PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB. MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh :
WAFIROTU SYA’DIYAH NIM 11410141
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 Eksemplar Hal
: Naskah Skripsi Saudari Wafirotu Sya’diyah
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: Wafirotu Sya’diyah
NIM
: 11410141
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB. MAGELANG TAHUN 2012
Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 12 September 2012 Pembimbing,
Hj.Maslikhah, S.Ag., M.Si.
NIP. 19700529 2000 03 201 DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
[email protected]
SKRIPSI PENINGKATAN MELALUI
PRESTASI
BELAJAR
PAI
METODE DEMONSTRASI PADA
MATERI
WUDHU
SISWA KELAS II SD
NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB. MAGELANGTAHUN 2012
DISUSUN OLEH WAFIROTU SYA’DIYAH NIM : 11410141 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 8 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Pendidikan Agama Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
:
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Sekretaris Penguji
:
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Penguji I
:
Drs. A. Bahruddin, M.Ag.
Penguji II
:
Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji III
:
Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Salatiga, 22 November 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002 DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Wafirotu Sya’diyah
NIM
: 11410141
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 12 September 2012 Yang Menyatakan,
Wafirotu Sya’diyah
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri”. (Q.S Al-Baqoroh, 2:222)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya sederhana ini kepada: Suamiku yang sangat aku hormati dan sayangi (Bapak Zaeni), dengan dukungan dan doa agar aku bisa bertahan untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk anak-anakku (Fendi, Dewi dan Lisa) yang aku sayang, selalu memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa kepada teman-teman seperjuanganku PAI 2010 yang telah memberikan semangat dan dukungan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, penyusun ucapkan sebagai raya syukur kehadirat Allah SwT. karena pertolongan-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, nabi akhiruz zaman yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah. Penyusunan
skripsi
dengan
judul
“PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB. MAGELANG TAHUN 2012” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga
2.
Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga
3.
Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijakan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
4.
Segenap bapak dan ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi Pendidikan Agama Islam.
5.
Ariyati, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pucang, Kec Secang, Kab. Magelang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD yang beliau pimpin.
6.
Bapak dan ibu karyawan SD Negeri Pucang, Kec Secang, Kab. Magelang yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian di SD tersebut.
7.
Murid-murid kelas II SD Negeri Pucang Kec Secang, Kab Magelang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
8.
Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Salatiga, 12 September 2012 Peneliti,
Wafirotu Sya’diyah NIM. 11410141
ABSTRAK Sya’diyah, Wafirotu. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Wudhu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Pada kenyataannya, dalam belajar guru menggunakan metode klasik yaitu ceramah, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan prestasi belajar kurang memuaskan, oleh karena itu perlu dilakukan penggunaan metode yang lain untuk meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode demonstrasi dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi yang sedang dipelajari sehingga proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam. Penelitian ini merupakan PTK dengan 3 siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan di SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang dengan bantuan 3 kolaborator (Asyiah, Mahmudah, Ratna Barooh). Subyek penelitian ini sebanyak 32 siswa. Hipotesis yang diajukan adalah jika metode demonstrasi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012. Indikator keberhasilan 75% dengan KKM sebesar 75. Teknik pengumpulan data dengan observasi.teknik analisis data dengan rumus untuk mengetahui nilai rata-rata dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prestasi belajar pada siklus I sebesar 44% atau 14 siswa dengan KKM 75, siklus II sebesar 56% atau 18 siswa dengan KKM 75 dan pada siklus III sebesar 81% atau 26 siswa untuk materi rukun wudhu dan sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk materi sunah wudhu dengan KKM 75. Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 12% dengan KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan materi rukun wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. MOTTO .................................................................................................................. PERSEMBAHAN .................................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................................ ABSTRAK ............................................................................................................. DAFTAR ISI .......................................................................................................... DAFTAR TABEL DAN GAMBAR....................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................
i ii iii iv v vi vii ix x xi xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penelitian .................................................................................. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. E. Kegunaan Penelitian ............................................................................. F. Definisi Operasional ............................................................................. G. Metode Penelitian ................................................................................. H. Sistematika Penelitian ..........................................................................
1 1 5 5 6 6 7 8 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. A. Peranan Wudhu..................................................................................... B. Prestasi Belajar...................................................................................... C. Metode Demonstrasi ............................................................................ D. Materi Praktek Wudhu .........................................................................
17 17 17 29 32
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................................ A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................................. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II............................................................ C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III...........................................................
37 37 40 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... A. Hasil Penelitian..................................................................................... B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................
46 46 66
BAB V PENUTUP ................................................................................................. A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran .....................................................................................................
68 68 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN BIOGRAFI PENELITI
70
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Tabel 4.1. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus I ................. Tabel 4.2. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I (Rukum Wudhu) ......................................................................... Tabel 4.3. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ................................ Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu pada Siklus I ......................................................... Tabel 4.5. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus II ............... Tabel 4.6. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II (Sunah Wudhu) ........................................................................... Tabel 4.7. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ................................... Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Sunah Wudhu pada Siklus II ........................................................... Tabel 4.9. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus III .................. Tabel 4.10. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III (Rukun Wudhu) ................................................................. Tabel 4.11. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa .................................... Tabel 4.12. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III (Sunah Wudhu) .............................................................. Tabel 4.13. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa .................................... Tabel 4.14. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III .................. Gambar 1.1. Siklus Penelitian ...............................................................................
48 49 51 51 54 55 57 57 60 61 63 63 65 66 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus III
Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7.
Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus I Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus II Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus III Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I (Rukun Wudhu) Lampiran 8. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II (Sunah Wudhu) Lampiran 9. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III (Rukun Wudhu) Lampiran 10. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III (Sunah Wudhu) Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14.
Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus I Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus II Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus III Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus III
Lampiran 15. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu pada Siklus I. Lampiran 16. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Sunah Wudhu pada Siklus II. Lampiran 17. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak. Penyampaian proses pembelajarannya dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman baru berdasar pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama, menantang dan menyenangkan (Sabiq, 2006:47). Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.
Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dinilai masih monoton. Hal ini terlihat pada pemilihan metode, alat peraga maupun model pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta didik masih rendah. Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar bahkan mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru (Roestiyah, 1995:83). Materi praktek wudhu tidak mungkin hanya dengan ceramah menyebabkan siswa kurang memahami materi tersebut, maka dipilih model yang bervariasi seperti metode demonstrasi, diharapkan dengan metode demonstrasi peserta didik dapat memahami sekaligus mempraktikkannya secara langsung. Dengan metode menggunakan demonstrasi peserta didik akan merasa tertantang lagi untuk mencoba atau mempraktikkan sehingga mereka akan lebih bersungguh-sungguh dan serius dalam mengikuti pembelajaran sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan prestasi belajar itu sendiri.
Menurut Tohirin (2008:151) “Prestasi Belajar diperoleh dari apa yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar”. Prestasi belajar berkaitan dengan nilai yang diberikan guru untuk mengetahui hasil akhir dalam waktu tertentu. Prestasi belajar juga merupakan pengukuran
kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik (2004:30) “Prestasi Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti”. Prestasi belajar yang dicapai masing-masing siswa berbeda-beda tergantung dari kondisi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Ada dua aspek penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu aspek teori dan aspek praktik. Kedua aspek tersebut memiliki bobot nilai yang sama. Bahkan menurut penulis aspek kemampuan praktik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting daripada teori. Pendapat ini berdasarkan alasan bahwa kemampuan praktik akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya wudhu. Wudhu merupakan perbuatan yang disyaratkan dengan tegas berdasarkan beberapa dalil 1), yaitu sebagai berikut : Dalil pertama , kitab suci Alqur’an. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit(403) atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh(404) perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.(AlMa’idah: 6). Keterangan: (403) : Maksudnya sakit yang tidak boleh kena air. (404) : Artinya: menyentuh. Menurut Jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian Mufassirin ialah: menyetubuhi.
