PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan) Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: M. Fajar Mahbub NIM 109011000184
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTARAK
M. FAJAR MAHBUB (109011000184), Penerapan Penilaian Autentik Untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan).
Kata Kunci: Penilaian Autentik, Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penilaian autentik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, seberapa besar kontribusi yang diberikan dan apakah dengan adanya penerapan penilaian autentik yang mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotorik ini hasil belajar siswa menjadi lebih optimal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus. Yaitu dengan melakukan teknik pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Obyek penelitian disini ialah siswa kelas X IPA-1, kelas X IPA-2 dan kelas X IPS di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi data maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan yakni menunjukkan hasil belajar siswa menjadi lebik baik meskipun masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT semata. Rabb semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya memberikan nikmat yang sungguh sangat tak
ternilai
harganya,
memberikan
kelancaran
dan
kemudahan
untuk
menghantarkan penulis pada tahap akhir untuk memperopleh gelar strarta 1 di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakulats Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang bermanfaat dan berkah kepada penulis. Shalawat dan salam teruntuk baginda Nabi Muhammad SAW. Beliaulah penuntun kita yang paling hak di bumi ini sebagai Uswatun Hasanah. Yang telah menujukkan kita minaddzulumaatil jahli ilannuuril’ilmi yakni dengan agama Islam. Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, dengan adanya bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada: 1. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Drs. H. Syamsul Hadi, M.Si dan Ibu Hj.
Kholiswatin
yang
telah
merawat,
mendidik,
membesarkan,
mengarahkan, mendukung dan mendoakan penulis dengan seluruh kasih sayangnya. Tertalu besar kasih sayang dan pengorbanan yang Bapak dan Ibu berikan kepada Penulis, sehingga penulis merasa tidak cukup hanya sekedar mengucapkan lewat tulisan ini. 2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA. beserta para Wakil Rektor dan jajarannya. 3. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. beserta para wakil dekan dan jajarannya.
ii
4. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Abd. Majid Khon, M.A., dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Marhamah, LC., M.A., serta Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Faza Amri, S.Th.I. 5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. H. Masan AF, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulisan skripsi ini dapat selesei dengan baik. 6. Dosen Penasehat Akademi, Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. yang banyak memberi masukan kepada penulis selama studi. Seluruh dosen di Jurusan Pendidikan Agama Islam yang pernah memberikan ilmu kepada penulis, dan seluruh dosen yang ada di naungan UIN Syarif Hidayatullah. 7. Kepala sekolah SMA IZADA, Ibu Ulies, S.Pd., MM., beserta jajarannya, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Bapak Abdul Hakim, S.Ag., yang telah banyak mengarahkan, membantu dan memberikan informasi dalam melakukan penelitian. 8. Para siswa dan siswi kelas X IPA-1, X IPA-2, dan X IPS yang bersedia menjadi obyek dalam penelitian ini. 9. Adikku tercinta dan tersayang, Yuyun Rizkiyatul Ilmiyah, yang telah memberikan doa dan dukungan. 10. Teman-teman PAI E 2009 yang telah memberikan warna dan kebersamaan selama studi empat tahun. 11. Keluarga besar Albarkah Institut, H. Muhammad Fathur Rohman, Kurnia Aswaja, Moch. Abd. Rohim, Habibullah Siregar, Kurnia Majid, Imam Fitri Rahmadi, Aris Nurrohman, Ajid, Uwes, Yusuf Hamdani, Ais, Kamal, Samsul, Iman Firmansyah, Ihsan dan masih banyak lagi. 12. Sahabatku tercinta, Arifin dan Isnawati, Zainal Abidin, Hidayatullah, Misbah, Ali Aziz, Dewandaru Kesuma Aji, Zagar Tua Ritonga, Ivans Frihandi, M. Baharizqa, Idam Khalid, Purnawan Eka, Wahyudi dan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan curahan pikiran, bantuan, dan dukungan kepada penulis.
iii
13. Teman-teman dan senior HIQMA UIN Jakarta, IKAPPMAM Jakarta, DPN Gemasaba, HMJ PAI, PBNU, CAKAR, Forum UKM, AMSI Nusantara, Ciputat Music Space, FORMALA Jabodetabek yang semuanya itu tidak bisa saya sebutkan namanya satu-persatu, yang telah banyak memberikan pelajaran dalam menempa organisasi sampai sekarang. 14. Wakil Rekor UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A., Bapak Kepala Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Abd. Rozak A. Sastra, M.A. dan Ibu Dr. Sururin, M.A., yang telah banyak memberikan kepercayaan, pengarahan dan nasehat
seputar
kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan
selama
penulis
menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 15. Ibunya Anak-anak, Noriska Silviana, S.Pd.I. yang senantiasa mendoakan, membantu, dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis. 16. Semua orang yang telah penulis temui, baik sengaja maupun tidak, yang memberi ilmu dan pelajaran yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga semua amal baiknya diterima Allah SWT. Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi semua orang pada umumnya. Amiin Ya Rabb.
Jakarta, 21 Agustus 2014 Penulis,
M. FAJAR MAHBUB NIM 109011000184
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6 D. Perumusan Masalah ................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II
KAJIAN TEORI ........................................................................... 7 A. Kajian Teori ............................................................................... 7 1. Penilaian Autentik ................................................................ 7 a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi .............. 7 b. Pengertian Penilaian Autentik ......................................... 9 c. Ciri-ciri Penilaian Autentik .............................................. 10 d. Karakteristik Penilaian Autentik ...................................... 11 e. Hal-hal yang bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai Peserta Didik dalam Penilaian Autentik ........................... 12 f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik ........................ 13 g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional ....................................................................... 14
v
h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik ............. 14 2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ......................................... 16 a. Hakikat Belajar ................................................................. 16 b. Hakikat Hasil Belajar ....................................................... 18 3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .... 20 a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20 b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................................................................... 20 c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................................................... 21 d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 21 B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27 B. Latar Penelitian ........................................................................... 27 1. Sejarah Pendirian Sekolah ..................................................... 27 2. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................ 29 3. Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik .................. 30 C. Metode Penelitian ....................................................................... 31 D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................ 34 1. Observasi ............................................................................... 34 2. Wawancara ............................................................................ 34 3. Dokumentasi .......................................................................... 36 4. Pemerikasaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................ 36 5. Analisis Data ............................................................................... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 38 A. Deskripsi Data ............................................................................ 38 1. Hasil Observasi ...................................................................... 38 a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA IZADA .......... 38 b. Tenaga Pendidik dan Peserta Didik SMA IZADA .......... 40
vi
c. Kegiatan Pembelajaran SMA IZADA .............................. 42 d. Kalender Pendidikan SMA IZADA ................................. 43 e. Struktur dan Muatan Kurikulum SMA IZADA ............... 47 f. Hasil Belajar Siswa ........................................................... 56 2. Hasil Wawancara ................................................................... 59 3. Hasil Dokumentasi ................................................................ 62 B. Temuan Penelitian ...................................................................... 70 C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .................................. 72 1. Penentuan Jenis Penilaian ...................................................... 72 2. Keterkaitan dengan Temuan Penelitian yang Relevan .......... 73 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................. 74 A. Kesimpulan ................................................................................. 74 B. Implikasi ..................................................................................... 75 C. Saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X ........................................................................... 21 Tabel 4.1 Kalender Pendidikan Bulan Januari 2014 ......................................... 44 Tabel 4.2 Kalender Pendidikan Bulan Februari 2014 ....................................... 44 Tabel 4.3 Kalender Pendidikan Bulan Maret 2014 ........................................... 45 Tabel 4.4 Kalender Pendidikan Bulan April 2014 ............................................ 45 Tabel 4.5 Kalender Pendidikan Bulan Mei 2014 .............................................. 46 Tabel 4.6 Kalender Pendidikan Bulan Juni 2014 .............................................. 46 Tabel 4.7 Cakupan Mata Pelajaran SMA IZADA ............................................ 49 Tabel 4.8 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Wajib ......... 52 Tabel 4.9 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Peminatan .. 53 Tabel 4.10 Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .............. 57 Tabel 4.11 Daftar Nilai Kogniif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 ............. 58 Tabel 4.12 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .... 58
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Situasi Sosial ................................................................................. 32 Gambar 4.1 Gerbang Masuk SMA IZADA ..................................................... 63 Gambar 4.2 Pos Keamanan dan Parkiran SMA IZADA .................................. 63 Gambar 4.3 Lapangan dan Gedung SMA IZADA ........................................... 64 Gambar 4.4 Mushalla dan Auditorium SMA IZADA ...................................... 64 Gambar 4.5 Perpustakaan dan Ruang Guru SMA IZADA ............................... 65 Gambar 4.6 LAB bahasa dan LAB komputer SMA IZADA ........................... 65 Gambar 4.7 Suasana Belajar Kelas X SMA IZADA ....................................... 66 Gambar 4.8 Lembar Observasi Penilaian Sikap ............................................... 67 Gambar 4.9 Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan ................................... 68 Gambar 4.10 Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan .................... 69
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Profil SMA IZADA 2013-2014 2. Sarana dan Prasarana SMA IZADA 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4. Nilai Raport Narasi Siswa Kelas X Semester 2 5. Struktur Organisasi SMA IZADA 6. Jumlah Guru SMA IZADA 7. Jumlah Siswa dan Siswi SMA IZADA 8. Pedoman Wawancara Sekolah 9. Hasil Wawancara Kepala Sekolah 10. Hasil Wawancara Guru PAI dan Budi Pekerti 11. Hasil Wawancara Siswa Kelas X 12. Lembar Format Penilaian Guru 13. Sertifikat Akreditasi SMA IZADA 14. Surat Permohonan Izin Penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah 15. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah 16. Uji Referensi 17. Biodata Penulis
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang urgen bagi manusia. Pendidikan diakui sebagai salah satu jalan yang dapat menambah pengetahuan seseorang. Karena pendidikan merupakan suatu bidang yang dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, terdidik dan mampu menjadi manusia yang berpikir. Serta dengan dibantu pendidikan seseorang dapat lebih berkembang dan berproduktif. Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah lingkup terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru dan siswa. Interaksi komunikasi itu dilakukan baik secara langsung dalam kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media, dimana sebelumnya telah menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan. “Guru bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan mengajar dengan kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya, tetapi juga harus kreatif. Upaya dalam melaksanakan tugasnya meningkatkan kualitas hasil pendidikan amat tergantung pada kemampuan guru untuk mengembangkan kreativitasnya”.1
1
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), h. 19
1
2
Profesi guru kini semakin banyak tuntutan seiring dengan kebutuhan akan pendidikan yang bermutu. Semenjak ditetapkan sebagai profesi tanggal 2 Desember 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, profesi guru mengalami berbagai pembenahan-pembenahan baik secara regulasi maupun administrasi termasuk peningkatan kesejaheraan. Kini guru setiap tahun dinilai kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) dengan pendekatan 360 derajat. Disamping itu guru juga harus mampu melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).2 Dengan memahami dan melaksanakan tugas pokok guru dengan baik, maka secara otomatis guru tersebut telah melaksanakan kinerja dengan baik. “Tugas pokok guru dalam pembelajaran meliputi : (1) menyusun program pembelajaran, (2) melaksanakan program pembelajaran, (3) melaksanakan penilaian hasil belajar, (4) melakukan analisis hasil belajar, (5) melakukan program tindak lanjut”.3 Banyak kita jumpai di seolah-sekolah, bahwa guru tidak melaksanakan fungsinya dengan baik. Metode-metode yang dialakukan oleh guru masih sangan minim, yaitu guru masih sangat sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Ini membuat suasana belajar siswa di kelas menjadi sangat menjenukan dan membosankan. Sehingga semangat belajar siswa menjadi hilang. Tugas pokok guru yang lain dalam pembelajaran salah satunya adalah melaksanakan penialain hasil belajar. Penialain hasil belajar secara esensial bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar itu sesuatu yang sangat penting, karena dengan penilaian guru bisa melakukan reflkeksi dan evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam hal ini kalau diibaratkan suatu pohon, penilaian yang dilakukan oleh guru jangan hanya mengukur rindangnya daun dan rantingnya saja, tetapi juga harus mengukur akar dan batang pohonnya juga. Dengan demikian, penilaian hasil belajar yang dilakukan guru harus mencerminkan kompetensi peserta didik secara empiris (nyata). 2
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 1 3 Ibid, h. 2
3
Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam pengertian dan teknik penilaian yang tersebar di beberapa surat, diantaranya pada surat al-baqarah ayat 31-33, Allah berfirman:
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar”. (31) Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (32) Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda ini. Allah berfirman: “Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (33) (QS. Al-Baqarah ayat 31-34)4 Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa penilaian pertama ditujukan kepada Malaikat dengan firman Allah : anbiuni bi asmai ha ulai in kuntum shadiqin, untuk menguji argumentasi yang dikemukakan oleh malaikat yang meragukan eksistensi Adam sebagai khalifah dengan membanggakan keutamaan yang dimilikinya yaitu senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Allah. Apakah Tuhan hendak menjadikan seseorang yang sifatnya sedemikian itu sebagai khalifah?. Sedangkan kami (para malaikat) adalah makhluk-Mu yang ma’shum (terpelihara dari kesalahan). Namun ternyata pengetahuan tasbih, tahmid dan taqdis yang dimiliki Malaikat tidak dapat dikembangkan sebagaimana kemampuan Adam, karena mereka tidak dapat menjabarkan pada keadaan sekitarnya. Sedang pada diri manusia telah disediakan alat untuk bisa meraih 4
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Tahazed, 2010), h.
4
kemampuan secara sempurna di bidang ilmu pengetahuan, lebih jauh jangkauannya di banding Malaikat. Ini merupakan penilaian dalam bentuk dialog atau tes lisan yang membutuhkan pengembangan dalam jawaban. Hal ini dimiliki manusia (Adam) tetapi tidak dimiliki oleh Malaikat. Kemudian Allah mengarahkan penilaian kepada Adam untuk menguji kemampuannya terhadap ilmu yang telah diajarkan kepadanya dan ternyata Adam dapat menjawab dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan itu dengan lancar. Karena kemampuan Adam dalam menyelesaikan seluruh pertanyaan dalam penilaian tersebut, maka Allah memberikan penghargaan kepadanya dengan memerintahkan kepada Malaikat supaya bersujud (memberikan penghormatan) kepada Adam. Tes ini sama dengan placement test, atau test untuk menentukan penempatan peserta didik apakah di kelas A atau di kelas B dan seterusnya. Berkaitan dengan hal ini, maka pendekatan penilaian yang tepat digunakan oleh guru adalah penilaian autentik (authentic assesment). Karena dengan penilaian autentiklah hasil belajar dari peserta didik dapat terukur dan ternilai secara keseluruhan, baik dari aspek, afektif, kognitif maupun psikomotorik. Hal ini sejalan dengan isu yang sedang hangat dalam dunia pendidikan yakni mengenai kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Yaitu melalui penilaian autentik. Autentik berarti keadaan yang nyata/sebenarnya. Beradasarkan teori diatas, apabila kita melihat pengaplikasiannya dalam dunia pendidikan, hal ini berbanding terbalik. Karena kita tahu dalam kenyataannya, nilai sekolah masih terjadi kesenjangan antara nilai rapor dengan prilaku siswa sehari-hari. Contoh rapor sekor 80, tapi kenyataannya perilaku siswa sehari-hari tidak menyatakan skor tersebut. Siswa masih suka bohong, ulanganya nyontek, tidak melakukan sholat wajib dan seterusnya. Hal ini disebabkan guru hanya menilai aspek kognitif saja, afektif dan psikomotiknya tidak dilakukan. Dan dalam proses pembelajaran, masih banyak bahkan mayoritas guru yang hanya
5
menggunakan metode ceramah saja, serta guru menggunakan pola penilaian hasil belajar tradisional yang hanya berpaku pada aspek kognitif dan hasilnya saja. Guru masih jarang bahkan mungkin belum menerapkan secara keseluruhan dari penilaian autentik ini, padahal kita tahu dengan menggunakan penilaian autentik inilah, hasil belajar siswa dapat terukur secara keseluruhan dan sesuai dengan keadaan siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk mengadakan AUTENTIK
penelitian
yang
UNTUK
berjudul
HASIL
“PENERAPAN
BELAJAR
PENILAIAN
SISWA
DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah berikut ini : 1. Hasil belajar siswa yang rendah. 2. Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran belum menyentuh secara keseluruhan, dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. 3. Dalam kegiatan pembelajaan guru masih lebih banyak menggunkan metode ceramah. 4. Masih terdapat kesenjangan antara nilai yang tercantum dalam rapor dengan prilaku siswa sehari-hari. 5. Siswa yang memiliki kecenderungan pada aspek afektif dan psikomotorik kurang termotivasi untuk belajar karena perhatian guru hanya terfokus pada kognitif siswa. 6. Kurang adanya kesadaran dari guru tentang pentingnya penilaian secara nyata dan menyeluruh (autentiik). 7. Metode yang digunakan guru masih berupa metode yang konvensional, sehingga tidak memungkinkan adanya penilaian secara autentik. 8. Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mendemonstrasikan dan mengembangkan keterampilan serta kompetensinya.
6
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi penelitian ini pada permasalahan yang berkaitan dengan penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X melalui penerapan penilaian autentik.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah, sebagai berikut: a. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang penerapan penilaian autentik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA kelas X Semester genap dan dapat mengembangkan dalam proses pembelajaran selanjutnya. b. Bagi guru sebagai wawasan pengetahuan baru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran. c. Bagi sekolah dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang nampak pada hasil belajar sehingga dapat tercapainya ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Penilaian Autentik a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelasjelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Dari dua kalimat ini kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu : evaluasi, pengukuran dan penilaian. Sementara orang memang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergantung dari kata mana yang sedang siap untuk diucapkannya. Akan tetapi sebagian orang yang lain, membedakan ketiga istilah tersebut. Untuk dapat mengadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih dahulu. Jika ada penggaris, maka sebelum menentukan mana pensil yang lebih panjang, kita ukur dahulu kedua pensil tersebut. Dan setelah mengetahui berapa panjang masing-masing pensil itu, kita mengadakan penilaian dengan melihat bandingan panjang antar kedua pensil tersebut. Dapatlah kita mengatakan “ini pensil panjang, dan ini pensil pendek”. Mana pensil yang lebih panjang, itulah yang kita ambil. Secara ringkasnya dapat kita simpulkan: - Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif. - Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif.
7
8
- Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai.1 “Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”.2 Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.3 Dari berbagai definisi penilaian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis, akurat dan berkesinambungan dengan menggunakan alat pengukuran tertentu, seperti soal dan lembar pengamatan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pencapaian kompetensi peserta didik. Sejalan dengan pengertian diatas maka menurut Nana Sujana penilaian berfungsi sebagai: 1) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka peilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan in struksional. 2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll.
