BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1
Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf hotel bintang tiga yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. Rancangan bangunan ini juga harus dapat memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar khususnya terhadap iklim tropis. Rancangan bangunan arsitektur tropis dibutuhkan untuk memberikan contoh yang baik dalam penanganan permasalahan yang ada dalam iklim tropis, sehingga bangunan tersebut dapat memberikan dampak yang baik bagi penghuni dan lingkungan serta dapat bertahan lama dan memberikan identitas sebagai bangunan arsitektur tropis.
V.2.
Konsep Kebutuhan Ruang Program ruang : Tabel 5.1 Program Ruang Ruang
Kapasitas
Luas (total)
Jumlah
Sifat Ruang
A. Hunian 1. Kamar tipe single
1 orang
14 m2
220 unit
Private
2. Kamar tipe double
2 orang
18 m2
84 unit
Private
3. Kamar tipe deluxe
4 orang
2
47 m
16 unit
Private
4. Kamar tipe family
6 orang
62 m2
6 unit
Private
B. Pengelola
98
6 orang
36 m2
1 unit
Private
2. Ruang rapat
8 orang
2
16 m
1 unit
Private
3. Ruang administrasi
4 orang
24 m2
1 unit
Publik
2 orang
2
12 m
1 unit
Publik
2
1. Ruang Pengelola
4. Ruang pemasaran 5. Pantry
-
4m
1 unit
Service
6. Toilet
2 org
3 m2
1 unit
Service
1. Lobby
30 orang
19,5 m2
1 unit
Publik
2. Restoran
200 orang
130 m2
C. Penunjang
1 unit
Publik
2
1 unit
service
a. Dapur
-
80 m
b. Toilet
2 orang
4,5 m2
2 unit
Service
2
1 unit
Publik
2
1 unit
Semi
3. Minimarket 4. R. fitness
100 m 100 orang
250 m
Publik a. R. Ganti
40 locker
2
100 m
1 unit
Semi Publik
b. gudang peralatan c. Toilet pria
-
2
15 m
2
1 unit
Service
2 orang
4,32 m
2 unit
Service
2 orang
1 m2
2 unit
Service
shower
5 orang
2
4m
5 unit
Service
urinoir
5 orang
4,5 m2
5 unit
Service
wastafel
d. Toilet Wanita shower wastafel 5. Kolam renang
2
5 orang
10,8 m
5 unit
Service
5 orang
4 m2
5 unit
Service
2 orang
2
2 unit
Service
1 unit
Semi
-
1m
2
200 m
publik a. R. locker
30 orang
2
30 m
1 unit
Semi publik
b. R. bilas dan ganti
2
30 orang
24 m
1 unit
Service
4 orang
8,64 m2
1 unit
Service
18 mobil
450 m2
36 motor
108 m2
(pria dan wanita) c. Toilet (pria dan wanita) 6. Parkir penghuni
99
Parkir pengelola
Parkir tamu
Parkir service
4 mobil
100 m2
8 motor
24 m2
5 mobil
125 m2
9 motor
27 m2
3 motor
9 m2
2 mobil box
72 m2
2 truk
96 m2
4 orang
22 m2
D. Service 1. R. Petugas 3. Dapur 4. Laundry
1 unit 2
-
21,6 m
1 unit
-
2
1 unit
36 m
2
5. Toilet pria
2 orang
4,32 m
1 unit
6. Toilet wanita
2 orang
4,32 m2
1 unit
2
7. Gudang peralatan
-
12 m
2 unit
8. Gudang makanan
-
12 m2
2 unit
-
2
18 m
3 unit
2 orang
4 m2
2 unit
-
30 m2
1 unit
2
1 unit
3. Ruang M&E
2
20 m
1 unit
4. Ruang reservoir
40 m2
1 unit
5. Ruang STP
2
30 m
1 unit
6. Ruang Panel
10 m2
1 unit
2
12 m
1 unit
20,64 m2
1 unit
9. Gudang bahan bakar 10. pos keamanan E. Utilitas 1. R. Genset 2. Ruang pompa
20 m
7. Ruang sampah (TPA) 8. R.bongkar muat
1 truk
Luas kebutuhan ruang seluruh-nya : o Hunian
Total luas hunian
: 6859,2
m²
o Ruang-ruang lain
100
R. Pengelola
:
108
m²
R.Service
:
168,29
m²
R. Utilitas
:
219,17
m²
Fasilitas penunjang
