MODUL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
UNTUK SMA/SMK KELAS X SEMESTER GENAP
DISUSUN OLEH TEAM MGMP PAI SMA/SMK KOTA SUKABUMI EDITOR: PENGAWAS PAI KOTA SUKABUMI TAHUN 2015
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Kuasa, yang telah menentukan segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya. Solawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rosulullah SAW. Dengan ketentuan -Nya lah kami dapat menyelesaikan Modul mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang disusun berdasarkan Kurikum 2013. Team penyusun adalah MGMP PAI SMA/SMK yang difasilitasi oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, dengan harapan Modul ini dapat mempermudah bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Materi Modul yang disusun didesain sendiri mengacu kepada Silabus dan disesuaikan dengan kebutuhan
siswa kelas X, sehingga dapat
dipergunakanlebih efektif sebagai buku sumber dalam proses belajar mengajar. Dalam penyusunan Modul ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, meskipun sudah berupaya semaksimal mungkin, dan dikerjakan secara kolektif namun kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Semoga keberadaan modul ini dapat memberikan manfaat. Amin ya Robbal A’lamin. Sukabumi,
September 2015
Penyusun,
Team MGMP PAI SMA/SMK
TEAM MGMP PAI SMA/SMK 1. Ai Maryati, S.Ag, M.Pd.I 2. Dadan Abdullah, S.Ag 3. Hendar, S.Ag 4. Drs. Sholahuddin Fahmi, M.Ag 5. Drs. Darma Setiabudy 6. Dra. Hj. Nurwati, M.Ag 7. Drs. A. AhmAd Gozali 8. Nursayidah, S.Ag 9. Ujang Karnaen, S.Pd.I 10. Jamaludin, M.Ag 11. Khoerunisa Aswari, S.Pd.I 12. Hamdan, S.Pd.I 13. Drs. Ading 14. Drs. Usep Saepurrohman
DAFTAR ISI MODUL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA DAN SMK KELAS X Kata Pengantar Daftar isi Pendahuluan Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian 6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Indahnya Berdo’a dengan Nama Allah Swt. 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian 6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Kejujuran membawa Keberuntungan 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian 6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Sumber Hukum islam 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian
Panduan Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
1 1
6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Perkembangan Islam di Makkah 9. Kompetensi Inti 10. Kompetensi Dasar 11. Tujuan Pembelajaran 12. Proses Pembelajaran 13. Penilaian 14. Pengayaan 15. Remedial 16. Interaksi guru dan Orang Tua Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian 6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Malaikat-malaikat yang Selalu Taat 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian 6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Akhlak 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian 6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Wakaf 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar
Panduan Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tujuan Pembelajaran Proses Pembelajaran Penilaian Pengayaan Remedial Interaksi guru dan Orang Tua Bab 10 Perkembangan Islam di Madinah 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Tujuan Pembelajaran 4. Proses Pembelajaran 5. Penilaian 6. Pengayaan 7. Remedial 8. Interaksi guru dan Orang Tua Daftar Pustaka
Panduan Guru Agama Islam Dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
Modul.1 Menghindari Pergaulan Bebas dan Zina Kompetensi Dasar (KD) 1.4 Berpakaian sesuai dengan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari. 2.4 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Isro: 32 dan QS. An-Nur: 2 serta Hadits yang terkait 3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina 3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina 4.2 Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhraj ul huruf 4.3 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar.
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu: 1. Berpakaian sesuai dengan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari 2. Berperilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Isro: 32 dan QS. An-Nur: 2 serta Hadits yang terkait 3. Menterjemahkan perkata Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 4. Mendeskripsikan manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 5. Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf. 6. Mengidentifikasi tajwid Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf. 7. Menyimpulkan isi pokok Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf. 8. Memberikan contoh akibat pergaulan bebas dan perbuatan zina sesuai dengan kandungan surah al Isro 32 dan An nuur 2 dan hadis terkit. 9. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar
1
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
1.
Peta Konsep
Membaca Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 Mengidentifikas hukum bacaan tajwid Ayat tentang perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
Mengartikan Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 Menjelaskan isi kandungan Q Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. anNur/24: 2 serta hadits terkait
Menghafal Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits terkait
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari materi ini adalah: 1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) ayat-ayat al-Qur’an pada Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits terkait, 2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan), 3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime mengumpulkan data, 4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure) 5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya)
2
A. Muhasabah Wahai pemuda yang mulia hatinya, ketahuilah bahwa pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan disertai akal, hati nurani, dan nafsu. Dalam dimensi nafsu, keadaan manusia tidak jauh berbeda dengan hewan atau binatang, sama halnya dengan hewan, manusia membutuhkan makan. Yang membedakan adalah cara makan manusia bisa lebih mulia dari cara makan binatang. Kesamaan yang lain adalah manusia dan hewan sama-sama memiliki dorongan seksual dan kebutuhan biologis. Adapun yang membedakan adalah manusia diajarkan cara menyalurkan kebutuhan biologis yang lebih baik, lebih mulia, dan bermartabat. Maha Suci dan Maha Mulia Allah yang menghendaki manusia untuk menjadi makhluknya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan biologis. Allah memberikan karunia nafsu biologis agar manusia dapat memiliki generasi atau keturunan. Disamping itu Allah mengajarkan agar hubungan seksual itu dilakukan dengan cara yang sehat dan bermartabat. Hubungan itu dimulai dengan proses perkenalan (ta’aruf) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian berlanjut dengan lamaran (khitbah) lalu diteruskan dengan prosesi akad nikah. Setelah itu mereka berdua menjalani hubungan suami istri dalam bingkai rumah tangga yang bahagia. Subhanallah, demikian indah ajaran-Nya. Meskipun demikian banyak muda-mudi yang tidak memahami keluhuran ajaran Allah ini. Saat ini tidak sedikit manusia terjerumus kepada budaya pergaulan bebas. Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan tanpa dilandasi tali pernikahan, bahkan pergaulan bebas saat ini juga mengarah pada hubungan seksual antara sesama laki-laki dan sesama perempuan. Mereka tidak menyadari bahwa hal itu merupakan larangan keras dari Allah SWT dan menjadikan harkat dan martabat manusia menjadi lebih rendah dari binatang. Mereka hanya mengedepankan nafsu dan mengesampingkan hati nurani serta akal yang sehat. Wahai pemuda muslim yang cerdas, masa muda adalah masa yang sangat penting dan menentukan. Namun di sisi lain usia muda diwarnai dengan keinginan, cita-cita, dan rasa cinta yang meledak-ledak luar biasa. Sehingga saat inilah waktunya yang paling tepat bagi kalian memahami mengenai pentingnya menjaga diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina. Marilah kita jadikan potensi biologis yang dikaruniakan oleh Allah SWT menjadi
3
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
kekuatan untuk melestarikan kehidupan manusia yang bermartabat, berkualitas, bernilai, dan penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang. Untuk itu marilah kita kaji firman-firman Allah SWT dan Hadis Rasulullah yang terkait dengan masalah ini.
Aktivitas Siswa Mencermati dan merenungkan pemaparan “Muhasabah” tentang pentingnya menjaga diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina Memberikan komentar/pendapat tentang pemaparan tersebut. Siswa lain mencermati dan memberikan tanggapan kepada rekannya
B.Mari Membaca
Membaca Ayat Al-Qur’an tentang Perilaku Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina 1. Q.S. Al-Isra’/17: 32
2. Q.S. An-Nur/24: 2
4
C.Mengidentifikasi Tajwid Ekplorasi
Setelah membaca dengan benar, carilah dengan teliti bacaan tajwid dalam Q.S. An Nur: 2 Tuangkan hasil pencarianmu ke dalam kolom di atas
Ulasan Tajwid QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 No
Lafadz
Hukum Bacaan
Huruf lam berharakat fathah
1.
diikuti alif
2.
Huruf qaf berharakat sukun Mad thabi’i bertemu hamzah
3.
pada lafal berbeda
4.
Fathah diikuti ha dhamir Fathah diikuti alif
5.
Mad thabi’i diikuti hamzah
6.
dalam satu lafaz
7.
5
Alasan
Fathah tanwin diwaqafkan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Lengkapilah Ulasan Tajwid QS.An-Nur (24) ayat 2 No
Lafadz
Hukum Bacaan
1.
Al syamsiyah
2.
Mad Thabi’i
3.
Qalqalah sughra Idgham
4. bighunnah
Alasan alif lam bertemu huruf syamsiyah, yaitu nun Fathah diikuti alif Huruf jim berharakat sukun
Kasrah tanwin bertemu huruf mim
5.
Ikhfa syafawi
Mim sukun bertemu huruf ba
6.
Ikhfa
Domah tanwin bertemu huruf fa
7.
Ikhfa
8.
Qalqalah
Huruf dal berharakat sukun
Mad wajib
Mad thabi’i diikuti hamzah
muttasil
dalam satu lafaz
Mad aridl
Mad thabi’i berada di akhir
lissukun
kalimat
9.
10.
Nun sukun bertemu huruf kaf dan ta
D.Mengartikan Mengartikan Q.S. Al-Isra’/17: 31-33 1. Arti Perkata dan Terjemah Al-Isra’ (17) ayat 32 Terjemah :“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ ayat 32)
6
Lafal
Arti
Lafal
Dan janganlah
Arti Perbuatan keji Dan
Kamu mendekati
seburuk-
buruk
Zina
jalan
Sesungguhnya
zina
itu
2. Arti Perkata dan Terjemah QS.An-Nur (24) ayat 2
Lafal
Arti
Lafal
Pezina perempuan
Pezina laki-laki
Arti Dalam Allah Jika
kalian
adalah
Maka derlah
Berimaan
Tiap-tiap satu
Kepada Allah
Dari keduanya
Dan hari akhir
Seratus deraan
Dan
jaganlah
Maka hendaklah menyaksikan Hukuman
mengambil kalian
keduanya
Dengan keduanya
segolongan Dari
Rasa iba
orang beriman
7
hukum
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
orangyag
Terjemah : “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nur ayat 2)
Kegiatan Siswa
Bacalah kembali Q.S. Al Isro (17): 32 dan Q.S. An-Nur (24): 2 dengan lancer Pahami kedua surah yang telah kamu baca!
E.Kandungan Ayat 1. QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 Secara umum QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan sebagai berikut: a. Larangan mendekati zina b. Zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk
Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang sah. Rasululah saw telah memberikan peringatan bahwa merebaknya perzinahan merupakan salah satu tanda kehancuran peradaban manusia dan merupakan tanda-tanda datangnya kiamat :
ََرط َالسَاعَةَ َاَن َ َََعَنَ َقَتَادَةَ َاَخَبَرَناَ َاَنَسَ َقَالَ َسَمَعَتَ َالنَبَيَ َصَلَىَللاَ َعَلَيَهَ َوَسَلَمَ َقَالَ َمَنَ َاَش َيَرَفَعَ َ َََالَعَلَمَ َوَيَظَهَرَ َالَجَهَلَ َوَيَشَرَبَ َالَخَمَرَ َوَيَظَهَرَ َالزَنا َوَيَقَلَ َالرَجَالَ ََوَيَكَثَرَ َالنَسَاءَ َحَتَى )يَكَوَنََلَلَخَمَسَيَنََامَرَأَةَََالَقَيَمََالَوَاحَدََ(رواهَالبخار Artinya : “Dari Qatadah telah mengabarkan kepada kami Anas mengatakan; aku mendengar Nabi SAW bersabda: "diantara tanda kiamat adalah ilmu diangkat, kebodohan merajalela, khamer ditenggak, zina mewabah, (jumlah) laki-laki menyusut dan (jumlah) wanita melimpah ruah, hingga jika ada lima puluh wanita itu berbanding dengan seorang laki-laki." (HR Bukhari) Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang keras oleh Allah SWT. Ditegaskan oleh Allah bahwa dalam QS Al-Isra’ ayat 32 bahwa zina dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk. Tegas sekali Allah telah memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena demikian bahayanya perbuatan zina, maka
8
sebagai langkah pencegahan maka Allah juga melarang perbuatan yang mendekati atau mengarah kepada zina. Rasulullah menjelaskan mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang mendekati zina, sebagaimana diuraikan dalam hadis berikut ini :
Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR. Muslim). Imam Sayuthi dalam kitabnya Al-Jami’ Al-Kabir menulislan bahwa perbuatan zina dapat megakibatkan 6 dampak negatif bagi pelakunya. 3 dampak negatif menimpa pada saat di dunia dan 3 dampak lagi akan ditimpakan kelak di akhirat. Adapun 3 hal yang akan menimpa di dunia ialah : (1) Menghilangkan wibawa. Pelaku zina akan kehilangan kebersihan jiwanya dan kesucian dirinya, yang keduanya merupakan sumber kebahagiaan dan ketenangan hidupnya (2) Mengakibatkan kefakiran, Perbuatan zina juga akan mengakibatkan pelakunya menjadi miskin. Sebab, pelakunya akan selalu mengejar kepuasan birahinya, yang sudah barang tentu akan memakan energi dan waktu bagi dirinya. Di samping itu, ia pun harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi nafsu birahinya, yang pada dasarnya tidaklah sedikit. Kedua faktor inilah yang akan mengakibatkan para pelaku zina jatuh miskin. (3) Mengurangi umur. Perbuatan tersebut juga akan mengakibatkan umur pelaku zina berkurang lantaran akan terserang penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Saat ini banyak sekali penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas, seperti HIV/AIDS, infeksi saluran kelamin, dan sebagainya.
Dan tiga lagi yang akan dijatuhkan di akherat : (1) Mendapat murka dari Allah
9
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Perbuatan zina merupakan salah satu dosa besar sehingga para pelakunya akan mendapat murka dari Allah SWT kelak di akhirat. (2) Hisab yang jelek (banyak dosa) Pada saat hari perhitungan amal (yaumul hisab) maka para pelaku zina akan menyesal karena mereka akan diperlihatkan betapa besarnya dosa akibat perbuatan zina yang dia lakukan semasa hidup di dunia. Penyesalan hanya tinggal penyesalan, semuanya sudah terlanjur dilakukan. (3) Siksaan di neraka Para pelaku perbuatan zina akan mendapatkan siksa yang berat dan hina kelak di neraka. Dikisahkan pada saat Rasulullah melakukan Isra’ dan Mi’raj beliau diperlihatkan ada sekelompok orang yang menghadapi daging segar tapi mereka lebih suka memakan daging yang amat busuk dari pada daging segar. Itulah siksaan dan kehinaan bagi pelaku zina. Mereka selingkuh padahal mereka mempunyai istri atau suami yang sah. Kemudian Rasulullah juga diperlihatkan ada satu kaum yang tubuh mereka sangat besar, namun bau tubuhnya sangat busuk, menjijikkan saat dipandang, dan bau mereka seperti bau tempat pembuangan kotoran (comberan). Rasul kemudian bertanya, ‘Siapakah mereka?’ Dua Malaikat yang mendampingi beliau menjawab, “Mereka adalah pezina laki-laki dan perempuan’.”
Kegiatan Siswa
Renungkan kandungan Q.S. Al Isro (17): 32 dan Q.S. An Nur(24):2 Perhatikan larangan pergaulan bebas dan larangan mendekati zina
2. QS.An-Nur (24) ayat 2 Isi kandungan QS An-Nur (24) ayat 2 adalah : a. Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-masing seratus kali. b. Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan hukum Allah SWT. c. Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.
Perbuatan zina dikategorikan menjadi 2 macam : 1) Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap zina muhsan adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana sampai meninggal). 2) Ghairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
10
Perhatikan hadits berikut ini :
Artinya : “Dari Ubadah bin Ash Shamit ia berkata, "Rasulullah SAWbersabda: "Ambillah dariku, ambillah dariku. Allah telah menjadikan bagi wanita-wanita itu hukuman had. Janda dan duda yang berzina, hukumannya adalah dera seratus kali dan dirajam. Perawan dan perjaka yang berzina, maka hukumannya adalah dera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun." (HR Abu Daud) Dalam pandangan Islam, zina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) yang dikatagorikan hukuman hudud, yakni sebuah jenis hukuman atas perbuatan maksiat yang menjadi hak Allah SWT. Tidak ada seorang pun yang berhak memaafkan kemaksiatan zina tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan dengannya. Berdasarkan QS. an-Nur (24): 2, pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum dera (dicambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu sudah muhsan (pernah menikah), sebagaimana ketentuan hadits Nabi saw maka diterapkan hukuman rajam. Dalam konteks ini yang memiliki hak untuk menerapkan hukuman tersebut hanya khalifah (kepala negara) atau orang-orang yang ditugasi olehnya. Ketentuan ini berlaku bagi negeri yang menerapkan syariat Islam sebagai hukum positif dalam suatu negara. Sebelum memutuskan hukuman bagi pelaku zina maka ada empat hal yang dapat dijadikan sebagai bukti, yakni: (1) saksi, (2) sumpah, (3) pengakuan, dan (4) dokumen atau bukti tulisan. Dalam kasus perzinaan, pembuktian perzinaan ada dua, yakni saksi yang berjumlah empat orang dan pengakuan pelaku. Sedangkan pengakuan pelaku, didasarkan beberapa hadits Nabi saw. Ma’iz bin alAslami, sahabat Rasulullah Saw dan seorang wanita dari al-Ghamidiyyah dijatuhi hukuman rajam ketika keduanya mengaku telah berzina. Di samping kedua bukti tersebut, berdasarkan Qs. An-Nuur: 6-10, ada hukum khusus bagi suami yang menuduh isterinya berzina. Menurut ketetapan ayat tersebut seorang suami yang menuduh isterinya berzina sementara ia tidak dapat mendatangkan empat orang saksi, ia dapat menggunakan sumpah sebagai buktinya. Jika ia berani bersumpah sebanyak empat kali yang menyatakan bahwa dia termasuk orang-orang yang benar, dan pada sumpah kelima ia menyatakan bahwa laknat Allah SWT atas dirinya jika ia termasuk yang berdusta, maka ucapan sumpah itu dapat mengharuskan isterinya
11
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
dijatuhi hukuman rajam. Namun demikian, jika isterinya juga berani bersumpah sebanyak empat kali yang isinya bahwa suaminya termasuk orang-orang yang berdusta, dan pada sumpah kelima ia menyatakan bahwa bahwa lanat Allah SWT atas dirinya jika suaminya termasuk orang-orang yang benar, dapat menghindarkan dirinya dari hukuman rajam. Jika ini terjadi, keduanya dipisahkan dari status suami isteri, dan tidak boleh menikah selamanya. Inilah yang dikenal dengan li’an. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi. Adapun dosa perbuatan zina itu mempunyai tingkatan tersendiri. Apabila dilakukan dengan perempuan lain (Bukan muhrim artinya wanita yang boleh dikawin) yang tidak bersuami maka dosanya besar. Apabila dilakukan dengan perempuan yang sudah bersuami, dosanya lebih besar. Lebih besar lagi apabila zina dilakukan dengan tetangga. Dan lebih besar dari semuanya itu zina yang dilakukan dengan yang masih muhrim (Wanita muhrim artinya wanita yang tidak boleh dikawini.). Apabila perbuatan zina dilakukan oleh seorang yang sudah melangsungkan pernikahan, maka dosanya lebih besar dibanding dengan orang yang belum melangsungkan pernikahan. Dosa itu lebih besar lagi jika zina dilakukan oleh seorang yang telah lanjut usia, dibanding dengan yang dilakukan oleh kaum muda. Hal ini dipertimbangkan lantaran orang lanjut usia dianggap berpikir lebih masak. Dan zina yang dilakukan oleh orang yang mengerti hukum-hukum agama lebih berat ketimbang orang yang tidak mengerti pengetahuan agama. Sekarang menjadi sangat jelas bahwa Islam melarang keras hubungan seksual atau hubungan biologis di luar perkawinan, apapun alasannya. Karena perbuatan ini sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan mengingkari tujuan pembentukan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Islam menghendaki agar hubungan seksual tidak saja sekedar memenuhi kebutuhan biologis, tetapi islam menghendaki adanya pertemuan dua jiwa dan dua hati di dalam naungan rumah tangga tenang, bahagia, saling setia, dan penuh kasih sayang. Dua insan yang menikah itu akan melangkah menuju masa depan yang cerah dan memiliki keturunan yang jelas asal usulnya. Sungguh idah, bukan? Tujuan pernikahan itu akan menjadi rusak porak-poranda jika dikotori dengan zina. Sehingga tidak mengherankan jika perzinaan akan banyak menimbulkan problema sosial yang sangat membahayakan masyarakat, seperti bercampuraduknya keturunan, menimbulkan rasa dendam, dengki, benci, sakit hati, dan menghancurkan kehidupan rumah tangga. Sungguh Allah SWT dan Rasulullah melindungi kita semua dengan ajaran yang sangat mulia.