1
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009),
h. 3 2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012), h. 3 3 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.66
9
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.4 Adapun tujuan hasil belajar peserta didik menurut Kunandar yaitu “pertama, melacak kemajuan peserta didik. Kedua, mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik. Ketiga, mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik. Keempat, menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik”.5 Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar menurut Kunanadar adalah: 1) Mengetahui tingkat pencapaian kompetisi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung. 2) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. 3) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik. 4) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegaiatn dan sumber belajar yang digunakan. 5) Memberikan pilihan alternatif penilaain kepada guru. 6) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas pembelajaran yang dilakukan sekolah.6 b. Pengertian Penilaian Autentik Pada umumnya sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa dengan menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apa pun tes tulis tidak akan pernah mampu menilai seluruh kompetensi siswa pada suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu, penggunaan teknik penilaian selain tes tulis mutlak perlu dikuasai oleh guru-guru. Menurut Komentar Ismet basuki dan Hariyanto, dalam hubungannya dengan penilaian, dikenal istilah penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan cermin nyata dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian autentik, disebut demikian karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung didunia nyata setiap siswa. Penilaian autentik disebut pula dengan penilaian alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan situsi. Penilaian autentik didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang
4
Nana Sudjana, Op.cit, h. 4 Kunandar, Op. Cit, h. 70 6 Ibid, h. 71 5
10
menunjukkan aplikasi keterampilan esensial.7
yang bermakna
dari
suatu
pengetahuan
atau
Secara ringkas penelitian autentik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan. “Hakikat penilaain pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa”.8 Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment) bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode pembelajaran. Penilaian autentik berbeda dengan penilaian tradisional. “Dalam Penilaian tradisional peserta didik cenderung memilih respons yang tersedia, sedangkan dalam penilaian autentik peserta didik menampilkan atau mengerjakan suatu tugas atau proyek”.9 Pada penilaian tradisional kemampuan berfikir yang dinilai cenderung pada level
memahami dan fokusnya adalah guru. Pada penilaian
autentik kemampuan brfikir yang dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi serta fokusnya pada peserta didik. Dalam penialaian autentik memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan jenjangnya.
c. Ciri-ciri Penilaian Autentik Menurut Kunandar, ciri-ciri penilaian autentik antara lain: 1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. 7
Ismet Basuki & Hariyanto, Asesmen Penelitian, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012), h. 168 8 Ibid, h. 169 9 Kunandar, Op. Cit, h. 37
11
2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran. 3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik. 4) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. 5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 6) Penialain harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitasnya). Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.10 d. Karakteristik Penilaian Autentik Menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, ada 10 ciri-ciri penilaian autentik yang terkait dengan aktivitas autentik meliputi: 1) Aktivitas autentik memiliki relevansi dengan dunia nyata. 2) Kegiatan autentik sengaja didefinisikan secara kabur, tidak jelas (ill-defined) menuntut peserta didik mendefinisikan sendiri tugas-tugas dan sub-tugasnya untuk menyelesaikan atau menuntaskan kegiatannya. 3) Kegiaatn autentik mencakup tugas-tugas kompleks yang harus diselidiki dan dikerjakan oleh siswa dalam suatu periode waktu yang berkesinambungan. 4) Kegiatan autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati tugas-tugas dari perspektif yang berbeda, serta menggunakan berbagai sumber. 5) Kegiatan autentik memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri. 6) Aktifitas autentik memberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam satu tim. 7) Aktivitas autentik dapat dipadukan dan diterapkan dalam berbagai bidang studi yang berlainan. 10
Ibid, h. 39
12
8) Aktivitas autentik terjalin erat berkesinambungan dan terpadu dengan assesmen. 9) Aktifitas autentik menciptakan hasil karya yang bernilai dan bermutu. 10) Aktivitas autentik memungkinkan cara pemecahan masalah yang kompetitif dan menghasilkan berbagai jenis luaran.11 Sejumlah karakteristik penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan Hariyanto adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience). Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi. Yang diukur keterampilan dan permormansi, bukan mengingat fakta Berkesinambungan. Terintegrasi. Dapat digunakan sebagai umpan balik. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. 10) Bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.12 e. Hal-hal yang Bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai Peserta Didik dalam Penilaian Autentik Menurut Kunandar, dalam penilaian autentik ini, hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar oleh guru dalam menilai peserta didik antara lain: 1) Proyek atau penugasan dan laporannya. Proyek atau penugasan adalah tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai implementasi dan pendalaman dari pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran. 2) Hasil tes tulis. Penialaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan hasil tes tulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian peserta didik terhadap kompetensi tertentu. 3) Portofolio (kumpulan karya peserta didik) selama satu semester atau satu tahun. 4) Pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai pendalaman penguasaan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran merupakan salah satu penilaian autentik.
11 12
Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h.170 Ibid, h. 171
13
5) Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik. 6) Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik secara individual maupun kelompok, seperti laporan diskusi kelompok, eksperimen, pengamatan, proyek dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar penilaain autentik. 7) Presentasi atau penampilan peserta didik. Presentasi atau penampilan peserta didik dikelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan oleh guru dapat menajdi bahan dalam melakukan penilaian autentik. 8) Demonstrasi. Penampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan atau mensimulasikan suatu alat atau aktivitas tertentu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian autentik. 9) Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaitan dengan pembelajaran, seperti laporan proyek atau tugas menghitung pertumbuhan dan kepadatan penduduk ditempat tinggal peserta didik dapat dijadikan bahan penilaian autentik. 10) Jurnal. Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan perkembangan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran dapat menjadi bahan penilaian autentik. 11) Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok maupun individu yang berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi. 12) Kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta didik secara mandiri dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik. 13) Wawancara. Wawancara yang dilakukan guru terhadap peserta didik bekaitan dengan pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.13 f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik Teknik dan instrumen dalam penilaian autentik adalah mencakup: 1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan adalah daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa cacatan pendidik. 2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan tes penugasan. isntrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen penugasan pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 13
Kunandar, Op. Cit, h. 41
14
3) Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. 14 g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional John Mueller dalam Assesment Toolbox membandingkan perbedaan antara penilaian tradisional dan penilaian autentik, yakni sebagai berikut: 1) Pada asesmen tradisional, peserta didik diberikan sejumlah pilihan dalam bentuk soal pilihan ganda atau benar-salah, serta diminta untuk memilih jawaban yang benar. Sebaliknya dalam penilaian autentik, siswa diminta mendemonstrasikan pemahamannya dengan melaksanakan tugas-tugas yang lebih kompleks. 2) Tes tradisonal buatan guru tidak mencerminkan dunia nyata, terbatas pada pengujian terhadap apa yang dipelajari didalam kelas, berbeda dengan penilaian autentik yang mencoba mengaitkan bahan ajar dengan dunia nyata. 3) Penilaian tradisional yang dirancang baik dapat secara efektif menentukan apakah siswa telah mendapatkan suatu pengetahuan atau belum, sedangkan penilaian autentik sering meminta siswa untuk menganalisis, membuat sintesis, dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya serta diminta menciptakan makna baru dari apa yang telah dipelajarinya. 4) Dalam penilian tradisional apa yang dapat dan akan ditunjukkan oleh siswa secara cermat telah dibuat strukturnya oleh guru. Sebaliknya dalam penilaian autentik peserta didik diizinkan untuk memilih dan mengonstruksikan bukti-bukti kemahirannya. Misalnya memilih dokumen portofolio sendiri, memilih judul dan tema makalahnya sendiri, dan sebagainya. 5) Dalam penilaian tradisional, misalnya dalam uji pilihan ganda, bagaimana cara kita menyakini bahwa pilihan jawaban siswa yang benar betul-betul karena pemahamannya dan bukan sekedar untung karena memilih jawaban yang benar. Jadi ini bukan merupakan bukti langsung kecerdasan atau kompetisi siswa. Penilaian autentik sebaliknya sering memberi bukti nyata dan langsung.15 h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik Keunggulan penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, yaitu: 1) Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan pengetahuan. 14 15
Ibid, h. 52 Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h. 174
15
2) 3) 4) 5) 6)
Meningkatkan kretivitas. Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata. Mendorong kerja kolaboratif. Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis. Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran dan tujuan pembelajaran. 7) Menekankan kepada keterampilan keterpaduan pembelajaran disepanjang waktu.16 Sedangkan kelemahan dari penilaian autentik antara lain: 1) Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau dan melakukan koordinasi. 2) Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan secara legal. 3) Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten. 4) Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias. 5) Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa. 6) Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa. 7) Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran.17 Dari berbagai penjelasan diatas tentang penilaian autentik dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh guru, yakni: a) Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak hanya satu instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada dikurikulum. b) Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. c) Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik, proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar), dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar).18
16
Ibid, h. 176 Ibid, h. 177 18 Kunandar, Op. Cit, h. 42 17
16
2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Hakikat Belajar “Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik”.19 Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis dahar mengatakan, “menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebaagi suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.20 “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan proses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam proses penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.21 “Belajar merupakan suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman. Keterampilan dan nilai sikap.”22 Berdasarkan beberapa definisi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungan sekitar yang menghasilkan sesuatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut: 1) Faktor-faktor intern Faktor-faktor intern yang mempenagruhi belajar antara lain: a) Faktor jasmaniah Yang termasuk dalam faktor jasmaniah adalah: Faktor kesehatan dan Cacat tubuh. b) Faktor psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor tersebut diantaranya: Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. c) Faktor kelelahan 19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2013), h.1 20 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1989), h.11 21 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.87 22 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2005), h.59
17
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetap dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga darah tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan da kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara, yaitu: tidur, istirahat, mengusahan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja, menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah, misalnya obat gosok, rekreasi dan ibadah yang teratur, olahraga secara teratur, dan mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat lima sempurna. Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seseorang ahli, misalnya dokter, psikister, konselor dan lain-lain.23 2) Faktor-faktor ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: a) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi ssiwa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat itu antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.24
23 24
Slameto, Op. Cit, h. 55-60 Ibid, h. 71
18
b. Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. “Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan keterampilan, (c) sikap dan cita-cita”. 25 Menurut Sardiman, “hasil belajar merupakan bentuk dan hasil pencarian tujuan belajar. Sardiman menambahkan bahwa hasil belajar itu meliputi tiga hal antara lain : a) hal ihwal pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ihwal personal, kepribadian dan sikap (afektif), c) hal ikhwal tentang kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik)”.26 Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta ddiik. Hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk, yakni : 1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, 2) mereka mendapatkan perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarng-sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Kesinambungan tersebut merupakan dinamika proses belajar sepanjang hayat dan pendidikan yang berkesinambungan.27 Gagne membagi lima macam hasil belajar, yaitu: 1) Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi disekolah. 2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mngatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar mengingat, dan berfikir. 3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. 4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubugan dengan otot. 5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.28 25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h.22 26 Ahmad Nurcholis, Jusuf Bahtiar, Strategi Pengembangan Kreativitas dan Motivasi Belajar Siswa, (Ta‟allum, Jurnal Pendidikan Islam, 2012), h.30 27 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h.208 28 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.47
19
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil atau kemampuan yang diperoleh atau dicapai oleh siswa yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar, hasil belajar diperoleh dari kegiatan penilaian dan yang diharapkan adanya perubahan tingkah laku. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:29 1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan yang lemah dan capek, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya semua akan membantu dalam proses dan hasil belajar. b) Faktor Psikologis Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi yang berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis diantara meliputi intelegensi, perhatian, minat, dan bakat, motif. Motivasi, kognitif dan daya nalar. 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. b) Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Yaitu seperti kurikulum, sarana, fasilitas dan guru. Menurut Muhibbin Syah, keberhasilan dari proses hasil belajar dipengaruhi oleh tiga faktor, “faktor yang pertama yaitu faktor dalam (intern), yakni keadaan atau kondisi jasmani; yang kedua faktor dari luar diri individu (ekstern), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa; dan yang ketiga pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran”.30
29
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Gaung Persada Press, 2008), h. 32 30 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta, PT Rajawali Pers, 2010), h. 3
20
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Pengertian Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas dan sederajat). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pelajaran yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, ketrampilan dan sifat kebangsaan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menetapkan aqidah yang berisi tentang ke-Maha-Esaan Tuhan sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber utama lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi
dari
aqidah.
Selain
itu
akhlak
juga
merupakan
landasan
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa indonesia”.31 Dengan demikian, karakter bangsa indonesia didasarkan kepada nilai-nilai keTuhanan Yang Maha Esa, yang merupakan inti dari sila-sila lain yang ada dalam Pancasila. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan dan permusyawaratan yang, serta keadilan sosial bagi bagi seluruh Indonesia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan yang diwujudkan dalam hubungan manusia dengan Pencipta, hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan lingkungan alam. Sehingga mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penting untuk di ajarkan di sekolah.
b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diajarkan di SMA bertujuan untuk:
31
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h. 15
21
1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; 2. mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlak mulia, berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun, disiplin, toleransi dan mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah. 3. Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan yang yang Islami dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara harmonis. 4. Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.32 c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti meliputi aspekaspek “Al-Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Tarikh dan Kebudayaan Islam”.33
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (KI dan KD) SMA kelas X dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
32 33
Ibid, h. 17 Ibid, h. 18
Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Malaikat-malaikat Allah SWT 1.2 Berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits
22
dan Ijtihad sebagai pedoman hidup 1.3 Meyakini kebenaran hukum Islam 1.4 Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari 2. Mengembangkan perilaku 2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan (jujur, disiplin,
sehari-hari sebagai implementasi dari
tanggungjawab, peduli,
pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8, dan Q.S.
santun, ramah lingkungan,
At-Taubah (9): 119 dan hadits terkait
gotong royong, kerjasama, 2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh cinta damai, responsif dan
kepada orangtua dan guru sebagai
pro-aktif) dan menunjukan
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
sikap sebagai bagian dari
(17): 23 dan hadits terkait
solusi atas berbagai
2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri
permasalahan bangsa
(mujahadah an-nafs), prasangka baik
dalam berinteraksi secara
(husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
efektif dengan lingkungan
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
sosial dan alam serta
Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan
dalam menempatkan diri
10 serta hadits yang terkait
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.4 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits yang terkait 2.5 Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait 2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakkal dan perilaku adil sebagai implementasi dari
23
pemahaman Asmaul Husna al-Kariim, alMu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al‘Adl, dan al-Akhiir 2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Mekah 2.8 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Madinah 3. Memahami, menerapkan
3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.
dan menganalisis
Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49)
pengetahuan faktual,
: 10; serta hadits tentang kontrol diri
konseptual, prosedural
(mujahadah an-nafs), prasangka baik
dalam ilmu pengetahuan,
(husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
teknologi, seni, budaya,
3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri
dan humaniora dengan
(mujahadah an-nafs), prasangka baik
wawasan kemanusiaan,
(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah),
kebangsaan, kenegaraan,
dan menerapkannya dalam kehidupan
dan peradaban terkait
3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan
fenomena dan kejadian,
Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang
serta menerapkan
larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
pengetahuan prosedural
3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan
pada bidang kajian yang
pergaulan bebas dan perbuatan zina.
spesifik sesuai dengan
3.5 Memahami makna Asmaul Husna: al-Kariim,
bakat dan minatnya untuk
al-Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-
memecahkan masalah.
„Adl, dan al-Akhiir; 3.6 Memahami makna beriman kepada malaikatmalaikat Allah SWT 3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9): 122 dan
24
hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama; 3.8 Memahami kedudukan Alquran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam 3.9 Memahami pengelolaan wakaf 3.10.1. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah saw. di Mekah 3.10.2. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah 4
Mengolah, menalar, dan
4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-
menyaji dalam ranah
Hujurat (49): 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49)
konkret dan ranah abstrak
: 10, sesuai dengan kaidah tajwid dan
terkait dengan
makhrajul huruf.
pengembangan dari yang
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal
dipelajarinya di sekolah
(8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-
secara mandiri, dan
Hujurat (49) : 10 dengan lancar.
mampu menggunakan
4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S.
metode sesuai kaidah
An-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah
keilmuan.
tajwid dan makhrajul huruf. 4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2 dengan lancar. 4.3
Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna al-Kariim, al-Mu’min, alWakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir
25
4.4
Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT
4.5
Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu
4.6
Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam
4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf 4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf 4.8.1 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah 4.8.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah
B. Hasil Penelitian yang Relevan Belum ada penelitian studi kasus yang secara khusus membahas tentang penerapan penialaian autentik untuk hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMA. Belum banyak memang yang mengkaji tentang penerapan penialaian autentik yang di aplikasikan dalam pembelajaran SMA. Mungkin karena penialain autentik ini terhitung baru yang belakangan ini baru diterapkan di sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Pada saat melakukan pencarian referensi, penulis bersusah payah mencari beberapa rujukan yang berkaitan dengan penilaian autentik, guna melakukan komparasi dengan temuan-temuan penelitian yang sebelumnya tentang hal-hal penting yang menjadi kelebihan dan kelemahan peneliti sebelumnya. Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitian terdahulu yang menyangkut penilaian autentik dalam pembelajaran. Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai acuan dan referensi untuk memahami pengaruh dalam penelitian. Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
26
1. Linda Puspitaningrum dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Penilaian Autentik melalui Pendekatan Kontekstual pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode studi kasus, bahwa penilaian autentik bisa dikembangkan dengan berdasarkan SK dan KD yang kemudian dikembangkan melalui indikator dan dibuat rubrik penilaian autentik. Itu menunjukkan bahwa penilaian autentik dapat diterapkan pada materi tersebut. 2. Tuti alawiyah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa”. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Penelitian Tindak Kelas menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika. 3. Hartati Mukhtar dalam karyanya yang berjudul “Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan” yang dimuat pada Jurnal Pendidikan Penabur. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa penilaian autentik sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan, akan tetapi bukan hanya merupakan konsep dan bahkan slogan. Dibutuhkan guru yang profesional yang menguasai metode penilaian tersebut, dan mempunyai kedarana, serta kemauan dan kemampuan dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. 4. Burhan Nurgiyantoro dalam karyanya yang berjudul “Penilaian Otentik” yang dimuat dalam jurnal Cakrawala Pendidikan. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa dengan berkembangnya teori baru haruslah disikapi dengan
kritis,
terutama
yang
berhubungan
dengan
keefektifan
pembelajaran. Maka dengan menggunakan penilaian otentik akan memberikan hasil yang lebih baik daripada penilaian tradisional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei hingga Agustus 2014.
B. Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mulai tanggal 08 April 2014 hingga 14 Agustus 2014. adapun sekolah tempat penelitian adalah SMA IZADA yang berlokasi di jalan Jombang Raya No. 25 A Kel. Pondok Kacang Timur Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. Yang akan diteliti disini adalah aktivitas belajar siswa, bagaimana proses penerapan penilaian autentik terhadap hasil belajar siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Kepala Sekolah SMA IZADA, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan siswa. Adapun profil SMA IZADA dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sejarah Pendirian Sekolah SMA IZADA didirikan atas desakan dari beberapa pihak yang menginginkan adanya perubahan sikap dan prilaku masyarakat yang semakin jauh dari harapan. Menurunnya nilai moral dan akhlaq sebagian masyarakat khususnya dalam dekade terakhir ini telah tercermin dari pola pikir dan pandangan hidup serta
27
28
tingkah lakunya. Kehidupan masyarakat ternyata telah menyimpang jauh dari norma dan aqidah agama. Penyimpangan tersebut merupakan kelemahan yang perlu mendapat perhatian semua pihak untuk diluruskan. Mengingat
keadaan
tersebut
sudah
dalam
kondisi
yang
cukup
memprihatinkan bahkan dapat membahayakan masa depan bangsa, maka diperlukan upaya pembenahan bersama yang dapat menata akhlaq bangsa ini menjadi cerdas dan bernurani. Untuk
mengantisipasi
dan
mencegah
kesinambungan
kondisi
yang
memprihatinkan tersebut, Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) merasa terpanggil untuk turut membantu Pemerintah menyiapkan generasi muda agar dapat menjadi generasi penerus yang lurus dan menjadi calon Pemimpin Bangsa yang sanggup mengemban amanah rahmatan lil „alamin. Dengan niat tulus membangun generasi baru yang lebih baik, maka YPII mendirikan Sekolah An-Nisaa’ pada tahun 1995, dimulai pendirian TK An-Nisaa’ hingga level SMP dan level Sekolah Menengah Atas (SMA) yang bernama SMA IZADA didirikan sejak tahun 2008. Teknologi yang berkembang sangat pesat telah mengubah kehidupan dalam kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Pola hubungan dunia yang semakin global dengan meretas batas-batas negara semakin membuat persaingan hari ini dan terutama esok hari menjadi bertambah ketat. Jika kita hadapkan putra-putri kita pada persaingan global dimasa mendatang tanpa persiapan yang matang, maka mereka akan sulit berkompetisi dan akan menjadi orang-orang yang "terpinggirkan". Jika selama ini dianggap modal utama kesuksesan dan menuju persaingan global adalah IQ semata, Kecerdasan Fisik (Physical Quotien), Kecerdasan Emosi (Emotional Quotien), dan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotien). Modal tersebut disamping diperoleh siswa melalui pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah dan lingkungan siswa berada. Unit-unit sekolah di bawah lembaga Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) adalah sekolah yang berupaya menggabungkan berbagai aspek kecerdasan dalam penyelenggaraan pendidikan siswa. Menyelenggarakan pengajaran komputer yang
29
memiliki target pencapaian yang jelas dan berjenjang. Hal ini akan memberikan bekal kemampuan teknologi bagi siswa untuk dipergunakan baik untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah maupun untuk kebutuhan pribadinya.1
2. Visi, Misi, dan Tujuan Visi SMA IZADA adalah dengan berlandaskan Q.S. An-Nisaa ayat : 9 "Hendaklah mereka merasa takut (kepada Allah) jika meninggalkan anak-anak (generasi) yang lemah di belakang mereka, … ". Maka Yayasan Pendidikan Islam Ibuku dalam unit satuan pendidikan SMA IZADA sebagai “Sekolah yang menjadi oase bagi banyak perubahan positif seluruh warga sekolah/The Oasis for Changes”. Berupaya mencapai visi: "terwujudnya
generasi penerus yang
berintekletualitas tinggi, berkarakter kuat dan amanah serta berakhlak mulia" Adapun Misi SMA IZADA adalah “Menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan kondusif, menyelenggarakan pendidikan berkualitas, dan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuhnya potensi, kreativitas, dan kematangan seluruh warga sekolah, agar dapat berkontirbusi positif bagi bangsa”. Sedangkan Tujuan didirikannya SMA IZADA adalah: 1. SMA IZADA memenuhi dan berada di atas standar nasional pendidikan yang ditetapkan BSNP. 2. Kelulusan 100 % pada Ujian Nasional dengan nilai rata-rata UN >8. 3. Memperoleh rata-rata nilai Ujian Sekolah > 8. 4. Memiliki tim olimpiade MIPA yang dapat meraih juara tingkat nasional. 5. Memiliki tim basket dan tim futsal yang mampu memperoleh juara. 6. Menanamkan nilai-nilai kejujuran, rasa percaya diri, kemandirian dan nasionalisme norma-norma keislaman. 7. Menanamkan sikap kepedulian, kewirausahaan dan orientasi masa depan. 8. Memiliki silabus dan rencana program pengajaran yang lengkap dan berkesinambungan yang di kembangkan oleh tenaga pendidik. 1
2014
Sejarah SMA IZADA berdasarkan Buku Kurikulum SMA IZADA tahun pelajaran 2013-
30
9. Memiliki program muatan lokal yang ajeg. 10. Memiliki program pengembangan kecakapan hidup, wawasan lingkungan, living value dan pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang terintegrasi dalam pembelajaran. 11. Diterapkannya strategi pembelajaran active learning dengan pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) dalam proses belajar mengajar. 12. Melaksanakan program remedial dan pengayaan yang terprogram. 13. Guru berpendidikan minimal S1 dan memiliki keahlian sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan memiliki kompetensi pendagogik, kepribadian, sosial dan professional. 14. Guru mampu berprestasi di tingkat provinsi maupun tingkat nasional. 15. Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang proses belajar mengajar, termasuk meningkatkan jumlah koleksi buku perpustakaan dan kelengkapan alat laboratorium. 16. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang komprehensif. 17. Mampu mengelola dana pendidikan secara transparan, efisien dan akuntabel sesuai prinsip MBS 18. Memiliki data base siswa terkomputerisasi yang lengkap dan terkini. 19. Memiliki tim Litbang untuk pengembangan sekolah yang lebih terarah dan komprehensif. 20. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga instansi usaha yang mendukung pengembangan keterampilan siswa.
3. Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian proses. Kemajuan siswa untuk kompetensi inti maupun kompetensi dasar yang ingin dimunculkan. Pada dasarnya, di SMA IZADA sudah menerapkan penilaian autentik di kelas yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yaitu kelas X. Dengan mengaplikasikan sistem belajar aktif, dengan metode mengajar dengan pendekatan ilmiah,
31
Kurikulum 2013 sangat membantu karena pedoman yang dibuat sangat detail dalam implementasi metode belajar Scientific approach. Dengan sudah diterapkannya Kurikulum 2013 pada sekolah SMA IZADA, merupakan bukti bahwa sudah diterapkannya Penialaian autentik. Meskipun belum semua guru mata pelajaran pada kelas X menerapkan dengan baik, karena penialain autentik ini merukapakan model penilain baru, yang baru ada dan relevan dengan kurikulum 2013. Khususnya Pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada kelas X, guru sudah menerapkan penilaian auentik, meskipun belum secara utuh. Ini dikarenakan minimnya pemahaman guru tentang penilaian itu sendiri dan banyaknya kendala yang di hadapai dalam proses pembelajaran, sehingga belum bisa maksimal untuk melaksanakannya.
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti ialah pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. “Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut”.2 Pada metode studi kasus ini peneliti benar-benar memahami kasus yang ada dengan cara mengumpulkan data, melihat langsung keadaan di lokasi dan mengambil info dari berbagai sumber yang ada di sekitar dan mempelajari keadaan di sekitar. “Suatu kasus Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan”.3 Studi kasus merupakan metode penelitian yang unik. “Kekuatan yang unik dari studi kasus adalah kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan berbagai jenis bukti dokumen, peralatan, wawancara, dan observasi. Lebih dari itu, dalam
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya: 2011), hal: 64 3 Ibid., h. 64.
32
beberapa situasi seperti observasi partisipan, manipulasi informal juga dapat terjadi”.4 Dalam pendekatan kualitatif peneliti merupakan instrument utama dalam penelitian. Peneliti menentukan apa yang dicari dan dibutuhkan dalam penelitian. Mulai dari awal memasuki lapangan sampai membuat kesimpulan dari data yang ditemukan di lapangan. Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti sangat memahami situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan karena terlibat langsung ke lapangan. Pendekatan metode penelitian disini mengarahkan peneliti untuk “berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomenafenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu.”5 Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti mengamati secara lebih mendalam lagi mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah yang ada. “penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”.6 Dalam pendekatan metode kualitatif ini dapat diketahui dengan cara mendalami situasi sosial yang ada di lapangan seperti yang terdapat pada gambar berikut ini: Gambar 3.1 Situasi Sosial (Social Situation)7 Place/tempat
Social situation
Actor/orang 4
activity/aktivitas
Robert K.Yin, Studi Kasus Desain & Metode, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2004),
h.12 5
H.M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 6 6 Opcit., h. 99 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet: 15, h. 216.
33
Salah satu ciri penelitian yang sempurna adalah penelitian tersebut didukung oleh data yang baik, optimal, dan relevan. Untuk mendapatkan data yang berkualitas baik dan optimal sangat bergantung pada sampel yang tepat dan sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian. “Dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel karena memang tidak ada populasi. Dalam penelitian kualitatif yang dikenal adalah subjek dan informan. Informan dalam penelitian kualitatif tidak berfungsi untuk mewakili populasi, tetapi mewakili informasi”.8 “Untuk mendapatkan sampel yang tepat dan sesuai dengan yang diharapkan dipengaruhi oleh teknik pemilihan sampel yang tepat sasaran dan dari serangkaian teknik sampling yang ada”.9 Oleh sebab itu penentuan subjek penelitian bukan pada besarnya jumlah orang yang diperlukan untuk memberikan informasi (data), melainkan siapa saja diantara mereka yang lebih banyak atau paling banyak terlibat dalam peristiwa dan/atau memiliki informasi penting yang diperlukan dalam penelitian. Teknik sampling dalam penelitian kulaitatif jelas berbeda dengan yang nonkualitatif. Maksud sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya. Dengan tujuan untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Yakni untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak (random sample), tetapi sampel bertujuan (Purposive sample).10 Purpose sampling merupakan jenis sampling yang diterima untuk situasi-situasi khusus. Menggunakan keputusan ahli dalam memilih kasus-kasus dengan tujuan khusus dalam pikiran. “Pada purpose sampling, jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika dimaksudnya memperperluas informasi, dan jika tiidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, 8
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), h.
83 9
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta, Salemba umanika, 2012) cet: 3, h. 102 10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet: 26, h. 224
34
maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri”.11 Jadi kuncinya disini adalah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Agar diperoleh data penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian diperlukan prosedur pengumpulan data yang akurat. Prosedur penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan langkah-langkah: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi/gabungan untuk memperoleh data yang ada di tempat penelitian.
1. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam pendekatan penelitian kualitatif. Observasi merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti. Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh pihak yang terkait penelitian. Dalam penelitian ini ialah semua yang mencakup ruang lingkup sekolah. Hasil observasi ini akan digunakan untuk sumber data penelitian. “Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian, yaitu: Place (Tempat), Actor (pelaku) dan Activities (aktivitas)”.12 Place atau tempat disini adalah lingkungan kelas di Sekolah. Actor atau pelaku disini adalah guru mata pelajaran yang terkait penelitian dan siswa. Activities atau aktivitas disini adalah kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan yaitu di SMA IZADA.
2. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam pendekatan penelitian kualitatif. Wawancara ini merupakan langkah kedua setelah observasi. Dalam wawancara peneliti akan berdialog dengan narasumber yang 11 12
Ibid., h. 225 Ibid., h. 228
35
terkait penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal dari responden dan menilai keadaan responden terkait hal penelitian. Dalam wawancara disini, yang akan diwawancarai ialah kepala sekolah, guru yang mengajar mata pelajaran yang terkait penelitian dan siswa SMA IZADA. Dalam wawancara terdapat pedoman wawancara. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun wawancara tidak terstruktur. “Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.”13 Adapun wawancara tidak terstruktur adalah “wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.”14 Dalam wawancara disini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Dalam wawancara disini, peneliti melakukan wawancara kepada kepala madrasah yaitu Ibu Ulies Agustriana, S.Si., M.M. dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII yaitu Bapak Abdul Hakim, S.Pd.I. serta siswa kelas X IPA-1 sebanyak 2 orang, kelas X IPA-2 sebanyak 2 orang dan kelas X IPS sebanyak 2 orang. Pedoman wawancara yang digunakan untuk wawancara adalah sebagai berikut: 1. Wawancara terhadap Kepala SMA IZADA mengenai: a. Gambaran umum penilaian yang ada di sekolah. b. Mulai diterapkannya penilaian autentik di sekolah. c. Gambaran umum penilaian autentik di sekolah. d. Kendala dalam proses pembelajaran. e. Makna mempelajari Pendidkan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah. 2. Wawancara terhadap Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mengenai: a. Penggunaan penilaian autentik dalam mengajar. b. Kesulitan dalam mengajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. c. Respon siswa terhadap penggunaan penilaian autentik. 13 14
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Jakarta: Alfabeta, 2011), h. 188 Ibid.,h. 191
36
d. Evaluasi akhir yang digunakan. e. Pentingnya mengajarkan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. f. Strategi yang digunakan agar siswa lebih paham. g. Hasil belajar siswa. 3. Wawancara terhadap siswa kelas X-1, 2 dan 3 mengenai: a. Kesulitan dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. b. Hasil belajar berdasarkan penilaian yang dilakukan guru. c. Respon mengenai pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik. d. Respon penyampaian materi oleh guru e. Pentingnya mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. f. Perbandingan penilaian hasil belajar hanya kognitif saja dengan belajar menggunakan penilaian autentik (afektif, kognitif, psikomotorik).
3. Dokumentasi Adapun dokumentasi yang dimaksud disini ialah dikumpulkan berupa lembaran hasil ujian siswa, foto-foto yang mencakup ruang lingkup sekolah, foto foto kegiatan belajar mengajar, lembar penilaian, catatan harian, dan kebijakan yang ada di sekolah.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Dalam pendekatakan metode penelitian kualitatif, “pemeriksaan dan pengecekkan keabsahan data dapat dilakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut: Credibility dan Trasnferability, Dependability atau Auditability serta Confirmability”.15 Dalam Credibility dan Transferability (kredibilitas data) atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian disini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang panjang selama 3 bulan, meningkatkan ketekunan dalam mengumpulkan data yaitu peneliti beberapa kali ke lapangan untuk mendapatkan sumber data, berdiskusi dengan teman sejawat dan menganalisis suatu data yang diperoleh dari sumbernya. 15
Tim Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 72-76
37
Langkah selanjutnya peneliti mengecek data yang diperoleh dari pemberi sumber data. Peneliti berdiskusi dengan pemberi sumber data mengenai data yang telah dikumpulkan selama 3 bulan. Setelah berdiskusi maka hasil yang diperoleh ialah bahwa tidak ada perbedaan antara data yang diperoleh dari pemberi data dengan data yang ada. Setelah melakukan uji kredibilitas, peneliti melakukan Dependability atau reliabilitas serta confirmability yaitu data yang ditemukan dianalisis kembali.
F. Analisis Data Analisis data dalam kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Dalam analisis data ini peneliti menganalisis hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dikumpulkan. Setiap data yang dikumpulkan peneliti langsung menganalisis data tersebut dan memeriksa keabsahan data yang ada dengan menyusun data yang telah diperoleh dan menanyakan langsung kepada pemberi sumber data. “Dalam triangulasi, peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak”.16 tujuan triangulasi data ini untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap masalah yang ada di lapangan. Dalam Triangulasi data ini peneliti kembali ke lapangan untuk mendapatkan sumber data lebih mendalam dan akurat. Dalam penulisan skripsi ini, peneliti merujuk kepada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
16
Ibid., h. 229-242
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Hasil Observasi Dalam observasi disini langkah-langkah yang dilakukan peneliti ialah: mengumpulkan data-data tentang sekolah yang meliputi: alamat lengkap sekolah, profil singkat SMA IZADA, standar sarana dan prasarana, jumlah guru dan siswa, kalender pendidikan, struktur pengurus, struktur kurikulum, dan kegiatan belajar mengajarnya.
a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA IZADA SMA IZADA berlokasi di Jalan Jombang Raya No. 25 A, Pondok ArenBintaro, Kota Tangerang Selatan, secara geografis terletak di daerah perbatasan DKI Jakarta dengan kondisi demografis yang sama dengan kondisi demografis DKI Jakarta, yaitu sangat heterogen. Tanah SMA IZADA ini milik Yayasan Pendidikan Islam Ibuku dengan luas seluruhnya 2.060 M2, sedangkan luas bangunan 33.300 M2. SMA IZADA telah berdiri sejak tahun 2008, yang merupakan unit pelayanan pendidikan sekolah menengah tingkat atas, dipimpin oleh Ibu Ulie Agustriani, S.Si., M.M. yang bernaung dibawah Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII). Sebelum pendirian SMA IZADA, YPII telah berhasil mewujudkan komitmennya dalam membantu pemerintah menyelenggarakan pendidikan bermutu untuk level Kelompok Bermain (KB) hingga Sekolah Menegah Pertama (SMP).
38
39
SMA IZADA merupakan sekolah umum bernilai Islam dengan komitmen tinggi turut membangun generasi bangsa yang tidak hanya cerdas namun juga memiliki moral dan karakter yang kuat. Oleh karenanya, kami berikhtiar memenuhi segala aspek yang mendukung terwujudnya cita-cita tersebut, misalnya pengelolaan manajemen yang baik (good corporate governance), menghadirkan fasilitator pendidikan yang memiliki idealisme, semangat dan kompetensi yang mumpuni lulusan berbagai universitas terkemuka, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, dan program-program disusun dengan seksama. SMA IZADA hadir memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas serta memberikan bekal agama Islam yang kuat ditengah kecenderungan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat modern seperti di Pondok Aren–Bintaro, yang semakin sekuler. Dengan demikian, diharapkandapat menjadi landasan untuk berinteraksi dan membina hubungan dengan berbagai bangsa di masa depan kelak. Menyadari posisi geografis yang terletak di tepi kota Jakarta, SMA IZADA merasa perlu membantu para peserta didik dalam menumbuhkan sikap kepedulian sosial, membangun jiwa business enterpreneur yang kreatif dan amanah serta memiliki ketajaman dalam menggali kearifan lokal dan mengembangkannya.1 Sarana dan prasarana di sekolah ini meliputi ruang pendidikan ruang admisitrasi, ruang penunjang dan perabot sekolah.2 semua sarana dan prasarana yang ada di SMA Izada adalah dibawah kepemilikan Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII). Di sekolah ini, peneliti mengamati lingkungan sekolah terutama kelas. Seluruh kelas di sekolah ini sudah dilengkapi media pembelajaran berupa LCD, Projector, dan layar projector. Dan tersedianya layanan internet milik SMA IZADA. Sehingga sangat membantu para guru yang ingin menggunakan internet, terutama untuk menampilkan media pembelajaran di kelas. fasilitas di sekolah ini sudah memadai dan mayoritas Guru di sekolah sudah memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia. 1
Sejarah SMA IZADA berdasarkan Profil SMA IZADA tahun pelajaran 2013-2014 (Lihat Lampiran) 2 Sarana dan Prasarana SMA IZADA (Lihat Lampiran)
40
b. Tenaga Pendidik dan Peserta Didik SMA IZADA Actor (pelaku) yang diobservasi/diamati dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran dan para siswa di SMA IZADA pada tahun pelajaran 2013-2014. Guru yang mengajar di SMA IZADA berjumlah 23 orang. Karena jumlah murid yang tidak terlalu banyak, maka satu orang guru, mengajar satu mata pelajaran. Adapun mata pelajaran yang di ajarkan di SMA IZADA adalah matematika, kimia, TIK, fisika, biologi, pendidikan agama Islam dan budi pekerti, bimbingan dan seni musik, PKn, sejarah, Pend. Jasmani & Kesehatan (Olah raga), Matematika, Ekonomi, PKn, Geografi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sosiologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Al-Qur'an, Kimia & Fisika. Penelitian ini bersama guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti yang mengajar di SMA IZADA. Guru yang bersangkutan mengajar seluruh kelas mulai kelas X-XII. Adapaun objek dari penelitian ini adalah kelas X yang terdiri dari 3 kelas yaitu X IPA-1, X IPA-2 dan X IPS. Masing-masing kelas mendapat pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti sebanyak 2 jam pelajaran Adapaun jumlah siswa di SMA IZADA pada tahun pelajaran 2013-2014 sebanyak 111 siswa. 69 laki-laki dan 42 perempuan. Jumlah siswa kelas X sebanyak 40 orang. 24 laki-laki dan 16 perempuan. Jumlah siswa yang menjadi penelitian disini adalah siswa kelas X meliputi kelas X IPA-1 sebanyak 12 siswa, kelas X IPA-2 sebanyak 11 siswa dan kelas X IPS sebanyak 17 siswa. Masingmasing kelas menerima pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti sebanyak 2 jam pelajaran. Tenaga pendidik di SMA IZADA berijazah minimal S1 dari berbagai universitas terkemuka, dalam maupun luar negeri. Dalam meningkatkan kualitas dan mutu kompetensi pendidik, serta untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik, SMA IZADA melakukan hal-hal berikut: 1. Selalu mengikut-sertakan guru-guru dan karyawan dalam pelatihanpelatihan yang diadakan oleh instansi terkait. 2. Mendatangkan nara sumber (Pakar) untuk memberikan pelatihanbagi guru dan karyawan di sekolah (in house training).
