadi lebih penting, penambahan pemisahan visual dan akustis keseluruhan adalah penting disini. Karena fisik mereka menjadi kurang toleran terhadap hal-hal yang ekstrim, rencana perumahan untuk orang-orang berusia lanjut harus menyediakan suatu orientasi yang tenang, temperatur yang nyaman, pergerakan udara yang lembut, pencahayaan siang hari yang tidak menyilaukan sedemikian seperti halnya cahaya matahari dari sebelah utara. Dikarenakan oleh kekuatan dan stamina yang terbatas, kemudahan-kemudahan adalah sangat penting untuk orang-orang berusia lanjut. Contohnya, unit-unit sebaiknya direncanakan untuk pemeliharaan yang minimum. Dan lebih memerlukan rasa aman, karena umumnya mereka kurang mampu melindungi dirinya sendiri terhadap bahaya. Keamanan yang baik dengan pengunci, pencahayaan ruangan malam hari, penjagaan, dan jalur keluar dalam hal kebakaran sangat diperlukan. Orang-orang berusia lanjut membutuhkan ruang-ruang yang disusun secara efisien. Sejak tangga-tangga menyulitkan mereka, maka sebaiknya mereka ditempatkan di lantai bawah. 1.1.7
Orang-orang Penyandang Cacat
Orang-orang penyandang cacat tidak diberikan suatu tipe penghuni yang terpisah oleh karena 10% dari kita yang memiliki ketidakmampuan fisik, mental, atau fisik/mental sekarang mendambakan untuk tinggal berdekatan dengan kehidupan normal. Semakin banyak individu-individu penyandang cacat bertempat tinggal di dalam komunitas, baik secara individual ataupun sebagai suatu anggota keluarga. Kebutuhan-kebutuhan fisik yang khusus dari seorang penyandang cacat dapat bermacam-macam tergantung pada ketidakmampuannya, yaitu orang yang harus berjalan diatas kursi roda tentunya memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda daripada yang dibutuhkan oleh orang buta. Sementara orang-orang penyandang cacat menginginkan tetap bergaya hidup seperti orang-orang normal, mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan manusiawi khusus yang tidak dapat digeneralisasikan. Meskipun begitu, kemudahan pencapaian dan penggunaan fasilitas merupakan sebuah masalah khusus bagi kebanyakan kaum penyandang cacat. Beberapa contoh nyata dari kebutuhan-kebutuhan mereka yang 4 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan aksesibilitas adalah kemiringan bidang lantai 5% utuk kursi roda (8% masih bias dianjurkan) dan identifikasi huruf-huruf braile pada bangunan-bangunan, pintu-pintu, dan objek-objek lain untuk para orang buta. Dikarenakan kaum penyandang cacat memiliki keterbatasan gerak, fasilitas dari suatu orientasi yang baik adalah sangat penting. Tersedianya pemandangan yang menarik dan bervariasi dapat menjadi perlengkapan fisik yang sangat penting. Tiap tipe rumah sebenarnya dapat menyediakan keperluan-keperluan bagi para orang penyandang cacat, menampung semua fasilitas-fasilitas yang diperlukan pada lantai dasar. Para orang penyandang cacat memperoleh manfaat maksimal dari penempatan di lantai dasar (ground orientation) dan perencanaan horizontal, berarti mempermudah dan memperlancar arus pergerakan horizontal pada permukaan lantai. 1.2
MENGENALI TIPE–TIPE PENGHUNI Adalah merupakan suatu klasifikasi dasar dari bermacam-macam unit sosial yang membentuk “keluarga” tradisional. Uraian dari tiap tipe berdasarkan atas faktor-faktor penentu sebagai berikut : Identifikasi anggota-anggota yang membentuk suatu penghuni rumah – bujangan, pasangan muda, pasangan dengan anak-anak kecil, pasanagan dengan anak yang sudah remaja, pasangan dengan anak-anak ynag sudah menginjak dewasa, pasangan yang sudah menginjak dewasa, bujangan tua. Latar belakang sosio budaya dan ekonomis dari para anggota tersebut. Kondisi fisik dari anggota-anggota tersebut. Pada tahap awal proses perencanaan ini identifikasi dari jumlah pemakai yang diproyeksikan adalah dengan tipe penghuni, yang diuraikan secara sederhana dari segi ukuran keluarga (family size) dan tingkat penghasilan. Sebuah contoh matriks untuk menghubungkan ukuran keluarga dan tingkat penghasilan adalah sebagai berikut : Tabel 1. : Matriks untuk menghubungkan ukuran keluarga dan tingkat penghasilan
