HASIL UJI EMPIRIK MODEL PENILAIAN AUTENTIK DALAM KOMPETENSI BERBICARA Laili Etika Rahmawati, Nuraini Fatimah, Srimpi Prabawaning Hidayati, Melati Putri Utami PBSI, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail:
[email protected]
Abstract The reserch has aim to describe the result of empiric test of authentic assessment model in speaking competence. The method used in the research was the Research and Development method, i.e. a research method which used to produce a certain product, and examine the effectivity of the product. The research was belonging to the step of model examining. The model examining was conducted by experimenting the authentic assessment model of the speaking competence. The examination were conducted by testing the receiption view of the model developed through the trying out of the apply of assessment model and finding out the properity and its receiption through the statements exploration of the respondents and the expert which act as the lecturer of the speaking competence subject. The respondents or informants statement were acquired by comparing the preview assessment model and the assessment model proposed. Based on the result of the model testing, it can be concluded that by using the assessment rubric, the speaking competence of the students can be known through the various components of the speaking competence in a detail. The difference of the assessment between one jury to other represented that the scores were not too significant different. It means that the perception of the two juries toward the components material were almost equivalent. The condition showed that the objectivity of the assessment was in a high level. The keywords: Empiric test, Model, Authentic, Speaking Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil uji empirik model penilaian autentik dalam kompetensi berbicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini termasuk ke dalam tahap pengujian model. Pengujian model dilakukan dengan melakukan eksperimen terhadap model penilaian autentik kompetensi berbicara. Caranya adalah model yang dikembangkan diuji keberterimaan melalui uji coba penerapan model penilaian dan digali kelayakan 1
dan keberterimaannya melalui penggalian pernyataan responden dan ahli sekaligus pengampu mata kuliah kompetensi berbicara. Pernyataan responden/ informan didapatkan dengan membandingkan model penilaian yang telah ada dengan model penilaian yang diusulkan. Berdasarkan hasil pengujian model dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan rubrik penilaian, kemampuan mahasiswa dalam berbicara dapat dilihat secara detail dari berbagai komponen kompetensi berbicara. Perbedaan penilaian atara penilai satu dan yang lain tidak terpaut jauh, berarti persepsi kedua penilai terhadap materi komponen juga tidak terpaut jauh atau hampir sama. Hal ini menunjukkan objektivitas penilaian cukup tinggi.
Kata Kunci: Uji Empirik, Model, Autentik, Berbicara
baik di SMP maupun SMA, terdapat
PENDAHULUAN Mata
kuliah
teori
berbicara
beberapa
keterampilan
berbicara
merupakan mata kuliah dasar yang
yang harus dikuasai oleh siswa, di
bertujuan untuk memberikan bekal
antaranya:
kepada
mahasiswa
menyampaikan
Bahasa
Indonesia
calon agar
mengembangkan
guru mampu
(1)
bercerita; pengumuman;
(2) (3)
memberikan tanggapan/ komentar/
kemampuan
kritik;
(4)
berwawancara;
(5)
berbicaranya dalam melaksanakan
bermain peran/ pentas drama; (6)
tugas perkuliahan seperti presentasi,
berdiskusi; (7) membawakan acara;
diskusi, dan microteaching. Sebagai
(8) menyanyikan puisi; (9) berpidato/
calon
Indonesia,
berceramah/ berkhotbah; (10) mem-
dibekali
perkenalkan diri dalam forum resmi;
pengetahuan dan keterampilan ber-
(11) presentasi; (12) bercakap-cakap/
bicara
berdialog; (13) bernegosiasi; dan
guru
mahasiswa
yang
Bahasa juga
akan
diajarkan
di
sekolah.
(14) promosi.
Berdasarkan pada hasil pemetaan
Dalam
pelaksanaan
penelitian
pada standar isi mata pelajaran
tahun I diketahui dua hal penting,
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013
yaitu:
2
(1)
pelaksanaan
penilaian
kompetensi
berbicara
mahasiswa
kemampuan
mahasiswa
berkaitan
yang menempuh mata kuliah teori
dengan teori-teori berbicara karena
berbicara
sudah
selain
penilaian
autentik.
mengarah
pada
harus
Hal
tersebut
dilakukan
berdasarkan
hasil
untuk
peninjauan
kurikulum
yang
keterampilan
menguasai
keterampilan-keterampilan berbicara bekal
mempraktikkan
tersebut,
mahasiswa
berdampak pada penyesuaian silabus
juga harus mampu mengajarkannya.
