Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2013), Vol. 1 No. 2, 67 – 74
PENINGKATAN KINERJA MESIN DENGAN PENGUKURAN NILAI OEE PADA DEPARTEMEN FORGING DI PT. AAP Ahmad1), Iwan Soenandi2) dan Christine Aprilia3) 1,3)
2)
Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Program Studi Teknik Industri Universitas Kristen Krida Wacana Email:
[email protected]
ABSTRAK PT. AAP adalah perusahaan manufaktur yang menggunakan kuningan dan logam sebagai bahan baku utama dalam memproduksi produk. PT. AAP tidak dapat mengabaikan masalah yang berkaitan dengan efektivitas kinerja mesin atau peralatan. Penggunaan mesin dan peralatan produksi yang efektif dapat mempengaruhi kualitas produk, oleh karena itu, mesin dan peralatan memerlukan pemeliharaan menggunakan sistem pemeliharaan yang baik dan benar sehingga dapat meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh penggunaan mesin dan peralatan. Langkah-langkah dalam meningkatkan kinerja atau efisiensi produksi menggunakan TPM (Total Productive Maintenance) dan OEE (Overall Equipment Effectiveness) sebagai alat yang digunakan untuk mengukur dan menentukan kinerja mesin dan peralatan. Berdasarkan perhitungan OEE, rata-rata nilai OEE pada mesin forging I, trimming I, dan restrict I masih rendah, oleh karena itu dianalisis dengan menggunakan diagram sebab akibat untuk usulan perbaikan agar efisien dan efektif. Kata Kunci: KinerjaMesin, Pemeliharaan, OEE(Overall Equipment Effectiveness) ABSTRACT PT. AAP is a manufacturing company that uses brass and metal as the main raw material in producing the product. PT. AAP can not ignore the issues related to the effectiveness of the performance of the machine or equipment. The effective use of machine and production equipment can influence the quality of a product, thereforemachine and equipment require the maintenance of using a system of good and proper maintenance so it can minimize the harm caused by the machine and equipment used. The steps in improving the performance or efficiency of production is made by TPM (Total Productive Maintenance) and using OEE (Overall Equipment Effectiveness) as a tool used to measure and determine the performance of machine and equipment. Based on the calculation of OEE, machine performance forgings I, I trimming machines, and machines restrict I still low, therefore the analyse using a causal diagram for the proposed improvement of appropriate and effective. Keywords:Machine Performance, Maintenance, OEE (Overall Equipment Effectiveness)
dilakukan tidak menyelesaikan permasalahan yang sesungguhnya.Hal ini terjadi karena tidak diketahuinya faktor penyebab dari masalah tersebut.Dengan demikian, maka diperlukan suatu metode yang mampu mengungkapkan suatu masalah dengan jelas sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan tepat dan meningkatkan kinerja mesin dan peralatan dengan optimal. Langkah yang dilakukan dalam usaha peningkatan kinerja atau efisiensi produksi dilakukan dengan TPM (Total Productive Maintenance) yang merupakan pengembangan ide dari productive maintenance dan menggunakan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) sebagai alat yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kinerja mesin dan peralatan. Dengan demikian penulisan ini
PENDAHULUAN Kepuasan konsumen merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan dalam menjalankan produksi.Perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang berkualitas, murah, dan inovatif.Selain itu, ketepatan waktu dalam memenuhi permintaan konsumen juga sangat perlu diperhatikan guna memenuhi kepuasan konsumen. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi sangat mempengaruhi hasil akhir dari suatu produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin terhadap mesin dan peralatan yang digunakan. Usaha perbaikan yang dilakukan perusahaan terhadap mesin dan peralatannya seringkali tidak memberikan hasil optimal, melainkan hanya menyebabkan terjadinya pemborosan karena perbaikan yang telah
67
Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai OEE pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia
akan memberikan usulan perbaikan kinerja mesin atau peralatan pada perusahaan dengan penerapan TPMuntuk dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Penelitian ini dilakukan di PT. AAP yang beralamat di Jalan Pajajaran No.10 Gandasari, Jatiuwung Tangerang.Produktivitas pada PT. AAP belum maksimal karena pekerja tidak mengetahui kinerja mesin dengan jelas.Selain itu, tidak adanya informasi yang nyata mengenai performasi mesin sehingga perawatan mesin yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien yang dapat berakibat menurunnya kualitas produk. Penelitian dilakukan selama bulan Agustus 2012 sampai September 2012 pada departemen forging yang terdiri dari proses forging, trimming, dan restrict.Departemen forging dipilih karena merupakan proses pembentukan produk yang sangat mempengaruhi produk jadi dimana proses berikutnya tidak dapat dilanjutkan apabila terjadi kesalahan dalam proses pada departemen ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui nilai OEE dari masing-masing mesin pada departemen forging sehingga dapat dianalisis penyebab dari rendahnya kinerja mesin yang ada kemudian dilakukan langakah perbaikan yang tepat.Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak perusahaan untuk dapat menjalankan produksinya dengan baik karena adanya informasi mengenai performansi mesin. TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan (Maintenance) mesin yang baik dan tepat dapat mempengaruhi produktivitas suatu perusahaan dalam menjalankan produksinya.Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan [1]. Peranan bagian pemeliharaan tidak hanya sekedar untuk menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi dan produk dapat diproduksi, diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi juga untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan 68
menekan atau mengurangi kemacetankemacetan menjadi sekecil mungkin [2]. Pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan seketika ketika mesin mengalami kerusakan yang tidak terdeteksi sebelumnya [1]. TPM (Total Productive Maintenance) bertujuan untuk meningkatkan efektivitas mesin dengan menghilangkan equipment loss (waste).Dalam konsep TPM, hubungan kerjasama yang erat antara perawatan dan organisasi produksi secara menyeluruh sangatdiperlukan untuk meningkatkan kualitas produk, mengurangi waste, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kemampuan peralatan dan pengembangan dari keseluruhan sistem perawatan pada perusahaan manufaktur. Metode yang digunakan sebagai alat ukur dalam penerapan program TPM salah satunya adalah OEE.OEE adalah indikator pengukuran yang dikembangkan oleh Seiichi Nakajima pada tahun 1988 yang mengevaluasi dan menunjukkan seberapa efektif peralatan operasi manufaktur yang digunakan [3]. Pengukuran OEE didasarkan pada pengukuran tiga rasio utama, yaitu availability yang merupakan proporsi dari ukuran OEE yang menunjukkan persentase waktu yang dijadwalkan untuk produksi atau operasi itu benar-benar tersedia untuk aktivitas produksi atau operasi, performanceyang merupakan proporsi dari OEE yang menunjukkan kecepatan aktual di mana pusat-pusat kerja beroperasi sebagai presentase dari kecepatan desainnya, dan quality yang merupakan proporsi dari OEE yang menunjukkan unit berkualitas baik yang dihasilkan sebagai persentase dari unit total yang diproduksi. Ketiga rasio tersebut diperoleh dari rumus: Operating time Availability = ×100% Planned production time ………(1)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; 67 – 74
Planned production time = Shift Length – Breaks….(2) Operating time = Planned production time – Down time ….(3) Performance = Actual output / Operating time × 100% ….(4) Idealrunrate Good output = Actual output – Not good output quality Good output = × 100% ….(5) Actual output
Setelah melakukan perhitungan OEE, dilakukan analisis dari hasil perhitungan tersebut dengan menggunakan diagram sebab akibat. Diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan untuk dilakukannya suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebabpenyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada [5]. Bentuk umum diagram sebab akibat akibat dapat dilihat pada Gambar 2. MANUSIA
PENGUKURAN
METODE
Berdasarkan tiga rasio di atas, maka perhitungan nilai OEE adalah sebagai berikut: OEE = Availability x Performance x Quality ….(6) Berdasarkan uraian di atas, hierarki faktor-faktor yang mempengaruhi nilai OEE dijelaskan pada Gambar 1.