41
3. Membuat dan mengefektifkan program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bagi guru mata pelajaran sejenis. 4. Mengadakan studi banding ke sekolah lain dan lembaga-lembaga terkait untuk membuka wawasan guru & karyawan. 5. Penyuluhan tentang budi pekerti dan akhlaq bagi seluruh warga sekolah. 6. Mendorong
guru
&
karyawan
untuk
meningkatkan
kemampuan
profesionalnya dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi lagi dan mengikutsertakan guru dalam berbagai lomba. 7. Menambah koleksi buku baik bagi siswa, guru dan karyawan sebagai sumber menambah ilmu pengetahuan. 8. Mengirimkan guru & karyawan untuk mengikuti seminar-seminar yang sesuai dengan bidang dan fungsinya. 9. Melaksanakan supervisi dan kunjungan kelas secara berkala dan terjadwal. Adapun jumlah guru di SMA IZADA tahun Pelajaran 2013-2014 ialah sebanyak 23 guru. Sedangkan jumlah siswa SMA IZADA ialah sebanyak 111 siswa. Jumlah guru yang yang mempunya jabatan ada 15 guru. Selebihnya adalah sebagai guru biasa di sekolah tersebut. Dan bisa dilihat, guru yang berpendidikan S2 ada 2 orang, selebihnya adalah berpendidikan S1. Sedangkan guru yang mengajar mata pelajaran biologi ada 2 orang, selebihnya satu orang guru, mengajar satu mata pelajaran yang ada di sekolah.3 Jumlah siswa di SMA IZADA secara keseluruhan adalah 111 siswa. Pada kelas X total keseluruhan peserta didik berjumlah 40 siswa yang terdiri 24 lakilaki dan 16 perempuan. Pada kelas X terdapat 3 kelas, yaitu kelas X IPA-1, X IPA-2, dan X IPS. Adapaun kelas XI total keseluruhan peserta didik berjumlah 27 siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 9 perempuan. Pada kelas XI terdapat 2 kelas yaitu kelas XI IPA dan XI IPS. Sedangkan pada kelas XII total keseluruhan peserta didik berjumlah 44 siswa, yang terdiri dari 27 laki-laki dan 17 perempuan. Pada kelas XII terdapat 3 kelas yaitu XII IPA-1, XII IPA-2 dan XII IPS.4 3 4
Data Guru SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 (Lihat Lampiran) Data Siswa SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 (Lihat Lampiran)
42
Penyelenggaraan pendidikan di SMA IZADA dirancang untuk memenuhi kebutuhan semua siswa. Kurikulum berbasis kompetensi menyiratkan bahwa setiap individu unik, dan dalam banyak hal masing-masing perlu penanganan individual (spesifik). Oleh karenanya, jumlah siswa dalam tiap kelas harus dijamin dapat ditangani dengan baik oleh pengajar kelas tersebut. Melalui serangkaian diskusi dan merujuk pada pengalaman, maka ditetapkan bahwa di SMA IZADA, jumlah siswa dalam tiap kelas maksimal 20 siswa. Dengan proporsi ini diharapkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran yang terpadu dan sehingga kemampuan siswa dapat berkembang secara optimal. Disamping itu, SMA IZADA akan memberikan beasiswa bagi anak-anak berprestasi, yang terdiri dari beasiswa bidang akademik, beasiswa bidang olah raga dan beasiswa bidang art untuk mengapresiasi atas prestasi yang pernah dicapai siswa. Di samping itu SMA IZADA juga memberikan beasiswa berupa pengurangan biaya pendidikan bagi siswa/i SMA IZADA yang membutuhkan, sehingga diharapkan dengan cara ini juga siswa lebih termotivasi untuk berprestasi serta dapat meningkatkan daya juang dan kompetitif dan kesulitan pembiayaan pendidikan dapat teratasi.
c. Kegiatan Pembelajaran SMA IZADA Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan pembelajaran yang sudah menggunakan penilaian autentik mulai dari kehadiran guru dan siswa di sekolah hingga kegiatan pembelajaran berlangsung. Para guru di SMA IZADA ini, hadir di sekolah pada pagi hari sebelum pukul 06.50. namun ada beberapa yang hadir di sekolah diatas pukul 06.50. pada hari senin sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, para guru mengikuti upacara bendera atau upacara pembinaan. Pada hari selasa, sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung para guru mengikuti salat dhuha berjamaah di lapangan. Pada hari rabu, sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran para guru mengikuti kegiatan tadarusan, pada hari kamis sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung beberapa guru yaitu wali kelas mengikuti pembinaan di kelas masing-masing dan pada hari jumat sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung para guru mengikuti kegiatan membaca yasin
43
bersama atau memantau siswa yang melakukan jumat bersih, dan pada hari sabtu beberapa guru mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebagai pengajar. Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai jam kedua yaitu jam 07.30. ketika pembelajaran dimulai para guru memasuki kelasnya masing-masing. Jika tidak ada jam mengajar atau waktu istirahat tiba para guru masuk ke ruangan guru dan duduk di mejanya masing-masing. Dan mengikuti shalat dhuzur berjamaah sebagian mereka memiliki jadwal imam untuk memimpin shalat berjamaah. Begitupun kegiatan siswa, pada hari senin sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, para siswa mengikuti upacara bendera atau upacara pembinaan. Pada hari selasa, sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa mengikuti salat dhuha berjamaah di masjid. Pada hari rabu, sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran para siswa mengikuti kegiatan tadarusan, pada hari kamis sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung beberapa siswa mengikuti pembinaan di kelas masing-masing dan pada hari jumat sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa mengikuti kegiatan membaca yasin bersama atau melakukan jumat bersih, dan pada hari sabtu para siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler masingmasing. Ketika bel tanda kegiatan pembelajaran akan berlangsung para siswa masuk ke kelas masing-masing. Siswa duduk di tempatnya masing-masing. Mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Sampai bel tanda istirahat. Ketika bel tanda istirahat berbunyi siswa diperbolehkan keluar kelas sampai waktu istrahat selesai. Para siswa masuk kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya sampai waktu salat dzuhur berjamaah tiba. Ketika bel tanda salat berjamaah akan berlangsung siswa dipersilahkan keluar kelas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan salat dzuhur berjamaah. Setelah selesai shalat, siswa dipersilahkan untuk masuk ke kelas kembali untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya. Sampai tanda bel untuk pulang berbunyi.
d. Kalender Pendidikan SMA IZADA Kalender Pendidikan SMA IZADA semester genap dimulai pada bulan Januari 2013, kegiatan awal masuk sekolah dimulai pada tanggal 6 Januari 2014.
44
Dan berakhir pada tanggal 12 juli 2014. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Rinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kalender Pendidikan Bulan Januari 2014 JANUARI 2014 M
S
S
R
K
J
S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Pada bulan januari 2014, kegiatan belajar efektif dimulai pada tanggal 6 sampai tanggal 31. Pada tanggal 14 januari 2014 libur maulid nabi Muhammad dan pada tangal 31 Januari 2014 libur imlek.
Tabel 4.2 Kalender Pendidikan Bulan Februari FEBRUARI 2014 M
S
S
R
K
J
S 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
45
Pada bulan februari 2014, kegiatan pembelajaran efektif mulai tanggal 3 sampai tanggal 24. Pada tanggal 25 februari sampai tanggal 2 maret ujian praktik bagi kelas XII. Kelas selebihnya masih melaksanakan pembelajaran efektif.
Tabel 4.3 Kalender Pendidikan Bulan Maret 2014 MARET 2013 M
S
S
R
K
J
S 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Pada bulan maret 2014, kegiatan pembelajaran dimulai dengan Ujian Sekolah Tengah semester semester pada tanggal 3 sampai 11 maret 2014. Tanggal 12 sampai 18 pembelajaran efektif. Pada tanggal 19 maret pembagian raport narasi. Pada tanggal 20 sampai 22 field trip. Kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran efektif mulai tanggal 24 sampai 29 maret 2014. Pada tanggal 31 libur hari raya nyepi.
Tabel 4.4 Kalender Pendidikan Bulan April 2014 APRIL 2014 M
S
S
R
K
J
S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
46
27
28
29
30
Pada bulan maret 2014, kegiatan pembelajaran efektif dimulai pada tanggal 1 sampai tanggal 12. Pada tanggal 14-17 ujian nasional untuk kelas XII. Sedangkan pada tanggal 18 april 2014 libur wafat Isa Almasih. Kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran efektif sampai bulan mei tanggal 10 mei 2014.
Tabel 4.5 Kalender Pendidikan Bulan Mei 2014 MEI 2013 M
S
S
R
K
J
S
1
3
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Pada bulan mei tahun 2014, tanggal 12 sampai 16 IZADA expo. Tanggal 14 mei 20114 libur kenaikan Yesus Kristus. Dilanjutkan dengan pembelajaran efektif sampai tanggal 17 mei. Tanggal 19-23 mei 2014 minggu review. Pada tanggal 25 Mei libur isro’ mi;roj. Pada tanggal 26 sampai 30 mei 2014 Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Pada tanggal 29 libur waisak.
Tabel 4.6 Kalender Pendidikan Bulan Juni 2014 JUNI 2013 M
S
S
R
K
J
S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
47
22
23
29
30
24
25
26
27
28
Pada bulan juni tahun 2014, tanggal 2 sampai tanggal 3 juni 2014 masih melanjutkan Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Tanggal 4 sampai tanggal 6 Class Meeting. Tanggal 11 juni pembagian raport angka. Dilanjutkan tanggal 12 sampai 13 juni raker persiapan tahun ajaran baru. Dan diakhiri dengan libur panjang mulai tanggal 16 juni sampai 11 juli 2014. Dari kalender pendidikan SMA IZADA diatas, menunjukkan bahwa kalender pendidikan di SMA ini sesuai dengan kalender pendidikan nasional yang ada, hanya ada beberapa tanggal yang berbeda karena adanya kebijakan dan kondisi di SMA IZADA. Dengan adanya kalender pendidikan ini kita dapat mengetahui rutinitas kegiatan pembelajaran di SMA IZADA.
e. Struktur dan Muatan Kurikulum SMA IZADA Kurikulum di SMA IZADA menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan di Implementasikannya
Kurikulum 2013, SMA
IZADA mendukung program pemerintah dengan melaksanakannya di kelas X. Oleh karena itu
Struktur kurikulum SMA IZADA untuk kelas 10 sudah
mengikuti Kurikulum 2013. Substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Perbedaan yang cukup mendasar dari kurikulum 2013 dengan yang sebelumnya adalah adanya peminatan yang dilakukan oleh siswa di kelas X. Proses peminatan dilakukan siswa berdasarkan panduan yang telah ditetapkan, yaitu : Berdasarkan Surat rekomendasi guru BP sekolah sebelumnya, nilai raport dan UN, hasil Psikotest, dan test penempatan. SMA Izada melakukan proses penentuan peminatan berdasarkan Hasil Psikotest, surat rekomendasi Guru Bp sekolah sebelumnya dan hasil diskusi siswa dengan Orang tua siswa. Struktur Kurikulum SMA Izada disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Struktur dan Kerangka Kurikulum, untuk kelas X
48
dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2008. Pengorganisasian rombongan belajar di SMA Izada di bagi dalam dua program penjurusan untuk kelas XI dan kelas XII, Yaitu : 1. Program Ilmu Pengetahuan Alam 2. Program ilmu Pengetahuan Sosial Demikian pula untuk kelas X, tersedia dua program peminatan, yaitu : 1. Program Matematika dan Ilmu – Ilmu Alam 2. Program Ilmu-Ilmu Sosial Standar Kompetensi Lulusan SMA Izada kelas 1 berdasarkan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 adalah: Dimensi Sikap, yaitu memiliki prilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Dimensi Pengetahuan, yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Dimensi Keterampilan, yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti untuk tahun pelajaran 2013-2014 pada kelas X semester genap adalah dengan nilai 70. Adapun untuk mendapatkan laporan hasil belajar siswa, yaitu menggunakan rapor. Struktur kurikulum SMA IZADA memuat kelompok mata pelajaran sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejujuran, dan khusus pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
49
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika. 5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Tabel 4.7 Cakupan Mata Pelajaran SMA IZADA No 1
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran Agama dan akhlak
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia
muliadimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama
2
Kewarganegaraan dan
kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian
dimaksudkan
untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwadan
patriotisme
bela
negara, penghargaan terhadap hak-hakasasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkunganhidup,
kesetaraan
gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
50
sikapserta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme. 3
Ilmu pengetahuan dan
teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA dimaksudkan untuk
memperoleh
ilmupengetahuan
kompetensi
dan
lanjut
teknologi
serta
membudayakan berpikir ilmiahsecara kritis, kreatif, dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuandan teknologi,
membentuk
kompetensi,
kecakapan, dankemandirian kerja. 4
Estetika
Kelompok
mata
dimaksudkan
pelajaran
untuk
estetika
meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan
kemampuan
mengapresiasikan
keindahan serta harmoni.
Kemampuan
mengapresiasi
dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan
individual
sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. 5
Jasmani, olahraga, dan kesehatan
Kelompok
mata
pelajaran
jasmani,
olahraga, dan kesehatan pada SMA/MA dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif,
51
disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit
lain
yang
potensial
untuk
mewabah.
Kurikulum SMA IZADA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, 1 Muatan lokal (Al-Qur’an), Pengembangan diri. Alokasi waktu satu jam pembelajarandi SMA IZADA adalah 45 menit. Jumlah jam belajar di SMA IZADA untuk kelas X adalah 42 jam/ minggu. Pelajaran Seni Budaya terdiri dari Seni Musik dan Seni rupa berjalan parallel, dan siswa diperkenankan untuk memilih sesuai minat dan bakat. Untuk mengakomodir kebutuhan siswa, sekolah menyediakan 40 menit tatap muka secara bergantian pertemuan dengan guru BK dan kegiatan Mentorship. Waktu Belajar di SMA IZADA adalah untuk hari senin s.d. kamis pukul 07.00 s.d. 15.10 WIB, sedangkan hari jum'at pukul 07.00 s.d. 13.00 WIB. Pada hari jum’at siswa diwajibkan ikut sholat jum’at di sekolah. Hari jum’at pada minggu pertama dan ketiga akan diisi dengan kegiatan expression time pada pukul 13.00 – 14.30 WIB, sedangkan pada minggu yang lain siswa dapat pulang setalah shalat jum’at. Kegiatan Remedial dilakukan setiap hari senin. Kegiatan Ekstra Kurikuler dilakukan setelah jam sekolah. Minggu dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 37 minggu. Struktur Kurikulum SMA IZADA terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok Mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
52
mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa. Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA IZADA kelas X adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mata Pelajaran Wajib MATA PELAJARAN
Kelas Per Minggu X
Kelompok A (Wajib) 1 2 I
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3 2
3
Bahasa Indonesia
4
4
Matematika
4
5
Sejarah
2
6
Bahasa Inggris
2
Kelompok B (Wajib) 7 II
8 9
Seni Budaya Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
2 3 2 24
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit per minggu. Mata pelajaran yang memiliki alokasi waktu belajar 2 per minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu. Sedangkan mata pelajaran yang memiliki alokasi waktu belajar 3 per minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu dan mata pelajaran yang memiliki alokasi waktu belajar 4 per minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 4 X 45 menit per minggu. Sehingga akan dicapai jumlah
53
akhir jam pelajaran pada kelompok A dan B per minggu adalah 24 jam pelajaran pada kelas X. Adapun Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu. Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa. Sejak medaftar ke SMA IZADA, di Kelas X seseorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan Kelompok Peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog. Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah Kelompok Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling. Semua mata pelajaran yang terdapat pada satu Kelompok Peminatan wajib diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh matapelajaran di Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti matapelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X. Adapaun struktur kurikulum 2013 SMA IZADA untuk mata pelajaran peminatan adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mata Pelajaran Peminatan MATA PELAJARAN
Kelas Per Minggu X
Kelompok C (Peminatan) Peminatan Matematika dan Ilmu Alam I
1
Matematika
3
2
Biologi
3
54
3
Fisika
3
4
Kimia
3
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
II
1
Geografi
3
2
Sejarah
3
3
Sosiologi
3
4
Ekonomi
3
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
II
1
Bahasa dan Sastra Indonesia
3
2
Bahasa dan Sastra Inggris
3
3 4
Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) Antropologi
3 3
Mata Pelajaran Pilihan Pilihan Lintas Kelompok Peminatan dan / atau Pendalaman Minat Jumlah Jam Pelajaran Yang harus ditempuh per Minggu
6
42
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit per minggu. Mata pelajaran peminatan yang memiliki alokasi waktu belajar 3 per minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu. Di kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan lintas Kelompok Peminatan per minggu adalah 6 jam pelajaran. Jadi jumlah keseluruhan jam pelajaran yang harus di tempuh per minggu adalah 42 jam pelajaran. Muatan kurikulum SMA IZADA terdiri dari pelajaran wajib, muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri. Mata Pelajaran wajib yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Agama. 2. Pendidikan Kewarganegaraan. 3. Bahasa Indonesia.
55
4. Bahasa Inggris. 5. Matematika. 6. Fisika. 7. Biologi. 8. Kimia. 9. Sejarah. 10. Ekonomi. 11. Geografi. 12. Sosiologi. 13. Penjaskes. 14. Seni Budaya (Seni Musik dan Seni Rupa). 15. Tekhnologi Informasi dan Telekomunikasi. 16. Keterampilan / bahasa asing. Sedangkan muatan lokal merupakan merupakan mata pelajaran, sehingga karenanya SMA IZADA mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sebagai sekolah yang mengembangkan nilai-nilai islam, maka muatan lokal di kelas X sampai dengan kelas
XII adalah Al-Qur’an. Diharapkan lulusan SMA IZADA memiliki
kemampuan membaca dan menulis bahasa Al Qur’an dengan baik dan benar sebagai bekal bagi peserta didik untuk dapat mengkaji dan mendalami panduan hidupnya, sesuai misi sekolah diharapkan peserta didik tidak hanya menguasai sains dan teknologi tetapi juga memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan membaca dan mempelajari Alquran. SMA IZADA juga menerapkan kegiatan pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri baik dalam kegiatan intrakulrikuler dan ekstrakurikuler. Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan pengembangan diri rutin, kegiatan pengembangan diri terprogram dan kegiatan pengembangan diri khusus.
56
Pengembangan diri rutin terdiri dari Pembinaan Akhlak/Ruhiyah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan Sholat Dhuha, Sholat Dzuhur Berjemaah, kultum (kuliah tujuh menit), Keputrian, Sopan, Santun, Salim, Sapa, Salam (5S) Sodaqoh. Pembinaan Tanggung Jawab dan Kejujuran diwujudkan dalam bentuk Piket Kelas, Mematuhi tata Tertib, Penegakan Kedisiplinan. Pembinaan Kepedulian dan Membangun Semangat Wirausaha diwujudkan dalam bentuk kegiatan Gerakan Menabung Sampah, Bisnis Unit, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Donasi kemanusiaan, Gerakan Hemat Air & Energi. Pembinaan Sikap Kepemimpinan diwujudkan dalam bentuk Tugas Adzan & Tugas Muadzin. Pembinaan Nasionalisme dan Berbudaya diwujudkan dalam bentuk Upacara Bendera, Gerakan Cinta Batik. Pembinaan Global Awarness. Pembinaan Kebugaran Jasmani yang diwujudkan dalam bentuk Gerakan Bebas Rokok dan Narkoba, jalan Pagi dan Bersepeda. Pengembangan Diri Terprogram terdiri dari Layanan Bimbingan Konseling, Mentorship, Program Pengayaan dalam Mata Pelajaran, Karya Tulis, Expression time, IZADA Club, dan Studi ekskursi pengayaan mata pelajaran. Pengembangan Diri Khusus terdiri dari Masa Orientasi Siswa / Week of Joy, Character Building Programme, Lailan Bil Wahah, Bazar Amal dan Halal Bi Halal, Sex Education, Pentas Olah Raga Musik dan Seni (Racollta), Pameran dan Orientasi Perguruan Tinggi (Road To Victory), Idul Qurban, LC Election – OSIS, Class Meeting, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, "First Day Spirit", Trip Studi Budaya dan Alam, Market Day/Enterpreunership Day, Penyuluhan NAPZA dan Sex Education, Karya Ilmiah, Persahabatan, Ekstra Kurikuler yang terdiri dari kegiatan Futsal, Bola Basket, Paduan Suara, Sinematografi, Tari Saman, Teater, Band, Fotografi, Bela diri Praktis, Pecinta Alam, Cookery.5
f. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik. Sebagaimana wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan. Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti menjelaskan 5
Kurikulum SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 (Lihat Lampiran)
57
bahwa dalam menentukan hasil belajar pada penilaian afektif (sikap) yaitu dengan menggunakan observasi, penilaian kognitif (pengetahuan) menggunakan nilai harian, UTS dan UAS, sedangkan penilaian psikomotorik (keterampilan) menggunakan portofolio dan unjuk kerja. Nilai hasil belajar dikonversi menjadi angka 1 s.d. 4 dan diberi predikat, A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+ dan D. Sedangkan khusus penilaian afektif menggunakan predikat Sangat Baik, Baik, Cukup dan Kurang. Disini peneliti sajikan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.10 Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014
No
Kelas
Nilai Rata-rata Afektif
Nilai
Nilai
Terendah
Tertinggi
Nilai
Angka
0 – 100
0 – 100
0 – 100
1–4
Predikat
1
X IPA-1
65
95
78
3,12
B
2
X IPA-2
80
98
87
3,48
SB
3
X IPS
68
95
81
3,24
B
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai afektif siswa melalui penilaian berupa observasi. Dapat dilihat nilai rata-rata afektif siswa kelas X IPA-1 dengan skala 0100 adalah 78, skala angka 1-4 adalah 3,12 dengan predikat Baik. Nilai rata-rata afektif siswa kelas X IPA-2 dengan skala 0-100 adalah 87, skala angka 1-4 adalah 3,48 dengan predikat Sangat Baik. Sedangkan nilai rata-rata afektif siswa kelas X IPS dengan skala 0-100 adalah 81, skala angka 3,24 dengan predikat Baik.
