Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X
Peningkatkan Kemampuan Murid Kelas II SDNNo. 2 Tambu Membaca Permulaan Melalui Metode Global Zainab, Idris, dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan murid kelas II SDN No. 2 Tambu membaca permulaan melalui metode global. Metode penelitian didasarkan pada rancangan penelitian model tugas dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian murid kelas II SDN No. 2 Tambu berjumlah 20 orang murid. Jenis data penelitian yaitu analisis data secara kualitatif dan analisis data secara kuantitatif. Cara menggumpulkan data melalui observasi dan evaluasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh data kemampuan guru melaksanakan observasi kegiatan murid selama mengikuti kegiatan di kelas. Evaluasi di lakukan untuk memperoleh data hasil kemampuan murid membaca permulaan melalui metode global. Data kualitatif di analisis berdasarkan kriteria penilaian yang di tentukan secara kualitas kemampuan guru dan keaktifan murid, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Data kuantitatif dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata murid dalam bentuk angka. Hasil penelitian yang diperoleh siklus I, hanya 10 orang yang mendapat nilai akhir sesuai dengan hasil yang diharapkan atau dalam kategori tuntas yaitu 3 orang yang mendapat nilai 58, 3 orang yang mendapat nilai 67 dan 75, 1 orang yang mendapat nilai 83 dan 1 orang yang mendapat nilai 92, sedangkan sisanya adalah termasuk dalam kategori tidak berhasil atau tidak tuntus. Kemudian, pada siklus kedua kemampuan murid dalam membaca permulaan melalui metode global meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai akhir murid yakni dari 20 orang murid, semuanya mendapat nilai baik pada penilaian proses. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai akhir yang dicapai oleh murid yakni 2 orang yang mendapat nilai akhir 67, 4 orang yang mendapat nilai 75, 5 orang yang mendapat nilai akhir 83, dan 9 orang yang mendapat nilai akhir 100. Atas hasil perolehan siklus II, Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa melalui metode global kemampuan membaca permulaan murid kelas II SDN No. 2 Tambu dapat ditingkatkan. I.
PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan sumber
daya manusia yang berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bertanggung jawab,
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X cerdas, terampil sebagaimana dirumuskan UUD 1945. Sejak dilakukannya kurikulum 1994, pelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu diantaranya keterampilan yang ada yaitu: mendengar, menyimak, berbicara, membaca dan menulis, tetapi pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran yang dipusatkan untuk melatih keterampilan membaca. Mengingat pentingnya keterampilan membaca untuk murid, maka perlu dilakukan suatu tindakan peningkatan yang tepat. Berdasarkan fenomena yang dijumpai dalam pembelajaran membaca di kelas II SDN No. 2 Tambu menunjukkan kemampuan membaca murid di kelas tersebut masih sangat rendah, yaitu dari 18 orang murid yang ada di kelas tersebut masih belum memiliki kemampuan membaca yang maksimal. Dalam hal ini, murid masih perlu diarahkan dan dibimbing dalam membaca karena dari segi vokal, intonasi dan kelancaran dapat dikatakan masih dalam kategori rendah. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan tindakan yakni melalui penelitian agar murid yang kemampuan membacanya masih sangat rendah dapat ditingkatkan. Tujuannya agar murid dapat membaca dengan kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat serta murid memiliki kemampuan memahami tulisan huruf sebagai dasar untuk membaca lanjut. Begitu pentingnya metode global diterapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca murid, sehingga cukup beralasan jika penulis mencoba mengadakan penelitian tentang penggunaan metode global dalam meningkatkan kemampuan membaca murid II SDN No. 2 Tambu. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 2 Tambu, pada murid kelas II dengan jumlah 20 murid terdiri dari 15 murid laki-laki dan 5 murid perempuan. Penelitian difokuskan pada kelas II karena tingkat kemampuan murid tersebut membaca lebih rendah dari kelas lain. Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Analisa data kualitatif dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah : 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) verivikasi data/ penyimpulan. 1) Mereduksi data Mereduksi
data
adalah
kegiatan
menyeleksi,
memfokuskan
dan
menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. 2) Penyajian data Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana kedalam tabel dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verifikasi/Penyimpulan Penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. Ada pun data kuantitatif yaitu untuk mengetahui daya serap yang diperoleh murid, digunakan bentuk pengolahan tes untuk menentukan angka/nilai prestasi murid atas hasil belajarnya. Pada pengolahan ini, digunakan rumus sebagai berikut: a) Ketuntasan Belajar Individu Data hasil evaluasi kuantitatif dianalisis dengan menetapkan rata-rata keberhasilan yang dicapai murid. Murid dinyatakan mampu membaca permulaan melalui metode global apabila nilai rata-rata yang diperoleh murid di atas 65% atau 6,5 dan apabila nilai rata-rata yang diperoleh murid di bawah 65% atau 6,5 murid tersebut dinyatakan belum berhasil, dalam hal ini murid belum mampu membaca permulaan melalui metode global sesuai dengan kriteria penilaian. b) Ketuntasan Belajar Klasikal Pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila hasil perolehan mencapai hasil 80% dan dikatakan tidak tuntas secara klasikal apabila hasil perolehan secara keseluruhan di bawah 80%. Untuk mengukur kemampuan murid, terlebih dahulu diuraikan kriteria penentuan persentase pencapaian hasil belajar murid yang mengacu pada konsep, dengan menggunakan rumus :