Dalil kedua, sunah dari Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :
" Allah tidak menerima sholat yang dikerjakan salah seorang diantaramu bila ia berhadats, sehingga berwudhu terlebih dahulu." Al-Hadist: HSR (Hadist Sahih Riwayat) Bukhary-Fathul Baary, I:206; Muslim, no. 225).
Dalil ketiga, ijma', kaum muslimin sepakat bahwa memang wudhu memang telah disyaratkan agar dilaksanakan, semenjak zaman Rasolulloh SAW hingga sekarang ini. Tiada seorang pun yang menyangkal bahwa wudhu merupakan salah satu ketentuan yang berasal dari agama. Kondisi peserta didik di SD Negeri Pucang kelas dua sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang masih rendah. Dahulu menggunakan metode klasik yaitu
metode ceramah. Selama proses pembelajaran 10% siswa dari 32 anak bermain sendiri, 30% siswa mengantuk, 30% siswa kurang memperhatikan dan 30% siswa kurang aktif. Berdasarkan fenomena tersebut, penggunaan metode ceramah perlu dilakukan variasi dengan menggunakan metode lain antara lain dengan metode demonstrasi. Dalam kompetensi dasar tentang praktik wudhu ini peneliti sengaja menggunakan dua kriteria keberhasilan yaitu berhasil baik dan belum berhasil. Pengambilan kebijakan seperti ini didasarkan alasan bahwa kemampuan praktik wudhu merupakan kunci utama untuk ibadah selanjutnya yaitu sholat, baik sholat wajib maupun sunat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi ini antara lain; alokasi waktu yang sedikit, fasilitas paraktik wudhu yang kurang, penyampaian pembelajaran yang kurang variatif, metode pembelajaran yang kurang inovatif. Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran materi wudhu dengan menggunakan metode demonstrasi
untuk meningkatkan prestasi belajar perlu dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas, peneliti menentukan judul: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB. MAGELANG TAHUN 2012. B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012? C.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012.
D.
Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan 1.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah jika metode demonstrasi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada
siswa kelas II
SD Negeri Pucang Kec. Secang
Kab. Magelang Tahun 2012. 2.
Indikator Keberhasilan Penerapan metode demonstrasi dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun dikatakan berhasil adalah apabila ada peningkatan mencapai 75% siswa mampu mendemonstrasikan dengan benar dan mencapai KKM sebesar 75.
E. Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan berguna bagi berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, diantara yang memperoleh manfaat itu : 1. Guru. a.
Guru dapat menciptakan perbaikan pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
b.
Guru lebih percaya diri, karena mampu menganalisis terhadap kinerjanya di kelas sehingga menemukan kelemahan dan kekuatannya kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya.
c.
Melalui penelitian ini guru berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri karena bertindak sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut.
2. Siswa. a.
Siswa termotivasi untuk belajar karena proses pembelajarannya secara individual.
b.
Siswa akan menguasai guru untuk selalu mengadakan analisis terhadap hasil kerja/hasil belajarnya dan mengadakan perbaikan dalam praktik wudhu.
3. Sekolah. Sekolah memiliki guru yang kompeten yaitu guru yang mau melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian dan berinovasi demi kemajuan pendidikan. F.
Definisi Operasional Untuk memberikan gmabaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas maka penulis memperjelas istilah-istilah yang terdapat dalam judul: 1.
Prestasi Belajar : Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan, khususnya pengajaran (Arifin, 1990:3).
2.
Metode Demonstrasi : a.
Metode Metode adalah cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (di ilmu pengetahuan dsb) (Poerwadarminta, 2006: 767). Maksudnya yaitu suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa.
b.
Demonstrasi Demonstrasi adalah Tindakan bersama berupa peragaan dsb untuk menyatakan proses (Poerwadarminta, 2006:278). Maksudnya adalah siswa mengikuti pelajaran dengan cara mempraktikan materi yang disampaikan guru untuk mencapai materi yang diajarkan.
G.
Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkahlangkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam PTK merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2006:13).
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah a.
Peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran.
b.
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah
c.
Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.
d.
Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
e.
Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable). Selain itu, tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga dapat
digolongkan atas dua
jenis,
tujuan utama
dan tujuan
sertaan.
Tujuan_tujuan tersebut adalah sebagai berikut: a.
Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional Guru dalam menangani proses pembelajaran.
b.
Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran.
c.
Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Tahapan-tahapan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut :
a.
Mengidentifikasi data dan menganalisis masalah yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah yang akan diteliti.
b.
Menerapkan alasan mengapa penelitian dilakukan.
c.
Merumuskan masalah secara jelas.
d.
Menerapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa rumusan hipotesis tindakan.
2.
e.
Menemukan cara untuk menguji hipotesis tindakan.
f.
Membuat secara rinci rancangan tindakan.
Langkah-langkah penelitian Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi ; (1) planning (perencanaan), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi) (Arikunto, 2006:20). Lebih jelasnya sebagai berikut : a.
Tahap Perencanaan (planning) Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlakukan saat proses pembelajaran berlangsung. 3) Menyusun soal test. 4) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa. 5) Membuat simulasi perbaikan
b.
Tahap Tindakan (action) 1) Guru membuat skenario atau konsep pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. 2) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat
c.
Tahap Pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan danilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Aktivitas guru antara lain: pemberian motivasi belajar, kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran, kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian kopetensi siswa, memberikan evaluasi, ketetapan strategi pembelajaran. Sedangkan aktivitas siswa antara lain: memperhatikan penjelasan guru, bertanya mengenai materi yang belum jelas, rasa ingin tau siswa meningkat, mengerjakan soal evaluasi, kerjasama dengan kelompok, keaktifan dalam kelompok. d.
Tahap Analisis dan Refleksi (reflection) Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. Tahap refleksi (reflection), meliputi : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan siklus III. Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran beruntun yang kembali kelangkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dalam bagan yang berbeda namun secara garis besar tahapan diatas yang lazim dilalui, tahap-tahap itu meliputi 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Revleksi. Dalam hal ini dapat digambarkan dengan model dan rancangan tindakan dalam gambar berikut :
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS III Gambar 1.1 Siklus Penelitian (Arikunto, 2006: 16)
3.
Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Pada siswa kelas II yang berjumlah 32 siswa.
4.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data masalah adalah sebagai berikut: a)
Test Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk mengukur keberhasilan program pengajaran dan untuk mengukur prestasi peserta didik tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada pada pokok bahasan Praktik Wudhu. Test praktek wudhu tentang cara bersuci tentang rukun dan sunah wudhu secara urut dan tertib yaitu rukun wudhu (niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan hingga siku, menyapu kepala, membasuh kedua kaki) dan sunah wudhu (membasuh tangan, berkumur, membasuh lubang hidung, mengusap kedua telinga, mendahulukan yang kanan, membaca doa sesudah wudhu). Dalam proses
penilaian praktek tentang rukun dan sunah wudhu peneliti dibantu oleh kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).
b)
Lembar Pengamatan Sebuah lembar untuk mengamati guru dan siswa pada waktu pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).
5.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dan Observasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Peneliti dibantu oleh kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah) untuk melakukan observasi secara langsung kepada setiap subyek penelitian tentang rukun dan sunah wudhu dengan menggunakan air suci dan mensucikan di mushola sekolah.
