Meningkatkan Kemampuan Mengambil Keputusan Melalui Pelaksanaan Layanan Konten Six Thinking Hats (Enam Topi Berpikir) Pada Siswa SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 BAHGIE MAHTONAMI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Abstrak Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan mengambil keputusan pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang dilaksanakan melalui layanan penguasaan konten. Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan mengambil keputusan siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014 melalui penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang akan dilaksanakan melalui layanan penguasaan konten. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Medan yang berjumlah 34 orang. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh sebelum melakukan layanan adalah mencapai 18,33% dan masih didalam kategori “kurang” dan masih dalam analisis yang belum baik, oleh karena itu perlu dilakukan penerapan penggunaan enam topi berpikir yang dilakukan melalui pelaksanaan layanan konten guna menyelesaikan masalah pengambilan keputusan. Setelah dilakukan penerapan penggunaan enam topi berpikir dalam mengambil keputusan yang dilakukan melalui pelaksanaan layanan konten dengan menggunakan 2 siklus diperoleh hasil analisis yang sudah mencapai 76,66% dan sudah dalam kategori “Baik”. Maka hipotesa yang menyatakan bahwa “kemampuan mengambil keputusan pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang dilaksanakan melalui layanan penguasaan konten” dapat diterima.
1
Noorderhaven (1995:46) mengemukakan faktor dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah kematangan emosi, kepribadian, intuisi, umur. Berbeda dengan Noorderhaven, Arroba (1998 dalam kuntadi, 2004: 14) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor di luar diri seseorang yang mempengaruhi ketidakmampuan seseorang siswa dalam mengambil keputusan yaitu kurangnya informasi prihal masalah yang ia hadapi, personality atau kepribadian siswa itu sendiri, dan budaya. Dari definisi para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yakni faktor internal atau yang berasal dari dalam diri yaitu: perasaan, kematangan emosional, kepribadian dan lain sebagainya, sedangkan faktor eksternal atau yang berasal dari luaar diri yaitu, faktor lingkungan yang mempengaruhi mod atau keadaan emosional, pengaruh dari teman sebaya, faktor budaya yang mereka anut. Berdasarkan wawancara dengan 13 orang siswa SMA Negeri 11 Meda peneliti melaksanakan Observasi awal pada bulan Januari tahun 2014 diperoleh bahwa dari 13 orang siswa yang peneliti wawancarai hanya 3 orang siswa yang sudah dapat dikatakan mampu mengambil keputusan dengan tepat, Yaitu dengan cara mempertimbangkan dulu hal-hal yang mungkin terjadi setelah keputusan diambil. Sedangkan 10 siswa yang lainya kebanyakan mengambil keputusan karena pengaruh dari teman sebaya, ada yang karena memikirkan keuntungan sesaat saja, ada yang mengambil keputusan pada saat emosi atau pada saat keadaan perasaan tidak menentu, ada yang selalu merasa ragu-ragu saat mengambil keputusan, ada yang
Pendahuluan
Pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam beberapa bidang dan dalam kehidupan sehari-hari. Keputusan-keputusan tersebut biasanya didasarkan pada alternatifalternatif yang menjadi pertimbangan. Berdasarkan alternatif-alternatif pertimbangan dapat dibuat perangkingan, sehingga keputusan dapat diambil sesuai kebutuhan yang diharapkan. Siagian (dalam Hasan, 2002:10)mengemukakan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan tindakan yang paling tepat. Siswa dapat dikatakan mampu mengambil keputusan secara tepat apabila disaat ia mengambil keputusan ia telah dapat memahami terlebih dahulu perasaannya saat itu dan memahami dampak positif dan dampak negatif apabila ia menentukan pilihannya tersebut, serta juga memikirkan dasar-dasar pengambilan keputusan lainnya seperti yang diungkapkan oleh Terry (dalam Hasan, 2002;12) yaitu dasar-dasar dalam pengambilan keputusan yakni (1) Intuisi atau perasaan yang memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terpengaruh, (2) Pengalaman, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dan dapat memperhitungkan untung ruginya, (3) Fakta yang ada, (4) Rasional, pengambilan keputusan berdasarkan rasional bersifat objektif, logis. Kemampuan siswa dalam mengambil keputusan yang tepat berbeda-beda. Perbedaaan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor yang datang dari dalam diri dan dari luar diri. 2
