""n,,/r/lan don ""ng"nlh"ngan Ap/rk"st 's%p dan Radios;,/999
PENGURAIAN SENY A W A FENOL DALAM AIR MENGGUNAKAN lRADIASI GAMMA Ennin Kalrin Winarno, Agustin NM. Bagyo, Winarti Andayani, dan Hcndig Winamo Pusat Aplikasi Isotop d3JlRadiasi, BAT AN
ABSTRAK PENGURAIAN SENY A W A FENOL DALAM Am MENGGUNAKAN IRADIASI GAMMA. Dalam penelitian ini dipelajari penguraian senyawa renal dalam air menggWlakan iradiasi galnma. Iradiasi dilakukan dengan aerasi pada dosis 0 sampai dengan 20 kGy (Iaju dosis 5 kGy/jam), konsentmsi o-kresol, m-kresol, dan resorsinol masing-masuIg 0,02 g/I, datI pH awal antarn 3 -II. Analisis YWIgdilakukan yaitu perubahan serapan laruta11hasil iradiasi diukur dengan spektrofotometer UV-VIS, penurunan pH diukur dengan pH meter, sedangkan analisis senyawa fenol clan asam organik dengan Kromatografi Cair Kinelja Tinggi (KCKT). Penguraian campuran senyawa fenol (0,060 g/I) dengan iradiasi gamma efel1ifpada pH awal larutan antara 5 sampai 9 dan pada dosis 15 kay, dengan persentase penguraian mencapai 98 -99%. Hasil analisis dengan KCKT menwljukkan bahwa iradiasi sampai dosis 15 k(jy mwnpu menguraikan resorsuI01 99,99 %, sedangkan 0- dan m-kresol mencapai 1000/0.Salah satu setlyawa hasil penguraian o-kresol, m-kresol, datI resorsulol adalah asam oksalat.
ABSTRACT THE DEGRADATION OF PHENOLIC COMPOUNDS IN AQUEOUS USING GAMMA IRRADIATION. In this investigation it \\'3S studied the degmdatiun of phenolic compowlds in aqueous using gamma irradiation. The iITadiation was conducted with aeration at absorbed dose 0 to 20 kGy (dose rate 5 kGy/h), concentration of o-cresol, m-cresol, and resorcinol were 0.02 g/I, respectively, and initial pH at 3 -II. Absorbans of the solutions were measured using UV -VIS spectrophotometer, pH decreasing of solutions was measured using pH meter, phenolic compounds and organic acid was analyzed using HPLC. Degradation of phenolic compounds (0.060 g/I) were effective at iJutial pH of solution 5 to 9 illld at the dose 15 kGy, they were degraded 98 -99 %. HPLC analysis results showed that tIle iITadiation at absorbed dose 15 kGy have been able to degrade the resorcinol as well as 99,9~/o, illld 0- and m-cresol were 1000/0.One of o-cresol, m-cresol, and resorcinol degradation results was oxalic acid.
PENDAHULUAN Meningkatnya pertwllbulmn berbagai industri di seluruh dunia berdampak terl1.1dapkualitas lingkwIgaIl. Penggunaan pupuk dan pestisida. limbah proses minyak bumi, limbah pelapisan ka)1l, limball iIldustri tekstil daIl pestisida ak.1n berdmllpak bes.1r terlladap kelestarian air sungai, laut dml smllUdra, karel!:1mellerill1.1beban buangall iIldustri tersebut. Pencemarall oleh limbah orgaIlik bcraclllI menjadi isu lingkwlgatl yang scmgatpentinr disebabkan potensi racwulya yang tinggi. GETOFF (2 meiaporkall bahwa desinfeksi air milIum yang mengaIld1ll1gzat humus dengall cara klorillasi turut berpcraI1 dalam pembentukaI1 mono, di, dan tril1.110metaIl scl1a fenol tcrhalogenasi. Menurut PeratUfalI pemcrinta11RI nomor 20 