PERHITUNGAN ENTROPI KONFIGURASI SENY A W A KOMPLEKS TEKNESIUM
BAGI
Muhayatun
PusatPenelitiandan Pengembangan TeknikNuklir BATAN
SusantoImam Rahayu,N.M. Surdia Departemen
Kimia.
Institut Teknologi
Bandung
Abdul Mutalib Pusat Pengembangan
Radioisotop dan Radiofarmaka
BATAN
ABSTRAK Studi tentang kompleks teknesium akhir-akhir ini berkembang sangat pesat karena salah satu isomer intinya (99mTc)digunakan secara luas untuk tujuan diagnosis. Hubungan struktur-kestabilan senyawa kompleks teknesium berdasarkan model paket kerucut telah dilakukan oleh Kung menggunakan nilai SAS (Solid Angle Factor Sum). Dihipotesiskan bahwa nilai SAS secara kuantitatif berhubungan dengan kestabilan. Nilai SAS telah pula dimanfaatkan oleh beberapa peneliti, baik dalam sintesis maupun dalam merancang jalur reaksi pembentukan beberapa senyawa kompleks teknesium serra untuk memprakirakan geometri molekul struktur kompleks. Meskipun man/Qat nilai SAS telah nyata dirasakan, model tersebut belum memiliki landasan teori yang mampu menjelaskan hubungan antara parameter sterik dengan sifat fisikokimia kompleks terutama yang terkait dengan kestabilan. Untuk lebih menyempumakan model SAS, maka pada penelitian ini dilakukan perbaikan model dengan memberikan landasan konsep dan penyempurnaan perumusan nilai SAS. Hasil yang telah diperoleh dari korelasi nilai SAS dengan parameter tennodinamika pada beberapa senyawa sederhana menunjukkan bahwa nilai SAS mempunyai kecenderungan yang selalu sarna dengan entropi standar (oS").Pembuatan model pendekatan entropi dilakukan dengan melibatkan beberapa faktor yang dalam model Kung tidak diperhitungkan. Optimasi entropi pada panjang ikatan (ML) telah pula dilakukan pada berbagai bentuk kompleks. Hasil perhitungan nilai SAS menggunakan nilai R perhitungan untuk lebih dari seratus kompleks teknesium mempunyai nilai temonnalisasi rata-rata 0,8545 :t 0,085 J dan memiliki profil yang sarna dengan nilai SAS hasil perhitungan Kung. Nilai entropi diperoleh dari hasil perkalian antara nilai In .0. (degenerasi total bagi konfigurasi) dan tetapan Boltzmann. Hasil perhitungan nilai .0. dan In .0. dari kompleks teknesium tersebut berada pada rentang yang tidak terlalu lebar. Hasil penelitian ini telah mampu memberikan landasan nilai SAS (yang awalnya hanya merupakan hasil empiris) dalam menjelaskan hubungan struktur-kestabilan serra menyempurnakan model yang telah dibuat oleh
Kung, dkk.
ABSTRACT Recently,the study oftechnetiumcomplexesis rapidly increasing,due to the benefitof99mTccomplexes(one ofTc nuclear isomers),whichare widelyusedfor diagnostics.Studyof the structure-stability relationship of Tc complexesbasedon solid angle hasbeendoneby Kung usinga Solid Angle Factor Sum(SAS).TheSAS is hypothesizedto be related to stability. SAS has been used by severalresearcherseitherfor synthesisor designingthe reaction route ofthe Tc complexfonnationand predicting thegeometry ofcomplexstructures. Although the advantagesofthe SASwerevery gratifying, but themodel doesnot have the theoretical basis which is able to explain the correlation of steric parametersto physicochemicalproperties of complexes especiallyto those connectedto a complex'sstability. To improvetheSASmodel,in this researchthe model wasmodified by providing a theoreticalbasisfor SAS.The resultsobtainedfrom the correlation oftheSAS valueto the thennodynamicstability parametersofsimplecomplexesshowthe valuesto havea similar trend as the standard entropy(-s"). The entropyapproximation model was created by involving somefactors which are not usedin Kung's model. Entropy optimization to the bond length (ML) has also beendone to severalcomplexes.The calculations ofSAS value using the calculated R for more than 100 Tc complexes provide a norlnalized meanvalue of0.8545 :t 0,085I and have similar curveprofiles as those ofKung's model.The entropyvaluecan be obtainedby multiplying the natural logarithm ofthe a priori degeneracyof a certain distribution (.Q)and theBoltzmannconstant.The resultsof.Q and In .Q ofthe Tc complexeshavea narrow range. The results of this researchare able to provide a basic conceptfor the SAS to explain the structure-stabilityrelationshipand to improveKung's model. Key Words: Solidanglefactor sum.stability.entropy.complex.and van der Waalsradii.
