Sintesi.\"dan KarakterisasiHidrogel Poli(Akrilamida) Hasil lradiasi Gamma (Erizal)
SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROGEL POLl (AKRILAMIDA) HASIL lRADIASI GAMMA Erizal , Dewi S.P. daD DarmawaD D. PuslitbangTeknologiIsotop dan Radiasi(P3TIR)-BATAN Jl. CinerePs. JumatPO BOX 7002, JKSKL,JakartaSelatan12070
ABSTRAK SINTESIS DAN KARAKTERISASI HmROGEL POLI(AKRILAMIDA) HASIL IRADIASI GAMMA. Dalam kerangka membuat bahan biomaterial baru, telah dilakukan sintesis hidrogel poli (akrilamida) dengan teknik iradiasi gamma. Larutan akrilamida dengan konsentrasi 2M dalam campuran pelarut aseton-air (45/55 v/v) diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 10; 15; 20; 25; 30 daD 40 kGy pada laju dosis 5 kGy/jam. Selanjutnya hidrogel basil iradiasi dikarakterisasi sitar tisika-kimianya yang meliputi traksi gel, pengaruh waktu dan suhu terhadap sitat penyerapan air (swelling), perubahan diameter hidrogel dan kestabilan hidrogel pada pemakaian ulang pada perubahan suhu. Dari basil evaluasi diperoleh basil dengan menaiknya dosis iradiasi hingga 40 kGy, traksi gel naik hingga 92,32 %. Pada pengujian suhu, hidrogel poli (akrilamida) dengan menaiknya suhu perendaman hingga 80 °C, swelling menaik dan mencapai suhu titik kritis atas pada suhu 60uC, disertai dengan menaiknya ukuran diameter hidrogel. Pada pengujian flemakai:tnulang suhu 20 daD60 uC diperoleh hasil bahwa hidrogel poli(akrilamida) iradiasi dosis < 25 kGy tidak menunjukan sitat yang reversible. Menaiknya dosis iradiasi hingga 25 kGy menyebabkan sitat swelling hidrogel menaik dengan waktu perendamall hingga 144 jam relatif menurun. Berdasarkan sitar reversible pada pemakaian ulang suhu 20 daD 60 U(; dalJ karakter UCST, salah satu kemungkinan aplika~i hidrogel poli (akrilamida) dapat digunakan untuk proses biosepara~i. Kala kunci: Hidrogel poli(akrilamida), iradiasi gamma, .\"we//ing,UCST
ABSTRACT SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION HYDROGEL POLY(ACRYLAMIDE) PREPARED BY GAMMA IRRADIATION. In the propose of the preparation of a new biomaterial, the synthesis and characterization of poly(acrylamide) hydrogel prepared by gamma irradiation have been done. Acrylamide solutions with concentration 2 M in the !lolvent of acetone-water 45/55 w/w mixture were irradiated by gamma rays at the doses of 0; 10; 20; 30; 40 kGy with a single dose rate of 5 kay/h. The characteristic of physico-chemical poly(acrylamide) hydrogel consisted of gel traction, the effect of soaking time and temperature on the swelling hydrogel, diameter changes and stability hydrogel on repeating temperature changes were determined. After evaluation, it was found that with increasing irradiation dose up to 40 kay, the gel fraction increases up to 92.32 0/0.In the effect of temperature on the swelling of hydrogel in destilled water, with increasing temperature up to 80.C , the !lwelling hydrogel increa!les and showed a upper critical solution temperature at 60.C and was followed by increa!ling diameter hydrogel. Repeating used at temperature of 20 and 60.C , hydrogels prepared at the doses of < 25 kGy showed irreversible properties. With increasing irradiation dose up to 25 kay, swelling of hydrogel decreased,relatively. Based on the reversible and UCST characteristics showed by poIY(lIcrylamide), one of the possibilty applications of poly (acrylamide) hydrogel is liS a matrix tor bioseparation. Key word\" : Hydrogel poly(acrylamide), gamma irradiation, swelling, UCST
PENDAHULUAN Hidrogel merupakan senyawaorganik unik yang terbentuk daTi satuan unit monomer, polimer atau gabungan monomer-po Ii mer dengan beragam jenis ikatan kimia dalam struktur kerangkanya. Swelling atau menggembung adalah salah satu sifat fisika yang khas hidrogel, menggambarkan kemampuan hidrogel dalam menyerap air. Kemampuan hidrogel dalam menyerap air dipengaruhi oleh gugus-gugus fungsi bebas dalam jaringan struktur molekunya. Beberapa jenis gl1gUS fungsi yang berpengaruh pada sifat swelling adalah gugus -OH, -~, dan -SO;lH.
