BAB 2 FASE METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK DAN PERAN MANAJER PROYEK A. Metodelogi Manajemen Proyek Dalam pelaksanaan proyek perlu pedoman atau pendekatan untuk melaksanakan proyek yang ditentukan. Ada beberapa pendekatan (metodologi) yang dapat digunakan dalam melakukan manajemen proyek, diantaranya sbb: 1. Rational Unifiel Process RUP (Rational Unified Process) merupakan suatu Software engineering process hasil kerja awal dari “Three Amigos” –Ivar Jacobson, Grady Booch, dan James Rumbaugh- yang bertujuan untuk memastikan kualitas yang terbaik pada suatu produksi software dengan memperkirakan jadwal dan biaya yang harus dikeluarkan. RUP merupakan process product dari Rational® Software dengan konsep utamanya adalah tentang model, workflow dan workers, serta tentang phase dan iterasi. Aktifitas yang dilakukan oleh Rational Unified Process adalah membuat dan memelihara model. RUP juga meliputi pembahasan dari implementasi UML (Unified Modelling Language) secara luas dan memfokuskan dirinya pada software yang memiliki metodologi berorientasi objek. Sehingga dapat kita bedakan dengan UML bahwa RUP merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam rekayasa perangkat lunak sedangkan UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk memvisualisasikan, mendeskripsikan, membangun, dan mendokumentasikan perangkat yang akan digunakan dalam membangun sebuah perangkat lunak. RUP dibutuhkan sebagai pedoman untuk menggunakan UML secara efektif. Sedangkan UML berfungsi sebagai standardisasi notasi yang berorientasi objek untuk mengkomunikasikan kebutuhan/requirement, architectures, dan desain secara jelas dengan user. Oleh karena itu, hubungan antara RUP dan UML sangatlah dekat. Aktifitas yang dilakukan dalam Software development merupakan sebuah pekerjaan team. Karena perubahan teknologi yang cepat sehingga memerlukan spesialisasi tertentu dalam pelaksanaannya. Produktivitas team ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan RUP dalam mendukung pembangunan sebuah software. Mengapa? Karena setiap anggota team akan dibekali oleh pengetahuan dasar yang sama mengenai guidelines dan template dalam aktifitas software development, sehingga saat membangun MPSI | 10
sebuah sistem akan dijamin bahwa setiap anggota team akan menggunakan bahasa yang sama untuk merepresentasikan requirement yang diminta user. Jika telah ada standar yang digunakan
dalam
proses
pembangunan
sebuah
software,
diharapkan
dapat
mengoptimalkan hasil yang diperoleh. 2. Extrem Project Manajemen XPM (Extreme Project Management) merupakan metodologi dalam manajemen proyek yang lebih ditujukan untuk proyek yang tidak diketahui secara jelas sehingga membutuhkan metodologi yang lebih cepat, fleksibel dan lincah untuk situasi yang tidak menentu dan berubah-ubah. Sebuah proyek bersifat ekstrem jika : a. Requirements dan ekspektasi yang terus berubah-ubah. b. Waktu pelaksanaan yang sangat ketat. c. Suasana pendukung yang tidak tetap dan terus berubah. d. Self-correcting, banyak variabel dan ketidakjelasan internal maupun eksternal pada proyek maupun organisasi sponsor. Tidak ada yang mencatat dan mengarahkan. Tidak dapat diatur secara terstruktur top-down, hanya dapat dipandu dari atas dan diatur dari bawah sebagai individual, pasangan atau kelompok stakeholder yang melakukan penyesuaian untuk mengoreksi sendiri (self-correcting) selama proyek berlangsung sambil tetap mengingat hasil proyek yang diinginkan.
Dengan
demikian
XPM
adalah
seni
dan
pengetahuan
(sains)
tentangmemfasilitasi an mengelola aliran pemikiran emosi dan interaksi dengan cara memberikan hasil yang bernilai dalam kondisi yang kacau dan kompleks (keadaan MPSI | 11
yang amat cepat berubah dan sering berubah-ubah), penuh ketidakpastian dan tingkat tekanan (stress) yang tinggi.
