PENENTUAN KADAR FENOL DALAM AIR MENGGUNAKAN SENSOR FENOL (DETERMINATION OF PHENOL IN WATER USING PHENOL SENSOR) Aulia Ayuning Tyas, Zuhrotul Aini, Wulan Sekilas Wari, Rizal Nur Huda, Ani Mulyasuryani Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 e-mail:
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi optimum serta penggunaan sensor fenol dalam menentukan kadar fenol dalam air. Metode penelitian dilakukan dengan membuat sensor fenol menggunakan Screen Printed Carbon Electrode (SPCE) yang dilapisi dengan membran kitosan yang telah diembankan ionofor CTAPh (Cethyltrimethylammonium phenoxide). Kinerja sensor fenol diamati pada berbagai variasi konsentrasi ionofor, ketebalan membran dan pH larutan. Konsentrasi ionofor yang dipelajari adalah 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5%. Ketebalan membran diatur pada ketebalan 60µm, 80µm, 100µm, 110µm. Larutan fenol dikondisikan pada pH 9, 10, 11, 12. Hasil penelitian menunjukkan kinerja sensor fenol optimum pada konsentrasi 1,5%, ketebalan membran 60µm, dan pH larutan 11. Sensor fenol yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki bilangan Nernst sebesar 54,437mV/dekade, kisaran konsentrasi 10-8-10-5M (0,001-1ppm), kosentrasi terkecil yang digunakan 0,001 ppm dan waktu respon 60 detik. Sensor fenol dapat digunakan untuk menentukan kadar fenol dalam sampel air dengan kadar dibawah batas deteksi metode standar. Kata kunci: elektroda selektif ion, ionofor, Screen Printed Carbon Electrode (SPCE), sensor fenol Abstract The aim of the research was to study the effect of ionophore concentration, membrane thickness, and pH solution in sensor performance and its application to sample. Method of the research used phenol sensor that can be made by coating Screen Printed Carbon Electrode (SPCE) with ionophore CTAPh (Cethyltrimethylammonium phenoxide) in chitosan membrane.This research used various ionophore concentration (0.5%; 1.0%; 1.5%; 2.0%; and 2.5%), membrane thickness (60µm, 80µm, 100µm, 110µm) and pH solution (9, 10, 11, 12). The research showed that the best phenol sensor performance at 1.5%, 60µm membrane thickness and pH solution 11. The research also showed that the best phenol sensor has 60 seconds response time, the Nernstian factor is 54.437mV/dekade, concentration range between 10-8-10-5 M (0,001-1ppm). Phenol sensor can be used to determine phenol in water which lower than limit detection of standard method. Keywords: ion selective electrode, ionophore, phenol sensor, Screen Printed Carbon Electrode (SPCE)
53
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 20, Nomor 1, April 2015 PENDAHULUAN Fenol
potensiometri,
merupakan
jenis
polutan
potensial
yaitu
permukaan
mengukur membran
beda bagian
berbahaya yang berasal dari limbah industri
dalam dengan permukaan membran bagian
dan
maksimum
luar. Salah satu komponen utama dari
konsentrasi fenol dalam perairan berdasarkan
sensor fenol adalah membran yang memiliki
SK Menteri KLH Nomor 82 Tahun 2001
konduktansi ion sesuai dengan jenis ion
sebesar 2,00 mg/L. Metode standar analisis
analit. Membran berfungsi memisahkan
fenol dalam air menggunakan metode
sampel
spektrofotometri UV-Vis memiliki batas
sehingga untuk menghasilkan potensial
deteksi 0,002 mg/L, namun pengukuran
secara selektif perlu mengisi bagian dalam
dengan metode ini perlu mengetahui kadar
membran dengan ion yang diinginkan pada
fenol dalam sampel terlebih dahulu sehingga
aktivitas tetap (Wang, 2006). Bahan aktif
diperlukan metode alternatif yang lebih
dalam membran ini disebut ionofor yang
sederhana dan selektif tanpa mengetahui
berfungsi mempengaruhi kesetimbangan
kadar fenol terlebih dahulu. Beberapa
ion analit sehingga dapat mempengaruhi
metode untuk menentukan kadar fenol yaitu
potensial sel serta kinerja dari elektroda
dengan elektroda selektif ion.
selektif ion (Buhlmann dan Chen, 2012).
rumah
tangga.