12
Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pergaulan bebas, patut menjadi perhatian bagi generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa depannya dengan terlibat dalam pergaulan bebas yang melampaui batas. Bergaul memang perlu tapi seyogyanya dilakukan dalam batas wajar, tidak berlebihan. Remaja adalah tumpuan masa depan bangsa, jika moral dan jasmaniah para remaja mengalami kerusakan maka begitu pula masa depan bangsa dan negara akan mengalami kehancuran. Jadi, jika kalian masih memikirkan masa depan diri dan juga keturunan sebaiknya selalu konsisten untuk mengatakan tidak pada pergaulan bebas karena dampak pergaulan bebas bersifat sangat merusak bagi dari segi moral maupun jasmaniah. Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut : 1) Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya 2) Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat 3) Nasab menjadi tidak jelas 4) Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya 5) Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan Aktivitas Siswa ! Carilah ayat al Qur’an/Hadits tentang zina lalu bacakan dengan dipuisikan atau lagu: Zina mata terjadi dengan melihat Zina telinga terjadi dengan mendengar Zina lidah terjadi dengan bicara Zina kaki terjadi dengan berjalan Zina hati terjadi dengan berhasrat
F. Adab Berpakaian Sesuai Syariat Islam Manusia adalah makhluk Allah swt yang terbaik disbanding ciptaan Allah lainnya. Manusia akan lebih bermartabat apabila mampu melindungi dirinya dengan iman dan amal soleh sehingga akan lebih mulia di mata Allah swt maupun sesamanya begitu pulasebaliknya. Firman Allah swt dalam Q.S.At Tin. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan harkat dan martabat manusia . perhatian tersebut dimaksudkan agar setiap orang menjalani kehidupannya dengan baik dan benar termasuk dalam hal berpakaian.
13
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Ada ungkapan “ menjadi orang terhormat itu baik, tapi jauh lebih baik menjadi orang yang bisa menjaga kehormatannya”. Artinya dalam kehidupan sehari-hari banyak orang merasa bangga dan terhormat karena kekayaan, jabatan, dan penampilan fisiknya. Namun tidak sedikit dari mereka lupa menjaga kehormatannya, sehingga berujung pada kerendahan akhlak dan perilaku yang jauh dari nilai-nilai Islam. Salah satunya adalah dalam hal mengenakan pakaian. Sering kita lihat banyak orang memakai pakaian salah ukur, dan salah tempat, terutama dikalangan remaja bahkan mungkin salah niat dan fungsi dalam mengenakan pakaian tersebut. Bagaimana Islam mengatur dan member bimbingan dalam berpakaian? Untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ! 1. Memahami Adab berpakaian Menurut Ketentuan Islam Islam mengatur ketentuan berpakaian bagi laki-laki dan perempuan ketentuan tersebut dimaksudkan untuk dijadikan pedoman agar dalam pelaksanaannya memberikan kebaikan bagi pemakainya, tidak sekedar untuk melindungi badan dari udara dan panas matahari, tetapi lebih memiliki makna ibadah dan meningkatkan keimananan dan ketakwaan kepada Allah swt artinya berbusana sesuai dengan ketentuan Islam dapat dijadikan sarana meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan adab berpakaian sesuai dengan ketentuan Al Qur’an dan Hadits sebagai berikut: Adapun ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam setidaknya memenuhi tiga ketentuan sebagai berikut: a. Nilai religious; pakaian hendaknya berfungsi untuk menutup aurat dengan tujuan untuk menjaga kehormatan dan harga diri manusia, serta bernilai ibadah. Bagi perempuan seluruh bagian tubuhnya merupakan aurat, kecuali wajah dan telapak tangan sedangkan bagi laki-laki aurat yanh harus ditutupi mulai dari bagian pusar sampai lutut. Jika mengenakan pakaian tidak sesuai dengan ketentuan diatas , maka tindakan tersebut termasuk melanggar apa yang ditentukan Allah swt. b. Nilai estetika; yakni nilai seni yang akan memeberikan kepatutan, keindahan dan kebaikan bagi pemakainya. c. Nilai Medis; yakni untuk melindungi kesehatan manusia dari berbagai penyakit atau gangguan alam. Dengan memakai pakaian tubuh manusia akan lebih terlindungi dan terjaga dari teriknya matahari dan dinginnya suhu udara. 2. Menghayati Adab Berpakaian Menurut Islam Mengenakan pakaian dengan didasari atas pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilaiIslam akan lebih memberi makna dan manfaat bagi pemakainya. 3. Menerapkan Adab berpakaian menurut Islam
14
Betapa perhatiannyanya Allah swt kepada umat manusia, perhatian itu ditunjunjukkan melalui Al Qur’an dan Hadits termasuk dalam hal berpakaian. Tujuannya adalah untuk menjaga harkat dan martabat manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi seorang laki-laki dan perempuan 1) Berpakaian dengan niat beribadah kepada Allah swt 2) Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak berpakaian 3) Mendahulukan anggota badan yang kiri ketika hendak melepas pakaian 4) Bahan tidak boleh sutra dan emas 5) Menutup aurat dengan memenuhi kriteria etika dan estetika 6) Pakaian yang dipakai dalam kondisi bersih, tidak najis karena sewaktu-waktu bisa untuk solat 7) Disunahkan memilih warna putih dimaksudkan agar senantiasa terjaga dan ingat akan kematian, karena pada saat meninggal akan mengenakan kain kafan berwarna putih Bagi Perempuan : 8) Memanjangkan kerudungnya sampai menutup dada 9) Tidak ketat sehingga Nampak lekuk tubuh, karena hal demikian akan mengundang keburukan 4. Membiasakan Adab Berpakaian Menurut Islam a. Yakinkan dalam hati bahwa mengenakan pakaian sesuai ketentuan Islamakan mendatangkan kebaikan b. Lakukan secara terus menerus dalam setiap kepentingan semata-mata diridhai Allah swt c. Hindari rasa terpaksa, tumbuhkan rasa sebang dan percaya diri dalam mengenakan pakaian sesuai ketentuan Islam
Renungan Pakaian seorang muslim dan muslimat yang sesuai dengan ajaran Islam akan bernilai ibadah sehingga berpahala di dunia dan akherat
G. Uswah Hasanah Maksiat…?! Boleh-boleh aja..Asalll….!!!Penuhi dulu syaratnya…! Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibrahim bin Ad-ham, ia mengatakan: “Wahai Abu Ishaq (panggilan kesayangan Ibrahim)! Sungguh, aku ini orang yang terlalu menuruti hawa nafsuku, maka ku mohon berikan aku nasihat yang dapat mencegah dan menyelamatkan hatiku!
15
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Maka Ibrahim mengatakan: “Jika kamu setuju dan mampu menerapkan lima perkara ini, maka
kemaksiatan
tidak
lagi
membahayakanmu,
dan
kenikmatan
tidak
lagi
perkara
itu!”
menjerumuskanmu”. Lelaki
itu
mengatakan:
“Wahai
Abu
Ishaq,
Sebutkanlah
lima
Ibrahim mengatakan: “Yang pertama: Jika kamu ingin melakukan maksiat kepada Allah SWT, maka janganlah makan dari rizki-Nya!” Maka lelaki itu mengatakan: “Lantas dari mana aku akan makan, sedang semua yang ada di bumi ini termasuk rizki-Nya?!” Ibrahim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!” Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang kedua!” Ibrahim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, maka jangan menempati negeri milik-Nya!” Maka lelaki itu mengatakan: “Ini malah lebih berat dari yang pertama… Jika semua negeri dari timur sampai barat itu milik-Nya, lantas dimana aku akan bertempat?!” Ibrahim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya dan menempati negeri milik-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!” Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang ketiga!” Ibrahim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, sedang kamu mendapat rizki dari-Nya dan menempati negeri milik-Nya, maka carilah tempat yang tidak bisa terlihat olehNya, lalu lakukanlah maksiat di tempat itu!” Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrohim, bagaimana ini mungkin, sedang Dia bisa melihat apapun yang tersembunyi?!” Ibrohim menimpali: “Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, dan menempati negeri milik-Nya, kemudian kamu melakukan maksiat kepada-Nya padahal Dia melihatmu dan semua gerak-gerikmu?!”. Lelaki itu menjawab: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang keempat!” Ibrohim mengatakan: “Jika nanti datang Malaikat Kematian untuk mencabut nyawamu, maka katakan padanya: ‘Tanggguhkanlah kematianku, sehingga aku bisa menjalani taubat nasuha dan melakukan amalan-amalan yang baik’!” Maka lelaki itu mengatakan: “Ia takkan menuruti permintaanku” Ibrahim menimpali: “Jika kamu tidak mampu menolak kematian untuk bertaubat, dan kamu tahu bahwa jika datang kematian maka tidak mungkin lagi ditangguhkan, lantas bagaimana kamu akan menyelamatkan diri?!”
16
Lelaki itu mengatakan: “Sebutkanlah yang kelima!” Ibrahim mengatakan: “Jika Malaikat Zabaniyah nanti datang untuk menggiringmu ke Neraka, maka jangan mau pergi bersamanya!” Lelaki itu mengatakan: “Mereka tidak akan membiarkan dan mendengarkan ucapanku” Ibrahim menimpali: “Lantas bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?!” Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrahim, cukup… cukup… Aku sekarang mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya” Akhirnya lelaki itu selalu menemani Ibrahim dalam ibadah, hingga kematian memisahkan keduanya… (Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Addariny, dari Kitab at-Tawwaabiin, karya al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-Maqdisi, hal: 285-286).
H. Rangkuman
1. QS Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati zina karena zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. 2. Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang sah. 3. QS An-Nur (24) ayat 2 berisi perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-masing seratus kali. 4. Zina dikategorikan menjadi 2 macam : a. Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap muhsan adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana sampai mati) b. Ghairu Muhsan,yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. 5. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi. 6. Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut : a. Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya b. Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat c. Nasab menjadi tidak jelas d. Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya e. Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan (husnuzan)
17
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
I.EVALUASI I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat 1. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah .... A. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad iwadl B. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad aridl C. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad aridl D. mad wajib muttasil, mad badal, dan mad iwadl E. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad iwadl 2. Perhatikan ayat berikut ini :
Ayat ayat tersebut berisi tentang.... A. hukuman bagi para pelaku perbuatan zina B. sangsi bagi para pelaku perbuatan kriminal C. zina merupakan salah satu perbuatan asusila D. zina merupakan salah satu perbuatan kriminal E. hukuman bagi para pelaku perbuatan asusila 3. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah .... A. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i B. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal C. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar halqi, dan 1 mad thabi’i D. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i E. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal 4. Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Qatadah adalah.... A. populasi perempuan meledak, lelaki semakin banyak, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya perbuatan kriminal B. ilmu menjadi langka, kriminalitas merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya narkoba C. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, merokok menjadi hal biasa, dan merebaknya zina D. ilmu menjadi langka, genk motor merajalela, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya zina E. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya zina
18
5. Salah satu dampak negatif dari perbuatan zina yang akan ditimpakan bagi pelakunya pada saat masih di dunia adalah .... A. menghilangkan wibawa B. akalnya menjadi tumpul C. jabatannya menjadi terancam D. tidak memiliki teman E. susah melakukan komunikasi 6. HIV/AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit disembuhkan. Cara untuk menanggulangi penularan penyakit ini secara massif adalah .... A. menerapkan pola hubungan seks yang sehat dengan setia kepada pasangan masing-masing B. jika sudah terlanjur memeiliki gaya hidup dan pergaulan bebas, maka cukup menghindari narkoba C. memakan makanan yang berkualitas tinggi, mengkonsumsi obat penangkal, dan berhati-hati memilih pasangan D. menghindari rokok, minuman keras, dan narkoba, meskipun sulit menghindari pergaulan bebas E. tidak melakukan perbuatan kriminal, rajin berolah raga, dan pilih-pilih dalam pergaulan bebas 7. Hukuman bagi pelaku zina menurut QS An Nur (24) ayat 2 adalah didera sebanyak.... A. 3 kali B. 7 kali C. 10 kali D. 99 kali E. 100 kali 8. Meskipun bekerja sebagai resepsionis di hotel berbintang, Ira tetap mengenakan jilbab. Dia menyadari bahwa memakai jilbab merupakan .... A. hak sebagai perempuan B. kewajiban menutup aurat C. kebebasan memilih mode D. pakaian yang paling cocok E. model pakaian yang disukai atasan 9. Batasan aurat seorang laki-laki adalah .... A. bagian tubuh antara pusar dan lutut B. seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan C. seluruh bagian tubuh yang tidak etis dilihat D. bagian tubuh tertentu di sekitar kemaluan E. bagian tubuh yang tertutup baju dan celana 10. Batasan aurat seorang perempuan adalah .... A. bagian tubuh tertentu di sekitar dada dan kemaluan B. bagian tubuh yang tertutup baju dan bawahan C. bagian tubuh antara pusar dan lutut D. seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan
19
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
E. seluruh bagian tubuh yang tidak etis dilihat oleh pria
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini ! 1. Jelaskan pengertian zina! 2. Apakah hukuman bagi orang yang berzina ? 3. Apakah dampak negatif dari pergaulan bebas ? 4. Sebutkan contoh-contoh nyata dari bentuk pergaulan bebas saat ini ! 5. Bagaimana cara menghindari zina bagi remaja dan kawula muda ? B. Refleksi Berilah tanda “centang” ( ) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-pernyataan yang tersedia !
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kegiatan
selalu skor 0
Kebiasaan sering jarang skor 1 2
skor 3
skor 1
Merokok Mengujungi klub malam Mengikuti geng motor Begadang Melihat pornografi skor 2
Salat lima waktu Puasa sunah Olah raga Membaca Al Quran Ekstrakurikuler
ًال َ إنَصبرتمَعلىَاألشقَقليالًَإستمتعكمَعلىَالأللذَطوي jika kita bersabar dalam kesusahan yang sebentar niscaya kita menemukan kebahagiaan yang lama
20
Tdk pernah skor 3
skor 3
21
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Modul.2 Memelihara Ketaatan Dengan Beriman Kepada Malaikat Allah SWT Kompetensi Dasar (KD) 1.1 3.6 4.4
Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Malaikat-malaikat Allah SWT. Memahami makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu: 1) Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Mal;aikat Allah. 2) Menyebutkan pengertian sifat-sifat Malaikat Allah.. 3) Menjelaskan makna sifat-sifat Malaikat Allah. 4) Mengidentifikasi perilaku beriman kepada Malaikat Allah. 5) Melaksanakan perintah Allah atas dasar iman kepada Malaikat Allah. 6) Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Malaikat Allah
Peta Konsep Siapa Malaikat Itu ?
Nama dan Tugas Malaikat IMAN KEPADA MALAIKAT
Perbedaan Malaikat dan Manusia Perilaku Beriman Kepada Malaikat
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari materi ini adalah: 1. 2.
3.
4.
5.
Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) nama-nama malikat beserta tugasnya, ayat-ayat al-Qur’an serta hadits terkait, Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat hipotesis - diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan), Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime mengumpulkan data, Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori - menyimpulkan dari hasil analisis data - dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya).
A. Muhasabah Apa kalian meyakini adanya malkaikat ? Apa pula yang mendorong kalian untuk beramal saleh dan menghindari perbuatan buruk ? Bukankah karena adanya iman yang menghujam dalam hati akan adanya malaikat sehingga kita terdorong beramal baik dan berusaha menjauhi keburukan ? Karena Allah akan membalas apa yang kita lalukan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya Allah yang Maha Suci dan Maha Luhur mempunyai malaikat yang berkeliling dan utama sifatnya. Mereka itu mencari majelis – majelis dzikir. Apabila mereka menemukan suatu majelis yang di dalamnya berisi dzikir lalu merekapun duduklah beserta hadirin yang ada disitu. Mereka berbaris antara yang sebagian dengan yang lainnya dengan merapikan letak sayapnya hingga memenuhi tempat-tempat yang ada di antara mereka dengan langit”. Rasulullah s.a.w melanjutkan sabdanya:” Allah ‘azza wa jalla lalu bertanya dan Dia adalah lebih mengetahui tentang keadaan hamba-hamba-Nya: Dari mana kamu semua datang?
Para malaikat menjawab: kami semua datang dari tempat hamba-hamba-Mu di bumi. Mereka itu sama memahasucikan, memahabesarkan, mengesakan, memuji serta memohon kepadaMu”. Allah : Apakah yang mereka minta kepadaKu? Malaikat : mereka memohonkan surgaMu” Allah : apakah mereka sudah pernah melihat surgaKu? Malaikat : belum ya Tuhan”
Aktivitas Siswa Coba amati gambar di atas. Tatap pelan-pelan. Hadirkan hati dan perasaan anda, kuatkan pandangan dengan iman. Subhanallah; Maha Suci Allah yang telah menghamparkan bumi ini dan melengkapi dengan segala fasilitasnya. Malaikat yang ditugasi Allah sebagai tentara-Nya. Malaikat pula yang setiap saat turun ke bumi menyambangi manusia dan mencacat amal perbuatan manusia.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah telah bersabda: "Para malaikat malam bergantian dengan malaikat siang dalam mengawasi kalian. Mereka bertemu saat shalat ashar dan shubuh." Kemudian Rasulullah menjelaskan, malaikat yang semalaman mengawasi manusia, naik ke langit dan melaporkan hasilnya tugasnya. "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?" Allah bertanya pada mahluk cahaya itu. "Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sedang shalat, kami pun datang pada mereka juga dalam keadaam shalat. Maka ampunilah mereka pada hari kiamat." kata malaikat.
Bayangkan ketika malaikat datang, kita sedang melakukan shalat shubuh. Ketika mereka pergi kitapun sedang melakukan shalat Ashar. Laporan yang akan diberikan pada Allah tentu akan baik dan mulus. Tak hanya itu, para malaikat memberikan "rekomendasi" ampunan pada Allah untuk kita yang sedang shalat saat mereka tinggalkan. Mari kita renungkan juga kondisi sebaliknya. Pada saat mereka datang di waktu Shubuh hari, kita masih terlelap tidur, meringkuk di dalam hangat selimut. Atau saat mereka pergi di waktu Ashar, kita sedang sibuk dengan segala pekerjaan. Tentu laporan pun akan berwarna merah. Jika kita terlambat, angka yag tercatat akan berwarna merah. Meski kita masuk kerja, tetap saja nilai kita berkurang di depan atasan tempat kita bekerja. Begitu juga yang terjadi pada Allah, sebagai "atasan" dalam hidup kita. Jika kita ingin memperbaiki catatan dan prestasi di depan Allah sebetulnya mudah saja. Kenapa kita tidak melakukan shalat tepat waktu ketika malaikat-malaikat melaporkan hasil tugasnya. Oleh karena itu mari kita shalat tepat waktu.
B.Siapakah Malaikat Itu Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 49-50 Allah berfirman :
Artinya : Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).(QS. An-Nahl/16 : 49-50).