Kontribusi XPM terhadap kesuksesan proyek dilakukan dengan tiga cara yaitu : a. Manajer proyek menyadari bahwa tidak mungkin melakukan penanganan terhadap ketidaktahuan dan ketidakpastian seperti cara menangani sesuatu yang telah diketahui dan pasti. Tetapi dengan melakukan koreksi sendiri secara terus menerus (real time), menangani hal itu barulah dimungkinkan. b. Berfokus pada komitmen untuk meraih dan mempertahankan misi proyek dengan menginspirasikan hasrat dan keyakinan di antara stakeholder kunci. c. XPM tidak hanya merupakan metodologi, alat bantu manajemen proyek ataupuntemplate, tetapi juga menggunakan pendekatan holistik, berpusat pada sumberdaya manusia, humanistik, berfokus pada bisnis dan berdasarkan realita. XPM
dapat
dikatakan
berhasil
jika
mencapai
hal-hal
berikut
ini
:
a. Klien merasa puas dengan hasil sementara yang dicapai dan proyek berada pada jalur yang tepat. b. Klien merasa puas dengan hasil akhir dan sesuai dengan kriteria keberhasilan yang disepakati sepanjang berlangsungnya proyek. c. Manfaat hasil proyek dapat dirasakan. Manfaat bisnis yang dituju dengan adanya proyek tersebut dapat terukur dan jelas. d. Anggota tim merasa puas selama proyek berlangsung dan berkeinginan untuk terlibat dalam proyek yang sejenis. 3. Agile Project Manajemen Metodologi alternatif dalam manajemen proyek yang populer akhir-akhir ini adalah Agile Project Management. Metodologi ini berfokus pada manusia, hasil, metode yang minimal dan kolaborasi maksimum untuk mengantisipasi proyek e-business yang bergerak cepat dan sering berubah. Pada saat ini iklim bisnis yang bergerak cepat mengharuskan untuk secepatnya mengakomodasi perubahan requirementselama masa pengembangan,
dan
memberikan update produk
yang
sesuai
dengan
evolusi
pengembangan software yang cepat dan perubahan-perubahan user requirements.
MPSI | 12
Manfaat agile development adalah jika tim dapat lebih efektif dalam menanggapi perubahan untuk : 1. Mereduksi biaya perpindahan informasi dari satu orang ke orang lain. 2. Mereduksi waktu antara pengambilan keputusan dan melihat konsekuensi dari keputusan itu. 3. Menempatkan orang lebih dekat secara fisik. 4. Menggantikan dokumen dengan pembicaraan langsung dan di papan tulis. 5. Meningkatkan rasa kebersamaan dalam tim sehingga setiap orang berkeinginan untuk memberikan informasi yang bernilai secara cepat. 6. Adanya kehadiran dan akan lebih baik keterlibatan dari klien yang ahli dalam tim. 7. Bekerja dengan peningkatan yang berkelanjutan . Adapun kondisi yang sesuai untuk menerapkan metodologi ini adalah jika : 1.
Para pengguna adalah partisipan aktif dalam penyusunan requirements analysis dan modeling.
2.
Perubahan
dalam requirements selalu
disambut
secara
terbuka
dan
segera
diantisipasi. 3.
Bekerja atas prioritas tertinggi yang diprioritaskan oleh stakeholder dan selanjutnya berfokus pada hal yang berisiko tinggi saat pelaksanaan proyek berlangsung.
4.
Modelling
menggunakan
pendekatan
berulang
(iterative)
dan
meningkat
(incremental). 5.
Fokus utama adalah pengembangan software, bukan pada dokumentasi atau modelnya.
6. 7. 8. 9.