6.
Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan statistik sederhana yaitu: a)
Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut:
M= Keterangan : M
= nilai rata-rata
∑X
= jumlah semua nilai siswa
N
= jumlah siswa (Djamarah, 2000:264)
b) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan : P
= jumlah nilai dalam persen
F
= frekuensi
N
= jumlah kegiatan keseluruhan (Djamarah, 2000: 226)
H.
Sistematika Penelitian Sistematika penulisan penelitian tindakan kelas yang akan penulis ajukan meliputi tiga bagian pokok yaitu bagian awal, isi dan bagian akhir, dan lima bab yang secara rinci akan diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian Awal Merupakan bagian yang tidak termasuk dalam penulisan skripsi namun harus ada sebagai bagaian formalitas dari sebuah skripsi. Meliputi : halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan keaslian karya, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian Inti Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiaptiap variabel penelitian. Bab III Pelaksanaan Penelitian, yang berisi tentang Gambaran umum SD Negeri Pucang, Kec Secang, Kab Magelang dan Pelaksanaan Penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian meliputi diskripsi persiklus dan pembahasan. Bab V Kesimpulan dan Saran 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir ini berisi Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Peranan Wudhu
Peranan
wudhu
adalah
penting
karena
orang
yang
hendak
melaksanakan sholat, wajib berwudhu terlebih dahulu, dikarenakan wudhu adalah menjadi syarat sahnya sholat. B.
Prestasi Belajar
1. Prestasi Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” sedang dalam kamus Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” (Arifin, 2002:2). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan atau dilakukan (Depdiknas, 2007:895). Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada manusia. Khususnya bagi mereka yang masih berada dibangku sekolah sangat mengharapkan yang namanya prestasi. 2. Belajar a. Pengertian Belajar Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2).
Menurut Syah (1995:89) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Menurut James O Whittaker, yang dikutip oleh Ahmadi (2004:126), belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui atau pengalaman. Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi (hubungan) dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. b. Ciri-ciri Belajar Menurut (Slameto, 1991:3-4) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau seseorang merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akan berlangsung secara terus-menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan
yang
terjadi dalam
diri
seseorang
akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan perubahan tersebut akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam
perubahan
belajar,
perubahan-perubahan
tersebut
senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat menetap atau permanen. Hal ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dsb. c. Prinsip-prinsip Belajar Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar. Beberapa prinsip tersebut diantaranya yaitu: (Hardianti,
tutut.
2010.
http://educassi.kompasiana.com.proses-da-
prinsip-dalam-belajar. Diakses 19.00. tanggal 10/6/2012)
1) Prinsip kesiapan, proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud
dengan
kesiapan
ialah
kondisi
individu
yang
memungkinkan ia dapat belajar. 2) Prinsip motivasi adalah kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan dan memelihara kesungguhan. 3) Prinsip tujuan, tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses belajar terjadi. 4) Proses belajar afektif, seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. 5) Proses belajar psikomotor, dalam proses ini individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktifitas ragawinya. 6) Prinsip evaluasi, jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya. 7) Prinsip transfer dan retensi, belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. d. Tujuan belajar Pada intinya tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan, penanaman kecakapan, serta pembentukan sikap dan perbuatan (Ngalim Purwanto,2007:5). e. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Menurut Burhanudin (2007:19-20) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal a) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. (1) Keadaan sehat jasmani Keadaan
sehat
jasmani
pada
umumnya
sangat
mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaryh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. (2) Keadaan fungsi jasmani Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. b) Faktor psikologis Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. (1) Kecerdasan/intelegensi siswa Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam reaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungannya melalui cara yang tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar.
Sebaliknya,
semakin
rendah
tingkat
inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. (2) Motivasi Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam individu yang aktif, mendorong, memberikan arahan dan menjaga perilaku setiap saat. (3) Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak belajar.
(4) Sikap Dalam
proses
belajar,
sikap
individu
dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. (5) Bakat Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil. 2) Faktor eksternal a) Lingkungan sosial (1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadikan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat mendorong siswa untuk belajar.
(2) Lingkungan
sosial
masyarakat,
kondisi
lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya. (3) Lingkungan
sosial
keluarga,
lingkungan
ini
sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifatsifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak terhadap aktifitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. b) Lingkungan non sosial (1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan keluarga alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat. (2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya.
Kedua software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan sebagainya. (3)Faktor materi pelajaran (yang diajarkan siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, karena itu guru dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap aktivitas belajar
siswa.
Maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai kondisi siswa. 3.
Prestasi Belajar a. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain : (http:/id.shvoong.com/social-scienses/education/fungsi-utama-prestasibelajar. Diakses 10.00 WIB. Tanggal 9/6/2012). 1) Prestasi
belajar
sebagai
indikator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidik. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam hal ini bahwa dalam prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan anak didik di masyarakat. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. b. Tujuan Prestasi Belajar Tujuan prestasi belajar adalah menurut Sugihartono (2007:76) 1) Membantu siswa mengukur tingkat keberhasilan atau ketidak berhasilan dalam usaha belajarnya. 2) Sebagai tolak ukur bagi guru untuk manilai ukuran tingkat keberhasilan program pengajaran yang telah dipilihnya. Tolak ukur
untuk menentukan kenaikan atau kelanjutan dan perbaikan pelajaran. c. Kegunaan Prestasi Belajar Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung kepada ahli dan fersinya masing-masing. Namun diantaranya adalah 1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar 2) Untuk memperluas diagnostik 3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan 4) Untuk keperluan seleksi 5) Untuk keperluan penempatan atau penjurusan 6) Untuk menentukan isi kurikulum 7) Untuk menentukan kebijaksanaan kurikulum d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Ahmadi (2004:138) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu. 1) Faktor internal terdiri dari: a) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:
(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2) Faktor eksternal terdiri dari: a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok b) Faktor budaya: adat istiadat, pengetahuan, teknologi, kesenian. c) Faktor lingkungan fisik: fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. C.
Metode Demonstrasi
1.
Definisi Metode Demonstrasi Menurut Djamarah (1997:102-103) metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya,
komponen-komponen
yang
membentuk
sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. 2.
Langkah-langkah Metode Demonstrasi antara lain: a. Menentukan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan b. Menentukan materi yang akan didemonstrasikan c. Menyiapkan fasilitas penunjang demostrasi seperti peralatan, tempat dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan d. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik e. Mempertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas f. Membuat garis besar atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan secara beruntun dan tertulis dipapan tulis atau pada kertas lembar, agar dapat dibaca siswa dan guru secara keseluruhan g. Untuk
menghindarkan
kegagalan
dalam
pelaksanaan,
demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.
sebaiknya
3.
Pelaksanaan Demonstrasi Setelah segala sesuatu direncanakan dan dipersiapkan, langkah berikutnya adalah mulai melaksanakan demontrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan didemontrasikan, tempat dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan. b. Siapkanlah siswa, barang kali ada beberapa hal yang perlu dicatat. c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatikan siswa, ingat pokokpokok materi yang akan didemonstrasikan agar dapat mencapai sasaran. d. Ingatlah pokok-pokok materi yang akan disampaikan agar demontrasi mencapai sasaran. e. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikan keadaan siswa apakah semua mengikuti dengan baik. f. Untuk menghindari ketegangan ciptakan suasana yang harmonis. g. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar.
4.
Tindak Lanjut dan Evaluasi Sebagai tindak lanjut setelah dilaksanakan, suatu demontrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas tertentu, misal tugas membuat laporan, tugas menjawab pertanyaan atau masalah dan mengadakan latihan atau percobaan lebih lanjut yang mungkin diselesaikan siswa.