PERTANYAAN MASALAH
MATERIAL
MESIN
LINGKUNGAN
Gambar 2. Bentuk Umum Diagram Sebab Akibat METODOLOGI PENELITIAN Mulai Observasi Awal Studi Lapangan
Studi Pustaka
• Target output • Actual output • Not good output • Downtime • Ideal Run Rate
Identifikasi Masalah Pengumpulan Data
Tidak
Pengolahan Data Uji Kesesuaian
Gambar 1. Hierarki Faktor-faktor OEE
Uji Keseragaman
Kinerja mesin/peralatan perusahaan kelas dunia dapat dilihat pada Tabel 1.yang digunakan sebagai standar nilai OEE.
Data seragam ?
Tabel 1. Kinerja Mesin/Peralatan Perusahaan Kelas Dunia [4] OEE Factor Availability Performance Quality Overall OEE
Lean-Sigma Enterprise (World Class) 90,0% 95,0% 99,9% 85,4%
Ya Perhitungan Availability Rate
Perhitungan Performance Rate
Perhitungan Quality Rate
Perhitungan OEE Analisis Hasil dan Usulan Perbaikan Kesimpulan dan Saran Selesai
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
69
Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai OEE pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan perhitungan OEE, dilakukan uji keseragaman data actual outputdari setiap mesin pada departemen forging. Pengujian data yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diamati sudah seragam atau berada dalam batas kontrol yaitu batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Dalam pengujian ini, data dibagi menjadi delapan sub grup dan dilakukan perhitungan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Berdasarkan pengujian yang sudah dilakukan, data actual output pada masing-masing mesin berada dalam batas kontrol. Data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan OEE adalah target output, actual output, not good output, downtime, dan ideal run rate dengan jam kerja yang tersedia adalah 16 jam untuk setiap mesin. Waktu ini terdiri dari 8 jam kerja pada shift pertama, dan 8 jam kerja pada shift kedua dengan waktu kegiatan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Data produksi dari mesin forging I, trimming I, dan restrict I pada departemen forging untuk perhitungan OEE dapat dilihat pada Tabel 2 sampai Tabel 4.
Pada mesin trimming I, output target memiliki jumlah yang berbeda-beda setiap harinya. Hal ini dikarenakan prosestrimming merupakan proses lanjutan dari proses forging, sehingga good output yang telah dihasilkan dari mesin forging I menjadi output target untuk mesin trimming I. Sama halnya dengan mesin trimming I, output target untuk mesin restrict I dipengaruhi oleh good output dari proses sebelumnya yaitu proses trimming. Pada proses ini, tidak ada produk cacat yang dihasilkan karena proses yang dilakukan hanya meratakan bagian produk yang belum flat. Ideal run ratemerupakan jumlah produk yang dihasilkan dalam satu waktu oleh mesin/peralatan secara teoritis atau sesuai dengan standar mesin/peralatan. Ideal run rateuntuk mesin forging I, mesin trimming I, dan mesin restrict I dapat dilihat pada Tabel 5. Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka dilakukan perhitungan tiga rasio utama dalam OEE yaitu availability, performance, dan quality sehingga bisa didapatkan nilai OEE dari mesin-mesin pada departemen forging.