Tabel 4.11 Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014
No
Kelas
Rata-rata Nilai Afektif
Nilai
Nilai
Terendah
Tertinggi
Nilai
Angka
0 – 100
0 – 100
0 – 100
1-4
Predikat
58
1
X IPA-1
64
87
75
3,00
B
2
X IPA-2
67
92
76
3,04
B
3
X IPS
65
92
72
2,88
B-
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai kognitif siswa melalui penilaian berupa tes tulis meliputi nilai harian, UTS dan UAS. Dapat dilihat nilai rata-rata kognitif siswa kelas X IPA-1 dengan skala 0-100 adalah 75, skala angka 1-4 adalah 3,00, dengan predikat B. Nilai rata-rata kognitif siswa kelas X IPA-2 dengan skala 0100 adalah 76, skala angka 1-4 adalah 3,04 dengan predikat B. Sedangkan nilai rata-rata afektif siswa kelas X IPS dengan skala 0-100 adalah 72, skala angka 1-4 adalah 3,24 dengan predikat B-.
Tabel 4.12 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014
No
Kelas
Rata-rata Nilai Afektif
Nilai
Nilai
Terendah
Tertinggi
Nilai
Angka
0 – 100
0 – 100
0 – 100
1-4
Predikat
1
X IPA-1
70
88
79
3,16
B
2
X IPA-2
70
85
75
3,00
B
3
X IPS
70
93
80
3,20
B+
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai psikomotorik siswa melalui penilaian berupa portofolio dan unjuk kerja. Dapat dilihat nilai rata-rata psikomotorik siswa kelas X IPA-1 dengan skala 0-100 adalah 79, skala angka 1-4 adalah 3,16 dengan predikat B. Nilai rata-rata psikomotorik siswa kelas X IPA-2 dengan skala 0-100 adalah 75, skala angka 1-4 adalah 3,00 dengan predikat B. Sedangkan nilai ratarata psikomotorik siswa kelas X IPS dengan skala 0-100 adalah 80, skala angka 14 adalah 3,20 dengan predikat B+.6
6
Nilai Raport Narasi SMA IZADA Tahun Pelajaran 2013-2014 semester 2 (Lihat Lampiran)
59
Dari hasil observasi di atas peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa SMA IZADA dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada semester 2 tahun pelajaran 2013-2014 menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya model penialaian baru yang mencakup semua aspek, maka hasil belajar siswa akan terlihat lebih nyata karena mencakup semua aspek yang dibutuhkan dalam pembelajaran yaitu afektif, kognitif dan spikomotorik.
2. Hasil Wawancara Objek dalam wawancara ini adalah Kepala sekolah, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan siswa di SMA IZADA. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala Sekolah SMA IZADA, dapat diketahui bahwa sekolah SMA IZADA sudah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013-2014 yang dimulai dari kelas X. Dalam penerapan kurikulum 2013 ada beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh sekolah yaitu salah satunya adalah melaksanakan penilaian autentik oleh pendidik yang mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotorik. Diharapkan dalam penilaian autentik ini bisa mengasah kompetensi siswa dengan baik. Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian proses. Yang ingin dimunculkan adalah kemajuan siswa dalam kompetensi inti dan kompetesi dasar. Sejak menggunakan kurikulum 2013, semua guru pada kelas X SMA IZADA sudah menerapakan penilaian autentik, meskipun dalam pelaksanaannya belum begitu ideal sesuai dengan harapan. Penilaian autentik perlu dilakukan karena penilaian autentik membertikan gambaran secara nyata sejauh mana penguasaan yang dapat dicapai oleh peserta didik terhadap kompetensi dasar tertentu yang dikuaisainya. Penilaian ini memberikan gambaran secara lebih detail dan aktual pada aspek tertentu yang akan dinilai sesuai indikator/ kriteria penilaian yang ditegakkan, baik afektif, kognitif maupun psikomotorik. Penilaian autentik memberikan hasil belajar siswa lebih baik karena instrumennya mengukur secara lebih fokus pada aspek yang diharapkan untuk
60
dikuasai oleh peserta didik, dan bukan hanya itu, penilaian ini juga dapat secara objektif diukur oleh siapapun dengan hasil yang sesuai dengan usaha/ hasil kerja yang dibuat oleh peserta didik. Tetapi untuk menerapkan penilaian autentik juga masih banyak kendala yang dihadapi dikarenakan penilaian ini masih baru. Kendala yang dijumpai, karena indikator dan kriteria penilaian harus dibuat sedetail mungkin untuk memberi gambaran terhadap penguasaan kompetensi dasar peserta didik, maka pendidik perlu trampil dalam membuat instrumen penilaian dan perlu skill dalam kemampuan menilai peserta didik. Untuk soal yang bersifat dengan jawaban mutlak, maka akan lebih mudah menilainya, namun untuk soal/ projek yang bukan dengan jawaban mutlak, seperti penilaian observasi, produk, performance, dan lain-lain, maka tantangan yang muncul adalah terutama bagaimana menuangkan penilaian yang bersifat subjektif dari pendidik dapat diterima serta penguji lain juga memperoleh hasil yang sama, sehingga penilain yang bersifat subyektif tersebut menjadi sesuatu objektif.7 Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X di SMA IZADA dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan pemetaan RPP dan membuat RPP sesuai dengan KI dan KD yang akan di capai. Pelajaran agama di sekolah sangatlah penting untuk diajarkan, karena pelajaran ini mengandung nilainilai agama, sebagai pengendali dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini guru juga mengalami kesulitan dalam pengajaran dikarenakan pelajaran PAI adalah pelajaran yang mencakup keseluruhan dari materi-materi agama dan akhlak/budi pekerti, sehingga guru masih sangat susah untuk mengajak siswa mengamalakan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, karena guru hanya bisa memantau dan mengawasi selama di kelas atau pada jam pelajaran, selebihnya adalah tanguung jawab individu siswa masing-masing. Pada mata pelajaran PAI ini, guru sudah melaksanakan penialaian autentik, meskipun guru mengakui masih banyak kekurangan dalam pelaksanaanya. Idealnya, menurut permendikbud no. 66 tahun 2013 penialaian autentik itu 7
Wawancara penulis kepada Kepala Sekolah SMA IZADA (Lihat Lampiran)
61
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Guru melakukan penilain sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan jurnal. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan. sedangkan keterampilan melalui tes praktik, projek dan portofolio. Tetapi dalam pelaksanaannnya, tentu tidak semudah teori. Pada mata pelajaran yang diajarkan ajarkan, penilaian sikap yang di laksanakan yaitu dengan menggunakan observasi, penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis beupa butiran soal yaitu nilai harian, UTS dan UAS, sedangkan penilaian keterampilan menggunakan proyek. Dalam melaksanakan penilaian autentik di dalam kelas terasa gampang-gampang susah. Itu karena membutuhkan waktu yang lama. Pelaksanaannya dimulai dengan menentukan KD yang akan dinilai, membuat kriteria lingkup yang akan dinilai, melakukan proses penilaian, dan yang terakhir adalah tindak lajut. Selama ini, ketika guru menerapkan penilaian autentik, respon siswa di dalam kelas terlihat lebih aktif dalam menerima materi pelajaran. Dengan melakukan penialain autentik ini, maka hasil belajar dan kreatifitas siswa lebih baik, karena mereka terpacu untuk menunjukkan kemampuannya masing-masing. Meskipun ada juga siswa yang hasil belajarnya kurang baik, tetapi mayoritas rata-rata nilainya baik. Dan apabila hasil belajar siswa masih kurang dari KKM, maka langkah yang dilakukan guru adalah melakukan remidial.8 Dari hasil wawancara terhadap 6 orang siswa, yang diambil dari kelas X IPA1 sebnyak 2 orang, X IPA-2 sebanyak 2 orang dan X IPS sebanyak 2 orang bahwa mereka sangat senang dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, ini dikenakan guru yang mengajar mata pelajaran tersebut dapat menyampaiakan pelajaran dengan baik dan menyenangkan. Penting bagi siswa untuk mempelajari pelajaran tersebut karena mengandung nilai-nilai, aturanaturan dan menuntun umat muslim ke jalan yang benar, untuk bisa diamalkan dalam kehidupan sehari. Sehingga bisa mendapatkan kenikmatan akhirat. Adapun rata-rata kesulitan mereka dalam belajar PAI dan Budi Pekerti adalah mereka kesulitan dalam membaca, menghafal dan menulis ayat-ayat alqur’an dan hadis, 8
Wawancara penulis kepada Guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMA IZADA (Lihat Lampiran)
62
sebagian kecil mengakui bahwa kesulitan yang selama ini mereka rasakan adalah mengingat nama-nama tokoh agama dan istilah-istilah yang ada dalam pelajaran, serta ada juga yang kesulitan dalam tugas kelas mencari hadits-hadits shohih dan menafsirkannya. Selama ini penyampaian guru PAI sudah sangat baik. Guru sangat faham dan hafal terhadap materi yang akan disampaikan. Guru menjelaskan dengan jelas dan rinci, memberi innovasi dengan menampilkan contoh-contoh vidio, memberi ulasan-ulasan yang cukup, serta menggunakan gaya belajar yang mudah dimengerti siswa sehingga siswa menjadi antusias dan lebih semangat dalam belajar, sehingga mudah untuk dimengerti siswa. Semua siswa pun senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru karena cara guru menyampaikan sangat fariatif, mulai diskusi, permainan, dan menampilkan vidio, serta yang paling membuat senang adalah karena gurunya yang humoris sehingga siswa tidak bosan waktu di dalam kelas. Guru melakukan penilaian dengan baik selama di kelas, yaitu menilai semua aspek mulai dari sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa. Bentuk penugasannya pun sangat fariataif, mulai dari ulangan harian, diskusi, presentasi, dan tugas membuat poster. Siswa pun sangat puas dengan penilaian yang dilakukan oleh guru, karena mencakup seluruh aspek pendidikan dan objektif, serta transparan. Rata-rata merekapun mendapatkan hasil belajar yang baik, yaitu di atas KKM. Adapun bagi siswa yang hasil belajarnya rendah atau kurang dari KKM, maka diberi kesempatan untuk memperbaiki dengan dilakukan remidial oleh guru.9
3. Hasil Dokumentasi Langkah dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti disini adalah mengambil dn mengumpulkan gambar-gambar yang berkaitan dengan fasilitas yang tersedia di SMA IZADA. Dengan adanya dokumentasi ini peneliti dapat menggambarkan beberapa fasilitas yang tersedia di lingkungan SMA IZADA juga contoh format penelilaian autentik yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Pendidikan 9
Wawancara penulis kepada Siswa mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMA IZADA (Lihat Lampiran)
63
AgamaIslam dan Budi Pekerti. Adapun hasil dokumentasi dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1 Gerbang Masuk SMA IZADA Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa gerbang masuk sekolah SMA IZADA terbagi menjadi dua, yaitu gerbang masuk utama, dan gerbang masuk parkiran. Gerbang masuk utama digunakan sebagai jalur utama siswa-siswi masuk ke sekolah, sedangkan gerbang yang kedua digunakan untuk area parkir guru, siswa, karyawan, maupun tamu sekolah.
Gambar 4.2 Pos Keamanan dan Parkiran SMA IZADA Dapat dilihat pada gambar 4.2 yaikni sekolah SMA IZADA sudah tersedia area parkir yang cukup luas dan dilengkapi dengan pos keamanan yang dijaga selama 24 jam oleh satpam. Dengan ini, membuat fasilitas tertata dengan baik dan aman.
64
Gambar 4.3 Lapangan dan Gedung SMA IZADA Sekolah SMA IZADA dilengkapi dengan lapangan yang cukup bagus. Biasanya lapangan ini digunakan oleh para siswa untuk kegiatan-kegiatan olahraga seperti futsal, basket dll. Dan digunakan pula untuk kegiatan-kegiatan sekolah yang lain seperti upacara, apel, dll. Sedangkan bisa kita lihat tampak gedung sekolah yang menjulang tinggi yang terdiri dari 4 lantai. Model bangunan sekolahnya pun sangat bagus dan terkesan sangat modern.
Gambar 4.4 Mushalla dan Auditorium SMA IZADA Tidak kalah pentingnya, sekolah SMA IZADA juga ditunjang dengan musholla dan auditorium yang besar. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang biasanya digunakan di mushola ini adalah shalat dzuhur berjama’ah, tadarus Alquran, parktek ibadah, kegaiatan lailan bilwahah pada bulan ramadhan. Sedangkan auditorium sekolah digunakan untuk kegiatan sekolah, baik itu seminar, pelatihan guru, perkumpulan wali murid.
65
Gambar 4.5 Perpustakaan dan Ruang Guru SMA IZADA Di SMA IZADA juga terdapat Perpustakaan dan ruang guru yang baik. Perpustakaan sekolah mempunyai buku-buku yang banyak untuk menunjang belajar siswa, tertata dengan rapi dan sudah diletakkan menurut jenis bukunya masing, sehingga memudahkan siswa untuk mencari buku. Ruang guru pun tak kalah bagusnya. Masing-masing guru mempunya tempat duduk dan tempat penyimpanan berkas-berkas. Sehingga, antara guru satu dengan yang lain tidak bercampur dan tertata rapi.
Gambar 4.6 Lab. Bahasa dan Lab. Komputer SMA IZADA SMA IZADA dilengkapi dengan lab. Bahasa dan lab komputer. Di sekolah ini juga menyediakan akses internet 24 jam. Hal ini tentunya sangat membantu siswa untuk lebih mudah mempelajari kemajuan teknologi dan lebih memudahkan siswa untuk mencari referensi maupun bahan-bahan bacaan terkait dengan tugastugas sekolah .
66
Gambar 4.7 Suasana Belajar Kelas X SMA IZADA Dalam rangka meningkatkan pendidikan yang baik, SMA IZADA juga mempunyai ruang kelas yang sangat cocok untuk belajar. Ruangan yang besar dengan murid yang tidak terlalu banyak, dengan di dukung dengan fasilitas yang lengkap dan baik, tentunya dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi setiap siswa yang belajar di sekolah. Suasana belajarpun menjadi lebih kondusif dan menyenangkan, dan guru pun bisa memperhatikan setiap aktivitas yang dialakukan oleh siswa, sehingga guru bisa melakukan pembelajaran dan penilaian dengan cermat dan objektif. Selain gambar suasana belajar, peneliti juga akan menampilkan dokumentasi yang dilakukan oleh guru dalam penilaian autentik. Yang mencakup seluruh aspek pengetahuan yaitu sikap, pengetahuna dan keterampilan. Guru SMA IZADA melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi atau pengamatan perilaku dengan alat lembar pengamatan. Dalam satu semester genap, guru melakukannya satu kali, sehingga nilai sikap yang diberikan oleh siswa dengan melihat seluruh aktifitas/perilaku keseharian siswa di dalam maupun di luar kelas selama satu semester. Dan penilaian ini dilakukan pada akhir semester. Instrumen yang digunakan adalah berupa daftar cek dan skala penilaian.
Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Nama Siswa
:
Mata Pelajaran
: PAI dan Budi Pekerti
67
Sekolah
: SMA IZADA
Kelas/Semester
: X IPA/IPS
Kompetensi
: Sosial dan Spiritual dalam kehidupan sehari-hari
N o 1
Tingkat Kedisiplinan Kehadiran
2
Ketepatan waktu mengerjakan tugas
3
4
5
Katagori
Aspek yang diamati
SB
kelompok Keaktifan dalam menanggapi presentasi kelompok lain Sikap menyampaikan pendapat di forum diskusi Sikap menghargai orang lain
7
Sikap tanggung jawab dalam kelompok diskusi
8
Sikap kerjasama dalam menyelaesaikan tugas
9
Sikap menyimak penjelasan guru
0
C
Keaktifan dalam menyelesaikan tugas diskusi
6
1
B
Sikap mengikuti pembelajaran PAI Total Nilai Keterangan: SB (Sangat Baik)
:4
= 90 - 100
B (Baik)
:3
= 80 - 89
C (Cukup)
:2
= 60 - 79
K (Kurang)
:1
= Kurang dari 60
Skor Perolehan Nilai Akhir
=
x 100 Skor Maksimal (40) Ttd, Abdul Hakim, S.Ag.
K
68
Gambar 4.8 Lembar Observasi Penilaian Sikap Dari lembar penialaian sikap siswa di atas, dapat diketahui bahwa guru menggunakan penilaian dari beberapa aspek yang diamati yang berhubungan sikap siswa ketika di dalam maupun di luar kelas. Dengan menggunakan daftar ceklis dengan katagori Sangat Baik, Baik, Cukup dan Kurang. Dan menggunakan skala penilaian 1 sampai 4. Guru SMA IZADA melakukan penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis yaitu diambil dari nilai harian, UTS dan UAS dengan menggunakan lembar penilaian pengetahuan.
Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan Siswa Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
No
Mata Pelajaran
: PAI dan Budi Pekerti
Sekolah
: SMA IZADA
Kelas/Semester
: X IPA/IPS
Nama Siswa
Nilai Harian 1
2
3
4
5
6
7
UTS UAS
NILAI
Ttd, Abdul Hakim, S.Ag.
Gambar 4.9 Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan Dari lembar penilaian siswa di atas, dapat dilihat bahwa guru melakukan penilaian pengetahuan dengan lembar potofolio selama 7 kali dalam satu semester. Nilai harian berupa tes tulis. Begitu pun UTS dan UAS juga berupa tes tulis.
69
Dalam penilaian keterampilan, Guru SMA IZADA melakukan penilaian melalui proyek. Sedangkan Instrumen yang digunakan adalah berupa daftar cek atau skala penilaian.
Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan Siswa Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
No
Nama Siswa
:
Mata Pelajaran
: PAI dan Budi Pekerti
Sekolah
: SMA IZADA
Kelas/Semester
: X IPA/IPS
Kompetensi
: Katagori
Aspek yang diamati
SB
1
Komunikasi
2
Sistematika penyampaian
3
Bahasa yang mudah dipahami
4
Wawasan
5
Keberanian
6
Antusias
7
Gestur Tubuh
8
Penampilan
9
Penguasaan topik bahasan
10
Tanggapan pertanyaan Total Nilai Keterangan: SB (Sangat Baik)
:4
= 90 - 100
B (Baik)
:3
= 80 - 89
C (Cukup)
:2
= 60 - 79
K (Kurang)
:1
= Kurang dari 60
B
C
K
70
Skor Perolehan Nilai Akhir
=
x 100 Skor Maksimal (40) Ttd, Abdul Hakim, S.Ag.
Gambar 4.10 Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan Dengan adanya penilaian autentik ini, siswa lebih semangat dan hasil belajar siswa lebih mengena karena seluruh aspek dinilai oleh guru, yaitu Sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotik). Hal ini juga diungkapkan langsung oleh siswa. Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Lebih membuat siswa semangat dalam belajar, bersikap dan lebih kreatif. Dari hasil dokumentasi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa fasilitas yang tersedia di SMA IZADA sudah cukup memadai, hampir semuanya terpenuhi dan memenuhi standar sekolah nasional. Dengan sudah diterapkannya penilaian autentik yang mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, tentunya membangun semangat dan kreatifitas siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa menjadi baik.