yang mengarah pada kebutuhan guru
Ujian akhir semester dilakukan untuk
di
penilaian
mengetahui kompetensi mahasiswa
kompetensi berbicara yang semula
dalam praktik berbicara yang dapat
praktik berbicara difokuskan pada
diterapkan dengan tiga teknik, yaitu
keterampilan yang sifatnya akademik
individual,
mulai diperluas. Selain itu respon
kelompok. Teknik-teknik tersebut
afektif pendengar digunakan sebagai
dapat
bahan pertimbangan penilaian dan
kebutuhan dan karakteristik jenis
(2)
penilaian
kompetensi yang diujikan.
dapat
Sesuai dengan hasil
sekolah
sehingga
model
teoretik
kompetensi
berbicara
dideskripsikan
bahwa
penilaian
maka
berpasangan,
diterapkan
perlu
sesuai
diadakan
dengan
tersebut penelitian
kompetensi berbicara dikategorikan
lanjutan
menjadi dua tahap, yaitu penilaian
empirik model teoretik penilaian
proses dan penilaian hasil. Penilaian
autentik dalam kompetensi berbicara
portofolio,
dan
yang telah dihasilkan pada penelitian
penilaian sejawat merupakan teknik
tahun I. Adapun rumusan masalah
penilaian
dalam
penilaian
yang
diri,
secara
teoretis
untuk
dan
melakukan
penelitian
ini
uji
adalah
dianggap cocok untuk mengetahui
bagaimana hasil uji empirik model
perkembangan kompetensi berbicara
teoretik yang telah dikembangkan
mahasiswa. Adapun penilaian hasil
untuk
dibedakan menjadi dua, yaitu ujian
berbicara?
tengah semester dan ujian akhir
Untuk
mengukur
menjawab
kompetensi
rumusan
semester. Ujian tengah semester
masalah tersebut perlu dipaparkan
dilaksanakan
beberapa teori dan hasil penelitian
untuk
mengetahui
3
yang
relevan
sebagai
berikut.
bersifat autentik karena berbicara
(2010:399)
merupakan keterampilan mekanistis
berbicara
sehingga penilaian yang dilakukan
merupakan aktivitas berbahasa kedua
berdasarkan hasil unjuk kerja, bukan
yang
menjawab pertanyaan (tes).
Nurgiyantoro menyatakan
bahwa
dilakukan
kehidupan
manusia
bahasa
dalam
setelah
men-
Mueller
dalam
Nurgiyantoro
dengarkan. Berbeda dengan pendapat
(2011b:23—24) menyatakan bahwa
tersebut, Tarigan (2008:15) mema-
penilaian
parkan bahwa pada hakikatnya kete-
penilaian kinerja (performansi) yang
rampilan
meminta
berbicara
adalah
autentik
merupakan
pembelajar
untuk
keterampilan mengucapkan bunyi-
mendemostrasikan keterampilan dan
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
kompetensi tertentu yang merupakan
mengekspresikan, menyatakan serta
penerapan
menyampaikan pikiran, gagasan, dan
dikuasainya. Jadi, penilaian model
perasaan.
pendapat
ini menekankan pada pengukuran
(2009:35)
kinerja, doing something, melakukan
sebagai
sesuatu yang merupakan penerapan
Melengkapi
tersebut,
Slamet
mendefinisikan bentuk
berbicara
ekspresi
diri;
bila
si
ilmu
pembicara mempunyai pengetahuan
pengetahuan
pengetahuan
yang
yang
telah
dikuasai secara teoretis.
dan pengalaman yang kaya, maka
Teknik unjuk kerja dianggap
dengan mudah yang bersangkutan
penilaian yang lebih autentik untuk
dapat menguraikan pengetahuan dan
menilai kemampuan peserta didik
pengalamannya.
juga
dalam melakukan sesuatu. Aspek-
menambahkan bahwa keterampilan
aspek yang dinilai yang dijabarkan
berbicara merupakan keterampilan
dari kompetensi dasar dapat diamati
mekanistis. Semakin banyak dilatih,
dan dinilai dengan cermat sehingga
semakin terampil seseorang dalam
hasil
berbicara.
