perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI Oleh: YOSIE DWETASARI M NIM K 7406165
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh : YOSIE DWETASARI M NIM : K 7406165
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Sudiyanto, M.Pd. NIP. 19570217 198109 1 001
Sohidin, SE, M.Si, Akt NIP. 19720128 200501 1 001 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Kamis
Tanggal
: 27 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd.
.............................
Sekretaris
: Jaryanto, S.P.d, M.Si
.............................
Anggota I
: Drs. Sudiyanto, M.Pd.
.............................
Anggota II
: Sohidin, SE, M.Si, Akt
.............................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Yosie Dwetasari M. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYARTAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2011. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat karanganyar. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah : (1) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Karanganyar, (2) untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Karanganyar, (3) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Karanganyar.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat karanganyar sebanyak 36 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, angket sederhana, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif, teknik analisis data kuantitatif, dan teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran akuntansi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukan oleh indikator prestasi belajar siswa yang telah mencapai 75,00% dari kondisi awal sebesar 44,44%. Indikator motivasi belajar siswa sebesar 75,49%, sedangkan kemandirian belajar siswa sebesar 47,22% dari 70% yang ditargetkan. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran akuntansi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang telah mencapai 94,44%, disertai adanya peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 80,99%, dan kemandirian belajar siswa sebesar 75,00% dari 36 siswa. Prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 19,44% (siklus I = 75,00% dan siklus II = 94,44%), motivasi belajar siswa meningkat 5,50% (siklus I = 75,49% dan siklus II = 80,99%), dan kemandirian belajar siswa meningkat 27,78% (siklus I = 47,22% dan siklus II = 75,00%). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi metode Penilaian Teman dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal disertai adanya peningkatan motivasi, dan kemandirian belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat karanganyar setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada pokok bahasan akuntansi sebagai system informasi.
(Peer Assessment)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTARCT Yosie Dwetasari M. IMPROVEMENT OF LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH PEER ASSESMENT IMPLEMENTATION AT ACCOUNTANCY LESSON FOR GRADE XI IPS 1 OF SMA N KEBAKKRAMAT KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. January 2011. The main aim of this research is to improve the learning achievement on accountancy lesson through implementation of Peer Assessment Method to the students of grade XI IPS 1 Junior High School owned ± government, Kebakkramat, Karanganyar. Meanwhile, the specific purposes of this research are first, to improve WKH VWXGHQW¶V PRWLYDWLRQ WR OHarn through the implementation of Peer Assessment method at accountancy lesson for XI graders IPS 1 SMA N Kebkkramat .DUDQJDQ\DU VHFRQG WR LPSURYH WKH VWXGHQW¶V OHDUQLQJ LQGHSHQGHQWO\ WURXJK WKH implementation of Peer Assessment method at accountancy lesson for XI graders IPS 60$ 1 .HENNUDPDW .DUDQJDQ\DU WKLUG WR LPSURYH WKH VWXGHQW¶V OHDUQLQJ achievement trough the implementation of Peer Assessment method at accountancy lesson for XI graders IPS 1 SMA N Kebkkramat Karanganyar. The research method used in this research is Class Action Research. This research was executed cooperatively between the researcher and the class teacher, DQG LW DOVR LQYROYHV VWXGHQW¶V SDUWLFLSDQWV 7KH VXEMHFW RI WKLV UHVHDUFK ZDV students of grade XI IPS 1 SMA N Kebakkramat Karanganyar. The techniques of collecting the data used were observation, simple questionnaire, test, and documentation. The data analysis techniques used were comparative - descriptive, quantitative, and qualitative technique. The first cycle research showed that the implementation of Peer Assessment PHWKRGLQWKHDFFRXQWDQF\OHDUQLQJZDVDEOHWRLQFUHDVHWKHVWXGHQW¶VDFKLHYHPHQW,W FRXOGEHVHHQLQOHDUQLQJ¶VDFKLHYHPHQWLQGLFDWRUWKDWKDVLQFUHDVHGIURPWKH first condition 44.44%. The indLFDWRU RI VWXGHQW¶V OHDUQLQJ PRWLYDWLRQ ZDV DQG WKH VWXGHQW¶V LQGHSHQGHQFH OHDUQLQJ ZDV IURP WKH WDUJHW $W WKH second cycle research showed that the implementation of Peer Assessment method in the accountancy learning was able to increaVHWKHVWXGHQW¶VDFKLHYHPHQWRSWLPDOO\,W ZDVVKRZQE\WKHVWXGHQW¶VOHDUQLQJUHVXOWZKLFKKDVDFKLHYHGIROORZHGE\ VWXGHQW¶VOHDUQLQJPRWLYDWLRQDQGVWXGHQW¶VLQGHSHQGHQFHOHDUQLQJ IURP VWXGHQWV 7KH VWXGHQW¶V OHDUQLQJ DFKLHYHment of Cycle 1 to Cycle 2 has LPSURYHG &\FOH DQG &\FOH )RU WKH VWXGHQW¶V learning motivation has increased 5.50% (Cycle 1 = 75.49% and Cycle 2 = 80.99%). 0HDQZKLOHIRUWKHVWXGHQWV¶LQGHSHQGHQFHOHDUQLQJKDVLQFUHDVHG78% (Cycle 1 = 47.22% and Cycle 2 = 75.00%). The result of this research shows that the implementation Peer Assessment PHWKRGFRXOGLPSURYHWKHVWXGHQW¶VDFKLHYHPHQWRSWLPDOO\DORQJZLWKPRWLYDWLRQ LPSURYHPHQWDQGVWXGHQW¶VLQGHSHQGHQFHOHDUQLQJ7KHVHFan be seen from the LPSURYHPHQWRIVWXGHQW¶VDFKLHYHPHQWRI*UDGH;,,3660$1.HEDNNUDPDW commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karanganyar after implementing learning process which uses Peer Assessment on the main material of accountancy as information system.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). (Rolheiser dan Ross)
Thousand miles journey must begin with a single step (Lao Tse)
Kesempatan untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri. (Robert Collier)
Ketekunan adalah bukti watak yang lebih nyata daripada kepahlawanan. (Marden)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakanku 2. Adik-adik yang aku kasihi 3. Teman-teman Akuntansi¶6 4. Almamaterku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia rancangannya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitankesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penelitian skripsi kepada penulis. 2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis. 3. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan izin penulisan skripsi. 4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua Bidang Keahlian Akuntansi yang telah memberikan izin penulisan skripsi. 5. Bapak Sudiyanto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan arahan dengan sabar hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Bapak Sohidin, M.Si, Akt. selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan dengan sabar hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Bapak Sukirman, S.Pd, MM selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis sejak tahun-tahun awal studi. 8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang dengan tulus menyampaikan ilmunya kepada penulis. 9. Bapak Drs. Sri Wardoyo, B.Sc, M.T selaku Kepala Sekolah SMA Negeri Kebakkramat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Bapak Wahyudi Hary Santosa, selaku guru pengampu Akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 11. Siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat yang telah berpartisipasi melaksanakan pembelajaran dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penuh keceriaan baik di dalam maupun di luar kelas. 12. Ibu dan Bapak tercinta atas kasih sayang, kesabaran, dan motivasi, serta doa restu yang senantiasa mengiringi langkahku. 13. Adikku Aga atas support dan segala macam bantuan yang aku butuhkan. 14. Sahabatku, Ririn dan Tasnim, yang telah banyak memberi kenangan indah dan tak terlupakan. 15. Sahabatku, Mas Aris untuk waktu bersamamu, bantuan yang tak terduga serta inspirasinya. 16. Sahabat mayaku, Ratna, untuk semua petualangan, ilmu, inspirasi dan semangat untuk menyelesaikan amanah ini. 17. Temanku, Mas Kiki, atas semua waktu, ilmu, inspirasi, semangat dan keceriaan yang pernah kau tularkan. 18. Teman-teman Akuntansi¶6 atas bantuan, dan kerjasamanya selama ini. 19. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Surakarta, 17 Januari 2011
commit to user
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
vi
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
v
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
x
KATA PENGANTAR ....................................................................................
xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
6
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka .........................................................................
8
1. Hakikat Penilaian ................................................................
8
2. Hakikat Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ........
13
3. Motivasi Belajar ..................................................................
18
5. Kemandirian Belajar ...........................................................
22
6. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi......................................
26
7. Hakikat Prestasi Belajar ......................................................
27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................
30
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................
31
D. Hipotesis Tindakan.................................................................... commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
33
B. Subyek Penelitian .....................................................................
34
C. Metode Penelitian .....................................................................
34
D. Teknik Analisis Data ................................................................
39
E. Sumber Data .............................................................................
39
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
40
G. Prosedur Penelitian ...................................................................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................
45
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ........................................................
51
C. Deskripsi Hasil Penelitian .........................................................
55
D. Pembahasan ...............................................................................
79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................
85
B. Implikasi ....................................................................................
86
C. Saran ..........................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
90
LAMPIRAN ....................................................................................................
93
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ...............................
33
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa.................................................
42
Tabel 3. Sarana dan Prasarana Sekolah...........................................................
48
Tabel 4. Siswa-Siswi SMK Batik 2 Surakarta ................................................
49
Tabel 5. Nilai Tes Siswa Kelas X Ak 1 Kondisi Awal ...................................
52
Tabel 6. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ..................
61
Tabel 7. Motivasi Belajar Siswa .....................................................................
62
Tabel 8.Kemandirian Belajar Siswa ...............................................................
62
Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .......................................................
63
Tabel 10. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ................
71
Tabel 11. Motivasi Belajar Siswa ...................................................................
72
Tabel 12. Kemandirian Belajar Siswa .............................................................
72
Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ......................................................
73
Tabel 14. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ................
74
Tabel 15. Motivasi Belajar Siswa ..................................................................
74
Tabel 16. Kemandirian Belajar Siswa .............................................................
75
Tabel 17. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ......................................................
75
Tabel 18. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ................................................
75
Tabel 19. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Belajar Siswa .......................
98
Tabel 20. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ...............
104
Tabel 21. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ...............
106
Tabel 22. Skor Penilaian Teman Siswa ..........................................................
122
Tabel 23. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman oleh Siswa Kelas XI IPS 1 ..........................................................................................
125
Tabel 24. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Siklus I ...
142
Tabel 25. Skor Penilaian Teman Siswa ..........................................................
159
Tabel 26. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman oleh Siswa Kelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
XI IPS 1 ..........................................................................................
163
Tabel 27. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Siklus II ..
commit to user
183
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas .....................
45
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ........................
49
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri Kebakkramat ...........................
61
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian ..................................................................
79
Gambar 5. Kondisi Awal Suasana Pembelajaran Akuntansi...........................
95
Gambar 6. Struktur Organisasi SMA Negeri Kebakkramat ...........................
107
Gambar 7. Suasana Pembelajaran Siklus I .....................................................
113
Gambar 8. Siswa Melaksanakan Penilaian Teman ........................................
113
Gambar 9. Suasana Pembelajaran Siklus II ....................................................
148
Gambar 10. Siswa Melaksanakan Penilaian Teman .......................................
149
Gambar 11. Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus II dengan Hikmat ............
181
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ....................................................................
93
Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Peer Assessment ........................................................................
96
Lampiran 3. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Belajar Siswa ..................
98
Lampiran 4. Angket Motivasi Belajar Siswa ..................................................
99
Lampiran 5. Lembar Observasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa ..........
101
Lampiran 6. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (PeerAssessment) ...........
104
Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ..........
106
Lampiran 8. Struktur Organisasi Sma Negeri Kebakkramat ..........................
107
Lampiran 9. Catatan Lapangan 2 ....................................................................
108
Lampiran 10. Dokumentasi .............................................................................
113
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .........................................
114
Lampiran 12. Lampiran Materi Pembelajaran .................................................
119
Lampiran 13. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Akuntansi Sebagai Sistem Informasi .......................................................................
121
Lampiran 14. Skor Penilaian Teman Siswa ....................................................
122
Lampiran 15. Soal Ulangan (Pelaksanaan Penilaian Teman) ........................
123
Lampiran 16. Kunci Jawaban ..........................................................................
124
Lampiran 17. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman Oleh Siswa ............
125
Lampiran 18. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus I .........................................................
126
Lampiran 19. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus I .........................................................
130
Lampiran 20. Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I ...................................
134
Lampiran 21. Lembar Observasi Penilaian Kemandirian Belajar Siklus I .....
139
Lampiran 22. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Siklus I .................................................................. commit to user
142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 23. Catatan Lapangan 3 ..................................................................
144
Lampiran 24. Dokumentasi .............................................................................
148
Lampiran 25. RPP ...........................................................................................
150
Lampiran 26. Materi pembelajaran..................................................................
155
Lampiran 27. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Proses Akuntansi dan Laporan Keuangan .............................................................
158
Lampiran 28. Skor Penilaian Teman Siswa.....................................................
159
Lampiran 29. Soal Ulangan (Pelaksanaan Penilaian Teman) Siklus II ...........
160
Lampiran 30. Kunci Jawaban ..........................................................................
161
Lampiran 31. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman Oleh Siswa .............
163
Lampiran 32. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus II ....................................................................................
164
Lampiran 33. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus II ....................................................................................
168
Lampiran 34. Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II .................................
172
Lampiran 35. Lembar Obeservasi Kemandirian Belajar Siklus II ..................
177
Lampiran 36. Lembar Obeservasi Kemandirian Belajar Siklus II ..................
