PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI PENERAPAN SIX THINKING HATS Okthina Damaryanti1), Sukarno2), M. Ismail Sriyanto3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail:
[email protected] Abstract: The purpose of this research in to improve the skill of writing observation report by using Six Thinking Hats on the fifth grade students of SD Negeri Pajang II, Laweyan, Surakarta at 2014/2015 academic year. This research is a Classroom Action Research conducted in two cycles. Each cycle consist of planning, action, observation, and reflection. The subject are the fifth grade students of SD Negeri Pajang II Laweyan, Surakarta at 2014/2015 Academic Year consist of 39 students. The data collection techniques used are interview, observation, documentation, and test. The data analyzed technique used interactive analysis model consist of four phases, namely: data collecting technique, data reduction, data display, and taking the conclusion or verification. The data validity used source triangulation and data collection of triangulation. The conclusion is Six Thinking Hats can improve the skill of writing observation report on the fifth grade students on SD Negeri Pajang II, Laweyan, Surakarta at 2014/2015 Academic Year. The improvement can be proved by the increase of the average score and class learning completeness in each cycle. the average score before the treatment is 49.49, with learning completeness 35,90%. In cycle I the class average score is 75.37 with learning completeness 75.37%. In cycle II the class average score become 81.59, with learning completeness 89.75%. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan melalui penerapan Six Thinking Hats pada siswa kelas V SD Negeri Pajang II Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Pajang II Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Simpulan dalam penelitian ini yaitu Six Thinking Hats dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri pajang II, Laweyan, Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar. Nilai rata-rata pada prasiklus adalah 49.49, dengan ketuntasan sebesar 35.90%. Nilai rata-rata siklus I adalah 75.37 dengan ketuntasan sebesar 75.37%. Nilai rata-rata siklus II adalah 81.59 dengan ketuntasan sebesar 89.75%. Kata Kunci : Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan, Six Thinking Hats
Sedikit jumlah orang yang mampu menuangkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan. Jika semua orang mengerti bahwa menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan, maka akan banyak orang yang berlomba untuk menguasai keterampilan dalam menulis. Menulis dapat membantu otak dalam mengatur pikiran, hal ini didukung oleh pendapat Lieberman (dalam Yuliansyah, 2013) yang di dalam eksperimennya menemukan bahwa menulis akan mengurangi aktivitas amygdala (bagian otak yang berhubungan dengan emosi dan ketakutan), dan meningkatkan aktivitas bagian depan kortekes sebagai pengatur pikiran. Kegiatan menulis terdiri dari berbagai jenis, antara lain menulis teks 1)
Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
deskripsi, menulis teks argumentasi, menulis teks karangan, termasuk menulis teks laporan. Berfokus pada bagian topik menulis teks laporan, seharusnya untuk taraf anak SD sudah mahir menulis laporan, karena yang cenderung kegiatannya berkaitan erat dengan kunjungan wisata di akhir semester. Selain itu mengamati suatu keadaan tertentu seharusnya anak SD sudah terbiasa dengan tugas menulis laporan. Nurgiyantoro (2009: 302) menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa, menulis laporan pun dapat dimanfaatkan untuk melatih dan mengungkap kemampuan menulis siswa.
