Prosiding Pertemuan Ilmiah ,\'ains Materi III Serpong, 20 -21 Oktober 1998
36
ISSN1410-2897
SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN ALUMINOSILIKAT MESOPORI Indriana Kartinil, Yateman Arryanto1 , Tutik Setianingsih2 IKelompok Penelitian Material Anorganik, Jurusan Kimia FMIPA UGM- Yogyakarta 2Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya, Malang
ABSTRAK SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN ALUMINOSILIKAT MESOPORI. Telah dikaji sintesis hidrotermal aluminosilikat mesopori menggunakanpereaksi sodium silikat, sodium aluminat, tetrametil hidroksida dan setil-trimetilammonium bromida dengan kondisi nisbahmolar komposisi gel surfaktan/Si<1 (daerah pembentukanMCM-4I, silika/aluminosilikat mesopori berpori heksagonal) dan SurlSi= 1 (daerah pembentukan MCM-48, aluminosilikat berpori kubus) pada 105°C selama 4 jam. Dilakukan juga sintesis MCM-41 (surISi
ABSTRACT SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF MESOPOROUS ALUMINOSILICATES. The synthesis and characterization of mesoporous aluminosilicates using sodium silicate, sodium aluminate. tetrametyl ammonium hydroxide. cetyltrimethylammonium bromide as reagents have been investigated. Hydrothermal reactions have been conducted in molar ratio surfactan/silica (surISi) -: I (the range for the formation of MCM-4 I. a hexagonalmesoporous material) and sur/Si = I (the range for the formation of MCM-48. a cubic mesoporous material) for 4h at IO5OC.It was also studied the crystallization time of4h and 12h in stirring condition for the formation of MCM-4I. The BET-adsorption data showed that the solid products were mesoporous with average pore radius 17-42A. All of the products exhibited XRD patterns of the hexagonal lattice crystal system of MCM-4I. It was also observed that the solid synthesized by 4h crystallization time system had crystallinity and pore size distribution better than that produced by I2h.
KEYWORD Aluminosilicate. mesoporousmaterial. MCM-4I, MCM-48, crystallization.
PENDAHULUAN Padatanallorganjk m~pori «I>=---2o-SOOA) mu1ai banyak dikaji mengingat meningkatnya kebutuhan IPTEK daD industri akan bahan berukuran pori besar untuk proseskatalis daD adsorpsi molekul besar. Selama ini bahan berpori berukuran besar (> 12A) yang telah ditemukan daD banyak dikaji adalah bahan berpori berbasis struktur silikofosfat aluminofosfat daD silikoaluminofosfat [I -3J. Namun demikian. stabilitas termal bahan berpori besar berbasis fosfat tersebut relatif rendah. Sementara itu, padatan anorganik mesopori yang telah ditemukan mernpakan padatan anorganik betbasis kerangka struktur silika daD modifikasi bahan lapis (layered materia/) yang masih bersifat amort daD parakristal dengan tatanan pori tidak serngam[2J. Barubarn ini, beberapa peneliti telah menemukan bahan
berbasis silika/aluminosilikat yang disebut M41 S dengan karakter pori dalam kisaran ukuran mesopori <1I~20-100A [1,3,4,5]. Bahan mesoporiM41S mempunyai keunggulan penataan pori yang lebih seragam dibanding bahan mesopori basil temuan sebelumnya. Keseragaman penataan pori tersebut dikendalikan oleh interaksi antarabagian anorganik (silika/aluminosilikat) dengan senyawa organik pencetak (temp/ate agent) yang bersifat mengarahkan struktur pori. Secara umum, bahan mesoporiM41 S disintesis dalam sistem statik gel aluminosilikat secarahidrotermal dengan waktu kristalisasi sekitar 24 jam pada 95°C [5], 48 jam pada 150°C [1,4], sampai sekitar 144jam pada 100°C[6]. Perhatian penelitian kemudian mulai dipusat kan pada sintesis bahan mesopori dengan waktu reaksi yang lebih singkat daDkualitas padatan basil yang tetap
Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III Serpong, 20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