melalui kegiatan belajar” Prayitno (dalam Tohirin,2007:158). Layanan yang cocok diberikan konselor kepada siswa untuk mengatasi masalah mengenai pengambilan keputusan ini adalah pemberian layanan konten teknik Six thinking hats (enam topi berpikir). Karena apabila Six thinking hats (enam topi berpikir) ini tidak diterapkan maka cara siswa dalam mengambil keputusan tidak akan berubah dan akan jalan ditempat seperti itu-itu saja, mereka akan tetap dan selalu mengambil keputusan sesuai apa yang terlintas dipikirannya saat itu. Oleh karena itulah sangat perlu diterapkannya teknik Six thinking hats (enam topi berpikir) ini Keunggulan Six thinking hats (enam topi berpikir) ini adalah memudahkan siswa dalam mengambil keputusan yang tepat dan menghindari adanya penyesalan kelak, karena apabila siswa mengambil keputusan melalui kaedah enam topi berfikir (de Bono, 2007), setiap pemikiran dianologikan kepada topi yang mempunyai warna-warna tertentu, yaitu: (1) Topi putih melambangkan pemikiran neutral dan objektif yang mementingkan fakta dan perkara objektif semata-mata. (2) Topi merah melambangkan pemikiran emosional dan berlandaskan perasaan dan intuisi. (3) Topi hitam melambangkan pemikiran negatif yang menekankan keburukan, kelemahan dan kecacatan. (4) Topi kuning melambangkan pemikiran positif yang menggunakan kebaikan, keistimewaan dan manfaat. (5) Topi hijau melambangkan pemikiran kreatif dan dengan itu mampu memunculkan ide-ide baru yang baik atau mengembangkan ide yang sedia ada. (6) Topi biru melambangkan pemikiran kawalan dan dengan itu mengawal perjalanan sesuatu perkara termasuk topi-topi lain
mengambil keputusan tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu pada orang yang lebih berpengalaman dan lain-lain sebagainya. Dan untuk mengatasi masalah mereka ini, kebanyakan siswa hanya tetap menggunakan cara mereka tersebut tanpa ada niat untuk merubahnya, tetapi sebagian ada yang mencoba merubah caranya mengambil keputusan dengan bertanya terlebih dahulu kepada orang tuanya, dan ada yang merubah caranya mengambil keputusan mereka dengan berbagai macam cara. Dari wawancara dengan konselor sekolah juga didapatkan hasil bahwa ketidakmampuan mengambil keputusan juga terjadi pada siswa kelas XI di SMA Negeri 11 ini. Hal ini sangat tampak pada saat pemilihan jurusan IPA/IPS. Disini banyak siswa yang mengambil keputusan pemilihan jurusannya hanya karena mengikuti teman, ada juga karena perintah orang tua dan lain-lain. Konselor juga mendapati ketidakmampuan siswanya mengambil keputusan juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka, contohnya siswa yang sering tidak hadir kegiatan ekstrakulikuler sekolah karena pada saat yang bersamaan ada seorang temannya yang mengajak dia pergi jalan-jalan. Dari masalah tersebut sudah tampak bahwa disini siswa tersebut tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat dan lebih memikirkan keuntungan sesaat dari keputusan yang mereka ambil Untuk mengatasi masalah ini pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat dibutuhkan. salah satu diantaranya adalah layanan penguasaan konten. “Layanan penguasaan konten adalah suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu
3
Dari masalah yang terjadi di SMA Negeri 11 Medan inilah sehingga SMA Negeri 11 dipilih sebagai tempat penelitian dan penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan dengan menggunakan teknik enam topi berpikir. Sehingga direncanakan untuk melakukan penelitian yang berjudul"Meningkatkan Kemampuan Mengambil Keputusan Melalui Pemberian Layanan Konten Six Thinking Hats (Enam Topi Berpikir) Pada Siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A. 2013/2014”
3. Rumusan masalah Apakah “kemampuan mengambil keputusan pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang dilaksanakan melalui layanan penguasaan konten”.
4. Tujuan penelitian “Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014 melalui penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang akan dilaksanakan melalui layanan penguasaan konten”.