Disamping gugus-gugus itu ada gugus fungsi lain yang dapat memberikan sifat unik pada hidrogel, yaitu menjadi peka terhadap perubahan suhu, pH, dan perubahanarus listrik. Hal tersebut menyebabkanpada beberapa tahun belakangan ini, sejumlah peneliti melakukan penelitian yang intensif untuk mengembangkan hidrogel ditujukan untuk dapat dipakai dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang kesehatan,pertanian, daD farmasi [1-5]. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sintesis hidrogel poli (akrilamida) dengan teknik iradiasi
51
Prosiding Pertemuan I1miah I/mu Pengetahuan dan Teknologi Bahan 2002 Serpong, 22 -23 Oktober 2002
daDkarakterisasinya.
air suling pactasuhu 20 °C selama 24 jam dalam beaker yang ditutup dengan alumuniumfoil. Timbang berat hidrogel setelah air dipermukaan dikeringkan dengan kertas saling (berat basah). Kemudian rendam kembali dalam air suling pacta suhu 30 °C selama 24 jam dan
BAHAN DAN METODA Bahan Akrilamida buatanMerck. Pereaksilainnya adalah kualitasp.a,aseton. Alat
Sintesis hidrogel 17,7g akrilamida dirnasukkanke dalamcarnpUIan pelamt45 mL asetondaD55 mL air suling. Selanjutnya campuran diaduk hingga homogen, laID larutan akrilamida da1ambotol vial ukuran 6 mL diiradiasi pada dosis 0;10;15; 20 daD 25 kGy (Iaju dosis 5 kay/jam) dengansinar gamma dalam iradiator IRPASENA.
Pengujian Fraksi Gel Hidrogel basil iradiasi ( berat awal) selanjutnya dimasukkan ke dalam kawat kasa daDdirendam dalam air suling pactasuhu 120°C dalam otoklaf selama1jam. Kemudian fraksi padatanyang tersisa dalam kawat kasa dikeringkan dalam oven pacta suhu 60°C hingga berat konstan (berat kering). Fraksi gel dihitung berdasarkan
(l)
PengujianSwellingHidrogel PadaPerubahan Waktu Hidrogel basil iradiasi direndam dalam air suling pada suhu kamar dengan waktu perendaman hingga 144jam, clan penimbangan berat hidrogel basah (W 0) dilakukan setiap selang waktu I jam. Sebelum penimbangan dilakukan, pengeringan air pada permukaan hidrogel dengan kertas saring. Setelah selang waktu 144jam hidrogel dikeringkan dalam oven pada suhu 60"C hingga dicapai berat konstan (berat kering, WI), Selanjutnya .\Welling hidrogel dihitung berdasarkan persamaan berikut ; WO -WI
Swelling=
,(2) WI
WO = Berathidrogel basah(g) WI = Berathidrogelkering (g) PengujianSwelling Hidrogel Pada PerubahanSuhu Swelling hidrogel dalam air suling juga ditentukan pactarentang suhu 20-80 °C denganinterval suhu 10°C.Mula-mula hidrogel direndam dalam 50 mL
52
ditimbang lagi. Begitu seterusnyasampai dicapai suhu 80 °c. Akhirnya hidrogel dikeringkan pactasuhu 60 °C hingga dicapai berat konstan ( berat kering ). Swelling hidrogel dihitungberdasarkan persamaan 2. Pengujian SweUing Hidrogel pada Pemakaian Ulang Suhu 20°C daD 60 °C
Irradiator Sinar-gamma, oven, otokiaf
persamaanberikut; Berat gel kering FraksiGel= XIOO% Berat awal
ISSN1411-2213