180
Lampiran 37. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Siklus II ................................................................
commit to user
183
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
Peningkatan kualitas pendidikan menjadi perhatian bagi pemerintah. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran di kelas bertujuan untuk membantu dan memudahkan siswa agar dapat belajar dengan baik untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kualitas pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya. Pembelajaran yang berkualitas juga ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran, meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi atau kondisi belajar yang kondusif, media pembelajaran yang inovatif, lingkungan belajar yang mendukung KBM, penerapan metode pembelajaran inovatif, serta metode evaluasi yang sesuai dengan kurikulum. Permasalahan yang terjadi adalah selama ini guru kesulitan menciptakan pembelajaran yang berkualitas, salah satunya pada pembelajaran akuntansi. Berbagai upaya dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi. Pembelajaran akuntansi yang didominasi pemberian soal dari modul, buku panduan, dibuat sendiri oleh guru maupun dari sumber luar yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi guna meningkatkan prestasi belajar.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Namun, kenyataannya yang terjadi selama ini guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari capaian hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM. Rendahnya prestasi belajar siswa diantaranya mungkin disebabkan karena penerapan metode pembelajaran konvensional, penggunaan media belajar yang terbatas, mungkin juga karena kegiatan penilaian yang masih sebatas mengukur aspek kognitif serta sekedar untuk mendapatkan nilai atau angka kelulusan. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat, adalah dalam mengajar guru menggunakan metode ceramah dengan sedikit melakukan interaksi dengan siswa, sehingga siswa menjadi bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain, seperti tidur, bermain sendiri atau mengobrol bersama teman, hal ini akan mengganggu konsentrasi teman yang ada di sebelahnya, sehingga suasana kelas menjadi gaduh dan tidak kondusif untuk melakukan proses belajar-mengajar. Situasi seperti ini sangat mempengaruhi motivasi dan kemandirian belajar siswa. Pembelajaran akuntansi yang didominasi dengan mengerjakan soal-soal diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa pada materi akuntansi. Namun, kenyataannya hal ini membuat siswa merasa jenuh dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar, mungkin dikarenakan sumber belajar yang sangat terbatas dan alokasi waktu pembahasan soal yang hanya sebentar. Siswa mengerjakan kemudian dinilai oleh guru tanpa ada pembahasan. Hal ini membuat siswa tidak dapat merenungkan kekuatan dan kelemahan dari kemampuannya, karena dengan mengetahui kelemahan dirinya akan menumbuhkan dorongan untuk melakukan perbaikan guna meningkatkan prestasi belajarnya. Dari uraian di atas, nampak bahwa pentingnya penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dalam proses pembelajaran di samping untuk mendapatkan informasi dan data mengenai tingkat keberhasilan siswa, dapat pula dijadikan alat untuk meningkatkan
proses
pembelajaran
lebih efektif. Penggunaan metode
penilaian yang tepat sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penerapan metode commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penilaian dapat menjadi alternatif strategi selain metode pembelajaran. Akan tetapi, penerapan berbagai teknik penilaian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kurang mendapat perhatian guru. Permasalahannya adalah kemampuan guru dalam menyiapkan dan melakukan penilaian masih kurang dan bahkan masih banyak guru yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem penilaian yang sesuai dengan penerapan kurikulum yang berlaku. Selama ini, upaya guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa masih berfokus pada implementasi metode pembelajaran. Namun demikian, belum tentu guru menerapkan metode secara efektif. Sehingga prestasi belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan Rendahnya prestasi belajar siswa ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, baik itu faktor dari dalam diri siswa maupun faktor yang berasal dari luar siwa. Salah satu faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah evaluasi pembelajaran dalam hal ini adalah penilaian. Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, karena penilaian adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dan siswa dari serangkaian kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan. Baxter menyatakan beberapa alasan mengenai pentingnya penilaian dalam pembelajaran. pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa yang lain. Kedua, untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu. Ketiga, untuk membantu kegiatan pembalajaran siswa. Keempat, untuk mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Penggunaan penilaian yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Akan tetapi, pada kenyataan yang ada saat ini bahwa masih banyak guru yang melakukan penilaian dengan cara yang kurang tepat. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap guru yang mengajar akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat, kemampuan guru dalam menyiapkan dan melakukan penilaian masih kurang dan dilakukan seorang diri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan penilaian merupakan salah satu rangkaian kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru. Hal ini menyebabkan siswa jadi mengacuhkan proses penilaian, dan tidak tertarik dengan penilaian, yang di inginkan siswa hanya mendapatkan nilai yang baik tanpa mau tahu bagaimana dia mendapatkan nilai itu. Situasi ini akan mempengaruhi seluruh kegiatan belajar siswa dan menjadikan siswa tidak bertanggung jawab atas proses pembelajaran yang di jalani nya, yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Agar proses penilaian dalam kegiatan belajar-mengajar bisa berjalan sesuai yang diharapkan, maka dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik portofolio, dan penilaian teman (peer assessment). Ahli evaluasi menyarankan penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran. Brown, Gibbs (1994), Zariski (1996), dan Race (1998) menjelaskan beberapa keuntungan potensial dari penilaian teman bagi siswa diantaranya adalah memberikan rasa kepemilikan dari proses penilaian, peningkatan motivasi, mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mengembangkan mereka sebagai pembelajar mandiri, memperlakukan penilaian sebagai bagian dari pembelajaran, sehingga kesalahan adalah kesempatan daripada kegagalan, mempraktekkan keterampilan yang dibutuhkan untuk belajar, terutama keterampilan evaluasi. Boud (1991) menyatakan bahwa penilaian teman adalah sebuah proses di mana seorang pelajar menilai hasil belajar teman atau pelajar lainnya yang berada dalam tingkatan kelas yang sama atau subjek pelajaran yang sama. Penilaian teman dapat digunakan untuk menilai kemampuan yang meliputi dimensi kognitif dan dimensi humanistic. Dari uraian latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki prestasi belajar akuntansi siswa. Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian dengan judul ³PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011´ B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian dapat dirumuskan menjadi rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Rumusan masalah umum merupakan rumusan pokok yang menjadi fokus penelitian, sedangkan rumusan masalah khusus dirumuskan dari rumusan masalah umum untuk memudahkan peneliti memecahkan masalah penelitian. Maka penelitian dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Rumusan masalah umum: ´$SDNDK GHQJDQ PHQHUDSNDQ peer assessment (penilaian teman) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011"´ Rumusan masalah khusus: 1. Apakah dengan menerapkan peer assessment (penilaian teman) dapat menumbuhkan motivasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Apakah dengan menerapkan peer assessment (penilaian teman) dapat meningkatkan kemandirian siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011? 3. Apakah dengan menerapkan peer assessment (penilaian diri) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Setiap aktivitas manusia baik lahiriah maupun batiniah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk itu seorang peneliti harus menentukan tujuan dari penelitiannya, agar arah penelitian lebih jelas dan terarah. Tujuan penelitian ini adalah : Tujuan umum: ´0HQLQJNDWNDQ SUHVWDVL EHODMDU VLVZD PDWD SHODMDUDQ $NXQWDQVL PHODOXL penerapan peer assessment (penilaian teman) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011´ Tujuan khusus: a. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan peer assessment (penilaian teman) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1
di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011. b. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan peer assessment (penilaian teman) dalam meningkatkan kemandirian siswa pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011. c. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan peer assessment (penilaian teman) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1
di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang penerapan sistem penilaian pada pembelajaran akuntansi melalui berbagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
teknik penilaian berbasis kelas, khususnya peer assessment dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan penilaian hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi kelas akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar dalam pembelajaran akuntansi guna meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa yang optimal. b. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi siswa yang akan mendorong kemandirian siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya akuntansi. c. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan menambah referensi bagi guru dalam mengembangkan dan merencanakan kegiatan penilaian secara sistematis sesuai kurikulum yang berlaku. d. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti dalam hal pengelolaan kegiatan belajar mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Model Penilaian Peer Assessment 1. Hakekat Penilaian a. Pengertian Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. 0HQXUXW 1DQD6XGMDQD ³,QWLSHQLODLDQDGDODKSURVHV PHPEHULNDQ QLODL NHSDGD REMHN WHUWHQWX EHUGDVDUNDQ VXDWX NULWHULD WHUWHQWX´ Penilaian adalah kegiatan untuk megetahui prestasi yang dicapai siswa pada akhir pelajaran sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan pada awal pelajaran. Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok (Mimin Haryati:2007). Beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar sesuai dengan kriteria tertentu guna mengambil keputusan mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa, juga sekaligus sebagai umpan balik bagi commit8 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
guru agar dapat menyempurnakan strategi dan proses belajar mengajar guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam proses penilaian, para pelaku penilaian sangat berpengaruh dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian. Pelaku penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dibagi menjadi dua. Pertama, yaitu pihak internal, merupakan penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung. Kedua, pihak eksternal, penilaian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, biasanya dilakukan oleh suatu institusi/lembaga baik di dalam maupun di luar negeri. Penelitian yang dilakukan institusi/lembaga tersebut dimaksudkan sebagai pengendali mutu proses dan hasil belajar. Kenyataan di lapangan, umumnya penilaian hanya dilakukan oleh guru, yaitu penilaian yang berpusat pada guru. b. Tujuan Penilaian Setiap kegiatan atau aktivitas yang terencana pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Begitu pula dengan kegiatan penilaian. Menurut Akhmad Sudrajat, penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya adalah : 1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. 2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. 3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi. 4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. 5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Sedangkan
tujuan
penilaian
menurut
Nana
Sudjana
(1989:4)
mengemukakan beberapan tujuan penilaian, diantaranya: 1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. 2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektivannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. 3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. 4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihakpihak yang berkepentingan. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauh mana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Penilaian tersebut digunakan guru sebagai dasar pengambilan keputusan guna merumuskan strategi pelaksanaan pendidikan dan pengajaran bagi siswa yang belum memenuhi kriteria atau standar tertentu. Pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan hasil penilaian dapat lebih tepat dibandingkan dengan keputusan yang dilakukan pada perencanaan pembelajaran. Kemudian, hasil penilaian tersebut disusun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam suatu laporan sebagai pertanggungjawaban pihak sekolah kepada pihakpihak yang berkepentingan, baik kepada orang tua, lembaga maupun guru itu sendiri. Pelaporan hasil penilaian harus dapat dan mudah dipahami dan bersifat obyektif dan pada dasarnya harus menggambarkan tingkat pencapaian siswa. Penyusunan laporan tersebut dapat dibedakan atas dua cara, yaitu: (1) dengan menyatakan lulus (tuntas) atau belum lulus (belum tuntas); atau (2) dengan nilai siswa. Laporan tentang hasil belajar siswa yang dibuat setiap akhir suatu program. c. Prinsip-prinsip Penilaian Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinisp ± prinsip
penilaian. Prinsip-prinsip penilaian akan digunakan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Prinsip penilaian yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut : 1. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Artinya setiap guru melaksanakan proses pembelajaran ia harus melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian maka kemajuan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya. 2. Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi atau bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya. 3. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotiris. Dalam aspek kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara proporsional. 4. Alat penilaian harus valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Reliabel artinya hasil yang diperoleh dari penilaian adaalah konsisten atau ajeg (ketetapan). 5. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tidak lanjutnya. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahankelemahan pembelajaran, dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya. 6. Penilaian hasil belajar harus obyektif dan adil sehingga bisa mengambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. (Depdiknas, 2008) d. Komponen dan Aspek Penilaian Menurut M. Chabib Thoha (1990:13) mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan terkait dengan lima komponen utama, yaitu tujuan pendidikan, bahan pengajaran, pendidik, peserta didik, dan proses belajar mengajar. Perencanaan evaluasi harus mempertimbangkan semua komponen tersebut. Mengingat evaluasi merupakan bagian dari proses pendidikan secara menyeluruh dan kontinyu, evaluasi bukan hanya sekedar sekumpulan teknik/metode dalam mengukur hasil belajar siswa. Selain itu, penentuan teknik/metode penilaian yang akan digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator diukur dengan beberapa teknik penilaian, karena memuat domain kognitif, psikomotor, dan afektif. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku saat ini, dalam melakukan penilaian menerapkan sistem penilaian berkelanjutan yang mencakup tiga aspek, yaitu 1) aspek kognitif, 2) aspek psikomotor dan 3) aspek afektif. 1) Aspek kognitif Aspek
kognitif
kemampuan
pada
berfikir
umumnya termasuk
berhubungan kemampuan
dengan memahami,
pengetahuan, menghafal,
mengaplikasi, menganalisis dan mengevaluasi. Menurut Mimin Haryati (2009:23), aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda, yaitu (1) tingkat pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. 2) Aspek psikomotor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Aspek psikomotor berhubungan dengan kecakapan atau ketrampilan yang dikuasai. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan. Menurut Leighbody (1968), dalam melakukan penilaian hasil belajar ketrampilan sebaiknya mencakup : Pertama, kemapuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan siswa dalam membaca gambar dan atau symbol. Kelima, keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. (Mimin Haryati, 2009: 26) 3) Aspek afektif Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya: sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral (Mimin Haryati, 2009: 38). Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pembelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga diharapkan akan meningkatkan hasil belajar yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini, namun belum banyak tindakan yang guru lakukan secara sistematik untuk meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, guru dalam merancang program pembelajaran harus memperhatikan aspek afektif siswa. 2. Hakikat Penilaian Teman (Peer Assesment) a. Pengertian Peer Assessment adalah salah satu metode penilaian yang diakukan oleh siswa terhadap hasil belajar teman mereka. Menurut Boud (1991) peer assessment adalah sebuah proses di mana seorang pelajar menilai hasil belajar teman atau pelajar lainnya yang berada dalam tingkatan kelas yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sama atau subyek pelajaran yang sama. Peer Assessment dapat digunakan untuk menilai kemampuan yang meliputi dimensi kognitif dan dimensi humanistic. Peer Assessment merupakan salah satu bentuk penilaian yang inovatif (Mowl, 1996, McDowell dan Mowl, 1996), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberdayakan peserta didik, dimana bentuk-bentuk tradisional dapat menjadi jalan pintas kebutuhan pembelajar. Peer Assessment dapat mencakup keterlibatan siswa tidak hanya dalam penilaian akhir yang terdiri dari pekerjaan siswa, tetapi juga dalam pengaturan sebelum kriteria dan pemilihan bukti prestasi (Biggs, 1999, Brown, karat dan Gibbs, 1994). Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa Peer Assessment adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan dimana seorang pelajar menilai hasil belajar temannya yang berada dalam satu kelas agar dapat mengetahui hasil belajar teman dan memberikan umpan balik, sehingga bisa dijadikan bahan penialaian bagi guru serta untuk merencanakan program pembelajaran yang lebih baik, agar bisa meningkatkan prestsi belajar siswa. Peer Assessment merupakan suatu cara penilaian hasil belajar yang berpusat pada siswa. Metode penilaian ini dapat diterapkan untuk menilai kemampuan kognitif, maupun kemampuan non kognitif siswa apabila dilihat dari kemampuan yang ingin diuji. Apabila dilihat dari tujuan penilaian, Peer Assessment dapat di gunakan sebagai alat penilaian formatif dan sumatif. metode ini lebih sering diterapkan sebagai penilaian formatif daripada sumatif. b. Manfaat Peer Assessment Peer assessment dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan bekerjasama, mengkritisi proses dan hasil belajar orang lain (penilaian formatif), menerima umpan balik atau kritik dari orang lain, memberikan pengertian kepada para siswa tentang kriteria yang digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar dan untuk penilaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sumatif. Penggunaan Peer Assessment untuk penilaian formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik terhadap hasil belajar teman. Brown, karat dan Gibbs (1994), Zariski (1996), Race (1998) menyebutkan beberapa keuntungan dari Peer Assessment bagi siswa, diantaranya: 1) Memberikan rasa kepemilikan dari proses penilaian, sehingga meningkatkan motivasi. 2) Mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mengembangkan mereka sebagai pembelajar mandiri. 3) Memperlakukan penilaian sebagai bagian dari pembelajaran, sehingga kesalahan adalah kesempatan daripada kegagalan. 4) Mempraktekkan keterampilan yang dibutuhkan untuk belajar, terutama keterampilan evaluasi. 5) Menggunakan evaluasi eksternal untuk menyediakan model dan untuk penilaian belajar internal diri siswa (metakognisi). 6) Mendorong siswa dalam belajar lebih baik lagi. Peer Asesment dapat digunakan sebagai bagian dari Peer Tutoring ( Donaldson dan Topping, 1996). Seperti bentuk-bentuk peer tutoring lain, Peer Assessment memberikan keuntungan untuk Tutor dan Tutee (Hartley 1998, 135). Topping (1996, 7) menggambarkan
potensi
keuntungan
Peer
Tutoring,
termasuk
pengembangan
keterampilan mengevaluasi dan membenarkan, serta menggunakan pengetahuan disiplin, dengan menilai pekerjaan orang lain, siswa memperoleh wawasan ke dalam kinerja mereka sendiri. "Peer and self assessment membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan penilaian, suatu keterampilan yang diperlukan untuk belajar" (Brown, karat dan Gibbs, 1994). Peer Assessment agar bisa berjalan secara efektif, maka lingkungan belajar di kelas harus mendukung. Siswa harus merasa nyaman dan percaya satu sama lain untuk memberikan umpan balik yang jujur dan konstruktif. Guru yang menggunakan kerja kelompok dan Peer Assessment sering dapat membantu siswa mengembangkan kepercayaan dengan membentuk mereka menjadi kelompok-kelompok kecil di awal semester dan setelah mereka bekerja dalam kelompok yang sama. Hal ini memungkinkan mereka untuk menjadi lebih nyaman dengan satu sama lain dan mengarahkan teman untuk memberikan umpan balik yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tiga profesor, Lin-Agler, Moore, dan Zabrucky melakukan eksperimen di mana mereka menemukan bahwa siswa mampu menggunakan pengalaman sebelumnya dari mempersiapkan dan melakukan tes untuk membantu mereka membangun hubungan antara alokasi waktu mereka belajar. siswa lebih mampu mengetahui bagaimana belajar untuk ujian setelah berpartisipasi dalam Peer Assessment. Tetapi meski penerapan peer assessment dapat memberikan berbagai manfaat, namun menurut artikel dari Institute For Interactive Media and Learning, ada beberapa kekurangan yang dapat ditemukan dalam penerapan peer assessment, yakni: 1) Kurangnya kemampuan siswa untuk mengevaluasi satu sama lain. 2) Siswa mungkin tidak menganggap serius, yang memungkinkan persahabatan, nilai hiburan, dll untuk mempengaruhi penilaian mereka. 3) Siswa mungkin tidak menyukai penilaian teman karena kemungkinan diskriminasi, salah paham, dll 4) Tanpa intervensi dosen, siswa bisa saja salah dalam memberikan keterangan satu sama lain. c. Langkah-langkah Peer Assessment Pelaksanaan penilaian Peer assessment membutuhkan persiapan yang baik. Proses Peer Assessment dimulai dengan mendiskusikan item dan kriteria penilaian oleh guru dan para siswa. Kemudian masing-masing siswa menilai teman mereka yang telah ditunjuk dan juga memberikan umpan balik. Hasil penilaian ini biasanya dicocokkan dengan hasil penilaian guru. Apabila selisih nilai penilaian peer kurang dari 10 % maka penilaian ini dapat diterima ( Zulharman, 2007 ). Dalam penerapan Peer Assessment ini terdapat berbagai hambatan yang akan dialami, diantaranya adalah sikap pelajar yang masih memandang penilaian merupakan tugas guru, kepercayaan diri pelajar yang masih kurang untuk melakukan penialaian dan ketidak mengertian pelajar terhadap kriteria penilaian. Menurut Zulharman (2007), ada empat langkah dalam perencanaan dan penerapan peer assessment agar efektif yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1
digilib.uns.ac.id
Menentukan kriteria. Melibatkan siswa dalam menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai kinerja mereka. Mengajak siswa berdiskusi mengenai kriteria penilaian yang akan digunakan. Kriteria yang dipilih tidak harus selalu sama dengan tujuan sekolah, tetapi perlu memperhatikan kemampuan siswa dengan pengarahan guru.
