BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kulit merupakan bagian terluar (pelindung) dari tubuh, dan luka kulit merupakan peristiwa yang sering dialami setiap orang dan sering kali dianggap ringan, padahal luka itu dapat menimbulkan infeksi. Perlukaan kulit merupakan
KD W
hilangnya integritas kulit yang dapat disebabkan oleh adanya trauma dan berbagai penyakit. Kulit berperan penting sebagai pertahanan tubuh terhadap lingkungannya, sehingga diperlukan mekanisme regeneratif yang harus diaktifkan untuk menghilangkan adanya defek pada kulit. Tujuan utama penyembuhan luka adalah mengembalikan integritas bentuk dan fungsi kulit
U
seperti sebelum terjadi trauma. Penyembuhan luka pada kulit merupakan suatu proses biologik dinamis yang dimulai segera setelah terjadi trauma jaringan
©
meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan fase maturasi yang sangat pentingdalam proses penyembuhan luka. (Morison, 2004) Apabila pada tahap-tahap tersebut terjadi hambatan, penyembuhan luka yang terjadi akan lebih lama atau hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Terjadinya keterlambatan penyembuhan luka dapat disebabkan oleh adanya penyebab lokal seperti infeksi bakteri yang akan memperlama tahap inflamasi, adanya tekanan oksigen yang rendah akan memperlama tahap proliferasi, ataupun penyebab sistemik seperti adanya perlukaan pada sistem saraf,
1
2
masalah metabolik misalnya Diabetes Militus (DM) dan faktor umur yang dapat mempengaruhi salah satu atau semua tahap proses penyembuhan. (Cukjati dkk., 2006) Tujuan penanganan luka adalah untuk mendapatkan penyembuhan (total sempurna) primer dan mencegah infeksi primer dan sekunder pada luka. Jaringan granulasi diharapkan dapat cepat tumbuh seiring dengan kebersihan luka. Pencegahan infeksi luka akan mempercepat penyembuhan luka. Adanya
KD W
penyembuhan luka telah ditunjukkan dalam teori Winter tahun 1962 yang menggambarkan adanya migrasi epidermal yang berlangsung dengan cepat pada area perlukaan didalam proses penyembuhan luka.
(Dealey C, 2005)
Tindakan pembersihan luka dalam pelaksanaan manajemen luka telah dikenalkan untuk pencapaian penyembuhan yang baik. Berbagai bahan
U
dressing luka telah digunakan tergantung dari tahap penyembuhan luka. Berbagai pustaka yang ada dalam penanganan luka untuk pencegahan infeksi
©
mengenalkan penggunaan antiseptik. Salah satu antiseptik yang telah digunakan dalam manajemen luka sejak lama adalah povidone iodine 10% . (Selim, 2008) Povidone iodine merupakan antiseptik yang sering dipakai dalam dunia kedokteran untuk pencegahan infeksi kulit, khususnya untuk penanganan perlukaan superfisial akut termasuk luka bakar atau abrasi. Bahan ini banyak digunakan karena dapat merusak virus, jamur dan bakteri. Povidone iodine 10% digunakan secara luas dalam penanganan luka bakar. Adanya pelepasan
3
yang lambat dari iodine akan lebih mengurangi kolonisasi bakteri jika digunakan iodine lokal dengan konsentrasi yang tinggi
(Selim, 2008).
Penggunaan povidone iodine 10% selain bermanfaat juga mengandung resiko jika dipergunakan dalam jangka panjang (lebih dari 7 hari perawatan luka), karena granulasi tumbuh semakin banyak setelah 7 hari dapat rusak oleh povidone. Penggunaan jangka panjang, povidone iodine 10% , juga dapat menimbulkan resiko diabsorbsi secara sistemik, sehingga penyembuhan luka
KD W
dapat menurun dan pada beberapa kasus terjadi alergi kulit (Selim, 2008). Seiring dengan mulai diperkenalkannya pengobatan tradisional menggunakan tanaman herbal sejak ribuan tahun yang lalu, dikenal pula Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) untuk penyembuhan luka. Secara empiris, beragam khasiat binahong telah diakui, tetapi tidak secara
U
ilmiah. Binahong merupakan tanaman merambat yang berkhasiat obat dari daratan Cina dengan nama asli Teng San Chi. Tumbuhan ini dikenal memiliki
©
khasiat penyembuhan yang luar biasa dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Cina, Korea, dan Taiwan.
(Mus, 2011)
Tumbuhan ini mudah dipelihara dan cocok dengan iklim tropis di Indonesia. Bahkan, produk binahong produksi beberapa perusahaan jamu herbal (misalnya CV Jamu herbal "Surya Bintang" Lampung dan CV Bina Syifa Mandiri) berupa kapsul sudah beredar di pasaran. Selain mudah ditanam, seluruh bagian tanaman binahong, mulai dari akar, batang, hingga daunnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Brosur Binahong memiliki khasiat, yaitu antara lain : mempercepat penyembuhan
4
luka, melancarkan peredaran darah, menormalkan tekanan darah, menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes, mencegah stroke, maag, dan asam urat, dan lain-lain.