mencerminkan kemampuan siswa
Ia
dari
penilaian
ini
lebih
Definisi-definisi tersebut mem-
yang sebenarnya. Tes tertulis yang
berikan indikasi bahwa penilaian
selama ini sering digunakan hanya
kompetensi
bisa
berbicara
haruslah
4
mengukur
kemampuan-
kemampuan kognitif sehingga belum
(2)
menggambarkan
komprehensif dan seimbang antara
ketercapaian
kompetensi yang diharapkan.
penilaian
(3)
guru
menjadi
perlu dirancang dengan teliti agar
konstruktif
dalam
merefleksikan
Puskur
bisa
Balitbang
(2006:8)
efektif.
unjuk
penilai
yang
yang
dapat
bagaimana
siswa
Depdiknas
belajar, bagaimana siswa menghu-
bahwa
bungkan apa yang mereka ketahui
menyatakan
penilaian
secara
penilaian proses dan penilaian hasil;
Penerapan penilaian unjuk kerja
pelaksanaan
dilakukan
kerja
perlu
dengan
berbagai
konteks,
mempertimbangkan hal-hal berikut:
bagaimana
(1) langkah-langkah kinerja yang
siswa
diharapkan dilakukan peserta didik
belajar;
untuk
menunjukkan kinerja dari
memberi kesempatan siswa untuk
suatu kompetensi; (2) kemampuan-
dapat mengembangkan penilaian diri
kemampuan khusus yang diperlukan
dan penilaian sesama; (5) penilaian
untuk
(3)
autentik mengukur keterampilan dan
kelengkapan dan ketepatan aspek
performansi dengan kriteria yang
yang akan dinilai dalam kinerja
jelas;
tersebut; (4) upayakan kemampuan
dilakukan
yang
secara berkesinambungan sebagai
banyak
menyelesaikan
akan
dinilai
sehingga
tugas;
tidak
terlalu
semua
dapat
bagian
perkembangan
dan belajar
dalam
berbagai
konteks
(4)
penilaian
autentik
(6)
penilaian dengan
autentik
berbagai
integral
dari
alat
proses
diamati; dan (5) Kemampuan yang
pembelajaran; (7) penilaian autentik
akan dinilai diurutkan berdasarkan
dapat
dimanfaatkan
urutan yang akan diamati.
orang
tua,
Muslich menjelaskan
(2009:47—48) bahwa
mendiagnosis
penilaian
dan
oleh
siswa,
sekolah
untuk
kesulitan
belajar,
umpan balik pembelajaran, dan atau
autentik yang memiliki beberapa
untuk menentukan prestasi belajar.
prinsip dasar, yaitu: (1) penilaian
Selain beberapa teori tentang
autentik bukan menghakimi siswa,
hakikat
tetapi untuk mengetahui perkem-
penilaian autentik yang diuraikan di
bangan pengalaman belajar siswa;
5
berbicara
dan
hakikat
atas, ada beberapa penelitian relevan
Mempelajari Bahasa Inggris sebagai
yang dipaparkan sebagai berikut.
Bahasa
Heeren, A., at all (2013) dalam penelitiannya
yang
Kedua”
bahwa
hasil
menyimpulkan
dari
uji-t
sampel
berjudul
berpasangan menunjukkan bahwa
“Memiliki Ketakutan Berbicara di
kemampuan berbicara peserta dalam
Depan
kelompok
Umum
Laporan
sebagai
Penjelas
Pribadi
eksperimen
meningkat
tentang
secara signifikan dalam postes. Data
Kepercayaan Diri yang Dianggap
yang dianalisis juga menunjukkan
sebagai Sebuah Skala Pembicara:
bahwa setelah instruksi sanding kata
Analisis
pada
Faktor
Penegas
pada
kelompok
eksperimen,
Sampel Komunitas Masyarakat yang
penampilan
Berbicara dengan Bahasa Perancis”
wawancara mengalami peningkatan.
menemukan bahwa versi bahasa
Lebih
Perancis
menunjukkan
dalam
laporan
pribadi
peserta
jauh
lagi,
dalam
hasil
bahwa
Anova peserta
tentang kepercayaan diri yang valid
mempunyai sikap positif terhadap
dan
instruksi
dapat
dipercaya
untuk
sanding
kata
secara
mengevaluasi ketakutan/ kecemasan
eksplisit. Penelitian ini memiliki
berbicara di depan umum pada
implikasi teoretis dan paedagogis
sampel komunitas masyarakat yang
pada
berbicara dengan bahasa Perancis.