5.
Kekurangan Metode Demonstrasi Menurut Djamarah (1997:104) kekurangan metode demonstrasi adalah a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
6.
Kelebihan Metode Demonstrasi a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat) b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari c. Proses pengajaran lebih menarik d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
D.
Materi Praktek Wudhu
Menurut NH Rifai (2000:15) wudhu adalah bersuci untuk menghilangkan hadast kecil dengan menggunakan air suci lagi dapat mensucikan pada anggota tubuh yang telah ditentukan. Sebagaimana ibadah lain, wudhupun ada rukun (fardhu) dan sunah-sunahnya. Rukun atau fardhu adalah tindakan yang wajib dilaksanakan. Apabila rukun atau fardhu tidak dilaksanakan maka wudhunya tidak sah. Adapun rukun atau fardhu wudhu adalah:
1. Rukun Wudhu a. Niat. Maksudnya ialah kemampuan yang tertuju untuk melakukan suatu perbuatan, demi mengharap keridhaan Allah dan mematuhi peraturannya. Pengucapan niat tidak dianjurkan hukum syara’. Dalil wajib niat adalah hadis Umar r. a.,
“Rasulullah pernah bersabda, sesungguhnya sah atau tidak suatu amal itu tergantung dari niatnya. Dan yang teranggap bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Maka siapa berhijrah (mengungsi dari daerah kafir ke daerah islam) semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasulullah, maka hijrah itu diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang hijrah karena keuntungan dunia yang dikejar, atau karena perempuan yang akan dikawin, maka hijrahnya terhenti pada apa yang niat hijrah kepadaNya.” (HR Buchary Muslim, Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Hal 11, Bandung: PT. Alma’arif)
b. Membasuh muka satu kali. Maksudnya mengalirkan air ke bagian muka karena arti membasuh itu ialah mengalirkan. Batas panjang muka ialah dari puncak kening hingga dagu, sedangkan lebarnya adalah dari pinggir telinga hingga ke pinggir telinga yang sebelah lagi. c. Membasuh kedua tangan hingga kedua siku. Siku adalah sendi yang menghubungkan tangan dengan lengan. Kedua siku adalah wajib karena yang demikian itu senantiasa dilakukan oleh Nabi, dan tidak pernah ada keterangan lain bahwa nabi pernah meninggalkannya. d. Menyapu kepala. Menyapu maksudnya adalah melapkan sesuatu hingga basah. Perbuatan menyapu tidak akan terwujud tanpa adanya gerakan dari salah satu anggota badan yang menyapu. e. Membasuh kedua kaki serta ruas jari. Inilah keterangan yang jelas dan berdasarkan hadist mutawatir dari perbuatan serta perkataan Rasulullah saw. Ibnu Umar ra. Mengatakan :
“pada suatu perjalanan, Rasulullah saw. sengaja melambatkan kakinya. Kemudian beliau sempat menyusul kami lagi sedangkan waktu ‘ashar sudah sempit. Kami pun segera berwudhu dan membasuh kaki. Rasulullah saw pun berseru sekeras suaranya, “celakalah ruas-ruas jari
yang tidak sempurna dicuci, karena ia akan dijilat api neraka” Rasulullah mengulangi perkataan itu sebanyak dua kalimat atau tiga kali”. Abdurrahman bin Abulaela mengatakan:”para sahabat Rasulullah saw sepakat bahwa wajib membasuh kedua ruas jari”. (Sayyid Sabiq, 2006:50-51). Semua fardhu yang tersebut di atas tercantum dalam firman Allah Ta’ala “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kedua siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (Al.Maidah 5:6) f. Tertib dan berurutan karena Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat tersebut fardhu-fardhu wudhu secara berurutan dengan memisahkan kedua kaki dari kedua tangan.keduanya sama-sama wajib dibasuh kepala yang wajib di sapu. Sedangkan sunah-sunah wudhu antara lain: 2. Sunah Wudhu a. Membaca basmalah. Terdapat beberapa hadist dhaif yang memerintahkan agar membaca basmalah menjelang berwudhu, tetapi semuanya adalah dhaif. Meskipun demikian jika seluruh keterangan digabungkan maka hukumnya sama dengan hadist yang kuat dan boleh dijadikan landasan
hukum, disamping bacaan basmalah sendiri baik dan pada umumnya disyariatkan. b. Menggosok gigi atau siwak. Siwak dapat diartikan kayu yang biasa dipakai untuk menggosok gigi dan dapat diartikan menggosok gigi. Seperti biasanya tanpa harus menggunakan siwak. Dengan kata lain setiap benda yang kesat yang dapat dipakai untuk menggosok gigi. c. Mencuci kedua telapak tangan. Untuk mencuci kedua telapak tangan sewaktu hendak memulai wudhu. d. Berkumur-kumur sebanyak tiga kali. e. Memasukkan air kehidung dan mengeluarkannya sebanyak tiga kali. f. Menyelang-nyelangi jenggot. g. Menyelang-nyelangi anak jari-jari. h. Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali. Ini merupakan perbuatan disunahkan. Akan tetapi, terdapat keterangan yang bertentangan. i. Anjuran ini yang hanya menerangkan hukum boleh meninggalkan anjuran tersebut, bukan untuk ditinggalkan selama-lamanya. j. Tayamum artinya mendahulukan basuhan yang sebelah kanan, lalu bagian yang kiri, baik kedua tangan maupun kedua kaki. k. Menggosok maksudnya melewatkan tangan ke atas anggota wudhu disertai dengan siraman air secara bersamaan atau setelahnya. l. Muwalat, artinya berturut-turut membasuh anggota wudhu kepada anggota lainnya. Seseorang yang sedang berwudhu tidak boleh melakukan pekrjaan lain, karena ia sudah dianggap tidak melaksanakan wudhu lagi.
m. Menyapu kedua telinga. Cara menyapu kedua telinga menurut sunnah adalah menyapu bagian dalam dengan kedua telunjuk dan bagian luar dengan kedua ibu jari. Disamping itu, menyapukan untuk bagian kepala karena ia termasuk bagian darinya. n. Memanjangkan cahaya, baik di bagian depan maupun bagian anggota lain. Memanjangkan bagian depan adalah dengan jalan membasuh depan kepala melebihi yang fardhu sewaktu membasuh muka. Sedangkan mengenai batas anggota-anggota lain adalah dengan membasuh lengan di atas siku serta betis di sebelah atas mata kaki. o. Hemat tidak boros memakai air. p. Berdoa tatkala berwudhu. q. Berdoa selesai berwudhu.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus ini direncanakan pada tanggal 18 Juni 2012, secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut: 1.
Perencana a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b.
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu.
c.
Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan.
2.
Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012. Peneliti siklus I ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah: a.
Kegiatan awal 1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran 2) Memperkenalkan
diri,
menyiapkan buku PAI 3) Melaksanakan apersepsi b.
Kegiatan inti
menanyakan
keadaan
siswa,
1) Guru mengajak siswa untuk membaca bersama-sama doa berwudhu. Dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. 2) Guru menjelaskan materi tentang gerakan rukun wudhu dan tata cara melakukan rukun wudhu. 3) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru 4) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. 5) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun wudhu 6) Guru melakukan tanya jawab tentang materi rukun wudhu. c.
Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu 2) Guru memberikan test tentang mendemonstrasikan rukun wudhu. 3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
3.
