Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
PENILAIAN RISIKO PADA FASE KONSTRUKSI DAN FASE OPERASIONAL, PROYEK TERMINAL DAN TANGKI MINYAK MENTAH DI KALIMANTAN TIMUR Bambang Febiantopo 1), dan Fuad Achmadi 2) 1) Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya email:
[email protected] 2) Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK Objek dari penelitian ini adalah Proyek Terminal dan Tangki Minyak Mentah di Kalimantan Timur milik PT Pertamina Persero. Fenomena risiko yang muncul pada proyek yang menggunakan banyak tenaga kerja, berbagai macam alat berat dan jam kerja yang lama adalah risiko Kecelakaan Kerja dan aspek Pencemaran Lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko yang akan timbul dari Proyek tersebut, kemudian merekomendasikan program mitigasi sebagai langkah antisipasi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan frame ISO-31000 yang disesuaikan dengan kondisi setempat, yaitu melakukan observasi awal, merumuskan permasalahan, melakukan Focus Group Discussion (FGD) guna menentukan kriteria penilaian risiko, kemudian melakukan identifikasi risiko dan mengumpulkannya dalam Hazard Identification (HAZID) List. Analisis Kualitatif terhadap HAZID berdasarkan kreteria penilaian risiko yang disepakati dalam FGD menghasilkan risiko-risiko kategori ALARP(as low as reasonable & practictable) yang harus dikelola mitigasinya. Selanjutnya melakukan Analisis Kuantitatif terhadap ALARP Risks tersebut guna menghasilkan mitigation plans untuk mengantisipasi risiko tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dalam setiap melakukan penelitian risiko konstruksi proyek, dan khususnya untuk proyek Terminal dan tangki minyak mentah milik Pertamina di Kalimantan Timur nantinya secara keseluruhan konstruksi sampai operasinal proyek tersebut dapat berjalan dengan aman, tanpa kecelakaan kerja dan tidak merusak lingkungan. Kata kunci: Identifikasi, Penilaian, Analisis, Mitigasi, Monitor.
PENDAHULUAN Proyek Terminal dan Tangki Minyak Mentah di daerah Kalimantan Timur milik PT Pertamina meliputi; 14buah tangki timbun dengan total kapasitas 8,050 MB, blending facilities, Utilities, Infrastructure Buildings, Onshore Pipelines, Offshore Pipelines, dan Single Point Mooring (SPM) 3200 DWT. Fenomena yang terjadi pada setiap pembangunan Proyek dengan Kondisi objek yang sedemikian kompleks, menggunakan banyak tenaga kerja, berbagai macam alat berat serta jam kerja yang cukup lama serta lokasi pekerjaan yang meliputi daratan (Onshore) dan pekerjaan bawah laut (Offshore), adalah munculnya risiko kecelakaan kerja dan gangguan Pencemaran Lingkungan. Berikut adalah data Kecelakaan Kerja dan Pencemaran Lingkungan dari Proyek-Proyek Sejenis:
ISBN : 978-602-70604-3-2 1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Data Kecelakaan Kerja di Tangki Minyak (James I. Chang & Cheng-Chung Lin, 2006).