Kata malaikat menurut bahasa adalah malakun; berarti utusan, risalah atau misi. Menurut istilah malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SW) yang terbuat dari cahaya, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak berjenis kelamin. Malaikat tidak membutuhkan makan, minum, tidur, dan keinginan fisik apa pun. Mereka menghabiskan waktunya untuk mengabdi kepada Allah; senantiasa taat kepada perintah-perintah-Nya dan tidak pernah mendurhakai-
Nya. Hadits Rasulullah Muhammad SAW yang menyatakan tentang penciptaan malaikat di antaranya adalah sebagai berikut:
خلقت الملئكة من نور وخلقت الجن من مارج من نار وخلقت أدم مما وصف لكم )(رواه مسلم Artinya: " Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari gugusan api, dan Adam dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua."
(HR
Muslim).
Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang karakternya memantulkan cahaya pada hati manusia dan kedamaian di bumi. Manusia diciptakan dari tanah yang karakternya tenang, diam, stabil, sedangkan jin diciptakan dari api yang sifatnya selalu bergerak, bergejolak, dan tidak pernah tenang. Para malaikat mempunyai karakter patuh hanya pada Allah. Mereka melaksanakan tugas mengatur dan menertibkan alam semesta serta tidak pernah mengeluh. Malaikat senantiasa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak-Nya dan tidak pernah melakukan perbuatan di luar kehendak Allah. memantulkan cahaya kedamaian pada manusia Beriman kepada malaikat artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan makhlukNya berupa malaikat yang senantiasa bertasbih dan bersujud kepadaNya, selalu taat terhadap perintah-perintah-Nya dan tidak pernah durhaka kepada-Nya. Keberadaan mereka dalam wujudnya yang asli tergolong sebagai makhluk gaib yang tidak bisa dilihat manusia. Menurut Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-dalil dari al-Qur`an, as-Sunah dan ijma` kaum muslimin (tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1. Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah. 2. Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Allah menciptakan jin dan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya semata. 3. Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara. 4. Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia. Mereka hidup di alam yang mulia lagi suci, yang Allah memilih tempat tersebut di dunia karena kedekatannya, dan untuk melaksanakan perintah-Nya.
C. Nama Tugas Malaikat Jumlah Malaikat secara keseluruhan hanya Allah SWT yang tahu, bahkan dimungkinkan lebih banyak dari jumlah manusia itu sendiri. Sedangkan jumlah yang wajib diketahui oleh manusia sesuai informasi Al-Qur`an sebanyak 10 Malaikat.
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fatir : 1)
Mutiara Hadits Sesungguhnya para malaikat itu meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu, karena ridha dengan apa yang dilakukannya. (HR. Abu Daud dan Tirmimidzi)
Di antara nama-nama dan tugas malaikat yaitu : 1. Malaikat Jibril Allah memberikan tugas kepada Malaikat Jibril untuk memberikan wahyu kepada para nabi dan rasul. Ketika wahyu telah terhenti, Jibril memberikan ilham kepada orangorang saleh yang dikehendaki oleh Allah.
Artinya : Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu Telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orangorang yang beriman. (QS. Al-Baqarah/2 : 97).
2. Malaikat Mikail Mikail bertugas mengatur kesejahteraan makhluk, menurunkan rikzi kepada semua makhluk Allah yang tersebar di alam semesta ini.
Artinya : Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasulrasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.(QS. Al-Baqarah/2 : 98).
3. Malaikat Israfil Allah menugaskan kepada Malaikat Israfil untuk meniup
sangkakala pada hari
Kiamat. Yaitu saat meletusnya kiamat kubra hingga dibangkitkannya manusia menuju alam mahsyar. Artinya : Dan ditiuplah sangkalala. Maka tiba-tiba mereka kelua dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (QS. Yasin /36 : 51). 4. Malaikat Izra`il Izrail disebut juga Malaikat Maut. Bertugas sebagai pencabut nyawa manusia dan semua makhluk yang bernyawa di alam ini.
Artinya : (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang Telah kamu kerjakan".(QS. An-Nahl/16 : 32).
5. Malaikat Raqib dan Atid
Semua amal manusia dicacat oleh malaikat. Malaikat Raqib mencatat ama kebaikan sedangkan Malikat Atid mencatat amal buruk.
Artinya : (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf/50 : 17-18). Malaikat Mencata Amal Yang Kita Lakukan 6. Malaikat Munkar dan Nakir, Kedua malaikat ini bertugas mengajukan pertanyaan kepada manusia di dalam kubur. Munkar dan Nakir-lah yang menginterogasi orang yang sudah meninggal di alam kubur. Bila ruh orang tersebut bisa menjawab dengan benar, maka ia akan selamat. Bila tidak, ia akan celaka.
7. Malaikat Malik Malaikat Malik disebut juga Malaikat Zabaniyah. Allah memberikan tugas kepada Malaikat Malik untuk menjaga neraka dan memimpin para malaikat penyiksa penghuni neraka.
Artinya : Mereka berseru: "Hai Malik, Biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". (QS. Azzukhruf/43 : 77).
8. Malaikat Ridwan, Malaikat Ridwan bertugas sebagai penjaga Surga dan memimpin malaikat lain untuk melayani para penghuni surga.
Artinya : Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya Telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS. Azzumar/39 : 73). Dengan mengetahui nama dan tugas 10 Malaikat tersebut di atas diharapkan bagi seorang muslim untuk mengaplikasikannya dalam sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari, sehingga beriman kepada Malaikat tersebut dapat menimbulkan manfaat dan hikmah bagi keshalehan prilaku pelakunya.
Aktivitas Siswa Lengkapi Tabel Berikut!
No.
Nama Malaikat
Tugas
Dalil Naqli
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D.Perbedaan Manusia das Malaikat Kita telah memahami bahwa pengetahuan kita tentang Malaikat hanyalah berdasar pada dalil wahyu. Maka, wahyu jugalah yang menjelaskan kepada kita bagaimana sifat-sifat yang dimiliki Malaikat yang membedakan mereka dengan makhluk yang lainnya. Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia memiliki perbedaan dengan Malaikat. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
1.
Sifat-sifatnya a. Manusia sebagai makhluk zhahir, yang tampak dan dapat dilihat mata manusia, sedangkan Malaikat dalam bentuk aslinya merupakan makhluk gaib yang tidak dapat dilihat. b. Manusia ada yang taat dan durhaka kepada Allah, sedangkan Malaikat semuanya taat, berbakti dan bertakwa kepada Allah. c. Manusia mempunyai jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menikah dan berkembang biak, sedangkan Malaikat tidak memiliki jenis kelamin, tidak memiliki nafsu, dan tidak berkembang biak. d. Malaikat senantiasa takut kepada Allah dan selalu menaati perintah-perintahNya. Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
Artinya : “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (AnNahl/16: 50)
Artinya : “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al-Anbiya/21: 27) e. Malaikat bersikap kasar dan keras kepada penghuni neraka Firman Allah dalam QS At-Tahrīm ayat 6:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrīm/66: 6) f. Mengatur segala urusan Firman Allah dalam QS Fātir/35: 1
Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS Fathir /35 : 1) 2.
Asal Kejadiannya Dilihat dari asal kejadiannya, manusia diciptakan Allah dari tanah, sedangkan Malaikat diciptakan Allah dari cahaya. Jin diciptakan Allah dari api sesuai dengan hadits Qudsi berikut:
خلقت الملئكة من نور وخلقت الجن من مارج من نار وخلقت أدم مما وصف لكم )(رواه مسلم Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari gugusan api, dan Adam dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua." 3.
(HR Muslim).
Tugas dan Kewajibannya Manusia ditugaskan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi dengan segala tugas dan kewajibannya yang beraneka ragam, sedangkan Malaikat diciptakan oleh Allah dengan tugasnya yang khusus. Seperti: menurunkan wahyu, membagi rezeki, meniup sangkakala, mencabut nyawa, mencatat amal, menanyai manusia di dalam kubur, menjaga surga, menjaga neraka, dan lain-lain.
4.
Derajat dan Kedudukannya Secara umum, manusia memiliki derajat dan kedudukan yang lebih mulia daripada makhluk-makhluk Allah yang lain, bahkan dari malaikat sekalipun. Hal itu karena berbagai kelebihan dan tugas yang diembankan Allah kepadanya. Kemulian manusia yang lebih daripada malaikat ditegaskan dengan bukti bahwa Allah menyuruh kepada malaikat untuk sujud kepada nabi Adam setelah nabi Adam menjelaskan ilmu yang diajarkan oleh Allah SWT.
164.Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, 165.Dan Sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). 166.Dan Sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah). (QS. As-Shaffat : 164-166)
E.Perilaku Beriman Kepada Malaikat Allah SWT Orang yang beriman/percaya kepada malaikat tentunya akan selalu berhati-hati dalam berperilaku karena mereka mempercayai ada malaikat yang selalu mendampingi manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Beberapa perilaku yang menggambarkan tanda-tanda orang yang beriman kepada malaikat antara lain: 1. Selalu berhati-hati dengan mempertimbangkan suara hati yang baik karena ada malaikat Jibril yang selalu mengawal manusia dengan wahyu dan ilmu. 2. Selalu optimis dalam mencari penghidupan karena yakin ada malaikat mikail yang membagi rizki manusia. 3. Hidup di dunia tidak semena-mena, karena yakin kehidupan ini akan berakhir ketika malaikat Israfil melaksanakan tugasnya. 4. Berusaha untuk memperbanyak perbuatan baik sebelum malaikat Mikail melaksanakan tugasnya untuk mencabut nyawa. 5. Selalu berhati-hati dalam berbuat karena ada malaikat Rokib dan ‘Atid yang selalu mencatat amal baik dan buruk. 6. Selalu berusaha berbuat baik untuk persiapan setelah mati karena yakin ada malaikat Munkar dan Nakir yang menanyai di dalam kubur. Nabi saw. Bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba (yang meningggal) apabila telah diletakkan di dalam kubur dan para pengantarnya telah meninggalkannya, sesungguhnya ia akan mendengar derap sandal mereka. Kemudian datanglah dua Malaikat (Munkar dan Nakir) dan mendudukkannya, seraya bertanya kepadanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang ini (Muhammad saw.)? Apabila ia seorang mukmin maka akan menjawab: Saya bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusan-Nya Kemudian dikatakan kepadanya: Lihatlah tempatmu di neraka, sunggguh Allah telah menggantikannya buat kamu di surga. Kemudian ia akan melihat kedua tempat itu semua (surga dan neraka).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 7. Menjauhi segala larangan Allah agar terhindar dari neraka yang dijaga Malaikat Malik.
F. Rangkuman Beriman kepada Malaikat merupakan rukun iman kedua yang wajib dimiliki setiap orang yang mengaku muslim.
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya (nur) yang senantiasa menjalankan perintah-perintahNya dan tidak pernah mendurhakai-Nya. Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan malaikat dengan tugas-tugas tertentu yang dibebankan kepada masingmasing malaikat. Malaikat jumlahnya sangat banyak dengan berbagai tugas yang berbeda, tetapi yang wajib diketahui oleh seorang muslim berdasarkan informasi Al-Qur`an dan hadits yang shahih jumlah mereka adalah 10 Malaikat. Malaikat merupakan makhluk gaib, tetapi ia dapat menjelma dalam bentuk makhluk lain yang dapat dilihat manusia. Dengan mengimani Malaikat, keimanan dan amal shaleh manusia akan semakin meningkat, ia akan berhati-hati dengan tindakannya, taat den perintah-perintah Allah, tidak sombong,
dan
hatinya
selalu
merasa
tenang
IBRAH
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapat bisikan dari para malaikat jika kita hendak melakukan sesuatu. Misalnya ketika kita mau melakukan perbuatan dosa, pasti ada bisikan dalam hati kita “Jangan lakukan!”. Percayakah kita terhadap bisikan tersebut?
KAMUS ISTILAH
Iman Gaib
: percaya, yakin, dan membenarkan. : yang tersembunyi, tak dapat dilihat dan ditangkap pancaindera manusia biasa Malaikat : bentuk jamak dari malaku yang artinya: risalah (utusan) Ruh : jiwa, sukma, nyawa manusia
dan
tentram
G. EVALUASI
5.
1. Tes Tulis ( Pilhan Ganda 1.
Arti dari Malaikat menurut bahasa
manusia akan memiliki perilaku….
adalah….
A. hemat
A. taat
B. qanaah
B. gaib
C. sabar
C. suci
D. tawakkal
D. bersih
E. jujur
E. risalah 2.
6.
Ruhul Amin adalah Malaikat….
patuh kepada Allah adalah….
A. Mikail
A. jin
B. Ridwan
B. malaikat
C. Jibril
C. iblis
D. Israfil
D. ruh
E. Malik 7.
Malaikat
yang
bertugas
Di antara dalil naqli dari Al-Quran yang
menunjukkan
keimanan
menurunkan wahyu kepada para
kepada Malaikat adalah….
nabi dan rasul adalah….
A. surat Yasin: 2
A. Jibril
B. surat Al-Isra: 70
B. Munkar
C. surat Al-Baqarah: 285
C. Ridhwan
D. surat Al-Fatihah: 4
D. Israfil
E. surat Al-Ashr: 3
E. Malik 4.
Malaikat yang mendapat julukan
Makhluk gaib yang selalu taat dan
E. setan 3.
Dengan beriman kepada Malaikat,
Asal
8. penciptaan
Malaikat
Dalam
kehidupan
sehari-hari,
manusia yang beriman kepada
adalah….
malaikat akan selalu berhati-hati.
A. api
Karena seluruh perbuatannya ada
B. cahaya
yang mengawasi dan mencatatnya.
C. air
Ini merupakan….
D. batu
A. pengertian
E. tanah
malaikat
beriman
kepada
B. tujuan beriman kepada malaikat
C. hikmah
beriman
kepada
malaikat D. tanda-tanda
beriman
kepada
malaikat E. ciri seseorang beriman kepada malaikat 9.
Dua
malaikat
mengajukan
yang
pertanyaan
bertugas kepada
manusia di dalam kubur adalah…. A. Malik dan Ridhwan B. Rakib dan Atid C. Munkar dan Nakir D. Jibril dan Mikail E. Izrail dan Israfil 10. Di bawah ini merupakan sifat-sifat Malaikat, kecuali…. A. selalu
taat
kepada
perintah
Allah B. memiliki sikap keras dan kasar C. diciptakan dari cahaya D. makhluk gaib E. menikah dan berketurunan
2. URAIAN 1.
Jelaskan pengertian beriman kepada Malaikat!
2.
Sebutkan 10 nama Malaikat yang wajib diimani setiap muslim!
3.
Apakah arti dari hadits berikut ini: )خلقت الملئكة من نور (رواه مسلم
4.
Sebutkan 2 contoh perilaku yang mencerminkan beriman kepada Malaikat!
5.
Bagaimana menurut pendapat Anda bila ada seorang yang mengaku muslim tetapi ia tidak mengakui adanya Malaikat?
3. TUGAS TERSTRUKTUR Menghafalkan Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 285 sebagai dalil berkaitan dengan keimanan kepada Malaikat!
4. KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR Buatlah fortopolio kegiatan kalian yang membuktikan keimanan kepada Malaikat. Kumpulkan kepada gurumu untuk mendapat penilaian!
من قل صدقه قل صديقه Barangsiapa sedikit kejujurannya maka sedikit temannya
36
Modul.3 Semangat Menuntut Ilmu Menerapkan dan Menyampaikannya Kepada Sesama Kompetensi Dasar (KD)
2.5 Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait 3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama. 4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu: 1. Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait 2. Membaca dengan lancar Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama. 3. Mendeskripsikan kandungan Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama. 4. Menceritakan tokoh teladan Ibnu Hajar Al Atsqalany 5. Menceritakan tokoh teladan imam empat mazhab dan imam lainnya
1
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Peta Konsep
Pengertian
Semangat Menuntut Ilmu MENUNTUT ILMU
Menerapkan dan Menyampaikan Tokoh Teladan dalam Menuntut Ilmu
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi ini adalah: 1.
2.
3.
4.
5.
Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) At Taubah ayat 122 dan hadits terkait serta tayangan filem atau kejadian sehari-hari berkaitan dengan menuntut ilmu serta patuh kepada orang tua dan guru, Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan), Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime mengumpulkan data, Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure) Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya)
2
A. Muhasabah
......................................................................................... الَعَلمَََنَوَرََوَََنَوَرََللاََلََيَهَدىَلَلَعَاصَي Ilmu adalah cahaya dari Allah dan cahaya-Nya tidak menjadi petunjuk untuk orang yang bermaksiat Pada masa sekarang sekolah seakan-akan tempat mencari nilai tapi bukan mencari ilmu. Begitulah umumnya motivasi anak ketika sekolah dan menancap betul di dalam hati. Hal ini menjadi orientasi dan tujuan dalam perjalanan pendidikan pelajar sekarang. Padahal harus disadari jika nilai bukanlah segalanya. Ketika masuk SMA, pada umumnya yang tergambar dalam pikiran pelajar adalah bagaimana harus mendapat nilai bagus dengan grafik yang meningkat secara konsisten, bukannya menurun. Pelajar dituntut untuk belajar demi mendapat nilai yang baik, jika hasil tidak sesuai maka rasa menyesal bahkan putus asa menyelimuti. Jika seseorang belajar hanya berorientasi pada nilai, akan tetapi yang diperoleh bukan nilai yang baik, sehingga dia merasa tidak tahu apa yang telah pelajari, semua seperti biasa saja, setelah ulangan atau ujian semuanya serasa hilang. Hal ini berarti ilmu itu hilang dan rasanya tidak ada lagi yang tersisa. Namun jika orientasi belajar adalah ilmu maka kehidupan pelajar menjadi lebih bermakna, dia selalu merasakan kepuasan setiap selesai belajar, dan tanpa di kejar pun nilai meningkat fantastis. Sesungguhnya ketulusan niat dan kesabaran dalam melakukan segala kegiatan sangat diperlukan, bukan hanya untuk mengejar sesuatu. Seseorang akan rela belajar hingga pagi, hanya untuk mengejar kepuasan belajar, kenikmatan belajar akan di peroleh. Berbeda sekali ketika belajar hanya untuk mengejar nilai, sangat susah bagi seseorang untuk belajar hingga tengah malam, susah untuk memfokuskan diri. Jadi intinya, kita harus melakukan sesuatu dengan tulus dan tanpa mengharapkan imbalan, atau jangan hanya meminta atau mengharapkan imbalan dari apa yang kita kerjakan, semuanya itu akan berjalan beriringan sesuai dengan yang kita kerjakan. Coba renungkan !
Apakah arti semangat menuntut ilmu ? Bagaimana hukum menuntut ilmu bagi umat Islam laki-laki dan perempuan? Mengapa umat Islam wajib memiliki sikap semangat menuntut ilmu? Kewajiban apakah yang harus dilakukan bagi umat Islam yang memiliki ilmu?
3
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
B.Tuntunan Menuntut Ilmu
1. Pengertian
Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-‘ilmu dalam bahasa Arab. Secara bahasa (etimologi) kata al-‘ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima – ya`lamu- `ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-‘ilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu). Sehingga jika dikatakan alimtu asy-syai’a berarti “saya mengetahui sesuatu”. Sementara secara istilah (terminologi) ilmu berarti pemahaman tentang hakikat sesuatu. Ia juga merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang diketahui dari dzat (esensi), sifat dan makna sebagaimana adanya. Dalam kitab Tafsir Aisar at-Tafaasir dijelaskan bahwa:
Artinya : “Ilmu itu adalah jalan menuju rasa takut kepada Allah, barang siapa yang tidak mengenal Allah, maka dia tidak mempunyai rasa takut pada-Nya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama” 2.