Observasi Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengamati siswa pada waktu terjadi proses belajar mengajar berlangsung. Maka dari itu peneliti mengamati
bahwa proses belajar mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran dan memberikan evaluasi bagi siswa tentang rukun wudhu. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran. 4.
Refleksi Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain: a.
Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung
b.
Ada beberapa kelompok yang kurang aktif.
c.
Siswa masih belum paham tentang materi yang disampaikan oleh guru tentang demonstrasi rukun wudhu.
d.
Masih
ada
siswa
yang
tidak
memperhatikan
saat
guru
menyampaikan materi e.
Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan rukun wudhu
f.
Prestasi belajar siswa dalam belum memenuhi KKM sebesar 75. Kelemahan-kelemahan ini merupakan salah satu komponen
yang menjadi indikator keberhasilan belum terpenuhi. Apabila hal ini terjadi, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Kelemahan-kelemahan ini akan diperbaiki pada siklus II.
B.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2012, secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut: 1.
Perencana a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sunah wudhu.
b.
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang sunah wudhu.
c.
Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan
d.
Penilaian melalui observasi sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa tentang praktek sunah wudhu.
2.
Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2012. Peneliti siklus II ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah: a.
Kegiatan awal 1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran tentang praktek sunah wudhu. 2)
Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI
3) Melaksanakan apersepsi
4) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gerakan sunah wudhu. b.
Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan sunah wudhu 2) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru 3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan sunah wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. 4) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan sunah wudhu 5) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa-siswa setelah mempraktekkan sunah wudhu.
c.
Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu 2) Guru memberikan penilaian melalui observasi tentang sunah wudhu. 3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
3.
Observasi Kegiatan pengamatan pada siklus II dilakukan untuk memperbaiki dari tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
I. Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran dan memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran. 4.
Refleksi Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain: a.
Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung
b.
Ada beberapa kelompok yang kurang aktif
c.
Masih ada siswa
yang tidak memperhatikan saat
guru
menyampaikan materi d.
Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan sunah wudhu
e.
Prestasi belajar siswa belum memenuhi KKM sebesar 75 Kelemahan-kelemahan ini merupakan salah satu komponen
yang menjadi indikator keberhasilan belum terpenuhi, meskipun lebih baik pelaksanaan pembelajaran dibandingkan siklus I. Hal ini menyebabkan alasan peneliti untuk melanjutkan pada siklus III. Kelemahan-kelemahan yang ada akan diperbaiki pada siklus III.
C.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Siklus ini direncanakan pada tanggal 20 Juni 2012, secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut: 1.
Perencana a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b.
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.
c.
Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan
d.
Guru
mengajukan
beberapa
pertanyaan
untuk
mengetahui
kemampuan siswa tentang praktek rukun dan sunah wudhu. 2.
Pelaksanaan Siklus III direncanakan pada tanggal 20 Juni 2012. Peneliti siklus III ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah: a.
Kegiatan awal 1)
Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran
2)
Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI
3)
Melaksanakan apersepsi tentang rukun dan sunah wudhu.
b.
Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan kembali materi tentang gerakan wudhu dan tata cara mendemonstrasikan rukun dan sunah wudhu. 2) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru 3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan dan disuruh untuk mencoba mempraktekan gerakan tentang rukun dan sunah wudhu. 4) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun dan sunah wudhu. 5) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan melakukan evaluasi tentang praktek rukun dan sunah wudhu.
c.
Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu 2) Guru memberikan test melalui demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu. 3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
3.
Observasi Kegiatan pengamatan pada siklus III dilakukan untuk memperbaiki dari tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan
dan
sistematika
penyampaian
materi,
pengelolaan
pembelajaran dan memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran. 4.
Refleksi Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain: a.
Tidak ada siswa yang bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung
b.
Semua siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi
c.
Siswa sudah tidak malu-malu dalam mempraktikkan gerakan wudhu
d.
Siswa sudah mempraktekkan wudhu dengan baik dan benar
e.
Prestasi belajar siswa sudah memenuhi KKM sebesar 75 Melihat refleksi yang sudah dipaparkan di atas sudah
menunjukkan keberhasilan yang signifikan dibandingkan dengan siklus II. Apabila indikator keberhasilan belajar telah terpenuhi sebesar 75%, siswa mampu mempraktekkan rukun dan sunah wudhu dengan baik dan benar dari nilai KKM 75, maka siklus dihentikan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Siklus I a.
Perencanaan 1) Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam pembelajaran. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu. Gambar cara berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat mempraktekkan rukun wudhu. 3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam pembelajaran praktek wudhu.
b.
Pelaksanaan 1) Guru mengajak siswa untuk membaca doa berwudhu secara bersama-sama. Tujuannya agar siswa dapat memusatkan perhatian dan mengarah minat siswa untuk mengikuti pembelajaran tentang rukun wudhu. 2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh
guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan rukun wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan rukun wudhu tersebut. 3) Guru
melakukan
Tujuannnya
tanya
untuk
jawab
tentang
mengetahui
rukun
wudhu.
siswa-siswa
yang
memperhatikan dan yang tidak memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung. c.
Observasi Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti dan 3 kolaborator yaitu Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah untuk melakukan pengamatan atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni: 1) Lembar observasi kegiatan guru
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus I Penilaian No. Aspek yang dinilai `1 1
Pemberian motivasi belajar
2 3
Kejelasan dan sistematika penyampaian materi Pengelolaan pembelajaran
4
Kejelasan suara
5
Penguasaan bahan
2 √
√ √ √ √
3
4
√
7
Tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa Memberikan evaluasi
8
Ketepatan strategi pembelajaran
√
6
√
Keterangan: 1 : kurang/rendah 2 : cukup/sedang 3: baik/tinggi 4: sangat baik/sangat tinggi Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 1 (kurang/rendah) yaitu
kejelasan
pengelolaan
dan
pembelajaran,
pencapaian/ketercapaian evaluasi
sistematika
dan
penguasaan
kompetensi
ketepatan
penyampaian
strategi
bahan,
siswa,
materi, tuntutan
memberikan
pembelajaran.
Hasil
pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pemberian motivasi belajar dan kejelasan suara. Pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas masih buruk dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai kurang dan perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. 2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun wudhu.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I (Rukun Wudhu) No.
1.
Nama
Niat
Membasuh muka
Mengusap kepala
15
Membasuh kedua tangan sampai siku 15
20
Tertib
Jumlah
20
Membasuh kedua kaki serta ruas jari 15
15
100
6
6
7
10
7
6
62
2.
Agus Setiawan Anisa Wulan
15
13
12
16
11
10
77
3
Dina Saputri
7
7
7
11
7
7
46
4
Satrio Adi
7
8
8
9
8
8
48
5
Ahmad Ridho Adi Firya Fandi Ahmad Ravid Aji Priyo Wibowo Aufalakh
9
13
12
17
13
13
77
10
13
13
17
14
14
78
6
9
9
12
9
8
53
8
10
10
13
9
9
60
8
14
13
16
14
13
78
9
14
13
16
13
14
79
8
7
8
12
9
9
53
9
9
9
11
9
9
56
15
13
13
16
10
12
79
6
7
8
9
8
8
46
11
14
14
15
12
13
75
6 7 8 9 10
15
Aldi Aidil Fitria Anang Saefudin Andika Rahmadani Anisa Saputri Aris Setiawan Aryojali
16
Desi Aryani
8
14
13
16
13
13
77
17
Desiana
7
8
9
10
7
8
49
18
Dyah
8
8
9
11
8
8
52
11 12 13 14
19
Dimas
8
8
8
11
8
8
51
20
Erma
11
13
12
17
12
11
76
21
9
14
13
16
14
13
79
22
Hari Gunawan Jihaan
8
8
9
12
8
8
51
23
Lusiana
8
10
10
13
8
8
65
24
Fahmi
9
13
13
18
14
14
81
25
Satriyo
9
14
13
18
14
14
82
26
Eruanda
7
10
11
10
8
8
54
27
Marlinda
8
9
11
10
8
8
54
28
M. Fuadi
9
14
14
17
14
14
82
29
M. Zidan
10
9
9
14
9
9
60
30
Natania
11
9
10
15
8
10
63
31
Rendi
10
10
10
15
10
10
65
32
Siti Fauziah
11
14
13
17
14
13
82
Keterangan: 10-70 = tidak tuntas 75-100 = tuntas Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua siswa kelas II. Pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan rukun wudhu masih
rendah,
maka
perlu
dilakukan
perbaikan
pada
siklus
berikutnya. Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 4.3. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Keterangan No. Nilai Jumlah Presentase 1.
