IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo
OLEH
NI MADE MASRY NIM. 311 410 005
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DESEMBER 2014
1
2
IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Ni Made Masry Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota Sayama Malabar Supriyadi ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan penilaian autentik dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi pada pembelajaran bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah deskriptif yang menjadi data dan sumber data adalah pelaksanaan pembelajaran, dan jenis penilaian autentik pada peserta didik kelas X SMAN I Bongomeme. Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan di atas, dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentar. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan oleh guru belum sesuai dengan esensi pada kurikulum 2013. Kata Kunci : Implementasi, Penialaian Autentik. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah berdasarkan kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal ini disebabkan oleh peran utama mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Menurut Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013, pembelajaran bahasa Indonesia di SMA memiliki 4 tujuan utama yang tertuang dalam kompotensi masing-masing jenjang pendidikan yaitu : (1) memiliki sikap religius, (2) memiliki sikap sosial, (3) memiliki pengetahuan yang mewadai tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya, (4) memiliki keterampilan membuat berbagai genre teks bahasa Indonesia.
Berdasarkan keempat tujuan utama pembelajaran bahasa 3
Indonesia tersebut maka, diperlukan pengetahuan dan keterampilan membuat berbagai genre teks bahasa Indonesia tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan dan kemampuan siswa memproduksi teks baik secara bersama maupun mandiri maka diperlukan penilaian. Penilaian yang dipilih harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu penilaian autentik. Penilaian autentik menurut Nurgiyantoro (dalam mahsun 2014: 150) “menekankan pada kemampuan peserta didik untuk mendemostrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna”. Tujuan dari penilaian autentik adalah untuk mengetahui apakah program pendidikan dalam pengajaran telah dikuasai oleh peserta didik atau belum. Penilaian autentik ini untuk mencapai kompetensi dasar peserta didik berdasarkan indikator dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tulisan, lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, penggunaan fortofolio dan penilaian diri. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia guru diharapkan dapat menggunakan penilaian autentik berdasarkan kurikulum 2013. Penilaian autentik memiliki relevansi yang kuat terhadap pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 salah satu kompetensi yang dapat dinilai dengan penilaian autentik, yakni memproduksi teks laporan hasil observasi di SMAN I Bongomeme Kelas X. Teks laporan hasil observasi sebuah teks yang berbentuk hasil pengamatan yang diobservasi. Namun kenyataan yang terjadi di sekolah guru kurang memahami pembelajaran dalam memproduksi teks laporan hasil observasi pada kurikulum 2013, Guru kurang memahami indikator penilaian autentik berdasarkan kurikulum 2013 , guru kurang memahami rubrik penilaian autentik yang digunakan di sekolah, guru kurang memahami jenis penilaian autentik dalam kurikulum 2013. Mencermati
pentingnya
penilaian
autentik
sebagaimana
yang
dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Memproduksi Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Bongomeme”.
4
Sehubungan dengan hal tersebut, maka teori yang melandasi permasalahan ini adalah teori Nurgiyantoro (dalam mahsun 2014: 150) merupakan bentuk penilaian
yang
menekankan
pada
kemampuan
peserta
didik
untuk
mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Penilaian autentik memiliki relevansi yang kuat terhadap pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 melaksanakan pembelajaran autentik. Menurut (Abidin, 2014:78 )Penilaian autentik mengacu pada dua aspek yaitu : (1) penilaian autentik berhubungan dengan bagaimana peserta didik mampu mengaplikasikan hasil belajarnya didalam kehidupan sehari-hari. (2) penilaian autentik merupakan penilaian yang mampu mengetahui secara jelas bagaimana peserta didik untuk belajar dan hal apa yang menyebabkan peserta didik terdorong untuk belajar. Berdasarkan permendikbud (2013)
jenis-jenis penilaian autentik pada
kurikulum 2013 terdiri dari penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian fortofolio,dan penilaian tertulis sebagai berikut. Penilaian kinerja adalah melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami,
mengorganisasikan,
menerapkan,
menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
5
tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Menurut Kunandar (2013:120) dalam menentukan aspek apa saja yang akan diobservasi atau diamati yaitu: 1) Aspek yang diamati harus tampak atau muncul dalam suatu aktifitas tertentu. Misalnya mengamati aspek kerja sama dalam diskusi kelompok, maka aktifitas kerja sama dalam diskusi harus jelas terlihat. 2) Aspek yang diamati atau diobservasi hendaknya terukur. Artinya sesuatu yang diamati hendaknya jelas ukurannya atau indikatornya, sehingga memudahkan ketika guru menggunakan instrumen observasi tersebut. 3) Aspek yang diamati hendaknya mengacu pada indikator pencapaian kompotensi yang kita sudah tetapkan mengacu pada KD dari KI sikap spritual sosial. 4) Aspek yang diamati yang dituangkan dalam pernyataan atau butir instrumen yang menggunakan kata kerja operasional yang memiliki arti jelas. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks, pendekatan ini bertujuan agar siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Tujuan dari bahasa Indonesia diturunkan oleh Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompotensi Lulusan. Standar kompotensi lulusan diturunkan menjadi kompotensi Inti (KI). Pembelajaran bahasa Indonesia di SMA dan MA memiliki empat tujuan utama yang yang tertuang dalam kompotensi inti masing-masing jenjang pendidikan yaitu : (1) memiliki sikap religius, (2) memiliki sikap sosial, (3) memiliki pengetahuan yang mewadai tentang berbagai gengre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya, dan (4) memiliki keterampilan membuat berbagai gengre teks bahasa Indonesia (permendikbud,2014).