Hidrogel mula-mula direndam dalam air suling pada suhu 20 °C selama 24 jam, lalu ditimbang berat basahnya. Kemudian hidrogel direndam kembali dalam air suling pada suhu 60 °C selama 24 jam, dan ditimbang kembali. Proses pengujian .welling pada suhu 20 °C dan 60 °C, disebut sebagai satu kali proses ulang. Pekerjaan proses ulang ini dilakukan selanjutnya hingga 8 kali ulangan. Akhimya hidrogel dikeringkan pada suhu 60 °C hingga berat konstan. Swelling hidrogel setiap suhu ulangan dihitung berdasarkan persamaan2.
BASIL DAN PEMBAHASAN Fraksi gel
Dalamsintesishidrogel baik cara kimiawi maupun iradiasi, pengujian parameter fraksi gel merupakan salah satu parameter yang penting, karena fraksi gel mewakili jumlah gel (padatan) stabil yang terbentuk akibat reaksi yang terjadi dalam proses pembentukanhidrogel. Pada Tabell disajikan pengaruh dosis iradiasi terhadap fraksi gel daTi hidrogel poli(akrilamida). Terlihat bahwa dengan menaiknya dosis iradiasi hingga 25 kGy, fraksi gel naik hingga 88,90 %. Tidak terbentuknya hidrogel dengan fraksi gel hingga 100%, hill ini menunjukkan bahwa dalam reaksi polimerisasi radiasi pembentukan hidrogel akrilamida tidak hanya terjadi reaksi ikatan silang, disamping itu terjadi pula reaksidegradasi.Terjadinya reaksi degradasi
Tabell. Fraksi gel hidrogel poli(akrilamida) basil iradiasi gammapada beragamdosis. I Dosis!!adiasi (kGy) I_Fraksi Gel C%) 0
0
10
77,80
15
81,75
20
86,78
25
88,90
30
90,23
40
92,32
Sintesisdan KarakterisasiHidrogel Poli(Akrilamida) Hasil lradiasi Gamma (Erizal)
ini disebabkan adanya oksigen yang membentuk senyawaperoksida yang lamt dalam air. Pengamh Waktu Terhadap SweUing Hidrogel Pengamh waktu perendaman dalam air suIing pada suhu kamar sebagai fungsi dosis, terhadap .welling hidrogel yang dipakai pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1. Terlihat bahwa swelling hidrogel dengan waktu perendaman meningkat hingga mencapai nilai .welling maksimum berkisar 30 hingga 60 kali lebih besar dibandingkan berat keringnya. Selanjutnya, pencapaian nilai tertinggi swelling tergantung pada dosis radiasi yang dipakai. Hidrogel yang diperoleh dari iradiasi 20-25 kGy memberikan kejenuhan yang lebih cepat dibanding dosis yang lebih rendah (10 daD 15 kGy), karena kerapatan ikatan silangnya terlalu tinggi ( fraksi gel tinggi). Ternyata ukuran diameter hidrogeljuga mengalarniperkembangan dengan waktu selama perendaman pada suhu kamar (Tabe12 ). Padadosis iradiasi yang relatif rendah dimana fraksi gelnya masih sekitar 80 % , diameter hidrogel mengalami peningkatan terns selama setelah 24 jam perendaman, sedangkan pada fraksi gel yang lebih tinggi dengandosis diatas 15 kGy ukuran hidrogel tidak lagi meningkat setelah 24 jam. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa ukuran pori hidrogel tidak akan
1m" 0
9)-
6040-
of,
I
0
20
'I
.I
f
40 60
I
'
,
I
I
'
I
'
I
80 100 120 140 160
