perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KARAKTERISTIK RISIKO PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA
Oleh : AGUNG ARI WIBOWO NIM. I 0104023
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ABSTRAK
AGUNG ARI WIBOWO, 2012. IDENTIFIKASI DAN RESPON PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Perkembangan investasi di daerah Surakarta yang sangat pesat membutuhkan dukungan infrastruktur yang baik. Salah satu infrastruktur yang dibutuhkan adalah infrastruktur transportasi, dalam hal ini adalah jalan. Dalam pelaksanaannya konstruksi jalan terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi misalnya cuaca, material, atau tenaga kerja. Untuk mengelola hambatan-hambatan tersebut perlu dilakukan pengelolaan untuk menghilangkan atau meminimalisir hambatan tersebut, yaitu dengan penerapan manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi risiko, tingkat identifikasi risiko, dan cara penanganan risiko yang sering terjadi di Kota Surakarta dan sekitarnya.
Identifikasi risiko didapat dengan cara melakukan studi literatur terhadap masalah-masalah yang sejenis. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis frekuensi dan analisis ranking. Hasil analisis tersebut diperoleh dari kuesioner dan didukung wawancara langsung dengan responden, kemudian dihitung berdasarkan jumlah tanggapan responden terhadap tiap-tiap identifikasi risiko mengenai tingkat ancaman risiko dan cara penanganan yang dilakukan.
Tingkat identifikasi risiko terbanyak yang terjadi di kota Surakarta dan sekitarnya adalah tingkat risiko rendah. Risiko yang mempunyai peringkat paling tinggi adalah sistem cuaca (43,97%), sistem geologi (41,97%), dan risiko konstruksi (38,89%). Cara penanganan yang dilakukan oleh kontraktor yang ada di Wilayah Surakarta terhadap risiko-risiko yang ada rata-rata adalah menerima/menanggung risiko sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap owner.
Kata kunci : manajemen risiko, proyek konstruksi jalan, impact (pengaruh), probability (kemungkinan terjadi), cara penanganan risiko.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ABSTRACT
AGUNG ARI WIBOWO, 2012 Identification and Response Implementation of Road Construction Project in The City of Surakarta and Surrounding. Thesis, Department of Civil Engineering Faculty of Engineering, Sebelas Maret University Surakarta.
Development of investment in the city of Surakarta very rapidly need a good support infrastructure. One of the necessary infrastructure is transport infrastructure, in this case is the way. In practice there is road construction obstacles faced such as weather, material or labor. To manage these constraints, we need to eliminate or minimize that obstacles, by apply of risk management. This study aims to determine the identification of risk, the level of risk identification and handling of risk is often the case in the city of Surakarta and surroundings.
Risk identification obtained by studying the literature on similar problems. The analysis in this study using the method of frequency analysis and ranking analysis. The analytical results obtained from questionnaires and interviews with respondents supported, then calculated based on the number of responses for each respondent to identify the risk of the threat level of risk and ways of handling carried out.
Identification of the highest level of risk that occurred in the city of Surakarta and its surroundings is a low risk level. Risks that have the highest rank is the weather system (43,97%), geological systems (41,97%), and construction risk (38,89%). Way of handling carried out by contractors in Surakarta region of the risks there are on average receive / bear the risk as a form of corporate responsibility to the owner.
Key words: risk management, road construction projects, impact, probability, risk response.
commit to user
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Secara umum industri kontruksi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan industri lain dalam hal : sumber daya manusia yang bersifat sementara selama proyek berlangsung, proyek bersifat unik karena tidak ada proyek yang sama satu dengan yang lain, dan keorganisasian proyek bersifat sementara. Sifat-sifat dalam proyek kontruksi ini berpotensial mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan menjadi risiko. Risiko tersebut ada dalam semua aspek yang membutuhkan perencanaan dan pengaturan, akan tetapi kompleksitas dan tingkat risiko dalam tiap-tiap pekerjaan sangat variatif tergantung seberapa besar pekerjaan dan bidang yang dijalankan.
Risiko dan ketidakpastian ada dalam semua aspek pekerjaan konstruksi tanpa melihat ukuran, kompleksitas, lokasi, sumber daya, maupun kecepatan konstruksi suatu proyek. Hal yang terpenting bahwa persepsi terhadap risiko adalah faktor kunci dalam membuat keputusan dan harus diperhitungkan dalam semua prosedur penilaian risiko. Surakarta berpenduduk lebih dari 500 ribu jiwa dan kepadatan penduduk 13.636/km2 merupakan pasar yang potensial untuk melakukan investasi. Jumlah penduduk yang demikian besar ini tersebar dalam wilayah yang sangat luas pula dengan kekayaan alam yang sangat melimpah sedemikian hingga mampu menciptakan peluang bagi dunia bisnis untuk melakukan investasi dalam segala bidang. Tak terkecuali dalam bidang jasa-jasa pembangunan, Surakarta terbuka lebar untuk berinvestasi dalam bidang ini. Pembangunan sarana maupun prasarana fisik baik oleh pemerintah maupun swasta membuka peluang yang cukup lebar untuk bergerak dalam bidang ini. Sumberdaya alam di Surakarta melimpah untuk dimanfaatkan pada bidang jasa konstruksi. Dalam hal penyerapan tenaga kerja, jasa konstruksi mampu menarik ribuan tenaga kerja untuk bekerja pada proyek-proyek pembangunan. commit to user
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Di Surakarta, banyak risiko-risiko yang terjadi di dunia konstruksi. Kerugian proyek yang sering terjadi karena faktor-fakor yang tak terduga. Risiko yang sering muncul sehingga proyek di Surakarta terhambat, yakni : adanya pencurian material dan alat kerja, perhitungan proyek yang tidak tepat, turunnya hujan yang tidak dapat diperkirakan, persetujuan dan perijinan pembangunan yang sulit, sebelum masa serah terima bangunan sudah rusak, dan lain sebagainya.
Tujuan dari setiap pembuat keputusan adalah dapat merasakan keberadaan risiko dan memperkirakan secara akurat besar serta dampaknya terhadap perusahaan. Tujuan ini bisa terpenuhi melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan merespon risiko. Pendekatan tersebut berkenaan dengan manajemen risiko.
Melihat pentingnya manajemen risiko, maka perlu perhatian khusus dalam menganalisis penerapannya. Usaha penerapan manajemen risiko secara maksimal adalah upaya untuk meminimalisasi risiko dan memperbaiki kualitas konstruksi seperti yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terkait di dalamnya.
Begitu juga dengan proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang tidak luput dari berbagai risiko mulai tahap awal sampai pelaksanaannya, maka diperlukan suatu penelitian tentang penerapan manajemen risiko.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana tingkat risiko pelaksanaan proyek di Surakarta? b. Alternatif respon apa yang dapat diambil untuk mengantisipasi risiko?
commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.4 Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas tinjauannya dan tidak menyimpang dari rumusan masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah yang ditinjau. Batasan batasan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Proyek yang ditinjau adalah proyek-proyek pembangunan dan rehabilitasi jalan raya di Kota Surakarta dan sekitarnya. b. Risiko yang ditinjau hanya pada tahap pelaksanaan.
1.5. Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan skripsi ini adalah : a. Mengetahui faktor-faktor risiko secara umum yang terdapat pada sebagian besar proyek konstruksi di Kota Surakarta dan sekitarnya . b. Mendapatkan alternatif respon yang dapat diambil untuk mengantisipasi risiko.
1.6. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : -
Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang dapat diambil adalah menambah wawasan dalam bidang manajemen proyek, khususnya mengenai manajemen risiko.
-
Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat memberi informasi kepada pihak proyek tentang risikorisiko proyek, untuk selanjutnya dapat diambil tindakan antisipasi.
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Audiyanti K. Suryono dalam diskusinya (Jakarta, 2004), menambahkan bahwa risiko adalah kemungkinan sebuah bahaya (hazard) terjadi pada sebuah kegiatan. Risiko ini merupakan fungsi dari probabilitas dan konsekuensi. John Raftery (1994:5) menambahkan pula bahwa risiko dan ketidakpastian memiliki karakteristik hasil aktual (actual outcome) cenderung untuk menyimpang dari estimasi awal. Risiko ini dapat berada pada dua jalur, yaitu hasil (outcome) yang terjadi lebih baik atau justru lebih buruk dari yang diharapkan.
Roy Sembel, Direktur Program Magister Manajemen Keuangan Plus Universitas Bina Nusantara (Jakarta, 2002) juga menegaskan dalam artikelnya tentang strategi manajemen risiko proaktif, bahwa risiko dapat berarti ancaman bagi seseorang, namun juga dapat berarti kesempatan atau peluang bagi orang lain. Dengan adanya sisi positif dan negatif tersebut, diharapkan baik individu maupun organisasi bisnis mampu mengambil langkah antisipatif untuk mengelola risiko, sehingga sisi ancamannya dapat ditekan dan pengelola risiko mampu mendatangkan potensi keuntungan lebih besar lagi.
Memperhatikan definisi-definisi risiko di atas, menurut Darma Tyanto Saptodewo (2001:3), disamping adanya kekuatan dan peluang yang dapat mendatangkan keuntungan bagi suatu perusahaan, tentu saja ada hal-hal yang merupakan kelemahan dan tantangan yang mengandung banyak risiko dengan konseuensi yang dapat merugikan perusahaan. Adanya kekuatan dan peluang ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk keuntungan perusahaan, sedangkan kelemahan dan tantangan berisiko yang dihadapi harus ditangani sedemikian rupa sehingga konsekuensi yang berdampak merugikan perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
Maka digunakanlah manajemen risiko untuk membantu pimpinan melakukan pengambilan keputusan yang sebaik-baiknya agar sasaran akhir perusahaan tetap terjaga dan masih dapat dicapai. Manajemen risiko adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang digunakan di dalam suatu organisasi atau perusahaan, yang pada dasarnya merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang dilakukan secara menerus (continue) untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya risiko yang membawa konsekuensi merugikan organisasi, atau perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Amri Wirabumi (Jakarta, 2004), manajemen risiko merupakan suatu konsep manajemen yang direkomendasikan dalam salah satu prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance). Ketiadaan konsep manajemen risiko dalam menjalankan usaha di tengah-tengah persaingan yang dan situasi yang tidak menentu, dapat diibaratkan sebagai orang buta yang berjalan dalam kegelapan. Pada dunia jasa konstruksi, dengan adanya manajemen risiko mungkin ada beberapa pernyataan yang menganggap bahwa lebih baik tidak mengambil atau mengerjakan proyek karena banyaknya risiko yang mungkin timbul.
Dengan bersikap seperti ini, maka perusahaan tidak akan menanggung kerugian yang besar. Pernyataan ini adalah salah, karena manajemen risiko merupakan suatu sistem yang terintegrasi dengan disiplin ilmu lainnya yang memiliki tujuan utama memastikan bahwa risiko-risiko yang telah teridentifikasi dikelola dengan cara seefisien mungkin melalui pemusatan strategi manajemen risiko pada risiko-risiko yang signifikan yang berpotensi menggagalkan tujuan perusahaan.
Menurut Roy Sembel (Jakarta, 2002), sedikitnya terdapat tiga kunci bagi penciptaaan nilai melalui manajemen risiko, yaitu mendorong optimasi risiko dalam pengambilan keputusan di tiap level organisasi, mengkomunikasikan informasi risiko, serta menerapkan manajemen mutu dalam rangka manajemen risiko. Sementara itu Amri Wirabumi (Jakarta, 2004) juga menambahkan bahwa dengan penerapan manajemen risiko yang efektif, maka hal ini akan membuat perusahaan lebih luwes menghadapi perubahan, sasaran usaha lebih mudah dicapai, dan meningkatkan nilai (value) commit to user perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Definisi dan Karakteristik Risiko
Menurut Imam Soeharto (1997:1), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas sasarannya telah digariskan dengan jelas. Tugas tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru, atau melakukan penelitian dan pengembangan.
Istimawan Dipohusodo (1996:69) menjelaskan lebih lanjut mengenai proyek konstruksi, yaitu proyek adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur, yang umumnya mencakup pekerjaan pokok, termasuk bidang teknik sipil dan arsitektur, teknik mesin, teknik industri, teknik elektro, geoteknik, dan sebagainya.
Iman Soeharto (1997:1) menambahkan bahwa dalam proses mencapai hasil akhir kegiatan proyek dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal dengan tiga kendala (triple constraint). Ketiga hal ini merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Apabila dilihat dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.
Khusus mengenai pengertian dari risiko itu sendiri, Imam Soeharto (1997:439) menjelaskan bahwa risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa di luar yang diharapkan.
Sedangkan menurut Herman Damawi (2000:19), risiko adalah
kemungkinan kerugian, ketidakpastian, penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan, dan probabilitas suatu hasil (outcome) berbeda dengan hasil (outcome) yang diharapkan.