Batas
dari
bagian
dalam
elektroda
Elektroda selektif ion (ESI) yang pernah
Sensor fenol dibuat dengan mengembankan
dikembangkan oleh Chan, et al. (1989)
ionofor CTAPh pada membran kitosan yang
mendeteksi fenol secara tidak langsung
kemudian dilapiskan pada SPCE. Potensial
dengan cara menderivatisasi fenol menjadi
sel yang dihasilkan adalah (Wang, 2006):
fenoksiasetat menggunakan asam kloroasetat
Esel¬ = Eind – Ereff+ Elj
(1)
yang kemudian diembankan pada membran PVC. ESI ini memiliki karakter bilangan Nernst 68,9 mV/dekade, kisaran konsentrasi 3,2x10-
Persamaan di atas dapat diturunkan menjadi persamaan berikut:
4 hingga 10-1 M, pH larutan 7,5 hingga 11,
Esel= K – 0,0592 log[fenol]analit
dan waktu respon 1 menit. ESI ini berbentuk
Esel = K + 0,0592pfenol
(2)
tiga dimensi sehingga untuk penggunaannya kurang praktis sehingga diperlukan sensor fenol berbasis SPCE (Screen-Printed Carbon
Dengan nilai K = 0,0592 log[fenol] membran + Easy – Ereff + Elj
(3)
Elctrode) yang memiliki bentuk dua dimensi sehingga lebih praktis.
Parameter kinerja elektroda selektif ion
Sensor fenol didasarkan pada elektroda
adalah bilangan Nernst, kisaran kon-sentrasi,
selektif ion yang menggunakan prinsip
waktu respon dan batas deteksi. Kinerja
54
Penentuan Kadar Fenol dalam Air (Tyas, A.A. dkk) elektroda selektif ion yang baik menghasilkan
P.A, fenol P.A, cetyltrimethylammonium
bilangan Nernst mendekati nilai teoritis,
bromide (CTAB), glutaraldehid 0,01% (v/v),
yaitu sebesar 59,16 mV/dekade serta kisaran
asam asetat glasial, perak nitrat, CTAPh
konsentrasi yang masih memenuhi persamaan
yang dipersiapkan dari reaksi fenol dengan
Nernst. Faktor-faktor yang berpengaruh pada
CTAB dan NaOH.
kinerja elektroda selektif ion adalah ketebalan
Alat-alat
yang
digunakan
adalah
membran pada elektroda dan jumlah ionofor
seperangkat rotary evaporator vacuum IKA
(Gea et al., 2005). Pada saat ketebalan membran
RV10 digital, konektor elektroda Quasense,
meningkat maka dapat meningkatkan harga
SPCE Quasense B112011-T3, potensiometer
bilangan Nernst. Oleh karena itu, konsentrasi
SANWA CD800a, pH meter Senz TI-
ionofor yang diembankan pada membran
13MO597, dan peralatan gelas.
dan pengaruh ketebalan membran terhadap
Cara kerja penelitian mengacu pada
pembuatan sensor fenol akan dipelajari pada
Suryantoro
(2014).