< 75
18
56%
Tidak Tuntas
2.
≥ 75
14
44%
Tuntas
Total
32
100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus I ditemukan 18 siswa (56%) tidak tuntas, 14 siswa (44%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 tidak terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan pada siklus II. d.
Refleksi
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu pada Siklus I. No.
Nama
Kurang Aktif
Bermain sendiri
Tidak memper hatikan
1.
Agus Setiawan Anisa Wulan
√
-
√
-
2.
Kurang paham/ bingung
√
Malumalu dalam memprak tekkan √
-
√
-
√
3
Dina Saputri
√
√
√
√
√
4
Satrio Adi
√
√
√
√
√
5
Ahmad Ridho Adi Firya Fandi Ahmad Ravid Aji Priyo Wibowo Aufalakh
-
√
-
√
√
-
-
-
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
√
-
-
-
-
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
√
√
√
√
√
15
Anisa Saputri Aris Setiawan Aryojali
√
-
√
√
-
16
Desi Aryani
√
-
-
√
√
17
Desiana
√
√
√
√
√
18
Dyah
√
√
√
√
√
19
Dimas
√
√
√
√
√
20
Erma
-
-
-
√
-
21
-
-
-
-
-
22
Hari Gunawan Jihaan
√
√
√
√
√
23
Lusiana
√
-
√
√
√
24
Fahmi
√
-
-
-
-
25
Satriyo
-
-
-
-
-
6 7 8 9 10 11 12
13 14
Aldi Aidil Fitria Anang Saefudin Andika Rahmadani
26
Eruanda
√
-
√
√
√
27
Marlinda
√
√
√
√
√
28
M. Fuadi
-
-
-
-
-
29
M. Zidan
√
-
√
√
√
30
Natania
√
√
√
√
√
31
Rendi
√
-
√
√
√
32
Siti Fauziah
-
-
-
-
-
Pada siklus I hasil pengamatan kondisi siswa selama proses pembelajaran terlihat bahwa siswa yang kurang aktif sebanyak 24 anak atau sebesar 75%. Siswa yang bermain sendiri sebanyak 14 anak atau sebesar 44%. Siswa yang tidak memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 19 anak atau sebesar 59%. Siswa yang masih malu-malu dalam mempraktekkan rukun wudhu sebanyak 26 anak atau sebesar 81%. Siswa yang kurang paham materi rukun wudhu sebanyak 20 anak atau sebesar 62%. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa kurang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, maka perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya. 2.
Deskripsi Siklus II a.
Perencanaan 1)
Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam pembelajaran.
2)
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang sunah wudhu. Gambar cara berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat mempraktekkan sunah wudhu.
3)
Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam pembelajaran praktek sunah wudhu.
b.
Pelaksanaan 1)
Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan sunah wudhu.
2)
Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan diminta untuk memperhatikan contohcontoh gerakan sunah wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan sunah wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswasiswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan sunah wudhu tersebut.
3)
Guru melakukan evaluasi tentang sunah wudhu. Tujuannnya untuk mengetahui siswa-siswa yang memperhatikan dan yang
tidak
memperhatikan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. c.
Observasi Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan pengamatan atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni: 1)
Lembar observasi kegiatan guru
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus II Penilaian No. Aspek yang dinilai `1
2 √
1
Pemberian motivasi belajar
2 3
Kejelasan dan sistematika penyampaian materi Pengelolaan pembelajaran
4
Kejelasan suara
√
5
Penguasaan bahan
√
6 7
Tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa Memberikan evaluasi
8
Ketepatan strategi pembelajaran
Keterangan: 1 : kurang/rendah 2 : cukup/sedang 3: baik/tinggi 4: sangat baik/sangat tinggi
3
√ √
√ √ √
4
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 1 (kurang/rendah) yaitu
kejelasan
dan
sistematika
penyampaian
materi,
pengelolaan pembelajaran, tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu kejelasan suara, penguasaan bahan,memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran. Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu pemberian motivasi belajar. Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas cukup baik dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai cukup dan perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. 2)
Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek sunah wudhu.
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II (SunahWudhu) No.
1. 2.
Nama
Agus Setiawan Anisa Wulan
Sebelum wudhu
Sesudah jumlah wudhu Mencuci berkumur Membasuh Mengusap dahulukan Doa telapak lubang kedua yang setelah tangan hidung telinga kanan wudhu 15 15 15 15 10 30 100 7 9 10 10 7 15 71 15
13
Ketika wudhu
12
13
9
20
82
3
Dina Saputri Satrio Adi
11
13
13
13
8
20
78
7
8
8
9
8
15
55
Ahmad Ridho Adi Firya Fandi Ahmad Ravid Aji Priyo Wibowo Aufalakh
13
13
12
13
8
16
76
13
13
13
13
8
20
77
7
9
9
12
9
12
58
8
10
10
13
9
11
62
10
14
13
14
9
20
80
Aldi Aidil Fitria Anang Saefudin Andika Rahmadani Anisa Saputri Aris Setiawan Aryojali
9
14
13
14
9
23
80
8
9
9
12
9
16
63
12
13
9
13
9
18
75
15
13
13
12
10
16
79
6
7
8
9
8
15
53
11
14
14
13
9
23
78
12
14
13
13
9
22
83
17
Desi Aryani Desiana
9
8
9
10
7
12
55
18
Dyah
8
8
9
11
8
14
58
19
Dimas
9
8
8
12
9
14
60
20
Erma
12
13
13
13
9
20
81
21
13
14
13
14
9
25
87
22
Hari Gunawan Jihaan
8
8
9
12
8
15
58
23
Lusiana
8
10
10
13
8
15
72
24
Fahmi
12
13
13
14
9
22
81
25
Satriyo
13
14
13
14
9
20
83
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
26
Eruanda
10
13
12
12
8
23
77
27
Marlinda
8
9
11
10
8
14
60
28
M. Fuadi
14
14
14
14
9
18
82
29
M. Zidan
10
13
13
14
9
20
79
30
Natania
11
9
10
13
8
15
66
31
Rendi
10
10
10
13
10
16
69
32
Siti Fauziah
14
14
14
14
9
18
82
Keterangan: 10-70 = tidak tuntas 75-100 = tuntas Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua siswa kelas II. Pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan sunah wudhu sudah cukup baik, namun perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 4.7. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Keterangan No. Nilai Jumlah Presentase 1.
< 75
14
44%
Tidak Tuntas
2.
Tuntas
≥ 75
18
56%
Total
32
100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus II ditemukan 14 siswa (44%) tidak tuntas, 18 siswa (56%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 tidak terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan pada siklus III. d.