Proslding
Pertemuan
dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
dan Teknologl
Nukllr
~
Muhayatun,dkk.
179
ISSN 0216 -3128
~
diproyeksikanpada perrnukaanbola dalarn orde pertarna dan orde kedua. Efek sterik orde pertarna disebabkan oleh atom-atom yang terikat secara koordinasi pada atom logam pusat, sedangkanefek sterik orde kedua disebabkan oleh atom-atom yang terikat bukan secara koordinasi pada lapisan selanjutnya. Di sini dikenal dua parameter yaitu faktor sudut ruang (SAF = solid angle factor) dan sudut kipas (FA = fan angle). SAF yaitu sudut ruang dari kerucut ligan yang terdiri dari logam sebagai puncak dan atom-atom yang terikat secara koordinasi dibagi dengan 47t(3). Sedangkan FA didefinisikan sebagai sudut yang dibentuk oleh atom logam dan atom yang terikat secara koordinasi. Oleh karena itu, untuk menjelaskan sterik total di sekitar atom logam sebagai pusat kompleks, dilakukan dengan menjumlahkan semua harga SAF untuk semua atom ligan yang terikat secara koordinasi dengan atom logam. Nilai SAS (LSAF) ini menunjukkan sterik secara keseluruhan. Secara matematik, sudut ruang yang terbentuk oleh bola yang ditempatkan dalam
sebuahkerucut dapat dihitung denganpersamaan (1,2,3,4). Dimana, R adalah jari-jari van der Waals dan ML adalah panjang ikatan antara atom logam dan atom ligan. Untuk memprakirakan kestabilan sterik dari kompleks-kompleks (baik yang telah disintesis maupun yang belum), secara sederhana ungkapan parameter nilai SAS dengan ligan monodentat disajikan pada Gambar I.
e 27t r 2 ( sin e/ r 2 ) dcpde w = 0 0
21t(1-cos9)
(1)
FA = e = sinl (R/ML) SAF = W/4n =1f2(I-cosFA) SAS = 1:SAF ~
ML
GoLANDASAN TEORI SAS Secara sederhana, model paket kerucut untuk struktur monomer digambarkan sebagai sebuah unit bola dengan ion logam sebagai pusatnya. Ligan-ligan secara sentripetal -
Gambar 1. Parameternilai SAS Nilai SAS yang telah dihitung oleh Wei dan Kung(IO)untuk lebih dari 100 kompleks teknisium diperoleh harga rata-rata 0,97:1:0,13 dan secara kuantitatif berhubungan dengan stabilitas. Secara teoritis nilai SAS yang optimum adalah satu yang diperoleh hila cone packing sempurna dicapai.
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
180
ISSN 0216.3128
Pemodelan Entropi SenyawaKoordinasi
Konfigurasi
Bagi
Muhayatun, dkk.
go = (1- fAS).4n
(7)
Entropi merupakan suatu sifat yang menyangkut sejumlah besar molekul yang pacta hakekatnya hanya dapat dijelaskan secara statistik. Pacta mekanika statistik entropi dapat dijelaskan menggunakankonsep ensembel. Di dalam"ensembel mikrokanonik sistem individu mempunyai n, V daD
E tetap. Ungkapan persamaanentropi sebagai fungsi degenerasi total bagi konfigurasi (.0.) dapat dinyatakan dengan persamaanberikut (2.1.6). S = k In .0.
(5)
Dengank adalahtetapanBoltzmann.