Menulis sangat penting bagi pendidikkan karena memudahkan para pelajar berpikir dan mengingat. Selain itu dapat menolong seseorang berpikir kritis dan memudahkan merasakan hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu seseorang menjelaskan pikiran-pikirannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan guru dan siswa SD N Pajang II, Laweyan Surakarta secara langsung, pada intinya siswa sudah pernah melakukan kunjungan atau pengamatan, kemudian menuliskan hasilnya, hanya saja mereka belum paham benar bahwa tulisan itu merupakan laporan. Dalam pembelajaran guru juga jarang menggunakan metode yang melibatkan sisi kreatif siswa. Kelemahan lain yang juga terjadi adalah dalam hal cara penulisan laporan, terutama dalam hal penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Siswa belum menggunakan huruf kapital dan tanda baca dengan tepat. Kelemahan tersebut menyebabkan rendahnya nilai keterampilan menulis laporan pada siswa kelas V SD Negeri II Pajang, Surakarta. Hal ini dibuktikan dari nilai keterampilan menulis rendah. Fakta rendahnya keterampilan menulis laporan pengamatan siswa tersebut dikuatkan dengan data hasil pretest keterampilan menulis laporan pengamatan dapat ditunjukkan bahwa tercatat 35,90% atau hanya 14 siswa dari 39 siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 68. Artinya, masih terdapat 64,10% atau 25 siswa yang belum mencapai KKM. Fakta tersebut merupakan suatu indikasi bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam meningkatkan keterampilan menulis laporan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain siswa kelas V belum terbiasa menuliskan hasil pengamatannya ke dalam bentuk tulisan, selain itu juga karena siswa bosan dengan metode dalam pembelajaran yang memuat unsur menulis laporan hasil pengamatan. Pada dasarnya segala hal yang diingat akan mudah menguap atau hilang begitu saja. Memori manusia ada bebarapa jenis, salah satunya yaitu Short Term Memory. Dama-
yanti dalam makalahnya menyatakan bahwa “Short Term Memory merupakan bagian memori manusia yang mampu menyimpan informasi dalam jangka waktu yang pendek. Pada memori ini informasi yang diterima akan mudah hilang”. Oleh karena itu agar ingatan anak-anak terjaga dan tidak mudah menguap, perlu untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Khususnya ketika siswa SD sedang melaksanakan kegiatan pengamatan, mereka perlu dilatih secara berulang-ulang untuk mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan yang baik. Oleh karena itu perlu diterapkan Six Thinking Hats dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan. Bono (2007: 95) Enam Topi Berpikir merupakan metode yang digunakan untuk mengerjakan satu jenis kegitan berpikir dalam waktu yang sama, sehingga penggunaannya bukan sekaligus bersamaan namun hanya menggunakan satu topi. Penggunaan Enam Topi Berpikir dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara single use dan sequence use. Penjelasannya yaitu seperti yang dikemukakan oleh Bono (1999: 4) berikut; “Using the Hats: (1) Single use: The hat may be used to request a type of thinking to direct a discussion.; (2) Sequence use: (a))The hats may be used one after another in a sequence. (b)) Any hat may be used as often as you like. The sequence may be made up of two, three, four or more hats. (c)) A preset sequence is set up at the beginning of the meeting under an initial blue hat. The sequence is laid out in advance and followed. Minor variations are permitted depending on the output. Evolving sequences are recommended only for those who are more experienced in the Six Hats method. Members may choose hats as they go, or the facilitator can. The facilitator may be viewed as manipulating the outcome, so it is better to stick to preset sequences. Penerapan Six Thinking Hats membutuhkan proses berpikir. Sejalan dengan Sheth (Vol. 2 Tahun 2012 Hal. 449) menyatakan “Six Thinking Hats” ® is a technique by which one can structure ‘Decision
Making’ / ‘Thinking Process’ – be it in a Group or at an Individual level decision making”. Proses berpikir setiap manusia berbeda, berbeda cara tentu berbeda pula jenis kesulitan yang dihadapi ketika proes berpikir itu berjalan. Perlu adanya cara atau metode untuk mendukung proses berpikir. Sebagaimana dengan pendapat dari Goodman (2011: 3), dia mendukung akan perlunya menggunakan Six Thinking Hats karena ketika kita mencoba berpikir praktis, ada tiga kesulitan mendasar: Pertama, emosi, kita sering memiliki kecenderungan untuk tidak berpikir sama sekali, tetapi langsung mengandalkan firasat instan, emosi, dan prasangka sebagai dasar untuk bertindak. Kedua, ketidakberdayaan, kita mungkin bereaksi dengan perasaan ketidakmampuan: “Saya tidak tahu bagaimana berpikir tentang hal ini, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya..” Ketiga, kebingungan, kita berusaha memikirkan semuanya sekaligus, dengan kekacauan sebagai hasilnya. Oleh karena itu melalui enam topi berpikir merupakan cara yang sederhana dan praktis untuk mengatasi ketiga kesulitan itu. Sehubungan dengan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah, yaitu; apakah penerapan Six Thinking Hats dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri Pajang II, Kecamatan Laweyan, Kabupaten Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015?. Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan melalui penerapan Six Thinking Hats pada siswa kelas V SD Negeri Pajang II, Kecamatan Laweyan, Kabupaten Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015. METODE Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pajang II, Laweyan, Surakarta. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah 39 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 22 perempuan. Waktu penelitian adalah selama lima bulan yaitu bulan Januari-Mei tahun pelajaran 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data yang termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai keterampilan menulis sis-
wa sebelum tindakan dan sesudah tindakan, nilai keaktifan siswa dalam pembelajaran, serta nilai proses pelaksanaan guru dalam pembelajaran. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah silabus Bahasa Indonesia kelas V semester II, RPP Bahasa Indonesia kelas V menulis laporan pengamatan, hasil wawancara terhadap guru kelas V SD Negeri Pajang II Laweyan Surakarta sebelum dan sesudah menerapkan Six Thinking Hats. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai pembelajaran yang se-lama ini telah berlangsung seperti cara me-ngajar guru dan metode yang digunakan guru dalam mengajar, serta keadaan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur atau menilai proses pelaksanaan pembelajaran guru kelas V SDN Pajang II, Laweyan, Surakarta dalam penerapan Six Thinking Hats saat pembelajaran berlangsung dan menilai keaktifan siswa. Di dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes yang diberikan berbentuk tes esai, tes ini digunakan untuk mengetahui perkembangan keterampilan menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SDN Pajang II, Laweyan, Surakarta tahun pelajaran 2014/ 2015. Data dokumentasi dalam penelitian ini yang digunakan untuk memperoleh berbagai data antara lain Silabus pembelajaran, RPP, data nilai keterampilan menulis laporan pengamatan sebelum dan setelah penerapan Six Thinking Hats, dan dokumentasi foto. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan teknik pengumpulan data. Triangulasi sumber data digunakan untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi teknik berarti peneliti menguji data yang sama dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman. Model ini mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan simpulan. (Sugiyono, 2010: 337)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian yang dilakukan melalui siklus-siklus tindakan. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai yang mencakup perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). HASIL Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan kegiatan wawancara dan memberikan pretes pada siswa. Hasil pretes tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 25 siswa atau 64.10% nilai keterampilan menulis laporan pengamatan siswa masih di bawah KKM (68), serta nilai rata-rata ketuntasan klasikalnya hanya 49.49 (rendah). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Frekuensi Data Nilai Prasiklus Interval
xi
f
0-11
5.5
12-23
% Relatif
Kumulatif
1
2.56
2.56
17.5
0
0.00
2.56
24-35
29.5
11
28.21
30.77
36-47
41.5
8
20.51
51.28
48-59
53.5
3
7.69
58.97
60-71
65.5
11
28.21
87.18
72-83
77.5
5
12.82
100
Jumlah
290.5
39
100
Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas, sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 68. Dari 39 siswa, 25 siswa atau 64.10% siswa masih di bawah KKM, dan hanya 14 siswa atau 37,5% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dengan nilai terendah 0, nilai tertinggi 80, dan nilai rata-rata kelas 49.49. Nilai keterampilan menulis laporan pengamatan siswa setelah diterapkan Six Thinking Hats pada siklus I menunjukkan peningkatan. Hasil secara lengkap nilai keterampilan menulis laporan pengamatan pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Siklus I Interval Nilai
xi
f
37-44
40.5
45-52
% Relatif
Kumulatif
3
7.69
7.69
48.5
1
2.56
10.25
53-60
56.5
3
7.69
17.94
61-68
64.5
1
2.56
20.5
69-76
72.5
4
10.26
30.76
77-84
80.5
18
46.15
76.91
85-92
88.5
9
23.08
100
39
100
Jumlah
Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas, pada siklus I sebanyak 31 siswa mencapai nilai KKM atau persentasenya 75.37%, sedangkan 8 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 24.63%. Nilai terendah 37.5, nilai tertinggi 92.5, dan rata-rata nilai menulis laporan pengamatan secara klasikal sebesar 75.37. Dengan demikian, target pada indikator kinerja penelitian yaitu ≥ 75% siswa mencapai KKM sudah tercapai, akan tetapi untuk lebih memantapkan keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan maka tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Data nilai keterampilan menulis laporan pengamatan siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Frekuensi Data Nilai Siklus II Interval Nilai
Xi
f
47-53
50
54-60
% Relatif
Kumulatif
1
2.56
2.56
57
0
0.00
2.56
61-67
64
3
7.69
10.25
68-74
71
3
7.69
17.94
75-81
78
10
25.64
43.58
82-88
85
11
28.21
71.79
89-95
92
11
28.21
100
Jumlah
497
39
100%
Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas, pada siklus II ada 35 siswa yang mencapai nilai KKM atau 89.75%, sedangkan sebanyak 4 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 10.25%. Nilai terendah 47.5, nilai ter-
tinggi 95, dan nilai rata-ratanya sebesar 81.59. Hasil siklus II meningkat dan telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu ketuntasan klasikal ≥ 75%, dengan demikian peneliti mengakhiri tindakan pada siklus II dalam meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh, dapat dinyatakan bahwa dalam pembelajaran bahasa dengan menggunakan Six Thinking Hats dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa. Terampil dalam menulis didukung dengan adanya pengulangan latihan dari tahapan menulis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dalman (2014: 2) bahwa menulis merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya diperoleh secara bertahap, sehingga tidak dapat secara tiba-tiba langsung menjadi tulisan yang baik. Serangkaian keaktifan/tahapan tersebut memberi kesempatan kepada siswa memperbaiki tulisannya sampai mencapai taraf kesempurnaan. Dalam penerapan Six Thinking Hats guru dapat membimbing siswa secara langsung. Aktivitas tersebut memberi kesempatan siswa untuk memperbaiki tulisannya, sehingga siswa menjadi subjek aktif, kritis, dan kreatif. Pada hasil pretest keterampilan menulis laporan pengamatan siswa diperoleh nilai rata-rata kelas. Besarnya persentase ketuntasan klasikal siswa hanya 35.90%, sedangkan 64.10% masih belum memenuhi KKM. Nilai terendah pada pretest adalah sebesar 0, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80. Berdasarkan hasil pretest tersebut, maka dilakukan tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa. Pembelajaran siklus I dengan menerapkan Six Thinking Hats menunjukkan adanya peningkatan signifikan keterampilan menulis laporan pengamatan. Hasil analisis data nilai keterampilan menulis laporan pengamatan pada siklus I menunjukkan bahwa persentase hasil tes siswa yang tuntas menulis laporan pengamatan meningkat menjadi 75.37% dibandingkan sebelum ada tindakan. Siswa
yang belajar tuntas pada siklus I sebanyak 31 siswa atau persentasenya sebesar 75.37%. Peningkatan tersebut sudah memenuhi target atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Akan tetapi sebagai pendalaman materi dan pemantapan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Selain ditemukan peningkatan juga masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksaan pembelajaran. Bagi guru yaitu 1) Pada aspek penguasaan materi pelajaran, guru belum mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan; 2) Metode pembelajaran, guru harus memperbaiki dan memaksimalkan kinerja dalam seluruh tahapan dalam menulis laporan pengamatan dengan Six Thinking Hats; 3) Pemanfaatan media sumber pembelajaran; 4) Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan; 5) Melaksanakan kegiatan merangkum bersama dan refleksi agar antara siswa dan guru dapat saling mengkoreksi kelebihan atau kekurangan proses pembelajaran. Bagi siswa yaitu 1) Masih ada siswa yang kurang berani mengemukakan pendapatnya; 2) Siswa suka bermain sendiri dan susah untuk diatur; 3) Dalam diskusi kelompok, masih ada siswa yang menggantungkan jawabannya pada te-man diskusinya; dan 4) Siswa masih menga-lami kendala ketika menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan. Setelah melihat pada hasil analisis serta refleksi pada pelaksanaan siklus I, maka pelaksanaan tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. Setelah dilakukan analisis mengenai kekurangan pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan yang terjadi pada siklus I lebih dapat diminimalkan. Pelaksanakan tindakan pada siklus II berjalan lancar dan sesuai perencanaan. Hasil analisis pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa, sebanyak 35 siswa atau 89.75% mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas 81.59. Peningkatan tersebut sudah memenuhi target atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II berjalan lancar dan sesuai perencanaan.