Semangat Menuntut Ilmu
Umat Islam wajib menuntut ilmu yang selalu dibutuhkan setiap saat. Ia wajib shalat, berarti wajib pula mengetahui ilmu mengenai shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan sebagainya, berarti wajib pula mengetahui ilmu yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Dengan ilmu berarti manusia mengetahui mana yang harus dilakukan mana yang tidak boleh dilakukan. Demikian juga dalam hidup kemasyarakatan, interaksi antar sesama manusia juga harus di dasari dengan ilmu, sehingga tercipta suatu masyarakat yang kondusif dan damai. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 122. 1. QS Surat At Taubah ayat 122 :
4
Artinya : “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”. (QS. At Taubah : 122) Ayat di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa sebagai orang beriman; semangat, tenaga dan pikiran tidak dibenarkan hanya untuk usaha memenuhi kepuasan nyata seperti perang. Akan tetapi semangat, tenaga dan pikiran juga untuk usaha menuntut ilmu terutama pengetahuan agama untuk kemanfaatan diri sendiri dan orang lain. Ilmu merupakan penuntun manusia memahami ayat-ayat Allah baik Qauliyah maupun Kauniyah sehingga mampu mamaknai hakekat hidup dan akhirnya memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. 2. Hadits-haditsَtentangَilmu:
)69 من يرد للا به خيرا يفقهه فى الدين (البخارى Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik ia akan difahamkan dalam agama. )220 طلب العلم فريضة على كل مسلم (ابن ماجه Artinya : Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. (HR. Ibn Majah 220) )4867 :من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل للا به طريقا الى الجنة (رواه مسلم Artinya :Barangsiapa menapaki proses menuntut ilmu, Allah akanmemudahkanbaginya jalan ke surga. (HR. Muslim 4867) Dalam menuntut ilmu hendaklah tetap tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai macam bahaya dan ujian mental yang muncul. Sebab gudang kesuksesan adalah di dalam menghadapi cobaan. Maka siapa yang ingin berhasil maksud dan tujuan menuntut ilmu harus bersabar menghadapi banyaknya cobaan. Syeh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim mangatakan, pernah kudengar sya’ir yang konon merupakan gubahan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah :
Artinya :
Ingatlah, kamu tidak akan memperoleh ilmu pengetahuan kecuali dengan enam perkara ; yang akan kujelaskan semua kepadamu secara ringkas.
Yaitu : kecerdasan, minat yang besar, kesabaran, bekal yang cukup, petunjuk guru, dan waktu yang lama.
5
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Seorang pelajar memiliki tugas utama untuk belajar. Orang tua yang telah bersusah payah bekerja tanpamengenal waktu, semata-mata untuk membiayai proses belajar anaknya. Oleh karena itu seorang anak wajib mengimbangi jerih payah orang tuanya dengan belajar penuh semangat. Belajar dengan penuh semangat akan memberikan hasil yang optimal. Sebaliknya belajar dengan bermalas-malasan akan mendatangkan hasil yang tidak optimal. Proses menuntut ilmu akan berhubungab dengan hasil belajar. Anak yang belajar serius, penuh semangat dan sungguh-sungguh senantiasa berusaha meraih prestasi dengan hasil belajar sendiri. Ia tidak mau menyontek atau bertanya kepada teman ketika ujian, karena semua itu bentuk penipuan terhadap diri sendiri. Selain belajar penuh semangat datang ke sekolah setiap hari dan memerhatikan pelajaran yang disampaikan guru juga merupakan wujud bentuk semangat menuntut ilmu. 3. Semangat Mengamalkan Ilmu
Semangat mengamalkan ilmu, berarti semangat menerapkan ilmu yang dimiliki. Setiap ilmu yang diperoleh terutama ilmu agama Islam, ada tuntutan untuk mengamalkan dalam kehidupan sehingga menjadi bentuk perilaku sehari-hari. Karena ilmu agama itu dipelajari untuk diamalkan. Pengamalan ilmu agama islam itu semata-mata karena takwa kepada Allah dan takwa itu wajibdilakukan dimanapun kita berada. 4. Semangat menyampaikan ilmu Umat Islam dilarang bakhil terhadap ilmu. Ilmu yang diperoleh secara susah payah, akan menjadi bermakna apabila diamalkan dan disampaikan kepada orang lain ilmu yang didapat harus disampaikan kepada orang lain baik secara lisan maupun perbuatan. Penyampaian ilmu secara lisan dilakukan dengan cara seperti presentasi, ceramah, khotbah, pidato atau tabligh akbar. Tempat pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah, musola, masjid
Tuliskan 5 penceramah Agama yang kamu sukai dan alasannya memilih mereka! Diantara orang yang sangat berjasa kepada kita adalah guru. Guru adalah orang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Dalam paradigma Jawa, guru bermakna “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru memiliki seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang utuh, yang
6
karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh peserta didiknya. Pengertian ini diasumsikan bahwa tugas guru tidak sekedar transformasi ilmu, tapi juga bagaimana ia mampu menginternalisasikan ilmunya pada peserta didiknya. Guru yang menjadikan kita orang beriman, mengerti hal yang baik dan buruk, gura juga menjadikan kita orang yang pandai dan memahami ilmu pengetahuan, sehingga kita akan memperoleh kedudukan yang tinggi di hadapan Allah dan manusia sebagaimana firman Allah swt:
Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujahadah:11)
Di samping itu, para penuntut ilmu dijanjikan oleh Rasulullah saw. akan diberikan kemudahan jalan ke surga. Perhatikan hadits di bawah ini:
)منَسلكَطريقًاَيلتمسَفيهَعل ًماَسهَّلَللاَبَِهَطريقًاَالََِىَالجنَّةَ(رواهَمسلم Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
C. Teladan Mencari Ilmu
Para Ilmuwan atau Ulama dahulu, dalam proses menuntut ilmu memiliki semangat yang kuat sehingga menjadi sosok ilmuwan yang di akui dan memberikan kemaslahatan sampai sekarang. Semangat tersebut patut menjadi teladan bagi kita dalam semangat mencari ilmu. Berikut ini beberapa kisah menakjubkan tentang kesungguhan para Ulama dalam menuntut ilmu : 1)
Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut Ilmu
Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : ”Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku”. 2)
Belajar Setiap Hari
Al-Imam an Nawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh, Hadits, Tafsir, dsb..) 3)
Membaca Kitab Sebagai Pengusir Kantuk
7
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya. sehingga beliau bisa segar kembali. 4)
Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu Meski Di Kamar Mandi
Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: “Bacalah kitab ini dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi”. 5)
Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
Ibnul Jauzy sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab. Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat) Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali majelis (satu malam) dibaca 2336 hadits. Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah Andalus setelah beliau pulang dari Makkah. 6)
Mengulang Membaca Suatu Kitab Hingga Berkali-Kali
Al-Muzani berkata: ”Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i) sejak 50 tahun lalu dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang tidak ditemukan sebelumnya”. Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari sebanyak 700 kali. 7)
Kesungguhan Menulis
Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi. Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/menyalin lebih dari 2000 jilid kitabkitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku. Ibnu Thahir berkata: ”saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali”. Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku 8)
Sangat Bersemangat Dalam Mencatat Faidah
Al-Imam an-Nawawy berkata: “Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan sering-sering mengulang kembali”.
8
Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi , dan seterusnya hingga 18 kali
D. Keuntungan Mencari Ilmu 1.
Allah akan menjadikannya orang yang baik
)69 من يرد للا به خيرا يفقهه فى الدين (البخارى Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik ia akan difahamkan dalam agama. 2.
Allah akan mempermudah jalan ke Sorga
)4867 من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل للا به طِريقا الى الجنة (مسلم Artinya : Barang siapa menapaki proses menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim 4867) 3.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beiman dan berilmu
يرفع للا الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجات Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-rang yang berilmu beberapa derajat.)QS. Mujadilah :11 (
4.
Allah akan memberikan pahala yang tidak terputus
: أن رسول للا صلى للا عليه وسلم قال،عن أبي هريرة رضي للا تعالي عنه ، او علم ينتفع به، صدقة جارية: إذا مات اإلنسان انقطع عنه عمله ال من ثلث )3084 . ( مسلم.او ولد صالح يدعو له Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang muslim meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.".(H.R. Muslim ). 5.
Allah akan menjadikan orang sukses di dunia dan selamat di akhirat
9
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
E.Uswatun Hasanah
SEMANGAT MENUNTUT ILMU DAN KEPATUHAN KEPADA ORANG TUA KH. A. WAHID HASYIM (MENTERI AGAMA PERTAMA)
Sejak kecil Abdul Wahid sudah masuk Madrasah Tebuireng dan sudah lulus pada usia yang sangat belia, 12 tahun. Selama bersekolah, ia giat mempelajari ilmu-ilmu kesustraan dan budaya Arab secara outodidak. Dia juga mempunyai hobi membaca yang sangat kuat. Dalam sehari, dia membaca minimal lima jam. Dia juga hafal banyak syair Arab yang kemudian disusun menjadi sebuah buku. Ketika berusia 13 tahun, Abdul Wahid mulai melakukan pengembaraan mencari ilmu. Awalnya ia belajar di Pondok Siwalan, Panji, Sidoarjo. Di sana ia mondok mulai awal Ramadhan hingga tanggal 25 Ramadhan (hanya 25 hari). Setelah itu pindah ke Pesantren Lirboyo, Kediri, sebuah pesantren yang didirikan oleh KH. Abdul Karim, teman dan sekaligus murid ayahnya. Antara umur 13 dan 15 tahun, pemuda Wahid menjadi Santri Kelana, pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Tahun 1929 dia kembali ke pesantren Tebuireng. Ketika kembali ke Tebuireng, umurnya baru mencapai 15 tahun dan baru mengenal huruf latin. Dengan mengenal huruf latin, semangat belajarnya semakin bertambah. Ia belajar ilmu bumi, bahasa asing, matematika, dll. Dia juga berlangganan koran dan majalah, baik yang berbahasa Indonesia maupun Arab. Pemuda Abdul Wahid mulai belajar Bahasa Belanda ketika berlangganan majalah tiga bahasa, ”Sumber Pengetahuan” Bandung. Tetapi dia hanya mengambil dua bahasa saja, yaitu Bahasa Arab dan Belanda. Setelah itu dia mulai belajar Bahasa Inggris. Pada tahun 1932, ketika umurnya baru 18 tahun, Abdul Wahid pergi ke tanah suci Mekkah bersama sepupunya, Muhammad Ilyas. Selain menjalankan ibadah haji, mereka berdua juga memperdalam ilmu pengetahuan seperti nahwu, shorof, fiqh, tafsir, dan hadis. Abdul Wahid menetap di tanah suci selama 2 tahun.
10
Sepulang dari tanah suci, KH. Abdul Wahid (biasa dipanggil KH. Wahid Hasyim) bukan hanya membantu ayahnya mengajar di pesantren, tapi juga terjun ke tengah-tengah masyarakat. Ketika usianya menginjak 20-an tahun, Kiai Wahid mulai membantu ayahnya menyusun kurikulum pesantren, menulis surat balasan dari para ulama atas nama ayahnya dalam Bahasa Arab, mewakili sang ayah dalam berbagai pertemuan dengan para tokoh. Bahkan ketika ayahnya sakit, ia menggantikan membaca kitab Shahih Bukhari, yakni pengajian tahunan yang diikuti oleh para ulama dari berbagai penjuru tanah Jawa dan Madura. Dengan bekal keilmuan yang cukup, pengalaman yang luas serta wawasan global yang dimilikinya, Kiai Wahid mulai melakukan terobosan-terobosan besar di Tebuireng. Awalnya dia mengusulkan untuk merubah sistem klasikal dengan sistem tutorial, serta memasukkan materi pelajaran umum ke pesantren. Usul ini ditolak oleh ayahnya, karena khawatir akan menimbulkan masalah antar sesama pimpinan pesantren. Namun pada tahun 1935, usulan Kiai Wahid tentang pendirian Madrasah Nidzamiyah, dimana 70% kurikulumnya berisi materi pelajaran umum, diterima oleh sang ayah. Pada masa setelah Indonesia merdeka, di dalam kabinet pertama yang dibentuk Presiden Sukarno (September 1945), Kiai Wahid ditunjuk menjadi Menteri Negara. Demikian juga dalam Kabinet Sjahrir tahun 1946. Ketika KNIP dibentuk, Wahid Hasyim menjadi salah seorang anggotanya mewakili Masyumi dan meningkat menjadi anggota BPKNIP tahun 1946. Setelah terjadi penyerahan kedaulatan RI dan berdirinya RIS, dalam Kabinet Hatta tahun 1950 dia diangkat menjadi Menteri Agama. Jabatan Menteri Agama terus dipercayakan kepadanya selama tiga kali kabinet, yakni Kabinet Hatta, Natsir, dan Kabinet Sukiman.
11
Aktivitas Siswa Coba ceritakan tokoh teladan Ibnu Hajar Al Atsqalany seorang ulama besar Islam yang gigih dalam mencari ilmu Coba ceritakan tokoh teladan Imam empat mazhab dalam Fiqh yang terkenal dalam dunia Islam
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
F. Rangkuman
E
1. Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi sitiap muslim, dengan ilmu seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan duniawi maupun ukhrawi. 2. Ilmu bisa deperoleh hanya dengan cara dan etika yang benar serta sabar menghadapi cobaan. 3. Islam telah memberikan tuntunan menuntun ilmu yang benar sehingga bisa bermanfaat bagi diri sendri dan orang lain. 4. Ilmu merupakan identitas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain 5. Ilmu tidak bisa diperoleh dengan mudah, dibutuhkan syarat-syarat khusus diantarangan adalah patuh kepada orang tua dan guru agar mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah. 6. Orang tua dab guru harus dihormati, jika mereka masihi hidup kita harus sopan dan santun serta tidaka mnyakiti hati mereka, jika sudah meninggal arus kita doakan. 7. Ulama terdahulu telah mencontohkan cara-cara yang dilakukan sehingga memperoleh ilmu yang membawa manfaat bagi kita sampai sekarang.
F. Evaluasi
E
I.
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Hukum menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah … . a. b. c. d. e.
wajib sunnah makruh mubah haram
2. Dalam kehidupan sehari-hari setiap menusia mutlak membutuhkan ilmu alam mengarungi hidup menuju kebaikan, bahkan ketidakbaikan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi ilmu dalam hidup adalah … . a. b. c. d. e.
Penerang jalan Petunjuk jalan Peneduh jalan Perintang jalan Peretas jalan
12
3. Ilmu menjadikan manusia memperoleh tempat yang mulia, sesuai kehendak Allah dalam penciptaan bahwa ilmu merupakan … . a. b. c. d. e.
pembeda manusia dengan manusia lain pembeda manusia dengan Allah pembeda manusia dengan makhluk lain pembeda orang baik dan orang jahat pembeda orang kaya dan orang miskin
4. Dalam Islam di tekankan bahwa tujuan atau niat seseorang mencari ilmu harus benar. Berikut yang bukan tujuan atau niat mencari ilmu adalah … . a. b. c. d. e.
Mencari ridla Allah Menghilangkan kebodohan Mengharap masuk surga di akhirat Memperoleh kehidupan layak sesuai keinginan Menghidupkan dan mengekalkan agama Islam
5. Tuntunan ulama dalam memilih ilmu adalah mendahulukan ilmu yang paling baik dan yang setiap waktu diperlukan, yaitu ilmu … . a. b. c. d. e.
Fiqih atau hukum Akhlak atau etika Al Qur’an Tarikh atau sejarah Aqidah atau tauhid
6. Dalam menuntut ilmu keberadaan guru mutlak dibutuhkan, sikap murid kepada guru harus menghormati. Maksud menghormati adalah … . a. b. c. d. e.
Setiap bertemu guru harus hormat seperti hormat bendera Tidak menyinggung atau menyakiti hati guru Berjalan membungkuk dan bersimpuh di hadapan guru Tidak membicarakan sama sekali tentang guru Memenuhi dan melakukan setiap permintaan guru
7. Kunci utama seseorang dalam mencari ilmu adalah … . a. b. c. d. e.
Orang tua biaya sarana prasarana kesungguhan kekuatan
8. Berkaitan dengan ilmu, dalam Al Qur’an Allah memberi penghargaan besar kepada orang yang beriman dan berilmu. Bentuk penghargaan tersebut adalah … a. b. c. d. e.
Mempermudah usahanya Mengangkat derajatnya Memperpanjang umurnya Meluaskan rizkinya Melapangkan jalannya
13
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
9. Rasulullah saw bersabda dalam hadits bahwa beliau di utus Allah untuk memperbaiki budaya masyarakat jahiliyah arab saat itu. Perbaikan budaya tersebut berkaitan dengan ilmu … . a. b. c. d. e.
aqidah akhlak fiqih tarikh adat
10. Orang yang sedang menuntut ilmu mendapat tempat luar bisa dan di muliakan Allah swt. Salah satu kemulyaan tersebut adalah … . a. b. c. d. e.
Orang yang sedang menuntu ilmu haram di goda setan Orang yang sedang menuntu ilmu tidak harus wudhu Orang yang sedang menuntu ilmu jika sakit Allah langsung menyembuhkan Orang yang sedang menuntu ilmu jika berkata bohong tidak dosa Orang yang sedang menuntu ilmu jika mati dihukumi mati syahid
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan tepat! 1.
Mengapakah Islam memberikan tempat dan derajat tinggi bagi orang yang berilmu?
2.
Jelaskan adab orang yang menuntut ilmu menurut Islam!
3.
Mengapakah manusia terutama muslim diwajibkan mununtut ilmu?
4.
Kemukakan keutamaan-keutamaan orang yang memiliki ilmu!
5.
Jelaskan sikap yang benar seorang yang sedang mencari dalam menghormati orang tua dan gurunya!
III. Penilaian Sikap a. Penerapan
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai sikap kalian! No
Pernyataan
Setuju
1.
Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi umat Islam
2.
Seseorang harus berilmu agar mendapat pekerjaan sehingga hidup layak.
3.
Ketika ujian di sekolah siswa boleh nyontek atau bertanya kepada teman karena wujud ikhtiar.
4.
Hanya
dengan
ilmu
seorang
keselamatan dunia dan akhirat.
14
muslim
memperoleh
Kurang
Tidak
Setuju
Setuju
5.
Syarat menuntut ilmu adalah harus memiliki biaya yang cukup.
6.
Dalam menuntut ilmu kita harus sabar, walapun ada teman yang mengolok/mengejek.
7.
Patuh dan hormat kepada orang tua merupakan kunci keberhasilan menuntut ilmu.
8.
Agar mudah menyerap ilmu dari guru, kita bersikap kepada guru seperti teman sendiri
9.
Ketika kita sudah berhasil, kita tidak boleh melupakan guru yang mengajar di sekolah.
10. Shalat boleh ditinggalkan agar bisa mengikuti kegiatan di sekolah tepat waktu.
b. Internalisasi nilai spiritual Aktualisasi nilai-nilai yang mencerminkan sikap spiritual dalam kehidupan seharihari ! NO
SIKAP
URAIAN
1.
Rajin beribadah
2.
Tangung jawab
3.
Rendah hati
4.
Ulet dan tahan uji
5.
Ikhlas dalam beramal
6.
Tidak lupa diri
7.
Optimis dalam hidup
8.
Menghargai orang lain
9.
Jujur
10.
Sabar
من صبر ظفر Barang siapa bersabar beruntunglah ia
15
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
DAFTAR PUSTAKA 1.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin ” Kitabul ilmi”
2.
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi Halal dan Haram dalam Islam Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993
3.
Syaikh az-Zarnuji, Ta’lim Muta’allim, alih bahasa Muhammad Thaifuri, Penerbit Menara Suci Surabaya : 2008
4.
Ali bin Muhammad al-‘Imran. Al Musyawwaq ilal Qiro-ah wa tholabil ‘ilm
5.
Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1
6.
biografi.gudangmateri.com/, Jendela Ilmu : Biografi KH. Abdul Wahid Hasyim, 2011
7.
http://pesantren.tebuireng.net/
16
Modul 4 Mengelola Wakaf Dengan Penuh Amanah
Kompetensi Dasar (KD) 3.9. Memahami pengelolaan wakaf. 4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf 4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf
Indikator Pencapaian Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat mampu : 1. Menjelaskan ketentuan syar’i/ Dalil Al Qur’an dan Hadits tentang wakaf. 2. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan wakaf. 3. Menyebutkan contoh pengelolaan wakaf. 4. Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang wakaf.
