ANALISIS TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATAI\TI KAKAO (STT]DI KASUS PADA MASYARAKAT TAI\U EKSODUS DI KECAIVTATAIY LASALIMU KABTJPATEN BUTON) Oteh : Munirwan Zani
t)
ABSTRACT The research entitled Analysis of the Level of Technology Usage in the Cocoa Farming (A Case Study in lnternally Displaced |tersons (lDP) Farming Community in Lasalimu Subdistrict of Buton District) aimed to describe the level in the use of farm technology in cocoa farming cultivated by IDP farmers and factors afTecting such technology usage. The research was conducted on 50 IDP farmers cultivating cocoa using interview method. Research results indicated that the level of farm technology usage in the cocoa farming was in the moderate category with the average score of 55,84. Factors that have statistically significant affect on the level of technology usage are cocoa farming experience, farm size, and capital.
Key words : Technologi usage! Cocoa Farming, lnternally Displaced Persons
PENDAHTJI,UAN
Komoditi kakao (Theobroma cacao L) sebagai salah satu komoditi ekspor andalan Indonesia yang sejak beberapa tahun terakhir dipacu pengembangannya untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan pasar dalam negeri yang semakin meningkat sejalan dengan makin berkembangnya sector
agro industri, maupun untuk
mdmenuhi
permintaan pasar luar negeri.
Petani kakao
di
Indonesia
pada
kakao di Sulawesi Tenggara terus mengalami peningkatan dari 59.137 ha menjadi 127.547 ha dengan rata-rata pertumbuhan 4,13o/o per
tahun. Produksi kakao juga
mengalami
peningkatan dari 23.567 ton pada tahun 1990
menjadi 93.900 ton pada tahun 2002 atau meningkat rata-rata 9,87o per tahun (Darwis
dan Agustin, 2005). Dalam
rangka
dan mutu kakao djperlukan teknik yang tepat , dalam peningkatan produksi
p.elaksanaan produksi, sehingga produksi per hektamya leblh tinggi. Salah satu upaya yang
umumnya belum dapat meningkatkan hasil produksi usahataninya , karena berbagai hambatan dan kelemahan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Menurut
dapat dilakukan adalah penerapan teknologi yang tepat dan berdasya guna bagi petani kakao. Namun penerapan teknologi tidak selamanya diterima dan dimanfaatkan oleh petani, karena penerapan teknologi tersebut membutuhkan tambahan biaya usahatani. Menurut Soekartawi (1987) bahwa kendala
unggul dan sarana produksi, (2) produktivitas beragam dan relatif rendah, (3) kurang modal, (4) keterbatasan teknologi dan pengetahuan petani, (5) sistem kemitraan belum merata, (6) petani belum terbiasa berhubungan dengan lembaga perbankan, dan (7) petani masih bersifat konsumtif. Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah sentra produksi kakao di Indonesia. Sejak tahun 1990 hingga 2002 area
yang dihadapi petani adalah dalam penerapan
Martadinata (1997) bahwa kelemahan usahatani kakao di Indonesia antara lain : (l) terbatasnya pengguniun bahan tanaman
teknologi membutuhkan biaya yang tinggi, sehingga petani dihadapkan pada keterbatasan
biaya operasi usahataninya. Disamping itu penerapan teknologi tidak dilakukan dengan
sempurna
oleh petani kakao, karena
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang masih rendah, sehingga untuk mengatasi
hal tersebut
pemerintah
melakukan
penyuluhan dan memberikan bantuan dalam
t'| Staf Pengaisr Jurusan Sosek Fakultrer Perlanian (Jniversitas Hatuoleo, Kerdari,
64
65
bentuk subsidi sarana produksi
serta
pemberian bantuan modal usaha dalam bentuk
kredit.
