PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT-ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN PENAMBAHAN PERMAINAN PUZZLE PADA SISWA KELAS 5 MI SRUWEN IV
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : LUQITA CAHYANI 11510076
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015 i
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT-ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN PENAMBAHAN PERMAINAN PUZZLE PADA SISWA KELAS 5 MI SRUWEN IV
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : LUQITA CAHYANI 11510076
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015 iii
iv
5
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Ketika hidup memberimu ratusan alasan untuk menangis, tunjukkan bahwa kau punya ribuan alasan untuk tersenyum. Saya jauh lebih suka impian tentang masa depan daripada sejarah masa lalu (Thomas Jefferson) Di saat-saat buruk, tumbuhlah menjadi kuat. Di saat-saat baik, nikmatilah dengan sepenuh hati. Di segala saat, bersyukurlah!
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang tiada henti. 2. Kakakku Andin dan adikku Amung yang selalu menghiburku, memberikan semangat serta dukungan bagiku. 3. Sahabat-sahabatku, Ulfik, Nanda, Ika, Riski, Aufa, dan teman-teman PGMI 2010 yang telah menemaniku dan memberi motivasi padaku. 4. Bapak Sumarno Widjadipa yang membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku ketua STAIN Salatiga 2. Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. 3. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf dan karyawan dilingkungan program tudi PGMI. 5. Bapak Muhammad Fattah Amin, M.Pd selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin. 6. Bapak dan ibu guru di MI Sruwen IV yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian. 7. Murid-murid kelas 5 MI Sruwen IV yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 8. Bapak dan Ibu yang selalu mencurahkan doa, semagat, dan dukungan demi keberhasilan penulis.
viii
9. Kakak serta adik tersayang yang selalu memberi dukungan dan penyemangat bagi penulis. 10. Teman seperjuangan, PGMI 2010 yang selama ini telah berjuang bersama dalam suka maupun duka. 11. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi bagi penulis dan sealu ada baik disaat senang maupun disaat duka. 12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lenih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca
untuk
menyempurnakan
skripsi
ini.
Akhirnya
penulis
berharapsemoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 10 Januari 2015 Penulis
Luqita Cahyani
ix
ABSTRAK CAHYANI, LUQITA. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat-Alat Pencernaan Manusia Melalui Penerapan Metode Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) Dengan Penambahan Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas 5 MI Sruwen IV. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Sumarno Widjadipa, M.Pd. Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA, TPS, dan Puzzle. Penelitian ini merupakan upaya dalam menigkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI Sruwen IV pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia tahun pelajaran 2014/2015. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV, dan apakah penerapan metode tersebut dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)? Guna menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan melalui tiga tahapan, yakni tiga kali siklus penelitian. Pada setiap siklus, terdapat rangkaian kegiatan yang terdiri dari: 1)Perencanaan, untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian, 2)Pelaksanaan Tindakan, melaksanakan tindakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Alat-alat pencernaan manusia, 3) Observasi, pengambilan data dan hasil dari tes dan lembar pengamatan, 4) Refleksi, memproses data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adala seluruh siswa kelas 5 MI Sruwen IV yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki, dan 8 siswi perempuan. Penelitian ini menerapkan metode kooperatif tipe TPS dengan menambahkan permainan puzzle pada saat pembelajaran IPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe TPS dengan penambahan permainan puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar IPA kelas 5 MI Sruwen IV, yang dapat dilihat berdasarkan peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM dari siklus I yakni sebanyak 11 anak atau sebesar 68,75%, meningkat pada siklus II yakni 13 anak atau sebesar 81,25%, dan meningkat lagi pada siklus ke III yakni 14 anak atau sebesar 87,5%. Mengacu pada hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada pendidik untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan metode belajar untuk menciptakan pembelajaran yang bervariasi dan efektif.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ...........................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................
ii
JUDUL ................................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .........................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................
viii
ABSTRAK ..........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xv
DAFTAR DIAGRAM.........................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan..................................................................................
6
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................
7
F. Definisi Operasional................................................................................
7
G. Metode Penelitian....................................................................................
8
H. Sistematika Penulisan .............................................................................
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar........................................................................................
16
1. Pengertian Prestasi Belajar...............................................................
16
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.......................
16
xi
B. Penggunaan metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dan Puzzle pada materi alat-alat pencernaan manusia untuk meningkatkanKKM ............
17
1. Pengertian Metode............................................................................
17
2. Kooperatif.........................................................................................
18
3. Model Belajar TPS ...........................................................................
20
4. Permainan.........................................................................................
22
5. Puzzle ...............................................................................................
23
6. Alat Pencernaan Manusia.................................................................
24
7. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)...............................................
29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Situasi Umum MI Sruwen IV................................................
30
B. Deskripsi Siklus I ....................................................................................
32
1. Tahap Perencanaan .............................................................................
33
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan .............................................................
33
3. Tahap Observasi .................................................................................
35
4. Tahap Refleksi....................................................................................
36
C. Deskripsi Siklus II...................................................................................
37
1. Tahap Perencanaan .............................................................................
37
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan .............................................................
38
3. Tahap Observasi .................................................................................
39
4. Tahap Refleksi....................................................................................
40
D. Deskripsi Siklus III .................................................................................
41
1. Tahap Perencanaan .............................................................................
41
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan .............................................................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Data Persiklus.....................................................................
44
1. Data Siklus I .......................................................................................
44
2. Data Siklus II ......................................................................................
45
3. Data Siklus III.....................................................................................
46
xii
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................
49
1. Data Ketuntasan Prestasi Siswa..........................................................
47
a. Data Ketuntasan Siswa Siklus I....................................................
47
b. Data Ketuntasan Prestasi Siswa Siklus II .....................................
48
c. Data Ketuntasan Prestasi Siswa Siklus III....................................
49
2. Data Peningkatan Prestasi Siswa........................................................
50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................................
55
B. Saran........................................................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA Lampiran-Lampiran DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Sruwen IV..................................................................... 30 Tabel 3.2 Data Siswa Kelas V MI Sruwen IV ........................................................ 32 Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 44 Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II.......................................................... 45 Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III................................................ 46 Tabel 4.4 Data Ketuntasan Siswa Siklus I ............................................................
47
Tabel 4.5 Data Ketuntasan Siswa Siklus II............................................................. 48 Tabel 4.6 Data Ketuntasan Siswa Siklus III............................................................ 49 Tabel 4.7 Data peningkatan prestasi belajar siswa.................................................. 50
xiv
Daftar Gambar
1.1 Skema Siklus Penelitian.............................................................................
13
4.1 Gambar soal berkelompok .........................................................................
34
4.2 Gambar Puzzle ...........................................................................................
34
xv
Daftar Diagram
4.1 Diagram Prestasi Belajar berdasarkan KKM individu..............................
52
4.2 Diagram Prestasi belajar berdasarkan KKM nasional ...............................
53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Materi Pelajaran
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 7
Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 9
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 10
Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Lampiran 11
Lembar Soal Berkelompok
Lampiran 12
Lembar Puzzle Alat-Alat Pencernaan Manusia
Lampiran 13
Dokumentasi
Lampiran 14
Nota Pembimbing
Lampiran 15
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 16
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 17
Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 18
Nilai Skk Mahasiswa
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belajar secara berkelompok lebih efektif dibandingkan dengan belajar secara individu atau sendiri. Hal tersebut dikarenakan ada banyak kelebihan yang dapat dilihat berdasarkan daripada tujuan belajar berkelompok, baik untuk masing-masing individu anak, maupun bagi seluruh anggotannya. Dilihat dari tujuan bagi masing-masing individu (siswa), belajar kelompok membuat anak tidak tertekan dengan tugas yang harus ia kerjakan sendiri, mengurangi rasa bosan anak yang biasa terkungkung dalam pembelajaran yang monoton, dan membuat anak merasa percaya diri dengan apa yang dilakukan bersama kelompoknya. Seperti yang dikemukakan Agus Suprijono, bahwa tujuan intrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa dalam kelompok perasaan menjadi senang (Suprijono, 2009: 57). Berdasarkan tujuan yang akan dicapai bersama, belajar kelompok bertujuan untuk memecahkan berbagai persoalan (tugas sekolah) secara bersama melalui tukar pikiran dan pendapat serta mengembangkan berbagai sikap sosial antar individu dalam kelompoknya. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Usman dan Setiawati sebagai berikut. Tujuan dan manfaat belajar kelompok ialah menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial karena keputusan atau kesimpulan diambil bersama berdasarkan musyawarah mufakat, membina rasa tanggung jawab atas tugas
1
yang dibebankan, serta membina kerjasama yang positif dan kreatif (Usman dan Setiawati, 1993: 130). Senada dengan Usman dan Setiawati, Suprijono juga mengemukakan bahwa tujuan Ekstrinsik ialah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa untuk mencapai sesuatu tidak dapat dicapai secara sendiri, melainkan harus dikerjakan secara bersama-sama (Suprijono, 2009: 57). Alat pencernaan pada manusia merupakan materi yang di dalamnya memerlukan pemahaman dari sisi konsep dan dari sisi pendalaman materi terkait dengan membedakan komponen-komponen di dalam alat-alat pencernaan pada manusia, sehingga siswa memerlukan metode yang tepat untuk mempelajarinya. Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan, di MI Sruwen IV penggunaan metode yang variatif masih belum digunakan. Proses KBM di sekolah tersebut masih sangat monoton dan lekat dengan papan tulis, ceramah, dan catatan siswa yang menjadikan salah satu faktor belum tercapainya prestasi belajar yang maksimal. Sehingga perlu adanya perbaikan dalam penggunaan metode belajar yang tergolong masih kuno tersebut. Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif, siswa dapat memahami materi alat-alat pencernaan pada manusia dari berbagai sudut pandang, baik dari sudut pandang guru, dirinya sendiri, maupun dari sudut pandang kelompoknya, sehingga siswa akan mampu memahami materi berdasarkan pengetahuan yang ia bangun bersama orang lain. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa terkadang anak hanya dapat pemahaman suatu
2
materi berdasarkan apa yang mereka ketahui dalam angan-angan mereka saja berdasarkan penjelasan lisan dan tulisan guru dan bukannya yang mereka dapat dari pengalaman mereka sendiri, sehingga prestasi belajar yang mereka dapatkan kurang maksimal. Hal tersebut juga dikarenakan anak kurang mendapatkan kesempatan menyampaikan apa yang dipahaminya seputar materi yang telah ia dapatkan, sehingga pengetahuan yang ia bangun secara individu hanya dapat ia terima sendiri berdasarkan sudut pandangnya. Menurut Vygotsky melalui teori konstruksivisme sosial yang dikemukakannya, bahwa pengetahuan dibangun dan dikontruksi secara mutual yang menempatkan peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik (Suprijono, 2009: 55).
Sehingga, mengajarkan materi alat pencernaan pada manusia melalui sosialisasi dan interaksi dalam berbagai kegiatan belajar kelompok dapat memberikan pengalaman langsung, berupa hasil kerja kelompok, baik yang berupa kegagalan maupun keberhasilan, yang dapat mereka ingat sampai kapan pun. Metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) merupakan salah satu metode kooperatif yang mengedepankan kegiatan kerjasama antar siswa, walaupun untuk metode ini sendiri tidak hanya terdapat unsur kerja sama saja, namun juga mengandalkan kegiatan berfikir (thinking) terkait materi yang sedang diajarkan yang dilakukan secara individu untuk kemudian hasilnya dibicarakan
(sharing)
bersama
kelompok/pasangannya.