Penyusunan model dalam tim secara bersama-sama dan semua anggota dapat memberikan masukan. Selalu aktif dan berusaha agar segala sesuatunya tetap simpel. Meninggalkan sebagian besar atau semua model saat pengembangan berlangsung. Pemilik proyek memberikan keputusan bisnis, dan pengembang memberikan keputusan teknis. MPSI | 13
10. Isi dari model lebih penting secara signifikan daripada format atau bentuk model tersebut. 11. Sangat penting untuk melakukan pengujian terhadap apa yang digambarkan dalam model. Keuntungan menggunakan agile project management adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Mempersingkat waktu siklus pengembangan sampai 75%. Beban kerja yang lebih stabil. Pemanfaatan beban kerja yang lebih tinggi sebagaimana dalam pengembangan software skala besar, sistem software dengan jumlah pemrogram yang tetap. Fleksibilitas yang lebih tinggi untuk perubahan rencana manajemen dan pengembangan. Kualitas yang lebih baik karena umpan balik dini dari klien. Namun pada metodologi ini memiliki kelemahan, antara lain sulit untuk menentukan posisi proyek karena adanya perulangan dalam fase-fasenya demi mengantisipasi perubahan-perubahan requirements, hanya dapat diterapkan dalam proyek skala kecil dan menengah karena tidak adanya fokus pada rencana formal proyek secara keseluruhan, dan membutuhkan tenaga ahli dan bermotivasi tingga yang tidak selalu tersedia.
4.
Metodologi Tradisional Didalam metodologi tradisional manajemen proyek terdiri dari beberapa fase yaitu inisialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan fase akhir. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hal tersebut secara rinci.
MPSI | 14
Fase Inisialisasi Pada fase ini merupakan fase dalam hal studi kelayakan. Dimana dalam studi kelayakan terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Salah satunya adalah analisis kebutuhan (requirements analysis), karena kelayakan dari proyek sistem informasi didasarkan atas hasil dari requirements analysis ini. Hasil studi kelayakan kemudian disusun dalam bentuk proposal proyek untuk kemudian diajukan ke stakeholder.
Fase Perencanaan Pelaksanaan fase ini lebih melibatkan tim pelaksana proyek, meskipun pihak lain, sepertisteering comittee tetap melaksanakan fungsi pengendalian dari luar. Meskipun dari fase sebelumnya telah ada requirements analysis, tetapi untuk menghasilkan rencana dan desain pengembangan sistem informasi maka diperlukan analisis yang lebih detail. Dalam fase ini sering terjadi revisi terhadap hasil analisis. Hal ini umum terjadi karena mungkin saja informasi yang didapatkan dari satu departemen dengan departemen yang lain saling bertentangan atau bahkan tidak saling berhubungan akibat dari buruknya arus kerja atauworkflow dan standard operating procedure (SOP) organisasi atau perusahaan tersebut. Fase Pelaksanaan atau Pengembangan Dalam fase ini aktivitas yang dilakukan adalah melaksanakan tugas-tugas yang telah didefinisikan dalam fase sebelumnya untuk menghasilkan software sesuai requirements. Aktivitas dalam lingkup manajemen proyek sistem informasi adalah : 1. Pemrograman (Development) 2. Testing 3. Quality assurance (QA) 4. Dokumentasi Umumnya fase ini dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih panjang dibanding fase lain. Berbeda dengan fase lain, fase ini juga menghasilkan produk berupa software yang nantinya akan digunakan oleh klien, yang artinya akan digunakan oleh pihak di luar tim pelaksana proyek. Oleh karena itu, dalam proyek sistem informasi yang besar dan kompleks, aktivitas testing dan QA harus ada.