Peta Konsep
Memahami Ketentuan Wakaf
Mengelola Wakaf dengan Penuh Amanah
Menganalisis dali-dalil tentang Wakaf
Menunjukan sikap gemar berwakaf
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa 1. 2. 3. 4. 5.
Peserta didik mengamati ( membaca, melihat gambar beserta perenungannya yang ada di kolom “Mari Renungkan”. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil pengamatan gambar beserta perenungannya. Peserta didik mengeksplorasi (menetukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan) menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data). Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori menetukan hubungan data, menyimpulkan dara hasil analisis data). Peserta didk mengkomunikasikan ( menyampaikan konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan gambar atau media lainnya).
Membuka Renungan Hati Islam mengakui adanya perbedaan antar manusia Madrasah Nidzamiyah dalam masalah hak milik dan rezeki, karena fitrah (ciptaan) Allah menghendaki adanya perbedaan di antara mereka. Bahkan yang lebih dari itu, yaitu dalam hal kecerdasan, kecantikan, kekuatan fisik dan seluruh pemberian dan kemampuan secara khusus, maka tidak aneh jika terjadi perbedaan antara manusia di dalam harta dan kekayaan, dan di bawah faktor-faktor yang lainnya. Perbedaan itu bukan merupakan bukan tanpa arti, Dikelola dengan penuh amanah, akan tetapi memiliki hikmah, karena dengannya kehidupan madrasah/sekolah Nidzamiyah thun 462 H telah mempunyai wakaf produk berupa ini akan tegak dan teraturlah urusan hidup. Meskipun pasar sekolah, beberapa bidang tanah, Islam menegaskan adanya prinsip perbedaan di dalam beberapa kekayaan properti yang diberikan masalah rezeki dan perbedaan dalam kekayaan dan oleh penguasa Nidzamul Mulk. kemiskinan, tetapi jika kita lihat, maka Islam juga berupaya untuk mendekatkan (mengurangi) sisi perbedaan antar golongan, sehingga membatasi penyimpangan orang-orang kaya dan mengangkat martabat orang-orang fakir dalam rangka mewujudkan tawazun (keseimbangan) dan menghilangkan sebab-sebab pertarungan dan permusuhan antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Demikian itu karena sesungguhnya Islam membenci berputarnya kekayaan di tangan orang-orang tertentu yang mereka putar di antara mereka, sementara sebagian besar orang tidak memilikinya. Islam senang kalau harta itu tidak hanya berkisar pada orang-orang kaya saja. Oleh karena itu Islam memiliki beberapa sarana untuk mengatasi hal-hal seperti itu, antara lain dengan shadaqah jariyah yang terus menerus bermanfaat sampai setelah matinya orang yang memberi shadaqah. Inilah yang secara istilah disebut wakaf khairi.
Aktivitas 1 Amatilah gambar berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau komentar kritis yang mengarah kepada “Mengelola Wakaf Dengan Penuh Amanah”! __________________________________________ Wakaf Pendidikan __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________
Wakaf Masjid
__________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________
Materi Pembelajaran A. Mari Mengenal Wakaf ! Banyak cara yang dilakukan muslim–muslimat untuk beribadah kepada Allah melalui pengorbanan harta diantaranya menyerahkan hartanya kepada seseorang atau badan hukum ( lembaga ), diantaranya dengan wakaf. Secara bahasa wakaf artinya berhenti atau menahan, seseorang berhenti menguasai harta yang diwakafkannya. Secara istilah wakaf adalah menyerahkan suatu benda yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya oleh umum ( masyarakat ). Wakaf termasuk sodakoh jariyah artinya amal yang satu kali melakukannya tetapi pahalanya terus-menerus mengalir kepada yang mewakafkannya (wakif). Contohnya bendabenda yang biasa diwakafkan seperti : Tanah, sawah, pekarangan, atau mobil. Harta yang dikeluarkan dari milik perorangan untuk diambil manfaatnya oleh salah satu lembaga sosial Islam, karena mencari pahala dari Allah SWT" Dengan kata lain wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama–lamanya guna kepentingan ibadah atau kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.
1. Dalil-dalil tentang wakaf adalah sebagai berikut : a. Q.S Ali Imran (3) : 92
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui”. (Q.S Ali Imran (3) : 92 ) b. Hadis Rasulullah saw riwayat Muslim :
ات َ ِإذَا َم:سلَّ َم قَا َل ُ أ َ َّن َر،ُي هللاُ ت َ َعا َلي َع ْنه َ صلَّى هللاه ِ ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ َر َ َ ع َل ْي ِه َو َ ِس ْو َل هللا َ ض َ َان اِ ْنق ُ س صا ِلح َ ُع ْنه َ ط َع َ اإل ْن َ ا َ ْو َولَد، ا َ ْو ِع ْلم يُ ْنت َفَ ُع ِب ِه،ار َية َ : ع َملُهُ اِلَّ ِم ْن ث َلَث ِ صدَقَة َج ِ )3084 .س ِلم ْ ع ْو لَهُ ( َر َواهُ ُم ُ يَ ْد Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang muslim meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.".(H.R. Muslim ). Ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan shadaqah jariyah dalam Hadits tersebut adalah wakaf. c. Hadis Rasulullah SAW :
سلَّ َم ى هللاُ َع ْنهُ أَ ْر ه ُ اب ُ ع ْن اِ ْب ِن َ ُصلَّى هللا ِ ع َم َر َر َ ص َ َ علَ ْي ِه َو َ ي َ َ أ:ع َم َر قَا َل َّ ضا ِب َخ ْيبَر فَأ َت َى النَّ ِب َ ض َّ ُصبْ َماله ق س ص ْبتُ أ َ ْر ه ُ َيا َر: فَقَا َل، َي ْست َأ ْ ِم ُرهُ ِف ْي َها ِ س ْو َل ُ َط ُه َو ا َ ْنف ِ ُ ضا ِب َخ ْي َبر لَ ْم أ َ َ ِإ ِنى ا، هللا ع ُ أ َنَّهُ لَ يُبَا:ع َم َر َ صدَّ ْق َ س ْب َ ْإِ ْن ِشئ، قا َ َل.ُى ِم ْنه ُ صدَّقَ ِب َها ْ َت أ َ ت َح َ َ ف ََت َ َ صل َها َو ت ْ ِع ْن ِد َ : قَا َل،ت ِب َها ُ َولَ يُ ْو َر، صلُ َها َو فِى، ب ُ َولَ يُ ْو َه،ث ْ َأ ِ َو فِى ِالرقَا، َوفِى ْالقُ ْر َبى، صدَّقَ ِب َها ْالفُقَ َرا ُء َ َ فَت، ب ،ف َّ َوال، س ِب ْي ِل َّ َوا ْب ِن ال، هللا ِ لى َم ْن َو ِل َي َها أ َ ْن َيأ ْ ُك َل ِم ْن َها ِب ْال َم ْع ُر ْو ِ ض ْي ِ س ِب ْي ِل َ لَ ُجنَا َح، ف َ َ ع ْ َُو ي َ ص ِد ْيقها ) (متفق عليه.غ ْي َر ُمتَ َم ِول َماله َ ط ِع ُم Artinya: Dari ibnu umar berkata:“Umar bin Khattab r.a memperoleh tanah di Khaibar,
lalu dia bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya? Sabda Rasulullah: “Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh
dijual, diberikan, atau dijadikan warisan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan ALLAH, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan.” H.R Muttafaq ‘alaih) d. Amal perbuatan Nabi SAW mendirikan masjid Quba dan masjid Madinah atau masjid Nabawi. 2. Hukum Wakaf Hukum wakaf adalah sunnah, Wakaf sebagai amaliyah sunnah yang sangat besar manfaatnya bagi wakif, yaitu sebagai shodaqoh jariyah. Berdasarkan dalil – dalil wakaf bagi keperluan umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh Islam. 3. Rukun Wakaf Untuk syahnya wakaf akan diperlukan hal - hal sebagai berikut : a. Wakif ( orang yang wakaf ). Syaratnya : Atas kehendak sendiri, bukan dipaksa. Berhak berbuat kebaikkan. b. Mauquf ( barang yang diwakafkan ). Syaratnya : Kekal zatnya. Jelas barangnya dan milik wakif sendiri. c. Mauquf alaih atau Nadlir ( sekelompok orang atau badan hukum yang disertai tugas mengurus dan memelihara barang wakaf ). Syaratnya : Berhak memiliki sesuatu. Tidak boros dan berakal sehat. Tidak dibawah pengampunan. e. Sighat atau ikrar wakaf. Syaratnya : Tidak memakai ta’lik ( persyaratan ). Tidak dibatasi dengan waktu. B. Harta yang Diwakafkan
Selain dua syarat diatas, harta yang telah diwakafkan harus terlepas dari milik orang yang berwakaf, tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan. Untuk itu perlu adanya penataan administrasi wakaf secara baik dan benar sehingga memiliki kekuatan hukum. Menurut Imam Ahmad bin Hambal, menjual harta wakaf itu boleh jika harta wakaf itu hilang manfaatnya atau kurang manfaat, untuk dibelikan barang baru yang lebih nampak manfaatnya. Berdasarkan hadits dan amal perbuatan para sahabat Nabi SAW, harta wakaf itu berupa benda yang tidak habis karena dipakai dan tidak rusak karena dimanfaatkan, baik benda bergerak ataupun benda tak bergerak. Sebagai contoh adalah : Umar bin Khattab R.A mewakafkan sebidang tanah di Khaibar. Khalid bin Walid R.A mewakafkan pakaian perang dan kudanya. Dengan terlaksananya wakaf, maka kekuasaan wakif atas benda atau harta itu terputus adan beralih menjadi hak Allah SWT yang pengurusnya dilaksanakan oleh nazhir dan tidak dibenarkan menjadi milik wakaf lagi. Kewajiban nazhir yang terutama adalah mengamankan harta wakaf yang dikelolanya kurang/tidak lagi bermanfaat, misalnya gedung madrasah atau masjid, yang penduduk sekitarnya telah pindah, sehingga harta wakaf tidak berfungsi lagi. Apakah harta wakaf itu boleh dijual dan di ganti serta di pindahkan ketempat lain? Pada dasarnya terhadap benda wakaf dapat dilakukan perubahan atau penggunaan lain dari pada yang dimaksudkan dalam ikrar wakaf. Namun pergantian harta wakaf ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Misalnya tuntutan zaman, seperti masjid Nabawi dan Masjidil Haram, yang sekarang ini sudah jauh berbeda dengan bangunan sebelumnya, lebih–lebih jika dibandingkan dengan bangunan di zaman Nabi SAW. Dengan alasan masalah dan manfaat, maka mengganti bangunan juga boleh. Demikian juga menggantikan tanaman wakaf dengan tanaman yang lebih produktif juga diperbolehkan, yang hasilnya lebih bermanfaat dari yang sebelumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan wakaf. Adapun memindahkan harta wakaf diperbolehkan berdasarkan alasan maslahat dan manfaat. Contohnya jika jalan yang berjembatan wakaf tidak lagi dipergunakan, maka jembatan itu boleh dipindahkan ke tempat lain yang memerlukannya, sesuai dengan pendapat imam Muhammad Asy Syarbini. Mengenai harta wakaf yang mungkin diambil manfaatnya, juga boleh dengan menjualnya kemudian membeli benda baru yang lain sebagai pengganti. Imam Syafi’i dan yang lainnya tidak memperbolehkan mengganti masjid atau tanah wakaf. Namun Umar bin Khattab pernah memindahkan masjid Kufah ke tempat yang baru dan tempat yang lama dijadikan pasar kurma. Oleh karena itu, perubahan atau pengalihan dari yang dimaksud dalam ikrar wakaf hanya dapat dilakukan dalam hal–hal tertentu saja, dan terlebih dahulu mendapat persetujuan pemerintah setempat dengan alasan : 1. Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif. 2. Karena kepentingan umum.
C. Pengelolaan Wakaf 1. Dasar wakaf di Indonesia Perwakafan di Indonesia diatur dalam: a. UU RI No.41 Tahun 2004 tentang wakaf tanggal 27 Oktober 2004. b. PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik c. Inpres No 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.6 Tahun 1977 tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik. e. Peraturan Menteri Agama No.1 Tahun 1998 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. f. UU No 5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Poko-pokok Agraria, khususnya pasal 5, 14(1) dan 49, PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakapan Tanah Milik g. Intruksi Bersama Menteri Agama RI dan Kepala Badan Pertahanan Nasional No 4 Tahun 1990 tentang Sertifikat Tanah Wakaf h. Badan Pertahanan Nasional No.630.1-2782 tentang Pelaksanaan Penyertifikatan Tanah Wakaf. i. SK Direktorat BI No.32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (pasal 29 ayat 2 berbunyi : bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana sosial lainya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau pinjaman kebajikan (qrd al hasan) j. SK Direktorat BI No.32/36/KEP/DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah (pasal 28 berbunyi : BPRS dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana sosial lainya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau pinjaman kebajikan (qrd al hasan) Untuk selanjutnya di tingkat masyararakat yang menangani langsung perwakafan diserahkan kepada Kementerian Agama dan Kementeria Dalam Negeri. Di tingkat paling bawah, urusan wakaf dilayani oleh Kantor Urusan Agama yang dalam hal ini kepala KUA sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW ) 2. Tata Cara Wakaf Menurut paraturan–peraturan di atas, tata cara wakaf di Indonesia adalah sebagai berikut: a. Calon wakif melengkapi surat–surat yang diperlukan untuk perwakafan tanah. b. Wakif mengucapkan ikrar wakaf kepada Nadlir yang telah disahkan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang mewilayahi tanah wakaf dengan dihadiri minimal 2 orang saksi, kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis.
c. Wakif yang tidak mampu hadir di hadapan PPAIW dapat membuat ikrar wakaf secara tertulis dengan persetujuan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan yang kemudian dibacakan kepada Nadlir di hadapan PPAIW dengan diketahui oleh saksi-saksi. d. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf setelah ikrar wakaf dilaksanakan. Akta Ikrar Wakaf dibuat rangkap 3, dan salinannya dibuat rangkap 4,dengan rincian: 1. Lembar pertama ( asli ) disimpan PPAIW. 2. Lembar kedua dilampirkan pada surat permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada Bupati/Wakikota Kepala Daerah. 3. Lembar ketiga dikirim kepada Pengadilan Agama setempat. 4. Sedangkan salinan sebanyak 4 lembar dibagikan kepada : wakif, Nadlir, Kepala Kantor Urusan Agama, dan Lurah/Kepala Desa setempat. e. PPAIW atas nama Nadlir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada Bupati/Walikota c.q. Badan Pertanahan Nasional setempat untuk dicatat dan diterbitkan sertifikat tanah wakaf. f. Dengan telah didaftarkan dan dicatatkannya tanah wakaf tersebut dalam bentuk sertifikat, maka tanah wakaf itu telah mempunyai kekuatan hukum dan alat pembuktian yang kuat. 3. Hak dan Kewajiban Nazhir Nazhir yang dimaksud oleh perundang- undangan Indonesia adalah suatu badan hukum khusus mengurusi wakaf. a. Hak nazhir : Berhak menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan menggunakannya untuk kepentingan umum/keagamaan.
Menggunakan fasilitas dengan setujuan Kepala Kantor Kementeria Agama Kabupaten/Kota. b. Kewajiban nazhir Nazhir disamping mempunyai hak, juga berkewajiban mengamankan harta wakaf, surat–surat wakaf dan hasil- hasil wakaf.
Aktivitas 2 Carilah Contoh-contoh wakaf yang ada di lingkunganmu, baik yang tetap maupun yang bergerak. Dokumentasikan hasil penemuanmu, kemudian laporkan kepada gurumu
Menarapkan Akhlak Mulia MuliaMuliaembelajaran Mengelola Wakaf dengan Penuh Amanah demi Kemajuan Umat Menjaga harta wakaf dengan penuh amanah adalah kunci keberhasilan konsep Islam tentang pemberdayaan harta kekayaan agar tidak hanya bergulir di antara golongan kaya saja, tetapi dirasakan pula oleh golongan lemah. Nadlir menjadi subjek utama dalam pemberdayaan harta wakaf ini demi terciptanya pemerataan dan kesejahteraan umat.
1) Wakaf termasuk ibadah maaliyah yang jika pengelola dan pengurusnya jujur dan amanah, maka akan membuahkan hasil yang baik bagi kepentingan umum/agama. 2) Sah tidaknya wakaf ditentukan syarat dan rukunnya. 3) Pelaksanaan wakaf diatur oleh berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah 4) Pengelolaan wakaf tidak bersifat statis, tetapi dinamis.
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat ! 1.
Wakaf termasuk shadaqoh jariyah sebab ... a. Pahala wakaf akan tetap mengalir kepada yang wakaf b. Orang yang sudah mati putus amal kecuali anak sholeh c. Manfaatnya akan dirasakan oleh para nadlir d. Dapat mengurangi kesenjangan sosial e. Dapat memacu orang lain untuk wakaf
2. Menyerahkan sebuah rumah kepada panti asuhan anak yatim untuk keperluan kegiatan anak yatim dan sekitarnya dengan mengharap ridla Allah SWT adalah sebagi wujud ... a. Hadiah b. Infak c. Wakaf d. Hibah e. Ikrar 3. Tindakan Wakaf untuk menarik simpati masyarakat agar masyarakat memilihnya sebagai Kepala Desa hukumnya ...
a. Sunnah
b. c. d. e.
Makruh Wajib Haram Mubah
4. Peraturan Menteri Agama yang mengatur pelaksanaan perwakafan di Indonesia adalah ...
a. b. c. d. e.
No. 1 Tahun 1974 No. 1 Tahun 1978 No. 2 Tahun 1977 No. 28 Tahun 1979 No. 29 Tahun 1977
5. Jika kita cermati QS. Ali Imran (3):92 bahwa semua bentuk pemberian akan dapat mencapai kebaikan yang sempurna apabila ...
a. b. c. d. e.
memberikan sesuatu yang paling mahal harganya membelanjakan sebagian harta untuk kepentingan keluarga memberikan sesuatu yang paling disenangi. menyerahkan sebidang tanah yang tidak ada mafaatnya. pemberian itu berupa infak atau shodaqoh
6. Orang yang akan melakukan wakaf disyaratkan ...
a. b. c. d. e.
laki-laki tidak dipaksa orang indonesia mampu menyerahkan kekal zatnya.
7. Ikrar wakaf dibaca oleh wakif dihadapan ...
a. b. c. d. e.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota Camat sebagai PPAT Kepala KUA sebagai PPAIW Kyai sebagai ta’mir masjid Masyarakat desa setempat
8. Orang atau sekelompok orang yang diserahi tugas mengurus dan memelihara barang wakaf adalah ...
a. b. c. d. e. 9.
Nadlir Ta’mir masjid Kyai setempat Mauquf Kepala desa
Ikrar wakaf dinyatakan tidak sah dan tidak bisa dilanjutkanwakafnya, apabila …
a. tempatnya jauh dari yang mewakafkan b. yang diwakafkan jumlahya sedikit sekali c. tidak bebas dari sengketa dan pajak
d. mengandung ta’lik dan dibatasi waktu e. tidak dibatasi waktu dan tempatnya 10. Berikut ini yang berkewajiban mengajukan pendaftaran tanah wakaf kepada Bupati/Walikota, adalah… a. Kepala Desa b. Camat c. Wakif sendiri d. Maukuf ‘Alaih e. PPAIW atas nama Nadlir 11. Seorang ayah memberikan sebidang sawah kepada anak-anaknya. Pemberian ini disebu..
a. b. c. d. e.
Shodaqoh Zakat Hadiah Wakaf Infak
12. Akta Ikrar Wakaf dibuat rangkap 3 yang asli disimpan oleh ...
a. b. c. d. e.