Melalui
pengembangan belajar kelompok tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan
3
penambahan permainan ini, diharapkan peserta didik dapat belajar tentang alat pencernaan pada manusia sekaligus belajar bersosialisasi dalam suasana dan perasaan senang dengan adanya unsur permainan, sehingga didapatkan hasil berupa pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, yang dapat mereka pergunakan dalam menemukan dan memahami konsep, serta menguatkan ingatan materi tentang alat pencernaan pada manusia. Tujuan dari metode ini juga dikemukakan oleh Agus Suprijono, bahwa dalam kegiatan ini (think-pair-share) diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian
pengetahuan
secara
integratif.
Peserta
didik
dapat
menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya (Suprijono, 2009: 91). Metode think-pair-share membutuhkan unsur kolaborasi dan kerja sama yang besar antar anggota kelompok. Melihat hal tersebut, dalam penerapannya dibutuhkan usaha berupa umpan dalam meningkatkan kerja sama antar tim. Salah satu usaha yang menurut peneliti dapat diterapkan dalam menguatkan kerja sama antar tim ialah memberikan kegiatan belajar yang di dalamnya terdapat unsur permainan yang sifatnya kompetitif, agar anak lebih aktif, serta dapat memotivasi anak untuk lebih cepat dan tekun dalam penyelesaian tugas. Para siswa dinilai berdasarkan norma yang ditetapkan yang menuntut mereka untuk bekerja lebih cepat dan akurat daripada teman yang lain (Johnson dkk, 2010: 2). Permainan yang peneliti terapkan bertujuan memacu timbulnnya kerja sama tim untuk mencapai suatu tujuan bersama. Selain itu, adanya kegiatan
4
bermain dalam belajar akan mengurangi rasa bosan dan menimbulkan perasaan senang ketika belajar. Seperti yang dikemukakan Anggani Sudono, bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa memperguanakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2010: 1). Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT-ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN PENAMBAHAN PERMAINAN PUZZLE PADA SISWA KELAS 5 MI SRUWEN IV”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. “Apakah penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV?” 2. “Apakah penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?”
5
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-PairShare) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di Mi Sruwen IV. 2. Untuk mengetahui penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-PairShare) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. D. Hipotesis Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara dari sustu penelitian ini biasanya disebut hipotesis (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 72). Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis yaitu: 1. Penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV. 2. Penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat
6
pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. E. Manfaat Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan acuan untuk penelitian mengenai pengembangan metode kooperatif. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru dalam menyusun strategi belajar untuk meningkatkan minat belajar siswa dan memperbaiki pola belajar dikelas. 3. Sebagai penambah wawasan dan informasi tentang pentingnya diadakan kegiatan bersosialisasi dan kerja sama tim dalam kegiatan belajar khususnya mata pelajaran IPA. F. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan agar tidak ada kesalahpahaman dalam menafsirkan setiap maksud penelitian dan memberikan interpretasi beberapa istilah yang penulis gunakan dalam penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut, antara lain : 1. Metode Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) Model pembelajaran kooperatif adalah (cooperative learning) adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompokkelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain (Johnson, etc, 2010: 4).
7
2. TPS (Think-Pair-Share) Pengertian
TPS
(Think-Pair-Share)
merupakan jenis pembelajaran kooperatif
menurut
Ibrahim
dkk
yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa .TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual. 3. Permainan Pengertian permainan menurut Loy Mcpherson dan Kenyon ialah berbagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh; keterampilan fisik, strategi, atau kesempatan, yang dilakukan secara perorangan atau gabungan. (M. Furqon Hidayatullah, Mendidik Anak dengan Bermain, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)). 4. PUZZLE : Puzzle, berdasarkan kamus Bahasa Inggris-Indonesia berarti teka-teki atau bongkar pasang. Puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang. G. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan teknik-teknik yang penulis gunakan dalam proses penelitian. Metode penelitian meliputi:
8
1.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian. Berdasarkan hasil analisa data dan karakteristik penilaiannya, jenis penelitian ini adalah Penelitian Tidakan Kelas (PTK). Hal tersebut dapat ditinjau dari beberapa karakteristik PTK, antara lain: a.
Karakteristik yang unik dari PTK, yaitu adanya rencana tindakantindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas.
b.
Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi (Penelitian Tindakan Kelas, Susilo, 2007: 17)
2.
Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian
:
MI Sruwen IV
b. Waktu Penelitian
:
1) Pada tanggal 18 Oktober 2014, peneliti melakukan observasi pra siklus. 2) Pada tanggal 20 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus I 3) Pada tanggal 22 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus II, dan 4) Pada tanggal 24 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus III.
c. Subjek 1) Guru 2) Peserta Didik
9
3.
Pengumpulan Data Dalam
mengumpulkan
berbagai
informasi
dan
data,
penulis
menggunakan: a. Pengumpulan data melalui tes pemberian soal uraian diakhir pelajaran. b. Pengumpulan data melalui observasi Pengumpulan data melalui observasi dilakukan dengan cara paling efektif adalah dengan melengkapinya dengan format atau blanko pengamataan sebagai instrument. Peneliti membuat indikatorindikator yang dikembangkan dari permasalahan yang sedang digali. 4.
Analisis Data Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan ditiap siklusnya. a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan dengan rumus: ∑
M=
Keterangan: M
= Nilai rata-rata
∑X
= Jumlah semua nilai siswa
N
= Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302)
10
b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut: P=
× 100
Keterangan: P
= Jumlah nilai dalam persen
F
= Frekuensi
N
= Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah, 2005: 264-265)
5. Indikator Pencapaian Selain menentukan prosentase ketuntasan ketercapaian, peneliti juga menetapkan indikator ketercapaian, yakni sebagai berikut: a. Indikator untuk ketuntasan prestasi belajar individu Indikator ketuntasan peningkatan pemahaman siswa pada materi alatalat pencernaan manusia apabila siswa tersebut mencapai KKM ≥ 70.
b. Indikator untuk ketuntasan prestasi belajar secara nasional
Indikator ketuntasan peningkatan pemahaman siswa pada materi alatalat pencernaan manusia berdasarkan KKM nasional siswa dianggap
6.
berhasil apabila siswa tersebut mencapai KKM ≥ 75.
Siklus Penelitian
Langkah-langkah siklus penelitian a. Perencanaan Perencanaan dalam setiap siklus meliputi:
11
1) Persiapan berbagai instrument belajar mengajar, seperti: RPP, alat/media belajar, dan sumber belajar (buku paket IPA kelas 5, lembar kerja siswa, gambar alat pencernaan). 2) Menyusun alat evaluasi prestasi belajar. 3) Menyusun dan menyiapkan instrument observasi. b. Tindakan Tahap ini mencakup seluruh implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Guru menjalankan kegiatan belajar berdasarkan RPP yang telah dibuat, serta melaksanakan evaluasi pembelajaran. c. Observasi Pada tahap ini yang dilakukan ialah mengamati dan memberi penilaian terhadap jalannya proses belajar mengajar. d. Refleksi Pada tahap refleksi, yang dilakukan ialah menganalisis data hasil observasi, mengidentifikasi kekurangan selama proses belajar mengajar, dan merencanakan perbaikan.
12
Gambar 1.1 Siklus 1-3 adalah sebagai berikut:
Perancangan
Refleksi
Tindakan
Pengamatan
Perancangan
Refleksi
Tindakan
Pengamatan
Perancangan
Tindakan
Refleksi
Perubahan
Pengamatan
13
H. Sistematika Penulisan Penulis beusaha menyusun kerangka skripsi secara sistematis agar tujuan dari skripsi lebih terarah dan mudah dipahami. Adapun sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut: 1. Bagian Muka Bagian muka dari proposal ini terdiri dari: sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahankata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran 2. Bagian Isi Bagian isi terdiri dari: BAB I
Berisi pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori yang penulis gunakan terkait teori dan penerapan metode kooperatif model Think-Pair-Share dengan penambahan permainan puzzle. BAB III Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MI Sruwen IV, Subyek Penelitian, Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
14
BAB IV
Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara lain mencakup deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan dan hipotesis.
BAB V
Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor, baik fisiologis, maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah, minatnya, tingkat kecerdasannya, usia, bakat, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya. Selain itu, masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak, antara lain: a. Pemenuhan kebutuhan psikologis: Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak perlu dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu kebutuhan primer, pangan,
16
sandang, dan perumahan serta kasih saying, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang pengaktualisian dirinya (Semiawan, 2008: 11). b. Intelegensi dan motivasi.
Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor seperti intelegensi, emosi, dan, motivasi. Inteligensi. Menurut Winkel (1986 : 153) memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan mengatakan, ineteligensi
adalah
kemampuan
untuk
bertindak
dengan
mendapatkan suatu tujuan untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan. Selain itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh emosi dan motivasi individu. Seseorang butuh motivasi atau motor penggerak dalam belajar, sehingga tujuan belajar dapat dicapai.
B. Penggunaan metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dan puzzle pada materi alat-alat pencernaan manusia untuk meningkatkan KKM 1. Pengertian Metode Pengertian metode menurut Fathurrahman Pupuh (2007) secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Hamruni, 2001: 7).
17
Penggunaan suatu
metode tertentu dalam kegiatan belajar
mengajar sangat diperlukan sebagai upaya memperoleh prestasi belajar yang maksimal bagi peserta didik. Sehingga keterampilan guru dalam memilih metode untuk diterapkan dalam pembelajaran sangatlah diperlukan. Pentingnya keterampilan seorang guru dalam memilih metode tertentu dalam suatu pelajarn juga dikemukakan oleh Hamruni, bahwa pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal (Hamruni, 2001: 7). 2. Kooperatif Kooperatif menunjukkan kata sifat. Kooperatif sendiri berasal dari kata kooperasi yang berarti bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain (Johnson, 2010: 5). Sedangkan menurut Hamruni, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda (Hamruni, 2012: 118). Inti dari pembelajaran kooperatif adalah nilai kerjasama, baik antara peserta didik dengan peserta didik lain, maupun kolaborasi antara
18
peserta didik dengan pendidik. Keberadaan pendidik dalam pembelajaran menjadi sangat penting ketika guru bertindak menjadi fasilitator dalam kelas, yakni memberi tugas, mengarahkan, dan memberi pengawasan terhadap jalannya kegiatan belajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Agus Suprijono, bahwa secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Suprijono, 2009: 55). Hasil yang diperoleh dari pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar isu-isu yang sedang dibicarakan anak berdasarkan materi yang diberikan guru saja. Namun juga prestasi belajar yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai prestasi belajar berupa
prestasi
akademik,
toleransi,
menerima
keragaman,
dan
pengembangan keterampilan social (Suprijono, 2009: 61). Menurut Roger David Johnson, hasil tersebut dapat dicapai secara maksimal apabila memenuhi 5 unsur pembelajaran kooperatif, antara lain: a. Saling Ketergantungan Positif Pembelajaran kooperatif menunjukkan ada dua pertnggungjwaban kelompok. Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan, dan yang kedua menjamin setiap anggota mempelajari bahan tersebut.
19
b. Tanggung Jawab Perseorangan Tanggung jawab peseorangan ialah kunci untuk menjamin semua anggota yg diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. c. Tatap Muka Kegiatan interaksi akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. d. Komunikasi Antar Anggota Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada keediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. e. Pemrosesan Kelompok Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. 3. Model Belajar TPS (Think-Pair-Share) Pengertian
TPS
(Think-Pair-Share)
merupakan jenis pembelajaran kooperatif
menurut
Ibrahim
dkk
yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa .TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual.
20
Model belajar ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Istilah ThinkPair-Share berasal dari bahasa Inggris yang masing-masing artinya antara lain: a. Think: (kb)pikiran, (kk)berpikir (Echols dan Shadily, 2005: 587). Think/thinking jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti berpikir. Seperti namanya, “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.Guru memberi kesempatan kepada mereka untuk memikirkan jawabannya (Suprijono, 2009: 91). b. Pair/pairing: (kb)sepasang, (kk)berpasangan. (Echols dan Shadily, 2005: 416) Pair/pairing berarti sepasang/berpasangan. “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didikberpasang-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangan-pasangannya. (Suprijono, 2009: ) c. Share/Sharing: (kb)bagian, (kk)membagi. (Echols dan Shadily, 2005: 518). Share/sharing berarti bagian/membagi.