MPSI | 15
Sistem Pengawasan dan Kontrol Fase ini terdiri dari proses-proses yang dilakukan untuk observasi pelaksanaan proyek untuk menghindari potensi masalah yang bisa segera diidentifikasi dan jika diperlukan, tindakan koreksi dapat segera dilakukan. Manfaatnya adalah kinerja proyek dapat diamati dan diukur secara rutin agar jika terjadi penyimpangan pelaksanaan proyek terhadap rencana dandesain dapat segera diantisipasi. Pengawasan dan pengendalian terdiri dari : a. Mengukur aktivitas proyek yang tengah dilaksanakan (menentukan posisi pelaksanaan proyek saat ini). b. Mengawasi variabel (biaya, waktu, sumberdaya dan sebagainya) proyek terhadap rencana dan desain yang telah disepakati (posisi yang seharusnya dicapai). c. Identifikasi tindakan korektif jika terjadi penyimpangan (mengembalikan ke posisi yang seharusnya). d. Mengarahkan pengendalian terpusat agar hanya setiap perubahan terhadap rencana proyek yang telah disetujui saja yang bisa diimplementasikan. Fase Akhir Dalam fase ini proyek telah memasuki tahap akhir di mana produk software telah diinstalasikan, dioperasikan, dan dimanfaatkan oleh klien. Ada dua aktivitas yang dilakukan dalam fase ini yaitu : a. Penutupan proyek. b. Memasuki masa maintenance yang
dapat
dilanjutkan
dengan
kontrak
baru. Maintenancepenting mengingat produk software tidak bisa 100% bebas dari kemungkinan error ataubugs. 5.
Alokasi Sumber Daya Alokasi sumber daya dilakukan oleh manajer proyek, sebelum proyek dilaksanakan, sehingga saat pelaksanaan proyek semua aktivitas dapat berjalan dengan lancar, diantaranya yang disiapkan oleh manajer proyek adalah: a. anggota tim, alat bantu lainnya (PC, printer, dll), keuangan.
MPSI | 16
6.
Sub Proyek a. Adalah proyek kecil atau disebut juga sub proyek dari proyek besar, hal ini akan memberikan pengalaman bagi seseorang dalam menangani proyek. b. Fase dalam sebuah proyek besar, yang dilaksanakan dalam satu tim tersendiri yang terlepas dari proyek utama c. Proyek besar yang telah diuraikan menjadi sub proyek akan memberikan alokasi sumber daya yang lebih efisien d. Penentuan sub proyek juga didasarkan atas pertimbangan ketersediaan waktu, sumber daya yang tersedia pada suatu waktu, dan seberapa komplek proyek tersebut. e. Manajer proyek harus memiliki analisa dalam membentuk kebijakan untuk membangun sub proyek.
7.
Penjadwalan Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas. M an faat P en j ad wal a n P ro yek a. Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu:
Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara halhal kritis pada proyek
Fa k to r - Fa k to r Pen j a d w a l an Pro y ek Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek :
kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya.
alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.
kondisi alam dan lokasi proyek. MPSI | 17
keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.
kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.
produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis.
cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
referensi hari kerja efektif.
8. Kegagalan Proyek Sistem Informasi Paktor keberhasilan dan kegagalan proyek 1. Metodologi Manajemen Proyek Fase Defenisi, Yaitu mencoba mendefenisikan proyek yang akan dibangun, melalui survei yang bertujuan mengetahui ruang lingkup pekerjaan. Fase Analisis, yaitu bertujuan untuk memahami system yang ada, mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Fase Disain, Yaitu bertujuan mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Fase pemrograman, yaitu tahap pembuatan interface untuk setiap untuk setiap fungsi atau prosedur yang ditentukan dari analisa sistem menggunakan objek-objek di database. Fase Testing, yaitu untuk mengetahui masih ada atau tidak kesalahan program, kekurangan atau ketidak efisienan sistem baru. Fase Fase Implementasi, yaitu bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang baru. 2. Metode Praktis Estimasi, yaitu mengira-ngira terlebih dahulu, memperoleh kesempatan untuk mendekati sedekat-dekatnya waktu yang betul-betul diperlukan dengan menggunakan waktu yang tersedia untuk dimanfaatkan, sehingga terhindar dari kegagalan. Penjadwalan, yaitu gambaran tentang aktivitas yang akan dikerjakan Prototyping, adalah suatu proses pembuatan model dari perangkat lunak yang akan dibuat atau akan dikerjakan sehingga pemakai mengetahui hasil yang akan didapat.