Harold Kerzner (1998:746) mendefinisikan risiko sebagai kegiatan-kegiatan atau faktorfaktor, yang apabila terjadi akan meningkatkan tidak tercapainya tujuan commit tokemungkinan user
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
proyek yang berupa waktu, biaya, dan performa. Institut Manajemen Proyek (2000:127) menjelaskan tentang risiko proyek sebagai kondisi yang tidak pasti, yang apabila terjadi akan memberikan efek negatif atau positif terhadap tujuan proyek.
PG. Talavera (2004:89) memberikan definisi risiko sebagai pengukuran nilai potensial negatif atau positif di masa datang sebagai hasil dari efek lingkungan sekitar antara waktu sekarang dan waktu mendatang. Sedangkan Amri Wirabumi dalam presentasinya mengenai manajemen risiko perusahaan (Jakarta, 2004) menekankan bahwa risiko tidak hanya hal buruk yang terjadi, tetapi juga hal baik yang tidak terjadi.
Harold Kerzner (1998:885) menjelaskan pula bahwa dalam konteks proyek, pengelolaan risiko berarti mengidentifikasi secara sistematis jenis, besar, dan sumber timbulnya risiko selama siklus proyek, kemudian menyiapkan tanggapan yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut. Pengelolaan di sini bersifat proaktif, dan bukannya bersifat reaktif yang menunggu sampai terjadinya persoalan yang sulit diatasi.
Arthur Williams dan Richard Heins (1989:21) mengatakan manajemen risiko adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, dan perlakuan terhadap potensi kerugian akibat kecelakaan yang dapat muncul hampir dalam segala situasi. Risiko juga sering didefinisikan sebagai variasi dari hasil yang muncul. Kejadian di masa datang memang bersifat tidak pasti yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan strategis, operasi, dan finansial sebuah organisasi. Terlebih lagi pada organisasi bisnis, beragam risiko mungkin saja muncul dan dapat membuat perusahaan mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Menurut Alfredo H-S. Ang. (1987:1), kebanyakan masalah dalam bidang rekayasa mencakup proses dan fenomena alamiah yang pada hakikatnya bersifat acak (random); keadaan dari fenomena seperti ini bersifat tidak tentu sehingga tidak dapat dijabarkan secara pasti (defnite). Atas alasan ini keputusan yang diperlukan dalam proses perencanaan (planning) dan perancangan (design) dilakukan pada kondisi yang tidak pasti. Pengaruh dari ketidakpastian semacam ini pada perencanaan dan perancangan tentunya penting, namun kuantifikasi ketidak-pastian, commit to user penilaian pengaruh-pengaruhnya
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada perilaku dan perencanaan suatu sistem rekayasa harus melibatkan konsep dan metode probabilitas. Lebih lanjut pada kondisi yang tidak pasti, perencanaan dan perancangan sistem rekayasa mengandung risiko, dan pengambilan keputusan yang bersangkutan memerlukan pertimbangan dari risiko dan keuntungan, yang semuanya berada dalam daerah ilmu probabilitas terapan (applied probability).
PG. Talavera (204:90) menambahkan bahwa untuk menganalisis risiko, maka sangat direkomendasikan untuk menggunakan alat bantu (tool) dari ilmu probabilitas dan stastistik untuk penerapan manajemen risiko.
Memahami konsep risiko secara luas akan merupakan dasar yang esensial untuk mamahami konsep dan teknik manajemen risiko. Definisi risiko menurut Harold Kerzner, yaitu : 1) Risiko lebih mengacu pada kegiatan-kegiatan atau faktor-faktor, yang apabila terjadi akan meningkatkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek yang berupa waktu, biaya, dan performa. 2) Risiko adalah pengukuran probabilitas dan konsekuensi tidak tercapainya tujuan proyek yang telah ditetapkan. Risiko memiliki tiga karakteristik, yaitu berupa kegiatan (event), terjadinya kegiatan tersebut dan akibat (impact) dari kegiatan tersebut apabila terjadi terhadap seluruh aktivitas proyek.
Dampak (impact)
X
Y probabilitas(probability)
Gambar 2.1 Karakteristik risiko (sumber : Audiyanti K. Suryono, 2004)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
2.2.2 Letak dan Akumulasi Risiko
Risiko merupakan fakta yang tidak dapat dielakkan, karena di setiap segi kehidupan mengandung unsur risiko. Dalam pembangunan juga terdapat risiko dalam berbagai bentuk dan jenis. Suksesnya suatu pembangunan terjadi melalui suksesnya seluruh mata rantai proses pembangunan. Kelemahan suatu mata rantai proses sudah cukup untuk menimbulkan kegagalan atau tidak tercapainya target pembangunan. Risiko yang ada pada semua mata rantai proses pembangunan, menentukan tingkat tercapainya tujuan pembangunan. Dan langkah memperkecil risiko dalam pembangunan, ditinjau melalui memperkecil risiko di setiap mata rantai tersebut. Sukses suatu pembangunan ditunjang oleh begitu banyak disiplin, faktor, dan aktifitas yang saling berhubungan, juga peran begitu banyak orang yang terlibat, yang masing-masing membawa tingkat risiko sendiri-sendiri yang secara individual tidak berperan tetapi secara akumulatif perlu diperhitungkan.
Letak risiko dalam pembangunan menurut Hamid Shahab (1996:5) antara lain pada saat: 1) Penggarisan kerangka acuan (terms of reference) 2) Penunjukkan konsultan 3) Penyusunan dokumen perancangan 4) Penunjukkan kontraktor 5) Penyusunan dokumen kontrak 6) Pemilihan metode penanganan kontruksi 7) Kemampuan koordinasi 8) Pemanfaatan batas wewenang koorsinator atau manager 9) Sistem pengawasan 10) Prosedur administratif 11) Sistem dokumentasi 12) Cara penanganan masalah
ada kalanya pemberi tugas (owner) mencampuri masalah perencanaan terlalu jauh dengan memberikan ketentuan-ketentuan teknis yang mengikat dengan tujuan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
menekan biaya. Jika ketentuan teknis yang mengikat ini keluar dari batas penilaian keyakinan (judgement) perencana, meskipun angka-angka analisis masih memenuhi persyaratan, maka tingkat risiko bertambah. Dari sudut lain, adanya ketentuan-ketentuan administratif dari pemberi tugas dalam pelaksanaan, termasuk peraturan pemerintah atau ketentuan-ketentuan lain dari pihak ketiga, dapat memberi andil dalam pembentukan risiko kumulatif.
2.2.3 Tahapan Manajemen Risiko Tahapan-tahapan dalam manajemen risiko adalah perencanaan manajemen risiko, identifikasi risiko, analisis risiko, penanganan risiko, dan monitor terhadap risiko. Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko
Analisis Risiko
Penanganan Risiko
Monitoring Risiko Gambar 2.2 Tahapan manajemen risiko
2.2.3.1.
Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplit sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi commit torisiko user adalah mendaftar risiko yang
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain: a. Tinjauan dokumentasi b. Kajian diskusi panel c. Teknik Delphi d. Wawancara e. Check list f. Ilustrasi diagram
Untuk keperluan identifikasi dan mengelola risiko yang dapat menyebabkan sebuah pengembangan melampaui batas waktu dan biaya yang sudah dialokasikan maka perlu diidentifikasikan tiga tipe risiko yang ada yaitu:
Risiko yang disebabkan karena kesulitan melakukan estimasi.
Risiko yang disebabkan karena asumsi yang dibuat selama proses
Risiko yang disebabkan adanya kejadian yang tidak terlihat (atau tidak
perencanaan.
direncanakan).
Menurut penelitian yang dilakukan Rahman dan Kumaraswamy (2002), telah menyimpulkan variabel-variabel risiko yang sering terjadi pada proyek konstruksi di antaranya : -
Akses lokasi
-
Keadaan lokasi yang tak terduga
-
Cuaca
-
Faktor alam
-
Gangguan kesehatan di lokasi proyek
-
Persediaan SDM
-
Pembengkakan biaya konstruksi
-
Penundaan pihak ketiga
-
Kecelakaan kerja
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan penelitian dari Edward dan Bowen (1998), variabel-variabel risiko yang sering terjadi pada proyek konstruksi dibagi atas : a. Risiko alam - Sistem cuaca (badai, hujan terus-menerus, dan lain-lain) - Sistem geologi (gempa bumi, letusan gunung berapi) b. Risiko sosial -
Aksi kriminal
-
Perubahan desain
c. Risiko ekonomi -
Suplai material
-
Persediaan tenaga kerja
-
Ketersediaan peralatan
-
Inflasi
-
Perubahan nilai mata uang
d. Risiko finansial - Suku bunga - Sewa alat e. Risiko legal (undang-undang) - Klusul kontrak - Persetujuan dan perijinan f. Risiko kesehatan - Epidemic / wabah penyakit menular - Perawatan / jaminan kesehatan g. Risiko manajerial
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
- Produktifitas pekerja - Jaminan kualitas - Kontrol biaya - Manajemen SDM h. Risiko teknis - Kesalahan desain - Kerusakan pada alat-alat - Kecelakaan kerja - Mendapat komplain i. Risiko budaya - Perbedaan agama - Perbedaan dalam cara kerja
Kartam dan kartam (2001) menjelaskan bahwa variabel-variabel risiko yang sering terjadi pada proyek konstruksi di antaranya : -
Ijin dan peraturan pemerintah
-
Akses ke lokasi proyek
-
Ketersediaan tenaga kerja, peralatan, dan material
-
Produktifitas tenaga kerja dan peralatan
-
Cacat desain
-
Kondisi cuaca yang tidak menentu
-
Kualitas material yang tidak memenuhi syarat
-
Inflasi
-
Penundaan pihak ketiga
-
Keterlambatan pembayaran kontrak commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Han dan Diekmann (2001) dijelaskan juga beberapa variabel risiko yang berpengaruh terhadap proyek, yang dibedakan atas beberapa kategori : 1. Risiko politik - Pergantian kekuasaan - Kerusuhan / huru-hara - Penolakan anggaran 2. Risiko ekonomi - Perubahan nilai mata uang - Inflasi - Beban ekonomi - Isu pajak 3. Risiko budaya / legal (undang-undang) - Perbedaan budaya - Perbedaan bahasa - Perbedaan peraturan - Kejadian tak terduga 4. Risiko pengadaan barang - Kenaikan harga material - Garansi - Kontrol dokumen pengadaan barang - Pengangkutan material 5. Risiko konstruksi - Hubungan antar tenaga kerja - Ijin pemerintah
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Kontrol kualitas - Keselamatan kerja - Desain yang tidak sesuai - Perubahan desain - Strategi kontrak - Kejadian tak terduga 6. Manajemen proyek - Peninjauan pihak ketiga - Pengalaman manajemen - Biaya manajemen proyek - Jaminan kualitas pekerjaan - Durasi proyek - Ketepatan jadwal proyek
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kangari (1995) disebutkan beberapa variabel risiko pada proyek : -
Ijin proyek dan peraturan setempat
-
Ketersediaan tenaga kerja, peralatan, dan material
-
Produktifitas tenaga kerja
-
Perubahan item pekerjaan
-
Keselamatan kerja
-
Perselisihan tenaga kerja
-
Kualitas material yang tidak sesuai
-
Inflasi
-
Kemampuan kontraktor
commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Penundaan pihak ketiga
-
Keterlambatan pembayaran
-
Kualitas pekerjaan
2.2.3.2.
Penilaian Risiko
Penilaian risiko dilakukan untuk memastikan objektivitas variabel risiko dengan cara menilai tingkat kepentingannya, menganalisis kategori risiko untuk mengetahui klasifikasinya, serta menilai porsi risiko dengan memberikan kriteria-kriteria tertentu. Tahapan-tahapannya terdiri atas proses identifikasi dan analisis area-area dan prosesproses teknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai sasaran biaya, kinerja / performa, dan waktu penyelesaian kegiatan.