Dalam kegiatan
“Sharing”, siswa membagikan hasil diskusinya kepada peserta yang lain. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan “Sharing”. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengontruksian pengetahuan secara integratif. (Agus Suprijono, 2009: 91)
21
4. Permainan Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Anggani Sudono, 2010: 1). Sedangkan menurut M. Furqon Hidayatullah, bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman bermain. (Hidayatullah, 2008: 5). Permainan, menutut Loy, Mcpherson, dan Kenyon adalah berbagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh : a. Keterampilan fisik, b. Strategi, c. Atau kesempatan, d. Yang dilakukan secara perseorangan atau gabungan. (M. Furqon Hidayatullah,
Mendidik
Anak
dengan
Bermain,
Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)). Hetherington dan Park (1979: 57) mengemukakan fungsi bermain, yaitu: a. Mempermudah pengembangan kognitif anak. Bermain memberikan kepada anak untuk mempelajari lingkungannya, belajar tentang objek, dan waktu memecahkan masalah.
22
b. Bermain mempercepat atau mempercepat pengembangan sosial anak; terutama di dalam fantasi, bermain peran, anak belajar memahami yang lain dan berlatih peran seakan-akan anak tambah dewasa; dan c. Bermain memberikan kepada anak untuk memecahkan beberapa problem emosionalnya, belajar mengatasi kecemasan dan konflik dalam dirinya di dalam situasi yang tidak mengancam/atau menghawatirkan
(non
threatening).
(M.
Furqon
Hidayatullah,
Mendidik Anak dengan Bermain, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)). 5. Puzzle Puzzle berdasarkan kamus Bahasa Inggris-Indonesia berarti tekateki. Puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang. Permainan puzzle bukan lagi permainan yang asing bagi anak-anak. Permainan puzzle memiliki banyak jenisnya. Menurut Rani Yulianti, puzzle memberikan kesempatan belajar yang besar bagi anak, selain itu puzzle juga memiliki beberapa manfaat, antara lain: a. Mengasah Otak. Permainan ini melatih sel-sel otak untuk memecahkan masalah. b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Hal itu dikarenakan anak harus mencocokkan keeping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar utuh. c. Melatih membaca. Membantu mengenal bentuk dan langkah penting menuju pengembangan keterampilan.
23
d. Melatih nalar. Bermain puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar, karena anak akan menyimpulkan dimana letak kepala, tangan, kaki, dan lain-lain sesuai logika. e. Melatih kesabaran. Dengan bermain puzzle, kesabaran akan terlatih karena saat bermain puzzle akan dibutuhkan kesabaran dalam menyelesaikan permasalahan. f. Pengetahuan. Dengan belajar puzzle, anak-anak akan mengenal warna dan bentuk. Anak juga akan belajar konsep dasar binatang, alam sekitar, jenis-jenis benda, anatomi tubuh manusia, dan lain-lain.(Rani Yulianti I, Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak, Laskar Aksara, Jakarta). 6. Alat Pencernaan Manusia Pengertian alat pencernaan adalah alat yang berfungsi untuk menghancurkan makanan (Azmiyawati. dkk, 2008: 14). Alat pencernaan pada manusia terdiri dari: (Ahmad Abtokhi, Sains untuk PGMI/PGSD, UIN Malang Press, Malang, 2008) a. Mulut/rongga mulut Makanan akan melalui proses pencernaan yang pertama kali yaitu di dalam mulut. Di dalam mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar air liur. Di dalam mulut terjadi proses pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis merupakan pencernaan makanan yang dilakukan oleh gigi dibantu dengan lidah. Sedangkan secara kimiawi dilakukan oleh enzim.
24
1) Gigi Gigi berfungsi menghancurkan makanan yang masuk kedalam mulut. Berdasarkan fungsinya, gigi dibedakan menjadi tiga, yaitu gigi seri berfungsi memotong makanan, gigi taring untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham untuk mengunyah makanan. 2) Lidah Lidah mempunyai beberapa fungsi, antara lain: a. Mengatur letak makanan saat dikunyah. b. Membantu menelan makanan. c. Mengecap rasa makanan. Lidah peka terhadap panas, dingin, dan adanya tekanan. Hal tersebut dikarenakan pada permukaan lidah terdapat bintilbintil lidah yang terdapat saraf pengecap. 3) Air Liur Air liur atau ludah dihasilkan oleh kelenjar ludah. Air liur berfungsi untuk membasahi makanan, sehingga makanan menjadi licin dan mudah ditelan. Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin/amilase. Enzim ptilin atau amylase ini berfungsi untuk mencerna zat tepung (amilum) menjadi zat gula. b. Kerongkongan Kerongkongan berfungsi sebagai alat penghubung antara rongga mulut dan lambung. Panjang kerongkongan ±20 cm dan
25
diameternya ±2 cm. Kerongkongan dapat melakukan gerakan melebar dan menyempit, bergelombang dan meremas-remas untuk mendorong makan masuk kedalam lambung, dan gerakan seperti ini disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltic dilakukan oleh otot-otot dinding kerongkongan. c. Lambung Lambung adalah alat pencernaan berotot yang berbentuk seperti kantong. Bagian dalam dinding lambung berlipat-lipat. Bagian ini
berfungsi
untuk
mengaduk
makanan
yang
bersal
dari
kerongkongan. Dinding lambung menghasilkan asam klorida yang berguna untuk membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Selain itu, di dalam lambung terdapat enzim pepsin yang berguna untuk mengubah protein menjadi asam amino dan enzim rennin yang berguan untuk mengendapkan protein susu menjadi kasein. d. Usus halus Usus halus merupakan salurn pencernaan terpanjang yang terdiri dari tiga bagian, yaitu usus 12 jari, usus kosong, dan usus penyerapan. e. Usus 12 jari Bagian usus ini disebut 12 jari karena panjangnya sekitar 12 jari berjajar parallel. Di dalam dinding usus 12 jari terdapat muara saluran bersama dari kantong empedu dan pankreas. Kantong empedu berisi empedu berwarna hijau dan berasa pahit yang dihasilkan oleh
26
hati berguna untuk mengemulsi lemak. Pankreas terletak dibawah lambung
dan
menghasilkan
getah
pancreas.
Getah
pancreas
mengandung enzim amilase, tripsin, dan lipase. Enzim amylase mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula. Enzim tripsin mengubah protein menjadi peptide dan asam amino. Enzim lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. f. Usus Kosong Panjang usus kosong antara 1,5 cm-1,75 cm . Di dalam usus ini makana mengalami pencernaan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan oleh dinding usus. Usus kosong menghasilkan getah usus yang mengandung lender dan bermacammacam enzim. Enzim-enzim tersebut dapat memecah molekul makanan menjadi lebih sederhana. g. Usus penyerapan Usus penyerapan panjangnya antara 0,75 cm-3,5 cm. Dalam usus ini terjadi penyerapan sari-sari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi oleh jonjot-jonjot usus atau uilli yang menyebabkan permukaan ileum menjadi luas sehinga proses penyerapan sari makanan dapat berjalan dengan baik. Peristiwa penyerapan sari-sari makanan oleh usus halus disebut absorbi. Makanan yang mengalami pencernaan secara kimiawi adalah karbohidrat, protein dan lemak. Hasil akhir pencernaan karbohidrat adalah glukosa, protein, dicerna menjadi asam amino dan lemak dicerna menjadi asam lemak dan
27
gliserol. Vitamin dan mineral yang merupakan hasil akhir pencernaan tidak mengalami proses pencernaan. h. Usus besar Usus besar atau kolon merupakan kelanjutan dari usus halus. Fungsi utama usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan. Jika kadar air terkandung sisa mkanan berlebihan, kelebihan air akan diserap oleh usus besar. Sebaliknya, jika sisa makanan kekurangan air, akan diberi tambahan air. Di dalam usus besar terdapat bakteri pembusuk Escherichia colli yang membusukkan sisa makanan menjadi kotoran. Dengan demikian, kotoran menjadi lunak dan mudah dikeluarkan. Bakteri ini pada umumnya tidak menggangu kesehatan manusia dan bakteru tesebut bahkan ada yang menghasilkan vitamin k dan asam amino tetentu yang berguna bagi manusia. Lamanya sisa makanan berada di usus besar tergantung keadaan feses dan jumlah air yang diserap. Umumnya feses berada diusus besar berada di usus besar selama 12-14 jam . i. Anus Bagian akhir usus besar disebut poros usus (rektum). Pada saat sampai direktum, semua zat yang berguna telah diserap kedalam darah. Sisannya berupa makanan yang tidak dapat dicerna, bakteri, dan sel-sel mati dari saluran pencernaan. Campuran bahan-bahan tersebut dinamakan feses.
28
7. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan presentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal dibawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap (Peraturan Pemerintah Tentang SNP atau Standar Nasional Pendidikan).