pengajaran bahasa asing/ bahasa
Temuan ini memiliki konsekuensi
kedua.
kritis dalam melakukan pengukuran
timbangkan sebagai sebuah solusi
keefektifan
bagi
psikologi
farmakologi umum
komunitas
dalam
yang
dan sampel
pembelajaran
Hal
guru
ini
dapat
bahasa
yang
dan
diper-
secara
konstan mencari cara yang lebih baik
menggunakan
dalam
bahasa Perancis.
melatih
pengujar
untuk
menyerupai penutur asli.
Allami, H. (2013) dalam hasil penelitiannya
ranah
yang
Fotovatnia, Z. dan Dorri, A.
berjudul
(2013) dalam penelitiannya yang
“Pengaruh Pengajaran Sanding Kata
berjudul “Strategi-Strategi Perbaikan
Leksikal
dalam Percakapan Kelas Bahasa
pada
Kemampuan
Berbicara Pembelajar dari Iran yang
Inggris
6
sebagai
Bahasa
Kedua”
berhasil
menunjukkan
tiga
Yang lebih penting, perlu bagi siswa
kesimpulan yang penting. Pertama,
untuk
kelas-kelas tunggal menggunakan
penggunaan bahasa lisan tepat pada
strategi-strategi perbaikan yang lebih
waktunya
banyak dibanding kelas-kelas cam-
mengoreksinya dengan cepat. Hanya
puran. Yang kedua, tidak ada per-
dengan cara ini, siswa yang sedang
bedaan dalam menggunakan strategi-
belajar bahasa Inggris lisan dapat
strategi perbaikan berdasarkan pada
mempelajarinya
jenis kelamin pembelajar, guru tidak
sehingga
membedakan jenis kelamin. Yang
berkomunikasi dengan orang asing
ketiga, tidak ada perbedaan dalam
dengan lancar.
menggunakan
mengetahui
dan
kesalahan
kemudian
dengan mereka
dapat
baik dapat
strategi-strategi
Tuan, L.T. (2012) dalam pene-
perbaikan berdasarkan pada gender
litiannya yang berjudul “Pengajaran
guru. Temuan memberikan informasi
dan Penilaian Penampilan Berbicara
baru
melalui
kedua
terhadap dalam
penelitian
bahasa
Pendekatan
Penskoran
Analitis” berusaha untuk mendalami
strategi-strategi
perbaikan dan berbicara masalah
apabila
paedagogik, maka temuan penelitian
analitis menjadi lebih efektif untuk
memiliki implikasi bagi guru dan
meningkatkan penampilan berbicara
siswa bahasa Inggris sebagai bahasa
siswa dalam bahasa Inggris sebagai
asing.
bahasa
Qian, X (2012) meneliti tentang metode-metode
pendekatan
asing.
Dua
penskoran
kelompok
(holistik dan analitik) dibandingkan
pengajaran
dalam
bentuk
hasil
tes
dari
peningkatan bahasa Inggris lisan
pendekatan penskoran analitis dan
siswa menemukan bahwa beberapa
pendekatan penskoran holistik secara
tindakan yang diperlukan dalam
berturut-turut.
peningkatan bahasa Inggris lisan
menunjukkan tentang sikap positif
disajikan meliputi metode-metode
siswa terhadap adopsi pendekatan
penguatan pengajaran mendengarkan
penskoran analitis dalam pengajaran
dan berbicara bahasa Inggris, imitasi,
dan penilaian kemampuan berbicara.
repetisi, dan pengajaran lingkungan.
7
Penelitian
juga
Efthymiou, G. (2012) meneliti tentang
“Penilaian
Kemampuan
digambarkan
Portofolio
Berbicara Pendidikan
menyimpulkan
Bahasa PEMBAHASAN
Dasar”
bahwa
penelitian
sebagai berikut.
Inggris sebagai Bahasa Asing pada Jenjang
roadmap
Metode yang digunakan dalam
portofolio
penelitian
ini
adalah
metode
siswa merupakan sebuah metode
Research and Development, yaitu
inovatif penelitian yang secara aktual
metode penelitian yang digunakan
dapat
untuk menghasilkan produk tertentu,
memperomosikan
pengem-
bangan kemampuan berbicara dan
dan menguji
strategi-strategi
tersebut.
metakognitif
keefektifan produk
pembelajar muda dalam kelas bahasa
Penelitian ini dilakukan dalam tahap
Inggris sebagai bahasa asing dan
pengujian
memacu semangat mereka dalam
pengujian adalah untuk mendapatkan
belajar.
model penilaian autentik kompetensi
Sesuai dengan kajian teori
model.