6
Untuk membuat dalam berbagai gengre teks dalam pembelajaran bahasa indonesia meliputi: (1) hakikat teks laporan, (2) menulis teks laporan, (3) ciri-ciri teks laporan,dan (4) struktur teks laporan. Menurut (Rama:2012) Teks laporan berkaitan dan berhubungan, berjenjang antara sebuah kelas dan sub-subkelas yang ada. Struktur laporan seperti halnya karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik dan sistematis. Dalam teks laporan hasil observasi struktur yang harus dipahami oleh peserta didik. Struktur teks laporan hasil observasi yang terdiri atas definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. 1) Definisi umum dalam teks laporan hasil observasi berisi tetang pengertian dan klasifikasi yang bersifat umum. Misalnya dalam teks laporan hasil observasi yang bertemakan “Meneroka Alam Semesta” berarti dalam klasifikasi umum tersebut harus menjelaskan pengertian dari meneroka alam semesta tersebut. 2) Deskripsi bagian berisi tentang bagian-bagian dari teks yang akan dibuat. Artinya mendeskripsikan atau gambaran bagian-bagian dari definisi umum. 3) Deskripsi manfaat selalu mengandung kalimat-kalimat yang bermanfaat, kegunaan dan sebagainya. Misalnya, dalam kelestarian alam semesta ini harus dijaga kelestarian nya agar tidak punah. Pembelajaran dalam memproduksi teks laporan hasil observasi terlebih dahulu harus memperhatikan: 1) Mengamati objek yang akan di observasi. Objek yang diamati haruslah tepat. 2) Mencatat data yang diperlukan saja. 3) Data yang dicatat haruslah data yang akurat dan sesuai dengan pengamatan. 4) Data yang disajikan hasil penelitian terkini. 5) melakukan wawancara dengan narasumber sebagai bukti pengkuat dan referensi.
7
Setelah hal-hal tersebut telah selesai dilaksanakan oleh peserta didik maka peserta didik diminta untuk membuat teks dalam memproduksi teks laporan hasil observasi yaitu teks laporan hasil observasi disesuaikan dengan struktur teks laporan, sesuai dengan kaidah-kaidah atau ciri-ciri teks laporan hasil observasi, dalam penulisan laporan hasil observasi harus terdapat kalimat deskripsi dan definisi umum, dan terdapat referensi. Berdasarkan tujuan diatas, maka tujuan yang akan dicapai melalui kajian ini
memiliki
tujuan
untuk
mendeskripsikan
implementasi
penilaian
autentik,dan pelaksanaan dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi pada peserta didik kelas X SMAN I bongomeme T/P 2014/2015.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMAN I Bongomeme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan jenis penilaian autentik yang dilaksanakan oleh guru bhasa Indonesia dengan apa adanya. Data dalam penelitian ini yaitu data dan sumber data. Data utama dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dan jenis penilaian autentik dalam memproduksi teks laporan hasil observasi pada peserta didik kelas X. Sedangkan suber data Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. Dengan demikian sumber data yang menjadi penelitian ini adalah proses pembelajaran dan jenis penilaian autentik yang dilaksanakan pada saat memproduksi teks laporan hasil observasi oleh peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati atau melihat langsung penilaian autentik dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan KD memproduksi teks laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Peneliti mengamati dengan menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran.