Sejak tahun 1999 di
Kecamatan
Lasalimu Kabupaten Buton telah dilakukan pengembangan tanaman kakao. Pengembangan tanaman kakao tersebut dilakukan oleh
masyarakat eksodus. Namun yang menjadi persoalan adalah masyarakat eksodus tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan usahatani yang rendah, mengingat latAr belakang pekerjaan mereka
sebelumnya adalah umumnya sebagai pedagang. Disamping itu tingkat pendidikan mereka rata-rata tergolong rendah dan kepemilikan modal yang kecil. Usahatani kakao yang diusahakan masyarakat tani eksodus telah melakukan panen sejak tahun 2003, dan pada tahun 2004 produktivitas yang dicapai adalah 0,5 ton per hektar. Produktivitas yang dicapai tersebut masih lebih
rendah dari produktivitas rata-rata Sulawesi Tenggaiil yakni 0,987 ton per hektar (Disbun Sultra, 2N2). Rendahnya produktivitas yang
Lasalimu yang berjumlah l4l KK. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) sebanyak 35% dari populasi, sehingga jumlah sampel penelitian sebanyak 50 KK. Jenis data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode wawancara terstruktur, wawancara terbuka, dan pengamatan langsung, meliputi : identitas responden, luas lahan garapan dan modal, serta penerapan teknologi pada usahatani kakao yaitu pada Tanaman
(TM), meliputi :
Menghasilkan
bahan
tanaman, pemeliharaan tanaman, perlindungan tanaman, dan pemungutan Data
hasil.
sekunder dikumpulkan melalui metode dokumentasi dengan menelusuri data dan dokumen
yang diperlukan dari kantor
Kecamatan
Lasalimu dan BPP Kecamatan Lasalimu. Untuk mengetahui tingkat penerapan
teknologi pada usahatani kakao, maka dilakukan pengukuran tingkat penerapan teknologi berdasarkan Impoct
Point.
Skor
dicapai tersebut salah satunya disebabkan
penerapan berkisar antara 0 sampai 100, yang
penerepan teknologi yang belum optimal.
selanjutnya dibagi menjadi tiga tingkat : (a) Skor 0 - 33 kategori tingkat penerap:ur teknologi rendah; (b) Skor 34 - 66 kategori tingkat penerapan teknologi
Dengan kondisi tersebut
di
atas, maka
pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana tingkat penerapan teknologi pada usahatani kakao yang diusahakan masyarakat tani eksodus dan fbktor-faktor apa yang mempeng:ruhi penerapan teknologi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan tingkat penerapan teknologi dan faktor-faklor yang mempengaruhi penerapan teknologi pada usahatani kakao yang diusahakan masyarakat tani eksodus di Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Satuan Pemukiman I (SP I) Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton yang merupakan daerah sentra pengembangan tanaman kakao oleh masyarakat tani eksodus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat tani eksodus yang mengusahakan tanaman kakao di Satuan Pemukiman I (SP I) Kecamatan
penerapan yaitu
-
sedang; dan (c) Skor 67 100 kategori tingkat penerapan teknologi tinggi
Untuk
menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi penerapan teknologi pada usahatani kakao, maka dilakukan analisis
regresi linear berganda melalui
sistem
komputerisasi, dengan formulasi sebagai berikut:
Y:
ao
*
?rXr
*
a,zxz
+aoxo+e
Dimana: Y
=
*
&rx:
+ &xq *
itsXs
Skortingkatpenerapan
teknologi pada usahatani kakao; ao Perpotongan atau intercept; x1 = Umur;
:
Tingkat pendidikan formal;
x3 :
x2
Jumlah anggota keluarga; x4 Pengalaman berusahatani kakao; x5 Luas lahan garapan; x6 : Modal; al ,a2,a3,a4, a5, dan
a6 :
koefisien dari masing-masing variabel x:dane = Error
AGRIPLUS, Volume 77 Nomor LlJanuari 20O7, ISSN B5+0128
66
HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Teknologi Usahatani Kakao l{asil penelitian menunjukan bahwa skor
pcnerapan teknologi pacla usahatani kakao yang dicapai petani responden berkisar antara 34 sampai 75 dengan rata-rata sebesar 55,84. tJntuk lebih jelasnya mengenai tingkat
penerapan teknologi pada usahatani kakao oleh petani responden dapat dilihat pada Tabel l. l-abel l. 'l'ingkat l)encrapan Teknologi pada
Usahatani Kakao Petani
Res-
ponden di Kecamatan Lasalimu, Tahun 2006 Jumlah Resoonden
Tingkat Penerapan Teknologi Sedang (skor 34
-
Tinggi (skor67Jumlah
Orang
kurang.
Faktor-Faktor yang
(%\
66)
45
90,00
5
10,00
Kecamatan Laselimu
l.