Refleksi
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Sunah Wudhu pada Siklus II. No.
Nama
1.
Agus Setiawan Anisa Wulan Dina Saputri Satrio Adi
√
-
-
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
√
-
√
√
√
√
√
Ahmad Ridho Adi Firya Fandi Ahmad Ravid Aji Priyo Wibowo Aufalakh
√
-
√
√
√
-
-
√
√
-
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
-
√
√
-
-
Aldi Aidil Fitria
-
-
-
√
-
2. 3 4 5 6 7 8 9 10
Kurang Bermain Tidak Aktif sendiri memperhatikan
Malu-malu Kurang dalam paham/ mempraktekkan bingung
Anang Saefudin Andika Rahmadani Anisa Saputri Aris Setiawan Aryojali
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
-
√
-
-
-
√
-
-
-
-
17
Desi Aryani Desiana
√
√
√
√
√
18
Dyah
√
√
√
√
√
19
Dimas
√
-
√
√
√
20
Erma
-
-
-
-
-
21
-
-
-
-
-
22
Hari Gunawan Jihaan
√
-
√
√
√
23
Lusiana
√
-
√
-
√
24
Fahmi
-
-
-
-
-
25
Satriyo
-
√
-
√
-
26
Eruanda
-
-
-
√
-
27
Marlinda
√
-
√
√
√
28
M. Fuadi
-
√
-
-
-
29
M. Zidan
√
-
-
-
-
30
Natania
√
√
√
√
√
31
Rendi
-
√
√
-
√
32
Siti Fauziah
-
-
-
-
-
11 12 13 14 15 16
Pada siklus II hasil pengamatan kondisi siswa selama proses pembelajaran terlihat bahwa siswa yang kurang aktif
sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa yang bermain sendiri sebanyak 13 anak atau sebesar 41%. Siswa yang tidak memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa yang masih malu-malu dalam mempraktekkan sunah wudhu sebanyak 18 anak atau sebesar 56%. Siswa yang kurang paham materi sunah wudhu sebanyak 16 anak atau sebesar 50%. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa kurang baik dimana siswa yang masih malu-malu dalam mempraktekkan sunah wudhu masih tinggi, sehingga perlu perbaikan pada siklus III. 3.
Deskripsi Siklus III a.
Perencanaan 1)
Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam pembelajaran.
2)
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu. Gambar cara berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat mempraktekkan rukun dan sunah wudhu.
3)
Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam pembelajaran praktek tentang rukun dan sunah wudhu.
b.
Pelaksanaan 1)
Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan rukun dan sunah wudhu.
2)
Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan diminta untuk memperhatikan contohcontoh gerakan rukun dan sunah wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk
1
siswa
pada
setiap
kelompok
untuk
mempraktekkan rukun dan sunah wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan rukun dan sunah wudhu tersebut. 3)
Guru melakukan evaluasi tentang rukun dan sunah wudhu. Tujuannnya
untuk
mengetahui
siswa-siswa
yang
memperhatikan dan yang tidak memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung. c.
Observasi Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan pengamatan atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni: 1)
Lembar observasi kegiatan guru
Tabel 4.9. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus III Penilaian No. Aspek yang dinilai
`1
2
3
4 √
1
Pemberian motivasi belajar
2 3
Kejelasan dan sistematika penyampaian materi Pengelolaan pembelajaran
4
Kejelasan suara
√
5
Penguasaan bahan
√
6
√
7
Tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa Memberikan evaluasi
8
Ketepatan strategi pembelajaran
√
√ √
√
Keterangan: 1 : kurang/rendah 2 : cukup/sedang 3: baik/tinggi 4: sangat baik/sangat tinggi Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pengelolaan pembelajaran. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi, kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian, memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran.
Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 4 (sangat baik/sangat tinggi) yaitu pemberian motivasi belajar. Pada siklus III dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai baik. 2)
Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun dan sunah wudhu.
Tabel 4.10. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III (Rukun Wudhu) No.
Niat
Membasuh muka
Mengusap kepala
15
Membasuh kedua tangan sampai siku 15
20
2.
Agus Setiawan Anisa Wulan
16
10
15
3
Dina Saputri
4 5
1.
6 7 8 9 10 11
Nama
Tertib
Jumlah
20
Membasuh kedua kaki serta ruas jari 15
15
100
11
13
14
12
76
13
13
16
11
12
80
15
13
12
13
12
12
77
Satrio Adi
14
10
12
15
13
12
76
Ahmad Ridho Adi Firya Fandi Ahmad Ravid Aji Priyo Wibowo Aufalakh
12
13
12
17
13
13
80
16
13
13
17
14
14
84
14
9
13
16
9
14
75
10
10
10
15
10
9
65
12
14
13
16
14
13
82
Aldi Aidil Fitria Anang Saefudin
13
14
13
16
13
14
83
15
13
12
15
11
12
78
12
15
Andika Rahmadani Anisa Saputri Aris Setiawan Aryojali
16
Desi Aryani
8
14
13
16
13
13
77
17
Desiana
16
13
11
15
10
13
78
18
Dyah
8
8
9
11
8
8
52
19
Dimas
8
8
8
11
8
8
51
20
Erma
11
13
12
17
12
11
76
21
9
14
13
16
14
13
79
22
Hari Gunawan Jihaan
15
13
13
15
14
12
82
23
Lusiana
16
12
12
17
12
13
82
24
Fahmi
9
13
13
18
14
14
81
25
Satriyo
9
14
13
18
14
14
82
26
Eruanda
15
13
12
16
12
13
81
27
Marlinda
14
14
12
15
11
12
78
28
M. Fuadi
9
14
14
17
14
14
82
29
M. Zidan
11
12
13
15
12
12
75
30
Natania
11
9
10
15
8
10
63
31
Rendi
10
10
10
15
10
10
65
32
Siti Fauziah
11
14
13
17
14
13
82
13 14
9
9
9
11
9
9
56
15
13
13
16
10
12
79
14
12
12
14
14
12
77
11
14
14
15
12
13
75
Keterangan: 10-70 = tidak tuntas 75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 6 siswa atau 19% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 26 siswa atau 81% dari semua siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan rukun wudhu sudah baik. Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 4.11. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Keterangan No. Nilai Jumlah Presentase 1.
< 75
6
19%
Tidak Tuntas
2.
≥ 75
26
81%
Tuntas
Total
32
100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 6 siswa (19%) tidak tuntas, 26 siswa (81%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sudah terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 6 siswa (19%) yang tidak tuntas belajar dilakukan remidi secara individual di luar jam yang dijadwalkan. Tabel 4.12 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III (Sunah Wudhu)
No.
Nama
1.
Agus Setiawan Anisa Wulan Dina Saputri Satrio Adi
2.