Temuan-temuan pada penelitian ini diperkuat dengan penerapan Six Thinking Hats dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan. Urutan proses pembelajaran dalam penelitian ini pada umumnya sama yaitu terdiri dari bagian pendahuluan, inti, dan penutup. Perbedaan urutan pembelajaran terletak pada bagian cara menuliskan laporan pengamatan yang didasarkan dari enam sudut pandang topi berpikir. Informasi dari hasil pengamatan video yang dituliskan bukan hanya dari sisi kognisi melainkan sisi empati dan intuisi siswa ikut terlibat. Perbandingan nilai atau hasil tes keterampilan menulis laporan pengamatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut: Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Keterangan Nilai rata- rata klasikal Nilai tertinggi Nilai terendah Ketuntasan klasikal
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
49.49
75.37
81.59
0 80
92.5 37.5
95 47.5
35.90%
75.37%
89.75%
SIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus pada kegiatan pembelajaran menulis laporan pengamatan dengan menerapkan Six Thinking Hats pada siswa kelas V SD Negeri Pajang II, Laweyan, Surakarta dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada keterampilan menulis laporan pengamatan dari siswa. Bukti Peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa dapat diketahui dari nilai atau hasil tes keterampilan menulis laporan pengamatan yang dilaksanakan pada prasiklus, siklus I, siklus II menunjukkan peningkatan rata-rata dan persentase ketuntasan secara klasikal keterampilan menulis laporan pengamatan dari siswa. Rata-rata dari nilai keterampilan menulis laporan pengamatan siswa pada kondisi prasiklus sebesar 49.49, dengan ketuntasan klasikal sebesar 35.90%. Kemudian siklus I sebesar 75.37 dengan ketuntasan klasikal 75.37%, dan siklus II sebesar 81.59 dengan ketuntasan klasikal 89.75%.
DAFTAR PUSTAKA Bono E. (1999). Six Thinking Hats. Back Bay Books edition by Little, Brown and Co. ISBN 0 316 17791 1, 173 pages (Ebook) Bono E. (2007). Revolusi Berpikir Edrward de Bono. Bandung: Kaifa Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers Damayanti E. ---. Short term Memory& Long Term Memory. Materi Makalah yang dipublikasikan online Goodman. (2011). Bagaimana Cara Berpikir by Edward De Bono. Diperoleh tanggal 27 November 2014, dari http://irfc.wordpress.com/author/irfc/page/6/ Nurgiyantoro, B. (2009). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Sheth M. (2012). The Amazing Concept Of Six Thinking Hats. International Journal Of Management Research And Review, 2(3)/Article No-9/449-452 ISSN: 2249-7196. Diperoleh tanggal 6 Maret 2015 dari http://ijmrr.com/admin/upload_data/journal_mitez%209.pdf Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Yuliansyah M. (2013). Pengaruh Terapi Jurnal terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mengerjakan Skripsi pada Mahasiswa Psikologi UNS. Penelitian yang tidak dipublikasikan