Secara umum ungkapan .0. yang menyatakan banyaknya cara nj partikel tak terbedakan dapat didistribusikan di antara gj, dinyatakan dalam persamaanberikut.
,n,
.Q=~!1
n_' "1.
n,
n2''
';.
n'
Hasil penurunan pertarna tersebut dibuat sarna dent;an nol, sehingga diperoleh nilai perbandingan R dan ML daTi rnasing-rnasing bentuk senyawa MX2. MX3. M~. MXs, M~. MX7. dan MXg. Hasil perbandingan R dan ML daTi berbagai ~ntuk senyawa disajikan pada Tabel 1. Hasil yang diperoleh rnenunjukkan bahwa dengan sernakin banyak ligan yang terlibat, diperoleh perbandingan nilai R dengan ML sernakin kecil.
Tabel 1. Perbandingan nilai R dan ML pada berbagaibentuksenyawa
n;
=n!ll1L
Optirnasi nilai entropi dapat diperoleh dengan rnelakukan penurunan pertama pada perbandingan nilai R dan ML. Penurunan entropi terhadap ML pada bent\1k senyawa MXnY m rnenghasilkan persarnaanberikut.
(6)
Pada penelitian ini nilai .0. dinyatakan sebagai degenerasi total bagi konfigurasi dalam menempati ruang yang luasnya 47t. Pada model entropi ini, ruang 47t dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang yang terisi oleh ligan clan yang kosong. Pembagian ruang kosong clan yang terisi oleh ligan secara sederhanaditunjukkan pada Gambar 2.
TATA KERJA
Gambar2. Distribusi ligan dolammenempati ruang
Pengembangan ungkapan entropi dilakukan dengan melibatkan ruang dalam mengungkapkan bobot statistik. Faktor ruang tersebut dinyatakan dalam bentuk nilai SAS. Ungkapan gi yang melibatkan nilai SAF dinyatakan dalam persamaan berikut.
Pembuatan model pendekatan entropi dilakukan berdasarkan pada mekanika statistik menggunakan konsep mikrokanonik ensembel. Ungkapan model persamaan entropi dilakukan dengan melibatkan faktor sudut ruang dalam menyatakan fungsi bobot statistik. Pembuatan model pendekatan entropi ini telah melibatkan beberapa faktor yang dalam model Kung tidak diperhitungkan, seperti nilai SAS kosong dan distribusi penyusunan atom ligan. Pembuatan model dillikukan bagi berbagai bentuk senyawa. baik yan* memiliki pasangan elektron bebas ataupun yang tidak. Optimasi entropi pada panjang
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
Muhayatun, dkk.
ISSN 0216-3128
ikatan (ML) dilakukan pada bentuk senyawa MXn (M,X,n adalah atom pusat, ligan, dan jumlah atom ligan). Sebelum melakukan perhitungan nilai SAS untuk senyawa kompleks teknesium, perlu ditetapkan nilai R perhitungan (RhiJ yang akan digunakan. Penetapannilai Rhi! berbagai atom ligan dilakukan dengan mengacu pactahasil perhitungan perbandingan nilai R/ML sebelumnya (Tabel 1). Perhitungan dilakukan pada berbagai bentuk senyawa kompleks teknesium dan nilai ML yang digunakan diambil dari nilai panjang ikatan antara atom teknesium dan atom ligan yang diperoleh dari berbagai data difraksi sinar-X. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai SAS untuk 103 senyawa kompleks teknesium menggunakan nilai ~i! dan ML eksperimen (MLeksp). Setelah dilakukan perhitungan nilai SAS maka selanjutnya dilakukan perhitungan nilai.o. dan In .0. pada berbagai senyawa kompleks teknesium.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kompleks teknesium 99m mempunyai karakteristika yang unggul sehingga merupakan sediaan radiofarmasi yang banyak digunakan secara rutin dalam kedokteran nuklir. Oalam melakukan perhitungan nilai SAS kompleks teknesium, masalah pertama yang harus diperhatikan adalah menentukan nilai R ligan. Oalam menetapkan nilai RvdWberbagai ligan, Kung mengacupada nilai RvdW yang digunakan oleh Fisher dan Li pada senyawa kompleks dengan logam lantanida dan aktinida(S). Kedua kelompok logam tersebut memiliki elektron dari orbital f sehingga ikatan koordinasi antara elektron yang lebih luar dari atom ligan secara umum lemah. Hal tersebut menyebabkannilai jarijari van der Waals atom koordinasi tidak dapat dibedakan antara sebelum dan sesudah terjadi pembentukan kompleks. Untuk kompleks teknesium yang mengandung elektron orbital d, membentuk ikatan koordinasi yang sangat kuat antara logam dan atom ligan, sehingga setelah terjadi pembentukan kompleks nilai jari-jari van der Waals menjadi lebih kecil. Efek tersebut akan menjadi lebih terasa jika digunakan ligan lunak seperti sulfur, fosfor, klor, brom, dan lain-lain. Untuk mengimbangi efek tersebut maka dilakukan normalisasi pada nilai jari-jari van der Waals, dengan menggunakan asumsi bahwa semua permukaan sudut ruang tertutup oleh ligan.