Chronological Distribution of Accidents in the WOAD Database
Number of Accidental Events for Different Types of Unit
ISBN : 978-602-70604-3-2 2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Accedental Events in Chain in Relation to the Fuction Where They Occurred (Christou, Michalis and Konstantinidou, V, 2012) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko yang akan timbul dari pembangunan Proyek Terminal dan Tangki Minyak Mentah tersebut, kemudian merekomendasikan program mitigasi sebagai antisipasi agar dapat meminimalkan risiko-risiko yang akan muncul, sehingga Proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan aman, tepat kualitas, tepat biaya dan tepat waktu, serta manfaatnya dapat diperoleh sesuai yang direncanakan. METODOLOGI Studi eksplorasi pada penelitian ini diawali dengan melakukan observasi awal pada objek penelitian, meliputi; melakukan Study Literature, melakukan review Data Sekunder (BED document, Metocean data, Geotechnic data,Geophysic data, Failure data history, mempelajari Flow Proses konstruksi Tank farm, Onshore Pipelines, Offshore Pipelines dan pemasangan SPM 3200 DWT, melakukan Survey Lapangan (Situasi jalur pipa, river crossings, road crossings, environment dll). Berdasarkan observasi awal dengan mempertimbangkan flow proses konstruksi dan data sekunder , maka diperoleh potensi risiko secara global yang kemudian dirangkum menjadi Rumusan Permasalahan. Kelompok Focus Group Discussion(FGD) dibuat dengan melibatkan orang-orang yang berpengalaman dan ahli, dari lingkungan Operasi, Engineering, Teknik, dan HSE, untuk menentukan Objective Setting, melakukan Risk Identifications, melakukan Risk Analysis, melakukan Risk Evaluations, dan memantau pelaksanaan Risk Treatments. Kriteria penilaian risiko disusun Focus Group Discussion (FGD), parameter konsekuensi mengadopsi recommended practice DNV-RP-H101 yaitu People-Environment-Asset-Reputation (P-E-A-R),Pembobotan terhadap konsekuensinya mempertimbangkan; Visi Misi Organisasi, UU No.1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja, UU No.32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
ISBN : 978-602-70604-3-2 3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Lingkungan Hidup, sehingga pembobotan terhadap konsekuensi menjadi ; People 40%, Environment 30%, Asset 20%, dan Reputation 10%. Tahap pertama adalah melakukan Identifikasi Bahaya (Hazard Identifications),sehingga didapat data Hazard Identification List (HAZID LIST) . Tahap kedua, adalah melakukan Analisis Kualitatif terhadap seluruh bahaya yang teridentifikasi (HAZID LIST) , Nilai Risiko secara kualitatif, dihitung berdasarkan besarnya Severity Hazard, Consequence/dampak yang terjadi yang mempengaruhi (People, Environment, Asset, Reputation), dan probability/likelihood terjadinya Hazard tersebut. CONSEQUENCE SEVERITY
1
2
3
4
5
PEOPLE
ENVIRONMENT
1 ASSET
2
LIKELIHOOD 3
4
5
Pernah terjadi di Pernah terjadi di Terjadi beberapa Tidak pernah Pernah terdengar RU's, atau terjadi RU's, atau terjadi kali di Tank Farm terdengar terjadi terjadi di Industri ≥ 1 kali/tahun di ≥ 1 kali/tahun di sekitar KalTim di Industri Migas Migas Industri Migas KalTim
REPUTATION