Tabel 2. Data Produksi Mesin Forging I untuk Perhitungan OEE
70
Tanggal 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 27 28 29 30 31 -
Actual Output (Pcs) 4080 3374 1698 2448 3725 2629 3346 4037 3152 4010 4080 4080 4080 4080 3419 -
Not good output (pcs) 31 23 20 16 35 32 34 31 66 66 112 44 40 32 43 -
Bulan
September
Agustus
Bulan
Downtime (jam) 0,00 2,66 8,87 6,11 1,37 5,55 2,78 0,17 3,49 0,27 0,00 0,00 0,00 0,00 2,53 -
Tanggal 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 27 28
Downtime (jam) 3,68 0,00 4,74 4,33 0,72 7,88 7,48 7,40 9,08 8,48 7,80 0,61 0,00 9,98 0,44 6,85 4,47
Actual Output (pcs) 3197 4080 2808 2930 3890 1966 2072 2156 1656 1828 2020 3920 4080 1400 3965 2241 2900
Not good output (pcs) 32 31 58 12 44 32 25 3 16 21 95 58 214 69 51 117 56
Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; 67 – 74
Tabel 3. Data Produksi Mesin Trimming I untuk Perhitungan OEE Ouput Target (pcs) 4049 3351 1678 2432 3690 2597 3312 4006 3086 3944 3968 4036 4040 4048 3376 -
Actual Not good Output output (pcs) (pcs) Bulan 4049 0 3351 0 1678 0 2432 0 3446 0 2597 0 3312 0 3281 0 3086 0 3179 22 3968 0 3417 0 3324 0 3587 0 3376 0 September
Tanggal 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 27 28 29 30 31 -
Agustus
Bulan
Down time (jam) 4,66 6,61 11,30 9,19 6,31 8,73 6,72 6,76 7,36 6,99 4,89 6,37 6,60 5,91 6,54 -
Tanggal 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 27 28
Down Time (jam) 9,56 4,66 8,30 7,83 5,64 10,58 10,27 11,17 11,41 10,94 10,60 8,48 1,74 12,27 5,04 10,05 8,03
Ouput Target (pcs) 3065 4049 2750 2918 3846 1934 2047 2153 1640 1807 1925 3862 5092 1331 3914 2124 2844
Actual Not good Output output (pcs) (pcs) 2260 0 4049 0 2750 0 2918 0 3691 0 1934 0 2047 2 1713 0 1640 0 1671 0 1925 0 2636 0 5092 0 1331 0 3914 0 2124 0 2844 1
Tabel 4. Data Produksi Mesin Restrict Iuntuk Perhitungan OEE Tanggal 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 27 28 29 30 31 -
Actual Output (pcs) 4049 3351 1678 2432 3690 2597 3312 4006 3086 3944 3968 4036 4040 4048 3376 -
Not good output (pcs) 4049 3351 1678 2432 3446 2597 3312 3281 3086 3179 3968 3417 3324 3587 3376 -
Tabel 5. Data Ideal Run Rate No. 1. 2. 3.
Mesin Forging I Trimming I Restrict I
Ideal Run Rate (pcs/jam) 255 357 357
Hasil perhitungan yang dilakukan pada mesin forging I, trimming I, dan restrict I berdasarkan persamaan (1) hingga persamaan (6) dapat dilihat pada Tabel 6 sampai Tabel 8.
Bulan
September
Agustus
Bulan
Downtime (jam) 4,66 6,61 11,30 9,90 8,95 6,89 5,78 6,81 7,36 7,16 4,89 6,43 6,69 5,95 6,54 -
Tanggal 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 27 28
Downtime (jam) 9,67 8,69 9,17 7,79 9,06 10,58 10,27 11,20 11,41 11,32 10,61 8,62 1,74 12,27 5,04 10,05 8,04
Actual Output (pcs) 2260 4049 4264 4820 3691 1934 2047 1713 1638 1671 1925 2636 5092 1331 3914 2124 2844
Not good output (pcs) 2260 2535 2362 22841 2434 1934 2047 1713 1638 1671 1925 2636 5092 1331 3914 2124 2843
Hasil perhitungan pada mesin forging I menunjukkan bahwa hanya nilai dari performance yang memenuhi standar perusahaan kelas dunia dengan rata-rata nilai 98,14%, sedangkan nilai dari availability dan quality masih di bawah standar. Hal ini memyebabkan nilai OEE mesin forging I berada di bawah standar dengan rata-rata nilai sebesar 74,82%.