hidrogel pada dosis tinggi mungkin disebabkanstruktur jaringan hidrogel yang meliputi pori rnaupun makropori mengecil. Dengan demikian dengan air relatif sukar masukkedalamnya. Pengamh Suhu Terhadap SweUing Hidrogel Suhu merupakan salah satu parameter yang memegangperananpenting dalam karakteristik hidrogel khususnya pada aplikasi hidrogel sebagai bahan biomaterial [14,15]. PadaGambar 2 disajikan pengarnh suhu terhadap swelling hidrogel basil iradiasi dengan nilai fraksi gelnya. Terlihat bahwa pada rentang suhu perendaman dati 20 "C hingga 60"C ,swelling menaik secara beraturan .Sedangkan pada rentang suhu 60"C- 80°C, terjadi lonjakan kenaikan swelling, temtarna antara suhu 70 hingga 80 °C dengankisaran 100 hingga 120. Perubahan suhu yang relatif besar yang dimulai pada suhu 60 °C pada poli(akrilamida) ini umumnya disebut sebagai suhu kritis atas larutan (Upper ('ritical Solution temperature. UCS7). Lower Critical .S'olution Temperature (LCST) didapat pada hidrogel poli(NIPAAm) poli (N-isopropil akrilamida) yang menlpakan turunan daTi poli(akrilamida), yaitu pada suhu 32 °C (7,8). Terjadinya suhu kritis pada hidrogel hal ini disebabkan oleh terganggunya kesetimbangan gugus hidrofilik dan hidrofobik dalam hidrogel [9]. Terjadinya suhu kritis terendah larutan dati hidrogel disebabkan oleh dominasi gugus hidrofobik pada suhu kritisnya. Sedangkan sebaliknya suhu kritis atas larutan disebabkan dominasi gugus hidrofilik pada suhu kritis tersebut. Dalam poli (akrilamida) penyebab suhu kritis atas larutan yang dimulai pada suhu 60 °C perlu diteliti lebih lanjut. Selanjutnya dapat juga dilihat bahwa .\welling hidrogel tergantung pada frnksi gel (FG). Gambar2 juga menunjukkan bahwa hidrogel dengan FG =88,9 yang diperoleh daTi meradiasi dengan dosis 25 kGy, memberikan .fWelling yang paling rendah. Hal
Waktu~ Gambar 1. Pengaruh waktu perendaman lerhadap swelling hidrogel diukur padasuhu kamar sebagaifungsi dosis iradiasi
dapat membesar lagi jika kerapatan ikatan silangnya terlalu tinggi. Swelling hidrogel dalam air, dikontrol oleh gugus -gugus fungsi dari monomer/polimer baik yang bersifat hidrofilik maupun hidrofobik (10). Padaproses ~elling, air mula-mula akan menghidrasi gugus fungsi yang polar dari akrilamida yaitu gugus -NH2, dengan membentuk ikatan hidrogen. Air jenis ini disebut sebagai air terikat. Selanjutnya hidrogel mengembang daDgugus hidrofobik ( ikatan -C-C- ) mulai terekspose dan terjadi hidrnsi selanjutnya.Disamping itu air mengisi pori -pori hidrogel sehingga dicapai kondisi jenuh. air jenis ini disebut sebagai air bebas.Rendahnya ~elling
Gambar 2. Hubungan swelling hirogel terhadap suhu basil iradiasi beragam dosis. (A) 10 kGy, FG=77,80 (B) 15 kGy, FG= 81,75 (C) 20 kGy, FG=86,78 (D) 25 kGy, FG= 88,90. KFG= ftaksi Gel dan .\"welling diukur setiapsuhu selama24 jam
53
~
ProsidingPertemuanllmiah lbnu Pengetahuandan TeknologiBahan 2002 Serpong,22 -23 Oktober2002 ini disebabkanbahwa kerapatan ikatan silangnya yang
100 140-