Analisis Sirnultan
Berdasarkan
hasil pengolahan
data
maka diperoleh persamaan sebagai berikut
:
7,289 - 0,l39xr + 0,gggXz + 0,303Xr + 8,27 6X4 - 34,739X5 + 0,0000 I 4 I x6
Y
100,00
Dirnana
Tabel I menunjukan mayoritas petani responden memiliki tingkat penerapan X'
teknologi pada usahatani kakao yang sedang. H1l ini menggambarkan bahwa penerapan
teknologi pada usahatani kakao
Mempengaruhi
Penerapan Teknologi Pada Usahatani Kakao Oleh Masyarakat Tani Eksodus di
Persentase
100)
50
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan teknologi pada usahatani kakao belum sepenuhnya dilakukan petani disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : l) modal yang dimiliki petani rendah, 2\ Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki petani responden tentang beberapa hal yang berkenaan dengan penerapan teknologi masih
telah
:
y :
Skor penerapan Teknologi; Xr: peniidikan Formal (Tahun); 1g, = jumUtr A,nggota Kgluarga (grang); Xr = pengalamai- Berusaha-ini (aUo lfanun); X5 = Lqas Lahan G.4rapan titet ta.y; dan iu =" n{odal (Rupl"n)
:
Umur (Tahun);
dilaksanakan oleh petani responden namun belum optimal. Komponen teknologi yang belum diterapkan oleh sebagian besar petani bebas (X) secara benama_sama terhadap responden adalah penggunaan bahan tanaman variabel terikat (y) maka disusun analisis dan pemeliharaan tanaman. varians sebagai berikut : Tabel 2. Analisis Varians Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penerapan Teknologi Pada Usahatani Kakao di Kecamatan Lasalimu, Tahun Z0b6 Signifikan 3r3
t,528
7.414**
3027.192 6158,720
Keterangan :
*r
= Berpengaruh sangat nyata pada tarafkepercayaanggo/o(a = 0,0r)
ACRIPLUS, Volumc t7 Nomor Ltlanueri Z(M7, ISSN 0gfi4-012g
67
Berdasarkan
hasil analisis seperti 2 diperoleh tingkat
terlihat pada Tabel
signifikansi F-hitung 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan lyo berarti bahwa seluruh variabel bebas (X) secara bersama-sama menunjukan pengaruh yang sangat nyata terhadap penerapan teknologi pada usahatani kakao/variabel terikat (Y). ilai koefisien determinasi (R2; sebesar 0,508 yang berarti bahwa 50,8Vo keragaman variabel terikat (Y) dijelaskan atau dapat diterangkan bleh keragaman variabel bebas (X), dan sisanya 49,2o diterangkan oleh
keragaman variabel Tabel
3.
Nilai
lain yang
tidak
dimasukkan dalam model analisis. Sedangkan
koefisien korelasi (R) sebesar 0,713 dengan tanda positif dan mendekati I yang berarti
bahwa variabel terikat
(Y)
mempunyai hubungan yang erat atau kuat dengan seluruh variabel bebas (X).
2. Analisis Parsial Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat (Y) digunakan uji t. Untuk memudahkan pembahasan, maka hasil analisis regresi linear berganda diringkas seperti tampak pada Tabel 3.
Parameter Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerapan Teknologi Pada Usahatani Kakao di Kecamatan l,asalimu, Tahun 2006
N.
Variabel Bebas (X)
I
Umur (X1) Pendidikan Formal (X2) Jumlah Anggota Keluarga (X3)
2 3
Koefisien Regresi(bi)
5
Pengalaman Berusahatani ()fu ) Luas Lahan Garapan (X5)
6
Modal (X6)
4
-0,139 0,898 0,303 8,276
-I
,l
Signifikansi
g4tn
l,6gob'
-34,738 0,000014t
Keterangan' :t:t : Berpengaruhsangatnyatapadac:0,01;
rhitung
* :
0,245t' 3,562** -2,216* 2,454*
0,243 0,098 0,807 0,001
0,032 0,019
Berpengaruhnyatapadaa:0,05;6 =
Berpengaruh tidak nyata pada a = 0,05
Penjelasan masing-masing factor yang berpengaruh sebagai berikut:
(a). Umur
(X1), mempunyai nilai koefisien regresi (b1) sebesar -0,139 dan t-hitung (tr) : -1,184 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,243, yang berarti bahwa variabel umur (Xr) mempunyai hubungan yang negatif dan berpengaruh tidak nyata terhadap penerapan teknologi pada usahatani kakao pada taraf nyata 5Yo. (b). Pendidikan formal (X2), mempunyai nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,898 dan t-hitung (t2): 1,690 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,098, yang berarti bahwa variabel pendidikan formal (X2) mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh tidak nyata terhadap penerapan teknologi pada usahatani kakao pada taraf nyata 5%o. (c). Jumlah anggota keluarga (X3), mempunyai nilai koefisien regresi (b3) sebesar 0,303 dan thitung (tz):0,245 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,807, yang berarti bahwa variabel mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh tidak
jumlah anggota keluarga (X3)
nyata terhadap penerapan teknologi pada usahatani kakao pada taraf nyata 5%. (d). Pengalaman berusahatani kakao (&), mempunyai nilai koefisien regresi (br) sebesar 8,276 dan t-hitung (ta) : 3,562 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001, yang berarti bahwa variabel pengalaman berusahatani kakao ()Q)
mempunyai hubungan yang positif
dan
berpengaruh sangat nyata terhadap penerapan
teknologi pada usahatani kakao pada taraf
nyata lo/o, sehingga semakin lama
pengalaman, maka penerapan teknologi pada usahatani kakao akan semakin tinggi. Nilai koefisien regresi sebesar 8,276 berarti bahwa setiap penambahan pengalaman berusahatani kakao sebesar satu satuan akan menyebabkan skor penerapan teknologi meningkat sebesar
AGRIPLUS, Volume 17 Nomor Ollanuad 20O7, ISSN 0g54-0129
68
8,276 satuan, dengan anggapan variabel lain
tetap (cateris paribus).