Sebelum wudhu
Ketika wudhu
Sesudah jumlah wudhu Mencuci berkumur Membasuh Mengusap dahulukan Doa telapak lubang kedua yang setelah tangan hidung telinga kanan wudhu 15 15 15 15 10 30 100 10 13 12 13 9 20 77 15
13
12
13
9
20
82
11
13
13
13
8
20
78
12
12
12
13
8
19
76
Ahmad Ridho Adi Firya Fandi Ahmad Ravid Aji Priyo Wibowo Aufalakh
13
13
12
13
8
16
76
13
13
13
13
8
20
77
12
13
13
12
9
21
80
8
10
10
13
9
11
62
10
14
13
14
9
20
80
Aldi Aidil Fitria Anang Saefudin Andika Rahmadani Anisa Saputri Aris Setiawan Aryojali
9
14
13
14
9
23
80
11
13
14
13
9
21
81
12
13
10
13
9
18
76
15
13
13
12
10
16
79
14
13
12
12
9
17
77
11
14
14
13
9
23
78
12
14
13
13
9
22
83
17
Desi Aryani Desiana
13
14
12
12
8
17
76
18
Dyah
14
14
13
12
9
19
81
19
Dimas
9
8
8
12
9
14
60
20
Erma
12
13
13
13
9
20
81
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
21
13
14
13
14
9
25
87
22
Hari Gunawan Jihaan
8
8
9
12
8
15
58
23
Lusiana
12
11
12
13
9
15
80
24
Fahmi
12
13
13
14
9
22
81
25
Satriyo
133
14
13
14
9
20
83
26
Eruanda
10
13
12
12
8
23
77
27
Marlinda
12
14
13
12
8
20
79
28
M. Fuadi
14
14
14
14
9
18
82
29
M. Zidan
10
13
13
14
9
20
79
30
Natania
11
9
10
13
8
15
66
31
Rendi
13
13
14
13
10
16
79
32
Siti Fauziah
14
14
14
14
9
18
82
Keterangan: 10-70 = tidak tuntas 75-100 = tuntas Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 4 siswa atau 12,5% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 28 siswa atau 87,5% dari semua siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan sunah wudhu sudah baik. Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.13. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Keterangan No. Nilai Jumlah Presentase 1.
< 75
4
12,5%
Tidak Tuntas
2.
≥ 75
28
87,5%
Tuntas
Total
32
100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 4 siswa (12,5%) tidak tuntas, 28 siswa (87,5%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sudah terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 4 siswa (12,5%) yang tidak tuntas belajar dilakukan remidi secara individual di luar jam yang sudah dijadwalkan. d.
Refleksi
Tabel 4.14. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III. No.
Nama
Tidak Bermain sendiri
Memperhati kan materi
Tidak Malumalu dalam mempraktek kan
1.
√
√
√
2.
Agus Setiawan Anisa Wulan
√
√
√
3
Dina Saputri
√
√
√
4
Satrio Adi
√
√
√
5
Ahmad Ridho Adi Firya Fandi
√
√
√
√
√
√
6
Ahmad Ravid Aji Priyo Wibowo Aufalakh
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
15
Aldi Aidil Fitria Anang Saefudin Andika Rahmadani Anisa Saputri Aris Setiawan Aryojali
√
√
√
16
Desi Aryani
√
√
√
17
Desiana
√
√
√
18
Dyah
√
√
√
19
Dimas
√
√
√
20
Erma
√
√
√
21
√
√
√
22
Hari Gunawan Jihaan
√
√
√
23
Lusiana
√
√
√
24
Fahmi
√
√
√
25
Satriyo
√
√
√
26
Eruanda
√
√
√
27
Marlinda
√
√
√
28
M. Fuadi
√
√
√
29
M. Zidan
√
√
√
30
Natania
√
√
√
7 8 9 10 11 12 13 14
31
Rendi
√
√
√
32
Siti Fauziah
√
√
√
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut bahwa kondisi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran rukun dan sunah wudhu sudah sangat baik dengan ditunjukkan semua siswa sudah tidak bermain sendiri, memperhatikan materi yang disampaikan guru dan sudah tidak malu-malu untuk mempraktekkan rukun dan sunah wudhu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
kondisi
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi. B.
Pembahasan Hasil Penelitian Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran PAI sangat membantu dalam pemahaman siswa khususnya materi rukun dan sunah wudhu. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, guru menjelaskan materi dengan menunjukkan contoh gerakan-gerakan rukun dan sunah wudhu pada gambar, sehingga siswa akan lebih melekat dan memahami. Pembelajaran PAI tidak hanya hafalan tetapi harus benar-benar memahami materi yang diajarkan. Kegiatan selanjutnya guru melakukan tanya jawab kepada siswa sehingga memungkinkan siswa untuk memperbaiki pemahaman yang salah tentang materi rukun dan sunah wudhu. Selain itu, metode ini juga membuat pembelajaran lebih jelas dan bervariasi. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
demonstrasi ternyata membuahkan hasil dan akibat yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 anak, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 anak. Pada siklus III untuk materi rukun wudhu jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 anak, sedangkan untuk materi sunah wudhu siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 anak. Hal ini menunjukkan bahwa dari siklus I sampai dengan siklus III ketuntasan dalam belajar selalu meningkat. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode demonstrasi pada pembelajaran PAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang Tahun 2012. Prestasi belajar pada siklus I sebesar 44% atau 14 siswa dengan KKM 75, siklus II sebesar 56% atau 18 siswa dengan KKM 75 dan pada siklus III sebesar 81% atau 26 siswa untuk materi rukun wudhu dan sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk materi sunah wudhu dengan KKM 75. Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 12% dengan KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan materi rukun wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh maka terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1.
Bagi Guru Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PAI selain menggunakan metode ceramah atau penugasan sebaiknya juga dapat menggunakan metode demonstrasi terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode ini agar prestasi belajar siswa dapat meningkat.
2.
Bagi Siswa Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan siswa juga tidak malu untuk mempraktekkan materi rukun dan sunah wudhu, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal.
3.
Bagi Sekolah Hendaknya menyiapkan fasilitas untuk para guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas agar terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan di dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arifin, Zaenal. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Bandung: PT. Alma’arif. Burhanudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara. Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Poerwardarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Edisi III Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka. Rifa’i, NH. 2002. Bimbingan Ibadah. Jombang: Lintas Media Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sabiq. 2006. Fiqh Sunah. Jakarta: Pundi Aksara. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta. Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Syah, Muhaibin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta. Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta. Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya.
(http://educassi.kompasiana.com.proses-da-prinsip-dalam-belajar. Diakses 19.00. tanggal 10/6/2012) (http:/id.shvoong.com/social-scienses/education/fungsi-utama-prestasi-belajar. Diakses 10.00 WIB. Tanggal 9/6/2012).
BIOGRAFI PENELITI Berikut ini adalah biografi dari peneliti: Nama
: Wafirotu Sya’diyah
Tempat Tanggal Lahir
: Magelang, 10 Maret 1958
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Sudah Kawin
Alamat
:Pare
Baru
RT/RW 03/03,
Pare,
Kranggan,
Temanggung, Jawa Tengah 56271 Riwayat Pendidikan
: 1965-1971 SD Negeri Mendut 1972-1975 PGAN 4 Tahun Borobudur 1976-1977 PGAL 6 Tahun Borobudur 1996-1997 DII Guru Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang 2010-2012 Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
Pengalaman Kerja
: 1982-1987 SD Negeri Sawitan 1987-sekarang SD Negeri Pucang
Demikian biografi ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Peneliti,
Wafirotu Sya’diyah
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Sekolah Dasar Negeri Pucang Kecamatan Secang Alamat: Jl. Pucang Menowo, Pucang, Secang, Magelang
SURAT KETERANGAN Nomor: Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ariyati, M.Pd.
NIP
: 19650412 198405 2 001
Jabatan
: Kepala Sekolah
Unit Kerja
:SD
Negeri
Pucang,
Kecamatan
Secang,
Kabupaten
Magelang
Menerangkan bahwa: Nama
: Wafirotu Sya’diyah
NIM
: 19580310 198201 2 005
Fakultas
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Nama tersebut di atas benar-benar telah melakukan penelitian Mata Pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri Pucang. Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pucang, 10 Agustus 2012 Kepala Sekolah SDN Pucang,
Ariyati, M.Pd. NIP. 19650412 198405 2 001