Menurut AS/NZS (1999), ada 5 tingkat penilaian risiko, baik ditinjau dari impact maupun probability-nya. Tingkat impact dari yang terendah adalah very low (sangat rendah) sampai tingkat tertinggi yakni very high. Pada probability juga ada 5 kategori, yaitu almost certain (pasti terjadi), likely (hampir pasti terjadi), possible (mungkin terjadi), unlikely (hampir tidak mungkin terjadi), dan very unlikely (sangat tidak mungkin terjadi). Dari matriks impact-probability ini dapat dihasilkan penggolongan area tingkat risiko yang terjadi. Pembagian tingkatan risiko dapat dilihat pada tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Tabel 2.1. The Probability – Impact Matrix (AS/NZS, 1999b) Probability
Impact Very Low (1)
Low(2)
Medium(3)
High(4)
Almost certain(5) Likely (4) Possible(3) Unlikely (2) Very unlikely (1)
= High Risk (risiko tinggi) = Extreme Risk (risiko sangat tinggi)
= Moderate Risk (risiko sedang)
commit to user
= Low Risk (risiko rendah)
Very High(5)
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil perkalian antara indeks dengan probability merupakan nilai risk indeks. Menurut Chapman, risk indeks dapat juga disebut cardinal scale (skala pokok), dimana diperoleh urutan skala apakah risiko tersebut tergolong very high / high / medium / low / very low. Semua tergantung dengan hasil risk index. Tabel 2.2. Scale of Probability and Impact (Chapman, 2001) cardinal scale 0,1 0,3 0,5 0,7 0,9
2.2.3.3.
ordinal scale very low Low Medium High very high
probability 0-20 % 20,1-40% 40,1-60% 60,1-80% 80,1-100%
impact on cost < $0.1m $0.1m-$0.5m $0.5m-$5m $5m-$20m > $20m
impact on time < 1 week 1-5 weeks 5-10 weeks 10-15 weeks > 15 weeks
Analisis Risiko
Merupakan proses menggali informasi / deskripsi lebih dalam terhadap risiko yang telah diidentifikasi, yang meliputi : a. Kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek biaya, waktu, dan teknis proyek b. Penyebab risiko c. Keterkaitan antar variabel risiko d. Saat terjadinya risiko e. Sensitivitas terhadap waktu Banyak teknik yang telah dikembangkan untuk menganalisis risiko, akan tetapi secara garis besar ada tiga teknik dasar yang digunakan : -
Analisis sensitifitas
-
Decision tree
-
Simulasi commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.3.4. Penanganan Risiko Cara-cara mengelola risiko : a. Risk Avoidance Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama
sekali.
Dalam
memutuskan
untuk
melakukannya,
maka
harus
dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas. b. Risk Reduction Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu penggunaan metodemetode tertentu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. c. Risk Transfer Yaitu memindahkan risiko pada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging. d. Risk Deferral Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil. e. Risk Retention Biasa juga disebut Risk Acceptance. Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas. Penanganan risiko: a. High probability, high impact: risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer. b. Low probability, high impact: respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan contingency plan. commitrisiko to user c. High probability, low impact: mitigasi dan kembangkan contingency plan.
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Low probability, low impact: efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari risiko tersebut.
2.2.3.5.
Monitoring Risiko
Mengidentifikasi, menganalisis dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Maka sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifitasan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
2.2.4 Klasifikasi Risiko Menurut Soesino Djojosoedarso (1999:3) secara umum terdapat beberapa macam risiko, diantaranya dibagi : 1) Menurut sifatnya, risiko terbagi atas : a. Risiko murni, yaitu risiko yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian (loss) dan terjadi tanpa disengaja. b. Risiko spekulatif, yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan agar terjadinya ketidakpastian menimbulkan keuntungan. c. Risiko fundamental, yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan menderita kerugian banyak orang. d. Risiko khusus, yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan mudah diketahui penyebabnya. e. Risiko dinamis, yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Menurut dapat atau tidaknya dialihkan ke pihak lain, risiko terbagi atas : a. Risiko yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko kepada asuransi dengan membayar sejumlah premi sehingga semua kerugian yang akan terjadi menjadi tanggung jawab pihak asuransi. b. Risiko yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain / risiko spekulatif. 3) Menurut penyebab timbulnya, risiko terbagi atas : a. Risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kecelakaan kerja, kesalahan manajemen. b. Risiko eksternal, yaitu risiko yang terjadi akibat pengaruh dari luar perusahaan seperti fluktuasi harga, perubahan kebijakan (policy) 4) Sedangkan secara khusus, Harold Kerzner (1998:882) mengkategorikan risiko proyek atas : a. Risiko eksternal yang tidak dapat diprediksi (external-unpredictable risk), yaitu risiko yang berada diluar kontrol perusahaan atau organisasi dan besarnya tidak dapat diprediksi, seperti peraturan pemerintah, bencana alam. b. Risiko eksternal yang dapat diprediksi (external-predictable risk) , yaitu risiko yang berada diluar kontrol perusahaan atau organisasi tetapi dapat diketahui besarnya, seperti nilai uang, tingkat bunga pinjaman, ketersediaan material. c. Risiko internal bersifat non teknis (internal-non technical risk), yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan atau organisasi itu sendiri dan sifatnya non teknis, seperti pemogokan kerja, permasalahan aliran kas (cash flow), isuisu tentang keselamatan kerja (safety issues), tunjangan kesehatan dan pensiun. d. Risiko teknis (technical risk), yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan atau organisasi itu sendiri dan bersifat teknis, seperti perubahan teknologi, jadwal keluarnya rancangan (design) operasi dan perawatan. e. Risiko hukum (legal risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan hukum, seperti lisensi, hak paten, kinerja dari subkontraktor. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.3. Risiko-risiko pada Perusahaan Kontraktor Kecil dan Menengah Sumber
Predictable/ Unpredictable
Area
Acts of God
Eksternal
Unpredictable
Konstruksi
Kerugian akibat kebakaran/kecelakaan
Internal
Unpredictable
Konstruksi
Perubahan lingkup pekerjaan
Internal
Predictable
Kontraktual
Teknologi baru
Internal
Predictable
Risiko Sumber Risiko alam/natural
Risiko desain
Spesifikasi Kerugian/keterlambatan akibat differing site/perubahan
Internal Teknis
Predictable
Kontraktual Konstruksi Kontraktual
Kontraktual
Teknis
Predictable
Internal
Predictable
Konstruksi
Kerugian/keterlambatan akibat ketersedian sumberdaya
Eksternal
'Predictable
Konstruksi
Akses menuju lokasi
Internal
Predictable
Kontraktual
Internal
Predictable
Kontraktual
Ketersediaan dana proyek
Internal
Predictable
Kontraktual
Kecukupan kas
Internal
Predictable
Kontraktual
Kurs tukar mata uang dan inflasi
Eksternal
Predictable
Konstruksi
Desain
Konstruksi
Risiko logistik Kerugian/keterlambatan akibat keterlambatan/ kerusakan material
Keterlambatan menemukan dan menyelesaikan masalah Risiko finansial
Kontraktual
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.3. Risiko-risiko pada Perusahaan Kontraktor Kecil dan Menengah (lanjutan) Risiko Sumber
Sumber
Predictable/ Unpredictable
Area
Estimasi biaya yang terlalu rendah
Internal
Predictable
Konstruksi
Kesalahan kontraktor dalam hal kemampuan
Internal
Predictable
Kontraktual
Cost overrun’s karena keterlambatan
Internal
Predictable
Konstruksi
Masalah perizinan dan lisensi
Eksternal
Unpredictable
Konstruksi
Third ar liability
Eksternal
Unpredictable
Kontraktual
Tanggung jawab/liability diri sendiri
Internal
Predictable
Konstruksi
Kegagalan kontrak
Internal
Predictable
Kontraktual Kontraktual
Perubahan peraturan
Eksternal
Unpredictable
Konstruksi
Kerugian/keterlambatan karena perang/revolusi di lokasi proyek
Eksternal
Unpredictable
Konstruksi
Perubahan hukum perdagangan
Eksternal
Unpredictable
Konstruksi
Legal dan peraturan
Risiko politik
(Sumber: Smith dan Bohn, 1999)
Sedangkan untuk perusahaan dengan kualifikasi besar diasumsikan memiliki tingkatan risiko yang sama, karena pada proyek konstruksi jalan yang membedakan besarnya risiko bukanlah besar kecilnya klasifikasi pekerjaan.
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Analisis data yang digunakan adalah metode analisis frekuensi dan analisis ranking. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner dan didukung wawancara langsung dengan responden. Pengambilan data dilakukan terhadap 30 responden. Dari hasil analisis tersebut diperoleh jumlah tanggapan responden terhadap tiap-tiap identifikasi risiko mengenai tingkat ancaman risiko dan cara penanganan yang dilakukan. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan tanggapan responden berdasarkan sistem cuaca, geologi, risiko politik, risiko ekonomi, risiko undang-undang, risiko kesehatan, risiko manajerial, risiko konstruksi, risiko budaya, dan risiko logistik.
Pada bab ini, peneliti akan membahas tentang prosedur penelitian dalam skripsi ini, yang dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Tahap persiapan a. Pengumpulan data proyek berupa hasil identifikasi risiko. b. Pengumpulan dan pemahaman materi skripsi melalui referensi berupa buku, bahan kuliah, dan artikel.
2) Tahap pembahasan Data hasil (output) berupa statistik data dan peringkat risiko (risk rank) untuk selanjutnya digunakan untuk mencari alternatif tindakan untuk merespon risiko.
3.2 Jenis Sumber Data Ada 2 jenis sumber data, yaitu : 1. Data primer Data-data yang berupa sejumlah keterangan atau fakta yang penulis peroleh langsung dari tempat penelitian, dalam hal ini data didapat langsung dari commit to user kontraktor-kontraktor pembangunan jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya.
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
2. Data sekunder Data-data yang diperoleh secara tidak langsung, antara lain berupa bahan-bahan kuliah, buku maupun artikel mengenai manajemen proyek dan konstruksi, manajemen risiko, simulasi dan sumber lain yang relevan dengan materi sehingga penulis akan mendapatkan tambahan referensi yang lengkap.
3.3 Pengumpulan Data 3.3.1. Field Research, data diperoleh langsung dari proyek yang menjadi obyek penelitian, dengan metode antara lain: a. Metode interview, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan yaitu dengan pimpinan dan pegawai lain yang diperlukan di lingkungan perusahaan. b. Metode kuisioner : Proses pengumpulan data dilakukan langsung dengan melakukan wawancara terhadap responden-responden yang ahli di bidang kostruksi jalan dan para Manajer Proyek kemudian kuisioner diisi langsung oleh responden yang bersangkutan.
3.3.2. Library research, di sini penelitian dilaksanakan dengan buku-buku bacaan, brosur, literatur-literatur juga catatan-catatan untuk mengetahui dasar-dasar teori dari penulisan tugas akhir dan melengkapi data-data dalam memecahkan masalah.
3.4 Analisis Data Tahapan dalam manajemen risiko adalah perencanaan, penilaian (identifikasi dan analisis), serta penanganan. Identifikasi risiko berfungsi untuk mendapatkan area-area dan proses-proses teknis yang memiliki risiko yang potensial untuk selanjutnya dianalisis.
Adapun cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek, adalah : 1. Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Membuat checklist kerugian potensial sehinga didapat identifikasi-identifikasi risiko. Dalam checklist ini dibuat daftar kerugian dan cara penanganan risiko / kerugian yang terjadi. 3. Membuat klasifikasi penanganan risiko. A. Menerima / menanggung risiko B. Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggungjawab bersama C. Mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi / subkontraktor D. Menunda Proyek E. Mereduksi risiko
Metode Analisis menggunakan Analisis Deskriptif, yakni untuk memberikan gambaran umum karakteristik responden dengan menghitung hasil koesioner. Analisis yang termasuk didalamnya, yaitu :
1. Analisis Frekuensi : analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masing-masing jawaban (cara penanganan) responden pada setiap identifikasi risiko dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari jawaban responden dalam setiap penanganan risiko. Pada analisis frekuensi prosentase dapat dihitung dengan rumus : % Frekuensi =
Frekuensi jawaban x 100 % Total Frekuensi seluruh Jawaban
2. Analisis Ranking : analisis ini digunakan untuk dapat mengetahui cara penanganan yang sama untuk merespon beberapa risiko yang telah teridentifikasi. Analisis ini dilakukan dengan cara menentukan ranking tertinggi dari cara penanganan yang dipilih responden disetiap data risiko yang teridentifikasi, ranking tertinggi ditunjukkan dengan cara penanganan terbanyak yang dipilih responden disetiap data risiko yang teridentifikasi, kemudian menentukan cara penanganan yang paling banyak memiliki rangking tertinggi yang dipilih responden untuk merespon risikorisiko. Data hasil yang akan didapat seperti : a. Cara penanganan A (Menerima / menanggung risiko) dilakukan untuk beberapa identifikasi (beserta rincian identifikasi risiko yang dimaksud) dengan jumlah commit to user tanggapan responden beberapa responden (beserta jumlah responden).
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Cara penanganan B (Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggungjawab bersama) dilakukan untuk beberapa identifikasi (beserta rincian identifikasi risiko yang dimaksud) dengan jumlah tanggapan responden beberapa responden (beserta jumlah responden). c. Cara penanganan C (Mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi / subkontraktor) dilakukan untuk
beberapa identifikasi
(beserta
rincian
identifikasi risiko yang dimaksud) dengan jumlah tanggapan responden beberapa responden (beserta jumlah responden). d. Cara penanganan D (Menunda Proyek) dilakukan untuk beberapa identifikasi (beserta rincian identifikasi risiko yang dimaksud) dengan jumlah tanggapan responden beberapa responden (beserta jumlah responden). e. Cara penanganan E (mereduksi risiko) dilakukan untuk beberapa identifikasi (beserta rincian identifikasi risiko yang dimaksud) dengan jumlah tanggapan responden beberapa responden (beserta jumlah responden).