Penghasilan Ukuran Bujangan muda Pasangan muda Pasangan muda, anak-anak kecil Pasangan pertengahan usia,anak-anak belasan tahun Pasangan pertengahan usia, anak-anak remaja Pasangan tua Bujangan tua
Rendah
Cukup
Menengah
○ ○
○ ○ ○
○ ○
○
○
○
○
○
○
○ ○
○ ○
○
Tinggi
Ukuran keluarga mengikuti suatu daur kehidupan tradisional, tetapi dalam bentuk sederhana, dapat mengesampingkan, sebagai contohnya, bujangan yang berusia 5 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
pertengahan, orang-orang lanjut usia, dan yang semacamnya, keluarga-keluarga yang masih menambah anggotanya, dan lain-lain. Tingkat besarnya penghasilan adalah cukup langsung. Karena perbedaan antara yang berpenghasilan cukup dengan yang menengah sangat kecil, maka dapatlah hal tersebut digabungkan pada tahap ini.
BAB II TIPE-TIPE RUMAH 2.1
ASAL MULA TIPE –TIPE RUMAH Kita dapat menelusuri jejak bentuk tipe-tipe dasar kepada sumber-sumber pada tempat hunian unit tunggal tradisional Amerika dan Eropa. Sebagaimana unit-unit tunggal tersebut bergabung bersama-sama dalam sebuah kelompok, dinding natas menjadi dinding bersama dan halaman di pinggir rumah/unit menjadi tidak ada lagi.
Gambar 2.1.: Bentuk tipe-tipe dasar rumah tradisional Amerika dan Eropa.
Cara pergerakan tradisional pada waktu masuk yaitu dari daerah publik (halaman depan), kemudian melewati ke dalam unit tersebut, dan keluar menuju taman pribadi (halaman belakang), tetap dipertahankan.
6 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2.: Pola pergerakan pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
Kedalaman halaman depan dan belakang yang dirasakan tidak proporsional telah diperpendek. Selama 50 tahun yang telah lampau, maksud kegunaan halaman depan telah berubah dari sebagai ruang terbuka semi pribadi tradisional menjadi ruang terbuka publik.
Gambar 2.3.: Proporsi halaman pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
Sementara halaman depan dapat diperkecil ukurannya halaman tersebut juga dapat ditegaskan kembali sebagai sebuah ruang semi pribadi, dengan berbagai bahan/dinding pemisah. Halaman belakang tradisional yang pernah dimaksudkan sebagai fungsi serbaguna, kini kebanyakan telah tidak digunakan lagi. Pada tahun-tahun belakangan ini, halaman belakang rumah telah menjadi sebuah ruang untuk rekreasi pasif 7 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
anggota keluarga. Pada perumahan kelompok, halaman tersebut menjadi sebuah taman pribadi yang tidak terlalu besar.
Gambar 2.4.: Organisasi ruang pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
Pada perumahan kelompok, organisasi ruang-ruang bagian dalamnya juga telah mengalami perubahan. Tradisi rumah pedesaan, dimana penghuni bisa memandang ke arah jalan dari serambi depan ataupun dari jendela ruang tamu secara langsung, kini telah dirubah susunannya dengan menghadapkan ruang tamu dan ruang-ruang pribadi lainnya ke arah taman pribadi. Untuk memungkinkan perubahan ini, dapur dan fungsi-fungsi pelayanan lainnya dipindahkan ke bagian pintu/jalan masuk sehingga harus dilewati oleh jalur masuk formal. Terdapat beberapa tipe-tipe dasar dari perumahan kelompok kontemporer yang seorang perencana harus sudah terbiasa mengenali, agar dengan cepat dapat mengubah bentuk rumah pada tahap awal proses perencanaan. Tipe-tipe tersebut adalah :
8 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
1. rumah gandeng (row house)
Gambar 2.5.: Gambar Row Narrow dan Row Medium.