181
Perhitungan Nilai Rhit Perhitungan nilai SAS untuk kompleks teknesium dilakukan dengan menetapkan nilai Rbi! yang akan digunakan. Hasil perhitungan nilai Rbi! berbagai atom ligan disajikan pacta Tabel 2. Meskipun nilai Rbi! lebih rendah dibandingkan dengan nilai RvdW, perhitungan nilai SAS senyawa kompleks menjadi lebih baik, karena senyawa kompleks teknesium yang mempunyai nilai SAS> I
menjadilebih sedikit. Tabel 2. No
2 3
Nilai Rhit berbagai atom ligan
untuk
senyawakompleksteknesium Atom Deviasi Rhi! (A) koordinasi standar Rhit(A) =0
1,2251
-H
1,1897
-
0,0595
-F
1,2856
4
-Cl
1,6789
0,0542
5
-Br
1,8015
0,0629
6
-I
1,9036
7
-N
1,4893
0,0647
8
-8
1,6785
0,0720
9
-p
1,7003
0,0587
10
-0
1,4100
0,0613
11
=N
1,1827
0,0236
12
-Tc
1,5980
0,1619
13
-c
1,2915
0,0614
14
-As
1,7029
0,0971
Perhitungan Nilai SAS SenyawaKompleks Teknesium Perhitungan nilai SAS untuk 103 senyawa kompleks teknesium dilakukan menggunakan nilai Rhi! dan MLeksp.Mengingat nilai Rhi! lebih kecil dari pacta nilai RvdWbasil normalisasi, maka nilai SAS yang diperoleh akan cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai SAS basil perhitungan Kung. Hasil perhitungan nilai SAS untuk lebih dari 100 senyawa kompleks teknesium mempunyai nilai rata-rata 0,8545 ::!:0,0851, sedang nilai SAS rata-rata yang telah dihitung oleh Kung untuk lebih dari 100 kompleks teknesium adalah 0,973 ::!:0,13. Kedua profil basil perhitungan SAS tersebut disajikan pactaGambar 3.
Prosldlng Pertemuan dan Presentasillmiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl :~OO2
digunakan nilai Rhit. Hal tersebut dikarenakan kompleks yang memiliki nilai SAS > 1 jumlahnya sedikit, sehingga koreksi tumpang tindih antar-ligan dapat dihindarkan. Setelah dilakukan perhitungan SAS. selanjutnya dilakukan perata-rataan nilai ML. Perata-rataan nilai MLeksp untuk berbagai atom ligan disajikan pada Tabel 3. Nilai rata-rata MLeksp ini diperlukan untuk mengevaluasi besarnya nilai SAS clan untuk memprakirakan struktur senyawa baru yang dirancang memiliki karakteristika
tertentu. Perhitungan
Nilai
.Q Senyawa Kompleks
Teknesium
Gambar 3. Profil nilai SASmenggunakan Rhitdan Perhitungan Kung dkk.
Setelah dilakukan perhitungan nilai SAS maka selanjutnya dilakukan perhitungan nilai.o. dan In .0. pada berbagai senyawa kompleks teknesium. Profit dan nilai .0. dan In .0. disajikan pada Gambar 4 dan Tabel 4.