:
793,01
m² +
Total
:
1288,47
m²
Total Luas: 1288,47 m2 + 6859,2 m² + 1011 m² = 9158,2 m² V.3
Konsep Perancangan Tapak
V.3.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak Pencapaian menuju tapak yang direncanakan meliputi entrance masuk kendaraan, akses keluar kendaraan, service entrance untuk kendaraan servis dan pedestrian entrance adalah sebagai berikut :
3 Pintu keluar kendaraan Jalur service
1
Pedestrian entrance Pintu masuk kendaraan mobil Pedestrian entrance
2
Gambar 5.1 Konsep Pencapaian pada tapak
Main entrance terletak pada jalan Rawa Belong (jalan nomor 1) dikarenakan jalan yang lebih lebar dibandingkan pada jalan Kebon Jeruk Raya dan arus kedatangan terbesar berasal dari jalan ini. Pintu masuk kendaraan terletak jauh dari pertigaan untuk menghindari kemacetan.
101
Kemudian untuk jalur keluar berada di jalan Kebon Jeruk Raya (jalan nomor 2),. Sementara bagi kendaraan servis melalui Jl. Kebon Jeruk Raya (jalan nomor 2), dan side entrance itu terdapat pada Jl. Flamboyan (jalan nomor 3) yang diperuntukan bagi kendaraan motor. Pintu masuk pejalan kaki dibuat berbeda dengan kendaraan dan antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor di buat pemisahan area sehingga tidak bersinggungan.
V.3.2 Konsep Sirkulasi Dalam Tapak
Jalur pejalan kaki
Jalur vegetasi
Jalur kendaraan bermotor Gambar 5.2 Konsep sirkulasi tapak
Sirkulasi di dalam tapak lebih mengutamakan sirkulasi manusia (pejalan kaki) dengan menempatkan jalur pedestrian untuk menghubungkan semua kegiatan di dalam tapak (pola radial) V.3.3 Konsep Orientasi Bangunan Berdasarkan hasil analisa dari orientasi massa bangunan yang ditentukan oleh faktor matahari, angin dan kebisingan. Maka orientasi massa bangunan adalah :
102
Barat Timur
Gambar 5.3 Konsep Orientasi bangunan
Massa bangunan dominan menghadap utara-selatan. Pada bagian bangunan yang menghadap timur menggunakan sun shading untuk mengurangi panas radiasi matahari. Disekitar bangunan diberikan pepohonan sebagai sound buffer dari bising dan penghijauan lingkungan, kemudian terdapat bukaan untuk memudahkan sirkulasi angin masuk ke dalam bangunan sehingga terjadi ventilasi silang, selain itu pohon yang tadinya berfungsi sebagai buffer juga dapat berfungsi untuk membelokan angin ke dalam ruangan.
Gambar 5.4 Konsep arah angin dan massa
103
V.3.4 Konsep Gubahan Massa Massa bangunan pertama berbentuk persegi panjang sesuai dengan bentuk dasar tapak, kemudian bentuk tersebut dibagi menjadi 3 bagian (area hunian cewek,area hunian cowok,area penunjang) dan diolah lagi bentuknya sesuai dengan hasil analisa.
Gambar 5.5 Konsep Gubahan Massa
Dengan adanya ruang dalam yang terbuka di antara massa bangunan, maka telah tercipta suatu area yang dapat digunakan sebagai sarana refreshing bagi penghuninya. Selain itu ruang dalam terbuka tersebut juga akan dipenuhi oleh
104
pohon – pohon yang berfungsi untuk membelokkan angin supaya angin masuk ke dalam ruangan, sehingga terjadi ventilasi silang. Pada bagian sudut pertigaan jalan,dibuat bentuk massa yang dapat menarik perhatian publik.