PPAIW Wakif Camat Kepala Desa Nadlir
13. Jika barang sudah diwakafkan untuk kepentingan umat Islam, maka barang itu dilarang ...
a. b. c. d. e.
disertifikatkan oleh masyarakat untuk ditempati kegiatan diwariskan atau dihibahkan disewakan untuk kepentingan umat Islam dimanfaatkan oleh masyarakat
14. Harta yang paling baik untuk diwakafkan adalah ... a. harta yang sudah tidak dimanfaatkan b. harta yang paling lama dipakai oleh wakif c. yang paling dicintai dan disukai d. yang paling mahal harganya e. yang tidak lagi disengketakan 15. Hak Nadlir untuk menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang ditentukan oleh … a. PPAIW b. Camat c. Kepala Desa d. Bupati/Walikota e. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini ! 1. Jelaskan arti wakaf menurut bahasa dan istilah ! 2. Sebutkan rukun-rukun wakaf ! 3. Siapa nazhir wakaf itu ? 4. Jelaskan syarat harta yang diwakafkan itu ! 5. Bolehkah harta wakaf diubah dari keadaan aslinya ? Jelaskan ! Skor penilaian sebagai berikut. a) Pilihan ganda: Jumlah jawaban benar x 1 (maksimal 15 x1 = 15) b) Uraian: Jumlah Skor maksimal 7 x 5 = 35 Nilai : Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda dan Isian) x 100 50 Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah sebagai berikut: a. Jumlah nilai pada kolom diskusi dan bermain peran x 50 %. b. Jumlah nilai rata-rata pada kolom “Evaluasi” pilihan ganda dan uraian x 50 %. Nilai akhir = nilai a + nilai b
Refleksi Berilah tanda “cek” ( ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataanpernyataan yang tersedia ! Pernyataan
No 1
Setiap hari saya shodaqoh
2
Saya memberikan barang yang paling saya senangi
3
Saya senang memberikan sesuatu kepada teman
4
Saya berniat untuk mewakafkan buku saya ke perpustakaan
5
Saya senantiasa menjaga barang titipan teman
6
Saya memakai barang teman tanpa izin
7
Saya melihat surat ikrar wakaf
8
Saya mengambil barang yang ada di masjid
9
Saya melihat cara pengelolaan barang wakaf
10
Saya ingin mewakafkan ilmu saya
12
Kebiasaan Selalu
Sering
Jarang
skor 3
skor 2
skor 1
Tidak pernah skor 0
Diskusi Nama
No.
Siswa
Aspek yang dinilai 1
2
3
Skor Maks
Nilai
Ketuntasan TT
Tindak Lanjut R
P
Aspek dan rubrik penilaian: 1)
2)
3)
Kejelasan dan kedalaman informasi. a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna, skor 30. b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20. c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap, skor 10. Keaktifan dalam diskusi. a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30. b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20. c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10. Kejelasan dan kerapian presentasi a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40. b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30. c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 20. d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 10
ْس لَهُ ع ْلم ل َم ْن ُه َو َجاهل َ ت َ َعلَّ ْم فَلَي
Belajarlah karena orang bodoh itu tidak berilmu
DAFTAR PUSTAKA
13
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Al-Ghazali, Imam. 1995. Ringkasan Ihya Ulumuddin. Jakarta: Pustaka Amani. Al-Maraghi, Muhammad Musthafa. 1992. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra. Al-Tirmidzi. t.t. Sunan al-Tirmidzi. t.t.:t.p. Anonimious. 2010. Al-Hidayah Al-Qur’an Perkata Tajwid Kode Angka. Tangerang Selatan: Kalim. As Suyuthi, Jalaludin. 2008. Sebab Turunnya Ayat Al Quran. Jakarta: Gema Insani Press. DEPAG RI. 2006. Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf. _______. 2006. Peraturan Perundangan Perwakafan. Jakarta: DEPAG RI. _______. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Asy-Syifa. Elsi Kartika Sari. 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo. Hamka. 1984. Tafsir Al Azhar Juz XI. Jakarta: Pustaka Panjimas. Ibn Hambal, Al-Imam Ahmad. t.t. Musnad Al-Imam Ahmad ibn Hambal. t.t.: Dar al-Fikr. Ibn Majah, Abi ‘Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini. t.t. Sunan Ibn Majah. t.t.: t.p. Kementrian Agama RI. 2011. Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta: Kementrian Agama RI. Larimore, Ralp Graham. 2005. I’m OK, You’are OK, We’re OK, Kiat Cerdas Menjalin Hubungan dengan Siapa Saja. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Masan AF. 2009. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah kelas VIII. Semarang: Toha Putra.. Mu’thi, Fadlolan Musyaffa’. 2008. Potret Islam Universal. Tuban: Syauqi Press. Mushthafa, Ahmad. 1987. Tafsir Al Maraghi. Semarang: Toha Putra. PP Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Rahmah, Syifalir. 2008. Malaikatpun ingin menjadi Manusia. Surabaya ; Ikhtiar Surabaya Sarwat, Ahmad. 2011. Seri Fiqih dan Kehidupan (2) : Thaharah. Jakarta: DU PUBLISHING Shihab, Quraisy. 1998. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan. _______. 2000. Yang Tersembunyi. Jakarta: Lentera Hati. _______. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Sukayat, Tata. 2001. Kapita Selekta Syarhil Qur’an. Bandung: CMM Fakultas Dakwah IAIN SGD. Syaltut, Mahmud. 1990. Tafsir Al-Qur’anul Karim. Bandung: Diponegoro. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf.
14
15
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Modul.5 Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Madinah Kompetensi Dasar (KD) 2.8. Menunjukkan sikap semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Nabi di Madinah. 3.11. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah saw. di Madinah 4.8.2.Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Peserta didik mampu: 1. 2. 3. 4. 5.
Menunjukkan prilaku persaudaraan baik sesama muslim maupun non muslim Menjelaskan isi pokok dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah sebagai implementasi dari piagam madinah. Menyebutkan 5 Strategi dakwah Rasulullah saw pada Periode Madinah Meneladani subtansi dan strategi dakwah Rasulullah saw pada periode madinah Menunjukkan perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw pada Periode Madinah. 6.
Peta Konsep Memahami Makna perjuangan dakwah di Madinah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah Saw di Madinah
Menganalisis faktor keberhasilan dakwah di Madinah
Menunjukan sikap ukhuwah atau persaudaraan dalam kehidupanrwakaf
1
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa 1. 2. 3. 4. 5.
Peserta didik mengamati ( membaca, melihat gambar beserta perenungannya yang ada di kolom “Mari Renungkan”. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil pengamatan gambar beserta perenungannya. Peserta didik mengeksplorasi (menetukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan) menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data). Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori menetukan hubungan data, menyimpulkan dara hasil analisis data). Peserta didk mengkomunikasikan ( menyampaikan konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan gambar atau media lainnya).
Membuka Renungan Hati Cermati gambar dan wacana berikut! Lingkungan yang baik semestinya menjadi tempat ideal bagi kaum muslimin untuk dijadikan tempat tinggal. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pribadi dan perilaku seseorang. Orang yang tinggal di lingkungan yang baik akan memiliki karakter dan pribadi yang baik pula. Sementara orang yang hidup dan tinggal di lingkungan yang buruk secara lambat atau cepat akan terpengaruh perilaku buruk lingkungannya. Orang yang baik adalah orang yang berada di lingkungan yang buruk namun dia tidak saja tidak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Bahkan lebih dari itu, ia akan berupaya mengubah lingkungan buruk tersebut menjadi lingkungan yang baik. Demikian halnya dengan Rasulullah saw, Ia hidup dan tinggal di dalam lingkungan yang saat itu jauh dari peradaban. Lingkungan yang oleh para sejarawan disebut dengan lingkungan jahiliah. Ia lahir di tengah-tengah masyarakat yang sangat jauh dari nilai-nilai kesusilaan. Mabuk-mabukan, merampok, memperkosa, membunuh, berzina dan bahkan mereka menyembah benda yang sama sekali tidak memberikan kebaikan buat mereka sendiri, yaitu berhala. Namun demikian, lingkungan yang buruk tersebut sama sekali tidak menjadikan Muhammad saw. terpengaruh karenanya. Ia bahkan menjadi orang yang sangat membenci perilaku jahiliah lingkungannya tersebut. Bahkan, tidak hanya membencinya,
2
Muhammad saw. pun, berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat jahiliah agar meninggalkan perbuatan-perbuatan jahil tersebut. Keteladan Rasulullah saw. dalam membina lingkungannya, mestilah menjadi perhatian kaum muslimin sebagai umatnya. Rasulullah saw. mengajarkan bagaimana sikap yang harus ditunjukkan oleh orang-orang yang beriman agar ia tidak ikut terbawa arus negatif lingkungan sekitarnya. Ia bahkan diwajibkan menjadi bagian perubahan positif bagi lingkungan sekelilingnya. Tentu saja hal tersebut memerlukan usaha-usaha cerdas agar mencapai hasil yang maksimal. Hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah sesungguhnya adalah upaya cerdas beliau dalam membangun kekuatan dakwah yang lebih baik. Kekuatan dan strategi yang beliau bangun atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. mampu mengubah keadaan Mekah menjadi masyarakat yang hidup dalam kedamaian dan rahmat Allah Swt.
Aktivitas 1 Analisis apakah hijrah yang dahulu dilakukan Rasulullah Saw. Dan para sahabat masih relevan atau sesuai untuk dilakukan saat ini ! Jelaskan manfaat dari hijrah yang dilakukan
Materi Pembelajaran Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Madinah Tiga belas tahun lamanya nabi Muhammad berdakwah di Mekah, berbagai hinaan, celaan, dan penyiksaan diterima dan dialami oleh nabi dan pengikut-pengikutnya. Dakwah nabi Muhammad kebanyakan diterima oleh golongan orang-orang miskin dan budak. Sementara itu, para bangsawan dan pemuka-pemuka Quraisy berupaya keras mematahkan dakwah nabi. Akibatnya, perkembangan dakwah di Mekah berjalan lamban. Selain itu, penentangan dan perlawanan Quraisy semakin keras dengan melakukan penyiksaan sadis terhadap para sahabat. Untuk menghindari penyiksaan nabi menyarankan sahabatsahabatnya untuk hijrah ke Abisinia. Dakwah nabi terus berlanjut bahkan, nabi mencoba berdakwah kepada orang-orang Arab non Quraisy. Ia mencoba mengajak penduduk Thaif namun ia di tolak, dicaci, dimaki dan dilempari. Kemudian nabi mencoba berdakwah kepada orang-orang Madinah (Yasrib), yang datang setiap tahun melaksanakan ibadah haji. Dakwah nabi mendapat sambutang hangat yang akhirnya melahir perjanjian aqabah. Dari pertemuan ini, nabi melihat bintang cemerlang Islam ada di Madinah dan karena itu iapun memerintahkan para sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah. Beberapa saat kemudian nabi Muhammad dengan ditemani oleh Abu bakar bin Quhafah juga berhijrah ke sana.
3
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
A. Da`wah Nabi Muhammad SAW di Madinah a. .Madinah sebelum Islam Sebelum datangnya Islam, penduduk Madinah terdiri atas dua suku bamgsa, yaitu bangsa Arab dan Yahudi. Suku Arab tersebut datang dari Yaman dan dikenal dengan suku Aus dan suku Khazraj. Bangsa Yahudi yang tinggal di Madinah terdiri atas tiga suku utama yaitu bani Quraizah, bani Nadir dan bani Qainuqa. Ketika itu Madinah tidak mempunyai pemimpin dan pemerintahan resmi atas semua penduduk sehingga menimbulkan persaingan antar suku yang seringkali pecah menjadi peperangan. Salah satu peperangan besar yaitu perang Bu`as pada tahun 618 M. b. Hijrah ke Madinah Hijrah merupakan kepindahan nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin dengan ikhlas meninggalkan kampung halamannya dan menetap di Madinah. Peristiwa hijrah membuka lembaran baru dalam usaha da`wah nabi Muhammad saw untuk menyebarkan agama Islam. Setelah peristiwa Baitul Aqobah yang kedua, kaum muslimin melakukah hijrah ke Madinah. Kaum muslimin pergi ke Madinah dalam beberapa rombongan secara berangsur-angsur. Adapun nabi Muhammad saw berangkat terakhir kali bersama Abu Bakar As-Siddiq karena menunggu perintah Allah swt. Nabi Muhammad SAW tiba di Quba [dekat Madinah] pada hari Senin, 20 September 622 M setelah berjalan selama tujuh hari. Di tempat ini, nabi Muhammad saw membangun sebuah masjid yang diberi nama masjid Quba. Pada hari Jum`at, 24 September 622 M, nabi Muhammad saw meninggalkan Quba menuju Madinah. Sejak itu, nabi Muhammad SAW tinggal di Madinah serta mengembangkan ajaran Islam di sana. Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah saw. dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mu¯allib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy di antaranya adalah seperti berikut. 1. Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Muhammad saw. 2. Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim. 3. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim. 4. Musuh Muhammad saw. harus didukung dalam keadaan bagaimana pun. c. Da`wah nabi Muhammad SAW di Madinah Peristiwa hijrah menjadi babak baru dalam perjuangan umat Islam setelah mendapat tantangan yang hebat dari kaum Quraisy di Mekah, kaum muslim mendapat semangat baru dengan dukungan dari penduduk madinah. Mereka bersama bahu-membahu dalam memperjuangkan islam. Usaha dakwah Nabi Muhammad SAW. Di Madinah dilakukan dengan cara membangun masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar, serta menyusun undang-undang. 1. Membangun Masjid Pada masa Nabi Muhammad saw., masjid digunakan sebagai pusat kegiatan. Kegiatan peribadahan dan penyelenggaraan pemerintahan. Masjid yang pertama kali dibangun nabi Muhammad saw di Madinah adalah masjid Nabawi. Masjid Nabawi dibangun pada bulan Rabiul awal tahun 1 Hijriah [September 622 M]. masjid itu dibangun umat Islam dengan bergotong royong. Masjid Nabawi berfungsi
4
sebagai pusat peribadahan. Pusat perencanaan kegiatan masyarakat, pusat latihan dan pendidikan dari nabi Muhammad saw, menampung kaum muhajirin dari Mekkah yang kehabisan bekal, dan tempat mengadili perkara-perkara yang diselesaikan oleh nabi Muhammad saw. Setelah membangun masjid Nabawi, umat Islam berturut-turut membangun beberapa masjid lainnya, yaitu masjid Jumu`ah, masjid Gamamah, masjid Quba, masjid Bani Quraizah, masjid Ubay bin Kaab, masjid Salman dan masjid Ali.
Masjid Quba di Madinah
Masjid Nabawi di Madinah
3. Mempersaudarakan kaum Ansor dan kaum Muhajirin Setelah membangun masjid nabi Muhammad saw mempersaudarakan orang-orang dari kaum ansor dan kaum muhajirin. Sebagai contoh, nabi mempersaudarakan Ibnu Mas`ud dengan Saad bin Mua`z, kepala suku Aus. Hal itu dilakukan nabi Muhammad saw agar kaum muhajirin dapat perlindungan yang kuat di Madinah. Dengan demikian, mereka dapat hidup bersama dengan rukun dan damai. 4. Menyusun dustur [undang-undang] Berkaitan dengan telah terbentuknya masyarakat di Madinah, nabi Muhammad saw kemudian menetapkan sebuah dustur atau undang-undang. Undang-undang ini terkenal dengan sebutan Piagam Madinah. Piagam Madinah memuat ketetapan mengenai hak dan kewajiban bagi kaum muslimin dan non muslimin. Piagam Madinah memberikan landasan bagi perkembangan Islam selanjutnya. Isi Piagam Madinah a. Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin; kedua belah fihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. b. Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk melawan siapa saja yamg memerangi mereka. Orang Yahudi memikul belanja mereka sendiri begitu pula kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri. c. Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati, tolong menolong, melaksanakan kebajikan dan keutamaan.
5
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
d. Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Kalau terjadi perselisihan antara kaum Yahudi dengan kaum Muslimin, maka urusannya hendaklah diserahkan kepada Allah dan Rasullullah SAW. e. Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya, kecuali orang-orang yang zalim dan bersalah, sebab Allah SWT menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.
B. Substansi Dakwah Nabi di Madinah 1. Kebebasan Beragama Tujuan ajaran yang dibawa nabi adalah memberikan ketenangan kepada penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum muslimin, Yahudi, dan Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing. Dengan demikian nabi memberikan jaminan kebebasan beragama kepada Yahudi dan nasrani yang meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah sesuai dengan agamanya, dan kebebasan mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan yang memberikan jaminan dalam mencapai kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang integral dan terhormat. Menentang kebebasan berarti memperkuat kebatilan dan menyebarkan kegelapan yang pada akhirnya akan mengikis habis cahaya kebenaran yang ada dalam hati nurani manusia. Cahaya kebenaran yang menghubungkan manusia dengan alam semesta (sampai akhir zaman), yaitu hubungan rasa kasih sayang dan persatuan, bukan rasa kebencian dan kehancuran. 2. Adzan, Shalat, Zakat, dan Shaum Ketika nabi tiba di Madinah, bila waktu shalat tiba, orang-orang berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan terompet, seperti Yahudi, namun nabi tidak menyukainya; lalu ada yang mengusulkan menabuh genta, seperti Nasrani. Menurut satu sumber, atas usul Umar bin Khattab dan kaum muslimin dan menurut sumber lain berdasarkan perintah Allah melalui wahyu, panggilan shalat dilakukan dengan adzan. Selanjutnya nabi memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid bin Sa’labah untuk membacakan lapaz azan kepada Bilal dan menyerukannya manakala waktu shalat tiba, karena Bilal memiliki suara yang merdu. Bila tiba waktu Shalat Bilal naik ke atas rumah seorang perempuan bani Najjar yang lebih tinggi dari mesjid dan berada di dekat mesjid untuk menyerukan azan dengan lapaz:
هللا أكرب هللا أكرب أشهد أن ال اله اال هللا أشهد أن ال اله اال هللا أشهد أن حممدا رسول هللا أشهد أن حممدا رسول هللا حي على الصالة حي على الصالة
حي على الفالح حي على الفالح هللا أكرب هللا أكرب ال اله اال هللا
6
Kewajiban shalat yang diterima pada saat mi’raj, menjelang berakhirnya priode Mekah terus dimantapkan kepada para pengikutnya. Sementara itu, puasa yang telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya, kini telah pula diwajibkan setiap bulan ramadlan. Demikian pula halnya dengan zakat. Bahkan setelah kekuasaan Islam berkembang ke seluruh jazirah Arab nabi mengutus pasukannya ke negeri di luar Madinah untuk memungut zakat. 3. Khutbah Wada’ Pada tahun ke-10 H (631 M) nabi melaksanakan haji wada’ (haji terakhir). Dalam kesempatan ini nabi menyampai khutbah yang sangat bersejarah. Ketika matahari telah tergelincir, dengan menunggang untanya yang bernama al Qaswa’ nabi berangkat dan tiba di lembah yang berada di Uranah. Di tempat ini, dari atas untanya nabi memanggil orang-orang, dan diulang-ulang panggilan itu oleh Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf. Setelah berucap syukur dan puji kepada Allah nabi menyampaikan pidatonya. Khutbah nabi itu, antara lain berisi: larangan menumpahkan darah kecuali dengan haq dan larangan mengambil harta orang lain dengan batil, karena nyawa dan harta benda adalah suci; larangan riba dan larangan menganiaya; perintah untuk memperlakukan para isteri dengan baik dan lemah lembut dan perintah menjauhi dosa; semua pertengkaran antara mereka di zaman jahiliyah harus saling dimaafkan; balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana berlaku dalam zaman jahiliyah tidak lagi dibenarkan; persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan; hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, mereka makan seperti apa yang dimakan tuannya dan berpakaian seperti apa yang dipakai tuannya; dan yang terpenting adalah umat Islam harus selalu berpegang kepada al Qur’an dan sunnah. Badri yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, menyimpulkan isi khutbah nabi di atas dengan menyatakan bahwa khutbah nabi tersebut berisi prinsip-prinsip kemanusia, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas. C. Strategi Dakwah Nabi di Madinah 1. Meletakkan Dasar-dasar Kehidupan Bermasyarakat Sesampainya di Madinah nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun nabi adalah: a. Membangun mesjid. Mesjid yang dibangun nabi tidak saja dijadikan sebagai pusat kehidupan beragama (beribadah), akan tetapi dijadikan sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatuan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang kuat, dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan. b. Membangun ukhuwah islamiyah. Dalam hal ini, nabi mempersaudarakan kaum anshar (muslim Madinah) dengan kaum muhajirin (muslim Mekah), mempertemukan dan mengikat kaum anshar dan muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan demikian nabi telah membangun sebuah ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata dikarenakan hubungan darah, akan tetapi oleh ikatan agama (ideologi). c. Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang non muslim. Untuk menjaga stabilitas di Madinah nabi menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Sebuah piagampun dibuat yang kemudian dikenal dengan piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan persamaan hak dan menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi.