29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Situasi Umum MI Sruwen IV 1. Lokasi Penelitian MI Sruwen IV beralamat di Sruwen 03, Rt 11/03, desa/kelurahan Tengaran, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. MI Sruwen IV didirikan pada tahun 1976, dan diselenggarakan oleh yayasan. MI Sruwen IV dikepalai oleh Bapak Muhamad Fattah Amin, M.Pd.I. Memiliki 8 guru yang terbagi menjadi 6 wali kelas, dan 2 guru mapel. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Sruwen IV dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Data Guru MI Sruwen IV
NO
Nama
L/P
Jabatan
1
2
3
4 Kepala Madrasah dan wali kelas V Wakil Kepala Madrasah dan wali kelas II Bendahara dan wali kelas VI
1
M. Fattah Amin, M.Pd.I
L
2
Sumarna, S.Pd.I
L
3
Hanik Tazkiyah, S.Pd.I
P
4
Titin Kurniyatin Suroya, S.Pd.I
P
Wali kelas I (A)
6
Sumanto, A.Ma
L
Wali Kelas I (B)
7
Drs. Jaroni
L
Wali kelas III
30
1
2
3
4
5
Fajar Andy Saputra, S.Pd.I
L
Wali kelas IV
8
Ika Yunita, S.Pd.I
P
Guru Mapel
2. Waktu Penelitian dilakukan selama kurang lebih 4 hari, dengan rincian sebagai berikut: a. Pada tanggal 18 Oktober 2014, peneliti melakukan observasi pra siklus, pengambilan data madrasah, dan observasi lingkungan madrasah. b. Pada tanggal 20 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus I c. Pada tanggal 22 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus II, dan d. Pada tanggal 24 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus III. 3. Mata Pelajaran Pada penelitian ini, peneliti fokus terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), materi alat-alat pencernaan manusia. 4. Karakteristik Peserta Didik Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas V sejumlah 16 anak. Siswa laki-laki berjumlah 8 anak, dan siswi perempuan berjumlah 8 anak. Siswa-siswa tersebut tentunya memiliki latar belakang yang berbeda-
31
beda. Untuk lebih jelasnya mengenai data siswa MI Sruwen IV dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Data Siswa Kelas 5 MI Sruwen IV
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 15 16
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P
L/P P P L P L L P L L P L P L L P L
Usia 12 tahun 11 tahun 11 tahun 11 tahun 10 tahun 10 tahun 12 tahun 11 tahun 11 tahun 11 tahun 11 tahun 10 tahun 14 tahun 10 tahun 12 tahun 13 tahun
B. Deskripsi Siklus I 1. Tahap Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan inti pada siklus I, peneliti/guru membuat perencanaan, antara lain guru merencanakan tanggal pelaksanaan tindakan yakni pada hari Senin, 20 Oktober 2014. Peneliti juga membuat RPP materi alat-alat pencernaan. Peneliti juga menyiapkan alat pembelajaran yang akan digunakan untuk membantu siswa ataupun guru dalam kegiatan belajar dan
32
mengajar yaitu buku pembelajaran. Buku yang digunakan sebagai sumber terdiri dari buku paket IPA kelas 5 dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan media pendukung lain yaitu, guru menyiapkan papan puzzle (teka-teki) berbentuk alat-alat pencernaan manusia. Ketika merencanakan evaluasi, peneliti menyiapkan lembar kerja kelompok dan individu. Lembar kerja kelompok akan diselesaikan bersama kelompok masing-masing, sedangkan lembar kerja individu kan dikerjakan sendiri-sendiri dan menjadi bahan acuan penilaian kuantitatif. Lembar soal kelompok berupa soal teka-teki, dan lembar soal individu berisi butir-butir soal berjumlah 10, dan mencakup materi yang akan diberikan pada hari itu. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Setelah peneliti matang dalam tahap perencanaan, tahapan selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan. Pada tahap ini guru berusaha menciptakan suasana KBM yang sesuai dengan yang direncanakan. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I diawali dengan guru membuka pelajaran dengan salam dan apersepsi, serta mennyampaikan tujuan pembelajaran. Memasuki materi, guru membagikan lembar pertanyaan dan memberikan penjelasan tentang alat-alat pencernaan manusia. Melalui penjelasan guru, maupun dengan membaca referensi, siswa
mendapat
kesempatan
untuk
memikirkan
jawaban
dari
pertanyaan yang telah diberikan diawal kegiatan, berdasarkan
33
pengetahuan yang mereka miliki, penjelasan guru, maupun berdasarkan kegiatan membaca (thinking). Kemudian guru membagi siswa dalam 4 kelompok, dan setiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa (pairing). Guru membagikan tugas kelompok berupa puzzle teka-teki alat-alat pencernaan manusia dan menjelaskan aturan atau cara bermain puzzle teka-teki. Selain itu, pada kegiatan ini guru juga mengawasi dan membimbing siswa dalam kelompok. Adapun langkah bermain puzzle: 1) Dalam satu kali permainan siswa akan mendapatkan dua lembar kertas, sebagai berikut: Gb 3. 1 Soal berkelompok
Gb 3. 2 Puzzle teka-teki
2) Siswa menjawab soal berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia pada lembar soal berkelompok. 3) Berdasarkan angka yang tertera di puzzle, siswa mencocokkan dengan huruf dibelakang potongan gambar alat pencernaan manusia
34
berdasarkan jawaban yang mereka temukan dari soal yang telah dikerjakan. 4) Siswa menempelkan potongan gambar alat pencernaan manusia tersebut pada papan puzzle yang kosong. 5) Apabila jawaban mereka tepat, maka potongan tersebut akan pas pada gambar yang kosong. Memasuki kegiatan berbagi (sharing), guru menginstruksikan setiap wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan mengajak peserta didik dari kelompok lain untuk memberikan evaluasi apabila hasil diskusi memerlukan pembenahan. Memasuki kegiatan akhir, siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk semula untuk mengerjakan lembar kerja individu. Sebelum menutup kegiatan belajar mengajar, guru mengulang secara singkat materi yang baru saja diberikan guna penguatan bagi peserta didik, kemudian guru menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi seluruh peserta didik, dan menutup pelajaran dengan salam. 3. Tahap Observasi Observasi
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan
pembelajaran. Pengamatan difokuskan pada guru dan siswa. Observasi terhadap siswa dilakukan oleh guru, sedangkan observasi terhadap guru dilakukan oleh guru lain. Pelaksanaan observasi didasarkan pada lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan. Ternyata masih
35
banyak siswa yang belum familiar terhadap metode TPS, dan masih banyak siswa yang belum mengerti cara bermain puzzle. 4. Tahap Refleksi Hasil observasi pada siklus I, terdapat beberapa hal-hal yang penghambat,
dalam
pelaksanaan
tindakan
pembelajaran
dan
memerlukan pembenahan untuk siklus selanjutnya. a. Hal-hal yang menghambat, antara lain:
Guru 1) Penggunaan waktu tidak sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP. 2) Guru mengulang-ulang materi, membuat siswa bingung. 3) Guru terlalu fokus pada beberapa kelompok saja. 4) Dan kurangnya penguasaan kelas.
Siswa 1) Siswa kurang paham aturan penggunaan metode dan permainan. 2) Beberapa anak yang merasa tidak cocok dengan kelompoknya, sehingga kegiatan kelompok banyak menghabiskan waktu. 3) Siswa saling tunjuk untuk maju ke depan kelas. b. Alternatif Pemecahan Setelah mengetahui adanya beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran, perlu diadakan evaluasi dan perbaikan kekurangan maupun tindakan yang belum berhasil
36
sehingga dapat memperkecil munculnya faktor penghambat. Alternatif perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya antara lain: 1) Membimbing siswa langkah demi langkah dalam mengerjakan tugas kelompok. 2) Memperbaiki cara penyampaian materi, yakni penyampaiannya lebih padat, tidak berbelit-belit, dan lebih runtut. 3) Menunjuk wakil setiap kelompok daria awal. 4) Meningkatkan penguasaan kelas, dan guru berkelililing saat diskusi berlangsung. 5) Membuat media pendukung seperti poster alat pencernaan manusia. C. Deskripsi Siklus II 1. Tahap Perencanaan Sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan inti pada Siklus kedua, peneliti terlebih dahulu menentukan waktu pelaksanaan penelitian yakni pada hari Rabu, 22 Oktober 2014 sesuai waktu yang telah disepakati dengan pihak Madrasah. Berdasarkan waktu pelaksanaan yang telah ditentukan, peneliti dapat memperkirakan pula batas waktu untuk mempersiapkan tindakan inti siklus II, Langkah selanjutnya yaitu peneliti membuat RPP tentang materi alat-alat pencernaan manusia dengan fokus materi tentng komponenkomponen di dalam alat-alat pencernaan. Selain perangkat pembelajara,
37
peneliti juga menyiapkan alat dan media pembelajaran, antara lain: buku paket IPA kelas 5, Lembar Kerja Siswa (LKS), poster alat pencernaan manusia, serta papan puzzle. Langkah terakhir pada tahap perencanaan yaitu peneliti menyusun lembar kerja siswa kelompok dan individu. Lembar kerja kelompok berupa soal teka-teki dan lembar kerja individu berupa soal berjumlah 10 butir. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, kegiatan awal yang dilakukan didalam kelas yakni
peneliti berkolaborasi dengan guru
menyiapkan media pembelajaran untuk memaksimalkan waktu belajar, seperti menempelkan poster alat-alat pencernaan di depan kelas. Memasuki kegiatan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan salam, melakukan apersepsi, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah selanjutnya, guru menuliskan soal teka-teki dipapan tulis sebagai materi diskusi kelompok. Soal teka-teki ini diberikan diawal
pembelajaran
agar
siswa
mendapat
kesempatan
untuk
memikirkan jawaban dari soal-soal tersebut berdasarkan penjelasan guru dan nantinya jawaban yang mereka fikirkan think) didiskusikan bersama kelompok mereka. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang alat-alat pencernaan manusia. Selanjutnya, memasuki kegiatan (pairing) atau berpasangan, guru membagi siswa dalam 4 kelompok, dan setiap kelompok
38
beranggotakan 4 orang siswa. Rangkaian kegiatan didalam kelompok ini anatar lain: guru membagikan tugas kelompok berupa teka-teki puzzle alat-alat pencernaan manusia, sekaligus menjelaskan aturan dan cara bermain puzzle teka-teki alat-alat pencernaan manusia. Dalam kegiatan berkelompok ini, guru mengawasi dan membimbing siswa dalam kelompok. Memasuki kegiatan sharing, guru menginstruksikan setiap wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, yakni dengan menunjukkan puzzle yang telah disusun dan membacakan jawaban masing-masing kelompok. Guru juga mengajak peserta didik yang lain, untuk memberikan evaluasi apabila hasil diskusi memerlukan pembenahan. Diakhir kegiatan pembelajaran, guru menginstruksikan seluruh peserta didik untuk kembali ke tempat duduk semula dan membagikan lembar soal individu. Kemudian guru mengulang secara singkat materi yang baru saja diberikan untuk penguatan. Sebelum menutup pelajaran, guru menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi seluruh peserta didik, dan diakhiri dengan salam. 3. Tahap Observasi Observasi dilakukan sesuai format yang sudah disiapkan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan, hasil yang didapat antara lain masih terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat. Pada siklus II,
39
faktor
pendukung
lebih
banyak
terlihat
dibandingkan
faktor
penghambat (observasi tanggal 22 Oktober 2014). 4. Refleksi Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan analisis, ada beberapa hal yang perlu dibahas yaitu: a. Hal-hal yang menghambat pada siklus II, yakni:
Guru 1) Guru masih berbelit-belit dalam menyampaikan materi. 2) Pengondisian kelas masih kurang.
Siswa 1) Masih ada beberapa siswa yang ramai. 2) Siswa kurang aktif saat dijelaskan. 3) Dalam diskusi kelompok, masih ada yang siswa yang pasif.
b. Alternatif Pemecahan 1) Guru meringkas materi, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi. 2) Guru memberi kalimat-kalimat memancing saat menjelaskan materi agar siswa lebih aktif. 3) Siswa yang pasif dalam kelompok, diberi tugas sebagai wakil kelompok. Sehingga siswa lebih bertanggung jawab atas tugas bersama yang diberikan.