Operasi tidak First aid treatment , Ada dampak Dampak ada, tidak terganggu, tidak berakibat lingkungan kecil dan menjadi perhatian perbaikan ≤ 1000 hilang hari kerja dapat diabaikan Stakeholder USD Satu orang cidera, Dampak menjadi Dampak lingkungan Operasi terganggu, tidak mampu sedikit perhatian setempat dan tidak perbaikan 1000 USD bekerja sampai 7 Stakeholder dan permanen 10.000 USD hari kerja media masa Dampak menjadi Dampak menjadi Satu orang cidera, perhatian berbagai Operasi terganggu, perhatian luas tidak mampu pihak,Stakeholder perbaikan 10.000 Stakeholder dan bekerja sampai > 7 dan media USD - 100.000 USD media masa hari kerja setempat setempat Satu orang Dampak lingkungan Dampak Operasi terganggu, meninggal/ cacat luas dan parah berpengaruh secara perbaikan 100.000 permanen tidak ,namun tidak nasional, perijinan USD - 1MM USD mampu bekerja permanen dan demo Lebih dari orang Dampak lingkungan Dampak Operasi berhenti, meninggal/ cacat luas dan parah berpengaruh perbaikan > 1MM permanen tidak ,tidak bisa Internasional dan USD mampu bekerja direhabilitasi kebijakan negara
1
2
3
4
5
2
4
6
8
10
3
6
9
12
15
4
8
12
16
20
5
10
15
20
25
Kreteria Penilaian Kualitatif : a. Nilai risiko < 5, Aman (hijau) tidak perlu tindak lanjut b. Nilai risiko ≥ 5, ALARP/As Low As Reasonably Practicable (Kuning), perlu dilakukan Analisis Kuantitatif guna menghitung dampaknya terhadap Individu ataupun lingkungan sosialnya, serta program mitigasinya. c. Nilai risiko > 12, Un-Acceptable(merah) dan harus didesign ulang . Contoh :
ISBN : 978-602-70604-3-2 4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Tahap ketiga adalah melakukan Analisis Kuantitatif ,untuk memperoleh informasi detail mengenai mitigasi yang harus dilakukan dan safeguarding apa yang harus disiapkan sebagai antisipasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil Analisis Kualitatif terhadap Objek yang diteliti (Proyek Terminal dan Tangki Minyak Mentah di Kalimantan Timur), didapat data sebagai berikut : Area Konstruksi SPM 3200 DWT Offshore Pipelines Onshore Pipelines Tank Farm & Facility
HAZID LIST 16 17 21 23
Jumlah ALARP 9 4 2 5
Perlu Analisis Kuantitatif 1 2 1 4
Mitigation Treatment 8 2 1 1
Terdapat 4 model Kuantitatif Analisis yang harus dilakukan yaitu ; Pipe Trenching Modeling , Fire Explosion Modeling, Oil Spill Modeling, dan Anchor drop Calculation . Single Point Mooring (SPM 3200 DWT) Hazard (Bahaya) SPM berpotensi ditabrak tanker atau kapal lainnya dan mengalami (leaks, floating hose),shg mengakibatkan terlepasnya minyak ke laut dan berdampak pada proses bisnis, pencemaran lingkungan, aset dan reputasi , serta berpotensi terjadinya kebakaran. SPM berpotensi mengalami kerusakan diakibatkan terorisme atau kerusuhan sosial.
Teknik Analisis Kuantitatif Oil Spill Modeling, GNOME Software
Hasil Analisis Kuantitatif Safe Guard Required
Mitigasi Risiko
a. Pemasangan alat bantu navigasi dekat SPM b. 2(Dua) unit Tug Boat penarik Oil Boom c. 1(satu) unit Tug Boat pengumpul minyak yang tercecer d. 1(satu) Unit Fire Fighter Boat e. Oil boom sepanjang 3750 meter
a. Design Cosideration terkait dengan arah angin , arus dan pasang surut. b. Design Specification SPM sesuai standard. c. PM/PdM rutin : Internal inspection; anchor leg/chain; anchor block; corrosion protection. d. Membuat Prosedur Tanggap Darurat, dan selalu mengupdate setiap 3 bulan. e. Melakukan Emergency Drill secara rutin.
a. Security Equipments b. CCTV monitor jarak jauh
a. Membentuk Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat melibatkan seluruh stakeholders. b. Melakukan Patroli laut rutin c. Mengklasifikasikan area tersebut menjadi daerah terlarang /operasi terbatas.
ISBN : 978-602-70604-3-2 5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Offshore Pipelines
Hazard (Bahaya) Existing Pipeline (milik Pertamina dan Chevron) berpotensi mengalami rusak akibat drop object hingga bocor saat pemasangan pipa baru yang berakibat pada terlepasnya minyak kelaut shg terjadi pencemaran lingkungan dan terhentinya operasi.