7
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Setiap orang dijamin keamanannya, dan diberikan kebebasan dalam hak-hak politik dan keagamaan. Setiap orang wajib menjaga keamanan Madinah dari serangan luar. Dalam piagam itu dicantumkan pula bahwa Muhammad menjadi kepala pemerintahan dan karena itu otoritas mutlak diserahkan kepada beliau. Terbentuknya negara Madinah membuat Islam semakin kuat. Pada sisi lain, timbul kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di kalangan Quraisy dan musuh-musuh Islam lainnya. Kenyataan ini, mendorong orang Quraisy dan yang lainnya melakukan berbagai macam bentuk ancaman dan gangguan. Untuk itu nabi mengatur siasat dan membentuk pasukan perang serta mengadakan perjanjian dengan berbagai kabilah yang ada di sekitar Madinah. Upaya kaum muslimin mempertahankan Madinah melahirkan banyak peperangan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-musuh mereka:
a. Perang Badar Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyrikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada 8 Ramadlan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana nabi dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – 1000 orang. Dalam peperangan ini nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan. Setelah kemenangan ini salah satu suku Badui yang kuat tertarik untuk mengikat perjanjian damai dengan nabi. Tak lama kemudian, nabi menyerang suku Yahudi Madinah, dan Qainuqa’ yang turut berkomplot dengan orang Quraisy Mekah. Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan Madinah dan menetap di Adhri’at, perbatasan Syria. b. Perang Uhud Kekalahan dalam perang Uhud semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan dalam perang Badar. Maka pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke Madinah dengan membawa 3000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut nabi dengan sekitar 1000 pasukan. Ketika pasukan nabi melewati batas kota, Abdullah bin Ubay menarik 300 pasukan yang terdiri dari orang Yahudi dan kembali ke Madinah. Dengan pasukan yang masih tersisa, 700 orang, nabi melanjutkan perjalanan. Pasukan nabi dan pasukan Quraisy bertemu di bukit Uhud. Perang besarpun berkobar. Mula-mula pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal menembus dan menaklukan pasukan pemanah nabi. Pasukan Quraisy kucar kacir. Namun, kemenangan yang sudah diambang pintu gagal diraih karena pasukan nabi, termasuh pasukan pemanah tergoda oleh harta peninggalan musuh. Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang, pasukan pemanah dapat dilumpuhkan dan satu persatu pasukan nabi berguguran di medan pertempuran. Dalam pertempuran ini sekitar 70 orang pasukan nabi gugur sebagai syuhada’. Setelah peperengan ini nabi menindak tegas Abdullah bin Ubay dan pasukannya.
8
Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan Abdullah bin Ubay, diusir dari Madinah. Kebanyakan mereka pergi dan menetap di Khaibar. c. Perang Ahzab/Khandaq Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al Farisi umat Islam menggali parit untuk pertahanan. Oleh karena itu perang ini disebut dengan perang khandaq (parit). Selain itu, peperangan ini disebut dengan perang ahzab (sekutu beberapa suku) karena bani Nadir (orang Yahudi yang terusir dari Madinah), musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan Islam. Pasukan musuh yang hendak masuk ke madinah tertahan oleh parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah badai kencang menerpa dan memporak-porandakan kemah-kemah mereka. Kenyataan ini memaksakan pasukan ahzab menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa mendapat hasil apapun. Dalam suasana kritis, orang-orang Yahudi, Bani Quraizah di bawah pimpinan Ka’ab bin Asad melakukan pengkhiatan. Setelah musuh menghentikan pengepungan dan meninggalkan Madinah para pengkhianat itu dihukum mati.
d. Perang Hunain Meskipun Mekah telah ditaklukan, namun tidak semua suku Arab mau tunduk pada nabi Muhammad. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap nabi, yaitu: bani Tsaqif di Taif, dan bani Hawazin di antara Mekah dan Taif. Kedua suku ini berkomplot melawan nabi dengan alasan menuntut balas atas berhala-berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika penaklukan Mekah. Dengan kekuatan 12.000 pasukan di bawah pimpinan nabi, tentara Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat nabi dan pasukannya dapat menumpas pasukan musuh. Dengan takluknya bani Tsaqif dan bani Hawazin maka seluruh jazirah Arab di bawah kekuasaan nabi Muhammad. e. Perang Tabuk Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh nabi Muhammad. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius atas keberhasilan nabi menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar di utara jazirah Arab, Syria yang merupakan daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung bani Ghassan dan Bani Lachmides. Menghadapi peperangan ini banyak sekali kaum muslimin yang “mendaftar” untuk turut berperang dan karena itu terhimpun pasukan yang sangat besar. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi kecut hatinya dan kemudian menarik diri, kembali ke negerinya. Nabi tidak melakukan pengejaran, akan tetapi berkemah di Tabuk. Dalam kesempatan ini, nabi membuat perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian wilayah perbatasan itu dapat dikuasai dan dirangkul masuk dalam barisan Islam
9
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
2. Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu: (1) kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai tahundepan, (2) lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, (3) kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah, (4) selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah, dan (5) tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan. Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai mekah terbuka kembali. Ada dua faktor yang mendorong nabi untuk menguasai Mekah, yaitu: pertama, Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab; bila Mekah dapat dikuasai maka penyebaran Islam ke seluruh jazirah Arab akan dapat dilakukan; kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah maka kemungkinan orang-orang Quraisy, merupakan suku nabi sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya Quraisy Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, nabi bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah. Dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah menjangkau seluruh jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Prestasi ini, menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu mereka, secara sepihak membatalkan perjanjian tersebut. Oleh karena itu, nabi Muhammad segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang tentara. Tanpa kesulitan nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu nabi berkhutbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Dalam khutbah itu nabi menyatakan: “barang siapa yang menyarungkan pedangnya ia akan aman, barang siapa yang masuk ke masjidil haram ia akan aman, dan barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan aman”. Setelah khutbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan menyatakan diri sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di bawah kekuasaan nabi. 3. Surat Nabi kepada Para Raja Genjatan senjata antara nabi dengan musyrikin Quraisy telah memberi kesempatan kepada nabi untuk melirik negeri-negeri lain sambil memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh nabi adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh nabi adalah raja Ghassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satupun dari raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan nabi, semuanya menolak dengan cara yang beragam. Ada yang menolak dengan baik dan simpati dan ada pula yang menolak dengan kasar seperti yang dilakukan oleh raja Ghassan. Ia tidak sekedar menolak bahkan, utusan nabi ia bunuh dengan kejam. Untuk membalas perlakuan raja Ghassan nabi menyiap 3.000 orang pasukan. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara jazirah Arab. Pasukan Islam kesulitan menghadapi tentara raja Ghassan yang dibantu oleh Romawi. Beberapa orang pasukan muslim gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran itu. Melihat kenyatan ini, komandan pasukan, Khalid bin Walid menarik pasukannya kembali ke Madinah.
10
Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu: (1) kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai tahundepan, (2) lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, (3) kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah, (4) selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah, dan (5) tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan. Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai mekah terbuka kembali. Ada dua faktor yang mendorong nabi untuk menguasai Mekah, yaitu: pertama, Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab; bila Mekah dapat dikuasai maka penyebaran Islam ke seluruh jazirah Arab akan dapat dilakukan; kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah maka kemungkinan orang-orang Quraisy, merupakan suku nabi sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya Quraisy Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, nabi bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah. Dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah menjangkau seluruh jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Prestasi ini, menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu mereka, secara sepihak membatalkan perjanjian tersebut. Oleh karena itu, nabi Muhammad segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang tentara. Tanpa kesulitan nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu nabi berkhutbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Dalam khutbah itu nabi menyatakan: “barang siapa yang menyarungkan pedangnya ia akan aman, barang siapa yang masuk ke masjidil haram ia akan aman, dan barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan aman”. Setelah khutbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan menyatakan diri sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di bawah kekuasaan nabi. 4. Penaklukan Mekah Pada tahun ke-6 Hijrah, ketika haji telah disyariatkan, nabi Muhammad dengan 1.000 orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Karena itu, nabi beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian ihram dan tanpa senjata. Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di Hudaibiyah, nabi dan kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekah. Sambil menunggu ijin untuk masuk ke Mekah nabi dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi dan kaum muslimin tidak dapat ijin memasuki Mekah dan akhirnya dibuatlah perjanjian Hudaibiyah. Keislaman penduduk Mekah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada suku-suku di berbagai pelosok Arab. Oleh karena itu pada tahun ke-9 dan 10 Hijrah (630 – 631 M) nabi menerima berbagai delegasi suku-suku Arab, sehingga tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan antar suku telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan Arab-pun terwujud. Nabi Muhammad kembali ke Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat Arab yang telah memeluk
11
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Islam. Petugas keamanan dan para da’I dikirim ke daerah-daerah untuk mengajarkan Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian, nabi jatuh sakit, dan pada 12 Rabi’ul Awwal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M ia wafat di rumah isterinya, Aisyah.
Aktivitas siswa .2 Setelah mempelajari perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw. periode Madinah di atas, analisislah sikap apa saja yang harus dicontoh atau diteladani dari perjuangan dakwah tersebut, baik dari kaum Anśar maupun kaum Muhajirin!
Menarapkan Akhlak Mulia MuliaMuliaembelajaran Membangun dan Menjaga Persaudaraan (Ukhuwah) Persaudaraan (ukhuwah) merupakan hubungan atau pertalian antarmanusia yang diikat oleh sesuatu. Hubungan atau pertalian manusia yang diikat oleh hubungan darah disebut dengan hubungan kekeluargaan. Bila hubungan itu diikat oleh kesukuan disebut saudara sesuku dan bila diikat oleh kebangsaan disebut saudara sebangsa. Demikian pula, jika hubungan itu diikat oleh satu ideologi tertentu, hubungan itu disebut saudara seideologi. Sementara itu, hubungan yang diikat dengan agama disebut saudara seagama. Dalam konteks ini, kita mengenal persaudaraan keluarga, persaudaraan kesukuan, persaudaraan kebangsaan, persaudaraan keagamaan, dan persaudaraan kemanusiaan. Khusus persaudaraan antarumat Islam disebut dengan ukhuwah Islamiyah. Manusia akan menjadi manusia sempurna jika ia hidup di tengah-tengah manusia dan bergaul dengan manusia. Manusia dapat dan mampu berdiri tegak serta berjalan dengan dua kaki karena ia diajarkan oleh masyarakat manusia seperti itu. Bayangkan, jika sejak bayi kamu diasuh oleh seekor serigala pastilah kamu tidak bisa tegak dan berjalan dengan dua kaki. Selain itu, tidak seorang pun di dunia ini yang mampu memenuhi kebutuhannya dengan kemampuannya sendiri. Dengan demikian setiap orang amat bergantung pada orang lain. Untuk dapat memakan sepiring nasi dengan lauk-pauknya, seseorang membutuhkan petani, nelayan, pembuat piring, supir untuk mengangkut bahan-bahan pangan, kuli panggul, pedagang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hubungan kemanusiaan merupakan sebuah keniscayaan atau kepastian yang tidak boleh diabaikan oleh siapapun.
12
Dalam kehidupan bernegara, setiap orang harus berpikir untuk memberikan sesuatu dan mengambil peran dalam pembangunan negara sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing. Jika tidak, negara akan terbelakang dan hancur, bahkan menjadi permainan bangsa-bangsa lain. Sebagai pelajar, sumbangan kamu untuk negara adalah belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh, mempersiapkan diri untuk melanjutkan estafet kepemimpinan negara. Sebab, bila tiba waktunya, kamulah yang akan menentukan perjalanan negara, maju dan mundurnya negara. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, persiapkan dirimu, kumpulkan bekalmu (ilmu pengetahuan) sebanyakbanyaknya, binalah mentalmu, asah jiwa kepemimpinanmu, dan tumbuhkan dan pupuklah rasa cintamu pada negara. Demikian pula halnya agama (Islam). Kamulah generasi muda Islam yang diharapkan dapat menjadi pembela-pembela Islam. Menjadi mujahid-mujahid yang menawarkan keramahan, kemajuan, dan keselamatan kepada seluruh manusia dan alam semesta. Bersatu kita teguh dan bercerai kita rubuh. Ungkapan yang semakna dengan ini adalah bersatu itu rahmat dan berpecah belah itu azab. Ungkapan ini jelas sekali menganjurkan untuk selalu memperhatikan dan membangun persaudaraan dengan siapa saja. Sebab, melalui hubungan persaudaraan itu, hidup menjadi lapang, berbagai kesulitan dapat diatasi, dan berbagai harapan, keinginan, serta tujuan dapat dicapai. Sebaliknya, perpecahan menyebabkan hidup menjadi sempit, berbagai kesulitan datang menghampiri, dan harapan, keinginan serta cita-cita sukar untuk diraih. Melalui persaudaraan, beban berat menjadi ringan, kesulitan menjadi kemudahan, keputusasaan menjadi harapan. Melalui persaudaraan, ketakutan dan kekerdilan dapat pula dihapuskan. Oleh karena itu, jalinlah ukhuwah, sambungkan tali persaudaraan sebanyak-banyaknya. Ingatlah ungkapan seribu teman itu sedikit dan satu musuh itu banyak. Menjalin persaudaraan berarti menghapuskan atau menghilangkan permusuhan. Bermusuhan merupakan sikap tercela yang menimbulkan banyak kerugian. Sekarang, ingatingatlah apakah engkau mempunyai musuh? Jika punya, datanglah kepadanya dan mintalah maaf darinya serta ajaklah dia mengubur permusuhan dan mulailah menjalin persahabatan dengannya. Setelah itu, rasakanlah baik-baik, mana yang lebih enak: bermusuhan atau bersahabat? Pastilah perasaanmu akan merasakan kelegaan dan kebahagiaan saat bersahabat. Persahabatan dan persaudaraan haruslah dibangun di atas prinsip kesetaraan dan persamaan. Dengan prinsip ini akan lahir sikap saling menghormati dan saling membela serta saling mendukung. Jadilah seperti sekumpulan semut. Setiap bertemu dengan temannya, mereka saling menyapa dan memberi salam, bekerja sama membangun tempat tinggal, dan mengumpulkan bahan makanan. Janganlah kamu menjadi sekumpulan kepiting yang selalu saling menarik dan menjatuhkan jika ada temannya yang ingin naik/maju! Pernahkah kamu berkelahi dengan temanmu? Atau, pernahkah sekolahmu berkelahi (tawuran) dengan sekolah lain? Bayangkan apakah keuntungan yang kamu peroleh dari itu semua? Pasti tidak kamu temukan keuntungannya sedikitpun. Malahan kamu akan melihat banyak sekali kerugian yang kamu peroleh. Tubuhmu luka-luka, sekolahmu rusak, berbagai fasilitas umum berantakan, jalanan menjadi macet, barang-barang orang hancur, dan ketenteraman masyarakat terganggu. Bahkan, mungkin pula kamu ditangkap polisi. Lebih jauh lagi, konsentrasimu terganggu dan cita-citamu tidak tercapai. Orang tuamu pasti
13
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
kecewa dan marah. Bahkan, negara akan kehilangan generasi potensial yang akan melanjutkan kejayaannya. Jadi, tersenyumlah kepada setiap orang. Jalinlah persahabatan dan persaudaraan sebanyak-banyaknya. Kamu pasti akan menemukan banyak keuntungan dan kemudahan. Ingatlah selalu keteladan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad ketika ia membangun Madinah. Ia persatukan suku Aus dan Khazraj, ia persaudarakan kaum Anśar dan Muhajirin, dan ia buat perjanjian damai dengan orang Yahudi Madinah serta dengan suku-suku yang ada di sekitar Madinah. Hasilnya, Nabi Muhammad saw. berhasil meraih kejayaan dan Islam pun memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia. Itulah sebabnya Madinah diberi gelar munawwarah (memancarkan cahaya/bersinar) sehingga ada yang menyebutnya dengan alMadinah al-Munawwarah. Jadi, dengan persahabatan dan persaudaraan yang kukuh berbagai kesulitanmu akan hilang, duniamu menjadi lapang, dan bintang terang akan menghampirimu serta harapan dan cita-citamu akan tercapai.
1. 2.
3.
4.
Aktivitas siswa .3 Carilah Peta Mekah dan Madinah di internet atau sumber lainya kemudian diprinkan hasilnya. Sesampainya di Madinah, Nabi langsung membangun masjid. Masjid ini berfungsi sebagai pusat peribadatan dan pemerintahan. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah adalah mempersatukan suku Aus dan Khazraj serta mempersaudarakan orang Anśar (Madinah) dan Muhajirin (Mekah). Setelah itu, Nabi Muhammad saw. pun membuat perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi dan suku-suku yang berada di sekitar Madinah. Berkembangnya dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah menimbulkan kekhawatiran orang-orang Quraisy. Karena itu, terjadilah Perang Badar. Peperangan ini terjadi pada 8 Rama«an tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana Nabi dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – 1.000 orang. Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan. Kekalahan dalam perang Badar semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Maka, pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke Madinah dengan membawa 3.000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad saw. dengan sekitar 1.000 pasukan. Pada tahun ke-5 Hijrah, terjadilah Perang Ahzab/Khandaq. Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Meskipun Mekah telah ditaklukan, tetapi Bani ¢aqif di °aif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan °aif tidak mau tunduk. Bahkan, mereka menyerang Mekah dan menuntut bela atas perusakan berhala-berhala. Dengan kekuatan 12.000 pasukan, Nabi menyambut kedatangan pasukan Bani ¢aqif dan Bani Hawazin. Perang ini dikenal dengan Perang Hunain.
14
5. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Nabi Muhammad saw.. Perang ini melawan Raja Gasan yang telah membunuh secara sadis utusan yang membawa surat Nabi Muhammad saw. Peperangan ini terjadi di Mu’tah 6. Orang-orang Mekah telah membatalkan secara sepihak Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu Nabi berkhutbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Peristiwa ini dikenal dengan Fat¥u Makkah (penaklukan Mekah).
1. Tes Tulis No.
Butir – butir Soal
Jawaban
1.
Jelaskan secara singkat da`wah Rasulullah SAW di Madinah?
2.
Jelaskan 5 strategi da`wah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di Madinah?
3
Jelaskan substansi da`wah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di madinah !
4
Sebutkan dampak politik bagi umat islam setelah terjadinya perjanjian hudaibiyah!
5
Bagaimanakah cara kita meneladani dakwah Rasulullah SAW di Madinah ?