Tujuan
tahap
berbicara bagi perguruan tinggi yang
dan beberapa penelitian relevan yang
telah
telah dipaparkan di atas, maka dapat
Pertanyaan
8
teruji
secara
yang
perlu
empirik. dijawab
adalah
apakah
penilaian
yaitu tes dan nontes. Instrumen tes
kompetensi
berupa tes tertulis dalam bentuk tes
berbicara yang dikembangkan valid,
uraian (untuk menilai kemampuan
reliabel, berterima, dan dapat dipakai
peserta
setelah melalui uji coba produk yang
dengan teori berbicara) yang diujikan
telah dikembangkan efektif untuk
dalam ujian tengah semester dan tes
mengukur
lisan
autentik
model
kompetensi
kompetensi
berbicara
mahasiswa. model
melakukan
semester,
dilakukan
berbicara.
dalam
kaitannya
berupa
unjuk
kerja
saat
ujian
akhir
sedangkan
penilaian
portofolio dilakukan saat proses
eksperimen
pembelajaran berlangsung.
terhadap model penilaian autentik kompetensi
yang
dilaksanakan
Pengujian dengan
didik
Caranya
Tes tertulis dilaksanakan saat
adalah model yang dikembangkan
UTS
diuji keberterimaan melalui uji coba
memiliki
penerapan model penilaian dan digali
mengukur
kelayakan
mahasiswa dalam memahami teori
dan
melalui
keberterimaannya
penggalian
dengan
berbicara.
pernyataan
konten
instrumen
yang
dengan
tujuan
kemampuan
Sementara
teoretis
portofolio
berupa kumpulan hasil kinerja maha-
responden
siswa dalam menggali teori ketedan ahli sekaligus pengampu mata kuliah
kompetensi
Pernyataan
rampilan berbicara berdasarkan jenis
berbicara.
keterampilan berbicara yang dapat
responden/ informan
diukur, yakni yang termasuk dalam
didapatkan dengan membandingkan
teknik berbicara individual, berpa-
model penilaian yang telah ada dengan
model
penilaian
sangan, atau kelompok.
yang
Ujian akhir semester dilakukan
diusulkan.
melalui ujuk kerja untuk mengetahui
Berdasarkan hasil penelitian tahun
kompetensi mahasiswa dalam praktik
I telah dihasilkan instrumen yang
berbicara
digunakan
mengukur
dengan tiga teknik, yaitu individual,
dalam
berpasangan, dan kelompok. Teknik-
kemampuan
untuk berbicara
rancangan ini terdiri atas dua jenis
yang dapat
teknik tersebut 9
dapat
diterapkan
diterapkan
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
didasarkan pada kajian teoretik peni-
karakteristik jenis kompetensi yang
laian
diujikan. Pembuatan rubrik penilaian
penelitian tahun I dan berdasarkan
unjuk kerja inilah yang memerlukan
jenis teknik berbicara. Keterampilan
uji keberterimaan dan kelayakan agar
berbicara
hasil penilaian praktik berbicara
berdasarkan jenis
mahasiswa
berbicara dapat dilihat pada tabel 1
lebih
objektif
dan
kompetensi
yang
berbicara
dapat
dari
diujikan
teknik praktik
autentik. Penentuan rubrik penilaian Tabel 1. Jenis Keterampilan Berbicara yang Diujikan Berdasarkan Jenis Teknik Praktik
Teknik Individual
Teknik Berpasangan
Teknik Kelompok
Bercerita
Debat
Berdiskusi
Menceritakan kembali
Wawancara/interview
Promosi
Pidato
Tayang Bincang
Debat
Presentasi
Laporan
Mengkritik
MC berpasangan
MC
Bercerita berpasangan
Promosi
Negosiasi
Laporan
Berdasarkan kajian teoretik tentang
kesesuaian
penilaian
tujuan , penggunaan gaya bahasa,
keterampilan
berbicara
pada penelitian tahun I menyangkut
penggunaan
berbagai
penyampaian
komponen.