2
Melakukan penilaian dengan cara menerapkan kriteria yang ditentukan.
Mengajarkan pada siswa bagaimana menerapkan kriteria untuk pekerjaan mereka sendiri. Jika siswa telah terlibat dalam diskusi pada tahap 1, kriteria yang hasilnya akan terpadu antara kriteria dari siswa dan tujuan sekolah, karena tidak sepenuhnya tujuan siswa sendiri. Kemudian guru memberikan contoh atau kisi-kisi pekerjaan yang sesuai dengan kriteria penilaian. Kisi-kisi atau contoh ini membantu siswa memahami hasil konkrit dan harapan. Kemudian, siswa mulai memahami dan menginternalisasi langkah yang diperlukan untuk memenuhi tujuan. Pada tahap ini peran guru sangat penting, guru menyediakan contoh yang sesuai dengan kriteria penilaian. 3
Memberikan umpan balik dan pengolahan evaluasi.
Proses ini tidak memerlukan umpan balik tentang apakah sebuah jawaban atau produk sudah benar, tetapi lebih tentang seberapa baik para siswa memahami dan menerapkan kriteria. Diskusi memungkinkan siswa untuk menyelesaikan pertanyaan dan ketidakpastian tentang kriteria. Saran atau masukan harus dengan jelas berhubungan dengan kriteria dan akhirnya, siswa harus mampu melakukan umpan balik terhadap hasil pekerjaan teman mereka. 4
Mengembangkan tujuan, rencana dan strategi untuk belajar lebih lanjut.
Tahap terakhir, melibatkan identifikasi tujuan pembelajaran selanjutnya dan strategi yang dapat mencapai tujuan. Awalnya, guru menentukan tujuan dan strategi, akhirnya siswa menyusun tujuan-tujuan mereka sendiri dan strategi dengan
bimbingan
guru.
Dengan
demikian,
commit to user
guru
secara
penuh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengintegrasikan Penilaian Teman dalam mengajar di tahap 3 dan 4, ketika siswa dapat memberikan umpan balik terhaap pekerjaan teman mereka. Peer Assessment dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan menilai, mengkritisi proses dan hasil belajarnya melalui penilaian formatif. Peer Assessment juga membantu pelajar menentukan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajarnya, serta sebagai syarat yang diperlukan dalam sebuah proses pembelajaran untuk memutuskan kelulusan melalui penilaian sumatif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan Peer Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar melalui peningkatan motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa. 3. Motivasi Diri a. Pengertian Motivasi Manusia adalah makhluk yang aktif, yang snantiasa berusaha untuk mencapai tujuannya. Didalam usaha tersebut manusia di dorong oleh daya penggerak yang disebut dengan motif. Sehingga dapat dikatakan bahwa motif adalah daya penggerak dari dalam diri dan dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas ± aktifitas tertentu demi mencapai tujuan ( Sardiman, 2001 : 71 ). Berawal dari kata motif, maka kata motivasi dapat diartikan sebagai daya yang telah aktif. 0HQXUXW ,/ 3DVDULEX GDQ % 6LPDQMXQWDN ³0RWLYDVL DGDODK tenaga dari dalam diri manusia yang mendorong bertindak, suatu proses yang EHUODQJVXQJGDODPGLULVHVHRUDQJ´/HELKODQMXW,/3DVDULEXGDQ%6LPDQMXQWDN PHQJHPXNDNDQ ³0RWLYDVL LWX PHUXSDNDQ VXDWX WHQDJD GRURQJDQ alasan kemauan) dari dalam yang menyebabkan kita berbuat/bertindak yang mana WLQGDNDQ LWX GLDUDKNDQ NHSDGD WXMXDQ WHUWHQWX \DQJ KHQGDN GLFDSDL´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 0F 'RQDOG \DQJ GLNXWLS 6DUGLPDQ $0 ³0RWLYDVL DGDODK commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya µIHHOLQJ¶ GDQGLGDKXOXLGHQJDQWDQJJDSDQWHUKDGDSDGDQ\DWXMXDQ´ Berdasarkan beberapa pendapat yang telah di sebutkan diatas, dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan dengan didorong oleh suatu kekuatan yang disebut motif. b. Macam-macam Motivasi Ditinjau dari alasan timbulnya motivasi yang ada pada siswa dalam proses belajar mengajar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Atau dapat dikatakan sebagai motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa yang belajar karena ingin mendapatkan pengetahuan, nilai dan ketrampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, bukan karena tujuan lainnya. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi tertentu. 2) Motivasi Ekstrinsik Yaitu motif-motif yang aktif dan timbul karena adanya dorongan dari luar. Merupakan motivasi yang berasal dari lingkungan. Misalnya, seorang siswa yang belajar karena tahu besok akan ada ulangan dengan harapan mendapatkan nilai baik. Motivasi intrinsik pada umumnya muncul dari kesadaran sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar symbol dan pengaruh motivasi ini lebih kuat dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi ekstrinsik (yang berasal dari luar). Namun demikian, karena berasal dari luar individu bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak penting. Motivasi ekstrinsik tetap penting dan juga harus ditumbuhkan karena tidak semua siswa memilliki kesadaran sendiri untuk belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Arden N. Frandsen dalam Sardiman A.M. (2001: 44) menyatakan ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, yakni: 1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. 2) Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya keinginan untuk selalu maju. 3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya.Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi. 4) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran 5) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar. c. Karakteristik Motivasi Tinggi rendahnya motivasi yang ada pada diri seseorang dapat diketahui dari perilakunya. Menurut sardiman AM. (2001: 81) seseorang dikatakan memiliki motivasi apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai) b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-PDFDP PDVDODK ³XQWXN RUDQJ GHZDVD´ (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya). d. Lebih senang bekerja mandiri. e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, maka dapat dikatakan seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Oleh karena itu, guru harus berupaya memupuk motivasi belajar siswa, salah satunya dengan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Diantaranya dapat diciptakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melalui penerapan metode pembelajaran yang inovatif, penilaian yang efektif, dan sebagainya. d. Hubungan Motivasi Diri dengan Peer Assessment Disadari atau tidak setiap kegiatan manusia pasti didasari adanya motivasi, terutama dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu memberikan suatu saran atau tindakan yang membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara. Siswa akan dapat menerima pelajaran dengan mudah apabila siswa senang dan tertarik dengan mata pelajaran yang diajarkan. Namun, jika suasana pembelajaran yang ada berlangsung monoton dan tidak kondusif akan sangat mempengaruhi dorongan siswa mengikuti pembelajaran. Motivasi merupakan faktor intrinsik diri penting yang turut menentukan keberhasilan pencapaian prestasi belajar yang optimal. Selama ini faktor tersebut sering diabaikan oleh guru. Melalui penerapan Peer Assessment dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Penilaian Teman mengajak siswa turut terlibat dalam merancang kriteria penilaian, menerapkan kriteria tersebut, kemudian penilaian teman dilakukan oleh siswa terhadap teman belajarnya. Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teman belajarnya pada pokok bahasan yang dipelajarinya, sehingga timbul dorongan untuk memperbaiki kekurangan dirinya dan meningkatkan kemampuannya. Hal ini diperkuat dengan pendapat para ahli, Brown, Zariski (1996), Race (1998), karat dan Gibbs (1994) yang mengatakan bahwa salah satu keuntungan dari penilaian teman adalah memberikan rasa kepemilikan siswa terhadap proses belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu yang dinamakan motivasi. Begitu pula kegiatan belajar dan usaha mencapai tujuan pembelajaran sangat diperlukan adanya motivasi diri peserta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
didik. Capain tujuan belajar akan optimal jika terdapat motivasi belajar pada diri siswa. Dengan usaha yang tekun dan motivasi belajar yang kuat, maka siswa tersebut akan mencapai prestasi belajar yang baik. Melalui penerapan Peer Assessment diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 4. Kemandirian Belajar
e. Pengertian Kemandirian Terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh para ahli untuk mendefinisikan kemandirian, sepeUWL ´DXWRQRP\ LQGHQSHQGHQF\ VHOI UHOLDQFH´ yaitu mengatasi sesuatu, bertidak secara aktif terhadap lingkungan dan merencanakan serta mewujudkan harapan-KDUDSDQQ\D´ /LQG]H\ *DUGQHU GDQ Hall Calvin, Theories Of Personality). Menurut Herman Holstein, kemandirian merupakan suatu keadaan yang menandakan suatu kebebasan dari ketergantungan bagi keputusan, penilaian, pendapat dan pertanggung-jawaban. Kemandirian menunjukkan dirinya dalam cara pengambilan sikap dan bukan abstraksi. Menurut Mungin Eddy Wibowo ( ³.HPDQGLULDQ GLDUWLNDQ VHEDJDL WLQJNDW SHUNHPEDQJDQ VHVHRUDQJ dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah yang GLKDGDSL´ Menurut Smart M.S dan SmDUW5&³,QGHSHQGHQF\LVPDUNHGZLWKVHOI confidence, have own goal and self control, explorative, being able and statisty of KLVMRE´DUWLQ\DNHPDQGLULDQGLWDQGDLROHKDGDQ\DNHSHUFD\DDQGLULPHPSXQ\DL tujuan, dan kontrol diri, ekploratif, mampu dan puas atas pekerjaannya). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah sikap tanggung jawab seseorang terhadap dirinya untuk mengorganisir dirinya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Seseorang yang memiliki kemandirian tahu bagaimana harus bersikap dalam menyelesaikan permasalahannya tanpa tergantung pada orang lain, dia mampu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengorganisir dirinya dalam bersikap. Akan tetapi, bukan berarti orang yang mandiri itu tidak membutuhkan bantuan orang lain, mengingat manusia adalah makhluk sosial. Kemandirian identik dengan belajar mandiri, belajar mandiri adalah cara yang sebagian strategi belajarnya dilakukan oleh siswa sendiri, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Jika dihubungkan dengan belajar, kemandirian merupakan salah satu faktor internal yang memberikan kontribusi dalam pencapaian prestasi. Pendapat ini diperkuat oleh The Liang Gie bahwa ³.HPDQGLULDQVLVZDGDODPEHODMDUDGDODKVLWXDVL\DQJPHPXQJNLQNDQVHVHRUDQJ siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan atas prakarsa atau inisiatif dan kemampuan sendiri" (The Liang Gie, Kemajuan Studi). +DULV 0XGMLPDQ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³%HODMDU PDQGLUL DGDODK kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal SHQJHWDKXDQ GDQ NRPSHWHQVL \DQJ WHODK GLPLOLNL´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 7LUWDUDKDUMD /D 6XOR EDKZD ³.HPDQGLULDQ GDODP EHODMDU GLDUWLNDQ sebagai aktivitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, SLOLKDQ VHQGLUL GDQ WDQJJXQJ MDZDE VHQGLUL GDDUL SHODMDU´ 'DUL EHEHUDSD pengertian kemandirian belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang berlangsungnya lebih karena dorongan internal dan tanggung jawab sendiri dari pelajar untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Pembelajar mandiri bukanlah berarti anak hanya belajar sendiri tanpa membutuhkan guru atau orang lain. Tetapi, pembelajar mandiri selalu memiliki dorongan internal untuk belajar dan bertanggung jawab atas proses belajar yang dijalaninya. Kemandirian belajar adalah termasuk bentuk kreativitas yang dimiliki seseorang bersifat individualistis atau dengan kata lain orang-orang kreatif cenderung memiliki rasa individualistis yang kuat. Mereka memiliki kemampuan membuat keputusan sendiri. Percaya pada daya pikir sendiri dan mempunyai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendapat sendiri (independent judgement). Oleh karena itu, pada umumnya orangorang yang memiliki kemandirian yang kuat, mampu berdiri tenang di tengah kekacauan pendapat, tidak mudah terpengaruh isu dan berita yang belum jelas. f. Ciri-ciri Kemandirian Sifat kemandirian memiliki ciri-ciri yang nampak pada diri setiap individu yang mempunyai sikap kemandirian. Menurut Sumini dalam Tokol Sumadijono (2003:49), perilaku mandiri memiliki beberapa ciri tertentu diantaranya: 1) Menyadari bahwa dirinya adalah individu yang unik yang berbeda dari yang lain. 2) Pengorbanan tujuan-tujuan material dan sifat kepribadian akan mendorong seseorang mencapai tujuan. 3) Intergrasi diri. 4) Ungkapan yang merupakan ungkapan dari individu. Belajar mandiri adalah khas belajarnya orang dewasa, meskipun hasil yang optimal akan tercapai kalau sikap belajarnya meniru sikap belajar yang dilakukan dengan suasana gembira dan santai. Laird dalam Haris Mudjiman (2006:14) mengemukakan ciri-ciri belajarnya orang dewasa sebagai berikut: 1) Kegiatan belajar bersifat self directing ± mengarahkan diri sendiri, tidak independen. 2) Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain. 3) Tidak mau didekte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara terus menerus diberitahu what to do 4) Orang dewasa mengharapkan immediate application dari apa yang dipelajari dan tidak dapat menerima delayed application. 5) Lebih senang problem-centered learning dari pada content-centered learning. 6) Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru. 7) Selalu memanfaatkan pengalaman yang dimiliki (konstruktivistik), NDUHQD VHEDJDL RUDQJ GHZDVD PHUHND WLGDN GDWDQJ GHQJDQ µNHSDOD NRVRQJ¶ commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8) Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman dengan sama-sama orang dewasa menyenangkan dan bisa sharing responsibility. 9) Perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu bersama antara siswa dan gurunya. 10) Activities are experiential, not transmitted and absorbed ± belajar harus dengan berbuat, tidak cukup hanya mendengarkan da menyerap. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku mandiri memiliki ciri adanya tanggung jawab, keputusan yang diambil atas dorongan sendiri (inisiatif), kebebasan kreativitas, self management, integritas dan identitas yang jelas yang semuanya akan menghasilkan ide-ide baru, sehingga bermanfaat bagi diri sendiri, maupun orang lain. Belajar bukanlah kewajiban, tetapi bagi pembelajar mandiri adalah sebuah kebutuhan dan hal yang menyenangkan sekaligus menantang. g. Hubungan Kemandirian dengan Peer Assessment Metode
Penilaian
Teman
memainkan
peran
penting
dalam