B. Temuan Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis selama 3 bulan. Peneliti menemukan beberapa temuan-temuan yang berkenaan dengan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil dokumentasi peneliti. Dalam hasil observasi yang berkenaan dengan kegiatan rutin pembelajaran sehari-hari. Masih ditemukan siswa yang bolos sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan konfirmasi terhadap orang tua siswa. Tetapi laporan dari orang tua, siswa berangkat ke sekolah dengan tepat waktu. Pada kurikulum kelas X, memang sudah menerapkan standar kurikulum 2013, tetapi dalam pelaksanaanya tidak terlaksana dengan maksimal, dikarenakan jumlah siswa yang sedikit, sehingga untuk mata pelajaran peminatan, bukan dari siswa yang menentukan. Tetapi langsung ditentukan oleh pihak sekolah. Pada hasil belajar siswa, masih ada nilai siswa yang kurang dari KKM dalam proses pembelajarannya. Dikarenakan
71
kurangnya penekanan kepada siswa di sekolah. Sehingga, ada beberapa siswa yang kadang sengaja tidak membawa buku pegangan wajib sekolah. Dan bahkan tidak membawa buku dan alat tulis sama sekali. Dalam wawancara yang dilakukan oleh tiga nara sumber utama, yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Peneliti menemukan beberapa temuan. Hasil wawancara kepala sekolah menunjukkan bahwa sekolah memang sudah ,menerapkan kurikulum 2013, tetapi belum bisa dilaksanakan dengan maksimal. Karena ini termasuk kurikulum baru yang masih butuh adaptasi dengan kondisi dan lingkungan sekolah. Penilaian autentik belum berjalan dengan baik dan maksimal. Para guru yang mengajar di kelas X sudah mendapatkan pelatihan, meskipun baru satu kali saja. Hasil wawancara Guru PAI dan Budi Pekerti menunjukkan bahwa guru merasa kebingungan dalam melakukan penilaian autentik, terutama dalam membuat instrumen dan lembar penilaiannya. Masih temukan salah pemahaman dalam pembuatan form penilaian autentik, yang mencakup afektif, kognitif dan psikomotorik. Dalam penilaian afektif, guru hanya melakukan satu kali dalam satu semester yang dilakukan di akhir semester. Seharusnya guru melakukannya penilaian dan pembuatan instrumen berdasarakan KD dan indikator pembelajaran yang akan di capai, bukan secara keseluruhan. Pada penilaian kognitif, guru sudah menjalankan, dan lumayan lebih baik. Karena ini sudah sering dilakukan oleh guru. Tetapi dalam pembuatan lembar penilaiannya, masih terdapat sesalahan. Salahnya pemahaman guru terhadap instrumen penilaian. Guru menggunkanan portofolio. Padahal seharusnya portofolio adalah merupakan kumpulan dari beberapa tugas siswa yang dihimpun menjadi satu. Dalam penilaian keterampilan, guru hanya melakukan penilaianan berupa penialain proyek. Tetapi yang dilaksanakannya pun masih terjadi kesalah dan kekurangan. Guru baru membuat form/lembar penialaian untuk presentasi Selain itu guru juga merasa kesusahan terhadap penilaian sikap siswa, karena guru tidak bisa menilai Cuma dalam keseharian di sekolah, seharusnya guru juga harus bisa mengontrol semua kegiatan di luar sekolah yang melibatkan orang tua. Hasil wawancara terhadap
72
siswa yaitu, siswa merasa sudah baik dalam hasil belajar, yaitu rata-rata di atas KKM. Cuma kadang masih kurang puas terhadap hasil belajar tersebut. Dalam dokumentasi yang dilakukan oleh penliti, peniliti mengamati dalam beberapa foto lingkungan sekolah bahwa sarana dan prasarana sekolah sudah sangat baik. Hanya pemanfaatannya yang kurang maksimal. Hasil dokumentasi terhadap lembar penilaian guru sudah ada, tetapi belum benar. Ini sudah penulis sampaikan pada temuan hasil wawancara guru di atas yang berkaitan dengan form/lembar penilaian guru.
C. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian 1. Penentuan Jenis Penilaian Dalam penelitian ini, penilaian yang digunakan oleh guru adalah penilaian yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Adapun penilaian sikap diambil
dengan
menggunkan
instrumen
penilaian
observasi.
Penilaian
pengetahuan diambil dengan menggunakan penialain tes tulis yang berbentuk butiran soal yang berupa nilai harian, UTS dan UAS. Sedangkan penilaian keterampilan dengan menggunakan instrumen portofolio. Dengan adanya penilaian yang telah mencakup tiga aspek tersebut, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan penilaian autentik. Hasil penelitian yang diperoleh dari penilaian yang dilakukan oleh peneliti adalah bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang telah menggunakan penilaian autentik menunjukkan angka di atas KKM.
Dengan adanya penilaian yang
menyeluruh dan nyata, maka siswa terpacu untuk belajar lebih giat, bersikap dengan baik dalam pembelajaran dan meningkatkan kratifitasnya dalam kelas. Namun masih ada siswa yang hasil belajarnya rendah, yaitu di bawah nilai KKM. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil ujian semester siswa yang asli yang menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang harus mengikuti remidial. Hal ini disebabkan karena kurangnya siswa dalam memahami suatu materi. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti dan malasnya siswa untuk membaca buku mengenai materi
73
pelajaran yang membuat pengetahuan siswa rendah. Siswa hanya mengandalkan penjelasan guru di dalam kelas, meskipun guru dianggap sudah sangat baik dan asik dalam mengajar.
2. Keterkaitan dengan Temuan Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai penerapan penilaian autentik ini juga pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain, tetapi dalam mata pelajaran matematika. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Tuti Alawiyah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa”. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Penelitian Tindak Kelas menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Adapun penelitian yang disusun oleh peneliti sendiri yaitu mengenai “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”. Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa meningkat lebih baik, meskipun ada beberapa siswa yang hasil belajarnya rendah.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA sudah melaksanakan penilaian autentik. Penerapan penilaian autentik pada mata pelajaran Pendidikan Agam Islam dan Budi Pekerti untuk penilaian sikap menggunakan observasi. Penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis berupa butiran soal yaitu nilai harian, UTS dan UAS. Sedangkan penilaian keterampilan menggunakan proyek. Pelaksanaannya dimulai dengan menentukan KD yang akan dinilai, membuat kriteria lingkup yang akan dinilai, melakukan proses penilaian, dan yang terakhir adalah tindak lajut. Selama ini, ketika guru menerapkan penilaian autentik, respon siswa di dalam kelas terlihat lebih aktif dalam menerima materi pelajaran. Dengan melakukan penialain autentik ini, maka hasil belajar dan kreatifitas siswa lebih baik, karena mereka terpacu untuk menunjukkan kemampuannya masing-masing. Meskipun ada juga siswa yang hasil belajarnya kurang baik, tetapi mayoritas ratarata nilainya baik. Dan apabila hasil belajar siswa masih kurang dari KKM, maka langkah yang dilakukan guru adalah melakukan remidial. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yakni dengan menggunakan metode penelitian studi kasus maka dapat disimpulkan bahwa penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA yakni hasil belajar siswa menjadi lebih baik, meskipun masih ada beberapan siswa yang
74
75
hasil belajarnya rendah. Dilihat dari nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dituangkan dalam bentuk rapor siswa menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sudah di atas KKM.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa penggunaan penilaian autentik dapat meningkat nilai siswa menjadi lebih baik. Maka implikasinya adalah pertama, penerapan penilaian autentik perlu diselenggarakan oleh sekolah-sekolah di seluruh indonesia, terutama sekolah-sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013. Kedua, penilaian autentik harus dipahami secara utuh oleh guru melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah sendiri maupun pemerintah setempat, sehingga kompetensi guru menjadi lebih baik.
C. Saran Adapun saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi sekolah, Penilaian autentik ini seharusnya dilakukan dengan baik karena sudah dua semester berjalan, oleh karena itu kepala sekolah harus menyelenggarakan program pelatihan secara berkala terkait penialaian autentik, dengan memanggil tutor yang berkompeten untuk memberikan materi. 2. Bagi guru, seharusnya bisa melaksanakan penilaian autentik dengan baik dengan cara mencari informasi kepada pihak yang lebih mengerti tentang penilaian autentik tersebut, sehingga penilaian bisa dilakukan dengan baik dan benar. Karena situasi sekolah pun sudah sangat mendukung untuk dilakukan penilaian autentik, karena jumlah siswanya yang tidak terlalu banyak. 3. Bagi siswa, seharusnya belajarnya lebih ditingkatkan lagi, karena sekolah sudah memberikan fasilitas yang sangat memadai, dan sering-sering mengasah ketrampilan individu yang sesuai dengan minat dan bakat siswa masing-masing.
76
4. Bagi pemerintah, seharusnya lebih sering mengadakan kunjungan ke sekolah untuk melakukan sosialisasi lanjutan, pengawasan dan pengamatan terkait proses pembajaran yang dilakukan terhadap guru-guru di sekolah, terutama dalam penerapan penilaian autentik.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010. Basuki, Ismet., & Hariyanto. Asesmen Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012. Bungin, H.M. Burhan. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1989. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta, Salemba Umanika, 2012. Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014. Kunandar, Penilaian
Autentik (Penilaian
Hasil
Belajar
Peserta
Didik
berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: PT. Gaung Persada Press, 2008. Nurcholis, Ahmad., dan Jusuf Bahtiar. Strategi Pengembangan Kreativitas dan Motivasi Belajar Siswa. Ta’allum, Jurnal Pendidikan Islam, 2012. RI, Kementerian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Tahazed, 2010. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010.
78
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Jakarta: Alfabeta, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta: 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2011. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010. Tim Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2005. Yin, Robert K. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106 http://www.smaizada.com e-mail :
[email protected] Halaman
PROFIL VISI DAN MISI SEKOLAH
: 1 dari 4
PEDOMAN MUTU Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013
PROFIL SMA IZADA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 1.
Nama dan Alamat Sekolah : SMA IZADA
2.
Alamat Sekolah
: Jl. Jombang Raya No. 25 A Kel. Pondok Kacang Timur Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode Pos 15226 Telp. (021) 73450114 Fax.(021) 73450106
3.
Nama dan Alamat Yayasan
: Yayasan Pendidikan Islam Ibuku
4.
Alamay Yayasan
: Jl. Jombang Raya No. 25 A Kel. Pondok Kacang Timur Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode Pos 15224 Telp. (021) 7332829
5.
Nama Ketua Yayasan
: Hj. Rosfia Rasyid
6.
Nama Kepala Sekolah
: Ulies Agustriani, S.Si.
7.
Pendidikan Terakhir
: S.1
8.
Kepala Sekolah
9.
No. SK Pendirian Sekolah
: No. 421.3/1309a-Disdik/2009
Dari Kepala Diknas
: tertanggal 12 Oktober 2009 Kab. Tangerang
NSS
: 302286304048
10. NPSN
: 20615101
11. Data Siswa
: per 25 Januari 2014 Kelas X XI XII Total
12. Jumlah Rombongan Belajar
L 24 18 27 69
: Kelas
X =3
Kelas
XI = 2
Kelas
XII = 3
P 16 9 17 42
JML 40 27 44 111
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106 http://www.smaizada.com e-mail :
[email protected] PROFIL VISI DAN MISI SEKOLAH
Halaman
: 2 dari 4
PEDOMAN MUTU Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013
13. Ruangan : a.
Ruang belajar
: 12 kelas @ + 64 m2
b.
Ruang kantor
:
- Kepala sekolah
: 12 m2
- Ruang Tata Usaha
: 24 m2
Ruang laboratorium
:
- Lab. Komputer
: 80 m2
- Lab. IPA
: 80 m2
d.
Ruang Audio Visual
: 24 m2
e.
Ruang Musik I
: 64 m2
f.
Ruang Art
: 64 m2
g.
UKS
: 12 M2
h.
Dapur
: 3 ruang x @ + 4,2 m2
i.
Toilet
: 3 ruang x @ + 27,8 m2
j.
Ruang serba guna
: + 250 m2
k.
Ruang perpustakaan
: 128 m2
l.
Ruang Ibadah
: 64 m2
c.
14. Jumlah Guru dan Pegawai a. Guru Tetap Yayasan
: 18 orang
b. Guru Tidak Tetap
: 4 orang
c. Pegawai Tetap
: 6 orang
d. Pegawai Tidak tetap
: 3 orang
15. Lapangan
16.
:
:
a. Lapangan Sepak Bola
:-
b. Lapangan Futsal
: 1 (462 m2)
c. Lapangan Basket
: 1 (462 m2)
d. Lapangan Parkir
: 1 (560 m2)
Luas Bangunan
: + 33.300 m2
17. Status Tanah
: Milik Yayasan dengan luas 2060 m2
18. Status Bangunan
: Milik Yayasan
19. Kegiatan Belajar Mengajar
: Pagi mulai pukul 07.00 – 15.15
20. Besar SPP
: Rp. 1.080.000
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106 http://www.smaizada.com e-mail :
[email protected] PROFIL VISI DAN MISI SEKOLAH
Halaman
: 3 dari 4
PEDOMAN MUTU Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013
SEJARAH PENDIRIAN SEKOLAH Menurunnya nilai moral dan akhlaq sebagian masyarakat khususnya dalam dekade terakhir ini telah tercermin dari pola pikir dan pandangan hidup serta tingkah-lakunya. Kehidupan masyarakat ternyata telah menyimpang jauh dari norma dan aqidah agama. Penyimpangan tersebut merupakan kelemahan yang perlu mendapat perhatian semua pihak untuk diluruskan. Mengingat keadaan tersebut sudah dalam kondisi yang cukup memprihatinkan bahkan dapat membahayakan masa depan bangsa, maka diperlukan upaya pembenahan bersama yang dapat menata akhlaq bangsa ini menjadi cerdas dan bernurani. Untuk mengantisipasi dan mencegah kesinambungan kondisi yang memprihatinkan tersebut, Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) merasa terpanggil untuk turut membantu Pemerintah menyiapkan generasi muda agar dapat menjadi generasi penerus yang lurus dan menjadi calon Pemimpin Bangsa yang sanggup mengemban amanah rahmatan lil ‘alamin. Dengan niat tulus membangun generasi baru yang lebih baik, maka YPII An-Nisaa’ mendirikan Sekolah An-Nisaa’ pada tahun 1995, dimulai pendirian TK An-Nisaa’ hingga level SMP dan level Sekolah Menengah Atas (SMA) sejak tahun 2008.
VISI SMA IZADA Dengan berlandaskan Q.S. An-Nisaa’ ayat : 9 "Hendaklah mereka merasa takut (kepada Allah) jika meninggalkan anak-anak (generasi) yang lemah di belakang mereka, … " maka Yayasan Pendidikan Islam Ibuku dalam unit satuan pendidikan SMA IZADA sebagai “sekolah yang menjadi oase bagi banyak perubahan positif seluruh warga sekolah/The Oasis for Changes” berupaya mencapai visi : "Terwujudnya generasi pelurus yang berintekletualitas tinggi, berkarakter kuat dan amanah serta berakhlak mulia"
MISI SMA IZADA Menyediakan sarana pendidikan yang berkualitas, melaksanakan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkesinambungan, menyiapkan tenaga pengajar yang handal, cerdas dan amanah agar dapat menghasilkan lulusan intelek yang amanah, cerdas, bernurani, bijaksana dan berpandangan luas sebagai bekalnya untuk menjadi "real" pemimpin masa depan bangsa. dan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuhnya potensi, kreativitas, dan kematangan seluruh warga sekolah, agar dapat berkontirbusi positif bagi bangsa.
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBUKU
SMA IZADA JL. Jombang Raya No. 25 A Pondok Aren Kota Tangerang Selatan – Banten Telp. 021-73450114 Fax 021-73450106 http://www.smaizada.com e-mail :
[email protected] PROFIL VISI DAN MISI SEKOLAH
Halaman
: 4 dari 4
PEDOMAN MUTU Tanggal Berlaku : 19 Agustus 2013
PENDIDIKAN BEBAS DI SMA IZADA Dasar pemikiran mengenai kegiatan pendidikan bebas di SMA IZADA yaitu adanya kesadaran bahwa setiap individu adalah “subjek” yang “unik” yang mempunyai keragaman kompetensi individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu sekolah memberi keleluasaan bahkan mendorong siswa dalam mengembangkan potensi dirinya, mengembangkan kreativitas dan daya inovasi siswa, bebas dalam menuangkan ide/ pendapat dan buah pikir, namun dengan cara dan perilaku yang sopan, menenggang rasa, memahami makna sikap yang wajar, yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan harkatnya sebagai manusia yang luhur dan berakhlak mulia. Kebebasan dalam menentukan pilihan dan berperilaku yang tidak bertentangan dengan hak asasi manusia adalah kebebasan bersyarat serta bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatannya yang harus benar-benar dipahaminya. Dalam mengembangkan potensi dirinya agar tidak mengganggu individu lain yang juga memiliki potensi yang berbeda dari dirinya, maka prinsip yang harus diperhatikan dan tidak boleh dilanggar oleh setiap warga SMA IZADA adalah perlunya "kesadaran" dalam menjalankan sikap "RESPECT TO MY SELF, RESPECT TO OTHERS AND RESPECT TO THE PLACE" yaitu sikap menghargai diri sendiri, menghargai orang lain dan menghargai lingkungan dimana siswa tinggal. Sikap yang harus dimiliki oleh setiap pendidik di lingkungan SMA IZADA adalah memahami fungsinya sebagai pendidik dan pembimbing yang dapat menumbuh-kembangkan rasa percaya diri siswa dan membantu mengarahkan siswa didik dalam memilih jalan hidup serta melakukan perbuatan positif yang akan membekali hidupnya. Insya Allah melalui wadah yang berkonsep memberikan kebebasan kepada peserta didiknya dalam berpendapat, berinovasi dan berkreativitas serta menentukan pilihan diharapkan pada akhirnya mereka menjadi manusia tangguh yang siap berkiprah ini masa depannya. Pilihan yang ditetapkan oleh peserta didik akan diakomodir dan dikembangkan di SMA IZADA sejauh tidak bertentangan dengan hak azasi manusia, memiliki nilai manfaat yang bukan bersifat merendahkan harkat dan martabat manusia, bukan anarki/merusak lingkungannya dan dapat dipertanggung-jawabkan secara pribadi. Melalui penerapan pendidikan bebas ini diharapkan siswa kelak dapat memahami hakikat manusia dan tumbuh menjadi individu yang matang (mature), bijaksana dan mampu memperjuangkan dan mempertanggung -jawabkan pada agama dan lingkungannya. Manusia bebas lebih berpotensi dapat dan berani melihat kemungkinan ke arah perbaikan (manusia), sehingga setiap individu secara bebas dapat memberi arti kepada hidupnya sebagai insan yang mulia. Setiap warga IZADA perlu bersikap peka, mampu melakukan pengendalian diri, dan instropeksi manakala eksplorasi kebebasannya akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungannya. Oleh karena itu kontrol sosial yang dibangun di IZADA perlu secara intensif dan progresif dikembangkan agar kesempatan pengembangan potensi setiap individu dapat diperoleh semua pihak. Demikian semoga makna pengembangan kebebasan dalam mengembangkan potensi diri bagi seluruh warga IZADA dapat dipahami oleh kita semua sebagai bagian dari komunitas IZADA yang kita cintai. Tangerang Selatan, 28 April 2014 Kepala SMA IZADA
Ulies Agustriani, S. Si.
KEADAAN NO
URAIAN
JML
1
2
3
4
RUSAK RUSAK BAIK RINGAN BERAT 5
6
KEBUTU HAN
KETERANGAN
7
8
1
Ruang Kepala Sekolah
1
1
1
2
Ruang Wakasek
1
1
1
3
Ruang Guru
1
1
1
4
Ruang Tata Usaha
1
1
1
KEADAAN NO
URAIAN
JML
1
2
3
4
RUSAK RUSAK BAIK RINGAN BERAT 5
6
KEBUTU HAN
KETERANGAN
7
8
1
Ruang Teori
12
12
12
2
Ruang Laboratorium
1
1
4
a. Lab Kimia
1
1
1
b. Lab. Fisika
1
Digabung dg Lab. Kimia
c. Lab. Biologi
1
Digabung dg Lab. Kimia
d. Lab Komputer
1
1
1
Sarana Olah Raga
1
1
3
a. Lap. Basket
1
1
1
1
1
1
e. Lab. Bahasa 3
b. Lap. Volly c. Lap. Footsal d. Lap. Tennis e. Climbing Wall
1
4
Ruang Perpustakaan
1
1
1
5
Ruang Kesenian
1
1
1
6
Ruang Ketrampilan
1
1
1
7
Ruang Bimbingan
1
1
1
8
Ruang Multi Media
1
1
1
belum ada
KEADAAN NO
URAIAN
JML
1
2
3
4
RUSAK RUSAK BAIK RINGAN BERAT 5
6
KEBUTU HAN
KETERANGAN
7
8
1
Ruang Ibadah
1
1
1
2
Ruang Koperasi
1
1
1
3
Ruang OSIS
1
1
1
4
Ruang Serba Guna/Umum
1
1
1
5
Ruang Kamar Mandi/WC
3
3
3
6
Ruang UKS
1
1
1
7
Kantin Sekolah
1
1
1
8
Gudang
1
Belum ada
9
Rumah Jaga
1
Belum ada
KEADAAN KEBUTU HAN
KETERANGAN
7
8
12
12
kondisi baik
1
1
1
b. Kursi Guru
1
1
1
c. Meja Siswa
12
12
12
d. Kursi Siswa
24
24
24
e. White Board
1
1
1
f. Lemari
1
1
1
g. AC
2
2
2
Ruang Adminstrasi
1
1
3
a. Meja Kerja
1
1
1
b. Kursi Kerja
2
2
2
c. Lemari Buku
1
1
1
d. Dispenser
1
1
3
e. Komputer
2
2
2
NO
URAIAN
JML
1
2
3
4
Ruang Kelas
12
a. Meja Guru
1
2
RUSAK RUSAK BAIK RINGAN BERAT 5
6
f. Filling Kabinet g. Sofa Tamu h. Meja Tamu i. Rak berkas 4
Ruang Perpustakaan
1
1
1
5
Ruang Kesenian
1
1
1
6
Ruang Ketrampilan
1
1
1
7
Ruang Bimbingan
1
1
1
8
Ruang Multi Media
1
1
1
1 meja untuk 2 siswa
kurang 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas/Semester : X /2 Mata Pelajaran : Agama Islam dan Budi Pekerti Bab :8 Topik : Meneladani Rasulullah saw. Dalam membina umat di Mekah Alokasi Waktu : 2 mg peretemuan A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1. Menunjukkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Mekah 2. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah saw. di Mekah C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan nilai-nilai responsive dan menunjukkan sikap solutif bagi pemahaman dan perilaku ajakan kepada kebaikan 2. Menunjukkan sikaptangguh dan tanggung jawab terhadap memahami dan mengamalkan substansi dan strategi dakwah rasul di mekah 3. Menganalisis berbagai bentuk faktor yang mempengaruhi dakwah nabi saw di mekah D. Tujuan Pembelajaran Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat: 1. Memahami dan mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw di mekah 2. Menunjukkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Mekah
3. 4.