baik. daIam arti mempunyai karnkter mesoporiyang baik, meliputi kristalinitas sertakesemgarnandistribusi pori. Beck dkk. [4) telah melakukan sintesis aluminosilikat berpori heksagonal (MCM-41) dengan waktu kristalisasi 4 jam dalam sistem kombinasi statik dan teragitasi dengan menggunakan pereaksi HiSil sebagai sum~r silika, setil-trimctilammonium bromida/hidroksida sebagai templat organik. dan natrium aluminat sebagai sumberalumina. Tidak dilaporkan karakter difraktogmm sinar-X padatan yang dihasilkan, Beck dkk.[4) hanya melaporkan diperolehnya penapis molekul mesopori. Sebagai sumber silika, HiSil bersifat sangat reaktif, namun bahan ini sukar diperoleh. Oleh karena itu, pada kajian ini akan dipelajari penggunaan sodium silikat sebagai sumber silika dengan me-nerapkan waktu kristalisasi 4 jam. Reaktivitas sistem diharapkan dapat ditingkatkan dengan cara menerapkan sistem temgitasi penuh, dalam arti pengadukan dilakukan tidak hanya saatpencarnpumn pereaksi,namunjuga saatkristalisasi. Dicoba pula melihat pengaruh penambahan waktu kristalisasi menjadi 12 jam terhadap karakter mikro struktur padatan yang diperoleh, terutama dalam hal ukumn daft distribusi pori. Bahan aluminosilikat mesopori berpori heksagonal (MCM-41) dihasilkan dalam sistem gel dengan rasio molar surfaktan/silika (sur/Si) tertentu. Kresge dkk. [7) memperoleh bahan polisilika berpori kubus (MCM48) pada rasio molar sur/Si=1-1,5dan berpori heksagonal (MCM-4l) pada sur/Si
MCM-41 Gambar I. Penataan pori MCM-41 MCM-48 (kubus) (6)
MCM-48 (heksagonal)
daD
Dengan adanya Al dalam sistem kerangka aIuminosilikat, pembentukan kristal MCM-48 mempunyai tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding pembentukanMCM-41. Hal ini dibuktikan oleh Romero dkk. [8] yang melakukan sintesis MCM-48 (kubus) pada rasio sur/Si=I-I,4 dengan variasi sumber alumina. Romero dkk.[8] memperoleh basil terbentuknya MCM41 (heksagonal) pada sistem reaksi dengan komposisi rasio molar untuk pembentukan MCM-48. Dalam percobaannya,Romero dkk.[8] menggunakan tetraetilortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika clan AICI3/ AI2SO4 sebagai sumber alumina. Oleh karena itu.
/ndriana Karlini dkk.
diperldrnkan ada pengaruhjenis sumber silika dan alumina terhadap karakter struktur pori padatan basil sintesispada rentang sur/Si tertentu. Pada penelitian ini, akan dikaji secara komparatif karakter padatan basil reaksi dengan komposisi rasio molar sur/Si=l(daerah pembentukan MCM-48) daD sur/Si
METODE PENELInAN Bahan: Setil-trimetilammonium bromida 29% (ditukar anionnya dengan IRA-400(OH), sodium silikat pekat, sodium aluminat 2,2M, tetrametil-ammoniumklorida 1M ditukar anion-nya dengan IRA-400 (OH), sodium hidroksida. Cara kerja: Dilakukan pembentukangel aluminosilikat da1am larutan belling CTMAOH daD TMA-OH disertai pengadukan sedemikian rupa dengan komposisi mol pembentukangel, aSi: O,OO95Al: bCTMA: O,1471MA : 0,0758~0 : 1,048 Na2O(a=b=1 untuk surlSi=1 daDa/ b=O,5untuk sur/Si
BASIL DAN PEMBABASAN Kajian mikrostnaktur aluminosilikat mesoporibasil sintesis denganrasio Sur/Si=l daDSur/Si=O,5 Evaluasi kualitatif terhadap ikatan penyusun kerangka struktur padatan basil sintesis dilakukan dengan mengkaji pola serapaninfra-merah bahan.
197
Prosiding Pertemuan llmiah Sains Materi 1/1 Serpong, 20 -21 Oktober 1998 Frekuensi vibrasi karakteristik di daerah inframerah sedang (mid-IR) memberikan informasi kualitatif mengenaiperilaku kerangka struktur tetrc)hedrnISiO. dan AIO. yang dieva-luasi berdasarkan kajian Flanigen, Khatami daD Szymanski (FKS) [91. Spektra inframerah padatan basil dengan komposisi pereaksi sur/Si= I dan sur/Si=O,5disajikan pada Gambar2. StX:araumum, pola spektra inframerah padatanalumino silikat mesopori mempunyai kemiripan dengan spektra
ISSN1410-2897 difraktogramnya. Poladifraksisinar-XMCM-41 murni silika menunjukkan bahan dengan kualitas kristalinitas baik [12], dinyatakan dengan munculnya 3 puncak di daerah sudut difraksi < 4° dan 2 puncak kecil tambahan yang nampak setelahpembesaran lOX di sudut difraksi < 6°. Pola difraksi sinar-X MCM-41 tersebutbesertapola difraksi sinar-X padatan basil sintesis disajikan pada GamOOr 3.