V.3.5 Tata Ruang Luar Konsep untuk tata ruang luar dibagi berdasarkan fungsinya yaitu ruang luar aktif dan ruang luar pasif. Untuk ruang luar aktif di bangunan kostel terdapat : •
Plaza, dimana akan digunakan sebagai public space. Di plaza ini, para penghuni dapat bersosialisasi dengan sesamanya. Pada plaza akan diletakkan pepohonan sebagai penurun suhu di sekitarnya.
•
Taman luar Kostel, sebagai area penghijauan dan sebagai tempat sosialisasi juga. Karena taman ini berada diluar gedung,maka dapat digunakan oleh publik.
Elemen-elemen yang dapat mendukung konsep tata ruang luar bangunan kostel tersebut adalah : •
Untuk elemen lunak berupa vegetasi atau tanaman peneduh.
•
Elemen keras, pada jalan kendaraan bermotor menggunakan concrete block dan untuk jalur pejalan kaki menggunakan grass block, lalu ditambahkan elemen pengisi buatan yang mendukung, seperti bangku taman, air mancur atau kolam sebagai penurun suhu, dan
105
tempat pembuangan sampah sebagai wujud perduli lingkungan dan kesehatan.
Foto 5.1. Grass block
Foto 5.2.Concrete Block paving
V.3.5.1 Parkir
Gambar 5.6 parkir 900
Konsep parkir kendaraan yang akan digunakan dalam proyek kostel ini adalah parkir 90°. Parkir ini akan ditujukan untuk tamu dan pengelola.
V.3.6 Konsep Penzoningan Untuk penzoningan didapatkan berdasarkan pertimbangan : •
Fungsi, sifat kegiatan dan hubungan antar kegiatan
•
Penyesuaian kondisi tapak dan lingkungan
•
Penyesuaian dengan pencapaian dan pola sirkulasi.
106
A. Zoning Tapak (horizontal) : Area Private Semi publik Area publik Area service
Gambar 5.7. zoning tapak (horizontal)
B. Zoning bangunan (Vertikal)
Gambar 5.8. Zoning vertikal
V. 4.
Konsep Perancangan Bangunan
V.4.1 Bentuk Bangunan
107
Gambar 5.9 Massa Majemuk
Bentuk dasar dari bangunan ini ialah persegi panjang dan bentuk massa bangunan yang akan diterapkan pada perancangan kostel ini adalah massa majemuk. Pertimbangan dalam menentukan massa majemuk adalah : •
Terdapat pengelompokan kegiatan di dalam kostel
•
Pemaksimalan pengudaraan alami
•
Pemaksimalan pencahayaan alami
V.4.2 Konsep Sistem Sirkulasi di dalam Bangunan Untuk sirkulasi horisontal didalam bangunan menggunakan sistem linier, dengan menggunakan koridor jenis double loaded karena efisiensi penggunaan lahan,dapat memuat banyak unit dan pencapaian antar ruang itu dekat.
Gambar 5.10 Konsep double loaded
108
Untuk sirkulasi vertikal yang akan digunakan dalam perancangan kostel ini adalah menggunakan tangga dan lift sebagai akses utama, yang disesuaikan dengan peraturan pemerintah, karena untuk bangunan lebih dari 4 lantai diharuskan terdapat lift, dan tangga darurat sebagai proteksi dari kebakaran. •
Standart lift untuk bangunan jumlah lantai 2-6 lantai : a. Kecepatan 0,5m/detik b. Kapasitas 1250 kg dengan jumlah orang 17 orang.
V.4.3. Konsep Penampilan Bangunan Penampilan bentuk bangunan akan disesuaikan dengan fungsi dari kostel tersebut yang mengutamakan efisiensi namun tetap sesuai dengan bentuk arsitektur tropis. Kostel ini merupakan milik dari BiNus University, maka bangunan ini harus memiliki bentuk kesatuan dengan BiNus, sehingga kostel ini dapat menjadi sebuah icon baru dari BiNus.