pembelajaran mandiri. Konsep pembelajaran mandiri adalah pusat dari cara siswa menjadi pelajar independen (wenden, 2001). Pembelajar mandiri "memantau kinerja mereka sendiri dan mengevaluasi kemajuan dan prestasi 2 0DOOH\ 9DOGH] .HWLND VLVZD PHQJDWXU GLUL VHQGLUL ³6LVZD memiliki kendali atas pembelajaran mereka, mereka dapat memutuskan bagaimana menggunakan sumber daya yang tersedia bagi mereka di dalam atau di luar kelas " (O'Malley & Valdez, 1996). Pengaruh Penialaian Teman dengan kemandirian diataranya ditunjukkan pada adanya aktivitas siswa menilai pekerjaan temannya berkaitan dengan status, proses dan pencapaian kompetensi yang dipelajari dengan menggunakan kumpulan catatan hasil belajar siswa belajar melalui pengalaman. Jika hal ini dibiasakan pada pembelajaran, maka siswa akan terlatih bersikap mandiri dalam setiap aktivitas yang mendukung proses belajarnya. Dengan penerapan Peer Assessment dan berbekal motivasi yang tinggi, maka siswa akan terdorong untuk lebih mandiri dalam belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seorang pembelajar mandiri mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya, serta merasa bertanggungjawab terhadap pendidikanya dan kebutuhan untuk belajar. Dia tahu, dengan metode atau strategi belajar seperti apa yang paling efektif untuk dirinya. Dia pun bisa mengatur jadwal yang paling sesuai untuk dirinya. Termasuk di dalam pengelolaan diri adalah kemampuan melakukan evaluasi atas proses yang dilakukannya dan menyelesaikan proses belajar yang dijalaninya hingga tuntas. Melalui Peer Assessment dan didukung dengan motivasi belajar yang cukup kuat dan kemandirian belajar siswa dapat meningkatkan kualitas kinerja siswa, sehingga mendorong peningkatan prestasi belajar yang optimal. 5. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi Menurut American Accounting Assosiation ³DNXQWDQVL DGDODK VXDWX SURVHV pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai informasi dalam membuat pendapatpendapat dan keputusan-NHSXWXVDQ´ 7HUMemahan dalam buku A Statement of Basic $FFRXQWLQJ
7KHRU\
$62%$7
$NXQWDQVL
GLDUWLNDQ
VHEDJDL
³3URVHV
mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil NHVLPSXODQROHKSDUDSHPDNDLQ\D´6\DIUL Berdasarkan pendapat pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keutusan dan tanggung jawab di bidang keuangan. Di sekolah, Akuntansi berperan sebagai suatu mata pelajaran, bagian dari kompetensi yang harus dikuasai dan dituntaskan untuk memenuhi syarat kelulusan. Mata pelajaran tersebut melatih siswa untuk berfikir, menguasai konsep dan berhitung. Selain itu mata pelajaran Akuntansi memiliki karakteristik sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. b. Materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian secara umum pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan baik perusahaan jasa, dagang, maupun koperasi sampai pada analisis laporan keuangan tersebut. c. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan sekuensial proses akuntansi dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan. (Depdiknas, 2002: 3). Mempelajari Akuntansi dibutuhkan logika berpikir kreatif dan keterampilan berhitung yang baik. Siswa harus berpikir secara komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari mata pelajaran ini. Oleh karena itu, dalam mempelajari Akuntansi tidak bisa dilakukan hanya ketika menjelang ulangan harian atau ujian saja. Apalagi materi Akuntansi saling berurutan dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya. 6. Hakikat Prestasi Belajar. a. Pengertian Prestasi Belajar 3RHUZDQWR PHPEHULNDQSHQJHUWLDQSUHVWDVLEHODMDU\DLWX³KDVLO yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan GDODP UDSRUW ´6HODQMXWQ\D :LQNHO PHQJDWDNDQ EDKZD ³SUHVWDVL belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa GDODP PHODNXNDQ NHJLDWDQ EHODMDUQ\D VHVXDL GHQJDQ ERERW \DQJ GLFDSDLQ\D´ Sedangkan
menurut
S.
Nasution
(1996:17)
prestasi
belajar
adalah:
³.HVHPSXUQDDQ \DQJ GLFDSDL VHVHRUDQJ GDODP EHUILNLU PHUDVD GDQ EHUEXDW Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belXPPDPSXPHPHQXKLWDUJHWGDODPNHWLJDNULWHULDWHUVHEXW´:LQNHO (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesmpulan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar dapat diukur dengan mengadakan kegiatan penilaian dengan berbagai teknik penilaian secara berkelanjutan, akurat dan konsisten dari pokok bahasan satu ke pokok bahasan selanjutnya baik dalam bentuk angka, simbol maupun huruf
yang diperoleh melalui berbagai instrumen penilaian.
Prestasi belajar merupakan hasil dari penilaian siswa melalui pengukuran hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan alat penilaian yang relevan. Salah satu alat penilaian dapat berupa tes, tes tersebut dapat berbentuk tes tertulis, lisan, maupun dengan bentuk tes lain. Dengan demikian dapat dikatakan prestasi belajar dapat berupa nilai tes pelajaran. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah dar faktor intern serta faktor ekstern yang berasal dari luar siswa, yakni : .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Faktor Intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang
dapat
digolongkan
ke
dalam
faktor
intern
yaitu:
kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. a) Kecerdasan/intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. b) Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. d) Motivasi, dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. 2) Faktor Ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. a) Keadaan Keluarga, Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. b) Keadaan Sekolah, Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. c) Lingkungan Masyarakat, di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan
alam
sekitar
sangat
besar
pengaruhnya
terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. c. Hubungan Antara Peer Assessment dengan Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan siswa melalui usaha belajar secara maksimal ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperoleh dari belajar. Prestasi belajar seseorang dapat diukur dengan mengadakan penilaian. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Penilaian yang diselenggarakan secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar. Penyelenggaraan penilaian bermanfaat untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan dan prestasi belajar semua siswa dengan berbagai teknik dan alat penilaian. Penilaian dapat dilaksanakan melalui beberapa teknik, salah satunya adalah Peer Assessment (penilaian teman). Apabila diterapkan, Penilaian Teman dapat mendorong pelajar untuk memiliki rasa tanggungjawab terhadap proses belajarnya sehingga pelajar dapat mandiri, melatih keterampilan penilaian yang berguna untuk belajar di masa depan dan mendorong untuk belajar lebih baik lagi.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dan selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu ³Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Peer commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Assessment (Penilaian Teman) Pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011´ 7HWDSL VHMDXK LQL SHQHOLWL hanya menemukan penelitian yan dilakukan oleh para ahli dari luar negeri diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Orpen (1982) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara penilaian oleh instruktur dengan penilaian oleh peer. Arnold et al. (1981) melaporkan bahwa Peer Assessment di pendidikan dokter memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Boud (1995) melaporkan bahwa dari penelitian ± penelitian mengenai Peer Assessment yang ia analisa, 17 penelitian melaporkan bahwa pelajar menilai lebih tinggi daripada guru dan 12 penelitian melaporkan bahwa pelajar menilai lebih rendah daripada penilaian guru
C. Kerangka Pemikiran Kerangka berpikir merupakan alur penalaran untuk dapat memberikan jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik, didasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Penyelenggaraan penilaian bermanfaat untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan dan prestasi belajar semua siswa dengan berbagai teknik dan alat penilaian. Penilaian dapat dilaksanakan melalui beberapa teknik, salah satunya adalah Peer Assessment (penilaian teman). Yang apabila diterapkan, penilaian bermanfaat bagi guru untuk bisa merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dijalankan setelah mengetahui hasil belajar siswa. Selain itu penilaian teman dapat mendorong pelajar untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses belajarnya sehingga pelajar dapat mandiri, melatih kemampuan penilaian yang berguna untuk belajar di masa depan. Berdasarkan pada masalah yang dirumuskan serta kajian teori yang sesuai dengan judul penelitian \DQJ GLDPELO SHQHOLWL \DLWX ´ Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Peer Assessment (Penilaian Teman) Pada Mata Pelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran ´PDNDGDSDWGLEXDWVXDWXNHUDQJNDEHUSLNLU Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :
Penilaian Kelas
Penilaian Guru
Penilaian Teman
Motivasi Belajar Siswa Rendah
Motivasi Belajar Siswa Tinggi
KemandirianBelajar Siswa Rendah
Kemandirian Belajar Siswa Tinggi
Prestasi Belajar Siswa Rendah
Prestasi Belajar Siswa Tinggi
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan yang belum diuji kebenaranya sehingga dapat dipertegas atau ditolak secara empiris. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut: ´'HQJDQ PHQHUDSNDQ peer
assesment
(penilaian
teman)
dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat yang berada di kabupaten Karanganyar, khususnya di kelas XI IPS 1. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian di lokasi ini adalah: a. Pengamatan awal peneliti di kelas IPS 1 menunjukkan bahwa minat belajar akuntansi siswa rendah, akibatnya prestasi belajar siswa kurang optimal. b. Antara peneliti dan sekolah sudah ada hubungan baik, karena peneliti juga pernah belajar di sekolah ini,sehingga peneliti sedikit banyak mengetahui mekanisme pembelajaran di sekolah ini. c. Secara khusus, di kelas XI IPS 1 belum pernah dilaksanakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. 2. Waktu Penelitian Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Juli 2010 sampai
November 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan hingga
penyusunan laporan penelitian , dengan jadwal sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian Jenis Kegiatan 1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
Juli
Agustus
commit to user 33
Tahun 2010 September Oktober
November
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat, karanganyar. Alasannya, pertama terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat. Kedua, karena kelas XI IPS 1 belum pernah digunakan penelitian sejenis, sehingga tehindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang pada subjek, waktu dan objek yang sama.
C. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolabaratif dan partisipatif. Kolabaratif artinya peneliti berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat. Sedangkan partisipatif artinya peneliti yang dibantu dengan teman sejawat sebagai partner penelitian. Menurut Supardi dalam Suharsimi Arikunto GNN ³3HQHOLWLDQ WLQGDNDQ NHODV VHEDJDL VXDWX EHQWXN LQYHVWLJDVL \DQJ bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk PHODNXNDQSHUEDLNDQVLVWHPPHWRGHNHUMDSURVHVLVLNRPSHWHQVLGDQVLWXDVL´ 0HQXUXW 6XKDUVLPL $ULNXQWR GNN ³3HQHOLWLDQ WLQGDNDQ NHODV merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah WLQGDNDQ\DQJVHQJDMDGLPXQFXONDQGDQWHUMDGLGDODPVHEXDKNHODVVHFDUDEHUVDPD´ Penelitian ini mempunyai akar permasalahan yang muncul secara langsung dikelas, dan dirasakan guru yang bersangkutan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas, dilihat dari namanya ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas; 1) Penelitian merupakan Kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peniliti; 2) Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan; 3) Kelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk Pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimuncukan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran kelas. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Supardi dalam Suharsimi Arikunto dkk (2007:110) karakteristik PTK meliputi : 1. Inkuiri reflektif. PTK merupakan kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan keputusan. Masalah yang menjadi focus adalah permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak merisaukan kepresentatifan sampel dan generalisasi. 2. Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajarantidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi harus berkolaborasi dengan guru. 3. Reflektif. PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Didalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) suatu hal yang penting untuk dilakukan, yaitu selalu mengikutsertakan secara aktif guru dan siswa dalam berbagai tindakan dan adanya kegiatan refleksi berdasarkan pertimbangan yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan dan pemecahan masalah yang terjadi dalam situasi dan kondisi pembelajaran. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam suatu pemecahan masalah, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (sebagai alternatif pemecahan lain sampai permasalahan teratasi).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat tahap, yakni : perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS 1
Pelaksanaan
j Pengamatan
Permasalahan Baru
Perbaikan Perencanaan Refleksi SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamat
Dicukupkan apabila permasalahan terselesikan
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : Rincian kegiatan pada setiap tahap adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti. 2) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. 3) Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan. 4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. 5) Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. 6) Membuat secara rinci rancangan tindakan. b. Tindakan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan tersebut menjelaskan antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, 2) Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, 3) Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, 4) Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, 5) Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/ pengamatan disertai dengan penjelasan rinci penggunaannya. c. Pengamatan atau Observasi Tahap ini diselenggarakan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kreatifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. d. Refleksi Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. D. Teknik Analisis Data Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif komparatif Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. 2. Analisis data kuantitatif Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Dari informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. 3. Analisis data kualitatif Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan dengan parameter atau teori tertentu. E. Sumber Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber data yakni, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Ruang kelas sebagai tempat berlangsungnya penelitian. 2. Siswa untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. 3. Guru untuk melihat bagaimana guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. 4. Buku ± buku teori yang relevan dengan penelitian, 5. Artikel yang relevan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti.
F. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh para siswa. Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan artinya peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran (tindakan). 2. Wawancara Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, dimana bahan wawancara telah dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara dilakukan oleh interviewer kepada guru mata pelajaran akuntansi dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran akuntansi, penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. 3. Teknik Evaluasi/ Tes Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. 4. Dokumentasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dokumentasi non tes yaitu dokumentasi berupa gambar atau foto proses belajar mengajar. 5. Angket digunakan untuk mengukur nilai, sikap, motivasi, dan sebagainya yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden. G. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini merupakan rangkaian siklus-siklus yang dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan akan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Guru bersama peneliti menyusun rencana pembelajaran. 2) Menyusun lembar observasi, kisi-kisi angket, lembar angket atau rubrik penilaian untuk mengukur kualitas pembelajaran dan pelaksanaan penilaian dengan memperhatikan pertimbangan dosen pembimbing. 3) Menyusun lembar kerja siswa dengan memperhatikan pertimbangan guru akuntansi. 4) Menetapkan indikator ketercapaian Indikator ketercapain diperoleh dari beberapa komponen, seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa Aspek yang diukur Pelaksanaan Peer Assessment (Penilaian temani) pada penilaian formatif
Presentase Target Capaian 80%
Motivasi diri siswa 70 % mengikuti pembelajaran
Kemandirian selama KBM
siswa 70 %
Ketentuan hasil 70 % belajar (standar nilai 70)
Cara mengukur Mengamati apakah guru melibatkan siswa dalam menentukan kriteria, menerapkan penilaian dengan menerapkan kriteria, memberikan umpan balik dan pengolahan evaluasi serta menentukan tujuan, rencana dan strategi untuk belajar lebih lanjut. Mengamati timbulnya minat dan semangat untuk belajar siswa, komitmen, mempertahankan pendapat yang diyakininya, lebih senang bekerja mandiri, dan ulet menghadapi masalah. Mengamati apakah siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar, aktif berdiskusi, bekerja sendiri dalam mengerjakan ulangan serta banyak berlatih soal - soal. Diamati dari hasil tes belajar siswa (penilaian formatif) yang dihitung dari jumlah siswa yang mendapat nilai 7,00 ke atas
2. Pelaksanaan tindakan Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan memerikasa kehadiran siswa. 2) Guru mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran. 3) Guru menjelaskan materi pelajaran. 4) Guru menyampaikan hakikat dan tujuan peer assessment kepada semua siswa 5) Guru bersama siswa menentukan kriteria penilaian. 6) Guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara individu (penilaian formatif).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7) Siswa mengerjakan soal pada lembar jawab yang telah disediakan. 8) Guru bersama siswa menentukan skor atas masing-masing capaian kriteria penilaian. 9) Guru menjelaskan pada siswa bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan teman mereka. 10) Siswa melakukan penilaian teman. 11) Siswa memberikan umpan balik atas penilaian pekerjaan teman dan mendiskusikannya menurut kriteria penilaian yang telah di sepakati.. 12) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian teman secara cermat dan obyektif. 13) Guru menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil acak. 3. Pengamatan Untuk mengetahui kegiatan yang terjadi selama pembelajaran diperlukan lembar pengamatan bagi siswa. Pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer. 4. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Refleksi dilaksanakan setelah tindakan pada siklus pertama selesai dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan serta kendala yang dialami selama pelaksanaan tindakan pertama. Refleksi dilaksanakan dengan memperhatikan hasil observasi dan diskusi dengan guru akuntansi kelas XI IPS 1 di SMA Kebakkramat. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan berikutnya, yaitu siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus I, meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila hasil refleksi belum terjadi peningkatan prestasi belajar siswa, maka masih perlu dilakukan tindakan siklus ke III, IV, dan seterusnya. Akan tetapi, apabila pada akhir siklus II sudah ada peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi, maka tindakan penelitian dapat dihentikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar yang beralamat di Jalan Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar. Sejarah dan perkembangan singkat SMA tersebut akan diuraikan sebagai berikut : Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Negeri Kebakkramat, Karanganyar berdiri mulai tahun ajaran 1985/1986 berdasarkan Keputusan Mendikbud RI tanggal 22 November 1985 No. 060/10/1985 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun ajaran pertama SMA Negeri Kebakkramat membuka kelas 1 dengan 3 kelas. Proses belajar mengajar sementara bertempat di SMA Negeri 1 Karanganyar dengan cara masuk siang karena belum mempunyai gedung sendiri. Pada tahun ajaran 1986/1987 SMA Kebakkramat menempati gedung baru di Jalan Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar. Sejak berdirinya SMA Negeri Kebakkramat sampai pada saat ini jumlah kelas bertambah setiap tahunnya. Pada saat ini di bawah pimpinan Drs. Sri Wardoyo, B.Sc, M.T sebagai kepala sekolah, SMA Negeri Kebakkramat mempunyai 25 kelas dengan 928 siswa. Kelas X berjumlah 9 kelas dengan 36 siswa pada setiap kelas. Kelas XI berjumlah 9 kelas, 5 kelas untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan 4 kelas untuk Ilmu Pengetahuan Alam, dengan 36 siswa pada setiap kelas. Kelas XII berjumlah 7 kelas, 4 kelas untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan 3 kelas untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. VISI dan MISI SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar a. Visi Visi SMA Negeri Kebakkramat, Karanganyar adalah unggul alam prestasi, terampil dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan berbudaya b. Misi Misi yang telah di tetapkan SMA Negeri Kebakkramat, Karanganyar adalah : 1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga prosentase siswa yang diterima di perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN meningkat. 2) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehungga dapat mempunyai prestasi alam perolehan nilai UANAS, daya serap dan ketuntasan belajar yang tinggi. 3) Melaksanakan bimbingan dan pelatihan keterampilan hidup, pembinaan bakat dan prestasi. 4) Melaksanakan pembinaan dalam melaksanakan tata tertib dan kedisiplinan terhadap seluruh warga sekolah. 5) Melaksanakan kegiatan keagamaan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3. Struktur Organisasi Sekolah Setiap perusahaan maupun organisasi tentu harus mempunyai struktur organisasi yang jelas untuk mengetahui tugas, wewenang, dan tanggungjawab setiap bagian maupun personel. Berikut ini merupakan struktur organisasi SMA Negeri Kebakkramat, Karanganyar :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STRUKTUR ORGANISASI SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Komite
Wakasek Urusan Kesiswaan Koordinator BP/BK
Kepala Sekolah
Wakasek urusan Kurikulum
Kepala Tata Usaha
Wakasek urusan SARPRA
Wakasek urusan Humas
Koordinator Laboratorium
Koordinator SBI / Akselerasi / Imersi Dewan Guru
Koordinator Perpustakaan
Siswa Keterangan : : Garis Koordinasi : Garis Komando
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Sumber: Data Administrasi SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Sarana Prasarana SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar sebagian besar terdiri dari bangunan yang dipergunakan untuk proses belajar mengajar dan memiliki kapasitas daya tampung sebanyak 1000 siswa yang terbagi dalam 25 ruang kelas. Ruang kelas tersebut terdiri dari: a. Kelas X
: 9 kelas
b. Kelas XI : 5 kelas IPS 4 kelas IPS c. Kelas XII : 4 kelas IPS 3 kelas IPA Selain ruang kelas tersebut, SMK Batik 2 Surakarta juga memiliki fasilitasfasilitas pendukung untuk memperlancar proses belajar mengajar. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain: Tabel 3. Sarana dan Prasarana Sekolah No
Nama Ruang
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakasek Ruang Tata Usaha Ruang Kelas Ruang Guru Ruang BP Ruang UKS Ruang Perpustakaan Koperasi Ruang OSIS/Pramuka Ruang Keterampilan Kamar Mandi/WC Guru Masjid Kantin Sekolah Gudang Laboratorium Komputer Laboratorium Bahasa Laboratorium IPA
1 buah 1 buah 1 buah 25 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 20 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 20
digilib.uns.ac.id
Aula Lapangan Sepak Bola
1 buah 1 buah
Sumber: Data Administrasi SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
5. Guru, Siswa dan Karyawan a. Tenaga Pengajar SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Tenaga pengajar yang tersedia di SMA Negeri Kebakkramat karanganyar adalah 64 orang guru, dengan rincian 4 guru pada setiap mata pelajaran, 3 orang guru TIK, dan 5 orang guru BP/BK. b. Siswa SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Jumlah siswa SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun ajaran 2009/2010 adalah 928 siswa dengan rincian sebagai berikut: Table 4. Siswa-Siswi SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar No
Kelas
Jumlah kelas
Jumlah Siswa
Jumlah
1.
X
9
36
324
IPA
4
36
144
IPS
5
36
180
IPA
3
40
120
IPS
4
40
160
2.
XI
3.
XII Jumlah
25
928
Sumber: Data Administrasi SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
a. Karyawan SMK Batik 2 Surakarta Karyawan di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar berjumlah 14 orang, dengan rincian 7 orang sebagai tenaga administrasi dan 7 orang sebagai tenaga lapangan. Tugas karyawan tersebut adalah membantu jalannya kegiatan sekolah agar dapat berjalan dengan lancar, kegiatan tersebut meliputi: 1) Administrasi, yang terdiri dari: a) KTU b) Agendaris c) Kepegawaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Keuangan e) Inventaris f) Kesiswaan g) Perpustakaan h) Bendahara i) Presensi 2) Tenaga Lapangan, yang terdiri dari: a) Cleaning Service b) KopSis c) Penjaga d) Teknisi e) Laboratorium
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat karanganyar Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan identifikasi masalah atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung. Observasi awal ini dilakukan peneliti pada bulan Agustus 2010. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Ditinjau dari Segi Siswa a.
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Sebagian besar siswa memiliki persepsi yang kurang positif terhadap guru, siswa takut pada reaksi guru. Kondisi semacam ini membuat siswa sulit menerima materi pelajaran karena siswa belajar disertai rasa khawatir, kondisi atau suasana belajar terkesan tegang. Ketika guru menerangkan, semua siswa memperhatikan penjelasan guru, namun hanya sebagian kecil siswa yang aktif. Hal ini dapat dilihat dari prilaku siswa. Diantaranya: ketika diberi kesempatan bertanya, siswa tidak mengajukan pertanyaan; ketika guru bertanya selalu siswa tertentu saja yang menjawab; ketika diberi kesempatan mengerjakan soal di papan tulis, hanya siswa tertentu saja yang aktif mengerjakan; dan ketika diberi pekerjaan rumah, sebagian besar siswa menyontek pekerjaan temannya. Situasi semacam ini sangat mempengaruhi semangat dan motivasi belajar siswa. b.
Siswa kurang mandiri dan percaya diri dengan kemampuan diri sendiri sehingga menyontek tugas milik teman. Ketika guru memberikan tugas, siswa tidak segera mengerjakan. Ditambah lagi masih ada beberapa siswa yang tidak membawa penggaris, tidak membawa kalkulator sehingga siswa harus meminjam dan menunggu sampai temannya selesai. Perilaku tersebut menunjukkan kurangnya kemandirian siswa. Kondisi ini dapat menghambat kegiatan belajar siswa. kemudian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ketika diberikan pekerjaan rumah, siswa lebih senang menyontek pekerjaan teman yang lebih pandai dengan alasan tidak bisa mengerjakan, ada pekerjaan rumah lain, dan tidak sempat. c.
Prestasi belajar yang tercermin dari hasil belajar siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Kelas X Ak 1 merupakan salah satu kelas yang memiliki permasalahan dan kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa kelas X Ak 1 yang belum mencapai
standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu 7,00 untuk mata pelajaran Akuntansi. Berikut ini nilai tes siswa yang diperoleh dari guru mata pelajaran akuntansi yang diambil dari hasil ulangan harian siswa pada semester genap. Dari 36 siswa kelas XI IPS 1 sebanyak 44,44% siswa dinyatakan tuntas dan 55,56% siswa masih belum tuntas. Tabel 5. Nilai Tes Siswa Kelas X Ak 1 Kondisi Awal Jumlah Siswa Tuntas 16 Belum Tuntas 20 (Sumber : Data primer yang diolah, 2010) Kategori
2.
Prosentase 44,44% 55,56%
Ditinjau dari Segi Guru a. Guru kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Selain itu, metode mengajar yang digunakan guru juga dirasa kurang membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran Akuntansi. Umumnya sebagian besar siswa masih kesulitan memahami dan menguasai konsep dan hitungan pada mata pelajaran akuntansi. Mungkin karena selama KBM berlangsung guru masih menerapkan metode pembelajaran yang monoton, yaitu selalu menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Hal ini mengakibatkan siswa mudah merasa jenuh. Karena siswa terlalu dimudahkan dengan rutinitas mendengarkan ceramah dan mencatat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penjelasan guru. Kegiatan rutin semacam ini akan membuat siswa cepat merasa bosan dan akan berakibat hasil balajar yang kurang maksimal. b. Guru kesulitan menerapkan metode penilaian yang melibatkan siswa dan mengoptimalkan hasil belajar siswa untuk tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa. Kegiatan penilaian yang melibatkan siswa kurang mendapatkan perhatian guru. Selama ini metode penilaian yang digunakan guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk sesering mungkin berintrospeksi diri dari hasil belajar yang telah mereka capai. Karena proses penilaian hanya dilakukan oleh guru, sedangkan siswa hanya mendapatkan daftar nilai yang mereka capai, ini akan membuat siswa tidak dapat merenungkan lebih dalam mengenai kemampuan, kualitas kinerja, dan prestasi maksimal yang dapat mereka capai. Hal ini membuat siswa tidak dapat merenungkan kekuatan dan kelemahan dari kemampuannya, karena dengan mengetahui kelemahan dirinya akan menumbuhkan dorongan untuk melakukan perbaikan guna meningkatkan prestasi belajarnya. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan kurangnya perhatian guru dalam memanfaatkan hasil belajar siswa untuk tujuan perbaikan. Selama ini hasil belajar siswa dari penilaian formatif hanya digunakan oleh guru untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Guru belum memanfaatkan hasil belajar siswa sebagai pegangan untuk menentukan strategi pengajaran selanjutnya untuk tujuan perbaikan, serta untuk memberikan umpan balik kepada siswa dengan hasil belajar rendah sehingga dapat membantu mengoptimalkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi tersebut, maka penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dengan menerapkan metode penilaian Peer Assessment. Diharapkan dengan usaha ini akan mampu mengurangi permasalahan selama pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi siswa, kemandirian serta prestasi belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penerapan metode Penilaian Teman diharapkan dapat berlangsung dengan efektif. Metode penilaian yang akan diterapkan adalah metode baru, jarang digunakan dan terdiri dari tahapan-tahapan yang jarang sekali dilakukan di kelas. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan tindakan siklus I terlebih dahulu akan diadakan latihan Penilaian Teman di kelas XI IPS 1. Perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa 28 September 2010 di ruang Guru. Guru bersama peneliti mendiskusikan materi yang akan disampaikan dan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Latihan ini akan dilaksanakan oleh peneliti (sebagai pengajar) bersama siswa kelas X Ak 1 pada hari Selasa, 5 Oktober 2010 selama 2x45 menit dengan materi yang mudah dikuasai siswa, yaitu Akuntansi Sebagai Sistem Informasi. Materi ini dipilih karena lebih mudah agar siswa bisa memahami dan menguasai materi ini sehingga diharapkan pelaksanaan latihan menjadi lebih mudah dipraktekkan sebab siswa dapat fokus pada latihan dan bukan pada materi yang harus mereka pelajari. Latihan penerapan metode penilaian Peer Assessment di kelas XI IPS 1 ini bertujuan
untuk
memperkenalkan
metode
tersebut
pada
siswa
dan
mempraktekkannya dalam pembelajaran di kelas serta membiasakan siswa dengan tahap-tahap yang ada pada metode tersebut sehingga penerapan metode tersebut dalam pembelajaran yang sesungguhnya tidak mengganggu konsentrasi siswa terhadap materi yang mereka pelajari, serta bertujuan membuat siswa tidak merasa asing dan kaku dengan langkah-langkah pada metode penilaian Peer Assessment. Latihan ini hanya berlangsung selama 1 kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 5 Oktober 2010, karena siswa merasa sudah mengerti dan tampak mulai jenuh, siswa juga meminta melanjutkan ke materi inti. Pelaksanaan latihan penerapan metode Penialaian Teman (Peer Assessment) dilaksanakan sesuai tingkatan penerapan Peer Assessment. Pelaksanaan Peer Assessment terdiri dari tiga tingkatan, yaitu pemula, sedang, dan tertinggi. Sedangkan latihan Penilaian Teman yang dilaksanakan adalah tahap pemula dan dilanjutkan pada tahap sedang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi. 1. Siklus Pertama Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode penilaian Peer Assessment sebagai berikut : a.
Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 Oktober 2010 di ruang guru SMA Negeri Kebakkramat. Guru kolaborasi bersama peneliti mendiskusikan materi yang akan disampaikan dan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam membangun semangat belajar serta memahami materi akuntansi. Pelaksanaan kegiatan direncanakan akan dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan, yaitu pada hari Senin 13 Desember 2010. Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan beberapa komponen terkait dengan materi yang disampaikan pada siklus I ini, yaitu tentang Akuntansi Sebagai Sistem Informasi. Hal-hal yang direncanakan pada siklus I antara lain: 1). Bersama
dengan
Guru
kolaborasi,
peneliti
merencanakan
jadwal
pelaksanaan kegiatan, yaitu pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 13 Desember 2010 selama 2 x 45 menit dengan lokasi berada di kelas XI IPS 1 SMA Negeri kebakkramat Karanganyar. 2). Merencanakan skenario pembelajaran akuntansi dengan metode Penilaian Teman (Peer Assessment), berupa : a) Kegiatan awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan awal ini meliputi, membuka pelajaran dengan salam dan memerikasa kehadiran siswa. Kemudian bersama siswa menentukan tujuan pembelajaran serta menjelaskan materi pelajaran. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilakukan dalam empat tahap yakni, menentukan kriteria penilaian, melakukan penilaian dengan menerapkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, memberikan umpan balik dan pengolahan evaluasi, serta mengembangkan tujuan, rencana dan strategi untuk pembelajaran selanjutnya. c) Kegiatan akhir Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan sebelum menutup proses pembelajaran, dan menutup dengan salam penutup. 3). Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Akuntansi Sebagai Sistem Informasi dengan metode Penilaian Teman (Peer Assessment). 4). Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-test. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen non test yang akan digunakan selama pelaksanaan tindakan siklus I antara lain: lembar observasi kualitas penerapan metode Penilaian Teman (pengamatan pada kelas), angket motivasi belajar oleh siswa, serta lembar observasi kemandirian belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Siklus I ini dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan, yaitu tanggal 13 Desember 2010 di ruang kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi kualitas penerapan metode Penilaian Teman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Peer Assessment) dan lembar observasi kemandirian belajar siswa. Pengamatan dilakukan sejak pembelajaran dimulai sampai akhir pembelajaran siklus 1. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti bertindak sebagai pengajar sedangkan guru dan seorang observan melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran. Materi yang disampaikan yaitu tentang Akuntansi Sebagai Sistem Informasi. Sebelum memasuki materi inti terlebih dahulu siswa diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan metode Penilaian Teman untuk memberi gambaran atau arah dari proses pembelajaran. Guru menyampaikan juga langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Langkah
pertama
dalam
kegiatan
awal
adalah
menentukan
tujuan
pembelajaran, guru mengajak dan mengarahkan siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu pada tujuan sekolah. Selanjutnya guru menjelaskan materi tentang Akuntansi Sebagai Sistem Informasi. Kemudian dalam kegiatan inti, guru mengarahkan siswa bersama-sama merumuskan kriteria penilaian melalui diskusi bersama. Guru kemudian menunjukkan contoh pekerjaan yang sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan bersama. Pekerjaan tersebut merupakan jawaban dari soal yang sudah dipersiapkan guru, maupun soal-soal yang belum dipersiapkan. Pemberian contoh pekerjaan tersebut bertujuan untuk menunjukkan pada siswa pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan agar siswa terpancing supaya mau bertanya (terstimulus). Kemudian guru mengadakan ulangan secara individu dan meminta siswa menilai pekerjaan teman dengan berpedoman pada kriteria dan skor penilaian yang telah disepakati bersama. Dari hasil belajar tersebut akan diketahui kualitas kinerja yang dicapai siswa dilihat dari kriteria penilaian yang telah tercapai, kemudian siswa mengadakan umpan balik kepada temannya. Selanjunya guru mengajak siswa merumuskan strategi pengajaran selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Kegiatan awal Kegiatan awal dalam pembelajaran dimulai dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Semua siswa hadir sehingga dapat mengikuti pelajaran. Setelah itu siswa diberi penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini dimana siswa dilibatkan dalam kegiatan penentuan tujuan pembelajaran, kriteria penilaian yang akan diterapkan, dan skor penilaian yang dipakai, lalu guru menyampaikan materi. Kemudian bersama siswa menentukan tujuan pembelajaran secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah. Dalam merumuskan tujuan, guru mengawali dengan memberikan suatu masalah. Namun, hampir semua siswa tampak bingung. Kemudian guru mencoba memberikan contoh atau perumpamaan dari pengalaman siswa, hal ini bertujuan untuk memancing siswa agar ikut berfikir dan mau menyatakan pendapatnya (menstimulus). Hasilnya, siswa mulai mengerti maksud dari tujuan pembelajaran, beberapa siswa mulai menyatakan pendapatnya tanpa diminta oleh guru. Setelah itu guru menjelaskan materi Akuntansi sebagai Sistem Informasi yang berisi pengertian akuntansi dan pengertian transaksi keuangan. 2) Kegiatan inti. a) Menentukan kriteria penilaian. Tahap ini dimulai dengan menjelaskan maksud dan tujuan metode penilaian yang akan dipakai, yaitu metode Penilaian Teman (Peer Assessment). Ketika guru memberikan gambaran dan langkah-langkah penerapan metode ini sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik dan tampak tidak bingung dengan metode ini. Sebab pada pertemuan sebelumnya guru dan siswa telah melakukan latihan penerapan metode Penilaian Teman dalam pembelajaran. kemudian dilanjutkan dengan bersama siswa merumuskan kriteria penilaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melalui diskusi. Diawali dengan meminta siswa menyebutkan pengertian akuntansi dan transaksi keuangan dengan benar dan tepat. Cara ini cukup efektif untuk membangkitkan pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas dan membangkitkan keaktifan siswa dalam proses merumuskan kriteria penilaian, tampak beberapa siswa mulai berani mengemukakan pendapatnya. Guru menanggapi dengan baik pendapat siswa. Dengan interaksi yang baik seperti ini, kriteria penilaian yang dihasilkan mudah dipahami siswa karena siswa turut terlibat dalam proses perumusannya. Menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum dipahami. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa. Sebagian besar siswa menjawab sudah paham, dan sebagain kecil siswa tidak menjawab. Oleh karena itu, kegiatan dilanjutkan ke tahap selanjutnya. b) Melakukan penialaian dengan menerapkan kriteria penilaian. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan diadakan kuis/ulangan. Guru membagikan lembar jawab dan soal evaluasi berupa soal uraian dan meminta agar siswa tidak saling bekerja sama dalam menjawab soal. Guru dan peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan
kemampuan
mereka
dan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Sebelum
penilaian
dilakukan,
guru
mengajak
siswa
menentukan skor penilaian yang akan digunakan secara bersama-sama dengan mengacu pada kriteria penilaian yang disepakati. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan teman mereka. Siswa tidak tampak kebingungan karena telah melakukan latihan sebelumnya. Setelah itu siswa melakukan penilaian terhadap pekerjaan teman sebangku mereka. Guru juga mengingatkan kembali mengenai maksud dan tujuan dari metode Penilaian Teman (Peer Assessment). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Memberikan umpan balik dan pengolahan evaluasi. Tahap selanjutnya adalah mengarahkan siswa untuk mengadakan umpan balik terhadap pekerjaan teman mereka. Beberapa siswa masih bingung dan bertanya, sehngga sedikit menimbulkan kegaduhan. Kemudian guru memberikan penjelasan kepada siswa yang masih bingung, sehingga siswa dapat mengerti dan memberikan umpan balik kepada temannya. Kemudian guru mencatat hasil belajar siswa dengan cara memanggil nama siswa satu per satu kemudian meminta teman siswa yang membawa pekerjaannya menyebutkan nilai yang dicapainya. d) Menentukan tujuan, rencana dan strategi untuk pembelajaran selanjutnya. Data yang diperoleh menunjukkan beberapa siswa masih belum memenuhi semua kriteria. Langkah selanjutnya adalah merancang strategi pengajaran selanjutnya untuk penyempurnaan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa mendiskusikan kegiatan atau tindakan yang akan diambil. 3) Kegiatan akhir. Siswa diminta mengumpulkan lembar jawab soal yang sudah selesai dikerjakan. Kemudian guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan salam. Kegiatan selanjutnya pada akhir siklus I ini adalah pemberian angket motivasi belajar oleh siswa. Guru meminta siswa mengisi angket dengan jujur sesuai dengan diri sendiri. c. Observasi dan Interpretasi Observan
mengamati
proses
pembelajaran
akuntansi
dengan
menggunakan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) di kelas XI IPS 1. Guru dan observan mengambil posisi di dalam kelas, yaitu di belakang para commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa sambil sesekali berkeliling untuk mengamati dengan jelas jalannya pembelajaran sehingga dapat menilai dengan baik. Pada hari Senin, 13 Desember 2010, guru memulai pembelajaran dengan mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan penyampaian materi Akuntansi Sebagai Sistem Informasi dengan metode ceramah secara jelas. Setelah itu menjelaskan penggunaan metoe penilaian teman kepada siswa serta bersama siswa menentukan kriteria penilaian yang diharapkan. Kemudian guru memberikan lembar soal dan lembar jawab yang dikerjakan oleh siswa. Kemudian bersama siswa menentukan skor atas capaian kriteria dan menjelaskan cara mnerapkan kriteria. Siswa menilai pekerjaan teman mereka (penilaian teman) selanjutnya memberikan umpan balik pada pekerjaan teman mereka dengan menerapkan kriteria. Kemudian guru mengajak siswa merencanakan strategi pengajaran selajutnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan metode Penilaian Teman sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan yang diperoleh dari dua observan hampir sama dan diambil nilai yang tertinggi, sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan yang diambil oleh guru dan observan terhadap pelaksanaan
metode
Penilaian
Teman
(Peer
Assessment)
dalam
pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah Peer Assessment dilaksanakan dengan kurang baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang kurang baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan Penilaian Teman, sehingga belum cukup memenuhi kriteria dari 80% pencapaian., dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Aspek yang diteliti Persentase Capaian Metode Penilaian Teman Diskusi merumuskan tujuan 66,67% pembelajaran dan kriteria penilaian Penjelasan materi pelajaran 80,00% Penilaian teman siswa 60,00% Pemberian umpan balik 60,00% Penentuan strategi pengajaran 60,00% selanjutnya Rata -rata 65,33% (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Keterangan Belum tercapai Tercapai Belum tercapai Belum tercapai Belum tercapai Belum tercapai
2) Hasil penilaian melalui angket yang disebar pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sudah cukup memenuhi kriteria dari 70% pencapaian, yaitu sebesar 75,49% (dari 36 siswa). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Motivasi Belajar Siswa Aspek yang diteliti Persentase Capaian Motivasi Belajar Siswa Semangat belajar 77,22% Komitmen 69,44% Senang mandiri 73,89% Keuletan 75,00% Tekun belajar 81,94% Rata-rata 75,49% (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Keterangan Tercapai Belum tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
3) Secara umum, tingkat kemandirian siswa masih rendah, yaitu sebesar 47,22%. Hal ini belum memenuhi kriteria dari 70% target pencapaian dan dapat dilihat dari prilaku siswa selama pembelajaran, yang tersaji pada tabel berikut: Tabel 8. Kemandirian Belajar Siswa Aspek yang diteliti Kemandirian Belajar Siswa Berpartisipasi aktif Aktif berdiskusi
Persentase Capaian
Keterangan
50,00% 44,44%
Belum tercapai Belum tercapai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Mandiri Rata-rata (Sumber: Data primer yang diolah, 2010
digilib.uns.ac.id
47,22% 47,22%
Belum tercapai Belum tercapai
4) Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah memahami pengertian akuntansi serta pengertian transaksi keuangan dan mendapatkan nilai 7,00 ke atas sebesar 75%, sedangkan 25% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka kurang memahami penjelasan dari guru, karena tidak mau memperhatikan penjelasan guru sewaktu menjelaskan materi. Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Kriteria Sebelum Setelah Penerapan Penerapan Tuntas 16 27 Tidak Tuntas 20 9 (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Persentase Sebelum Setelah Penerapan penerapan 44,44% 75,00% 55,56% 25,00%
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan Penilaian Teman (Peer Assessment) mampu meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan metode Penilaian Teman, rata-rata kelas adalah 67,67. Namun, sesudah penerapan metode ini, rata-rata kelas menjadi 77,50. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 7,00 sebanyak 27 siswa dari jumlah keseluruhan 36 siswa. Indikator ketercapaian prestasi belajar pada siklus I sudah tercapai dari 70% target yang direncanakan, yaitu 75% siswa memperoleh nilai diatas 70 sedangkan 25% siswa yang lainnya masih belum tuntas. Meskipun demikian, karena indikator ketercapaian penerapan Penilaian Teman pada siklus I belum tercapai dari 80% yang direncanakan, yaitu 65,33%; ketercapaian indikator motivasi belajar sebesar 75,49% dari 70%; ketercapaian indikator commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemandirian belajar sebesar 47,22% dari 70% yang direncanakan Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, yaitu siklus II. Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan siklus I, penganalisis melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam Siklus I adalah : a) Guru kurang tegas ketika memperingatkan siswa, guru kurang dapat mengatasi siswa yang tidak mau mengerjakan tugas. b) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menuntaskan semua kriteria penilaian dalam satu kali ulangan. 2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut: a) Beberapa
siswa
masih
kurang
konsentrasi
dalam
mengikuti
pembelajaran, saat pemberian apersepsi beberapa dari mereka belum mengeluarkan buku yang berkaitan dengan akuntansi, bahkan ada siswa yang sibuk ngobrol dengan teman sebangku. b) Ketika penyampaian materi, beberapa siswa mengabaikan guru, terdapat dua kelompok siswa yang mengobrol, yakni Arga Brando, David Efendi, Antok Meiseno, Fajar Adi W, Johan Dodik P dan Wandra Johantara. c) Siswa hanya akan bertanya atau menyatakan pendapatnya kepada guru apabila guru melakukan pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah dibutuhkan dalam konteks seperti ini. d) Siswa masih kesulitan memberikan umpan balik pada teman mereka serta dalam menerapkan kriteria penilaian. e) Secara umum, tingkat motivasi siswa sudah mencapai 75,49%, tetapi kemandirian belajar siswa masih rendah, yaitu sebesar 47,22% dari indikator ketercapaian sebesar 70% yang direncanakan. f) Dari segi ketuntasan belajar masih terdapat 9 siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan ujian, disebabkan karena kurangnya ketelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa, siswa tidak membaca dengan cermat dan teliti soal yang diberikan oleh guru sehingga tidak lengkap dalam menjawab soal. Siswa yang tidak berhasil menuntaskan semua kriteria sebanyak 9 siswa (25% dari 36 siswa). g) Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 27 siswa (75% dari 36 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 60. Nilai rata-rata kelas sudah baik, yaitu 77,50 dibanding sebelum diterapkannya siklus I, yaitu sebesar 67,67. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah: a) Guru lebih kreatif dalam melakukan pendekatan dan membangkitkan semangat siswa melalui pemberian kata-kata yang memberikan pengaruh positif pada diri siswa sehingga siswa memiliki persepsi yang positif kepada guru dan siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. b) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menuntaskan semua kriteria penilaian dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu semangat atau motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat. c) Guru masih harus lebih aktif berinteraksi dan meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua siswa terutama pada saat kegiatan diskusi,menerapkan kriteria penilaian dan pemberian umpan balik, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan tersalurkan untuk mendapatkan penjelasan dari guru. 2. Siklus Kedua Pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) sebagai berikut : a. Perencanaan Tindakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari senin, 13 Desember 2010 di ruang guru SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Guru kolaborasi mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I masih terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 1 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa 14 Desember 2010 dengan rancangan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi menggunakan metode Penilaian Teman (Peer Assessment), dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Kegiatan awal Kegiatan awal ini meliputi, membuka pelajaran dengan salam dan memerikasa kehadiran siswa. Kemudian bersama siswa menentukan tujuan pembelajaran serta menjelaskan materi pelajaran. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilakukan dalam empat tahap yakni, menentukan kriteria penilaian, melakukan penilaian dengan menerapkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, memberikan umpan balik dan pengolahan evaluasi, serta mengembangkan tujuan, rencana dan strategi untuk pembelajaran selanjutnya. c) Kegiatan akhir Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan sebelum menutup proses pembelajaran, dan menutup dengan salam penutup. 2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Akuntansi Sebagai Sistem Informasi dengan metode Penilaian Teman (Peer Assessment). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-test. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen non test yang akan digunakan selama pelaksanaan tindakan siklus II antara lain: lembar observasi kualitas penerapan motode Penilaian Teman (pengamatan pada kelas), angket motivasi belajar oleh siswa, lembar observasi kemandirian belajar oleh siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Selasa 14 Desember 2010. Pertemuan dilaksanakan selama 2x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dalam RPP. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti menyiapkan lembar observasi kualitas penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dan lembar observasi kemandirian belajar. Pengamatan dilakukan sejak pembelajaran dimulai sampai akhir pembelajaran siklus II. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti bertindak sebagai pengajar serta guru dan observan melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran. Pelaksanaan tindakan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II masih sama dengan pelaksanaan tindakan I, yaitu Akuntansi Sebagai Sistem Informasi, namun dikhususkan pada
proses
akuntansi dan pengertian informasi keuangan. Pertemuan siklus II diawali dengan menentukan tujuan pembelajaran dengan melibatkan siswa. Kemudian guru menjelaskan materi proses akuntansi dan pengertian informasi kepada siswa, selanjutnya dibuka kesempatan tanya jawab. Selanjutnya guru menjelaskan penggunaan metode commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penilaian Teman dan dilanjutkan dengan berdiskusi untuk menentukan kriteria penilaian yang diharapkan. Sebelum memasuki materi inti terlebih dahulu siswa diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan metode Penilaian Teman untuk memberikan gambaran atau arah dari proses pembelajaran. Langkah pertama adalah menentukan tujuan pembelajaran, guru mengajak dan mengarahkan siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu pada tujuan sekolah. Selanjutnya guru menjelaskan materi proses akuntansi dan pengertian informasi keuangan. Kemudian guru mengarahkan dan mengajak siswa bersama-sama merumuskan kriteria penilaian melalui diskusi bersama. Guna mengetahui hasil belajar siswa, guru mengadakan ulangan secara individu, kemudian siswa menilai pekerjaan teman sebangku nya dengan berpedoman pada kriteria dan skor penilaian yang telah disepakati bersama. Kemudian siswa memberikan umpan balik pada teman siswa tentang pekerjaan mereka. Karena semua siswa yang hadir telah menuntaskan semua kriteria, perumusan strategi pengajaran selanjutnya tidak perlu dilaksanakan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Kegiatan awal Kegiatan awal dalam pembelajaran dimulai dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Semua siswa hadir sehingga dapat mengikuti pelajaran. Kemudian bersama siswa menentukan tujuan pembelajaran secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah. Setelah itu guru menjelaskan materi Akuntansi sebagai Sistem Informasi yang berisi proses akuntansi dan pengertian informasi keuangan. 2) Kegiatan inti. a) Menentukan kriteria penilaian. Tahap ini dimulai dengan menjelaskan maksud dan tujuan metode penilaian yang akan dipakai, yaitu metode Penilaian Teman (Peer commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Assessment).