40
D. Deskripsi Siklus III 1. Perencanaan Pada siklus ketiga, hal-hal yang direncanakan peneliti hampir sama
dengan
tahap
perencanaan
pada
siklus
kedua,
yakni
merencanakan waktu penelitian. Pelaksanaan penelitian siklus ketiga pada hari Jumat, 24 Oktober 2014. Setelah merencanakan waktu penelitian, peneliti membuat RPP materi alat-alat pencernaan secara menyeluruh, artinya materi tentang alat-alat pencernaan yang dibagi menjadi dua pada siklus I dan siklus II dijadikan satu pada siklus terakhir. Perencanaan selanjutnya, peneliti menyiapkan alat pembelajaran, antara lain: buku paket IPA kelas 5 dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan untuk media belajar peneliti menyiapkan poster alat pencernaan manusia, papan puzzle. Peneliti juga menyusun lembar kerja kelompok atau soal teka-teki dan lembar kerja individu berupa soal-soal sebanyak 10 butir. Peneliti juga berencana untuk memberikan penghargaan berupa hadiah makanan ringan seperti permen dan coklat bagi siswa yang dianggap aktif. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus III, kolaborasi antara peneliti dengan seluruh pihak yang terlibat, baik peserta didik maupun dengan guru mata pelajaran IPA kelas 5 agar KBM dapat berjalan secara maksimal. Pelaksanaan
41
tindakan dilakukan dengan diawali dengan persiapan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, poster ditempelkan terlebih dahulu untuk mempersingkat waktu, selain itu soal teka-teki juga tidak lagi ditulis didepan kelas, namun dibagikan kepada siswa pada selembar kertas agar siswa langsung dapat menuliskan jawabannya. Memasuki kegiatan belajar mengajar, guru membuka pelajaran dengan salam, dan melakukan apersepsi sekitar 5-7 menit, serta menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu. Guru juga memberikan umpan pada siswa agar aktif dalam kegiatan pada hari itu, karena akan mendapat hadiah diakhir pembelajaran. Pada
kegiatan
inti
pembelajaran,
observator
membantu
membagikan lembar soal teka-teki sebagai bahan kerja kelompok, sedangkan guru menjelaskan pada siswa agar mengisi lembar soal tersebut berdasarkan penjelasan tentang alat-alat pencernaan, maupun berdasarkan pengalaman yang mereka dapat sebelumnya. Kegiatan ini termasuk dalam proses Thinking atau berfikir. Guru kemudian membagi siswa dalam 4 kelompok, dan setiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Observator membantu untuk membagi papan puzzle untuk masing-masing kelompok. Bersamaan dengan itu, guru menjelaskan kembali cara bermain puzzle tersebut. Guru dan observator mengawasi jalannya kegiatan. Dalan kegiatan ini, setiap kelompok menyelesaikan teka-teki berdasarkan pertanyaan yang
42
telah diberikan guru dan sekaligus mendiskusikan jawaban mereka (pairing). Pada kegiatan akhir metode TPS, guru menginstruksikan setiap wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, yakni dengan menunjukkan puzzle yang telah disusun dan membacakan jawaban masing-masing kelompok, kegiatan ini termasuk dalam langkah Sharing atau membagikan hasil diskusi. Selain itu, pada siklus terakhir ini guru lebih aktif mengajak peserta didik yang lain untuk memberikan evaluasi dan menyatakan pendapat apabila hasil diskusi memerlukan pembenahan. Guru mengajak peserta didik memberikan penghargaan bagi masing-masing wakil kelompok berupa tepuk tangan. Sebagai kegiatan refleksi, guru memberikan hadiah bagi kelompok yang dianggap paling aktif menyatakan pendapatnya. Guru menginstruksikan seluruh peserta didik untuk kembali ke tempat duduk semula dan membagikan lembar soal individu. Sebelum menutup pelajaran, guru mengulang secara singkat materi yang baru saja diberikan. Kemudian guru menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi seluruh peserta didik dan menutup pelajaran dengan salam.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Data Persiklus 1. Data Siklus I Kegiatan pembelajaran Siklus I yang telah terlaksana pada tanggal 20 Oktober 2014, pada siswa kelas V, di MI Sruwen IV, dengan jumlah siswa dalam satu kelas sebanyak 16 anak. Pelaksanaan siklus I didasarkan pada rencana pelaksanaan yang telah dibuat yang berisi berbagai rincian kegiatan dan tindak lanjut kegiatan yang ditentukan oleh prestasi belajar siswa, angket, dan lembar pengamatan (guru dan siswa). Adapun penentuan keberhasilan siswa berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan diakhir kegiatan dengan nilai patokan yaitu Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas V pada mata pelajaran IPA. a. Adapun perolehan data prestasi belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I No
Nama Siswa
1 1 2 3
2 A B C 44
Nilai Siswa Pada Evaluasi Siklus I 3 80 80 70
1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2 D E F G H I J K L M N O P
3 70 90 80 80 80 60 50 80 50 80 80 40 30
2. Data Siklus II Kegiatan pembelajaran Siklus II telah dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014, pada siswa kelas V, di MI Sruwen IV, dengan jumlah siswa dalam satu kelas sebanyak 16 anak. a. Adapun perolehan data prestasi belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No
Nama Siswa
1 1 2 3 4 5 6 7 8
2 A B C D E F G H
45
Nilai Siswa Pada Evaluasi Siklus II 3 80 90 80 80 80 80 100 80
1 9 10 11 12 13 14 15 16
2 I J K L M N O P
3 70 60 90 50 80 90 70 40
3. Data Siklus III Kegiatan pembelajaran Siklus III telah dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2014, pada siswa kelas V, di MI Sruwen IV, dengan jumlah siswa dalam satu kelas sebanyak 16 anak. a. Adapun perolehan data prestasi belajar siswa pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus III
No
Nama Siswa
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 A B C D E F G H I J K L M
46
Nilai Siswa Pada Evaluasi Siklus III 3 80 80 70 80 80 90 100 100 90 80 90 60 100
1 14 15 16
2 N O P
3 100 80 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah mendapatkan data berdasarkan hasil penelitian mulai dari Siklus I, Siklus II, dan siklus III, maka diperoleh ketuntasan prestasi belajar IPA materi alat-alat pencernaan manusia. Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I, II, dan III. 1. Data Ketuntasan Prestasi Siswa a. Data Ketuntasan Siswa Siklus I Tabel 4.4 Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No
Nama Siswa
Nilai Siswa Pada Evaluasi Siklus I
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2 A B C D E F G H I J K L M N
3 80 80 70 70 90 80 80 80 60 50 80 50 80 80
47
KKM Individu Nasional ≥70 ≥75 4 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 15 16
2 O P Jumlah Nilai Rata-rata Jumlah siswa tuntas Presentase Ketuntasan
3 40 30 1100 68,75
4 -
5 -
11
9
68,75%
56,25%
Refleksi Hasil Tindakan Siklus I Berdasarkan data yang telah diperoleh pada pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa, jumlah siswa tuntas sebanyak 11 anak berdasarkan KKM individual atau sebesar 68,75%, dan siswa tuntas sebanyak 9 anak berdasarkan KKM nasional, atau sebesar 56,25%. b. Data Prestasi Siklus II
Tabel 4.5 Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
No
Nama Siswa
Nilai Siswa Pada Evaluasi Siklus II
KKM Individu ≥70
KKM Nasional ≥75
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 A B C D E F G H I J K L M
3 80 90 80 80 80 80 100 80 70 60 90 50 80
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
48
1 14 15 16
2 N O P
3 90 70 40 1220 75,25
Jumlah Nilai Rata-rata Jumlah siswa tuntas Presentase ketuntasan
4 √ √ -
5 √ -
13 81,25%
11 68,75%
Refleksi Hasil Tindakan Siklus II Berdasarkan data yang telah diperoleh pada pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa, jumlah siswa tuntas sebanyak 14 anak berdasarkan KKM individual atau sebesar 81,25%, dan siswa tuntas sebanyak 11 anak berdasarkan KKM nasional, atau sebesar 68,75%. c. Data Hasil Tindakan Siklus III Tabel 4.6 Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus III
No
Nama Siswa
Nilai Siswa Pada Evaluasi Siklus III
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2 A B C D E F G H I J K L M N
3 80 80 70 80 80 90 100 100 90 80 90 60 100 100 49
KKM Individu ≥70
KKM Nasional ≥75
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 15 16
2 O P
3 80 50 1330 83,12
Jumlah Nilai Rata-rata Jumlah siswa tuntas Presentase ketuntasan
4 √ -
5 √ -
14 87,5%
13 81,25
2. Data Peningkatan Prestasi Siswa Setelah melaksanakan tindakan siklus 1 sampai siklus III, didapatkan peningkatan prestasi belajar siswa yang signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan tabel dan diagram ketuntasan prestasi siswa berikut: Tabel 4.7 Data Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
I
Peningkatan jumlah siswa yang tuntas berdasarkan KKM Individu 11 anak atau 68,75%
II
13 anak atau 81,25%
11 anak atau 68,75%
III
14 anak atau 87,5%
13 anak atau 81,25%
Siklus
Peningkatan jumlah siswa yang tuntas berdasarkan KKM Nasional 9 anak atau 56,25%
Berdasarkan tabel 4.7 , dapat diketahui bahwa dari siklus I, jumlah siswa yang tuntas berdasarkan KKM individu adalah sebanyak 11 anak atau sebesar 68,75%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II, yakni sebanyak 13 anak atau sebesar 81,25% dinyatakan tuntas, dan meningkat lagi pada siklus III, yakni sebanyak 14 anak atau sebesar 87,5% telah tuntas.
50
Berdasarkan tabel 4.7,dapat dilihat pula peningkatan prestasi berdasarkan KKM nasional dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah sebanyak 9 anak atau sebesar 56,25%, dan meningkat pada siklus II, yakni sebanyak 11 anak atau sebesar 68,75% dinyatakan tuntas, dan meningkat lagi pada siklus III, yakni sebanyak 13 anak atau sebesar 81,25% telah tuntas. Adapun siswa yang tidak tuntas sampai di siklus III, adalah sebagai berikut: 1. Siswa dengan inisial L, dengan perolehan nilai berturut-turut dari siklus I sampai III yaitu; 50, 50, dan 60. Nilai tersebut belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan, baik KKM individu maupun KKM Nasional. Berdasarkan pengamatan penulis dan berdasarkan Siswa ini memiliki kelemahan dalam membaca dan menulis. 2. Siswa dengan inisial P, dengan perolehan nilai berturut-turut dari siklus I sampai III yaitu; 30, 40, dan 50. Nilai tersebut belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan, baik KKM individu maupun KKM Nasional. Siswa ini juga memiliki kelemahan serupa dengan siswa berinisial L, yaitu dalam membaca dan menulis. Selain itu, siswa berinisial P ini adalah siswa yang pemalu dan kurang aktif dalam kegiatan belajar dikelas.
51
Diagram 4.1 Peningkatan Prestasi Belajar Berdasarkan KKM
Individu
Diagram Presentasi Ketuntasan Berdasarkan KKM Individu 100.00% 80.00%
81.25%
87.50%
68.75% Presentasi ketuntasan (berdasarkan KKM individu)
60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
Siklus I
Siklus II
Berdasarkan diagram
Siklus III
presentasi siswa diatas, dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata prestasi siswa
dari
Siklus I hingga Siklus III. Rata-rata prestasi individu pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II, hal tersebut ditunjukkan oleh meningkatnya presentasi rata-rata sebesar 12,5%. Sedangkan dari siklus kedua mengalami peningkatan pada siklus ketiga, yakni meningkat sebesar 6,25%.
52
Diagram 4.2 Peningkatan Prestasi Belajar Berdasarkan KKM
Nasional
Diagram Presentasi Ketuntasan Berdasarkan KKM Nasional 100.00% 80.00% 60.00%
81.25% 68.75% Presentasi ketuntasan (berdasarkan KKM Nasional)
56.25%
40.00% 20.00% 0.00%
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Berdasarkan diagram presentasi siswa diatas,
diketahui
bahwa terjadi peningkatan rata-rata prestasi siswa dari siklus I hingga siklus III. Rata-rata prestasi siswa berdasarkan KKM nasional pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II dan III, hal tersebut ditunjukkan oleh meningkatnya presentasi rata-rata sebesar 12,5% dari siklus I ke siklus II, sedangkan dari siklus kedua mengalami peningkatan pada siklus ketiga, yakni meningkat sebesar 12,5%. Jadi, berdasarkan pelaksanaan penelitian penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan penambahan permainan puzzle pada materi alat-alat pencernaan manusia di kelas V, dan meningkatnya prestasi belajar dari siklus I sampai siklus III, membuktikan bahwa: 53
1. Diterapkannya metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV. 2. Diterapkannya metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.
54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Diterapkannya metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV. 2. Diterapkannya metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya presentasi siswa yang tuntas dari siklus I sampai siklus III baik berdasarkan KKM individu maupun berdasarkan KKM Nasional. Berdasarkan KKM Individu presentasi rata-rata ketuntasan siswa mengalami peningkatan sebesar 12,5% dari siklus I ke siklus II, dan meningkat pula dari siklus II ke siklus III sebesar 6,25%. Sedangkan berdasarkan KKM Nasional, presentasi rata-rata ketuntasan siswa pada siklus I mengalami kenaikan sebesar 12,5% pada siklus II, dan mengalami kenaikan lagi pada siklus III yaitu sebesar 12,5%.