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X
Tuntas Individu =
x 100%
Tuntas Klasikal =
x 100%
Nilai Rata-rata =
x 100%
Data hasil evaluasi kuantitatif dianalisis dengan menetapkan rata-rata keberhasilan yang dicapai. Murid dinyatakan mampu membaca apabila nilai ratarata yang diperoleh murid di atas 65%, dan apabila nilai rata-rata yang diperoleh murid di bawah 65%, murid tersebut dinyatakan belum berhasil, dalam hal ini murid belum mampu membaca dengan tepat. Untuk menentukan kemampuan murid dilakukan dengan menganalisis nilai rata-rata (Mean) yang menggunakan rumus : Mean (M) = Mean = nilai rata-rata Σ
= jumlah perkalian
F
= frekuensi
X
= nilai yang diperoleh
N
= jumlah murid
F.X = perkalian F dan X ( M Chabib Thana, 1990) Untuk mengukur kemampuan murid, terlebih dahulu akan diuraikan kriteria penentuan persentase pencapaian hasil belajar murid yang mengacu pada konsep, dengan menggunakan rumus : Nilai =
X 10
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berikut ini akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II terhadap
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X observasi guru dan murid siklus I dan siklus I serta evaluasi kemampuan membaca murid siklus I dan siklus II. Pembahasan Hasil Observasi Guru pada Siklus I dan II Pada hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I diperoleh hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam hal ini peneliti yang dilakukan oleh teman sejawat, yakni dari 23 aspek dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus kesatu di Kelas II SDN No. 2 Tambu. Hal ini dapat dikatakan dari komponen yang diamati tak ada satupun yang dinilai sangat kurang. Sedangkan yang bernilai cukup ada 3 aspek, bernilai baik ada 12 aspek, dan bernilai sangat baik ada 8 aspek. Melihat komponen kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran masih perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus selanjutnya Selanjutnya, pada siklus II, setelah melihat hasil observasi pada siklus kesatu, guru (peneliti) melakukan refleksi untuk merevisi tindakan pada siklus kedua. Hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat terhadap kemampuan guru/peneliti dalam pembelajaran mengalami peningkatan, yakni dari 23 aspek yang
diobservasi
diperoleh
hasil
maksimal,
dalam
melakukan
proses
pembelajaran pada siklus kedua di Kelas II SDN No. 2 Tambu. Hal ini dapat dikatakan dari komponen-komponen yang diamati tidak satu pun yang dinilai sangat kurang, kurang dan cukup. Sementara yang bernilai baik sebanyak 2 dan bernilai sangat baik 21. Oleh karena itu, peneliti dan teman sejawat selaku pengamat
dalam
pelaksanaan
penelitian
tindakan
kelas
bersama-sama
memutuskan untuk tidak melanjutkan pengamatan pada siklus berikutnya, yakni siklus ketiga karena hasil yang dicapai oleh guru selaku peneliti sudah mencapai hasil yang maksimal. Pembahasan Hasil Observasi Siswa pada Siklus I dan II Pada observasi penilaian murid yang dilakukan selama dua siklus dengan masing-masing setiap siklusnya dilakukan tiga kali pertemuan. Adapun hasil observasi yang diperoleh peneliti terhadap penilaian murid selama mengikuti proses pembelajaran dengan lima kriteria yang diobservasi, yakni 1) Aktif
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X bertanya, 2) menjawab pertanyaan guru, 3) Kesungguhan mengerjakan tugas Individu, 4) Kemampuan berpartisipasi, dan 5) Mengerjakan tugas kelompok. Pada siklus I, hasil observasi penilaian terdapat 20 orang murid yang mengikuti proses pembelajaran ada 9 orang yang dikategorikan berhasil karena mendominasi beberapa aspek (minimal memenuhi 3 aspek) penilaian yang telah ditentukan dengan kriteria 3 orang yang mendapat nilai sangat baik, 5 orang yang mendapat nilai baik, dan 1 orang yang mendapat nilai cukup. Sedangkan, yang tidak berhasil sebanyak 11 orang dengan kategori kurang 9 orang dan sangat kurang sekali 2 orang. Berdasarkan
hasil
observasi
penilaian
murid
mengikuti
proses