Tabel 3.
Gambar4. Profil.Q dan In(.Q)senyawakompleks teknesium Pada profil
di atas tampak bahwa basil
perhitungan Kung menunjukkan, senyawa kompleks yang mempunyai nilai SAS > 1 lebih banyak dibandingkan dengan basil perhitungan nilai SAS menggunakan nilai Rhit. Pada senyawa kompleks yang mempunyai nilai SAS > 1 harus dilakukan koreksi, karena telah terjadi tumpang tindih antar-ligan. Banyaknya kompleks yang mempunyai nilai SAS > I menunjukkan bahwa nilai R van der Waals basil normalisasi masih terlalu panjang. Selanjutnya jika ditinjau dari efek sterik orde satu, perhitungan nilai SAS untuk kompleks teknesium akan lebih menguntungkan jika Prosldlng
Pertemuan
Secara umum nilai .Q dan In.Q dari seratus lebih senyawa teknesium yang telah disintesis berada pacta rentang yang tidak terlalu lebar. Hal tersebut sesuai dengan fenomena bahwa suatu senyawa kol11pleksyang stabil derajat keacakannya terbatas sehiingga harus berada pacta suatu rentang yang tidak terlalu lebar. Selanjutnya untuk memprakirakan suatu rancangan kompleks teknesium. perhitungan nilai.Q dan In.Q di alas dapat digunakan untuk memprakirakan apakah rancangan senyawa kompleks tersebut stabil atau tidak.
dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
dan Teknologl
Nukllr
Muhayatun, dkk. Bila
ISSN 0216 -3128
dikaitkan
dengan hasil perhitungan
sebelurnnya tentang perbandingan nilai R dan ML yang berada pacta nilai tertentu untuk suatu senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi yang tertentu, maka dapat ditunjukkan bahwa nilai jari-jari atom ligan itu seharusnya berada pacta suatu rentang. Hal yang sarna dapat pula dijelaskan pacta hasil perhitungan nilai In.o. dari seratus senyawa kompleks teknesium yang telah disintesis, menunjukkan nilai In .0. berada pacta suatu rentang yang tidak terlalu lebar. Kecenderungan nilai In .0. setara dengan kecenderungan nilai entropi, karena entropi merupakan fungsi perkalian dari tetapan Bolzmann dan nilai In .0.. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa entropi suatu senyawa kompleks yang stabil, khususnya senyawa kompleks teknesium, berada pacta suatu daerah probabilitas tertentu, sehingga untuk merancang suatu sediaan radiofarmasi yang stabil harus dilakukan prakiraan nilai entropi untuk mengetahui apakah sediaan tersebut stabil atau tidak.
183
4. Huheey, J.E., Inorganic Chemistry, Harper InternationalEdition, 2nded. (1978). 5. Li Xing Fu, Inorganic ChimicaActa, 129,235244. (1987)
6. Mayer, J.E., Mayer, M.G., Statistical Mechanics,JohnWiley & Sons,Inc.,London. 7. Muhayatun 2002, Landasan Teori Kestabilan Senyawa Kompleks Teknesium, Disertasi ProgramDoktor, ITB, Bandung.(1940) 8. Sanderson,R.T. , Chemical Bonds and Bond Energy,AcademicPress,New York.(1976) 9. Weast, R.C., Handbook of Chemistry and Physics,CRC Press,70thed. (1990) 10.Wei, Y.,Liu, B., Kung, H.F., Quantitativestudy of the structure-stability relationship of Tc complexes,Appl. Radiat. Isot., 41, 763 -771. (1990)
TANYAjAWAB KESIMPULAN Hasil perhitungan nilai SAS menggunakan nilai R perhitungan untuk lebih dari seratus senyawa kompleks teknesium yang telah disintesis mempunyai nilai rata-rata 0,8545 :t: 0,085 dan memiliki profil yang sarna dengan hasil perhitungan Kung. Perhitungan nilai entropi diperoleh dari hasil perkalian antara nilai In.o. (degenerasi total bagi konfigurasi) dan tetapan Boltzman. Hasil perhitungan nilai .0. dan In .0. dari seratus tiga senyawa kompleks teknesium berada pada rentang yang tidak terlalu lebar.