(.) ..
100 XADP'i'~
1AI81)/~~-41
"~PII8d
J
~
..f -2.0
(b)
40
To
SUdutdi&aksi(19)
WI
.!
"i §
1 ~difraksj
.J
(29)
.'
",,(:m )
Gambar 2.
Spektra inframerah aluminosilikat mesopori dengan rasio (a) sur/Si= I dan (b) sur/Si=O,S
inframerah polisilikat heksagonal mesopori [10], titano silikat mesoporidaDboronosilikat mesopori[11]. Spektra IR padatan basil sintesis dengan rasio sur/Si=0,5 menampakkan pola vibrasi shoulder (bahu) yang menyatakan vibrasi asimetris ekstemal TO 4(f=Si, AI). Vibrasi asimetris ekstemal menyatakan kesempumaan kaitan ikatan aurora sam unit TO 4 dengan TO 4 yang berbatasan daD bisa dinyatakan merupakan okuran kristalinitas secara kualitatif. Vibrasi tersebut tidak teramati denganjelas pactasur/Si= 1. Pada padatan basil sintesis dengan sur/Si=l, kesempumaan kaitan ikatan TO 4relatif rendah. Hal ini juga berkaitan dengan sifat simetrinya yang juga relatif rendah, sebagaimana diperoleh oleh Romero ill. [8]. Derajat kristalinitas aluminosilikat mesoporijuga dapat dilihat daTikarakter
198
Gambar 3. Pola difraksi sinar-X : (a) MCM-41 murni silika (12); (b) aluminosilikat mesoporibasil sintesisdenganrasio surISi=O,5dan surlSi=1
Nampak bahwa produk basil sintesis ini relatif belum mempunyai kristalinitas yang sesuaidengan pola difraksi sinar-X MCM-41 murni silika. Perlu ditegaskan bahwaistilah kristalinitas di sini menyatakanketeraturan penataan saluran (channels) dalam kerangka struktur M41S. Narnpak teljadi pergeseransudut difrnksi menuju ke sudut yang lebih besar (penurunan harga jarak mang, d...c~ pada padatan basil sintesis, teramati pula pola yang sarna pada keadaan sintesis dengan rasio sur/Si= 1 dibandingkan dengan keadaan sintesis dengan rasio sur/Si=O,5.Fenomenayang pertarna kemungkinan disebabkan setting alat XRD yang berbeda dengan
Indriana Kartini dkk.
r912,3 :(
ProsidingPertemuanIlmiah SainsMateri /II Serpong,20 -21 Oktober 1998 yang dipakai untuk menentukan pembanding.
ISSN 1410-2897 Namun
munculnya puncak difraksi satu-satunya di daerah sudut kecil «6), dan tidak munculnya puncak difraksi di daerah sudut difraksi besar, meyakinkan pengambilan kesimpulan bahwa padatan basil tersebut mempunyai karnkter yang sarna, yaitu mesopori aluminosilikat yang dikenal dengan MCM-4I. Rasio sur/Si tidak mempenga ruhi jenis padatan basil yang diperoleh, hal ini kemungkinan disebabkan pengaruh penggunaan sumber silika yang berbeda. Ternyata dengan meng gunakan natrium silika... pada rasio sur/Si pemben tukan MCM-48 (surISi=l) terbentuk MCM-41. Hal ini diperkirakan karena banyaknyajumlah ion Na+ di dalam sistem gel reaksi akibat pH sistem yang relatif tinggi (-13). Ion Na+bersifat repulsifterhadap kepala surfaktan kationik, akibatnya aggregasi surfaktan untuk membentuk kubus yang berlangsung pada konsentrasi surfaktan lebih tinggi daripada pembentukan aggregat heksagonal tidak berlangsung. Rendahnya simetri aluminosilikat mesopori basil sintesis ditunjukkan pula oleh besarnya harga ketebalan dinding (wall thickness) yang diperoleh dengan mengurangkan harga diameter pori terhadap