2. rumah kota (town house)
Gambar 2.6.: Organisasi ruang pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
9 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
3. rumah susun (flat)
Gambar 2.7.: Organisasi ruang pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
4. rumah berpekarangan dalam (patio house)
Gambar 2.8.: Organisasi ruang pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
10 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
5. maisonet (maisonette)
Gambar 2.9.: Organisasi ruang pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
6. rumah tingkat menjenjang (terrace house)
Gambar 2.10.: Organisasi ruang pada rumah tradisional Amerika dan Eropa.
2.2
RUANG YANG DIPERLUKAN UNTUK TIAP-TIAP PENGHUNI Pembentukan ruang dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan suatu program yang dipindahkan dari alam khayal menjadi organisasi ruang dan terwujud dalam suatu “bentuk” atau “form”, yang digunakan oleh arsitek sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan pemakai ruang yaitu manusia (Suptandar, 1999). Paham fungsionalisme didasarkan pada pelayanan terhadap pemakai, berkenaan dengan reaksi psikologis pikiran–pikiran manusia seperti halnya dengan kegiatan fisik dan mekanik tubuh manusia. Proses psikologis manusia merupakan faktor utama 11 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
kepuasan dalam kerja atau kehidupan lebih sering timbul dari sumber ini bila dibandingkan dengan rutinitas kerja fisik dalam tugas–tugas tertentu. Idealisme perancangan yang efisien menurut penyajian yang imajinatif terhadap fungsi untuk pengembangan berbagai macam ruang dan melebihi persyaratan– persyaratan yang biasanya dijelaskan dalam sebuah program untuk dimengerti secara mendalam dari berbagai aktivitas. Ruang berhubungan erat dengan ukuran–ukuran manusia kegiatan yang dilakukan dan dengan kebutuhan mental. Batas ruang sangat berbeda dari satu dengan yang lain. Kolom ruang dianggap memuaskan oleh seseorang tetapi belum tentu dapat diterima oleh orang lain. Ruang sempit akan memberi tekanan psikis, sedang ruang yang luas akan memberi keleluasaan dan kebebasan. Seorang perancang tidak boleh segan mengadakan interview terhadap calon penghuni mengenai berapa luas ruang yang dikehendaki. Unsur–unsur pewarnaan, pencahayaan dan penyusunan perlengkapan diperhitungkan agar ruang masih terasa luas. Suatu pengembangan menyeluruh dari persyaratan-persyaratan ruang untuk tiaptiap tipe layak menjadi langkah berikutnya. Menunjuk kembali kepada kualitas-kualitas rumah, kebutuhan para pemakai (teritorial, orientasi, keleluasaan pribadi, identitas, kemudahan, aksesibilitas, keselamatan) akan dikembangkan bagi masing-masing tipe. Hal ini sebaliknya akan dirubah menjadi aktivitas-aktivitas, dan terakhir menjadi ruangruang. Di bawah ini merupakan contoh matriks hubungan antara kegiatan dengan ruang penghuni rumah untuk pasangan suami istri dengan anak-anak yang masih kecil. Tabel 2.1 : Matriks hubungan antara kegiatan dengan ruang penghuni rumah untuk
Ruang tidur Ruang tamu Ruang makan Dapur Kamar mandi Ruang belajar Ruang keluarga
○ ○
Bermain
Belajar
Kebersi han
Masak
Makan
Ruang
Tamu
Kegiatan
Tidur
pasangan suami istri dengan anak-anak yang masih kecil.