71
Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai OEE pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia
September
Agustus
TangBulan gal 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 27 28 29 30 31 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 27 28 Rata-rata
Availa Perfor bality mance Quality (%) (pcs) (%) 100,00 100,00 99,24 83,39 99,17 99,32 44,54 99,45 98,82 61,80 97,09 99,35 91,43 99,86 99,06 65,33 98,64 98,78 82,63 99,25 98,98 98,34 100,00 99,23 78,16 98,84 97,91 98,34 99,95 98,35 100,00 100,00 97,25 100,00 100,00 98,92 100,00 100,00 99,02 100,00 100,00 99,22 84,20 98,14 98,74 76,98 98,25 100,00 100,00 100,00 100,00 70,38 100,00 100,00 72,94 100,00 100,00 95,51 99,81 100,00 50,78 100,00 100,00 53,23 100,00 99,90 53,77 99,36 100,00 43,26 100,00 99,88 47,00 92,47 100,00 51,28 100,00 100,00 96,18 98,17 100,00 100,00 100,00 100,00 37,60 100,00 100,00 97,28 100,00 100,00 57,18 100,00 100,00 72,09 100,00 99,96 77,01 99,50 99,97
OEE (%) 99,24 82,13 41,13 59,61 90,44 63,65 81,18 98,19 75,64 96,67 97,25 98,92 99,02 99,22 82,75 39,57 70,89 48,14 51,09 64,62 33,86 35,80 29,99 28,68 29,25 33,70 46,15 89,15 23,30 68,52 37,18 49,77 50,66
Lanjutan… Bulan
Rata-rata
72
Quality (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,31 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
OEE (%) 70,89 58,67 29,38 42,58 60,33 45,47 57,98 57,44 54,03 55,27 69,47 59,82 58,19 62,80 59,10
Perfor mance (pcs)
Quality (%)
40,27 70,89 48,14 51,09 64,74 33,86 35,84 3,18 28,71 31,64 33,70 47,01 89,15 23,30 68,52
98,25 100,00 100,00 100,00 99,81 100,00 100,00 99,36 100,00 92,47 100,00 98,17 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,90 100,00 99,88 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
39,57 70,89 48,14 51,09 64,62 33,86 33,80 29,99 28,68 29,25 33,70 46,15 89,15 23,30 68,52
50,88
99,50
99,97
50,66
OEE (%)
Tabel 8. Hasil Perhitungan OEE Mesin Restrict I Bulan
Agustus
Agustus
Bulan
Tanggal 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 27 28 29 30 31
Perfor mance (pcs) 100,00 100,00 100,00 100,00 99,65 100,00 100,00 99,45 100,00 98,81 100,00 99,37 99,04 99,55 100,00
Availa bality (%)
Pada mesin trimming I, hampir seluruh nilai performance dan quality sudah memenuhi standar dengan rata-rata nilai sebesar 99,50% dan 99,97%. Rasio availability untuk mesin ini masih berada jauh di bawah standar karena besarnya waktu menganggur, hal ini dipengaruhi oleh proses forging yang tidak menghasilkan good output dengan optimal sehingga produk yang diproses di mesin trimming menjadi lebih sedikit dari jumlah produk maksimal yang bisa diproses oleh mesin tersebut. Dengan rendahnya nilai availability pada mesin ini, maka nilai OEE manjadi tidak memenuhi standar yang ada dengan rata-rata nilai sebesar 50,66%.