ta111111 1990, kadar renal maksimum yang diijil1kal1 kriteria kualit.1Sair golongan C dml D, n1.1sing-n!:lsingadalall 0,00 I mg/l daI1 0,002 rng/i. Dalmu bmlyak kasus metode penguraiaIl dengan cara fisika. kilnia, dan biologi tid.c1kselalu d.c1pat untuk rnenyeles.1ikanu!:lsalall uti. TSENG dan HUANG 111tclah mcrnpeaajari penguraian renal dalmn air dcngan konscntrasi 0,00 I M rnenggmlakall fotokatllisis TiO~ d:m sil!:lr ultra violet dengan daya 260 Wattlm2. Hasil penelitiall menlllljukkaIl bahwa iradiasi dalmll waktu 6 jaIn pad.c1pH 5 -9 dihasilkaJl penyisillan fenol sebes.1r87% dan dihasilkan CO2 sebanyak 8,29 x 10-5 mol. Pengr11s.1k::m pencen!:lr
seperti sulfida anorganik, tiosulfat, hipoklorit, dan formaldehid juga dapat dilakukan menggunakan hidrogen peroksida (HZO2) yang digunakan secara komersial 131. Pengrus.'lkan/oksidasidengaJlmenggunakan H2Oz ini perlu dilakukan aktivasi lebih dallUlu, sehingga terbentuk radikal hidroksil (OH). Tanpa diaktivasi. H2O2 tidak dapat merus.1k atau mengoksidasi pencemar seperti fenol, hidrokarbon terkJorinasi, daJvatau alkohol. Peningkatan kemampuan merusak scnyawa organik ini berhubungan dcngan potensiaJ oksidasi radikal OH (2,80 V) yang lebih tinggi daripadl dengan HZO2(1,78 V). Berdasarkan sifat ini rnaka dicari altematif teknologi lain yang dapat mengl1asilkan radikal OH, yaitu teknik iradiasi melalui radiolisis air. Dalarn usalla dctoksifikasi air hujan yang terccmar, ntaka di berbagai bagian dunia tclall diteliti pengolaJlanair bUallgan dcngan elektron berenergi tinggi. Proses radiasi mclalui penggurltlall bcrk.1s elektron dan iradiasi galIUna terl1adap limbah cair d.1n padat mcnjanjik.w tcknologi yang efisien untuk membantu menyelesaikan Illi1salah lingkungan di atas. Destruksi fcnol (0,65 filM) menggunakan berkas elektron 1,5 MeV telah dirlajari, pad.1 dosis 7 kGy fcnol terurai sebanyak 99% 14. GETOFF (21 juga tel,Ul mempelajari hasil penguraian akhir dari larutan 4-klorofenol dalam air yang diiradiasi dan dialiri oksigen. Pada dosis menengah diperolch ion cr, fenol, pirokatekol, hidrokuinon, hidroksi 139
Pene/itiandon Pengembangan Ap/ikasi lsotop dan Radiasi,/999
hidrokuinon, aldeltid, dan asam karboksilat, sedangkan padadosis tinggi (tergantungkonsentrasisubstrat),semua produktersebutterurai menjadiCO2danH2O. Pada penelitian ini dipelajari penguraian campuran senyawa renal (o-kresol, m-kresol, daD resorsinol) dalaIn air dengan iradiasi ga11llna.lradiasi dilakukan padadosis dan pH awallarutan bervariasiserta penambahan ud.1ra. Struktur molekul senyawa renal tersebutditunjukkanpadaGambarI.
r""11 Hc!~~H3 o-kresol
m-kresol
() H~/\H resorsinol
GaInbar I. Stmktur molekul o-kresol, m-kresol, dan
resorsinol
BAHAN DAN METODE Bahan. Sebagaiballan uji digunakan senyawa feno) yaiul o-kresol,m-kresol, dan resorsinolberkualitas pro analisis. Bahan kimia lain yang digunakan yaitu H2SO4daD NaOH untuk mengaturpH larutan; CHCI3, diklorometan, metanol, 4-arnino antipirin, K3Fe(CN)6, Na2S04mlllidris, ~OH, K2HPO4,daDKH2PO4.