harga parameter sel sawall XRD. Ketebalan dinding MCM-41 basil kajian RyOOdanKim [12J sekitar 1,7 om; sedangkan ketebalan dinding yang diperoleh pada kajian ini sekitar 2,45 om (sur/Si=0,5) dan 2,67 run (sur/Si=I). Pola adsorpsi isoterm padatan basil disajikan pada Gambar 4. Pola tersebut menunjukkan bahwa padatan basil bersifat mesopori dengan titik infleksi PI Po=O,25 (sur/Si= I) daD P/Po=O,75 (sur/Si=0,5). Padatan basil sintesis dengan rasio surlSi= I daD 0.5, keduanya menunjukkan isoterm dengan karakter mesopori, dengan jejari pori secara berurutan 17,99 A (surISi=I),
Kajian mikrostmktur aluminosilikat mesopori basil sintesis dengan waktu kristalisasi 4 jam daD 12 jam (rasio SurISi=O,5) Kristalisasi gel aluminosilikat rnerupakan proses yang rnelibatkan kondensasi bertahap dalam rentang waktu daD temperatur reaksi tertentu. Pola serapan inframerah yang rnenyatakan vibrasi kerangka struktur padatan basil sintesis dengan waktu kristalisasi 4 jam dan 12jam disajikanpadagammr 5. ~ umwn. kOOua pola serapan inframerah tersebut rnenampakkan pola serapanyang relatif mirip, sehinggakedua padatanbasil sintesis tersebut dapat dinyatakan disusun oleh satuall penyusun yang sarna, yaitu tetrahedral TO 4dengan T = Si atau AI. Vibrasi internal kerangka struktur yang bersifat tidak peka terhadap perubahan kerangka struktur rnuncul di daerah 1058,8 cm-\ dan 1066,6 cm-\ yang rnenyatakanvibrasi ulur asimetrik T -0- T. Diarnati terjadi pergeseran vibrasi rnenuju ke frekuensi lebih tinggi. Fenomena yang sarna terjadi pula pada vibrasi ulur asirnetrik eksternal, berupa bahu pita v u-TO 4. Hal ini rnenunjukkan adanya penguatan ikatan TO 4 internal clan kaitan antar TO 4 sejalan dengan rneningkatnya waktu kristalisasi. Narnun dernikian, karakter bahu
(a)
(b)
POD=35.98Adan 24,62A (sur/Si=O,5), POD=49,23A. (c)
10.(d)
-I
j
,.3
%T
8
lO66,6 1.000
~
500
u (~~') Gambar 4. Adsorpsi isoterm a\uminosilikat basil sintesis
Indriana Kartini dkk.
mesopori Gambar 5. Spektra inframerah aluminosilikat mesopori basil sintesis: (a) 4 jam, (b) 12 jam dalam keadaan sebelum kalsinasi , (c) 4 jam, (d) 12 jam dalam keadaan sesudah kalsinasi
199
,
ProsidingPertemuanllmiah SainsMateri III Serpong,20- 21 Oktoher 1998
ISSN1410-2897 Tabel I. Kandungan AI dalam padatan basil sintesis
~nHasil
Sintesis
AlA~ -l~~~-' " /0
1.,M3}
;
0,8324
-1,1460 0~9
sepenuhnya memberi perulangan satuan kerangka struktur yang beraturan. Akibatnya akan teramati Pola difraksi dengan jumlah karakter puncak difraksi yang menyatakan bidang-bidang satuan kerangka struktur heksagonal lebih sedikit. Struktur amorf mempunyai karakter penataansatuan keran~ stmktur yang relatif acak. Fenomena lain yang teramati adalah adanya penurunan harga jarak antar bidang [200]( d200> sejalan dengan peningkatan waktu kristalisasi. Pada keadaan waktu kristalisasi lebih lama diperkirakan terbentuk rongga pori yang lebih besar, sehingga dalam satu volum ruang tertentu yang sarna harga jarak antar bidang heksagonal (d~ padatan berpori lebih besar secara kuantitatif ;Jkan lebih kecil jika dibandingkan dengan harga dhlOpadatan berpori kecil. Fenomena penurunan harga d ini juga terarnati oleh Schmidt dkk.[6] yang melakukan kajian sintesis bahan berpori heksagonal MCM-41 kaya AI. Dalarn kajiannya, Schmidtdkk. [6] melaporkanpenurunanharga