Teknik Analisis Kuantitatif
Hasil Analisis Kuantitatif Safe Guard Required
Anchor a. Sonar magnetic Drop metal detector Calculations Equipments. b. Temporary Oil Boom c. Berat bendabenda yang diangkat max. 7.8 Ton, Berat Anchor Lay Barge max. 7.8 Ton
Trenching pipa yang Pipe baru berpotensi Trenching menyebabkan seabed Modeling dibawah pipa existing longsor dan pipa menggantung melebihi allowable free span (terutama mulai Landfall sampai kedalaman laut 13m , dimana pipa baru harus tertanam) sehingga pipa exsisting buckling, atau membentur pipa baru dan bocor.
a. Diving Equipments b. Under water CCTV monitor c. Sheet piles
ISBN : 978-602-70604-3-2 6
Mitigasi Risiko a. Membuat prosedur Anchorage pada tahapan konstruksi. b.Memilih tenaga kerja yang berpengalaman di bidang Offshore piping Installation. c. Melakukan pemeriksaan kelayakan peralatan dan alat bantu untuk Offshore Works. d.Membuat Prosedur Tanggap Darurat, untuk konstruksi. e. Melakukan Safety Talk rutin setiap works group, setiap pagi dan sore a. Menyiapkan prosedur detail pekerjaan trenching dan perangkat control-nya sesuai perhitungan desain, sehingga operasi Lay Barge saat aktivitas trenching, pipe laying dan anchoring masih aman. b. Melakukan underwater inspection dan memastikan bahwa freespan yang terjadi tidak melebihi Maximum Allowable Freespan bagi masing-masing pipeline. c. Jika secara perhitungan akan terjadi longsor, maka harus disiapkan temporary sheetpile untuk menahan seabed settlement.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Onshore Pipelines
Hazard (Bahaya)
Teknik Analisis Kuantitatif
Cathodic protection pipa baru dan Existing pipeline 30” yang menggunakan cathodic protection impressed current berpotensi timbul over stray current sehingga sacrificial anode lebih cepat tergerus, habis dan menimbulkan korosi pipa . Pembenaman pipa baru menggunakan Excavator ,berpotensi membentur pipeline existing pada road crossing atau pipa, Sehingga bocor dan berakibat terjadinya tumpahan minyak, penyebaran gas , kebakaran,ledakan ,kecelakaan, cidera, dan protes masyarakat.
Pipeline berpotensi gagal karena pencurian yang mengakibatkan pipa bocor Sehingga mengakibatkan terhentinya operasi , tumpahan minyak, ,kecelakaan/cidera, dan pencemaran lingkungan
Hasil Analisis Kuantitatif Safe Guard Required a. Pipe coat & Insulations b. Cathodic Protections
Bucket Impact Calculation s
Mitigasi Risiko a. Pipeline layout and spacing design specification sesuai dengan code & standard ASME B.3.14. b. Memberikan physical barrier (coating/isolasi) c. PM/PdM rutin : pigging, wall thickness , cathodic protection.
a. Kecepatan a. Membuat prosedur digging penggalian pada tahapan Excavator jika konstruksi. bekerja dekat b. Memilih tenaga kerja yang Exsisting berpengalaman di bidang Pipelines harus < penggalian & piping 5m/sec. Installation. b. Posisi Excavator c. Melakukan pemeriksaan harus stabil kelayakan peralatan dan alat bantu untuk penggalian. d. Membuat Prosedur Tanggap Darurat, untuk konstruksi. e. Melakukan Safety Talk rutin setiap works group, setiap pagi dan sore a. Security Equipments b. CCTV monitor jarak jauh
ISBN : 978-602-70604-3-2 7
a. Melakukan Patroli keamanan jalur pipa rutin b. Membentuk Organisasi penanggulangan Keadaan Darurat melibatkan seluruh stakeholders. c. Mengklasifikasikan area tersebut menjadi daerah terlarang dan operasi terbatas. d. Melakukan Emergency Drill secara rutin.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Tank Farm & Facility
Hazard (Bahaya)
Teknik Analisis Kuantitatif
Hasil Analisis Kuantitatif Safe Guard Required a. Fire Extinguiser System
Mitigasi Risiko
Jarak antar tanki yang terlalu dekat, jika terjadi kebakaran pada salah satu tanki timbun berpotensi meluas ke tanki yang lain, sehingga berakibat terjadinya major loss, business interruption, oil spill, fire.
Fire Explosion Modeling – ALOHA Software
Instalasi pipa dan valve yang terlalu dekat satu dengan yang lain menyulitkan maintenance dan pengoperasian sehingga berpotensi kecelakaan kerja.