(e).
Luas
garapan (Xs), mempunyai
lahan
nilai koefisien regresi (b5) sebesar -34,73E dan t-hitung (t5)
:
-2,261 dengan tingkat signifikansi
sebesar
0,032, yang berarti bahwa variabel luas lahan gsrapan (Xs) mempunyai hubungan yang
negatif dan berpengaruh nyata
terhadap
dengan skor rata-rata sebesar 55,84. (2) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap penerapan teknologi pada usahatani kakao yang diusahakan masyarakat tani eksodus di Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton adalah pengalaman berusahatani kakao, luas lahan garapan, dan modal. Berdasarkan hasil penelitian disarankan
penerapan teknologi pada usahatani kakao pada taraf nyata SVo, sehingga semakin luas lahan garapan, maka ponerapan teknologi pada usahatani kakao akan semakin rendah. Nilai koefisien regresi sebesar -34,738 berarti bahwa setiap penambahan luas lahan garapan sebesar satu satuan akan menyebabkan skor peperapan teknologi menurun sebesar 34,738 satuar\ dengan anggapan variabel lain tetap
kepada semua pihak yang berkepentingan, utamanya Pemerintah Daerah Kabupaten
(cateris paribus|; dan
usahatani kakao.
(0
Modal
(Xo),
Buton agar dapat merumuskan suatu kebijakan mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani, serta memberikan bantuan modal
yang dapat membantu dan
kepada petani, sehingga petani
dapat
mengelola usahataninya secara intensif untuk
meningkatkan penerapan teknologi
pada
mempunyai nilai koefisien regresi (be) sebesar t-hitung (k) = 2,454 0,0000141 dan
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018, yang berarti bahwa variabel modal (Xo) mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh nyata terhadap penerapan teknologi pada usahatani kakao pada taraf nyata 5%o, sehingga semakin besar modal, maka penerapan teknologi pada usahatani kakao akan semakin tinggi. Nilai koefisien regresi sebesar 0.000014 I berarti bahwd setiap penambahan modal scbesar satu satuan akan
menyebabkan skor pcnerapan teknologi meningkat sebesar 0,0000141 satuan, dengan anggapan variahrel lain tctap (caleris parihu.s).
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : ( l) f ingkat penerapan teknologi pada usahatani kakao oleh masyarakat tani eksodus di Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton tergolong sedang
DAFTAR PUSTAKA
Arronimous, 1985. Pedoman Teknis, Identifikasi, ', dan Pemecahan Masalah Penentu (fmpact . Point). Direktorat Jqnderal Perkebunan.
Jakarta.
l
2002. Statistik Perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dinas Perkebunan
I
Sulawesi
Darwis dan Agustin N.K. 2005.
Perspektif
Provinsi Daerah Tingkat Tenggara. Kendari.
Agribisnis Kakao di Sulawesi Tenggara. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (SOCA). Volume 5 Nomor 3 November 2005.
Martadinat4 1997. Prospek Bisnis Kakao. Pusat Penelitian Kopidan Kakao. Jember. Soekartawi, 1987. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta.
AGRIPLUS, Yolume 17 Nomot Olleauari 2(M7, ISSN 0854-01211