BASIL DAN PEMBABASAN Pengaruh pH Terhadap Spektrum Campuran Fenol Akibat lradiasi Gamma. Spektrum larutan campuranfenol pada pH asal (pH 6,0), yaitu pH larutan sampeldalamakuadessebelumdiiradiasi memberikansatu puncak serapandi daerah ultra violet dengan panjang gelombang 273 om. Pada penambahanH2SO4 untuk memperolehdenganpH awal 3 dan 5, atau penambahan NaOH untuk memperolehdengan pH awal 7, puncak serapan tidak mengalami pergeseran, tetapi pada penambahan NaOH untuk memperolehpH awal 9 dan 11, puncak serapan mengalami pergeseran batokromik menjadi 277 daD 289 om. Spektnun larutao campuran fenol daiam air sebelumdan sesudahiradiasi dosis 5- 20 kGy (laju dosis 5 kay/jam) pada pH awal 3, 7, dan 11 disajikanpadaGambar2, 3, dan 4, sedangkanuntuk pH 5 daD 9 Gambar tidak ditampilkan. Meskipun terjadi pergeseranpuncakserapan.namunsetelahdiiradiasi pada dosis 5 sampaidengan20 kGy, puncak serapankembali menjadi273 run (Gambar4). PadaGambar4 tersebutjuga terlihat bahwa penamballaDNaOH juga meningkatkan serapanlarutaosebelumdiiradiasi dari 0,86 menjadi 1,68 pada pH 11. Hal ini disebabkan terjadinya efek hiperkromik.
Pengaturan pH. Untuk mempelajari pengarnh pH awal larntan, diglli1akan larntan fenol dengan variasi pH awal 3, 5, 7, 9, dan 11. pH larntan diatur dengan menamballkan larntan H2SO4 I M atau NaOH I M atau NaOH 30% untuk larntan dengan pH awalil.
lradiasi.
Sebanyak 250 ml tarutao yang
mengandung cmnpuran o-kresol, m-kresol, daD resorsinol dengall konsentrasi masing-nmsing 0,020 g/l dilnasukkan ke dalam tabung gelas (tinggi 22 cm daD diameter 5,5 cm). Larutan diiradiasi dengan sinar gamma dari sUOlbercobalt60 di lradiator Panoralna Serba GlUm pacta temperatur ruang sekitar 30 °C dengan variasi dosis 5 ; 7,5 ; 10 ; 15 ; dan 20 kGy. Setiap perlakuan sampel dibuat duplo dengan 3 kali ulangan. Laju dosis yang digunakan yaitu 5 kGy/jam ditentukan dengan dosimeter Fricke [51.Larutan diaerasi melalui pori-pori pacta dasar tabung selmna iradiasi. Aktivitas sumber cobalt-60 adalall 32,456 kCi pactabulan
panjanggelombang(om) Gambar2. Spektnunserapanlamtan fenol sebelumdan setelahdiiradiasi Konsentrasifenol 0,06 mg/l; pH lamtan3
Agustus 1998. Analisis. Persentase penguraian renal akibat iradiasi ditentukan dengan mengukur sernpan larutan menggunakan spektrofotometer UV-VIS Hewlett Packard 8453. pH larutan diukur dengaII Metrohm pH-meter. Konsentrasi renal total ditentukan dengan mengukUf serapannya pacta A 469 om setelall ditambahkan pengolnplek K3Fe(CN)6 dan 4-mnino antipirin, sedangkan konsentrasi lnasing-masing o-kresol, m-kresol, dan resorsinol masing-lnasing ditentukan dengan Krolnatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Slulnadzu menggunakan kolom Phenomenex , eluen MeOH : air ( 8 : 2 ), detektor UV pacta A 254 DIn, dan kecepatan aIiran 0,5 Inl/menit. Asam organik dianalisis dengan KCKT menggunakan kolom Shodex RS-pak, detektor UV pacta A 210 om, eluen H3PO4 0,030/0,datI kecepatalI aIiran I mVmenit. 140
Gambar 3. Spektrum serapan larutan fenol sebelum dan setelah diiradiasi Konsentrasi fenol 0,06 mg/I ; pH larutan 7
Pene/iliandon Pengembangan Ap/ikasilsulop danRadiasi. /999
gil) hanya terjadi pactapenepatanpH menjadi 11. Hal ini terlihat pactaharga koefisien ekstingsi molarnya yang mengaiarni perubahan dengan deviasi standar 191,9; 102,6; dan 80,9% masing masing untuk o-kresol, mkresol, daD resorsinol, sedangkanuntuk penepatanpH lainnya perubahanharga koefisien ekstingsi molarnya kurang dari 5%. Perubahankoefisien ekstingsi molar diduga merupakanpetunjuk telah terjadinya perubahan strukturmolekul resorsinol,0- dan m-kresol. Pengaruh pH Larutan Terhadap Penguraian Panjanggelombang(om) Gambar4.