pendapat
Brown
Berdasarkan komponen
pengucapan
fonem
audiens,
gaya ide,
dan
bahasa, mimik
dan
pantomimik, dan strategi berbicara.
keterampilan mikro dalam berbicara adalah
situasi,
Dalam hal ini komponen mikro
dan
diwakili
dengan
komponen
potongan bahasa (frasa, konstituen
artikulasi, nada, tekanan, tempo, dan
kalimat, bentuk kohesif,dll) pola-
diksi. Komponen makro tersebut
pola tekanan, penggunaan unit-unit
diwakili
leksikal.
komponen
panggung, gaya penyampaian, mimik
meliputi
dan gerak pendukung. Komponen
Sementara
keterampilan
makro
10
dengan
penguasaan
rubrik
penilaian
yang
dapat
secara umum (mencakup semua jenis
diusulkan sebagai prototipe rubrik
teknik praktik berbicara) di uraikan
penilaian
dalam tabel 2.
kompetensi
berbicara
Tabel 2. Komponen Rubrik Penilaian No 1
2
3
Vocal dan
10-
20-
30-
40-
50-
60-
70-
80-
90-
Artikulasi
19
29
39
49
59
69
79
89
99
Nada/tempo/te
10-
20-
30-
40-
50-
60-
70-
80-
90-
kanan
19
29
39
49
59
69
79
89
99
10-
20-
30-
40-
50-
60-
70-
80-
90-
19
29
39
49
59
69
79
89
99
Ketajaman
10-
20-
30-
40-
50-
60-
70-
80-
90-
Materi
19
29
39
49
59
69
79
89
99
Diksi
10-
20-
30-
40-
50-
60-
70-
80-
90-
19
29
39
49
59
69
79
89
99
10-
20-
30-
40-
50-
60-
70-
80-
90-
19
29
39
49
59
69
79
89
99
Penguasaan
gung
5
6
Jumlah
Penilaian
Audiens/pang
4
Skor
Kriteria
Mimik dan gerak pendukung Jumlah
Uji empirik model penilaian autentik kompetensi berbicara dilakukan dengan menerapkan model teoretik pada mahasiswa, kemudian dianalisis normalitas hasil penilaian atau nilai praktik mahasiswa dengan menggunakan rubrik penilaian yang diusulkan. Uji penerapan model rubrik penilaian kompetensi berbahasa diberikan kepada mahasiswa UMS yang menempuh mata kuliah Berbicara yang berjumlah 40 mahasiswa. Tabel 3 menunjukkan nilai hasil praktik berbicara menggunakan prototipe rubrik penilaian dari dua penilai
11
Tabel 3. Nilai Uji Praktik Berbicara Menggunakan Model Rubrik Penilaian Skor Setiap Komponen (10- 100)
N
NIM
o.
Nama
Pengu
Ketaja
Pemili
dan
Artikul
Nada
asaan
man
han
gerak
asi (1)
(2)
Audie
Materi
Kata
pendu
ns (3)
(4)
(5)
kung
Skor Total
Mimik
(6) 1
1
A31013013
ATIG RABTU
1
JUNIA
70
NOVICTA
2
A31013013
KHOIRUL
2
ANISA
A31013013 3
4
5
3
SENO UTOMO
A31013013
ANJAR
4
LESTARI
A31013013
AFIFAH
5
ISTIQOMAH
75
60
60
55
BUDI
6
A31013013
MUHAMMAD
6
DAME
A31013013 7
7
DEFI SAPUTRI
60
70
AZIZAH
8
9
A31013013
NURUL
8
UMMAH
A31013013
RUDI
9
HERMAWAN
A31013014 10
11
12
0
ZAINAL ABIDIN
A31013014
SINDI AYU
2
MUFIKO
A31013014
HANA
3
KARUNIAWATI
75
56
54
75
60
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
5
6
6
6
6
7
4
7
6
6
6
6
0
6
5
0
5
3
5
7
9
0
3
4
8
7
6
7
8
6
7
8
6
6
6
0
0
5
6
0
0
0
0
0
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
6
7
7
7
7
7
7
8
7
6
7
0
5
0
0
8
0
0
0
2
0
5
0
5
6
6
6
6
6
6
7
7
6
6
6
5
5
0
0
8
0
8
0
0
8
3
4