○ ○
○
○ ○
○
○ ○ ○ ○ ○
○
○
Ruang-ruang interior dasar telah biasa kita kenal yaitu, ruang tamu, ruang makan, dapur, ruang tidur dan kamar mandi. Suatu susunan ruang-ruang yang sekunder dan yang kurang mendasar adalah ruang-ruang “belajar”, “serbaguna”, “keluarga” dan/atau “rekreasi”, gudang dan garasi atau garasi terbuka (carport) baik jadi satu maupun terpisah. Di samping itu terdapat juga ruang-ruang sirkulasi dari jalan masuk, tangga dan gang. Ruang-ruang interior/eksterior adalah ruang ‘yang berada diluar’ yang berbatasan dengan ruang-ruang ‘yang berada di dalam’, termasuk dek, pekarangan dalam, teras, 12 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
pintu masuk, halaman/taman yang tertutup dan bahkan halaman-halaman depan yang dipagari. Ruang-ruang tersebut harus dihubungkan sebagai ruang-ruang tempat tinggal yang sama pentingnya dengan ruang-ruang interior.. Dalam mengenali jenis dan banyaknya ruang-ruang untuk tiap-tiap tipe penghuni, banyaknya ruang tidur yang diperlukan merupakan dasar yang ditetapkan terlebih dulu karena hal itu secara langsung menggambarkan jumlah orang dalam suatu keluarga. Sebuah petunjuk praktis yang baik adalah dua orang per kamar tidur, sampai 8 orang per 4 kamar tidur, di luar itu adalah sulit untuk memakai standar. Sebagaimana jumlah kamar tidur bertambah, ruang-ruang lain juga bertambah secara proporsional dalam ukuran dan ruang-ruang baru tertentu perlu ditambahkan. Dibawah ini merupakan sebuah matriks yang menghubungkan ruang-ruang kamar tidur terhadap ruang-ruang interior lainnya yang ditunjukkan oleh jumlah kamar tidur, ruang-ruangnya oleh aktivitas. Tabel 2.2: . Matriks hubungan ruang-ruang kamar tidur terhadap ruang-ruang interior lain.
Aktivitas Tidur
Efisiensi Ruang kecil
Ruang tamu Makan
Digabungka n
Masak Kebersihan
Ruang kecil Kamar mandi
Unit ( Hitungan Ruang Tidur ) Dua Dua Tiga 2 R.tidur 2 3 R.tidur R.tidur Digabungkan Digabungkan R R.tamu tamu R R kecil kecil
Satu R .tidur
Ruang kecil Kamar mandi
dapur Kamar mandi
Belajar Bermain
dapur 1-2 Kamar mandi R belajar
dapur 1-2 Kamar mandi R belajar
Tiga 3 R.tidur R tamu
Empat 4 R.tidur R tamu
R makan
R makan &R kecil dapur dapur 2 1-2 Kamar Kamar mandi mandi R R belajar belajar R R keluarga keluarga
2.3 MENGHUBUNGKAN TIPE PENGHUNI DENGAN TIPE RUMAH Tanpa suatu uraian dari penghuni rumah individual suatu kecocokan dengan tipe rumahnya tidak dapat dibuat secara tepat. Penyesuaian akan terjadi belakangan dalam proses keseluruhan apabila banyak keterangan lainnya dari tiap-tiap unit telah diketahui, seperti lokasi, pencapaian, orientasi dan lain-lain. Pada tahap awal ini dalam proses sebuah metoda tulisan cepat diperlukan untuk membuat pilihan-pilihan fundamental (yang akan diperiksa kembali sebagaimana proses tersebut berjalan melalui siklus yang berkesinambungan). Sebagai contohnya, kita dapat menggambarkan skenario, atau profil pemakai, pada tiap-tiap tipe penghuni yang tanggap kepada kebutuhan-kebutuhan manusia akan territorial, orientasi, identitas, keleluasaan pribadi, aksesibilitas, dan 13 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
keselamatan. Menggabungkan hal-hal ini dengan matriks kamar tidur/aktivitas membantu menentukan tipe rumah yang layak. Kita harus ingat bahwa sebagaimana rencana tapak keseluruhan berkembang kriteria-kriteria lainnya dapat mengurangi pilihan lebih lanjut. Matriks dibawah ini menggambarkan tipe-tipe yang saling dihubungkan. Tabel 2.3.: Matriks hubungan tipe-tipe penghuni dengan tipe rumah.