1. Identifikasi Masalah 1) Siswa Kurang tepat dalam mengambil keputusan 2) Siswa Ragu dalam mengambil keputusan 3) Siswa mengambil keputusan tanpa memikirkan untung ruginya 4) Siswa mengambil keputusan tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu kepada yang lebih mengetahui 5) Siswa mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan keinginan dirinya sendiri 6) Siswa yang suka mengikuti temannya dalam mengambil keputusan 7) Siswa yang sering mengambil keputusan pada saat emosi dan pada saat perasaan tidak menentu
Kajian Teori Pengertian Pengambilan Keputusan Siagian (dalam Hasan, 2002:10) pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Berbeda dengan Siagian, Atmosudirjo (1982: 97) mengemukakan, pengambilan keputusan selalu bersifat memilih diantara berbagai alternatif untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan James mengemukakan pengambilan keputusan (dalam Hasan, 2002:10) adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Lain lagi halnya dengan De Janasz dkk (2002: 19) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses dimana beberapa kemungkinan dapat dipertimbangkan dan diprioritaskan, yang hasilnya dipilih berdasarkan pilihan yang jelas dari salah satu alternatif kemungkinan yang ada Sedangkan wardani (2010) dalam bukunya yang berjudul “7 Langkah Mengambil Keputusan Terbaik” mengatakan bahwa mengambil
8) Siswa yang mengambil keputusan hanya karena terbayang keuntungan yang sifatnya hanya sesaat.
2. Batasan Masalah “Meningkatkan kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan Tahun ajaran 2013/2014 dalam mengambil keputusan melalui pemberian layanan konten six thinking hats (enam topi berpikir)”
4
keputusan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab manusia yang juga akan mengarahkannya untuk lebih mendekatkan pada penemuan makna dalam hidupnya. Dari beberapa pengertian diatas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja dan dilakukan tidak secara kebetulan dan keputusan yang diambil juga tidak boleh sembarangan. Dalam pengambilan keputusan masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
berhasil? Apakah aman? Apakan bisa dilaksanakan?. Melambangkan pemikiran negatif yang menekankan keburukan, kelemahan dan kekacacatan. Topi Kuning: optimis, sisi yang menguntungkan,manfaat,penghematan , pemikiran positif (keuntungan yang akan didapat). Mengapa ini bisa dilaksanakan? Apa keuntungannya?, Mengapa ini baik dilakukan?. Melambangkan pemikiran positif yang menggunakan kebaikan, keistimewaan dan manfaat. Topi Hijau: Eksplorasi, saransaran, ide-ide baru dan tindakantindakan alternatif. Apa yang bisa kita lakukan disini? Adakah ide lain?. Melambangkan pemikiran kreatif dan dengan itu mampu menjana idea-idea baru yang bernas atau mengembangkan idea yang sedia ada, sama ada secara logika atau sebaliknya. Topi Biru: Berpikir tentang berpikir, kendalikan kegiatan berpikir, menyimkpulkan posisi kita sekarang, tetapkan langkah berpikir selanjutnya dan tetapkan program.Melambangkan pemikiran kawalan dan dengan itu mengawal perjalanan sesuatu perkara termasuk topi-topi lain
Six Thinking Hats (Enam Topi Berpikir) Enam topi berpikir adalah metode untuk mengerjakaan suatu jenis kegiatan berpikir dan termasuk dalam mengambil keputusan pada suatu saat. Kita hanya mengunakan satu topi, bukan banyak topi sekaligus pada saat bersamaan. Ada enam jenis topi dengan warna yang berbeda-beda, dan setia warna mewakili satu jenis berpikir, termasuk berpikir dalam mengambil suatu keputusan. Topi Putih : fakta, angka-angka, informasi. Informasi apa yang kita punya? Informasi apa yang kita perlukan (dalam mengambil suatu keputusan)?. Melambangkan pemikiran neutral dan objektif yang mementingkan fakta dan perkara objektif semata-mata Topi Merah: Emosi, perasaan, intuisi. Bagaimana perasaan saya tentang hal ini sekarang?. Melambangkan pemikiran emosional dan berlandaskan perasaan dan intuisi. Topi Hitam: Kehati-hatian, kebenaran, penilaian yang mengarah ke negatif (kerugian yang akan didapat), kecocokan data. Apakah datanya cocok? Apakan ini akan
Layanan Konten Enam Topi Berpikir layanan konten enam topi berpikir adalah suatu tindakan pemberian suatu pemahaman mengenai enam topi berpikir dan definisi serta kegunaan dari masing-masing topi yang sasaran dari pengaplikasian topi ini dititikberatkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan di dalam kehidupannya sehari-hari, dan penjelasan mengenai enam topi berpikir ini disajikan dengan cara teknik dan tahap-tahap yang terkandung di dalam layanan penguasaan konten. Dan pelaksanaan layanan konten enam topi berpikir ini 5
dilaksanakan agar membuat siswa menjadi lebih fokus dan disiplin dalam cara berfikir, dan menghasilkan ide yang lebih berstruktur dan sistematik, membuat siswa agar berfikir dengan lebih kritikal. Membuat siswa lebih memahami peranan emosi dan intuisi dalam pembuatan keputusan.