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
5
6
6
6
7
6
7
6
7
7
7
7
6
0
5
5
8
8
4
0
0
0
0
0
8
7
6
6
6
7
6
6
7
6
6
6
0
5
5
0
2
0
5
0
0
5
5
6
7
7
7
7
6
6
7
7
6
7
6
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
6
6
7
7
7
7
6
6
7
7
6
7
6
2
5
0
0
0
0
0
0
5
0
0
6
7
7
7
7
6
7
6
7
7
7
7
7
0
0
0
0
2
2
9
2
0
0
0
0
6
6
6
6
7
6
7
7
7
7
6
6
0
5
0
3
6
5
0
0
3
0
4
6
12
7 1
6 1
6 6
A31013014 13
14
15
16
17
18
4
ISMINI
A31013014
NOVA DANIAR
5
ADRIYANTI
A31013014
NURUL
6
ISTIKOMAH
A31013014
KHAIRUL
7
ANWAR
A31013014
DEVI
8
RATNASARI
A31013014
TRI NOVIANTO
9
SETYAWAN
A31013015 19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
0
PRASTIAN
A31013015
WIWIT
1
SUPRIYANTI
A31013015
NIKEN TRI
2
UTAMI
A31013015
NIA EVI
3
ARIYANTI
A31013015
NURUL
4
FATIMAH
A31013015
FITRI
5
YULIANTI
A31013015
RENSHY IKA
6
YULLIAWATI
A31013015
TONI AGAM
7
SETIAWAN
A31013015
DEWI NOVIA
8
ANGGARA
A31013015
NYU
9
PENDISUSILO
65
60
79
65
79
52
65
62
70
80
69
62
70
60
72
75
6
6
7
7
7
8
7
6
7
7
7
7
0
5
0
0
0
0
6
8
8
2
2
1
6
6
6
7
7
7
7
6
7
7
7
6
0
5
5
0
0
5
5
5
3
5
5
9
7
7
7
7
6
7
7
7
7
7
7
7
5
0
0
0
0
5
2
0
0
0
0
1
6
7
6
7
6
7
5
7
6
6
5
6
0
0
2
5
2
3
0
0
5
0
6
4
7
7
6
7
6
6
8
7
7
6
6
7
6
0
0
2
5
9
5
0
5
7
5
1
6
7
7
7
7
6
6
7
6
7
7
6
0
8
5
3
0
0
0
0
0
0
5
7
6
6
6
7
6
7
4
6
6
6
5
6
0
7
5
0
6
0
3
4
5
0
8
3
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
6
6
6
7
6
7
4
5
5
6
6
6
5
0
5
5
5
0
1
8
0
5
5
2
8
7
7
7
6
7
7
7
7
7
7
7
0
5
5
5
0
8
4
0
5
6
0
4
7
6
6
7
7
5
6
6
6
6
6
6
0
5
0
3
0
8
2
0
0
0
0
4
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
7
6
8
7
7
6
7
6
7
7
6
7
0
5
0
5
8
0
2
5
8
0
0
0
6
6
6
7
6
7
4
5
4
6
6
6
5
0
0
2
5
1
0
5
9
0
2
0
8
7
6
7
8
6
7
8
6
6
6
7
2
0
0
8
0
0
0
0
2
5
2
0
7
6
7
7
6
7
6
7
7
7
7
7
5
0
5
5
5
0
7
0
0
0
0
0
6
6
5
6
6
4
6
6
6
5
5
0
5
1
8
1
5
7
0
5
3
7
7
8
7
8
5
7
8
8
4 A31013016
65
29
0
ADETIYA
30
A31013016
CUT DIAN
9, 9
76
7
13
5 9 7
31
32
33
34
1
RAHMAWATI
A31013016
IKA MEILYANA
3
WAROHMAH
A31013016
EFA
4
WHANDRIANA
A31013016
WAHYU ARDI
5
ANTO
A31013016
BRAM
6
KISMARSO
85
80
75
76
WIWIN
35
A31013016
WAHYUNINGSI
7
H
A31013017 36
0
80 ILHAM LAZIMI
A31013017 37
1
85
WIDYARINI
A31013017 38
2
TRI SURAHNO
A31005016 39
40
70
76
77
0
SUPRIYADI
A31008018
SALMAN
0
ACHIRUDIN
77
5
0
5
8
6
0
0
9
9
5
5
3
9
8
9
9
8
8
8
7
8
8
9
8
0
5
0
0
5
7
0
5
0
6
0
5
8
8
7
8
7
8
7
7
7
8
8
8
8
2
7
5
5
0
8
3
5
5
5
0
6
7
6
7
6
6
7
6
7
7
0
0
2
8
8
9
6
0
0
0
7 5
menggunakan kemampuan
bahwa rubrik mahasiswa
8, 5
6, 5
7
6
7
7
5
7
6
6
6
8
8
1
5
9
2
3
8
5
7
3
7
6
7
7
7
5
6
6
6
0
0
6
0
0
3
5
8
5
5
5
7
7
7
7
6
6
6
5
8
5
0
3
6
0
9
2
2
0
7 2
7 7, 9
7 0
7 1
6 5
7 1
8
3
8
7
8
8
7
7
7
8
8
7
0
0
0
7
0
0
7
3
5
5
5
6
7
3
7
6
7
7
7
6
3
7
7
6
5
0
8
8
9
6
8
7
0
0
0
6
7
3
7
7
7
8
8
6
7
7
5
0
9
8
5
0
0
5
5
5
7
7
8
8
8
8
8
8
6
8
8
7
1
8
0
0
0
0
0
0
5
0
0
8
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