55
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Guru sebagai mediator dan motivator bagi siswa, sangat mempengaruhi kemajuan siswa yang dibawanya. Oleh sebab itu, sebagai guru hendaklah memiliki sikap aktif,dan kreatifitas yang tinggi, agar mampu mengolah pembelajaran menjadi hal baru setiap harinya dengan mengembangkan berbagai metode dan model pembelajaran. 2. Bagi Sekolah Setiap sekolah selalu menginginkan seluruh siswanya menjadi anak-anak yang sukses dan dapat mengharumkan nama sekolahnya. Maka dalam mencapai keinginan besar tersebut, sekolah hendaknya memberi dukungan bagi tenaga pendidik yaitu guru untuk memberikan fasilitas yang memadai, seperti menyediakan media, alat peraga, dan sumber belajar yang cukup.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Azmiyawati, Choiril, dkk. 2008. IPA Salingtemas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Elfanany, Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska. Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Hartiny Sam’s, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras Haryanto. 2004. SAINS untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. Hidayatullah, M. Furqon. 2008. Mendidik Anak dengan Bermain. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo. Mahanani, Intan, dkk. 2012. Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta: Ultima. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rifai, Mien. 2005. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Saraswati, Sylvia. 2013. Aneka Permainan Bayi dan Anak. Jogjakarta: Katahati. Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT Grasindo.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Usman, Moh. Uzer & Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. W. Johnson, David, Roger T. Johnson dan Edythe Johnson Holubec. 2010. Colaborative Learning. Bandung: Penerbit Nusa Media. Yulianty I, Rani. 2010. Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Laskar Aksara. Hana Kres. 2013. Pengertian, Macam-Macam Dan Fungsi Permainan Puzzle. http://permainananakmuslim.blogspot.com/2013/09/pengertian-macammacam-dan-fungsi.html. Diakses pada 5-12-2014
Lampiran I Materi Pelajaran Alat Pencernaan Manusia
Alat-alat pencernaan manusia terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
1. Mulut Makanan masuk kedalam perut melalui mulut. Didalam rongga mulut terdapat gigi, lidah dan air ludah (air liur). Gigi dan ludah mencerna makanan secara mekanis. Air ludah mencerna makanan secara kimiawi. a. Gigi Gigi berfungsi menghancurkan makanan yang masuk dalam rongga mulut. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, gigi dibedakan menjadi 3. Ketiga gigi tersebut yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Gigi seri
untuk memotong makanan, gigi taring untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham untuk mengunyah makanan. Gigi tertanam pada rahang dan diperkuat oleh gusi. Bagian-bagian gigi yaitu, mahkota gigi, tulang gigi, dan rongga gigi. Mahkota gigi tampak putih, halus, dan licin karena dilapisi email. Tulang gigi terletak di bawah lapisan email. b. Lidah Lidah mempunyai beberapa fungsi seperti berikut:
Mengatur letak makana saaat dikunyah
Membantu menelan makanan
Mengecap rasa makanan Lidah peka terhadap panas, dingin, dan adanya tekanan. Lidah dapat
mengecap makanan karena terdapat bintil-bintil lidah. Pada bintil-bintil lidah terdapat saraf pengecap. Setiap permukaan lidah mempunyai kepekaan rasa yang berbeda. c. Air Liur Saat makanan dikunyah di dalam mulut, makanan dibasahi oleh air liur. Makanan menjadi licin dan mudah ditelan. Selain itu, air liur mengandung enzim ptyalin atau amylase yang berfungsi untuk mencerna zat tepung (amilum) secara kimiawi menjadi zat gula. 2. Kerongkongan Kerongkongan merupakan penghubung antara rongga mulut dan lambung. Kerongkongan berupa saluran yang panjangnya kira-kira 20 cm.
Kerongkongan terdiri atas otot yang lentur. Makanan yang berada di dalam kerongkongan akan didorong oleh diding kerongkongan menuju lambung. Gerakan seperti ini disebut gerak peristaltic. Gerakan peristaltik dilakukan oleh otot dinding kerongkongan. 3. Lambung Lambung adalah alat pencernaan berotot yang berbentuk seperti kantong. Bagian dal dinding lambung berlipat-lipat. Bagian ini berguana untuk mengaduk makanan yang berasal dari kerongkongan. Dinding lambung juga mengasilkan asam klorida. Asam klorida atau asam lambung berguna untuk membunub kuman-kuaman yang masuk bersama makanan. Selain itu, di dalam lambung terdapat enzim pepsin dan renin. Enzim renin berfungsi mengendapkan protein susu menjadi kasein. Enzim pepsin berguna untuk mengubah protein menjadi asam amino. Di dalam lambung ini terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. 4. Usus Halus Setelah dicerna dilambung, makanan masuk ke usus halus. Usus halus ini sebenarnya sangat panjang, tetapi melipat-lipat di perut kita. Usus halus tediri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerap. Didalam usus dua belas jari, makan dicerna secara kimiawi. Pencernaan itu dilakukan oleh getah empedu dan getah pancreas.
Getah
empedu dihasilkan oleh hati. Getah empedu berfungsi untuk mencerna lemak. Beberapa enzim yang dihasilkan getah pancreas sebagai berikut:
a.
Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi gula.
b.
Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
c.
Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.
Setelah melewati usus dua belas jari, makanan sampai di usus kosong. Selanjutnya makan akan diurai proteinnya oleh enzim erepsin. Sementara itu, karbohidrat yang terkandung dalam makan tersebut akan diurai oleh enzim maltase, sucrose, dan lactose. Setelah hancur dan lumat, makanan menuju usus penyerap. Bagian dalam dinding usus penyerap berupa jonjot-jonjot. Di dalam jonjotjonjot itu terdapat ujung pembuluh darah. Melalui pembuluh darah inilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Sari-sari makanan masuk dalam aliran darah dan diedarkan keseluruh tubuh. 5. Usus Besar Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus. Usus besar terdiri atas usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun. Di dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-garam mineral. Selanjutnya sisa makanan dibusukkan oleh bakteri pembusuk di dalam usus besar. Hasil pembusukan betupa bahan padat, cair dan gas. 6. Anus Bagian akhir dari saluran pencernaan berupa lubang keluar yang disebut anus. Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan melalui anus. Bahan padat hasil pembusukan dikeluarkan sebagai tinja dan gas. Gas dikeluarkan berupa kentut. Sisa pencernaan yang berupa cairan disalurkan dan disaring di
dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SIKLUS I Sekolah
: MI Sruwen IV
Kelas/Semester
: V (lima) /1 (satu)
Materi
: Alat Pencernaan Pada Manusia
Alokasi Waktu
: 2X35 menit
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/Tanggal
:
A. Standar Kompetensi
: 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
: 1. 3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia
dan
hubungannya
dengan
makanan dan kesehatan. C. Indikator :
Menyebutkan nama alat-alat pencernaan sesuai gambar Menyebutkan nama alat-alat pencernaan berdasarkan fungsinya. D. Tujuan
Melalui metode Think-Pair-Share, siswa dapat menyebutkan alat-lat alat pencernaan manusia.
Melalui metode Think-Pair-Share, siswa dapat menyebutkan fungsi masing-masing alat pencernaan manusia. Melalui kegiatan bermain puzzle alat pencernaan manusia, siswa dapat menuliskan alat-alat pencernaan manusia berdasarkan gambar. Melalui kegiatan bermain puzzle alat pencernaan manusia, siswa dapat menuliskan fungsi alat-alat pencernaan manusia berdasarkan gambar. E. Karakter yang diharapkan
: Disiplin, tekun, tanggung jawab, ketelitian, setia kawan, toleransi,percaya diri.
F. Materi Pembelajaran
: Alat pencernaan manusia
G. Metode Pembelajaran
:
Think-Pair-Share
Bermain “Puzzle alat pencernaan manusia”
H. Langkah pembelajarn
:
a. Kegiatan Awal (7 menit)
Guru mengkondisikan kelas
Guru memberikan salam
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa “Siapa tadi yang sudah jajan?apa saja yang kalian beli dan kalian makan tadi?sekarang, dimanakah makanan yang kalian makan itu?bagaimana caranya makanan itu sampai kedalam perut kita?”
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yakni tentang alat-alat pencernaan makanan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti (43 menit)
Guru menjelaskan tentang alat pencernaan manusia. (Eksplorasi)
Guru menunjukkan gambar alat-alat pencernaan. (Eksplorasi)
Guru menyebutkan fungsi dari setiap alat pencernaan.( Eksplorasi)
Siswa diminta mengamati gambar alat-alat pencernaan yang ditunjukkan guru. (Elaborasi)
Proses “Thinking”: guru membagikan lembar soal supaya dan siswa mencari?memikirkan jawabannya.(Eksplorasi)
Proses “Pairing”: Guru meminta peserta didik membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa. Dalam kegiatan “pairing” ini, siswa: 1. Berkumpul bersama kelompok kecilnya. 2. Berdiskusi
tentang
makna
dari
jawaban
yang
mereka
temukan/pikirkan. 3. Membuktikan kebenaran jawaban yang mereka miliki melalui permainan
puzzle
alat
pencernaan
manusia
teka-teki.
(Elaborasi)
Proses “Sharing”: Siswa berdiskusi dalam kelompok besar, yaitu bersama-sama teman satu kelas menyampaikan hasil dari diskusi kelompok kecil. (Elaborasi)
Guru memberi penghargaan bagi siswa yang aktif. (Eksplorasi)
Guru
menanyakan
kembali
hal-hal
terkait
materi,
guna
meningkatkan daya ingat dan penguatan. (Eksplorasi) c. Kegiatan Akhir (20 menit)
Siswa mengerjakan soal-soal.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Memberikan umpan balik poitif berupa ucapan terimakasih atas partisipasinya.
I.
Mengucapkan salam penutup.
Media Pembelajaran
Gambar alat-alat pencernaan
Lembar diskusi.
Lembar permainan (puzzle alat pencernaan manusia)
J. Sumber Pembelajaran
Azmiyawati, dkk. IPA 5 Salingtemas. Hal 14-17. 2008. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
K. Penialaian dan Evaluasi
Prosedur Penialain Bentuk Tes
: akhir/hasil : tes tertulis
Bentuk Soal
: uraian
Alat penilaian
: item soal
Instrumen penilaian
: soal uraian sejumlah 10 butir.
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. 2. 3. 4.
Makanan akan masuk kedalam tubuh melalui…. Jenis gigi disamping berguna untuk….makanan. Sebutkan 2 fungsi lidah…. Saat didalam mulut, makanan menjadi licin dan mudah ditelan karena dibasahi oleh…. 5. Menghubungkan mulut dengan lambung, adalah fungsi dari…. 6. Gerak peristaltik terjadi pada…. 7.
Bagian yang ditunjuk huruf X adalah….
x
8. Dinding lambung yang berlipat-lipat berfungsi untuk…. 9.
1
2
3
4
5
6
Lambung
Anus
Mulut
Kerongkong an
Usus Halus
Usus Besar
Urutan alur pencernaan yang tepat yaitu….
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SIKLUS II Sekolah
: MI Sruwen IV
Kelas/Semester
: V (lima) /1 (satu)
Materi
: Alat Pencernaan Pada Manusia
Alokasi Waktu
: 2X35 menit
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/Tanggal
:
A. Standar Kompetensi
: 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
: 1. 3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia
dan
hubungannya
dengan
makanan dan kesehatan. C. Indikator : Menyebutkan komponen di dalam alat-alat pencernaan manusia. Menyebutkan fungsi dari masing-masing bagian di dalam sistem pencernaan manusia. Menguraikan cara kerja komponen alat pencernaan manusia.