Spektnun serapanlarutan fenol sebelumdan setelahdiiradiasi Konsentrasifenol 0,06 mg/i ; pH larutan11
Secara umuffi, iradiasi sampai dengan dosis 5 kGy penurunan serapatl relatif belUln tampak, namun iradiasi sampai dosis 10 kGy penUrUllatl serapan larutan terjadi dengan tajatn dan penunulatl mulai berkurang pada dosis 15 kGy. lradiasi lebih lanjut Satnpai dosis 20 kGy tidak menampakkatl penurunan serapaIl. KecenderUllgan ini sedikit berbeda terjadi pada iradiasi dengan pH awal II. lradiasi &1Illpai dosis 5 kGy sudah menurunkan serapan dengan tajanl bahkan sampai dosis 15 kGy, tetapi dosis lebih tinggi tidak menanlpakkan penurufu1ll serapan lagi (Garnbar 5). Pada Gambar 5 tersebut juga terlihat bahwa iradiasi sarnpai dengan dosis 15 kGy telah mampu menunmkc1ll serapan larutan Inngga ;?;95%.
Fenol Akibat Iradiasi. Pengaruh pH larutan terhadap p~nguraian masing-masing senyawa fenol dipelajari dengan mengiradiasi larutan pactapH 3, 5, 7, 9, dan 11 dan disajikan pacta Gambar 6. Secara umum terlihat bahwa iradiasi sampai dosis 7,5 kGy pacta pH awal 3 -9 telah mampu menguraikan fenol hingga 90 %, kecuali pH II. lradiasi lebih lanjut hingga 20 kGy penguraian berjalan lambat, namun pada dosis 15 kGy telah mampu menguraikan ~ 95% dan penguraian sempurna hingga 100% pacta dosis 20 kayo Pengecualian terjadi pacta iradiasi dengan pH awal 11. Pacta pH awal 11, iradiasi sampai dengan dosis 15 kGy masih menyisakan fenol cukup tinggi, tetapi secara bertahap terurai hingga 100% pactadosis 20 kGy. SuIitnya penguraian fenol pacta iradiasi dengan pH awal 11 ini diduga terjadinya efek batokrornik dan hiperkromik, sehingga struktur komponen fenol mengalami perubahan ke dalam bentuk yang lebih stabil sehingga lebih sulit terurai dibandingkan senyawa aslinya.
0
5
Gambar 5. Pengarull iradiasi terhadap SerapaIl larutan campUTaIl fenol yang diukur pacta panjang
gelombangmaksimum
Untuk mengetahui apakall penamballaIl asmn atau basa mempengarulli struktur senyawa fenol dalam larutan, maka dillitung lwga koefisien ekstingsi molar lnasingmasing komponen cmnpuran dan basil perllitungannya disajikan pc'ldaTabel 1. Dari Tabel 1 terlilk'lt bahwa efek batokromik, yaitu pergeseran puncak serapan) hanya terjadi pada ~enmnbahanNaOH untuk penepc'ltanpH menjadi 9 dan 11 6], tetapi peruballaIl struktur kimia komponen campUTall fenol (konsentrasi masing-lllc'lsing komponen adalah 0,05
15
10 Dosis {radiasi
20
(kGy)
Gambar6. PengarullpH terhadappenguraianfenol akibat iradiasi galnma (Konsentrasi O-kresol, mkresol, dan resorsinol masing-masing0,020
g/l) Analisis Larutan Fenol Basil lradiasi dengan KCKT. Hasil analisisdenganKCKT larutan o-kresol,mkresol,clanresorsinolsebelumdan setelahdiirndiasi dosis 5 kGy disajikanpadaGaInbar7, sedangkankromatogram larutanstandardisajikanpada Garnbar8. PadaGambar 8 terlihat bahwa puncak o-kresol clan m-kresol tidak dapat dipisahkansehinggahanya memberikan1 puncak dengan waktu retensi 10,58 menit, sedangkan resorsinol mempunyai waktu retensi 6,71 menit. Terlihat bahwa iradiasidengandosis 5 kGy masih mengandungo-kresol 141
Penelilian don Pengembangan Aplikasi IsolOp don Radiasi, J 999
dan m-kresol sebanyak0,025 ppm, sedangkanresorsinol masihtersisa0,065ppm.