3.5. Identifikasi Risiko Dari seluruh variabel risiko yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya maka untuk mengatasi keterbatasan waktu dan biaya penelitian, hanya diambil beberapa variabel yang dianggap mewakili kondisi proyek konstruksi jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya. Variabel risiko yang akan diteliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Elemen Risiko IDENTIFIKASI RISIKO 1. Sistem Cuaca
2. Sistem Geologi
ELEMEN RISIKO a. Hujan yang terus menerus
REFERENSI
- Han dan Diekmann (2001) - Rahman dan Kumarawamy (2002) - Edwards dan Bowen (1998) - Kartam dan Kartam (2001) a. Tingkat kekerasan tanah yang tidak - Rahman dan sesuai standar Kumarawamy (2002) commit to user - Kartam dan Kartam (2001)
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1. Elemen Risiko (lanjutan) IDENTIFIKASI RISIKO 3. Risiko Politik
4. Risiko Ekonomi
5. Risiko undang
Undang
6. Risiko kesehatan
7. Risiko Manajerial
8. Risiko konstruksi
ELEMEN RISIKO
REFERENSI
a. Kerusuhan / huru-hara / - Han dan Diekmann demonstrasi (2001) b. Peraturan pemerintah yang tidak - Edwards dan Bowen jelas (1998) - Kartam dan Kartam (2001) - Rahman and Kumarawamy (2002) a. Inflasi - Han dan Diekmann b. Kenaikan suku bunga pinjaman (2001) c. Kenaikan BBM, TDL - Edwards dan Bowen d. Sistem pembayaran / termin (1998) - a. Persetujuan dan Perijinan (ijin - Edwards dan Bowen gangguan proyek) (1998) b. Klausul kontrak yang merugikan - Kartam dan Kartam (2001) a. Gangguan kesehatan akibat asap - Rahman dan pembakaran aspal Kumarawamy (2002) - Edwards dan Bowen (1998)
a. Persediaan sumber daya manusia b. Pembengkakan biaya konstruksi c. Penundaan pihak ketiga a. Kecelakaan kerja b. Perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan
9. Risiko Budaya
a. b.
10. Risiko Logistik
a. b. c.
- Rahman dan Kumarawamy (2002) - Kartam dan Kartam (2001) - Rahman dan Kumarawamy (2002) - Kartam dan Kartam (2001) - Han dan Diekmann (2001) Perbedaan dalam cara kerja - Han dan Diekmann Perbedaan pendidikan (2001) - Bing dan Tiong (1999) Keterlambatan material - Kangari (1995) Kehilangan material dan alat - Han dan Diekmann kerja (2001) Kualitas material yang rendah - Rahman dan Kumarawamy (2002)
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.6. Respon Terhadap Risiko Respon terhadap risiko adalah elemen terakhir dalam pendekatan manajemen risiko berupa sebuah atau serangkaian tindakan yang menjadi bagian dari para pembuat keputusan untuk merespon risiko yang ada. Dua macam respon yang umum yaitu :
3.6.1. Transfer Risiko Transfer risiko adalah bentuk dari penanganan risiko berupa pengalihan beban risiko dari satu pihak ke pihak yang lain. Hal ini mungkin dapat diatasi dengan cara-cara kontraktual melalui syarat-syarat kontrak atau oleh asuransi. Transfer risiko dalam proyek kontruksi dan kontrak biasanya terjadi dari : a. Klien kepada kontraktor atau desainer b. Kontraktor kepada subkontraktor c. Klien, kontraktor, subkontraktor, atau desainer kepada pihak asuransi (Uher, 1996).
3.6.2. Kontrol Risiko Ketika risiko tidak dapat ditransfer dengan berbagai alasan, tindakan manajemen diperlukan untuk mengurangi, menghindari, atau menahannya (Uher, 1996), yaitu dengan cara : 1. Menghindari atau mengurangi risiko 2. Mereduksi risiko
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.7. Diagram Alir Tahap Penelitian Mulai Persiapan : -
Studi pustaka Merumuskan masalah Menentukan tujuan penelitian Menentukan metode yang dipakai Menyusun identifikasi-identifikasi yang sering muncul dalam proyek jalan di Kota Surakartadan sekitarnya Menyusun pertanyaan pada koesioner sesuai rumusan masalah Perijinan penelitian
Pengumpulan data : -
Membagikan koesioner yang telah disusun kepada kontraktorkontraktor jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya Mewawancara pihak kontraktor sesuai dengan topik yang dibahas dalam penelitian. Analisis data :
-
Memasukkan data hasil kuisioner ke dalam tabel-tabel Microsoft Excel Menghitung total dan rata-rata data impact, probability, dan risk response Menghitung besarnya Risk Indeks masing-masing variabel.
Pembahasan : Hasil dari analisis data adalah cara penanganan dari segala identifikasi risiko yang ada dalam proyek konstruksi jalan.
Kesimpulan : Identifikasi-identifikasi risiko tersebut dapat ditarik kesimpulan untuk nenanganinya dan diperoleh dari hasil kuisioner.
selesai
Gambar 3.1. Diagram Alir Tahap Penelitian
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Variabel Risiko Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa referensi yang sejenis yang membahas mengenai risiko dalam proyek. Tabel variabel yang digunakan berjumlah 10 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari beberapa indikator sebagai penjelas dari setiap variabel. Untuk lebih jelasnya variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Keterangan Kode Identifikasi Risiko IDENTIFIKASI KODE RISIKO
ELEMEN RISIKO
1. Sistem Cuaca (X1)
1a
Hujan yang terus menerus
2. Sistem Geologi (X2)
2a
Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar
3. Risiko Politik (X3)
3a
Kerusuhan / huru-hara / demonstrasi Peraturan pemerintah yang tidak jelas
3b
4. Risiko Ekonomi (X4)
4a 4b 4c 4d
Inflasi Kenaikan suku bunga pinjaman Kenaikan BBM, TDL commit to/ user Sistem pembayaran termin
SUMBER REFERENSI - Han dan Diekmann (2001) - Rahman dan Kumarawamy (2002) - Edwards dan Bowen (1998) - Kartam dan Kartam (2001) - Rahman dan Kumarawamy (2002) - Kartam dan Kartam (2001) Loosemore, Raftery, Reilly, Higgon (2006), Kerzner (1995)
- Han dan Diekmann (2001) - Edwards dan Bowen (1998)
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1. Keterangan Kode Identifikasi Risiko (Lanjutan) IDENTIFIKASI KODE RISIKO 5. Risiko 5a Undang undang (X5) 5b 6. Risiko kesehatan (X6)
6a
7. Risiko Manajerial (X7)
7a 7b 7c
8. Risiko Konstruksi (X8)
8a 8b
9. Risiko Budaya(X9)
9a 9b
10. Risiko Logistik (X10)
10a 10b 10c
ELEMEN RISIKO
SUMBER REFERENSI Persetujuan dan Perijinan (ijin - Edwards dan Bowen gangguan proyek) (1998) Klausul kontrak yang merugikan - Kartam dan Kartam (2001) Gangguan kesehatan akibat asap - Rahman dan pembakaran aspal Kumarawamy (2002) - Edwards dan Bowen (1998) Persediaan SDM - Rahman dan Pembengkakan biaya konstruksi Kumarawamy Penundaan pihak ketiga (2002) - Kartam dan Kartam (2001) Kecelakaan kerja - Rahman dan Perbedaan kondisi antara desain Kumarawamy dengan kondisi lapangan (2002) - Kartam dan Kartam (2001) - Han dan Diekmann (2001) Perbedaan dalam cara kerja - Han dan Diekmann Perbedaan pendidikan (2001) - Bing dan Tiong (1999) Keterlambatan material - Kangari (1995) Kehilangan material dan alat kerja - Han dan Diekmann Kualitas material yang rendah (2001) - Rahman dan Kumarawamy (2002)
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.2. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner dan didukung wawancara langsung dengan responden. Adapun Pengambilan data dilakukan terhadap 30 responden yang berasal dari 15 Perusahaan Konstruksi yang berkantor di Kota Surakarta dan sekitarnya dan sekitarnya, daftar perusahaan konstruksi yang menjadi objek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2. di bawah ini : Tabel 4.2. Daftar Perusahaan Responden No
Perusahaan
Alamat
1
PT. Adi Nugroho
Jl. Bima I ,Serengan ,Surakarta
2
PT. Panca Darma
Jl. Basuki Rahmat 18 ,Surakarta
3
CV. Banu
Jl. Kahuripan Selatan II No 26, Surakarta
4
CV Karya Makmur
Jombor Rt.05/ XII, Bendosari, Sukoharjo
5
CV. Tri Manunggal Karya
Jl. Tentara Pelajar 268, Sukoharjo
6
PT. Yatnosons
Jl. Bali No.35 ,Kampung Baru, Surakarta
7
CV. Subur
Carikan RT 02/V, Sukoharjo
8
CV. Lima Putra
Carikan RT 15/V, Sukoharjo
9
CV. Kenanga Mulya
Jl. Pemuda No 1, Sukoharjo
10
CV. Karya Teknik
Jl. Manggaran RT 01/VI, Grogol, Sukoharjo
11
CV. Restu Putra
Munyung RT02/II, Kwarasan, Grogol, Sukoharjo
12
CV. Damar Mulya
Kijilan RT 01/IV, Grogol, Sukoharjo
13
CV. Putra Mandiri
Perum sanggrahan Indah D.22, Grogol, Sukoharjo
14
CV. Fajar Jaya
Jl. Bali No.35 ,Kampung Baru, Surakarta
15
CV. Jati Karya
Demangan RT18/II, Sumberlawang, Sragen
Dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan selama 1 (satu) bulan, diperoleh data impact (pengaruh), probability (kemungkinan terjadi) dan cara penanganan risiko (respons). Berdasarkan data impact dan probability akan didapatkan risk impact (pengaruh risiko) pada suatu proyek. Dengan demikian akan diketahui tingkat risiko proyek di Kota Surakarta dan sekitarnya serta cara penanganan yang dilakukan untuk commit to user mengantisipasi risiko yang ada.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3. Data Hasil Pengamatan 4.3.1 Profil Responden 4.3.1.1
Contoh Profil Responden
Di bawah ini adalah salah satu contoh profil responden : Nama
: H. Ir. Bambang Nusantoro ,MM
Alamat
: Jl. Kahuripan Selatan II No. 26 RT 002 / XII ,Sumber ,Surakarta
Tempat, tanggal lahir
: Surakarta, 22 Agustus 1951
Umur
: 60 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir
: S2
Nama Perusahaan
: PT Adi Nugroho Konstruksido
Alamat Perusahaan
: Jl. Bima I ,Serengan ,Surakarta
Lama Kerja di Konstruksi : 20 (dua puluh) tahun
4.3.1.2
Umur Responden
Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan umur responden :
Gambar 4.1. Grafik Umur Responden Berdasarkan gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata terbanyak dari commit user responden yang mengisi kuisioner adalah paratostaf berumur 31-40 tahun, yang berarti
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
responden yang mengisi kuisioner telah memiliki pengalaman yang cukup. Dalam pelaksanaan proyek, dengan pengalaman tersebut diharapkan pengisian kuisioner menjadi lebih mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini.
4.3.1.3
Jenis Kelamin Responden
Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan jenis kelamin responden :
Gambar 4.2. Grafik Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Gambar 4.2 Grafik Jenis Kelamin Responden dapat diketahui bahwa sebagian besar orang yang berkecimpung di bidang konstruksi khususnya proyek jalan berjenis kelamin laki-laki. Hanya sebagian kecil saja prosentase yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan banyaknya risiko pekerjaan di proyek jalan dan juga lebih cocok dikerjakan oleh laki-laki, serta hanya sedikit perempuan yang mempunyai minat bekerja di bidang konstruksi.
4.3.1.4
Pendidikan Terakhir Responden
Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan pendidikan terakhir responden :
commit to user Gambar 4.3. Grafik Pendidikan Terakhir Responden
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Gambar 4.3 Grafik Pendidikan Terakhir Responden dapat diketahui bahwa minimal pendidikan terakhir responden adalah lulusan S1 (sarjana). Oleh karena itu, diharapkan dalam pengisiannya menjadi lebih sesuai dan mampu mencapai sasaran atau tujuan penelitian. Hal ini didasarkan pada kemampuan responden dengan latar belakang pendidikan S1 memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah dengan lebih baik, jika dibandingkan dengan responden yang mempunyai latar belakang pendidikan kurang dari S1.