7
7
7 9, 9
terpaut jauh, berarti persepsi kedua
dengan
penilai terhadap materi komponen
penilaian,
juga tidak terpaut jauh atau hampir
dalam
sama.
Hal
ini
menunjukkan
berbicara dapat dilihat secara detail
objektivitas penilaian cukup tinggi.
dari berbagai komponen kompetensi
KESIMPULAN
berbicara. Perbedaan penilaian atara
Uji
penilai satu dan yang lain tidak
autentik
14
empirik
model
kompetensi
penilaian berbicara
7 2
Fotovatnia, Z. Dan Dorri, A. 2013. “Repair Strategies in EFL Classroom Talk. Dalam Theory and Practice in Language Studies, Vol. 3, No. 6, pp. 950956, June 2013.
dilakukan dengan menerapkan model teoretik pada mahasiswa, kemudian dianalisis normalitas hasil penilaian atau nilai praktik mahasiswa dengan menggunakan rubrik penilaian yang
Heeren, A., Ceschi, G., Valentiner, D., Phillippoti, P. 2013. “ Assessing Public Speaking Fear with the Short Form of the Personal Report of Confidence as a Speaker Scale: Confirmatory Factor Analyses among a French-Speaking Community Sample”. Dalam Neuropsychiatric Disease and Treatment 2013:9 halaman 609-618.
diusulkan. Berdasarkan hasil uji empirik
dapat disimpulkan bahwa
dengan
menggunakan
rubrik
penilaian, kemampuan mahasiswa dalam berbicara dapat dilihat secara detail
dari
kompetensi
berbagai
komponen
berbicara.
Perbedaan
penilaian atara penilai satu dan yang lain
tidak
persepsi
terpaut
kedua
jauh,
penilai
berarti
Muslich, M. 2009. KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
terhadap
materi komponen juga tidak terpaut jauh atau hampir sama. Hal ini
Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
menunjukkan objektivitas penilaian cukup tinggi. DAFTAR PUSTAKA Allammi, H. 2013. “The Effects of Teaching Lexical Collocations on Speaking Ability of Iranian EFL Learners”. Dalam Theory and Practice in Language Studies, Vol. 3, No. 6, pp. 1070-1079, June 2013.
_____________. 2011a. “Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa”. Dalam Litera: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011 Halaman 114-125.
Efthymiou, G. 2012. “Teaching and Assessing Speaking Performance through Analytic Scoring Approach”. Dalam Research Papers in Language Teaching and Learning Vol. 3, No. 1, February 2012, 200‐224
______________.2011b. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas.
15
2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs. Jakarta. Qian, X. 2012.” A Study on the Teaching Methods of Improving Students' Oral English”. Dalam Theory and Practice in Language Studies, Vol. 2, No. 10, pp. 2204-2208, October 2012. Tarigan, H. G. 2008. Berbicara. Bandung: Angkasa. Tuan, L.T. 2012.” Teaching and Assessing Speaking Performance through Analytic Scoring Approach” . Dalam Theory and Practice in Language Studies, Vol. 2, No. 4, pp. 673-679, April 2012.
16