D. Tujuan Melalui
metode
Think-Pair-Share,
siswa
dapat
menyebutkan
komponen di dalam alat pencernaan manusia. Melalui metode Think-Pair-Share, siswa dapat menyebutkan fungsi tiap-tiap bagian alat pencernaan manusia. Melalui metode Think-Pair-Share, siswa dapat menyebutkan cara kerja komponen alat pencernaan manusia. Melalui kegiatan bermain puzzle alat pencernaan manusia, siswa dapat menyebutkan
bagian
di
dalam
alat-alat
pencernaan
manusia
berdasarkan gambar. Melalui kegiatan bermain puzzle alat pencernaan manusia, siswa dapat menuliskan fungsi tiap-tiap bagian di dalam alat-alat pencernaan manusia berdasarkan gambar. E. Karakter yang diharapkan
: Disiplin, tekun, tanggung jawab, ketelitian, setia kawan, toleransi,percaya diri.
F. Materi Pembelajaran
: Alat pencernaan manusia
G. Metode Pembelajaran
:
Think-Pair-Share
Bermain “Puzzle alat pencernaan manusia”
Ceramah bervariasi
H. Langkah pembelajaran
:
a. Kegiatan Awal (7 menit)
Guru mengkondisikan kelas
Guru memberikan salam
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa “Pernahkah anak-anak melihat bagaimana ibu kalian mengubah sayur mayur menjadi sayur lodeh yang dapat kita nikmati?.....kira-kira seperti itulah alat-alat pencernaan kita, ada bagian yang berfungsi menghaluskan, dan lain-lain”.
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yakni tentang komponen di dalam alat-alat pencernaan makanan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti (43 menit)
Guru menuliskan pertanyaan sebagai materi diskusi. (Eksplorasi)
Guru menunjukkan gambar alat-alat pencernaan. (Eksplorasi)
Guru menjelaskan komponen-komponen di dalam masing-masing alat pencernaan manusia beserta peranannya dalam metabolisme. (Ekplorasi)
Proses “Thinking”: Siswa mendengarkan penjelasan guru dan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang telah di berikan guru.(Elaborasi)
Proses “Pairing”: Guru meminta peserta didik membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa. Dalam kegiatan “pairing” ini, siswa: 1. Berkumpul bersama kelompok kecilnya. 2. Berdiskusi
tentang
makna
dari
jawaban
yang
mereka
temukan/pikirkan. 3. Membuktikan kebenaran jawaban yang mereka miliki melalui permainan puzzle alat pencernaan manusia teka-teki.(Elaborasi)
Proses “Sharing”: Siswa berdiskusi dalam kelompok besar, yaitu bersama-sama teman satu kelas menyampaikan hasil dari diskusi kelompok kecil.(Elaborasi)
Guru memberi penghargaan bagi siswa yang aktif.(Elaborasi)
Guru
menanyakan
kembali
hal-hal
terkait
materi,
guna
meningkatkan daya ingat dan penguatan.(Elaborasi) c. Kegiatan Akhir (20 menit)
Siswa mengerjakan soal-soal.
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Memberikan umpan balik poitif berupa ucapan terimakasih atas partisipasinya.
Mengucapkan salam penutup.
I. Media Pembelajaran
Poster alat-alat pencernaan
Lembar diskusi.
Lembar permainan (puzzle alat pencernaan manusia)
J. Sumber Pembelajaran
Azmiyawati, dkk. IPA 5 Salingtemas. Hal 14-17. 2008. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
K. Penialaian dan Evaluasi
Prosedur Penialain
: akhir/hasil
Bentuk Tes
: tes tertulis
Bentuk Soal
: uraian
Alat penilaian
: item soal
Instrumen penilaian
:
Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Jenis pencernaan yang terjadi di dalam rongga mulut, usus dan lambung dengan bantuan enzim dinamakan pencernaan…. 2. Gerakan meremas-remas dan mendorong makanan agar lumat dan masuk ke dalam lambung oleh kerongkongan disebut gerak…. 3. Bintik papilla terdapat pada…. 4. Asam klorida, enzim renin dan pepsin dihasilkan oleh…. 5.
Bagian yang berlipat-lipat alat pencernaan disamping berfungsi untuk….
6. Fungsi gigi geraham adalah untuk…. 7. Bakteri pembusuk pada usus besar disebut…. 8.
Bagian yang menunjukkan huruf Y dapat mengecap rasa….
Y
9. Enzim pepsin dalam lambung berguna untuk mengubah protein menjadi…. 10. Di dalam usus halus, makanan yang mengandung karbohidrat diurai menjadi enzim maltase, sucrose, dan enzim…. Kunci Jawaban: 1. Kimiawi 2. Peristaltik 3. Lidah 4. Lambung
Nilai= Betul X 10
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SIKLUS III
Sekolah
: MI Sruwen IV
Kelas/Semester
: V (lima) /1 (satu)
Materi
: Alat Pencernaan Pada Manusia
Alokasi Waktu
: 2X35 menit
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/Tanggal
:
A. Standar Kompetensi
: 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B. Kompetensi Dasar
: 1. 3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia
dan
hubungannya
makanan dan kesehatan. C. Indikator : Menyebutkan nama alat-alat pencernaan sesuai gambar Menyebutkan nama alat-alat pencernaan berdasarkan fungsinya Menyebutkan komponen di dalam alat-alat pencernaan manusia.
dengan
Menyebutkan fungsi dari masing-masing bagian di dalam sistem pencernaan manusia. Menguraikan cara kerja komponen alat pencernaan manusia. D. Tujuan Melalui metode Think-Pair-Share, siswa dapat menyebutkan alat pencernaan beserta komponen di dalamnya. Melalui metode Think-Pair-Share, siswa dapat menyebutkan fungsi tiap-tiap bagian alat pencernaan manusia. Melalui metode Think-Pair-Share, siswa dapat menyebutkan cara kerja komponen alat pencernaan manusia. Melalui kegiatan bermain puzzle alat pencernaan manusia, siswa dapat menyebutkan
bagian
di
dalam
alat-alat
pencernaan
manusia
berdasarkan gambar. Melalui kegiatan bermain puzzle alat pencernaan manusia, siswa dapat menuliskan fungsi tiap-tiap bagian di dalam alat-alat pencernaan manusia berdasarkan gambar. E. Karakter yang diharapkan
: Disiplin, tekun, tanggung jawab, ketelitian, setia kawan, toleransi,percaya diri.
F. Materi Pembelajaran
: Alat pencernaan manusia
G. Metode Pembelajaran
:
Think-Pair-Share
Bermain “Puzzle alat pencernaan manusia”
Ceramah bervariasi
H. Langkah pembelajaran a.
:
Kegiatan Awal (7 menit)
Guru mengkondisikan kelas
Guru memberikan salam
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa “pernahkah anak-anak melihat pembuatan tempe kedelai?bagaimana kedelai dapat menjadi satu?.....”.
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yakni tentang alat pencernaan dan komponen di dalamnya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti (43 menit).
Guru membagikan lembar soal sebagai bahan diskusi.(Eksplorasi)
Guru menunjukkan gambar alat-alat pencernaan yang ditempel di depan kelas.(Eksplorasi)
Guru menjelaskan kembali tentang alat-alat pencernaan manusia beserta fungsinya.(Eksplorasi)
Guru menjelaskan komponen-komponen di dalam masing-masing alat
pencernaan
manusia
beserta
peranannya
dalam
metabolisme.(Eksplorasi)
Proses “Thinking”: Siswa mendengarkan penjelasan guru dan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang telah di berikan guru.(Elaborasi)
Proses “Pairing”: Guru meminta peserta didik membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa. Dalam kegiatan “pairing” ini, siswa: 1. Berkumpul bersama kelompok kecilnya. 2. Berdiskusi
tentang
makna
dari
jawaban
yang
mereka
temukan/pikirkan. 3. Membuktikan kebenaran jawaban yang mereka miliki melalui permainan puzzle alat pencernaan manusia teka-teki.(Elaborasi)
Proses “Sharing”: Siswa berdiskusi dalam kelompok besar, yaitu bersama-sama teman satu kelas menyampaikan hasil dari diskusi kelompok kecil.(Elaborasi)
Guru memberi penghargaan bagi siswa yang aktif.(Eksplorasi)
Guru
menanyakan
kembali
hal-hal
terkait
materi,
guna
meningkatkan daya ingat dan penguatan.(Konfirmasi) c. Kegiatan Akhir (20 menit)
Siswa mengerjakan soal-soal.(Konfirmasi)
Guru
bersama
siswa
menyimpulkan
materi
yang
telah
dipelajari.(Konfirmasi)
Memberikan umpan balik poitif berupa ucapan terimakasih atas partisipasinya.(Konfirmasi)
Mengucapkan salam penutup.(Konfirmasi)
I. Media Pembelajaran
Poster alat-alat pencernaan
Lembar diskusi.
Lembar permainan (puzzle alat pencernaan manusia)
J. Sumber Pembelajaran
Azmiyawati, dkk. IPA 5 Salingtemas. Hal 14-17. 2008. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
K. Penialaian dan Evaluasi
Prosedur Penialain
: akhir/hasil
Bentuk Tes
: tes tertulis
Bentuk Soal
: uraian
Alat penilaian
: item soal
Instrumen penilaian
:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat! 1. Makanan akan masuk kedalam tubuh melalui…. 2. Sebutkan 2 fungsi lidah…. 3. Menghubungkan mulut dengan lambung, adalah fungsi dari…. 4.
Bagian yang ditunjuk huruf X adalah….
X
5.
1
2
3
4
5
6
Lambung
Anus
Mulut
Kerongkong an
Usus Halus
Usus Besar
Urutan alur pencernaan yang tepat yaitu….
6. Jenis pencernaan yang terjadi di dalam rongga mulut, usus dan lambung dengan bantuan enzim dinamakan pencernaan…. 7. Gerakan meremas-remas dan mendorong makanan agar lumat dan masuk ke dalam lambung oleh kerongkongan disebut gerak…. 8. Asam klorida, enzim renin dan pepsin dihasilkan oleh…. 9. Bakteri pembusuk pada usus besar disebut…. 10. Di dalam usus halus, makanan yang mengandung karbohidrat diurai menjadi enzim maltase, sucrose, dan enzim….
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Hari/Tanggal
: Senin, 20 Oktober 2014
Jam Ke
: 1-2 (07.30-08.40)
Pengamat
: Ika Yunita, S.Pd.I
Hasil Kegiatan Guru mengucapkan salam dengan jelas Guru melakukan apersepsi
B
C
K
Rencana Perbaikan
Mengajak siswa bernyanyi, siswa semangat
√
Suara lantang dan jelas
√
Guru menggunakan alat peraga pembelajaran Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok
Guru menempatkan siswa berdasarkan kelompoknya Guru membagikan Puzzle alat pencernaan manusia
Hal yang menghamba t
√
√
Guru membagikan lembar pertanyaan/ masalah pada siswa untuk dipikirkan jawabannya Guru menjelaskan alat-alat pencernaan secara runtut
Hal yang mendukung
√
√
√
√
Guru cekatan menentukan kelompok.
Banyak materi yang diulangulang
Menyampaikan materi secara runtut
Gambar yang dibawa terlalu kecil
Membawa poster alat pencernaan makanan
Guru membimbing dan mengawasi kegiatan berdiskusi √
Guru memberi instruksi bagi setiap kelompok yang akan menyampaikan hasil diskusinya Guru bersama siswa menyimpulkan materi Guru mengembalikan siswa ke posisi semula Guru membagikan soal evaluasi mandiri Guru memberi kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya Guru menutup pelajaran
√
√ √ √ √
√
Penyampaia aturan bermain kurang jelas. Terlalu fokus pada beberapa kelompok saja Menunggu siswa maju memakan banyak waktu.
Menyampaikan aturan bermain denga jelas. Guru berkeliling mengawasi seluruh kelompok
Menunjuk wakil/ketua kelompok dari awal.