DAFfARPUSTAKA I. Alberty,R.A. , Daniels, F. Erlangga, Jakarta. (1984)
Kimia
Fisika,
2. Davis,J.C., Advanced Physical Chemistry, The Ronald Press Company, New York (1965).
Muzakky ..Kompleks Tc yang terjadi beberapabuah dan berapahargaentropimasing-masing. ..Pengompleks Tc apasaja? Muhayatun .Perhitungan nilai entropi yang diwakili oleh nilai In .fl dilakukan pada struktur komplek teknisium dengan berbagai jenis logam. Untuk satu jenis kompleks perhitungan In .fl dilakukan pada satu struktur kompleks yang paling boleh jadi. sehingga utnuk suatu struktur kompleks tertentu diperoleh 1 nilai In .12. .Perhitungan entropi ini dilakukan pada 103 senyawa kompleks Tc yang telah disintesis dan dikarakterisasi. Hasil yang diperoleh pada perhitungan lebih dari 100 senyawa kompleks Tc tersebut memperoleh nilai In .fl pada suatu rentang nilai yang tidak terlalu Lebar.
3. Ficher R.D. and Li Xing-Fu , J. Less-common Metals,112, 303. (1985).
Prosldlng
Pertemuan
dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl :1002
dan Teknologl
Nukllr
184
ISSN 0216.3128
Muhayatun,dkk. ~"
~
Tabel 4. Nilai SAS,.0. dan In(.o.)senyawa kompleks teknesium
No.
Senyawa
CN
SAS
a
In ,Q
1
K[TcO4]
4
0,6038
3,2235E+02
5,7757
2
(NH4)[TcO4]
4
0,6116
3,3267E+02
5,8071
3
(NMe4)[TcO4]
4
0,6352
3,6346E+02
5,8957
4
TC207
4
0,6538
1,5397E+03
7,3394
5
[TCN(S2CNE~)2]
5
0,7322
2,1158E+03
7,6572
6
Ks(H30)[TC2Cls]3.3H20
5
0,7499
2,2241 E+03
7,7071
7
K3TC2Cls.nH20
5
0,7640
2,3009E+03
7,7411
8
YTc2Cls.9H~
5
0,7665
2,3096E+03
7,7448
9
(NH4)3[TC2Cls]
5
0,7654
2,3139E+03
7,7467
10
[TC202(SCH2CH2S)3]
5
0,7711
2,3558E+03
7,7647
11
[TCO(O2CsH4)2f
5
0,7787
2,3894E+03
7,7788
12
(n-BU4N)2[TC2Cls]
5
0,7799
2,3949E+03
7,7811
13
[TcO(SCH2C(O)S)2f
5
0,7791
2,3962E+03
7,7816
14
[T cO( meso-(SCHCO2Me
5
0,7817
2,4081 E+03
7,7866
15
(AsPh4)[TcNCI4]
5
0,7866
2,4223E+03
7,7925
)2)2]+
[TcOBr4f
5
0,7881
2,4337E+03
7,7972
17
(AsPh4)[TcNBr4]
5
0,7885
2,4343E+03
7,7974
18
[TcOCI4f
5
0,7981
2,4697E+03
7,8119
19
16
«Ph3P)2N)[TcOCi4]
5
0,8019
2,4699E+03
7,8119
20
[TCO(SCH2CH2S)2f
5
0,8003
2,4750E+03
7,8140
21
[TcO(PnAO)]
5
0,8223
2,5232E+03
7,8333
22
meso[TcO(TM-PAO)]
5
0,8253
2,5261 E+03
7,8344
23
dl-[TcO(HM-PAO)]
5
0,8308
2,5272E+03
7,8349
24
meso[TcO(HM-PAO)]