Kemudian
dilanjutkan
dengan
bersama
siswa
merumuskan kriteria penilaian melalui diskusi. Diawali dengan meminta siswa menyebutkan proses akuntansi dan pengertian informasi keuangan dengan benar dan tepat, tampak beberapa siswa mulai berani mengemukakan pendapatnya. Guru menanggapi dengan baik pendapat siswa. Dengan interaksi yang baik seperti ini, kriteria penilaian yang dihasilkan mudah dipahami siswa karena siswa turut terlibat dalam proses perumusannya. Menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum dipahami. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa. Sebagian besar siswa menjawab sudah paham, dan sebagain kecil siswa tidak menjawab. Oleh karena itu, kegiatan dilanjutkan ke tahap selanjutnya. b) Melakukan penialaian dengan menerapkan kriteria penilaian. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan diadakan kuis/ulangan. Guru membagikan lembar jawab dan soal evaluasi berupa soal uraian dan meminta agar siswa tidak saling bekerja sama dalam menjawab soal. Guru dan peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan
kemampuan
mereka
dan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Sebelum
penilaian
dilakukan,
guru
mengajak
siswa
menentukan skor penilaian yang akan digunakan secara bersama-sama dengan mengacu pada kriteria penilaian yang disepakati. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan teman mereka. Siswa terlihat antusias pada tahap ini karena telah dilakukan pada siklus sebelumnya. Setelah itu siswa melakukan penilaian terhadap pekerjaan teman sebangku mereka. Guru juga mengingatkan kembali mengenai maksud dan tujuan dari metode Penilaian Teman (Peer Assessment). c) Memberikan umpan balik dan pengolahan evaluasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahap selanjutnya adalah mengarahkan siswa untuk mengadakan umpan balik terhadap pekerjaan teman mereka. Siswa memberikan umpan balik kepada teman mereka dengan baik karena tahap ini telah dilakukan pada siklus I. Kemudian guru mencatat hasil belajar siswa dengan cara memanggil nama siswa satu per satu kemudian meminta teman siswa yang membawa pekerjaannya menyebutkan nilai yang dicapainya. d) Menentukan tujuan, rencana dan strategi untuk pembelajaran selanjutnya. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih dari 70% siswa telah memenuhi semua kriteria, sehingga penelitian dicukupkan pada siklus II. 3) Kegiatan akhir. Siswa diminta mengumpulkan lembar jawab soal yang sudah selesai dikerjakan. Kemudian guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan salam Kegiatan selanjutnya pada akhir siklus II ini adalah membagikan angket motivasi belajar pada siswa. Guru meminta siswa mengisi angket dengan jujur sesuai dengan diri sendiri. c.
Observasi dan Interpretasi Guru dan seorang observan mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Penilaian Teman di kelas XI IPS 1. Guru dan observan mengambil posisi di dalam kelas, yaitu di belakang para siswa sambil sesekali berkeliling untuk mengamati dengan jelas jalannya pembelajaran sehingga dapat menilai dengan baik. Pada hari Selasa 14 Desember 2010, guru menyampaikan materi buku Akuntansi Sebagai Sistem Informasi dengan metode ceramah. Guru mampu menerapkan metode Penilaian Teman dalam pembelajaran dengan lebih baik dari siklus I. Pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa menentukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan penyampaian materi proses akuntansi dan pengertian informasi keuangan dengan metode ceramah secara jelas. Kemudian bersama siswa menentukan kriteria penilaian yang diharapkan. Guru mengadakan ulangan yang nantinya dinilai oleh teman siswa. Selanjutnya siswa memberikan umpan balik terhaap pekerjaan teman mereka. Ditutup dengan memberikan kesimpulan pelaksanaan penialaian teman serta membagikan angket motivasi belajar siswa yang akan diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan yang diperoleh dari dua observan hampir sama dan diambil nilai yang tertinggi, yaitu sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah Peer Assessment telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang lebih baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan Penilaian Teman. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas pelaksanaan Penilaian Teman mencapai 82,92%, dan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Aspek yang diteliti Persentase Keterangan Capaian Metode Penilaian Teman Diskusi merumuskan tujuan 86,67% Tercapai pembelajaran dan kriteria penilaian Penjelasan materi pelajaran 80,00% Tercapai 85,00% Tercapai Penilaian teman siswa 80,00% Tercapai Pemberian umpan balik 0,00% Tidak dilakukan karena telah memenuhi target Penentuan strategi pengajaran pencapaian selanjutnya Rata-rata 82,92% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber: Data primer yang diolah, 2010) 2) Hasil penilaian motivasi diri siswa melalui angket yang disebar pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa baik, yaitu sebesar 80,99% (dari 36 siswa). Indikator ketercapaian sudah tercapai pada siklus II dari 70% yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11. Motivasi Belajar Siswa Aspek yang diteliti Motivasi Belajar Siswa Semangat belajar Komitmen Senang mandiri Keuletan Tekun belajar Rata-rata (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Persentase Capaian 81,11% 75,55% 80,00% 83,33% 85,00% 80,99%
Keterangan Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
3) Secara umum, kemandirian belajar siswa cukup, yaitu 75% (dari 36 siswa). Indikator ketercapaian sudah tercapai pada siklus II dari 70% yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Kemandirian Belajar Siswa Aspek yang diteliti Kemandirian Belajar Siswa Berpartisipasi aktif Aktif berdiskusi Mandiri Rata-rata (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Persentase Capaian 77,78% 75,00% 72,22% 75,00%
Keterangan Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah memahami proses akuntansi dan pengertian informasi keuangan serta mendapatkan nilai 7,00 ke atas sebesar 94,44% (dari 36 siswa), sedangkan 5,56% siswa tidak tuntas karena siswa tersebut masih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendapatkan nilai kurang dari 7,00. Indikator ketercapaian prestasi belajar sudah tercapai pada siklus II dari 70% yang direncanakan, dan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Sebelum Siklus Penerapan I Tuntas 16 27 Tidak Tuntas 20 9 (Sumber: Data primer yang diolah, 2010) Kriteria
Siklus II 34 2
Persentase Sebelum Penerapan 44,44% 55,56%
Siklus I 75,00% 25,00%
Siklus II 94,44% 5,56%
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa pada mata pelajaran akuntansi. Siswa sudah jelas dan paham mengenai bagaimana penerapan metode Penilaian Teman karena siswa mulai terbiasa dengan metode pembelajaran yang digunakan. Hal ini tentu saja menyebabkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Penilaian Teman menjadi lebih efektif. Rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS 1 pada siklus II mengalami peningkatan. Sebanyak 94,44% siswa dinyatakan tuntas, karena pencapaian hasil belajar mereka diatas standar batas tuntas nilai, yaitu 7,00. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan metode Penilaian Teman pada siklus II dinilai telah berhasil dan dianggap sudah memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, penganalisis melakukan analisis sebagai berikut: 1) Guru lebih mampu menguasai kelas sehingga ketika guru menjelaskan siswa tidak ada yang ramai atau tidur. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Siswa tidak segan bertanya mengenai hal-hal yang tidak dimengerti maupun menyampaikan pendapatnya ketika berdiskusi. 3) Kemandirian siswa dalam mengerjakan ulangan mengalami peningkatan. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah : 1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi. 2) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran pada saat mengajar sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan. Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran dengan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) mampu meningkatkan motivasi belajar, kemandirian, serta prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 14. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Aspek yang diteliti Persentase Capaian Siklus I Siklus II Metode Penilaian Teman Diskusi merumuskan tujuan 66,67% 86,67% pembelajaran dan kriteria penilaian Penjelasan materi pelajaran 80,00% 80,00% 60,00% 85,00% Penilaian teman siswa 80,00% 60,00% Pemberian umpan balik 60,00% 0,00% Penentuan strategi pengajaran selanjutnya Rata-rata 65,33% 82,92% (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Peningkatan 20,00% 00,00% 25,00% 20,00% 0,00% 17,59%
Tabel 15. Motivasi Belajar Siswa Aspek yang diteliti Motivasi Belajar Siswa
Persentase Capaian Siklus I Siklus II commit to user
Peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semangat belajar 77,22% Komitmen 69,44% Senang mandiri 73,89% Keuletan 75,00% Tekun belajar 81,94% Rata-rata 75,49% (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
81,11% 75,55% 80,00% 83,33% 85,00% 80,99%
3,89% 6,11% 6,11% 8,33% 3,06% 5,50%
Tabel 16. Kemandirian Belajar Siswa Aspek yang diteliti Persentase Capaian Siklus II Siklus I Kemandirian Belajar Siswa Berpartisipasi aktif 50,00% 77,78% Aktif berdiskusi 44,44% 75,00% Mandiri 47,22% 72,22% Rata-rata 47,22% 75,00% (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
Peningkatan 27,78% 30,56% 25,00% 27,78%
Tabel 17. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Sebelum Siklus Penerapan I Tuntas 16 27 Tidak Tuntas 20 9 (Sumber: Data primer yang diolah, 2010) Kriteria
Siklus II 34 2
Persentase Sebelum Penerapan 44,44% 55,56%
Siklus I 75,00% 25,00%
Siklus II 94,44% 5,56%
Tabel 18. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Aspek yang dinilai
Persentase Peningkatan Siklus I Siklus II 65,33% 82,92% 17,59%
Penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Motivasi belajar siswa 75,49% Kemandirian belajar siswa 47,22% Prestasi belajar dilihat dari ketuntasan 75,00% hasil belajar (Sumber: Data primer yang diolah, 2010)
commit to user
80,99% 75,00% 94,44%
5,50% 27,78% 19,44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II di atas diperoleh prestasi belajar yang mengalami peningkatan disertai adanya peningkatan motivasi dan kemandirian belajar siswa. Kualitas penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) yang baik berdampak positif terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar. Dari hasil survei peneliti menemukan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 masih kurang optimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan metode Penilaian Teman. Brian Noonan dan C. Randy Duncan (2005 PHQJHPXNDNDQ³0etode Peer Assessment adalah metode penialaian yang berorientasi pada siswa dengan seditkit bantuan guru serta lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran´. Kegiatan menentukan tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian, melakukan penilaian dan memberikan umpan balik kepada pekerjaan teman oleh siswa diharapkan dapat meningkatkan kesadaran belajar siswa, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan introspeksi terhadap kualitas kinerja mereka untuk selanjutnya dilakukan perbaikan melalui kegiatan perencanaan strategi pengajaran selanjutnya dengan melibatkan siswa. Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I sekaligus siklus II dengan materi Buku Akuntansi Sebagai Sistem Informasi, meliputi Pengertian Akuntansi dan Pengertian Transaksi Keuangan (pada siklus I) serta Proses Akuntansi dan Pengertian Informasi Keuangan (pada siklus II). Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Pengertian Akuntansi dan Pengertian Transaksi Keuangan. Pada saat pembelajaran, peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru kolaborasi melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembelajaran akuntansi dengan metode Penilaian Teman dimulai dengan menyampaikan maksud dan tujuan Peer Assessment. Bersama siswa merumuskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan materi dengan menggunakan metode yang biasa diterapkan oleh guru, yaitu metode ceramah.
Kemudian menjelaskan
penggunaan metode Penilaian Teman dan menentukan kriteria penilaian melalui diskusi. Setelah itu diadakan ulangan untuk nantinya dilakukan penilaian oleh teman siswa. Sebelum penilaian dilakukukan, guru bersama siswa menentukan skor penilaian yang akan diterapkan dengan mengacu pada kriteria penilaian. Kemudian siswa mengadakan penilaian dengan menerapkan kriteria penilaian dan memberikan umpan balik pada hasil pekerjaan teman mereka. Guru meminta siswa mengumpulkan
lembar
kerja
mereka.