8
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan kepada Guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X. Hal-hal pokok yang dimuat dalam wawancara meliputi: (1) pelaksanaan pembelajaran seperti apa yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 terhadap peserta didik; (2) serta jenis-jenis penilaan autentik apa yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tersebut mengenai kurikulum 2013 yang telah ditetapkan di sekolah SMAN 1 Bongomeme. Wawancara ini merupakan wawancara tak berstruktur yang merupakan wawancara bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk penggumpulan datanya. Disebabkan wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini, pada RPP yang di jadikan dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi, lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran,jenis penilaian yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi,dan hasil kerja peserta didik dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa implementasi penilaian autentik dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi pada peserta didik kelas X SMAN I Bongomeme tahun pelajaran 2014-2015 di uraikan sebagai berikut. Data implementasi penilaian autentik dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi dapat di uraiakan berdasarkan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang akan diamati dari pra pembelajaran, inti pembelajaran dan akhir pembelajaran sebagai berikut: Pada kegiatan pra pembelajaran guru mempersiapkan siswa untuk belajar yang diawali dengan berdoa, mengecek kehadiran peserta didik. Kemudian guru
9
melakukan kegiatan apersepsi dengan cara guru memberikan pertanyaan tentang materi-materi sebelumnya yakni struktur dan kaidah teks laporan hasil observasi. guru dan peserta didik secara bersama menyimpulkan materi sebelumnya yakni hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks laporan hasil observasi atau faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks laporan hasil observasi. Selanjutnya guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari yaitu “memproduksi teks laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan”. Setelah guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari guru menyampaikan hal-hal yang diperhatikan untuk peserta didik dalam memproduksi teks laporan hasil observasi. Guru menanyakan tentang struktur dan kaidah-kaidah teks laporan hasil observasi dalam memproduksi teks laporan hasil observasi, mengaitkan
kaidah-kaidah
dalam
bahasa
serta
contoh
kalimat
dalam
memproduksi teks laporan hasil observasi, guru menunjuk satu-persatu peserta didik untuk membuat salah satu contoh kalimat definisi umum dalam teks laporan hasil observasi. Guru menjelaskan hal-hal yang akan diamati pada suatu objek pengamatan memberikan contoh dalam mengobservasi dengan objek mengamati bunga maka yang diamati adalah batangnya, daun, akarnya,bunganya, dan manfaatnya. Hal-hal yang diamati dari objeknya, mengembangkan data-data teks laporan menjadi satu teks laporan hasil observasi,dari kerangka teks laporan hasil observasi dikembangkan menjadi teks laporan hasil obsevasi. Guru menyampaikan hasil pengamatan bisa dibantu pada hasil wawancara dengan narasumber yang menjadi objek pengamatan. Guru dan peserta didik sama-sama menyimpulkan cara memproduksi teks laporan hasil observasi Dalam kegiatan inti pembelajaran ada enam indikator yang diamati, yaitu : penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/ strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajara atau media pembelajaran, pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa, penilaian hasil proses pembelajaran dan penggunaan bahasa.
10
a.
Penguasaan Materi Pembelajaran Penguasan materi pembelajaran oleh guru ditunjukkan dengan cara
menjelaskan struktur teks laporan hasil observasi, ciri-ciri struktur teks laporan hasil observasi dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengamati suatu objek, mengolah data terhadap objek yang akan dimati sampai penjelasan tentang cara memproduksi teks laporan hasil observasi. Selain itu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan yang lain dengan realitas pengetahuan peserta didik. Misalnya guru memberikan ilustrasi untuk mengamati objek bunga yang ada di lingkungan sekolah.Guru memberikan ilustrasi tentang cara mengamatinya, tentang aspek-aspek yang diamati dan apa yang dicatat dalam mengamati. Dengan demikian materi pembelajaran disampaikan guru dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik peserta didik. b.
Pendekatan/Staregi Pembelajaran Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kompetensi dan
tujuan yang akan dicapai. Hal ini dapat dilihat dari stategi yang digunakan oleh guru, yakni peserta didik di bagai atas 5 kelompok dengan cara peserta didik diberi nomor undian dari 1 sampai 5. Setiap peserta didik yang memperoleh nomor yang sama membentuk kelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 7 orang. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok, guru menjelaskan isi dan tujuan dari LKS yang dibagikan oleh guru dan memberikan langkahlangkah sebelum memproduksi teks laporan hasil observasi serta guru mempertegas setiap kelompok dalam memproduksi teks laporan hasil observasi. Guru memberikan waktu selama 20 menit setiap kelompok untuk menentukan topik pengamatan yang akan diamati di lingkungan sekolah. Guru dan peserta didik mulai meninggalkan ruangan kelas dan langsung mengamati di sekitar lingkungan sekolah dengan
topik yang berbeda-beda di setiap
kelompok yang ditentukan oleh guru, pada kelompok 1 objek yang diamati yaitu kebersihan lingkungan kelas XC3,dan XC4, kelompok 2 dengan objek yang diamati samapah, pada kelompok 3 yang diamati bunga kamboja, pada kelompok
11
4 yang diamati jenis-jenis minuman, dan pada kelompok 5 aspek yang diamati yaitu lingkungan sekolah. Setiap kelompok mencatat hasil pengamatan yang akan dilaksanakan di lingkungan sekolah dan guru mengontrol setiap aktivitas pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik selama 20 menit. Setelah waktu pengamatan selesai peserta didik masuk ke kelas dan duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Guru memberikan penjelasan terhadap tindak lanjut yang akan dilakukan oleh peserta didik setelah mengamati objek pengamatan, guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengolah data hasil observasi dan menyusun nya sesuai dengan kaidah dan struktur teks laporan hasil observasi. Degan demikian pembelajaran yang dilakukan guru bersifat konstektual karena, peserta didik langsung berhadapan dengan objek pengamatan yang sebenarnya. Dan hal ini memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif bagi peserta didik. Pada saat masing-masing kelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yakni memproduksi teks laporanhasil observasi tak henti-hentinya guru mengontrol kegiatan masing-masing tiap kelompok dengan cara menjelaskan berulang-ulang kali cara memproduksi teks laporan hasil observasi pada tiap-tiap kelompok. c.