Sudutdiftlksi(%9) Gambar 6. Pola difraksi sinar-X sudut nonnal aluminosilikat mesopori basil sintesis dengan waktu kristalisasi 4 jam dan 12 jam sebelum (4 dan 12) dan sesudah dikalsinasi (4C dan 12C)
Prosiding Perlemuanllmiah SainsMateriI" Serpong,20- 21 Oktober 1998 d diikuti oleh peningkatan ukuran pori rerata sebagai akibat meningkatnya kandungan Al dalam sistem gel pereaksi. Peningkatan ukuran pori disertai dengan pengemtan harga jarak antar bidang kristal heksagonal alwninosilikat mesopori. Secara umum dapat disimpul kan bahwa pola difraksi sinar-X padatan basil sintesis dengan waktu kristalisasi lebih lama, yaitu 12 jam memberikan kecenderungan terbentuknya rasa amort (penumnan kristalinitas padatan mesopori basil sintesis) sebagai akibat meningkatnya ukuran pori. hal ini bersesuaiandengan dugaanyang muncul pada karakter vibrasi inftamerah. Secara umum bahan mesopori aluminosilikat mempunyaiukurn.npori menyempaibahan amolf namun memiliki keteraturan penataandan keseragarnanukuran menyempai bahan mikropori seperti zeolit. Adsorpsi isoterm aluminosilikat meso pori heksagonal basil sintesis setelah dikalsinasi dengan perlakuan waktu kristalisasi 4 jam dan 12 jam disajikan pada gambar 4 (aluminosilikat mesopori basil sintesis pada pH 13 dengan sur/Si=O,5)dan Gambar7.
ISSN 1410-2897 Aluminosilikat mesopori basil penelitian Zhao dkk. [14] mempunyai derajat keseragaman pori berukuran meso lebib tinggi. Sementaraalumino silikat mesopori basil penelitian ini mempunyai distribusi pori dengan dua karakter pori dominan sebagaimananampak pada kurva distribusi pori yang disajikan pada Gambar 8 dan 9. Aluminosilikat mesopori basil sintesis dengan waktukristaiisasi 12jam mempunyai jejari pori 42A (diameterpori ~4A).
() ~ ~ 75 J([)~ m J1S2I)mc~ .,
"'"'"'tA~
JCJOI1 ~. \I~J Gambar 8.
Kurva distribusi pori aluminosilikat mesopori basil sintesis dengan waktu kristalisasi 4 jam dalam keadaan sesudab dikalsinasi
1'S
14
121$m
_.13
"".$!;Jt2» 5 1{1
'b9 C .~
& 7
'5; 6
~ 5 -4
0
Gambar 7. Adsorpsi isoterm aluminosilikat mesopori hasil sintesis dengan waktu kristalisai
>
.1
2 .I 0 0
Karakter adsorpsi isoterm aluminosilikat mesoporibasil penelitian ini mempunyai kecenderungan karnkter adsorpsiisoterm tipe IV dengantitik infleksi pada PIP0-{).75 tanpa menunjukkan kecenderunganmemiliki jumlab lapis tak bingga. Hal ini bersesuaian dengan karakter adsorpsi isoterm MCM-41 basil kajian Zhao dkk. [14J. namun ada perbedaan pada titik infleksinya. MCM-41 beksagonal basil kajian Zbao dkk. [14J mempunyai adsorpsi isoterm tipe IV dengan titik intleksi pada PIP0 -{),35. Adanya perbedaan ini diperkirakan karena adanya perbedaan distribusi ukuran pori antara MCM-41 basil kajian Zbao dkk. [14J dengan aluminosilikat mesopori basil penelitian ini.
Indriana Karlini dkk.
Z5
50
l'
100 123 1:5iI 17'
2iXJ 22~ Z3O
jejaripori(A~ Gambar 9 Kurva distribusi pori aluminosilikat mesopori hasil sintesisdenganwaktu kristalisasi12jam dalamkeadaal. sesudahdikalsinasi
KESJMPULAN Data basil adsorpsigas nitrogen menunjukkan babwa padatan basil sintesis mempunyai karakter mesoporidenganjejari Terata17-42A. Sementaraitu, penggunaan sodium silikat sebagai sumber silika memberikanpengarubpadajenis padatanbasil yang terbentuk.Pola difraksi padatan basil memberikan
201
ProsidingPertemuanllmiah SainsMateri III Serpong,20- 21 Oktober1998
ISSN1410-2897
puncak tunggal dengan intensitas tinggi di daerah MCM-41 Materials: Template Interaction and Resudut difraksi kecil (28<4°)pada sudut difraksi yang moval", Zeolites and Related MicroporousMatemempakankarakteristik bahan mesoporiheksagonal rials.. State of the Art 1994, Studies in Surface MCM-41 pada kedua padatan basil sintesis dengan Scienceand Catalysis, 84, (1994), 61-68 rasio surlSi=l daD0.5. Waktu kristalisasi4jam dan 12 [7]. KRESGE,C.T.,LEONOWICZ,M.E.,ROTH,W.J., jam dengansistempengadukanmemberikanpengamh VARTUU,J.C., ANDBECK.J.S., SClIMITr,KD., berupaadanyapeningkatanukuranpori sejalandengan CHU, C. T -W., OLSON, D.H., SHEPPARD, E. W., peningkatan waktu kristalisasi. Namun demikian. MCCULLEN, S.B.,ffiGGINS, J.B., SCHLENKER peningkatanukuran pori tersebut disertai penurunan J.L., "M41S: a New Family of Mesoporous Mokristalinitaspadatanbasil. Olehkarenaill. rnasihperlu lecular SievesPrepared with Liquid Crystal Temdilakukan kajian lebih lanjut untuk membuatbahan plates", Science and Technology in Catalysis, mesopori dengan ukuran pori lebih besar. dengan (1994)11-19. ukuran diameterpori> 50A dengankualitas penataan [8]. ROMERO,A,ALBA,MD.,KLINOWSKLJ., "A1upori yang lebihseragmll(kristalinitaslebihbaik).
DAFTARPUSTAKA [1].
BECK-l.S.. USPatentNo. 5,057,296,Oct. 15,1991.
[2].
DAVIS, M.E.,1992, "Large and Extra-large Pore Molecular Sieves", Chem.Ind. (London), February.
[3].
KRESGE,C.T.,LEONOWICZ,M.E.,ROTH,W.l., VAR-TULI, 1.C., AND BECK, 1.S., "Ordered Mesoporous Molecular Sieves Synthesized by a Liquid-Crystal Template Mechanism", Nature, 359,(1992),710-712. BECK,l.S.. V ARTULI, 1.C., ROTH, W.l,
[4].
LEONOWICZ, M.E., KRESGE, C.T.,SCHMITT, K.D., CHU, C. T-W., OLSON, D.H., SHEPPARD, E. W., MCCULLEN, S.B., HIGGINS, 1.B., AND SCHLE:NKER, J.L., "A New Family ofMesoporous Mol~ar SievesPreparedwith Liquid CrystalTem[5].
[61
plates",J.Am.Chem.Soc.,114,(1992),10834-10843. KRESGE, C.T., LEONOWICZ, M.E.,RO1H, W.l., VAR-TULI.l.C., USPatentNo.5,098,684,Mar. 24, 1992b. SCHMIDT. R, AKPORIAYE, D., STOCKER, M., ELLESTAD, O.H., "Synthesis of Al-containing
minosilicate MesoporousMolecular Sieve MCM48", J:Phys.Chern., 102,(1998),123-128.
[9].
FLANIGEN, E.M., Kl:iATAMI, H., SZYMANSKI, H.A., "Infrared Stroctural StudiesofZeo-iiteFrnmeworks", in Molecular SieveZeo-lites-l,(1997), 201227.
[IO].ALBA, M.D., LUAN, Z., KLINOWSKI, J., "Titanosilicate Mesoporous Molecular Si-eve MCM-41 : Synthesis and Charac-terization", J:Phys.Chern.,l00,(1996),2178-2182. [1 1]. TRONGON, p., JOSffi, P.N., KALIAGUINE, S., "Synthesis, Stability and State of Boron-Substituted MCM-41 Meso-porous Molecular Sieves", J: Phys. Chern.,100, (1996),6743-6748. [12].RYOO, R., KIM, J.M., "Stroctural Order inMCM41 controlled by Shifting Silicate Polymerization EquiIibrium",.J:Chern.Soc., Chern. Commun., (1995), 711-712.
[13]. CARVALHO, W.A., V ARALDO, P.B., W ALLAU, M., SCHUCHARDT, U., "Mesoporous Redox Molecular Sieves Analogous to MCM-41 ", Zeolites, 18, (1997), 408-416. [14].ZHAO, X.S., LU, G.Q., AND MILLAR, G.J., "Advancesin MesoporousMolecular SieveMCM-41 ", Ind, Eng. Chern.Res.,35, (1996),2075-2090.