4.3.1.5
Grade Perusahaan Responden
Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan grade perusahaan responden :
Gambar 4.4. Grafik Grade Perusahaan Responden Berdasarkan Gambar 4.4 Grafik Grade Perusahaan Responden dapat diketahui bahwa dari total 15 perusahaan responden yang dipakai, sebagian besar adalah perusahaan dengan grade sedang, yakni 9 perusahaan. Perusahaan konstruksi dengan grade sedang yaitu perusahaan dengan batas nilai satu pekerjaan lebih dari Rp. 1 – Rp. 10 milyar serta memiliki kekayaan bersih Rp. 1 – Rp. 10 milyar (LPJK, 2006). Karena perusahaan responden yang dipakai sebagian besar adalah perusahaan dengan grade sedang dan besar maka diharapkan hasil penelitian menjadi lebih valid, karena pengalaman kerja pada grade sedang dan besar lebih banyak, dantomendukung untuk pengisian kuesioner commit user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang nyata sesuai dengan pengalaman proyek khususnya proyek jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya dan sekitarnya.
4.3.2 Data Jawaban Kuesioner Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kuesioner, maka diperoleh data berupa jawaban dari 30 responden. Jawaban-jawaban tersebut telah disajikan dalam tabel-tabel yang menunjukkan skor dari setiap jawaban yang diberikan oleh responden.
Di bawah ini merupakan tabel-tabel data jawaban untuk semua titik pengamatan, yakni impact (pengaruh) pada tabel 4.3, probability (kemungkinan terjadi) pada tabel 4.4, dan cara penanganan risiko (respons) pada tabel 4.5. Masing-masing memiliki 10 elemen, namun pada tabel di bawah hanya akan ditampilkan 3 elemen sebagai contoh. Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.3 Hasil Kuesioner – Impact (pengaruh) No
Nama
1. Sistem Cuaca
Perusahaan
2. Sistem Geologi
3. Risiko Politik
1a
T1
2a
T2
3a
3b
T3
4
4
3
3
5
5
10
1
Bambang Nusantoro
PT Adi Nugroho
2
Bambang Rio .W
CV Banu
3
3
3
3
1
1
2
3
Didik H
CV Karya Makmur
4
4
4
4
3
4
7
4
Joko Budiyanto
CV Tri Manunggal Karya
4
4
4
4
3
4
7
5
Susi
PT Panca Darma
5
5
4
4
2
3
5
6
Agus
PT Panca Darma
5
5
3
3
1
1
2
7
Tri W. Kosasih
PT Yatnosons
4
4
4
4
3
1
4
8
Santoso
CV Subur
4
4
3
3
2
1
3
9
Harsono
CV Subur
4
4
3
3
1
2
3
10
Soemarno
CV Lima Putra
4
4
4
4
2
1
3
11
Juwanto
CV Lima Putra
4
4
3
3
1
2
3
12
Purwo Hesti
CV Lima Putra
4
4
3
3
1
1
2
13
Fitri Purwaningsih
CV Tri Manunggal Karya
4
4
4
4
2
1
3
14
Yoga Hardiwiyanto
PT Kenanga Mulya
4
4
3
3
1
2
3
15
Tugiman
CV Karya Makmur
5
5
4
4
2
1
3
16
Bambang Sutedjo
CV Karya Makmur
5
5
3
3
1
2
3
17
Siswanto
CV Karya Teknik
4
4
4
4
2
2
4
18
Budiyono
CV Karya Teknik
4
4
3
3
1
2
3
19
Sumadi
CV Restu Putra
3
3
3
1
1
2
20
Setiawan S
CV Restu Putra
3
4
4
2
1
3
commit to3user 3
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3 Hasil Kuesioner – Impact (Lanjutan)
No
Nama
1. Sistem Cuaca
Perusahaan
2. Sistem Geologi
3. Risiko Politik
1a
T1
2a
T2
3a
3b
T3
21
Fajar Tri W
CV Restu Putra
4
4
3
3
1
1
2
22
Sukoco
CV Damar Mulya
4
4
4
4
2
3
5
23
Tri Wijayanto
CV Damar Mulya
5
5
3
3
1
1
2
24
Nur Sidiq
CV Putra Mandiri
5
5
4
4
2
2
4
25
Indra Anggandanu
CV Putra Mandiri
3
3
3
3
1
1
2
26
Aris
CV Fajar Jaya
5
5
3
3
1
1
2
27
Widodo H
CV Fajar Jaya
5
5
4
4
2
2
4
28
Purwadi
CV Jati Karya
4
4
4
4
2
1
3
29
Rudi W
CV Jati Karya
4
4
3
3
1
1
2
30
Wahyono
CV Jati Karya
4
4
4
4
1
1
2
Jumlah
124
124
104
104
51
52
103
Rata-rata
4,13
4,13
3,47
3,47
1,7
1,73
3,43
(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)
KETERANGAN : 1. Tingkat risiko sangat rendah
4. Tingkat risiko tinggi
2. Tingkat risiko rendah
5. Tingkat risiko sangat tinggi
3. Tingkat risiko sedang
Berdasarkan Tabel 4.3 Hasil Kuesioner – Impact (pengaruh), dapat diketahui bahwa pada sistem cuaca, hujan yang terus menerus memiliki Impact (pengaruh) yang “tinggi” terhadap proyek jalan. Karena pada dasarnya proyek jalan sangat bergantung pada kondisi cuaca di lokasi proyek. Pada sistem geologi, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar, memiliki Impact
(pengaruh) yang
“tinggi” terhadap pelaksanaan
proyek. Pada risiko politik, kerusuhan / huru-hara, dan peraturan pemerintah yang tidak jelas, memiliki Impact (pengaruh) yang tergolong sedang terhadap pelaksanaan proyek.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4. Hasil Kuesioner – Probability (Kemungkinan Terjadi)
No
Nama
1. Sistem Cuaca
Perusahaan
2. Sistem Geologi
3. Risiko Politik
1a
T1
2a
T2
3a
3b
T3
5
5
3
3
3
5
8
CV Banu
1
1
1
1
1
5
6
Didik H
CV Karya Makmur
4
4
4
4
2
4
6
4
Joko Budiyanto
CV Tri Manunggal Karya
4
4
4
4
2
4
6
5
Susi
PT Panca Darma
2
2
3
3
2
3
5
6
Agus
PT Panca Darma
1
1
2
2
2
2
4
7
Tri W. Kosasih
PT Yatnosons
2
2
3
3
2
1
3
8
Santoso
CV Subur
2
2
1
1
4
3
7
9
Harsono
CV Subur
2
2
2
2
4
3
7
10
Soemarno
CV Lima Putra
2
2
3
3
2
3
5
11
Juwanto
CV Lima Putra
5
5
3
3
3
1
4
12
Purwo Hesti
CV Lima Putra
4
4
4
4
4
4
8
13
Fitri Purwaningsih
CV Tri Manunggal Karya
2
2
3
3
2
3
5
14
Yoga Hardiwiyanto
PT Kenanga Mulya
5
5
3
3
3
1
4
15
Tugiman
CV Karya Makmur
2
2
2
2
4
3
7
16
Bambang Sutedjo
CV Karya Makmur
2
2
3
3
1
1
2
17
Siswanto
CV Karya Teknik
2
2
3
3
3
3
6
18
Budiyono
CV Karya Teknik
5
5
2
2
1
1
2
19
Sumadi
CV Restu Putra
2
2
3
3
2
3
5
20
Setiawan S
CV Restu Putra
2
2
2
2
2
3
5
21
Fajar Tri W
CV Restu Putra
5
5
2
2
1
1
2
22
Sukoco
CV Damar Mulya
2
2
3
3
2
3
5
23
Tri Wijayanto
CV Damar Mulya
5
5
3
3
1
1
2
24
Nur Sidiq
CV Putra Mandiri
2
2
3
3
1
3
4
25
Indra Anggandanu
CV Putra Mandiri
5
5
3
3
1
1
2
26
Aris
CV Fajar Jaya
2
2
2
2
2
3
5
27
Widodo H
CV Fajar Jaya
5
5
3
3
2
1
3
28
Purwadi
CV Jati Karya
2
2
3
3
2
3
5
29
Rudi W
CV Jati Karya
5
5
2
2
1
1
2
30
Wahyono
CV Jati Karya
2
2
3
3
2
3
5
Jumlah
91
91
81
81
64
76
140
Rata-rata
3,03
3,03
2,7
2,7
2,13
2,53
4,67
1
Bambang Nusantoro
PT Adi Nugroho
2
Bambang Rio .W
3
(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)
commit to
KETERANGAN : 1. Tidak mungkin terjadi user2. Hampir tidak mungkin terjadi 3. Mungkin terjadi 4. Hampir pasti terjadi 5. Pasti terjadi
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel 4.4. Hasil Kuesioner – Probability (Kemungkinan Terjadi) dapat diketahui bahwa pada sistem cuaca, hujan yang terus menerus memiliki Probability (Kemungkinan Terjadi) “mungkin terjadi” terhadap proyek.
Pada sistem geologi, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar, memiliki Probability (Kemungkinan) “mungkin terjadi” terhadap pelaksanaan proyek.
Pada risiko politik, kerusuhan / huru-hara memiliki Probability (Kemungkinan) yang “mungkin terjadi” terhadap pelaksanaan proyek. Peraturan pemerintah yang tidak jelas memiliki Probability (Kemungkinan) “hampir pasti terjadi” terhadap pelaksanaan proyek.
Tabel 4.5. Hasil Kuesioner – Cara Penanganan Risiko No
Nama
Perusahaan
1. Sistem Cuaca
2. Sistem Geologi
3. Risiko Politik
1a
2a
3a
3b
1
Bambang Nusantoro
PT Adi Nugroho
1
2
4
2
2
Bambang Rio .W
CV Banu
1
5
2
2
3
Didik H
CV Karya Makmur
4
1
1
4
4
Joko Budiyanto
CV Tri Manunggal Karya
4
1
1
4
5
Susi
PT Panca Darma
1
3
4
3
6
Agus
PT Panca Darma
4
3
4
3
7
Tri W. Kosasih
PT Yatnosons
1
3
4
3
8
Santoso
CV Subur
1
5
2
2
9
Harsono
CV Subur
4
5
2
2
10
Soemarno
CV Lima Putra
4
2
4
2
11
Juwanto
CV Lima Putra
1
2
4
2
12
Purwo Hesti
CV Lima Putra
4
1
1
4
13
Fitri Purwaningsih
CV Tri Manunggal Karya
4
1
1
4
14
Yoga Hardiwiyanto
PT Kenanga Mulya
4
1
1
4
15
Tugiman
CV Karya Makmur
1
2
4
2
16
Bambang Sutedjo
CV Karya Makmur
4
2
4
2
17
Siswanto
CV Karya Teknik
4
1
1
4
18
Budiyono
CV Karya Teknik
4
1
1
4
19
Sumadi
CV Restu Putra
1
2
4
2
20
Setiawan S
CV Restu Putra
4
2
4
2
21
Fajar Tri W
CV Restu Putra
4 commit to user
1
1
4
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Cara Penanganan Risiko (Lanjutan)
No
Nama
Perusahaan
1. Sistem Cuaca
2. Sistem Geologi
3. Risiko Politik
1a
2a
3a
3b
22
Sukoco
CV Damar Mulya
1
5
2
2
23
Tri Wijayanto
CV Damar Mulya
4
5
2
2
24
Nur Sidiq
CV Putra Mandiri
4
2
4
2
25
Indra Anggandanu
CV Putra Mandiri
1
2
4
2
26
Aris
CV Fajar Jaya
4
5
2
2
27
Widodo H
CV Fajar Jaya
4
1
1
4
28
Purwadi
CV Jati Karya
1
2
4
2
29
Rudi W
CV Jati Karya
4
1
1
4
30
Wahyono
CV Jati Karya
4
1
1
4
Pilihan terbanyak
4
1
4
2
(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)
KETERANGAN : 1. Menerima / menanggung risiko 2. Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama 3. Mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi / subkontraktor 4. Menunda Proyek 5. Mereduksi risiko
Berdasarkan Tabel 4.5. Hasil Kuesioner – Cara Penanganan Risiko, dapat diketahui bahwa pada sistem cuaca, hujan yang terus menerus, cara penanganan risiko dapat dilakukan dengan cara “menunda proyek”.
Pada sistem geologi, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar memiliki cara penanganan risiko dapat dilakukan dengan cara “menerima / menanggung risiko”. Pada risiko politik, kerusuhan / huru-hara, dapat dilakukan dengan cara “menunda proyek”, dan risiko peraturan pemerintah yang tidak jelas dihadapi dengan cara “membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggungjawab bersama”.
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.4. Analisis Data Hasil Penelitian 4.4.1. Analisis Data frekuensi Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah metode analisis frekuensi dan analisis ranking. Dari hasil analisis tersebut diperoleh gambaran tanggapan responden terhadap tiap-tiap identifikasi risiko, mengenai tingkat ancaman risiko dan cara penanganan yang dilakukan. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan tanggapan responden berdasarkan sistem cuaca, geologi, risiko politik, ekonomi, undang-undang, kesehatan, manajerial, konstruksi, budaya, dan logistik. Selanjutnya disusun dalam tabel distribusi frekuensi Data Impact (Pengaruh) – Probability (kemungkinan terjadi) sehingga didapatkan risk index (indeks risiko).