pilihan, dan keputusan yang tepat, baik itu di dalam legiatan belajar, masalah belajar dan di dalam kehidupannya sehari-hari. Hipotesis Untuk menjawab permasalahan penelitian ini dikemukakan dapat diajukan sebagai berikut: “apakah kemampuan mengambil keputusan pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang dilaksanakan melalui layanan penguasaan konten”.
Kerangka Konseptual Antara layanan konten, enam topi berpikir dan pengambilan keputusan dapat dijadikan menjadi hal yang sangat terikat dan menjadi suatu hal yang penting bagi siswa baik dalam proses belajar maupun di dalam kehidupan sehari-hari. Karena penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang akan dilaksanakan melalui layanan konten dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan ini adalah suatu tindakan pemberian suatu pemahaman mengenai enam topi berpikir dan definisi serta kegunaan dari masing-masing topi yang sasaran dari pengaplikasian topi ini dititikberatkan pada peningkatan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan di dalam kehidupannya sehari-hari, dan penjelasan mengenai enam topi berpikir ini disajikan dengan cara teknik dan tahap-tahap yang terkandung di dalam layanan penguasaan konten. Dan pelaksanaan layanan konten enam topi berpikir ini dilaksanakan agar membuat siswa menjadi lebih fokus dan disiplin dalam cara berfikir, dan menghasilkan ide yang lebih berstruktur dan sistematik, membuat siswa agar berfikir dengan lebih kritikal. Membuat siswa lebih memahami peranan emosi dan intuisi dalam pembuatan keputusan. Dan apabila pengaplikasian enam topi berpikir ini telah diterapkan dengan baik maka siswa tersebut akan dapat menentukan
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK) merupakan suatu kegiatan untuk mempelajari suatu masalah, mencari solusi, serta melakukan perbaikan dengan menerapkan suatu tindakan nyata) Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK) dengan model siklus seperti yang dikemukakan oleh Iskandar (2013). Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Prosedur Penelitian Adapun kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitian adalah: 1. Menentukan subyek dan mengaplikasikan instrumen tes pengambilan keputusan, 2. mengolah data (Instrumen tes), 3. melakukan penerapan penggunaan enam topi berpikir yang dilakukan melalui pelaksanaan layanan konten, 4. mengaplikasikan instrumen tes pengambilan keputusan dengan teknik enam topi berpikir, 5. menganalisis data (instrumen tes pengambilan keputusan dengan teknik enam topi berpikir), 6
6. meningkatnya kemampuan dalam mengambil keputusan
siswa
Hasil Penelitian Sebelum Tindakan Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan penjajakan atau identifikasi terhadap masalah yang akan diteliti dengan melakukan penilaian pada hasil instrumen tes pengambilan keputusan yang telah diberikan pada tanggal 20 Mei 2014 hanya di 1 kelas, dan siswa yang menjadi respondennya yaitu siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa Setelah instrumen tes pengambilan keputusan terkumpul dan dinalisis, didapatilah siswa yang memiliki skor terendah yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian Siswa kelas XI IPS2 SMA Negeri 11 Medan yang berjumlah 34 orang Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengambil keputusan adalah instrumentes pengambilan keputusan dan instrument tes pengambilan keputusan dengan teknik enam topi berpikir Teknik Pengumpulan Data Untuk menjaring siswa yang bermasalah dalam pengambilan keputusan digunakan instrumen, berupa instrumen tes pengambilan keputusan.
Siklus I Berdasarkan ukuran keberhasilan pelaksanaan penerapan penggunaan enam topi berpikir dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan yaitu 0-25% (kurang), 26%50% (sedang), 51%-74% (cukup), 75%100% (baik). Dari pelaksanaan layanan penguasaan konten ini, dan dari hasil penyebaran instrumen tes pengambilan keputusan baik sebelum maupun sesudah layanan konten tentang mengambil keputusan dilakukan dapat disimpulkan bahwa, terjadi peningkatan setelah dilaksanakannya siklus I, yaitu dari 18,33% menjadi 56,66% akan tetapi kondisi ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 75%, dan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, jelas bahwa siswa masih belum memahami makna dari beberapa topi, dan kurang paham cara mengunakannya dalam mengambil keputusan oleh karena itu kemampuan mengambil keputusan siswanya juga belum baik seutuhnya. Dengan data ini dapat dikatakan bahwa pengentasan masalah pengambilan keputusan pada siswa belum tuntas. Oleh karena itu, peneliti masih harus melanjutkan kegiatan ke siklus II dengan 2 pertemuan.