~~
sesudah iradiasi
'" '" 0
. -JlELj .-. a
..-a .\
4
:,.;
khususuntuk asamorganik, yaitu kolom ShodexRS-pak. Analisis asam organik ini hanya dilakukan terhadap larutan fenol yang diiradiasi pada pH 7. Salah satu kromatogrambasil anaIisis ini disajikanpada Gambar 10, yaitu kromatogramlarutao fenol yang diiradiasi dengan dosis 20 kGy. Krolnatogramlarutan fenol yang diiradiasi dengandosis 5, 7,5, 10, 15,dan20 kGy menunjukkansatu puncakyang mempunyaiwaktu retensitepatsarnadengan larutao staodarasarn oksalat yaitu 5,25 menit (Gambar II). Dengaudemikian asam organik yang terbentukdaTi penguraian o-kresol, m-kresol, daD resorsinol akibat iradiasigammadidugaasamoksalat.
~
-
0
Gambar7. Kromatogram larutan fenol sebelum daD setelahiradiasi5 kGy
i
a)
~C
.
.~ <:> . -~
1\ ~
J
\1;
Gambar9. Pengaruh iradiasi terhadap pH larutao campurano-kresol,m-kresol,dan resorsinol Konsentrasiawal masing-masingkomponen campuran= 0,02 g/l
IJ-:'
.
.;-.J IJ-,
Gambar8. Kromatogram tarutao standar o-kresol, mkresol,dan resorsinol
Hasil ini menunjukkaIl ba11wa0- daD m-kresol relatif lebih mudah diuraikan daripada resorsinol, namun demikian ketiga senyawa tersebut tela11terurai > 99% pada dosis 5 kGy. Pada larutan yang diiradiasi 5 -15 kGy masih terdapat senyawa lain yang merupakan basil penguraian senyawa fenol tersebut, naInWl belum diidentifikasi lebih
Ianjut. Perubahan pH. Setelall diiradiasi, pH larutao fenol mengalalni penunman, seperti terlihat pactaGambar 9. Pacta Gatnbar 9 tersebut terlihat bahwa pH larutao menunm tajam pacta dosis iradiasi 7,5 kGy, selanjumya pactadosis lebih besar penurunan pH berjalan lambat. Pacta dosis 20 kGy, pH sedikit meningkat namun masih bersifat asaln, kecuali pH awal larutao II pacta dosis ini pH tetap menunjukkan suaSaIlabasa. PactapH basa ini, penguraian fenol telall mencapai 1000/0,namun penguraian senyawa dalam suasanayang sangat basa sulit diaplikasikan karena proses ini membutultkan cukup banyak penamballan basa yang pactatalmp akllir diperlukan penetralan kembali.
Asam Organik Basil Penguraian Fenol. Larutan renal yang telah diiradiasi dianalisis asam organiknya dengan metode KCKT menggunakat1 kolom 142
Gambar 10. Kromatogramlarutan fenol yang diiradiasi pactapH 7 dengandosis 20 kGy lJ-.. .:-.J
II-..
r(A': o!"L I-
,~:. --
Gambar 11. Kromatogram larutan standar asam oksaiat
~
Pene/itian don Pengembangan Ap/ikasi lsotop dan Radiasi. J999
Hasil perllit\U1gan aSaIll oksalat secara kuantitatif disajikan pada Tabel 2. Terlihat bahwa konsentrasi aSaIn oksalat yang dapat dideteksi hanya berkisar 30 -31,5 %, sedangkan sisanya sekitar 70 % diduga aSatnoksalat yang terbentuk terurai lebih lanjut menjadi CO2 daD H2O atau terbentuk senyawa lain yang tidak terdeteksi dengan kolom asam.
KESIMPULAN Berdasarkanllasil penelitianyang diperolehmaka dapat disimpulkan ballwa iradiasi gamma pada dosis sedangdenganpenambahanudaraefektif menguraikan0kresol, m-kresol, daD resorsinol. Persentasepenguraian senyawarenal (60 ppm) padapH awal 5 sampaidengan9 mencapai 98-99% pada dosis 15 kGy (Iaju dosis 5 kGy/jam). Salall satusenyawallasil penguraianmolekul 0, m-kresoldan resorsinoladalallaSaJlloksalat.