Kitosan
ditimbang
penelitian ini.
sebanyak 0,1 g dan ditambahkan 10 mL asam
Ion yang dideteksi pada sensor fenol
asetat 2% kemudian larutan diaduk selama
adalah ion fenoksida. Ion fenoksida merupakan
24 jam. Padatan CTAPh ditimbang sebanyak
basa konjugat dari fenol. Jumlah ion fenoksida
0,005g (0,05%); 0,01g (1%); 0,015g (1%);
dalam air dipengaruhi oleh pH larutan. Fenol
0,02g (2%); dan 0,025g (2,5%) kemudian
memiliki nilai tetapan disosiasi asam sebesar
ditambahkan 1 mL larutan kitosan dan 10
1,3x10-10 (Rappoport, 2003). Jika pH larutan
μL larutan gluteraldehid 0,01%, kemudian
kurang dari pKa, maka molekul fenol dalam
diaduk selama 24 jam. Larutan tersebut
air lebih banyak daripada ion fenoksida. Jika
kemudian dilapiskan pada elektroda karbon
pH larutan lebih dari pKa, maka ion fenoksida
pada SPCE sebanyak 10 μL, kemudian
dalam air lebih banyak daripada molekul
dikeringkan dalam oven dengan temperatur
fenol Jika pH larutan bersifat basa, maka
50oC selama 1 jam.
akan terdapat banyak ion OH- dalam larutan.
Pengaruh
ketebalan
membran
di-
Oleh sebab itu, perlu diketahui pengaruh
lakukan dengan melapiskan kitosan yang
pH larutan terhadap kinerja sensor fenol
telah diembankan ionofor CTAPh dengan
sehingga dapat digunakan untuk analisis
ketebalan membran 60 μm (2,5 μL), 80 μm (5
kadar fenol dalam air.
μL), 100 μm (7,5 μL), 110 μm (10 μL) pada masing-masing SPCE. Setelah pelapisan
METODE PENELITIAN
terakhir, dilakukan pemanasan dalam oven
Bahan-bahan yang digunakan dalam
temperatur 50oC selama 1 jam. Pengaruh
penelitian ini yaitu kitosan, akuades, kloroform
pH larutan dilakukan dengan mengukur
55
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 20, Nomor 1, April 2015 potensial larutan fenol dari konsentrasi 10-8
dapat mempengaruhi pengukuran potensial
hingga 10-1 M pada pH 9, 10, 11, dan 12
sel larutan uji sehingga dapat menurunkan
yang telah diatur dengan NaOH.
sensitivitas.
Ionofor
0,5%
dan
2,5%
menunjukkan bilangan Nernst yang lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
teoritis tetapi pengaruh ionofor 0,5% dan
Pengaruh Konsentrasi Ionofor
2% kurang berpengaruh yang ditunjukkan
Pada penelitian ini digunakan ionofor
dengan koefisien korelasi yang kecil.
CTAPh yang diembankan dalam membran
Hal ini disebabkan ketidakrataan ionofor
kitosan dengan konsentrasi 0,5% sampai
dalam membran sehingga kesetimbangan
2,5% dan ketebalan membran 110 μm,
ionofor dengan ion fenoksida dalam larutan
pH larutan uji fenol yang digunakan yaitu
menjadi tidak merata. Pengaruh jumlah
7,6. Kinerja dari sensor fenol diantaranya
seluruh ionofor dalam membran terhadap
adalah
ionofor
sensitivitas
sensor.
Sensitivitas
yang
dapat
berkesetimbangan
sensor ditinjau dari bilangan Nernst dan
dengan ion fenoksida dalam larutan tidak
koefisien korelasi (r). Bilangan Nernst yaitu
sebanding dengan potensial sel yang terukur
rasio antara perubahan potensial sel dan
sehingga harga koefisien korelasinya kecil.
konsentrasi analit (Bakker dan Meyerhoff,
Konsentrasi ionofor 1,5% menghasilkan
2000). Koefisien korelasi menunjukkan
bilangan Nernst 2,196 mV/dekade pada
pengaruh konsentrasi ionofor yang diguna-
kisaran konsentrasi 10-8-10-5 M dan koefisien
kan terhadap potensial sel.
korelasi sebesar 0,968 sehingga ionofor
Berdasarkan pengukuran potensial sel,
CTAPh 1,5% merupakan konsentrasi ionofor
ionofor 1% dan 2% memberikan bilangan
optimum yang digunakan untuk sensor fenol
Nernst dan koefisien korelasi yang kecil
(Tabel 1). Kepekaan sensor fenol ini dapat
hal ini disebabkan jumlah ionofor dalam
ditingkatkan dengan faktor fisik seperti
membran menentukan komposisi membran,
jumlah lapisan atau ketebalan membran
komposisi membran yang kurang tepat
pada pembuatan sensor fenol.
Tabel 1. Kinerja Sensor Fenol pada Berbagai Konsentrasi Ionofor CTAPh Konsentrasi Ionofor Bilangan Nernst Kisaran Konsentrasi Korelasi (% b/v) (mV/dekade) (M) 0,5 3,573 10-8 – 10-5 0,774 -7 -5 1 1,166 10 – 10 0,591 -8 -5 1,5 2,196 10 – 10 0,968 -8 -5 2 0,400 10 – 10 0,358 -8 -5 2,5 4,753 10 – 10 0,951
56
Penentuan Kadar Fenol dalam Air (Tyas, A.A. dkk) Pengaruh Ketebalan Membran
μm dapat ditingkatkan dengan pH larutan
Ketebalan membran yang digunakan
yang diatur supaya seluruh fenol dalam
adalah 60 μm, 80 μm, 100 μm, dan 110
larutan dapat terdeteksi sebagai ion fenoksida.
μm
dengan
konsentrasi
ionofor
1,5%
sesuai hasil optimasi sebelumnya dan pH
Pengaruh pH Larutan Uji
larutan uji 7,6. Peningkatan ketebalan
Larutan uji fenol yang digunakan adalah
membran dapat meningkatkan sensitivitas
pH 9 hingga 12. Kinerja sensor fenol secara
sensor, hal ini disebabkan jumlah ionofor
tidak lansgung dipengaruhi oleh pH larutan,
yang berkesetimbangan dengan ion analit
karena sensor fenol menggunakan prinsip
meningkat. Ketebalan membran yang terlalu
elektroda selektif ion sehingga analit hanya
tinggi dapat menghambat potensial sel
dapat diukur dalam keadaan ionnya. Ion yang
yang terukur akibat adanya kesetimbangan
dideteksi oleh sensor fenol merupakan ion
ionofor dengan ion fenoksida dalam larutan
fenoksida. Fenol memiliki tetapan disosiasi
sehingga ketebalan membran menjadi kurang
asam sebesar 1,3x10-10 sehingga keadaan fenol
memberikan pengaruh pada potensial sel.
dalam larutan dipengaruhi oleh pH larutan
Ketebalan membran optimum yang digunakan
(Rappoport, 2003). Jika pH larutan kurang
pada penelitian ini ditinjau dari bilangan
dari pKa maka molekul fenol akan lebih
Nernst dan koefisien korelasi. Bilangan Nersnt
banyak daripada ion fenoksida, sedangkan
meningkat dengan meningkatnya ketebalan
jika pH larutan lebih dari pKa maka ion
membran namun ketebalan membran yang
fenoksida akan lebih banyak daripada molekul
paling berpengaruh terhadap sensitivitas
fenol. Hal ini akan mempengaruhi jumlah
sensor fenol adalah ketebalan 60 μm yang
ion fenoksida yang dapat berkesetimbangan
ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi
dengan ionofor dalam membran sehingga
tertinggi dengan bilangan Nernst 9,855 mV/
akan mempengaruhi kepekaan dari sensor
dekade dan kisaran konsentrasi 10-4-10-1 M
fenol.
(Tabel 2). Kepekaan dari elektroda dengan
Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan
konsentrasi ionofor 1,5% dan ketebalan 60
pH larutan uji fenol dapat meningkatkan
Tabel 2. Kinerja Sensor Fenol pada Berbagai Ketebalan Membran Ketebalan Membran Bilangan Nernst Kisaran Konsentrasi (μm) (mV/dekade) (M) -4 60 9,855 10 – 10-1 80 8,348 10-4 – 10-1 100 10,230 10-4 – 10-1 110 12,375 10-4 – 10-1
Korelasi 0,969 0,900 0,943 0,937
57
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 20, Nomor 1, April 2015 sensitivitas sensor fenol. Hal ini disebabkan
ionofor 1,5%, ketebalan membran 60 μm
peningkatan pH larutan akan meningkatkan
dan pH larutan 11 sehingga diperoleh kinerja
jumlah ion fenoksida dalam larutan sehingga
sensor fenol dengan bilangan Nernst sebesar
seluruh fenol dapat terdeteksi sebagai ion
54,437 mV/dekade, kisaran konsentrasi
fenoksida oleh sensor fenol. Pada pH 12
yang dapat diukur adalah 10-8 hingga 10-5 M
menghasilkan sensitivitas yang sangat rendah,
(0,001-1 ppm) dan konsentrasi fenol terkecil
hal ini dimungkinkan terdapat gangguan dari ion
yang digunakan adalah 0,001 ppm.
hidroksida dalam larutan sehingga sensitivitas sensor
fenol
mendeteksi
ion
Pada kurva hasil pengukuran potensial
fenoksida
sel terhadap waktu respon, potensial sel
menjadi menurun. Sensor fenol ini optimum
mulai konstan pada waktu 60 detik. Hal ini
pada pH larutan 11 karena menghasilkan
menunjukkan
bilangan Nernst yang mendekati teoritis yaitu
fenoksida
22,410mV/dekade pada kisara konsentrasi 10-
membutuhkan waktu 60 detik untuk mencapai
8
-10-5 M dan koefisien korelasi terbesar yaitu
kesetimbangan. Semakin kecil konsentrasi
0,978 yang menunjukkan bahwa pH 11 lebih
larutan fenol, potensial sel lebih cepat mengalami
berpengaruh dapat meningakibatkan kinerja
kesetimbangan daripada konsentrasi yang lebih
sensor fenol (Tabel 3).
besar karena jumlah ion dalam larutan lebih
bahwa
kesetimbangan
ion
di dalam dan di luar membran
sedikit sehingga ion fenoksida di luar membran Karakterisasi Sensor Fenol Karakterisasi sensor fenol dilakukan
lebih mudah berkesetimbangan dengan ionofor dalam membran.
pada kondisi optimum yaitu konsentrasi Tabel 3. Kinerja Sensor Fenol pada Berbagai pH Larutan Uji Fenol Bilangan Nernst Kisaran Konsentrasi pH Larutan Uji Fenol (mV/dekade) (M) -8 9 2,692 10 – 10-5 10 7,417 10-8 – 10-5 11 22,410 10-8 – 10-5 12 -0,522 10-8 – 10-5 Tabel 4. Kinerja Sensor Fenol Parameter Waktu respon Kisaran konsentrasi Bilangan Nernst Konsentrasi terkecil yang digunakan
58
Korelasi 0,842 0,954 0,978 0,380
Harga 60 detik 10-8-10-5 M (0,001-1 ppm) 54,437 mV/dekade 0,001 ppm
Penentuan Kadar Fenol dalam Air (Tyas, A.A. dkk)
Gambar 1. Kurva Hubungan Potensial Sel terhadap Waktu ([+:10-8 M]; [●: 5x10-7 M]; [ : 10-7 M]; [ : 5x10-6 M]; [▲: 10-6 M]; [ ■: 5x10-5 M]; [ :10-5 M])
Penentuan Kadar Fenol dalam Sampel Air
mendeteksi kadar fenol dalam sampel. Hal ini
Penentuan kadar fenol menggunakan
menunjukkan bahwa sensitivitas sensor fenol
sensor fenol pada sampel air dilakukan
lebih besar daripada metode standar. Kadar
dengan metode adisi standar. Hasil penentuan
fenol dalam sampel perairan B dan C yang
ini kemudian dibandingkan dengan metode
ditentukan kadarnya menggunakan sensor
standar spektrofotometri yang dilakukan oleh
fenol lebih besar daripada menggunakan
Laboratorium Lingkungan Jasa Tirta I sehingga
metode standar. Hal ini disebabkan sampel
diperoleh hasil yang tampak pada Tabel 5.