Pemanfatan dan Media Sumber Belajar Dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi guru
menggunakan media berupa LKS,bunga dan lingkungan sekitar sekolah yang dijadikan objek pengamatan sumber belajar yang digunakan oleh guru yaitu buku teks bahasa Indonesia kelas X. Semua peserta didik terlibat dalam pemanfaatan media yang digunakan. d.
Pembelajaran yang memicu keterlibatan peserta didik Dalam pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi semua
peserta didik berpartisipasi aktif dan menumbuhkan keceriaan, dan antusiame dalam belajar. Guru pun bersikap terbuka terhadap respons para peserta didik yang belum mengerti tentang merangkaikan kalimat dala teks laporan hasil observasi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan teori tentang memproduksi teks laporan hasil observasi dan tidak
12
memberikan contoh tertulis dalam memproduksi teks laporan hasil observasi. Akibatnya peserta didik kelihatan masih bigung dalam menyusun teks laporan hasil observasi. e.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar Untuk memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran dari
pengamatan dan kegiatan memproduksi teks laporan hasil observasi di dalam kelas guru menggunakan 3 instrumen penilaian yaitu penilaian sikap disiplin, penilaian spritual dan penilaian keterampilan. Pada saat menilai aktifitas peserta didik mengamti objek diluar sekolah guru menggunakan instrumen penilaian sikap. Untuk menilai hasil belajar peserta didik, guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran. Pada bagian ini guru menginstruksikan pada setiap kelompok untuk mempersentasekan hasil produksi teks laporan hasil observasi pada tiap-tiap kelompok, dan kelompok lain memberikan tanggapan pada sesi ini guru mengadakan penilaian hasil belajar dengan menggunakan instrumen keterampilan. f. Penggunaan Bahasa Bahasa yang digunakan baik dan benar dan sering diselingi bahasa daerah untuk mempermudah pemahaman peserta didik. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru tidak mengadakan refleksi dan hanya memberikan simpulan materi pembelajaran dan melibatkan peserta didik. Untuk menindak lanjuti penguasaan peserta didik terhadap pembelajaran memproduksi teks laporan hasil observasi guru memberikan tugas rumah dalam bentuk portofolio.
PENUTUP Bertolak dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka simpulan dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Pelaksaanaan
pembelajaran
memproduksi
teks
laporan
hasil
observasi
dilaksanakan secara runtut, namun tidak memperlihatkan contoh teks laporan hasil observasi yang tepat kepada peserta didik untuk digunakan sebagai acuan model memproduksi teks laporan hasil observasi. (2) Jenis penilaian autentik yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan esensi yang ada pada kurikulum 2013.
13
(3) Instrumen penilaian autentik yang digunakan oleh guru untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memproduksi teks laporan hasil observasi tidak mencantumkan indikator-indikator yang harus dicapai pada Kompetensi Dasar Memproduksi teks laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus . 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Refika Aditama. Bandung. Kunandar.2013. penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis.PT.Raja Grafindo.Jakarta. Mahsun, 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Rajawali Press. Jakarta. Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam pengajaran bahasa indonesia. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Nurgiantoro, Burhan. 2009. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra Perguruan Tinggi. Viladan. Gorontalo Permendikbud Nomor 66 tahun 2013. Tentang standar penilaian pendidikan. Permendikbud Nomor 60 tahun 2014. Tentang Standar Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 . Rama,2012. Struktur Laporan.blogspot.com. Diakses 29 april 2012. Pukul (09.00).
14