Uji coba instrumen Instrumen pengambilan keputusan dengan teknik enam topi berpikir yang digunakan oleh penulis telah diuji oleh dosen ahli Prof.Dr.Sri Milfayetty,M.S,Kons,S.Psi dengan menggunakan validitas konten (isi) sehingga setiap item pernyataan disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa SMA yang dapat meningkatkan kemampuan mengambil keputusan pada siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Fisik Lingkungan SMA Negeri 11 Medan Sekolah ini memiliki ruangan, diantaranya : ruangan kepada sekolah, ruangan wakasek, ruangan tata usaha, ruangan dewan guru, ruangan kelas, ruangan BK, rungan lab. Bahasa, ruangan lab. Biologi, ruangan lab. Kimia, ruangan lab. Komputer, ruangan UKS, ruangan perpustakaan, mushollah.
Siklus II Dari pelaksanaan layanan penguasaan konten enam topi berpikir dan dari hasil 7
penyebaran instrumen tes pengambilan keputusan pada siklus I yaitu 56,66% meningkat menjadi 76,66% setelah pelaksaan layanan pada siklus II ini dan jelas bahwa siswa sudah memahami makna dari keseluruhan topi, dan paham cara mengunakannya dalam mengambil keputusan oleh karena itu kemampuan mengambil keputusan siswanya sudah dapat dikatakan baik seutuhnya karena sudah terbukti dari jawaban masingmasing siswa pada instrumen tes yang diaplikasikan pada mereka. Dengan data ini dapat dikatakan bahwa pengentasan masalah pengambilan keputusan pada siswa sudah tuntas dan penelitian cukup dilakukan dengan II siklus saja.
dari hasil instrumen tes pengambilan keputusan pada siklus II, pada tahap ini nilai yang didapat siswa sudah mencapai kategori baik yaitu 76,66%. Dengan hasil yang didapat maka hipotesa yang menyatakan bahwa kemampuan mengambil keputusan pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan penerapan penggunaan Enam topi berpikir yang dilaksanakan melalui layanan penguasaan konten benar adanya dan dapat diterima.
Saran 1. Guru BK agar mempertimbangkan dan lebih mengembangkan program penerapan penggunaan enam topi berpikir ini dan dalam pelaksanaannya agar sangat diperhatikan pada penggunaan topi kuning dan topi biru, dan juga disarankan menggunakan teori dari Charles lindblom (dalam Basyaib 2006) yakni Teori Rasional komprehensif dikarenakan teori ini sangat cocok disandingkan dengan penerapan penggunaan enam topi berpikir dalam mengambil keputusan. 2. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan–layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat mengantisipasi permasalahan–permasalahan individu dan sosialnya terutama dalam pengambilan keputusan. 3. Diharapkan Kepala sekolah lebih mendukung dan memfasilitasi kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar tujuan yang diharapkan lebih maksimal. 4. Hasil penelitian ini agar dijadikan sebagai bahan masukan, sumber informasi atau referensi dalam mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan terkait pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah khususnya dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten six thinking hats (enam topi berpikir)
Pada kegiatan ini peneliti mengevaluasi tingkat keberhasilan dan pencapaian tujuan, dan adapun tingkat keberhasilan yang ditetapkan peneliti mengacu pada kriteria rentangan persentase menurut Irianto (dalam Dewi, 2010) yaitu 0-25% (kurang), 26%-50% (sedang), 51%-74% (cukup), 75%-100% (baik) . dan pada penelitian ini mulai dari kegiatan sebelun tindakan hingga penelitian berakhir didapati hasil yang cukup memuaskan, karena terjadi penigkatan ditiap siklusnya yakni padatindakan sebelum layanan skor rata-rata yang diperoleh keseluruhan siswa yaitu 18,33% (kurang) dan setelah diberikannya layannan pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 56,66% (cukup). Dan setelah dilakukannya layanan pada siklus II maka skor rata-rata yang diperoleh siswa semakin meninngkat menjadi 76,66% (baik) dan sudah mencapai target yang diharapkan. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengambil keputusan siswa XI IPS 2 SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 meningkat dengan diterapkannya teknik enam topi berpikir yang dilakukan melalui pelaksanaan layanan konten. Dapat dilihat 8