lingkungan. Untuk menguji karakter tutup-buka ill dapat dilakukan uji pemakaian ulang hidrogel dengan mengubahsuhupengujian. Uji pemakaian ulang hidrogel poli(akrilamida) dilakukan pada suhu 60 °C (UCsn dan 20°C untuk melihat karakter tutup-buka hidrogel yang reversible, daD basil pengujiannya disajikan pada Gambar 3 a,b,c,d. Terlihat bahwa dengan pemakaian ulang hingga 8 kali ulangan, hidrogel basil iradiasi pada dosis 10, 15 daD 20 kGy ( Gambar 3a, b daD c) menunjukkan sifat yang tidak reversible, yaitu kenaikan swelling setelah berulang kali dipakai. Sedanghidrogel basil iradiasi 25 kGy (Gambar3d) menunjukan sifat reversible, yaitu pada pemakaian berulang. Hal ini mungkin disebabkan oleh struktur kerangkajaringan hidrogel relatiflebih kuat (fraksi gel tinggi) atau oleh sebablain yang perin diteliti lebih Ianjut.
1~-
Kemungkinan Aplikasi Hidrogel Poli (akrilamida)
tinggi. Pengaruh Pemakaian ffiang Terhadap Swelling Adanya struktur jaringan dari hidrogel yang membentuk pori-pori merupakan salah satu sifat yang unik. daD dengan adanya pori-pori tersebut hidrogel dapat digunakan untuk imobilisasi zat bioaktif serta sebagai matriks untuk proses pemisahan campuran senyawadalam suatu sistem (10-12). Pori-pori hidrogel dapat bersifat tutup-buka yang tergantung pada senyawa pembentuknya daD dipengaruhi oleh kondisi 200180-
I
(A)
--120~
,§ ~~ cn
ISSN1411-2213
80-6()-
40
-0-
20 ;'
0
,.
0
,
2
Ulangan
2:00
.,
4
10 !tOy
., 6
8
Salah satu kemungkinan aplikasi hidrogel poli(akrilamida) yang menunjukkankarak1erUCST, dan sifat reversible pada pemakaian ulang adalah sebagai matriks adsorpsi-desorpsi proses bioseparasi daD ultra
(kaJi)
fa)
1f!O .-
"
1&>T
-14\0-
0 0
1120 m c
T>UCST
(D)
~
100
J ::
-.c.- 1$kGy
4\02!J-:: ()
J
()
I
2.
.f
.I
.I
...e t.Rangan
---
&
." .0..-/ 0
(B) ~
T:.U~
0
0 (C) ~a;r
"
(1caI1)
0 .e8o
O(A)
Gambar 4. Mekanisme adsorpsi-desorpsi senyawa organik pada hidrogel
filtrasi ( 10,13). Mekanismakerja hidrogel ini adalah sebagaiberikut (Gambar4). 0
2
4
Ulnngan
6
8
(kall)
Gambar 3. Pengaruh pemakaian ulang swelling hidrogel diukur pada suhu 20 .C dan 60 .C sebagai fungsi dosis iradiasi ; A) 10 kay, B) 15 kay, CO 20 kGy daDD 25 kGy
54
Keterangan ; ( )zat yang hendak dipisahkan .zat bioaktif T = suhu UCST = Upper Critical Solution Temperature (Suhu kritis alas larutan) Mula-mula hidrogel dimas\Jkkanke dalam sistem campuran yang terdiri dari senyawa dengan perbedaan berat molekul yang relatif besar pada suhu > UCST hingga swelling maksimum (A). Pada suhu ini akan terjadi .welling (penggembungan) disertai pembukaan pori hidrogel, sehingga senyawa-senyawabioaktif akan dapat terdifusi masuk kedalam kerangka jaringan hidrogel (B). Selanjutnya suhu sistem diturunkan dibawah suhuUCST (C). Padasuhuini terjadi pemisahan
Sinte.\"is dan KarakterisasiHidrogel Poli(Akrilamida) Hasillradia.\"i Ganuna (ErizaJ)
senyawaakibat perbedaanukuran partikelnya. Senyawa dengan ukuran partikellebih kecil dari ukuran pori hidrogel masuk dalam kerangka jaringan hidrogel, sedangkanpartikel yang berukuran lebih besar dari pori hidrogel akan terdesorpsi dari kerangka jaringan hidrogel. Pada akhir dari proses ini (D) didapatkan senyawa murni yang telah terpisah dari senyawa Tabel 2. Diameter hidrogel poli(akrilamida) ha.~il iradiasi gamma setelah direndam dalam air suling yang diukur pada beragam waktu pada suhu kamar."