2. Refleksi Berilah tanda checklist ( ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-pernyataan yang tersedia ! NO 1 2 3 4 5
6
15
Pernyataan
Selalu
Kebiasaan Sering Jarang Tidak Pernah
Skor 4
Skor 3
Saat ada orang tua, saudara, atau teman yang sakit, saya segera membesuk. Saat ada teman yang mendapat musibah, saya memberikan nasihat untuk bersabar. Saat ada teman yang mendapat musibah, saya memberikan sumbangan. Saya aktif dalam setiap kegiatan kerja bakti di sekolah. Saya berusaha mengucapkan salam dan bertegur sapa ketika berpapasan dan bertemu teman. Saya berusaha untuk memaafkan teman yang mengejek dan berlaku kasar kepada saya.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Skor 2
Skor 1
7 8 9 10
16
Saya bertutur kata lemah lembut kepada teman Saya berusaha membantu kesulitan teman. Saya menghormati perbedaan pendapat. Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin.
Modul.6 Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua dan Guru Kompetensi Dasar (KD) 2.2. Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isrā’ /17: 23-24 dan hadis terkait.
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan isi Q.S. al Isrā’ /17: 23-24. 2. Menjelaskan isi hadis-hadis yang terkait dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru. 3. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru. 4. Menampilkan perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Peta Konsep
1
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa
1. 2. 3. 4. 5.
Peserta didik mengamati ( membaca, melihat gambar beserta perenungannya yang ada di kolom “Membuka Renungkan Hati”. Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil pengamatan gambar beserta perenungannya. Peserta didik mengeksplorasi (menetukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan) menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data). Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori menetukan hubungan data, menyimpulkan dari hasil analisis data). Peserta didk mengkomunikasikan ( menyampaikan konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan gambar atau media lainnya).
Membuka Renungan Hati Cermati gambar dan wacana berikut! Kita semua pasti memiliki orang tua, baik yang masih dapat kita kecup tangannya ataupun yang sudah tiada.Telah jelas bahwa kedua orang tua sangat berjasa kepada kita. Betapa banyak pengorbanan yang mereka lakukan untuk kita. Sejak kita masih kecil hingga sekarang ini. Mereka mengorbankan jiwa, raga, harta, waktu, dan lainnya demi kita. Sudah sepatutnya kita menempatkan mereka pada kedudukan yang semestinya, yakni menghormati dan menyayanginya. Islam telah mengatur segala hal dalam kehidupan pemeluknya, termasuk menjunjung hak-hak kedua orang tua kita dan mengajarkan untuk berbuat baik pada keduanya. Kedua orang tua kita telah mendidik dan membesarkan kita dengan susah payah. Tak sedikit Seorang Anak sedang sungkem keringat yang mengucur. Tak terhitung waktu yang telah terkuras baik di waktu siang maupun di keheningan malam. Tak sedikit perih yang harus ditahannya demi kebahagiaan anak-anaknya. Terkadang mereka harus menahan lapar asalkan anak-anaknya kenyang. Mereka selalu mendahulukan
2
kepentingan anak-anaknya di atas kebutuhannya sendiri. Betapa mulianya perilaku orang tua terhadap anak-anaknya. Sungguh tidak berlebihan kalau Rasulullah saw. menegaskan bahwa, “Riḍa Allah terletak pada riḍa orang tua, murka Allah terletak pada murka orang tua.” Namun demikian, sering kali kita saksikan melalui media, betapa sadisnya seorang anak tega menyiksa kedua orang tuanya, kejamnya seorang anak membunuh orang tuanya, dan masih banyak lagi cerita memilukan antara anak dan orang tua yang berujung orang tua menjadi korban. Kebaikan orang tua seakan sirna ditelan egoisme seorang anak, hanya sekadar keinginannya tidak dipenuhi. Lalu, apa yang semestinya kita lakukan sebagai anak? Semoga kita bisa menjadi anak yang dapat menghormati orang tua dan berbakti kepada keduanya sehingga orang tua bangga atas kebaikan anak-anaknya.
Aktivitas siswa Cermati peristiwa di atas, kemudian berikan tanggapanmu dari beberapa sudut pandang ( contoh dari sisi agama, sosial dan budaya)
Materi Pembelajaran A. Pentingnya Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua dan Guru Kisah Uwais Al-Qarni Pada zaman Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal di negeri Yaman. Ia seorang fakir dan yatim. Ia hidup bersama ibunya yang lumpuh dan buta. Uwais Al-Qarni bekerja sebagai penggembala domba. Hasil usahanya hanya cukup untuk makan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin. Uwais Al-Qarni dikenal anak yang taat beribadah dan patuh pada ibunya. Ia sering kali puasa. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya sering bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengannya. Ketika mendengar Nabi Muhammad giginya patah karena dilempari batu oleh musuhnya, Uwais AlQarni segera menggetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw. sekalipun ia belum pernah bertemu dengan Nabi. Kerinduan Uwais Al-Qarni untuk menemui Nabi saw. makin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw. dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw., kerinduan karena iman. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan mohon izin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais AlQarni terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais AlQarni seraya berkata, “Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.” Betapa gembira mendengar
3
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
jawaban ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat dan berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw. yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra., istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw., tetapi Nabi saw. tidak dapat dijumpainya. Dalam hati Uwais bergolak perasaan ingin menunggu bertemu dengan Nabi, sementara ia ingat pesan ibunya agar ia cepat pulang ke Yaman. Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Nabi pun pulang dari medan pertempuran. Sesampainya di rumah, Nabi saw. menanyakan kepada Siti Aisyah ra. tentang orang yang mencarinya. Siti Aisyah ra. menjelaskan bahwa memang benar ada yang mencarinya, tetapi karena lama menunggu, ia segera pulang kembali ke Yaman karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw. Menjelaskan bahwa orang itu adalah penghuni langit. Nabi menceritakan kepada para sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah talapak tangannya.” Nabi menyarankan, “Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.” Waktu terus berganti. Suatu ketika, Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw. tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Sejak saat itu setiap ada khalifah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni. Suatu hari rombongan kafilah itu pun tiba di Kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar ra. dan Ali ra. Mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar ra. Dan Ali ra. segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. Memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang ṡalat. Setelah mengakhiri ṡalat-nya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar ra. dan Ali ra. sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw. ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra. dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw. bahwadia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra. dan Ali ra. menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra. memohon agar Uwais membacakan doa dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Sayalah yang harus meminta doa pada kalian.” Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata, “Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda.” Uwais Al-Qarni akhirnya berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu, Khalifah Umar ra. Menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Namun Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.” Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni meninggal. Anehnya, pada
4
saat akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebut untuk memandikan. Saat mau dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengafaninya. Saat mau dikubur, sudah banyak orang yang siap menggali kuburannya. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Penduduk Kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau, wahai Uwais Al-Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.” Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra. dan Ali ra. agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw., bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit. (HR. Muslim dari Ishak bin Ibrahim, dari Muaz bin Hisyam, dari ayahnya, dari qatadah, dari zurarah, dari Usair bin Jabir) Menghormati orang tua sangat ditekankan dalam Islam. Banyak ayat di dalam alQur’ān yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat baik dan menghormati orang tua. Selain menyeru untuk beribadah kepada Allah Swt. semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, al-Qur’ān juga menegaskan kepada umat Islam untuk menghormati kedua orang tuanya. Sebagai muslim yang baik, tentunya kita memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua kita baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu-bapak. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku!
5
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isrā’/17: 23-24) Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya karena restu Allah Swt. disebabkan restu rang tua. Orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Apalagi seorang anak mau melakukan atau mengiginkan sesuatu . Seperti, mencari ilmu, mendapatkan pekerjaan, dan lain sebagainya, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan:
ُ س ْخ ) س ْخ ِط ْال َوا ِلدَي ِْن ( َر َواهُ ْالبَ ْي َه ِقى ُ ط هللاُ ِفى ُ ضى اْ َلوا ِلدَي ِْن َو َ ِِر
ضى هللاُ فِى َ ِر
Artinya: “ Rida Allah terletak pada rida orang tua, dan murka Allah
terletak pada kemurkaan orang tua.” )HR. Baihaqi(
لى َ ُصلى هللا َ ُي هللا ِ ع ْب ِد هللاِ َر َ ع ْن َ َ ع َل ْي ِه َو َ : ع ْنه قا َ َل َ سأ َلَتُ الن ِبي َ أ َي ْال َع َم ِل أ َ َحب ِإ:سل َم َ ض : ث ُم أ َي؟ قَا َل:قَا َل. ِبر ْال َوا ِلدَ ْي ِن: ث ُم أ َي؟ قَا َل: قَا َل.لى َو ْق ِت َها َ ُ الصلَة:هللاِ ؟ قَا َل َ ع ) (رواه البخارى.ِس ِب ْي ِل هللا َ ا َ ْل ِج َهاد ُ فِى Artinya: “ Aku bertanya kepada Nabi saw, “amalan apakah yang paling
dicintai oleh Allah swt.? ” Beliau menjawab, “ salat pada waktunya.” Aku berkata, “ kemudian apa? “ Beliau menjawab, “ Berbakti kepada orang tua. ” Aku berkata, “ Kemudian apa? “Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah”. )HR. Bukhari( Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrul wālidain (berbakti kepada kedua orang tua), tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul wālidain memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah balasan yang setara jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul wālidain, yaitu berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukanberbagai hal yang dapat membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.” Imam Adz-Dzahabi menjelaskan, bahwa birrul wālidain atau bakti kepada orang tua, hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban: Pertama : Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat. Kedua : Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang tua. Ketiga : Membantu atau menolong orang tua bila mereka membutuhkan. Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukan tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kitaberbakti kepada kedua orang tua dan guru.
6
Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti berikut. 1. 2.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama. Apabila orang tua kita riḍa atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun riḍa. 3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut. 4. Berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur. 5. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menjadikan kita dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah Swt
Dikisahkan, ada seorang laki-laki yang menghadap Nabi Muhammad saw. dan berkeinginan untuk berbai’at kepada Nabi serta ikut berjihad dengan tujuan mencari pahala dari Allah Swt. Kedua orang tua laki-laki tersebut masih hidup. Kemudian, Nabi menyuruh laki-laki tersebut untuk kembali kepada kedua orang tuanya dan menyuruh berbuat baik, menemani dan mengurus orang tuanya.” (Muttafaq ‘alaih)
Aktivitas Siswa: 1. Jelaskan pesan-pesan yang terkandung pada kisah di atas! 2. Jelaskan hubungan antara pesan kisah tersebut dan kondisi objektif di keluarga kita?
B. Hormat dan Patuh kepada Guru Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai ilmu pengetahuan dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Walau bagaimana tingginya pangkat atau kedudukan seseorang, dia adalah bekas seorang pelajar yang tetap berhutang budi kepada gurunya yang pernah mendidik pada masa dahulu.
7
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Guru adalah orang yang mengetahui ilmu (‘ālim/ulamā), dialah orang yang takut kepada Allah Swt
Dalam haditsnya diterangkan.
)(ر َواهُ الط ْب َرانِي َ ار َوتَ َوا َ ُضعُ ْوا ِل َم ْن تَ َعل ُم ْونَ ِم ْنه ِ َت َ َعل ُم ْوا ْال ِع ْل َم َوتَ َعل ُم ْوا ا ْل ِع ْل َم ِللس ِك ْينَ ِة َو ْال ِوق Artinya: Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan (jiwa) dan rendah hatilah kalian pada orang yang kamu belajar daarinya.( HR. at- Thabrani: 1077)
Guru adalah pewaris para nabi. Karena melalui guru, wahyu atau ilmu para nabi diteruskan kepada umat manusia. Imam Al-Gazali mengkhususkan guru dengan sifat-sifat kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung sesudah kedudukan para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa: “ Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini, ia adalah ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.” Penyair Syauki telah mengakui pula nilainya seorang guru dengan kata-kata sebagai berikut: “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul.” Guru adalah bapak rohani bagi seorang murid, ialah yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membimbingnya. Maka, menghormati
8
guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah, mereka hidup dan berkembang. Sesuai dengan ketinggian derajat dan martabat guru, tidak heran kalau para ulama sangat menghormati guru-guru mereka. Cara mereka memperlihatkan penghormatan terhadap gurunya antara lain sebagai berikut. 1. Mereka rendah hati terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah lebih banyak ketimbang gurunya. 2. Mereka menaati setiap arahan serta bimbingan guru, misalnya seorang pasien yang tidak tahu apa tentang penyakitnya dan hanya mengikut arahan seorang dokter pakar yang mahir. 3. Mereka juga senantiasa berkhidmat untuk guru-guru mereka dengan mengharapkan balasan pahala serta kemuliaan di sisi Allah Swt. 4. Mereka memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan ta’zim (memuliakan) serta memercayai kesempurnaan ilmunya. Ini lebih membantu pelajar untuk memperoleh manfaat dari apa yang disampaikan guru mereka. Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya menghormati guru. Dengan menghormati guru, kita akan mendapatkan berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut. 1. Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita. 2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya. 3. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain. 4. Akan selalu didoakan oleh guru. 5. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah Swt. 6. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan anugerah Allah Swt. \ akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki Nya.
Aktivitas siswa 1. Ingat-ingatlah guru-gurumu yang pernah mengajar saat di TK, SD, dan SMP ! 2. Kebaikan apa yang pernah mereka berikan kepadamu dan kebaikan apa yang pernah kamu berikan kepadanya?
Menarapkan Akhlak Mulia MuliaMuliaembelajaran
enerap 9
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Cara Berbakti kepada Orang Tua Ada banyak cara untuk berbakti kepada orang tua, di antaranya adalah seperti berikut. 1. Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari keduanya. 2. Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduanya sudah tua dan pikun. 3. Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya. 4. Rela berkorban untuk orang tuanya. Rasulullah saw bersabda: “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi dan bertanya “Sesungguhnya aku mempunyai harta sedang orang tuaku membutuhkannya.” Nabi menjawab: “Engkau dan hartamu adalah milik orang tuamu karena sesungguhnya anakanakmu adalah sebaik-baiknya usahamu. Karena itu, makanlah dari usaha anak-anakmu itu.” (H.R Abu Daud dan Ibnu Majah) 5. 6.
Meminta kerelaan orang tua ketika akan berbuat sesuatu. Berbuat baik kepada orang tua, walaupun ia berbuat aniaya. Maksudnya anak tidak boleh menyinggung perasaan orang tuanya walaupun ia telah menyakiti anaknya. Jangan sekalikali seorang anak berbuat tidak baik atau membalas ketidakbaikan keduanya. Allah Swt. tidak me-riḍai-nya hingga orang tua itu me-riḍai-nya.
Berbakti kepada orang tua tidak hanya kita lakukan ketika orang tua masih hidup. Berbakti kepada orang tua juga dapat kita lakukan meski orang tua telah meninggal. Dalam hadis dijelaskan bahwa: “Kami pernah berada pada suatu majelis bersama Nabi, seorang bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah, apakah ada sisa kebajikan yang dapat aku perbuat setelah kedua orang tuaku meninggal dunia?” Rasulullah bersabda: “Ya, ada empat hal: mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati/melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan bersilaturrahmi yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang tua.” Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah seperti berikut. 1. Merawat jenazah dengan cara memandikan, mengafankan, menyalatkan, danmenguburkannya.
Melaksanakan (utang atau 2.
10
wasiat dan
menyelesaikan hak Adam
yang
ditinggalkannya
perjanjian dengan orang lain yang masih hidup). 3. Menyambung tali silaturahmi kepada kerabat dan teman-teman dekatnya atau memuliakan teman-teman kedua orang tua. 4. Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu bapak. 5. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada dan memintakan ampun kepada Allah Swt. dari segala dosa orang tua kita. Cara Berbakti kepada Guru Banyak cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam rangka berakhlak terhadap guru, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya. 2. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain. 3. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru. 4. Memuliakan keluarga dan sahabat karib guru. 5. Murid harus mengikuti sifat guru yang dikenal baik akhlak, tinggi ilmu dankeahlian, berwibawa, santun dan penyayang. 6. Murid harus mengagungkan guru dan meyakini kesempurnaan ilmunya. Orang yang berhasil hingga menjadi ilmuwan besar, sama sekali tidak boleh berhenti menghormati guru. 7. Menghormati dan selalau mengenangnya, meskipun sudah wafat. 8. Bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru. Hendaknya berusaha untuk memaafkan perlakuan kasar, turut mendoakan keselamatan guru. 9. Menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui itulah ia mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari. 10. Sopan ketika berhadapan dengan guru, misalnya; duduk dengan tawadu’, tenang, diam, posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, menyimak perkataan guru sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan. 11. Tidak dibenarkan berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas, terutama saat guru berbicara kepadanya. 12. Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah-lembut.
11
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
1. Orang yang harus didahulukan untuk dihormati atau berbakti adalah ibumu, baru kemudian bapamu sesuai anjuran Rasulullah saw. 2. Cara untuk berbakti kepada orang tua, antara lain melaksanakan nasihatnya, memelihara dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya, rela berkorban untuk orang tuanya, dan meminta kerelaannya. 3. Cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah merawat jenazah, melaksanakanwasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya, menyambung silaturahmi kepadakerabat dan temanteman dekatnya, melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janj kedua ibu bapak, dan mendoakannya. 4. Cara berbakti kepada guru antara lain menghormati dan memuliakannya, mengikuti nasihatnya, tidak menceritakan keburukannya, mengamalkan ilmu yang diberikannya.
1. Tes Tulis ( Pilihan Ganda( A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Di bawah ini adalah ayat-ayat yang memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua, kecuali… a. QS. al-An’ām/6: 151 b. Q.S. Luqmān/31: 14 c. Q.S. al-Isrā’/17: 23 d. Q.S. al-Isrā’/17: 24 e. Q.S. al-Isrā’/17: 17 2. Orang tua yang harus dihormati terlebih dahulu adalah .... a. nenek b. kakek c. ibu d. bapak e. paman 3. “Riḍa Allah Swt. ada pada riḍa orang tua, dan murkanya Allah ada pada murka orang tua” maksud hadis tersebut adalah .... a. kalau ingin mendapatkan riḍa orang tua, harus taat kepada Allah b. kalau ingin mendapat murka Allah, sayangi orang tua c. kalau ingin mendapat riḍa Allah, hormati orang tua
12
d. kalau ingin dicintai Allah, jauhilah orang tua e. kalau ingin masuk surga, ciumlah kaki ibu 4. Sering seorang siswa membeda-bedakan fungsi antara orang tua dan guru, padahal fungsi keduanya hampir sama. Di bawah ini adalah fungsi orang tua dan guru yang sama, kecuali... a. mendidik dan mengajari b. membina dan merawat c. merawat sehingga ia mandiri d. memberi makan untuk pertumbuhan e. menjadi tempat mengadu 5. Yang termasuk cara berbakti kepada kedua orang tua dan guru adalah .... a. selalu meminta pendapatnya b. menceritakan keburukannya c. mendengarkan nasihatnya d. meminta agar keduanya memberi hadiah e. meminta agar keduanya selalu membimbingnya B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat! 1. Mengapa kita diwajibkan untuk menghormati orang tua dan guru? 2. Tulislah hadis yang menjelaskan bahwa ibu adalah manusia yang paling pertama untuk dihormati sebelum seorang bapak/ayah! Berikan alasannya mengapa ibu menduduki posisi istimewa! 3. Jelaskan pengaruh durhaka kepada orang tua dalam kehidupan anak! 4. Jelaskan kedudukan profesi guru dalam Islam! 5. Bagaimana cara menghormati orang tua dan guru? Jelaskan!
C. Kerjakan kolom berikut ini sesuai perintah! Tulislah jawaban Ya atau Tidak pada kolom yang sudah tersedia di bawah ini dengan jujur!
13
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
D. Tugas Individu 1. Sebutkan nama-nama keluargamu dalam bentuk silsilah keluarga (berbentuk bagan)! 2. Sebutkan nama-nama gurumu dari tingkat TK, SD, dan SMP (dikelompokkan) dalam bentuk bagan! 3. Buatlah kesan-kesan terhadap gurumu baik di tingkat TK, SD, dan SMP!
14