Fire Explosion Modeling – ALOHA Software
Korosi pada tanki timbun menyebabkan bocor dan berakibat terjadinya oil spill, loss of product, kebakaran, kecelakaan dan pencemaran lingkungan
Fire Explosion Modeling – ALOHA Software
a. Tank Bundwall design
a. Design Tanki sesuai dengan API-650.
b. Fire Extinguiser System
b. Melakukan PM/PdM rutin : wall thickness dan cathodic protection.
Kegagalan mechanical integrity perpipaan, metering package, pompa dan pengoperasian berakibat tumpahnya minyak ke tanah sehingga terjadi oil spill, loss of product, kebakaran, kecelakaan dan
Fire Explosion Modeling – ALOHA Software
a. Metering Bundwall
b. 3(tiga) unit Fire Water Truck c. Fire Pumps d. Portable Foamfatale system
a. Portable Foam System b. Portable powder system
a. Design Lay out, spacing , bundwall dan water sprinkle sesuai dengan API650. b. Membuat Prosedur Tanggap Darurat, dan selalu mengupdate setiap 3 bulan. c. Melakukan Emergency Drill secara rutin.
a. Piping layout and spacing design specification sesuai dengan code & standard ASME B.3.13. b. PM/PdM rutin : wall thickness ,cathodic protection.
c. Water Springkle
b. Pump Bundwall c. Portable Foam System d. Memasang water Springkle
ISBN : 978-602-70604-3-2 8
a. Design Cosideration Pompa, Metering system ,berikut pemipaan, sistem Control dan Valve sesuai standard b. PM/PdM rutin : vibrasi, wall thickness, proofing, kalibrasi c. Membuat Prosedur Tanggap Darurat, dan selalu mengupdate setiap 3 bulan.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
pencemaran lingkungan
d. Melakukan Emergency Drill secara rutin.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Fenomena yang selalu muncul pada setiap Pembangunan Proyek Terminal dan Tangki Minyak Mentah mulai Fase Konstruksi sampai Operasionalnya adalah risiko Kecelakaan Kerja dan risiko Pencemaran Lingkungan.Setiap Risiko dapat diidentifikasi,dievaluasi secara kualitatif dan diukur secara kuantitatif sebagai upaya melakukan mitigasi mengantisipasi terjadinya risiko tersebut. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menggali kemungkinan-kemungkinan timbulnya risiko yang akan terjadi pada Proyek Pembangunan Terminal dan Tangki Minyak Mentah di Kalimantan Timur, mulai fase konstruksi sampai dengan fase operasionalnya, penelitian ini telah membuktikan bahwa Metodologi hipotesis Identifikasi Risiko (Risk Identification) melalui proses Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan orang-orang yang kompeten dibidangnya ,mampu memberikan data empiris untuk memprediksi risikorisiko yang akan terjadi seperti ; potensi SPM tertabrak/tertarik tanker, potensi kerusakan exsisting Offshore pipeline akibat dropped/dragged object, potensi dasar laut longsor (seabed soil structure slip) ketika Offshore pipe trenching , potensi kerusakan exsisting pipeline akibat terkena garpu excavator ketika konstruksi Onshore Pipelines , dan potensi kebocoran/kebakaran/ledakan saat operasional Tank Farm & Facility. 2. Untuk melakukan Mitigasi sebagai antisipasi terhadap munculnya risiko-risiko tersebut, penelitian ini telah membuktikan bahwa Metodologi Analisis Kualitatif dan Analisis Kuantitatif terhadap Hazards yang telah diidentifikasi dengan memadukan data primer (hasil peninjauan lapangan) ,data sekunder, simulasi , dan technical calculations mampu memberikan data empiris untuk mengantisipasi risiko-risiko tersebut antara lain ; menyiapkan safeguarding equipments (alat bantu navigasi, Tug boats, Oil booms, CCTV monitor jarak jauh, sonar magnetic metal detector, diving equipments, underwater CCTV monitor, sheet piles , fire extinguisher system, Fire trucks, Foam system, bundwalls, water springkle systems dll.) , mereview kembali design consideration, menyiapkan detil prosedur anchorage, menyiapkan detil prosedur pekerjaan pipe trenching, menyiapkan detail prosedur penggalian, melakukan safety talks rutin setiap hari, membuat prosedur dan melakukan Emergency Drill rutin, membuat prosedur dan melakukan patroli keamanan onshore dan offshore. Saran-Saran 1. Metodologi ini dapat dijadikan pedoman dan dimanfaatkan untuk setiap melakukan penilaian risiko terhadap suatu proyek konstruksi . 