Analisis frekuensi disusun dalam tabel yang pengerjaan analisisnya menggunakan Microsoft Excel. Kode mengenai elemen-elemen risiko dapat dilihat pada tabel 4.1. Sedangkan tanggapan responden mengenai cara penanganan risiko terdapat pada tabel 4.5. Dan hasil pengolahan data impact dan probability terdapat pada tabel 4.6. dan tabel 4.7.
4.4.2. Risk Impact (Pengaruh Risiko) Risk Impact (Pengaruh Risiko) menunjukkan besarnya dampak dari masing-masing variabel risiko terhadap jalannya proyek. Pada tabel 4.6. di bawah ini dapat dilihat besarnya dampak dari tiap-tiap variabel risiko yang ada. Tabel 4.6. Hasil Pengolahan Data Risk Impact (Pengaruh) X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
124
104
103
276
127
36
237
146
154
207
Rata4,13 3,47 3,43 9,2 4,23 rata (Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)
1,2
7,9
4,87
5,13
6,9
Total
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.4.3. Risk Probability (Kemungkinan Risiko) Risk Probability (kemungkinan) merupakan besarnya kemungkinan terjadinya risiko pada masing-masing variabel yang ada. Sehingga dapat diperkirakan risiko mana yang paling sering muncul. Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data risk probability (kemungkinan). Tabel 4.7. Hasil Pengolahan Data Risk Probability (kemungkinan)
Total
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
91
81
140
264
140
34
235
164
138
165
1,13
7,83
5,47
4,6
5,5
Rata3,03 2,7 4,67 8,8 4,67 rata (Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)
4.4.4. Risk Index (Indeks Risiko) Risk Index (Indeks Risiko) merupakan perkalian antara rata-rata Impact (Pengaruh) dan rata-rata Probability (kemungkinan terjadi). Dari hasil risk index didapatkan besarnya tingkat risiko bagi proyek konstruksi jalan. Sehingga hasil risk index dapat dipakai sebagai acuan dan rambu-rambu pelaksanaan proyek. Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data risk index (indeks risiko). Tabel 4.8. Hasil Pengolahan Data Impact (Pengaruh) – Probability (Kemungkinan Terjadi) 1. Sistem Cuaca impact prob
R=IxP
2. Sistem Geologi
3. Risiko politik
1a
2a
3a
3b
total
124
104
51
52
rata2
4,13
3,47
1,7
1,73
total
91
81
85
76
rata2
3,03
2,7
2,13
2,53
12,514
9,37
3,62
4,38
Very low
Very low
Ordinal Scale Medium Medium (Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel hasil Pengolahan Data Impact (Pengaruh) dan Probability (kemungkinan terjadi) dapat dilihat bahwa identifikasi risiko yang ada di Wilayah Surakarta, rata-rata adalah berada tingkatan sedang. Jadi, di Wilayah Surakarta merupakan wilayah yang aman untuk dilakukan proyek konstruksi jalan. Namun tetap perlu dilakukan upayaupaya penanggulangan pada risiko-risiko tertentu, agar proyek dapat terus berlangsung. 4.4.5. Analisis Ranking Di bawah ini dijelaskan mengenai indeks risiko dan cara penanganannya dilihat dari prosentase tertinggi ke rendah, yakni : Tabel 4.9. Hasil Ranking indeks risiko No 1
Elemen 1a.
Hujan yang terus menerus
Risk Index (%) 43,97
4
2a. Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar 8b. Perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan 7b. Pembengkakan biaya konstruksi
5
4d. Sistem pembayaran / termin
32,63
6
7a.
Persediaan SDM
31,20
7
7c.
Penundaan pihak ketiga
30,61
8
9b. Perbedaan pendidikan
27,70
9
9a.
Perbedaan dalam cara kerja
21,11
10
4a.
Inflasi
20,83
11
10a. Keterlambatan material
20,55
12
10c. Kualitas material yang rendah
19,70
13
4c.
19,64
14
18,93
15
8a. Kecelakaan kerja 4b. Kenaikan suku bunga pinjaman
16
10b. Kehilangan material dan alat kerja
16,47
17
3a.
15,68
2 3
18 19 20 21
Kenaikan BBM, TDL
Kerusuhan / huru-hara / demonstrasi
5a.
Persetujuan dan Perijinan (ijin gangguan proyek) 5b. Klausul kontrak yang merugikan 3b. Peraturan pemerintah yang tidak jelas 6a. Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal
41,79 38,89 38,64
16,76
13,72 12,22 9,44 4,53
Analisis ranking digunakan untuk mengetahui variabel yang paling mendominasi atau paling berpengaruh diperoleh dari commit perkalian impact dan probability kemudian to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dihasilkan besaran prosentase. Dari tabel 4.9. dapat diketahui nilai prosentase dari seluruh elemen. Pada tabel risk index (indeks risiko), jika dilihat dengan analisis ranking dapat dihasilkan urutan prosentase dari yang tertinggi sampai dengan yang paling rendah. Dari prosentase tersebut dapat juga ditentukan cara penanganan risiko yang akan dilakukan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa risiko tertinggi adalah risiko cuaca, yakni hujan yang terus menerus. Hujan tentu saja sangat merugikan pada pelaksanaan proyek jalan karena keseluruhan tahapan pada proyek jalan berada pada lingkup luar ruangan (outdoor). Apalagi bila melihat sifat aspal yang sangat rentan pada air. Pada kondisi lapangan di Wilayah Surakarta, hujan sering terjadi pada saat ini. Tidak hanya pada musim penghujan, kadang pada saat musim kemarau pun hujan turun. Ini karena kondisi cuaca sekarang yang tidak stabil. Dengan demikian hampir dipastikan pelaksanaan proyek menjadi tertunda. Hujan yang turun lebat dan berlangsung lama, sangat merugikan dan sering sekali terjadi di Wilayah Surakarta. Bahkan di daerah Solo Baru dan beberapa wilayah di Kota Surakarta yang merupakan kawasan banjir, kadang kala terjadi banjir pada lokasi proyek.
Urutan risiko kedua adalah sistem geologi, yakni tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar. Jenis tanah di sebagian Wilayah Surakarta khususnya bagian utara merupakan tanah lempung (clay) yang cenderung ekspansif, sehingga cukup berisiko apabila digunakan untuk proyek jalan.
Risiko ketiga adalah perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan. Seringkali proyek konstruksi mengalami kesalahan pada saat membuat rancangan desain karena kompleksitasnya, serta perubahan-perubahan alam yang terjadi. Pada suatu laporan pengendalian proyek suatu perusahaan (tidak disebutkan) ternyata lebih 50% penyebab kerugian proyek adalah karena kesalahan rancangan desain proyek saat tender. Oleh karena itu, pada setiap rancangan seharusnya sudah memperhitungkan perubahan-perubahan yang biasa terjadi untuk selanjutnya mengkonversinya menjadi besaran indeks risiko.
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tingkatan risiko yang telah diketahui khususnya untuk Wilayah Surakarta, dapat dijadikan tolok ukur dalam pelaksanaan proyek konstruksi jalan, sehingga risiko-risiko besar yang mungkin dapat terjadi dapat diminimalisir atau bahkan dihindari.
4.4.6. Risk Assessment (Penilaian Risiko) Ada 5 tingkat penilaian risiko, baik ditinjau dari impact maupun probability-nya. Tingkat impact dari yang terendah adalah very low (sangat rendah) sampai tingkat tertinggi yakni very high. Pada probability juga ada 5 kategori, yaitu almost certain (hampir tidak pasti), likely (mungkin terjadi), possible (pasti terjadi), unlikely (tidak mungkin terjadi), dan very unlikely (sangat tidak mungkin terjadi). Dari matriks impactprobability ini dapat dihasilkan penggolongan area tingkat risiko yang terjadi. Tabel 4.10. The Probability – Impact Matrix (AS/NZS, 1999b) Probability
Impact Very Low (1)
Low(2)
Medium(3)
High(4)
Very High(5)
Almost certain(5) Likely (4) Possible(3) Unlikely (2) Very unlikely (1)
= High Risk (risiko tinggi)
= Moderate Risk (risiko sedang)
= Extreme Risk (risiko sangat tinggi)
= Low Risk (risiko rendah)
Hasil perkalian antara indeks dengan probability merupakan nilai risk indeks. Menurut Chapman, risk indeks dapat juga disebut cardinal scale (skala pokok), dimana diperoleh urutan skala apakah risiko tersebut tergolong very high / high / medium / low / very low. Semua tergantung dengan hasil risk index.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11. Scale of Probability and Impact (Chapman, 2001) cardinal scale
ordinal scale
probability
impact on cost
impact on time
0,1 0,3 0,5 0,7 0,9
very low Low Medium High very high
0-20 % 20,1-40% 40,1-60% 60,1-80% 80,1-100%
< $0.1m $0.1m-$0.5m $0.5m-$5m $5m-$20m > $20m
< 1 week 1-5 weeks 5-10 weeks 10-15 weeks > 15 weeks
Tabel 4.12. Hasil penelitian Scale of Probability and Impact 1. Sistem Cuaca
2. Sistem Geologi
1a 124 4,13 91 3,03
2a 104 3,47 81 2,7
3a 51 1,7 85 2,13
3b 52 1,73 76 2,53
R=IxP
12,514
9,36
3,63
4,39
Ordinal Scale
high
high
low
low
impact prob
total rata2 total rata2
3. Risiko politik
Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa dominasi dari cardinal scale (skala pokok) yang terjadi adalah risiko dengan tingkat sedang (medium), terutama pada risiko sistem cuaca dan kondisi geologis. Hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan di Kota Surakarta dan sekitarnya merupakan wilayah berisiko cukup tinggi dalam hal pembangunan konstruksi jalan, terutama di daerah solo bagian utara karena jenis tanahnya yang berupa tanah liat (clay), sangat sulit untuk dilakukan pembangunan konstruksi jalan. Untuk itu, perlu dilakukan usaha-usaha tertentu agar proyek tetap dapat dilaksanakan.
4.4.7. Analisis Setiap Variabel Ancaman Kemungkinan Terjadi dan Pengaruh Acuan Matris (ancaman Impact– Probability) Risiko Proyek Konstruksi Jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya menurut Hillson (2002) dapat dilihat pada tabel 4.13. di bawah commit to userini :
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.13. Probability – Impact Matrix for Threats and Opportunities
Keterangan grafik : Koordinat X =
Koordinat Y =
Impact =
Probability = 1 = almost certain 2 = likely 3 = possible 4 = unlikely
1 = very low 2 = low 3 = medium 4 = high 5 = very high 5 = very unlikely Di bawah ini adalah grafik yang menunjukkan tentang masing-masing Ancaman Kemungkinan Terjadi dan Pengaruh Acuan Matris Risiko Konstruksi Jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya pada elemen-elemen identifikasi risiko, yaitu ;
1. Sistem Cuaca Tingginya suhu muka laut yang mengakibatkan musim hujan berkepanjangan tanpa kemarau di Indonesia pada tahun ini diperkirakan merupakan dampak dari pemanasan global, yaitu fenomena meningkatnya suhu bumi disebabkan akumulasi gas rumah kaca di atmosfer yang bersifat menahan energi panas matahari di permukaan bumi. Berbagai dampak negatif pun muncul, seperti melelehnya es di kutub, merebaknya penyakit parasit, dan meningkatkan keasaman air laut. Perubahan iklim ini ditandai dengan perubahan pola curah hujan. Terjadinya cuaca ekstrem berupa munculnya gelombang commit to user udara panas, peningkatan frekuensi hujan lebat hingga menimbulkan banjir di satu
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tempat dan kekeringan di tempat lain, angin yang tidak terduga serta suhu panas yang tidak stabil (menurut penelitian BMKG). Daerah pertumbuhan Badai Siklon Tropis yang merupakan pusaran angin kencang dengan diameter hampir 200 km, berkecepatan lebih dari 200 km/jam dan mempunyai lintasan sejauh 1.000 km subur di dunia adalah Samudra Hindia dan perairan barat Australia. Efek badai tersebut kadang sampai ke Indonesia. Ekor badai tersebut menimbulkan angin kencang, hujan deras, dan tingginya gelombang laut di bagian selatan Pulau Jawa. Daerah Surakarta yang sering terkena pengaruh badai meliputi Kabupaten Boyolali dan Klaten, dimana oleh masyarakat setempat dinamakan angin puting beliung (Dinas Kesbang Linmas Provinsi Jawa Tengah). Pada tabel 4.14. di bawah ini menunjukkan Sistem Cuaca di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.14. Sistem Cuaca Kota Surakarta dan sekitarnya 1. Sistem Cuaca 1a impact
4,13
prob
3,03
Titik koordinat impact – probability
Hujan
= risiko tinggi
Sistem cuaca memiliki tingkat risiko tinggi
Hujan memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi, karena terjadinya hujan tidak dapat diperkirakan apakah hujan tersebut akan turun dengan deras dan dalam waktu yang commit to user lama atau tidak serta kapan terjadinya. Turunnya hujan jelas sangat merugikan untuk
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
proyek konstruksi jalan, karena proyek terpaksa harus ditunda sehingga waktu pengerjaan proyek menjadi lebih lama dari yang direncanakan. Atau apabila proyek sudah setengah jalan lalu turun hujan, maka ada kemungkinan jalan yang sudah dibangun kualitasnya akan menjadi lebih rendah dari yang disyaratkan.