(Mus, 2011)
Penelitian tentang penyembuhan luka dengan pemberian tanaman herbal jenis lain seperti batang/bonggol pisang, minyak zaitun, cithosan. Grace Riani (2011) dkk melakukan penelitian tentang formulasi dan pengujian salep ekstrak bonggol pisang ambon terhadap luka terbuka pada kulit tikus putih
KD W
jantan galur wistar, dengan metode membuat perlukaan insisi kemudian diberi perlakuan dan di nilai efek kosentrasinya, hasilnya sediaan salep yang memenuhi syarat dan konsentrasi 10%, 15% dan 20% memberikan efek daya penyembuhan luka terbuka pada kulit tikus.
Bayu (2010) dkk melakukan penelitian tentang aktivitas sediaan salep
U
ekstrak batang pohon pisang ambon dalam proses persembuhan luka pada mencit, dengan metode membuat perlukaan insisi kemudian diberi perlakuan
©
dan di nilai histopatologinya, hasilnya jumlah infiltrasi dari sel-sel radang, meningkatkan pembentukan neokapiler, meningkatkan persentase reepitelisasi serta mempercepat pembentukan fibroblas dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Andre Mahesa (2009) melakukan penelitian tentang pemanfaatan khitosan dari limbah krustacea untuk penyembuhan luka pada mencit, dengan metode membuat perlukaan insisi kemudian diberi perlakuan dan di nilai ukuran lukanya, hasilnya khitosan memiliki kemampuan mempercepat proses penyembuhan luka karena menunjukkan perbedaan yang signifikan.
5
Rachmawaty (2007) telah melakukan penelitian skrining fitokimia daun Anredera cordifolia (Ten.) Steenis dan hasilnya didapatkan kandungan kimia dalam tanaman ini berupa flavonoid, saponin triterpenoid dan minyak atsiri, yang antara lain dapat dibuat ekstrak. Sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang perbandingan efektifitas kecepatan penyembuhan luka sayatan antara pemberian ekstrak etanol daun binahong 10% dengan povidone iodine 10% belum banyak dilakukan. Bahkan, penelitian tentang tanaman binahong masih
KD W
jarang ditemukan. Hal ini mendorong peneliti untuk mengembangkan penelitian tentang binahong. Daun binahong yang dipercaya masyarakat dapat menyembuhkan luka, perlu diteliti lebih lanjut untuk menemukan adanya pembuktian secara ilmiah. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan dengan povidone iodine yang sudah digunakan secara umum dalam
U
penanganan luka.
©
B. Rumusan Masalah/ Pertanyaan Penelitian 1. Apakah komposisi ekstrak etanol daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) 10% mempunyai efek mempercepat penyembuhan luka ? 2. Diantara ekstrak etanol daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) 10% dan povidone iodine 10%, manakah yang mempunyai efek lebih cepat dalam penyembuhan luka ?
6
C. Tujuan Penelitian Tujuan
umum
dari
penelitian
ini
adalah
meneliti
kecepatan
penyembuhan luka kulit tikus yang diberikan intervensi aqua steril, larutan ekstrak etanol daun binahong 10 % dan larutan povidine iodine 10 %. Penilaian proses penyembuhan dilakukan dengan kriteria makroskopis dan mikroskopis. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah membandingkan efektif
antara ekstrak etanol daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
luka
KD W
Steenis) 10% dan povidone iodine 10% dalam mempercepat penyembuhan
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti (mengintegrasikan kemampuan saya dalam kognitif, skill
U
dan afektif)
a. Kognitif : dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat
©
dalam blok perkuliahan, terutama terkait dengan ilmu bedah, pengobatan herbal medicin dan histopatologi dalam wujud tindakan nyata, dalam pelaksanaan penelitian.
b. Skill : dapat mengaplikasikan skill pembedahan, dalam melakukan eksisi luka dikulit, biopsi kulit, dan menjahit (heating) luka biopsi kulit serta injeksi untuk pembiusan . c. Atittut : dapat menggunakan sikap afektif sesuai etika kedokteran, selama penelitian ini, dengan menganggap bahwa hewan naracoba tikus
7
sebagai guru untuk belajar, dan diperlakukan seperti manusia (tidak disiksa dan tidak disakiti, seperti layaknya pasien (manusia). 2. Untuk Ilmu Pengetahuan a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam Ilmu Kedokteran, khususnya seberapa jauh khasiat daun Binahong yang dapat digunakan untuk penyembuhan luka. b. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai rangkaian tangga
KD W
untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Untuk Masyarakat Dapat
menambah
pengetahuan
©
U
mengenalkan peran binahong.
masyarakat
dalam
seberapa
jauh