Tabel 7. Hasil Perhitungan OEE Mesin Trimming I Availa bality (%) 70,89 58,67 29,38 42,58 60,54 45,74 57,98 57,76 54,03 56,32 69,47 60,20 58,76 63,08 59,10
Tanggal 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21
September
Tabel 6. Hasil Perhitungan OEE Mesin Forging I
Tanggal 1 2 3 6 7 8 9 10 13 14 27 28 29 30 31
Availa bality (%) 70,89 58,67 29,38 38,13 44,04 56,93 63,87 57,44 54,03 55,27 69,47 59,82 58,19 62,80 59,10
Perfor mance (pcs) 100,00 100,00 100,00 99,58 98,26 99,48 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Quality (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
OEE (%) 70,89 58,67 29,38 37,97 43,28 56,64 63,87 57,44 54,03 55,27 69,47 59,82 58,19 62,80 59,10
Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; 67 – 74
Lanjutan Tabel 8… Tanggal 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 27 28 Rata-rata
September
Bulan
Availa bality (%) 39,57 45,71 4268 51,30 43,38 33,86 35,84 29,99 28,68 29,25 33,70 46,15 89,15 23,30 68,52 37,18 49,79 48,94
Perfor mance (pcs) 100,00 97,10 96,88 96,96 98,22 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,58
Quality (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
OEE (%) 39,57 44,38 41,35 49,74 46,21 33,86 35,84 29,99 28,68 29,25 33,70 46,15 89,15 23,30 68,52 37,18 49,79 48,86
Pada mesin restrict I, hampir seluruh nilai performance sudah memenuhi standar dengan rata-rata nilai sebesar 99,58% dan seluruh nilai quality mencapai nilai optimal yaitu 100%, sedangkan rasio availability untuk mesin ini masih berada jauh di bawah standar dengan rata-rata nilai 49,94%. Sama halnya dengan mesin trimming I, rasio availability menjadi lebih kecil karena pengaruh dari proses sebelumnya yaitu proses forging dan proses trimming. Maka nilai OEE pada mesin ini tidak memenuhi standar yang ada dengan rata-rata nilai sebesar 48,86%.
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata nilai OEE pada mesin forgingI, mesin trimming I, dan mesin restrict I pada PT. AAP belum memenuhi standar kinerja mesin kelas dunia. Untuk dapat mengetahui penyebab dari rendahnya kinerja mesin, maka dilakukan analisis dengan bantuan diagram sebab akibat yang dapat dilihat pada Gambar 4. KESIMPULAN Pemeliharaan mesin dan peralatan merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas produksi. Sistem pemeliharaan yang baik dan tepat mampu meminimalisasi kerugian-kerugian yang disebabkan oleh mesin dan peralatan dan meningkatkan kinerja dari mesin tersebut. Peningkatan kinerja mesin/ peralatan dapat dibantu dengan pengukuran OEE yang didasarkan pada pengukuran tiga rasio utama yaitu availability, performance, dan quality. Rata-rata nilai OEE pada mesin forging I, trimming I, dan restrict I berturut-turut adalah 74,82%, 50,66%, dan 48,86%. Nilai-nilai tersebut belum mencapai kondisi yang ideal (≥85,4%), hal ini menyatakan bahwa mesin/ peralatan yang digunakan pada PT. AAP membutuhkan pemeliharaan yang lebih baik lagi. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan diagram sebab akibat, mesin merupakan faktor yang paling banyak memberikan pengaruh pada rendahnya kinerja mesin. Penyebab-penyebab yang ada dalam faktor
Gambar 4. Diagram Sebab Akibat Low Machine Performance
73
Peningkatan kinerja mesin dengan pengukuran nilai OEE pada Departemen Forging di PT. AAP Ahmad, Iwan Soenandi dan Christine Aprilia
[3]. Nakajima, Seiichi. 1988. Introduction to TPM: Total Productive Maintenance. Productivity Press, Cambridge, MA [4]. Gaspersz, Vincent. 2012. All-in-one Management Tool book. Tri Al Bros Publishing. [5]. Gaspersz, Vincent. 1998. Manajemen Produktivitas Total. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
mesin yaitu umur mesin yang sudah tua, cetakan yang mudah retak atau pecah, tidak tersedianya cetakan cadangan, dan suhu oven yang tidak konsisten. DAFTAR PUSTAKA [1]. Corder, Anthony S. 1996. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Erlangga. Jakarta. [2]. Assauri, Sofyan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
74