Menganalisis factor-faktor yang memengaruhi dakwah Nabi saw di mekah. Meneladani strategi dakwah Nabi saw di mekah dalam konteks Indonesia dan global
E.
Materi Ajar 1. Menjelaskan pengertian Dakwah 2. Menjelaskan substansi dakwah Rasulullah saw di mekah 3. Menjelaskan strategi Dakwah Rasulullah di Mekah 4. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi 5. Hikmah sejarah Dakwah Periode mekah
F.
Metode Pembelajaran Pendekatan: Saintifik ( leraning community )
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Pendahuluan 10 menit x2 Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar Mempersilahkan siswa memimpin doa Meng- absen Appersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai Membagi kelompok Inti Menayangkan power poin tentang pengertian Dakwah Rasulullah Siswa dibagi ke dalam kelompok- kelompok kecil (misalnya 6 kelompok) yang beranggotakan 5-6 orang Dalam kegiatan belajar dengan model leraning community itu harus menggunakan pendekatan scientific dengan tahapan: Mengamati: membaca buku teks,Meneladani Rasulullah saw dalam membina umat di Mekah Menanya: menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan data-data Mengeksplorasikan: mengumpulkan informasi terkait dengan materi “Meneladani Rasulullah saw dlm membina umat di Mekah” melalui buku paket,
Kegiatan
Deskripsi internet, dan pendapat kelompok
Alokasi Waktu
Mengasosiasikan: menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang “Meneladani Rasulullah dlm membina Umat di Mekah Mengomunikasikan:
Penutup
menyajikan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang “Meneladani Rasulullah saw dlm membina umat di Mekah” Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan 2 mg (2xe materi “Meneladani Rasulullah saw dlm membina umat di Mekah” Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran Siswa di tugaskan mencari dalil-dalil mengenai “Meneladani Rasulullah saw dlm membina umat di Mekah”Mengucapkan hamdallah Memberi salam
H. Penilaian Hasil Belajar a. Tes tertulis b. Tes perbuatan (performance individu) c. Tes Presentasi I.
Tes tertulis Butir-butir soal 1. Sebutkan cara Nabi berdakwah di mekah ! 2. jelaskanperbedaan dakwah terang-terangan dan sembunyi-sembunyi! 3. berikan contoh prilaku seseorang yang meneladani Rasulullah dalam membina umat di Mekah ! Kunci jawaban 1. Cara nabi berdakwah di mekah 1 Dakwah dengan lemah lembut 2 Dakwah tidak memaksa 3 Selalu berdzikir dlm keadaan apapun 4 Selalu menjalankan rukun Islam yang 5 5 Konsisten dan komitmen dlm bertauhid 6 Tangguh dan semangat dalam kebaikan dan kebenaran
7 Berjihad selalu di jalan Allah swt 2. Perbebedaan Dakwah terang-terangan dan sembunyi-sembunyi diantaranya: - Hanya keluarga dan kerabat (sembunyi) - Tidak menimbulkan keresahan di masyarakat (sembunyi-sembunyi) - Dakwah kepada seluruh masyarakat arab (terang-terangan) - Dakwah yang dengan sengaja membuat islam tersyi’ar dengan membawa keresahan bagi kafir quraisy 3. Contoh prilaku seseorang yang meneladani Rasulullah dalam membina umat di Mekah diantaranya : - Tangguh serta semangat dalam kehidupannya - Konsisten dan komitmen dalam ibadahnya - Selalu bersikap lemah-lembut - Tidak suka memaksakan kehendak dalam perilakunya. II. Tes Perbuatan (performance/individu) Buatlah sebuah perencanaan dalam kegiatan dakwah mauled Nabi SAW di sekolah, apakah yang harus dipersiapkan : - Jenis Dakwah - Acara Dakwah - Anggarannya (Bikin perkiraan anggaran) - Kesiapan panitia - Keynote speaker jika ada J.
Sumber Belajar : Buku PAI kelas X White board/papan flanel Power point LCD Internet Tangerang Selatan, 03 Maret 2014 Mengetahui Kepala Sekolah SMA IZADA
Guru Mapel PAI,
(Ulies Agustriani, S.Si., MM)
(Abdul Hakim, S. Ag)
NILAI RAPOR SEMESTER GENAP SISWA KELAS X IPA 1 AGAMA NO 1 2
3 4 5
6
7 8 9 10 11 12
NAMA SISWA PENGETAHUAN ANGKA PREDIKAT KETERAMPILAN ANGKA PREDIKAT SIKAP ANGKA PREDIKAT Arqi Iqbal 86 3,46 B+ 83 3,30 B 75 3,00 B Mahardika Famy Famsyury 69 2,78 C+ 75 3,00 B 75 3,00 B Putra Hamzah Rasyidin 70 2,79 C+ 70 2,80 B65 2,60 C Husain Krishna 73 2,91 B70 2,80 B78 3,12 B Ryandie Marsya 82 3,28 B 85 3,40 B+ 95 3,80 SB Amanda Rafni Mohammad Al Hafidz 70 2,82 B80 3,20 B 70 2,80 B Permana Baskoro Nyimas Farah 74 2,95 B78 3,10 B 80 3,20 B Khairunnisa Rahma 72 2,90 B80 3,20 B 78 3,12 B Novianda Putri Rifda Widatya 84 3,36 B 80 3,20 B 85 3,40 B Putri Samrisyad Fadhlurrahman 87 3,47 B+ 88 3,50 B+ 90 3,60 B Sumarwitono Thesya Dhyah 77 3,06 83 3,30 B 85 3,40 B Anggraini Yusril Irza 72 2,88 B75 3,00 B70 2,80 B Mahenra
NILAI RAPOR SEMESTER GENAP SISWA KELAS X IPA 2 AGAMA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NAMA SISWA PENGETAHUAN ANGKA PREDIKAT KETERAMPILAN ANGKA PREDIKAT SIKAP Dela Isnaini Sendra 76 3,05 B 75 3,00 B 95 Pramesti Herdito Rafif 70 2,80 B75 3,00 B 80 Satria Hifzhan 80 3,19 B 75 3,00 B 98 Rasyidi Libna Krastna 67 2,67 C+ 70 2,80 B90 Yandiva Muhammad 78 3,10 B 70 2,80 B80 Abyan Muhammad 71 2,84 B75 3,00 B 80 Adib Human Muhammad Fadhil 70 2,81 B75 3,00 B 80 Herbanu P. Safana Medina 83 3,31 B 73 2,90 B90 Basarah Siti Anisa 92 3,66 A85 3,40 B+ 95 Tohiroh Varian Kashira 70 2,79 B78 3,10 B 80 Sulaiman Yasmin 80 3,19 B 70 2,80 B90 Sripurwantina
ANGKA PREDIKAT 3,80
SB
3,20
B
3,92
SB
3,60
B
3,20
B
3,20
B
3,20
B
3,60
B
3,80
SB
3,20
B
3,60
B
NILAI RAPOR SEMESTER GENAP SISWA KELAS X IPS AGAMA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
NAMA SISWA PENGETAHUAN ANGKA PREDIKAT KETERAMPILAN ANGKA PREDIKAT Abdul Hafizh Ananta 66 2,64 D 80 3,20 B Muhammad Albi Fernanda 73 2,91 B80 3,20 B Benzoni Agnes 78 3,13 B 86 3,42 B+ Pujianti Alvin Maudy 72 2,89 B73 2,90 C+ Kurniabana Amelinda 77 3,07 B 83 3,30 B Kustari Ananda Fatina 75 3,00 B74 2,96 BRustam Bagus 80 3,18 B 88 3,52 B+ Raafianto Desi Ratna 75 2,99 B86 3,42 B+ Sari Edo Kurnia 65 2,55 C73 2,90 BHibatullah Firdha 80 3,18 B 73 2,90 BRamadhany Imam Qushoyyi 71 2,83 C 70 2,80 BPrasetyo Rahmadi 70 2,82 C+ 78 3,12 B Harisenja Rayhan Satria 92 3,67 A93 3,70 APutra
SIKAP
ANGKA PREDIKAT
70
2,80
B
75
3,00
B
90
3,60
B
75
3,00
B
78
3,12
B
75
3,00
B
90
3,60
B
90
3,60
B
68
2,72
B
80
3,20
B
68
2,72
B
90
3,60
B
95
3,80
SB
14 15 16 17
Shabrina Zain Nabih Ahmad Rizky Juniarto Albiansyah S.
77
3,08
B
86
3,42
B+
90
3,60
B
71
2,84
C+
86
3,42
B+
80
3,20
B
78 71
3,14 2,83
B C
75 75
3,00 3,00
B B
95 70
3,80 2,80
SB B
STRUKTUR ORGANISASI SMA IZADA TANGERANG SELATAN
Komite Sekolah Elke Nidya
Kepala Sekolah Ulies Agustriani S.Si
Tata Usaha SMA
Wks. Kurikulum Deny Warti, S.Pd
Wks. Sarpras & Bendahara Sekolah
Wks. Kesiswaan& Humas Anita Siallagan, S.Si
Romi Hermawan, S.Si
Bimbingan Konseling
Dewan Guru
Siswa
JUMLAH SISWA SMA IZADA TAHUN AJARAN 2013/2014 Per 25 Januari 2014
KELAS
L
P
JUMLAH
X. IPA-1
7
5
12
X. IPA-2
6
5
11
X. IPS
11
6
17
TOTAL KELAS X
24
16
40
XI. IPA
11
5
16
XI. IPS
7
4
11
TOTAL KELAS XI
18
9
27
XII. IPA-1
10
5
15
XII. IPA-2
11
6
17
XII. IPS
6
6
12
TOTAL KELAS XII
27
17
44
TOTAL SISWA SMA
69
42
111
PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
A. Data Umum Nama
:
Jabatan
:
Hari/Tgl
:
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Petunjuk Wawancara 1. Mengucapkan
terimakasih
kepada
informan
atas
kesediaannya
diwawancarai. 2. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik dan tujuan wawancara yang dilakukan. 3. Menjelaskan
bahwa
informan
bebas
menyampaikan
pendapat,
pengalaman, harapan atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara. 4. Merekam dan mencatat-poin poin penting wawancara. 5. Mengucapkan terimakasih atas berlangsungnya wawancara.
D. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah sekolah SMA IZADA sudah menerapkan kurikulum 2013? Sejak kapan? 2. Apa saja prosedur dalam menerapkan kurikulum 2013? 3. Apa keunggulan kurikulum 2013? 4. Bagaimana gambaran umum tentang penilaian autentik pada kurikulum 2013 di SMA IZADA? 5. Sebelum penilaian autentik, penilaian apa yang diterapakan di sekolah?
6. Apakah semua guru sudah menerapkan penilaian autentik dengan baik? 7. Mengapa perlu adanya penilaian autentik? 8. Apakah dengan adanya penilaian autentik, hasil belajar siswa lebih baik? 9. Apa saja kendala penerapan penilaian autentik dalam proses pembelajaran dan bagaimana mengatasinya? 10. Apa makna mempelajari mata pelajaran pendidikan agama islam?
PEDOMAN WAWANCARA GURU
A. Data Umum Nama
:
Jabatan
:
Hari/Tgl
:
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Petunjuk Wawancara 1. Mengucapkan
terimakasih
kepada
informan
atas
kesediaannya
diwawancarai. 2. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik dan tujuan wawancara yang dilakukan. 3. Menjelaskan
bahwa
informan
bebas
menyampaikan
pendapat,
pengalaman, harapan atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara. 4. Merekam dan mencatat-poin poin penting wawancara. 5. Mengucapkan terimakasih atas berlangsungnya wawancara.
D. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apa saja hal-hal yang perlu di rencanakan
dalam melaksanakan
pembelajaran PAI? 2. Seberapa penting mata pelajaran PAI di ajarkan? 3. Apa kesulitan dalam mengajar PAI selama ini? 4. Apakah pada mata pelajaran PAI sudah menerapkan penilaian autentik? 5. Penilaian autentik seperti apa yang diterapkan di dalam pembelajaran PAI?
6. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran PAI? 7. Bagaimana respon siswa ketika bapak menerapkan penialain autentik? 8. Apakah setelah menerapkan penilaian autentik ada perubahan hasil belajar siswa? 9. Apabila hasil belajar siswa kurang dari standar, bagaimana tindak lanjutnya? 10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan penilaian autentik dalam pembelajaran PAI dan bagaimana mengatasinya?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
A. Data Umum Nama
:
Kelas
:
Hari/Tgl
:
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Petunjuk Wawancara 1. Mengucapkan
terimakasih
kepada
informan
atas
kesediaannya
diwawancarai. 2. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik dan tujuan wawancara yang dilakukan. 3. Menjelaskan
bahwa
informan
bebas
menyampaikan
pendapat,
pengalaman, harapan atau saran yang berkaitan dengan topik wawancara. 4. Merekam dan mencatat-poin poin penting wawancara. 5. Mengucapkan terimakasih atas berlangsungnya wawancara.
D. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa? 2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa? 3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI? 4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik? Mengapa? 5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? Mengapa?
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru? 7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru? 8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa? 9. Bagaimana hasil belajar kamu? 10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa kurang dari standar? 11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar kamu lebih baik lagi?
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
A. Data Umum Nama
: Ulies agustriani
Jabatan
: Ka. Sek. SMA IZADA
Hari/Tgl
: Jum’at, 8 Agustus ‘14
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah sekolah SMA IZADA sudah menerapkan kurikulum 2013? sudah Sejak kapan? K13 diterapkan sejak tahun ajaran 2013-2014
2. Apa saja prosedur dalam menerapkan kurikulum 2013?
mengkaji landasan hukum dan pedoman K13,
mempelajari landasan filosofis K13
menyiapkan tenaga pendidik untuk memahami K13 dalam In House Training
meminta
tenaga
pendidik
membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan silabus yang telah disiapkan dalam K13 yang termasuk kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator
tenaga pendidik menyiapkan instrumen penilaian dengan mengacu pada K13
sosialisasi implementasi K13 pada stakeholder sekolah (termasuk orang tua siswa)
Implementasi K13 di kegiatan pembelajaran; mengadakan sumber belajar yang kontekstual sesuai tuntutan K13; menyelenggarakan metode belajar dengan scientific approach dan discovery learning
\Melaksanakan penilaian autentik baik oleh pendidik, diri siswa dan penilaian antar teman.
Supervisi implementasi K13 oleh pengawas kota tangsel dan pendampigan dari kemendikbud
3. Apa keunggulan kurikulum 2013?
Kurikulum ini sangat relevan dalam mengasah potensi siswa
Siswa dilatih untuk terlibat aktif dalam memahami, bertanya, menganalisa, mengasosiasi, mencoba, membuat networking dan evaluasi
4. Bagaimana gambaran umum tentang penilaian autentik pada kurikulum 2013 di SMA IZADA?
Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian proses. Kemajuan siswa untuk kompetensi inti maupun kompetensi dasar yang ingin dimunc
5. Sebelum penilaian autentik, penilaian apa yang diterapakan di sekolah? Pada dasarnya SMA IZADA sudah mengaplikasikan sistem belajar aktif, dengan metode mengajar dengan pendekatan ilmiah, namun K13 sangat membantu karena pedoman yang dibuat sangat detail dalam implementasi metode belajar Scientific approach. Dan untuk melaksanakan penilaian autentik, K13 sangat membantu dalam tahapan membuat instrumen yang relevan dengan kompetensi dasar yang akan diukur.
6. Apakah semua guru sudah menerapkan penilaian autentik dengan baik? Ya sudah, walaupun dalam pelaksanaannya belum begitu ideal sesuai harapan
7. Mengapa perlu adanya penilaian autentik? Penilaian autentik memberikan gambaran sejauh mana penguasaan yang dapat dicapai oleh peserta didik terhadap kompetensi dasar tertentu yang dikuasainya. Penilaian ini memberikan gambaran secara lebih detail dan aktual pada aspek tertentu yang akan dinilai sesuai indikator/ kriteria penilaian yang ditegakkan.
8. Apakah dengan adanya penilaian autentik, hasil belajar siswa lebih baik? Benar, o penilaian autentik lebih baik karena instrumen ini mengukur secara lebih fokus pada aspek yang diharapkan dikuasai/ dimiliki peserta didik. o Penilaian ini dapat secara objektif diukur oleh siapapun dengan hasil yang sesuai dengan usaha/ hasil kerja yang dibuat oleh peserta didik. 9. Apa saja kendala penerapan penilaian autentik dalam proses pembelajaran dan bagaimana mengatasinya? Kendala yang dijumpai, karena indikator dan kriteria penilaian harus dibuat sedtail mungkin untuk memberi gambaran terhadap penguasaan kompetensi dasar peserta didik, maka pendidik perlu trampil dalam membuat instrumen penilaian dan perlu skill dalam kemampuan menilai peserta didik. Untuk soal yang bersifat dengan jawaban mutlak, maka akan lebih mudah menilainya, namun untuk soal/ projek yang bukan dengan jawaban mutlak, seperti penilaian observasi, produk/ performance/ dll, maka tantangan yang muncul adalah terutama bagaimana menuangkan penilaian yang bersifat subjektif dari pendidik dapat diterima serta penguji lain juga memperoleh hasil yang sama, sehingga penilain yang bersifat subyektif tersebut menjadi sesuatu objektif.
10. Apa makna mempelajari mata pelajaran pendidikan agama Islam? Dan seberapa penting? Pendidikan Agama Islam sangat diutamakan dan penting dalam membentuk akhlak siswa yang islami, memberi pemahaman yang mendalam serta landasan yang rasional atas keyakinan Islam.
HASIL WAWANCARA GURU
A. Data Umum Nama
: Abdul Hakim, S.Ag.
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas X
Hari/Tgl
: Senin, 02 Juni 2014
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apa saja hal-hal yang perlu di rencanakan dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti? Langkah awal yang saya lakukan dalam adalah pemetaan RPP dan pembuatan RPP sesuai deng KI dan KD. 2. Seberapa penting mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di ajarkan? Sangat penting sekali. Karena mengandung nilai agama, yang akan menjadi pengendali perbuatan kita kapanpun dan dimanapun. 3. Apa kesulitan dalam mengajar PAI dan Budi Pekerti selama ini? Kesulitan yang paling mendasar adalah pengamalan terhadap materi yang saya ajarkan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Apakah pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti sudah menerapkan penilaian autentik? Sudah, meskipun saya mengakui dalam prakteknya masih banyak kekurangan. 5. Penilaian autentik seperti apa yang diterapkan di dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti? Idealnya, menurut permendikbud no. 66 tahun 2013 penialaian autentik itu mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Guru melakukan penilain sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan jurnal. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan. sedangkan keterampilan melalui tes praktik, projek dan portofolio. Tetapi dalam pelaksanaannnya, tentu tidak semudah teori. Pada mata pelajaran yang saya ajarkan, penilaian sikap yang saya laksanakan yaitu dengan menggunakan
observasi, penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis yaitu nilai harian, UTS dan UAS, sedangkan penilaian keterampilan menggunakan portofolio dan unjuk kerja. 6. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti? Dalam melaksanakan penilaian autentik di dalam kelas terasa gampang-gampang susah. Karena membutuhkan waktu yang lama. Terutama bagi sekolah yang jumlah siswa di dalam kelasnya terlalu banyak. Pelaksanaannya dimulai dengan menentukan KD yang akan dinilai, membuat kriteria lingkup yang akan dinilai, melakukan proses penilaian, dan yang terakhir adalah tindak lajut. 7. Bagaimana respon siswa ketika bapak menerapkan penialain autentik? Siswa terlihat lebih aktif dalam pembelajaran. 8. Apakah setelah menerapkan penilaian autentik ada perubahan hasil belajar siswa? Tentu ada. Dengan saya melakukan penialain autentik ini, maka kreatifitas siswa lebih baik, karena mereka terpacu untuk menunjukkan kemampuannya masing-masing. Meskipun ada juga siswa yang nilainya kurang baik, tetapi mayoritas rata-rata nilainya baik. 9. Apabila hasil belajar siswa kurang dari standar, bagaimana tindak lanjutnya?