Penghuni Bujangan muda Pasangan muda Pasangan muda, anak-anak kecil Pasangan pertengahan usia, anak-anak tumbuh dewasa Pasangan pertengahan usia, anak-anak belasan tahun Pasangan tua Bujangan tua
R tidur Row
Town
Efisiensi 1 1 2 2
○ ○
○ ○
3 3 4
○ ○ ○
○ ○ ○
2 3
○ ○
○ ○
○
○
1 2 Efisiensi 1
Cacat fisik
Tipe Rumah Flat Patio Maisonette ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Terrace
○ ○
○ ○ ○
○ ○ ○
○ ○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○
○
○
○
○
2.4
UKURAN RUANG MINIMUM Skema di bawah ini disusun untuk ukuran-ukuran ruang minimum dan ukuranukuran terkecil untuk tiap-tiap ruang. Luas dan ukuran-ukuran yang digambarkan adalah minimumnya dan tidak perlu menunjukkan ruang optimal yang diperlukan untuk fungsi tempat tinggal atau penempatan perabotan. Di samping mengenai luas minimum dan ukuran terkecil, ruangan-ruangan harus pula mempunyai suatu hubungan fungsional yang baik dengan ruangan-ruangan lainnya di dalam unit tempat tinggal dan harus cocok untuk maksud penggunaannya. Ketinggian langit-langit, berdasarkan standar menganjurkan suatu ketinggian minimum 7 kaki 6 inchi, untuk semua ruangan-ruangan pada tipe-tipe rumah-rumah kelompok. Gang, kamar mandi dan garasi dapat dikurangi ketinggiannya menjadi 7 kaki (minimum). Gudang , berdasarkan standar menganjurkan bahwa kamar tidur utama sebaiknya memiliki sebuah lemari dinding minimum 5’-0” kaki panjang dan kamar tidur lainnya minimum 3’-0” kaki panjang. Sebaiknya juga terdapat lemari dinding untuk menyimpan jas minimum 3’-0” kaki panjang di dekat pintu masuk dan lemari dinding untuk 14 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
menyimpan seprei, taplaknya dan lain-lain di dekat kamar tidur minimum 1’-6” kaki panjang. Di samping itu, harus disediakan pula gudang umum di dalam tiap unit sebagai berikut : 0-1 kamar tidur = 150 kaki³ ; 2 kamar tidur = 200 kaki³ ; 3 kamar tidur = 250 kaki³ ; 4 kamar tidur = 300 kaki³ Tabel 2.4.: Tabel ukuran minimum untuk ruangan-ruangan yang terpisah.
Nama Ruang Ruang Tamu Ruang Makan Dapur Dapur Kecil Kamar Tidur Utama Kamar Tidur Total Area
UT (0-KT) -
Luas Minimum ( Kaki Persegi ) UT UT UT (1-KT) (2-KT) (3-KT) 160 160 170 100 100 110
UT (4-KT) 180 120
Ukuran Terkecil 12’-0” 8’-4”
30 -
60 40 120
60 120
70 120
80 120
5’-4” 3’-6” 9’-4”
-
120
80 200
80 280
80 380
8’-0”
Keterangan Tabel 2.3: UT : Unit Tempat tinggal KT : Kamar Tidur
DAFTAR PUSTAKA Ars-group (1980) Merencana Arsitektur (Rumah Tinggal), Penerbit Ars-group, Bandung. Minimum Property Standards for Multifamily Housing, Penerbit HUD. Neufert, E. (1995) Architect Data, Second Edition, Penerbit Erlangga. Suptandar, J.P (1999) Disain Interior: Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur, Penerbit Djambatan, Jakarta. Untemann, R.,
Small, R. (1986) Site Planning For Cluster Housing, Intermatra,
Bandung. Yudohusodo, S. (1991) Rumah Untuk Seluruh Rakyat, Unit Percetakan Bharakerta, Jakarta.
15 e- USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara