Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni
Vol.1, No.2, Oktober 2016 ISSN 2503-4626
PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MUSIK BERBASIS KOMPOSISI
Adhi Wisnu Suwandhono Prodi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung Email :
[email protected]
Abstrak : Dalam proses pembelajaran musik di kelas, guru seringkali memandang proses penilaian secara naif dan sederhana, dan secara subjektif menggunakannya dalam bentuk penilaian hasil akhir pembelajaran semata. Artikel ini memaparkan sebuah alternatif penilaian dalam bentuk penilaian autentik yang dilakukan pada pokok bahasan pembelajaran musik berbasis komposisi. Sebagai sebuah konsep penilaian yang mencoba mencakup keseluruhan proses secara holistik, penilaian otentik dirasa cocok digunakan dalam pembelajaran musik, dimana dimensi proses dan praksis menjadi karakter dan ciri utama dalam pembelajarannya. Beberapa poin utama yang akan dibahas dalam artikel ini mencakup konsep pembelajaran musik berbasis komposisi yang mengedepankan pengolahan bunyi, penilaian yang umum digunakan guru dalam pembelajaran musik, serta bagaimana meramu konsep penilaian otentik yang efektif dan efisien dalam pembelajaran musik. Penggunaan penilaian otentik yang baik, valid dan sahih, selain membantu guru memetakan keberhasilan pembelajaran, juga menjamin efektivitas dan ketercapaian tujuan pembelajaran secara lebih menyeluruh. Kata Kunci : Penilaian Autentik, Pembelajaran Musik, Komposisi
(1995), hakikat pendidikan musik
PENDAHULUAN Manusia yang utuh adalah
tersebut yang semestinya menjadi
manusia yang memiliki esensi nilai
pedoman bagi seorang pendidik dan
estetika dalam dirinya. Pendidikan
dipahami
seni di sekolah adalah salah satu cara
sebagai berikut. (1) Education in
untuk menanamkan nilai estetika
music, yang berkaitan dengan nilai-
dalam
Adapun
nilai pendidikan yang terkandung
hal
dalam
diri
pendidikan
seni,
siswa. dalam
ini
secara
esensial
pembelajaran
musik; music,
(2)
mengacu pada seni musik, memiliki
Education
bermacam tujuan. Menurut Elliot
berkaitan dengan pengetahuan musik
125
about
adalah
yang
126 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 125-139
yang
berhubungan
dengan
pembelajaran musik, seperti teori musik, harmoni dan sejarah musik;
PEMBAHASAN Pembelajaran Seni dan Proses Penilaian di Sekolah
(3) Education for music, berkaitan Kurikulum 2013 yang baru
dengan tujuan mempelajari musik; (4) Education by means of music, yang
merupakan
gabungan
dari
saja diberlakukan, mengamanatkan peningkatan upaya apresiasi dan kreasi karya seni yang berbasiskan
ketiga komponen di atas.
seni budaya tradisi setempat. Dengan Untuk
mengetahui
harapan akan tercipta rasa bangga
ketercapaian tujuan pendidikan seni
dengan kebudayaan setempat yang
diatas, dilakukan
berbarengan
untuk
proses penilaian
mengukurnya.
Dalam
dengan
upaya
seni
yang
mengkreasikan
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2007
berlandaskan nilai-nilai luhur budaya
dan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
setempat. Hal ini tercantum dalam
Standar
Pendidikan,
Permendikbud No.64 tahun 2013
penilaian diartikan sebagai proses
tentang standar isi pendidikan dasar
pengumpulan
pengolahan
dan menengah. Meskipun perubahan
menentukan
kurikulum
informasi
Penilaian
dan untuk
menuntut
pergeseran
pencapaian hasil belajar peserta didik
paradigma pembelajaran seni, namun
yang dilakukan secara sistematis dan
pada umumnya praktek yang terjadi
berkesinambungan,
sehingga
di lapangan ternyata berbeda. Masih
menjadi informasi yang bermakna.
banyak guru yang mengajarkan seni
Penilaian
musik
adalah
sebuah
proses
di
sekolah
yang
hanya
integral yang tidak dapat dilepaskan
menekankan
dalam
pembelajaran.
tentang teori-teori musik belaka.
baik
Mack
(2001:173),
bahwa
salah satu kendala umum
Penilaian
proses yang
menggambarkan
akan kriteria
penguasaan
hafalan
menyatakan
keberhasilan pembelajaran, baik dari
pendidikan
segi pendidik, maupun dari segi
bahwa hafalan-hafalan sering lebih
siswa.
diutamakan
ISSN 2503-4626
di
Indonesia
daripada
adalah
pengalaman
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Musik (Adhi Wisnu Suwandhono) 127
praktis serta pengalaman penerapan
Pembelajaran seni musik di
wawasan yang telah diberikan guru
sekolah sendiri
kepada
Alasan-alasan
berbasis pada pengalaman interaksi,
mengapa demikian bisa bermacam-
abstraksi, ekspresi, dan eksistensi.
macam, seperti keterikatan kepada
Untuk
satpel, kebutuhan ujian, masalah
keahlian
ststus guru, masalah otoritas guru,
mengembangkan
kekurangan
tentang
pembelajaran yang sejalan dengan
metodologi atau didaktik pada situasi
esensi pembelajaran yang sedang
belajar mengajar. Ironisnya lagi,
dilakukan . Salah satu perangkat
pendidikan musik di Indonesia sering
yang harus dikuasai dengan baik oleh
diartikan oleh guru sebagai upaya
seorang guru adalah poses penilaian.
pengajaran
Realitas yang terjadi di lapangan
siswa.
pemikiran
musik
barat,
dan
itu
adalah
unsur musik barat, melupakan esensi
dalam
tradisi yang merupakan jati diri
penilaian
bangsa.
penilaian
ini
seolah-olah
tersebut
hakikatnya
diperlukan
guru
menitikberatkan pada pembelajaran
Hal
pada
kurang
dalam perangkat
terampilnya
menggunakan yang
instrumen
sesuai.
dalam
guru
Proses konteks
mengagungkan penguasaan musik
pembelajaran musik sering diabaikan
barat sebagai inti dari pembelajaran
dan direduksi maknanya menjadi
musik di sekolah.
Kritik akan
sangat sederhana. Seringkali terjadi,
kondisi ini dinyatakan oleh Suka
penilaian pada pembelajaran seni
Harjana, (dalam Mack : 2004). Ia
budaya menggunakan tes tertulis
menjelaskan bahwa aspek musik
yang berorientasi pada pengetahuan
yang masuk ke Indonesia itu sejak
di tingkat mengingat, dan mengerti
awalnya bukanlah induk budaya
saja. Hal ini tentu tidak relevan,
musik Eropa yang sesungguhnya,
karena alat ukur yang digunakan
melainkan hanyalah sebagian lapis
hanya pada tataran mengingat dan
kecil yang tak penting dari besaran
mengerti. Penilaian pun terkadang
induk budaya musik Barat yang
hanya berpusat terhadap hasil belajar
sangat kompleks.
saja, sedangkan penilaian terhadap proses
pembelajaran
cenderung
ISSN 2503-4626
128 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 125-139
diabaikan,
padahal
hakikat
kemampuan mengkomposisi karya
pendidikan seni mengandung nilai-
musik, (4) meningkatkan apresisasi
nilai praksis, dimana proses menjadi
terhadap musik kontemporer serta
bagian penting didalamnya.
teknik yang adal di dalamnya, dan (5)
memberikan
ruang
untuk
pengalaman kreatif . Pembelajaran
Musik
Berbasis Pembelajaran
Komposisi
komposisi Salah
satu
metode
pembelajaran musik yang menarik untuk
dikembangkan
dalam
pelajaran seni budaya di sekolah adalah pembelajaran musik yang berbasiskan pokok
komposisi.
bahasan
ini
Dalam siswa
diperkenalkan bagaimana melakukan pengolahan bunyi menjadi bentuk komposisi
musikal.
Pembelajaran
berbasis komposisi ini mengubah paradigma pembelajaran musik yang tidak hanya diperkenalkan lewat teori semata,
melainkan
diimplementasikan
dalam
praktek
lewat penciptaan komposisi musik. Kaschub (1967) menyatakan bahwa pembelajaran mencakup musikal,
berbasis lima
(1)
komposisi keterampilan
mengembangkan
kemampuan kognisi musikal, (2) memperkuat pemehaman teori dan praktek
musik,
ISSN 2503-4626
(3)
melatih
berbasis
merupakan
terobosan
untuk
sebuah mengatasi
permasalahan-permasalahan
klasik
yang terjadi dalam pembelajaran seni, diantaranya pembelajaran seni yang terlalu bersifat teoritis dan pengetahuan
semata,
kurangnya
fasilitas berupa ketersediaan alat musik dan jumlah peserta didik yang terdiri dalam rombongan belajar yang banyak. Inti pembelajaran ini mengangkat musik dalam bentuknya yang
paling
esensial,
yaitu
pengolahan bunyi secara estetis. Siswa diajak untuk dapat mengolah bunyi, yang dapat mereka temukan dan hasilkan lewat sumber bunyi yang ditemukan dalam keseharian mereka, ke dalam sebuah bentuk komposisi
musik
yang
mengedepankan unsur ritme sebagai basis komposisi pengolahan bunyi yang mereka lakukan. Penggunaan bunyi sebagai instrumen musik non-
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Musik (Adhi Wisnu Suwandhono) 129
konvensional ini sejalan dengan apa
bunyi yang tercipta karena interaksi
yang dikatakan Mack (2004), bahwa
manusia
dalam permainan musik, terutama
tertentu. Siswa juga diajak untuk
dalam
mengidentifikasi bunyi bunyian apa
pembelajaran
komposisi
dengan
yang
harus
musik
tertentu. Misalkan, bunyi apa yang
konvensional, apalagi jika persoalan
muncul dari dapur, kamar mandi,
alat musik tersebut menjadi faktor
pertandingan olahraga, jalan raya,
penghambat
perumahan,
alat
dalam
pembelajaran
sekitar,
dan
lainnya. Setelah proses identifikasi
diutarakan
bunyi dilakukan, siswa diajak untuk
sebelumnya. Proses penciptaan yang
mengidentifikasi adakah unsur-unsur
dilakukan
musikal yang terjadi dalam bunyi
yang
telah
dalam
di
alam
lingkungan
sekolah
seperti
musik
proses
dalam
bunyi
musik, penggunaan alat tidak selalu menggunakan
terjadi
sumber
komposisi
merupakan salah satu upaya untuk
tersebut.
mengembangkan
diidentifikasi bisa berupa ketukan,
kreativitas
yang
ada dalam diri siswa.
ritme,
Dalam praktek pembelajaran,
Unsur
tinggi
musikal
rendah
yang
bunyi,
timbre/warna suara, dinamika, dan
mempaktekkan
yang lainnya. Dengan mengaitkan
pembelajaran berbasis komposisi ini
bunyi dan unsur musikal, siswa
dalam
diajak untuk memahami pemaknaan
siswa
dapat
beberapa
langkah
pembelajaran, diantaranya :
unsur unsur musik secara nyata, dialami dan melalui proses praktek.
1. Identifikasi bunyi dan unsurunsur musikal
2.
Pemilihan Sumber Bunyi Setelah
Pada tahap ini, siswa diajak
siswa
untuk mengidentifikasi bunyi-bunyi
mengidentifikasi
yang sering mereka dengar dalam
unsur-unsur musikal yang ada dalam
keseharian mereka. Bunyi bunyi
bunyi
tersebut bisa berupa bunyi yang
barulah kemudian siswa diajak untuk
mereka dengarkan dalam lingkungan
dapat mengolah bunyi yang mereka
keseharian
dengarkan ke dalam bentuk karya
(soundscape), maupun
yang
dan
mereka
memahami
dengarkan,
ISSN 2503-4626
130 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 125-139
komposisi musik. Siswa memilih
sebuah komposisi musik yang unik
beberapa bunyi yang bisa mereka
dan menarik Bentuk komposisi bisa
olah untuk diterapkan dalam sebuah
dimulai dari yang paling sederhana.
karya komposisi. Sebagai sebuah
Guru dapat memberikan bimbingan
contoh,
bagaimana
guru
dapat
membentuk
sebuah
bunyi
yang
sebuah kelompok, dimana siswa
diberikan unsur ritme berupa pola
diarahkan untuk memilih bunyi-
ritme yang teratur. Selain itu guru
bunyian tertentu. Sebuah kelompok
dapat mengajak siswa mengolah
bisa saja memilih untuk mengolah
dinamika yang ada dalam sebuah
bunyi yang sering mereka dengarkan
sumber bunyi. Setelah bunyi tersebut
di dapur. Bunyi yang diolah misalkan
membentuk sebuah pola bunyi, siswa
bunyi panci, penggorengan, desis
diajak
kompor, piring, gelas, dll. Bunyi-
kelompoknya untuk mengolah bunyi
bunyian tersebut tentunya memiliki
tersebut dengan beberapa teknik
warna suara dan keunikan khasnya
komposisi seperti pengolahan ritme,
masing-masing. Siswa diajak untuk
pengulangan/repetisi,
bebas memilih sumber bunyi yang
canon/bersahut-sahutan,
menurut mereka menarik dan bisa
augmentasi, diminuasi, dan teknik
digunakan dalam komposisi.
komposisi lain yang sesuai dengan
3. Pengolahan
Bunyi
dalam
Komposisi Musik.
siswa
dalam
tekstur,
tingkat pemahaman siswa. 4. Pementasan Komposisi
Langkah selanjutnya adalah mengajak
bekerjasama
melakukan
Setelah siswa merencanakan dan mengolah komposisi mereka,
pengolahan bunyi terhadap bunyi
siswa
yang sudah meraka pilih. Pengolahan
pementasan komposisi yang sudah
bunyi ini sifatnya haruslah musikal,
mereka
dimana siswa akan mendapatkan
Pementasan sendiri adalah sebuah
pengalaman bahwa bunyi apapun,
proses
dengan
disiplin,
kepercayan
kemampuan
bekerjasama
diberikan
pengolahan
musikal yang tepat, dapat menjadi
ISSN 2503-4626
mengadakan
latih
yang
praktek
sebelumnya.
multiaspek
seperti diri, dalam
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Musik (Adhi Wisnu Suwandhono) 131
kelompok, peningkatan kemampuan
kreasikan. Pola pengajaran berbasis
motorik, sampai aspek psikologis
komposisi dan pengolahan bunyi ini
berupa
juga memberi ruang untuk siwa
rasa
ekstase
dan
kegembiraan, maupun kesedihan dan
mengembangkan
emosi
tanpa
yang
penampilan
muncul
tersebut.
pengalaman
dalam
Pengalaman
musikal
tersebut
harus
ketakutan
dihantui
akan
maupun
musikalitasnya ketakutan-
konsep
“bakat”,
kemampuan
awal
merupakan hal yang sering dilupakan
memainkan instrumen musik umum
dalam pembelajaran seni di sekolah.
yang memadai, karena pengolahan
Seni
proses
bunyi ini dapat dilakukan oleh siapa
mengalami, dan ujung pengalaman
saja, baik mereka yang sudah bisa
musikal ini bermuara di pementasan.
memainkan
Pementasan adalah ajang pembuktian
belum
dimana siswa dapat berlomba untuk
penguasaan kemampuan memainkan
dapat
instrumen
adalah
sebuah
menampilkan
terbaik
mereka
kemampuan
dalam
bentuk
komposisi musik.
alat
sama
musik
maupun
sekali.
musik
Dengan
mengolah
diajak
untuk
maupun
konvensional. bunyi,
memahami
siswa dan
mengalami musik dalam bentuk, cara, dan nilai estetis yang berbeda, Pembelajaran musik berbasis komposisi
ini
memunculkan
sensitivitas
terhadap
bunyi,
mencoba
dan
siswa
yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
dan
pola
pikir
mereka.
pengolahan
komposisi yang dilakukan oleh siswa akan
menunjukkan
kreativitas mereka.
tingkatan
Konsep musik
Pembelajaran
Autentik
dalam
Musik
Berbasis
yang
kompleks,
kepada
esensi
itu
Salah satu konsep penilaian
sendiri,
yaitu pengolahan bunyi.
yang secara holistik menilai sebuah
Bagaimana
dasar
manusia
dikembalikan
Penilaian
musik
Komposisi
memberikan
proses pembelajaran adalah penilaian
nilai estetis pada bunyi yang mereka
autentik. Majid (2014) berpendapat
ISSN 2503-4626
132 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 125-139
bahwa penilaian autentik adalah proses
yang
sistematis
berkesinambungan mengumpulkan
informasi
beberapa
pendapat
dan
diatas, penilaian autentik sangatlah
untuk
tepat untuk diterapkan dalam konsep
tentang
murid
Dari
keberhasilan
belajar
dan
bermanfaat
untuk meningkatkan
pembelajaran mengingat
seni
praktek
dan
di
sekolah,
banyaknya
dimensi
keterampilan
yang
efektivitas pembelajaran. Pendapat
terjadi selama proses pembelajaran.
Majid ini sejalan dengan kajian
Penilaian autentik juga memiliki
pengembangan
yang
relevansi kuat terhadap pendekatan
dilakukan oleh Pusat Kurikulum,
ilmiah dalam pembelajaran sesuai
Balitbang Departemen Pendidikan
dengan tuntutan kurikulum 2013.
dan
Karena,
penilaian
Kebudayaan
menyatakan
(2009)
penilaian
yang
penilaian
semacam
ini
autentik
mampu menggambarkan peningkatan
sebagai sebuah proses pengumpulan,
hasil belajar peserta didik, baik
pelaporan dan penggunaan informasi
dalam
tentang hasil belajar siswa dengan
menalar,
menerapkan
jejaring,
prinsip-prinsip
rangka
mengobservasi,
mencoba, dan
membangun
lain-lain. Penilaian
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan,
autentik dapat dibuat oleh guru
bukti-bukti
autentik,
akurat
dan
sendiri, guru secara tim, atau guru
konsisten
sebagai
akuntabilitas
bekerja sama dengan peserta didik.
publik. Dalam kaitannya dengan
Dalam penilaian autentik, sering kali
kegiatan
bermusik,
Jon
Mueller
pelibatan
(2006)
mengungkapkan
bahwa
siswa
Asumsinya,
sangat
peserta
penting.
didik
dapat
penilaian autentik merupakan suatu
melakukan aktivitas belajar lebih
bentuk penilaian dimana para siswa
baik ketika mereka tahu bagaimana
diminta untuk menampilkan tugas
akan dinilai. Peserta didik diminta
pada situasi yang sesungguhnya yang
untuk
mendemonstrasikan
penerapan
mengevaluasi mereka sendiri dalam
pengetahuan
rangka meningkatkan pemahaman
keterampilan
dan
esensial yang bermakna.
yang
merefleksikan
lebih
pembelajaran
ISSN 2503-4626
tentang serta
dan
tujuan
mendorong
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Musik (Adhi Wisnu Suwandhono) 133
kemampuan
belajar
yang
lebih
tinggi.
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi
diperoleh
dari
luar
sekolah.penilaian autentik mencoba menggabungkan
harus dilakukan.
pengetahuan,
kajian keilmuan, dan pengalaman yang
materi apa pula kegiatan remedial
kegiatan
Instrumen Dalam
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. merupakan
bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagai pemahaman tentang kriteria kinerja. penilaian
autentik
sering
digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik
harus
Autentik
Pembelajaran
Musik
Berbasis Komposisi
guru Penilaian
mengajar, kegiatan siswa belajar,
Karena penilaian itu
Penilaian
mampu
autentik
dalam
pembelajaran musik haruslah secara holistik mengukur kemampuan siswa baik dalam perencanaan, proses, maupun pelaksanaan dan praktek dalam
pembelajaran.
Selain
itu,
instrumen penilaian autentik juga harus bisa mengukur aspek kognitif, afektif
dan
psikomotor
siswa.
Beberapa contoh instrumen penilaian yang
dirasakan
cocok
untuk
mengukur ketercapaian siswa dalam pembelajaran
musik
berbasis
komposisi diantaranya :
menggambarkan sikap, pengetahuan
1. Lembar observasi.
dan keterampilan yang sudah atau
Lembar
observasi
dapat
belum dimiliki oleh peserta didik,
digunakan untuk mengukur aspek
bagaimana
afektif / sikap dan kognitif siswa saat
mereka
menerapkan
pengetahuannya dalam hal apa yang
proses pembelajaran
mereka sudah atau belum mampu
Butir
menerapkan perolehan belajar dan
disesuaikan
sikap
yang dengan
berlangsung. diukur
dapat
karakteristik
sebagainya. Atas dasar itu guru dapat
ISSN 2503-4626
134 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 125-139
pembelajaran.
Selain
lembar
menggunakan
skala
likert,
yang
observasi siswa oleh guru, dapat juga
nantinya dapat dirata-rata sehingga
dikembangkan
observasi
didapatkan skor. Dalam penilaian
siswa yang diisi oleh siswa sendiri
untuk pembelajaran musik berbasis
berupa
(self
komposisi perlu diberikan perhatian
assesement). Lembar observasi ini
lebih terhadap sikap siswa dalam
dapat berbentuk rubrik ceklis dengan
pelaksanaan pembelajaran.
lembar
penilaian
pribadi
Tabel 1. Contoh lembar observasi untuk siswa (self assesement) dalam pembelajaran
No.
Melakukan
Sikap
Ya
1.
Masuk kelas tepat waktu
2.
Berdoa sebelum pelajaran dimulai
3.
Bersikap aktif dalam pembelajaran
4.
Mengemukakan ide-ide sumber bunyi dan pengolahannya
5.
Bekerjasama dalam merencanakan komposisi
6.
Menerima pendapat anggota kelompok lain
Tidak
Perumusan skor dengan cara menghitung setiap jawaban ya dengan poin satu, jawaban tidak dengan poin nol, untuk kemudian diolah dengan cara diratarata dengan jumlah skor maksimal : Contoh perhitungan :
Apabila penilaian menggunakan skala 100, maka melalui proses konversi sesuai dengan pedoman penilaian kurikulum 2013, nilai 2,6 terkonversi menjadi 65
ISSN 2503-4626
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Musik (Adhi Wisnu Suwandhono) 135
Penilaian Penampilan/
sekelasnya. Dalam pembelajaran
Performance Assesement
berbasis
2.
Penilaian
penampilan
mengukur kemampuan siswa saat menampilkan karya komposisi. Bentuk
penilaian
penampilan
berupa rubrik yang digunakan sebagai
instrumen
melakukan
untuk
performance
assesement
/
penilaian
penampilan. Di dalam rubrik ini, baik
guru
melakukan
maupun
siswa
pengamatan
menentukan
untuk
ketercapaian
kemampuan
dalam
aspek
tertentu, yang dibutuhkan dalam penampilan tersebut. Penilaian oleh siswa mengggunakan kaidah penilaian
antar
assesement)
teman
dimana
(peer siswa
menilai kemampuan dari teman
komposisi,
beberapa
keterampilan
yang
harus
ditunjukkan
oleh
siswa
diantaranya
adalah
kelompok,
kerjasama
kreativitas
bunyi,
pengolahan
serta
kerapihan
kelompok.
sumber
komposisi, penampilan
Rubrik
ini
menggunakan skala penilaian / rating
scale
memberikan
yang
akan
penilaian
akan
aspek yang akan dinilai. Skala 1 menunjukkan minimal,
ketercapaian
sedangkan
menunjukkan
4
ketercapaian
maksimal. dilakukan
skala
Penilaian untuk
dapat
kelompok
apabila waktu untuk melakukan penilaian
individu
dirasakan
tidak memadai.
Tabel 2. Contoh rubrik penilaian penampilan oleh guru / siswa
No.
Penilaian
Aspek yang dinilai 1
1.
Kerjasama kelompok dalam penampilan
2.
Kreativitas sumber bunyi
3.
Pengolahan komposisi
4.
Kerapihan Penampilan
2
3
4
ISSN 2503-4626
136 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 125-139
Pengolahan nilai dalam rubrik penilaian penampilan ini menggunakan rumus :
Sebagai contoh dibawah ini rubrik penilaian untuk penampilan kelompok 1.
Tabel 3. Contoh Rubrik Penilaian
No .
Penilaian
Aspek yang dinilai 1
1.
Kerjasama kelompok dalam penampilan
2.
Kreativitas sumber bunyi
3.
Pengolahan komposisi
4.
Kerapihan Penampilan
2
3
4
X X X X
Jumlah nilai yang diperoleh kelompok 1 adalah 2+3+4+2 = 11. Nilai yang diterima kelompok 1 setelah menampilkan karya komposisinya adalah
3. Angket Pemahaman Siswa Angket
pemahaman
siswa
merupakan salah satu bentuk penilaian non tes yang dapat memberikan
gambaran
ketercapaian kemampuan yang diraih siswa. Hasil dari angket ini dapat
dibandingkan
ISSN 2503-4626
secara
langsung dengan
ketercapaian
nilai yang didapat dari lembar observasi
maupun
penilaian
penampilan. Di sisi lain angket ini secara komprehensif dapat memberikan tentang
gambaran
kemampuan
nyata yang
diperolah siswa, karena siswa
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Musik (Adhi Wisnu Suwandhono) 137
sendirilah
yang
melakukan
oleh
siswa.
Angket
ini
penilaian terhadap kemampuan
menggunakan daftar cek list,
mereka.
yang
sehingga data yang dihasilkan
diajukan dalam angket adalah
dari angket ini dapat dikonversi
pertanyaan
kedalam bentuk
Pertanyaan
dengan
yang
berkaitan ketercapaian
pembelajaran
yang
dirasakan
tabel, untuk
dapat memetakan kemampuan yang sudah diraih oleh siswa.
Tabel 4. Contoh angket pemahaman siswa No.
Aspek Pemahaman siswa
Sudah
1.
Merasakan ketukan dasar
2.
Mengidentifikasi sumber bunyi
3.
Membuat pengolahan bunyi
4.
Melakukan pengulangan pola bunyi
5.
Membuat pola ritme dari bunyi yang dimainkan
Belum
Tabel 5. Tabel Pemahaman Siswa
TABEL PEMAHAMAN SISWA Membuat pola ritme dari bunyi yang dimainkan 31%
Merasakan ketukan dasar 16%
Mengidentifikasi sumber bunyi 15%
Melakukan pengulangan pola bunyi 15%
Membuat pengolahan bunyi 23%
ISSN 2503-4626
138 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 125-139
Dari contoh tabel diatas dapat dilihat
mengedepankan aspek kognitif saja.
persentase kemampuan yang sudah
Di sisi lain, Proses penilaian adalah
dicapai oleh siswa dalam kelas,
proses yang tidak dapat terlepas dari
sehingga guru dapat mendapatkan
pembelajaran, tidak hanya sebagai
informasi
cara
ketercapaian
aspek
untuk
mengetahui
dan
pembelajaran, serta dapat digunakan
mengukur kemampuan yang sudah
untuk dasar program pengayaan,
diraih siswa,
remedial, dan menentukan langkah
integral dari proses pembelajaran.
pembelajaran selanjutnya.
Penilaian
melainkan bagian
yang
berimbang
dan
kemampuan KESIMPULAN
adalah
Pembelajaran mengedepankan sebuah
musik
praktek
terobosan
dikembangkan
yang lebih
komprehensif, mengukur
holistik
salah
satu
dari
siswa
cara
untuk
yang
menjamin ketercapaian pembelajaran
adalah
oleh siswa. Seorang guru yang baik
perlu lanjut,
harus
dapat
mengembangkan
instrumen penilaian
yang sesuai
mengingat dimensi praksis yang
dengan apa yang ingin diukurnya,
menjadi
dan
karakter
utama
menghindari
penggunaan
pembelajaran seni di sekolah. Dalam
penilaian yang kurang sesuai dengan
proses penciptaan sebuah komposisi,
pembelajaran yang sedang berjalan.
siswa
Pembelajaran musik yang berbasis
dapat
mengembangkan
kemampuan musikal, kreativitas dan
komposisi
bekerjasama dalam kelompok untuk
musikal dalam pembelajarannya, dan
menghasilkan sebuah karya musikal
apabila disertai dengan konsep dan
yang unik. Pembelajaran musik yang
instrumen penilaian autentik yang
“musikal”
baik
inilah
yang
kiranya
mengutamakan
dapat
menjadi
satu
unik
dan
terobosan
pembelajaran musik yang teoritis,
menjadi jawaban untuk perbaikan
verbal
dan
cenderung
pengembangan
musik di sekolah.
ISSN 2503-4626
yang
salah
menjadi jawaban atas kecenderungan
dan
baru
aspek
pembelajaran
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Musik (Adhi Wisnu Suwandhono) 139
Belajar. Bandung: Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Elliot,
David J. (1995). Music Matters: A New Philosophy of Music Education. New York: Oxford University Press
Hardjana, Suka. (1983) . Estetika Musik. Jakarta: Depdikbud Kaschub, Michele, (1967). Minds on music: composition for creative and critical thinking. MENC: The National Association for Music Education, Plymouth:Rowman Litttle Field Education Mack, Dieter. (2001). Pendidikan Musik Antara Harapan dan Realitas, Bandung: MSPI UPI Mack,
Majid,
Dieter. (2004). Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural, Bandung: ARTI Abdul. (2014). Penilaian Autentik, Proses dan Hasil
Remaja
Mueller, Jon. (2006). Authentic Assessment. North Central College. Tersedia: http://jonatan.muller.faculty.n octrl.edu/toolbox/whatisit.ht ml Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Pusat
Kurikulum, Balitbang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2009) . Kajian Pengembangan Penilaian. Jakarta : Depdikbud
Sukmayadi, Yudi (2014). Musik Kontemporer Dalam Kurikulum Dan Buku Sekolah Di Jerman. Jurnal Resital, ISI Yogyakarta, Vol.15 No.2
ISSN 2503-4626