yang ditentukan kadarnya menggunakan
Kadar fenol dalam sampel perairan A
metode standar harus sampel baru karena
dan D dapat dideteksi menggunakan sensor
fenol mudah terhidrolisis pada temperatur
fenol sedangkan metode standar tidak mampu
ruang sehingga fenol tidak dapat terdeteksi.
Tabel 5. Kadar Fenol dalam Sampel Menggunakan Sensor Fenol dan Metode Standar Kadar Fenol (ppm) Sampel Metode Standar Sensor Fenol A 1,067x10-6 <0,002 B 0,361 <0,002 C 0,009 <0,002 D 1,142x10-10 <0,002 *A: selokan Universitas Brawijaya, Malang; B: Sungai Cangkil, Sidoarjo, Jawa Timur; C: Sungai Porong, Sidoarjo, Jawa Timur; D: sungai di Jalan Raya Purwosari Km. 62, Tejowangi, Purwosari, Jawa Timur. 59
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 20, Nomor 1, April 2015 KESIMPULAN Sensor
fenol
merupakan
elektroda
dua dimensi yang dapat dibuat dengan cara
melapiskan
membran
kitosan
yang telah diembankan ionofor CTAPh (Cethyltrimethylammonium
nal of Analytica Chimica Acta, 416, 121-137. Buhlmann, P. and Chen, L.D. 2012. IonSelective Electrodes with IonophoreDoped Sensing Membrans. Chichester: John Wiley and Sons.
phenoxide)
pada SPCE. Penggunaan sensor fenol lebih praktis untuk menentukan kadar fenol dalam sampel. Kinerja sensor fenol yang optimum pada konsentrasi ionofor 1,5%, ketebalan membran 60 μm, dan pH larutan 11. Kinerja sensor fenol memiliki bilangan Nernst sebesar 54,437 mV/dekade, kisaran konsentrasi 10-810-5M (0,001-1 ppm), konsentrasi terkecil
Chan, W.H., Lee, A.W.M., Wong, M.S. 1989. Some Observations on the Determination of Phenol using Ion Selective Electrodes. Microchemical Journal, 40, 322-327. Gea, S., Andriyani, Lenny, S. 2005. Pembuatan Elektroda Selektif Ion Cu(II) dari Kitosan Polietilen Oksida. Skripsi. Universitas Sumatra Utara, Medan, Indonesia.
yang digunakan 0,001 ppm dan waktu respon 60 detik. Sensor fenol ini dapat mendeteksi kadar fenol dalam sampel di bawah limit
Rappoport, Z. 2003. The Chemistry of Phenols. Chichester: John Wiley and Sons.
deteksi metode standar. Ucapan Terimakasih Ucapan terimakasih ditujukan kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian
RISTEK-DIKTI
melalui
Universitas Brawijaya Malang yang telah memberikan dana hibah penelitian pada Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2015. DAFTAR PUSTAKA Bakker, E., and Meyerhoff, M.E. 2000. Ionophore-based Membran Electrodes: New Analytical Concepts and Nonclassical Response Mechanisms. Jour-
60
Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, 14 Desember 2001, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001Nomor 82, Sekretariat Negara, Jakarta. Suryantoro, A. Mulyasuryani, A., Sabarudin, A. 2014. Pengaruh Konsentrasi Cetyltrimethylammonium Benzoat dan pH Larutan terhadap Kinerja Elektroda Selektif Ion Benzoat Berbasis Screen Printed Carbon Electrode. Student Journal, 2(1), 313-319. Wang, J. 2006. Analytical Electrochemistry. 3rd Edition. Hoboken: Wiley-VCH.