MPSI | 18
Pembangunan Aplikasi, yaitu merancang sebuah aplikasi yang dapat membantu para user di dalam pekerjaannya. Perencanaan dan Kontroling, yaitu bertujuan mengidentifikasikan dan memperioritaskan sistem informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang akan melaksanakan. Serta mengontrol jalan tidaknya suatu proyek tersebut. 3. Orang Organisasi adalah suatu pengelolaan proyek dalam bentuk wadah yang terkait dangan struktur organisasi proyek pada lembaga yang lebih tinggi. Susunan, yaitu urutan tanggung jawah yang di bebankan kepada personal yang terlibat dalam proyek., dengan susunan sebagaia berkuj, Pemimpim proyek. Bendahara proyek. Staf proyek Dapat ditambah dengan bebera orang, disesuaikan dengan kebutuhan dan frekeuensi kegiatan. Kepegawaian yaitu orang-orang yang terlibat pada proyek tersebut nantinya. B. Peran manajer Proyek 1. Dilakukan Manajer Proyek a. Menerima otoritas dari pihak yang berkompeten b. Mendefenisikan dan melakukan review kasus bisnis dan requirements dengan evaluasi dan kontrol secara reguler, untuk menyakinkan klien mendapatkan sistem yang seseuai dengan yang dikehendaki dan dibutuhkan. c. Melakukan inisiasi dan rencana proyek dengan menyususn format, arah dan landasan yang memberikan peluang untuk pengukuran penyimpangan serta kontrol terhadap perubahan. d. Bermitra dengan pengguna akhir, sponsor proyek dan manajemen lain untuk mendapatkan kemajuan dan arahan proyek dengan mencapai tujuan, meraih target, memecahkan masalah dan mengatasi resiko. e. Mengalokasikan teknologi f. Mengelola tim pelaksana proyek dengan menciptakan suasana yang kondusif untuk menyelesaikan aplikasi baru dengan biaya yg efektif. g. Mampu mengelola keadaan yang tidak menentu. MPSI | 19
h. Menjaga hubungan dengan klien i. Mengarahkan proyek dengan cara memimpin yang memberikan contoh dan memberikan motivasi untuk semua perhatian hingga proyek mencapai tujuan. 2. Keahlian Manajer Proyek KEAHLIAN PERSONAL keahlian personal, yaitu keahlian yang berurusan dengan hubungan antar personal, seperti: Kepemimpinan Komunikasi yang baik Negosiasi Mendengarkan Membangun tim
Ada banyak cara manajer membantu anggota tim dalam permasalahannya, baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa contoh diantaranya adalah: Manage by example (MBE) Sikap yang positif Mendefinisikan ekspektasi Bersikap bijak Bersikap terbuka Berikan yang terbaik
KEAHLIAN TEKNIS Ada dua pandangan mengenai keahlian teknis, yaitu : Beberapa orang memandang bahwa menjadi manajer proyek tidak perlu menguasai halhal teknis, cukup hanya memiliki pengetahuan saja. Detail teknis diserahkan kepada level manajer dibawahnya, seperti manajer pemrograman, manajer infrastruktur, dan sebagainya. Pandangan lain menyebutkan bahwa manajer proyek perlu memiliki penguasaan teknis atas bidang yang sedang ditanganinya. Berikut ini contoh beberapa keahlian teknikal yang berhubungan dengan proyek yang sedang ditangani: Manajemen konfogurasi. Manajemen data Manajemen infromasi Strategi dan perencanaan sumber daya informasi Keamanan jaringan atau sistem informasi Arsitektur teknologi informasi Penilaian (assessment) kinerja teknologi informasi MPSI | 20
Desain infrastruktur Integrasi sistem Siklus hidup sistem Pemahaman teknologi Selain itu perlu juga keahlian yang tidak selalu berhubungan dengan hal-hal teknis, tetapi perlu dikuasai, antara lain: a. Pengetahuan dibidang outsourced operations dan oofshored operations. b. Kemampuan menangani personal yang baik, baik di dalam tim maupun di luar. c. Manajemen pemasok, karena kemungkinan manajer proyek akan berhubungan dengan pemasok, apalagi jika proyek yang ditangani banyak memerlukan berbagai instalasi infrastruktur maupun hardware.