Dosis Iradiasi (kGy) 10
2
-+
3
4 I 4,S
2.5
Dosis
'
Waktu (jam)
Iradiasi
(kGy) 10
rekanlainnyayang telahbanyakmemberikanbantuan hinggapenelitianini selesai.
DAFTARPUSTAKA [1). ZHA,M. HA,H., and WU, J.Radiation synthesis of water-soluble, temperature activated copolymers and applications in immobilization of proteins, Radiat.Phys.Chem.42, (1993), 919. [2). ARANlLLA, T., YOSlllI, F.. DE LA ROSA, A.M.. and MAKUUCHII,K., Kappa carrageenanpolyethy lene oxide hydrogel blends prepared by gammairradiation, Radiat.Phy.'i.Chern.55, (1999), 127-131. [3). RELLEVE,L.S., YOSHII,F., and DE LA ROSA,A.M., Radiation-modified hydrogel based on poly(vinyl pyrrolidone) and carrageenan, Die Angewandte makromolekulare Chemie, (1999), 63-68. [4). ERIZAL, dan RAHAYU C., Karakterisasi hidrogel poli(vinil alkohol) (PVA) hasil polimerisasi Radiasi, Pro.'iiding Penelitian don Pengembangan .4plika.'ii I.s-otop don Radiasi, (1998), 137-144. [5).
--=:-t:,:
--
Keterangan: Diameter hidrogel merupakan harga rata-rata hasil 3 kali pengukuran
lainnya. Pengulanganprosesini akanmengakibatkan menaiknyakualitasprosespemisahan.
KESIMPULAN Dari basil karakaterisasi fisika-kimia hidrogel poli(akrilamida) basil iradiasi hingga 25 kGy yang meliputi fraksi gel, pengamh waktu, suhu dan dosis iradiasi terbadap swellingnya dalam air soling dapatlah disimpulkan hidrogel poli(akrilamida) basil iradiasi hingga 25 kGy menunjukkan sifat .welling yang relatif besar dalam air soling baik sebagai fungsi waktu perendamandan suhu. Menaiknya dosis iradiasi hingga 25 kGy menghasilkan hidrogel yang peka terhadap pembahan suhu yang ditunjukkan naiknya .welling yang relatif tajam dimulai pada suhu 60 "C ( suhukritis lamtan alas, UCST) dan iradiasi dapat menaikkan kerapatan ikatan dalam stmktur jaringannya yang ditunjukkan dengan suat rever.\'ible pada pemakaian ulang suhu 20 dan 60 °C.
UCAPANTERIMA KASm Ucapan terima kasih disampaikan pada rekanrekan di IRPASENA, IFI, P3TIR-BATAN yang telah banyak memberikan bantuan dalam iradiasi bahan serta
ZAlNUDDIN, DARMAWAN,D., DEWI,S.P., LELY, H., daD MIRZAN, T.R., Sintesis hidrogel PVA-PVP dengan sinar gamma daD karakteristiknya, Prosiding Simposium Nasional Himpunan Polimer Indonesia, (1995), 12-17. [6). HOFFMAN,A.S., Introduction to regiQnal training .s-eminar UNDPIRCA,l/AE4 regional .\"eminaron application ofradiation technology in medicineand biotechnology, Shanghai, (1994), 12-16. [7]. ERIZAL, SUNARKO, BASRIL,A., DARMAWAN,D., CHOSDU, R, danHASAN,R., Karkterisasi hidrogeI po1i(vini1 alcohol) yang dikopolimerisasi radiasi dengan N-isopropil akri1amida, Prosiding Aplikasi Iso top dan Radiasi, (19%), 109-115. [8]. ERIZAL, FEBRIDA, A., BASRIL, A., DARMAWAN,D., daD MIRZAN, T.R., Hidrogel peka suhu basil radiasi temple N-isopropil akri1mida pada po1i(vinil alcohol), Prosisding Simposium Na.s-ional Himpunan Polimer Indonesia, (1995), 18-23. [9]. KOTONO,H., SANUI,K., OGATA, T.. & SAKURAI, Y., Drug release off behaviour and deswelling kinetics of thermo-responsive IPNs composed of poly(arylmide-co-buthyl methacrylate) and poly(acrylate), Polymer Joumal,23, (1991),10. [10]. ANONIM, Hydrogel.. Speciallity Pla.\"tic for Biomedical and Pharmaceutical Applications (1992)
55
Pro,siding Pertemuan llmiah llmu Pengetahuan dan Teknol()gi Bahan 2002 Serpong, 22 -23 Oktober 2002
ISSN 1411-2213
[II]. HOFFMAN,A.S., AFRASIABI,A., and DONG,L.L., Thernlally reversiblehydrogelsII : Deliveryand selectiveremovalof substances from aqueoussolutions, J. Controlled release, 4, (I986},213. [12]. PARK,T.G., and HOFFMAN,A.S., Deswelling characteristicof poly(N-isopropil acrylamide), J. Appl.Polym.Sci.52, (I994), 83. [13]. HOFFMAN,A.S., Introduction to Regional Training Seminar,UNDP/RCA/IAEA Regional Seminaron Applicationof radiationTechnology in Medicineand Biotechnology, Shanghai(1994). (14]. CHARLESBY,A., Atomic Radiation and Polymers, 135-150.
Pergamon press, New York,
(I960),
TANYAJAWAB Nawi.S,P3TIR-BATAN Pertanyaan
1. Berikancontohaplikasi di bidangkesehatandaD farmasi 2. ApakahaplikasiyangtepatdaTibahanini Jawaban
1. Beberapacontohhidrogeldalambidangkesehatan, seperti lain: hidrogel untuk women dressing, immobi/isasienzim, immobilisasiobatdankontak lensa. 2. Hidrogeljenis ini dapatdipakai untuk pemurnian air.
Dian I, P3TIR-BATAN Pertanyaan
1. Apakah fungsi penggunaan suhu pada proses .~welling(pemakaianulangsuhu20°CdaD60 Or) 2. Dosisoptimal.swelling. Jawabmt
1. Fungsi suhu adalahuntuk menguji sifat hidrogel terhadapperubahansuhu. 2. Sangat tergantung pacta kestabilan hidrogel terhadapperubahansuhu. NenengL. Ritonga,P3TIR-BATAN Pertanyaan
1. Pada pengujian swelling terhadap suhu, berapa suhumaksimumyangdicapai. Apakahpadasuhu 80°C masihterjadiswelling? Jawahmt
1. Suhu maksimum sebaiknya dalam pengukuran : a. Dalam air adalah pada suhu < 100 DC,karenajika pengujian > 100°C air akan mendidih. b. Pada suhu T >80 °C .welling hidroge1 makin membesar.
Ke Daftar Isi 56