Gambar 5.11 Konsep Gubahan Massa
V.4.4 Konsep Arsitektur tropis pada Bangunan Kostel V.4.4.1 Konsep Sistem Pencahayaan
109
Dalam perancangan bangunan kostel ada 2 pilihan yang menjadi pertimbangan sistem pencahayaan, yaitu : 1. Pencahayaan alami Ada dua jenis lubang cahaya, yaitu yang terbuka dan tertutup. Terbuka, jika cahaya menerobos langsung ke dalam bangunan contohnya dengan membuat jendela atau kisi – kisi, sedangkan yang tertutup adalah bukaan dengan mempergunakan material tertentu sebagai penyaring cahaya yang masuk, yaitu : kaca, glass block, polikarbonat
Foto 5.3. Jalusi Konsep terapan pada pencahayaan alami : a. Tempatkan bukaan sesuai fungsi ruang b. Bukaan jangan berlebihan dimensinya c. Manfaatkan refleksi atau pantulan dari permukaan bidang 2. Pencahayaan buatan Sistem pencahayaan dengan memanfaatkan energi buatan dari listrik seperti lampu digunakan pada malam hari ataupun pada ruangan 110
yang memerlukan pencahayaan tambahan supaya manusia merasa nyaman pada penglihatannya. •
Jenis lampu untuk pencahayaan buatan : - Lampu TL - Lampu pijar warna yang di pancarkan ke kuning kuningan, memberi kesan mewah pada ruang.
V.4.4.2 Konsep Sistem Pengudaraan Sistem pengudaraan dapat dibagi 2 yaitu : 1. Pengudaraan alami menerapkan sistem cross ventilation (ventilasi silang). Dengan membuat adanya bukaan pada sisi-sisi ruangan yang berlawanan, supaya udara dapat mengalir.
Gambar 5.12. Cross ventilation
2. Pengudaraan buatan Pengudaraan buatan sangat identik dengan penggunaan AC, yang digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan temperatur udara yang
111
diinginkan dengan melihat kondisi udara sekitar apabila tidak mendukung bagi pengudaraan alami.
V.4.5. Konsep Sistem Struktur •
Struktur Atas
Gambar 5.13. Konsep Struktur atas Secara umum jenis sistem struktur atas yang digunakan dalam perancangan kostel ini adalah sistem rangka dan plat beton, mempertimbangkan fleksibilitas ruangan yang diperlukan. •
Struktur atap Untuk bangunan kostel ini menggunakan atap miring dan atap dak beton, penggunaan teritisan atap pada sekitar bukaan untuk menghindari tampias air hujan, tetapi pada bagian service dan penunjang menggunakan atap datar yang dapat digunakan sebagai tempat jemur, tempat utilitas air maupun green roof
untuk menambah area
penghijauan, karena tapak minim area penghijauan.
112
V.4.6 Konsep Sistem Utilitas Hydrant / Sprinkel
V.4.6.1. Utilitas air Reservoir atas
PAM/Air tanah
Meteran
Reservoir Bawah
Bak Penampungan / Sumur Resapan
Air Hujan
Pompa
Unit Plumbing
Bak Kontrol Penyaringan
Skema 5.1 Konsep sistem utilitas air
V.4.6.2. Utilitas listrik PLN
Meteran
Panel cabang
Gardu listrik
Panel utama
Gardu distribusi
Trafo
Genset
Skema 5.2 Skema sistem instalasi listrik
113
V.4.6.3. Sistem keamanan Emergency system
Detector
Splinkler Ruang kontrol
Alarm
Hydran
Area kebakaran
Deep well
Pompa
Pompa
Resevoir kebakaran
Skema 5.3 Skema sistem pencegahan kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya petir menggunakan sistem penangkal petir Faraday, tiang tiang akan dipasangkan di setiap sudut atap bangunan. Building system Untuk perencanaan sistem keamanan pada bangunan kostel ini menggunakan sistem CCTV, card access dan pos jaga, untuk mendukung keamanan dan kenyamanan bagi penghuni kostel.
V.4.6.4. Sistem Pembuangan Sampah
Tempat sampah
Petugas
Pembuangan
Pembuangan
Akhir tapak
Akhir kota
Dinas kebersihan
Skema 5.4 Skema sistem pembuangan sampah
114