UCAPANTERIMA KASm Ucapan terima kasih disampaikankepadaSdri. Cllristina Tri Suharni, Sdr. Syurhubeldan selurull star lradiator PanOraIlk'lSerba Guna yang telah membantu sehinggapenelitianini dapatterlakSaIk'l denganbaik.
solutions", Emerging Technologies in Hazardous Waste Management (TEDDER D. W. and POHLAND, F.G. Eds.), American Chemical Society,WashingtonDC (1990) 13-31. 2. GETOFF,N., Radiationprocessingof liquid and solid industrialwastes,IAEA-SM-325/167,153. 3. CASTRANTAS,H.M., and GILHILISCO, R.D., "UV destrutionof phenolic compounds under alkaline conditions",Emerging Technologiesin Hazardous Waste Management (1EDDER, D.W. and POHLAND, F.G., Eds.), WashingtonDC (1990)
77. 4. COOPER,W.J., WAITE, T.D., KURUCZ, C.N., and NICKELSEN, M., Higll energy electrons: Innovative treaURent for detoxifying wastestreams and contanlinated industrial sites, IAEA-SM325/194,176. 5. SEHESTED,K., "nle Fricke Dosimeter",Manual on RadiationDosimetIy (HOLM, N. W. and BERRY, R.J.,Eds.),MercelDekker, New York (1970)313. 6. SILVERSTEIN, R.M., BASSLER, G.C. and MARRlLL, T.C., Spectrometric Identification of Organic Compounds,John Wiley & Sons, Inc., NewYork (1981)309.
DAFTARPUSTAKA TSENG, J. and HUANG, C.P.,"Meclkwistic aspectsof the photocatalyticoxidation of phenol in aqueous
Tabel
Harga koefisen ekstingsi molar (e) larutan O-kresol, m-kresol, daJl resorsinol pacta awal larutan
o-kresol pH
A. nlaks
...
272 273
273 273 277
& mab
m-kresol
Std.
.i!-!QJ-. deviasi 0,1278 ll.!!. 0,1244 0,1244 0,1259
berbagaipH
0.0%
~
0.1440 0.3%
J.!!!!!l E rna'"
A. ,oaks
273 273 273 273
277
Q~
0,1301 0,1266 0,1267 0,1267
0.1332
Std.
A moks
deviasi
i!!!!!l
~
Q.~~
274 274
274
~
274
280 2,8% 0.2563 II02.6KI_JH
289 0,3631 1191,9 % I. 289 * pH asal : pH lanltan sampel dalam akuades (5,6 -6,5) sebelumdiasarnkan/dibasakan
Tabel 2. Konsentrasi asmll oksalat dalam larutan lmsil iradiasi, laju dosis 5 kGy/jam, (Fenolltotal= 0,06 g/l
Dosis
~
Asamoksalat (%)*
10 15 20
30,0 30,5 31,5 * % = Beratasamoksalat/ beratfenol total
143
Penelilian
don Pengembangan
Aplikasi
ISOIOp dan Radiasi,
/999
DISKUSI SYAFALNI Bagailnanapersiapanhasilnyadi lapangan,sebab tentunyaPemsahaanltams melengkapiprosespengolal13l1 limbalmya dengan iradiator kllUSUSyang malta llarga investasinyatentumahal sekali? ERMIN K. WINARNO
Fasilitas/instalasi dibangun dengm1 biaya investasi yang ntal1al,bila Iml ini mentang mendesak diperlukantidak menjadi masalahdelni Inanfaau1ya yang besar bagi kesehatan dan keselmnatan lingkungan. Keuntunganmenggw1akanteknik ini dapat menguraikan senyawa non-biodegradableyang tidak dapat diolal1/ diuraikan dengan teknik konvensional,seperti SurfaktaI1, dan senyawa-senyawa aromatis. ROSALINA BagailnalIa aplikasinya pacta industri (lapallgc'U1) ? ERMIN K. WINARNO lrndiator ganm1c1dikombinc1sikan dengaIl karbon aktif dapat digunak.1ll di lapangan/aplikasi.
144
2. lradiasi menggunakan Mesin Berkas Elektron (75 kw), contolmya skala pilot ill Miami Florida dengan kapasitas 40.000 I, kecepatan alir 550 Vmenit, dan dosis 8 kGy.
DUYEH SETIAWAN 1. Penomenayang terjadi jika senyawafenol dalam air diiradiasi dengan sinar gamma menyebabkan peruballanpH ? 2. Asam organik (asam oksalat) hasil penguraian ditentukan dengan cara KCKT. Bagaiman kondisi analisisnya? ERMIN K. WINARNO 1. pH larutan rnenunm setelah larutan diiradiasi. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya asam-asam organik sebagaiproduk penguraian senyawa fenol. 2. Digunakan kolorn Shodex RS-pak KC-G eluen : H3PO40,03 % Kecepatan aIir = 1 rnVrnenit.