5
0,8286
2,5285E+03
7,8354
25
[TcO(PM-PAO)]
5
0,8283
2,5288E+03
7,8355
26
trans-[Tc(tmbt)3(NCMe)2]
5
0,8171
5,0265E+03
8,5225
27
[TCN(C9HsNS)2]
5
0,7393
1,3009E+04
9,4734
28
[TcO(SCH2CHO)2f
5
0,7911
1,4669E+04
9,5935
29
[TcO(CI3H9NO2)CI]
5
0,7926
2,9345E+04
10,2869
30
(n-BU4N)3[TC(NCS)s]
6
0,9440
2,9409E+02
5,6839
31
(NH4)2[TcBrs]
6
0,9199
3,6035E+02
5,8871
32
H2[TcCls].9H20
6
0,9199
3,6047E+02
5,8874
33
TC2As3
6
0,7909
3,7994E+02
5,9400
34
[TcBrsf2
6
0,9022
3,9155E+02
5,9701
35
(NH4)2[TCCls]
6
0,8981
3,9698E+02
5,9839
36
TCP3
6
0,8950
4,OO72E+02
5,9933
37
(AsPh4)2[TCCls]
6
0,8940
4,0183E+02
5,9960
[Tc(OH)(MDP)f
6
0,8841
4,1090E+02
6,0183
[TcClsf2
6
0,8826
4,1202E+02
6,0211
[Tc(dmpe)3]+
6
0,8824
4,1218E+02
6,0215
[Tc(SC(NH2)2)S]3+
6
0,8332
4,1433E+02
6,0267
[Tclsf2
6
0,8571
4,2061 E+02
6,0417
'-
38
~ 39
o
41 42
Prosldlng Pertemuan dan Presentasillmiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan den Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
No.
Senyawa
CN
SAS
a
0,6807
1,2973E+O3
7,1680
In .0.
43
[TC2(CO)lO]
6
44
[TcCls(PPh3)r
6
0,8868
2,4148E+O3
7,7894
45
[Tc(NHCsH4S)3]
6
0,9523
5,2360E+O3
8,5633
46
0,8942
6,O116E+O3
8,7014
(PPh4)[TcCI4(Sal)]
6
47
Trans-[Tc(dppe)2(NCS)2]
6
0,8819
6,1341E+O3
8,7216
48
Trans-[Tc(dppe)2Br2]+
6
0,8591
6,1407E+O3
8,7227
49
Trans-[Tc(diarS)2CI2]CIO4
6
0,8390
6,1445E+O3
8,7233
50
trans-[Tc(diars)2CI2]+
6
0,8384
6,1631E+O3
8,7263
51
trans-[Tc(dmpe)2CI2]+
6
0,8761
6,2101E+O3
8,7339
52
trans-[TcO2(EN)2]+
6
0,8397
6,2517E+O3
8,7406
53
cis-[T c(co )2(P(OEt)2Ph )4]CIO4
6
0,8446
6,2551 E+O3
8,7411
54
trans-[TcO2(1-melm)4]+
6
0,8630
6,2787E+O3
8,7449
55
trans-[TcO2(lm)4]+
6
0,8599
6,2799E+O3
8,7451
56
trans.[T cO2(Tbp )4]+
6
0,8462
6,2833E+O3
8,7456
57
trans-[T CCI2(PPh(OEt)2)4]+
6
0,8636
6,2965E+O3
8,7477
58
trans-[TcO2(cyclam)]+
6
0,8578
6,3090E+O3
8,7497
59
[(TPP)(TC(CO)3)2]
6
0,7530
6,5808E+O3
8,7919
mer-[TcCI3(PMe2Ph)3]
6
0,8777
8,2445E+O3
9,0173
61
trans-[Tc(NO)(NH3)4(OH2)]2+
6
0,9202
8,6905E+O3
9,0700
62
trans-[T cHN2(diphos )2]
6
0,9126
1,1215E+04
9,3250
63
9,3494
60
[CI(pic)4 Tc-O- TcCI4(pic»).H20
6
0,9010
1,1492E+04
64
[Tc2(MeCOO)4CI)
6
0,8238
1,1707E+04
9,3679
65
[Tc2(MeCOO)4Br)
6
0,8282
1,1784E+04
9,3745
66
K[Tc2(MeCOO)4CI2]