Selanjutnya
guru
mengajak
siswa
merencanakan strategi pengajaran selanjutnya agar dapar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Penilaian Teman pada siklus I terlaksana dengan kurang baik. Setiap langkah dalam metode Penilaian Teman dilaksanakan dengan runtut dan sesuai dengan skenario pembelajaran yang direncanakan, namun siswa kurang aktif melaksanakan tahapan Penilaian Teman. Di pihak lain, guru masih kurang optimal dalam mengarahkan semua siswa agar berpartisipasi aktif. Namun, kekurangan tersebut sudah dapat diatasi dengan baik pada siklus II. Prosentase ketercapaian pada siklus I sebesar 65,33% meningkat sebesar 17,59% menjadi 82,92% pada siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa masih kurang aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat kegiatan diskusi dan masih dominasi beberapa siswa dalam mengajukan pertanyaan
dan
mengemukakan
pendapatnya
selama
proses
pembelajaran
berlangsung serta dapat dilihat juga ketika pemberian soal dan pembahasan, ada beberapa siswa yang belum berpartisipasi. Karena itu, peneliti mencari solusi untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Materi pembelajaran pada siklus II masih sama hanya saja dikhususkan pada proses akuntansi dan pengertian informasi keuangan. Dalam pelaksanaan siklus II ini siswa terlihat lebih antusias dalam proses pembelajaran, selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa tidak segan bertanya dan menyatakan pendapatnya, serta berani dan mengajukan diri mengerjakan soal di depan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi dengan menerapkan metode Penilaian Teman, perkembangan kepribadian dan prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. 1) Dari segi motivasi belajar siswa menunjukkan peningkatan 5,50% dari 75,49% pada siklus I menjadi 80,99% pada siklus II. 2). Kemandirian belajar siswa menunjukkan peningkatan 27,78% dari 47,22% pada siklus I menjadi 75,27% pada siklus II. Peningkatan motivasi dan kemandirian belajar siswa berdampak positif terhadap tanggung jawab dan antusias siswa selama pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar mereka. Dari hasil tes akhir siklus diperoleh informasi bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan di setiap siklus dibandingkan sebelum penerapan metode Peer Assessment sebesar 44,44% atau sebanyak 16 siswa. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal, yaitu sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa pada siklus I dan 94,44% atau sebanyak 34 siswa pada siklus II. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dalam kegiatan diskusi, sekarang menjadi lebih antusias dan merespon stimulus yang diberikan guru. Kelemahankelemahan yang ada dalam proses pembelajaran pada siklus I sudah dapat diatasi. Guru mampu membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajarmengajar dengan tertib. Guru mampu menciptakan kesan dan persepsi yang positif dalam pandangan siswa. Guru juga mampu memancing siswa dengan stimulus yang diberikannya. Sikap antusias siswa terlihat meningkat dari siklus sebelumnya. Meski demikian, ada diantara mereka yang masih pasif ketika mengikuti pelajaran maupun saat kegiatan diskusi dan tanya jawab. Oleh karena itu, masih diperlukan motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akuntansi. Masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat diatasi dengan cara penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) yang secara langsung dapat meningkatkan motivasi belajar, pemahaman siswa, kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. D. Pembahasan Penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu metode Penilaian Teman (Peer Assessment). Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar serta prestasi belajar siswa. Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II pada deskripsi hasil penelitian di atas diperoleh prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada grafik berikut ini :
presentase capaian
100 80 60
Penerapan metode Motivasi belajar
40
kemandirian belajar Prestasi belajar
20 0 Siklus 1
Siklus 2
pelaksanaan
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Dalam konsep student centered-learning, proses pembelajaran berpusat pada siswa, bukan hanya ketika penyampaian materi, tetapi juga dalam kegiatan penilaian/evaluasi hasil belajar siswa. Hasil dari penilaian/evaluasi sangat bermanfaat untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa, selanjutnya kekurangan tersebut dilakukan perbaikan melalui strategi pengajaran yang lebih efektif. Metode penilaian/evaluasi yang disarankan adalah metode yang melibatkan siswa dalam penilaian hasil belajar mereka. Salah satunya yaitu metode penilaian Peer Assessment. Metode penilaian Peer Assessment sangat dianjurkan untuk diterapkan karena berdampak positif terhadap kepribadian siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli evaluasi, Rolheiser Carol dan John A. Ross (2 \DQJPHQ\DWDNDQ³(YDOXDVL diri merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa PHODOXL SHQLQJNDWDQ HILNDVL GLUL GDQ PHQLQJNDWNDQ PRWLYDVL LQWULQVLN´ Phil Race GDODP SHQHOLWLDQQ\D \DQJ EHUMXGXO ³A Briefing on Self, Peer & group Assessment´ PHQ\LPSXONDQ EDKZD Peer Assessment adalah sebuah proses di mana siswa terlibat dalam dan bertanggung jawab untuk menilai pekerjaan teman mereka sehingga mendorong siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan dapat meningkatkan motivasi mereka. Penerapan metode penilaian Peer Assessment dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Hasil belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar siswa berada di atas standar batas tuntas, yaitu 7,00 dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa telah memahami materi yang disajikan dengan baik pada proses belajar mengajar yang menggunakan metode Penilaian Teman (Peer Assessment). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prestasi belajar siswa dapat lebih efektif apabila metode Penilaian Teman terlaksana dengan baik. Rolheiser dan Ross (2005) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Model tersebut adalah Peer Assessment. Oleh karena
itu, agar evaluasi dapat berjalan
dengan efektif, Rolheiser dan Ross menyarankan agar peserta didik dilatih untuk melakukannya. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah Peer Assessment telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan Penilaian Teman. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas pelaksanaan Penilaian Teman meningkat sebesar 17,58% (65,34% pada siklus I menjadi 82,92% pada siklus II). Penilaian dilakukan terhadap persentase yang ditunjukkan oleh indikator diantaranya: diskusi merumuskan tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian yang meningkat sebesar 20,00% (siklus I = 66,67%, siklus II = 86,67%), penjelasan materi tetap (siklus I = 80,00%, siklus II = 80,00%), penilaian Teman meningkat 25,00% (siklus I = 60,00%, siklus II = 85,00%), pelaksanaan umpan balik meningkat 20,00% (siklus I = 60,00%, siklus II = 80%), dan penentuan strategi pengajaran selanjutnya sebesar 60% pada siklus I, sedangkan pada siklus II tahapan ini tidak dilaksanakan, sebab hampir semua siswa berhasil menuntaskan semua kriteria penilaian. Penerapan metode Penilaian Teman (Peer assessment) pada siswa kelas XI IPS 1, siswa diminta menilai temannya berkaitan dengan kompetensi yang dipelajarinya sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan temannya, dan di sampaikan dalam bentuk umpan balik, untuk selanjutnya kekurangan tersebut dilakukan perbaikan dengan merencanakan strategi pengajaran selanjutnya sampai tujuan yang diharapkan tercapai. Hal ini akan meningkatkan kesadaran siswa terhadap kemampuannya dan keyakinan akan prestasi yang dapat mereka capai. Penerapan metode Peer Assessment terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa. Secara keseluruhan, motivasi belajar siswa meningkat pada siklus I sebesar 75,49% meningkat 5,50% menjadi 80,99% pada siklus II. Hal ini ditunjukkan oleh sikap siswa yang menggambarkan ciri-ciri motivasi belajar yang cukup, diantaranya: memiliki semangat belajar yang cukup (sebesar 77,22% pada siklus I menjadi 81,11% pada siklus II); memiliki komitmen yang cukup, tissdak mudah melepaskan hal yang diyakininya (sebesar 69,44% pada siklus I menjadi 75,55% di siklus II); senang bekerja mandiri (sebesar 73,89% pada siklus I meningkat 80,00% pada siklus II); pantang menyerah (sebesar 75,00% pada siklus I meningkat 83,33% di siklus II); tekun belajar (sebesar 81,94% pada siklus I menjadi 85,00% pada siklus II). Ciri-ciri tersebut sesuai dengan pendapat Arden N. Frandsen dalam Sardiman (2001: 44) dan Sardiman (2001: 81) yang telah disampaikan dalam tinjauan pustaka. Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang cukup memiliki ciri-ciri diantaranya: tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah, komitmen, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini dan senang bekerja mandiri. Penerapan metode Penilaian Teman mengajarkan dan melatih siswa menilai pekerjaan teman mereka tanpa melibatkan guru, guru hanya mengarahkan siswa tentang bagaimana menerapkan kriteria terhadap pekerjaan teman mereka. Apabila hal ini dibiasakan, maka dengan motivasi yang cukup penerapan metode Penilaian Teman dapat melatih siswa menjadi seorang pembelajar mandiri. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan yang dilakukan pada aspek kemandirian siswa. secara keseluruhan kemandirian belajar siswa meningkat dari 47,22% pada siklus I meningkat 27,78% menjadi 77,78% pada siklus II. Selama pembelajaran, sikap siswa menggambarkan ciri-ciri kemandirian belajar, diantaranya: berpartisipasi aktif selama penyampaian materi dan melaksanakan penilaian diri (sebesar 50,00% di siklus I menjadi 77,78% pada siklus II); aktif berdiskusi (sebesar 44,44% di siklus I menjadi 75,00% di siklus II); dan senang bekerja mandiri (sebesar 47,22% di siklus I menjadi 72,22 di siklus II).. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan ciri kemandirian yang diungkapkan oleh Sumini dalam Tokol Sumadijono (2003: 49), dan Laird dalam Haris Mudjiman (2006: 14) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang disampaikan dalam tinjauan pustaka, dapat disimpulkan pembelajar yang memiliki kemandirian yang cukup memiliki ciri-ciri diantaranya: berpartisipasi aktif, adanya tanggung jawab, bekerja mandiri, keputusan yang diambil atas dorongan sendiri (inisiatif), kebebasan kreativitas, self management, self directing, integritas dan identitas yang jelas yang semuanya akan menghasilkan ide-ide baru, sehingga bermanfaat bagi diri sendiri, maupun orang lain. Penerapan metode Penilaian Teman dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar melalui peningkatan motivasi dan kemandirian belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dibuktikan oleh pencapaian prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan sebesar 19,44% (prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa yang tuntas sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 94,44% atau sebanyak 34 siswa yang dinyatakan tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli evaluasi, diantaranya : 1) 5ROKHLVHU &DURO GDQ -RKQ $ 5RVV \DQJ PHQ\DWDNDQ ³(YDOXDVL GLUL merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa melalui SHQLQJNDWDQHIHNWLYLWDVGLULGDQPHQLQJNDWNDQPRWLYDVLLQWULQVLN´ 0HQXUXW%RXG PHQJHPXNDNDQEDKZD³3HQLODLDQGLULWDPSDNQ\DPHPSHQJDUXKLKDVLOVLVZD kesadaran kritis karya mereka sendiri serta rasa tanggung jawab mereka, kemandirian dan kepercayaan mereka terhadap kemampuan mereka sendiri dengan cara yang SRVLWLI´ /HELKODQMXW5DFH PHQJHPXNDNDQ³.HXQWXQJDQGDUL self dan peer assessment yaitu, mendorong pelajar untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses belajarnya sehingga pembelajar dapat mandiri, melatih kemampuan penilaian yang berguna untuk masa depan dan mendorong belajar lebih mendalam´. Dari uraian di atas, dapat diringkas bahwa metode penilaian Peer Assessment terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa melalui peningkatan motivasi dan kemandirian belajar siswa. Keberhasilan ini tidak terlepas dari faktor guru dalam mengelola pembelajaran dan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selain itu, kinerja guru meningkat dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik, karena siswa belajar dengan minat dan semangat yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cukup tinggi. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan metode penilaian Peer Assessment ini tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut : 1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (student center), baik dalam penyampaian materi maupun pada kegiatan evaluasi menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran. Setiap tahapan dalam pembelajaran yang terdiri dari penentuan tujuan pembelajaran sampai pada perencanaan strategi pengajaran selanjutnya melibatkan siswa, baik melalui kegiatan diskusi, pembahasan soal, penilaian diri, dan tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan menumbuhkan kemandirian siswa dalam pembelajaran. 2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan siswa sehingga membuat siswa nyaman dalam belajar. Hal ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan. 3. Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya dengan leluasa dan mendapatkan umpan balik dari guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa penerapan metode Penilaian Teman bisa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, yang kemudian berpengaruh dalam meningkatkan kemandirian belajar siwa karena siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan mereka. Peningkatan motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa ini kemudian menjadikan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terefleksi dari beberapa indikator berikut ini: 1. Terdapat peningkatan motivasi belajar setelah penerapan metode Penilaian Teman dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 5,50% yang semula pada siklus I sebesar 75,49% menjadi 80,49% pada siklus II. 2. Terdapat peningkatan kemandirian belajar setelah penerapan metode Penilaian Teman dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar siswa sebesar 27,78% (siklus I sebesar 47,22% dan siklus II sebesar 75,00%). 3. Terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan metode Penilaian Teman dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan rata-rata kelas dari 67,67 pada kondisi awal menjadi 77,50 pada siklus I dan 88,61 pada siklus II, dengan persentase ketuntasan 44,44% pada kondisi awal, 75,00% pada siklus I, dan 94,44% pada siklus II. .
commit to user 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi yang dapat dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Implikasi Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan belajar mengajar akuntansi dengan menerapkan metode penilaian Peer Assessment dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab siswa dalam belajar, serta berdampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan dan memantabkan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam teori pembelajaran. Metode Penilaian Teman mengajarkan pada siswa keterampilan menilai pekerjaan teman mereka secara mandiri sehingga membantu mereka mengembangkan kemampuan bekerjasama, memberikan dan menerima umpan balik hasil belajar mereka (penilaian formatif). Secara tidak langsung metode Peer Assessment dapat membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab siswa terhadap kualitas kinerja mereka. Hal ini membuktikan bahwa permasalahan dalam pembelajaran bukan hanya dapat diatasi melalui penerapan metode pembelajaran, tetapi juga dapat diatasi dengan menerapkan metode penilaian. Selain itu, faktor guru juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini. Faktor dari guru antara lain: kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang santai dan menyenangkan, kemampuan guru menciptakan persepsi positif dirinya terhadap siswa, kemampuan guru mengarahkan siswa dalam kegiatan diskusi, kemampuan guru
mengelola kelas dan menyampaikan materi pelajaran, serta
kemampuan guru dalam meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan kemandirian belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode ini dapat diterapkan dalam pembelajaran akuntansi pada penilaian formatif untuk meningkatkan prestasi belajar yang optimal. Pembelajaran dengan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) akan semakin menarik apabila guru dapat mengkombinasikan metode ini dengan metode pembelajaran maupun metode pengolahan bahan ajar. Guru diharapkan lebih pandai dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan minat siswa, serta kondisi lingkungan yang ada.
C. Saran Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saransaran sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Selama pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang pasif. Oleh karena itu, siswa hendaknya melatih ketrampilan berkomunikasi dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. b. Hambatan dalam pelaksanaan Penilaian Teman adalah tingkat validitas dan reabilitas saat pelaksanaan penilaian oleh siswa. Oleh karena itu, siswa hendaknya berlatih berbuat jujur dan obyektif, demi perbaikan belajar di masa depan dan kemajuan pendidikan mereka. c. Dalam konsep student centered learning, siswa merupakan subyek pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran serta hendaknya membuka diri, tidak segan bertanya dan mengemukakan pendapatnya, serta tidak menganggap pusat informasi adalah guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagi Guru a. Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, guru disarankan mengkombinasikan antara metode penilaian dengan metode lain yang berkaitan dengan unsur pembelajaran, antara lain: unsur media, bahan ajar, dan unsur pembelajaran lainnya. b. Salah satu kelemahan dalam melaksanakan Penilaian Teman adalah validitas dan obyektivitas penilaian. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan motivasi melalui kata-kata dan memberikan himbauan yang positif dan mudah diterima oleh siswa. c. Guru yang belum menerapkan metode Penilaian Teman dapat menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan perhatian, motivasi, dan kemandirian siswa dalam proses belajar mengajar untuk mempelajari materi yang disajikan yang akan memberikan manfaat lebih bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. d. Selama ini, media pembelajaran di kelas hanya menggunakan papan tulis. Oleh karena itu, disarankan guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan media pembelajaran. e. Kerjasama dan interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mata pelajaran untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan metode penilaian sehingga guru dapat mengembangkan dan menerapkan metode penilaian dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Bagi Orang Tua commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dan dari luar. Motivasi dari dalam dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode Penilaian Diri, sedangkan motivasi dari luar dapat diusahakan oleh orang-orang terdekat siswa. oleh karena itu, perhatian dan dukungan dari keluarga, terutama orang tua, sangat membantu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa memiliki motivasi belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik. b. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola
asuh orang tua. Oleh karena itu, di dalam keluarga, orang tua yang berperan dalam mengasuh dan membimbing anak hendaknya membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri.
commit to user