Yang selama ini saya lakukan adalah mengadakan remidial terhadap hasil belajar siswa yang kurang. 10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan penilaian autentik dalam
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dan bagaimana mengatasinya? Kendala yang saya hadapi dalam menerapkan penilaian autentik adalah membutuhkan waktu yang sangat banyak, sehingga kadang penilaian itu tidak saya lakukan langsung di dalam pembelajaran kelas. Tapi saya lakukan di luar kelas setelah selesei pembelajaran. Serta pelaksanaannya yang bertahap dalam. Dan minmnya pengalaman dan pemahaman tentang penilaian autentik tersebut.
HASIL WAWANCARA SISWA
A. Data Umum Nama
: Samrisyad Fadhlurrahman
Kelas
: X IPA-1
Hari/Tgl
: Senin, 16 Juni 2014
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa? Saya sangat senang, karena gurunya asik dan saya suka pelajaran agama. 2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa? Penting, karena sebagai seorang muslim kita harus mempelajari Islam untuk mendapat kenikmatan akhirat. 3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI? Mencari hadits-hadits yang shohih dan menafsirkan hadits. 4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik? Mengapa? Sudah, karena gurunya sudah sangat faham dan hafal terhadap materi yang akan disampaikan. 5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Senang, karena guru telah menyampaiakan dengan menyenangkan dan banyak humornya. 6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru? Menilai sikap, prilaku, teori dan praktek. 7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru?
Diberikan tugas kasus seputar kehidupan sehari-hari, dan tugas ulangan, diskusi. 8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Cukup puas, karena penilaiannya objektif. 9. Bagaimana hasil belajar kamu? Sudah baik, rata-rata di atas KKM. 10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar? Dilakukan remidial terhadap nilai-nilai yang di bawah KKM. 11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi? Menurut saya sudah baik, dan sudah idel dengan kondisi kelas saya.
Ttd,
SAMRISYAD FADHLURRAHMAN
HASIL WAWANCARA SISWA
A. Data Umum Nama
: Varian Kashira
Kelas
: X IPA-1
Hari/Tgl
: Senin, 16 Juni 2014
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa? Senang, karena pendidikan Agama Islam itu wajib dan karena gurunya asik. 2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa? Penting, karena lebih mendidik kita untuk menjadi muslim yang baik. 3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI? Kesulitan saya adalah susah dalam membaca dan menghafal ayat-ayat alqur’an. Pokonya agak ribet deh. 4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik? Mengapa? Sudah, karena tidak hanya mengajar dari buku-buku saja, tetapi juga sering memberi contoh-contoh vidio dalam kelas. 5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Sudah, karena cara pengajarannya asik dan cara menyampaikannya juga baik, dan banyak humornya. 6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Dari sikap dan prilaku kita, kreatifitas kita, dan dari nilai-nilai tugas dan ulangan. 7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru? Jarang dikasih PR, tugasnya paling Cuma presentasi di kelas dan diskusi. 8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Puas, karena peniliaiannya bukan Cuma hasil ulangan saya saja, tapi sikap keseharian saya dan praktek masuk dalam nilai semua. 9. Bagaimana hasil belajar kamu? Lumayan baik, semuanya di atas KKM. 10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar? Diberi kesempatan untuk memperbaiki kembali. 11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi? Mungkin dengan cara belajar di luar sekolah untuk melihat contoh nilainilai keagamaan yang terjadi di luar dalam beberapa bulan sekali.
Ttd,
VARIAN KASHIRA
HASIL WAWANCARA SISWA
A. Data Umum Nama
: M. Fadhil H.P.
Kelas
: X IPA-2
Hari/Tgl
: Selasa, 17 Juni 2014
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa? Saya senang pelajaran Agama, karena gurunya yang asik dan bagus dalam penyampaiannya. 2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa? Penting, karena mempelajari agama ini sangat penting buat kehidupan kita. Karena agama mengandung nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari kita. Dan menjadi aturan dalam berbuat. 3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI? Selama ini, yang susah adalah dalam menghafal hadits dan ayat-ayat Alquran, dan menghafal sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. 4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik? Mengapa? Sudah baik, karena gurnya menerangkan dengan baik. Sehingga saya mudah untuk memahami materi-materi pelajarannya. 5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Sangat senang, karena cara guru mengajar sangat fariatif, mulai diskusi, permainan, dan menampilkan vidio, yang kita sebut dengan on the sport.
6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru? Yang saya tau sih penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Karena sesuai dengan isi yang ada di dalam nilai rapot. Kalo di dalam kelas menggunakan portofolio, nilai ulangan harian, UTS, UKK atau UAS, unjuk kerja. Seinget saya sih Cuma itu. 7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru? Penugasan yang pernah dilakukan diantaranya adalah presentasi, diskusi dan unjuk kerja. 8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Puas, karena penialaiannya sudah mencakpu semuanya. Jadi bukan Cuma akademiknya saja yang dinilai. 9. Bagaimana hasil belajar kamu? Sampai sekarang hasil belajar saya lumayan baik. 10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar? Tindak lanjutnya ya remidial terhadap tugas-tugas yang kurang. 11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi? Seharusnya guru sering-sering menggunakan metode debat, sehingga siswa mnyiapkan bahan-bahan yang banyak. Kalo debat kan ada temanya, jadi kita bisa banyak baca buku, atau searching di intrnet untuk bahan belajar.
Ttd,
M. FADHIL H.P.
HASIL WAWANCARA SISWA
A. Data Umum Nama
: Arqi Iqbal Mahardika
Kelas
: X IPA-2
Hari/Tgl
: Selasa, 17 Juni 2014
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa? Senang, karena gurunya sangat asik dan merupakan agama saya sendiri. 2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa? Menurut saya penting, karena mengajarkan kita tentang agama dan menuntun kita ke jalan yang benar. 3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI? Saya merasa sangat sulit membaca alquran dengan menggunakan makhroj yang benar. 4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik? Mengapa? Sudah baik, karena cara beliau menjelaskan materi dengan gamblang dan menggunakan bahasa yang mudah dimengeti oleh siswa. 5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Saya senang dengan pembelajaran yang selama in dilakukan oleh guru, karena penyampaiaanya tidak membosankan dan juga menampilkan vidiovidio dalam pembelajaran. 6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Bentuk penilaiannya adalah sikap, keterampilan dan pengetahuan. 7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru? Penugasan yang dilakukan oleh guru selama ini adalah ujian tulis, presentasi dan diskusi. 8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Saya sangat puas, karena penilainnya adil, bukan Cuma anak-anak yang pinter doang yang dapat nilai bagus. 9. Bagaimana hasil belajar kamu? Hasil belajar saya lumayan baik. 10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar? Dengan cara remidial. 11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar kamu lebih baik lagi? Menurut saya sudah pas banget, jadi tidak ada komentar
Ttd,
ARQI IQBAL MAHARDIKA
HASIL WAWANCARA SISWA
A. Data Umum Nama
: Bagus Rafianto
Kelas
: X IPS
Hari/Tgl
: Kamis, 19 Juni 2014
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa? Saya senang pelajaran Agama, karena guru agama saya asik dan karena pelajarannya mengandung ilmu yang berguna di masyarakat. 2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa? Penting dong, karena untuk mempelajari Islam sebagai tuntunan hidup kita. 3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI? Saya merasa kesulitan dalam hal menulis dan menghafal tulisan-tulisan arab. 4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik? Mengapa? Sangat baik, karena memberi ulasan yang sangat luas. 5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Saya sangat senang, karena guru memberikan pandangan yang sangat luas dan menyampaikan materi dengan asik. 6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru? Penilaian pengetahuan, penilaian sikap, dan keterampilan.
7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru? Guru Agama biasanya memberi tugas berupa ujian tulis, diskusi dan poster. 8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Sangat puas, karena guru agama kalau menilai sangat objektif. 9. Bagaimana hasil belajar kamu? Alhamdulillah, sejauh ini hasil belajar saya baik. 10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar? Guru memberikan tugas remidial. 11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi? Menurut saya guru harus membawakan materi dengan lebih santai, karena kadang materi dalam satu pertemuan belum bisa dimengerti semua. Tidak usah terlalu buru-buru pindah materi selanjutnya.
Ttd,
Bagus Rafianto
HASIL WAWANCARA SISWA
A. Data Umum Nama
: Rizky Juniarto
Kelas
: X IPS
Hari/Tgl
: Kamis, 19 Juni 2014
B. Tema Wawancara Tema dalam wawancara ini adalah: “Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
C. Pertanyaan dan Jawaban 1. Apakah kamu senang mempelajari pelajaran PAI? Mengapa? Sangat senang, karena pembawaan dari guru yang membawakan pelajaran dengan baik. 2. Apakah pelajaran PAI itu penting? Mengapa? Menurut saya penting, karena untuk menambah ulasan tentang Islam sehingga bisa kita amalkan sehari-hari. 3. Apa kesulitan-kesulitan dalam mempelajari pelajaran PAI? Saya sangat kesulitan dalam mengingat nama-nama tokoh agama dan istilah-istilah yang ada dalam pelajaran agama Islam. 4. Apakah penyampaian guru mata pelajaran PAI menurut kamu sudah baik? Mengapa? Sudah sangat baik, karena membuat murid menjadi antusias dan lebih semangat dalam belajar 5. Apakah kamu sudah cukup senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Senang, karena penyampaian yang dilakukan oleh guru selamai ini sudah sangat baik dan menyenangkan. 6. Bagaimana bentuk penialain yang dilakukan oleh guru?
Penilaiannya di ambil dari nilai sikap, perbuatan dan keterampilan. 7. Bagaimana bentuk penugasan yang dilakukan oleh guru? Biasanya guru memberikan tugas untuk berdiskusi dan kadang-kadang tes tertulis. 8. Apakah kamu puas dengan penilain yang dilakukan oleh guru? Mengapa? Sangat puas, karena sesuai dengan fakta yang ada. 9. Bagaimana hasil belajar kamu? Sudah cukup baik. 10. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila hasil belajar siswa
kurang dari standar? Diberikan tugas tambahan dan kesempatan untuk ikut remidial. 11. Menurut kamu, bagaimana seharusnya guru mengajar supaya hasil belajar
kamu lebih baik lagi? Guru saya sudah sangat baik dalam menyampaikan pelajaran.
Ttd,
RIZKY JUNIARTO
Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Nama Siswa Mata Pelajaran Sekolah Kelas/Semester Kompetensi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
: : PAI dan Budi Pekerti : SMA IZADA : X IPA/IPS : Sosial dan Spiritual dalam kehidupan sehari-hari Aspek yang diamati
SB
Katagori B C
Tingkat Kedisiplinan Kehadiran Ketepatan waktu mengerjakan tugas Keaktifan dalam menyelesaikan tugas diskusi kelompok Keaktifan dalam menanggapi presentasi kelompok lain Sikap menyampaikan pendapat di forum diskusi Sikap menghargai orang lain Sikap tanggung jawab dalam kelompok diskusi Sikap kerjasama dalam menyelaesaikan tugas Sikap menyimak penjelasan guru Sikap mengikuti pembelajaran PAI Total Nilai
Keterangan: SB (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang)
:4 :3 :2 :1
= 90 - 100 = 80 - 89 = 60 - 79 = Kurang dari 60
Skor Perolehan Nilai Akhir
=
x 100 Skor Maksimal (40) Ttd,
Abdul Hakim, S.Ag.
K
Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan Siswa Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Mata Pelajaran Sekolah Kelas/Semester No
Nama Siswa
: PAI dan Budi Pekerti : SMA IZADA : X IPA/IPS
1
2
Nilai Harian 3 4 5
6
7
UTS
UAS
Ttd,
Abdul Hakim, S.Ag.
NILAI
Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan Siswa Terhadap Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Nama Siswa Mata Pelajaran Sekolah Kelas/Semester Kompetensi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
: : PAI dan Budi Pekerti : SMA IZADA : X IPA/IPS : Aspek yang diamati
SB
Katagori B C
Komunikasi Sistematika penyampaian Bahasa yang mudah dipahami Wawasan Keberanian Antusias Gestur Tubuh Penampilan Penguasaan topik bahasan Tanggapan pertanyaan Total Nilai
Keterangan: SB (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang)
:4 :3 :2 :1
= 90 - 100 = 80 - 89 = 60 - 79 = Kurang dari 60
Skor Perolehan Nilai Akhir
=
x 100 Skor Maksimal (40) Ttd,
Abdul Hakim, S.Ag.
K
v I
/ i
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
No.Dokumen : Tgl.Terbit :
FITK-FR-aKD-082 1 Maret 2010
No. Revisi: Hal
01
:
1t1
SURATPERMOHONAN IZINPENELITIAN Nomon Un.Ofm.f /I(fuf.01.3/......../2014 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
20t4
Jakarta,
KepadaYth. Kepala Sekolah SMA IZADA Pondok Aren Tangerangselatan di Tempat Assalamu'alailrumwr.wb. Denganhormat kami sampaikanbahwa,
Nama
M. FajarMahbub
NIM
109011000184
Jurusan
PendidikanAgamaIslam
Semester
X (Sepuluh)
Judul Skripsi PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK I]NTUK MENINGKATKAIY IIASIL BELAJAR SISWA
adalahbenar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Jakartayang sedang men)rusunskripsi, dan akan mengadakanpenelitian (riset) di instansi/sekolalr/madrasah yang Saudarapimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswatersebutmelaksanakan penelitiandimaksud. Atas perhatiandan keda samaSaudara,kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'al aikum wnw b.
idikanAgamaIslam
M.Ag
7 1987031 00s Tembusan: 1. DekanFITK 2. Pembantu DekanBidangAkademik yangbersangkutan 3. Mahasiswa
/t
I
,
the oasis
Za
f or changes
d
a
SeniorHishSchool
SURATJ{ETERANGAN No.044/SKet/SMA-Iz/ VilI / 2014
Yangbertandatangandibawah ini KepalaSMAIZADAmenerangkanbahwa; Nama NIM Semester ]urusan Fakultas Program
M. FajarMahbub 109011000184 XI fSebelas) PendidikanAgamaIslam Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta StrataL (SU
Benar bahwa telah melaksanakanpenelitian di SMA IZADA dalam rangka penulisan skripsi dengan iudul " Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar .Sfswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama lilam dan Budi Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMAIZADA Pond.okAren Tangerang SelatanJ". DemikianSurat Keteranganini dibuat untuk dapatdigunakansebagaimanamestinya.
Tangerang Selatan, 25 Agustus2014 '.-.tt'V "--
SMAIZADA
. \l
<&"t
q" &
4
s'.
triani,S.Si
r L
q., frt
{$ ''' F.J:, fd:r:'j:
r.
v t
I
UJI REFERENSI
Nama
: M. Fajar Mahbub
NIM
: 10901 000184
Fak./Jur.
AgarnaIslam : FakultasIlmu Tarbiyah dan I(eguruari/Pendidikan
Judul Skripsi : PenerapanPenilaianAutentik untuk Hasil Belajar Sisrva dalam PembelajaranPendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti (Studi Kasus PenerapanPenilaianAutentik di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan) Pembimbing : Drs. H. MasanAF, M.Pd.
Arikunto, I
2
PARAF
JUDUL BUKU
NO
Suharsimi.
PEMBIMBING
Dasar-dasar
Evaluasi
Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara, 2009.h.3 Aunurrahman,Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010.h.41 Basuki, Ismet., & Hariyanto. Asesmen Penelitian.
J
Bandung:PT RemajaRosdakaryaOffset, 2012.h. 168 4
5
Bungin, H.M. Burhan. Penelitian Kualitatif, Iakarta: KencanaPrenadaMedia Grouo. 2010.h. 6 Dahar, Ratna Wilis. Teorileori Belajar. Jakarta: Erlangga,1989.h.I I Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontel<stual dalam Pembelajaran Abad
6 Implementasi Kurikulum
21,
2013.
Kunci
sukses
Bogor:
Ghalia
(Penilaian
Hasil
I n d o n e s i a2,0 1 4 . h . 1 9 Kunandar, Penilaian
7
Autentik
Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2014.h.I
,'{
t
-//'/X-
v t
I
Mulyasa, E. ImplementasiKtu'ikulum Tingkat Satuan 8
Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta:PT. Burni Aksara. 2009.1i.208 Munadi,
9
Yudhi.
Media
Pembelajaran Sebuah
PendekatanBaru, Jakarta:PT. Gaung PersadaPress, 2008.h.32 Nurcholis, Ahmad., dan Jusuf Bahtiar, Strategi
t 0 Pengembangan Kreativitas dan Motivasi Belajar Siswa.Ta'allurn,JurnalPendidikanIslam,2012.h.30 Rusman. 1l
Model-Model
Pembelajaran:
MengembangkanProfesionalismeGuru. Jakarta: PT RaiawaliPers. 2010.h. 3 Salinan Lampiran PeraturanMenteri Pendidikan dan
12
Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menensah Atas/MadrasahAliyah. h. 15
1a
Slameto.
Belajar
dan
Faktor-faktor
yang
IJ
mempengaruhi.I akarLa:PT Rineka Cipta, 2013.h.l Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar
t4
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012.h.3
15
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Jakarta: Alfabeta,2011.h. 188 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
I6
danR & D.Banduns:Alfabeta:2012.cet: 15.h.216. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian
I
t 7 Pendidikan Bandung:PT. RemajaRosdakarya:20I|. hal:64 Syah, Muhibbin. 18
.i
-l
Psikologi
Pendidikan
dengan
PendekatanBaru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
./v(
r I'
2 0 1 0h. . 8 7 Tim I9
Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK.
PedomanPenulisanSkripsi.Jakarta:FITK UIN Syarif HidayatullahJakarta,2013. h. 72-76
20
2l
ri
I
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran Yogyakarta: Media Abadi, 2005.h.59 Yin, Robert K. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,2004.h.12
Mengetahui, Pembimbing
Drs. H. Masan AF., M.Pd N I P 1 9 510 7 16 19 81 0 31 0 0 5
BIODATA PENULIS
M. Fajar Mahbub, asli putra kelahiran Lamongan, pada hari Jum’at Kliwon, tanggal 08 Maret 1991. Semenjak menjadi
mahasiswa,
penulis
berdomisili
di
Pondok
Albarkah 1, Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Ketika menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah, penulis aktif mengikuti beberapa organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Penulis banyak berkecimpung di dunia sosial maupun akademik yang ada di daerah jakarta dan sekitarnya. Karena itu merupakan hobby penulis. Penulis juga sering dipercaya pihak rektorat UIN untuk membuat konsep-konsep kegiatan yang hubungannya dengan kemahasiswaan. Bukan Cuma itu, penulis juga pernah menjadi TIM AMI/AME FITK UIN Jakarta. Sampai sekarang penulis masih aktif di beberapa organisasi sosial kemasyarakan. Karena penulis beranggapan bahwa, hidup cuma sekali, manfaatkan dengan baik. Tidak ada kehidupan kedua setelah kita meninggal. Penulis juga hoby olah raga, terutama tenis meja, yang sampai pernah mengantarkan penulis menjadi juara provinsi jawa timur. Terdidik di lingkungan pesantren, penulis juga sering megadakan pelatihan-pelatihan tahsin Alquran dan seniseni Islami, dengan di bantu teman-teman yang sama-sama mempunya jiwa kepedulian terhadap generasi penerus bangsa. Semoga kita menjadi pribadi yang baik, dan bisa bermanfaat untuk semua orang. Sesuai dengan motto hidup penulis “Hidup Berguna, Mati Berjasa”.