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Hari/Tanggal
: Rabu, 22 Oktober 2014
Jam Ke
: 3-4 (08.40-09.10)
Pengamat
: Ika Yunita, S.Pd.I
Hasil Kegiatan Guru mengucapkan salam dengan jelas Guru melakukan apersepsi
B
C
Guru menggunakan alat peraga pembelajaran Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok
Hal yang menghamba t
Rencana Perbaikan
√ Mengajak siswa bermain tebaktebakan, siswa semangat dan termotivasi
√
Guru membagikan lembar pertanyaan/ masalah pada siswa untuk dipikirkan jawabannya Guru menjelaskan komponen dalam alat-alat pencernaan secara runtut
K
Hal yang mendukung
√
√
Suara lantang dan jelas
Alat peraga bagus dan membantu.
√ √
Masih berbelitbelit dalam penyampaia n materi.
Meringkas materi pelajaran.
Guru menempatkan siswa berdasarkan kelompoknya √
Guru membagikan Puzzle alat pencernaan manusia Guru menjelaskan tata cara bermain puzzle.
√ Dengan peragaan siswa menjadi mengerti.
√
Guru membimbing dan mengawasi kegiatan berdiskusi Guru memberi instruksi bagi setiap kelompok yang akan menyampaikan hasil diskusinya
Guru bersama siswa menyimpulkan materi Guru mengembalikan siswa ke posisi semula Guru membagikan soal evaluasi mandiri Guru memberi kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya Guru menuntun siswa mengucap Hamdallah dan salam
Tempat per -kelompok dibuat berjauahan, mengurangi suasana rame sendiri.
√ Langsung menunjuk siswa, sehingga mempersing kat waktu.
√
√ √ √ √
√
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Hari/Tanggal
: Jumat, 24 Oktober 2014
Jam Ke
: 3-4 (08.40-09.10)
Pengamat
: Ika Yunita, S.Pd.I
Hasil Kegiatan Guru mengucapkan salam dengan jelas Guru melakukan apersepsi
B
C
√ Bercerita, dan memberi kenangkenangan.
√
Guru membagikan lembar pertanyaan/ masalah pada siswa untuk dipikirkan jawabannya Guru menjelaskan komponen dalam alat-alat pencernaan secara runtut
Guru menggunakan alat peraga pembelajaran Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok Guru menempatkan siswa berdasarkan kelompoknya
√
√
√
Suara lantang dan jelas, dan materi sudah familiar. .
√
√
Guru membagikan Puzzle alat pencernaan manusia
K
Hal yang mendukung
√
Tempat per -kelompok dibuat berjauahan, mengurangi suasana rame sendiri.
Hal yang menghamba t
Rencana Perbaikan
Guru menjelaskan tata cara bermain puzzle. Guru membimbing dan mengawasi kegiatan berdiskusi Guru memberi instruksi bagi setiap kelompok yang akan menyampaikan hasil diskusinya
Guru bersama siswa menyimpulkan materi Guru mengembalikan siswa ke posisi semula Guru membagikan soal evaluasi mandiri Guru memberi kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya Guru menuntun siswa mengucap Hamdallah dan salam
Siswa sudah mengerti.
√ √
Langsung menunjuk siswa, sehingga mempersing kat waktu.
√
√ √ √ √
√
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Hari/Tanggal
: Senin, 20 Oktober 2014
Pengamat
: Luqita Cahyani
Kegiatan
Siswa menjawab salam Siswa menanggapi apersepsi guru.
Masing-masing siswa menerima lembar pertanyaan/masalah dan memikirkan jawabannya Siswa belajar mengenal alatalat pencernaan manusia
Siswa belajar alur sistem pencernaan secara runtut Siswa memperhatikan gambar sistem pencernaan manusia Siswa berkelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak
B √
C
Hal yang menghambat
Rencana Perbaikan
K Siswa tanggap, dan ikut bernyanyi.
√
√ Siswa mendengark an dengan baik.
√
√ Siswa Membawa kurang jelas alat peraga melihat yang lebih gambar jelas
√ Siswa cepat menemukan anggota tiap kelompok.
√
Siswa berkumpul berdasarkan kelompoknya √
Setiap kelompok menerima Puzzle alat pencernaan manusia
Hal yang mendukung
Hasil
√
Ricuh, karena tidak cocok dengan anggotanya
Siswa disediakan tempat yang berjauhan antar kelompok.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan dalam berdiskusi dan memecahkan masalah dengan melalui teka-teki puzzle Siswa berdiskusi berdasarkan bimbingan guru Siswa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
Kurang jelas √
√ √
Masing-masing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompoknya Siswa menerima umpan balik positif untuk kelompok yang terbaik Siswa kembali ke posisi semula Siswa menerima soal evaluasi mandiri Siswa menanyakan hal-hal yang masih ingin ditanyakan Siswa mengucap Hamdalah dan salam bersama
Memperaga kan cara bermain puzzle
√
√ √ √ √ √
Ada yang pasif dalam kelompok. Siswa masih malu dan berebut untuk maju.
Guru menunjuk wakil kelompok
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Hari/Tanggal
: Rabu, 22 Oktober 2014
Pengamat
: Luqita Cahyani
Kegiatan
Siswa menjawab salam Siswa menanggapi apersepsi guru.
B √
C
Hal yang menghambat
Rencana Perbaikan
Masih berebut, jadi ramai.
Membagika n dengan berkeliling.
Siswa kurang aktif
Memberi pertanyaanpertannyaan memeancing.
K Siswa antusias menjawab tebaktebakan guru.
√
Masing-masing siswa menerima lembar pertanyaan/masalah dan memikirkan jawabannya Siswa belajar mengenal alatalat pencernaan manusia
Hal yang mendukung
Hasil
√ Siswa mendengark an dengan baik.
√
Siswa belajar alur sistem pencernaan secara runtut √
Siswa memperhatikan gambar sistem pencernaan manusia
Siswa berkelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak Siswa berkumpul berdasarkan kelompoknya
√
√
√
Siswa antusias melihat gambar dengan baik. Guru cepat menentukan anggota tiap kelompok.
Setiap kelompok menerima Puzzle alat pencernaan manusia Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan dalam berdiskusi dan memecahkan masalah dengan melalui teka-teki puzzle Siswa berdiskusi berdasarkan bimbingan guru Siswa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
√
Siswa sedikit bertanya dan paham
√
√
√ Masih ada yang pasif. Masing-masing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompoknya
Siswa menerima umpan balik positif untuk kelompok yang terbaik Siswa kembali ke posisi semula Siswa menerima soal evaluasi mandiri Siswa menanyakan hal-hal yang masih ingin ditanyakan Siswa mengucap Hamdalah dan salam bersama
√
√ √ √ √ √
Siswa persiapanny a matang, karena langsung ditunjuk.
Membagi tugas kelompok oleh guru secara langsung
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III
Hari/Tanggal
: Jumat, 24 Oktober 2014
Pengamat
: Luqita Cahyani
Kegiatan
Siswa menjawab salam Siswa menanggapi apersepsi guru.
B √
C
Masing-masing siswa menerima lembar pertanyaan/masalah dan memikirkan jawabannya Siswa belajar mengenal alatalat pencernaan manusia
K Siswa antusias menjawab tebaktebakan guru.
√
√
√
Siswa belajar alur sistem pencernaan secara runtut √
Siswa memperhatikan gambar sistem pencernaan manusia Siswa berkelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak Siswa berkumpul berdasarkan kelompoknya
Hal yang mendukung
Hasil
Siswa sangat memperhati kan saat diberi penjelasan Siswa ikut melanjutkan kalimat guru, karena sudah hafal.
√ . . √
√
Siswa mulai nyaman dengan kelompok
Hal yang menghambat
Rencana Perbaikan
nya. Setiap kelompok menerima Puzzle alat pencernaan manusia Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan dalam berdiskusi dan memecahkan masalah dengan melalui teka-teki puzzle Siswa berdiskusi berdasarkan bimbingan guru Siswa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
√
√
√
√
Masing-masing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompoknya
Siswa menerima umpan balik positif untuk kelompok yang terbaik Siswa kembali ke posisi semula Siswa menerima soal evaluasi mandiri Siswa menanyakan hal-hal yang masih ingin ditanyakan Siswa mengucap Hamdalah dan salam bersama
√
√ √ √ √ √
Siswa sudah beradaptasi dengan baik. Siswa persiapanny a matang, karena langsung ditunjuk.
Lampiran 11
No 1
Soal
Jawaban
Penyerapan sari-sari makanan terjadi
A. Kerongkongan
di dalam…. 2
….berfungsi sebagai alat
B. Anus
penghubung antara rongga mulut dan lambung. 3
Makanan masuk melalui….
C. Usus Halus
4
Pembusukan makanan terjadi di
D. Usus Besar
dalam…. 5
Yang berfungsi sebagai alat keluar
E. Mulut
sisa-sisa makanan adalah…. 6
Mengaduk makanan yang berasal
F. Lambung
dari kerongkongan adalah fungsi dari…. G. Pankreas
Lampiran 12 Puzzle Alat-Alat Pencernaan Manusia
Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18 DAFTAR NILAI SKK
Nama : Luqita Cahyani
PA
NIM
Jurusan: Tarbiyah PGMI
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21
: 11310076 Kegiatan OPAK User Education Pespus STAIN Pedas X dan Workshop PSM XIIX STAIN Music Club Pelaksana masa kesetiaan anggota PP. Masyitoh Pelatihan Ustadz Ustadzah Se kecamatan Tingkir Maulid Nabi Masjid Sabillal Muttaqin MAPABA PMII Seminar Nasional Berpolitik untuk kesejahteraan Indonesia Makesta 2012 PP Masyitoh II Pentas Seni HUT RI ke 67 Pendidik TPA An’Niam Peserta Pelatihan KARYA TULIS ILMUAH HMJ Pelatihan dan pengembangan renaja mandiri Tengaran Seminar Perawatan Jenazah Pemilihan dan Pelatihan Kader Posyandu Tengaran Lomba HUT RI ke 68 Remaja Kaliwaru Barat Pendidik dan Guru Bantu TPA An;Niam Pekan Sehat Kaliwaru Barat,Lingkungan Sehat Menuju Keluarga Sejahtera Pekan SehatKaliwaru Barat Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 H Tenaga Pendidik Bimbel Insan Kaliwaru Barat Bahsu Massail Ittihatul Asna
: Peni Susapti, M. Si
Waktu 25-27 Agustus 2010 20-25 September 2010 18-23 Desember 2010
Keterangan Peserta Peserta Peserta
Poin 3 3 3
23-24 April 2011
Pamitia
3
11 Maret 2012
Panitia
3
5 Februari 2012
Panitia
2
23-25 Maret 2012 2 Mei 2012
Peserta Peserta
3 6
16-17 Juni 2012 27 Agustus 2012 20 Desember 2012 16 Maret 2013
panitia panitia Pendidik peserta
6 3 6 3
9 Mei 2013
Peserta
3
6 Juni 2013 29 Agustus 2013
Panitia Peserta
3 3
15 September 2013
Panitia
3
3 Desember 2013
pendidik
6
13 desember 2013
panitia
3
20 Januari 2014
panitia
3
27 Januari 2014
pendidik
3
peserta
3
30 Mei 2014
Daftar Riwayat Hidup Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama TTL Jenis Kelamin Agama Suku/Bangsa Riwayat Pendidikan
: : : : : :
LUQITA CAHYANI Kab. Semarang, 03 Juni 1992 Perempuan Islam Jawa/Indonesia a. RA Masyitoh Tengaran, lulus tahun 1998 b. SD N I Tengaran, lulus tahun 2004 c. SMP N I Tengaran, lulus tahun 2007 d. SMA N I Tengaran, lulus tahun 2010 Demikian daftar riwayat hidup saya, saya buat dengan sebenar-benarnya. Tengaran, 10 Januari 2015 Penulis
Luqita Cahyani