Dermawan, Rizqi. 2004. Pengambilan Keputusan, Bandung : Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (edisi revisi 2006). Jakarta: PT Rineka Cipta
Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1991 Organisasi,Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid II edisi kelima, University Of Kentucky dan University of Houston (penerjemah: Savitri Soekrisno &
Arroba. 1998. pengambilan keputusan dari tipe kepribadian, http://www.scribd.com/doc/1058719 90/Gaya-Pengambilan-KeputusanDari-Tipe-Kepribadian (diakses 6 februari 2014 jam 20:15)
Agus Dharma) Jakarta: Erlangga http://ariska22.blogspot.com/2013/0 4/pengambilan-keputusanorganisasi.html (diakses 7 Februari 2014 jam 20:00)
A, Fachri. (2008). Strategi Koping. http//:fachrister blog detik.com (diakses 9 Februari 2014 jam 20:00)
H. Weiss, Donald. 1994. Making Tough Decisions (Pengambilan Keputusan Yaang Sulit Secara Tepat). Alih Bahasa Budijanto. Jakarta: Bina Rupa Aksara-A Macom
Baron. 1986. Pengamblan keputusan dalam organisasi. http://deliananurhayati.wordpress.co m/2014/05/01/pengambilankeputusan-dalam-organisasi-teoriorganisasi-umum-2/ (diakses pada tanggal 6 Februari 2014 jam 20:15)
Hasan, M, Iqbal.2002. Teori Pengambilan Keputusan (pokok-pokok materi), Ghalia Indonesia, Jakartahttp://adipsi.blogspot.com/2 010/06/pengambilankeputusan.html
Bono, E. D. 2007. Revolusi Berpikir (Mengajari Anak Anda Berpikir Canggih Dan Kreatif Dalam Memecahkan Masalah Dan Memantik Ide-Ide Baru).Bandung: Kaifa.-------.2001. Six thinking hats. London: Penguin Books
Iskandar, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: PT Referensi. Judiari. 2002 . tipe-tipe kepribadian manusia, http://kasyfilaziz15.blogspot.com/2 013_09_22_archive.html (diakses pada 9 Februari 2014 jam 19:00)
Bono, E. D. 1985, Six Thinking Hats. London: Management Resources Ltd Basyaib, Fachmi. 2006. Teori Pembuatan Keputusan, Jakarta : Grasindo.
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.http://mulyono.staff.uns.ac.id/20 09/06/08/teori-pengambilankeputusan-theory-of-decisionmaking/
Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Pasca Sarjana Unimed. De, janasz. 2002 .keputusan managemen, http://akuntansi.upi.edu/kuliah-simsp/2-keputusan-manajemen/ (diakses 7 Februari 2014 21:00)
Kuntadi, akhnanto 2004, (sistem penunjang keputusan) pengambilan 9
keputusan,http://dhinoambargo.blo gspot.com/2013/05/definisi-dandasar- pengambilan-keputusan.html (diakses pada 6 Februari 2014 jam 20:20)
http://davitandriansyah90.wordpress. com/2012/02/24/psikologipendidikan-faktor-internalpembelajaran/ (diakses 7 Februari 2014 jam 19:00)
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi system pendukung keputusan (andi Yogyakarta).http://www.scribd.com/ doc/122400824/Referensi-Gaya Pengambilan-Keputusan-split-1
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wardani, Dani. 2010. 7 Langkah Membuat Keputusan Terbaik. Yogyakarta: Leutika
Mulyono, Sri. 1996. Teori Pengambilan Keputusan, Edisi Revisi, LPFE-UI, Jakarta Noorderhaven. 1995. Managemen pengambilan keputusan, http://www.pradipha.com/2012/09/m anajemen-pengambilankeputusan.html (diakses 7 Februari 2014 jam 20:30) Pitri, yandri. 2013.“Pengambilan Keputusan Dengan Etika”.mhd.blog.ittelkom.ac.id . (Diakses tanggal 5 Februari 2014 Jam 20:00) Prayitno. 2004. Layanan Penguasaan Konten. Padang: UNP Press. Prayitno, Erman Amti. 2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta Siagian, S.P., 1993, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji Masagung. Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. www.antaranews.com (diakses Senin, 16 November 2009) Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, 2002. Bandung: Remaja Rosdakarya,
10