2. Sistem Geologi Jenis tanah yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Sebagaimana layaknya kepulauan yang terjadi karena tumbukan lempeng, di Provinsi Jawa Tengah terdapat busur gunung berapi yang tumbuh pada zona lemah sehingga terdapat beberapa gunung berapi di atasnya. Dampak dari tumbukan lempeng tektonik adalah terjadinya pengangkatan dan pelipatan lapisan geologi pembentuk pulau sehingga membentuk geomorfologi yang bervariasi seperti dataran landai, perbukitan dan dataran tinggi. Kondisi geologi yang demikian menjadikan lapisan tanah di beberapa daerah di Kota Surakarta dan sekitarnya berpotensi mengandung kadar lempung (tanah liat) yang cukup tinggi. Kadar lempung yang cukup tinggi ini pada beberapa kasus, telah terbukti menyebabkan kegagalan pada proyek konstruksi jalan. Pada tabel 4.15. di bawah ini menunjukkan Sistem Geologi di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.15. Sistem Geologi Kota Surakarta dan sekitarnya 2. Sistem Geologi 2a Impact
3,47
Prob
2,70
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Titik koordinat impact – probability
Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar = risiko sangat tinggi Sistem Geologi memiliki tingkat risiko sangat tinggi Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar di Kota Surakarta dan sekitarnya memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi, karena pada proyek konstruksi jalan, risiko geologi tersebut sangat merugikan dan berdampak pada pembangunan jalan. Semakin panjang jalan yang akan dibangun, apabila terjadi melalui daerah yang tanahnya termasuk tanah ekspansif, maka semakin besar pula potensi kerusakan pada struktur perkerasan jalan. Pada kondisi lapangan di Surakarta, daerah yang tergolong mengandung tanah ekspansif yaitu daerah Surakarta bagian utara serta sebagian wilayah Kabupaten Sragen.
3. Risiko Politik Kebijakan pemerintah mengenai undang-undang konstruksi membawa pro dan kontra bagi pihak-pihak kontraktor. Untuk itu kebijakan yang kontra terhadap pelaksanaan proyek bagi beberapa perusahaan mengakibatkan risiko. Risiko semacam itu dinamakan risiko politik yang berhubungan dengan politik negara sehingga terkadang mengakibatkan adanya huru-hara, demonstrasi, serta adanya peraturan pemerintah yang berubah-ubah. Pada tabel 4.16. di bawah ini menunjukkan Risiko Politik di Kota commit to user Surakarta dan sekitarnya :
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.16. Risiko Politik Kota Surakarta dan sekitarnya 3. Risiko politik 3a
3b
Impact
1,70
1,73
Prob
2,13
2,53
R3 1,72 2,33
Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen
Kerusuhan / huru-hara / demonstrasi Peraturan pemerintah yang tidak jelas
= risiko sedang = risiko sedang
Risiko politik memiliki tingkat risiko sedang Kerusuhan / huru-hara merupakan risiko tingkat sedang. Pada kondisi lapangan sebenarnya, aksi mogok kerja atau kerusuhan di Kota Surakarta dan sekitarnya cukup jarang terjadi. Namun bila ditinjau dari sisi dampaknya, hal tersebut cukup merugikan bagi perusahaan konstruksi, karena dapat menyebabkan proyek jadi tertunda pengerjaannya atu bahkan dibatalkan. Maka perlu adanya upaya penanggulangan, sehingga potensi kerugian proyek dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
Peraturan pemerintah yang tidak jelas juga tergolong risiko yang sedang. Hal ini dapat jelas dilihat karena pada dasarnya, hampir seluruh proyek jalan merupakan proyek pemerintah yang didanai dari APBD atau APBN. Sehingga perubahan-perubahan commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peraturan/kebijakan dari pemerintah, tidak terlalu berdampak langsung pada pengerjaan proyek , karena sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
4. Risiko Ekonomi Risiko ekonomi berhubungan dengan kebijakan pemerintah. Risiko yang mungkin terjadi dan berdampak pada proyek konstruksi jalan adalah terjadinya inflasi, kenaikan suku bunga pinjaman, kenaikan BBM & TDL, sistem pembayaran / termin. Pada tabel 4.17. di bawah ini menunjukkan Risiko Ekonomi di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.17. Risiko Ekonomi Kota Surakarta dan sekitarnya 4. Risiko Ekonomi 4a
4b
4c
4d
R4
Impact
2,43
1,83
2,43
2,50
2,30
Prob
2,33
2,00
1,93
2,53
2,20
Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen
Inflasi Kenaikan suku bunga pinjaman Kenaikan BBM & TDL Sistem pembayaran / termin
= risiko sedang - tinggi = risiko rendah - sedang = risiko sedang = risiko tinggi
Risiko ekonomi memiliki tingkat risiko sedang – tinggi commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Inflasi merupakan penambahan banyaknya uang kertas yang diedarkan oleh pemerintah hingga melampaui jaminan logam (emas), akibatnya ialah nilai mata uang merosot dan menyebabkan harga barang-barang menjadi naik (menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia). Pada penelitian ini, inflasi memiliki risiko sedang-tinggi. Ini berarti inflasi tidak begitu berdampak merugikan pada proyek, karena jika terjadi inflasi pada suatu negara akan ada kebijakan dan perjanjian-perjanjian yang sebelumnya telah disetujui oleh masing-masing pihak terhadap proyek yang sedang berlangsung. Kenaikan suku bunga pinjaman, memiliki tingkat risiko rendah – sedang. Sedangkan kenaikan BBM, dan termin memiliki tingkat risiko sedang dan tinggi sehingga berpotensi dapat merugikan proyek. Kota Surakarta dan sekitarnya memiliki sistem yang sama dengan wilayah lainnya karena berada dibawah kebijakan kepemerintahan yang sama, sehingga penangannya pun hampir sama dengan wilayah yang lain.
5. Risiko Undang-undang Risiko undang-undang berisi tentang persetujuan dan perijinan mengenai proyek serta terdapat klausul kontrak di dalamnya. Pada tabel 4.18. di bawah ini menunjukkan risiko undang-undang di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.18. Risiko Undang-undang Kota Surakarta dan sekitarnya 5. Risiko Undang-undang 5a
5b
R5
Impact
2,33
1,90
2,12
Prob
2,50
2,17
2,33
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen
Persetujuan dan Perijinan Klausul kontrak yang merugikan
= risiko tinggi = risiko sedang-tinggi
Risiko undang-undang memiliki tingkat risiko tinggi Persetujuan dan perijinan proyek memiliki tingkat risiko tinggi. Pada pengalaman kondisi lapangan di Kota Surakarta dan sekitarnya, persetujuan dan perijinan dari pemerintah sangat memengaruhi berlangsungnya proyek. Proyek akan terlaksana apabila syarat-syarat dan administrasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek sudah sesuai dengan undang-undang kepemerintahan mengenai proyek. Klausul kontrak memiliki risiko sedang-tinggi, tidak begitu berisiko karena pada kontrak proyek pemerintah sudah ada perjanjian tersendiri yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan dan sudah sama-sama disetujui. Klausul kontrak yang merugikan umumnya terjadi pada proyek swasta.
6. Risiko Kesehatan Kesehatan sangat perlu dijaga demi pelaksanaan proyek supaya dapat berjalan sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan. Pada proyek jalan, risiko kesehatan yang mungkin terjadi adalah jika pekerja mengalami gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal. Namun risiko ini peluangnya sangat kecil, lagipula dalam setiap proyek pemerintah sudah ada jaminan yang bisa diambil untuk commit kesehatan to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengantisipasinya. Pada tabel 4.19. di bawah ini menunjukkan risiko kesehatan di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.19. Risiko Kesehatan Kota Surakarta dan sekitarnya 6.Risiko kesehatan 6a Impact
1,20
Prob
1,13
Titik koordinat impact – probability
Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal
= risiko rendah
Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal memiliki tingkat risiko rendah. Pada pengalaman kondisi lapangan di Kota Surakarta dan sekitarnya, sangat jarang terjadi kasus gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal. Namun tidak ada salahnya jika pihak kontraktor tetap memperhatikan risiko tersebut karena sedikit saja kesalahan akan berakibat fatal baik bagi tenaga kerja maupun proyek.
7. Risiko Manajerial Risiko manajerial berhubungan dengan manajemen proyek. Dalam suatu proyek dibutuhkan manajemen yang tepat baik mengenai persediaan/jumlah sumber daya commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manusia maupun pengelolaan biaya proyek. Pada tabel 4.20. di bawah ini menunjukkan risiko manajerial di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.20. Risiko Manajerial Kota Surakarta dan sekitarnya 7.Risiko Manajerial
7a
7b
7c
R7
Impact
2,53
2,93
2,43
2,63
Prob
2,47
2,83
2,53
2,61
Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen
Persediaan SDM Pembengkakan biaya konstruksi Penundaan pihak ketiga
= risiko sedang - tinggi = risiko tinggi = risiko sedang - tinggi
Risiko manajerial memiliki tingkat risiko tinggi Persediaan sumber daya manusia merupakan risiko tingkat sedang-tinggi. Karena pada kenyataannya, sumber daya manusia sangat mempengaruhi proyek. Dalam mengatur kebutuhan tenaga kerja, yang harus diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya fluktuasi tenaga kerja. Hal ini harus cepat diatasi dengan perencanaan yang matang, supaya pemenuhan tenaga kerja tidak terhambat.
Sedangkan terjadinya pembengkakan biaya konstruksi merupakan risiko yang tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan perhitungan maupun ketidaktepatan dalam commit to user mengelola dana yang ada, sehingga akan sangat merugikan proyek.
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penundaan pihak ketiga merupakan risiko dengan tingkat sedang-tinggi, karena ada beberapa bagian pekerjaan dalam proyek yang harus menggunakan pihak ketiga, contohnya untuk penyediaan alat berat dan juga penyediaan material. Hampir semua perusahaan konstruksi di Kota Surakarta belum memiliki alat berat sendiri, oleh karena itu mereka sangat bergantung pada perusahaan yang menyewakan alat berat.
8. Risiko Konstruksi Risiko konstruksi berhubungan dengan segala aktivitas saat proyek sedang berlangsung, terutama yang sifatnya fisik. Pada tabel 4.21. di bawah ini menunjukkan risiko konstruksi di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.21. Risiko Konstruksi Kota Surakarta dan sekitarnya 8.Risiko Konstruksi 8a
8b
R8
Impact
1,90
2,97
2,43
Prob
2,17
3,30
2,73
Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen
Kecelakaan kerja
= risiko sedang-tinggi
Perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan risiko sangat tinggi
commit to user Risiko konstruksi memiliki tingkat risiko tinggi
=
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kecelakaan kerja merupakan risiko tingkat sedang-tinggi. Karena pada setiap proyek konstruksi, baik pada jalan maupun jalan, selalu terdapat risiko kecelakaan kerja. Cara menanggulanginya adalah dengan bekerja sama dengan pihak ketiga (asuransi) untuk mengalihkan risiko yang mungkin terjadi.
Sedangkan terjadinya perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan merupakan risiko yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan perhitungan maupun ketidaktepatan dalam melakukan penghitungan, atau karena adanya perubahan alam. Oleh karena itu, peran manajer proyek yang handal dan berpengalaman sangat diperlukan untuk melakukan penyesuaian pada desain sehingga pengerjaan proyek konstruksi tidak terhambat.
9. Risiko Budaya Faktor budaya sangat kental bagi masyarakat Surakarta. Banyak pengolahan budaya yang tercipta. Masyarakat yang tinggal dan menetap di Surakarta pun tidak hanya merupakan orang-orang asli daerah, namun berbagai kalangan telah tinggal dan menetap di Surakarta dengan maksud tertentu (misal berbisnis dan mencari ilmu). Sehingga
dalam
bersosialisasi,
banyak
sekali
perbedaan-perbedaan
dalam
bermasyarakat. Perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan bahasa, cara kerja dan pendidikan. Semua unsur itu juga memengaruhi pelaksanaan proyek.. Pada tabel 4.22. di bawah ini menunjukkan risiko budaya di Kota Surakarta dan sekitarnya : Tabel 4.22. Risiko Budaya Kota Surakarta dan sekitarnya 9.Risiko Budaya 9a
9b
R9
Impact
2,60
2,53
2,57
Prob
2,27
2,33
2,30
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen
Perbedaan dalam cara kerja
= risiko sedang tinggi
Perbedaan pendidikan
= risiko tinggi
Risiko budaya memiliki tingkat risiko tinggi
Perbedaan dalam cara kerja dalam bekerja berisiko sedang-tinggi. Hal itu cukup mempengaruhi pelaksanaan proyek, karena di dalam suatu perusahaan / proyek konstruksi, sangat dibutuhkan visi dan misi yang sama dengan tujuan yang sama, sehingga cara bekerja pun paling tidak harus sesuai untuk mendapatkan hasil yang maksimal di dalam suatu proyek.