6
0,8229
1,1817E+04
9,3773
67
[TcOClsr2
6
0,8890
1,2025E+04
9,3947
68
[TcOBrsr2
6
0,8759
1,2237E+04
9,4122
69
Trans-[T cO( dmpe )2(OH»)(F3CSO3)2
6
0,8607
1,2423E+04
9,4273
70
[Tc2(MeCCOO)4CI2)
6
0,8592
1,2542E+04
9,4369
71
Trans-[T c(acac )2CI(PPh3»)
6
0,8505
1,2594E+04
9,4410
72
1,7960E+04
9,7959
[TCOF4]3
6
0,7687
73
[Tc(NO)Br2(CNCMe3)3)
6
0,9395
1,8199E+04
9,8091
74
[TCCI4)nchain
6
0,8886
3,5443E+04
10,4757
75
[Tc(PMe2Ph)2(CO)2(dpa»)
6
0,8298
3,6934E+04
10,5169
[Tc(PMe2Ph)2(CO)2(dtt)]
6
0,8347
3.7233E+04
10,5250
77
trans-[Tc((acac)2en)(PPh3)2)PFs
I
6
0,8588
3,7388E+04
10,5291
78
[TcO(OHphsal)(quin)]
I
76
6
0,8989
4,7204E+04
10,7622
79
trans-[TcO(saI2en)CI)
6
0,9067
6,7533E+04
11,1204
80
trans-[T cO( OH2) ((acac )2en))+
6
0,8894
6,8276E+04
11,1313
81
[TcO(OEt)Br2L2]
6
0,9034
6.8869E+04
11,1400
82
trans-[T cN (NCS )2(NCMe )(P Ph3)2)
6
0,8301
6.9064E+04
11,1428
0,8943
7,O735E+04
11,1667
84
[TcO(HBPZ3)CI2) [Tc2(OCsH4N)4CI)
6 6
0,8492
7,O919E+04
11,1693
85
[(TcO(salpd»20]
6
0,8962
7,1205E+04
11,1733
83
i I ,
Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu I~engetahuan dan Teknologl tllukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl21QO2
186
ISSN 0216 -3128
No. 86
-~
96
Muhayatun,dkk.
CN
SAS
[TcO(pen)(penH»)
6
0,8667
7,1492E+04
11,1773
[TcOCI(salpd»)
6
0,8877
7.2863E+04
11,1963
trans-[TcOCI(phsal)2]
6
0,8865
7.3013E+04
11,1984
cis-[TcO(OXMe)2CI]
6
0,8800
7,3116E+04
11,1998
TCP4
7
0,9609
1,O704E+O3
6,9758
[Tc(S2CNE~)3(PMe2Ph)]
7
0,9489
1.4748E+O3
7,2963
[Tc(S2CNE~)3(CO»)
7
0,9301
1,7769E+O3
7,4826
[TCC13(CO)(PMe2Ph)3]
7
0,9602
2,5238E+04
10,1361
(Me4N)2[TC6CI,2]
7
0,8828
1,O198E+O5
11,5325
(Me4N)3[TC6CI'4]
7
0,8893
1.0252E+O5
11,5378
Ba[TcO(EDTA)]2
7
0,9128
1.6546E+O5
12,0165
1,0057
-1,4624E+04
Senyawa
Na2[((NTA)Tc(Il-O»2]
7
98
[TC(dmg)3(SnC13)OH].3H20
7
1,0365
-1.9813E+O3
99
[Tc(NS)(S2CNE~)2CI2]
7
1,0507
-3,8991 E+04
100
Inn
.Q
[(H2EDT A)Tc(JI-O)]2.5H20
7
1,0688
-4,1016E+O5
101,
[Tc(diarS)2CI4]PF6
8
1,0488
-2.O442E+O4
102I
[TcsBr41l-Brs]Br
9
0,9699
4.6407E+04
10,7452
[H30(H20)3]2[Tc6Br~(BrOH)6]
9
0,8216
1,8836E+05
12,1461
.I 103
Nilai ML diperoleh dari Wei(
Prosldlng
Pertemuan
dan Presentasillmiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
dan Teknologl
Nukllr