KEAHLIAN MANAJEMEN
Sebagai seorang manajer tentu harus mengertai mengenai manajemen, selain soalsoal teknis. Seorang manajer proyek yang baik perlu mengetahui bidang bisnis dari proyek yang sedang ditangani. Manajer proyek harus mengenal, mengetahua, dan mendalaminya sejauh keperluannya dalam melaksanakan proyek, tetapi tidak perlu penguasaan secara total. Selain bidang bisnisnya, seorang manajer proyek harus berperan sebagai seorang manajer sumber daya manusia, manajer keuangan, dan manajer komunikasi dalam lingkup proyeknya. Disamping itu tentu saja harus menguasai manajemen proyek seperti matakuliah yang sedang dipelajari ini.
C. KUALIFIKASI MANAJER PROYEK Manajer proyek dapat menunjukkan kualifikasinya sebagai seorang profesional dengan reputasi yang dimilikinya, yang dapat dibuktikan kepada klien. Selain dari CV, profesionalisme seorang manajer proyek juga dapat disertifikasi melalui lembaga resmi, seperti misalnya dari Project Management Institute (PMI). Ada dua sertifikasi yang dikenal dari PMI, yaitu Project Management Professional (PMP) dan Certified Associate in Project Management (CAPM). MPSI | 21
D. KUALITAS MANAJER PROYEK
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
Berbagai inspirasi visi. Komunikator yang baik. Integritas. Antusias. Empati. Kompeten. Mampu mendelegasikan tugas. Mampu bekerja dibawah tekanan. Mampu membangun tim. Mampu menyelesaikan masalah.
E. Tanggung jawab manajer proyek 1) Secara umum, berikut ini tugas-tugas seorang manajer proyek yang dilakukannya
selama proyek berlangsung: 2) Melakukan perencanaan terhadap segala aspek yang berhubungan dengan proyek. 3) Implementasi rencana proyek untuk memenuhi tujuan proyek. 4) Melakukan koordinasi dan intergrasi aktivitas proyek. 5) Mengelola, memimpin, dan mengatur sumberdaya proyek. 6) Memantau aktivitas dan sumber daya proyek untuk mitigasi resiko. 7) Melakukan implementasi proses quality assurance (QA). 8) Melakukan perbaikan, memecahkan masalah, atau mengambil tindakan koreksi manakela terjadi masalah. 9) Memberikan presentasi atau penjelasan singkat atas segala aspek proyek. 10) Berpartisipasi dalam fase, milestone, dan review akhir proyek. 11) Indentifikasi kebutuhan atau prosedur dokumen proyek. 12) Menyusun dan melakukan implementasi rencana peluncuran produk hasil proyek. F. Manajer Proyek Sebagai Pemimpin Visioner ● Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa seorang manajer proyek yang baik haruslah memiliki visi bisnis, keahlian komunikasi,soft management skills, dan keahlian teknis, ditambah kemampuan untuk merencanakan, koordinasi dan mengeksekusi/melaksanakan. Intinya tidak hanya menjadi seorang menejer namun juga seorang pemimpin. ●
Jadi meskipun anggota tim telah bekerja dengan efektf dan mampu melaksanakan semua bagian tugas masing-masing, tetap diperlukan seorang pemimpin yang mampu MPSI | 22
melihat keseluruhan proyek ‘dari atas’, tetap focus pada visi yang telah ditetapkan dari awal, dan menjalankan fungsi control selama proyek berlangsung agar tetap pada jalur yang benar.
MPSI | 23