pembelajaran yang diperoleh pada siklus I, belum mencapai hasil yang maksimal, guru/peneliti memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus II. Adapun langkah yang dilakukan untuk melakukan perubahan agar murid lebih antusisa dan senang dalam belajar membaca, guru/peneliti membuat media pembelajaran dengan menggunakan gambar yang disesuaikan dengan kata yang dibaca sehingga murid dapat mengenal kata atau bacaan melalui gambar tersebut. Selain itu, murid diajak untuk bermain dalam hal ini mencocokkan media gambar dengan gambar yang sama kemudian mencocokan kata sesuai dengan kata yang ada pada gambar yang dilakukan secara berlomba dengan bentuk pertanyaan ” Ini gambar apa?’ ”Siapa yang dapat mencari gambar yang sama seperti ini?” begitu pula cara yang kedua misalnya mencocokkan kata dengan kata yang terletak di bawah gambar. Atas model yang dilakukan seperti itu, pada siklus II terjadi peningkatan, yakni dari lima aspek yang diamati, kemampuan membaca permulaan melalui metode global pada murid kelas II SDN No. 2 Tambu, sudah mencapai target yang diinginkan atau mencapai kategori maksimal. Dari 20 orang murid, 2 orang yang mendapat nilai cukup dan 18 orang yang mendapat nilai baik. Ini mengindikasikan bahwa melalui metode global dapat membuat murid lebih antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dengan demikian, atas hasil yang diperoleh telah mencapai hasil yang maksimal, peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan proses belajar mengajar pada siklus berikutnya, yakni siklus III.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Pembahasa Hasil Evalusi Kemampuan Membaca pada Siklus I dan Siklus II Pada hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus yang masingmasing setiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan, diperoleh hasil, yakni dari Tiga aspek yang dievaluasi, yakni lafal, intonasi, dan kelancaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai akhir yang dicapai oleh murid yakni dari 20 orang murid yang membaca permulaan berdasarkan melalui kartu huruf (lampiran I) hanya 10 orang yang mendapat nilai akhir sesuai dengan hasil yang diharapkan atau dalam kategori tuntas yaitu 3 orang yang mendapat nilai 88, 5 orang yang mendapat nilai 77, 1 orang yang mendapat nilai 66, sedangkan sisanya adalah termasuk dalam kategori tidak berhasil atau tidak tuntus. Atas hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai tuntas kalsikal, peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II dengan melakukan refleksi atas kekurangan yang dilakukan dengan melakukan perubahan yang dipaparkan pada pembahan hasil observasi keaktifan murid di atas. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus II, yakni dari 20 orang murid, semuanya mendapat nilai baik pada penilaian proses. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai akhir yang dicapai oleh murid yakni 2 orang yang mendapat nilai akhir 66, 9 orang yang mendapat nilai 77, 5 orang yang mendapat nilai akhir 88, dan 3 orang yang mendapat nilai akhir 100. Dengan demikian, hasil yang diperoleh pada siklus II telah mencapai hasil yang naksimal, peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya, yakni siklus III sehingga hipotesis penelitian ini dinyatakan diterima, yakni dengan menggunakan metode global kemampuan membaca permulaan murid kelas II SDN No. 2 Tambu meningkat dengan tuntas kalsikal 65%. IV.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil observasi guru/peneliti pada siklus I dinyatakan belum berhasil, namun setelah dilakukan perbaikan pada siklus II mengalami peningkatan dengan perolehan nilai pada kriteria sangat baik sebesar 87,45.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X 2. Hasil observasi keaktifan murid pada siklus I belum mencapai hasil yang maksimal dari tiga aspek yang diobservasi, setelah dilakukan perubahan model dan media pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus II, yakni dari tiga aspek yang diobservasi dinyatakan tidak ada murid yang tidak aktif. 3. Pada hasil evaluasi kemampuan murid membaca pada siklus I dinyatakan belum tuntas karena dari 20 orang murid hanya 9 orang yang tuntas secara individu sedangkan tuntas kalsikal hanya 40% belum mencapai indikataor kinerja, yakni 65%. Sehingga peneliti memutuskan untuk melanjutkan pada siklus II dengan perolehan peningkatan dari 20 orang murid dinyatakan tuntas secara individu sebanyak 18 orang murid dengan tuntas klasikal sebesar 87%, dengan demikian, hipotesis penelitian diterima. Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini sebagai berikut: 1. Diharapkan penggunaan metode global dalam proses pembelajaran di kelas lebih ditingkatkan lagi dan penerapannya perlu diberikan inovasi yang menarik minat murid untuk belajar, sehingga murid lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. 2. Diharapkan guru mata pelajaran bahasa Indonesia lebih memperkaya wawasan tentang model-model pembelajaran yang menunjang tercapainya hasil belajar murid yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 2000. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (cet. Kedua). Jakarta: Depdikbut dan PT Rineka Cipta. Darmiyanti, dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Departemen P dan K. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. Depdikbud, 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Jakarta. Depdikbut.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Depdiknas. 2006. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas Dirjen Disdasmen. Momo, 1980. Penggunaan Metode SAS Dalam Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta. P3G Depdikbut. Ngalim Purwanto. M, dan Alim, D. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta : Rosda Jayapura. Thana, Chabib M. 1990. Menghitung Nilai Rata-rata dalam Statistik. Jakarta: Gramedia.