Perbedaan tingkat pendidikan para pekerja konstruksi di lapangan berisiko tinggi. Karena pendidikan yang berbeda mempengaruhi dan menjadikan cara kerja yang berbeda pula.
10. Risiko Logistik Risiko logistik dalam proyek bisa terjadi karena keterlambatan material, kehilangan dan kerusakan material dan alat kerja. Pada tabel 4.23. di bawah ini menunjukkan Risiko Logistik di Kota Surakarta dan sekitarnya :
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.23. Risiko Logistik Kota Surakarta dan sekitarnya 10.Risiko Logistik 10a
10b
10c
R10
Impact
2,60
1,70
2,60
2,30
Prob
1,93
1,67
1,90
1,83
Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen
Keterlambatan material Kehilangan material dan alat kerja Kualitas material yang rendah
= risiko sedang - tinggi = risiko rendah = risiko sedang - tinggi
Risiko logistik memiliki tingkat risiko sedang - tinggi Hampir semua unsur logistik berisiko sedang-tinggi. Dalam pemenuhan kebutuhan material, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu ketepatan pemesanan, ketepatan waktu datangnya barang, material yang datang jumlahnya sesuai dengan pesanan, dan kualitas material sesuai dengan yang diminta. Ketepatan pemesanan yang dimaksud disini adalah ketika material sudah hampir habis, harus cepat dilakukan pemesanan agar jangan sampai ada jeda material kosong, karena perjalanan material pun memerlukan waktu.
Kerugian besar dapat dialami perusahaan konstruksi apabila terjadi kehilangan maupun kerusakan material serta alat kerja. Untuk itu perlu penanganan khusus dan penjagaan commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ekstra selama proyek berlangsung. Pada proyek konstruksi jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya, kehilangan material dan alat kerja cukup jarang terjadi.
4.5.
Risk Response (Penanganan Risiko)
Penanganan risiko merupakan strategi atau cara-cara kontraktor untuk meminimalisir atau mengalihkan kerugian yang ditimbulkan dari adanya risiko-risiko dalam suatu proyek konstruksi. Dari tabel di bawah ini dapat diketahui cara-cara penanganan risiko yang paling banyak dilakukan oleh perusahaan konstruksi yang menjadi responden. Tabel 4.24. Hasil Ranking dan Pengolahan Data Penanganan Risiko Elemen
Risk Index (%)
Cara Penanaganan Risiko
1a.
Hujan yang terus menerus
43,97
Menunda Proyek
2a.
Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar
41,79 38,89
Menerima / menanggung risiko Menerima / menanggung risiko
8b. Perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan 7b. Pembengkakan biaya konstruksi
38,64
Menerima / menanggung risiko
4d.
Sistem pembayaran / termin
32,63
Menerima / menanggung risiko
7a.
Persediaan SDM
31,20
7c.
Penundaan pihak ketiga 30,61
Menerima / menanggung risiko Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama
9b. Perbedaan pendidikan
27,70
Menerima / menanggung risiko
9a.
Perbedaan dalam cara kerja
21,11
Menerima / menanggung risiko
4a.
Inflasi
20,83
Menerima / menanggung risiko
10a.Keterlambatan material
20,55
Menerima / menanggung risiko
10c.Kualitas material yang rendah
Menerima / menanggung risiko Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama Mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi / subkontraktor
4c.
Kenaikan BBM, TDL
19,70 19,64
8a.
Kecelakaan kerja
18,93
4b. Kenaikan suku bunga pinjaman
16,76
Menerima / menanggung risiko
10b.Kehilangan material dan alat kerja
16,47
Menerima / menanggung risiko
3a.
Kerusuhan / huru-hara / demonstrasi
5a.
Persetujuan dan Perijinan (ijin gangguan proyek)
15,68 13,72
Menunda Proyek Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama
5b. Klausul kontrak yang merugikan
12,22
3b. Peraturan pemerintah yang tidak jelas
9,44
6a. Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal
4,53
commit to user
Menerima / menanggung risiko
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada tabel risk index (indeks risiko), jika dilihat dengan analisis ranking dapat dihasilkan urutan prosentase dari yang tertinggi sampai dengan yang paling rendah dan juga cara penanganannya pada proyek konstruksi jalan di Wilayah Surakarta. Cara penanganan yang diambil lebih dari 50% adalah dengan menerima/menanggung risiko yang ada. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dari perusahaan terhadap pihak owner, supaya pelaksanaan proyek dapat dilaksanakan dengan maksimal sesuai dengan perjanjian dan perencanaan pihak owner terhadap perusahaan yang telah dipercaya untuk bekerja sama dengan pekerja konstruksi. Analisis ranking digunakan untuk mengetahui beberapa cara penanganan risiko yang dipilih oleh para responden pada setiap identifikasi risiko yang ada dalam kuesioner. Untuk mengetahui variabel yang paling mendominasi atau paling berpengaruh diperoleh dari perkalian impact dan probability kemudian dihasilkan besaran prosentase. Dari tabel 4.24. di atas dapat diketahui nilai prosentase dari seluruh elemen.
Dari tabel di atas, diketahui bahwa risiko tertinggi adalah sistem cuaca, yakni hujan yang terus menerus. Cara penanganan yang dipilih oleh responden adalah menunda proyek, karena tidak mungkin mengerjakan proyek kosnstruksi jalan apabila terjadi hujan ,sehingga proyek terpaksa harus ditunda dan waktu penggerjaan proyek menjadi lebih lama dari yang direncanakan. Atau apabila proyek sudah setengah jalan lalu turun hujan, maka ada kemungkinan jalan yang sudah dibangun kualitasnya akan menjadi lebih rendah dari yang disyaratkan.
Urutan risiko kedua adalah risiko dari sistem geologis, yaitu kekerasan tanah yang tidak sesuai standar. Pada risiko ini cara penanganan yang dipilih oleh responden adalah menerima / menanggung risiko.
Risiko ketiga adalah perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan. Cara penanganan yang dipilih oleh responden adalah menerima / menanggung risiko. Karena yang membuat rancangan desain adalah murni dari pihak perusahaan konstruksi, jadi apabila ada kesalahan saat melakukan estimasi maka yang harus menanggung adalah pihak kontraktor itu sendiri. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tingkatan risiko yang telah diketahui khususnya untuk Kota Surakarta dan sekitarnya, dapat dijadikan periksa dalam pelaksanaan proyek konstruksi jalan, sehingga risiko-risiko besar yang mungkin dapat terjadi dapat diminimalisir.
4.6.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengolahan data identifikasi risiko, dapat diketahui bahwa identifikasi risiko di Kota Surakarta dan sekitarnya memiliki tiga tingkat perbedaan pengaruh, yakni pengaruh yang pertama adalah very low / sangat rendah, pengaruh kedua adalah low / rendah, dan pengaruh ketiga adalah medium / tidak rendah dan tidak tinggi. Yang merupakan pengaruh pertama dengan tingkat pengaruh sangat rendah adalah risiko kesehatan, risiko politik, dan risiko undang-undang. Yang merupakan pengaruh kedua dengan tingkat pengaruh rendah adalah risiko ekonomi, risiko manajerial, risiko konstruksi, dan risiko budaya. Sedangkan yang merupakan pengaruh ketiga dengan tingkat pengaruh medium adalah risiko cuaca dan sistem geologi. Dari hasil pengolahan data identifikasi risiko mengenai pendapat para responden dalam hal cara penanganan risiko yang ada telah terbagi menjadi lima cara penanganan, yakni menerima atau menanggung risiko, membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama, mengalihkan sebagian risiko kepada pihak ketiga (asuransi/subkontraktor), menunda proyek, dan mereduksi risiko. Namun di Kota Surakarta dan sekitarnya, dari semua identifikasi risiko tidak ada yang cara penanganannya dilakukan dengan cara mereduksi risiko. Cara penanganan risiko yang dilakukan dengan menerima atau menanggung risiko adalah pada risiko pencurian material dan alat kerja, perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar, pembengkakan biaya konstruksi, keterlambatan sistem pembayaran / termin, semua unsur risiko kesehatan, kurangnya persediaan sumber daya manusia, perbedaan dalam cara kerja, perbedaan pendidikan, inflasi, keterlambatan material, kualitas material yang rendah, keterlambatan material, dan kenaikan suku bunga pinjaman. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
Penanganan risiko yang dilakukan dengan cara membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama adalah peraturan pemerintah yang tidak jelas, kenaikan BBM & TDL, persetujuan dan perijinan (ijin gangguan proyek), klausul kontrak yang merugikan, dan penundaan pihak ketiga. Penanganan risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi/subkontraktor adalah pada risiko kecelakaan kerja. Prosentase indeks risiko dengan urutan tiga tertinggi merupakan tingkat medium (tidak rendah dan tidak tinggi pengaruhnya) dan tingkat rendah. Nilai prosentase terbesar dimiliki oleh variabel 1a : hujan yang terus menerus dengan prosentase sebesar 43,97%, cara penanganannya dilakukan dengan menunda proyek. Nilai prosentase terbesar kedua dimiliki oleh variabel 2a pada risiko geologi yakni tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar dengan prosentase sebesar 41,79%, cara penanganannya dilakukan dengan menerima atau menanggung risiko. Nilai prosentase ketiga dimiliki oleh variabel 8b pada risiko konstruksi yakni perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan dengan prosentase sebesar 38,89%, cara penanganannya dilakukan dengan menerima atau menanggung risiko.
Risiko sistem cuaca yakni hujan yang terus menerus memiliki prosentasi paling tinggi, lebih dari 43%. Hal ini disebabkan karena proyek konstruksi jalan dilakukan di lingkup luar ruangan, sehingga faktor cuaca akan mempunyai dampak langsung terhadap proyek. Apalagi dengan kondisi cuaca sekarang ini yang tidak pasti, sehingga hujan datang tidak hanya pada saat musim penghujan, namun sewaktu-waktu hujan bisa saja datang, tidak dapat diprediksi dengan jelas. Risiko geologi yakni tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar merupakan indeks risiko tertinggi nomor 2. Hal ini disebabkan karena Kota Surakarta dan sekitarnya merupakan daerah dengan kandungan tanah lempung cukup tinggi, khususnya di daerah Surakarta bagian utara dan sebagian wilayah Kabupaten Sragen. Selanjutnya indeks risiko tertinggi nomor 3 adalah perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan. Seringkali proyek konstruksi mengalami kesalahan pada saat commit to user membuat rancangan desain karena kompleksitasnya, serta perubahan-perubahan alam
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang terjadi. Pada suatu laporan pengendalian proyek suatu perusahaan (tidak disebutkan) ternyata lebih 50% penyebab kerugian proyek adalah karena kesalahan rancangan desain proyek saat tender. Oleh karena itu, pada setiap rancangan seharusnya sudah memperhitungkan perubahan-perubahan yang biasa terjadi untuk selanjutnya mengkonversinya menjadi besaran indeks risiko.
commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap jawaban hasil kuesioner yang telah disebarkan dan diisi oleh 30 responden yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya, maka dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan mengenai identifikasi risiko yang ada, tingkat risiko, dan cara penanganan risiko proyek konstruksi jalan, yaitu : a. Identifikasi risiko yang dominan untuk proyek konstruksi jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya adalah sistem cuaca (43,97%), sistem geologi (41,97%), dan risiko konstruksi (38,89%). Sedangkan tingkat risiko yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya yaitu sangat rendah, rendah, dan tingkat risiko medium. Tingkat identifikasi risiko terbanyak adalah tingkat risiko rendah. Sedangkan identifikasi risiko yang merupakan tingkat risiko tinggi maupun sangat tinggi tidak ada. b. Cara penanganan yang dilakukan oleh kontraktor yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya terhadap risiko-risiko yang ada adalah menerima/menanggung risiko ,membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama ,menunda
proyek,
dan
mengalihkan
sebagian
risiko
kepada
pihak
asuransi/subkontraktor.
5.2. Saran Untuk menindak-lanjuti penelitian ini, maka diperlukan penelitian lebih lanjut melalui pengembangan topik maupun metodologi dari penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian selanjutnya antara lain : 1.
Variabel yang digunakan untuk kuisioner dapat diperbanyak lagi agar memperoleh hasil yang lebih valid dan sesuai dengan kondisi proyek konstruksi jalan yang sebenarnya.
2. Dapat dilakukan analisis risiko dengan metode yang lain, misalnya dengan metode simulasi Monte Carlo agar memperoleh hasil yang lebih valid dan obyektif. commit to user