2. Metodologi ini dapat dikembangkan misalnya Clean Up Cost terhadap keterlambatan penanganan terjadinya Tumpahan Minyak di SPM 3200 , dengan memadukan data Clean up Cost/ Km² (USD) Area tercemar , Kecepatan penanganan Tumpahan minyak (Hours), Kecepatan dan arah angin, sehingga tercipta grafik Clean Up Cost (USD) VS Waktu penanganan tumpahan minyak untuk daerah Pantai Kalimantan Timur, namun karena keterbatasan waktu penelitian ini belum sempat dilakukan. 3. Metodologi ini juga dapat dipakai untuk daerah lain dengan karakteristik pantai yang dalam, dimana tidak diperlukan SPM melainkan cukup dengan jetty (seperti di daerah ISBN : 978-602-70604-3-2 9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Dumai), maka penelitian Risk Identification dan constructability dapat diperdalam kearah Onshore Pipeline dan Jetty system. 4. Dalam penelitian ini faktor risiko seperti ,gempa bumi walaupun sudah tertangkap dalam Risk Identification ,namun diabaikan karena daerah Kalimantan Timur bukan daerah gempa (pertemuan lempeng bumi), namun apabila Metodologi ini akan digunakan untuk daerah pantai Sulawesi Utara atau daerah pantai barat Bengkulu , maka faktor gempa harus menjadi perhatian serius.
DAFTAR PUSTAKA API 581.2000. “Risk Based Inspection”. APM (Association for Project Management). 1997. Project Risk Analysis and Management. Norwich Norfolk: The APM group Ltd. ASME B 31.4, “Liquid Transportation System for Hydrocarbons and other Liquids”. AS/NZS (Australian and New Zealand Standard) .1999a. Risk Management. Australia: Standards Association of Australia. AS/NZS (Australian and New Zealand Standard).1999b. Guidelines for Managing Risk in the Australian and New Zealand Public Sector. Australia: HB 143. Byrne, P .1996. Risk, uncertainty and decision-making in property development. London: Spon. Carter, B and Centre, N C .1996. Introducing RISKMAN: the European project risk management methodology. London: The Stationary Office. Chapman, C and Ward, S .1997.Project Risk Management: Processes, Techniques and Insights. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. DNV RP-F107. 2011. “Risk Assessment of Pipeline Protection” DNV OS-A101.2011. ”Safety Principles and Arrangements”. Flanagan, R and Norman, G .1993. Risk Management and Construction. Xford: Blackwell Science Ltd. ICE and FIA (Institution of Civil Engineering and Faculty and Institute of Actuaries).1998. RAMP (risk analysis and management for projects). London: Thomas Telford. ISO 31000. 2009. “Risk Management - Principles and Guidelines”. Kepmentamben No.300.K/38/M.pe/1997, ”Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi”. PMI (Project Management Institute) .2008. A Guide to the Project Management Muhlbaeuer, W.K.. 2006. “Pipeline Risk Management Manual, 2nd Edition” Body of Knowledge. Pennsylvania: SNI 13-3473-2002 (ASME/ANSI B.31-4), Sistem Transportasi Cairan untuk Hidrokarbon, Gas Petroleum Cair, Amoniak Anhidrus dan Alkohol. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. UU No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
ISBN : 978-602-70604-3-2 10